hubungan antara kematangan emosi dengan ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/skripsi 2.pdf2...

65
1 HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA PASANGAN USIA DINI SKRIPSI Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Pada Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama Oleh : NURHADI 1531080156 PROGRAM Psikologi Islam Pembimbing I :Achmad Irvan Muzni,M.Psi,.Psikolog Pembimbing II: Ira Hidayati,S.Psi,.M.A FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG TAHUN 2020/1441 H

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

1

HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN

PENYESUAIAN

PERNIKAHAN PADA PASANGAN USIA DINI

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Pada Fakultas

Ushuluddin dan Studi Agama

Oleh : NURHADI

1531080156

PROGRAM Psikologi Islam

Pembimbing I :Achmad Irvan Muzni,M.Psi,.Psikolog

Pembimbing II: Ira Hidayati,S.Psi,.M.A

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2020/1441 H

Page 2: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

2

ABSTRAK

Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan

Pada Pasangan Usia Dini

Oleh: Nurhadi

Penyesuaian pernikahan adalah proses adaptasi suami dan istri, dimana

suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik

dengan baik melalui proses penyesuaian pernikahan, sekaligus upaya untuk

mencapai keberhasilan dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungannya,

manusia diharapkan dapat mengerti dan memahami orang lain. Kemampuan

tersebut dapat dimiliki apabila penyesuaian dalam kehidupan pernikahan berjalan

secara baik, dalam arti pasangan suami istri harus telah matang secara psikologis,

suami istri diharapkan memiliki kematangan emosi yang tinggi yaitu memiliki

emosi yang stabil, mandiri, menyadari tanggung jawab, terintegrasi segenap

komponen kejiwaan, mempunyai tujuan dan arah hidup yang jelas,

produktif- kreatif dan etis-religius. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

hubunganantara kematangan emosi dengan penyesuaian pernikahan pada

pasangan usia dini. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah adanya

hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian pernikahan pada

pasangan usia dini.Sampel pada penelitian ini adalah masyarakat kecamatan

sumberejo yang menikah diusia dini dengan umur dibawah usia 19 tahun pada

saat menikah, Usia pernikahan 1-5 tahun yang berjumlah 32 pasangan atau 64

sempel yang diambil dari teknik sempel jenuh. Metode pengumpulan data ini

menggunakan dua skala psikologi yaitu skala penyesuaian pernikahan sebanyak

40 aitem dan skala kematangan emosi sebanyak 40 aitem. Data yang telah

terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan teknik korelasi product

moment yang dibantu dengan program SPSS 22.0 for Windows. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara

kematangan emosi dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan usia dini

dengan koefisien korelasi sebesar rxy= 0,304 dengan p-value = 0,015 (p < 0,05)

R- Square adalah sebesar 0,092 atau 9,2% dengan korelasi positif. Jadi

dapat diketahui bahwa hipotesis yang terkait dengan kedua variabel di atas

dapat diterima.

Kata kunci: kematangan emosi, penyesuaian pernikahan, usia dini

ii

Page 3: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

3

Page 4: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

4

Page 5: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

5

PEDOMAN TRANSLITERASI

Transliterasi Arab-Latin digunakan sebagai pedoman yang mengacu pada

Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan

Kebudayaan Nomor 158 Tahun 1987 dan Nomor 0543b/U/1987, sebagai berikut:

1. Konsonan

Arab Latin Arab Latin Arab Latin Arab Latin

M م Zh ظ Dz ذ A ا

R ر B ب

ع

(Koma

terbalik di

atas)

N ن

ت

T

ز

Z

و

W

H ه Gh غ S س Ts ث

F ف Sy ش J ج

ع

`

(Apostrof, tetapi

tidak

dilambangkan

apabila terletak

di awal kata)

Q ق Sh ص H ح

خ

Kh

ض

Dh

ك

K

Y ي L ل Th ط D د

2. Vokal

Vokal Pendek Contoh Vokal Panjang Contoh Vokal Rangkap

_

- - - - -

A

جلد

ا

Ȃ

راس

Ai …ي

- -- - -

I

سلذ

ي

Ȋ

قيل

Au …و

و

- - - - -

U

كذر

و

Ȗ

جيور

iv

Page 6: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

6

3. Ta Marbutah

Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasroh dan

dhammah, transliterasinya adalah /t/. Sedangkan ta marbuthah yang mati

atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/. Seperti kata :

Thalhah, Raudhah, Jannatu al-Na’im.

4. Syaddah dan Kata Sandang

Transliterasi tanpa syaddah dilambangkan dengan huruf yang

diberi tanda syaddah itu. Seperti kata : Nazzala, Rabbana. Sedangkan kata

sandang “al”, baik pada kata yang dimulai dengan huruf qamariyyah

maupun syamsiyyah.Contohnya : al-Markaz, al-Syamsu.

v

Page 7: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

7

KEMENTERIAN AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

Sekertariat : Jl, Letkol. H. Endero Suratmin, Sukarame-Bandar Lampung, 35131 Tlp. 0721-703260

SURAT PERNYATAANKEASLIAN PENELITIAN

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurhadi

NPM : 1531080156

Program Studi : Psikologi Islam

Fakultas : Ushulludin dan Studi Agama

Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Hubungan Antara Kematangan

Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia Dini” adalah

benar-benar merupakan skripsi hasil karya penyusunan sendiri, bukan

dipublikasikan ataupun dari saduran dari karya orang lain kecuali pada bagian

yang telah dirujuk disebut dalam mendeley note atau daftar pustaka.

Apabila dilain waktu terbukti adanya penyimpangan dalam karya ini, maka

tanggung jawab sepenuhnya pada penyusun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat agar dimaklumi.

Wassalamu‟ alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bandar Lampung, 17 Februari 2020

Yang Menyatakan

Nurhadi

NPM. 1531080156

vi

Page 8: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

8

MOTTO

(Q.S Yusuf : 87)

Artinya : “Wahai anak-anakku! Pergilah kamu, carilah (berita) tentang Yusuf

dan saudaranya dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah.

Sesungguhnya yang berputus asa dari rahmat Allah, hanyalah orang-orang

yang kafir.”

(Q.S Al-Insyirah : 6)

Artinya : “sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan”

vii

Page 9: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

9

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan rasa syukur kepada Allah SWT karena atas

izin dan ridho-Nya yang telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini, penulisan skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Kedua orang tuaku, ayah dan ibu (Suradi dan Suharti) yang sangat aku

hormati dan aku banggakan. Selalu menguatkan aku dengan sepenuh jiwa

raga, merawatku, memotivasiku dengan nasehat-nasehat yang luar biasa, dan

mendoakanku agar selalu ada dalam jalan-Nya. Semoga selalu dalam

lindungan Allah SWT dan keberkahan dalam setiap langkahnya.

2. Kakak Kandung Ku, Lina Ermawati, yang senantia saselalu

mendoakanku, Berkatdoa dan dukungan baik moril maupun materil kepada

penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Kelurga Besarku kakek-nenek, pakde, paman yang selalu memberikan

dukungan yang tak henti-hentinya.

viii

Page 10: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

10

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Nurhadi, dilahirkan di Simpang Bayur, 30

Desember 1996. Peneliti merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari

pasangan Suradi dan Suharti.

Adapun riwayat pendidikan penulis dimulai dari SDN 1 Simpang Bayur

pada tahun 2002 dan lulus pada tahun 2007, SMPN 1 Sumberejo pada tahun 2008

dan lulus pada tahun 2011, SMA N 01 Sumberejo pada tahun 2011 dan lulus pada

tahun 2014.

Penulis diterima sebagai mahasiswa Fakultas Ushulludin dan Studi Agama

Program Studi Psikologi Islam, di Universitas Islam Negeri Raden Intan

Lampung melalui Seleksi Penelusuran Minat Akademik (PMA) pada tahun 2015.

Bandar Lampung, 17-02-2020

Yang Membuat,

Nurhadi

1531080156

ix

Page 11: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

11

KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil‟alamin. Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan karunia-Nya berupa ilmu pengetahuan,

kesehatan dan petunjuk sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

Dini” dapat diselesaikan. Shalawat serta salam disampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW, para sahabat dan pengikut-pengikutnya yang setia.

Skripsi ini ditulis sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan

studi pada program Strata Satu (S1) Jurusan Psikologi Islam Fakultas Ushulludin

dan Studi Agama UIN RadenIntan Lampung, tak lupa dihaturkan terimakasih

sealam-dalamnya. Secara rinci ungkapan terimakasih itu disampaikan kepada:

1. Bapak Prof.Dr.Moh.Mukri,.M.Ag selaku Rektor Universitas Islam Negeri

Raden Intan Lampung. Yang selalu memberikan tanggapan terhadap

kesulitan mahasiswa/mahasiswinya, yang tidak hentinya memberikan

motivasi.

2. Bapak Dr. M. Afif Anshori,.M.A, selaku Dekan Fakultas Ushulludin dan

Studi Agama yang senantiasa tanggap terhadap kesulitan-kesulitan

mahasiswa.

3. Bapak Abdul Qohar,.M.Si selaku ketua jurusan Psikologi Islam Fakultas

Ushulludin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung yang senantiasa

tanggap terhadap kesulitan-kesulitan mahasiswa.

x

Page 12: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

12

4. Ibu Annisa Fitriani,S.Psi,.MA Selaku Sekretaris jurusan Psikologi Islam

Fakultas Ushuluddin dan Studi Agama UIN Raden Intan Lampung yang

selalu memberikan kemudahan dalam setiap urusan administrasi yang tidak

hentinya memberikan saran kepada mahasiwa/mahasiswinya.

5. Bapak Drs.M.Nursalim Malay,.M.Si selaku dosen/pembahas utama pada

seminar proposal dan sidang munaqosah yang selalu memberikan motivasi,

kritik dan saran terhadap mahasiswa/mahasiswinya.

6. Bapak Achmad Irvan Muzni,M.Psi,.Psikolog dan Ibu Ira Hidayati,S.Psi,.M..A

selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah mengarahkan penulis

hingga penulisan ini selesai.

7. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ushulludin dan Studi Agama UIN Raden Intan

Lampung yang telah memberikan ilmu dan bimbingan kepada penulis selama

menempuh studi di FakultasUshulludin dan Studi Agama UIN Raden Intan

Lampung. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Fakultas Ushulludin dan

Studi Agama dan Universitas yang telah memberikani nformasi, data,

referensi, dan lain-lain.

8. Bapak Darmawan,S.Fil.I,.M.Ag Selaku Ketua KUA Kecamatan Sumberejo

beserta Staff dan jajarannya yang telah memberikan izin, nasihat, motivasi

dan do’a kepada peneliti sehingga terlaksananya proses penelitian yang telah

membantu dalam pengumpulan data.

xi

Page 13: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

13

9. Sahabat yang selalu member semangat dan nasehat yang luar biasa kepada

penulis sehingga terselesainya tugas akhir ini, Amir Ma’aruf dan Tri

Widodo,S.E

10. Sahabat terbaik yang selalu memberikan suport terbaik secara moril maupun

materil sehingga terselesainya tugas akhir ini, Dimas Shoumanjaya, Ambar

Pujo Utomo,S.H dan Yudi Handoko,A.Md.Pi

11. Teman-teman jurusan Psikologi Islam C, Selama kuliah Gus Maruf

Bimantoro, Naufal Mudhofar, Atra Jaya, Ade Sanjaya,S.Psi Andi Yulianto,

Sinta Novalia,S.Psi Annisa Huda Mawarni,S.Psi Meida Eliza,S.Psi Regita

Cahyani,S.Psi Reno Marizka,S.Psi Dzuha Dzuriah, Sofyan Syah yang selalu

memberikan bantuan, semangat dan selalu menebarkan kecerian, teman UIN

RadenIntan Lampung angkatan 2015 dan teman-teman lainnya yang telah

membantu dan memotivasi penulis agar penulian skripsi ini cepat

diselesaikan.

12. Sahabat Masa Lalu, penulis ucapkan terimakasih yang telah memberikan

dorongan semangat hidup yang luar biasa hebat, selalu menebarkan keceriaan

selama proses perkuliahan hingga menyelesaikan tugas akhir, Apriliana

Latifah,A.Md.Keb , Sarah Novioleza,A,Md.Anls , Siti Hatipah,S.Pd , Yessi

Dona Putri,A.Md.Kom , Siti Hanifah,S.Pd , Mariska,A.Md.Kom , Firda Ovita

Sanjaya, Anding Oktaviani,S.P , Refri Jesilia Putri,A.Md.Kep , Septi Della

Wati , Indah Sari Maulida,A.Md.Kep

13. Rekan – rekan seperjuangan kontrakan Bapak H.Alamsyah, yang telah

memberikan motivasi luar biasa, Hartono Ali,S.Pd , Bagus Erie

xii

Page 14: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

14

Wicaksono,S.Pd , Ivan Aziz Abdilah,S.Pd , Arief Akmal Hakim,A.Md.Kep ,

Siti Prihatin,S.Pd , Hengki Prayogi, Yoga Prasetyo, Katon Galang Taruna,

Teguh Sumanto, Firman Aiziz, Reza Pahlevi, Laurensius Vandi, Rendi.

14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan namanya satu persatu yang telah

banyak berjasa memberikan bantuan baik secara moril dan materil selama

proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih jauh dari

kesempurnaan. Hal itu tidak lain disebabkan keterbatasan waktu, dana

kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu kepada para pembaca kiranya

dapat memberikan masukan dan saran guna melengkapi hasil penelitian ini.

Peneliti berharap hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan yang berarti dalam

mengembangkan ilmu pengetahuan.

Bandar Lampung, 17-02-2020

Penulis

Nurhadi

xiii

Page 15: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

15

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUl . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i

ABSTRAK ...................................................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN....................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHANiv PEDOMAN TRANSLITERASI ..................... v

PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN .............................................. vi

MOTTO .......................................................................................................... vii

HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... viii

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ ix

KATA PENGANTAR.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . x

DAFTAR ISI .................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 10

C. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyesuaian Pernikahan ...................................................................... 12

1. Pengertian Penyesuaian Pernikahan ............................................. 12

2. Aspek-aspek Penyesuaian Pernikahan ......................................... 13

3. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan ................ 16

4. Pasangan Usia Dini ...................................................................... 19

B. Kematangan Emosi ............................................................................. 20

1. Pengertian Kematangan Emosi .................................................... 20

2. Aspek-aspek Kematangan Emosi ................................................. 21

3. Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi ........................ 23

C. Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia Dini Menurut Perspektif

Islam .................................................................................................... 25

xiv

Page 16: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

16

D. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan

....................................................................................................... 36

E. Kerangka Berfikir ................................................................................ 37

F. Hipotesis ............................................................................................. 39

BAB III METODE PENELITIAN

A. Identifikasi Variabel Penelitian ........................................................... 40

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian ............................................ 40

1. Penyesuaian Pernikahan ............................................................... 40

2. Kematangan Emosi ..................................................................... 41

C. Subjek Penelitian ................................................................................. 42

1. Populasi Penelitian ......................................................................... 42

2. Sampel Penelitian ........................................................................... 42

D. Metode Pengumpulan Data ................................................................. 43

1. Skala Penyesuaian Pernikahan ....................................................... 43

2. Skala Kematangan Emosi .............................................................. 44

E. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ....................................................... 45

1. Uji Validitas ................................................................................... 45

2. Uji Reliabilitas ............................................................................... 45

F. Metode Analisis Data ......................................................................... 46

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Orientasi Kancah dan Persiapan .......................................................... 47

1. Orientasi Kancah ............................................................................ 47

2. Persiapan Penelitian........................................................................ 48

3. Persiapan Alat Ukur ....................................................................... 49

B. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................ 53

1. Pengumpulan Data.......................................................................... 53

2. Pelaksanaan Skoring ....................................................................... 53

C. Hasil Penelitian ................................................................................... 54

1. Uji Instrumen Validasi dan Reliabilitas ......................................... 54

2. Deskripsi Data Penelitian ............................................................... 56

3. Kategorisasi Skor Variabel Penelitian ............................................ 57 xv

Page 17: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

17

4. Uji Asumsi ...................................................................................... 59

a. Uji Normalitas .......................................................................... 59

b. Uji lineeritas ............................................................................. 60

5. Uji Hipotesis ................................................................................... 61

D. Pembahasan ......................................................................................... 62

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................... 66

B. Saran .................................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 68

LAMPIRAN

xvi

Page 18: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

18

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 1 Blue Print Penyesuaian Pernikahan ................................................44

Tabel 2 Blue Print Kematangan Emosi....................................................... 45

Tabel 3 Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin .................................. 47

Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Kematangan Emosi Valid dan Gugur … 54

Tabel 5 Distribusi Aitem Skala Penyesuaian Pernikahan Valid dan Gugur

................................................................................................................55

Tabel 6 Deskripsi Data Penelitian................................................................56

Tabel 7 Kategorisasi Kematangan Emosi ................................................... 57

Tabel 8 Kategorisasi Penyesuaian Pernikahan............................................ 58

Tabel 9 Hasil Uji Normalitas .......................................................................59

Tabel 10Hasil Uji LInieritas........................................................................ 60

Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis ....................................................................... 61

xvii

Page 19: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

19

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Lampiran. 1 Rancangan Kedua Skala Penelitian

Lampiran. 2 Distribusi Data Uji Coba

Lampiran. 3 Validitas Dan Reabilitas Hasil Uji Coba Kedua Skala

Lampiran. 4 Blue PrintKedua Skala

Lampiran. 5 Data Skor Penelitian

Lampiran. 6 Tabulasi Data Penelitian

Lampiran. 7 Hasil Uji Asumsi

Lampiran. 8 Hasil Uji Hipotesis

Lampiran. 9 Surat Perizinan Penelitian

Lampiran. 10 Kartu Konsultasi

Lampiran. 11 Dokumentasi

Lampiran. 12 Turnitin

xviii

Page 20: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Fenomena pernikahan diusia dini masih sangat tinggi, hal tersebut terlihat

berdasarkan data SUSENAS (Kemenpppa, 2018) pada tahun 2018 sekitar 39,17%

atau 2 dari 5 anak pernah melakukan pernikahan sebelum usia 15 tahun, sekitar

37,91% menikah diusia 16 tahun dan 22,92% menikah diusia 17 tahun dan

berdasarkan laporan UNICEF (Kemenpppa, 2018) Indonesia merupakan negara

dengan angka perikahan anak tertinggi ketujuh di dunia yaitu sebesar 457,6 ribu

perempuan usia 20-24 tahun yang menikah sebelum usia 15 tahun.

Pernikahan dini adalah pernikahan di bawah usia yang seharusnya belum

siap untuk melaksanakan pernikahan (Nukman dalam Puji Lestari, 2009).

Menurut Riyadi (2010), pernikahan dini adalah pasangan suami istri yang masih

sangat muda dan belum memenuhi persyaratan-persyaratan yang telah ditentukan

dalam melakukan pernikahan. Pernikahan dini sendiri adalah pernikahan yang

dilakukan oleh pasangan ataupun salah satu pasangannya masih dikategorikan

remaja yang berusia dibawah 19 tahun. Menurut Zainul Anwar (2016), pernikahan

usia dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh usia dini antara laki-laki dengan

perempuan yang mana usia mereka belum ada 20 tahun, berkisar antara 17-18

tahun.

Menurut BKKBN (2010), pernikahan usia dini adalah pernikahan yang

dilakukan di bawah usia 21 tahun. Wanita yang masih berumur kurang dari 21

tahun cenderung belum siap karena kebanyakan diantara mereka lebih

Page 21: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

2

memikirkan bagaimana mendapatkan pendidikan yang baik dan bersenang-

senang. Laki-laki minimal 25 tahun, karena laki-laki pada usia tersebut kondisi

psikis dan fisiknya sangat kuat, sehingga mampu menopang kehidupan keluarga

untuk melindungi baik secara psikis emosional, ekonomi dan sosial.

Peraturan Undang-undang No.16 tahun 2019 tentang pernikahan pasal 7

ayat 1 menjabarkan bahwa pernikahan yang dianggap sah menurut hukum

indonesia hanya di izinkan jika calon mempelai pria telah berusia 19 Tahun dan

mempelai wanita telah berusia 19 tahun. Undang – undang tersebut turut

menjelaskan bahwa pernikahan merupakan ikatan suami – istri secara lahir batin,

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. (Undang-Undang Pernikahan/No.16

tahun 2019).

Menurut Verma dan Tawalar (2015) Pernikahan adalah penyatuan atau

penggabungan dimana seorang pria dan wanita hidup sebagai suami istri dengan

komitmen hukum dan agama. Menurut Vires (Arshad dkk, 2014) Pernikahan itu

tidak hanya sekedar cinta, pernikahan berawal dari pasangan yang masih berusia

muda hingga akhirnya tua bersama, selama itu berlangsung banyak kebahagiaan

dan kesedihan dilalui bersama. Dengan begitu dalam pernikahan juga mengalami

beberapa masalah dari yang kecil hingga yang besar, sehingga dalam pernikahan

tidak hanya soal cinta. Dalam menciptakan keluarga yang bahagia, sejahtera,

damai, tentram dan kekal sebagaimana firman Allah S.W.T dalam Qs.Ar-Rum :

Ayat 21:

Page 22: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

3

Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan

merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan

sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda

(kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Sayid Qutb (Muslim Arma, 2018) menafsirkan surat ar-Rum : 21, ia

berpendapat bahwa penciptaan dua pasangan tersebut dalam bentuk yang sesuai

bagi satu sama lain. Penciptaan pasangan tersebut untuk memenuhi kebutuhan

fitrahnya: kejiwaan, rasio dan fisik. Sehingga bisa mendapatkan pada

pasangannya rasa tenang, tentram, dan damai. Adanya pasangan juga akan

menemukan dalam pasangannya rasa tenang dan saling melengkapi juga cinta dan

kasih sayang. Hal ini karena susunan jiwa, saraf, dan fisik bersifat saling

memenuhi kebutuhan masing-masing terhadap pasangannya. Kesatuan dan

pertemuan keduanya pada akhirnya untuk memulai kehidupan baru

yang tercermin dalam generasi baru (Muslim Arma, 2018).

Setiap individu yang memasuki kehidupan pernikahan akan membawa

kebutuhan, serta keinginannya masing-masing. Suami maupun istri akan

mendambakan kehidupan pernikahan yang bahagia dan puas serta berharap dapat

memenuhinya dalam institusi pernikahan (Soraiya, Khairani et al, 2016). Nancy

(2013) menjelaskan bahwa keharmonisan dalam keluarga pun menjadi dambaan

bagi setiap keluarga, tetapi hal ini pun membutuhkan usaha yang tidak mudah

Page 23: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

4

untuk bisa didapatkan, karena untuk membentuk sebuah keluarga yang harmonis,

diperlukannya sebuah proses yang panjang dan membutuhkan penyesuaian yang

kompleks. Pasangan suami dan istri pun harus melakukan berbagai upaya untuk

bisa memiliki keluarga yang harmonis. Gunarsa & Gunarsa (Nancy, 2013),

menyatakan sebuah keluarga disebut harmonis apabila seluruh anggota keluarga

merasa bahagia yang ditandai oleh berkurangnya ketegangan, kekecewaan, serta

puas terhadap seluruh keadaan dan keberadaan dirinya (eksistensi atau aktualisasi

diri) yang meliputi aspek fisik, mental, emosi dan sosial seluruh anggota

keluargsa. Menurut Nancy (2013), dalam kehidupan nyata, tidak semua keluarga

dapat menciptakan keluarga yang harmonis seperti yang dibayangkan banyak

orang dan banyak keluarga yang tidak harmonis yang akhirnya tidak dapat

mempertahankan hubungan pernikahan.

Konflik yang sering kali terjadi karena ketidaksiapan seseorang untuk

menerima perbedaan, misalnya seperti perbedaan kebiasaan sehari-hari, perbedaan

pola pandang, perbedaan etnis ataupun kebudayaan dari daerah asal mereka dan

tidak jarang konflik dalam rumah tangga diakibatkan oleh hal-hal yang sepele

(Sadarjoen, 2005). Menurut Sadrajoen (2005), konflik-konflik yang muncul pada

pernikahan dapat ditelusuri dari harapan-harapan kedua pasangan tentang apa

pernikahan dan apa yang seharusnya tidak terjadi pada pernikahan tersebut. Pada

umumnya, pasangan pernikahan tidak mengungkapkan harapan-harapannya

secara terbuka untuk mengidealkan setiap harapan-harapannya tentang

pernikahan. Akibatnya, harapan kedua pasangan mungkin tidak akan terpenuhi

sehingga akhirnya minimbulkan perceraian, data yang dipublis menunjukan angka

4

Page 24: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

5

gugatan talak di kecamatan tanggamus setiap tahunnya terus meningkat, pada

tahun 2016 angka gugatan percerain sebesar 204 perkara, tahun 2017 naik sebesar

237 perkara dan pada tahun 2018 sebesar 265 perkara.

Fenomena umum selaras dengan penemuan penelitian-penelitian

sebelumnya yang mendapatkan hasil menunjukan bahwa terdapat permasalahan

terkait dengan penyesuaian pernikahan. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh

Christina (2016) tentang penyesuaian pernikahan, subjective well being dan

konflik pernikahan mendapatkan hasil terbuktinya korelasi secara parsial antara

penyesuaian pernikahan dengan konflik pernikahan, serta hasil penelitian

terdahulu menggambarkan suatu kondisi yang menunjukkan bahwa apabila

kemampuan penyesuaian pernikahan meningkat maka konflik pernikahan akan

menurun, demikian pula sebaliknya. Kondisi ini dapat dicontohkan melalui

perilaku yang tergolong unbending stance, yaitu upaya membela diri saat konflik

terjadi atau upaya mempertahankan diri atas serangan umpatan dari pasangannya

ketika terjadi suatu perselisihan. Pihak yang mampu menyesuaikan pernikahan

akan berusaha memahami pasangannya, berusaha untuk meredam emosi, dan

menahan diri dengan menunggu waktu yang tepat untuk menyelesaikan

permasalahan tanpa merespon umpatan ataupun cacian dari pasangannya.

Dari beberapa pendapat para ahli dan penelitian terdahulu mengenai

penyesuaian pernikahan masih menjadi masalah terutama pada masalah pasangan

usia dini, tidak terkecuali masalah yang dihadapi oleh penduduk di Kecamatan

Sumberejo, Kabupaten Tanggamus mengenai penyesuaian pernikahan.

5

Page 25: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

6

Peneliti melakukan wawancara dengan tiga pasangan suami istri yang

menikah pada usia antara 16- 21 tahun, dan usia pernikahan maksimal lima tahun.

Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui permasalahan apa yang muncul

dalam penyesuaian pernikahan yang mereka jalankan, berdasarkan

wawancara pertama yang telah dilakukan pada DH (21) dan RA (20)

mendapatkan keterangan bahwa subjek mengalami permasalahan yang muncul

pada pasangan ini yaitu suami seringkali merasa tidak dihargai dan selalu

disalahkan oleh istri. Istrinya cenderung kurang peduli terhadap masalahnya

dengan suami. Istri juga lebih nyaman tinggal bersama orang tuanya. Kedua

pasangan juga belum mampu mengeluarkan kejengkelan mereka terhadap

pasangan pada saat dan situasi yang tepat.

Pada pasangan kedua yaitu YA (22) dan PA (20), dari hasil wawancara

terlihat bahwa masalah yang muncul adalah suami merasa istrinya terlalu cemburu

ketika melihat suaminya menggunakan sosial media, sedangkan istrinya seringkali

merasa jengkel ketika suaminya sibuk dengan teman-teman dan kegiatannya

sehingga melupakan istri dan anak. Kurangnya komunikasi dalam menyelesaikan

masalah yang mereka hadapi sehingga seringkali terjadi kesalah pahaman antara

keduanya.

Berdasarkan wawancara dengan pasangan terakhir yaitu BS (20) dan DE

(20), diperoleh kesimpulan antara lain, suami belum mempunyai pekerjaan tetap

sehingga kebutuhan keduanya dan anak mereka seringkali juga ditanggung oleh

orang tua istri. Dikarenakan kerja suami yang serabutan, suami terkadang pulang

kerumah orang tuanya. Suami cenderung lebih temperamental dari pada istrinya.

6

Page 26: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

7

Istri cenderung lebih pendiam. Istri lebih suka tinggal bersama ibunya dari pada

bersama mertuanya

Dari hasil wawancara yang sudah dilakukan, diketahui bahwa masalah

yang diutarakan oleh ke tiga pasangan tersebut relatif sama, seperti suami tidak

dihargai oleh istri, suami yang lebih temperamental dan memilih pergi ketika

sedang dalam masalah, suami terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga

membuat istrinya kesal, istri lebih suka mengungkapkan perasaannya lewat media

sosial, dan juga suami yang belum mempunyai pekerjaan tetap sehingga biaya

hidup masih ditanggung oleh mertua. Jika dilihat fenomena masalah tersebut

terlihat bahwa kurangnya penyesuaian pernikahan yang dilakukan oleh kedua

pasangan tersebut.

Walgito (2012) menyebutkan bahwa agar penyesuaian dalam kehidupan

pernikahan dapat berjalan secara baik, maka pasangan suami istri harus telah

matang secara psikologis, suami istri diharapkan memiliki kematangan

emosi yang tinggi yaitu memiliki emosi yang stabil, mandiri, menyadari

tanggung jawab, terintegrasi segenap komponen kejiwaan, mempunyai tujuan

dan arah hidup yang jelas, produktif-kreatif dan etis-religius. Kematangan

emosi merupakan kondisi dimana individu memiliki kontrol diri yang baik,

mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan keadaan yang

dihadapinya, sehingga lebih mampu beradaptasi karena dapat menerima beragam

orang dan situasi serta memberikan reaksi yang tepat sesuai dengan tuntutan yang

dihadapi (Hurlock, 2010).

7

Page 27: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

8

Hurlock (2010) menjelaskan bahwa penyesuaian pernikahan adalah

penyesuaian yang dilakukan antara suami dan istri dengan melakukan

penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan dan penyesuaian dengan keluarga

dari pihak pasangan. Sedangkan menurut Laswell (Sulistya, 2009) berpendapat

bahwa konsep penyesuaian pernikahan mengandung dua pengertian yang tersirat,

yaitu adanya hubungan mutualisme (saling menguntungkan) antara pasangan

suami istri untuk memberi dan menerima (menunaikan kewajiban dan menerima

hak), serta adanya proses saling belajar antara dua individu untuk

mengakomodasi kebutuhan, keinginan dan harapannya dengan kebutuhan,

keinginan dan harapan dari pasangannya. Spanier (Shehan, 2003) menyebutkan

bahwa penyesuaian dalam pernikahan merefleksikan perasaan dan pertanyaan

tentang bagaimana interaksi, komunikasi dan konflik yang dialami oleh pasangan

suami istri.

Hurlock (2010) mengatakan bahwa ada beberapa kondisi yang

berpengaruh terhadap sulitnya seseorang dalam melakukan penyesuaian

pernikahan antara lain persiapan yang terbatas untuk menuju pada pernikahan,

peran dalam pernikahan, nikah usia dini, konsep yang tidak realistis tentang

pernikahan, masa pacaran yang singkat, konsep pernikahan yang romantis.

Menurut Adhim (2002) menyebutkan kematangan emosi merupakan salah

satu faktor yang sangat penting untuk menjaga kelangsungan pernikahan di usia

dini. Mereka yang memiliki kematangan emosi ketika memasuki pernikahan

cenderung lebih mampu mengelola perbedaan yang ada diantara mereka.

Ditambahkan Chaplin (2011), kematangan emosi adalah suatu keadaan atau

8

Page 28: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

9

kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari perkembangan emosional seperti

anak-anak, kematangan emosional seringkali berhubungan dengan kontrol emosi.

Walgito (2012) mengatakan bahwa, kematangan emosi merupakan

kemampuan untuk menyelesaikan masalah secara obyektif pada seseorang yang

dipengaruhi oleh kematangan emosi yang dimiliki. Seseorang yang memiliki

kematangan emosi yang baik, akan menerima keadaan, baik diri sendiri maupun

orang lain, tidak impulsive, dapat mengontrol dan mengekspresikan emosi secara

baik, bersikap sabar serta memiliki tanggung jawab yang baik.

Berdasarkan uraian di atas kematangan emosi sangat dibutuhkan dalam

proses penyesuaian pernikahan pada usia dini. Hal ini didukung oleh penelitian

yang dilakukan oleh Dewina Pratitis Lybertha Dan Dinie Ratri Desiningrum

(2016), tentang kematangan emosi dan persepsi terhadap pernikahan pada dewasa

awal yang mendapatkan hasil terdapat hubungan positif antara kematangan emosi

dengan persepsi terhadap pernikahan pada usia dewasa awal. Semakin tinggi

kematangan emosi yang dimiliki individu, maka semakin positif persepsi terhadap

pernikahan pada diri individu. Demikian pula sebaliknya, jika kematangan emosi

yang dimiliki individu rendah, maka persepsi terhadap pernikahan pada diri

individu menjadi negatif. Kematangan emosi memberikan sumbangan efektif

sebesar 12,4% terhadap persepsi terhadap pernikahan. Penelitian ini juga diperukat

oleh penelitian yang dilakukan oleh shella lyana (2016) tentang hubungan

kematangan emosi terhadap penyesuaian perkawinan pada pasangan usia dini

yang mendapatkan hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara kematangan

emosi terhadap penyesuaian perkawinan pada pasangan usia dini di wilayah

9

Page 29: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

10

Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Berdasarkan uraian diatas maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada hubungan antara kematangan

emosi dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan usia dini?

B. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian

pernikahan pada pasangan usia dini.

C. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis :

Hasil Penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

manfaat serta memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya

wawasan yang berguna dalam bidang Psikologi, khusunya

psikologi perkembangan dan psikologi sosial, terutama mengenai

kematangan emosi dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan usia dini.

2. Manfaat Praktis:

a. Bagi Pasangan Usia Dini

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

pemahaman mengenai pentingnya kematangan emosi dalam penyesuaian

pernikahan usia dini.

b. Bagi Lembaga/Instansi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai evaluasi

dan/atau acuan bagi instansi/lembaga terkait dalam mengkaji ulang aturan

terkait batasan usia perkawinan melihat bahwa telah banyak dari berbagai

10

Page 30: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

11

kalangan agar aturan tentang usia pernikahan tersebut direvisi karena tidak

sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia saat ini.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi dalam

melakukan kajian dan penelitian dengan pokok permasalahan yang sama

serta sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya dengan tema yang sama.

Page 31: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyesuaian Pernikahan

1. Pengertian Penyesuaian Pernikahan

Menurut Hurlock (2010), penyesuaian pernikahan adalah proses

adaptasi suami dan istri, dimana suami istri tersebut dapat mencegah

terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses

penyesuaian pernikahan, sekaligus upaya untuk mencapai keberhasilan dalam

interaksi dengan orang lain dan lingkungannya, manusia diharapkan dapat

mengerti dan memahami orang lain. Sedangkan pernikahan menurut Duvall

dan Miller (2015) adalah hubungan pria dan wanita yang diakui dalam

masyarakat yang melibatkan hubungan seksual, penguasaan dan hak

mengasuh anak serta menetapkan pembagian tugas masing-masing sebagai

suami dan istri. Penyesuaian dalam pernikahan adalah suatu proses yang

bergerak secara kontinum dan sebagai cara untuk menilai suatu pernikahan

(Spanier, 2013).

Sedangkan menurut Laswell (Sulistya, 2009) berpendapat bahwa

konsep penyesuaian pernikahan mengandung dua pengertian yang tersirat,

yaitu adanya hubungan mutualisme (saling menguntungkan) antara pasangan

suami istri untuk memberi dan menerima (menunaikan kewajiban dan

menerima hak), serta adanya proses saling belajar antara dua individu untuk

mengakomodasi kebutuhan, keinginan dan harapannya dengan kebutuhan,

keinginan dan harapan dari pasangannya.

Page 32: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

13

Berdasarkan beberapa teori diatas dapat disimpulkan bahwa

penyesuaian pernikahan adalah proses adaptasi suami dan istri, dimana

suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan menyelesaikan

konflik dengan baik dan adanya hubungan mutualisme (saling

menguntungkan) antara pasangan suami istri untuk memberi dan menerima

(menunaikan kewajiban dan menerima hak).

2. Aspek-Aspek Penyesuaian Pernikahan

Menurut Hurlock (2010) mengungkapkan 4 aspek dalam penyesuaian

pernikahan, yaitu:

a. Penyesuaian dengan pasangan, dalam pernikahan hubungan

interpersonal memainkan peran yang penting. Semakin banyak

pengalaman dalam hubungan interpersonal suami istri pada masa lalu

maka mereka akan semakin mampu mengembangkan wawasan sosial,

mau bekerja sama dengan orang lain dan mampu menyesuaikan diri

dengan baik dalam pernikahannya.

b. Penyesuaian seksual, penyesuaian ini merupakan salah satu

penyesuaian yang paling sulit dalam pernikahan dan salah satu sebab yang

mengakibatkan pertengkaran dan ketidak bahagiaan pernikahan apabila

kesepakatan mengenai hal ini tidak dapat tercapai dengan memuaskan.

Biasanya pasangan tersebut belum mempunyai cukup pengalaman awal

yang berhubungan dengan penyesuaian ini dan cenderung kurang mampu

untuk mengendalikan emosi.

Page 33: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

14

c. Penyesuaian keuangan, adanya uang dan kurangnya uang memiliki

pengaruh yang besar terhadap penyesuaian pasangan suami istri dalam

pernikahan. Banyak istri yang tersinggung karena dianggap tidak mampu

mengendalikan uang yang digunakan untuk melangsungkan hidup

keluarga. Sedangkan suami juga merasa sulit untuk menyesuaikan diri

dengan keuangan, terutama jika istrinya bekerja setelah mereka menikah

dan terpaksa berhenti bekerja ketika anak mereka lahir, bukan hanya

pendapatan mereka berkurang, tetapi suami harus mampu menutupi semua

pengeluaran dengan pendapatannya.

d. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan, dengan pernikahan orang

dewasa secara otomatis akan memperoleh anggota keluarga baru, mereka

adalah anggota keluarga pasangan dengan usia, pendidikan, budaya dan

latar belakang yang berbeda-beda. Suami istri harus mempelajari dan

menyesuaikan diri bila tidak ingin memiliki hubungan yang tegang dengan

sanak saudara mereka.

Sedangkan ada empat aspek dalam penyesuaian pernikahan menurut

German (Dessy Christina, 2016) yang dapat mempengaruhi keberhasilan

suami dan istri dalam melakukan penyesuaian pernikahan diantaranya adalah :

a. Dyadic consensus atau kesepakatan

Dyadic consensus adalah kesepahaman atau kesepakatan antar

pasangan dalam berbagai masalah dalam perkawinan seperti keuangan,

rekreasi, keagamaan. Perkawinan mempertemukan dua orang dengan

ciri-ciri pribadi, nilai-nilai yang dianut, dan berbagai karakteristik pribadi

Page 34: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

15

yang berbeda. Kedua individu yang berbeda ini akan menghadapi

konflik-konflik dalam berbagai aspek kehidupan perkawinan mereka,

sehubungan dengan perbedaan diantara mereka.

Kesepakatan yang terjalin dalam perkawinan akan menemukan

berbagai permasalahan-permasalahan yang harus diputuskan, seperti

mengatur anggaran belanja dan bagaimana membagi tugas-tugas rumah

tangga, dan pasangan akan menyadari bahwa mereka mempunyai

perbedaan perspektif terhadap berbagai hal.

b. Dyadic cohesion atau kedekatan

Dyadic cohesion atau kedekatan adalah seberapa banyak pasangan

melakukan berbagai kegiatan secara berasama-sama dan menikmati

kebersamaan yang ada. Banyaknya waktu yang dihabiskan bersama akan

mempengaruhi kepuasaan individu terhadap perkawinan.

Jhonson (Dessy Christina, 2016) menyatakan bahwa sumber

kedekatan bagi suami dan istri yaitu ketika suami dan istri dapat berbagi

tentang pengalaman-pengalaman di antara pasangan yang berlangsung

selama bertahun-tahun, baik itu pengalaman kegagalan atau pengalaman

kesuksesan.

c. Dyadic satisfaction atau kepuasan

Dyadic satisfaction atau derajat kepuasan dalam hubungan adalah

bagaimana suami dan istri mampu melaksanakan peran dalam rumah

tangga dengan baik.

Page 35: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

16

Blumstein (Dessy Christina, 2016) menyatakan bahwa pasangan

yang baru menikah akan melakukan proses identity bargaining dimana

wanita atau pria akan saling menyesuaikan diri kembali dengan

pasangannya ketika menemukan hal yang tidak sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh wanita atau pria kepada pasangannya.

d. Affectional expression atau ekspresi

Afeksi adalah kesepahaman dalam menyatakan perasaan dan

hubungan seks maupun masalah yang ada mengenai hal-hal tersebut.

Bagi beberapa orang tidak mudah untuk membiarkan orang lain

mengetahui siapa mereka, apa yang mereka rasakan atau apa yang

mereka pikirkan. Mereka mungkin takut jika orang lain benar-benar

mengetahui bagaimana diri mereka, sehingga ada rasa takut dalam diri

mereka untuk ditolak oleh lingkungan dan orang-orang yang dicintainya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam

penyesuaian pernikahan yaitu penyesuaian dengan pasangan,

penyesuaian seksual, penyesuaian keuangan, dan penyesuaian dengan

pihak keluarga pasangan.

3. Faktor Yang Mempengaruhi Penyesuaian Pernikahan

Menurut Walgito (2012) peranan faktor psikologis dalam

pernikahan, yaitu :

a. Kematangan emosi dan fikiran

Kematangan emosi dan fikiran akan saling kait mengkait.

Dengan kematangan emosi diharapkan individu akan dapat berfikir

Page 36: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

17

secara baik, serta melihat persoalan secara obyektif dalam

kehidupan pernikahannya.

b. Sikap toleransi

Dengan kematangan emosi, dan kematangan cara

berfikir, maka diharapkan seseorang akan mempunyai sikap

toleransi yang baik, toleransi antara suami dan istri. Dengan

adanya sikap toleransi ini berarti antara suami dan istri memiliki

sikap saling menerima dan saling memberi, saling tolong

menolong, serta masing-masing harus siap dan sedia berkorban

untuk kepentingan keluarga yang dibinanya.

c. Sikap saling toleransi antara suami dan istri

Dengan adanya sikap toleransi dalam keluarga, maka akan

tumbuh sikap saling toleransi antara suami dan istri, misalnya

saling hormat- menghormati. Dalam sebuah keluarga harus

dihidupkan sikap saling toleransi antara suami dan istri, jadi tidak

hanya dari istri saja ataupun dari suami saja. Sikap saling

toleransi ini akan dapat dilaksanakan kalau masing-masing

pihak, yaitu suami dan istri dapat menyadari sepenuhnya tentang

keadaan masing-masing. Dengan adanya sikap saling toleransi

antara suami dan istri , maka kebutuhan-kebutuhan psikologis akan

dapat dipenuhi.

Page 37: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

18

d. Sikap saling pengertian antara suami-istri

Antara suami dan istri dituntut adanya sikap saling

pengertian satu dengan yang lain. Dengan begitu, masing-masing

pihak akan saling mengerti akan kebutuhannya, saling mengerti

akan kedudukan dan peranannya masing-masing, sehingga

dengan demikian diharapkan keadaan keluarga dapat

berlangsung dengan tentram dan aman.

e. Sikap saling dapat menerima dan memberikan cinta kasih

Dalam kehidupan keluarga sikap saling menerima dan

memberikan cinta kasih perlu juga dipikirkan dan dilaksanakan.

Begitu pula pada pasangan suami dan istri rasa cinta kasih, kasih

sayang dapat diekspresikan dalam berbagai macam bentuk, yang

kadang-kadang dimanifestasikan dalam bentuk adanya “attention”

dari masing-masing pihak.

f. Sikap saling percaya mempercayai

Dalam kehidupan berkeluarga baik suami ataupun istri

harus dapat menerima dan memberikan kepercayaan kepada

keluarga dan dari masing-masing pihak. Suami harus dapat

menerima kepercayaan yang diberikan oleh istri dan dapat

memberikan kepercayaan kepada istri, begitu pula sebaliknya.

Hal ini perlu mendapatkan perhatian yang khusus bagi pasangan

yang baru menikah. Biasanya pada tahun-tahun pertama menikah

masih merupakan waktu untuk mengadakan penyesuaian, waktu

Page 38: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

19

untuk mengadakan orientasi lebih dalam dari masing-masing

pihak. Oleh karena itu, sikap saling percaya mempercayai sangat

penting untuk dipelajari bagi pasangan yang baru menikah.

Menurut Anjani & Suryanto (2006), ada beberapa faktor

yang mempengaruhi penyesuaian pernikahan yaitu ada faktor

pendukung dan faktor Penghambat. Faktor pendukung yaitu

keinginan untuk membahagiakan pasangan, memberikan perhatian

perhatian kecil, meluangkan waktu untuk keluarga, memiliki

panggilan khusus atau membantu mengerjakan tugas rumah

tangga, toleransi, keterbukaan, kepercayaan. Faktor penghambat,

yaitu tidak bisa menerima perubahan sifat dan kebiasaan

pasangan, tidak berinisiatif, tidak saling menerima tugas-tugas

yang telah disepakati, campur tangan keluarga yang sangat kuat,

serta bersikukuh pada pendapat dan pemikiran masing-masing.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yangmempengaruhi

penyesuaian pernikahan adalah kematangan emosi, sikap toleransi, sikap

saling pengertian, sikap saling dapat menerima dan memberi cinta

kasin, sikap saling percaya mempercayai.

4. Pasangan Usia Dini

Yang dimaksud pasangan usia dini dalam penelitian ini adalah

suatu pasangan yang menikah diusia dini yaitu pasangan antara laki-laki

dan perempuan yang belum memenuhi syarat usia nikah yang ditentukan

berdasarkan Peraturan Undang-undang No.16 tahun 2019 tentang

Page 39: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

20

pernikahan pasal 7 ayat 1 menjabarkan bahwa pernikahan yang dianggap

sah menurut hukum indonesia hanya di izinkan jika calon mempelai pria

telah berusia 19

Tahun dan mempelai wanita telah berusia 19 tahun. Undang

– undang tersebut turut menjelaskan bahwa pernikahan merupakan ikatan

suami – istri secara lahir batin, dengan tujuan membentuk keluarga

(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

Maha Esa. (Undang-Undang Pernikahan/No.16 tahun 2019).

Menurut Aimatun (2009), pasangan usia dini adalah pasangan yang

melakukan pernikahan yang dilakukan oleh usia dini antara laki-laki

dengan perempuan yang mana usia mereka belum ada 21 tahun, berkisar

antara 17-18 tahun.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa

pasangan usia dini dapat diartikan sebagai pasangan suami dan istri yang

melangsungkan pernikahan dibawah usia 19 tahun bagi calon pengantin.

5. Pernikahan Usia Dini Menurut Perspektif Islam

Sebuah hadis diredaksikan sebagai berikut, yang diriwayatkan oleh

Abu Ya’la dalam al Musnad mengenai pernikahan usia dini menurut

islam :

إ ذا زتوج أحدكم جع شيطانه يقول يا ويله عصم ابن مدآ مىن ثثلي دينه

“Siapapun pemuda yang menikah diusia mudanya, maka setan berteriak:”Aduh, hancur diriku! Aduh, hancurnya aku! Dia telah

menjaga agamanya dariku ”.

Page 40: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

21

Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam al Musnad (III/37,

nomor hadis: 2041), Khathib al Baghdadi dalam at Tarikh

(VIII/32), dan Ibnu Asakir dalam Tarikh Dimasyq (XX/27) dan

Thabarani dalam Mu‟jam al Ausath (IV/375, nomor hadis:4475) dari

sahabat Jabir.

Adapun penguat makna hadis di atas adalah atsar

sebagaimana berikut :

“Barang siapa yang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh dari imanya, maka bertaqwalah kepada

Allah dalam separuh keduanya”.(HR. Thabari).

“Wahai para pemuda, barang siapa dari kalian yang mampu ongkos nikah, maka hendaklah ia menikah, karena itu lebih bisa

memejamkan mata dan menjaga farji” (HR. Bukhari dan Muslim.

Hadis dan Atsar di atas menunjukkan satu pengertian, bahwa

menikah pada usia muda atau segera menikah tatkala menemukan biaya

menikah adalah anjuran agama. Karena dengan menikah ia lebih bisa

menjaga mata dan kemaluannya dari melakukan hal-hal yang

terlarang. Berdasarkan penelaahan, setidaknya terdapat tiga tipe

pengamalan ajaran Islam dalam hal pernikahan. Adapun ketiga tipe

pedoman atau asas tersebut diantaranya : asas absolut abstrak, asas

selektivitas, dan asas legalitas. Asas absolute abstrak, yaitu suatu asas

dalam hukum perkawinan dimana jodoh atau pasangan suami istri itu

sebenarnya sejak dulu sudah ditentukan oleh Allah atas permintaan

manusia yang bersangkutan. Asas selektivitas, yaitu suatu asas dalam

suatu perkawinan dimana seorang yang hendak menikah itu harus

Page 41: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

22

menyeleksi lebih dulu dengan siapa ia boleh menikah dan dengan siapa

dia dilarangnya. Asas legalitas, yaitu suatu asas dalam perkawinan

yang wajib hukumnya untuk mencatatkan pernikahan agar sah secara

hukum negara.

Dasar perkawinan menurut kompilasi hukum Islam tentang

pernikahan yaitu akad yang sangat kuat atau miitsaqan ghaliidzhan untuk

menaati perintah Allah dan melakukanya merupakan ibadah. Perkawinan

bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah,

mawaddah, dan rahmah. Perkawinan adalah sah, apabila diakukan

menurut hukum sesuai dengan Peraturan Undang-undang No.16 tahun

2019 tentang pernikahan pasal 7 ayat 1 menjabarkan bahwa pernikahan

yang dianggap sah menurut hukum indonesia hanya di izinkan jika calon

mempelai pria telah berusia 19 Tahun dan mempelai wanita telah berusia

19 tahun. Undang – undang tersebut turut menjelaskan bahwa pernikahan

merupakan ikatan suami – istri secara lahir batin, dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan

Ketuhanan Yang Maha Esa. (Undang-Undang Pernikahan/No.16 tahun

2019).

Hukum umum tersebut yang terpenting adalah kewajiban

memenuhi syarat-syarat sebagai persiapan sebuah pernikahan. Kesiapan

nikah dalam tinjaun fiqih paling tidak diukur dengan 3 (tiga) hal, yaitu

(Uswatun Khasanah, 2014) :

Page 42: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

23

a. Kesiapan ilmu

Pandangan Islam tentang pernikahan dini yaitu kesiapan

tentang pemahaman hukum-hukum fiqih yang berkaitan dengan

urusan pernikahan, baik hukum sebelum menikah, seperti hukum

khitbah (melamar), pada saat nikah, seperti syarat dan rukun aqad

nikah, maupun sesudah nikah, seperti hukum nafkah, thalak, dan

ruju`. Syarat pertama ini didasarkan pada prinsip bahwa fardhu ain

hukumnya bagi seorang muslim mengetahui hukum-hukum perbuatan

yang sehari-hari dilakukannya atau yang akan segera dilaksanakannya.

Selain itu kewajiban menuntut ilmu tidak boleh dilalaikan. Sebab, di

samping menuntut ilmu itu wajib atas setiap muslim.

b. Kesiapan materi/harta

Dimaksud harta di sini ada dua macam, yaitu harta sebagai

mahar (mas kawin) (lihat QS An Nisaa`: 4) dan harta sebagai

nafkah suami kepada isterinya untuk memenuhi kebutuhan

pokok/primer (al hajat al asasiyah) bagi isteri yang berupa sandang,

pangan, dan papan (lihat QS Al Baqarah: 233, dan Ath Thalaq: 6).

Mengenai mahar, sebenarnya tidak mutlak harus berupa harta secara

materil, namun bisa juga berupa manfaat, yang diberikan suami

kepada isterinya, misalnya suami mengajarkan suatu ilmu kepada

isterinya. Adapun kebutuhan primer, wajib diberikan dalam kadar

yang layak (bi al ma‟ruf) yaitu setara dengan kadar nafkah yang

Page 43: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

24

diberikan kepada perempuan lain semisal isteri seseorang dalam

sebuah masyarakat.

c. Kesiapan fisik/kesehatan

Khususnya bagi laki-laki, yaitu maksudnya mampu

menjalani tugasnya sebagai laki-laki, tidak impoten. Imam Ash

Shan’ani dalam kitabnya Subulus Salam juz III hal. 109

menyatakan bahwa al ba`ah dalam hadits anjuran menikah untuk

para syabab di atas, maksudnya adalah jima‟. Khalifah Umar bin

Khaththab pernah memberi tangguh selama satu tahun untuk berobat

bagi seorang suami yang impoten. Ini menunjukkan keharusan

kesiapan “fisik” ini sebelum menikah.

Rukun dan syarat menentukan suatu perbuatan hukum,

terutama yang menyangkut dengan sah atau tidaknya perbuatan

tersebut dari segi hukum. Kedua kata tersebut mengandung arti yang

sama dalam hal bahwa keduanya merupakan sesuatu yang harus

diadakan. Dalam suatu acara perkawinan rukun dan syaratnya tidak

boleh tertinggal. Dalam arti perkawinan tidak sah bila keduanya tidak

ada atau tidak lengkap. Keduanya mengandung arti yang berbeda

dari segi bahwa rukun itu adalah sesuatu yang berada di dalam

hakikat dan merupakan bagian atau unsur yang mewujudkannya.

Sedangkan syarat adalah sesuatu yang berada di luarnya dan tidak

merupakan unsurnya. Syarat itu ada yang berkaitan dengan rukun

dalam arti syarat yang berlaku untuk setiap unsur yang menjadi rukun.

Page 44: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

25

Ada pula syarat itu berdiri sendiri dalam arti tidak merupakan kriteria

dari unsur-unsur rukun.

a. Rukun Nikah

Rukun nikah adalah sebagai berikut:

1) Adanya calon suami dan istri yang tidak terhalang dan

terlarang secara syar’i untuk menikah.

2) Adanya ijab, yaitu lafadz yang diucapkan oleh wali atau yang

menggantikan posisi wali.

3) Adanya qabul, yaitu lafadz yang diucapkan oleh suami atau

yang mewakilinya Amir (Syarifuddin, 2009).

4) Wali adalah pengasuh pengantin perempuan pada waktu

menikah atau orang yang melakukan janji nikah dengan

pengantin laki-laki.

5) Dua orang saksi, adalah orang yang menyaksikan sah atau

tidaknya suatu pernikahan.

b. Syarat Nikah

Adapun syarat yang harus dipenuhi oleh kedua

mempelai tersebut adalah (Zainuddin Ali, 2007):

1) Syarat bagi calon mempelai pria antara lain beragama Islam,

laki laki, jelas orangnya, cakap bertindak hukum untuk

hidup berumah tangga, tidak terdapat halangan perkawinan.

Page 45: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

26

2) Bagi calon mempelai wanita antara lain beragama Islam,

perempuan, jelas orangnya, dapat dimintai persetujuan, tidak

terdapat halangan perkawinan.

3) Bagi wali dari calon mempelai wanita antara lain: laki-laki,

beragama Islam, mempunyai hak perwaliannya, tidak terdapat

halangan untuk menjadi wali.

4) Syarat saksi nikah antara lain minimal dua orang saksi,

menghadiri ijab qabul, dapat mengerti maksud akad, beragama

Islam dan dewasa.

5) Syarat-syarat ijab qabul yaitu:

a) Adanya pernyataan mengawinkan dari wali;

b) Adanya pernyataan penerimaan dari calon mempelai pria;

c) Memakai kata-kata nikah atau semacamnya;

d) Antara ijab dan qabul bersambungan;

e) Antara ijab dan qabul jelas maksudnya;

f) Orang yang terkait dengan ijab tidak sedang

melaksanakan ikhram haji atau umrah;

g) Majelis ijab dan qabul itu harus dihadiri oleh minimal

empat orang, yaitu calon mempelai pria atau yang

mewakilinya, wali mempelai wanita atau yang

mewakilinya, dan dua orang saksi.

Page 46: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

27

c. ukum Nikah

Adapun hukum menikah, dalam pernikahan berlaku taklifi

yang lima yaitu menurut (Wahyu Wisbana,2016) :

1. Wajib, bagi orang yang sudah mampu menikah sedangkan

nafsunya telah mendesak untuk melakukan persetubuhan yang

dikhawatirkan akan terjerumus dalam praktek perzinahan.

2. Sunnah, bagi orang yang nafsunya telah mendesak dan

mempunyai kemampuan untuk menikah tetapi ia masih dapat

menahan diri dari berbuat haram.

3. Makruh, bagi orang yang lemah syahwatnya dan tidak mampu

memberi belanja calon istrinya.

4. Mubah, bagi orang tidak terdesak oleh alasan-alasan yang

mewajibkan segera nikah atau karena alasan yang

mengharamkan untuk nikah.

5. Haram, bagi orang yang tidak mampu memenuhi kebutuhan

nafkah lahir dan batin kepada calon istrinya sedangkan

nafsunya belum mendesak.

Sesudah pelaksanaan akad nikah, kedua mempelai menandatangani

akta perkawinan yang telah disiapkan oleh pegawai pencatat nikah

berdasarkan ketentuan yang berlaku, diteruskan kepada kedua saksi dan

wali. Dengan penandatanganan akta nikah dimaksud, perkawinan telah

dicatat secara resmi dan mempunyai kekuatan hukum. Akad nikah yang

demikian disebut sah atau tidak sah dapat dibatalkan oleh pihak lain.

Page 47: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

28

Pernikahan merupakan suatu ikatan perjanjian antara dua insan

laki-laki dan perempuan dengan syarat-syarat adanya ijab Kabul, dua

saksi, mahar dan wali nikah. Menikah merupakan perintah Agama dan

Rasul yang patut untuk dipatuhi dan diteladani, karena sangat banyak

hikmah dan manfaat yang dapat dipetik dari sebuah pernikahan. Manusia

diciptakan Allah berpasang-pasangan agar dapat saling menyayangi,

saling menerima dan memberi antara satu dengan yang lainnya, untuk

memperoleh ketentraman jiwa dalam rangka menunjang penghambaan

kepada Allah SWT. Melaksanakan pernikahan adalah melaksanakan

perintah agama dan sekaligus mengikuti jejak dan sunnah para rasul

Allah. Karena itu, jika seseorang sudah mencukupi persyaratan untuk

menikah maka dia diperintahkan untuk melaksanakannya, karena dengan

menikah hidupnya akan lebih sempurna (Juwariyah, 2010).

Dalam pandangan Al-Qur’an, salah satu tujuan pernikahan

adalah untuk menciptakan sakinah, mawaddah, dan rahmah antara

suami, istri dan anak- anaknya. Hal ini ditegaskan dalam QS. Al-Rum:

21:

Artinya: Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia

menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar

kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di

Page 48: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

29

antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-

benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.

Artinya: Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang

kepadanya. Maka setelah dicampurinya (QS. Al’Araf: 189).

Jika pernikahan dilaksanakan atas dasar mengikuti perintah agama

dan mengikuti sunnah Rasul, maka sakinah, mawaddah dan rahmah yang

telah Allah ciptakan untuk manusia dapat dinikmati oleh sepasang suami

istri.

Dalam QS.Ar-Rum ayat 21, Allah menetapkan ketentuan-

ketentuan hidup suami istri untuk mencapai kebahagiaan hidup,

ketentraman jiwa, dan kerukunan hidup berumah tangga. Apabila hal itu

belum tercapai, mereka semestinya mengadakan introspeksi terhadap diri

mereka sendiri, meneliti apa yang belum dapat mereka lakukan serta

kesalahan-kesalahan yang telah mereka perbuat. Kemudian mereka

menetapkan cara yang paling baik untuk berdamai dan memenuhi

kekurangan tersebut sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah,

sehingga tujuan pernikahan yang diharapkan itu tercapai, yaitu

ketenangan, saling mencintai dan kasih sayang (Ismatulloh, 2015).

Page 49: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

30

Alqur’an dalam surat Al-Hujarat ayat 13 menyebut penyesuaian

dalam pernikahan, hal tersebut terlihat dalam ayat berikut ini:

Artinya: Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari

seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu

berbangsa- bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal.

Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang

yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha teliti.

Dalam ayat ini disebutkan bahwa manusia diciptakan dengan

berbagai perbedaan akan tetapi perbedaan itu bukan untuk

dipermasalahkan atau dijadikan masalah oleh setiap manusia, akan tetapi

adanya perbedaan itu harusnya dijadikan sebagai ajang untuk saling

mengenal satu sama lain.

Diantara persoalan yang terkait dengan hablum min an-nas yang

dibahas dalam al-Qur’an adalah pernikahan. Dalam Kompilasi Hukum

Islam (KHI) di Indonesia yang tertuang dalam undang-undang RI nomor 1

tahun 1974 pengertian dan tujuan pernikahan terdapat dalam satu pasal,

yaitu bab 1 pasal 1 menetapkan bahwa “pernikahan adalah ikatan lahir

batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri

dengan tujuan membentuk rumah tangga, keluarga yang bahagia dan

kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” (Ahmad Rofiq,2013).

30

Page 50: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

31

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata dalam hadis yang

diriwayatkan oleh Ahmad dan Tirmidzi :

“Dari Abu Hurairah RA, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesempurna- sempurna iman orang mukmin adalah yang paling baik

akhlaqnya diantara mereka dan orang paling baik diantara kalian ialah

orang yang paling baik terhadap istrinya”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Al-Azim al-Abadiy mengutip pendapat Ibnu Rusyd yang

menyatakan bahwa hadis itu menunjukkan salah satu contoh dari sifat

orang yang suka bergaul antara satu dengan yang lain. Namun sifat

manusia itu terbagi kepada dua , yakni yang terpuji dan yang tercela.

Sifat terpuji yang dimiliki oleh para Nabi saw, wali dan orang-orang

yang saleh seperti sabar keti ka menghadapi musibah atau sesuatu yang

dibenci, tabah menghadapi kekerasan, berbuat baik terhadap mereka,

halus tutur katanya, menj auhi segala bentuk kerusakan kasih terhadap

mereka, halus tutur katanya, dan menj auhi segala bentuk kejelekan.

Al-Hasan al -Basriy menyatakan bahwa esensi akhlaq yang baik

adalah mengerahkan tenaga untuk berbuat baik dan menghadapi cobaan

dengan wajah yang selalu berseri -seri.

Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda kepada Umar

ibnul Khaththab radhiallahu „anhu, :

31

Page 51: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

32

Artinya : Maukah aku beritakan kepadamu tentang sebaik-baik perbendaharaanseorang lelaki, yaitu istri salihah yang bila dipandang

akan menyenangkannya, bila diperintahakan menaatinya, dan bila ia

pergi si istri ini akan menjaga dirinya.” (HR. Abu Dawud).

Setiap orang diakui sebagai pemimpin yang masing-masing harus

mempertanggung jawabkan kepemimpinannya, sehingga istri tidak bisa

melepaskan tanggung jawabnya kepada suami demikian pun sebaliknya.

Secara ideal, Islam memiliki pandangan kesetaraan yang cukup

tegas mengenai hubungan dan tugas antara suami dan istri, laki -laki dan

perempuan. Pandangan kesetaraan ini dapat dilihat dalam sejumlah ayat al

-Qur’ an.

Perbedaan fungsi biol ogis laki -laki dan perempuan tidak berarti

membedakan status antara keduanya. Pada dasarnya semua manusia dari

kedua jenis kelamin itu memiliki kesempatan yang sama untuk mencapai

tingkat keberagamaan yang tinggi. Semua amal bergantung kepada niat,

rukun dan tata caranya, artinmya setiap ibadah mahdah, ataupun ibadah

sosial sifatnya sangat individual di hadapan Allah swt.

Di samping hak-hak sejajar yang berhubungan dengan urusan

keluarga, sang istri juga pada dasarnya memiliki kesempatan untuk terlibat

dalam urusan – urusanpublik, baik dalam bidang pendi dikan maupun

politik. Prinsip kesetaraan, persamaan, saling membantu dan melengkapi

antara suami dan istri dalam keluarga Membentuk Keluarga Sakinah

Menurut Hadis Nabi SAW (Tasbih) ini pada akhirnyat ercermin dalam

pola pengasuhan anak menjadi tanggung jawab keduanya.

Page 52: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

33

B. Kematangan Emosi

1. Pengertian Kematangan Emosi

Chaplin (2011) mendefinisikan kematangan emosi sebagai suatu

keadaan atau kondisi mencapai tingkat kedewasaan perkembangan

emosional. Ia juga mengatakan bahwa kematangan emosi adalah suatu

keadaan atau kondisi untuk mencapai tingkat kedewasaan dari

perkembangan emosional seperti anak - anak, kematangan emosi

seringkali berhubungan dengan kontrol emosi.

Hurlock (2010) berpendapat bahwa kematangan emosi merupakan

kontrol diri yang baik yang dimiliki oleh seorang individu, mampu

mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan keadaan yang

dihadapinya, sehingga lebih mampu beradaptasi karena dapat menerima

beragam orang dan situasi dan memberikan reaksi yang tepat sesuai

dengan tuntutan yang dihadapi.

Walgito (2012) menyebutkan bahwa agar penyesuaian pernikahan

dapat berjalan secara baik, maka pasangan suami istri harus telah matang

secara psikologis. Istri diharapkan memiliki kematangan emosi yang

tinggi yaitu memiliki emosi yang stabil, mandiri, menyadari tanggung

jawab, terintegrasi segenap komponen kejiwaan, mempunyai tujuan dan

arah hidup yang jelas, produktif-kreatif.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi

adalah keadaan di mana seseorang mampu mengendalikan atau

Page 53: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

34

mengontrol emosinya dengan tepat sesuai dengan keadaan yang sedang

dihadapi.

2. Aspek-Aspek Kematangan Emosi

Menurut Katkovsky dan Gorlow (2005) ada tujuh aspek

kematangan emosi, yaitu:

a. Kemandirian, mampu memutuskan apa yang dikehendaki dan

bertanggung jawab terhadap keputusan yang diambilnya.

b. Kemampuan menerima kenyataan, mampu menerima kenyataan

bahwa dirinya tidak selalu sama dengan orang lain, mempunyai

kesempatan, kemampuan, serta tingkat intelegensi yang berbeda

dengan orang lain.

c. Kemampuan beradaptasi, orang yang matang emosinya mampu

beradaptasi dan mampu menerima beragam karakteristik orang serta

mampu menghadapi situasi apapun.

d. Kemampuan merespon dengan tepat, Individu yang matang emosinya

memiliki kepekaan untuk merespon terhadap kebutuhan emosi orang

lain, baik yang diekspresikan maupun yang tidak diekspresikan.

e. Merasa aman, individu yang memiliki tingkat kematangan emosi

tinggi menyadari bahwa sebagai mahluk sosial ia memiliki

ketergantungan pada orang lain.

f. Kemampuan berempati, mampu berempati adalah kemampuan untuk

menempatkan diri pada posisi orang lain dan memahami apa yang

mereka pikirkan/rasakan.

Page 54: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

35

g. Kemampuan amarah, individu yang matang emosinya dapat

mengetahui hal-hal apa saja yang dapat membuatnya marah, maka ia

dapat mengendalikan perasaan marahnya.

Menurut Walgito (NugrahaArif, 2016) yang mencakup lima aspek

antara lain sebagai berikut:

a. Kontrol emosi

Individu mampu mengontrol emosi dengan baik walaupun dalam

keadaan marah. Individu yang mampu mengontrol emosinya tidak akan

menampakan kemarahannya karena ia dapat mengatur kapan

kemarahannya bisa dimanifestasikan.

b. Realistis

Individu yang telah matang emosinya dapat realistis menerima

keadaan dirinya maupun keadaan orang lain apa adanya, sesuai dengan

keadaan objektifnya.

c. Tidak impulsif

Orang yang telah matang emosinya pada umumnya tidak bersifat

impulsif. Ia mampu merespon stimulus dengan cara berpikir baik, dapat

mengatur pikirannya untuk memberikan tanggapan terhadap stimulus

yang mengenainya. Orang yang bersifat impulsif akan bertindak segera

sebelum dipikirkan dengan baik, suatu pertanda bahwa, emosinya belum

matang.

Page 55: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

36

d. Tanggun jawab dan ketahanan menghadapi tekanan mempunyai tanggung

jawab yang baik, dapat berdiri sendiri, tidak mudah mengalami frustrasi

dan akan menghadapi masalah dengan penuh perhatian

e. Objektif

Seseorang yang matang emosinya mampu berpikir dan bertindak

secara objektif, sehingga orang tersebut akan bersifat sabar dalam berpikir

dan bertindak, penuh pengertian dan pada umumnya memiliki toleransi

yang cukup baik terhadap orang lain.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek dalam

kematangan emosi adalah kontrol emosi, realistis, tidak impulsif, tanggung

jawab dan objektif.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kematangan Emosi

Hurlock (2010) menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi

kematangan emosi adalah kasih sayang, cinta, kegembiraan, kebahagiaan

serta perasaan aman yang akan membantunya didalam menghadapi

masalah dan dalam usahanya mempertahankan keseimbangan emosi.

Harlock (2010) mengungkap bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan kematangan emosi seseorang antara lain:

a. Pola asuh orang tua

Keluarga merupakan lembaga pertama dan utama dalam

kehidupan anak, tempat belajar dan menyatakan diri sebagai

makhluk sosial. Karena keluarga merupakan kelompok sosial

yang pertama tempat anak dapat berinteraksi. Dari

Page 56: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

37

pengalamannya berinteraksi didalam keluarga ini akan

menentukan pola perilaku anak terhadap orang lain di dalam

lingkungannya. Dalam pembentukkan kepribadian anak, keluarga

mempunyai pengaruh yang besar. Cara orang tua mempelakukan

anak-anaknya akan memberikan akibat yang mendalam dan

permanen pada kehidupan anak.

b. Pengalaman traumatik

Pengalaman traumatik masa lalu dapat mempengaruhi

perkembangan emosi seseorang. Rasa takut dan sikap terlalu

waspada yang ditimbulkan dapat berlangsung seumur hidup.

Kejadian-kejadian traumatik tersebut dapat bersumber dari

lingkungan keluarga ataupun lingkungan di luar keluarga.

c. Jenis kelamin

Perbedaan jenis kelamin memiliki pengaruh yang

berkaitan dengan adanya perbedaan hormonal antara laki-laki dan

perempuan. Peran jenis maupun tuntutan sosial berpengaruh

terhadap adanya perbedaan karakteristik emosi diantara keduanya.

d. Usia

Perkembangan kematangan emosi yang dimiliki seseoran

sejalan dengan pertambahan usianya. Hal ini dikarenakan

kematangan emosi dipengaruhi oleh tingkat pertumbuhan dan

kematangan fisiologis seseorang. Ketika usia semakin tua, kadar

hormonal dalam tubuh turut berkurang, sehingga mengakibatkan

Page 57: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

38

penurunan pengaruhnya terhadap kondisi emosi. Namun, hal ini

tidak menutup kemungkinan seseorang yang sudah tua, kondisi

emosinya masih seperti orang muda yang cenderung meledak-

ledak. Kelainan tersebut dapat terjadi akibat dari pengaruh

makanan yang banyak merangsang terbentuknya kadar hormonal.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa faktor yang

mempengaruhi kematangan emosi adalah kasih sayang, cinta,

kegembiraan, kebahagiaan serta rasa aman yang diberikan orang tua

kepada anak yang akan digunakan untuk menghadapi masalah,

pengalaman masa lalu, jenis kelamin dan usia.

C. Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian

Pernikahan

Menurut Hurlock (2010), penyesuaian pernikahan adalah proses adaptasi

suami dan istri, dimana suami istri tersebut dapat mencegah terjadinya konflik dan

menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses penyesuaian pernikahan

sehingga diharapkan mampu mempunyai kontrol diri, mengespresikan emosi yang

baik dengan kondisinya. Hal tersebut dapat mencegah terjadinya konflik sehingga

dapat menyesuaikan dengan lingkungan dan sekaligus upaya untuk mencapai

keberhasilan dalam interaksi dengan orang lain dan lingkungannya, manusia

diharapkan dapat mengerti dan memahami orang lain. Sehingga penyesuaian

pernikahan harus ditanamkan dengan adanya kematangan emosi.

Walgito (2012) menyebutkan bahwa agar penyesuaian dalam kehidupan

pernikahan dapat berjalan secara baik, maka pasangan suami istri harus telah

Page 58: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

39

matang secara psikologis, suami istri diharapkan memiliki kematangan emosi

yang tinggi yaitu memiliki emosi yang stabil, mandiri, menyadari tanggung

jawab, terintegrasi segenap komponen kejiwaan, mempunyai tujuan dan arah

hidup yang jelas, produktif-kreatif dan etis-religius.

Kematangan emosi merupakan kondisi dimana individu memiliki kontrol

diri yang baik, mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai

dengan keadaan yang dihadapinya, sehingga lebih mampu beradaptasi karena

dapat menerima beragam orang dan situasi serta memberikan reaksi yang tepat

sesuai dengan tuntutan yang dihadapi (Hurlock, 2010).

Kematangan emosi berperan dalam melakukan interaksi kehidupan sehari-

hari, terlebih pada interaksi suami istri. Kematangan emosi juga ditandai oleh

kemampuan dalam membina hubungan dengan orang lain. Adapun kemampuan

ini sangat berguna dalam membina kehidupan rumah tangga (Pusparini, 2012).

Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Shela Lyana (2016)

tentang hubungan kematangan emosi terhadap penyesuaian pernikahan yang

mendapatkan hasil terdapat pengaruh yang signifikan antara kematangan emosi

terhadap penyesuaian pernikahan di wilayah Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Hal

ini berarti penyesuaian pernikahan dapat dilalui disesuaikan dengan baik melalui

kematangan emosi yang matang/baik.

Hasil penelitian ini juga dikuatkan oleh hasil penelitian yang dilakukan

Dewina Pratitis Lybertha Dan Dinie Ratri Desiningrum (2016), tentang

kematangan emosi dan persepsi terhadap pernikahan pada dewasa awal yang

mendapatkan hasil terdapat hubungan positif antara kematangan emosi dengan

Page 59: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

40

persepsi terhadap pernikahan pada usia dewasa awal. Semakin tinggi kematangan

emosi yang dimiliki individu, maka semakin positif persepsi terhadap pernikahan

pada diri individu. Demikian pula sebaliknya, jika kematangan emosi yang

dimiliki individu rendah, maka persepsi terhadap pernikahan pada diri individu

menjadi negatif. Kematangan emosi memberikan sumbangan efektif sebesar

12,4% terhadap persepsi terhadap pernikahan.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kematangan emosi

memiliki hubungan dengan penyesuaian pernikahan. Kematangan emosi berperan

dalam melakukan interaksi kehidupan sehari-hari, terlebih pada interaksi suami

istri kematangan emosi merupakan kondisi dimana individu memiliki kontrol diri

yang baik, mampu mengekspresikan emosinya dengan tepat atau sesuai dengan

keadaan yang dihadapinya, sehingga lebih mampu beradaptasi karena dapat

menerima beragam orang dan situasi serta memberikan reaksi yang tepat sesuai

dengan tuntutan yang dihadapi dimana suami istri tersebut dapat mencegah

terjadinya konflik dan menyelesaikan konflik dengan baik melalui proses

penyesuaian pernikahan.

D. Kerangka Berfikir

Setiap pernikahan membutuhkan adanya penyesuaian agar pasangan

menjalani pernikahannya dengan bahagia (Hurlock, 2010). Hal ini dikarenakan

penyesuaian dan tanggung jawab sebagai suami atau istri dalam sebuah

pernikahan akan berdampak pada keberhasilan hidup berumah tangga yang

berpengaruh kuat terhadap kepuasan pernikahan, sehingga memudahkan

Page 60: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

41

seseorang untuk menyesuaikan diri dalam kedudukannya sebagai suami atau istri

dan kehidupan lain di luar rumah tangga.

Pria dan wanita yang memutuskan untuk menikah di usia dini tentunya

membutuhkan banyak persiapan. Menurut Walgito (2012) menyebutkan bahwa

agar penyesuaian dalam kehidupan pernikahan dapat berjalan secara baik, maka

pasangan suami istri harus telah matang secara psikologis, suami istri diharapkan

memiliki kematangan emosi.

Kematangan emosi adalah kemampuan seseorang dalam mengontrol dan

mengendalikan emosinya. Pria dan wanita yang sudah matang emosinya ketika

menikah, maka dia juga akan lebih mudah dan membantunya dalam melakukan

penyesuaian pernikahannya dengan pasangannya. Begitu sebaliknya, pria dan

wanita yang emosinya belum matang, maka akan kurang terbantu untuk

menyesuaikan pernikahan dengan pasangan.

Dari uraian diatas maka dapat digambarkan kerangka berfikir hubungan

antara kematangan emosi terhadap penyesuaian pernikahan pada pasangan usia

dini sebagai berikut:

Gambar. 1

Hubungan Antara Kematangan Emosi dengan Penyesuain Pernikahan

Pada Usia Dini

E. Hipotesis

42

Page 61: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

42

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut: “Ada hubungan antara kematangan emosi

dengan penyesuaian pernikahan pada pasangan usia dini”.

Page 62: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

71

DAFTAR PUSTAKA

Adhim, M. F. 2002. Indahnya pernikahan dini. Jakarta: Gema Insani Press.

Ahmad Rofiq. 2013. Hukum Perdata Islam Di Indonesia. Jakarta: Pt. Raja

Grafindo Persada.

Aimatun. 2009. Psikologi Remaja: Perkembangan Peserta Didik, PT. Bumi

Aksara,. Jakarta.

Ali, Zainuddin. 2007, Hukum Perdata Islam Di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika

Arikunto, S. 2010.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Anjani & suryanto. 2006. Pola Penyesuaian Perkawinan pada Periode Awal.

INSAN Vol. 8 No. 3, Desember 2006.

http://journal.unair.ac.id/download-fullpapers-05%20-

%20Pola%20Penyesuaian%20Perkawinan%20pada%20Periode%20Aw

al.pdf

Arshad, M dkk. 2014. Marital Adjustment And Life Satisfaction Among Early And

Late Marriages. Journal of Education and Practice. Vol.5, No.17.

BKKBN. 2010. Pernikahan Usia Dini. Scribd.com. Diunduh dari.

Www.acribd.com/doc/171421448/HasilPernikahan-Usia-Dini-

BKKBN-PPT-RSRead-Inly#scribd

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tanggamus. 2019.Kecamatan Sumberejo Dalam

Angka.Sumberejo Subdistrict in Figure.ISBN: 978-602-351-118-1.No.

Publikasi/Publication Number:18020.1922.Katalog/Catalog:

1102001.1802041

Azwar, S. 2015. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar

________.2015. Reliabilitas dan Validitas Edisi ke-IV Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

________.2015. Penyusunan Skala Psikologi Edisi ke-II. Yogyakarta : Pustaka

Pelajar.

Chaplin, J. P. 2011. Kamus lengkap psikologi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Chao, M. M., Takeuchi, R., & Farh, J. 2017. Enchancing cultural intelligence: The

roles of implicit culture belief and adjustment. Journal of Personnel

Psychology, 70, 257-292.

Page 63: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

72

Dessy Christina. 2016. Penyesuaian Perkawinan, Subjective Well Being dan

Konflik Perkawinan. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia, Vol. 5, No.

01, hal 1 – 14. http://jurnal.untag-

sby.ac.id/index.php/persona/article/download/737/666

Dewina Pratitis Lybertha Dan Dinie Ratri Desiningrum .2016, tentang

kematangan emosi dan persepsi terhadap pernikahan pada dewasa awal.

Jurnal Empati, Januari 2016, Volume 5(1), 148-152. Fakultas

Psikologi,Universitas Diponegoro (diakses tanggal 28-11-2019,

https://media.neliti.com/media/publications/71058-ID-kematangan-

emosi-dan-persepsi-terhadap-p.pdf

Duvall, E, & Miller, C.M. 2015. Marriage and family development 6th

ed. New

York: Harper & Row Publisher.

Endang Pudjiastuti & Mira Santi. 2012. Hubungan Antara Asertivitas Dengan

Penyesuaian Perkawinan Pasangan Suami Istri Dalam Usia Perkawinan

1-5 Tahun Di Kecamatan Coblong Bandung. Jurnal Prosiding

Snapp2012 : Sosial, Ekonomi, Dan Humaniora. ISSN 2089-3590.

Fakultas Psikologi, Universitas Islam Bandung (Diakses Pada Tanggal

29-11-2019,

Http://Proceeding.Unisba.Ac.Id/Index.Php/Sosial/Article/Download/85/

Pdf)

Hurlock, Elizabeth, B., E.B. 2010. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan

Sepanjang rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Penerbit

Erlangga.

Irwan, Roza. 2016. Konseling Pernikahan Untuk Meningkatkan Penyesuaian Diri

Pada Pasangan Yang Menikah Muda. Publikasi Universitas Pendidikan

Indonesia. repository.upi.edu/T/BP/1201028/Chapter1

Ismatulloh. 2015. Konsep Sakinah, Mawaddah Dan Rahmah Dalam Al-

Qur’an(Prespektif Penafsiran Kitab Al-Qur’an Dan Tafsirnya). Jurnal

Pemikiran Hukum Islam: Mazahib, Vol. Xiv, No. 1 (Juni 2015).

(Diakses Pada Tanggal 30-11-2019.

Https://Media.Neliti.Com/Media/Publications/57778-Id-Konsep-

Sakinah-Mawaddah-Dan-Rahmah-Dalam.Pdf)

Juwariyah. 2010. Hadis Tarbawi. Yogyakarta:Teras.

Katkovsky, W.& Gorlow, L. 2005. The psychology of adjusment; Currentconcept

and aplication. McGraw-Hill Book Company, New York.

Malay, M.N. 2016. Modul Praktikum Statistik dengan SPSS. Fakultas Ushuluddin

Institut Agama Islam Negeri Raden Intan Lampung.

Page 64: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

73

Muslim Arma, 2018. Fungsi Interpretasi Dalam Ayat-Ayat Tentang

Keluarga(Studi Tafsir Aṭ-Ṭabari Dan Tafsir Al-Misbah). Tesis Program

Studi Magister (S2) Aqidah Dan Filsafat Islamfakultas Ushuluddin Dan

Pemikiran Islam Uin Sunan Kalijaga. (Diakses Pada Tanggal 29-11-

2019, Http://Digilib.Uin-Suka.Ac.Id/30234/1/1520511032_Bab-I_Iv-

Atau-V_Daftar-Pustaka.Pdf)

Nancy, Maria. 2013. Hubungan Nilai Dalam Perkawinan Dan Pemaafan Dengan

Keharmonisan Keluarga. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi,

Sastra, Arsitektur & Teknik Sipil) Vol. 5 Oktober 2013, Bandung, 8-9

Oktober 2013 ISSN: 1858-2559

Nugraha Arif. 2016. Hubungan antara Adversity Quotient dan Kematangan Emosi

dengan Toleransi terhadap Stres pada Mahasiswa Pecinta Alam

Universitas Sebelas Maret. Jurnal Program Studi Psikologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebalas Maret

Riyadi. A. 2010. Pernikahan dini dalam pandangan masyarakat Madura didesa

pandan kecamatan Galis Kabupaten Pamekasan. Thesis uin malang.

http://www.lib.uinmalang.ac.id/files/thesis/fullchapter/06210096.pdf

Riany Yusfitasari, Sayang Ajeng Mardhiyah. Peran Penyesuaian Perkawinan

Terhadap Kebahagiaan Istri Pada Pernikahan Dini Di Wilayah X Kota

Jambi. Universitas Sriwijaya : Jurnal Rap Unp, Vol. 10 No. 1, Mei 2019

Hal. 108-119 (Online, diakses tanggal 28-11-2019 ,

http://ejournal.unp.ac.id/index.php/psikologi/article/view/105019/10198

2)

Syarifuddin, Amir. 2009, Hukum Perkawinan di Indonesia: Antara Fiqih

Munakahat dan Undang-Undang Perkawinan, Jakarta: Kencana

Sadarjoen, S.S. 2005. Konflik Marital :Pemahaman Konsep Aktual Dan Alternatif

Solusinya. Bandung: PT. Refika Aditama.

Shehan, C. L. 2003. Marriage and Families. Second edition. Boston : Allyn and

Bacon.

Soraiya, Khairani. Dkk. 2016. Kelekatan Dan Kepuasan Pernikahan Pada Dewasa

Awal Di Kota Banda Aceh. Jurnal Psikologi Undip Vol.15 No.1

Spanier, G.B. 2013. Measuring dyadic adjustment: new scales for assessing the

quality of marriage and similar dyads.Journal of marriage and the

family.38 (1), 15-28.

Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian.Bandung: Alfabeta : Cetakan ke-10.

Page 65: HUBUNGAN ANTARA KEMATANGAN EMOSI DENGAN ...repository.radenintan.ac.id/10706/1/Skripsi 2.pdf2 ABSTRAK Hubungan Antara Kematangan Emosi Dengan Penyesuaian Pernikahan Pada Pasangan Usia

74

Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta : Cetakan ke-10.

Sulistya, Rini. 2009. Hubungan Antara Keterbukaan Diri Dengan Penyesuaian

Perkawinan Pada Pasangan Suami Istri Yang Tinggal Terpisah .

Psycho Idea, Tahun 7 No 2, ISSN 1693-1076.

http://jurnalnasional.ump.ac.id/index.php/PSYCHOIDEA/article/view/1

88/185

Tasbih, 2015. Membentuk keluarga sakinah menurut hadis nabi saw. Al-Irsyad

Al-Nafs, Jurnal Bimbingan Penyuluhan Islam Volume 2, Nomor 1

Desember 2015 : 69-81, UIN Alauddin Makassar.

Undang-Undang Reblublik Indonesia,No.16 tahun. 2019. Tentang Kitab Undang-

Undang Pernikahan.

Uswatun Khasanah. 2014. Pandangan Islam Tentang Pernikahan Dini. Jurnal

Pendidikan Dan Pembelajaran Dasar : Iain Raden Intan Lampung

.Volume 1 Nomor 2 Desember 2014 P-Issn 2355-1925. (Diakses

Tanggal 30-11-2019

Http://Ejournal.Radenintan.Ac.Id/Index.Php/Terampil/Article/Downloa

d/1323/1051).

Verma, V dan Tawalar, M. S. 2015. The Effect of Marital Adjustment of Women

in Relation to Emotional Maturity of Their Children. International

Journal of Education and Psychological Research. Volume 4, Issue 1.

Winarsunu, Tulus. 2015. Statistik Dalam Penelitian Psikologi Dan

Pendidikan.Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.

Wibisana, B. 2016. Pernikahan Dalam Islam. Jurnal Pendidikan Agama Islam,

Ta’lim Vol.14, No.2. Pendidikan Umum FPIPS, Universitas Pendidikan

Indonesia.

Walgito, B. 2012. Bimbingan dan konseling perkawinan. Yogyakarta: Andi.

Wening Pusparini. 2012. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap

Penyesuaianperkawinan Pada Usia Dewasa Awal. Jurnal Penelitian

dan Pengukuran Psikologi Vol. 1, No.1,.

http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/jppp/article/download/329/276/

Zainul Anwar. 2016. Psikoedukasi Tentang Risiko Perkawinan Usia Muda Untuk

Menurunkan Intensi Pernikahan Dini Pada Remaja. Jurnal Psikologi 1

(1), 1-14 ISSN 2338-8595,: http://ojs.umsida.ac.id/index.php/psikologia