penyuluhan gad
TRANSCRIPT
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. IDENTITAS
Topik : GAD (Generalized Anxiety Disorder)
Sub Topik : Mengenali GAD
Hari/Tanggal : 25 Maret 2013
Waktu : 10.00 – 11.00 WIB
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien yang berkunjung ke poliklinik
Tempat : Ruang tunggu poliklinik
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan tentang pentingnya
mengetahui GAD, diharapkan pasien dan keluarga pasien yang merupakan
sasaran dari penyuluhan ini memahami GAD dalam menjalani sesuatu hal.
C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah dilakukan penyuluhan selama 60 menit diharapkan para peserta dapat :
1. Memahami tentang GAD
2. Memahami gejala GAD dan tindakan yang akan dilakukan
D. MATERI (TERLAMPIR)
E. MEDIA
1. Laptop
2. Lcd
3. Microphone
4. Leaflat
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
KEGIATAN PENYULUHAN
NO Kegiatan Penyuluhan Audiance Waktu
1 Pembukaan Mengucapkan salam
Memperkenalkan
diri
Menjawab salam
Memperhatikan
5 menit
2 Isi Menyampaikan
pengetahuannya
Mendengarkan dan
memperhatikan
penyampaian
materi
45 menit
3 Penutup Menyimpulkan
materi
Memberikan
kesempatan peserta
untuk bertanya
Menutup dan
mengucapkan salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
Aktif mengajukan
pertanyaan
Menjawab salam
10 menit
BAB I
GENERALIZED ANXIETY DISORDER
A. LATAR BELAKANG
Tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas, rasa cemas ini terjadi pada saat
adanyakejadian atau peristiwa tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Misalkan,
orangmerasa cemas, ketika tampil dihadapan banyak orang atau ketika sebelum
ujianberlangsung. Kecemasan yang dimiliki seseorng yang seperti di atas adalah normal,
danbahkan kecemasan ini perlu dimiliki manusia. Akan tetapi kecemasan berubah
menjadiabnormal ketika kecemasan yang ada di dalam diri individu menjadi berlebihan
ataumelebihi dari kapasitas umumnya.1
Individu yang mengalami gangguan seperti ini bisa dikatakan mengalami anxietydisorder
(gangguan kecemasan) yaitu ketakutan yang berlebihan dan sifatnya tidak rasional.
Seseorang dikatakan menderita gangguan kecemasan apabila kecemasan inimengganggu
aktivitas dalam kehidupan dari diri individu tersebut, salah satunya yaknigangguan fungsi
sosial. Misalnya kecemasan yang berlebihan ini menghambat diriseseorang untuk menjalin
hubungan akrab antar individu atau kelompoknya.1
B. BATASAN DAN PENGERTIAN
Gangguan cemas menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder, GAD) merupakan kondisi
gangguan yang ditandai dengan kecemasan dan kekhawatiran yang berlebihan dan tidak
rasional bahkan terkadang tidak realistik terhadap berbagai peristiwa kehidupan sehari-hari.
Kondisi ini dialami hampir sepanjang hari, berlangsung sekurangnya selama 6 bulan.
Kecemasan yang dirasakan sulit untuk dikendalikan dan berhubungan dengan gejala-gejala
somatic seperti ketegangan otot, iritabilitas, kesulitan tidur, dan kegelisahan sehingga
menyebabkan penderitaan yang jelas dan gangguan yang bermakna dalam fungsi social dan
pekerjaan.2
C. EPIDEMIOLOGI
Gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan yang lazim, perkiraan yang masuk
akal untuk prevalensi 1 tahun berkisar antara 3 dan 8 persen. Gangguan ini lebih sering
dijumpai pada wanita dengan ratio 2 : 1, namun yang datang meminta pengobatan rawat inap
di rumah sakit rationya kurang lebih sama atau 1 :1 antara laki-laki dan wanita. Prevalensi
seumur hidupnya adalah 45 persen.1
D. ETIOLOGI
Seperti pada sebagian besar gangguan mental, penyebab gangguan kecemasan umum
adalah tidak diketahui. Seperti yang sekarang didefinisikan, gangguan kecemasan umum
kemungkinan mempengaruhi kelompok pasien yang heterogen. Kemungkinan karena derajat
kecemasan tertentu adalah normal dan adaptif, membedakan kecemasan normal dari
kecemasan patologis dan membedakan faktor penyebab biologis dari faktor psikososial
adalah sulit. Faktor biologis dan psikologis kemungkinan bekerja sama.3
Terdapat beberapa teori yang menjelaskan faktor yang diduga menyebabkan terjadinya
gangguan anxietas menyeluruh. Teori-teori tersebut antara lain :
a. Teori Biologi
Area otak yang diduga terlibat timbulnya GAD adalah lobus oksipitalis yang
mempunyai reseptor benzodiazepine tertinggi di otak. Basal ganglia, system limbic,
dan korteks frontal juga dihipotesiskan terlibat pada etiologi timbulnya GAD. Pada
pasien GAD juga ditemukan system serotonergik yang abnormal. Neurotransmiter
yang berkaitan dengan GAD adalah GABA, serotonin, norepinefrin, glutamate, dan
kolesistokinin. Pemeriksaan PET (Positron Emision Tomography) pada pasien GAD
ditemukan penurunan metabolism di ganglia basal dan massa putih otak. 2
b. Teori Genetik
Pada sebuah studi didapatkan bahwa terdapat hubungan genetic pasien GAD dan
gangguan Depresi Mayor pada pasien wanita. Sekitar 25% dari keluarga tingkat
pertama penderita GAD juga menderita gangguan yang sama. Sedangkan penelitian
pada pasangan kembar didapatkan angka 50% pada kembar monozigotik dan 15%
pada kembar dizigotik.2
c. Teori Psikoanalitik
Teori ini menghipotesiskan bahwa anxietas adalah gejala dari konflik bawah sadar
yang tidak terselesaikan. Pada tingkat yang paling primitive, anxietas dihubungkan
dengan perpisahan dengan objek cinta. Pada tingkat yang lebih matang lagi, anxietas
dihubungkan dengan kehilangan cinta dari objek yang penting. Anxietas kastrasi
berhubungan dengan fase oedipal, sedangkan anxietas superego merupakan ketakutan
seseorang untuk mengecewakan nilai dan pandangannya sendiri (merupakan anxietas
yang paling matang).2
d. Teori kognitif-perilaku
Penderita GAD berespon secara salah dan tidak tepat terhadap ancaman, disebabkan
oleh perhatian yang selektif terhadap hal-hal yang negative pada lingkungan, adanya
distorsi pada pemrosesan informasi dan pandangan yang sangat negative terhadap
kemampuan diri untuk menghadapi ancaman.2
E. MANIFESTASI KLINIS
Gambaran klinis bervariasi, diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh ditegakkan apabila
dijumpai gejala-gejala antara lain keluhan cemas, khawatir, was-was, ragu untuk bertindak,
perasaan takut yang berlebihan, gelisah pada hal-hal yang sepele dan tidak utama yang mana
perasaan tersebut mempengaruhi seluruh aspek kehidupannya, sehingga pertimbangan akal
sehat, perasaan dan perilaku terpengaruh. Selain itu spesifik untuk Gangguan Kecemasan
Menyeluruh adalah kecemasanya terjadi kronis secara terus-menerus mencakup situasi hidup
(cemas akan terjadi kecelakaan, kesulitan finansial), cemas akan terjadinya bahaya, cemas
kehilangan kontrol, cemas akan`mendapatkan serangan jantung. Sering penderita tidak sabar,
mudah marah, sulit tidur. 4
Untuk lebih jelasnya gejala-gejala umum ansietas dapat dilihat pada tabel di bawah:
Tabel 1. Gejala-gejala Gangguan Cemas Menyeluruh: 5
Ketegangan Motorik 1. Kedutan otot/ rasa gemetar
2. Otot tegang/kaku/pegal
3. Tidak bisa diam
4. Mudah menjadi lelah
Hiperaktivitas Otonomik 5. Nafas pendek/terasa berat
6. Jantung berdebar-debar
7. Telapak tangan basah/dingin
8. Mulut kering
9. Kepala pusing/rasa melayang
10. Mual, mencret, perut tak enak
11. Muka panas/badan menggigil
12. Buang air kecil lebih sering
Kewaspadaan berlebihan dan Penangkapan 13. Perasaan jadi peka/mudah ngilu
berkurang 14. Mudah terkejut/kaget
15. Sulit konsentrasi pikiran
16. Sukar tidur
17. Mudah tersinggung
F. DIAGNOSIS
Diagnosis Gangguan Cemas Menyeluruh (DSM-IV halaman 435, 300.02) ditegakkan
bila terdapat kecemasan kronis yang lebih berat (berlangsung lebih dari 6 bulan; biasanya
tahunan dengan gejala bertambah dan kondisi melemah) dan termasuk gejala seperti respons
otonom (palpitasi, diare, ekstremitas lembab, berkeringat, sering buang air kecil), insomnia,
sulit berkonsentrasi, rasa lelah, sering menarik nafas, gemetaran, waspada berlebihan, atau
takut akan sesuatu yang akan terjadi. Ada kecenderungan diturunkan dalam keluarga,
memiliki komponen genetik yang sedang dan dihubungkan dengan fobiasosial dan sederhana
serta depresi mayor (terdapat pada 40% atau lebih pasien; meningkatkan resiko bunuh diri.
Biasanya pada kondisi ini tidak`ditemukan etiologi stress yang jelas, tetapi harus dicari
penyebabnya.6,7,8
Diagnosis gangguan cemas menyeluruh menurut PPDGJ-III ditegakkan berdasarkan: 5
Penderita harus menunjukkan anxietas sebagai gejala primer yang
berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu sampai
beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadaan
situasi khusus tertentu saja (sifatnya “free floating”
atau“mengambang”).
Gejala-gejala tersebut biasanya mencakup unsur-unsur berikut:
1. Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung
tanduk, sulitberkonsentrasi, dsb).
2. Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat
santai); dan
3. Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung
berdebar-debar,sesak napas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut
kering, dsb).
Adanya gejala-gejala lain yang sifatnya sementara (untuk beberapa
hari), khususnya depresi, tidak membatalkan diagnosis utama
Gangguan Anxietas Menyeluruh, selama hal tersebut tidak memenuhi
kriteria lengkap dari episode depresif (F.32.-), gangguan anxietas fobik
(F.40.-), gangguan panik (F42.0), atau gangguan obsesif-kompulsif
(F.42.-) 6,7,9
G. DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis banding gangguan kecemasan menyeluruh adalah semua kondisi medis yang
menyebabkan kecemasan. Pemeriksaan medis harus termasuk tes kimia darah standar,
elektrokardiogram, dan tes fungsi tiroid. Klinisi harus menyingkirkan intoksikasi kafein,
penyalahgunaan stimulan, putus alkohol dan putus sedatif atau hipnotik. 10
H. PROGNOSIS
Gangguan cemas menyeluruh merupakan suatu keadaan kronis yang mungkin
berlangsung seumur hidup. Sebanyak 25% penderita akhirnya mengalami gangguan depresi
mayor.2
I. TERAPI
a. Farmakoterapi
Benzodiazepin
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiasepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Penggunaan sediaan
dengan waktu paruh menengah dan dosis terbagi dapat mencegah terjadinya efek
yang tidak diinginkan. Lama pengobatan rata-rata adalah 2-6 minggu, dilanjutkan
dengan masa tapering off selama 1-2 minggu.
Buspiron
Buspiron efektif pada 60-80% penderita GAD. Buspiron lebih efektif dalam
memperbaiki gejala kognitif disbanding gejala somatic pada GAD. Tidak
menyebabkan withdrawl. Kekurangannya adalah efek klinisnya baru terasa setelah 2-
3 minggu. Terdapat bukti bahwa penderita GAD yang sudah menggunakan
benzodiazepine dengan buspiron kemudian dilakukan tapering benzodiazepine setelah
2-3 minggu, disaat efek terapi buspiron sudah mencapai maksimal.
SSRI (Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor)
Sertraline dan paroxetin merupakan pilihan yang lebih baik daripada fluoksetin.
Pemberian fluoksetin dapat mengingatkan anxietas sesaat. SSRI efektif terutama pada
pasien GAD dengan riwayat depresi.2
b. Psikoterapi
Terapi Kognitif-Perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatif secara langsung. Teknik utama yang
digunakan pada pendekatan behavioral adalah relaksasi dan biofeedback.
Terapi Suportif
Pasien diberikan reassurance dan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada
dan belum tampak, didukung ego-nya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam
fungsi social dan pekerjaannya.
Psikoterapi Berorientasi Tilikan
Terapi ini mengajak pasien untuk mencapai penyingkapan konflik bawah sadar,
menilik egostrength, relasi obyek, serta keutuhan self pasien. Dari pemahaman akan
komponen-komponen tersebut, kita sebagai terapis dapat memperkirakan sejauh mana
pasien dapat diubah untuk menjadi lebih matur; bila tidak tercapai, minimal kita
memfasilitasi agar pasien dapat beradaptasi dalam fungsi social dan pekerjaannya.2
DAFTAR PUSTAKA
1. Maria, Josetta. Cemas Normal atau Tidak Normal. Program Studi Psikologi.
FakultasKedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Redayani P, Gangguan Cemas Menyeluruh in Buku Ajar Psikiatri.Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas . 2010. Hal 230-241.
3. Kaplan RI, Sadock B.J.: Sinopsis Psikiatri, jilid II, edisi ke-7, Binarupa
Aksara, Jakarta, 1997, halaman 76-82.
4. Sadock, Benjamin James; Sadock, Virginia Alcott. Generalized A nxiety Disorder
in : Kaplan & Sadock’s
Synopsis ofPsychiatry; Behavioral Sciences/Clinical Psychiatry, 10th Edition.
Lippincott Williams &Wilkins. 2007; p. 623-7.
5. Maslim, Rusdi. 2007. Penggunaan Klinis Obat Psikotropik. Jakarta: Bagian IlmuKedokteran
Jiwa Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. Hal. 12
6. Kaplan, Harold. I. 1998. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widya Medika. Hal.145-
544.
7. Tomb, D. A. 2000. Buku Saku Psikiatri Edisi 6. Jakarta : EGC. Hal. 96-110
8. Kaplan, H., Sadock, Benjamin. 1997. Gangguan Kecemasan dalam Sinopsi
Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis Edisi ke-7 Jilid 2. Jakarta: Bina
RupaAksara. Hal. 1-15
9. Eldido. Anxiety Disorder; Tipe-tipe dan Penanganannya. 20 Oktober 2008.
10. Kaplan HI, Saddock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri. Jakarta: Binarupa Aksara;
1997. p. 1-62.