peran interferon.docx

Upload: dina-fitri-fauziah

Post on 03-Mar-2018

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    1/21

    PERAN INTERFERON- TERHADAP RESPON IMUN DAN ALERGI

    Leonard K Teixeira, Bruna PF Fonseca, Bianca A Barboza, Joao PB Viola

    erbagai penyakit alergi memiliki kaitan yang erat dengan respon

    imun Th2, yang ditandai dengan tingginya kadar interleukin (IL) IL-

    4, IL-5, IL-9, dan IL-1! "itokin-sitokin ini mengatur perekrutan

    dan akti#asi berbagai $enis sel e%ektor, seperti eosinophil dan sel mast! "el-sel ini

    bersama dengan sitokin-sitokin Th2 berperan sebagai pemain kun&i dalam

    patogenesis penyakit in%lamasi alergi kronis, yang biasanya ditandai dengan

    hiperresponsi#itas $alan na%as, obstruksi $alan na%as yang bersi%at reversible, dan

    in%lamasi $alan na%as! 'erdasarkan bukti-bukti ilmiah yang berhasil dikumpulkan,

    diketahui baha perubahan pro%il produksi sitokin sel Th2 akibat induksi respon

    Th1 dapat men$adi %aktor protekti% untuk mengatasi penyakit-penyakit terkait-Th2

    seperti asma dan alergi! Inter%eron- (I*+- ), yang merupakan sitokin e%ektor Th1

    yang paling utama, terbukti berperan penting untuk mengatasi kondisi-kondisi

    immunopatologi terkait-alergi! 'ahkan, berkurangnya produksi sitokin ini terbukti

    berhubungan dengan ke$adian asma dera$at berat! alam tin$auan pustaka ini,

    kami akan mendiskusikan peran dari I*+- dalam proses ter$adinya respon imun

    dan pengaruhnya terhadap kondisi in%lamasi alergi, dengan menekankan si%at

    biologisnya dalam berbagai aspek respon alergi!

    '

    Kata kunci:inter%eron- lim%osit sistem imun alergi in%lamasi alergi

    .enyakit alergi pada $alan na%as merupakan suatu $enis kelainan yang

    sering ditemukan, yang mengenai sekitar 5/ populasi negara-negara di belahan

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    2/21

    dunia 'arat, dan berdasarkan laporan, ter$adi peningkatan insidensi di negara-

    negara berkembang dalam beberapa dekade terakhir! 0sma, rhinitis, dan alergi

    merupakan beberapa &ontoh penyakit alergi yang paling sering ditemukan, yang

    ter$adi akibat adanya interaksi antara berbagai %aktor genetis dan lingkungan!

    "ebagian besar pasien memperlihatkan suatu reaksi hipersensiti#itas %ase-&epat

    akut yang ter$adi segera setelah terpapar suatu antigen inhalan, yang disebut

    dengan alergen, sebagai akibat dari predisposisi genetik untuk ter$adinya respon

    imun yang tidak terkontrol (atopi)! .roses in%lamasi ini dapat dibagi men$adi

    reaksi %ase-&epat dan %ase-lambat! espon %ase-&epat biasanya dimediasi oleh

    degranulasi sel mast, sedangkan %ase-lambat diikuti oleh migrasi neutro%il,

    eosinophil, dan lim%osit ke lokasi in%lamasi! .enyakit in%lamasi kronis pada paru-

    paru biasanya ditandai dengan (i) hipersensiti#itas $alan na%as (airway

    hyperresponsiveness 03), (ii) obstruksi $alan na%as yang bersi%at reversible

    dan hipersekresi mukus, dan (iii) in%lamasi $alan na%as! alaupun penyakit alergi

    terbukti berkaitan dengan peningkatan respon imun Th2 yang berhubungan

    dengan tingginya kadar interleukin (IL) IL-4, IL-5, dan IL-1, bukti-bukti ilmiah

    yang berhasil dikumpulkan menun$ukkan baha penurunan respon imun Th1 $uga

    merupakan hal yang penting dalam patogenesis penyakit tersebut, dan baha

    inter%eron- (I*+-) dapat berperan sebagai pengontrol utama dalam %enomena

    ini! 6leh karena itulah, dalam tin$auan pusataka ini, kami telah memutuskan untuk

    ber%okus pada beberapa %ungsi utama I*+- yang dapat berimplikasi dalam proses

    patogenik in%lamasi alergi!

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    3/21

    Sitokin IFN-

    Moleul "itokin I*+- merupakan bagian dari %amili inter%eron, yang selama ini

    diketahui memiliki kemampuan untuk melindungi sel-sel dari in%eksi #irus!

    'erdasarkan beberapa kriteria, molekul I*+ dikelompokkan ke dalam dua kelas

    yang berbeda! 7elas yang pertama dinamakan dengan I*+ tipe I dan meliputi

    molekul I*+-8 dan I*+-, yang merupakan $enis inter%eron klasik yang terinduksi

    sebagai respon terhadap in%eksi #irus! 7elas yang kedua hanya terdiri dari I*+-

    (yang disebut $uga dengan I*+ tipe II atau I*+ imun), yang tidak memiliki kaitan

    apapun dengan I*+ tipe I baik pada tingkat genetik maupun pada tingkat protein!

    alaupun I*+- memperlihatkan sebagian besar akti#itas biologis yang $uga

    ditemukan pada $enis I*+ lainnya, namun I*+- memiliki akti#itas anti#irus

    spesi%ik yang lebih rendah, dan memperlihatkan akti#itas immunomodulator yang

    lebih dominan dibandingkan dengan inter%eron tipe I!

    'aik gen I*+- pada manusia maupun pada tikus memproduksi suatu

    m+0 yang unik yang dengan pan$ang 1!2 kb yang mengkode suatu polipeptida

    asam amino yang masing-masing tersusun atas 1:: dan 14 residu! ua rantai

    polipeptida berkaitan satu sama lain se&ara antiparallel, dan memproduksi suatu

    molekul dengan aksis simetri ganda yang memiliki berat molekul sebesar 4 ka!

    3anya dimer inilah yang memperlihatkan akti#itas biologis, kemungkinan karena

    hanya dimer inilah satu-satunya kon%ormasi dari molekul tersebut yang dapat

    menginduksi dimerisasi reseptor I*+- (I*+-)! "elama ini, I*+- diduga hanya

    dihasilkan oleh sel na!ural iller (sel +7) yang terakti#asi, sel T helper"#(Th1)

    ;4

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    4/21

    satu-satunya! 'eberapa penelitian telah berhasil mengidenti%ikasi beberapa $enis

    sel pensekresi I*+- lainnya, termasuk sel T >, sel +7T, makro%ag, sel dendritik,

    sel T ;4< na?%, dan bahkan sel '!

    Meanis$e $oleuler dala$ proses espresi %en "elama ini, sebagian besar

    perkembangan ilmu pengetahuan mengenai mekanisme molekuler yang ter$adi

    dalam proses ekspresi I*+- hanya terbatas pada mekanisme molekuler yang

    ter$adi pada lim%osit T, karena sel ini merupakan penghasil utama sitokin tersebut!

    @kspresi gen I*+- dikontrol oleh beberapa %aktor transkripsi, yang berikatan

    dengan beberapa elemen +0 dalam regio-regio regulator spesi%ik pada lokus

    I*+-! ari per&obaan +ase I-hipersensiti%, diketahui baha regio regulator

    I*+- tersebut tersusun atas lebih dari =!A 7b +0 genomik, dan mengandung

    elemen-elemen &is promoter, regio intronik dan dis!al enhancer& egio promoter

    tersebut mengandung lokasi-lokasi pengikatan untuk kelompok molekul

    penginduksi I*+-, seperti +*-k', +*0T, "T0T-4, dan T-bet!

    @kspresi gen I*+- terbukti mengalami penekanan oleh obat

    immunosupresi% $enis siklosporin! "ebenarnya, tiga lokasi pengikatan untuk

    siklosporin-%amili +*0T sensiti% %aktor transkripsi telah teridenti%ikasi pada regio

    proksimal promoter I*+-! Lokasi-lokasi ini dibutuhkan untuk ekspresi I*+-

    yang maksimal pada %amili sel T dan lim%osit T primer! *aktor transkripsi +*0T

    dan +*-k' diduga berikatan dengan sekuens +0 yang sama, dan dengan

    demikian dapat beker$a sama untuk proses regulasi ekspresi gen I*+-! 7arena

    itulah, induksi +*-k' dalam sel T merupakan hal yang sangat penting untuk

    produksi I*+- dan respon Th1 se&ara signi%ikan! "elain itu, ditemukan $uga

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    5/21

    baha baik IL-12 maupun IL-1= dapat meningkatkan produksi I*+- melalui

    akti#asi $alur +*k'! +amun, pengaruh $alur IL-12BIL-1= dalam produksi I*+-

    pada sel e%ektor Th1 tersebut sangat bergantung pada "T0T4, yang dapat

    berikatan se&ara langsung dengan regio promoter gen I*+-! alaupun demikian,

    "T0T4 sendiri tampaknya tidak berperan penting dalam proses produksi aal

    I*+-! .eran "T0T4 hanya terbatas untuk memperbesar $umlah I*+- yang

    diproduksi oleh sel tersebut, karena "T0T4-B-lim%osit T terbukti masih dapat

    menghasilkan sitokin ini!

    'eberapa %aktor nuklear merupakan regulator untuk seluruh ekspresi gen

    se&ara umum, sedangkan beberapa %aktor lainnya diperlukan untuk ekspresi gen

    selekti% pada subset seluler yang spesi%ik! .ada lim%osit T ;4

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    6/21

    berbagai $enis sel, e%ektor kun&i untuk masing-masing kelompok sel harus tetap

    ditentukan! "elain itu, regio yang berperan untuk ekspresi gen I*+- yang spesi%ik

    terhadap $aringan $uga harus tetap ditentukan!

    Jalur persinyalan "I*+- menghasilkan e%ek pleiotropiknya dengan berinteraksi

    se&ara spesi%ik dengan I*+- yang terletak di permukaan sel! 7ompleks reseptor

    ini terdiri atas dua rantai, yaituE I*+-1 ($uga dikenal sebagai reseptor I*+- 8),

    yang merupakan subunit pengikatan ligand utama, dan I*+-2 ($uga dikenal

    sebagai reseptor I*+- ), yang sangat diperlukan untuk transduksi sinyal I*+-,

    dan $uga meningkatkan a%initas I*+-1 untuk ligandnya, kemungkinan dengan

    &ara meningkatkan kestabilan kompleks tersebut!

    Transduksi sinyal diaali dengan suatu interaksi antara homodimer I*+-

    dengan dua reseptor rantai-8, sehingga menginduksi dimerisasi rantai-8 dan

    selan$utnya diikuti dengan perekrutan dua rantai- ke dalam kompleks tersebut!

    Fasing-masing rantai berhubungan dengan suatu enGim kinase Hanus yang

    spesi%ik (H07) (rantai-8 dengan H071 dan rantai- dengan H072)! 0gregasi

    komponen-komponen reseptor ini akan menyebabkan H07 yang inakti% men$adi

    saling berdekatan satu sama lain! "etelah terkumpul, H07 tersebut akan terakti#asi

    se&ara bergantian melalui serangkaian proses auto dan trans%os%orilasi! "etelah

    terakti#asi, H07 kemudian akan mem%os%orilasi suatu residu tirosin yang spesi%ik

    yang terletak di dekat terminal-; I*+-1, yang berperan sebagai lokasi

    pengikatan "T0T1! "T0T1 yang berikatan akan mengalami %os%orilasi terhadap

    residu tirosin A1 oleh enGim H07 yang terkait dengan reseptor! .roses %os%orilasi

    ini menyebabkan ter$adinya disosiasi &epat pada reseptor dan pembentukan

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    7/21

    homodimer "T0T1 ($uga disebut sebagai J0*, atau %a$$a"ac!iva!ed 'a!or)!

    'eberapa kali selama %ase aal akti#asi, "T0T1 $uga mengalami %os%orilasi

    terhadap serine 2 melalui suatu proses yang melibatkan %os%atidilinositol -

    kinase (.17) dan 0kt yang diperlukan untuk akti#itas transkripsional yang

    maksimal! 3omodimer "T0T1 kemudian akan bertranslokasi ke dalam nukleus,

    dimana "T0T1 dapat berikatan dengan sekuens +0 tertentu (yang disebut

    dengan J0", %a$$a"ac!iva!ed si!e) dan menginisiasi atau mensupresi proses

    transkripsi gen yang diregulasi oleh I*+- (Jambar 1)! "elain $alur Hak-"T0T

    yang telah banyak diketahui ini, I*+- $uga dapat mengakti%kan beberapa protein

    sinyal-transduksi! 'ahkan, pada suatu per&obaan dimana dilakukan suatu

    gangguan terhadap gen "T0T1 pada tikus, ditemukan adanya suatu $alur bebas-

    "T0T1 pada proses persinyalan yang tergantung-I*+-! .eran dari $alur ini dalam

    berbagai kondisi %isiologis dan patogolis masih belum dapat di$elaskan!

    Gamba !" Halur persinyalan inter%eron- (I*+-)! I*+- berikatan dengan

    reseptornya (I*+-) dan menyebabkan ter$adinya agregasi rantai-8

    dan , yang masing-masingnya berhubungan dengan enGim 7inase

    Hanus (H07)! 'egitu terakti#asi, H07 akan mem%os%orilasi rantai I*+-

    8, sehingga menghasilkan suatu lokasi untuk pengikatan "T0T1,

    yang kemudian akan di%os%orilasi dan dihubungkan sehingga

    membentuk suatu homodimer (yang disebut dengan J0*, atau

    %a$$a"ac!iva!ed 'ac!or)! 3omodimer "T0T1 tersebut akan

    mengalami translokasi ke nukleus dimana dia dapat berikatan dengan

    sekuens +0 tertentu (yang dinamakan dengan J0", atau %a$$a"

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    8/21

    ac!iva!ed si!e) dan mengatur ekspresi gen yang responsi#e terhadap

    I*+-!

    "ingkatnya, dengan mengakti#asi %aktor transkripsi sitosolik "T0T1, I*+-

    dapat menginisasi transkripsi se$umlah gen yang mengandung lokasi

    pengikatan-"T0T1 pada regio promoter mereka! "ebagian besar dari gen-gen

    yang terinduksi ini merupakan %aktor-%aktor transkripsi (seperti, I*-1) yang lebih

    $auh lagi dapat mengontrol gelombang transkripsi selan$utnya! Humlah total gen

    yang diregulasi oleh I*+- diperkirakan sekitar K5AA buah! Telah terbukti baha

    I*+- dalam melakukan up-regulasi terhadap transkripsi gen-gen yang terkait

    dengan presentasi antigen (F3; kelas I dan II, mikroglobulin 2, T0.),

    perkembangan %enotip Th1 ("T0T1, T-bet), perekrutan monosit berbasis-kemokin,

    sel T, eosinophil dan basophil (F;.-1, F;.-2, F;., 0+T@"), adhesi seluler

    (molekul L0-4, I;0F-1, ;0F-1), penggantian kelas rantai berat

    immunoglobulin (I*+- mengatur upregulasi IgJ dan down"regulasi Ig@),

    $aringan sitokin (IL-12, I*+-, ;4A) apoptosis (;95, kaspase), akti#asi

    lim%osit (molekul '-1 dan '-2), dan proses-proses lainnya! "eperti yang akan

    kita bahas dalam tin$auan pustaka ini, gen-gen yang diregulasi oleh I*+- tersebut

    berperan dalam proses ter$adinya respon imun yang terkait dengan beberapa

    tahapan patogenesis alergi!

    Da#a Imuno$o%i P&n'akit-P&n'akit A$&%i

    In%lamasi alergi sangat berhubungan dengan lim%osit Th ;4

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    9/21

    pasien asma! Lim%osit-lim%osit ini menghasilkan IL-4, IL-5, IL-9, dan IL-1

    dalam $umlah besar, yang mengontrol perekrutan dan akti#asi sel-sel e%ektor yang

    terkait dengan respon alergi, seperti eosinophil dan sel mast! "itokin IL-4 mulanya

    teridenti%ikasi sebagai %aktor pertumbuhan sel ', dan lebih $auh lagi tampak dapat

    menginduksi perubahan isotope Ig@ pada sel '! "elain itu, IL-4 dibutuhkan untuk

    di%erensiasi Th2 dan sel mast yang optimal, sedangkan IL-5 merupakan suatu

    %aktor selekti% untuk akti#asi dan perkembangan eosinophil! IL-4 dan IL-5 $uga

    meningkatkan adhesi eosinophil kepada sel-sel endotel #askuler, dan, membantu

    in%iltrasinya ke lokasi-lokasi in%lamasi dengan mengatur penanda permukaan pada

    eosinophil (seperti L0-4) dan endotel (seperti ;0F-1)! "itokin-sitokin ini

    tidak hanya dapat dihasilkan oleh sel T ;4

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    10/21

    hipersensiti#itas ini dengan &epat menginduksi perubahan #askuler, edema,

    produksi mukus, dan kontriksi otot polos! "elain itu, tampaknya eosinophil $uga

    terlibat dalam patogenesis penyakit-penyakit alergi karena sel ini biasanya

    berin%iltrasi ke $aringan target, dimana eosinophil akan melepaskan beberapa

    mediator in%lamasi dan sitokin yang berperan dalam kerusakan epitel dinding

    $alan na%as! Terakhir, kemokin, atau kemoatraktan, $uga berkaitan dengan proses

    alergi, tidak hanya karena perannya dalam meregulasi perekrutan leukosit

    (terutama basophil, eosinophil, dan sel mast), namun $uga karena sel ini dapat

    meregulasi akti#asi seluler dan pelepasan mediator-mediator in%lamasi, sintesis

    Ig@, dan perekrutan sel Th2 ke lokasi in%lamasi alergi! "e&ara bersamaan, temuan-

    temuan ini menun$ukkan baha sel Th2 dan sitokin-sitokinnya memiliki peran

    dalam beberapa tahap aal in%lamasi $alan na%as, dan berperan penting dalam

    patogenesis penyakit-penyakit alergi! alam subbab selan$utnya, kami akan

    ber%okus pada bagaimana I*+- mengatur respon imun, sehingga dapat

    mengontrol penyakit-penyakit alergi!

    IFN- (an R)on Imun T*

    0spek yang paling penting dalam respon imun terhadap alergen dimediasi oleh

    %ungsi pembantu dari sel T ;4

    dan T+*- dan dapat mengeliminasi pathogen intraseluler se&ara e%ekti%! "el Th2

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    11/21

    menghasilkan IL-4, IL-5, IL-1A, dan IL-1, yang mempengaruhi imunitas

    humoral terhadap parasite helmintes dan bertanggung $aab dalam respon imun

    terhadap alergen yang persisten! 'eberapa %aktor dapat mempengaruhi $alur

    di%erensiasi sel Th ;4

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    12/21

    dilaporkan $uga baha terdapat suatu hubungan yang berkebalikan antara respon

    imun I*+- yang dominan terhadap pathogen intraseluler pada masa anak-anak

    dan insidensi asma! 3asil ini menekankan baha I*+- memiliki si%at inhibisi

    terhadap respon perlaanan terhadap alergen!

    I*+- merupakan sitokin Th1 yang paling utama, dan berperan penting

    dalam proses di%erensiasi Th1! I*+- memiliki kemampuan untuk beker$a pada

    berbagai $enis sel yang terlibat dalam proses di%erensiasi Th! I*+- dapat

    menginduksi produksi IL-12 melalui an!i%en presen!in% cells(0.;), seperti sel

    dendritik dan makro%ag! "el-sel 0.; ini memungkinkan ter$adinya kontak

    pertama antara sel T ;4< na?% dengan antigen, sehingga produksi IL-12 ini

    merupakan hal yang sangat penting dalam $alur di%erensiasi men$adi %enotip Th1!

    "elain perannya terhadap 0.;, I*+- $uga memiliki e%ek terhadap sel T ;4< itu

    sendiri! "itokin ini dapat membantu perkembangan sel e%ektor Th1 dari tikus

    '0L'B& dengan meningkatkan respon sel T ;4< na?% terhadap IL-12! 'ahkan,

    I*+- bertanggung $aab untuk menginduksiBmempertahankan ekspresi rantai

    dari reseptor IL-12 (IL-122) melalui akti#asi T-bet! 3al ini menun$ukkan

    baha I*+- berperan penting dalam e%ek Th1 yang dimediasi oleh IL-12!

    .enelitian tentang sel T ;4< pada tikus ;5'LB: $uga menun$ukkan adanya

    peran langsung I*+- sebagai penginduksi polarisasi Th1 melalui mekanisme

    autokrin, tanpa melibatkan IL-12 (Jambar 2)!

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    13/21

    Gamba +" Inter%eron- (I*+-) mengontrol respon immune Th dan alergi! I*+-

    dihasilkan oleh berbagai $enis sel! "itokin ini dapat mengatasi respon

    imun Th2 (dengan menekan perkembangan lim%osit Th2),menginduksi di%erensiasi Th1 (dengan meningkatkan produksi IL-12

    melalui 0.; atau mengubah lim%osit Th na?% me$adi %enotip Th1), dan

    mengontrol beberapa tahapan dalam proses respon alergi (dengan

    menginduksi apoptosis eosinophil dan memblokade perubahan

    isotope Ig@ pada sel ')!

    I*+- $uga memiliki e%ek inhibisi terhadap sitokin-sitokin Th2, sehingga

    dapat mengurangi kadar produksi IL-4 dan IL-5! Halur persinyalan I*+- dapat

    mengakti%kan protein T-bet, %aktor transkripsi yang spesi%ik terhadap Th1 dan

    dapat mensupresi Th2! 'ahkan, ekspresi T-bet se&ara ektopik dapat merepresi IL-

    4 dan IL-5 pada sel Th2! .ada kasus dermatitis atopi, sel Th2 yang mengalami

    trans%eksi se&ara retro#irus dengan #ektor yang mengekspresikan T-bet

    memungkinkan sel-sel tersebut untuk memproduksi sitokin mirip-Th1 dan

    bermigrasi! "e$alan dengan hal tersebut, tikus yang kekurangan T-bet mengalami

    gangguan produksi I*+- dan $uga mengalami 03 spontan seperti yang ter$adi

    pada pasien alergi! "elain itu, ekspresi T-bet pada sel T ;4< berkurang pada

    paru-paru pasien asma, yang memperlihatkan sekresi I*+- yang se&ara signi%ikan

    lebih rendah oleh sel-sel mononuklear darah peri%er $ika dibandingkan dengan

    indi#idu yang sehat! "ebaliknya, suatu %aktor transkripsi yang diinduksi oleh Th2,

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    14/21

    yaitu J0T0-, se&ara spesi%ik mengontrol ekspresi sitokin-sitokin Th2, yang

    berperan penting untuk menginduksi in%lamasi alergi se&ara in #i#o! 'ahkan,

    kadar ekspresi J0T0- m+0 yang ditemukan pada $alan na%as pasien asma

    lebih tinggi dibandingkan dengan sub$ek kontrol dan berhubungan dengan

    peningkatan ekspresi IL-5! @kspresi mutant J0T0- yang tidak dominan

    menyebabkan ter$adinya pengurangan kadar seluruh sitokin Th2 dan gangguan

    produksi mukus, sintesis Ig@, dan eosinophil $alan na%as pada tikus transgenik!

    I*+- tentu sa$a memiliki peran yang sangat penting dalam menginhibisi

    respon Th2, namun tidak hanya melalui ekspresi T-bet! 3ilangnya responsi#itas

    reseptor IL-4 mungkin merupakan salah satu mekanisme yang menekan

    perkembangan Th2 pada sel Th1 yang mengalami polarisasi! 'eberapa penelitian

    lainnya menun$ukkan baha I*+- se&ara langsung menekan ekspresi gen IL-4

    melalui I*-1 dan 2, yang berikatan dengan tiga lokasi promoter IL-4 yang

    berbeda dan berperan sebagai repressor transkripsional! "e&ara in #i#o, represi

    Th2 yang dimediasi oleh I*+- dapat ditemukan pada per&obaan berdasarkan

    pada kondisi in%lamasi paru yang diatur oleh sitokin-sitokin Th2! .ada tikus I*+-

    -B- yang sebelumnya telah disensitisasi dengan 60 dan diberikan antigen yang

    sama se&ara intranasal, penyakit paru in%lamasi yang telah lama menetap

    setelahnya mulai mengalami perbaikan pada tikus $enis liar! "eperti yang telah

    didiskusikan sebelumnya, I*+- tidak hanya berperan sebagai akti#ator %enotip

    Th1 yang potensial, namun $uga sebagai supresor perkembangan Th2!

    "elain sebagai penghalang proses di%erensiasi Th2, I*+- $uga berperan

    dalam menginhibisi proli%erasi sel Th2! 'ahkan, lebih dari satu dekade yang lalu,

    Ja$eski dan *it&h telah mengamati baha I*+- berperan penting untuk

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    15/21

    menginhibisi proses proli%erasi dan respon yang diinduksi oleh IL-1 pada

    beberapa klon Th2! .er&obaan lebih lan$ut telah menun$ukkan baha sel-sel Th1

    menurunkan ekspresinya pada rantai I*+- sedangkan Th2 tidak demikian!

    3al ini menun$ukkan adanya suatu mekanisme dimana I*+- dapat menginhibisi

    proli%erasi klon-klon Th2 se&ara selekti%! .eran I*+- dalam mempromosikan

    respon Th1 dan menginhibisi respon Th2 $uga telah men$adi kontro#ersi! 'aru-

    baru ini, 'o&ek dkk menun$ukkan baha I*+-memiliki suatu %ungsi yang &ukup

    menge$utkan, yaitu sebagai penginduksi produksi IL-4! .eneliti tesebut menduga

    baha besar $umlah sitokin ini merupakan kun&i untuk menentukan apakah e%ek

    I*+- yang dominan adalah untuk meningkatkan atau untuk mensupresi Th2!

    IFN- (an In,$ama#i A$&%i

    @%ek supresi% I*+- pada penyakit-penyakit alergi terbukti dimediasi oleh

    berbagai mekanisme, seperti (1) regulasi presentasi alergen ke lim%osit T, (2)

    di%erensiasi sel T na?% men$adi %enotip Th1 danBatau inhibisi

    perekrutanBdi%erensiasi sel Th2, () supresi pelepasan sitokin Th2 dari sel T yang

    terakti#asi, (4) inhibisi perekrutan sel e%ektor ke lokasi in%lamasi, (5) induksi

    apoptosis sel T dan eosinophil, (:) menghalangi pergantian isotope Ig@ pada sel

    ', dan () induksi produksi nitrit oksida (+6)! 'ahkan, I*+- dikenali sebagai

    suatu sitokin pleiotropik yang menginduksi dan memodulasi serangkaian respon

    imun! 6leh karena itu, dalam subbab ini kami memutuskan untuk ber%okus pada

    beberapa %ungsi utama dari sitokin ini yang tidak didiskusikan sebelumnya yang

    dapat berimplikasi dalam patogenesis penyakit alergi melalui beberapa &ara!

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    16/21

    "alah satu peran %isologis I*+- yang penting dalam proses ter$adinya

    respon imun adalah kemampuannya untuk melakukan up-regulasi terhadap

    ekspresi protein F3; kelas I dan II pada beberapa $enis sel! Mp-regulasi ini dapat

    meningkatkan presentasi antigen pada makro%ag, namun telah ditemukan baha

    I*+- hampir menghilangkan sama sekali kemampuan untuk mempresentasikan

    antigen pada sel mast, mediator utama pada reaksi alergi! 7arena sel Th dapat

    diakti%kan pada mukosa $alan na%as, maka sel mast dapat berperan sebagai sel

    0.; pada kondisi tidak adanya I*+-, sehingga dapat menginduksi respon tipe-

    Th2 melalui kemampuannya untuk memproduksi se$umlah besar IL-4!

    Telah ditemukan $uga baha I*+- berperan penting untuk mengatur

    akti#asi, di%erensiasi, dan perekrutan eosinophil! "ebenarnya, I*+- menginduksi

    penurunan ekspresi reseptor eotaksin (;;), yang belakangan ini terbukti

    merupakan suatu penginduksi yang penting dalam proses di%erensiasi eosinophil

    dari sel-sel progenitor hematopoietik! .erekrutan eosinophil paru merupakan salah

    satu &iri khas asma atopik dan I*+- tampaknya berperan penting sebagai

    inhibitor sel-sel ini! Felalui proses induksi kemokin Fig (;N;L9), I*+-

    menginhibisi perekrutan eosinophil ke paru-paru yang bergantung pada eotaksin!

    .er&obaan in%lamasi alergi se&ara in #i#o $uga telah membuktikan adanya peran

    I*+- untuk meregulasi in%iltrasi eosinophil yang diinduksi oleh alergen! Terapi

    I*+- rekombinan sebelum inhalasi antigen aerosol dapat men&egah in%iltrasi

    eosinophil ke dalam trakea pada tikus yang telah disensitisasi! Jangguan terhadap

    gen reseptor I*+- menyebabkan ter$adinya eosinophilia yang meman$ang pada

    $alan na%as sebagai respon terhadap alergen! 3al ini menun$ukkan baha $alur

    persinyalan I*+- merupakan hal yang sangat penting untuk mengontrol

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    17/21

    perekrutan eosinophil se&ara in #i#o! .ada penelitian terhadap manusia, nebulisasi

    I*+- $uga terbukti dapat mengurangi $umlah eosinophil pada '0L pasien asma!

    +amun, kemungkinan sitokin ini tidak beker$a se&ara langsung pada eosinophil

    selama proses in%iltrasinya ke $aringan in%lamasi! ari beberapa laporan kasus,

    disimpulkan baha I*+- se&ara langsung men&egah in%iltrasi sel T ;4< yang

    diinduksi oleh alergen ke dalam $aringan dan dengan demikian selan$utnya

    menghalangi perekrutan eosinophil yang bergantung pada IL-5!

    I*+- $uga berperan dalam $alur nitrit oksida, dengan &ara menginduksi

    i+6", suatu sintase +6! engan menginduksi produksi +6, I*+- menginhibisi

    degranulasi sel mast yang dimediasi oleh Ig@! Lagi pula, +6 itu sendiri

    merupakan suatu bronkodilator, dan inhalasi +6 dalam konsentrasi tinggi dapat

    menyebabkan ter$adinya suatu respon bronkodilasi ringan pada pasien asma! +6

    $uga telah terbukti berperan dalam menginhibisi proli%erasi dan sintesis +0 pada

    sel-sel otot polos $alan na%as! 7arena hiperplasia dan hipertro%i otot polos pada

    $alan na%as diduga berperan dalam dis%ungsi $alan na%as, seperti asma, induksi +6

    dapat berperan men$adi inhibitor yang penting pada penyakit ini!

    .eran penting I*+- lainnya dalam reaksi alergi adalah kemampuannya

    untuk menginhibisi perubahan kelas immunoglobulin men$adi Ig@, yang

    merupakan mediator yang penting dalam patologi alergi yang diinduksi oleh

    sitokin-sitokin Th2 seperti yang telah didiskusikan sebelumnya! "elain

    menginhibisi perubahan kelas Ig@, I*+- $uga menginduksi produksi IgJ! IgJ

    dapat menetralkan alergen yang terinhalasi, dan melalui interaksinya dengan

    reseptor *& (*&), dapat membantu akti#asi sel-sel asesoris dan memungkinkan

    endositosis kompleks alergen-IgJ yang dimediasi oleh *&, sehingga membantu

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    18/21

    penangkapan dan presentasi alergen oleh sel 0.;, seperti makro%ag al#eolar! 3al

    ini menyebabkan akti#asi subsel Th yang spesi%ik, terutama sel-sel dari kelompok

    Th1, karena beberapa penelitian telah menun$ukkan baha akti#itas 0.;

    makro%ag berhubungan denganpri$in% sel Th1! 'ahkan, terapi dengan IgJ anti-

    alergen pada $alan na%as tikus yang telah disensitisasi dapat menyebabkan

    peningkatan sekresi I*+- dan pergantian respon yang didominasi oleh Th2

    men$adi respon yang seimbang antara Th1BTh2! "elain itu, berkurangnya

    eosinophil pada &airan bronkoal#eolar ('0L) tikus ini $uga ditemukan setelah

    pengobatan! 7arena alasan ini, diduga baha induksi I*+- dapat digunakan

    untuk mengatur in%lamasi yang dimediasi oleh Ig@! "ehingga, penurunan produksi

    I*+- pada pasien asma dapat meningkatkan kadar Ig@ baik dengan

    memungkinkan ter$adinya pergantian isotope Ig@ sel ' atau dengan

    memungkinkan lebih banyak progenitor sel T ;4< yang berdi%erensiasi men$adi

    sel Th2!

    "elain itu, $uga telah ditemukan adanya keterlibatan I*+- pada ke$adian

    apoptotis! espon in%lamasi yang diinduksi oleh paparan alergen menyebabkan

    ter$adinya metaplasia sel mukus dengan di%erensiasi sel-sel epitel yang

    berproli%erasi men$adi sel-sel penyimpan mukus! I*+- berperan dalam

    menginduksi apoptosis sel-sel ini dengan menginduksi kaspase dan 'aC, dua

    protein proapoptosis, dengan demikian I*+- dapat mengembalikan proporsi $enis

    sel yang sebenarnya pada epithel $alan na%as! "esuai dengan hal tersebut, I*+-

    terbukti dapat menginduksi apoptosis pada sel T dan eosinophil melalui

    mekanisme yang masing-masing dimediasi oleh kaspase dan ;95B*as! "elain

    itu, telah ditemukan $uga adanya hubungan antara peningkatan produksi I*+-

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    19/21

    dengan peningkatan apoptosis eosinophil dan sel-sel T ;4< pada in%iltrat $alan

    na%as pasien alergi! engan demikian, induksi apoptosis sel T ;4< dan

    eosinophil yang dimediasi I*+- mungkin dapat men$elaskan bagaimana I*+-

    bere%ek se&ara langsung terhadap perekrutan lokal sel-sel ini pada kondisi alergi!

    Trans%er adopti% sel-sel yang memproduksi I*+- kepada resipien yang

    telah disensitisasi dengan alergen $uga dapat melindunginya dari eosinophilia

    pada $alan na%as setelah pemberian antigen! Tentu sa$a, saat ditrans%erkan ke tikus

    resipien, sel Th1 ;4< dapat menginhibisi eosinophilia yang diinduksi Th2 dan

    sekresi mukus dengan menghasilkan I*+-, karena tikus I*+--B- mengalami

    eosinophilia yang meman$ang! +amun, penelitian lainnya telah membuktikan

    baha sel Th1 yang ditrans%erkan se&ara adopti% dapat menginduksi suatu respon

    in%lamasi yang ditemukan pada pasien asma karena adanya si%at proin%lamasi dari

    I*+-! Tampaknya, suatu respon in%lamasi diperlukan untuk mengakti%kan

    makro%ag paru-paru sehingga dapat menghasilkan suatu spesies oksigen reakti%

    (6"), yang penting untuk proses remodeling $alan na%as! Fakro%ag paru-paru

    $uga dapat mempromosikan respon Th1 se&ara selekti% pada paparan kedua

    alergen inhalan, sehingga dapat menekan in%lamasi $alan na%as alergi yang

    dimediasi oleh Th2! Terakhir, sekresi I*+- oleh sel T ;=< yang ditrans%erkan

    $uga dapat mengontrol eosinophilia pada $alan na%as dalam suatu per&obaan

    terhadap tikus yang diberikan alergen! alaupun semakin banyak bukti-bukti

    ilmiah yang menun$ukkan adanya peran protekti% I*+- terhadap penyakit-

    penyakit alergi, namun masih ditemukan kontro#ersi mengenai hal ini, mengingat

    adanya keterlibatan I*+- dalam respon in%lamasi itu sendiri! 6leh karena itu,

    memperkuat respon Th1 pada pasien alergi baik dengan trans%er adopti% sel T

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    20/21

    terakti#asi yang spesi%ik terhadap suatu antigen tertentu maupun dengan

    pemberian I*+- rekombinan mungkin hanya dapat dipertimbangkan untuk

    digunakan sebagai inter#ensi immunoterapi yang potensial setelah dilakukan

    penelitian intensi% lebih lan$ut!

    Kim)u$an

    'eberapa hasil per&obaan sangat mendukung gagasan baha patogenesis penyakit

    alergi berhubungan dengan ketidakseimbangan antara respon imun Th1BTh2!

    "elama beberapa tahun terakhir, ditemukan baha in%lamasi alergi berhubungan

    dengan peningkatan respon imun Th2! +amun, kami sekarang mengetahui baha

    tidak adanya respon imun Th1 yang kompeten, terutama pada proses don-

    regulasi I*+-, $uga berperan dalam ter$adinya penyakit tersebut! 7ami

    melakukan tin$auan terhadap data terkini yang menun$ukkan peran penting dari

    sitokin ini dalam memodulasi penyakit alergi! "trategi terapeutik terkini telah

    dikembangkan untuk menginhibisi perkembangan sel Th2 (atau e%ek dari

    sitokinnya) dan pergantian respon imun ke %enotip Th1! "ebenarnya, si%at

    inhibitor I*+- yang potensial terhadap respon Th2 dan in%lamasi alergi

    menun$ukkan baha I*+- dapat digunakan sebagai pendekatan terapi untuk

    penyakit-penyakit ini! +amun, beberapa penelitian menun$ukkan baha

    pemberian I*+- pada pasien alergi berhubungan dengan tingkat tokisisitas yang

    tinggi dan beberapa e%ek samping! an bagaimanapun $uga, berdasarkan seluruh

    temuan yang terkait dengan modulasi I*+- terhadap respon imun Th dan alergi,

    pendekatan imunoterapi baru apapun yang akan dikembangkan untuk in%lamasi

  • 7/26/2019 PERAN INTERFERON.docx

    21/21

    alergi tetap perlu mempertimbangkan si%at immunoregulator yang potensial dari

    sitokin ini!