peran komunikasi dalam industri...

12
Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasi The Role of Communication in Aviation Industry

Upload: danganh

Post on 03-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasi

The Role of Communication in Aviation Industry

Page 2: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Komunikasi merupakan penyampaian pesan menggunak-an lisan, simbol, atau tulisan dengan harapan adanyaumpan balik (feedback) dari penerima pesan. Peran ko-

munikasi yang sangat penting dalam interaksi, sehingga men-jadi kebutuhan manusia dari dulu sampai sekarang. Seiringperkembangan zaman, media untuk berkomunikasi juga se-makin canggih. Kemajuan teknologi memungkinkan komuni-kasi lintas benua dilakukan dalam waktu yang bersamaan.

Dalam industri aviasi, komunikasi memiliki pengaruh lang-sung terhadap safety. Karena itu komunikasi antar orang yangterlibat dalam industri ini harus jelas, mudah dimengerti, dantidak memicu keraguan bagi penerima pesan. Komunikasiyang baik dapat meng-hindarkan penerimapesan menerka-nerkaapa yang harus dilaku-kan. Komunikasi yangtidak baik (lack of com-munication) berada diurutan pertama daftarduabelas elemen yangbisa menurunkan ke-mampuan manusia at-au dikenal sebagai "theDirty Dozen".

Komunikasi yangbaik dengan pesan je-las sangat penting da-lam proses perawatanpesawat terbang yang memerlukan koordinasi dan melibat-kan banyak orang. Pesan yang meragukan (ambiguity) bukansaja menyebabkan perawatan tidak berjalan dengan lancar,namun meningkatkan peluang terjadinya kecelakaan.

Pentingnya komunikasi dalam perawatan pesawat ini men-dorong redaksi Penity membahas topik ini dalam edisi Mei2010. Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisadisimak dalam rubrik Selisik. Diharapkan artikel ini meningkat-kan awareness kita terhadap safety lewat komunikasi yangbaik.

Sedangkan rubrik Cakrawala membahas tentang upayamenghindari distorsi informasi dengan komunikasi yang tepatdapat menghindari kecelakaan. Adapun rubrik Persuasi, mem-bahas peran komunikasi dalam menciptakan safety. Artikelmenarik yang lain bisa disimak di rubrik Opini, IOR, Safety Tips,Rumpi, dan Intermeso. Semoga penerbitan Penity edisi Mei2010 ini menambah wawasan kita. Tidak lupa kritik dan sarandari pembaca tetap kami harapkan.

Communication is a process of relaying messagesusing voice/sound, symbol, and writing that ex-pects a feedback from the message recipient.

Communication plays a very importanta role in interac-tion, it is a necessity for human being since the earlydays to present. The media to communicate are increas-ingly sophisticated. Advances in technology enablingcommunication across continents to be performed at bytime once.

In aviation industry, communication has a directimpact on safety. Therefore, communication amongpeople involved in this industry must be clear, easily

understood, and don't gen-erate doubt to the messagerecipients. Good communi-cation avoid the message re-cipient guessing next action.Lack of Communication isthe first in the list of twelveelement that lower humanperformance or known asThe Dirty Dozen.

Good communicationwith clear message is impor-tant in aircraft maintenanceprocess that requires coordi-nation and involves manypeople. Messages that areunclear (ambiguity) not only

cause improper maintenance, but also increase the pos-sibility for accidents to occur.

The importance of communication in aircraft main-tenance encourages the Penity editorial to discuss thistopic in the May 2010 edition. Fatal accidents due to badcommunication can be seen in the rubric Selisik. This ar-ticle is expected to increase our awareness of safetythrough good communication.

While the rubric Cakrawala discusses the effort toavoid information distortion through appropriatecommunication can evade accidents. The rubric Per-suasion, discusses the role of communication to createsafety. Another interesting article can be seen in the ru-bric Opinion, IOR, Safety Tips, Rumpi, and intermeso.Hopefully the publication of this Penity May 2010 edi-tion improves our knowledge. Do not forget that we arestill welcoming criticisms and suggestions from ourreaders.

2 | Edisi Mei 2010

Diterbitkan oleh Quality Assurance & Safety GMF AeroAsia, Hangar 2 Lantai Dua Ruang 94, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Ceng-kareng - Indonesia, PO BOX 1303 - Kode Pos 19130, Telepon: +62-21-5508082/8032, Faximile: +62-21-5501257. Redaksi menerima saran,masukan, dan kritik dari pembaca untuk disampaikan melalui email [email protected]

Prolog

Hindari Distorsi InformasiAvoid Information Distortion

Page 3: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

3 | Edisi Mei 2010

Implementasi SMS di GMF sudahmemberikan manfaat yang positifbagi perkembangan perusahaan.

Saya merasakan betul manfaat lang-sung dari implementasi SMS, teruta-ma berkaitan dengan fasilitas untukmelaporkan hazard di lingkungankerja kita melalui IOR system. Cor-rective action oleh responsible unitatas laporan itu bisa dimonitor di IORsystem oleh petugas yang mendapatotorisasi mengakses IOR system mel-alui Portal.

Melalui media ini saya ingin men-yampaikan satu hal sebagai masu-

kan. Beberapa IOR yang pernah sayabuat semuanya ditindaklanjuti. Tapi,hazard yang saya laporkan itu mun-cul kembali belakangan ini. Hal inimenandakan tindaklanjut laporanyang pernah saya buat bersifat se-mentara. Corrective action dan pre-ventive action yang dilakukan kur-ang tepat sehingga hazard munculkembali. Corrective action seharus-nya menyentuh root cause-nya. (SigitPrijo Handoyo Adji - Unit TBR)

Jawaban Redaksi :

Kami mengucapkan terima kasih

atas respon Bapak Sigit tentang jaw-aban IOR yang tidak menyentuh"root cause". Menurut redaksi, men-gacu kepada QP 218-01 ResponsibleUnit ( yang menjawab IOR) harusmelakukan corrective action yangtuntas dan memuaskan (satisfactory)agar permasalahan yang sama tidakterulang kembali. Jika jawaban terse-but tidak memuaskan dan efektif ,maka Unit Quality Assurance andSafety akan mengeluarkan Non-Con-formance Report (NCR) untuk ditin-daklanjuti oleh responsible unittersebut.

Opini

Corrective Action

Seluruh operator towing tractor sudah men-dapatkan briefing tentang pengoperasiantowing tractor yang aman. Selain itu, safetytalk akan disampaikan kepada setiap opera-tor yang akan melaksanakan tugasnya.

(FA Tukiman)

Internal Occurence Reporting (IOR)

Corrective Action Belum Menyentuh Root Cause

Tentang Operator Towing Tractor

Seorang operator towing tractor mengoperasik-an towing tractor dengan menarik dan men-dorong dua tow bar sekaligus. Meskipun den-

gan tujuan untuk mempercepat pekerjaan, tindakanini tidak aman karena dia harus mengedalikan towbar yang ada di depan dan yang ada di belakangtractor secara bersamaan. Mohon kepada responsi-ble unit melakukan safety talk kepada para operatortowing tractor. (Laporan I Wayan Susena )

Page 4: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Cakrawala

Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasi

The Role of Communication in Aviation Industry

4 | Edisi Mei 2010

Safety in flight Starts from the ground. Dimulai dari su-atu komunikasi headset antara ground engineer den-gan pilot. "Ground to cockpit - N one Engine one ro-

tate". Ataupun sebaliknya. "Cockpit to Ground - ParkingBrake set".

Dalam industri aviasi, kemampuan berkomunikasi mer-upakan salah satu faktor yang dapat mendukung keselam-atan dan kelancaran penerbangan. Komunikasi verbal yangbaik dan benar antara ground engineer dan cockpit crewsebelum pesawat take off misalnya, sangat mendukungketepatan waktu terbang dan men-cegah delay. Dengan komunikasitersebut, juga dapat membantuproses perbaikan pesawat setelahlanding. Data kondisi pesawat yangdisampaikan cockpit crew secaraverbal bisa membantu ground engi-neer dalam melakukan perbaikanpesawat lebih cepat dan akurat,meskipun sudah tersedia informasidata kerusakan dari komputer padaberbagai pesawat modern saat ini.Peran komunikasi untuk keselama-tan penerbangan juga dapat dilihatdari komunikasi antara pilot dan airtraffic control untuk mengetahuikondisi cuaca atau memandu pesa-wat yang akan tinggal landas ataumendarat sehingga pesawat terbang terjamin keselama-tannya. Jadi peran komunikasi dalam penerbangan ini se-makin menegaskan bahwa keselamatan di udara memangdimulai dari darat seperti ilustrasi di awal.

Bahkan dalam industri pembuatan pesawat terbang,komunikasi masuk dalam ATA Chapter tersendiri yakni, ATA23 Communications. Chapter ini menjelaskan tentang sys-tem komunikasi pesawat agar dapat berinteraksi dengandunia luar pada saat penerbangan (external) melalui ge-lombang radio atau komunikasi internal didalam pesawatantara pilot dengan awak cabin atau penumpang melaluisystem interphone serta komunikasi antar pesawat terbangmaupun komunikasi pesawat ke Ground. Juga yang tidakkalah penting adalah system perekam suara atau yang leb-ih dikenal sebagai black box. Alat ini akan memberikan da-ta rekaman suara apabila terjadi suatu kecelakaan pesawat,yang dengan analisa data tersebut akan dapat membantumengungkap penyebab kejadian tersebut,

Meskipun industri pembuatan pesawat memasukkankomunikasi dalam ATA Chapter sendiri, namun definisi ko-

Safety in Flight Starts from the ground. Starting from aheadset communications between ground engineer withthe pilot. "Ground to Cockpit - Engine N one rotate one."

Or other way around. "Cockpit to Ground - Parking Brake set".In the aviation industry, the ability to communicate is a

factor that ensure a safe and smooth flight. A good and cor-rect verbal communication between cockpit crew and groundengineer before take off, for example, strongly supports the ac-curacy of flying time and prevent delay. With this communica-tion, it helps maintenance process after landing. Aircraft con-

dition data which isconveyed verbally bythe cockpit crew willassist the ground en-gineers in making air-craft maintenancequicker and more reli-able, even though thedamage informationdata is already availa-ble from the computeron various modernaircraft nowadays.The role of communi-cation for aviationsafety can also beseen from the com-munication between

pilots and air traffic control, to inform the weather condition,to guide the aircraft when take off, to land the plane safely.The role of communication in aviation further confirms thatsafety in the air starts from the ground as earlier illustrated.

Even in an aircraft manufacturing industry, communica-tion recognized and is included in a separate Chapter of theATA, which is ATA 23 Communications. This chapter describesthe aircraft communication system to interact with systemoutside world during the external through radio wave or an in-ternal communication in the aircraft between the pilots withcabin crew or passengers through interphone system alongwith communications between aircraft and also aircraft toground communications. Also not less important is the voicerecorder system or more commonly known as the black box.This tool provide voice recording data in the event of an air-plane crash, the purpose is to analyze the data to reveal thecause of the incident.

Although the aircraft manufacturing industry includecommunication in a specific ATA Chapter, but the definition of

Page 5: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

5 | Edisi Mei 2010

Cakrawala

munikasi secara umum tidak berubah. Komunikasi meru-pakan proses penyampaian informasi atau pesan dari satupihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi.Komunikasi bisa disampaikan dengan bahasa lisan (verbal)dan gerak-gerik badan yang dapat dimengerti penerimapesan. Komunikasi harus mencakup unsur pengirim, pesan,media penyampaian, penerima, umpan balik dan kesepak-atan bagaimana komunikasi dijalankan.

Pesan yang disampaikan oleh pengirim dapat berupabahasa ataupun simbol simbol yang dapat dimengerti olehpenerima. Dalam dunia penerbangan, selain bahasa na-sional, secara formal bahasa yang dipergunakan adalah ba-hasa inggris yang tentunya harus kita kuasai agar tidak ter-jadi salah interpretasi. Simbol sebagai cara berkomunikasijuga banyak digunakan sejak jaman purba, seperti pesanyang berupa gambar telapak tangan atau binatang yangpernah ditemukan dalam sebuah dinding dinding gua. Ju-ga simbol yang dipahatkan pada dinding batu candi olehnenek moyang kita ribuan tahun yang lalu dan masih bisadipahami oleh kita pada saat ini. Ataupun pesan yang ber-upa simbol morse yang sampai sekarangmasih dipergunakan.

Seiring perkembangan zaman, mediauntuk menyampaikan pesan terus berubah.Apalagi setelah Graham Bell menemukan te-knologi telepon yang terus berkembangsampai sekarang dengan teknologi teleponnirkabel (telepon seluler). Bahkan sekarangkomunikasi jarak jauh juga berupa audio vis-ual yang sangat bermanfaat banyak untukperkembangan ilmu pengetahuan, teknolo-gi, ekonomi, dan budaya. Dengan model ko-munikasi tersebut, jarak dan batas negarabukan menjadi halangan dan menjadikansuatu proses efficient dan effective. Jugadengan kemajuan teknologi, komunikasi ja-rak jauh bukan menjadi barang yang mewahlagi, hampir setiap orang kini dapat melaku-kannya dengan biaya yang murah.

Meskipun teknologi komunikasi sudahmaju, pesan yang disampaikan tetap harusjelas dan akurat. Jika pesan yang disampai-kan tidak akurat, maka umpan balik yang di-dapatkan tidak akan sesuai dengan tujuanawal berkomunikasi. Tidak menutup kemungkinan umpanbalik yang didapat justru bertolak belakang dengan sasar-an yang ingin dicapai. Selain itu, media penyampai infor-masi harus handal agar pesan yang dikirim tidak terdistorsiyang menyebabkan penerima tidak bisa memahami.

Dalam industri penerbangan, pesan yang tidak jelasdan informasi yang terdistorsi harus dihindari karena dapatberakibat fatal. Pesan yang rancu bisa menyebabkan pener-ima pesan salah membuat keputusan. Begitu juga jika pe-san terdistorsi yang membuka peluang penerima pesan sa-lah menafsirkan. Jika hal ini terjadi tentu saja berpotensimembahayakan keselamatan penerbangan. Karena itu, da-lam menyampaikan pesan gunakan bahasa yang jelas, lu-gas, dan kuasai bahasa Inggris dengan baik dan benar agartidak salah dalam menafsirkan dan menyampaikan pesan.

(Hariyadi Wirja)

communication in general has not changed. Communication isa process to deliver information or messages from one party toanother party to interact with each other. Communication canbe delivered by spoken language (verbal) and body gestures thatcan be understood by the message recipient. Communicationshould include elements of the sender, message, medium, receiv-er, feedback and agreement on how the communication is exe-cuted.

Messages conveyed by the sender can be either language orsymbols that can be understood by the recipient. In the aviationworld, besides the mother language, the official language isEnglish, which have to be mastered in order to avoid misinter-pretation. Symbols as a way of communication is also widelyused since ancient times, such as a message in the form of palmsor animals picture found in cave walls. Another example sym-bols carved on the stone walls of the temple by our ancestorsthousands of years ago and still can be understood by us at pres-ent. Or messages in the form of Morse code symbols that is stillused now.

Further more, the media to convey the message keepschanging. Especially afterGraham Bell invented thetelephone technology whichis growing mowadays withwireless telephone technolo-gies (cell phones). Long dis-tance communication in theform of audio-visual is veryuseful for the advancementof science, technology, eco-nomics, and culture. Withthis communication model,distance and border are notan obstacle, this will makeprocess more efficient andeffective. Also, long distancecommunication is not an ex-pensive item anymore; al-most everyone able to do soeconomically.

Communications tech-nology has improved, themessage relayed requiredclearer and accurate. If the

message is not accurate, then feedback obtained will not be re-ceived as its original purpose. This does not rule out the feedbackobtained is the opposite of the target that needs to be achieved. Inaddition, the media of information must be reliable in order for themessages sent are not distorted so that it is not understood by thereceiver.

Unclear message and distorted information should be avoid-ed because it has a fatal consequences. Ambiguous messagescould cause the message recipients to make wrong decision. Like-wise distorted message opened up the possibility that the mes-sage recipient misinterpret the message. If this occurs, certainlywill potentially endangers flight safety. Therefore, in conveyingthe message, use language that is clear, concise, and also masterthe English language properly and correctly so as to not wronglyinterpret and convey messages.

(Hariyadi Wirja)

Page 6: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Setiap hari kita berkomunikasi, baik dengan rekan kerjaterkait pekerjaan yang sedang kita lakukan atau den-gan orang lain di sekitar kita. Komunikasi bisa dilaku-

kan secara verbal atau lisan melalui tatap muka (face to face)maupun menggunakan media lain seperti telepon. Komun-ikasi bisa juga menggunakan bahasa isyarat, simbol, mau-pun tulisan untuk menyampaikan pesan kepada penerimainformasi.

Sebagai cara menyampaikan pesan,komunikasi merupakan kegiatan men-transfer sesuatu yang mengandung mak-na tertentu yang perlu dipahami bersamaoleh pemberi informasi dan penerima in-formasi. Harapannya ada umpan balik daripenerima pesan atas informasi yang dis-ampaikan.

Berdasarkan sejumlah penelitian di-temukan fakta bahwa hanya 30 persendari komunikasi verbal yang biasa kita lak-ukan dapat dipahami lawan bicara. Biasa-nya orang-orang lebih mudah mengingatapa yang pertama kali dan terakhir disam-paikan dalam berkomunikasi. Untuk itumenempatkan bagian terpenting dari su-atu pesan di awal percakapan dan men-gulanginya di akhir perbincangan sangatpenting dilakukan.

Penempatan pesan terpenting di awaldan akhir percakapan juga tergantung pa-da komplekstitas informasi yang kita sampaikan. Jika pesanitu sangat kompleks, akan lebih efektif jika kita menyediak-an beberapa bentuk instruksi tertulis seperti check list, cata-tan-catatan, dan sebagainya.

Dalam industri penerbangan komunikasi memegangperan penting. Kesalahan akibat komunikasi kurang baikdapat memicu kecelakaan seperti beberapa incident mau-pun accident yang pernah terjadi. Salah satu pemicu kecel-akaan yang menewaskan 500 orang beberapa tahun lalu

Every day we communicate, both with our colleague re-garding the work we are doing and with other peoplearound us. Communication can be done verbally face

to face or using other media such as telephones. Communi-cation can also use sign language, symbols, and writing toconvey a message to the receiver.

As a way to convey messages, communication is the ac-tivity to transfer somethingthat contains certain mean-ing that needs to be mutuallyunderstood by the sender andthe receiver. It is expected thatthere is feedback from the re-ceiver regarding the sent mes-sage.

Based on numerous stud-ies, it is found that in fact only30 percent of normal verbalcommunication that we docan be understood by the re-ceiver. Usually people remem-ber more easily what the firstand the last point in commu-nication. Therefore , placingthe most important part of amessage at the beginning of aconversation and repeat it atthe end of the conversation isvery important.

The placement of the most important message at thebeginning and end of the conversation also depends on thecomplexity of the information we convey. If the messagewas very complex, it will be more effective if we providesome form of written instructions such as check lists, notes,etc.

In the aviation industry, communication plays an im-portant role. Errors due to poor communication can lead toaccidents like some incident or accidents that have hap-

Persuasi

6 | Edisi Mei 2010

Oleh : Ganis Kristanto

Lead Auditor Quality System andAuditing Base Maintenance

Menghindari KesalahanDengan Komunikasi Yang Baik

Avoiding Error With GoodCommunication

Page 7: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

7 | Edisi Mei 2010

misalnya, karena komunikasi yang buruk antara cockpit crewdengan petugas Air Traffic Controller (ATC).

Komunikasi yang baik antara ground engineer dan cock-pit crew sangat penting saat pesawat transit. Begitu juga ko-munikasi antara engineer di hangar ketika pergantian shiftyang memperlukan format tertentu untuk mencapai komun-ikasi yang efektif. Meski terkesan sepele, komunikasi menda-pat perhatian khusus karena menjadi salah satu dari 12 ele-men dari human factors yang menyebabkan penurunan kin-erja seseorang dalam proses perawatan, atau dikenal seba-gai the Dirty Dozen.

Salah satu elemen dari the Dirty Dozen, adalah lack ofcommunication biasanya terjadi saat menghadapi pekerjaanyang tidak bisa selesai dalam satu shift sehingga diteruskanoleh crew shift berikutnya. Kesalahan ini bisa terjadi karenakesalahan interpretasi engineer terhadap manual/jobcardyang digunakan. Dalam mendesain jobcard biasanya dibuatdengan asumsi workable (bisa dilaksanakan) meski kenyat-aannya jobcard kadang tidak bisa dikerjakan.

Untuk menghindari kesalahan diperlukan monitoring,terutama untuk jobcard yang baru sehingga tidak terjadi miscommunication di lapangan. Miscommunication yang men-yebabkan serious incident berupa rusaknya pipa-pipa hy-draulic di area wing sebuah pesawat pernah terjadi bebera-pa waktu silam.

Investigasi atas kejadian ini menemukan fakta bahwa pa-da malam hari sebelum pesawat beroperasi dilakukan main-tenance yaitu NDT in-spection di area wingkanan. Untuk inspeksiNDT, inspector melepassambungan pipa-pipa hy-draulic. Setelah inspeksiNDT selesai, sambunganpipa dipasang lagi. Kare-na jam kerja shift berakh-ir, sambungan pipa be-lum dikencangkan den-gan baik karena hanyamenggunakan tangan.

Inspector ini kemudi-an mentransfer pekerjaanselanjutnya ke teknisiyang masuk shift pagi.Komunikasi dilakukan hanya dengan telepon seluler tanpasaling bertemu dan menuliskan detail pekerjaan di buku op-eran. Teknisi ini menganggap sambungan pipa sudah benarkarena terlihat rapi. Sambungan yang belum kencang inimenyebabkan pipa tidak mampu menahan hydraulic pres-sure yang tinggi sehingga rusak.

Dari temuan ini kita melihat pentingnya buku operan(hand over book). Tujuan utama buku operan adalah memas-tikan komunikasi yang efektif antara outgoing crew denganincoming crew tentang pekerjaan yang belum bisa dituntas-kan oleh outgoing crew untuk diteruskan incoming crew. Pe-nulisan pekerjaan yang akan ditransfer ke crew berikutnyaharus jelas dan detail sehingga tidak menimbulkan kera-guan.

Outgoing crew chief wajib menulis seluruh pekerjaanyang akan ditransfer ke crew berikutnya dengan detail dan

Persuasi

pened. One of the triggers of an accident that killed 500 peo-ple a few years ago, for example, was because of poor com-munications between the cockpit crew with the Air TrafficController (ATC) officer.

Good communication between cockpit crews and groundengineers is very important during an airplane transit. It is thesame with the communication between the engineers at thehangar during the shift change that requires a specific formatto achieve effective communication. Although it seemed triv-ial, communications received special attention because it be-comes one of the 12 elements of human factors which causethe decline of a person performance in maintenance process, it is also known as The Dirty Dozen.

One of the elements of The Dirty Dozen, is lack of commu-nication usually occurs when facing a job that can not becompleted in one shift so that it is continued by the next shiftcrew. This error can occur due to the misinterpretation of theengineers on the manual / jobcard used. In designing job-card it is usually made with the assumption that it is workable(can be done) although in reality sometimes jobcard can notbe done.

Monitoring is necessary to avoid errors, especially for newjob card so that there is no miscommunication in the field.Miscommunication that causes serious incident in the form ofdamage to the hydraulic pipes in the wing area of a planehappened some time in the past.

An Investigationmade on the incidentfound the fact that onthe night before the air-craft is operated anNDT inspection wasperformed in the rightwing area. To performNDT inspection, the in-spector disconnects thehydraulic pipes. Afterthe NDT inspection iscompleted, the pipeconnection is re-in-stalled. Because thework shift hours ended,the pipe connectionhas not been fastened

properly as it was done only by hands.The Inspector then transfers the next job to the techni-

cians in the morning shift. Communication is done only witha cellular phone without seeing each other, and writing thedetail of the work on the hand over book. These techniciansassume the pipe connection is correct because it looks neat.This loose connection causes the pipe can not withstand thehigh hydraulic pressure. It is finally damaged.

From these findings we see the importance of hand overbook. The main purpose of the hand over book is to ensure ef-fective communication between incoming crew and outgo-ing crew about the work to be continued by the incomingcrew. The writing of the transferred jobs must be clear and de-tailed so that no doubt appears.

An outgoing crew chief shall write the entire work that

Page 8: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Persuasi

8 | Edisi Mei 2010

jelas di hand over book. Cara penulisan dan bahasa yang di-gunakan harus lugas serta jelas agar dapat dipahami pembacabuku operan. Penulisan detail pekerjaan tidak menggunakansingkatan yang membuat bingung dan penulisan harus rapiserta dapat terbaca dengan baik.

Outgoing crew chief juga wajib bertemu atau bertatapmuka secara fisik dengan incoming crew chief untuk menjelas-kan dan mendiskusikan semua catatan yang tertulis di bukuoperan. Selain itu, kedua crew chief harus datang ke area tem-pat pekerjaan akan ditransfer di pesawat. Tujuan komunikasiini untuk meyakinkan tidak ada salah pengertian tentang pe-kerjaan yang akan ditransfer.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menghin-dari miscommunication (safety net) seperti mencatat informasiyang dianggap penting. Dengan memiliki catatan penting, kitabisa 'mengingat' informasi yang kita perlukan setiap saat.

Selain itu, briefing juga merupakan salah satu cara komun-ikasi yang dianjurkan untuk menyampaikan informasi pentingyang perlu mendapatkan perhatian selama melaksanakan pe-kerjaan. Briefing tidakhanya dilakukan sebelummemulai pekerjaan, tapijuga saat pekerjaan dilak-sanakan. Seorang leaderberperan penting dalambriefing saat melakukanpekerjaan untuk mengin-gatkan kembali informasipenting yang perlu diper-hatikan dan memastikankesalahan pelaksanaanpekerjaan tidak terjadi.

Untuk menjamin ko-munikasi terhadap infor-masi agar bisa diterimadengan baik, penerimainformasi harus menden-garkan dengan penuhkonsentrasi dan memberiatensi pada saat orang se-dang berbicara. Selain itu pemberi informasi bisa juga memin-ta atensi orang lain pada saat kita berbicara untuk mengurangimiscommunication.

Memberikan informasi yang tepat pada orang yang tepatdan pada saat yang tepat merupakan salah satu cara meng-hindari miscommunication. Untuk itu ada baiknya jika tidakmemberi informasi apapun kepada orang yang sedang melak-sanakan pekerjaan dan tidak berkaitan langsung dengan pe-kerjaan tersebut . Selain bisa merusak konsentrasi, informasibisa disampaikan saat istirahat maupun setelah pekerjaan sel-esai dilaksanakan.

Hal terpenting yang perlu diperhatikan untuk menghin-dari miscommunication adalah tidak berasumsi apapun ter-hadap suatu pekerjaan seperti tidak berasumsi bahwa suatupekerjaan telah dijalankan crew sebelumnya. Untuk itu harusdipastikan apakah pekerjaan telah dilaksanakan atau belumdengan melihat kembali pekerjaan tersebut pada hand overbook atau melakukan re-check secara fisik pada pekerjaanyang bersangkutan.

will be transferred to the next crew in detail and clearly inhand over books. The way of writing and the languageused should be concised and clear so that hand over booksreaders can understand it. Writing jobs details should notuse abbreviations that are confusing and the writing mustbe neat and readable as well.

Outgoing crew chief is also required to meet or face toface physically with the incoming crew chief to explainand discuss all that is written in the hand over book. In ad-dition, both the crew chief must come to the area wherethe jobs will be transferred on the plane. The purpose ofthis communication to ensure there are no misunder-standings about the work to be transferred.

There are some things that must be considered to avoidmiscommunication (safety net) such as noting informationthat is important. By having an important note, we can 're-member' the information we need at any moments.

In addition, the briefing is also one of the recommend-ed ways of communication to convey important informa-

tion that needs at-tention during thejob implementa-tion. Briefing is notonly done beforestarting the work,but also during thework itself. A lead-er plays an impor-tant role in thebriefing duringwork to remindabout the impor-tant informationto be noted andensure work mis-takes do not hap-pen.

To ensure thecommunication ofinformation is well

received, the information recipient should listen with fullconcentration and give attention when people are talking.Also, the information giver can ask for other people atten-tion during the talk to reduce miscommunication.

Providing the right information to the right people andat the right moment is one way to avoid miscommunica-tion. Because of that, it is better to not give any informationto the person who performs the work and is not directlyconnected to that work. In addition to ruin the concentra-tions, the information can be conveyed during breaks orafter work is completed.

The most important thing to keep in mind to avoid mis-communication is not assuming anything about a worksuch as don't assume that a job has been executed by theprevious crew. That is why it must be ascertained whetherthe job has been executed or not by reviewing the job onthe hand over book or doing a re-check physically on thework in question.

Page 9: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Selisik

Cuaca malam di bandar undara in-ternasional Lima, Peru cukup cerahketika sebuah pesawat B757 milik

salah satu maskapai di Amerika meren-canakan penerbangan untuk membawapenumpang dengan tujuan Santiago.Pesawat dengan 9 awak penerbangandan 61 penumpang itu sudah berada diapron. Para petugas cockpit crew dancabin crew juga sudah bersiap di dalampesawat.

Setelah seluruh persiapan dirasa cuk-up untuk menjalani penerbangan, pe-numpang yang sudah menunggu diper-silakan untuk boarding ke pesawat. Sep-erti biasa, saat penumpang dan seluruhcrew sudah siap, certifying staff melaku-kan walk around inspection untuk me-mastikan kondisi pesawat memang siapdan laik terbang.

Selama melakukan walk around in-spection, dia tidak menemukan sesuatuyang aneh atau ganjil yang dapat mem-bahayakan penerbangan. Setelah yakinpesawat aman untuk diterbangkan, diamenandatangani aircraft maintenancelog book sebagai tanda bahwa pesawatsudah laik terbang. Pesawat pun perla-han-lahan meluncur menuju landasanpacu (runway) untuk memulai penerban-gan.

Begitu posisi lepas landas siap, pesa-

wat segera meluncur dan memulai pen-erbangan dengan meninggalkan landas-an pacu. Tak ada yang aneh ketika pesa-wat meningalkan landasan. Beberapamenit setelah terbang, cockpit crew mu-lai merasakan sesuatu yang tidak biasapada pesawat. Belakangan dia menyada-ri ada yang tidak beres dengan flight in-strument pesawat.

Cockpit crew menemukan penunjukpada airspeed dan altitude level indica-tor antara yang ada di posisi captain dandi posisi co-pilot menunjukkan tandayang berlawanan (contradictory). Co pi-

lot merasa pesawat sudah terbang padalevel yang aman. Sedangkan captainmerasakan pesawat sedang terbang pa-da ketinggian dan kecepatan yang tidakpasti. Menyadari kondisi seperti ini, pilotmemutuskan untuk kembali ke bandarasemula (return to base).

Untuk mengantisipasi kejadian yangtidak diinginkan, pilot segera menghub-ungi petugas Air Traffic Control (ATC)bahwa pesawat akan melakukan pendar-atan. Tapi, tidak lama kemudian terden-gar windshear warning yakni peringatanterhadap adanya kondisi arah angin

Buku Operan LemahMembawa Musibah

1 2

3 4

5

7

10

98

6

9 | Edisi Mei 2010

Teka-Teki Silang Berhadiah

MENURUN

1 Merubah design agar lebih baik dan aman2 Harus tersedia untuk mengantisipasi bila terjadi

kebakaran (singkatan)4 Methode pemeriksaan tanpa merusak benda yang

diperiksa6 Salah satu yang dikelola dalam SMS (Bhs Inggeris)9 Level 1 Document di GMF

MENDATAR

3 Sikap merasa diri sudah tahu atau menggampangkanmasalah (Inggris).

5 Orang yang melaporkan sumber bahaya (Inggris).7 Salah satu metode proaktif dalam identifikasi hazard 8

Pertukaran informasi.10 Salah satu metode yang digunakan untuk investigasi

incident/accident.

Formulir jawaban di halaman 10

Page 10: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Selisik

10 | Edisi Mei 2010

yang membahayakan. Padahal cuaca diluar cukup cerah dan angin sedang ten-ang.

Pilot meminta petugas ATC me-mandu proses pendaratan karena dia ti-dak mengetahui ketinggian dan kecepa-tan pesawat dengan pasti. Petugas ATCsegera mengirimkan pesawat B707 un-tuk memandu proses pendaratan. Na-mun, pesawat pemandu yang dikirimbelum sempat mencapai posisi pesawatB757, petugas ATC mendengar suarakebingungan dan kecemasan pilot.

Dari menara kontrol, petugas ATCmendengarkan suara pilot, "what levelare we on,... what level are we on,....whatlevel are we oooooon,......". Rupanya kon-disi pesawat terus menurun dengan po-sisi miring ke kiri dan tidak terkendali.Kemiringan pesawat mencapai 10 dera-jat sampai akhirnya sayap kiri dan mesinpesawat menghantam air laut. Sekitar 20menit setelah deklarasi darurat, pesawatterbalik di Samudera Pasifik dan hancurdi lautan. Seluruh awak penerbangandan penumpang pesawat tewas dalamkecelakaan yang terjadi pada 2 Oktober1996 itu.

Angkatan Laut Peru meminta bantu-an peralatan Angkatan Laut Amerika Ser-ikat untuk mengumpulkan puing-puingreruntuhan pesawat yang mengambangdan berhasil menemukan kotak hitam(black box) pesawat. Setelah puing-puing dibersihkan, petugas menemukanpotongan static port yang masih ditutupdengan masking tape.

Pemerintah dan otoritas Peru segeramelakukan investigasi untuk mengata-hui penyebab kecelakaan. Langkah per-tama yang dilakukan tim investigasi ada-

lah memeriksa proses perawatan sebe-lum pesawat diterbangkan. Dari penye-lidikan ini didapatkan sejumlah data se-bagai berikut.

Tiga buah static port sebelah kiri pe-sawat masih ditutup dengan maskingtape. Masking tape ini dipasang sebelumpegawai darat melaksanakan pencuciandan pemolesan pesawat (aircraft wash-ing and polishing ) sehari sebelum ter-jadinya kecelakaan.

Pekerjaan ini dilakukan pada shiftsatu dan dioperkan untuk dilanjutkanoleh petugas shift berikutnya keesokanpagi. Dalam buku operan (hand overbook) tidak dilaporkan bahwa maskingtape belum dilepas. Warna masking tapeini abu-abu atau sama dengan warna

fuselage pesawat. Warna yang samaini menyebabkan mekanik maupun pilottidak menemukan masking tape padastatic port ketika melakukan walkaround inspection.

Dari hasil investigasi ini disimpulkanbahwa proses pencatatn dan pelaporanpekerjaan pencucian pesawat tidak dil-akukan dengan baik dan benar. Selain itu

tidak ada visual management berupamarking atau flag (bendera) yang mem-udahkan proses pengontrolan peker-jaan.

Kasus kecelakaan dan bukti-buktitemuan dari proses perawatan ini di-bawa ke Arbitrase Internasional di Santi-ago. Dengan bukti-bukti kuat yang di-temukan tim penyidik, hakim di pengad-ilan arbitrasi ini akan lebih obyektif da-lam mengambil keputusan. Setelah mel-alui persidangan, akhirnya hakim pen-gadilan arbitrase memutuskan bahwakecelakaan ini murni karena kelalaianproses maintenance dari maskapai ber-sangkutan.

Berdasarkan bukti-bukti yang ditem-ukan tim investigasi disimpulkanbahwafaktor utama yang menyebabkan kecel-akaan yang menewaskan 70 orang dankerugian material besar ini adalah halyang sering dianggap sepele yaitu lem-ahnya laporan pada Buku Operan Kerja(Hand Over Book).

Meski demikian, faktor lain sepertiwarna masking tape tidak kontras den-gan warna fuselage, static port yang di-tutup tidak diberikan marking/tag jugamenjadi faktor lain yang berkontribusi.Kecelakaan yang disebabkan masalah"sepele" yakni buku operan yang tidaklengkap ini berdampak fatal, pusat pera-watan pesawat milik maskapai ini akhirn-ya ditutup.

Kejadian yang menimpa maskapai iniperlu dijadikan pelajaran bagi setiaporang yang berkiprah di bisnis aviasi.Buku operan kerja yang lemah dan tidakinformative serta tidak detail dan tidakakurat bisa berdampak fatal bagi kesel-amatan penerbangan. (Saryono)

Formulir Jawaban Teka-Teki Silang

Nama / No. Pegawai : ...................................................... ....................................................................................................................

Unit : ....................................................................... ....................................................................................................

No. Telepon : ...................................................... .....................................................................................................................

Saran untuk PENITY : .............................................................................................................................................................................

...................................................... ......................................................................................................................

Jawaban dapat dikirimkan melalui email Penity ([email protected]) atau melalui Kotak Kuis Penity yang tersedia

di Posko Security GMF AeroAsia. Jawaban ditunggu paling akhir 15 Juni 2010.

Lima pemenang akan dipilih dan masing masing mendapatkan hadiah berupa jaket eksklusif.

Silakan kirimkan saran atau kritik anda mengenai majalah Penity melalui email Penity ([email protected])

Page 11: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

Seorang pengendara motormenerobos pembatas lapan-gan udara dan melintasi lan-

dasan saat pesawat sedang mendar-at. Akibatnya motor itu bertabrakandengan pesawat terbang yang men-yebabkan korban jiwa.

"Peraturan dibuat untuk mel-

indungi nyawa manusia. Kalau di-

langgar, yang celaka bukan hanya

si pelanggar tetapi bisa juga men-

genai orang lain yang berada di se-

kitarnya."

Masih banyak orang yang taataturan kalau berada di de-pan aparat. Tapi, kalau mera-

sa tidak diawasi, peraturan lang-sung dilanggar tanpa pikir panjang.Jadi hanya taat jika ada yang lihat.

"Kelakuan model begini kayak

anak SD saja. Kalau guru keluar ru-

angan langsung ribut sendiri."

Akibat kesalahan komunikasiantara petugas Air Traffic Con-trol (ATC) dan cockpit crew,

dua pesawat bertabrakan saat duapesawat sedang mendarat dan lepaslandas. Saat itu situasi bandara se-dang sibuk karena ancaman bomteroris dan kondisi cuaca buruk se-hinggakonsentrasi kedua pihak ti-dak optimal.

"Bahasa yang kurang jelas

membuat penerima pesan mengar-

tikan makna yang berbeda. Ingat,

dasar dari komunikasi adalah jelas,

lugas dan akurat"

11 | Edisi Mei 2010

Penggunaan gambar, simbol dan tulisan dalam berko-munikasi harus jelas. Kalau seperti ini malah bikinorang bingung. Bagaimana mau masuk kalau dilarangmasuk.

Gangguan (distraction) merupakan salah satu dari TheDirty Dozen. Jangan anggap remeh dan gunakanlahSafety Nets yang benar.

Sebelum melakukan pekerjaan, lu-angkan waktu meninjau kembaliprosedur perawatan. Periksalah

instruksi pelaksanaan pekerjaan ter-kait dengan tools, part, dan hardwareyang diperlukan. Jika Anda merencan-akan secara efektif, Anda akan memil-iki semua resources yang diperlukan

selama bekerja, sehingga mengurangitindakan yang repetitif. Anda tidakperlu bolak-balik ke tempat tools ataupart.

Selain menghemat waktu Andayang berharga, kebiasaan melakukanperencanaan ini juga mengurangi in-terupsi dan gangguan (distraction).

Anda pasti ingat The Dirty Dozen bah-wa gangguan (distraction) merupakansatu dari 12 penyebab maintenanceerror yang paling umum. Jadi, pereca-naan menghemat waktu dan mening-katkan kinerja Anda. (Disarikan dariFAASTeam Maintenance Safety Tip ByWestern-Pacific FAASTeam)

Perencanaan Kerja Meningkatkan Kinerja

SAFETY TIPS

Page 12: Peran Komunikasi Dalam Industri Aviasiintra-02.gmf-aeroasia.co.id/App_GMFAA_SAFETY/penity/020...Kecelakaan fatal akibat komunikasi yang tidak baik bisa disimak dalam rubrik Selisik

12 | Edisi Mei 2010

Ekor Terbakar Akibat Informasi Tak Lancar

Sebuah pesawat terbangmeluncur mengikutigaris kuning menuju

tampat parkir yang sudah dit-entukan. Begitu mendekatilokasi parkir, juru parkir (mar-shaler) yang sudah siap sejakawal mulai memberi aba-abakepada pilot untuk me-mandu pesawat. Dia menga-rahkan pesawat ke posisiparkir yang aman. Marshalerharus memandu kapan pesa-wat belok dan lurus sertamemperlambat lajunya danberhenti.

Setelah marshaler mem-beri aba-aba stop, pilotmenginjak pedal rem sampaipesawat berhenti di titikpemberhentian. Sesuai pros-edur yang berlaku setelah pe-sawat berhenti pilot harusberkomunikasi denganground engineer sebelummematikan engine untukmendapat informasi situasi diground. Tapi, setelah men-unggu beberapa saat ternya-ta tidak ada salam dariground engineer.

Sang pilot berusahamemanggil ground engineermelalui alat komunikasi"ground to cockpit". Karena ti-dak ada jawaban, pilot yakintidak ada ground engineeryang menerima kedatanganpesawatnya. Dia memutus-kan segera mematikan en-gine meskipun tanpa infor-masi situasi dan kondisi diground.

Membuat keputusan tan-pa informasi yang utuh ituakhirnya menimbulkan masa-lah. Saat engine shutdownterjadi sesuatu pada fuel sys-tem sehingga proses engineshutdown tidak sempurnadan terjadilah tail fire. Situasiini tidak diketahui siapa punkarena tidak ada ground en-gineer di bawah.

Sesuai prosedur, setelahmematikan engine pilotmenginformasikan kepadacabin crew bahwa pintu pe-numpang aman untuk dibu-ka. Saat cabin crew membukapintu, angin dari arah belak-ang pesawat bertiup ken-cang sehingga udara panas(api) dari engine berhembusmasuk ke kabin pesawat.

Kondisi kabin pesawat punmenjadi pengab dan panasserta menimbulkan kepani-kan pada penumpang.

Peristiwa ini sebenarnyabisa dihindari jika komunikasiantara pilot dan ground engi-neer berjalan baik. Kejadianini juga menunjukkan betapapentingnya komunikasi'ground to cockpit' dan seba-liknya saat proses groundhandling. Pada kejadian dia-tas, jika komunikasi berjalanbaik, pilot akan mengetahuisituasi dan kondisi di grounddengan tepat sehingga pilotdapat bertindak tepat jikaterjadi sesuatu.

Begitu juga sebaliknya ji-ka terdapat kerusakan (troub-le) pada pesawat, makin ce-pat informasi disampaikan,lebih cepat pula masalah bisaditangkap oleh engineer. Se-hingga rektifikasi atau per-baikan trouble lebih cepat di-jalankan dan kemungkinanterjadi keterlambatan ataudelay dapat diperkecil.

Proses komunikasi yangbaik bisa membangun suasa-na kerja menjadi lebih kon-dusif. Penerima infomasi akanmerasa dihargai dan pemberiinformasi akan timbul peras-aan berguna.

Situasi kerja yang kondu-sif akan mendorong kelan-caran proses produksi danpada gilirannya akan men-ingkatkan produktifitas.

(Ardi Djaya/Umar Fauzi)

Intermeso

Proses komunikasi yang baik bisa membangun suasana kerja menjadi lebih kondusif. Penerima infomasi akan merasa dihargai dan

pemberi informasi akan timbul perasaan berguna.