peranan komisaris jenderal polisi ( purn ) dr. h...
TRANSCRIPT
i
PERANAN KOMISARIS JENDERAL POLISI ( PURN ) Dr. H. MOEHAMMAD JASIN
MELAWAN BRITANIA RAYA DI SURABAYA TAHUN 1945-1946
SKRIPSI
Oleh
MELIANA
NIM 352016022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
AGUSTUS 2020
i
PERANAN KOMISARIS JENDERAL POLISI ( PURN ) Dr. H. MOEHAMMAD JASIN
MELAWAN BRITANIA RAYA DI SURABAYA TAHUN 1945-1946
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Palembang
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan Program Sarjana Pendidikan
Oleh
MELIANA
NIM 352016022
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
AGUSTUS 2020
ii
Skripsi Oleh Meliana ini telah diperiksa dan disetujui untuk diuji
Palembang, 25 Agustus 2020
Pembimbing I,
Heriyati S.Pd.,M.Hum.
Palembang, 25 Agustus 2020
Pembimbing II,
Yusinta Tia Rusdiana S.Pd.,M.Pd.
iii
Skripsi Oleh Meliana ini telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 25
Agustus 2020
Dewan Penguji:
Heriyati S.Pd.,M.Hum, Ketua
Yusinta Tia Rusdiana S.Pd.,M.Pd, Anggota
Yuliarni S.Pd.,M.Hum, Anggota
Mengetahui Mengesahkan
Ketua Program Studi Dekan
Pendidikan Sejarah, FKIP UMP,
Heriyati, S.Pd.,M.Hum. Dr. H. Rusdy AS.,M.Pd.
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Tidak ada masalah tanpa solusi selagi kamu libatkan Tuhan dalam
segala urusan mu. Hanya orang yang gagal yang meratapi kekalahan dan masalah
tanpa usaha, karena hidup adalah pilihan dan perjuangan dan pilihan itu ada di tangan kita tiada kesuksesan yang di raih tanpa adanya usaha.
Belajarlah dari kesalahan yang lalu agar tidak terulang kembali. Balas dendam terbaik adalah dengan menjadikan dirimu menjadi lebih
baik.
Kupersembahkan kepada: Kedua Orang tua ku yang tercinta Ayah Matyani dan ibu
Dawana, yang senantiasa selalu memberiku semangat, mendoakan keberhasilanku tanpa kalian aku tidak bisa berbuat apa-apa, terimakasih kepada ayahanda dan ibunda yang tercinta.
Adik ku tersayang Aprizal antoni, yang senantiasa menyemangati ku dalam penulisan skirpsi.
Ayuk ku yang tercinta Resta novia, terimakasih atas semngat yang di berikan untuk saya selama penulisan skripsi.
Kakak ku Deki Nopriyan putra, yang telah memotivasi ku dalam pengambilan judul skirpsi sehingga skripsi ini berjalan dengan lancar.
Keluarga ku yang telah memberi semangat kepada ku untuk menyelesaikan skripsi ini sampai selesai dan selalu memberi doa untuk keberhasilan ku.
Pria yang akan mendampingiku kelak Azmi fahrizi terima kasih karena telah sabar dan setia menemaniku, memberi ku semangat dan nasehat untuk selalu mengejar masa depan dan selalu menjadi orang yang selalu ada untuku terima kasih sayang.
Teman-teman ku, teman Angkatan selama di masa perkulihan.
Agamaku, Negaraku dan Almamaterku.
v
vi
ABSTRAK
Meliana. 2020. Peranan Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin
melawan BritaniaRaya di Surabaya Tahun 1945-1946. Skripsi, Program Studi Pendidikan
Sejarah, Program Sarjana (SI). Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Palembang. Pembimbing (I) Heryati S.Pd.,M.Hum. Pembimbing (II)
Yusinta Tia Rusdiana S.Pd.,M.Pd.
Kata Kunci : Peranan, Komisaris, Mohammad Jasin, Melawan, Britania Raya, Surabaya.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keinginan penulis untuk mengetahui Peranan
Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin melawan BritaniaRaya di
Surabaya Tahun 1945-1946 dalam bentuk skripsi. Rumusan masalah pada penelitian ini
adalah: (1) Apa yang melatarbelakangi Komisaris Jenderal polisi (PURN) Dr. H.
Moehammad Jasin melawan BritaniaRaya di Surabaya Tahun 1945-1946. (2) Bagaimana
peranan Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin melawan
BritaniaRaya di Surabaya Tahun 1945-1946. (3) Bagaimana dampak peranan Komisaris
Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin melawan BritaniaRaya di Surabaya
Tahun 1945-1946. Metode yang penulis gunakan yaitu metode historis (metode sejarah).
Penulis juga menggunakan Pendekatan, Penelitian, Geograpi, Politik, Ekonomi, historis,
Sosiologi, Militer. Teknik analisis data yang digunakan penulis adalah (1) kritik sumber
yang terdiri dari kritik internal dan eksternal. (2) interpretasi. (3) historiografi. Penulis
berhasil merumuskan beberapa kesimpulan: (1) latar belakang keterlibatan Komisaris
Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya
Tahun 1945-1946 adalah karenan Mohammad jasin adalah Komisaris Jenderal polisi
istimewa. (2) peranan Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin
melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946 adalah sebagai komandan polisi
istimewa, juru bicara dalam perundingan perjanjian perang dan mengatur strategi perang
dan menandatangani surat penyerahan senjata hasil melucuti senjata Jepang. (3) dampak
peranan Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad Jasin melawan Britania
Raya di Surabaya Tahun 1945-1946 yaitu di bidang sosial budaya yaitu hancurnya
Surabaya dan dihapuskanya budaya Indonesia diganti dengan kebudayaan sekutu. Di
bidang militer hancurnya pos pertahanan rakyat Surabaya dan polisi istimewa. Di bidang
militer yaitu hancurnya markas dan pos polisi istimewa. Di bidang Ekonomi masyarakat
kehilangan tempat tinggal, harta benda dan mata pencarian.
vii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT atas
berkat rahmat dan karunia-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Peranan Komisaris Jenderal Polisi ( PURN ) Dr. H. Moehammad jasin melawan Britania
Raya di Surabaya Tahun 1945-1946. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata I dalam Bidang Studi Pendidikan Sejarah Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Palembang.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan, pembimbing
dan motivasi dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Dr. H. Rusdy A Siroj, M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Palembang beserta Jajaran.
2. Heriyati S.Pd., M.Hum, Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah dan sebagai
pembimbing I yang juga membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
3. Yusinta Tia Rusdiana S.Pd, M.Pd, sebagai pembimbing II yang telah membimbing
penulis dalam penyusunan skripsi ini sehingga dapat menyelesaikan skripsi.
4. Seluruh dosen dan karyawan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Palembang.
viii
5. Ayahanda dan tercinta bapak Matyani dan ibunda tersayang Dawana yang telah
banyak berkorban dan senantiasa mengharapkan keberhasilan penulis.
6. Adinda tersayang Aprizal Antoni yang selalu memberikan semangat.
7. Semua teman dekat penulis dan teman Program Studi Pendidikan Sejarah Angkatan
2016, teman magang dan PPL di SMA Negeri 08 Palembang dan rekan-rekan KKN
posko 148.
8. Almamaterku
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu dengan segala kerendahan hati penulis mengaharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Walaupun masih banyak kekurangan, penulis berharap pikiran yang tertuang
dalam tulisan ini dapat bermanfat bagi pembaca umumnya. Aamin Ya Robbal Aalamin.
Palembang, 25 Agustus 2020
Penulis
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................... i
HALAMAN PESETUJUAN ........................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ........... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .............................................................................. iv
HALAMAN .................................................................................................................. v
ABSTRAK .................................................................................................................. vi
KATA PENGANTAR..................................................................................................vii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xiii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1
B. Batasan Masalah................................................................................................... 11
C. Rumusan Masalah ................................................................................................ 11
D. Tujuan Penelitian ................................................................................................. 12
E. Manfaat Penelitian. ............................................................................................... 12
F. Definisi Istilah.. .................................................................................................... 14
BAB II. KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Peranan, Komisaris, Haji, Melawan, BritaniaRaya, Surabaya. ............. 16
1. Definisi Peranan .................................................................................................. 16
2. Definisi Komisaris.............. ................................................................................ 17
3. DefinisiMohammad Jasin ................................................................................... 17
4. Definisi melawan ................................................................................................ 18
5. Definisi Britania Raya ........................................................................................ 18
6. Definisi Surabaya ................................................................................................ 19
B. Letak Geografis Surabaya .................................................................................... 19
1. Letak Strategis .................................................................................................... 20
x
2. Keadaan Fisik Wilayah Surabaya ....................................................................... 20
3. Kondisi Sosial Budaya ........................................................................................ 21
4. Kondisi Politik .................................................................................................... 22
C. Keadaan sebelum dan setelah pertempuran di Surabaya ..................................... 23
D. Biografi Komisaris Jenderal Dr. H. Mohammad Jasin ........................................ 25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian ........................................................................................... 27
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian..................................................................... 31
1. Pendekatan Penelitian ............................................................................... 31
a. Pendekatan geografi .................................................................................. 32
b. Pendekatan politik..................................................................................... 32
c. Pendekatan ekonomi ................................................................................. 33
d. Pendekatan Sosiologi ................................................................................ 33
e. Pendekatan militer..................................................................................... 34
f. Pendekatan Historis ................................................................................... 35
2. Jenis Penelitian ......................................................................................... 36
C. Lokasi Penelitian ............................................................................................. 37
D. Kehadiran Penelitian ...................................................................................... 38
E. Sumber data .................................................................................................... 38
F. Prosedur Pengumpulan Data .......................................................................... 41
G. Teknik Analisis Data ...................................................................................... 43
H. Tahap-tahap Penelitian ................................................................................... 48
BAB IV PEMBAHASAN
1. Latar Belakang Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Mohammad Jasin
melawan Britania Raya Tahun 1945-1946 ..................................................... 51
2. Peranan Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Mohammad Jasin melawan
Britania Raya Tahun 1945-1946 ..................................................................... 57
3. Dampak Komisaris Jenderal polisi ( PURN ) Dr. H. Mohammad Jasin melawan
Britania Raya Tahun 1945-1946 ..................................................................... 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................................... 75
B. Saran ............................................................................................................... 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 78
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Tabel Tahap-tahap Penelitian………………………………………… 52
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Gambar Komisaris Jenderal polisi Dr. H. Moehammad Jasin .................................. 86
2. Gambar Buku Komisaris Jenderal polisi Dr. H. Moehammad Jasin ........................ 87
3. Gambar pasukan polisi istimewa/ Brimob pada masa Revolusi ............................... 88
4. Gambar mobil Jenderal A.W.S Mallaby terbakar .................................................... 88
5. Gambar Moehammad Jasin menjadi pahlawan Nasional ........................................ 89
6. Gambar Mohammad Jasin menerima penghargaan .................................................. 90
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Persetujuan Skripsi...................................................................................................87
2. Surat Keputusan Pembimbing..................................................................................88
3. Usulan Judul.............................................................................................................89
4. Daftar Hadir Simulasi Proposal...............................................................................90
5. Halaman Pengesahan Proposal................................................................................91
6. Laporan Kemajuan Skripsi......................................................................................92
7. Surat Penanggung Jawaban.....................................................................................93
8. Riwayat Hidup........................................................................................................94
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertempuran Surabaya pada 10 November 1945 di Surabaya sebenarnya merupakan
dampak yang dipicu oleh peristiwa-peristiwa sebelumnya mulai dari kedatangan pasukan-
pasukan Jepang yang mengakhiri penjajahan Belanda di Indonesia sampai melahirkan
perjanjian Linggarjati. “Pada tanggal 1 Maret 1942 mulailah pasukan Jepang mendarat di
beberapa tempat dipulau Jawa yaitu Banten, dekat kota Indramayu antara Tayu dan Juana,
Kranggan, Rumban, Tuban dan daerah lainya” (Pringgodigdo, 1952 : 5) .
Pada tahun 1938- 1945 terjadi Perang Dunia II antara Jerman, Italia, dan Jepang
berhadapan dengan Sekutu yang terdiri dari Inggris, Perancis, Rusia dan Amerika. Front
Pasifik meletus pada 8 Desember 1941 ketika Amerika membuka Front baru menghadapi
Jepang yang menjatuhkan bom di Pearl Harbour, sebuah pangkalan militer Amerika.
Hindia-Belanda (Nusantara) dibawah jajahan Belanda melalui pidato Ratu Wilhelmina
mengumumkan perang kepada Jepang. “Satu persatu wilayah Hindia-Belanda yang
menjadi sumber minyak dikuasai Jepang. Pecahnya perang pasifik (1942-1945)
mengakibatkan Belanda menyerah pada tanggal 1 Maret 1942 tanpa perlawanan berarti
menyerah tanpa syarat” (Abdullah,1981 : 272 ).
2
Pada tanggal 8 Maret panglima tentara Hindia Belanda menandatangani piagam
penyerahan tanpa syarat kepada Angkatan Perang Jepang dibawah pimpinan letjen Hitoshi
Imammura. Hal itu sesuai dengan pendapat menurut Hardjosoediro (1987 : 29). “Pada
tanggal 8 Maret 1942 Ter Pooten (panglima Angkatan Darat Belanda) mengumumkan
melalui radio bahwa Belanda menyerah tanpa Syarat kepada Jepang”. Perundingan
penyerahan tanpa Syarat ini dilakukan di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Maka berakhirlah
penjajahan Belanda di Indonesia dan dimulainya pemerintahan pendudukan Jepang.
Pada tahun 1944, Jepang mulai membentuk pasukan Polisi Istimewa ( Tokubetsu
Keitsatsu Tai ) yang dipimpin oleh pemuda Sulawesi, Mohammad Jasin. “Pembentukan
pasukan Polisi Istimewa bertujuan untuk menyiapkan personil sebagai pengaman
kamtibmas dan pasukan yang siap di front pertempuran. Karena fungsi Polisi Istimewa,
Jepang memberikan syarat bagi anggota Polisi Istimewa yaitu : usia muda, memiliki
disiplin tinggi, dan fisik yang mendukung” (Oudang,1952 : 32).
Menurut Moedjanto A (1988:97) “ Pada tanggal 15 Agustus 1945 Jepang telah
menyerah, maka pihak Belanda cepat mendesak Inggris untuk segera mengesahkan
persetujuan yang berisi Inggris tidak hanya bertanggung jawab atas pendudukan kembali
Sumatra tetapi seluruh Indonesia”, Jadi Inggris datang ke Indonesia untuk menjalankan
amanat Potsdam ( perjanjian antara Sekutu perang Dunia II). Tentara Inggris yang
ditugaskan ke Indonesia dikenal sebagai AFNEI ( Allied Forces For Netherlands East
Indies ) dan terdiri dari kesatuan tentara Inggris berkebangsaan India atau Britania Raya.
3
Secara hukum atau De Jure pemerintahan militer Jepang sudah tidak berkuasa lagi di
Indonesia. Namun secara kenyataan atau De Facto pemerintahan militer Jepang masih
menjalankan kekuasaanya di Indonesia. “Hal itu disebabkan karena adanya intruksi dari
pihak sekutu bahwa mereka harus memegang kekuasaan sampai Sekutu datang dan pihak
Jepang di larang menyerahkan kekuasaan serta senjatanya kepada siapapun kecuali pada
sekutu” (Sukardi, 1991 : 64).
Dari Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pada saat bom atom yang dijatuhkan
pasukan Sekutu di kota Hiroshima dan Nagasaki mampu melumpuhkan pemerintahan
Jepang sehingga berdampak pada kekalahan Jepang. Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu, dan kekalahan Jepang ini sampai ke telinga para pemuda Indonesia. Dengan
demikian para pemuda mendesak agar Soekarno dan Hatta segera memproklamirkan
kemerdekaan Indonesia. Sehingga terjadinya perbedaan pendapat antara golongan muda
dan golongan tua dan terjadilah penculikan Soekarno dan Moh. Hatta yang di kenal dengan
peristiwa Rengasdengklok.
Pada saat kemerdekaan, Polisi Istimewa merupakan badan perjuangan yang
memproklamirkan dirinya sebagai bagian dari Republik Indonesia di Surabaya. “ Pada
tanggal 21 Agustus 1945 sebagai buktinya, seorang anggota Polisi Istimewa Moehammad
Jasin menurunkan bendera Jepang yang kemudian diganti dengan bendera Merah Putih dan
membacakan proklamasi Polisi Istimewa sebagai Polisi Indonesia di Coen Boulevard
(sekarang jalan Dr. Soetomo) markas Polisi Istimewa keresidenan Surabaya” (Yauweissa,
2013 : XV). Menyebarnya berita Polisi Istimewa tersebut memicu para anggota PETA
4
(Pembela Tanah Air) dan HEIHO ( barisan pembantu Jepang) yang sudah dibubarkan
untuk bergerak melucuti senjata jepang dan mengambil alih kekuasaan.
Menurut Sukardi (1991 :5) “setelah kemerdekaan masyarakat Jawa Timur masih
dihadapkan pada masa-masa krisis penjajahan yang harus dipertahankan dengan segenap
kekuatan”. Rakyat Surabaya harus berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia di
daerah Surabaya agar tidak dikuasai oleh tentara Ingris atau Britania Raya yang di
boncengi NICA ( Nederlandsch Indische Civiele Administration ).
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, pada saat Kemerdekaan Mohammad
Jasin bersama pasukan Polisi Istimewa memproklamirkan bahwa Polisi istimewa
( Tokubetsu Ketsutai ) bukan lagi merupakan polisi bentukan Jepang tetapi resmi menjadi
Polisi Republik Indonesia dan Moehammad Jasin juga mengatakan bahwa ia dan anggota
polisi istimewa yang di pimpin harus ikut andil dalam segala pertempuran dan perjuangan
mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.
Kedatangan tentara Sekutu yang pertama terjadi pada tanggal 29 September 1945.
Kesatuan yang tiba pada hari itu adalah divisi Jendral Hawthorn. Karena itu maka untuk
segera dapat menjalankan tugas di Jawa Timur, dikirimkanlah Bridgade 49 yang
berkekuatan 6.000 prajurit dibawah komando Bridgade Mallaby”. Pasukan ini tiba di
Surabaya pada tanggal 25 Oktober 1945, dan setelah kedatangan Tentara Sekutu ini
banyak kekacauan yang terjadi. Hal ini sesuai dengan pernyataan moedjanto berikut ini:
“Di Surabaya selama bulan September terjadi perebutan senjata dimana-
mana Makin kejam dahulu Jepang memerintah, makin berani pemuda-
pemuda Indonesia bertindak bukan semata-mata untuk merebut senjata
tetapi untuk balas dendam. Perebutan senjata terjadi di Arsenal (gudang
5
mesiu) Don Bosco dan perebutan markas pertahanan Jawa Timur, maupun
pangkalan Angkatan Laut Ujung dan markas-markas tentara Jepang serta
pabrik-pabrik yang tersebar di seluruh kota. Insiden ini pecah ketika orang-
orang Belanda bekas tawanan Jepang menduduki Hotel Yamato dan
mengibarkan bendera, dengan dibantu oleh serombongan pasukan Serikat
yang diterjunkan di Gunungsari untuk mendirikan Markas RAPWI.
Sutomo (Bung Tomo), seorang bekas wartawan, dan Moh. Jasin ( kepala
polisi Kota) berhasil membujuk pihak Jepang untuk menyerahkan gudang
senjata dan peluru terbesar, sehingga senjata itu bisa dibagi-bagikan kepada
pemuda-pemuda pejuang bukan saja di Surabaya tetapi juga di kota-kota
lain” (Moedjanto, 1988 : 99).
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan pasukan Belanda mengibarkan bendera
mereka di puncak hotel Yamato. Tentu hal ini memancing kemarahan para Pemuda.
Hotel tersebut diserbu oleh para pemuda, setelah permintaan residen Sudirman dengan
cara baik-baik untuk menurunkan bendera Belanda ditolak oleh penghuni hotel.
Bentrokan tidak dapat dihindarkan, sehingga beberapa pemuda berhasil memanjat atap
hotel serta menurunkan bendera Belanda yang berkibar diatasnya. Mereka merobek
warna birunya dan mengibarkanya kembali sebagai merah putih Sejak terjadinya
peristiwa di Hotel Yamato rakyat Surabaya bersikap tenang selama seminggu lamanya.
Namun dalam waktu seminggu itu banyak peristiwa dan berita yang dapat membakar
semngat perjuangan rakyat Surabaya ( Jawa Timur ).
Menurut Jasin (2010:22) “penyerahan senjata Jepang kepada pihak pejuang
Republik Indonesia tidak akan dipertanggungjawabkan oleh pihak pejuang Indonesia
kepada Sekutu”. Penyerahan dan serah terima senjata Jepang kepada pihak Pejuang
Republik Indonesia ditanda tangani oleh Moehammad Jasin. Satu-satunya kekuatan
senjata Republik Indonesia di Surabaya yang masih terhimpun kokoh adalah pasukan
6
Polisi Istimewa (Tokubetsu Keisatsutai) yang dipimpin oleh seorang pemuda Sulawesi ,
Moehammad Jasin.
Menurut Sukardi (1991 :84-85) “pada 23 September 1945, datanglah kapten PM.
J.G. Hoyer seorang kapten Angkatan Laut kerajaan Belanda membawa tugas dari
Laksamana Muda Patterson untuk mengadakan penyelidikan kepelabuhan Tanjung
Perak ( Surabaya )”. Rakyat Surabaya curiga dengan adanya berita telah ada gerakan
orang Belanda yang bernama Anti Indonesia Merdeka dengan semboyan “Dood alle
Indlanders” ( bunuhlah semua bangsa Indonesia ) gerakan tersebut dibantu oleh orang
Jepang anggota “Kipas Hitam” atau The Black Fan (Organisasi Jepang) kecurigaan
inilah yang membangkitkan semangat juang rakyat Surabaya.
Tentara Inggris yang datang ke Indonesia tergabung dalam AFNEI ( Allied Forces
Netherland East Indies ) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu dan ditugaskan
melucuti senjata Jepang, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta
memulangkan tentara Jepang ke negerinya. “Tentara Inggris juga membawa misi
mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintah Belanda sebagai negeri
jajahan Hindia Belanda ” (Setiaji, 1991: 323).
Kedatangan pasukan Sekutu di sambut dengan sifat netral, akan tetapi setelah
mengetahui bahwa kedatangan Sekutu ini diboncengi oleh NICA, maka pihak Indonesia
menjadi curiga. “Kedatangan pasukan Inggris dan NICA ini menyebabkan terjadinya
beberapa bentrokan senjata antara Indonesia dan Inggris di Surabaya dan tempat lain.
7
Puncak dari perlawanan rakyat Indonesia adalah saat terjadinya pertempuran 10
November 1945 ” ( Djoened, 1984 : 122 ).
Pada 16 Oktober 1945 Bridjen AWS Mallaby membebaskan tawanan Belanda
termasuk Kapten Huiyer, tanpa izin pemerintah Republik Indonesia Surabaya. Bridjen
AWS Mallaby menegaskan pendirianya bahwa walaupun ada perjanjian tetapi ia harus
mentaati perintah atasan. Kematian Bridjen AWS Mallaby adalah penyebab
pertempuran 10 November 1945 di Surabaya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Sukardi
berikut ini :
“Inggris mendaratkan pasukan baru dari divisi 5 di Surabaya dan Mayor
Jendral EC Manserg pengganti Bridjen AWS Mallaby mengeluarkan
ultimatum yang berisikan bahwa rakyat Surabaya harus menyerah dan
menyerahkan senjata yang di miliki dengan membawa bendera putih tanda
menyerah. Ultimatum Sekutu ditolak rakyat Surabaya, sehingga pasukan
polisi pimpinan Mohammad Jasin mempersiapkan diri menghadapi
pertempuran pada 23 November Mohammad Jasin memindahkan markas
Polisi Istimewa ke Sidoarjo demi keamanan. Setelah tiga minggu terjadi
pertempuran di Surabaya maka pihak Indonesia harus meninggalkan
Surabaya yang telah dibumihanguskan sehingga ketika Inggris menguasai
kota tersebut tinggal menemukan puing-puing Kota Surabaya” (Sukardi,
1991 :121 ).
Dari kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa pasukan baru Inggris di kirim untuk
mengultimatum rakyat Surabaya karena terbunuhnya Jenderal AWS Mallaby tetapi
ultimatum tersebut di tolak rakyat Surabaya sehingga terjadilah pertempuran yang dikenal
dengan pertempuran Surabaya. Peran Mohammad Jasin dalam pertempuran ini adalah
sebagai jenderal yang memimpin Polisi Istimewa dan mengatur strategi perang melawan
pasukan Britania Raya/ pasukan Inggris yang di pimpin oleh E.C.Mansergh. Rakyat
Surabaya sempat memenangkan perang ini tetapi karena kekurangan pasukan dan tidak ada
8
yang menggantikan pasukan yang sudah kelelahan sedangkan pasukan Inggris terus
mengirim pasukan baru ke Surabaya maka rakyat Surabaya pun kalah, tetapi sebelum
Inggris menguasai Surabaya rakyat Surabaya beserta pasukan polisi Istimewa sudah
menghancurkan kota Surabaya hingga tersisa puing-puing.
Penelitian tentang Peranan tokoh mempertahankan kemerdekaan Indonesia
sebelumnya sudah pernah ditulis oleh Ria Asmiati mahasiswi dari Universitas PGRI
Palembang, Program Studi Pendidikan Sejarah pada tahun 2015 dengan judul “Peranan
pemuda dalam Mempertahankan Kemerdekaan dalam pertempuran lima hari lima malam
di Palembang tahun 1945” Berdasarkan uraian pada penelitian tersebut dapat disimpulkan
bahwa pemuda merupakan tulang punggung dan pendobrak yang sangat berarti bagi
bangsa Indonesia. Karena pemuda inilah yang banyak menghasilkan ide-ide atau
pemikiran-pemikiran dan gagasan untuk memajukan dan melepaskan bangsa Indonesia
dari belenggu penjajah. Peranan pemuda Indonesia mendapat tempat khusus dalam
perjuangan bangsa Indonesia sendiri, seperti Perkumpulan Budi Utomo, Sumpah Pemuda,
Golongan Pemuda Menteng 31 yang merupakan suatu rangkaian perjuangan pemuda
dalam mencapai kemerdekaan Indonesia.
Penelitian selanjutnya ditulis oleh Rita Eryani ( 352015019 ) mahasiswi dari
Universitas Muhammadiyah Palembang, Program Studi Pendidikan Sejarah pada tahun
2019 dengan Judul “peranan KH. Zainul Arifin dalam memperjuangkan dan
mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta tahun 1942-1948”.
berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian ini membahas tentang
9
peranan KH. Zainul Arifin dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia di daerah Jakarta pada tahun 1942-1948 dimana KH. Zainul Arifin
yang terlibat dalam Organisasi Hisbullah.
Dari penjelasan tentang penelitian terdahulu yang dicantumkan oleh penulis terdapat
perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Perbedaan
penelitian penulis dengan penelitian Ria Asmita adalah pada tahun penelitian, tempat
penelitian dan fokus penelitian. Jika Ria Asmita menulis tentang “peranan pemuda dalam
Mempertahankan Kemerdekaan dalam Mempertahankan Kemerdekaan dalam
Pertempuran lima hari lima malam di Palembang” sedangkan penulis menulis tentang
“Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) Dr. H. Mohammad Jasin melawan Britania
Raya di Surabaya Tahun 1945-1946”.
Selanjutnya perbedaan penelitian penulis dengan Rita Eryani adalah terletak pada
tahun kejadian, dan tokoh yang dibahas dalam penelitian. Penulis sendiri membahas
tentang “Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) Dr. H. Mohammad Jasin melawan
Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946”. Sedangkan judul penelitian Rita Eryani
yaitu “peranan KH. Zainul Arifin dalam memperjuangkan dan mempertahankan
Kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta tahun 1942-1948 ”.
Adapun persamaan penelitian penulis dengan kedua penelitian terdahulu di atas ialah
baik penulis maupun peneliti terdahulu sama-sama membahas tentang peranan para
10
pejuang atau para tokoh dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan
Republik Indonesia.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis ingin melanjutkan penelitian yang
berjudul “Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin melawan
Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946” ke dalam bentuk skripsi. Dari referensi
yang dibaca, penulis belum menemukan penelitian yang khusus mengangkat tentang
peranan tokoh Mohammad Jasin. Selain itu alasan peneliti mengangkat judul ini karena
masih banyak sekali generasi muda yang belum mengetahui tentang sosok Mohammad
Jasin dan sedikit sekali buku yang mencantumkan nama dan peranan Mohammad Jasin
sehingga peneliti sangat tertarik untuk mengangkat judul ini agar peneliti dan pembaca
dapat mengetahui lebih jelas mengenai Mohammad Jasin ini dan perananya dalam
berjuang merebut kemerdekaan Indonesia dengan ikut terlibat dalam perang Surabaya pada
tanggal 10 November 1945.
B. Batasan Masalah
Untuk mencapai titik fokus dalam penelitian ini, maka harus ada pembatasan masalah,
adapun batasan masalah dalam penulisan penelitian ini di bedakan menjasi dua aspek
yaitu :
1. Aspek Spatial (ruang atau wilayah) penelitian ini membatasi wilayah Jawa Timur,
khususnya daerah Surabaya karena kejadian atau pertempuran Surabaya ini terjadi
di daerah Surabaya yang merupakan ruang lingkup Indonesia.
11
2. Aspek Temporal ( waktu ) terhadap aspek temporal penulis membatasi penulisan
dari tahun 1945-1946, karena pada tahun 1945 adalah tahun terjadinya peristiwa
pertempuran Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia dari
Britania Raya. Alasan penelitian ini diakhiri tahun 1946 karena pada saat inilah
Inggris atau pasukan AFNEI (Allied Forces For Netherlands East Indies)
menyerahkan kekuasaanya pada Belanda .
C. RUMUSAN MASALAH
Dari judul penelitian penulis tentang Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR.
H. Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946, ada beberapa
permasalahan yang dapat dirumuskan yaitu sebagai berikut :
1. Apa yang melatarbelakangi Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad
Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946?
2. Bagaimana Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin
melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946?
3. Bagaimana dampak dari Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H.
Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Latar Belakang Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR.
H.Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946
2. Untuk mengetahui Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad
Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946
12
3. Untuk mengetahui dampak dari Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H.
Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946
E. Manfaat Penelitian
Penelitian tentang Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad
Jasin melawan Britania Raya di Surabaya pada Tahun 1945-1946, ini memberikan
manfaat yaitu :
1. Bagi penulis dan pembaca
Bagi penulis penelitian ini akan menambah pengetahuan dan wawasan dalam berpikir
tentang bagaimana gigihnya tokoh pahlawan kita untuk berjuang menegakan dan
mempertahankan kemerdekaan negara republik Indonesia seperti pada perang Surabaya 10
November 1945 yang sekarang diperingati sebagai hari pahlawan yang dapat
meningkatkan rasa nasionalisme dan kesadaran sejarah bagi generasi Indonesia baik dalam
metode penulisan maupun tentang materi Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR.
H. Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya pada Tahun 1945-1946.
Sedangkan bagi pembaca, dengan membaca keseluruhan tulisan ini diharapkan bisa
memahami tentang Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin
melawan Britania Raya di Surabaya Tahun 1945-1946 dalam mempertahankan
kemerdekaan.
13
2. Bagi Institusi
Hasil penelitian ini akan memperkaya data dan inventarisasi perpustakaan FKIP
Universitas Muhammadiyah Palembang khususnya mengenai buku kesejarahan tentang
Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin melawan Britania
Raya di Surabaya Tahun 1945-1946.
3. Bagi mahasiswa
Bagi mahasiswa dapat memberikan pengetahuan dan wawasan tentang ilmu sehingga
menindak lanjuti hasil penelitian ini demi untuk memperoleh kajian yang lebih sempurna
mengenai pengetahuan tentang Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H.
Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya pada Tahun 1945-1946. Sedangkan
bagi program studi Sejarah hasil penelitian ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan
perihal Sejarah Kebangkitan Nasional khususnya tentang Peranan Komisaris Jenderal
polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya pada Tahun
1945-1946.
4. Bagi masyarakat
Hasil penelitian ini akan memberikan pengetahuan dan wawasan masyarakat tentang
Sejarah dan latar belakang dari hari pahlawan serta peranan tokoh mohammad jasin,
khususnya Peranan Komisaris Jenderal polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin melawan
Britania Raya di Surabaya pada Tahun 1945-1946.
14
F. Definisi Istilah
Definisi istilah adalah penjelasan terhadap kata-kata yang terdapat dalam judul
penelitian. Definisi ini digunakan untuk menerangkan berbagai daftar istilah penting yang
tidak dimengerti. Sesuai dengan judul penelitian yaitu tentang Peranan Komisaris Jenderal
polisi (PURN) DR. H. Mohammad Jasin melawan Britania Raya di Surabaya pada Tahun
1945-1946, penulis menguraikan beberapa istilah yang di dapat dari Sugono dkk. 2008.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional dan Kamus
Sejarah Indonesia yang ditulis oleh Cribb dan Audrey Kahin (2012), sebagai berikut:
Afnei : Allied Force Netherlands East Indies, pasukan Inggris
Bpupki : Badan Penyelidikan usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia
Britania Raya : Istilah yang digunakan untuk menjelaskan Inggris, Irlandia Utara,
Skotlandia dan Wales
De jure : Secara Hukum
Front : Perang
HBS : Hoogere Burger school yang merupakan pendidikan menengah
umum pada zaman Hindia Belanda
HIS : Hollandsch Inlandche sekolah pada zaman Belanda
15
Indonesia : Nama Negara di kepulauan Asia Tenggara yang terletak diantara benua
Asia dan benua Australia
Jenderal : pangkat tertinggi yang dicapai perwira tinggi, satu tingkat diatas lenal
jenderal
Kedaulatan :Kekuasaan tertinggi atas pemerintahan Negara, daerah dan sebagainya
Komisaris :Sekelompok orang yang dipilih atau di tunjuk untuk mengawasi
organisasi
Markas :Tempat kedudukan pemimpin tentara (pandu, badan perjuangan, dsb)
Mulo : Sekolah menengah pertama pada zaman pemerintah colonial Belanda di
Indonesia
Politik :Seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun
nonkonstitusional
Peranan : Bagian dari tugas utama yang harus dilaksanakan
Perang : Permusuhan antara dua Negara (bangsa, agama, suku )
perebutan : Proses, cara, perbuatan merebut (merampas), kekuasaan, pangkat dll.
Pertempuran : Perkelahian hebat, peperangan, perjuangan.
Polisi Istimewa : Organisasi bentukan Jepang atau dalam bahasa Jepangnya yaitu
Tokubetsu ketsutai
16
Prolamasi : Pemberitahuan secara resmi kepada seluruh rakyat, pemakluman,
pengumuman.
Republik : Bentuk pemerintahan yang berdaulatan rakyat dan dikepalai oleh
seorang presiden
Residen :Pegawai pamongraja yang mengepalai daerah (bagian provinsi yang
berupa kabupaten)
Sejarah : Orang yang paham dalam ilmu sejarah.
Sekutu : peserta pada suatu perusahaan dan sebagainya, rekan, kawan ( yang
ikut berserikat), serikat, gabungan, federasi.
Tokoh : Individu yang mengalami peristiwa di dalam cerita
Vital : Sangat penting, untuk kehidupan
79
DAFTAR RUJUKAN
Abdulah.1981.Hubungan Indonesia dan Jepang dalam lintasan Sejarah. Jakarta: Direktorat
Sejarah.
Abdulgani, Roeslan.1974. 100 Hari di Surabaya yang menggempurkan Indonesia. Jakarta:
Yayasan Idayu.
Abdurrahman, Dudung. 2007. Metodologi Penelitian Sejarah. Yogyakarta: Arruz Media
Group.
Abdurrahman, Dudung. 1999. Metodologi Penelitian Sejarah. Jakarta: Logos.
Abdurrahman. 2011. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Yogyakarta: Ombak.
Adam, Asvi Warman. 2010. Metodologi Penelitian Sejarah Islam. Jakarta: Kompas.
Alwi, Des, 2012. Pertempuran Surabaya November 1945 : catatan julius pour : Malabby
dibunuh atau terbunuh. Jakarta : Pt. Bhuana ilmu popular.
Anggoro, M Toho, dkk. 2007. Metodologi Penelitian. Jakarta: Universitas Terbuka.
Arif, Muhammad. 1991. Geografi Regional Indonesia. Medan: Insitut Keguruan dan Ilmu
Pendidikan.
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur suatu penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Raneka Cipta.
Asnadi.1985. Pelajar Pejuang. Jakarta: Sinar Harapan.
80
Bungin, Burhan. 2015. Metodologi penelitian Kuantitatif. Jakarta: Rajawali pers.
Danoekoesoemo, Soetjipto. 1997. Hari-hari bahagia bersama rakyat. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.
Darmadi, Hamid, 2014. Metode Penelitian Pendidikan dan Sosial. Bandung: Alfabeta.
Djamid, Awaloedin. 2007. Sejarah perkembangan kepolisisan di Indonesia dari jaman
kuno sampai sekarang . Jakarta : Yayasan Brata Bakti
Djoned, Marwati. 1984. Sejarah Nasional jilid VI. Jakarta: Balai pustaka
Gottschalks, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Jakarta: Universitas Indonesia.
Fitria, Putri. 2014. Kamus Sejarah dan Budaya Indonesia. Bandung : Nuansa Cendekia
Hamid, Abd Rahman dan Muahammad, Saleh Madjid. 2012. Pengantar Ilmu Sejarah.
Yogyakarta: Ombak.
Hardjosediro,1987. Dari Proklamasi ke Perang Kemerdekaan. Jakarta: Balai Pustaka
Hugiono & Poerwantana. 1992. Pengantar Ilmu Sejarah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Hutagalung, Batara. 2001. 10 November 45 mengapa Inggris mengebom Surabaya. Jakarta:
Milenium Publisher.
Ibnu, Suhadi. 2003. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Malang: Universitas Negeri
Malang.
81
Irwanto, Dedi & Sair, Alian. 2014. Metodologi Dan Historiografi Sejarah Cara Cepat
Menulis Sejarah. Yogyakarta: Eja_Publisher.
Iskandar.2010. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif).
Jakarta: Gaung persada.
Jasin, Moehammad. 2010. Memoar Jasin sang polisi pejuang: meluruskan Sejarah
kelahiran polisi Istimewa . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Kartodirdjo, Sartono. 1993. Pendidikan Ilmu Sosial Dalam Metode Sejarah. Jakarta:
Garemedia Pustaka.
Kasdi, Aminuddin, DKK. 1986. Pertempuran 10 November 1945 citra kepahlawanan
bangsa Indonesia di Surabaya. Surabaya: panitia pelestarian nilai-nilai kepahlawanan
10 November 1945.
Koenjoningrat,1997. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta:. Gramedia Pustaka.
Kuntowijoyo.2003. Pengantar ilmu Sejarah. Yogyakarta : Tiara wacana.
Malik, Adam. 1970. Riwayat proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Widjaya.
Mestika, Zed. 2008. Metode Penelitian Kepustakaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Moedjanto. 1988. Indonesia Abad ke-20 : dari kebangkitan Nasional sampai
Linggajati.Yogyakarta: Kasinus.
Moeliono.1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
82
Muljana,Slamet.2008. Kesadaran Nasional. Yogjakarta: Lkis Pelangi Aksara.
Nazir, Muhamad. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Notosusanto, Nugroho.1985. Pertempuran Surabaya. Jakarta : Pt Mutiara sumber Widya
Nurul, Zulaiha. 2005. Metodelogi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Oudang,M.1952. Perkembangan kepolisisan di Indonesia. Jakarta: Mahabrata.
Poesponegoro dan Notosusanto. 2008. Sejarah Nasional Indonesia Jilid VI. Jakarta : Balai
Pustaka.
Pringgodigdo.1952. Tatanegara di djawa pada waktu pendudukan Jepang. Jogyakarta :
yayasan Fonds Universitas Gajah Mada.
Priyadi, Sugeng. 2012. Metode penelitian pendidikan sejarah. Jogyakarta: Ombak.
Ramayulis.2014. Ilmu Pendidikan Islam .Jakarta: Kalam Mulia.
Ria asmita. 2015. Peranan pemuda dalam mempertahankan kemerdekaan dalam
mempertahankan kemerdekaan dalam pertempuran Surabaya. Tidak dipublikasikan.
Ricklefs.2008. Sejarah Nasional Modern 1200-2008. Jakarta: Serambi
Raliby Osman. 1952. Sedjarah hari pahlawan.Jakarta:Bulan Bintang
Rosidi, Ajib. 2011. Syarifudin Prawiranegara Lebih Takut Kepada Allah SWT. Jakarta:
Pustaka Jaya.
Rita Eriyani. 2019. Peranan KH. Zainul Arifin dalam memperjuangkan dan
mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia di Jakarta tahun 1942-1948.
Tidak dipublikasikan
83
Setiadijaya.1992.10 November 1945 Gelora Kepahlawanan Indonesia. Jakarta:Yayasan 10
November 1945.
Sidik, Kertapati. 2000. Sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945. Jakarta: Pustaka Pena.
Sihombing. 1962. Pemuda Indonesia menentang Fasisme Djepang. Jakarta: Sinar Djaja.
Sjamsuddin, Helius.2007.Metodologi Sejarah.Yogyakarta: Ombak.
Soekanto, soerjono. 2007. Sosiologi suatu pengantar. Jakarta : Raja grafik persada.
Sugiono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta.
Sugiyono. 2008. Metode pendekatan Penelitian Pendidikan, pendekatan, kuantitatif,
kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Sugono dkk. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Departemen Pendidikan
Nasional.
Sukadri, Heru dkk. 1991. Sejarah Revolusi Kemerdekaan ( 1945-1949 ) Daerah Jawa
Timur. Jakarta : Depdikbud.
Sutopo, H. B. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif dasar Teori dan Tercapainya Dalam
Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
Sumatmadja,Nursid.1947. Metodologi pengajaran Geografi. Jakarta: Bumi Aksara.
Sutomo.1982. Bung Tomo dari 10 November 1945 ke Orde Baru. Jakarta: Gramedia.
Team Kodak X Jatim. 1982. Peranan POLRI dalam perjuangan Kemerdekaan di Jawa
Timur tahun 1945-1949. Surabaya: Grafika Dinoyo
84
Tanumidjaja, Memet. 1991. Sejarah perkembangan Angkatan Kepolisian Irdjen Pol.
Memet Tanumidjaja.SH. Jakarta: Departemen Pertahanan Keamanan, Pusat Sedjarah
Abri.
Usman.2011. Pengantar Statistika. Jakarta: Bumi Aksara.
Yauweissa, Lorenzo dan Pusat Sejarah Polri. 2013. Pasukan Polisi Istimewa: prajurid
istimewa dalam perjuangan kemerdekaan Jawa Timur. Yogyakarta: Mata padi
pressindo.
Yulista.2017. Perebutan Senjata Jepang di Surabaya Tahun1945.
Sumber internet :
Merah putih. 2017. Dari saudara tua lahir polisi istimewa. WWW. Google.com. Dari-
Saudara tua-lahir-polisi-istimewa. Diakses 19 Oktober 2019.
Raditya, Iswara. 2018. Moehammmad Jasin bapak Brimob spesialis menumpas
saparatisme.WWW.Google.Com.Tirto.Moehammad-Jasin-Bapak-Brimob-spesialis-
menumpas-separatisme. Diakses 19 Oktober 2019.
Syaiful, Anri. 2018. Misteri kematian Mallaby yang picu pertempuran Surabaya.
WWW.Google.Com.Misteri-kematian-jenderal-mallaby-yang-picu-pertempuran-
Surabaya. Diakses 19 Oktober 1945.