peranan reivia.ja pengajian -...
TRANSCRIPT
PERANAN REIVIA.JA PENGAJIAN
MAJLlS TAKLllVt" DAIUJSSAADAH DALAM
UPA YA MEN1\NGGULANGl KENAKALAN REMAJA
Olen
Rahmawati Nil\!! : 9911015520
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILIVIU TARBJYAH DAN KEGURUAN
Li IN SY ARIF IHDA YA TULLAH
JAKARTA
1424 H/2003 M
PERANAN REiV1AJA PENGAJIAN
IVIAJLIS TAKLIIVI DARUSSAADAH DALAM
UPA YA lVIENANGGULANGI KENAKALAN REMAJA
Skripsi
Diajukan kepada fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk mernenuhi syarat-syarat mencapai
Gelar Sarjana Pendiclikan Islam
Oleh
Rahmawati NIJ\1 :9911015520
Di bawa Birnbingan
Jl!RUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS ILJVHJ TARBIYAH DAN KEGURUAN
llIN SY ARIF HlDA Y ATULLAH
JAKARTA
I "'2-1 11/2003 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul PERANAN REMAJA PENGAJIAN MAJELIS TAKLIM
DAARUSSAADAH DALAM UPAYA MENANGGULANGI KENAKALAN
REMAJA telah diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas llmu Tarbiyah dan
Keguruan pada tanggal 24 September 2003. Skripsi ini telah diterima sebagai salah
satu syarat untuk rnernperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (Sl) pada jurusan
Pendidikan Agama Islam.
Dekan/
Ketu apanggota
NIP. 150 062 568
Penguji 1,
Akhmad Sodiq, M.Ag NIP.150 23005
Jakarta, 24 September 2003
Sidang Munaqasyah
Anggota
Pembantu Dekan 11 I
Sekretaris merangkap anggota
Dr. H. Mahsusi .MD. MM NlP.150 233073
Penguji 11,
-rs. H. Mual mi M.A NIP.150 012969
KATA PENGANTAR
\
~}\ (.:.rci~}I ~\ r Puji dan syukur penulis panjatkan kehadir.at AIJah Swt, yang telah
rnemberikan rahrnat, taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat rnenyelesaikan
penyusunan skipsi ini.
Shalawat dun salam semoga Allah lirnpahkan kepada Nabi Besar Muhammad
SWT, yang telah membawa petunjuk dan pedoman hidup bagi manusia, juga kepada
kcluarga dan para sahabat yang tclah bc1juang untuk mewariskan nilai Islam kepada
ki ta sern tia.
Sdrnlipun skrips1 in1 jauh dari sernpurna, ini merupakan usaha yang sangat
maksimal, karena dalam peroses penyelesaiannya tidak sedikit kesulitan dan
hambatan yang dihadapi dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat pertolongan
Allah SWT, yang telah memberikan nikmat-Nya dan kesungguhan penulis serta
bantuan dari berbagai pilrnk, schingga penulis dapat menyelesaikannya.
Mengingat jasa dan bantuan dari semua pihak, maka dalam kesempatan ini.
l'enulis menghawrkan terima lrnsih yang scdalarn-dalanmya kepada :
l. Bapak Dekan dan Pembantu Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Ketua Jurusan dc1n Sckretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam
Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UJN SyarifHidayatullah Jakarta.
IV
3. Bapak Drs. Mu'allirni, MA. Dosen Pembirnbing yang telah rneluangkan
banyak waktu dan memberikan bimbingan, pengarahan dan petunjuk-petunjuk
yang berharga bagi penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. !bu Dra. Husnawati Husin, M Ag., Dosen Penasehat Akademik serta Bapak
dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan ilmu pengetahuan kepada penulis
selama masa perkuliahan.
5. Pembina pengajian remaja, Ketua Pengajian Remaja dan jama'ah pengajian
Remaja Majelis Taklim Darussa'adah, yang telah memberikan berbagai data
dan Informasi dalam pr;nyusunan skripsi ini.
6. Bapak dan !bu penulis tercinta H. Idris dan Hj. Halimah karena do'anyalah,
pcnulis bisa hingga scperli sekarang ini, kakak-kakak penulis yang tercinta
yang memberikan dorongan dan bantuan baik moril maupun materil. Adik
adik penulis yang tersayang Aisyah, Zakiah dan Hakim.
7. Para sahabat dan kman PAI '99 B yang memberikan semangat bersaing,
khususnya Eka, Lulu F, Dayyah, !pe, Suhaini, Siti Kholisoh.
8. Kakanda 1vl. Lathief yang telah mendorong dan membanht penulis dalarn
penyusunan skripsi ini baik secara moril maupun materil.
Semoga segala bantuan dan amal baik yang telah di berikan kepada penulis
akan di balas olt:h Allah drngan pahala yang berupa ganda.
v
i\khirnya pcnulis b.:rharap semoga skripsi ini dapat bennanfaat bagi penulis
khususnya, scrnoga i\!iah SWT senantiasa memberikan hidayalmya kepacla kita
semua. Amin.
Jaka11a, September 2003
Penulis
VI
DAFTARISI
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISL.
DAFTAR TABEL..
BAB! PENDAHULUAN ..
A. Latar Belakang Masalah ..
B. Pembatasan clan Perumusan Masalah ...
C. Tujuan dan S1gniilkansi l'cnelilian
D. Melode Penelitian ..
!.'.. Sislctnatika Pcnyusunan .
lV
............................. Vil
lX
3
4
5
8
BAB ll KA.JIA,N TEORITIS TENTANG M . .\JEUS TAKLIM
DAN KENAKALAN REMA.IA ....
A Maj I is Taklirn ..
I. Pengertian Majelis Taklim ...
2. Peranan Majelis Taklim ..
3. Materi Majelis Taklim ....
4. Mctode yang digunakan di Majelis Taklim ................ ..
10
10
IO
12
14
17
B. Kenakalan Remaja ........ . ........................... ................ 20
I. Pengertian Remaja .. . ' ' '" 20
2. Pcngertian I(cnakalan r<.c1naja... .................................... 23
\Ill
3. Macam-macam Kenakalan Remaja ................................ 25
4. Faktor-foktor Penyebab Kcnakalan Remaja ................... 28
5. Penanggulangan Kenakalan Remaja............................... 40
BAB fl! GAMHAHAN UMlJM MAJE LIS T AKLIM
UAlUISSA' ADAH ........... . ············································ 49
A Sejarah Berdiri dan Tujuan Majelis Taklim Darussa'adah .. 49
B. Kondisi Tenaga Pengajar dan Jama'ah ................................ 50
C. Sarana dan Prasarana.... .. ... ... ... .. .. ............. .. ...... .. ..... .. ........ .. . 51
D. Materi dan Mctode ...... ........................................................ 51
E. Struktur Organisasi ............................................................. . 52
BAB IV l'EMBAHASAN BASIL IPENELJTIAN ................................ 56
UAH V
A. Kegiatan Kcagamaan Majelis Taklim.................................. 56
B. Sikap Keagamaan (Jbadah clan Akhlak)............................... 60
C. Upaya i'vhijclis Taklim Jahun Mcnanggulangi Kcnakalan
Rcmaja. . . . ......................................... 64
KE S li'vt I' I.I LAN . . . . . . . 70
A. Kesimpulan
fl. Saran ....
............ ························································· 70
71
DAFTAH PUSTAKA.
LAMPI RAN
73
V!il
DAFTAn TA BEL
1. Keberadaan Majelis Taklim Darussa'adah. s6
2. Frekwensi Mengaji .......... ................. ......................... 57
3. Motivasi Mengaji di Majelis Taklirn Darussa'adah..................................... 57
4. Alasan Bergabung di Majelis Taklim Darussa'adah.................................... 58
5. Cara Pcnyampaian Materi ..................... ...................................................... 59
6. Pengamalan Jlmu dalam Kehidupan Sehari-hari.......................................... 59
7. Pcmbiasaan Membaca Al-Qur'an. .. ................................................... 60
8. Mengulur-ulur Waktu Sholat ....................................................................... 61
9. Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan.................................................... 6 J
10. Sikap Jama'ah Ketika di perintah Oleh Orang Tua..................................... 62
11. Sikap Jama'ah Ketika Melihat Teman Berkelahi......................................... 62
12. Sikap Ketika Melihat Teman Tertimpa Musibah......................................... 63
13. Perhatian Ustadz lerhadap Teman yang l3ermasalah ................................... 64
14. Pengarahan Ustadz dalam Mcmberikan lnformasi tentang Tata
Pergaulan...................................................................................................... 64
15. Penjelasan Ustadz tentang Penyimpangan yang Menjurus pada Kenakalan
Rcmaja........................... .............................................................................. 65
16. Pemberian Informasi tentang Cara-cara Pencegahan terhadap
Pt:nyalahgunaan Narkoba............................................................................. 66
17. Perhatian Ustadz terhadap Anak yang Terjerumus ke Dalam Kenakalan
Rernaja ........................................................................................................ . 66
I 8. Usaha Ustadz dalam MenangguJangi Kenakalan Remaja ............ :.............. 67
IX
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belalurng Masalah
Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan kegoncangan dan gejolak
jiwa,Pada masa ini scorang remaja rnerasakan sesuatu yang belum pemah dirasakan
sebelunrnya. Hal im terpd1 sebagai akibat langsung dari stimulasi honnon-horrnon
pada anak, sehingga anak merasakan rangsangan-rangsangan khusus di dalam
dirinya. Rangsangan tersebut adalah rangsangan hormonal yang rnenyebabkan suatu
rasa ticlak knang, suatu perasaan yang belum pernah clialami pada masa kanak-kanak.
Ciri utarna dalam pnode ini lebih menonjol dalam perbuatan-perbuatan, sikap,
perasaan, clan kchcndak, seperti suka rnenenlang terhadap orang yang lebih tua
(tennasuk orang tua), terornbang-ambing dan ccpat tersinggung. 1
Masa rernaja discbut juga masa. pcralihan dari masa kanak-kanak menuJU
dewasa, dan ini bisa mcrupakan masa yang berbahaya baginya, sebab ia mengalarni
hidup di dua alam yakni alarn hayalan dan alarn kenyataan. Di rnana banyak
ditemukan gejolak jiwa dan fisik, gcjolak emosional yang tidak terkendali akan
rncrnbnwanya kc alarn yang hayal yang nyatanya :idak. Di sinilah banyak pcmuda
yang rnenjadi nakal karena ingin membuktikan bahwa dirinya telah dewasa, padahal
1 Sudarsono, J·,"rika /shun /'e111any f\i:11uka!u11 l?euurfa, (Jakarta: Rineka Cipta, l 989), h.13
scbenarnya bclu1n apa.·ap~L karcnn kcdL"\v:1s~i:1n tidak hanya pada fisik saja 1elapi
1neliputi kcseluruhan rncn1al da11 kcJJ\\aan.~
ketidaks1abilan perasaan dan cn1os1, du!arn \Vak1u bersaITiaan rnereka rncngalan11
rnusa kritis. L)a!nrn rnasa krnis 1111 seorang an[1k bcrhad~1pan dengan persoalan apakah
dirinya mampu memec·ahkrJ!l masalahny<i atau tidak, jika rnerclrn ma.mpu
rnemecahkan dengan baik, nrnka akan mampu pula untuk mengiladapi rnasalnh
selar~jutnya hingga ia de\vnsn, _1ika dirinya 11dnk rnnrnpu n1en1ecahkan, n1aka ia akun
n1enjad1 orang dc\vasa yang scnantiasa rncnggdntungkan dirinya pada orang lain.
Pada mnsa ini scorang anak sangal n1en1erlukan pendidikan agnn1a ter11tan1r1
pendidikan akhlak. Dalam hal ini orang tuabh yang rnempunyai peran utama dalam
ir1cn1berikan pendidikan agan1a agar anak tersebut ··.dnpat berke111bang rr1enjadi
seorang rernaJa yang berakhlak bark, sehingga dapat tcrhindar dari kenakalan rema.1a.
Hal ini scsuai dengan iirrnan /\\\ah SWT:
/lrt111ya: "Jim lird11g-lirang .mng benman, pi!liharalah dirimu dan ke/1111rg1m111 dun up111eruk11. "1 (Q.S. /\t-Tahrirn/22 ayat 6)
l)n1ar llasyin1, {'ora .-'\fL·'Jhhcllk Anok f)a/a1n I~ia111, (Surabaya :l3ina Ilrnu,1985), cet.ke-2 h 118··119
1 f)~panen1en :\~t<una RI, . ll-(}11r<1!! da11 J'c1.'/en1uliun11J·a, (Jakana: Proyck Pcngada.an Kitab Suci ;\l-f}uran,\')77/J<)"JX)_ h 9:SJ
3
Berdasarkan ayat tersebut, maka rnerupakan kewajiban orang tua untuk
menyelamatkan anak-anaknyn dari bencana dan kerusakan-kerusakan akibat kelalaian
yang diperbuatnya.
Namun pada kenyataannya, banyak orang tua zaman sekarang yang kurang
rnemberikan perhalian terhadap masalah ini, dikarcnakan kesibukan mereka mengejar
karier serta ketidak faharnan mereka dalan\ hal agama.
Berhadapan dengan kondisi ini, anak seharusnya dimasukkan ke dalam
lcmbaga-lembaga pendidikan agama disamping sekolah-sekolah umum, salah satu
lembaga pendidikan agama non formal adalah majelis taklim. Majelis taklim
merupakan organisasi pendidikan luar sekolah yang bercirikan khusus keagamaan
Islam. Di Jakarta ini banyak sekali didirikan majelis taklim yang menyelenggarakan
pengajian untuk kaum bapak, ibu dan remaja, salah satu majelis taklim yang ada di
Jakarta adalah Majelis Taklim Darussaadah yang terletak di Mampang Prapatan
Rt. 0 I I/ 05. Ke!. Durc:n Ttga. Kee. Pancomn, Jakarta Selatan.
Bedasarkan latar bdakang lersebut, penulis tertarik untuk mengangkat
permasalahan tersebut ke dalarn karya ilmiah dan mengambil judul: "PERANAN
REMAJA PENGAJIAN MAJELIS TAKLIM DARAUSSAADAH DALAM
UPAYA MENANGGULANGI KENAKALAN RE.MA.TA''.
B. l'embatasan dan Perumusan Masalah
l. Pembatasan Masalah
Agar dalam penulisan skripsi 1111 terarah, penulis membatasi
permasalahannya scbagai berikut .:
4
a. Kenakalan remaja dan cara menaggulanginya
b. Remaja majelis taklim Darussaadah
c. Jkatan remaja majelis taklim Darussaadah sebagai wadah penaggulangan
kenakalan remaja di lingkungan Rt.01 ldan Rt.012
2. Perumusan Masalah
Berpcdoman kepada pembatasan masalah tersebut di atas, maka dapat
penulis rumuskan sebagai berikut :
a. Bagairnana peran rernaja Majelis Taklirn Darussaadah dalam membina
rernaja di lingkungan Rt. OJ I dan Rt. 012?
b. Kegiatan-kegiatan apa saja yang dilakukan rernaJa majelis taklirn
Darussaadah dalarn rnenanggulangi kenakalan remaja ?
C. Tujuan clan Signifilurnsi Penetiiian
I. Tujuan l'enclitian
a. Untuk bahan penambahan ilrnu pengetahuan mengenai peranan pengajian
remaja dalam uapaya rnenanggulangi kenakalan remaja, sehingga dapat
mernperkaya khazanah kepustakaan dalarn upaya menanggulangi
kenakalan remaja
' b. Untuk bahan-bahan kebijakan bagi Majelis Taklim Darussaadah dalam
upaya perbaikan peran Majelis Taklim Darussaadah
5
2. Signifikansi Penefrtlan
a. Hasil penelitian ini akan menjadi sumbangan yang berarti sebagai bahan
bacaan bagi teman-teman mahasiswa.
b. Basil penelitian ini akan menjadi sumbangan yang berarti sebagai bacaan
masyarakat dan para orang tua
D. Metode Penelitian
1. Populasi da n Sam pel
a. Populasi
Pada penelitian ini penulis memakai populasi Majel;is Taklim
Darussaadah .yang tcrktak di JI. Mam pang Prapatan XV B, RT.O 11105
Kelurahan Duren Tiga, Kecamatan Pancoran Jakarta Selatan 12760,
didrikan tahun 1996 oleh Bapak H. Romli yang menyelenggarakan
kegiatan pengajian untuk kaum Bapak, lbu dan kaum remaja. Danjumlah
populasi yang ada di pengajian Remaja Majelis Taklim Darussaadah ini
berj umlah 3 5 orang.
b. Sampel
Metode yang dipakai penulis dalam penelitian ini adalah pwposive
sampling yakni sample tertentu, dimana sample yang akan diteliti sudah
ditentukan yaitu sebanyak 30 orang.
2. Teknik Pcngumpulan Data
6
Untuk memperoleh data sebagai bahan kajian penulisan skripsi ini,
penulis membahas dengan menggunakan metode sebagai berikut:
Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode ini ialah merupakan suatu tehnik pengumpulan data dengan jalan
mengadalrnn komunikasi dengan sumber datll, komunikasi tersebut dilakukan
dengan dialog secara lisan. 4
Teknik yang digunakan dalam memperoleh data ialah wawancara,
angket, dan pengamatan terlibat ( observasi partisifan)
Wawancara iaiah penulis mengadakan wawancara langsung dengan
sumber data berkenaan dengan permasalahan yang telah dimmuskan
Angkel ialah penulis menyebarkan pertanyaan-pertanyaan tertulis
kepada remaja pengajian' majelis taklim Darnssµdah dalam rangka mencari
informasi tentang pennasalahan tersebut
Sedangkan pengamatan terlibat atau observasi partisipasi digunakan
dalam penelitian ini untuk mengamati secara Jangsung proses kegiatan yang
dilaksanakan oleh remaja majelis taklim Darussaadah, di mana penulis terlibat
secara aktif pada kegiatan yang dilaksanakan.
3. Teknik Analisa Data
4 L Jumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: C.V Ilmu, 1981), cet. ke-15. h.50
7
Data yang klah dikumpulkan dalam penelitian ini, selanjutnya diolah
dan dianalisa untuk mengungkapkan pokok masalah yang diteliti, sehingga
dapat diperoleh kesimpulan. Dalam teknik analisa data yang digunakan aclalah
deskriptif analisis, karena data yang diperoleh dari penelitian ini lebih banyak
bersifat kualitalil', maka dengan sencliiinya dalam penganalisaan data-data
penulis lebih banyak menganalisis.
Da!am melakukannya, dipabi metode analisa sebagai berikut:
a. Anaiisa Kualitatif
Data kual1tatii' d1ke111ukalan lblam bcntuk kalimat dengan menggunakan
kategori pendidik:m schingga nantiny<; dapat diambil kesimpulan. Yang
d1analisa adu!ah data 1emang keg1atar. majelis taklirn dan upaya-upaya
yang Ji lakub11 dalan, mcna11gg1dangi kenakalan rernaja, yang bersumber
da11 11<1;-;1 I tll1scr\asi. \va \vanc.ara da11 a11gkeL
b. /\na!isa !<.uantitntif
Ya1tu analtsa yang dt!akukan lGriladap data yang bcrwujud angka dengan
earn mengkla:;ifikasikan, mcntabula;:ikan dan dilakukan perhitungan
dengan mcnggunakan statistik sederhana untuk memperoleh hasil
penclitian. Untuk data kmmtitatif penulis rnenggunakan perhitungan
prosentase dari hasi I angket.
Hasil penclitmn disajikan dcngan rnenggunakan frekuensi distribusi dan
8
Dimana
P "c ada!ah persentase
F adalah frekucnsi I jumlah yang mcngisi
N adalahjumlah responden I sampd '
% adalah bilangan teiap (konstanta)
Adapun pedoman penulisan skripsi yang dipakai adalah Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi U!N Syarif Hidayatullah Jakarta,
penerbit UJN Press, tahun 2002
E. Sistematika Penyusun;rn
Untuk mernudahkan penulisan skripsi ini, pcnulis membagi bab dan sub-sub
bab sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan berisi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan
masalah, rnetode pembahasan, tujuan dan signifikansi penelitian, dan
sistematika penul isan.
Bab ll Kajian teoritis mengenai majelis taklim dan kenakalan remaja.
13ab 111 Gambaran urnum Majclis Taklim Darussaadah meliputi: sejarah dan tujuan
didirikan majelis taklim, sarana dan prasarana, materi yang diajarkan, '
rnetode yang digunakan, clan struktur organisasi.
9
Bab IV Membahas hasil penelitian, dengan bahasan kegiatan keagall1aan remaja
Majelis Taklim Darussaadah, sikap keagamaan remaja dalam bidang ibadah
dan akhlak, dan upaya yang dilakukan majelis taklim Darussaadah dalam
upaya menanggulangi kenakalan rernaja.
Bab V Pada bab ini merupakan bab terakhir berisi kesimpulan dan saran-saran
penulis.
BABU
KAJIAN TE:ORITIS TENTANG MAJELIS TAKLIM
DAN KENAK.4..LAN REMAJA
A. Majelis Taldim
1. Pengerti:rn Majelis Taklim
Majelis taklim terdiri dari dua kata yaitu kata majelis dan kata taklim.
Kata majelis dalam bahasa ar~b berasal dari kata ~ _ ·~ _ ~·· yang , ,
bera1ti duduk. Kata majelis merupakan bentuk isim makan yang mengandung arti
tempat duduk" 1
Di dalam kamus bahasa Arab Munjid, dikatakafr bahwa kata majelis
berarti "tempat duduk yang didalamnya terkumpul wakil-wakil umat"2
Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia, pengertfan majelis
senada dengan pengertian di atas, "yaitu pertemuan atau perkumpulan orang
banyak atau bangunan lempat orang berkumpul". 3
Pengertian majelis yang lainnya adalah tempat berkumpulnya sekelompok
orang untuk melakukan suatu kegiatan, sehingga dikenal berbagai majelis seperti
majelis syura, majelis hakim dan lain sebagainya. 4
1 Mahmud Yunus. Ka11111s Arab Indonesia, (Jakarta : PT.Hilda Karya Agung, 1990), cet ke-8, h. 90
2 Luis Ma'lut: Ka11111s ivfwyid, (Libanon: Darn! Masrik, 1986). cet ke-28, h. 98.
3 Dcpdikbud, Ka11111s &sar /Jahasa Indonesia, (Jakarta: Bali Pustaka ), cet ke-1, h. 29
4 Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (Jaka1ta : Bumi Aksara, J 995), cet ke -2, h. 76
lO
11
• • r:too:= J"',,.J ,,.- 01,,.
Sedangkan kata takhm berasal dan akar kata t:;;W - ~ - ~ yang , .
berarti mengajar"5. Dalam kamus modem, pengertian taklim adalah melatih
rnanusia.6 Menu rut Ahmad .Warson Munawir kata taklim berarti pengajaran.7
Dari beberapa pendapat tentang definisi taklim, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa taklim adalah suatu kegiatan yang dilakukan orang yang ahli
dengan mengajarkan atau memberikan ilmu kepada orang lain.
Dengan demikian, secara lughawi majelis taklim adalah tempat untuk
melaksanakan pengajaran atau pengajian agama Islam.8
Adapun pengertian secara istilah tentang majelis taklim, sebagaiman telah
dirumuskan pada musyawarah majelis taklim se DKI Jakarta tahun!980 adalah:
Lembaga pendidikan non formal Islam yang memiliki kurikulwn tersendiri, diselenggarakan secara berkala dan teratur, dan diikuti oleh jemaah yang relatif banyak, dan bertujuan untuk membina dan mengembangkan hubungan yang santun dan serasi antara manusia dengan Allah SWT, antara manusia dengan sesamanya, dan antara manusia dengan lingkungannya, dalam rangka membina masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT9
Berdasarkan pengertian di atas, tampak bahwa penyelenggaraan
pendidikan majelis taklim berbeda dengan penyelenggaraan pendidikan .Islam
lainnya, seperti pesantren dan madrasah, baik menyangkut sistem, materi maupun
'Asad M. Kalia!i, Ka11111s Arab Indonesia, (Jakarta: Bulan Bintang,1987 ), cet ke-2, h.8.
6 Anton Byas dan Anwar Ilyas, Modem Dictionary, (ttp: Darul Jail, 1982), h.454.
7 Ahmad Warson Munawir, A/-M1111awir-Kam11s Indonesia, h. 1038.
8 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, Ensiklopedi Islam, (Jakarta: Ichtiar Baro van Hoeve, 1994),jilid ke-3, h. 120
9 Nurul Huda dkk, Pedoman Maje/is Taklim, (Jakarta: KODI OKI Jakarta, 1990), cet ke-2, h.5
12
tujuannya. Pada majelis taklim ada hal-halyang membedakan dengan yang lain,
yaitu:
a. Maje I is takl im adalah lembaga pendidikan non fonnal Islam
b. Waktu belajamya berkala tapi ten-atur, tidak setiap hari sebagaimana
halnya sekolah atau madrasah
c. Pengikut atau pesertanya disebut jama'ah (orang banyak), bukan pelajar
atau santri. Hal ini didasarkan kepada kehadiran di majelis taklim tidak
merupakan kewajiban sebagaimana dengan kewajiban murid menghadiri
sekolab atau madrasah
d. Tujuannya yaitu memasyarakatkan ajaran Islam
Dari berbagai definisi di atas, penulis dapat menarik garis besamya bahwa
majelis taklim adalah sebuah lembaga pendidikan Islam non formal yang berdiri
sendiri dan benujuan untuk mensyiarkan ajaran Islam agar masyarakat dapat
merealisasikannya dalam kehidupan sosial, sehingga tercipta hubungan yang baik
antara manusia dengan Allah, manusia dengan manusia, dan antara manusia
dengan lingkungannya, dengan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam.
2. Peranan Majelis Taklim
Majelis taklim bila dilihat dari struktur organisasinya, termasuk
pendidikan luar sekolah atau suatu lembaga pendidikan yang sifatnya non formal,
yang senantiasa menanan1kan akhlak yang luhur dan mulia, meningkatkan
kemajuan ilmu pengetahuan dan keterampilan jamaahnya, serta memberantas
13
kebodohan umat Islam agar dapat memperoleh kehidupan yang bahagia dan
sejahtera serta diridhai oleh Allah SWT.
Majelis taklirn sebagai Jembaga pendidikan non formal Islam, mempunyai
kedudukan yang penting di tengah-tengah masyhrakat muslim Indonesia, antara
lain:
a. Sebagai wadah untuk membina dan mengembangkan kehidupan beragarna
dalam rangka rnembentuk masyarakat yang bertakwa kepada Allah SWT
b. Tamanrekreasi rohaniah
c. Wadah silaturrahmi yang menghidupsuburkan syiar Islam
d. Media penyarnpaian gagasan-gagasan yang bermanfaat bagi pembangunan
umat dan bangsa. IO
Sccara stratcgis rnajclis-majclis taklim itu mcnjadi sarana dakwah dan
tabligh yang lslami coraknya yang berperan sentral pada pembinaan dan
pcningkatan kwal itas hid up umat Islam sesuai tuntutan ajaran agama. Di samping
itu guna menyadarkan umat Islam dalam rangka menghayati, memahami dan
mengamalkan agamanya yang kontekstual kepada lingkungan hidup sosial
budaya dan alam sekitar mereka, sehingga dapat menjadikan umat Islam sebagai
umatan wasathan yang meneladani kelompok umat lain. Untuk tujuan itu, maka
pernimpinnyaharus berperan sebagai pcnunjuk jalan ke arah kecerahan sikap
10 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, /oc. cit.
14
hidup alami yang membawa kepada kesehatan mental rohaniah clan kesadaran
fungsional selaku khalifah di buminya sendiri. Jadi peranan secara fungsional
majelis taklim adalah mengokohkan landasan hidup manusia di bidang mental-
spiritual keagamaan Islam dalam rangka meningkatkan kwalitas hidupnya secara
integral, lahiriyah dan bathiniyah, duniawiyah dan ukhrawiyah bersamaan, sesuai
dengan tuntuian ajaran Islam. I I
3. Matcri Majelis Taklim
Materi atau bahan ialah apa yang hendak diajarkan dalam majelis taklim.
Dengan sendirinya materi itu adalah ajaran Islam dengan segala keluasannya.
Islam memuat ajamn tentang tata hidup yang meliputi segala aspek kehidupan,
maka pengajaran Islam berarti pengajaran tentang tata hidup yang berisi pedoman
pokok yang digunakan oleh manusia dalam mer~alani kehidupannya di dunia dan
untuk menyiapkan hidup yang sejahtera di akhirat nanti. Dengan demikian materi
pelajaran Islam luas sekali, meliputi segala aspek kehidupan.
Dilihat dari ruang lingkup pembatasannya, pengajaran agama Islam yang
umum dilaksanakan di majelis taklim adalah :
a. Tauhid
Tauhid adalah pondasi Islam, karena tauhid ini berisi tentang pengajaran
keimanan yang meliputi rukun Iman yang keenam, serta ajaran untuk
11 HM. Arifin, Kapita Se/ekta Peudidikan (Islam & Um11111), (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), cet ke-4, h.120
15
meng-Esakan Allah SWT. Ajaran tauhid dapat diperluas lagi dengan
manifestasi rnkun l man, yakni dengan cara mengamalkan ajaran tauhid
yang tarnpak dalam nilai dan sikap hidup manusia dalam kehidupan
sehari-hari, tidak sekedar mengetahuinya saja.
b. Fiqih
Pengajaran fiqih mencakup dua bidang yaitu fiqih Ibadah,yakni yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhannya,seperti shalat, puasa,
zakat, Ibadah,haji,memenuhi nadzar d:in menbayar kafarah terhadap
pelanggaran sumpah . dail kedua fiqih muamalah yakni yang mengatur
hubungan manusia dengan manusia lainnya.pembahasan mencakup
seluruh bidang fiqih selain masalah - masalah ubudiah, seperti ketentuan
ketentuan tentang jual beli, sewa menyewa, perkawinan , penceraian,
ketentuan pembagian harta puasaka, jinayah, dan lain- lain.
c. Tafsir Al-Quran
Pelajaran tafsir sangat menunjang pelajaran-pelajaran yang lain, sebab
ayat-ayat Al quran berisi tentang ajaran tauhid, hukum, akhlak dan
pengetahuan umum.
d. Hadits
Hadits merupakan sabda Rasulullah yang berisikan hal-hal yang
berhubungan dengan tauhid, hukum, akhlak dan pengetahuan urnurn.
Dalam penyarnpaiannya harus disesuaikan dengan rnasalah pelajaran yang
sedang dibahas.
e. Akhlak
h.44.
16
Pelajaran akhlak dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni akhlak manusia
kepada Allah SWT, akhlak manusia kepada manusia lainnya dan akhlak
manusia kepada lingkungan sekitarnya. Pelajaran akhlak ini dapat
digolongkan menjadi dua yakni akhlak rnahmudah dan akhlak mazmumah
(akhlak terpuji clan akhlak yang tercela).
t: Tarikh
Pelajaran tarikh bertujuan untuk menghidupkan kembali kelesuan dan
semangat pasrah umat Islam sekarang ini, karena pelajaran tarikh itu
mcnggnmbarkan betapa besarnya pengorbanan yang dilakukan Rasulullah
clan umat-umat terdahulu dalam rnemperjuangkan agama Islam.
g. Bahasa Arab
Peiajaran Bahasa Arab ini clapat membantu bagi Jamaah agar dapat
membaca dan memah11mi Al quran.Selain pelajaran-pelajaran tersebut di
atas, juga cliberikan materi-materi umum yang berkaitan dengan
kehidupan bermasyarakat, s.:perli masalah pembinaan keluarga berencana,
koperasi, krisis moral dan lain-lain. Dalam dasar-dasar ilmu da'wah,
karangan Abdul Karim Zaidan dinyatakan bahwa materi-materi yang
biasanya diajarkan oleh sang Ustadz meliputi aqidah, akhlak dan ibadah.
Ketiga dasar ini menjadi kajian utama dalam pengajaran. 12
12 Abdul Karim Zaidan, Dasar-dasar !111111 Da'wah, (Jakarta: Media Da'wah, 1984), cet ke-2,
17
Senada dengan pendapat di atas, Mahmud Yunus pun mengatakan bahwa
"pengajaran yang diberikan meliputi keimanan yang mencakup keyakinan
terhadap Allah dan Rasul-Nya, meyakini adanya hidup sesudah mati, amal
ibadah, yang mencakup segala sesuatu yang bemilai ibadah serta akhlak yang
meliputi segala yang baik dan buruk". 13
Dalam ensiklopedia Islam dijelaskan bahwa materi yang dipelajari dalam
majelis taklim meliputi : "pembacaan Al-Quran serta tajwidnya, tafsir ulum Al-
Quran, hadits dan mustalahnya, fiqih dan ushul fiqih, tauhid, akhlak, ditambah
lagi dengan materi-matcri yang dibutuhkan para Jamaah, misalnya masalah
penanggulangan kenakalan anak, masalah undar.g-undang perkawinan, dan lain
lain".1·1 Penambahan dan pengembangan materi dapat saja terjadi di majelis
taklim, melihat semakin majunya zaman dan semakin kompleks permasalahan
yang perlu penanganan tepat. Wujud program yang tepat dan aktual sesuai dengan
kebutuhan Jamaah itu sendiri adalah suatu langkah yang baik agar majelis taklim
tidak terkesan kolot dan terbelakang.
Dengan demikian dapat digambarkan dengan jclas bahwa materi
pengajaran majelis taklim sangat luas, seluas agama Islam.
4. Metode yang Digunakan di Majelis Taklim
Metode adalah salah satu alat atau earn untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Sedangkan yang dimaksud dengan metode pengajaran Agama Islam
1.1 Mahmud Yu nus, Sejarah i'c11didika11 Jsli1111, (Bandung : Hilda Karya, 1990). Cet ke-10, h. I 7.
14 Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, op.cit. h.121
18
adalah suatu earn penyampaian bahan pengajaran Agam Islam untuk mencapai
tujuan tertentu.
Metode mengajar banyak sekali macamnya, namun tidak semua metode
dapat dipakai Jalam majelis taklim, ha! ini karena perbedaan kondisi dan situasi
antara sekolah dengan majelis taklim.
Dalam memilih rnetode hendaknya diperhatikan faktor-faktor berikut ini :
a. Tujuan yang hendak dicapai
b. Jumlah peserta majelis taklim
c. Situasi dan lingkungan
d. Fasilitas yang dimiliki
e. Pribadi guru serta kemampuan profesionalnya.
Dalam kenyataanya banyak faktor yang menyebabkan guru tidak selalu
dapat menggunakan metode yang tepat menurut pilihan pertamanya. Faktor itu
ialah situasi dan keadaan pese1ta. Akibatnya guru terpaksa menggunakan metode
pilihan kedua atau pilihan lainnya.
Begitu pula dalam sekali mengajar tidak menggunakan satu metode saja,
tapi dapat digunakan berbagai metode sekaligus. Hal ini tergantung dari
kelincahan guru dan keadaan medan.
Dalarn ensiklopcdia Islam disebutkan bahwa metode penyajian majelis
taklim dikategorikan menjadi 3 (tiga), yakni :
a. Metode Ccramah
19
Terdiri dari ceramah umum, yakni pengajar/ustadz bertindak aktif
memberikan pengajaran sementara jamaah pasif, clan ceramah khusus ;
yaitu pengajar clan jamaah sama-sama aktif dalam bentuk diskusi.
b. Metode Halaqoh
Y ai tu duduk berlingkaran menghadap guru besar, sedangkan guru
duduk pula. Guru dan semua murid harus memegang kitab, mula-mula
guru membacakan kitab dalam bah as a Arab, kemudian
menterjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia, sedangkan murid
mendengarkan bai k-baik. 15
c. Metode Dri II
Yaitu Pelajar dilatih untuk mempraktekkan apa yang telah
diajarkan oleh Pengajar. Metode ini biasa digunakan untuk materi
pembacaan riwayat Nabi atau Rawi Barzanji, serta pembacaan Tahlil.
d. Metode Tanya Jawab
Yaitu Pengajar memberikan materi dengan cara berpidato,
kemudian pelajar diberikan kesempatan w1tuk bertanya.
Dari keempat metode tersebut, dapat dipakai secara satu persatu clan dapat
pula dipakai secara bersamaan, yang dikenal dengan metode campuran, sesuai
dengan kondisi dan situasi yang dihadapi pengajar.
15 Mahn1ud Yunus, ,__\'ejarah J)en,Jitlikan Js!tun ,/i !1ulonesia, (Jakarta : Hilda Karya Agung, l 996), h.57.
20
Namun dcmikian sampai dengan dewasa ini, nampaknya di majelis taklim
telah sangat mcmbudayakan metode ceramah. Seakan-akan hanya metode ini saja
yang dapat digunakan dalam ihajelis taklim.
B. Kenakalan Remaja
1. Pengertian Remaja
Hampir semua orang, terutarna yang pemah mendapatkan pendidikan
formal mengerti siapa yang dimaksud dengan remaja. Boleh jadi pengertian
mereka tidak sarna. Ivlasyarakat yang hidup di desa terpencil, jauh dari kemajuan,
boleh jadi tidak pernah memahami secara sesungguhnya siapa sebenamya yang
dimaksud dengan istilah remaja. Umur berapakah seorang dianggap remaja,
bagaimanakah earn penentuannya dan apa pula cirinya?
Tidak mudah menyatukan pendapat orang dari berbagai lingkungan
keahlian dan profesi, mengenai pengertian remaja, karena ha! itu berkaitan erat
dengan keadaan masyarakat, dimana remaja itu tinggal, dan tergantung pula dari
sudut mana remaja itu ditinjau.
Waiau dernikian, Dr. Zakiah Daradjat memberikan pengertian tentang
batasan-batasan rcmaja adalah "masa peralihan dari masa kanak-kanak kepada
masa dewasa". 16 Pada masa ini .anak-anak tidak lagi dianggap sebagai anak, akan
tetapi juga belum dapat dipandang sebagai orang dewasa. Jadi remaja adalah
16 Zakiah Daradjat, Me111hi11a Nilai-11i/ai iv/oral di Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang, 1977), cet. ke-4, h.70.
21
umur yang rnenjernbatani anara tmrnr anak-anak dan dewasa. Pada umur ini
terjadi berbagai pcrubnhan-perubahan yang tidak mudah bagi seorang anak untuk
menghadapinya tanpa bantuan dan pengertian dari pihak orang tua dan orang
dewasa pada umumnya. 17 Lebih jauh lagi Dr. Zakiah Daradjat mengemukakan
pendapatnya mengenai batasan remaja sebagai berikut : Secara umum dapat
dikatakan bahwa masa remaja kira-kira dimulai pada umur 13 tahun yang ditandai
dengan masuknya anak pada rnasa puber. Yaitu pertumbuhan seks yang
rnernbedakan antara anak dan remaja, yang tampak pada perubahan jasmani dari
luar dan perubahan-perubahan kelenjar yang mengalir dalam tubuhnya, yaitu
pertukaran kelenjar anak-anak dengan kelenjar orang dewasa yang
rnengakibatkan bertumbuhnya tanda-tanda jenis kelamin pada anak. Pada
umurnnya permulaan masa remaja itu dapat diketahui dengan mudah dan hampir
sarna pada tiap anak, yaitu kira-kira pada umur I3 tahun (misalnya mimpi bagi
anak laki-laki dan hai<l bagi anak perempuan). Akan tetapi kapan berakhimya
masa rcrnaJa i tu agak sukar menentukannya, karena berbagai faktor ikut
mempengaruhi, seperti disebutkan di atas. Namun pada umumnya ahli jiwa
cen<lerung untuk mengatakan bahwa pada masyarakat maju, berakhir pada usia 21
tahun, dimana segala rnacam pertumbuhan perubahan cepat dikatakan berakhir. 18
Pada tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja yang lebih
bersifat konseptual. Dalam definisi tersebut dikemukakan 3 kriteria yaitu biologis,
17 Zakiah Daradjat, Pembi11aa11 Rema/a, (Jakarta : Bulan Bintang, I 976), cet ke-2, h.28.
rn Zakiah Daradjal, l/Jnu ,ilwa Aga1nu, (Jakarta : Bulan IJintang, 1990), cct ke-12, h.121-122.
22
psikologis clan sosial ckonomi, sehingga secara lengkap definisi tersebut
berbunyi :
Remaja adalah suatu masa dimana :
a. Inclividu berkernbang dari saat pertama kali ia menunjukkan tanda-tanda
seksual sekunder sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
b. lndividu mengalami perkembangan psikologik clan pola Identifikasi clari
kanak-kanak menjadi clewasa.
c. Terjadi peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada
keadaan yang relati f lebih mandiri. 19
Dalam menentukan batas awal clan batas akhir usia remaja di setiap negara
aka11 <li<lapali sualu batasa11 yang bcrbc<la. Ila! ini tcrganlung kcpada kcudaan
masyarakat dimana remaja itu tinggal dan tergantung pula kepada dari mana
remaja itu ditinjau. Narnun dalam rangka usaha pembinaan clan penanggulangan
kenakalan, agar secara hukum jelas batasan-batasam1ya, maka ditetapkan batas
usia bawah clan usia atas bagi remaja. Drs. M.A Prijanto, SH. memberikan
batasan usia awal adalah l 3 tahun dan batas usia atas 21 tahun.
Menurut Dra. Ny. Y. Singgih D. Gunarsa dan suaminya : masa remaja
adalah antara umur 12-22 tahun.
Namun rentangan usia remaja yang hampir disepakati ialah wnur 13 tahun
sampai 21 tahun. Sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Zakiah Daradjat bahwa usia
l'J Sarlito \Viravvan .sarwono, l'sikolo~t:i lte111aja, (Jakarta: Rajawali Pers, 1997). cet ke-4, h. 9.
23
remaja yang hampir disepakati oleh banyak ahli ialah antara 13 tahun sampai
dengan 21 tahun.
Dari pengcrtian di atas dapal diambil satu kesimpulan bahwa masa remaja
adalah masa transisi yakni masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa yang
meliputi semua perkembangan yang dialami, sebagai persiapan memasuki masa
dewasa.
2. Pengcrtian K.enalmlan Renrnja
Istilah · kenakalan remaja merupakan penggunaan lain dari istilah
kenakalan anak sebagai teijernahan darijuvenile delinguency.
Kata kenakaian berasal dari kata nakal, artinya suka mengusik, suka
rnengganggu. Sedangkan kenakalan itu sendiri berarti sifat dari perbuatan nakal. 20
Sedangkan delinguency berarti kejahatan. Dengan demikian pengertian
secara etirnologis adalah kejahatan anak. Jika menyangkut subyek atau pelakunya,
makajuvenile delinguency berarti penjahat anak atau anakjahat.21
Mengemu pengertian.111venile delinguency secara istilah terdapat beberapa
pendapal dari para ahli. Mcnurut Ors. B. Simvnjuntak, SH. pengertian juvenile
delinguency ialah suatu perbuatan itu disebut delinguent apabila perbuatan-
perbuatan tersebut bertenlangan dengan nom1a-nonna yang ada dalam masyarakat
20 Indrawan \VS, Ka11111s Le11gka11 JJahasa lluionesia Jvfasa Kini, (Jombang : Lintas Media, 1999), cet ke-1, h.212.
21 Sudarsono, Kenaka/an Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995), cet ke-3, h.10.
24
dimana ia hidup, suatu perbuatan yang anti sosial dimana di dalamnya
terkandung unsm-unsur arti normatif.22
Sedangkan Drs. Bimo Walgito merumuskan arti selengkapnya dari
.1uve111/e delinguency yakni : tiap perbuatan yang bila dilakukan oleh orang
dewasa, maka perbuatan itu merupakan kejahatan, jadi perbuatan yang melawan
hukum yang dilakukan anak, khususnya anak remaja. 23
Dr. Fuad Ilasan merumuskan definisi delinguency sebagai berikut :
perbuatan anti sosial yang dilakukan oleh anak remaja yang bilamana dilakukan
orang dewasa dikualifikasikan sebagai tindak kejahatan.24
Dalam menanggapi rnasalah yang ditimbulkan oleh perbuatan para remaja,
pclllerintah tidak tinggal diam, ha! im terbukti dengan dikeluarkannya Bakalok
In pres no. 6/1971 pedoman 8, tentang pola penanggulangan kenakalan remaja.
l'ada pedornan tcrsebut dikaiakan bahwa: "kenakalan remaja adalah kelainan
tingkah laku, perbuatan atau tindakan rernaja yang bersifat asosial bahkan anti
sosial yang melanggar norma-norma sosial, agama serta ketentuan hukum yang
berlaku dalam rnasyarakat". 25
22 B. Siinanjuntak, F'enJ.!a11tar Kritnino!u,IJi dan Sosiologi, (Bandung: l'arsito, 1977), h.295.
23 !limo Walgito, Ke11akala11 Anak (.!uvenile Delinguency), (Yot,'Yakarta : Yayasan Penerbitan Faku!tas Psikologi Univcrsitas Gajah -~1ada, I 982), h.2.
2·1 B. Sin1anjuntak, La tar 13elalu111g Kenaka/an ilnak (ft'tin10/ogi JuViJHi le L)e/inguency), h. 70-7 l.
25 So!yan S. Willis. Proh/ema /lemqja da11 Pemecc1ha1111ya, (Jakarta · Angkasa, 1991), cet terakhir, h.59.
25
Yang dikatakan keuakalan rcmaja adalah remaja yang sering berkelompok
yang menyebabkan terganggunya orang yang tinggal di sekelilingnya baik pada
siang hari maupun pada rnalam hari scwaktu orang sedang istirahat, dengan
menciptakan keributan yang menganggu ketenangan suasana dan melanggar tata
k b 2(· esopanan ertetangga.
Dari beberapa definisi di atas dapat diambil satu kcsimpulan bahwa
kenakalan re1m~a adalah perbuatan yang dilakukan oleh anak /remaja yang
bertentangan dengan norma hukum, agama dan norma yang berlaku dalam
masyarakat, yang dapat rnerugikan dirinya dan orang lain, dan menimbulkan
keresahan dalam masyarakat. Jika perbuatan yang bertentangan dengan norma
agama, hukum clan masyarakat dilakukan oleh orang dewasa maka perbuatan itu
dinamakan kejahatan (!criminal). Namun apabila perbuatan tersebut dilakukan
oleh anak-anak, maka itu tidak dikenai hukum dan juga bukan tindak !criminal, ·
akan tetapi disebut kenakalan remaja.
J. Macam-macam Kcnakalan Rcmaja
Kenakalan rcmaja dapat digolongkan meajadi 2 bagian besar yaitu :
a. Kenakalan remaja menurut pandangan Islam.
26 Y. Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa. Psikologi Remaja, (Jakarta : Gunung Mulia, 1991) cet ke-12, h.18.
h.59.
26
Al qur'an dan Hadits Nabi telah memberi petunjuk mengenai hal
hal yang diharuskan sebagai perbuatan terpuji dan hal-hal yang harus
ditinggalkan sebagai perbuatan tercela.
Dalam kenyataannya perbuatan tercela yang telah digariskan
sering dilakukan dan perbuatan baik yang telah dituntunkan sering
ditingga!kan. Pcrbuatan rnelanggar terhadap kaidah-kaidah tersebut baik
yang bersumber pada Alqur'an maupun Hadits, bukan hanya dilakukan
oleh orang dewasa akan tclapi anak-anak remajapun berperan di
dalarnnya. Perbuatan-perbualan tercela yang biasa dilalaikan oleh anak
anak remaja antara lain : perzinahan, pencurian, perampokan, kejahatan
kekerasan clan perbuatan durhaka kepada kedua orang tuan
b. Kenakalan remaja menurut pandangan hukum.
Kenakalan remaja rnenurut pandangan hokum terbagi rnenjadi dua
bagian, yaitu :
I. Kenakalan yang tergolong pelanggaran terhadap nonna-nonna,
tetapi tidak diatur dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
(KUHP).
Diantara kenakalan remaja yang tidak diatur dalam KUHP,
tetapi tingkah laku dan perbuatan remaja tersebut cukup
27 Sudarsono, fctika Islam Te11ta11g Ke11akala11 Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet ke-2,
27
menyulitkan orang tua antara lain adalah berani atau suka
1mmctang orang tua/guru, suka berkeliaran tanpa tujuan yangjelas,
berpakaian tidak sopan atau tidak diterima oleh masyarakat, sering
membolos sekolah, berpesta porn semalam suntuk, suka membaca
buku-buku cabul dan porno, suka berkelahi, suka ikut pelacur,
1111111mH111numan keras, suka berbohong dan memutar balikan
kenyataan dengan tujuan menipu, suka bergaul dengan orang yang
reputasinya jelck sepeni gerrno, WTS, penjudi, pencuri dan lain
1 Kenakalan yang l<~rgolong pelanggaran yang telah diatur dalarn
KUHP.
Bcntuk kenakalan yang melanggar hukum antara lain :
melanggar kearnanan urnum (pasal 489-520 KUHP), menganggap
remeh IY.Otugas negara (pasal 52 l dan 528 KUHP), pelanggaran
dalam pc:rkawinan (pasal 529 dan 530 KUHP), pelanggaran
kesusilaan (pasal 532-547 KUHP), penganiayaan ringan (pasal 532
KUHP), pemerasan dan pengancaman (pasal 356 KUHP),
pcncurian biasa dan pencurian ringan (pasal 362, 364 KUHP),
penipuan, pcnggelapan dcngan segala bentuknya, perjudian dengan
segala bentuknya, kejahatan kesusilaan dengan segala bentuknya,
kejahatan obat bius dan lain-lainnya.
28
Dalarn buku Psikologi Rernaja, karangan Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,
Jensen rncmbagi macam-macam kcnakalan remaja menjadi 4 bagian, yaitu :
a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain : perkelahian,
perkosaan, pernmpokan, pembunuhan dan lain-lain.
b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi : perusakan, pencunan,
pencopetan, pemerasan dan lain-lain.
c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain
pelacuran, penyalahgunaan obat, di Indonesia mw1gkin dapat juga
dimasukkan hubungan seks sebelum menikah.
d. Kcnakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak
sebagai pelajar dengan cam membolos, mengingkari status orang tua
dengan cara minggat dari rumah atau rnernbantah perintah orang tua dan
l ' 28 se )agamya.
4. Faktor-faktor l'euyebab Kenakalan Rcmaja
Kenakalan remaja yang dirasakan sangat mengganggu kehidupan
masyarakat, sebenamya bukanlah suatu keadaan yang berdiri sendiri. Kenakalan
remaja akan muncul karena bebcrapa sebab, baik karena satu maupun bersamaan.
Sebab tersebut ada yang berasal dari luar diri remaja itu sendiri yang disebut
dengan faktor exstern, yang keduanya saling berkaitan antara satu dengan lainnya.
28 Sar!ito Win:nvan Sarwono, op.elf, h. 200-20 I.
29
Menurut Jensen, yang dikutip oleh Sarlito Wirawan menyatakan, bahwa
faktor-faktor penyebab kenakalan remaja dapat digolongkan dalam 2 jenis teori,
yaitu teori psikogenik dan teori biogenik, teori psikogenik menyatakan bahwa
kelainan perilaku disebabkan oleh faktor-faktor di dalam jiwa remaja itu sendiri.
Sedangkan teori biogenik menyatakan bahwa kelainan perilaku disebabkan oleh
kelainan fisik atau genetik (bakat).29
Cara pembagian faktor penyebab kelainan perilaku anak dan remaja juga
dikemukakan oleh Philip Graham, ia lebih mendasarkan teorinya pada
pengamatan empiris dari sudut kesehatan mental anak dan remaja. fa membagi
faktor-faktor penyebab itu ke dalam 2 golongan, sebgaimana dikutip oleh Sarlito
Wirawan sebagai berikut :
a. Faktor lingkungan :
2) Malnutrisi (kekurangan gizi)
3) Kemiskinan di kota-kota besar.
4) Gangguan lingkungan (polusi, kecelakaan lalu lintas, bencana alam
clan lain-lain).
5) Migrasi (urbanisasi, pengungsian kar1Cna perang dan lain-lain).
6) Faktor sekolah (kesalahan mendidik, faktor kurikulum dan lain-lain).
7) Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama
dan lain-lain).
29 Ibid., h.199
30
8) Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga :
a) i<.t:1nu1ian orang tua.
b) Orang tua sakit berat atau cacat.
c) Hubungan an tar anggota keluarga tidak hannonis.
d) Orang tua sakit jiwa.
e) Kesulitan dalam pengasuhan karena pengangguran, kesulitan
keuangan, tempat tinggal tidak memenuhi syarat dan lain-lain.
b. Faktor pribacli
I) Faktor bakat yang mempengaruhi tempramen (menjacli pemarah,
hiperaktif dan lain-lain).
2) Ca cat tub uh.
3) Kctidakmarnpuan untuk rnenyesuaikan diri 30
Dalarn rangka rnencari faktor penyebab kenakalan remaja, penulis
membaginya keda!am clua faktor, yaitu:
a. Faktor Internal
Yang climaksud faktor internal adalah faktor yang datangnya dari
dalam tubuh manusia itu sencliri, tanpa pengaruh lingkungan. 31 Di antara
faktor-faktor internal, antara lain :
I) Cacat lahir I keturunan yang bersifat biologis atau psikis.
'" I hid, h 199-200 !< ,111;,
11 Siinanjuntak, Lat'ar Ile!a~~flng l<.Cn£1k·c~\an Anak, OJJ. cit., J1. 160.
31
2) Pembawaan/bakat yang negatif dan sukar untuk diarahkan, sukar
dikendalikan secara wi~jar.
3) Pemcnuhan kebuluhan pokok yang tak seimbang dengan keinginan
anak-anak.
4) Kurang dapat menyesuaikan diri dalam lingkungan.
5) Pengtmdalian diri kurang terhadap hal-hal yang negatif atau dengan
perkataan lain daya tahan lemah.
6) Tidak mempunyai kegemaran I hobbi yang sehat, sehingga anak atau
remaja mudah dipengaruhi oleh hal-hal yang negatif.32
Faktor cacat jasmani adalah bawaan atau keturunan yang dibawa
scjak lahir, scperli penyakit jiwa, dimana penyakit itu tidak mendapatkan
pengawasan yang baik, atau tidak dilakukan penerimaan secara wajar.
Maka hal yang demikian akan menimbulkan suatu konpensasi dalam
bentuk kenakalan.
Pembawaan negatif akan membuat anak mengarah kepada
perbuatan nakal. Dalam ha! ini faktor pemenuhan kebutuhan pokok yang
tidak scimbang dcnwm keinginan remaja akan mcnimbulkan konflik pada
dirinya, maka sebagai sensasi anak akan cenderung melakukan perbuatan
yang tidak baik. Pcrqsaan rendah diri dan perasaan tertekan yang tidak
n Sahilun 1\_ Nasir, op. cit., h 86
32
teratasi akan membuat anak mengucilkan diri dan melakukan hal-hal yang
negatif.
Sementara itu hasil penelitian dati tim proyek Juvenile
J)efinguenq Fakultas Hukum Universitas Pajajaran, berpendapat bahwa
yang mendorong remaja menjadi nakal adalah :
I) Faktor internal
2) Faktor usia
3) Faktor kelamin
4) Faktor kedudukan anak dalam keluarga33
Dari sekian kasus kenakalan yang terjadi, "temyata anak yang
mempunyai IQ 86 - 90 menwtjukkan jwnlah yang terbanyak. Jadi anak-
anak yang intelegensinya antara 86 -· 90 kecenderungan untuk mertjadi
anak nakal lebih besar d1bandingkan anak-anak yang intelegensinya
kurnng dari 86 atau lebih dari 90". 34
llerdasarkan penelitian tcrsebut dalam ha! faktor usm
menunjukkan bahwa kejahatan yang dilakukan oleh anak-anak
kebanyakan adalah dilakukan oleh anak-anak yang berusia antara 15
sarnpai 18 tahun .
. u Pusat Penelitian dan Pengabdian i'vfasyarakat, ''Afimbar Agan1a dan Bulfaya" IAIN Jakarta, (Jnkana 1991/\992), no1nor 23, th.X, h.34.
1•1 I hul
33
Dapat diambil gambaran bahwa pada anak-anak umur 15 sampai
18 talrnn kecendrungan untuk berbuat nakal lebih besar jika dibandingkan
dengan anak umur dibawah 15 tahun atau diatas 18 tahun.
Jika dilihat dari jenis kelaminnya, anak laki-laki kecenderungan
serta motivasi untuk berbuat nakal lebih besar dibandingkan dengan anak
perempuan.
J ika dilihat dari posisi armk dalam keluarga, berdasarkan penelitian
yang dilakukan oleh De Greef terhadap 200 orang anak narapidana
menunjukkan bahwa kebanyakan dari anak-anak tersebut anak pertama,
atau anak bungsu j uga anak tungga! 35
Dari hasil penelitian tersebut tidak berarti anak-anak yang
termasuk dalam !criteria tersebut mesti nakal, tetapi kemungkinan untuk
menjadi nakal lebih besar dibandingkan dengan anak-anak di luar kriteria
tcrsebut dan j uga tidak sebaliknya.
b. Faktor Ekstemal
Faktor ekstemal yaitu fak'tor yang datang dari luar tubuh anak.
Faktor ini disebut juga faktor lingkungan dimana anak itu dibesarkan.36
Faktor-faktor tersebut ada tiga macam, yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat.
1) Faktor Lingkungan Keluarga
35 !bicl
3'' Simanjuntak, Latar Belakang Kenakalan Anak, op.cit, h.160.
34
Sebagian besar anak dibesarkan oleh keluarga, di sampmg itu
kenyataan menunjukkan bahwa di dalam keluargalah anak mendapat
pendidilrnn dan pembinaan yang pertama kali.
Drs. Agus Suyanto me1tjelaskan : "oleh karena sejak kecil anak
dibesarkan oleh keluarga dan untuk seterusnya, sebagian besar waktunya
adalah di dalarn kcluarga, maka sepantasnyalah kalau kemungkinan
timbulny<1 de/111g11encv itu sebagian besar juga berasal dari keluarga". 37
Scdangkan mcnurut ahli-ahli kriminalogi baik dari mazhab psikoanalitik
nrnupun 111azhab sosiologik, kedua mazhab tersebut sependapat bahwa
lingkungan kehidupan kcluarga merupakan faktor pembentuk dan paling
berpengaruh bagi perkembangan mental, fisik dan penyesuaian sosial anak
atau 1-cmaJa.
Pada hakikatnya, kondisi keluarga yang menyebabkan timbulnya
kenakalan anak atau remaja bersifat kompleks. Kondisi tersebut dapat
terjadi karena kclahiran anak di luar perkawinan yang syah menurut
hukum atau agama. Selain itu kenakalan remaja juga disebabkan keadaan
keluarga yang tidak normal yang 111encak~1p "broken home".38
JJelinguency anak-anak; kenakalan remaja dapat pula terjadi
karena keadaan ekonomi keluarga, terutama menyangkut keluarga miskin
atau keluarga yang menderita kekurangan jika dibandingkan dengan
keadaan ekonomi penduduk pada umuinnya. Fenomena ini sering terjadi
37 Agus Suyanto, Psikologi Perkemba11ga11, (Jakarta: Aksara baru, 1981), cet. pertama, h. 226.
38 Lamya Moeljatno, Krimmologi, (Jakarta: PT. Bina Aksara, 1986), cet ke-2, h. 103.
35
pada keluarga kelas bawah yang tergolong orang yang hanya .dapat
membiayai hidupnya dalam batas sangat minim yang biasa ditandai
dengan kcrj a keras kepala kel uarga, bahkan dalam keadaan mendesak
scluruh anggota kt:luargapun ikut mencari nafkah untuk mempertahankan
hidupnya. Kondisi keluarga seperti ini biasanya memiliki konsekuensi
lebih lanjut dan kompleks terhadap anak-anak, antara lain hampir setiap
hari anak terlantar, biaya sekolah anak-anak tidak tercukupi. Akibatnya
akan kornpleks pula, dalam kondisi yang serba sulit dapat mendorong
anak-anak menjadi delinkuen. 3,9
Jika dikaji lebih lanjut tentang peran keluarga yang berkaitan
dengan kenakalan remaja, maka dalam hal ini dapat kita jumpai adanya
beberapa penyebab kenakalan remaja. Salah satu yang menonjol adalah
kurangnya pendidikan agama di dalamnya. Menurut Dr. Zakiah Daradjat,
kebiasaan-kebiasaan baik yang sesuai dengan ajaran agama yang dibentuk
sejak lahir, akan rnenjadi dasar pokok dalam pembentukan kepribadian si
anak. Apabila kcpribadiannya dipenuhi oleh nilai-nilai agama, maka akan
terhindarlah dia dari perilaku-perilaku yang tidak baik.40
Kenakalan remaja juga dapat disebabkan karena masing-masing
orang tua sibuk dengan perrnasalahan sendiri, karir dan ambisi pribadinya.
19 Sudarsono, h'tika l.~'/a111 li!1Jfa11g Kc11akt1/a11 f~enuy·a, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991), cet ke-2, h. 21
w Zakiah J)aradjat, A.'ese!tatun Afental, (Jakaita: Gunung Agung, 1970), cet.ke-.6, h.114-115.
36
Sehingga anak kurang mendapat perhatian, kasih sayang dan kurang
mendapat tuntutan pcndidikan dalam menanamkan norma-norma tingkah
laku dan disiplin dari orang tua41
2) Faktor Lingkungan Sekolah
Sekolah merupakan ajang pendidikan kedua bagi anak-anak
· setelah keluarga. Bagi bangsa Indonesia remaja merupakan masa
pembinaan, penggemblengan dan pendidikan di sekolah terutama pada
masa-masa permulaan.
Selama dalarn proses pembinaan, penggemblengan dan pendidikan
di sekolah biasanya te1jadi interaksi antara sesama anak remaja, dan antara
anak-anak rermtja dengan para pendidik. Proses interaksi tersebut dalam
kenyataannya bukan hanya memiliki aspek sosiologis yang positif, akan
tetapi j uga membawa akibat lain yang memberi dorongan bagi anak
remaja sekolah untuk menjadi delinkuen.
Banyak indikasi yang membuktikan bahwa anak-anak remaja yang
memasuki sekolah hanya sebagian saja yang benar-benar berwatak sholeh,
sedangkan sebagian yang lain adalah pemabuk, peminum, penghisap ganja
dan pecandu narkotika.
Fenornena lain yang kerap kali muncul adalah suatu kondisi Iain
yang sebenarnya hanya sebagai akibat dari kondisi tertentu; dalam ha! ini
·11 JIM Syureich, Pe11a11gkal Ke11akala11 Remaja, (Jakarta: Pesantren Ash- Shiddiqiyah, 1991),
cet ke-1, h. 77.
37
-----dapat diambil contoh adanya hak anak-anak sekolah yang berasal dari
keluarga yang kurang mengutaf!Jakan anak dalam belajar. Biasanya anak
tersebut bersikap acuh tehadap tugas-tugas sekolah dan kehilangan
tanggung jawab di dalamnya. Sikap tersebut biasanya mudah ditiru oleh
anak-anak yang lain.
Berkaitan dengan keadaan tersebut maka sekolah sebagai tempat
atau ajang pendidikan anak-anak dapat pula menjadi sumber terjadinya
kont1ik-konflik kejiwaan sehingga memudahkan anak-anak menjadi
delinkuen. Hal ini seperti diutarakan oleh Dr. Zakiah Daradjat, bahwa :
"Pengaruh negatif yang terjadi pada anak-anak sekolah dapat timbul karena perbuatan guru I pendidik yang menangani langsung proses pendidikan antara lain : kesulitan ekonomi yang dialami oleh pendidik dapat mempengaruhi perhatiannya terhadap anak didik. Pendidik sering tidak masuk, akibatnya anak-anak didik terlantar, bahkan sering terjadi pendidik marah kepada muridnya. Biasanya guru marah apabila terjadi sesuatu yang menghalangi keinginannya tertentu. Dia akan marah apabila kehormatannya direndahkan, baik secara langsung atau tidak langsung, atau sumber rizkinya dan sebangsanya dalam keadaan bahaya, sebagian atau seluruhnya atau Jain dari itu".42
Dalam kenyataan sering terjadi perlakuan guru di sekolah yang
mencem1inkan ketidakadilan. Kenyataan lain masih ditemui adanya
sangsi-sangsi yang sama sekali tidak menunjang tercapainya tujuan
pendidikan. Keadaan tersebut masih diperberat lagi dengan ancam~n yang
tidak ada putus-putusnya, disertai disiplin yang ketat dan kurang adanya
38
interaksi yang akrab antara pendidik dan murud, :
kesibukan belajar di rumah. Kondisi negatif di sekolah tersebut kerap kali
memberi pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap anak, sehingga
dapat menimbulkan kenakalan anak atau remaja (juvenile delinguency).
3) Faktor Lingkungan Masyarakat
Keadaan masyarakat dan kondisi lingkungan dalam berbagai corak
dan bentuknya akan berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung
terhadap anak-anak remaja di mana mereka hidup berkelompok.
Perubahan-perubahan masyarakat yang berlangsung secara cepat
dan ditandai dengan peristiwa-peristiwa yang menegangkan, seperti :
persaingan di bidang perekonomian, pengangguran, keanekaragaman mass
media, fasi litas rekreasi yang bervariasi pada garis besarnya memiliki
korelasi dengan adanya kejahatan pada umumnya, termasuk kenakalan
anak atau remaja.
Pada clasarnya kemiskinan mengakibatkan bahaya besar bagi jiwa
manusia, sebab adanya perbedaan yang sangat menyolok tersebut akan
mempengaruhi k.estabilan mental manusia di dalam hidupnya, termasuk
perkembangan mental anak-anak remaja. Tidak jarang anak remaja dari
keluarga miskin yang memiliki perasaan rendah diri, sehingga terdorong
42 Zakiyah Darajat, Pokok-pokok Kesehatan Mental, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970), h. 292.
39
untuk melakukan kejahatan terhadap hak milik orang lain, seperti
pencurian, penipuan, penggelapan, pengrusakan dan penggedoran.
Hasil kejahatan tersebut biasnya mereka gunakan untuk
menunjang terpenuhinya sebagian kebutuhan hidup sekedar untuk
mengejar kesamaan tingkat kehidupannya sendiri dengan kehidupan orang
lain dan kawan sepermainannya.
Adanya pengangguran di dalam masyarakat terutama di kalangan
anak-anak remaja akan menimbulkan kejahatan yang beragam, baik dari
segi bentuk maupun dalam kualitas dan kuantitasnya. Dapat dipahami.
bahwa timbulnya niat jahat tersebut pada umumnya ditunjang oleh
keadaan menganggur, demikian pula yang terjadi di kalangan anak remaja.
Memang ada korelasi antara pengangguran dengan naik turunnya tindak
kejahatan, menurut Sheldon Glueick :"Pengangguran, tidak adanya
pekerjaan akan sedikit banyak mempengaruhi naik turunnya kejahatan dan
keadaan ini akan mempengaruhi pula tingkah laku seseorang, bila ia
bertingkah laku baik walaupun menganggur maka kejahatlln • akan
menurun dan sebaliknya".43
Di tengah-tengah kehidupan masyarakat sering muncul keresahan
karena kejahatan. Kejahatan tersebut dilakukan oleh penjahat dari tingkat
umur yang sangat heterogen. Sebab terdiri dari kelompok umur lanjut
43 H. Hari Saherodji, Pokok-pokok Krimino!ogi, (Jakarta: Aksara Barn, 1980), h.48-49.
40
usia, kelompok dewasa dan tidak ketinggalan anak remaja. Bagi kelompok
umur remaja sebagian pendorong keinginan untnk berbuat jahat tersebut
muncul karena bacaan, pengamh film dan gambar-gambar porno lainnya.
Dengan pesatnya kemajuan teknologi komunikasi dan sistem
informasi, kadang-kadang lontonan yang berupa gambar-gambar porno
' akan memberi rangsangan seks bagi anak-anak remaja. Rangsangan
tersebut lebih banyak menimbulkan pengaruh negatif terhadap
perkembangan mental anak remaja. Memang harus diakui bahwa hiburan
film termasuk vidio cassette ada kalanya memiliki pengaruh positif
terhadap perkembangan mental anak, akan tetapi di sisi lainnya hiburan-
hiburan tersebut dapat memberi pengaruh yang tidak menguntungkan
I d k d .. 44
tena ap mere ·a sen m.
Kondisi masyarakat yang serba tidak menentu akan mendorong
anak-anak remaja untuk melakukan perbuatan-perbuatan sesat, baik
menurut penilaian masyarakat, agama, susila dan hukum.
5. Penanggulangan Penyebab Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja dari masa ke masa memang tidak pernah
selesai, tetapi ha! ini bukan berarti kenakalan tersebut tidak bisa kita tekan sampai
pada titik minimal. Ada beberapa cara yang diperlukan dalam menaggulangi
44 Sudarsono, Etika islam Tentang Kenakalan R.en1aja, OJJ.cil., h. 30
41
masalah kenakalan rcmaJa. Diantara cara penanggulangan kenakalan remaJa
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Tindakan preventif, yakni tindakan yang bertujuan mencegab timbulnya
kenakalan-kenakalan.
b. Tindakan represif, yakni tindakan untuk menindas dan menaban kenakalan
remaja seringan mungkin atau menghalangi timbulnya peristiwa
kenakalan yang lebih hebat.
c. Tindakan kuratif dan rehabilitasi, yakni memperbaiki akibat perbuatan
nakal, terntama individu yang telah melakukan perbuatan tersebut.45
a. Tindakan preventif.
Usaha-usaha ym1g sifatnya preventif dapat dilakukan melalui
pendidikan informal (keluarga), pendidikan fonnal (sekolab) atau juga
pendidikan nonfonnal (masyarakat).
I) Pembinaan pendidikan kcluarga
a) Menghindari keretakan nunah tangga (broken home atau broken
family).
b) Menanamkm1 pendidikan agmna yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya, misalnya keimanan, akhlak dan ibadah.
c) Pemeliharaan hubungan kasih sayang yang adil dan merata antara
sesama anggola keluarga.
"Y Singgih D. Gunarsa dan Singgih D. Gunarsa, op.cit., h.161
42
d) Pengawasan yang inknsi!'terhadap gejala aktivitas yang dilakukan
oleh anak-anak untuk menekan kemungkinan berperilaku yang
ncgatif.
Finnan Allah SWT.
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, pe/iharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka ". (Q.S. At Tahrim : 6/''
e) Pem berian kesibukan yang bennanfaat dan tanggung jawab
f) Pembagian peranan dan tanggung jawab di antara para anggota
keluarga.
2) Pembinaan pendidikan formal (sekolah)
Sekolah sebagai lingkungan kedua setelah keluarga memegang
peranan yang sangat penting, terutama dalam pembinaan sikap mental,
pengetahuan, dan keterampilan anak. Sasaran pembinaan ini adalal1
tumbuhnya remaja-remaja yang dinamis, kritis dalam berpikir dan
be1iindak. UsaJia pendekatannya antara lain :
a) Mengintensifkan pelajaran pendidikan agama.
b) Mengadakan pembenalian dan pemenuhan sarana dan prasarana
penqidikan.
46 Departemen A!).ama RI, Al-Qura11 Jan Terjemahannya. (Jakarta : Proyek Pengadaan Kitab Suci Al Quran, 1977!l97s);•h.95] I' '''I '.1 ' · '.''!' ' .'. · . ·· 1 1 1·
I '' '
43
c) Pcnerapan mctodologi mengajar clan belajar yang efektif, menarik
minat clan perhatian anak, sehingga anak belajar lebih aktif,
d) Dalarn pelaksanaan kurikulmn hendaknya memperhatikan
keseimbangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang
memadai.
e) Pcningkatan pengawasan dan disiplin terhadap tata tertib sekolah.
f) Mengadakan iclentifikasi dan bimbingan mengenai bakat, minat,
kemampuan clan pcnyalurannya.
g) Melatih clan mcmbiasakan anak untuk dapat bekerja sama,
berorganisasi clengan bimbingan guru melalui organisasi sekolah,
misalnya OSJS dan lain-lainnya. Dikatakan ba11wa :
Artinya : "Siapa yang membiasakan sesuatu diwaktu· mlldanya, waktu tua akan menjadi kebiasaannyajuga".47
·· ·
h) Mengaclakan tenaga gnrn agama yang ahli dan berwibawa serta ,, ,', ',':
mampu bergaul dengan guru-guru lain, sehingga niudi!h ditiru ol.eh
m urid-muridnya.
3) Pembinaan pendidikan non formal (masyarakat)
'; '.
Masyarakat merupakan tempat pendidikan yang kefiga sesudah
rumah tangga dan sekolah. Pembinaan-pembinaan pendidikan . .
kemasyarakatan dimaksudkan untuk mengisi waktu senggang deugall
\. '
44
kcgu1!mi yang bcnnanfaat. Hal ini dapal dilak11kan dengan jalan
menmgkatkan pendidtkan keprnmukaan, penyuluhan mental agama,
pcndidikan keterampilan, karang tarnna, remaja masjid dan usaha-
usaha lainnya.
Usa!ta-usaha yang menunJang pernbinaan itu diperlukan
sarana··sarana sebaga,i wadah rcmaja menyalurkan kreatifitasnya.
Umuk kepentingan itu diperlukan fasilitas-fasilitas yang memadai
scperti gelanggang remaja, lempal oiah raga, balai kepustakaan clan
lain-lain.
b. Tindakan represiL
Tindakan represif diartilrnn sebagai semua tindakan hukum yang
ditujukan kcpaua re1m1ia yang melakukan kenakalan yang melanggar hukum
atau orang yaog secara langsung n1e1nbantunya.
Ruang !ingkup tindakan represifmeliputi:
I) Razia terhadap tempat-tempat atau barang-barang yang dapat
dijadikan tempat atau aiat berbuat nakal olch para remaja.
2) l'enyiclikan atau pengusu1an Jm1 pemeriksaan terhadap remaja yang
bc:rbuat nakal.
1) Pena!rnian sementara untuk kepentingan pemeriksaan dan
pe1 lindu11gan bagi r~1na.Ft.
11 tvluhanirnad :\thiynh Al-1\brasyi, /)1.1.wir-dosar Pokok Pendidikan !s/a111, (Bulan Bintang, \'JIU), Ii.\\(,
45
~1) !\:nuii!l:L111 dan pi.:r:1di!an tcrliudap perkara yang 1nclanggar hukuni.
St:!i;ip und;Jk<1I! olch yang bt::r\vedang secara huku1n supaya bersifat
111l~1HJid1k d:H1 111cnulong. rellt(l_li.1 agar 111crcka 111cnyadari akan
p;..·1 llutllcu111y ;1-) ang !\L'l lrti itu. Se!anjutnya inercka ke111bali rne1nperoleh harga
1111:11\}!ong p.Jl'<-1 p..:tu~i,as untuk 1nec~1ri J<ilan clan cara-cara pe1necahan proble1na
rc:maja. D;sini selalu digunakan pendekalan yang bersifat psikologis dan
pcdagogis . .c: Tindakan rqiresif ini dapat juga dilakukan di lingkungan
keluarga clan lingkungan sekolah. Dalam lingkungan keluarga remaja harus
mcntaati pcraturan clan tala cam yang bcrlaku, di samping peraturan tertentu
pcrlu adany:i scrnacam hukuman yang dibuat oleh orang tua terhadap
j}l'.Llnggaran la!a tcrtib ~ian tata cara ke!uarga. lJala1n ha! ini perlu diperhatikan
l>ahwa pelaks<inaan tala tGrlib dan tata rnra keluarga harus dilakukan dengan
konsislcn, sctiap pclangguran yang sa1na harus d.ikenakan sanksi yang sa1na.
Sedangkan hak dan kewajiban anggota menga!ami perubahan sesuai dengan
perk em bangan dau urn ur.
Di dalam lingkungan selwlah, maka kepala sekolahlah ym1g
• I berhak/berwenang dalam pelaksanaan hukuman terhadap pelanggaran tata
tenib sekolah. Dalam bebcrapa hal guru juga berhak bertindak. Misalnya
dalam pelanggaran tata tertib ke!as dan peraturan yang berlaku untuk
·l:i f-.L Sahilun A Nasir, op.cit., h. 95
46
pcngcndalian suasana pad,1 waktu ulangan atau ujian. Tetapi hukuman yang
bcrat sepcrti ·-skorsing" maupun pengcluaran dari sekolah merupakan
wcwcnang kepaia sckolah.
Pada u1m1mnya tindakan rcpresif diberikan dalam bentuk memberikan
pcringatan sccara lisan maupun letuiis kcpacla pelajar clan orang tua. Juga
mclakukan pc:ngawasan khusus oleh kcpala sekolah clan team guru atau
pcmbimb111g clan mclara11g seko!ah untuk sementara waktu atau seterusnya,
!crgalltung Lcpada p~langgaran Ulla lerl1b sekolah yang telah ditentukau:1''
c. lindakw1 kurntil"dan rclwbililasi.
J'111claka11 1111 dilakuk;lll da11 di;rnggap pcrlu mcugubah tingkah laku
pdanggar 1rn1aja dan memberilrnn pcnclidikan lagi. Pendiclikan cliulangi
llll'ial111 pc:111b1n;1<111 khusus, yang ;;ering ditanggulangi oleh lcrnbaga khusus
atau JH:rurangan yang ald1 di biJa1Jg ini.
Penibinann khusus ini bi;:rtujuan agar re1naja yang 1nelakukan
kcnakalan clapat kcmbali mcmpero!ch ked11clukannya yang layak di tengah-
tengali pergaulan sosial dan bcrfungsi secara \\1ajar.
Prinsip dari pembinaan khusus ini acla!ah :
I) Se,bpat 1nu11gki11 dilakukan di ternpat orang tua I walinya.
2) Kalau dilakukan oleh orang lain, maka hendaknya orang lain itu
berfungsi sebagai orang tua ntau \valinya.
w Il Panut Panuju & Ida lJrntuni, l'sikolugi Rcn1<?}a, (Yogyakartt · 'fiara Wacana Yogya, ]999), Cl'.t ke-J, h \65-!()6
47
3) Kai au J1 sckolah al au asrnma, hcndaknya diusahakan agar tern pat itu
bcrrungsi sebag.ai ru1nahnya scndiri.
4) Remaja itu barns dipisahkan clari sumber pengaruh buruk. Allah SWT
bcrfirman :
.,, ,, .... 0 0 ,..
( \ o \ : \ \ \L...;'y1 ) ~"h; Gj l~ fit G J-:-1}.JI 1'_,;)J ':}
Arlmya " Oan ;a11ga11/ah ka11111 111endeka1i perbuatan-perbuatan keji, baik yang nampak dianlaranya maupun yang tersembunyi" (Q.S. A/An'am I 6: 15!/0
Adapun proses pembinaan khusus aclalah :
I) Tahap pertama sebagai persiapan ialah dengan menanamkan
pcngertian, pemberian bimbingan dan nasihat psikolo1,>is pedago1,>is.
2) Tahap pengcndalian kcsadaran yaitu dengan menanamkan secara terus
'· mcncrns pcndidikan agama alau pcndidikan mental dan budi pekerti
yang bai k dan bennanfoat.
3) Tahap penambahan pengetahuan yaitu dengan pemberian kecakapan
dan ketcrampilan serba guna.
4) Tahap penyaluran clan pengarahan yaitu untuk dikembalikan kepada
lingkunga11 semula dan kepada pergaulan sosial yang baik.
5) Tahap pengawasan yaitu setelah remaja dikembalikan ke dalan1
lingkungan pergaulan sosial yang lebih luas, perlu adanya
pen ga \vasan-p0n ga \Vasan.
so Dcpartcn1cn :\gan1a Rl, OfJ.cll., h., 2l:l
48
Dari uraian di alas dapat diambil kesimpulan bahwa problema remaja
rnaupun kenakalan remaja dapat ditanggulangi, baik secara preventif, represif
maupun kuratif dan ruhabilitasi.
Namuu dalam setiap ti11daka11 tersebut, pendidikan agama selalu
dibutuhkan da11 dipergunakan, karena pendidikan agama adalah suatu amal
kdlaJibu, sccLrngka11 kcba1ib11 dapat rnc11ghapus kcjahatan. Sebagaimana
firman Allah SWT dalmn Al-Quran :
;;, 0 ~ ~.,, 0 0 .,,
(\ \ l. : \ \ \ .).J,Li) J;-S-1..ill u;?'':> :.:J]I';, c:.A.~;_i1 ~.t;..::..; c..;Ji 0\ ,.. ,, ,,. ,,, ,, ,,. ,..
arlinya "Sesungguhnya perbuatan-pcrbuatan yang bailc itu menghapuskan
perbuatan-pcrbuatan yang buruk. ltulah peringatan bagi orang
llrang yang ingal (QS Al HlJlJD \I: :114)
Olch karcna itu, dalam mencari pemccahan problema remaja perlu
ditinjau dari sudut pendidikan agama dan juga dari ilmu yang berhubungan
dcngannya, misalnya psikologi agama.
BABU!
GAMBA RAN l!MUM MAJLIS TAKLIM DARUSSAADAH
A. Sejarah Benliri dan Tujuan l>faj!is Taklim Oarussaadah
Majelis Takiim Darussaadah didirikan oleh Bapak H. Romli pada tahun 1996,
pada awal berdirinya Majelis Taklim Darussaadah hanya menyelenggarakan
pengajian khusus untuk kaum ibu-ibu dan bapak-bapak. Belum ada pengajian yang
dikhususkan untuk kaum remaja.
Hanya saja di tcngah-tcngah masyaralcat hadir seorang tokoh. Beliau
merupakan seorang guru yang mcngajar di salah satu sekolah swasta yaitu Perguruan
Cikini, beliau bernama Bapak Ust. Shobir Tuhulele, b.;rtempat tinggal di lingkungan
sekitar majelis taklnn, beiiau melihat bahwa di lingkungan sekitar majelis taklim
tarnpaknya para pcmudanya tidak rncrnpunyai kegiatan pengajian sarna sekali.
Kemudian beliau 111endekati para pernuda seperti Firdaus, Tri Buwono, Burhan dan
mengusulkan agar mernbuat pengaj ian rumahan yang isinya silatunahmi, pembacaan
tahlil, ceramah tentang materi fiqih. Setelah pengajian itu berjalan selama beberapa
minggu, munCLtl gagasan untuk rnembuat pengajian yang bersifat formal, dan disana
sudah terdapat sebuah majelis taklirn yang mengadakan pengajian khusus untuk ibu
ibu, lalu para remaja berinisiatif untuk rneminta izin kepada pemilik Majelis Taklim
Darussaadah Bapak. H. Romli, agar diperbolehkan untuk mengadakan pengajian
remaja di majelis taklirn terscbut, beliau menyetujui usulan tersebut dan memberikan
49
50
izin tmtuk mengadakan pengajian remaja, maka dimulailah pengajian remaja Majelis
Taklim Darussaadah.
Pengajian remaja ini secara resmi didirikan pada tanggal 22 September tahun
1999. Pada awalnya pengajian dilaksanakan pada hari Jum'at ba'da maghrib (jam
18.30 WIB), bertempat di Majelis Taklim Darussaadah dan dihadiri oleh jama'ah
putra saja. Kemudian banyak usulan untuk mengajak Jamaah putri bergablUlg dalam
pengajian ini. Maka mulailah pengajian itu dihadiri oleh jam'aah putra dan putri. Di '
samping itu pengajian remaja ini selain diadakan di majelis taklim juga diadakan di
rumah-rumah jamaah pengajian yang dilaksanakan secara bergantian.
Adapun tujuan didirikan pengajian remaja ini adalah sebagai tempat lUltuk
silatUITahmi dan mendidik para remaja menjadi menusia yang bertakwa, berakhlak
mulia, menghayati dan mengamalkan ajaran agama, berjiwa sosial, terhindar dari
pengaruh lingkungan yang negatif baik dari segi sosial, agama dan budaya. Juga
menjadi anak yang berguna bagi keluarga, agama, nusa dan bangsa, hingga mencapai
kebahagiaan dunia dan akhirat1
B. Kondisi Tenaga Pengajar dan Jamaah
Pada awal berdiri pengajian remaja rnajelis · taklim Darussaadah, jUllllah
Jamaahnya hanya sekitar lO orang, kemudian berkembang dan disambut dengan
antusias oleh para remaja putra dan putri di Iingkungan Rt.O 11,012. Sehingga jumlah
1 Bapak.Trie Buwono, Pembina Pengajian Remaja Darussaadah, Wawancara Pribadi, Tanggal 27 Juni 2003).
51
Jamaahnya meningkat menjadi sekitar 35 orang. Sedangkan tenaga pengajar utama
pada awal tahun pertama dipimpin oleh bpk. Ust Shobir Tuhulele, nannm ketika
pengajian sudah berjalan selama 4 bulan tugas mengajar digantikan oleh ust. Riyadh
Husein dan dibantu oleh 2 orang tenaga pengajar.
C. Sarana dan Prasanrna
Sarana merupakan komponen yang sangat penting dalam proses pendidikan,
karena tanpa adanya sarana kegiatan pendidikan tidak akan berjalan dengan baik dan
mencapai t~juan yang diharapkan. Menurut data yang penulis peroleh dari hasil
observasi dan survei, Majelis Taklim Daruss'adah sudah memiliki sarana dan
prasarana yang lengkap walaupun masih tergolong sederhana. Di antaranya makalah-
makalah untuk diskusi, kitab-kitab Al Quran, kitab tajwid, microphone, lekar, alat
tulis dan seperangkat marawis(rebana).
D. Materi dan Metode
Materi yang dikaji di majelis taklim Darussaadah tidak jauh berbeda dengan
materi yang diajarkan di majelis-majelis taklim lai!1llya. Yaitu bempa pengetahuan
dasar ajaran agama seperti belajar membaca Al-Quran (tajwid), tauhid, fiqih, akhlak, '
rawi barzanji, maul id nabi, pembacaan tahlil, dan diberikan dalam bentuk pidato yang
diselingi dengan tanya jawab.
Pemberian materi ini diberikan secara bergantian dengan menggunakan
metode yang bervariasi seperti pelajaran tauhid, fiqih, akhlak dilaksanakan dengan
52
menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Sedangkan materi rawi barzanji,
maulid nabi dan pembacaan tahlil menggunakan metode drill (latihan),dan
demonstrasi.
Di samping materi-mateti tersebut, pengajian ini juga memberikan materi
yang berhubungan dengan kondisi dan situasi yang dihadapi para remaja zmnan
sekarang, seperti materi tentang bahaya narkoba, fi·ee sex dan lain-lain. Dan materi
ini diberikan dalam bentuk diskusi-diskusi ilmiah.
Namun demikian di dalam majelis taklim ini tidak menutup kemungkinan
untuk menggunakan metode-metode lain yang disesuaikan dengan materi yang
diberikan.
E. Struktur Organisasi
Majelis taklim merupakan pendidikan non formal yang bercirikan khas agama
Islam. Agar pengajian majelis taklim ini dapat berjalan dengan baik dan teratur, maka
diperlukan adanya kepengurusan yang dapat mengatur jalannya kegiatan di majelis
taklim. Adapun kepengurusan di Majelis Taklim Remaja Darussaadah adalah sebagai
berikut:
Pembina
Ke tu a
Wakil Ketua
Sekretaris
Bendahara
Trie Buwono dan ust. Ahmad Riyadh Husein
Ahmad Junaidi
Ahmad Sulhan
Nurlailah
Eva
53
Struktur Organisasi Majelis Taklim Darussaadah
Pembina I
Benda hara
Struktur ini, menurut penulis kurang tepat karena kurang efektif dan memakan
waktu, karena setiap mengadakan kegiatan, ketua tidak dapat berhubungan langsung
dengan bendnhara telnpi harus melalui wakil,dan wakil harus melalui sekretaris, baru
kemudian dapat berhubungan dengan bendnhnra.
Pengurus-pengurus iniluh yang mengatur jalnnnya kegiatan ynng ada di
Majelis Taklim Darussaadah, sehingga kegiatan yang ada di majelis taklim dapat
berjalan dengan baik dan keberadaan majelis taklim tersebut tetap eksis dan
berkembang dari tahun Ice tahun.
Kegiatan di Majelis Taklim Darussaadah dilaksanakan 2 kali seminggu, yaitu
hari Selasa dan Jum'at malam ba'da Maghrib. Kegiatan hari Selasa pemberian materi .
keterampilan baca Al Quran, sedangkan hari Jum'at pemberian materi yang dimulai
dengan pembacaan Yasin dan a1wah (tahlil). Selain itu untuk hari Jum'at pengajian
54
yang bertujuan untuk menggalang ukhuwah lslamiyah sesama muslim juga
merupakan dilaksanakan dari rumah-ke rumah secara bergiliran suatu kiat untuk
menarik anggota barn untuk mengaji dan berpartisipasi dalam kegiatan keagamaan.
Sebagai organisasi kernasyarakatan yang mengembangkan tugas pembinaan
terhadap para remaja khususnya di lingkungan Rt. 011, 012 Mampang Prapatan
Jakarta Selatan, memiliki sejumlah kegiatan yang sengaja dirancang oleh para
pengurusnya untuk menjawab kebutuhan Jamaah. Kegiatan-kegiatan tersebut
meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Perayaan tahun baru Islam. Kegiatan ini rutin dilaksanakan I tahun sekali,
tepatnya setiap bulan Muharram. Program ini dirancang untuk mengajak para
remaja untuk merayakan tahun barn Islam dengan kegiatan yang positif
Seperti mengadakan berbagai macam perlombaan yang bernuansa untuk
mendidik yang ditujukan untuk anak-anak kecil, agar dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki para peserta. Diantara perlombaan itu antara lain, lomba
hafal Al Quran, cerdas cermat, busana muslim, Azan, karnaval sepeda dan
jalan santai.
b. Kerja bakti sosial. Kegiatan ini dirancang untuk melatih para remaja dan
warga sekitar menjaga kebersihan dan menciptakan lingkungan yang sehat di
sekitar lingkungan Rt.011, 012.
c. Turnamen sepak bola (RISDA CUP), kegiatan ini dirancang untuk mencari
para pemain yang mempunyai potensi agar dapat bertanding dengan baik dan
menjadikan hidup sehat.
55
d. Kegiatan-kegiatan lain yang berhubw1gan dengan masyarakat, seperti diskusi
ilmiah tentang bahaya narkoba, bakii sosial untuk korban-korban bencana
alam dan lain-lain.
BAIJIV
PEMBAHASAN HAS!L PENELITIAN
Setelah data-data terkwnpul kemudian ditabulasikan berdasarkan data yang
ada dengan menggunakan perhitungan s1atistik sederhana dalam rangka membentuk
proses setiap item.
A. Kegiatan Keagamaan Majclis Taklim
i -~
Tabel J
Keberadaan Majelis Taklim Darussaadah
No I '
------------------i--Alternatif Jawaban 1 (F) (P)
1----f------··------"----------·-----~-----1------------1---------
A Sangat penting 20 66,67%
B Penting 10 33,33%
C Kurang penting
D Tidak penting
Jumlah N=30 100% ----------------'---------~
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Jamaah menganggap
keberadaan majelis taklim Darussaadah sangat penting yaitu sekitar 66,67% dan yang
menjawab penting sebesar 33,33%. Hal ini membuktikan bahwa majelis taklim itu
mempunyai andil dalam memberikan kontribusi wawasan Islam. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa majelis taklim mempunyai penman yang cukup penting.
57
Tabel 2
Frekuensi Mengaji
Alternatif Jawaban J 1------l-------------------1--No
A Selalu
(F) (P)
5 16,67%
B Sering 12 40%
C Kadang-kadang 13 43,33%
D Tidak pernah - -Jumlab N=30 100%
~----------------------_J_
Bila melihat prosentase di atas sekitar 57,67% (16,67% + 40%) dari Jamaah
selalu dan sering mengikuti pengajian secara rutin, sedangkan 43,33% menyatakan
kadang-kadang mengikuti pengajian secara rutin. lni membuktikan pengajian yang
diadakan di majelis taklim Darussaadab rnemiliki daya tarik bagi Jamaah sehingga
sebagian besar sering menghadiri kegiatan tcrsebut.
Tabel 3
Motivasi mengaji di Majelis Taklim Darussaadah
- - -- -Altcrnatif Jawaban No 1··-
---+-----------A
B
c D
------Atas kemauan sendiri
Ajakan teman
Peri ntah orang tua
lkut-ikutan
I
I --- -------··--------------[-Jumlah . - --
21
5
3
I
N,~30
70%
16,67%
10%
3,33%
100%
58
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar Jamaah yang mengikuti
aktivitas di majelis wklim, atas kemauan sendiri tanpa paksaan dari orang lain sebesar
70%. Meskipun sebagian Jamaah mengikuti kegiatan rnajelis taklim ini atas ajakan
teman sebesar l 6,67%, perintah dari orang tua seb,:sar l 0%, dan karena ikut-ikutan
sebesar 3,33°1ii. Dengan demikian kesadaran agama dalmn diri remaja sudah melekat
dan tidak harns dipaksakan lagi.
Tabel4
Alasan Bergabung di Majeiis Taklim Darussaadah
r---· ----·------······-········--·- --·- +·---------------------No Altcrnatif Jawaban (F) (P)
---------- -A Menambah penge\ahuan agama 22 73,34%
B Memperbanyak teman 6 20%
c Mengisi waktu luang 1 3,33 %
D lseng-iseng saja l 3,33%
Jumlah N=30 100% .._______·-··-·--···------------· ·-···--·----~-~---·------··--·
Berdasarkan hitw1gan prosentase di atas yaitu 73,34 % sebagian besar Jamaah
mcngikuti pengajian di majclis taklim Damssaadah kare1ia untuk .menambah
pengetahuan agam~ disamping ada juga yang beralasan memperbanyak: teman yaitu
sekitar 20%, untuk mengisi waktu luang sebesar 3,33 % dan sekedar iseng-iseng saja
3,33%. Hal ini menunjukkan bahwa majelis taklim sebagai lembaga pendidikan non
formal dapat mcnambah pengctahum1 agama khususnya bagi para Jamaah.
59
Tabel5
Cara Penyampaian Materi
~--~-----------------
No Altematif Jawaban (F) (P) 1---+-------·-·-----
A Sangat sisternatis sehingga mudah dipahami 15 50%
B Cukup sederhana 12 40%
C Sering berbelit-belit sehingga suka r di paham i 2 6,67%
D Tidak menarik I 3,33% 1--~----------·--------
Jumlah N=30 100% ------
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa 50% dari Jamaah menyatakan
bahwa dalam proses pengajaran terutama dalam penyarnpaian materi mereka dapat
memahaminya dengan baik karena sistematis, 40% dari Jamaah menyatakan cukup
sederhana, 6,67% menyatakan sering berbelit-belit, sedangkan 3,33% jamaah
merasakan bahwa penyampaian materi tidak menarik. Hal ini menggambarkan bahwa
pengajar di majelis taklim berusaha benar bagaimana penyampaian materi dengan
penjelasan semudah mungkin agar mereka dapat mengerti dan memahaminya.
Tabel 6
Pengamalan Ilmu dalam kehidupan sehari-hari
-· No Alternatif Jawaban (F) (P)
--------------·--·----- ---·~ ------A Selalu 4 13,33%
B Sering 6 20%
c Kadang-kadang 15 50%
D Tidak pernah 5 16,67%
Jumlah N=30 100%
60
Pada tabel di alas menunjukkan bahwa 13,33% dari responden menyatakan
selalu mengamalkan ilmu yang telab diajarkan dalam kehidupan sehari-hari,
sedangkan 20% menyatakan sering, 50% menyatakan kadang-kadang, dan 16,67%
menyatakan tidak pernah mengamalkan ilmu yang telah diajarkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar para jarnaah kadang-kadang
mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari, dan hanya sebagian kecil yang
mengamalkan ilmu dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian kesadaran para
jamaah dalam mengamalkan ilmu perlu ditingkatkan lagi.
B. Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
Tabel 7
Pembiasaan Membaca Al Quran
~···-- ~-·,.·-···-~~------· ...
No Altern atif Jawaban (F) (P)
A Selalu !2 40%
B Sering 6 20%
C Kadang-kadan g 10 33,33%
D Tidak pernah 2 6,67% ---~-·--------- ~----
Jum lah N=30 100%
Prosentase di atas menunjukkan bahwa 40% dari responden menyatakan
selalu membiasakan diri membaca Al Quran, 20% menyatakan sering, 33.33% dari
responden kadang-kadang membiasakan diri membaca Al Quran, dan hanya 6,67%
ysng menyatakan tidak pernah membaca Al Quran. Hal ini membuktikan bahwa
61
sebagian besar jamaah menyadari bahwu membiasakan diri membaca Al Quran
merupakan piorintah yang barns dilaksanakan.
Tabel 8
lvlengulur-ulur Waktu Sholat
No Alternatif Jawaban
A Tidak pernah
B Kadang-kadang
Prosentase di atas menunjukkan 36,67% dari jamaah majelis taklim
Darussaadah tidak pernah mengulur-ulur waktu sholat, sedangkan 53,33% dari
responden menyatakan kadang-kadang mereka mengulur-ulur wak'tu sholat dan 10%
menyatakan selalu mengulur-ulur waktu sholat.
Tabel 9
Kewajiban Berpuasa di Bulan Ramadhan
No Alternatif Jawaban (F) (P)
A Selalu 24 80% ' B Sering 6 20%
c Kadang-kadang ·-I
I ~ D
Tidak pernah . --------~---- -Jumlah · N=30
Berdasarkan hitungan prosentase di atas 80% dari responden selalu
melaksanakan kewajiban berpuasa di bulan Ramadhan dan 20% menyatakan sering
62
berpuasa di bulan Ramadlmn. Hal ini rnern.mjtikkan bahwa kesadaran melaksanakan
kewajiban berpuasa sudah rnelekat daiam din mereka, walaupun ada juga yang
menyatakan sering.
Tabel 10
Sikap ketilrn diperintah oleh orang tua
--N;;- -----·- -/\lierni;iif:iamiban-······--··-· (F)
24
6
~·-cP)·-·1
----+-----------·----··-.. ·--·---··_. ___ -1---·
80% -1 20% i
I
A
B
c D
Menjalankan perintahnya dengan senang hati
Menjalankan perintahnya dengan kesal hati
Tidak 111engh1raukan
Membantah perintah_·····-·-·-----···-TI -----+--·----·-] Jumlah _ N=30 100%
Tabel di atas rnenunjukkan bahwa 80% clari responclen rnenyatakan bahwa
mereka selalu merijalankan perintah orang tua dengan senang hati. Seclangkan sekitar
20% dari responclen menyatakan menjalankan perintah orang tua clengan hati kesal.
sedangkan yang tidak menghiraukan maupun yang membantah perintah ticlak acla.
No
A
B
c D
Tabel l I
Sikap Ketikil Melihat Teman Berkelahi
Alternatif Jawaban I (F)
Menasehati cln melarang ·---··--T- 17
Melarang 5
Membiarkan 5
lkut serta ' .)
(P)
56,66%
16,67%
16,67%
10%
l
63
---------------·-, Jurn!ah ! - ________________ L N=30 100% J
Berdasarkan hitungan prosentase di atas 56,66% dari responden selalu
bersikap menasehati dan mdarang jika melihat teman berkelahi, sedangkan 16,67%
menyatakan hanya melarang, 16,67% membiarkan jika melihat teman berkelahi dan
10% ikut serta jika melihat ternan berkelahi. Hal ini menunjukkan sudah baik
meskipun masih ada yang ikut serta berkelahi.
Tabel 12
Sikap ketika rnclihat tcman tertimpa musibah
No - -- -- Al~r~atif J~1~i1b"~;i ___ -- ---T ------ ·CF)
A
B
c D
Menolo~g dan mei;ghibITT----t-
1
---- 13
Mclihat dan menjenguk 14
Mengucapkan rasa iba I 3
Masa bodoh
Jumlah N=30
(P)
43,33%
46,67%
10%
100% I -------------------- -----------~--------~-------~
Berdasarkan tabel di atas 43,33% dari jamaah majelis taklim menyatakan
bahwa jika rnereka mclihat leman rnereka yang tertimpa musibah mereka selalu
menolong dan menghiburnya. Sedangkan 46,67% menyatakan mereka selalu melihat
dan rne1~enguk ternan mereka jika tertimpa musibah dan I 0% dari responden
mengucapkan rasa iba.hal ini menunjukkan bahwa solidaritas jamaah terhadap teman
sangat tinggi, meskipun masih ada yang bersikap masa bodoh.
64
C. Upaya yang dila!mlmn 1Vfajclis Takiim dalam menanggulangi Kenakallm
Rcmaja
Tabel 13
Pcrhatian Ustadz terhadap tcman yang bermasalah
No Alternatif Jawaban ______ I !---+-------------------+-
A
B
c D
Selalu I
Sering I Kadang-kadang I Tidak pemah 1
(F)
4
6
16
4
N=30
(P)
13,33%
20%
53,34%
13,33%
100% ----~------J-u;:;;-lah----------1----
- --------'--------·---'
Prosentase di atas menu1tjukkan bahwa se1dtar 13,33% responden menyatakan
selalu ada perhatian dari ustadz terhadap teman yang bermasalah, 20% jamaah
menyatakan bahwa ustadz sering memberi perhatian kepada teman yang bermasalah,
sedangkan 53,34% jamaah menyatakan kadang-kadang ada perhatian serius dari
ustadz, dan 13,33% jamaah menyatakan tidak pernah ada perhatian dari ustadz
terhadap teman yang bermasalah. Hal ini mcnunjukkan bahwa perhatian ustaz perlu
ditingkatkan lagi dalam menghadapi teman yang bcrmasalah_
Tabel 14
Pengarahan Ustadz dalam memberikan informasi tentang tata pergaulan
No _____ Alte~;1atit'Ja\~aban _____ r CF) (P) ----·---------------------------+-----------
A Selalu 2
B Sering , 5
6,67%
16,67% ---------------------·---·------' ----------'-----------'
65
c Kadang-kacia~g -···-···--·---·· -r----19· 63,33%
i--o-~T_i_dak per~J'~~rilai~----·--·-·l.. N-~30 !:~:~ ~-- -----·-----------------·~----L-- J
Berdasarkan hitungan prosentase di atas 6,67% dari responden menyatakan
ustadz selalu rnemberikan informasi tentang tata pergaulan, 16,67% rnenyatakan
ustadz sering rnemberikan inforrnasi tentang tata pergaulan. Sedangkan 63,33%
rnenyatakan bahwa kadang-kadang ustadz memberikan informasi tentang tata
pergaulan dan 13,33% jamaah mcnyatakan tidak pernah rnemberikan informasi
tentang tata pcrgaulan. Hal ini menurtjukkan bahwa perlu adanya peningkatan dalam
pernberian informasi tentang tata cara pergaulan.
Tabel 15
Penjelasan Ustadz tentang penyimpangan
yang menjurus kepada kenakalan remaja
No (F)
2
14
(P)
6,67%
46,67%
Tabel di alas menunjukkan 6,67% dari responden menyatakan bahwa selalu
ada penjelasan tentang berbagai penyimpangan, 46,67% dari responden menyatakan
sering ada penjelasan tentang berbagai penyimpangan, sedangkan 43,33%
menyatakan kadang-kadang ada penjelasan tentang penyimpangan, dan 3,33%
66
menyatakan tidak 1iemah ada penjelat;an tentang penyimpangan yang menjurus
kepada kenakalan remaja. Hal ini membuktikan bahwa perlu adanya peningkatan
peran ustaz dalarn mcnjclaskan tcntang penyimpangan yang menjurus kepada
kenakalan remaja.
Tabel 16
Pemberian informasi tentang cara-cara pencegahan
terhadap penyalahgunaan narkoba
No Altcrnatif Jawaban (F) (P) -------- ----- ··--·------· ______ .......... ______ --- --··-------------+----------' A Selalu
B Sering
D Tidak pernah
10
16
3
3,33%
33,33%
53,34%
10% U Kadang-kad<rng
- -----------------···-----·--+ ---------l------------J um I ah 1 N=30 100%
·----·-----------~--_J__-------~-----------
Berdasarkan prosentase di atas 3,33% dari responden menyatakan selalu ada
pemberian informasi, 33,33% menyatakan sering. Sedangkan 53,34% menyatakan
kadang-kadang ada pemberian infonnasi tentang cara-cara pencegahan terhadap
penyalahgunaan narkoba, dan I 0% rnenyatakan tidak pernah ada pemberian
infonnasi.
Tabel 17
Perhatian Ustadz terhadap Anak yang terjerumus
ke dalam kenakalan remaja
67
--- -------------------- --- . -- -- ------------ T---------- ---r-----------·1 No Alternalif Jawaban I ll') (P)
A--sa-r1g,;!ii~1ggi - ---r -- - - s--------------16,67'Yo --
B
c Tinggi
Sedang
Rendah
j i2 40% I
II 12 40% =i D 3,33%
Jurnlah ----------r-----N-;;,30 100% -~--- ----------------- ______ _J _____________ ~---,---~-
Prosentase 16,67% menunjukkan dari rcsponden yang menyatakan bahwa
perhatian ustadz sangat tinggi terhadap anak yang terjerumus ke dalam kenakalan
remaja, 40% menyatakan bahwa perhatian ustadz tinggi. Sedangkan 40% menyatakan
sedang, dan 3,33% menyatakan rendahnya perhatian ustadz terhadap anak yang
terjerumus ke dalam kenakalan remaja. Hal ini menunjukkan kurangnya perhatian
ustadz dalam menanggulangi anak yang terjerumus ke dalam kenakalan remaja perlu
tingkatan.
Tabel 18
Usaha Ustadz dalam menanggulangi kenakalan remaja
Nol _____ A:ite~r1irt'if1a walia-;:;--1--A I l,2,3,4 -------------1-----2----+------
B l,2 I 14
C 2dan3 I
D I dan 4 ---------------!--- 1_4 ---+------___________ J_ll!~_la:1_ _____________ .L ____ N~30 ___ ]
(F) (P)
1 6,66%
46,67%
i I
46,67%
-1 100% _J
Tabel di atas menunjukkan bahwa 6,66% responden menyatakan bahwa usaha
yang dilakukan ustadz da!am menanggulangi kenakalan remaja dengan jalan
68
memberikan pengarahan, mencanangkan gerakan sholat berjamaah, mengun1ung1
panti rehabilitasi, memberikan bantuan moral secara langsung. 46,67% menyatakan
bahwa usaha yang dilakukan berupa pemberian arahan dan mencanangkan gerakan
sholat berjamaah, sedangkan 46,67% Jainnya menyatakan usaha yang dilakukan
ustadz dalarn menanggulangi kenakalan 'remaja adalah dengan cara memberi
pengarahan dan memberikan bantuan moral secara langsung.dan tidak ada yang
menyatakan bahwa usaha yang dilakukan ustaz dalam menanggulangi kenakalan
remaja dengan jalan m<.mcanangkan gerakan sholat jamaah dan rnengunjungi panti
rehabilitasi.
Dari semua tabel di atas menyatakan bahwa keberadaan majelis taklim
Darussaadah mempunyai pcranan yang sangat penting dalam menanggulangi
kenakalan remaja di RT 011,012 Mam pang - Jakarta Selatan. Pernyataan ini dapat
dibuktikan dari rata-rata jawaban yang menjawab selalu dan sering. Meskipun
sebagian kecil responden menyatakan majelis taklim hanya sedikit berperan dalam
menanggulangi kenakalan remaja. Ini dapat dilihat daii jawaban responden yang
menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
Apabila dilihat dari ilmu pengetahuan, responden menyatakan bahwa setelah
mengikuti pengajian di majelis taklim Darussaadah pengetahuan agama sangat
bertambah sekitar 73,37%, khususnya agama. Dan adapun yang mengikuti pengajian
di majelis taklim atas kemauan sendiri yaitu sekitar 70%. Hal ini menunjukkan bahwa
pengetahuan agama. sangat bertambah setelah mengikuti pengajian majelis taklim
69
Darussaadah. Dan motivasi itu timbul dari diri remaja tersebut tanpa ada pakasaan
orang lain. Ini terlihat kesadaran tentang agama pada remaja sudah melekat.
Majelis taklim Darussaadah dalam keikutsertaannya (perannya) dalam
membentuk sikap keagamaan remaja diaplikasikan dengan melakukan berbagai
macam kegiatan keagamaan yang telah mendidik dan mengarahkan remaja agar
jangan sampai mereka te1jerumus ke dalam kenakalan remaja.
Melalui kegiatan-kegiatan itulah para reihaja akan mendapatkan pengetahuan
dan pendidikan agama maupun umum dan dapat membawa remaja menjadi manusia
manusia yang berkepribadian muslim yang diharapkan semua orang baik keluarga,
masyarakat dan agama. Dan dengan kegiatan-kegiatan ini para remaja dapat mengisi
waktu luang dengan kegiatan yang positif sehingga dapat mencegah para remaja
melakukan hal-hal negatif yang dapat menjurus kepada kenakalan remaja. Dengan
demikian kenakalan remaja dapat dibatasi penyebarannya.
A. l(esimpuhm
. BABV
I'ENUTUP
Dari hasil penelitian ini, penulis dapat menarik garis kesimpulan sebagai berikut:
1. Remaja pengajian majelis takliril Darussaadah sangat berperan dalam
membina Remaja dilingkungan Rt.OJ I dan Rt 012 yaitu senantiasa
mengajuk para remaja tersebut ikut dalam kegiatan di majelis taklim di
mana dalam kcgialan tcrsebut para remaja diberikan berbagai macam Umu
pcngctahuan,khususnya pengctahuan agarna yang mcngandung ajaran untuk
senatiasa berakhlak mulia, nmeningkatkan llmu pengetahuan, pemberantas
kebodohan dan kemiskinan saling honnat menghonnati berbakti kepada
kcdua orang tua scrta mcnjalankan perintah Allah selain itu para remajajuga
diberikan keterampilan-ketcrampilan lainnya yang sesuai dengan potensi
mereka.Remaja majelis taklim juga berpenm dalam mempersatukan para
remi\ja dilingkungan Rt 011 dan Rt 012 menjadi remaja yang tidak
terpisahkan dan senatiasa berakhlak mulia, baik terhadap Allah diri sendiri
n1aupun orang lain.
2. Dalam menanggulangi kenakalan remaJa, remaJa majlis taklim
memprioritaskan kepada remaja yang tidak nakal agar mereka tidak ikut
ikutan menjadi nakal. Oleh karena itu mereka diberikan kesibukan-
71
kesibukan dengan berbagai kcgiatan, diantaranya ialah kegiatan mingguan
dalam bcntuk pcngajian mingguan, diskusi ilmiah mengcnai bahaya narkoba
dan cara penanggulangannya dan mengenai free seks, acara tabunan seperti
pekan muharram, dimana dalam acara ini diadakan berbagai macam
perlombaan antara lain, lomba sepeda hias, lomba cerdas cermat, lomba
azan, lornba hafal al qur'an dan lomba pcragaan busana muslim,17 agustus,
dalam memperingati hari kernerdekaan ini para remaja bekerja sama dengan
pemerintah dalam hal ini J,;etua Rt untuk mengadakan berbagai macam
perlombaan seperti lomba makan kerupuk, sepeda hias lomba memasak,
lomba joget balon, dan lain - lain. Isra mi'raj diadakan setahun sekali yaitu
dengan cara pernbacaan tahlil, rawi barzanji, pemberian materi. Se1ta
pembacaan do'a. peringatan Isra mi'raj ini biasanya diselenggarakan
bersamaan dengan penutup program.
B. Saran
I. Dalam melakasanakan kegiatan, hendaknya semua anggota dilibatkan secara
aktif, dengan demikian mereka akan lebih mempunyai rasa memiliki terhadap
rnajlis taklim itu sendiri. Karena selama ini nampak kelihatan yang aktif
bekerja dalmn setiap kepanitiaan hanyalah orang-orang tertentu dan itu-itu
saja, sementara yang lainny<\ hanya sebag::(i pelengkap.
72
2. Frckucnsi rncngaji dan waktu mcngaji hendaknya dipertirnbangkan lat,~,
karena scptrtinya para Jamaah sudah merasa bosan. Sehingga setiap
pengajian jumlah mereka selalu berkurnng. Khususnya remaja putri, dan
perlu diadakan promosi lagi agar jurnlah Jamaah dapat lebih meningkat.
3. Pcngajian dari rurnah kc rurnah harus diadakan lagi. Karena pengajian dari
rurnah ke rumah dapat mcnmik remaja lebih banyak lagi, dan dapat
rnemperkuat tali silarurrahrni.
4. Dalam usaha menanggulangi remaja, hendaknya lebih ditingkatkan lagi
usaha-usaha lainnya, tidak hanya mernberi pengarahan dan mencanangkan
gcrakan sholat bcrJamaah. Tetapi pcrlu diadakan perjalanan untuk
mcngunjung;i panti rehabilitasi agar rernaja lebih memahami tentang akibat
dari bahaya narkoba.
DAFT AR PUST AKA
Arifin, M, Kapita Se!ekra Pendidikan, (!shun dun Umum), Jakarta: Bumi Aksara, 1991, cet. ke-1.
A Nasir, Sahilun, f'ffmw11 !'erulid1ku11 Agu111a /erhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, J 999, cet.kc-1.
Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, Dasur-dasur Pukok Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1970.
Daradjat, Zakiah, Jlmu .!1wu Agumu, Jakaita: Bulan Bintang, 1990, cet. ke-12.
_______ , Keschatan fvfenta!, Jakarta: Gunung Agung, 1978, cet. ke-6.
____ , ivlembinu Nilai-nilai iv/oral di Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1977, cet. ke-4.
_, Pembinuan Rema/a, Jakarta: Bulan Bintang, 1976, cet. ke-2.
Departemen Agama RI, Al-Qur 'an dan l'erjemalznya, Jakarta: Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Qur'an, 197711978.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1999, cet. ke-10.
Dewan Redaksi Ensiklopedi Islam, 1,·ns1kloped1 Islam, Jakarta: lchtiar Barn Van Hoeve, 1994, Jilid ke-3.
Hasbullah, M, Sejarah Pendidikan hlam di Indonesia, (Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan), Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999, cet. ke-3.
Hasim, Umar, Cara iv!endidik Anak dalam Islam, Surabaya: Bina Ilmu, 1985, cet. ke-2.
Jamhur, I dan Surya, M, Bimbingan dan Penyu!uhan di Sekolah, Bandung: CV. Ilmu, 1981, cet. ke-15.
Kartono, Kartini, Psikologi Sosial 2: Kenakalan Remaja, Jakarta: Rajawali Press, 1986, cet. ke-1.
71
Ma'luf, Luis, Kamus Jvfunjid. Libanon: Darul Masyrik, 1986, cet. ke-28.
M, Kaliali, Asad, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: Bulan Bintang, 1987, cet. ke-2.
Munawir, Achmad Warson, Al".Munawir, Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta: Pustaka Progresif
Nurul Huda, dkk., Pedoman Jvfajelis Tak/i111, Jakarta: 1990, cet. ke-4.
Sarwono, Sarlito Wirawan, Psiko!ogi Rema/a. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997, cet. ke-4.
Suyanto, Agus, Psiko!ogi Perkembanga11, Jakai1a: Aksara Baru, 1981, cet. ke-1.
Sudarsono, L"lika Islam J'entang Kenakalan Rema;a. Jakarta: Rineka Cipta, 1989.
-··--- , Kenakalwz l?emaja, Jakarta: Rineka Cipta, 1995, eel. ke-3.
Sucljono, Anas, Penganrar S1atistik l'endidikan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996, cet. ke-7.
Simanjuntak, !3, l'enguntur kr111111zo!ug1 dan Soswlogi, Bandung: Tarsito, 1997.
Syureich, H.M., Penungkal Kenakalan Rema/a, Jakarta: Pesantren Ash-Shidiqiyyah, 1991, cet. ke-1.
Walgito, Bimo, Kenakalan Anak (Juvenile Delinquency), Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada, 1982.
Yunus Mahmud, Kwnus Arab Indonesia. Jakarta: PT. Hilda Karya Agung, cet. ke-8.
, Sejarah Pr:ndidikun Islam. Bandung: Hilda Karya Agung, 1990, cet. ke-10.
Zaidan, Abdul Karim, Dasar-dasar J/mu Da 'wah, Jakarta: Media Da'wah, 1984, cet. ke-2.
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995, cet. ke-2.
74
PEDOMAN \VA'WANCARA
Nama : Trie Buwono
Jabatan : Pembina Pengajian Remaja Majelis Taklim
Alam at : JI. Mampang Prapatan XV B No. 50 Rt. 012/05
Kel. Duren Tiga. Kee Pancoranl2760
Jakarta Selatan
Tanggal Wawancara : 27 Juni 2003
Wawancara dengan Pembina Pengajian Remaja Majelis Taklim Darussa'adah
I. Bisakah Bapak jelaskan bagaimana sejarah berdirinya pengajian . remaja
darussa' adah ?
Pengajian remaja Darussaadah dipelopori seorang tokoh yang bernama Bapak
Ors. Sobir Tuhulele, pada awalnya beliau melihat bahwa dilingkungan sekitar
' majelis taklim Darussaadah belum ada kegiatan yang dilakukan oleh remaja,
kemudia beliau mendekati para remaja, untuk mengadakan pengajian rumahan
yang berisikan tahlil, pemberian materi fiqh dan sebagai wadah silatun-ahmi.
Dan di sana sudah terdapat sebuah Majelis Taklim yang menyelenggarakan
pengajian untuk kaum !bu dan Bapak, lalu para pemuda berinisiatif untuk
membuat pengaj ian formal, yang diadakan di Majelis Taklim tersebut. Maka
para re1mtja rnerninta izin kepada pemilik Majelis Taklim Bapak H. Romli l ii • it <, , ' ' , " Ii' : · 1 _ ft ' ·
untuk mengadakan peti~ajian Remaja di Majelis Taklim itu, dan Bapak H.
Rom Ii menyetujui usulan tersebut.. Dengan demikian berdililah pengajian
Majelis Tak!im Darussadah.
2. Kial apa saja yang dilakukan dalam merekrut anggota ?
Kiat-kiat yang dilakukan yaitu dengan cara mengundang para remaja dalam
acara-acara seminar yang diadakan oleh pengajian remaja Darussaadah, dan
mengikutsertakan para remaja dalam setiap kegiatan-kegiatan.
3. Atas pertimbangan yang mendasari timbulnya ikatan remaja ?
Karena di sekitar lingkungan Majclis Taklim belum terdapat kegiatan positif
yang dapat mcngisi waktu luang para remaja.
4. Kendala apa saja yang di hadapi dalam membina remaja ?
Tidak ada kendala yang dihadapi dalam membina para remaja, hanya saja
kendala itu muncul dari dalam diri remaja itu sendiri seperti malas, sibuk dan
lain sebagainya. Sehingga banyak remaja yangjarang mengikuti pengajian.
Nama
Jabatan
Alamat
PEDOMAN \VA \VANCARA
Ahmad Junadi
Kctua Pengajian Remaja
JI. Mampang Prapatan XV B No. 42 Rt. 012/05 Ke!. Duren Tiga
Kee. Pancoran 12760 Jakarta Selatan
Hasil wawancara Dengan Ketua Pengajian Remaja Majelis Taklim Darussa'adah
I. Sebagai ketua remaja, tolong anda berikan gambaran wnum mengenai
pembinaan remaja Majelis Taklim Darussa'adah?
Pembinaan Remaja Majelis Taklim Darussa'adah diterapkan dengan
men1,rikuti pola pembinaan remaja dari pengajian lain, seperti dalam ha!
materi, konsep dari materi dilihat dari pengajian lain, kemudian diterapkan di
Majelis Taklim ini.
2. Dalam melaksanakan program pengajian, pasti diperlukan pendanaan.
Bagaimana cara anda menanggulangi ha! tersebut?
Dalam menanggulangi hal tersebut kami para pengurus membuat proposal
untuk pencarian dana, dan kebanyakan dana tersebut berasal dari masyarakat
sekitar, dari panitia dan dari peserta lomba.
3. Bagaimana respon anggota terhadap program yang dilaksanakan?
Cukup besar, apalagi di kalangan para remaja, mereka sangat antusias dengan
kegiatan tersebut, karena sesuai dengan keadaan I kebutuhan remaja.
4. Adakah kordinasi antara rernaja Majelis Taklirn dengan Pemerintah setempat
dalarn melaksanakan suatu program ?
Tentu ada, karena dalarn m~.mbuat proposal kami memerlukan persetttjuan
pemerintah setempat.
ANG KET
Untuk Peserta l'engaJian Remaja Majlis Taklim Darussadah Mengenai
Penrnan Uenlllja Pengajian dalam llpaya Memrngguhrngi Kenakalan Remaja
Petunjuk Pengisian:
1. Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf A,B,C dan D 2 . .Tawablah pertanyaan-pertanyaan berikut denganjawaban yang sebenar-
benarnya 3. Kejujuran anda sangat kami hargai 4. Jawaban ru1da kami jamin kerahasiaannya 5. Selamat menge1jakan dan Terimakasih atas pa1tisifasinya
A. Kcgiatan Keagamaan
L Bagaimana pendapat anda tentang kcberadaan Majlis Taklim Darussada11 ini ?
a. Sangat penting b. Penting c. Kurang penting d. Tidak penting
2. Apakah anda mcngikuti pengajian secara nitin ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang cl Tidak pernah
3. Sia pa yang mendorong anda unh1k bergabung dalam jamaah majlis taklim remaja '
ini '!
a. Alas kemauan sendiri
b. Ajakan temru1
c. Perintah orang tua
d. Ikut-ikutan
4. Apakah yang mendorong anda untuk bergabung dalam majlis taklim remaja ini ?
a. Menambah pengetahuan agama
b. Memperbanyak teman
c. Mengisi waktu luang
d. Iscng-iseng saja
5. Bagaimana pendapat anda tentang materi yang diajarkan oleh pengajar atau
ustadz anda ?
a. Sangat sistematis sehingga mudah dipahami
b. Cukup sederhana
c. Sering bcrbelit-bclit sehi11gga sukar dipahami
d. Tidak 111e11arik
6. Setelah anda mengikuti pengajian, apakah anda mengamalkan ilmu yang di dapat
dari Majlis Taklirn ini?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
B. Sikap Keagamaan (Ibadah dan Akhlak)
I. Setelah mengikuti pengajian dengan materi pernbacaan Al Quran, apakah anda
membiasakan diri membaca al Qur'an ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
2. Apakah anda pernah mengulur-ngulur waktu dalam melaksanakan shalat?
a. Tidak pernah b. Kadang-kadang c. Sering d. Selalu
3. Apakah anda mclaksa11aka11 puasa di bulan Ramadhan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pernah
4. Apa yang and a lakukan jika diperintah oleh orang tua anda?
a. Menjalankan perintahnya dengan senang hati
b. Manjalankan dengan hati kesal
c. Tidak menghiraukan
d. Membantah perintah
5. Apakah yang anda lakukan jika kawan anda terlibat perkelahian?
a. Menasehati dan melarang
b. Melarang
c. Membiarkan
d. lkut serta
6. Apa yang anda Jakukan jika kawan anda terkena musibah?
a. Menolong dan menghibumya c. Mengucapkan rasa iba
b. Melihat dan menjenguk d. Masa bodoh
C. Upaya yang dilakukan Majlis Tak!im dalam menanggulangi kenakalan
rcn1aja
1. Apakah ada perhatian yang serius dari ustadzjika di ketahui ada teman anda yang
bermasalah ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
2. Pemahkah ustadz memberikan informasi tentang tata pergaulan kepada anda?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
3. Pemahkah ustadz menjelaskan tentang berbagai penyimpangan yang m"enjurus
kepada kenakalan remaja ?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
4. Pernahkah ustadz and a memberi infonnasi ten tang cara-cara pencegahan terhadap
penyalahgunaan obat-obatan terlarang I narkoba dan dampaknya bila
n1enggunakan?
a. Selalu b. Sering c. Kadang-kadang d. Tidak pemah
5. Menurut pendapat anda, sejauh mana perhatian ustadz terhadap anak-anak yang
terjerumus ke dalam kenakalan remaja?
a. Sangat tinggi b Tinggi c .. Sedang d. Rendah
6. Usaha-usaha apa saja yang dilakukan ustadz dalam menanggulangi kenakalan
remaja, misalnya i). Memberi.B,ii!fgarahan 2). Mencanangkan gerakan shalat ' • • ' .N
berjamaah 3 ). Mengunjungi pan ti rehabilitasi 4). Membeikan bantuan morai
secara Jangsung
a. 1,2,3,4 c. 2 dan 3
b. I dan 2 d. I dan 4
DEl'AHTl".Mi•:t~ AC;AMA l/NIVERSl'l'AS ISLAM NEGEIH
SY ARIF !llDA YATUl.LAll ,JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARIJIY:AH DAN KEGURUAN
da Nomor 9$, Ciputat 154 !2. lnd011.,~ia
Tlllp. ; (li2·7 I) 744:\328, 7401')2j, F11x.(62·21) 7402982
Efllllil : [email protected]
l:
--ET/PP.02.~/ .. Il ... .120(5) ..
I (satu) berkas
Bimbingan Skripsi
A>Salamu 'alaikum wr. wb.
. mm "'= *"'-
Jakarta, 3. ... .E'.!'.~!Y.~~ .. ?0?3. .......................... .
Kepada
Yth. I .. Pi;:~, .. lil, .. .!'.iwJ,H.~.11l;l, .. nlL ........................ . 2 ..... .
Dasen Fakultas l!mu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara 1mtuk menjadi Pembimbing VII (materi/ teknis) *) penulisan skiipsi mahasiswa:
Na ma
Nomor Pokok
Jurusan
Judul Skripsi
.Rahwaw.a ti .. 991~0155::io ...
P~rrlidikan . .Agama .Lslair ................ .
·Pel.'al'.lan·-l'engaj-ian E<emaja ·Majlis ·'I'a1·H.rn ·Daarussa'·"dah··
·Dalam· Meuanggulang;.!: -Kenak.,:la.n··R.einll:ja ··················· .............................................................
Judul terse but ti;lah disr::tujui oleh jurusun yang bersangkutan pada tanggal .3.Ji.'oOr.unri ... dc11g,1n 011t line, abstraksi dan daftar pustaka terla1n~ir.
lli1nbingan skripsi ini harap d,iselesaikan i;_lalan1 \Vaktu 6 (cna1n) bulan. yakni sa111pai dcngan tanggal .?. .. ~.~~.~.1:1:~ .. ?.9.93.... . ............... ., ... .
Setelah.judul tersebut dikonsultasikan dengan Pembimbing terjadi perubahan, harap
segera dilaporkan ke Fakultas. Laporan berikutnya dilaksaksanakan pada bulan ketiga dan kelima kepada Ketua Jurusan dan Pembantu Dekan I.
Der.1ikianlah, ntas kesediaan Saudara karni ucapkan teri1na kasih.
Wassalan1.
~sebagai laporan)
urusan ,Pe11(!:i_ci~lc.El!l .. J\f;8.Jll1l.. I>0ll8JJi!
DEPARTEMEN AGAMA UNIVERSIT AS ISLAM NEG ER I
SY ARIF HIDA VA TULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU TARBIY AH DAN KEGURUAN
Jl.Ir.H.Juanda Nornor95, Ciputal 15412. lndoneai&
Tdp. : (62·2 I l 7443328. 740192.S. fax.(62-21) 7402982 I::nuil : uinjkL'~cabi.netid
No1nor Lamp.
Ha I
Ten1busan:
ETffL.02.2NI i .. 2.003
RISET/W A WANCARA
Kcpada Yth.
··Pemb·i!'w··Pe.ngajiun .. Ke.tJJ!).jn ..... . . Maje.l.is .. Takl.im .. Darus.s aad0.\1.
di
Jakarta.
Assalamu 'alaikum wr. wb.
Dengan horn1at kan1i sa111paikan bah\va:
Jakarta, .2/f ... J\m.i .. 2.003 .................. .
Nama .... ll>iJ:\m.'1~'..'1~.i. ....................................................................... . Alamat . . .J.~. ! J:!~roP.~ T:t.g .. R.~ ~l?.0.~ 0:~ .. }~ .. T? .. ~ ~. ! .~7 ............. ............ ..
. .R !;, ,,QJ. 2./ Q S ... Jo\i.~. , ! .t:+:(~ ... ,ii. ;i:,, \'~, \;1 .. ) ?7. ~9 ........................ .
adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Kcguruan UJN Syarif Hidayatullah Jakarta;
Nomor Jnduk Jurusan/Semester Tahun Akademik
99~ .1.Q:\ .552.0 ........... . P.f\.I .. I .. 1.~ ............... . 2, ()(1:5, .@,()()': .............. .
Sehubungan dengan tugas pcnyelcsaian Skripsi dcnganjudul .. 12\';.B/.\Nl>.N .. P.J;;NGAJ.JAtl... REMAJA f•l' ""LI•' 'l'''" I" "J.''11''""'--i•' '!'l '- UP''Y\. l"""""'"G.GIJL"IGI •••••• ,.,,,,.,,, .~\~/;;... ,.;:i. •• •-:~ • .0 •• 1. ••• 1 ..... ·~ .. :h),..,.1.;. .L,.;. .. ,_,,i,_1 ,~~·l" J.\ r .,',l.L:...l)L;-\,)1; .-U' .J • ...
Olch karcna itu kami mohon kesediaan Saudara untuk mencrima dan membantu 111ahasiswa terscbut.
Demikian atas perhatian dan kesediaan Saudara kami ueapkan terima kasih.
Wassalamu'alaikum '-'T.wb.
MAJLIS TA'LIM
DARUSSA'ADAH Sekretariat: JI. Mampang Prapatan XV, Gg. HR. RT. 0011/05
Kel. Durentiga, Kee. Pancoran, Telp. 7983547, 7987118, Jakarta Selatan
SURAT KETERANGAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Alamat
Jabatan
: Trie Buwono
: JI. l'Vlampang Prapatan XV B No50 Rt 012 Rw 05 Ke!. Duren Tiga
Kee. Pancoran Jakarta Selatan. 12760
: Pembina Pengajian Rcmaja
Dengan ini menerangkan bahwa :
Nama
Alarnat
: Rahmawmi
: JI. Mampang Prapatan XV B No37 Rt 012 Rw 05 Ke!. Duren Tiga
Kee. Pancoran Jakarta Selatan. 12760
Telah melaksanakan penelitian di Majlis Taklim Darussa'adah, sehubuingan
dengan skripsi yang be1judul " Pera11m1 Pe11gc!jia11 Remaja Majlis Taklim
Darussa 'adah da/am Upaya lvfe11a11gg11/a11gi Kenakalan Remaja" yang dilaksanakan
pada tanggal 30 Mei 2003- 16 Juli 2003
Demikian surat keterangai1 ini untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Jakarta Agustus 2003
Trie B1 wono