perancangan dan konfigurasi manajemen jaringan …
TRANSCRIPT
PERANCANGAN DAN KONFIGURASI MANAJEMEN JARINGAN
HOTSPOT MENGGUNAKAN RB-45 DAN RB-800 PADA PT.PLN
PEMBANGKIT LISTRIK SUMBAGSEL
Ika Elvina Mulyana
Jurusan Sistem Komputer, Universitas Sriwijaya
Jl. Masjid Al Gazali, Bukit Lama, Kec. Ilir Bar. I, Kota Palembang, Sumatera Selatan 30128
E-mail: [email protected]
Abstrak
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat dengan internet. Penggunaan internet oleh
masyarakat saat ini bagaikan kebutuhan pokok yang harus ada, karena penggunaan internet
sendiri dapat memudahkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari baik dalam dunia pendidikan,
hiburan sekaligus pendukung untuk alat komunikasi. Pengaksesan internet tersedia dengan
adanya jaringan hotspot yang telah dirancang dan admin dapat memanajemen pengguna
jaringan hotspot tersebut agar bisa terkoneksi.
Kata kunci: hotspot, konfigurasi manajemen, routerboard
Abstract
The development of technology today is very rapid with the internet. The use of the
internet by the public today is like a basic need that must exist, because the use of the
internet itself can facilitate the activities carried out daily both in the world of
education, entertainment as well as support for communication tools. Internet access
is available with a hotspot network that has been designed and the admin can manage
the hotspot network users to be connected.
Keywords: hotspot, configuration management, routerboard
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi saat ini sangat pesat dengan internet. Penggunaan internet oleh
masyarakat saat ini bagaikan kebutuhan pokok yang harus ada, karena penggunaan internet
sendiri dapat memudahkan kegiatan yang dilakukan sehari-hari baik dalam dunia pendidikan,
hiburan sekaligus pendukung untuk alat komunikasi. Pengaksesan internet bisa pada wilayah
hotspot dengan menggunakan perangkat WI-FI. Saat ini, koneksi Internet bisa juga dilakukan
dengan cara mobile yang bisa diakses dimana saja dengan menggunakan laptop dan modem
portable atau fasilitas GPRS pada Smartphone.
PT.PLN (Persero) Unit Pembangkit Sumbagsel adalah perusahaan yang menyediakan
layanan tenaga listrik dimana tidak menutup kemungkinan bahwa untuk menyediakan layanan
PT.PLN (Persero) Unit Pembangkit Sumbagsel membutuhkan pelayanan internet yang dapat
di akses dengan mudah di kantor. Pengaksesan internet tersedia dengan adanya jaringan hotspot
yang telah dirancang di kantor tersebut dan admin dapat memanajemen pengguna jaringan
hotspot tersebut agar bisa terkoneksi.
Untuk merancang dan konfigurasi manajemen jaringan hotspot memerlukan komponen
utama yang harus disediakan dalam merencanakan Jaringan ini, yaitu :
1. Personal Computer (PC)
Perangkat akses untuk pengguna (user) yang nanti digunakan dalam manajemen
2. Routerboard RB800 dan Routerboard RB450
Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam routerbord atau
sering disebut RB. Ada yang difungsikan sebagai indoor router, outdoorrouter maupun
ada yang dilengkapi dengan wireless router
3. Kabel UTP tipe Cat6
4. Winbox
Winbox adalah sebuah aplikasi manager yang di gunakan untuk meremote sebuah server
routerboard kedalam mode GUI (Graphical User Interface) melalui operating system
windows.
2. METODE PENELITIAN
2.1 Studi Lapangan
Pada metode studi lapangan ini penulis ikut langsung dalam melakukan pengamatan atau
uji coba terhadap objek yang terkait dengan pembahasan yang terdapat di Divisi IT selama
kerja praktek berlangsung.
2.2 Studi Pustaka
Pada metode studi pustaka penulis mencari dan mendapatkan informasi yang diperlukan,
baik melalui media buku, referensi laporan, maupun dari internet yang berkaitan dengan
pembahasan.
3. LANDASAN TEORI
3.1 Hotspot
Hotspot merupakan suatu istilah untuk sebuah area yang mana user atau orang
bisa mengakses jaringan internet, dengan memakai PC, laptop atau perangkat lain yang
mempunyai fitur dalam bentuk WiFi (Wireless Fidelity) menjadikan dapat mengakses
internet tanpa media kabel. Definisi lain dari hotspot yaitu lokasi fisik yang mana orang
dapat memperoleh akses internet, seringkali memakai teknologi Wi-Fi, melalui jaringan
area lokal nirkabel (Wireless Local Area Network/WLAN) memakai router yang
tersambung pada penyedia layanan internet (Internet Service Provider/ISP). Dalam
pengaksesan hotspot sangat mudah karena dapat dengan mudah terkoneksi oleh banyak
pengguna dalam satu area tanpa perlu repot dengan kabel dan dengan menggunakan
Wi-Fi Hostpot kecepatannya aksesnya beberapa lebih cepat dibandingkan dengan
modem kabel. sistem pada hotspot digunakan untuk autentikasi user, penggunaan akses
internet dapat dihitung berdasarkan waktu dan data yang di download atau upload.
3.2 Manajemen Konfigurasi
Manajemen Konfigurasi mengacu pada proses pengumpulan informasi konfigurasi dan hasil
dari konfigurasi parameter jaringan. Oleh karena itu, alat Manajemen Konfigurasi harus
melakukan beberapa tugas. Menemukan perangkat baru dan mempertahankan informasi
topologi yang akurat adalah salah satunya. Tugas ini, yang dikenal sebagai Manajemen
Persediaan, sangat penting untuk mengatur ulang sumber daya untuk kinerja yang optimal.
Namun, dalam beberapa kasus bahkan diperlukan untuk pengoperasian jaringan (mis., Dalam
jaringan ad-hoc). Manajemen Perangkat Lunak adalah tugas Manajemen Konfigurasi lainnya.
Ini melibatkan cara mengendalikan (mis. Menginstal, memperbarui, mengkonfigurasi ulang
dll) perangkat lunak elemen jaringan dari jarak jauh. Dengan mengotomatiskan tugas-tugas
tersebut (mis., Dengan pembaruan batch), sejumlah besar waktu disimpan dan jaringan tetap
konsisten. Tugas lain melibatkan kontrol parameter seperti pemanfaatan sumber daya,
penundaan dan jitter (meskipun ini tumpang tindih dengan Manajemen Kinerja) atau
pengaturan VLANS yang membuat domain pengguna independen.
3.3 RouterBoard
RouterBoard merupakan sebuah perangkat yang mempunyai komponen seperti
halnya PC tetapi mempunyai ukuran yang kecil seperti Processor, RAM, ROM dan
Memory Flash. RouterBoard mempunyai banyak type arsitektur, model, jenis interface
dan jumlah interface yang berbeda sehingga kita bisa dengan mudah memilih perangkat
ini sesuai dengan kebutuhan yang kita inginkan.
Ada beberapa seri routerboard yang juga bisa berfungsi sebagai wifi. sebagai
wifi access point, bridge, wds ataupun sebagai wifi client. seperti seri RB411, RB433,
RB600. dan sebagian besar ISP wireless menggunakan routerboard untuk menjalankan
fungsi wirelessnya baik sebagai ap ataupun client. Dengan routerboard bisa
menjalankan fungsi sebuah router tanpa tergantung pada PC lagi. karena semua fungsi
pada router sudah ada dalam routerboard. Jika dibandingkan dengan pc yang diinstal
routerOS, routerboard ukurannya lebih kecil, lebih kompak dan hemat listrik karena
hanya menggunakan adaptor.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisa Kebutuhan
Berikut kebutuhan-kebutuhan fungsional yang dibutuhkan dalam merancang
Hotspot pengguna akses internet menggunakan kedua routerboard adalah sebagai berikut:
1. Sistem manajemen pengguna hotspot harus menyediakan fitur otentikasi bagi admin
hotspot. Fungsinya untuk mengatur dan mengontrol pengguna hotspot
2. Sistem manajemen hotspot harus menyediakan fitur create, read ,update dan delete untuk
menambahkan data key yang akan digunakan untuk hak akses terhadap jaringan hotspot.
Sedangkan kebutuhan non fungsional yang harus dipenuhi oleh penulis dalam merancang
Hotspot penggunaakses internet menggunakan kedua routerboard, adalah:
1. Avalibility data yang tersimpan dalam database server harus terjamin
keberadaannya
2. Security, data pengguna yang tersimpan harus dijamin keamanannya.
3. Basis data harus memiliki performa yang baik dalam hal proses query yang cepat.
4. Sistem yang mampu menangani login request dalam jumlah banyak dalam setiap
waktu
5. Sistem yang mampu memberikan kemudahan dalam hal proses manajemen
terhadap pengguna hotspot mikrotik
4.2 Perancangan dan Implementasi
4.2.1 RouterBoard 450
Pada tahap ini, penulis akan membuat interface untuk masing-masing port yang
ada pada routerboard 450 terlebih dahulu. Pada winbox terdapat tool IP > Address
kemudian klik tombol plus merah isikan new address. Interfacenya yang akan diisi
terdiri dari :
1. Interface Modem (sumber jaringan dari PT.PLN (persero) dengan keterangan to
internet untuk ether1 pada port 1
2. Interface PC untuk ether2 pada port 2
3. Interface Hotspot (Router Board 800) untuk ether3 pada port 3
DNS Setting
Pada setting dns tersebut dimasukkan pada Servers, yaitu 8.8.8.8 kemudian
klik OK.
Setting IP Pool
Setting IP Pool untuk membatasi jumlah user yang dapat terhubung ke hotspot
dimana di setting dari IP 192.168.1.20 – 192.168.1.50. jadi user yang dapat tehubung
ke hotspot hanya sebanyak 30 user
Setting DHCP Servers
Pada setting DHCP server > DHCP untuk memasukkan nama server kamudian
Intreface yang akan terhubung, yaitu pada ether 3 ke RB 800. Kemudian masukkan
juga address pool sebelumnya yang telah di setting diisi dengan pool1.
Kemudian Setting DHCP pada tool DHCP server > Network mengatur IP klien agar
dapat ditemukan secara automatis atau DHCP tanpa harus di konfigurasi manual perkomputer.
Pada tampilan di masukkan address 192.168.1.0/24 dengan gateway nya alamat ip dari RB 800
yaitu 192.168.1.3.
Setting Firewall NAT (Network Address Translation)
Komputer client belum dapat mengakses internet karena NAT pada gateway
routerboard belum diaktifkan. Dengan disetting src-nat dan masquerade sendiri
berfungsi untuk menyembunyikan IP lokal dan menggantikannya dengan IP publik
yang sudah terpasang pada router.
Setting Routes
Setting routing ke internet gateway dengan mengklik IP > Routes > add (tanda
plus) dan masukkan IP gateway 192.168.1.1 IP modem (jaringan sumber dari
PT.PLN (Persero)
4.2.2 Routerbord 800
Pada tahap ini, penulis akan membuat interface untuk port yang ada pada
routerboard 800 Pada winbox terdapat tool IP > Address kemudian klik tombol plus
merah isikan new address. Dapat dilihat pada gambar interface Ether 2 dengan IP
Address 192.168.1.2/24.
Setting Bridge
Pada Tool winbox klik Bridge > Ports, seperti yang terlihat pada gambar di atas,
dimana ether 2 dengan wlan1 di bridge kan.
Setting Wirelles
Pada setting Wirelles > Wi-Fi Interface > Wirelles untuk men set wlan1 access point
(ap-bridge) dengan band 2GHz B/G dan membuat SSID (Service Set Identifier) yang
digunakan PLN KIT SBS-IT, yaitu nama untuk Jaringan bersama yang akan di akses
nanti seperti terlihat pada Gambar 4.24 berikut.
Kemudian setting Wirelles > Security Profile untuk mensetting nama sebagai
default, dengan authentication type WPA (Wi-Fi Protect Access) PSK dan Unicast
Chipers AES (Advanced Encryption Standard) yang merupakan standard digunakan
dalam wireless pada routerboard.
4.2.3 Hotspot Setup
Hotspot setup disini di setting pada RB 450, lalu klik pada menu IP > Hotspot >
Hostpot setup. Kemudian tool tersebut akan mengarahkan untuk melakukan
setting setiap langkahnya dengan tampilan kotak dialog.
Langkah pertama menentukan interface yang akan di aktifkan. Pada gambar
4.27 hotspot interface yang di aktifkan adalah ether 3 – hotspot dimana port ini yang
di hubungkan ke RB 800 dan klik Next.
Pada langkah kedua ini memasukkan IP interface ether 3 – hotspot, kemudian
klik Next.
Pada langkah ketiga ini menentukan range IP Address yang akan diberikan ke
user. Secara default, router otomatis memberikan range IP
sesuai dengan subnet IP yang ada di interface. Pada Gambar 4.29 dapat di lihat bahwa
ip pool dari 192.168.1.20 – 192.168.1.50 yang berarti sebanyak 30 suser yang dapat
terhubung kemudian klik Next.
Langkah selanjutnya, menentukan SSL Certificate, karena tidak memiliki
sertifikat SSL disini penulis membuat keterangan none, klik Next.
Jika diperlukan SMTP server bisa di masukkan ip nya namun karena tidak
disediakan smtp server, IP 0.0.0.0 dibiarkan default. Kemudian klik Next.
Pada langkah ini, menentukan DNS Servers, disini penulis menggunakan DNS
Server Google lalu klik Next.
Selanjutnya langkah ini adalah membuat DNS Name untuk digunakan Local
Hotspot Server, user yang melaukan login dan akses ke intenet makan browser akan
mengarahkan ke halaman login ini. Namun jika DNS Name tidak diisi maka akan
menggunakan url IP Address dari Ether-3 yang dimasukkan sebelumnya. Disini
penulis membuat DNS Name www.pln-kitsbs-it.com. Lalu klik Next.
Langkah berikutnya, membuat username dan password untuk login ke jaringan
hotspot. Username ini adalah yang akan digunakan untuk mencoba jaringan hotspot.
Lalu klik Next. Sampai pada langkah ini, selanjutnya akan muncul pesan yang
menyatakan bahwa setting Hotspot telah selesai.
4.2.4 Pembuktian Login
Selanjutnya kita akan mencoba mengkoneksikan laptop ke wifi hotspot yang
sudah kita buat.
Langkah pertama, mengaktifkan wifi pada laptop kemudian mengconnect
kan ke SSID PLN KIT SBS-IT Karena sebelumnya pada RB 800 telah di setting
SSID untuk login serta Password untuk login ke hotspot web login.
Setelah login sebelumnya menggunakan wi-fi pada SSID PLN KIT SBS-
IT, selanjutnya akan di arahkan pada web login dimana local host nya adalah DNS
name yang telah di setup sebelumnya dan kemudian login menggunakan user dan
password yang telah di buat pada hotspot setup.
4.2.5 Manajemen Bandwith
menentukan limitasi per client dengan melakukan setting child-queue.Pada child-
queue kita tentukan target-address dengan mengisikan IP address masing-masing client.
Terapkan Limit-at (CIR) : 128kbps dan Max-Limit (MIR) : 512kbps.
Ulangi untuk memberikan limitasi pada client yang lain, sesuaikan Target-Address.
menerapkan priority perhitungan pembagian bandwidth hampir sama dengan
sebelumnya. Hanya saja setelah limit-at semua client terpenuhi, Router akan melihat priority
client. Router akan mencoba memenuhi Max-Limit client priority tertinggi dengan bandwidth
yang masih tersedia.
Tampilan diatas menunjukkan bandwidth setiap client.
4.2.6 Pengujian sinyal
Dibawah ini hasil dari pengujian sinyal jaringan hotspot yang sebelumnya telah di buat
dengan manajemen bandtwith.
5. KESIMPULAN
Untuk merancang hotspot pengguna akses internet harus membangun jaringan
hotspot yang sesuai topologi Jaringan dan harus menggunakan perangkat routerboard yang
dijadikan sebagai router/gateway ,karena perangkat tersebut mampu mengatur manajemen
bandwith. Untuk manajemen bandwith Router Mikrotik dapat memanajemen bandwidth sesuai
dengan kebutuhan bandwidth di masing-masing client. Setelah memanajemen bandwidth,
koneksi internet menjadi lancar dan stabil, disamping itu penggunaan manajemen bandwidth
Simple Queue lebih mudah dilakukan karena pengkonfigurasiannya menggunakan IP Address
Client atau dengan kata lain secara manual dan sering digunakan dalam jaringan – jaringan
berskala kecil. Dengan menggunakan Router Mikrotik dapat memudahkan administrator dalam
memantau akses internet yang digunakan pada tiap client.
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto Eko. 2015. Jurnal INFORMA. Implementasi Jaringan Hotspot Dengan Menggunakan
Router MikrotikSebagai Penunjang Pembelajaran. Politeknik Indonusa Surakarta
Boutaba, Raouf, and Andreas Polyrakis. "Projecting FCAPS to active networks." 2001 Enterprise
Networking, Applications and Services Conference Proceedings.. EntNet@ SUPERCOMM2001 (Cat.
No. 01EX543). IEEE,