peraturan daerah kabupaten rokan hilir nomor 36 …
TRANSCRIPT
PERATURAN DAERAHKABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR 36 TAHUN 2002
TENTANG
LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALANDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI ROKAN HILIR,
Menimbang : a. bahwa dengan adanya penyerahan sebagian urusanpemerintah dalam bidang lalu lintas dan angkutan jalanberdasarkan Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 1992tentan Lalu lintas d angkutan jalan;
b. bahwa sebagai tindak lanjut dengan telah diundangkannyaUndang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 beserta PeraturanPemerintah Nomor 25 Tahun 2000 maka telah dilakukanpembagian kewenangan dalam Urusan Pemerintahanyang meliputi kewenangan Pusat dan Propinsi;
c. bahwa berdasarkan Surat Menteri Perhubungan NomorHK.601/20/24 Ph-2000 tanggal 20 Juli 2000 mengenairincian kewenangan Kabupaten Kota dibidangPerhubungan yang kemudian ditindaklanjuti dengan SuratKeputusan Negeri Otonomi Daerah Nomor 50 Tahun 2000tentang Pedoman Susunan Organisasi Perangkat Daerahberikut Uraian Kewenangan Kabupaten/Kota ada dibidangPerhubungan;
d. bahwa atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perluditetapkan dalam suatu Peratudan Daerah.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1982 tentang Lalu Lintasdan Angkutan Jalan (Lembaran Negara RI Tahun 1992Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3480);
2. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentangPemerintahan Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 1999Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara RI Tahun1999Nomor 3839);
3. Undang-Undang Nomor 53 Tahun 1999 tentangPembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten RokanHulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, KabupatenKarimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kuantan Singingidan Kota Batam (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 1999 Nomor 181, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Tahun 1999 Nomor 3902);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1990 tentangPenyerahan sebagian Usaha Pemerintah dalam bidangLalu Lintas dan Angkutan Jalan kepada Daerah Tingkat Idan Daerah Tingkat II (Lembaran Negara RI Tahun 1990Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 3410);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1992 tentangPenyelenggaraan Otonomi Daerah dengan titik berat padaDaerah Tingkat II;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentangAngkutan Jalan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993 tentangPemeriksaan Kendaraan Bermotor di jalan;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentangPrasarana dan Lalu lintas di jalan;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentangKewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsisebagai daerah Otonom;
10.Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2000 tentangPedoman Organisasi Perangkat Daerah (LembaranNegara Tahun 2000 Nomor 165);
11.Peraturan Menteri Kehakiman Nomor IV-04 PW 07.30Tahun 1984 tentang Wewenang Penyidik Pegawai NegeriSipil;
12.Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 84 Tahun 1993tentang Bentuk Peraturan Daerah dan Peraturan DaerahPerubahan;
13.Keputusan Bersama Menteri Perhubungan dan MenteriDalam Negeri Nomor 109 Tahun 1990 dan Nomor 95Tahun 1990 Tentang Pelaksanaan Peraturan PemerintahNomor 22 Tahun 1990 Tentang Penyerahan sebagianUrusan Pemerintahan dalam bidang Lalu Lintas danAngkutan jalan kepada Daerah Tk I dan Tk II;
14. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi DaerahNomor 50 Tahun 2000 Tentang Pedoman SusunanOrganisasi Perangkat Daerah;
15. Surat Menteri Perhubungan NomorAJ.4011/6/1/DRJD/2000 Tanggal 31 Mei 2000 TentangPenyelenggaraan Pengujian Berkala Kendaraan Bermotor;
16. Surat Menteri Perhubungan Nomor HK.601/20/24 Phb-2000 Tanggal 20 Juli 2000 Tentang Rincian KewenanganKabupaten/Kota.
Dengan Persetujuan Bersama:DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR
MEMUTUSKAN
Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIRTENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
BAB IKETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:a) Daerah adalah Daerah Kabupaten Rokan Hilir;
b) Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Rokan Hilir;
c) Kepala Daerah adalah Bupati Rokan Hilir;
d) Dinas Perhubungan adalah Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir;
e) Dinas Pendapatan Daerah adalah Dinas Pendapatan Daerah KabupatenRokan Hilir;
f) Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir;
g) Pemilik dan Pengusaha adalah Pemilik atau Pengusaha kendaraanbermotor yang memiliki, mempunyai Pool, Kendaraan yang beroperasidalam wilayah Kabupaten Rokan Hilir;
h) Izin Usaha Angkutan adalah Izin yang diberikan usaha angkutan orangdan barang;
i) Izin Trayek adalah Izin yang diberikan kepada seseorangbadan hokumatau badan usaha untuk dapat melakukan suatu kegiatan angkutan orangpada lintasan trayek tertentu;
j) Trayek adalah Lintasan Kendaraan umum/Pelayanan Jasa AngkutanOrang dengan mobil penumpang dan mobil bus yang mempunyai asaldan tujuan perjalanan tetap, lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidakterjadwal;
k) Terminal adalah Prasarana transportasi jalanuntuk keperluan memuat danmenurunkan orang dan atau barang serta mengatur kedatangan danpemberangkatan umum;
l) Izin Dispensasi Penggunaan Jalan adalah Izin yang diberikan kepadakenderaan bermotor untuk melewati jalan dibawah Muatan SumbuTerberat (MST) yang ditetapkan untuk jalan tersebut;
m) Parkir adalah tempat pemberhentian kendaraan bermotor dan tempatuntuk menurunkan orang atau barang serta mengatur kedatangan danpemberangkatan umum;
n) Angkutan adalah pemindahan orang dan atau barang dari suatu tempatketempat lain dengan menggunakan kendaraan;
o) Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak dijalan terdiri darikendaraan bermotor dan tidak bermotor;
p) Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatanteknik yang berada pada kendaraan itu;
q) Kendaraan tidak bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh tenagaorang atau hewan Kabupaten Rokan Hilir;
r) Kendaraan Umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakanuntuk dipergunakan oleh umum dengan di pungut bayaran;
s) Sepeda motor adalah kendaraan bermotor beroda 2 (dua) atau 3 (tiga)tanpa rumah baik dengan atau tanpa kereta samping
t) Mobil penumpang adalah setiap kendaraan bermotor yang dilengkapisebanyak-banyaknya 8 (delapan) tempat duduk pengemudi baik denganmaupun tanpa perlengkapan pengangkutan bagasi;
u) Mobil barang adalah setiap kendaraan bermotor selain sepeda motor,mobil penumpang, mobil bus dan kendaraan khusus;
v) Kereta gandengan adalah suatu alat yang dipergunakan untukmengangkut barang yang seluruh bebanya ditumpu oleh alat itu sendiridan dirancang ditarik oleh kendaraan bermotor;
w) Kereta tempelan adalah suatu alat yang dipergunakan untuk mengangkutbarang yang dirancang untuk ditarik dan sebagian bebannya ditumpu olehkendaraan bermotor penariknya;
x) Tempat pemberhentian (Halte) adalah Tempat pemberhentian kendaraanyang menurunkan dan menaikan orang atau barang yang bersifat segera;
y) Perusahaan bengkel umum kendaraan bermotor adalah suatuperusahaan yang menyelenggarakan pekerjaan pembetulan, perbaikan,perawatan kendaraan bermotor untuk umum dengan pembayaran;
z) Rambu lalu lintas adalah suatu tanda dari perlengkapan jalan berupalambang, huruf, angka, kalimat dan atau perpaduan diantaranya sebagaiperingatan, larangan, perintah atau petunjuk bagi pemakai jalan;
å) Marka jalan adalah suatu tanda yang berada dipermukaan jalan ataudiatas permukaan jalan yang meliputi peralatan atau tanda yangberbentuk garis membujur, melintang, garis serong atau lambang lainnyayang berfungsi untuk mengarahkan arah lalu lintas orang dan ataukendaraan dipersimpangan pada ruas jalan;
ä) Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (Trafic light) adalah perangkat peralatanteknis yang mengunakan isyarat lampu untuk mengatur lalu lintas orangdan atau kendaraan dipersimpangan pada ruas jalan;
ö) Pengujian Kendaraan Bermotor adalah serangkaian kegiatan menguji danatau memeriksa bagian-bagian kendaraan bermotor, kereta gandengan,kereta tempelan dan kendaraan khusus dalam rangka pemenuhanterhadap persyaratan teknis dan lian jalan;
aa)Buku uji adalah tanda lulus uji berkala berbentuk buku yang berisi datadan legitimasi hasil pengujian setiap kendaraan bermotor keretagandengan, kereta tempelan dan atau kendaraan khusus;
bb)Tanda uji adalah tanda bukti lulus uji berkala berbentuk plat uji dan tandasamping yang berisi data dan legitimasi hasil pengujian setiap kendaranbermotor;
cc) Surat Penentuan jenis dan atau sifat kendaraan bermotor adalah suratketerangan penentuan jenis atau sifat kendaraan bermotor disingkatSPJK;
dd)Suatu Perubahan jenis dan atau sifat kendaraan bermotor adalah suratketerangan perubahan jenis atau sifat kendaraan bermotor disingkatSPSK.
BAB IIK E W E N A N G A N
Pasal 2
Kepala Daerah berwenang menetapkan :1. Penunjukan lokasi dan pengelolaan kendaraan bermotor dan kendaraan
tidak bermotor;2. Penunjukan lokasi terminal kecuali penunjukan lokasi terminal yang
fungsinya melayani angkutan antar propinsi, pengelolaan, pemeliharaanfisik dan ketertiban terminal;
3. Penunjukan lokasi dan pengelolaan tempat-tempat penyeberangan orang;4. Pengaturan pembatasan tentang mengangkut orang dengan kendaraan
tidak bermotor;5. Pengaturan lokasi, pengelolaan, pemeliharaan dan ketertiban tempat
pemberhentian (halte) untuk kendaraan umum di wilayah KabupatenRokan Hilir;
6. Pengaturan tentang kewajiban member bantuan kepada perkumpulan danatau badan kepada perkumpulan dan atau badan hokum yang ditugaskanuntuk menyelenggarakan penetapan dan pemeliharaan rambu-rambu dantanda-tanda lalu lintas;
7. Pemberian izin pendirian perusahaan angkutan kendaraan bermotor;8. Pemberian izin pendirian perusahaan bengkel umum untuk kendaraan
bermotor;9. Penetapan ketentuan-ketentuan tambahan mengenai susunan alat-alat
tambahan pada mobil, bis dan mobil penumpang yang digunakan sebagaikendaraan pengangkutan jika dipandang perlu untuk kelancaranpengangkutan orang secara tertib dan teratur;
10.Pemberian izin operasi angkutan jalan untuk jaringan trayek atau lintasyang seluruhnya berada dalam daerah;
11.Penetapan larangan penggunaan jalan-jalan tertentu dalam wilayahKabupaten demi kelancaran angkutan dan arus lalu lintas denganpersetujuan Bupati untuk jalan Kabupaten dan Gubernur Riau untuk jalanPropinsi;
12.Penetapan jalan tertentu di daerah Kabupaten Rokan Hilir yang melarangpengemudi kendaraan memberi tanda-tanda yang melarang pengemudi
kendaraan member tanda-tanda suara di tempat-tempat dan waktutertentu;
13.Pengaturan sirkulasi lalu lintas dalam wilayah Kabupaten Rokan Hiliruntuk jalan Kabupaten dan untuk jalan Propinsi dengan persetujuanGubernur Riau;
14.Pengadaan, penempatan, pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambulalu lintas serta tanda jalan di :a. Jalan Kabupaten Rokan Hilirb. Jalan Propinsi yang berada dalam kota-kota di daerah dengan
persetujuan Menteri kecuali pada pembangunan dan peningkatanjalan.
15.Jalan Kabupaten dan Manajemen Angkutan Penetapan pelaksanaankegiatan-kegiatan dalam hal-hal rekayasa lalu lintas serta Manajemen lalulintas pada di daerah;
16.Penetapan pengguna jalan Kabupaten;a. Bagi macam-macam kendaraan tidak bermotor yang berhubungan
dengan muatan sumbunya;b. Bagi kendaraan bermotor yang muatan sumbunya melebihi batas
maksimal yang ditentukan untuk jalan itu17.Penetapan muatan sumbu kurang dari yang ditetapkan untuk jalan
Kabupaten oleh karena pemeliharaan atau keadaan bagi jalan Kabupatenyang rusak untuk waktu paling lama 6 (enam) bulan;
18.Penyusunan dan penetapan rencana umum jaringan transportasi jalanserta penetapan kelas jalan sekunder kota;
19. Identifikasi penentuan lokasi, rekomendasi, penetapan lokasi,pengesahan rancang bangunan, pengawasan teknis pembangunan,pemeliharaan dan persetujuan operasi terminal penumpang tipe C,terminal barang serta pengoperasian dan pemeliharaan terminalpenumpang tipe A, B dan C serta terminal barang;
20.Pelaksanaan pengujian pertama dan pengujian berkala kendaraanbermotor serta pengesahan hasil uji berkala, akreditas dan sertifikasipengujian kendaraan bermotor yang dilakukan oleh Dinas Perhubungan;
21.Pelaksanaan Pemeriksaan Kendaraan bermotor;22.Pelaksanaan pendaftaran bermotor;23.Pemberian izin usaha bengkel umum kendaraan umum;24.Penyusunan, penetapan, pemberian izin trayek dan izin trayek dan izin
insidentil jaringan trayek angkutan kota dan pedesaan, angkutanperkotaan antar Kabupaten/Kota dan angkutan perbatasan dalamPropinsi;
25.Pemberian rekomendasi izin trayek angkutan perkotaan dalam kabupatendan angkutan pedesaan;
26.Pemberian izin usaha dan izin operasi angkutan taksi, angkutan sewa danangkutan pariwisata yang berdomisili di wilayah Kabupaten Rokan Hilir;
27.Pemberian izin usaha dan izin operasi angkutan umum, angkutan barangkhusus, angkutan barang berbahaya alat berat dan peti kemas yangmelayani di wilayah Kabupaten Rokan Hilir;
28. Identifikasi penentuan lokasi, persetujuan lokasi dan pengadaan/pemasangan serta pemeliharaan rambu, marka, alat pemberi syarat lalulintas dan alat pendukung serta pengendali dan pengaman jalan padajalan kota;
29.Penyelenggaraan Manajemen dan rekayasa lalu lintas sertapenyelenggaraan penggunaan jalan selain untuk kepentingan lalu lintas dijalan kota;
30.Penyelenggaran analisis dampak lalu lintas di jalan kota;31.Penyelenggaraan pengumpulan, pengolahan dan analisis data,
pencegahan, penanganan dan penanggulangan kecelakaan lalu linta dijalan kota;
32.Pemberian bimbingan penyelenggaraan penyuluhan keselamatan danpengawasan lalu lintas di jalan kota;
33.Penyelenggaraan bimbingan kemampuan dan keterampilan pengemudi,pemberian izin usaha sekolah mengemudi dan penyelenggaraanpemberian surat izin mengemudi.
Pasal 3
(1) Pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan serta ketertiban terminalpenumpang dan atau terminal barang ditetapkan oleh Kepala Daerahberdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
(2) Setiap mobil barang yang mangkal dan menunggu muatan di wilayah kotawajib memasuki terminal mobil barang yang telah ditentukan;
(3) Setiap kendaraan umum, penumpang dan atau orang yang masukiterminal guna kelangsungan pengelolaan, pemeliharaan dan ketertibanterminal diwajibkan membayar retribusi terminal;
(4) Retribusi terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini meliputi: Peron, TPR, sewa kios / loket dan kebersihan di lingkungan terminal;
(5) Pelaksanaan pemungutan retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (4)pasal ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan;
(6) Dilarang bagi kendaraan umum dan atau barang untuk berhenti danmenaikan atau menurunkan penumpang dan atau barang di luar terminal,pangkalan dan tempat pemberhentian sebagaimana ditetapkan sesuaiperuntukannya;
(7) Dilarang melakukan segala bentuk kegiatan usaha di dalam terminalkecuali atas izin Bupati Rokan Hilir atau pejabat yang ditunjuk;
(8) Guna ketertiban, kenyamanan dan pelayanan bagi awak kendaraan danpenumpang, teriminal penumpang dan atau terminal barang wajibdilengkapi dengan fasilitas pendukung teriminal;
(9) Fasilitas pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniditetapkan oleh Bupati Rokan Hilir atau pejabat yag ditunjuk;
(10)Bupati dapat menunjuk badan usaha swasta dan atau perorangansebagai pihak ketiga untuk turut bekerjasama dalam pembangunan,pengelolaan dan pemeliharaan terminal dan atau terminal barang denganterlebih dahulu mendapat persetujuan DPRD;
(11)Penyelenggaraan kerjasama dalam pembangunan, pengelolaan danpemerliharaan terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inidapat berupa bangun kelola alih milik ataupun sharing pendapatan yangditetapkan berdasarkan hasil perhitungan studi kelayakan;
(12)Perhitungan studi kelayakan kerjasama dengan oihak ketigasebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini dengan melibatkan unsurepeneliti dan pihak akademi;
(13)Kerjasama dengan pihak ketiga dalam pembangunan, pengelolaan danpemeliharaan terminal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inidilaksanakan dengan tidak mengenyampingkan fungsi dan kewenangandinas;
(14)Ketentuan lebih lanjut mengenai kerjasama dengan pihak ketiga dalamhal pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan terminal diaturberdasarkan Surat Keputusan Bupati Rokan Hilir.
BAB IIITEKNIK LALU LINTAS
Bagian PertamaPasal 4
Rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan dan Papan tambahan :
(1) Papan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukanoleh kepala penetapan penempatan rambu-rambu lalu lintas, tanda-tandajalan dan papan tambahan pada jalan-jalan kabupaten oleh Bupati KepalaDaerah, kecuali jalan-jalan Propinsi harus dengan persetujuan GubernurKepala Daerah dan Jalan Nasional dengan Persetujuan Menteri;
(2) Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan dan papan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal ini dilakukan oleh Kepala Daerah;
(3) Tata cara pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu-rambu lalulintas, tanda-tanda jalan dan papan tambahan sebagaimana dimaksud padaayat (2) pasal ini ditetapkan oleh Kepala Daerah/ pejabat lain yang ditunjuk;
Pasal 5
Bentuk, lambang warna dari arti rambu-rambu lalu lintas, tanda-tanda jalan danpapan tambahan ditetapkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pasal 6
Setiap pengguna jalan wajib mematuhi rambu-rambu lalu lintas, tanda-tandajalan dan papan tambahan sebagaimana ditetapkan dalam Pasal 4 PeraturanDaerah ini.
Pasal 7
Kecuali atas izin Kepala Daerah, setiap orang dilarang membuat, memasang,memindahkan, merusak/membuat tidak berfungsi rambu-rambu lalu lintas,tanda-tanda jalan dan papan tambahan.
Bagian KeduaKecepatan Maksimum dan Tanda Suara Kendaraan
Pasal 8
(1) Ketentuan tentang penetapan kecepan maksimum bagi jenis kendaraantertentu pada jalan tertentu di daerah ditentukan oleh Kepala Daerah.
(2) Ketentuan tentang penetapan kecepatan jalan tertentu di daerah yangmelarang pengemudi-pengemudi kendaraan memberikan tanda-tandasuara di tempat-tempat dan waktu tertentu ditetapkan oleh KepalaDaerah;
Bagian KetigaTempat Pejalan kaki
Pasal 9
(1) Setiap pejalan kaki yang akan menyeberang jalan yang telah dilengkapidengan sarana jembatan penyeberangan atau rambu-rambupenyeberangan (zebra cross) diwajibkan menggunakan sarana tersebut;
(2) Setiap pejalan kaki harus berjalan di atas trotoar apabila jalan yangdimaksud telah dilengkapi trotoar;
(3) Penetapan dan pengelolaan tempat penyeberangan orang ditetapkan olehKepala Daerah.
Bagian KeempatPengguna Jalan
Pasal 10
(1) Setiap angkutan umum mobil, bus dan sejenisnya harus berjalan padajalur yang telah ditetapkan;
(2) Setiap orang/ badan dilarang mengangkut bahan beracun, berdebu,busuk, bahan yang mudah terbakar, bahan peledak dan bahan-bahan lainyang dapat membahayakan keselamatan umum dengan menggunakanalat angkut yang terbuka;
(3) Alat atau tmpat untuk mengangkut bahan sebagaimana dimaksud padaayat (1) pasal ini harus ditutup dan tidak mencemari lingkungan denganketentuan tempat tersebut harus dibersihkan atau dimusnahkan setelahselesai pemakaiannya;
(4) Setiap kendaraan yang melalui jalan-jalan di daerah dilarang mengotorijalan.
Pasal 11
(1) Setiap kendaraan bermotor dilarang melalui jalan-jalan yang tidak sesuaidengan jalan yang ditentukan atau kemapuan dan daya dukung jalankecuali mendapat izin dispensasi penggunaan jalan;
(2) Terhadap jalan-jalan yang dinyatakan dalam keadaan rusak berat dapatdiberikan izin dispensasi khusus;
(3) Jalan-jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini ditetapkanoleh Kepala Daerah setelah mendapat pertimbangan dari Instansi Teknisyang membidangi.
Pasal 12
(1) Izin Dispensasi penggunaan jalan sebagaimana dimaksud pasal 11diberikan atas permohonan yang bersangkutan dan hanya berlaku bagijalan satu tingkat di bawah muatan sumbu terberat (MST) dari jalan yangditetapkan bagi kendaraan yang bersangkutan;
(2) Bagi kendaraan bermotor berat atau kendaraan bermotor yangmengangkut alat/bahan berat yan melebihi ukuran/volume dandiperkirakan akan mengakibatkan jalan yang akan dilaluinya harusmendapat izin dispensasi penggunaan jalan dari Kepala Daerah setelahmendapat pertimbangan dari Instansi teknis yang membidangi;
(3) Apabila dalam menggunakan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dan (2) pasal ini terjadi kerusakan pada sarana dan prasarana jalan yangbersangkutan wajib mengganti kerugian yang besarnya sesuai denganbiaya yang diperlukan untu memulihkan sarana dan prasarana dimaksudseperti keadaan semula;
(4) Besarnya biaya pengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada (3)pasal ini ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bagian KelimaTempat Pemberhentian
Pasal 13
(1) Kepala Daerah menetapkan lokasi tempat pemberhentian (halte) bagiangkutan kendaraan umum di daerah;
(2) Setiap angkutan kendaraan umum harus menaikkan dan ataumenurunkan penumpang di tempat pemberhentian (halte) sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini;
(3) Setiap pemakai jasa angkutan dengan kendaraan umum wajib menunggukendaraan di tempat pemberhentian (halte) yang telah ditetapkan;
(4) Pengelolaan, pemeliharaan dan ketertiban tempat pemberhentian (halte)dilakukan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
Bagian KeenamRekayasa dan Manajemen Lalu Lintas
Pasal 13
(1) Untuk menjamin keamanan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas, kepaladaerah menetapan :a. Ruas-ruas jalan yang dikenakan pembatas lalu lintas;b. Kegiatan-kegiatan rekayasa dan managemen lalu lintas di daerah
(2) Kegiatan rekayasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf bbertujuan untuk :a. Perencanaan, pengawasan, pengendalian fasilitas pengendalian lalu
lintas dan kelengkapan jalan;b. Perencanaan, pelaksanaan pemeliharaan fasilitas lalu lintas dan
kelengkapan jalan;c. Perencanaan, pengadaan, pemasangan fasilitas lalu lintas dan
kelengkapan jalan(3) Kegiatan managemen lalu lintas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b pasal ini bertujuan untuk :a. Memperlancar arus lalu lintas dan angkutan;b. Mengingati tingkat dan jumlah kecelakaan dan daerah rawan
kecelakaan lalu lintas;c. Mencegah dan mengurangi tingkat dan jumlah kerusakan jalan;d. Perbaikan lingkungan.
Bagian KetujuhDampak lalu lintas
Pasal 15
(1) Guna kepentingan umum serta pengendalian stabilitas penyelenggaraanlalu lintas maka setiap kegiatan pembangunan daerah kawasan kotayang diperkirakan dapat membangkitkan pertumbuhan dan tarikan lalulintas serta kemacetan harus mendapat izin Bupati atau Pejabat yangditunjuk;
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diberikan setelahmendapat pertimbangan teknis dari Kepala Dinas berdasarkan dampakanalisis lalu lintas;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenani permohonan izin, persyaratan danpenyelenggaraan analisis dampak lalu lintas dalam pembangunankawasan kegiatan usaha ditetapkan oleh Bupati Rokan Hilir.
Bagian KedelapanKeselamatan Lalu lintas dan asuransi kecelakaan lalu lintas
Pasal 16
(1) Bupati Rokan Hilir menyelenggarakan pengumpulan, pengelolaan dananalisis data kecelakaan lalu lintas serta menyelenggarakan pencegahan,pengamanan dan penanggulangan kecelakaan lalu lintas dan jalan kota dijalan kota dan atau memberikan bimbingan penyuluhan keselamatan lalulintas serta bimbingan keterampilan pengemudi;
(2) Untuk menyelenggarakan kegiatan keselamatan lalu lintas sebagaimanadimaksud ayat (1) pasal ini dilaksanakan oleh Dinas PErhubungan danKepolisian Republik Indonesia;
(3) Setiap Badan Usaha yang menyelenggarakan pengangkutan dan atauSekolah MEngemudi harus menyelenggarakan bimbingan keselamatanlalu lintas;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan keselamatan,kecelakaan lalu lintas berdasarkan Surat Keputusan Bupati Rokan Hilir.
BAB IVPERIZINAN
Bagian PertamaPengusaha Angkutan Orang dan atau Barang
Pasal 18
(1) Setiap pengusaha angkutan orang dan atau barang yang beroperasi danmempunyai pool kendaraan dalam wilayah Kabupaten Rokan Hilir harusmendapat izin usaha angkutan dari Kepala Daerah atau pejabat yangditunjuk;
(2) Untuk mendapat izin usaha angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)pasal ini yang bersangkutan harus mengajukan secara tertulis kepadaKepala Daerah;
(3) Izin usaha angkutan orang dan atau barang sebagaimana dimaksud padaayat (1) pasal ini berlaku selagi perusahaan tersebut masih beroperasidengan ketentuan melaporkan setiap tahun kegiatan operasinya kepadapejabat yang ditunjuk guna pembayaran retribusi;
(4) Tata cara dan persyaratan permohonan izin usaha angkutan sebagaimanadimaksud pada ayat (1) pasal ini ditetapkan Kepala Daerah.
Pasal 19
Setiap orang / barang dilarang mengusahakan kendaraan bermotor sebagaialat angkutan umum yang tidak termasuk dalam pola angkutan sesuaiPeraturan Perundang-undangan yang berlaku.
Bagian KeduaPeremajaan, pengalihan, pemilikan dan penambahan kendaraan
Pasal 20
(1) Setiap kendaraan angkutan orang dan atau barang yang tidak baik jalanharus diremajakan;
(2) Setiap peremajaaan, penambahan dan pengalihan pemilikan (baliknama) angkutan orang dan atau barang harus mendapat persetujuantertulis oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;
(3) Untuk mendapat persetujuan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)pasal ini harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada KepalaDaerah;
(4) Prasyarat dan tata cara permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat(2) pasal ini ditetapkan oleh Kepala Daerah;
(5) Penghapusan/pelelangan kendaraan bermotor inventaris Daerah yangtidak layak pakai berdasarkan hasil teknis pemeriksaan yang jangkawaktu pemakaian paling sedikit 5 (lima) tahun dan atau sekurang-kurangnya tidak layak pakai berdasarkan Surat Keputusan Bupati atauPejabat yang ditunjuk dengan persetujuan DPRD.
Bagian KetigaPengoperasian Angkutan Kendaraan Penumpang/Bus Umum
Pasal 21
(1) Setiap angkutan kendaraan umum/bus umum yang sebagian atau seluruhkegiatan operasinya beradaa dalam Wilayah Kabupaten Rokan Hilirharus mendapat izin operasi (izin trayek) dari Kepala Daerah atauPejabat yang ditunjuk;
(2) Setiap angkutan kendaraan umum / bus umum antar kota dalam propinsiyang melintasi/melewati trayek sampai dengan wilayah Kabupaten Rokan
Hilir harus mendapat rekomendasi dari Kepala Daerah atau pejabat yangditunjuk;
(3) Izin dan rekomendasi sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) diberikepada pengusaha dengan mematuhi ketentuan yang ditetapkan;
(4) Prasyarat dan tata cara permohonan izin operasi (izin trayek) ditetapkanoleh Kepala Daerah;
Bagian KeempatIzin Dispensasi Angkutan Karyawan
Pasal 22
(1) Setiap kendaraan bermotor bus tidak umum dan mobil barang yangberoperasi atau mempunyai pool kendaraan di wilayah Kabupaten RokanHilir yang dipergunakan untuk angkutan karyawan wajib memiliki izindispensasi Angkutan karyawan dari Kepala Daerah;
(2) Untuk mendapat izin dispensasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)pasal ini yang bersangkutan harus mengajukan permohonan secaratertulis kepada Kepala Daerah;
Bagian KelimaSekolah Mengemudi
(1) Setiap Pengusaha sekolah mengemudi kendaraan bermotor harusmendapat izin dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;
(2) Izin berlaku untuk jangka waktu 5 (lima ) tahun dan dapat diperpanjangsetiap 5 (lima) tahun;
(3) Izin diberikan untuk satu lokasi tertentu dengan memenuhi persayaratanteknis yang ditetapkan oleh Kepala Daerah;
(4) Tata cara dan prasyarat permohonan izin ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bagian KeenamPengusaha Bengkel Umum Kendaraan bermotor
Pasal 24
(1) Setiap pengusaha bengkel umum kendaraan bermotor harus mendapatizin tertulis dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;
(2) Izin sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini diberikan ataspermohonan pengusaha yang bersangkutan sesuai dengan ketentuandan syarat yang ditetapkan;
(3) Izin pengusaha bengkel umum kendaraan bermotor diberikan untukjangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 (lima) tahun;
(4) Tata cara dan prasyarat permohonan izin ditetapkan oleh Kepala Daerah.
Bagian KetujuhPengusaha Angkutan Umum dengan kendaraan bermotor
Pasal 25(1) Setiap kendaraan bermotor yang dipergunakan untuk melakukan kegiatan
usaha adalah objek izin usaha angkutan;(2) Setiap orang dan atau badan hokum yang mengusahakan angkutan
kendaraan bermotor diwajibkan terlebih dahulu memliki izin usahaangkutan dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;
(3) Surat izin usaha angkutan berlaku selama pengusaha angkutan aktifdibidang usahanya dan guna pengawasannya maka izin usaha dimaksuddilengkapi dengan kartu izin usaha;
(4) Kartu Izin Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini berlakuselama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahunnya;
(5) Tata cara dan prasyarat permohonan izin usaha diatur lebih lanjut denganSurat Keputusan Kepala Daerah.
Bagian KedelapanIzin Trayek Angkutan
Pasal 26
(1) Angkutan penumpang umum dalam trayek tetap dan teratur adalahangkutan penumpang umum menggunakan mobil penumpang dan ataumobil bus yang melakukan pengangkutan pada trayek yang telahditetapkan dalam wilayah kota;
(2) Setiap Badan Usaha dan atau perorangan yang mengusahakan angkutanpenumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini wajib memilikiizin trayek dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;
(3) Izin trayek berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang setiap 5(lima) tahun;
(4) Setiap kendaraan penumpang umum yang beroperasi di wilayah kotawajib memiliki kartu pengawasan dan kartu izin trayek;
(5) Kartu Pengawasan atau kartu izin trayek sebagaimana dimaksud padaayat (4) pasal ini berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjangsetiap tahunnya;
(6) Permohonan perpanjang izin trayek diajukan selambat-lambatnya 1 (satu)bulansebelum hasbis masa berlaku izin;
(7) Untuk setiap permohonan, perpanjangan dan perubahan izin trayekangkutan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (2)pasal ini dikenakan biaya retribusi izin trayek dan biaya leges.
Pasal 27
(1) Angkutan penumpang umum dalam trayek tetap dan tidak teratur adalahangkutan penumpang umum yang menggunakan mobil penumpang danatau mobil bus, melakukan pengangkutan penumpang pada trayek yangtelah ditetapkan tanpa jadwal perjalanan dalam wilayah kota;
(2) Angkutan penumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal inimeliputi angkutan karyawan perusahaan, angkutan sekolah dan ataumahasiswa;
(3) Setiap badan usaha maupun perorangan yang mengusahakan angkutanpenumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini wajib memilikiizin trayek dari Bupati Rokan Hilir atau pejabat yang ditunjuk;
(4) Setiap kendaraan penumpang umum yang beroperasi dalam wilayah kotawajib memiliki kartu pengawasan atau kartu izin trayek yang berlakuselama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang setiap tahunnya;
(5) Permohonan perpanjangan izin trayek diajukan selambat-lambatnya 1(satu) bulan sebelum habis masa berlaku izin;
(6) Untuk setiap permohonan, perpanjangan dan perubahan izin trayekangkutan kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (3)pasal ini dikenakan biata retribusi izin trayek dan biaya leges.
Bagian KesembilanIzin Operasi Angkutan
Pasal 28
(1) Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk member izin operasi angkutanbagi perusahaan yang berada dalam wilayah kota;
(2) Perizinan operasi angkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasalini meliputi seluruh jenis kendaraan bermotor yang beroperasi dalamwilayah kota;
(3) Izin operasi berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang;(4) Setiap kendaraan bermotor yang beroperasi dalam kota wajib memiliki
kartu pengawasan atau kartu izin operasi angkutan;(5) Kartu pengawasan atau kartu izin operasi angkutan sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) pasal ini berlaku selama 1 (satu) tahun dapatdiperpanjang setiap tahunnya;
(6) Permohonan perpanjangan izin operasi angkutan diajukan selambabt-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum habis masa berlaku izin;
(7) Untuk setiap perpmohonan dan perpanjangan izin operasi angkutankendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal inidikenakan biaya retribusi izin operasi dan biaya leges.
Pasal 29
(1) Angkutan tidak dalam trayek adalah angkutan penumpang umum danatau mobil bus yang melakukan pengangkutan penumpang tidak dibatasioleh trayek dengan cirri pelayanan dari pintu ke pintu dan beroperasidalam wilayah kota;
(2) Angkutan penumpang umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasalini meliputi angkutan taksi, bajaj, angkutan wisata dan atau angkutansewa;
(3) Penumpang tariff angkutan penumpang umum dengan menggunakantaksi ditetapkan dengan Surat Keputusan Kepala Daerah;
(4) Tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini harus jelas terteradalam angrometer (meter taksi)
(5) Angrometer yang digunakan adalah angrometer yang telah diteliti,disyahkan/disegel oleh instansi yang berwenang dengan diketahui olehDinas Perhubungan Kabupaten Rokan Hilir;
(6) Setiap bidang usaha dan atau perorangan yang mengusahakan angkutanpenumpang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini wajib memilikiizin operasi angkutan dari Bupati atau Pejabat yang ditunjuk.
Pasal 30
(1) Perubahan izin trayek dan izin operasi meliputi perpanjangan, perubahandan atau penambahan armada serta pengalihan trayek diajukanberdasarkan permohonannnya;
(2) Pengajuan permohonan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal inidiajukan secara tertulis kepada Kepala Dinas;
(3) PErubahan, perpanjangan dan pengalihan izin dilakukan untukkepentingan efisiensi pelayanan angkutan di wilayah kota;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengoperasian angkutan umumsebagaimana dimaksud pasal 21 ayat (2) peraturan daerah ini dijabarkanlebih lanjut berdasarkan Surat Keputusan Bupati.
Bagian KesepuluhAngkutan dan barang dengan kendaraan tidak bermotor
Pasal 31
(1) Setiap kendaraan tidak bermotor yang dioperasikan dijalan wajibdidaftarkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Rokan Hilir melaluiKepala Dinas;
(2) Sebagian bukti bahwa kendaraan tidak bermotor sudah didaftarkan akandiberi Tanda Nomor kendaraa tidak Bermotor (TNKTB);
(3) Tanada Nomor kendaraan tidak bermotor berlaku selama 5 (lima) tahundan dapat diperpanjang;
(4) Pengesahan Tanda Nomor KEndaraan Tidak BErmotor dilakukan setiap 1(satu) tahun sekali;
(5) Untuk setiap pendaftaran, perpanjangan dan pengesahan Tanda NomorKendaraan Tidak Bermotor dikenakan biaya retribusi TNKB dan biayaleges.
Bagian KesebelasPengusahaan Dealer, Sub Dealer dan Importir kendaraan BErmotor
Pasal 32
(1) Setiap pengusahaan dealer, sub dealer dan atau importer kendaraanbermotor harus mendapat izin dari Kepala Daerah dan atau pejabat yangditunjuk;
(2) Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberikan atas permohonanpengusaha yang bersangkutan sesuai dengan ketentuan dan persyaratanyang ditetapkan;
(3) Izin pengusahaan dealer, sub dealer dan atau importer diberikan untukjangka waktu 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan membayarretribusi serta biaya leges;
(4) Izin diberikan untuk lokasi tertentu dengan memenuhi persyaratan teknisyang ditetapkan oleh Kepala Daerah;
(5) Pemegang izin wajib memberikan laporan tertulis secara berkala kepadaKepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;
(6) Tata cara permohonan dan pemberian izin serta laporan kegiatan daripengusaha dealer, sub dealer dan atau importer sebagaimana dimaksuddalam pasal ini ditetapkam oleh Kepala Daerah atau Pejabat yangditunjuk.
Bagian KeduabelasPenderekan Kendaraan BErmotor
(1) Dinas atau petugas yang ditunjuk dapat menderek kendaraan bermotoryang mogok dan atau menggunakan tempat parkir yang tidak sesuaisehingga, mengganggu ketertiban dan kelancaran lalu lintas sertapemakai jalan lainnya ke tempat penyimpanan yang ditetapkan;
(2) Kepada pemilik dan atau penanggung jawab kendaraan bermotorsebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini dikenakan biaya menarik ataupenderekan kendaraan serta biaya penggunaan tempat penyimpanankendaraan bermoto;
(3) Setelah pemberitahuan secara tertulis kepada pemilik kendaraanbermotor yang bersangkutan dan tidak diambil dalam jangka waktuselambat-lambatnya 3 (tiga bulan, maka kendaraan tersebut akandiselesaikan menurut prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
(4) Tata cara pelaksanakaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasalini ditetapkan lebih lanjut berdasarkan Keputusan KEpala Daerah.
Pasal 34
(1) Setiap pengusaha mobil Derek di dalam wilayah kota harus memiliki izintertulis dari Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk;
(2) Izin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berlaku selama 1(satu) tahun dan dapat diperpanjang dengan membayar retribusi danbiaya leges;
(3) Tata cara permohonan dan persyaratan izin ditetapkan oleh KepalaDaerah atau pejabat yang ditunjuk.
Bagian Ketiga BelasBongkar Muat Barang di jalan
Pasal 35
(1) Setiap orang dan atau badan hokum yang melaksanakan bongkar muat dijalan awajib memiliki izin;
(2) Izin sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini diberikan oleh KepalaDaerah atau pejabat yang ditunjuk
(3) Izin bongkar muat sebagaimana dimaksud ayat 2 diberikan selam 3 (tiga)bulan dan dapat diperpanjang berdasarkan permohonan denganmembayar retribusi dan biaya leges;
(4) Ketentuan mengenai tata cara permohonan, persyaratan dan jalan-jalanyang tidak diperkenankan untuk kegiatan bongkar muat barang padabadan jalan akan diatur lebih lanjut berdasarkan Surat Keputusan KepalaDaerah.
Bagian Kempat belasSusunan Alat Tambahan KEdaraan Bermotor
Pasal 36
(1) Guna kelancaran pengangkutan orang secara tertib dan teratur tidakdiperkenankan untuk merubah desain kendaraan bermotor dari ketentuanteknis yang syaratkan dengan cara menambah ataupun memodifikasisusunan alat tambahan yang ada sesuai dengan spesifikasi teknis yangditetapkan berdasarkan ketentuan yang berlaku;
(2) Perubahan dan atau penambahan susunan alat tambahan padakendaraan bermotor sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini harusberdasarkan izin Bupati Rokan Hilir atau KEpala Dinas;
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan alat tambahan, persyaratan dantata cara pengujian izin diatur oleh Bupati Rokan Hilir atau KEpala Dinas.
BAB VBagian Pertama
Terminal PEnampungan dan Terminal Mobil BarangPasal 37
Bupati menetapkan lokasi terminal penumpang dan terminal mobil barang dalamwilayah KAbupaten Rokan Hilir.
Pasal 38
(1) Setiap kendaraan angkutan umum yang beroperasi dalam wilayahKabupaten Rokan Hilir wajib memasuki terminal penumpang sesuai dengantrayek yang telah ditetapkan;
(2) Pengelolaan, pemeliharaan dan ketertiban ditetapkan oleh Kepala Daerah;(3) Setiap penumpang yang akan berangkat dan tiba dengan mobil bus antar
kota wajib naik dan turun di terminal penumpang antar kota yang telahditetapkan;
Pasal 39
(1) Setiap mobil barang memangkal dan menunggu muatan di wilayahKabupaten Rokan Hilir wajib masuk terminal barang yang telah ditetapkan;
(2) Pengelolaan, pemeliharaan dan ketertiban terminal mobil barang ditetapkanoleh Kepala Daerah.
Pasal 40
(1) Setiap orang atau Barang tanpa izin Bupati Kepala Daerah dilarangmenempatkan benda dengan maksud untuk melakukan usaha di dalamterminal penumpang;
(2) Setiap orang atau barang dilarang :a. Menjajakan barang dagangan (asongan atau melakukan usaha tertentu
dengan mengharapkan imbakan) di dalam terminal penumpang;b. MElakukan pekerjaan atau bertindak sebagai perantara kearcis angkutan
umum (calo).
Bagian KeduaFasilitas Terminal
Pasal 41
(1) Setiap terminal penumpang antar kota harus menyediakan loket-loket karcismobil bus antar kota dan fasilitas penunjang lainnya yang diperlukan;
(2) Setiap pengusaha angkutan kendaran bermotor umum antar kota :a. Harus menempati loket-loket karcis yang ada dalam terminal antar kotab. Dilarang menaikkan dan menurunkan penumpang di luar terminal antar
kota yang telah ditetapkan.
Pasal 42
(1) Setiap angkutan kendaran umum yang berangkat dan datang harusmelalui terminal yang disediakan oleh Kepala Daerah;
(2) Setiap Angkutan kendaraan umum harus menunggu dipool yang telahditetapkan
Bagian KetigaPangkalan Taksi
Pasal 43
(1) Kepala Daerah menetapkan lokasi tempat Pemberhentian taksi(pangkalan taksi) dalam wilayah Kabupaten ROkan Hilir ;
(2) Setiap taksi yang ingin berhenti menunggu penumpang (mangkal) harusmenggunakan pangkalan taksi yang telah ditetapkan;
(3) Dilarang berhenti (memangkal) di tempat-tempat yang bukan tempatpemberhentian taksi
BAB VIPERPARKIRAN
Pasal 44
Peraturan mengenai kebijaksanaan perparkiran dalam wilayah Kabupaten RokanHilir ditetapkan dengan Peraturan Daerah tersendiri
Pasal 45
(1) Setiap kendaraan angkutan umum yang beroperasi wajib menunggu di poolkendaraan perusahaan bersangkutan atau dipool kendaraan yang telahdisediakan untuk itu;
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai petunjuk lokasi dan pool kendaraanangkutan umum di kota ditetapkan berdasarkan Keputusan Bupati RokanHilir.
BAB VIIPENGUJIAN BERKALA KENDARAAN BERMOTOR
Pasal 46
(1) Setiap kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dankendaraan khusus yang dioperasikan di jalan dalam kota harus memenuhisyarat-syarat teknis untuk layak jalan sesuai dengan PeraturanPerundang-undangan yang berlaku;
(2) Untuk menetapkan kendaraan bermotor yang telah memenuhi persyaratteknis untuk layak jalan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal inidilakukan pemeriksaan berupa pengujian kendaraan yang dilakukansecara berkala;
(3) Pengujian berkala kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat(2) meliputi uji berkala dan uji berkala ulangan.
Pasal 47
(1) Jenis kendaraan bermotor yang wajib diuji adalah kenadaraan bermotoryang masuk kategori :a. Kendaraan umum/mobil penumpang umum;b. Mobil Bus;c. Mobil Barang;d. Kereta tempelan;e. Kereta Gandengan;f. Kendaraan khusus
(2) Masa berlaku uji berkala ditetapkan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 48
(1) Pengujian berkala kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada pasal10 ayat (3) dilakukan atas permohonan yang bersangkutan denganmenunjukkan surat-surat sebagai keterangan kelengkapan kendaraan yangakan diuji sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlakumeliputi uji berkala dan jui berkala ulangan;
(2) Terhadap kendaraan bermotor yang diuji dan telah memenuhi persyaratanteknis layak jalan diberikan buku uji berkala kendaraan bermotor (BUBKB)dan tanda uji kendaraan bermotor;
(3) Buku dan tanda uji berkala sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal iniharus memilki unsure-unsur pengaman;
(4) Ketentuan mengenai bentuk, ukuran warna, bahan spesifikasi teknis,susunan huruf dan angka serta unsur pengaman buku uji dan tanda sampingsebagaimana dimaksud pada ayat (3) pasal ini ditetapkan oleh direkturJenderal Perhubungan Darat;
(5) Setiap pemilik kendaraan yang mengajukan pengurusan uji berkala pertamakali diwajibkan terlebih dahulu menyerahkan Surat penetapan jenis kendaran(SPJK) dan atau Surat Penentuan Sifat Kendaraan (SPSK);
(6) Setiap pemilik kendaraan wajib uji berkala ulangan yang akan merubahjenis, sifat dan bentuk kendaraannya terlebih dahulu harus mendapat suratRekomendasi dari Dinas Perhubungan sebelum ditetapkan dalam SPJK danatau SPSK;
(7) Untuk uji berkala ulangan permohonan dari pemilik kendaraan harus sudahdiajukan 1 (satu) bulan masa uji berakhir;
(8) Kendaraan wajib uji yang beroperasi di luar kota dan atau kendaraan wajibuji di luar kota yang beroperasi dalam kota dimana masa ujinya telah
berakhir dapat melakukan uji berkala di tempat pengujian terdekat denganketentuan;
(9) Mengajukan permohonan numpang uji oleh pemilik/pengusaha/penguruskendaraan tersebut;
(10)Membayar biaya uji kendaraan pada unit pengujian sesuai denganketentuan;(11)Unit pengujian yang melakukan uji berkala terhadap kendaraan dimaksud
pada ayat (8) pasal ini diwajibkan melaporkan hasil uji berkala kepada unitpengujian asal domisili kendaraan tersebut.
Pasal 49
Persyaratan dan tata cara permohonan pengujian berkala kendaraan bermotorsebagaimana dimaksud pada pasal 48 ditetapkan oleh Bupati Rokan Hilir danatau pejabat yang ditunjuk.
Pasal 50
(1) Pengujian berkala kendaraan bermotor ditetapkan oleh Dinas sesuaidengan pedoman teknis yang ditetapkan oleh Menteri Perhubungan;
(2) Lokasi pengujian berkala kendaraan bermotor ditetapkan olehBupatiRokan Hilir;
(3) Penyelenggaraan unit kendaraan bermotor yang didukung denganperalatan uji mekanis dapat dilakukan kerjasama dengan melibatkanpihak ketiga atas persetujuan DPRD;
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenan pengadaan sarana dan prasaranapengujian kendaraan bermotor serta tata cara kerjasama dengan pihakketiga ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Bupati.
Pasal 51
(1) Setiap kendaraan bermotor yang dikenakan wajib uji dipungut biaya uji;(2) Komponen biaya pengujian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasala
ini adalah :a. Formulir Pemeriksaan;b. Biaya uji;c. Pembuatan Plat samping;d. Pembuatan Administrasi;e. Plat uji;f. Buku Uji.
(3) Terhadapsetiap keterlambatan pendaftaran uji dikenakan denda sebesar50 % (lima puluh persertaus) dari besarnya biaya uji;
(4) Bagi peimilik kendaraan bermotor wajib uji yang terlambat mengajukankendaraannya untuk uji dikenakan denda keterlambatan sebagai berikut :a. Terlambat sampai dengan 1 (satu) bulan dikenakan denda 100 %
(seratus persen) dari biaya uji;b. Terlambat lebih dari 1 (satu) bulan sampai dengan 2 (dua) bula
dikenakan denda 200 % (dua ratus persen) dari biaya uji;c. Terlambat lebih dari 2 (dua) bulan sampai dengan 3 (tiga) bulan
dikenakan denda 300 % (tiga ratus persen) dari biaya uji;d. Terlambat lebih dari 3 (tiga) bulan sampai dengan 4 (empat) bulan
dikenakan denda 400 % (empat ratus persen) dari biaya uji;e. Terlambat lebih dari 4 (empat) bulan sampai dengan 5 (lima) bulan
dikenakan denda 500 % (lima ratus persen) dari biaya uji;f. Terlambat lebih dari 5 (lima) bulan sampai dengan 6 (enam) bulan
dikenakan denda 600 % (enam ratus persen) dari biaya uji;
(5) Besarnya addenda keterlambatan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)pasal ini untuk setiap tahunnya dikenakan denda sebesar 600 % (enamratus persen) dari biaya uji;
(6) Setiap kendaraan yang dinyatakan tidak lulus uji dan yang telahditentukan tanggal uji berikutnya oleh pejabat pemeriksa, jika tidak hadirtanpa unsur yang jelas melebihi waktu 1 (satu) bulan dari tanggal yangtelah ditentukan dapat dikenakan denda sebagaimana diatur dalam ayat(4) dan ayat (5) pasal ini;
(7) Setiap kendaraan wajib uji yang mengajukan permohonana mutasiwilayah pengujian keluar daerah terlebih dahulu memenuhi persyaratanadministrasi pengujian kendaraan bermotor.
BAB VIIIFASILITAS LALU LINTAS
Rambu dan Tanda Lalu Lintas dan Papan Tambahan
Pasal 52
(1) Penetapan penempatan rambu, tanda lalu lintas dan papan tambahanpada jalan-jalan dalam wilayah kota ditetapkan oleh kepala daerah;
(2) Pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu, tanda lalu lintas danpapan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal ini dilakukanoleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk kecuali padapembangunan dan peningkatan jalan;
(3) Tata cara pengadaan, pemasangan dan pemeliharaan rambu, tanda lalulintas dan papan tambahan ditetapkan oleh Kepala Daerah setelahmendapat petunjuk teknis dari instansi yang membidanginya.
Pasal 53
(1) Setiap pengguna jalan wajib mematuhi rambu, tanda lalu lintas danpapan tambahan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Daerah ini;
(2) Setiap orang dan atau badan dapat membuat dan memasang rambu,tanda lalu lintas jalan dan papan tambahan sesuai dengan fungsi setelahmendapat izin tertulis dari Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk;
(3) Tidak diperkenankan merubah, memindahkan dan merusak ataumembuat tidak berfungsinya rambu, tanda lalu lintas dan papantambahan kecuali atas izin dari Kepala Daerah atau pejabat yangditunjuk;
(4) Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara mendapat izin pembuatan,pemasangan dan pengusulan mengenai rambu, tanda lalu lintas danpapan tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pasal iniditetapkan oleh Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk.
Bagian KeduaBantuan Penyelenggaraan Penempatan dan Pemeliharaan Rambu, Tanda
Lalu Lintas dan Papan Tambahan
(1) Guna menjaga agar rambu, tanda lalu lintas dan papan tambahan dapatsenantiasa terpelihara dengan baik sesuai fungsinya, maka KepalaDaerah dapat menunjuk suatu perkumpulan dan atau badan hokum untukbertanggung jawab dalam pengawasan dan pemeliharaan rambu, tandalalu lintas serta tambahan yang ada di wilayah kota;
(2) Kepala Daerah menetapkan ketentuan lebih lanjut mengenai kewajibanumum member bantuan dalam penyelenggaraan, penempatan danpemeliharaan rambu, tanda lalu lintas dan papan tambahan.
BAB IXTARIF DAN RETRIBUSI
Pasal 55
Kepala Daerah menetapkan besarnya tariff kendaraan umum dalam wilayahKabupaten Rokan Hilir sesuai dengan Ketentuan Peraturan PErundang-undangan yang berlaku.
Pasal 56
(1) Atas pemberian pelayanan dibidang lalu lintas dan angkutan jalandipungut retribusi;
(2) PElayanan sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, adalah :a. Pemberian izin dispensasi penggunaan jalan, izin dispensasi
angkutan;b. Pemberian izin usaha angkutan, izin operasi (izin trayek) Sekolah
Mengemudi dan bengkel umum kendaraan bermotor;c. Pemakaian terminal penumpang dan terminal barang;d. Karcis peron terminal;e. Pemakaian loket, karcis mobil bus antar kota;f. Penyediaan pangkal taksi;g. Pemberian sertifikat keterampilan mengemudi;h. Izin penggunaan pool;i. Pendaftaran dan perpanjangan tanda nomor kendaraan bermotor
becak barang;j. Kartu pengawasan angkutan orang dan kartu kendali mobil barang;k. Pemberian Izin Usaha Mobil Derek;l. Penderekan kendaraan;m. Izin pengusahaan dealer, sub dealer dan importer kendaraan;n. Izin bongkar muat di jalan;o. Biaya surat penentuan jenis kendaraan bermotor (SPJK/SPSK)p. Pengujian kendaraan bermotor.
Pasal 57
PElayanan sebagaimana dimaksud pada pasal 31 adalah obyek yang dikenakanretribusi.
Pasal 58
Wajib retribusi lalu lintas angkutan jalan adalah setiap orang atau badan yangmendapatkan dan atau memerlukan pelayanan sebagaimana dimaksud padapasal 33 ayat (2).
Pasal 59
Besarnya retribusi terhadap pelayanan yang diberikan adalah sebagai berikut :1. Pemberian izin Dispensasi penggunaan jalan;
a. Izin Dispensasi untuk jangka waktu 1 (satu) hari :1. Truk Up / Mini Bus Rp. 5.000,-/Kendaraaan2. Truck/ Bus Rp. 10.000,-/kendaraan3. Truck 3 sumbu Rp. 10.000/kendaraan4. Kereta Tempelan Rp. 10.000/kendaraan
b. Retribusi angkutan/pemakai jalan1. Mobil Pick Up Rp. 5.000/kendaraan2. Mobil barang SB 1,2 Rp.10.000/kendaraan3. Kereta gandengan Rp. 15.000/kendaraan4. kereta tempelan Rp. 15.000/kendaraan
c. Izin dispensasi untuk jangka waktu 1 (satu)/bulan1. Truk Up/ Mini Bus Rp. 150.000/kendaraan2. Truck / Bus Rp. 300.000/kendaraan3. Truck 3 sumbu Rp. 300.000/kendaraan4. Treler gandengan Rp. 450.000/kendaraan
2. Pemberian Izin Dispensasi Angkuta dengan mempergunakan mobilbarang / bus non umum untuk jangka waktu 1 (satu) hari :a. Truk Up/Mini Bus Rp. 5.000/kendaraanb. Truck/Bus Rp.10.000/kendaraanc. Truck Bis Non Umum Rp.10.000/kendaraan
3. Pembayaran retribusi izin usaha Angkutan Barang dilakukan pada waktupemberian kartu kendali operasi angkutan barang yang bersangkutan baikpertama kali maupun perpanjangan izin :Mobil Barang :1. Truck SB I, SB II Rp. 20.000/kendaraan2. Kereta Gadengan Rp.25.000/kendaraan3. Kereta Tempelan Rp.25.000/kendaraan4. Truck SB III Rp. 25.000/kendaraan5. Pick Up SB.I, SB II Rp.20.000/kendaraan
4. Pembayaran Retribusi Izin Trayek dilakukan pada waktu pemberian kartupengawasan (KP) Izin Trayek yang bersangkutan baik pertama kalimaupun perpanjangan izin :a. Retribusi Izin Trayek untuk jangka waktu 1 (satu) tahun :
1. Mobil penumpang umum (Oplet)Rp.15.000/kendaraan
2. Mobil Bis dengan jlh tmpt duduk s.d14Rp.17.000/kendaraan
3. Mobil bis dgn tmpt duduk jumlah diatasRp.20.000/kendaraan
4. Kendaraan beca mesin, bemo dan atau sejenisnyaRp.50.000/kendaraan
b. Retribusi Izin Indentil jangka waktu 14 (empat belas hari) :1. Mobil penumpang umum
Rp.12.000/kendaraan2. Mobil bis tempat duduk jumlah 14
Rp.13.000/kendaraan3. Mobil bis tempat duduk diatas 14
Rp.13.000/kendaraan4. Kendaraan beca mesin, bemo danlainnya
Rp.15.000/kendaraan5. Pembayaran Retribusi Bengkel Umum kendaran bermotor dilaksanakan
pertahuna. Bengkel Mobil :
1. Besar Rp. 250.000,002. Sedang Rp. 150.000,003. Kecil Rp. 75.000,00
b. Bengkel Sepeda Motor Rp. 50.000,006. Pemakaian Terminal Penumpang untuk sekali masuk :
a. Kendaraan jenis cepat Rp. 3.000/kendaraanb. Kendaraan bis lambat Rp. 3.000/kendaraanc. Kendaraan non bis antar kota Rp. 3.000/kendaraand. Kendaraan Non bis dalam kota Rp. 3.000/kendaraan
7. Pemakaian terminal mobil barang sekali masuka. Truck SB I, II, III Rp.5.000/kendaraanb. Tronton Rp.5.000/kendaraanc. Gandengan Rp.5.000/kendaraand. Kereta tempelan Rp.5.000/kendaraan
e. Light Truck Rp.3.000/kendaraanf. Pick Up Rp.3.000/kendaraan
8. Karcis peron terminal antar kota Rp. 100/kendaraan9. Izin pemakaian pool kendaraan
a. Mobil Bis Rp.3.000/kendaraan/harib. Mobil Oplet Rp.2.500/kendaraan/haric. Mobil Taksi Rp.2.500/kendaraan/hari
10.Pembayaran Retribusi Izin Usaha Sekolah Menengah selama 5 tahunRp.300.000/bulan
11.Pemakaian sewa loket karcis mobil antar kota Rp.125.000/bulan12.Pemakaian kantin terminal Rp.150.000/bulan13.Terhadap setiap keterlambatan memperpanjang izin dimaksud sebagai
angka 1,2,3,4,5,9,10 dikenakan tambahan retribusi berikut :a. Keterlambatan 1 hari sampai dengan 1 bulan dikenakan 50% dari
retribusi yang bersangkutanb. Keterlambatan 1 bulan sampai dengan 3 bulan dikenakan 100 % dari
retribusi yang bersangkutanc. Keterlambatan lebih dari 3 bulan dikenakan 200 % dari retribusi yang
bersangkutan14.Kartu pengawasan angkutan orang
a. Mobil Penumpang umum/oplet Rp. 25.000/tahunb. Bus Kota Rp. 40.000/tahunc. Taksi Rp. 30.000/tahund. Bajaj Rp. 10.000/tahune. Angkutan khusus Rp. 25.000/tahun
15.Kartu kendali mobil baranga. Truck SB I, SB II Rp. 20.000/kendaraanb. Kereta Gadengan Rp. 25.000/kendaraanc. Kereta Tempelan Rp. 25.000/kendaraand. Truck SB III Rp. 25.000/kendaraane. Pick Up Rp. 15.000/kendaraan
16. Izin penggunaan poola. Bus besar Rp. 1.500/kendaraan/harib. Bus Sedang Rp. 1.000/kendaraan/haric. Bus Kecil & Mobil penumpang Rp. 500/kendaraan/hari
17.Pendaftaran dan perpanjangan tanda nomor kendaraan tidak bermotorbecak barang Rp. 2.000/tahun
18.Pemberian izin usaha mobil Derek Rp. 300.000/tahun19.Penderekan kendaraan
a. Mobil bus & mobil barang truk Rp.30.000/kendaraanb. Mobil penumpang dan Pick Up Rp. 20.000/kendaraanc. Biaya peginapan Rp. 15.000/kendaraan/hari
20. Izin pengusahaan dealer, sub dealer dan importera. Dealer Rp. 1.500.000/tahunb. Sub dealer Rp. 500.000/tahunc. Importir Rp. 3.000.000/tahun
21. Izin bongkar muat di jalana. Truck GWW 3.000 ke bawah Rp. 5.000/kendaraanb. Truck GWW 3.001 s.d 5.000 Rp. 7.000/kendaraanc. Truck GWW 5.001 ke atas Rp.10.000/kendaraan
22.Biaya setiap uji kendaraan bermotora. Mobil penumpang umum beroda tiga
- Formulir pemeriksaan Rp. 2.000- Biaya uji Rp. 5.000,-- Pembuatan Plat samping Rp. 2.000,-
- Pengelolaan Administrasi Rp. 2.000,-- Plat uji Rp. 4.000,-- Buku Uji Rp. 5.000,-
b. Mobil penumpang umum :- Formulir pemeriksaan Rp. 4.000,-- Biaya uji Rp.12.000,-- Pembuatan plat samping Rp.4.000,-- Pengelolaan Administrasi Rp. 3.000,-- Plat Uji Rp. 4.000,-- Buku uji Rp. 5.000,-
c. Mobil penumpang umum beroda tiga- Formulir pemeriksaan Rp. 4.000,-- Biaya uji Rp.15.000,-- Pembuatan plat samping Rp. 5.000,-- Pengelolaan Administrasi Rp. 4.000,-- Plat Uji Rp. 4.000,-- Buku uji Rp. 5.000,-
d. Mobil penumpang umum beroda tiga- Formulir pemeriksaan Rp. 2.000,-- Biaya uji Rp.12.000,-- Pembuatan plat samping Rp. 5.000,-- Pengelolaan Administrasi Rp. 4.000,-- Plat Uji Rp. 3.000,-- Buku uji Rp. 5.000,-
e. Mobil penumpang umum beroda tiga- Formulir pemeriksaan Rp. 4.000,-- Biaya uji Rp.17.000,-- Pembuatan plat samping Rp. 5.000,-- Pengelolaan Administrasi Rp. 4.000,-- Plat Uji Rp. 4.000,-- Buku uji Rp. 5.000,--
f. Biaya surat penentuan sifat dan jenis kendaraan bermotor(SPJK/SPSK) sebesar Rp. 30.000 (tiga puluh ribu rupiah)
g. Pengujian ulang naik banding sebesar biaya pengujian kendaraanyang bersangkutan
h. Setiap kendaraan yang dimutasikan keluar dikenakan biayasebesar Rp. 25000 (dua puluh lima ribu rupiah)
i. Setiap kendaraan yang melaksanakan numpang uji keluar dikenakanbiaya sebesar Rp. 25.000(dua puluh lima ribu rupiah)
Pasal 60
Wajib retribusi lalu lintas dan angkutan jalan harus mengisi formulir yang telahdisediakan serta mencantumkan data yang lengkap dan benar
Pasal 61
Jumlah Retribusi yang harus dibayar sesuai dengan tariff sebagaimanadimaksud pada pasal 34 berdasarkan formulir yang telah diisi.
Pasal 62
(1) Setiap wajib retribusi harus membayar yang terhutang dengan tidaktergantung pada adanya surat ketetapan retribusi;
(2) Jika ternyata retribusi yang terhutang sebagaimana dimaksud dalam pasal37 dibayar kurang atau sama sekali tidak dibayar menurut besarnyaretribusi, ditetapkan karena jabatan oleh Bupati Kepala Daerah ataupejabat yang ditunjuk selama belum lewat 4 (tiga) tahun;
(3) Retribusi yang ditetapkan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambahsatu kali dari jumlah retribusi yang kurang atau telah dibayar;
(4) Surat ketetapan retribusi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlakuketentuan tentang penagihan retribusi daerah;
(5) Bupati Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk berwenangmengurangkan atau membatalkan baik seluruhnya atau sebagaimanadimaksud dalam ayat (2).
BAB XPENAGIHAN
Pasal 63
Surat ketetapan retribusi dan tambahannya merupakan dasar penagihanretribusi
Pasal 64
Apabila retribusi yang terhutang pada saat jatuh tempo pembayaran tidakdibayar atau kurang dibayar, maka ats jumlah retribusi yang tidak dibayardikenakan denda sebesar 50 %.
Pasal 65
Hak untuk penghapusan melakukan penagihan retribusi termasuk dendaadministrasi tambahan kenaikan dan biaya penagihan gugur setelah lewat 3(tiga) tahun sejak terhutangnya retribusi.
Pasal 66
Tata cara penghapusan piutang retribusi yang diatur dalam Peraturan Daerah iniditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.
BAB XIKEBERATAN
Pasal 67
(1) Wajib Retribusi dapat mengajukan keberatan terhadap ketentuan retribusidalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal penetapan;
(2) Kepala Daerah menetapkan keputusan atas keberatan yang diajukan;(3) Apabila dalam jangka waltu 6 (enam) bulan kepala daerah tidak
menetapkan keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) makakeberatan yang diajukan tersebut dianggap diterima;
(4) Kewajiban untuk membayar retribusi tidak tertunda dengan diajukan suratkeberatan sebagaimana dimaksud ayat (1)
BAB XII
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB INSTANSI PEMUNGUTPasal 68
(1) Kepala Daerah menunjukkan petugas pelaksana pemungut retribusi danbukti pembayaran dalam bentuk karcis atau stike serta dapatmenunjukkan pihak ketiga yang dituang dalam suatu perjanjian;
(2) Instansi pemungutan dalam melaksanakan tugasnya secara teknismengusulkan pengangkatan Bendaharawan khusus penerima sesuaidengan prosedur dan ketentuan Peraturan Perundang-undangan yangberlaku;
(3) Instansi pemungut penyelenggara pembukuan dengan administrasi yangteratur atas semua kegiatan pemungutan dan penyetoran uang retribusi;
(4) Instansi pemungut secara teratur dan kontinyu diwajibkan memberikanlaporan bulanan dan laporan insidentil sewaktu-waktu diperlukan olehKepala Daerah.
BAB XIIITUGAS DAN TANGGUNG JAWAB BENDAHARAWAN
Pasal 69
(1) Selambat-lambatnya dalam 1 (satu) hari kerja hasil pemungutan retribusiizin sudah disetorkan ke kas daerah oleh Bendaharawan khusus penerima;
(2) Penyimpangan dari ketentuan ayat (1) pasal ini dapat dilakukanberdasarkan alas an-alasan teknis yang dapat dibuktikan dengan jalanmelaksanakan penyetoran berkala atas semua hasil pemungutan Retribusiizin yang telah dilakukan ole Bendaharawan khusus penerima dalam waktuyang telah ditentukan selambat-lambatnya sekali seminggu
(3) Bendaharawan pembantukhusus penerima dilarang menyimpan uangdalam penguasaannya di luar batas waktu yang teratur dalam ayat (2) pasalini;
(4) Bendaharawan khusus penerima yang bertugas memungut retribusimenyampaikan laporan kepada atasannya dengan menyampaikantembusannya kepada Dinas Pendapatan Daerah.
BAB XIVUANG PERANSANG
Pasal 70
Kepada Instansi Pemungut retribusi diberikan uang peransang sebesar 15 %dari realisasi penerima retribusi yang disetorkan ke kas daerah yangpembagiannya ditetapkannya oleh Kepala Daerah.
BAB XVPEMBEBASAN
Pasal 71
(1) Kepala Daerah dapat menetapkan pembebasan atau penguranganbesarnya retribusi sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah ini.
BAB XVIKETENTUAN PIDANA
Pasal 72
(1) Pelanggaran terhadap ketentuan dalam Pasal 6,7,8,11 ayat (1) psal 12ayat (2), Pasak 13 ayat (1), pasal 17 ayat (1), pasal 18, pasal 20 ayat (1),pasal 21 ayat (1), pasal 23 ayat (1), pasal 27 dan paal 30 ayat (3),
diancam dengan pidana kurungan paling lama 6 (enam) bulan atau dendapaling banyak Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah);
(2) Selain sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terhadap pelanggarandimaksud dapat dikenakan biaya paksaan penegakan dimaksud dapatdikenakan biaya paksaan penegakan hokum seluruh atau sebagian;
(3) Bupati Kepala Daerah menetapkan pelaksanaan dan besarnya biayasebagaimana dimaksud pada ayat (2) pasal ini.
BAB XVIISANKSI ADMINISTRASI
Pasal 73
Selain sanksi pidana sebagaimana dimaksud pasal 48, terhadap pelanggaranketentuan dalam PEraturan Daerah ini, dapat dikenakan tindakan administrativeberupa :
a. Pencabutan Izin pengusahaanb. Pencabutan izin operasi (izin trayek)
BAB XVIIIPENYIDIKAN
Pasal 74
(1) Selain pejabat penyidik umum yang bertugas menyidik tindak pidana,penyidikan atas pidana sebagaimana dimaksu dalam Peraturan Daerahini dapat dilakukan juga penyidik Pegawai Negeri Sipil di lingkunganPemerintah KAbupaten Rokan Hilir yang pengangkatannya ditetapkansesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;
(2) Dalam melaksanakan tugasnya, para pejabat sebagaimana dimaksudayat (1) pasal ini berwenang :a. Menerima laporan atau pengaduan dari sesorang tentang adanya
pidana;b. Melakukan tindakan pertama pda saat ini ditempat kejadian dan
melakukan pemeriksaan;c. Menyuruh berhenti seseorang tersangka dan memeriksa tanda
pengenal diri tersangka;d. Melakukan penyitaan benda atau surat;e. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang;f. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka
atau saksi;g. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya
dengan pemeriksaan perkara;h. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk bahwa tidak
terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindakpidana dan selanjutnya memberitahukan hal tersebut kepada penuntutumum, tersangka atau keluarganya;
i. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan
(3) Dalam melakukan tugasnya, penyidik tidak berwenang melakukanpenangkapan dan atau penahanan;
(4) Penyidik membuat berita acara setiap tindakan tentang :a. Pemeriksaan tersangka;b. Memasuki rumah;c. Penyitaan benda;d. Pemeriksaan surate. Pemeriksaan saksi;f. Pemeriksaan di tempat kejadian
dan mengirikan kepada Pengadilan Negeri melalui penyidik POLRI
BAB XIXPEMBINAAN
Pasal 75
Kepala Daerah melakukan pembinaan terhadap usaha-usaha yang bergerakdibidang lalu lintas Perhubungan Darat.
BAB XXKETENTUAN PENUTUP
Pasal 76
Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenaiteknis pelaksanaannya akan diatur tersendiri dengan Surat Keputusan KepalaDaerah.
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan PeraturanDaerah ini dengan penempatan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Rokan Hilir.
Ditetapkan di Bagansiapiapipada tanggal 26 Desember2002
BUPATI ROKAN HILIR,
dto
H.THAMRIN HASYIM
Diundangkan di Bagansiapiapipada tanggal 27 Desember 2002
SEKRETARIS DAERAH,
dtoH.ASRUL M. NOORPembina Utama MudaNip. 010086333
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIRTAHUN 2002 SERI C NOMOR 04
PENJELASANPERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR 36 TAHUN 2002
TENTANGLALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
I. U M U M
Bahwa berkat Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Negara RepublikIndonesia telah dianugerahi sebagai Negara Kepulauan yang terdiri dariberibu pulau, terletak memanjang di garis katulistiwa, diantara dua benuadan dua samudera. Oleh karena itu mempunyai posisi dan peranan yangsangat penting dan strategis dalam hubungan antar bangsa. Untukmencapai tujuan pembangunan nasional sebagai pengamalan pancasila,transportasi memiliki posisi yang penting dan strategis dalam pembangunanbangsa yang berwawasan lingkungan dan hal ini harus tercermin padakebutuhan mobilitas seluruh sektor dan wilayah.
Transportasi merupakan sarana yang sangat pening dan strategis dalammemperlancar roda perekonomian, meperkukuh persatuan dan kesetuanserta mempengaruhi semua aspek kehidupan bangsa dan Negara,menyadari peranan transportasi maka lalu lintas dan angkutan jalan harusditata dalam suatu system transportasi secara terpasu dan mampumewujudkan tersedianya jasa transportasi secara terpadi yang serasidengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yangtertib,selamat, aman, nyaman, cepat, tepat, teratur, lancer dan denganbiayan yang terjangkau oleh daya berli masyarakat.
Lalu lintas dan angkutan jalan yang mempunyai karakteristik dankeunggulan tersendiri perlu dikembangkan dan dimanfaatkan sehinggamampu menjangkau seluruh wilayah pelosok daratan dengan mobilitastinggi dan mampu memadukan modal transportasi.
Dalam Peraturan Daerah ini diatur hal-hal yang bersifat khusus tentangkewenangan lalu lintas dan angkutan jalan
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1Cukup Jelas
Pasal 2Cukup Jelas
Pasal 3Cukup Jelas
Pasal 4Ayat (1)Dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang jalan, adalahsuatu prasarana perhubungan darat dalam bentuk apapun meliputi segalabagian jalan termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yangdiperuntukan bagi lalu lintas.
Pasal 5Cukup Jelas
Pasal 6
Rambu-rambu adalah suatu alat perlengkapan jalan dalam bentuk tertentuyang memuat lambang, huruf, angka kalimat dan atau perpaduan diantaranya,yang digunakan untuk memberikan peringatan, larangan perintah dan petunjukbagi pemakai jalan.Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8Cukup Jelas
Pasal 9Cukup Jelas
Pasal 10Cukup Jelas
Pasal 11Ayat (1)Pengertian kemampuan daya dukung jalan adalah volume lalu lintasdikaitkan dengan jenis ukuran, daya angkut dan kecepatan kendaraan,klasifikasi jalan berdasarkan muatan sumbu terberat atau (MST)
Pasal 12Cukup Jelas
Pasal 13Cukup Jelas
Pasal 14Cukup Jelas
Pasal 15Cukup Jelas
Pasal 16Cukup Jelas
Pasal 17Cukup Jelas
Pasal 18Cukup Jelas
Pasal 19Cukup Jelas
Pasal 20Cukup Jelas
Pasal 21Cukup Jelas
Pasal 22Cukup Jelas
Pasal 23Cukup Jelas
Pasal 24Ayat (1)Kendaraan bermotor adalah kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknikyang berada pada kendaraan itu, sepeda motor adalah kendaraan bermotorberoda duaAyat (2)Izin usaha angkutan diberlakukan seluruh usaha angkutan dengankendaraan umum dan ditujukan untuk meningkatkan kualitas pelayananangkutan.
Pasal 25Ayat (1)Cukup JelasAyat (2)Cukup JelasAyat (3)Izin trayek dan operasi diberlakukan untuk pelayanan angkutan penumpangdengan trayek tetap dan teratur serta tidak dalam trayek dengan tujuan agarusaha angkutan dapat diselenggarakan secara tertib dan teratur, berhasilguna dengan tetap menjaga kesempatan berusaha bagi golongan ekonomikecil, menenga dan besar.
Pasal 26Cukup Jelas
Pasal 27Cukup Jelas
Pasal 28Cukup Jelas
Pasal 29Cukup Jelas
Pasal 30Cukup Jelas
Pasal 31Cukup Jelas
Pasal 32Cukup Jelas
Pasal 33Cukup Jelas
Pasal 34Cukup Jelas
Pasal 35Cukup Jelas
Pasal 36Cukup Jelas
Pasal 37Cukup Jelas
Pasal 38Cukup Jelas
Pasal 39Cukup Jelas
Pasal 40Cukup Jelas
Pasal 41Cukup Jelas
Pasal 42Cukup Jelas
Pasal 43Cukup Jelas
Pasal 44Cukup Jelas
Pasal 45Cukup Jelas
Pasal 46Ayat (1)Kendaraan bermotor dengan kereta tempelan, kereta gandengan harus
menggunalan alat perangkai menggunakan roda tambahan yang dilengkapi alatpengunci. Alat perangkai dapat berupa alat perangkai otomatis kereta tempelanboleh digunakan pada rangkaian kendaraan yang memiliki jumlah beratkombinasi yang diperbolehkan maksimum 20.000 kilogram. Setiap keretatempelan dilengkapi dengan kaki-kaki penopang yang dipasang secara kukuhpada jarak lebih dari dua pertiga dari seluruh panjang kereta tempelan dengantidak melebihi lebar kereta tempelan.Setiap kereta tempelan yang tinggi ujung landasannya dan atau bagian belakangdan atau bagian samping badannya berjarak lebih dari 700 milimeter di atasjalan dan atau sumbu belakang bejarak lebih 1.000 milimeter diukur dari sisiterluar bagian belakang kereta gandengan atau kereta tempelan dipasangperisai kolong.
Rangkaian kendaraan bermotor dengan kereta gandengan harusmenggunakan alat perangkai, dengan memenuhi persyaratan :
a. Kukuh, sehingga dapat menahan seluruh berat kendaraan yang ditarik;b. Dikonstruksikan dengan gerakan yang terbatas dan dapat merangkaikan
kendaraan bermotor penanarik dengan kendaraan yang ditarik dengankukuh dan sempurna;
c. Dilengkapi dengan alat keselamatan yang layak untuk mencegahpemisahan yang tidak disengaja, sewaktu terjadi tabrukan atau sebagaiakibat dari getaran kendaraan.
Ayat (2)Cukup jelas
Ayat (3)Cukup Jelas
Pasal 47Ayat (1)Pengujian kendaraan bermotor dilaksanakan dalam rangka menjaminkeselamatan, kelestarian lingkungan dan pelayanan umum, pengujiankendaraan bermotor dilakukan oleh tenaga penguji yang memiliki kualifikasiteknis yang dikelompokan berdasarkan tingkat wewenang yang tanggungjawab tenaga penguji secara berjenjang. Kualifikasi teknis diperoleh setelahmengikuti pendidikan dan pelatihan penguji kendaraan bermotor.
Ayat (2)Cukup Jelas
Pasal 48Cukup Jelas
Pasal 49Cukup Jelas
Pasal 50Cukup Jelas
Pasal 51Cukup Jelas
Pasal 52Cukup Jelas
Pasal 53Cukup Jelas
Pasal 54Cukup Jelas
Pasal 55Cukup Jelas
Pasal 56Cukup Jelas
Pasal 57Cukup Jelas
Pasal 58Cukup Jelas
Pasal 59Cukup Jelas
Pasal 60Cukup Jelas
Pasal 61Cukup Jelas
Pasal 62Cukup Jelas
Pasal 63Cukup Jelas
Pasal 64Cukup Jelas
Pasal 65Cukup Jelas
Pasal 66Cukup Jelas
Pasal 67Cukup Jelas
Pasal 68Cukup Jelas
Pasal 69Cukup Jelas
Pasal 70Cukup Jelas
Pasal 71Cukup Jelas
Pasal 72Cukup Jelas
Pasal 73Cukup Jelas
Pasal 74Cukup Jelas
Pasal 75Cukup Jelas
Pasal 76Cukup Jelas
Pasal 77Cukup Jelas
LAMPIRANPERATURAN DAERAH KABUPATEN ROKAN HILIR
NOMOR 33 TAHUN 2002TARIF RETRIBUSI JASA PELABUHAN
NO JENIS JASA YANG DIKENAKANRETRIBUSI
SATUAN TARIF (Rp)
1 2 3 4I
2
3
Jasa Pelayaran Kapal1. Jasa Tanbat Dermaga
a. Speed Boat-40 HP s.d 80 Hp
-85 HP s.d 16 Hp
-120 HP s.d 200 HP
-200 HP ke atas
b. Kapal Motor / Kapal layarMotora. 1 s.d 3 GT
b. 4 s.d 7 GT
c. 8 s.d 34 GT
d. 34 GT ke atas
2. Tambatan Pinggiran / Talud :a. Kapal Angkutan Laut
Dalam Negerib. Kapal Angkutan Laut Luar
Negeri3. Jasa tambat di Dermaga untuk
kepentingan sendiri (DUKS)dan pelabuhan khusus :a. Kapal yang mengangkut
bahan baku, hasil produksi,peralatan penunjang untukkepentingan sendiri
b. Kapal yang mengangkutkepentingan sendiri
4. Jasa tambat di pelabuhanpenyeberangan :a. Jembatan Beton/Besib. JEmbatan Kayuc. Kapal Istirahat pd Dermaga
5. Jasa Pemandu6. Jasa PenundaanJasa Labuh Kapala. Angkutan Laut Dlm Negeri
b. Angkutan Laut Luar Negeri
Jasa Kepalabuhan penggunapengairan untuk bangunan dan
Persekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jam
Persekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jamPersekali tambat2 x 24 jam
Per GT / PerEtmalPer GT / PerEtmal
Per GT / PerEtmal
Per GT / PerEtmal
Per GT/PerCallPer GT/PerCallPer GT/PerCallPer GT/PerCallPer GT/PerCall
Per GT / PerEtmalPer GT / PerEtmalPer ton
1.000,00
5.000,00
10.000,00
20.000,00
10.000,00
20.000,00
5.000,00
250,000,085
50,00
0,005
100,00
60 % daripendapatan jasa
25,0020,005,00100,00100,00
250,00
0,035
6.000,00
4
5
6
7
8
910
kegiatan lain di atas air termasuktempat penumpukkan kay (LogPond)Tarif jasa Sandar Kapal SungaiTarif Jasa Sandar1. Jembatan Beton/besi
2. Jembatan Kayu
3. Jasa penumpang kapal laut,sungai dan tanda masuk(pas)
Tarif Tanda Masuk Pelabuhan1. Tanda Masuk
2. Tanda Masuk kendaraangol.II a
3. Tanda Masuk Kendaraan gol.II b
4. Tanda Masuk kendaraan golIII
5. Tanda Masuk kendaraan golIV
6. Tanda Masuk kendaraan golV
7. Jasa listrik, informasi dan airbersih
8. Jasa alat mekanikTarif penumpukkan barang /hewan1. Setiap ton2. Kuda, Sapi, Kerbau3. Kambing, Domba, Rusa4. Ayam, UnggasTarif Tanah dan Bangun1. Tarif Sewa tanah
a. untuk kepentingan toko,warung dan sejenisnya
b. Untuk perkantoranc. Untuk Reklame
2. Tarif Sewa Ruangana. Untuk Kantor Perusahaan
pelayaran sejenisnyab. Untuk kantor lainnyac. Untuk Warung,Kantin dan
sejenisnyaJasa Pemandu per kapal
Jasa penundaan per kapalJasa labuh per GT
Per meter panjangkapal sekalitambatPer meter panjangkapal sekalitambatPeroranganpersekali masuk
Peroranganpersekali masukPeroranganpersekali masukPeroranganpersekali masukPeroranganpersekali masukPeroranganpersekali masukPeroranganpersekali masukPer bulan
Per bulan
Per M3 per hariPer M3 per hariPer M3 per hariPer M3 per hari
Per M2 per hari
Per M2 per tahunPer M2 per tahun
Per M2 per tahun
Per M2 per bulanPer M2 per bulan
Per kapal dantingkat resiko danjarakPer jamPer GT perkunjungan
60,00
60,00
1.500,00
250,00
500,00
1.500,00
1.000,00
1.500,00
2.000,00
2.500,00
2.700,00
200,00300,00200,0050,00
1.000,00
500,003.000,00
7.500,00
4.000,002.000,00
50.000,00
50.000,0035.000,00