peraturan daerah kota payakumbuh nomor : 19 tahun...
TRANSCRIPT
260
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR : 19 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA PAYAKUMBUH,
Menimbang : a. bahwa Retribusi Jasa Umum selama ini diatur dengan Undang-undang
Nomor 18 Tahun 1997 jo. Undang-Undang nomor 34 Tahun 2000 tidak
sesuai lagi dengan kondisi saat ini karena Undang-undang yang baru
yakni Undang – undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah telah diundangkan untuk itu semua pungutan yang
menyangkut retribusi yang diatur dengan Peraturan Daerah harus
disesuaikan dengan Undang-undang yang baru dimaksud;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a diatas dipandang perlu
menetapkan Peraturan Daerah tentang Retribusi Jasa Umum.
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah
otonom Kota Kecil dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah
jo Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1970 tentang
Pelaksanaan Pemerintahan Kotamadya Solok dan Payakumbuh
(Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19);
2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan
Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3951);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 05,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-
261
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);
6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3848);
7. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5025);
8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5049);
9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Republik Indonesia
Negara Nomor 5234);
12. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentangPelaksanaan
Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
1981 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 3258) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
PemerintahNomor 58 Tahun 2010 ((Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2010 Nomor 90, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5145);
13. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
14. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara
Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5161);
262
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 694);
17. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 02);
18. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 03 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Dinas di Lingkungan Pemerintah Kota
Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2008 Nomor
03);
19. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 04 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Inspektorat dan Lembaga Teknis di
Lingkungan Pemerintah Kota Payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 04);
20. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 05 Tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dan Kelurahan di Lingkungan
Pemerintah Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh
Tahun 2008 Nomor 05;
21. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2008 tentang
Satuan Polisi Pamong Praja Kota payakumbuh (Lembaran Daerah Kota
Payakumbuh Tahun 2008 Nomor 06);
22. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 02 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Badan Narkotika Kota payakumbuh
(Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2009 Nomor 02);
23. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 06 Tahun 2009 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Kota
payakumbuh (Lembaran Daerah Kota Payakumbuh Tahun 2009 Nomor
06);
Dengan Persetujuan Bersama
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
Dan
WALIKOTA PAYAKUMBUH
263
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG RETRIBUSI JASA UMUM.
BAB I
KETENTUAN UMUM.
Pasal 1
Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan:
1. Daerah adalah kota Payakumbuh;
2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Payakumbuh;
3. Walikota adalah Walikota Payakumbuh;
4. Pejabat adalah Pegawai yang diberi tugas tertentu dibidang Retribusi Daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
5. Badan adalah sustu bentuk badan usaha yng meliputi Perseroan Terbatas, Perseroan
Komanditer, Perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama
dalam bentuk apapun, persekutuan, perkumpulan, Firma, Kongsi, Koperasi, Yayasan,
Organisasi Masa, Organisasi Sosial Politik, atau Organisasi yang sejenis, Lembaga, Dana
Pensiun, Bentuk Usaha tetap serta bentuk badan usaha lainnya;
6. Retribusi Jasa Umum adalah pelayanan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah dengan
tujuan untuk kepentingan umum serta dapat dinikmati oleh pribadi atau badan;
7. Wajib retribusi adalah orang/badan pribadi yang menurut peraturan perundang-
undangan retribusi diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi;
8. Masa Retribusi adalah jangka waktu yang tertentu yang merupakan batas waktu bagi
wajib retribusi untuk memanfaatkan jasa dan perizinan tertentu dari Pemerintah Daerah
yang bersangkutan;
9. Surat Pendaftaran Objek Retribusi daerah yang selanjutnya disingkat dengan SPDORD
adalah surat yang digunakan oleh Wajib Retribusi untuk melaporkan data retribusi
sebagai dasar perhitungan dan pembayaran retribusi yang terhutang menurut Peraturan
Perundang-undangan Retribusi daerah.
10. Surat Ketetapan Retribusi Daerah yang selanjutnya dapat disingkat SKRD adalah surat
keputusan yang menetapkan besarnya jumlah Retribusi yang terhutang;
11. Surat Ketetapan Retribusi Daerah Lebih Bayar, yang selanjutnya disingkat SKRDLB,
adalah surat ketetapan retribusi yang menentukan jumlah kelebihan pembayaran
retribusi karena jumlah kredit retribusi lebih besar daripada retribusi yang terutang atau
seharusnya tidak terutang.
12. Surat Tagihan Retribusi Daerah, yang selanjutnya disingkat STRD, adalah surat untuk
melakukan tagihan retribusi dan/atau sanksi administratif berupa bunga dan/atau denda.
13. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan untuk mencari, mengumpulkan dan mengolah
data dan atau keternagan lainnya dalam rangka pengawasan kepatuhan pemenuhan
kewajiban retribusi berdasarkan peraturan perundang-undangan retribusi daerah;
14. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang
dilakukan oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil, yang selanjutnya disebut penyidik, untuk
mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak
264
pidana di bidang perpajakan daerah dan retribusi daerah yang terjadi serta menemukan
tersangkanya;
BAB II
NAMA,OBJEK DAN SUBJEK RETRIBUSI
Pasal 2
Dengan Nama Retribusi adalah Retribusi Jasa Umum.
Pasal 3
(1) Objek retribusi jasa umum adalah pelayanan yang disediakan oleh pemerintah
Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh
orang pribadi atau badan.
(2) Objek sebagai mana dimaksud ayat (1) terdiri dari :
a. Objek retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan di puskesmas, puskesmas
keliling, puskesmas pembantu, balai pengobatan dan tempat pelayanan kesehatan
lainnya yang sejenis yang dimiliki dan/atau dikelola oleh Pemerintah Daerah,
kecuali pelayanan pendaftaran.
b. Objek retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan
persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh pemerintah Daerah,
meliputi:
1. Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya kelokasi pembuangan
sementara;
2. Pengangkutan sampah dari sumbernya dan/atau lokasi pembuangan
sementara kelokasi Tempat Pengolahan akhir sampah; dan
3. Penyediaan lokasi Tempat Pengolahan akhir sampah.
c. Objek retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta
Catatan Sipil adalah pelayanan:
1. Kartu Tanda Penduduk;
2. Kartu keterangan bertempat tinggal;
3. Kartu identitas kerja;
4. Kartu penduduk sementara;
5. Kartu identitas penduduk musiman;
6. Kartu keluarga; dan
7. Akta catatan sipil yang meliputi akta perkawinan, akta perceraian, akta
pengesahan dan pengakuan anak, akta ganti nama bagi warga Negara asing,
dan akta kematian.
d. Objek Retribusi Parkir di Tepi Jalan Umum adalah penyediaan pelayanan parkir
ditepi jalan umum yang ditentukan oleh Pemerintah daerah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
e. Objek retribusi pelayanan pasar adalah penyediaan fasilitas pasar
tradisional/sederhana, berupa pelataran, los kios yang dikelola Pemerintah
Daerah, dan khusus disediakan untuk pedagang.
f. Objek Retribusi Pemeriksaaan Alat Pemadam Kebakaran adalah pelayanan
pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam kebakaran, alat penanggulangan
265
kebakaran, dan alat penyelamat jiwa yang dimiliki dan/atau dipergunakan oleh
masyarakat.
g. Objek Retribusi penyediaan dan/atau Penyedotan kakus adalah pelayanan
penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang dilakukan oleh pemerintah Daerah.
h. Objek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang adalah:
1. Pelayanan pengujian alat-alat ukur, takar, timbang, dan perlengkapannya; dan
2. Pengujian barang dalam keadaan terbungkus yang diwajibkan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
i. Objek Retribusi Pengendalian menara Telekomunikasi adalah pemanfaatan ruang
untuk menara telekomunikasi dengan memperhatikan aspek tata ruang,
keamanan, dan kepentingan umum.
(3) Subjek Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) adalah :
a. Subjek Retribusi pelayanan kesehatan adalah orang pribadi atau badan hukum
yang menggunakan/menikmati Pelayanan Kesehatan;
b. Subjek Retribusi Pelayanan Kebersihan adalah orang pribadi atau badan yang
memperoleh pelayanan persampahan dan kebersihan dari pemerintah daerah;
c. Subjek Retribusi pengganti biaya cetak KTP dan Akta Catatan Sipil adalah orang
pribadi yang memperoleh penggantian cetak Kartu Tanda Penduduk dan akta
catatan sipil dari Pemerintah Daerah;
d. Subjek Retribusi Pelayanan Parkir di Tepi Jalan Umum adalah Orang Pribadi atau
Badan yang memperoleh pelayanan parkir di tepi jalan umum;
e. Subjek Retribusi Pelayanan Pasar adalah orang pribadi atau Badan yang
memperoleh penyediaan fasilitas pasar tradisional sederhana, pelataran, tenda,
hamparan, petak los, petak kios, pelataran parkir kendaraan dan toilet/WC dari
Pemerintah Daerah;
f. Subjek Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran orang pribadi atau Badan
yang memperoleh pelayanan pemeriksaan dan/atau pengujian alat pemadam
kebakaran;
g. Subjek Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan Kakus orang pribadi atau
Badan yang memperoleh pelayanan penyediaan penyedotan kakus dari
Pemerintah Daerah;
h. Subjek Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang orang pribadi atau Badan yang
memperoleh pelayanan tera/tera ulang dari Pemerintah Daerah;
i. Subjek Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi orang pribadi atau Badan
yang memperoleh pelayanan pengendalian menara telekomunikasi oleh
Pemerintah Daerah;
Pasal 4
(1) Dikecualikan dari objek Retribusi pelayanan kesehatan adalah pelayanan kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
(2) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan adalah pelayanan
kebersihan jalan umum, taman, tempat ibadah, sosial, dan tempat umum lainnya.
(3) Dikecualikan dari objek Retribusi Pelayanan Pasar adalah pelayanan fasilitas pasar yang
dikelola oleh BUMN, BUMD, dan pihak swasta.
266
(4) Dikecualikan dari objek Retribusi penyediaan dan/atau Penyedotan kakus adalah
pelayanan penyediaan dan/atau penyedotan kakus yang disediakan, dimiliki dan/atau
dikelola oleh BUMN, BUMD dan pihak swasta.
BAB III
JENIS DAN GOLONGAN RETRIBUSI
Pasal 5
a. Dengan nama Retribusi Pelayanan Kesehatan Dipungut atas pelayanan kesehatan;
b. Dengan nama Retribusi Pelayanan Kebersihan dipungut atas Volume sampah yang
dibuang ke Tempat Pembuangan Sementara (TPS) dan Tempat Pembuangan Akhir
(TPA);
c. Dengan nama Retribusi pengganti Biaya cetak KTP dan Akta Catatan Sipil dipungut atas
pelayanan penggantian biaya cetak dan akta catatan sipil;
d. Dengan nama Retribusi Pelayanan Parkir di tepi jalan umum dipungut atas pelayanan
parkir yang disediakan oleh Pemerintah Daerah;
e. Dengan nama Retribusi Pelayanan Pasar dipungut atas pelayanan pasar;
f. Dengan nama Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran dipungut atas pelayanan
Pemeriksaan Alat Pemadam ;
g. Dengan nama Retribusi Penyediaan dan/atau Penyedotan kakus dipungut atas pelayanan
penyedotan kakus;
h. Dengan nama Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang dipungut atas Pelayanan Tera/Tera
Ulang oleh Pemerintah Daerah;
i. Dengan nama Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi dipungut atas
pengendalian menara telekomunikasi oleh Pemerintah Daerah;
BAB IV
CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA
Pasal 6
Cara mengukur tingkat penggungaan jasa sebagaimana pada Pasal 3 ayat (3) huruf a sampai
dengan huruf i adalah sebagai berikut :
a. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa diukur berdasarkan frekuensi pelayanan
kesehatan;
b. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan atas tempat, jenis
bangunan, dan frekuensi;
c. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan atas jumlah
pelayanan penggantian Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;
d. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur jenis dan jumlah kendaraan
bermotor yang menggunakan tempat parkir;
e. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah berdasarkan bentuk fasilitas
bangunan dan atau fasilitas yang digunakan;
f. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan frekuensi dan
jumlah alat pemadam kebakaran;
g. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan tempat dan
frekuensi pelayanan penyedotan kakus;
h. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah diukur berdasarkan jenis dan
frekuensi;
267
i. Cara mengukur tingkat penggunaan jasa adalah jenis dan frekuensi.
BAB V
PRINSIP YANG DIANUT DALAM PENETAPAN STRUKTUR
DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Pasal 7
(1) Prinsip dan sasaran dalam penetapan tarif Retribusi Jasa Umum ditetapkan dengan
memperhatikan biaya penyediaan jasa yang bersangkutan, kemampuan masyarakat,
aspek keadilan, dan efektivitas pengendalian atas pelayanan tersebut;
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi biaya operasi dan pemeliharaan
biaya bunga dan biaya modal;
(3) Dalam hal penetapan tarif sepenuhnya memerhatikan biaya penyediaan jasa penetapan
tarif hanya untuk menutup sebagian biaya.
BAB VI
STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF RETRIBUSI
Bagian Pertama
Retribusi Pelayanan Kesehatan
Pasal 8
Tarif Retribusi Pelayanan Kesehatan
NO URAIAN TARIF BARU
I
II
Biaya Paket Pelayanan dan Pemeriksaan oleh Dokter
Umum/Dokter Gigi/Petugas Kesehatan Lainnya
Tarif Tindakan Medik dan Terapi Umum :
a. Tindakan Bedah Ringan (Mis: Ganglion, Fibroma)
dll
b. Sirkum sisi/Khitannan Laki-laki
c. Sirkum sisi/Khitannan Wanita
d. Pemasangan kateter
e. Perawatan Kateter
f. Pemasangan Infuse
g. Perawatan Infuse
h. Pemasangan Spalk Pada Patah Tulang
i. Insisi Abses Kecil
j. Insisi Abses Sedang
k. Perawatn Luka Bersih tanpa Jahitan/Skinloss
l. Perawatan Luka Kotor tanpa Jahitan/Skinloss
m. Perawatan Luka Robek Kurang 5 Jahitan
n. Perawatan Luka Robek 6-10 Jahitan (lebih dari 10
jahitan) ditambah Rp. 2500/jahitan
o. Tindik Telinga
p. Jasa Penyuntikan (tidak termasuk jarum suntik dan
obat)
Rp. 10. 000
Rp. 30.000
Rp. 150.000
Rp. 20.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 25.000
Rp. 15.000
Rp. 20.000
Rp. 10.000
Rp. 15.000
Rp. 20.000
Rp. 40.000
Rp. 20.000
Rp. 5.000
268
III
IV
V
VI
q. Buka Jahit Luka/Tukar Verban
Luka Kecil
Luka Sedang
Luka Besar
Tindakan Medik dan Terapi Khusus :
a.Tindakan di Poli Gigi
1. Cabut Gigi Tetap tanpa Penyulit
2. Cabut Gigi dengan Penyulit/Komplikasi
3. Tambal Gigi Sementara
4. Tambal Gigi Tetap
5. Insisi Abses Mulut dan Rahang
6. Terapi Poredantal, Scalling
7. Perawatan Saraf Gigi per Gigi
8. Cabut Gigi Susu pada Anak
b.Tindakan di Poli Kebidanan
1. Pemasangan Spiral/IUD
2. Cabut Spiral/IUD
3. Pemasangan Implant (KB susuk)
4. Buka Implant
5. Pemakaian Dopler
Pertolongan Persalinan
1. Pertolongan Persalinan Normal
2. Pertolongan Persalinan dengan Episiotomi
3. Pertolongan Persalinan dengan Penyulit
4. Tindakan Plasenta
5. Induksi Partus
Pelayanan Laboratorium
1. Test Kehamilan
2. Pemeriksaan Golongan Darah
3. Pemeriksaan Sputum/BTA
Urinalisa
1. Urin Lengkap
- P H
- Protein
- Reduksi
- Urobilin
- Billirubin
- Keton
- Nitrit
- Lekosit
2. Sedimen
Rp. 7.500
Rp. 10.000
Rp. 15.000
Rp. 20.000
Rp. 50.000
Rp. 10.000
Rp. 25.000
Rp. 40.000
Rp. 50.000
Rp. 10.000
Rp. 10.000
Rp. 25.000
Rp. 40.000
Rp. 40.000
Rp. 50.000
Rp. 10.000
Rp. 200.000
Rp. 250.000
Rp. 400.000
Rp. 75.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 25.000
Rp. 15.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 5.000
Rp. 7.500
Rp. 7.500
269
VII
VIII
IX
X
Hermatologi (Pemeriksaan Darah)
1. Hemoglobin (Hb)
2. Hitung Lekosit (sel darah putih)
3. L E D
4. Hitung Jenis
5. Eritrosit (sel darah merah)
6. Trombosit
7. Retikolosit
8. Hematokrit
9. M C V
10. M C H
11. M C H C
12. Waktu Pendarahan
13. Waktu Pembekuan
14. Protrombin Time
15. Pemeriksaan Cairan Limbah/Sumsum Tulang
Kimia Klinik
1. Cholesterol Total
2. HDL Cholesterol
3. LDL Cholesterol
4. Triglisrida
5. SGOT
6. SGPT
7. Billirubin Total
8. Billirubin Direk
9. Gula Darah Puasa
10. Gula Darah 2 jam PP (2 jam sesudah makan)
11. Ureum
12. Kreatinin
13. Protein Total
14. Alkali Pospatase
15. Asam Urat
16. Abumin
17. Globulir
Serologi
1. HBsAG
2. Anti HBS
3. Widal Typhy O dan H (2 parameter)
4. TPHA
5. ASTO
Parasitologi
1. Pemeriksaan Cacing & Amuba pada Faeces
2. Pemeriksaan Darah Malaria
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 7.500
Rp. 20.000
Rp. 50.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 35.000
Rp. 35.000
Rp. 35.000
Rp. 25.000
Rp. 35.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
270
XI
XII
XIII
XIV
XV
XVI
Narkoba dan Zat Psiko Aktif (Napza)
1. T H C (Ganja) : Umum
: Pelajar
2. Gol. Opiat (Heroin, Morphin) : Umum
: Pelajar
3. Gol. Benzodiazepin (Obat Tidur) : Umum
: Pelajar
4. Gol. Methamphetamin : Umum
: Pelajar
Biaya Surat Keterangan Kesehatan dan Catin
a. Surat Keterangan untuk Pelajar
b. Surat Kier Kesehatan untuk Umum
c. Surat Keterangan Kelahiran
d. Surat Keterangan untuk Pengantin/Catin
e. Visum Hidup
f. Surat Keterangan Keperluan Asuransi
g. Retribusi Buku KIA Yankes
h. Retribusi Buku KIA Yankes Swasta
i. Visum Luar Mati (tanpa bedah mayat)
j. Visum Hidup Kejahatan Seksual
k. Surat Keterangan Kesehatan Jiwa
l. Jasa Pemeriksaan Keur Kesehatan CPNS/paket
m. Surat Keterangan Buta Warna ( Ishihara test )
Biaya Rawat Inap/Hari
1. Perawatan dan Akomodasi
2. Visite Dokter Umum/hari
3. Visite Dokter Spesialis/hari
Pemakaian Oksigen/jam
Jasa Konsultasi Kesehatan Gizi/Sanitasi/KB/Narkoba dll
Pemakaian Puskel (Ambulance)
1. Pemakaian Ambulance/Max 10 KM dari
Puskesmas Min 5 KM
2. Tambahan Per KM
3. Dalam Kota lebih dari 1 jam
4. Cuci Mobil Jenazah
Catatan :
1. 25% = Merupakan Jasa Sarana
2. 50% = Merupakan Biaya BBM
3. 25% = Merupakan Jasa Sopir / Petugas Perawat
sbb:
= 75% untuk Sopir Ambulance
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 7.500
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 10.000
Rp. 15.000
Rp. 15.000
Rp. 5.000
Rp. 15.000
Rp. 50.000
Rp. 30.000
Rp. 15.000
Rp. 75.000
Rp. 15.000
50.000/hari
Rp. 5.000
Rp. 7.500
Rp. 2.000
Rp. 30.000
Rp. 30.000
Rp. 5.000
Rp. 10.000/jam
Rp. 25.000
271
XVII
XVIII
= 25% untuk Petugas / Perawat Pengantar
Pemeriksaan EKG
Tarif Konsultasi Spesialis/Rujukan
Rp. 20.000
Rp. 50.000
Dari realisasi pelayanan kesehatan diatas diberikan Jasa
Pelayanan sebesar 40%.
Bagian Kedua
Retribusi Pelayanan Kebersihan
Pasal 9
Tarif Retribusi Pelayanan Kebersihan
a. 1). Pengambilan pengangkutan pengolahan dan pemusnahan sampah rumah tangga
Rp.1500,- per bulan.
2). Retribusi air limbah bagi pelanggan Yang sudah dapat Pelayanan IPAL dipungut
Retribusi setiap bulan sebesar Rp. 1000,-
b. Pengambilan pengangkutan pengolahan dan pemusnahan sampah perdagangan, antara
lain :
1. - Toko ukuran luas 10 M2 s/d 20 M2 = Rp.500,- per hari
- Toko ukuran luas 20 M2 s/d 30 M2 = Rp.700,- per hari
- Toko ukuran luas 30 M2 s/d 45 M2 = Rp.1.000,- per hari
- Toko ukuran luas lebih dari 45 M2 = Rp. 1.500,- per hari
2. Kios dan Los = Rp. 500,- per hari
3. Pedagang Kaki Lima = Rp. 500,- Per hari.
c. Rumah makan, Restoran, Hotel, Supermarket dan sejenisnya :
a. Kecil…….Rp. 30.000,- Per bulan atau Rp. 1.000,- Per hari
b. Sedang…..Rp. 42.500,- Per bulan atau Rp. 1.250,- Per hari
c. Besar…….Rp. 45.000,- Per bulan atau Rp. 1.500,- Per hari
d. Mall……..Rp. 250.000,- Per bulan
d. Retribusi air limbah bagi perusahaan penyucian kendaraan dipungut sebagai berikut :
1) Usaha yang mempunyai Dok dengan kapasitas 6 mobil keatas dan mempunyai
kompresor sebesar Rp. 3.000,- Per hari
2) Usaha yang mempunyai Dok dengan kapasitas 3 s/d 5 Mobil dan mempunyai
kompresor sebesar Rp. 2.250,- Per hari
3) Usaha yang mempunyai Dok dengan kapasitas 1 s/d 3 Mobil dan mempunyai
kompresor sebesar Rp. 1.500,- Per hari
4) Usaha selain diatas dikenakan sebesar Rp. 500,- Per hari.
e. Retribusi kebersihan terhadap kendaraan tidak bermotor dikenakan sebagai berikut :
1) Bendi………………………….Rp. 500,- Per hari.
2) Becak/Gerobak.……………….Rp. 500,- Per hari.
f. Retribusi Kebersihan terhadap kendaraan bermotor angkutan umum dikenakan
sebagai berikut :
1) Angkutan Kota dan Pedesaan sebesar………………Rp. 500,- Per hari.
2) Mini Bus sebesar……………………………….........Rp. 500,- Per hari.
272
3) Bus Sebesar……………………………………..........Rp. 500,- Per hari.
g. Retribusi kebersihan terhadap pemakain toilet/WC Umum dikenakan sebagai berikut :
1) Untuk buang air kecil…………………………..Rp. 500,-
2) Untuk buang air besar………………………….Rp. 750,-
h. Terhadap Kantor – kantor Pemerintah, Rumah Sakit, Puskesmas dan Sekolah –
sekolah dikenakan Retribusi kebersihan sebesar 7.500,- setiap bulan.
i. Pengambilan pengangkutan, pengolahan dan pemusnahan sampah industry antara lain:
1) Kecil…………….Rp. 15.000,- Per bulan atau Rp. 500,- Per hari
2) Sedang…………..Rp. 21.000,- Per bulan atau Rp. 700,- Per hari
3) Besar…………….Rp. 30.000,- Per bulan atau Rp. 1.000,- Per hari
j. Penggunaan sendiri TPA oleh orang pribadi atau badan dikenakan Rp. 10.000,- Per
bulan.
Bagian Ketiga
Retribusi Pengganti Biaya Cetak KTP dan Akta Catatan Sipil
Pasal 10
Tarif Retribusi Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk
dan Akta Catatan Sipil
I. a. Kartu Tanda Penduduk Rp. 35.000,-
b. Kartu Keluarga Rp. 12.500,-
c. Surat Pindah Rp. 12.500,-
II. a Akta Kelahiran :
1. Warga Negara Indonesia.
a. 0 Hari – 60 Hari Gratis
b. Biaya Akta Perkawinan :
1. Warga Negara Indonesia ……...
2. Warga Negara Asing ………….
Rp. 250.000,-
Rp. 400.000,-
c. Akta Kematian :
1. Warga Negara Indonesia ……...
2. Warga Negara Asing ………….
Rp. 100.000,-
Rp. 200.000,-
d. Akta Perceraian :
1. Warga Negara Indonesia ……..
2. Warga Negara Asing …………
Rp. 350.000,-
Rp. 500.000,-
e. Akta Pengesahan dan Pengakuan Anak :
1. Warga Negara Indonesia ……...
2. Warga Negara Asing ………….
Rp. 200.000,-
Rp. 400.000,-
f. Akta Pengangkatan Anak/Adopsi :
1. Warga Negara Indonesia ……...
2. Warga Negara Asing ………….
Rp. 400.000,-
Rp. 500.000,-
g. Akta Perubah atau Ganti Nama :
1. Warga Negara Indonesia ……...
2. Warga Negara Asing ………….
Rp. 500.000,-
Rp. 500.000,-
h Pencatatan Perubahan Jenis Kelamin
1. Warga Negara Indonesia Rp. 1.000.000,-
273
2. Warga Negara Asing Rp. 2.000.000,-
i Pencatatan Perubahan Status
Kewarganegaraan dari WNA ke WNI
Rp. 250.000,-
Bagian keempat
Retribusi pelayanan Parkir ditepi Jalan Umum
Pasal 11
Tarif Retribusi Pelayanan Parkir Ditepi Jalan Umum
a) Mobil barang
1. Roda 4 sebesar Rp. 2000,- setiap kali parkir
2. Roda 6 sebesar Rp. 2500,- setiap kali parkir
b) Mobil angkutan orang
1. Bis wisata roda 4 Rp. 3000,- setiap kali parkir
2. Bis wisata roda 6 Rp. 4000,- setiap kali parkir
3. Taxi sebesar Rp. 3000,- per hari
c) Kendaraan pribadi
1. Sedan, jeep, subarr ban dan sejenis Rp. 2000,- setiap kali parkir
2. Sepeda motor dan sejenisnya Rp. 1000,- setiap kali parkir
d) Kendaraan tidak bermotor
1. Becak barang, gerobak dan sejenis Rp. 0,-
2. Bendi sebesar Rp. 1000,- per hari
Bagian kelima
Retribusi Pelayanan Pasar
Pasal 12
Tarif Retribusi Pelayanan Pasar
Setiap pedagang kaki lima yang telah memperoleh izin, dikenakan retribusi dan/atau bea
harian yang besarnya sebagai berikut:
a. Untuk lokasi dengan ukuran s/d 3m2 sejumlah Rp. 500,-per hari
b. Untuk lokasi dengan ukuran diatas 3m2 s/d 9m2 sejumlah Rp. 1000,-per hari
c. Untuk lokasi dengan ukuran lebih dari 9m2 sejumlah Rp. 2000,-perhari
Bagian Keenam
Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
Pasal 13
Tarif Retribusi Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
a. Jenis busa, super busa dan sejenisnya dengan isi sampai dengan 9 (Sembilan) Liter
ditetapkan tarif sebesar Rp. 45.000,- (Empat Puluh Lima Ribu Rupiah)
b. Jenis Dry Powder (serbuk), Gen Co2, Halon dan sejenisnya dengan isi sampai dengan
9 (Sembilan) Liter ditetapkan tarif sebesar Rp. 12.500,- (Dua belas ribu Lima Ratus
Rupiah)
274
Bagian ketujuh
Retribusi Penyedotan Kakus
Pasal 14
Tarif Retribusi Penyediaan Dan/Atau Penyedotan Kakus
a. Untuk kakus rumah tangga:
a. Untuk 1 (satu) trip mobil ……………………Rp. 130.000,-
b. Untuk 2 (dua) trip mobil……………………..Rp. 230.000,-
c. Untuk 3 (tiga) trip mobil……………………..Rp. 350.000,-
d. Untuk 4 (empat) trip dan seterusnya dikenakan biaya setiap satu trip sama dengan
point a. 1 diatas.
b. Untuk kakus industri rumah tangga ditambah 30% dari biaya kakus rumah tangga.
c. Untuk pemakain IPLT dengan mobil unit tinja diluar Pemerintah Kota Payakumbuh
dikenakan retribusi Rp. 20.000,- per trip.
Bagian Kedelapan
Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
Pasal 15
Tarif Retribusi Pelayanan Tera/Tera Ulang
Untuk setiap pelayanan tera / tera ulang diberikan Retribusi sebesar Rp. 10.000,- (Sepuluh
Ribu rupiah) Per Tera / Tera Ulang.
Bagian Kesembilan
Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Pasal 16
Tarif Retribusi Pengendalian Menara Telekomunikasi
Adalah 2 % (Dua Persen) X Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
Menara Telekomunikasi dikaitkan dengan Frekuensi pengawasan dan pengendalian menara
telekomunikasi.
BAB VII
WILAYAH PEMUNGUTAN
Pasal 17
Wilayah pemungutan retribusi adalah Daerah Kota Payakumbuh.
BAB VIII
PENETAPAN RETRIBUSI
Pasal 18
Bentuk, isi dan tata cara penerbitan SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan dengan itu
diatur dengan Peraturan Walikota.
275
BAB IX
PEMUNGUTAN RETRIBUSI
Bagian Kesatu
Tata Cara Pemungutan
Pasal 19
(1) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(2) Retribusi terutang terjadi pada saat diterbitkan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
(3) Dalam hal wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2 % (dua persen)
setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang bayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
(4) Bentuk-bentuk formulir yang dipergunakan untuk pelaksanaan penagihan retribusi
sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini diatur dengan Peraturan
Walikota;
(5) Pembayaran retribusi dilakukan di Kas Daerah atau ditempat lain yang ditunjuk
sesuai waktu yang ditentukan dengan menggunakan SKRD.
(6) Dalam hal pembayaran dilakukan ditempat lain yang ditunjuk, maka hasil
penerimaan Retribusi Daerah harus disetor kekas Daerah selambat-lambatnya 1x24
jam atau dalam waktu yang ditentukan walikota.
(7) Walikota atau pejabat yang ditunjuk dapat memberikan izin kepada wajib retribusi
untuk mengangsur retribusi terutang dalam jangka waktu tertentu dengan alasan
yang dapat dipertanggung jawabkan.
Bagian Kedua
Keberatan
Pasal 20
(1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah
atau Pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
(2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-
alasan yang jelas.
(3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
(4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu
keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
(5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan
penagihan Retribusi.
Pasal 21
(1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
276
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian
hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan
oleh Kepala Daerah.
(3) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
(4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala
Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.
Pasal 22
(1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan
pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%
(dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
(2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan pelunasan
sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.
BAB X
PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN
Pasal 23
(1) Atas kelebihan pembayaran Retribusi, Wajib Retribusi dapat mengajukan
permohonan pengembalian kepada Kepala Daerah.
(2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan, sejak diterimanya
permohonan pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), harus memberikan keputusan.
(3) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) telah
dilampaui dan Kepala Daerah tidak memberikan suatu keputusan, permohonan
pengembalian pembayaran Retribusi dianggap dikabulkan atau SKRDLB harus
diterbitkan dalam jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan.
(4) Apabila Wajib Retribusi mempunyai utang Pajak atau utang Retribusi lainnya,
kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) langsung
diperhitungkan untuk melunasi terlebih dahulu utang utang Retribusi tersebut.
(5) Pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dalam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbitkannya
SKRDLB.
(6) Jika pengembalian kelebihan pembayaran Retribusi dilakukan setelah lewat 2 (dua)
bulan, Kepala Daerah memberikan imbalan bunga sebesar 2% (dua persen) sebulan
atas keterlambatan pembayaran kelebihan pembayaran Retribusi.
(7) Tata cara pengembalian kelebihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur dengan Peraturan Walikota.
BAB XI
TATA CARA PEMBAYARAN
Pasal 24
(1) Pembayaran retribusi harus dilakukan secara tunai / lunas dan dibayar dimuka;
(2) Pembayaran retibusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diberikan bukti
pembayaran;
277
(3) Setiap pembayaran dicatat dalam buku penerimaan;
(4) Bentuk, isi kualitas, ukuran buku dan tanda bukti pembayaran retribusi diatur
dengan Peraturan Walikota.
BAB XII
PENGURANGAN, KERINGANAN, DAN PEMBEBASAN RETRIBUSI
Pasal 25
(1) Walikota dapat memberikan pengurangan keringanan dan pembebasan retribusi;
(2) Pemberian pengurangan atau keringanan retribusi sebagaimana dimaksud Ayat (1)
dalam pasal ini dengan memperhatikan kemampuan Wajib Retribusi;
(3) Tata cara pengurangan, keringanan, dan pembebasan retribusi diatur dengan
Peraturan Walikota.
BAB XIII
KEDALUWARSA
Pasal 26
(1) Hak untuk melakukan penagihan Retribusi menjadi kedaluwarsa setelah melampaui
waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak saat terutangnya Retribusi, kecuali jika Wajib
Retribusi melakukan tindak pidana di bidang Retribusi.
(2) Kedaluwarsa penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tertangguh
jika:
a. diterbitkan Surat Teguran; atau
b. ada pengakuan utang Retribusi dari Wajib Retribusi, baik langsung maupun tidak
langsung.
(3) Dalam hal diterbitkan Surat Teguran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a,
kedaluwarsa penagihan dihitung sejak tanggal diterimanya Surat Teguran tersebut.
(4) Pengakuan utang Retribusi secara langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf b adalah Wajib Retribusi dengan kesadarannya menyatakan masih mempunyai
utang Retribusi dan belum melunasinya kepada Pemerintah Daerah.
(5) Pengakuan utang Retribusi secara tidak langsung sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) huruf b dapat diketahui dari pengajuan permohonan angsuran atau penundaan
pembayaran dan permohonan keberatan oleh Wajib Retribusi.
Pasal 27
(1) Piutang Retribusi yang tidak mungkin ditagih lagi karena hak untuk melakukan
penagihan sudah kedaluwarsa dapat dihapuskan.
(2) Walikota menetapkan Keputusan Penghapusan Piutang Retribusi yasudah
kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Tata cara penghapusan Retribusi yang sudah kedaluwarsa diatur dengan Peraturan
Walikota.
BAB XIV
PENINJAUAN TARIF RETRIBUSI
Pasal 28
(1) Tarif retribusi ditinjau Kembali Paling Lama 3 (tiga) Tahun sekali.
278
(2) Peninjauan Tarif Retribusi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
memperhatikan indeks harga dan perkembangan perekonomian.
(3) Penetapan tarif Retribusi sebagaimana dimaksud ayat (2) ditetapkan dengan
Peraturan Walikota.
(4) Sebelum tarif retribusi ditetapkan dengan Peraturan Walikota sebagaimana dimaksud
ayat (3) terlebih dahulu dibahas dan disetujui oleh DPRD Kota Payakumbuh.
BAB XV
PENYIDIKAN
Pasal 29
(1) Penyidikan terhadap tindak pidana pelanggaran Peraturan Daerah ini dilakukan
oleh Penyidik Pegawai Negeri Sipil Daerah.
(2) Penyidik dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
mempunyai wewenang :
a. menerima laporan atau pengaduan dari seseorang mengenai adanya tindak pidana
atas pelanggaran Peraturan daerah;
b. melakukan tindakan pertama dan pemeriksaan ditempat kejadian;
c. menyuruh berhenti seseorang dan memeriksa tanda pengenal diri tersangka;
d. melakukan penyitaan benda atau surat;
e. mengambil sidik jari dan memotret seseorang;
f. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi;
g. mendatangkan ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
h. mengadakan penghentian penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik
POLRI bahwa tidak terdapat cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan
merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal
tersebut kepada penuntut umum, tersangka atau keluarganya;
i. mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan.
(3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak berwenang melakukan
penangkapan dan/atau penahanan.
(4) Penyidik Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud pada ayat (1), membuat berita
acara setiap tindakan dalam hal :
a. pemeriksaan tersangka;
b. memasuki tempat tertutup;
c. penyitaan barang;
d. pemeriksaan saksi;
e. pemeriksaan ditempat kejadian;
f. pengambilan sidik jari dan pemotretan.
BAB XVI
SANKSI
Bagian Kesatu
Sanksi Administratif
Pasal 30
(1) Dalam hal Wajib Retribusi tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar dikenakan sanksi administrative berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
279
setiap bulan dan Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan
ditagih dengan menggunakan STRD.
(2) Penagihan Retribusi terutang didahului dengan Surat Teguran.
(3) Ketentuan mengenai Tata Cara penagihan Retribusi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
Pasal 31
(1) Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajibannya sehingga merugikan
keuangan daerah diancam pidana kurungan 3 (tiga) bulan atau pidana denda paling
banyak 3 (tiga) kali jumlah retribusi terutang yang tidak atau kurang bayar;
(2) Tindak Pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pelanggaran;
(3) Denda sebagaimana dimaksud ayat (1) disetorkan ke Kas Negara.
BAB XVII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 32
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :
(1) Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2010 tentang Retribusi
Pengujian Kenderaan Bermotor dinyatakan masih tetap berlaku;
(2) semua peraturan pelaksanaan tentang retribusi dinyatakan masih tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Daerah ini;
(3) Hal – hal yang menyangkut tentang teknis Pelaksanaan terhadap Peraturan Daerah
ini akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Walikota.
BAB XVIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 33
Pada saat Peraturan Daerah ini berlaku :
1. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 07 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pelayanan Kesehatan;
2. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 08 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pelayanan Persampahan / Kebersihan;
3. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 09 Tahun 2001 tentang Retribusi
Pemeriksaan dan Pengisian Alat Pemadam Kebakaran;
4. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 10 Tahun 2001 tentang Retribusi
Penyedotan Kakus;
5. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 2001 tentang Retribusi
Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
6. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2006 tentang Retribusi
Izin Operasional Bendi;
7. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2001
tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
8. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2007 tentang Izin
Usaha Jasa dan Retribusi Kepariwisataan;
280
9. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 2 Tahun 2007 tentang Retribusi
Perizinan di Bidang Kesehatan;
10. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun 2008 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 11 Tahun 2001
tentang Retribusi Tempat Rekreasi dan Olah Raga;
11. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 9 Tahun 2008 tentang Retribusi
Penggantian Biaya Cetak Kartu Tanda Penduduk dan Akta Catatan Sipil;
12. Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 1 Tahun 2010 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Daerah Kota Payakumbuh Nomor 7 Tahun
2001 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan;
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Pasal 34
Peraturan Daerah ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini
dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Payakumbuh.
Ditetapkan di Payakumbuh
Pada tanggal 30 Desember 2011
WALIKOTA PAYAKUMBUH
dto
JOSRIZAL ZAIN
Diundangkan di Payakumbuh
Pada Tanggal 30 Desember 2011
SEKRETARIS DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
dto
I R W A N D I
LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH TAHUN 2011 NOMOR : 29
281
PENJELASAN ATAS
PERATURAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH
NOMOR : 19 TAHUN 2011
TENTANG
RETRIBUSI JASA UMUM
I. UMUM
Dalam menjalankan Pemerintahan Pemerintah daerah diberi wewenang untuk
memungut Retribusi Kepada Masyarakat sesuai ketentuan perundangan yang berlaku.
Retribusi Daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah.
Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah Pemerintah
Daerah diberi kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan retribusi. Berkaitan
dengan pemberian kewenangan tersebut sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, perluasan
kewenangan perpajakan dan retribusi tersebut dilakukan dengan memperluas basis Retribusi
Daerah dan memberikan kewenangan kepada Daerah dalam penetapan tarif.
Selanjutnya untuk meningkatkan efektivitas pengawasan pungutan Daerah,
mekanisme pengawasan diubah dari represif menjadi preventif. Setiap Peraturan Daerah
tentang Pajak dan Retribusi sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan terlebih
dahulu dari Pemerintah. Selain itu, terhadap Daerah yang menetapkan kebijakan di bidang
pajak daerah dan retribusi daerah yang melanggar ketentuan peraturan perundang-
undangan yang lebih tinggi akan dikenakan sanksi berupa penundaan dan/atau pemotongan
dana alokasi umum dan/atau dana bagi hasil atau restitusi.
Dengan diundangkannya Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 18 tahun 1997 tentang
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang
nomor 34 tahun 2000. Maka segala Peraturan daerah tentang Pajak Daerah dan Retribusi
Daerah harus disesuaikan dengan Undang-Undang yang baru tersebut.
II. PASAL DEMI PASAL
Pasal 1
Cukup Jelas
Pasal 2
Cukup Jelas
Pasal 3
Cukup Jelas
Pasal 4
Cukup Jelas
Pasal 5
Cukup Jelas
282
Pasal 6
Cukup Jelas
Pasal 7
Cukup Jelas
Pasal 8
Untuk Surat Keterangan Kesehatan bagi Pelajar Warga Kota Payakumbuh
digratiskan.
Pasal 9
Cukup Jelas
Pasal 10
Untuk Penduduk Yang Lahir Sebelum Tanggal 31 desember 2011 dengan usia
18 Tahun kebawah biaya Akte Kelahiran di gratiskan.
Pasal 11
Cukup Jelas
Pasal 12
Cukup Jelas
Pasal 13
Cukup Jelas
Pasal 14
Cukup Jelas
Pasal 15
Cukup Jelas
Pasal 16
Cukup Jelas
Pasal 17
Cukup Jelas
Pasal 18
Cukup Jelas
Pasal 19
Cukup Jelas
Pasal 20
Cukup Jelas
Pasal 21
Cukup Jelas
Pasal 22
Cukup Jelas
Pasal 23
Cukup Jelas
Pasal 24
Cukup Jelas
Pasal 25
Cukup Jelas
Pasal 26
Cukup Jelas
Pasal 27
Cukup Jelas
283
Pasal 28
Cukup Jelas
Pasal 29
Cukup Jelas
Pasal 30
Cukup Jelas
Pasal 31
Cukup Jelas
Pasal 32
Cukup Jelas
Pasal 33
Cukup Jelas
Pasal 34
Cukup Jelas
TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KOTA PAYAKUMBUH NOMOR : 29