perbedaan ilmu pengetahuan ilmiah dengan web viewsecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai...

34
DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN “The Innovation-Decision Process” Disusun Oleh: Dyna Dwiani Putri – 1215110402 Karlina Selviana – 1215110555 Nurhasana Karunia – 1215110578 TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2011

Upload: dominh

Post on 30-Jan-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

DIFUSI INOVASI PENDIDIKAN“The Innovation-Decision

Process”

Disusun Oleh:

Dyna Dwiani Putri – 1215110402Karlina Selviana – 1215110555

Nurhasana Karunia – 1215110578

TEKNOLOGI PENDIDIKAN 2011FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Page 2: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan izin-Nya kami diberikan kemudahan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan makalah dari mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan yang membahas tentang “Model Proses Keputusan Inovasi”

Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman, terutama kepada Ibu Retno Widyaningrum, S.IP selaku dosen pengampu mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan yang telah memberikan pengarahan kepada kami dalam membuat makalah ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat kepada para pembacanya. Namun demikian, kami sangat menyadari bahwa dalam penyajian makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami menerima setiap kritik dan saran dari pembaca dengan tangan terbuka.

Terima kasih

Jakarta, Maret 2013

Penulis,

v

Page 3: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................vDAFTAR ISI ..........................................................................................................................viBAB I PENDAHULUAN .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ...........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah .....................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan .......................................................................................................2

D. Manfaat Penulisan .....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... ..3

vi

Page 4: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

A. Proses Keputusan Inovasi ........................................................................................31. Knowledge

Stage ...................................................................................................4

2. Persuasion Stage ....................................................................................................6

3. Decision Stage ........................................................................................................7

4. Implementation Stage ...........................................................................................7

5. Confirmation Stage ...............................................................................................8

B. Implementasi di Tingkat Sekolah ............................................................................9

C. Hambatan Terhadap Inovasi ..................................................................................10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................20

vii

Page 5: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

BAB IPENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Proses keputusan inovasi adalah proses yang dijalani seseorang (atau unit pengambil keputusan lainnya) mulai dari kenal suatu inovasi, kemudian menyikapinya lalu mengambil keputusan untuk mengadopsi atau menolak-nya, melaksanakan keputusan, sampai dengan pengukuhan keputusan tersebut. Proses ini terdiri dari serangkaian tindakan dan pemilihan yang dilakukan seseorang atau organisasi untuk menilai suatu gagasan baru dan memutuskan apakah akan memasukkan ide baru itu ke dalam kegiatan yang sedang dan atau sudah berlangsung. Tindakan ini berkenaan terutama dengan ketidakpastian yang mau tak mau ada dalam pemutusan suatu alternatif baru. Kebaruan yang terlihat pada inovasi ini dan ketidakpastian yang melekat pada kebaruan itu, merupakan aspek pembeda pembuatan kepastian inovasi (dibandingkan dengan tipe-tipe keputusan lainnya).

Bab ini bermaksud menguraikan suatu model proses keputusan inovasi, yang terdiri dari lima tahap, dan merangkum bukti-bukti bahwa tahap-tahap ini ada. bahasan ini dapat dijadikan dasar pembahasan kita tentang proses keputusan inovasi dalam pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dibahas oleh penulis adalah:

1. Apa Pengertian proses keputusan inovasi?

Difusi Inovasi Pendidikan 1

Page 6: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

2. Apa dan bagaimana tahapan proses keputusan inovasi tersebut?

3. Bagaimana penerapan proses keputusan inovasi tersebut pada pembelajaran?

C. Tujuan Penulisan

Secara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib semester 098 mata kuliah Difusi Inovasi Pendidikan. Tujuan khusus dari penulisan ini adalah :

1. Mengetahui pengertian proses keputusan inovasi, tahapan-tahapan proses keputusan inovasi.

2. Mengetahui bagaimana implementasi atau contoh penerapan proses keputusan inovasi dalam pembelajaran

D. Manfaat Penulisan

Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah :

1. Memberikan tambahan informasi yang berkaitan dengan inovasi pendidikan2. Bagi pendidik, dapat memberikan penjelasan lebih mengenai proses keputusan inovasi 3. Bagi peserta didik, dapat mengetahui implementasi atau contoh penerapan proses keputusan inovasi dalam pembelajaran

Difusi Inovasi Pendidikan 2

Page 7: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

BAB IIPEMBAHASAN

A. Proses Keputusan InovasiRogers menggambarkan The Innovation Decision Process (proses

keputusan inovasi) sebagai kegiatan individu untuk mencari dan memproses informasi tentang suatu inovasi sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu tentang keuntungan atau kerugian dari inovasi tersebut yang pada akhirnya akan memutuskan apakah dia akan mengadopsi inovasi tersebut atau tidak. Untuk memutuskan hal tersebut terjadi melalui selective exposure dan selective perception. Selective exposure ialah kecenderungan seseorang untuk membuka dirinya atas ide-ide yang bertentangan dengan dirinya sehingga ia menyeleksi pesan-pesan datang pada dirinya. Selective perception kecenderungan seseorang untuk menanggapi/memperhatikan segala pesan yang datang pada dirinya sesuai dengan kebutuhannya. Contohnya, hampir setiap hari kita dihadapkan dengan ratusan iklan media massa (elektronik, cetak) tentang produk-produk baru. Akan tetapi sedikit sekali atas sekian pesan tersebut yang kita tanggapi dan kita perhatikan.

Bagi Rogers proses keputusan inovasi memiliki lima tahap, yaitu :1. Knowledge (pengetahuan)2. Persuasion (kepercayaan)3. Decision (keputusan)4. Implementation, dan (penerapan)5. Confirmation (penegasan/pengesahan)

Kelima langkah ini dapat digambarkan seperti di bawah ini :

Difusi Inovasi Pendidikan 3

Page 8: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

1. Knowledge Stage/tahap pengetahuanProses keputusan inovasi ini dimulai dengan Knowledge Stage. Pada

tahapan ini suatu individu belajar tentang keberadaan suatu inovasi dan mencari informasi tentang inovasi tersebut. Apa?, bagaimana?, dan mengapa? merupakan pertanyaan yang sangat penting pada knowledge stage ini. Selama tahap ini individu akan menetapkan “Apa inovasi itu? bagaimana dan mengapa ia bekerja?. Menurut Rogers, pertanyaan ini akan membentuk tiga jenis pengetahuan (knowledge):

1. Awareness-knowledge merupakan pengetahuan akan keberadaan suatu inovasi. Pengetahuan jenis ini akan memotivasi individu untuk belajar lebih banyak tentang inovasi dan kemudian akan mengadopsinya. Pada tahap ini inovasi mencoba diperkenalkan pada masyarakat tetapi tidak ada informasi yang pasti tentang produk tersebut. Karena kurangnya informasi tersebut maka masyarakat tidak merasa memerlukan akan inovasi tersebut. Rogers menyatakan bahwa untuk menyampaikan keberadaan inovasi akan lebih efektif disampaikan melalui media massa seperti radio, televisi, koran, atau majalah. Sehingga masyarakat akan lebih cepat mengetahui akan keberadaan suatu inovasi.

Difusi Inovasi Pendidikan 4

Page 9: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

2. How-to-knowledge, yaitu pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan suatu inovasi dengan benar. Rogers memandang pengetahuan jenis ini sangat penting dalam proses keputusan inovasi. Untuk lebih meningkatkan peluang pemakaian sebuah inovasi maka individu harus memiliki pengetahuan ini dengan memadai berkenaan dengan penggunaan inovasi ini.

3. Principles-knowledge, yaitu pengetahuan tentang prinsip-prinsip keberfungsian yang mendasari bagaimana dan mengapa suatu inovasi dapat bekerja. Contoh dalam hal ini adalah ide tentang teori kuman, yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan dan kampanye kesehatan. Suatu inovasi dapat diterapkan tanpa pengetahuan ini, akan tetapi penyalahgunaan suatu inovasi akan mengakibatkan berhentinya inovasi tersebut.

Lalu apakah peranan para agen perubahan dalam menghasilkan ketiga jenis pengetahuan tersebut? Kebanyakan agen perubahan tampaknya memusatkan perhatian pada usaha untuk menciptakan awareness-knowledge yang sebenarnya untuk tujuan ini akan lebih efisien dengan menggunakan jalur media masa. Para agen perubahan mungkin akan memainkan peranan penting pada proses keputusan inovasi ini apabila mereka berkonsentrasi pada how-to-knowledge, yang mungkin akan lebih penting bagi para klien terutama pada tahap trial and decision pada proses tersebut.

Early versus Late Knowers of Innovations

Tabel berikut menggambarkan tujuh karakteristik dari early knowers yang perlu dipertimbangkan :

Difusi Inovasi Pendidikan 5

Page 10: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

1 Earlier knowers of an innovation have more formal education than later knowers.

2 Earlier knowers of an innovation have higher socioeconomic status than late knowers.

3 Earlier knowers of an innovation have more exposure to mass media channels of communication than later knowers.

4 Earlier knowers of an innovation have more exposure to interpersonal channels than later knowers.

5 Earlier knowers of an innovation have more change agent contact than later knowers.

6 Earlier knowers of an innovation have more social participation than later knowers.

7 Earlier knowers of an innovation have more cosmopolite than later knowers.

2. Persuasion Stage/tahap bujukanTahap Persuasi terjadi ketika individu memiliki sikap positif atau negatif

terhadap inovasi. Tetapi sikap ini tidak secara langsung akan menyebabkan apakah individu tersebut akan menerima atau menolak suatu inovasi. Suatu individu akan membentuk sikap ini setelah dia tahu tentang inovasi, maka tahap ini berlangsung setelah knowledge stage dalam proses keputusan inovasi. Rogers menyatakan bahwa knowledge stage lebih bersifat kognitif (tentang pengetahuan), sedangkan persuasion stage bersifat afektif karena menyangkut perasaan individu, karena itu pada tahap ini individu akan terlibat lebih jauh lagi. Tingkat ketidakyakinan pada fungsi-fungsi inovasi dan dukungan sosial akan mempengaruhi pendapat dan kepercayaan individu terhadap inovasi.

Dalam tahap persuasi ini lebih banyak keaktifan mental yang memegang peran. Seseorang akan berusaha mengetahui lebih banyak tentang inovasi dan menafsirkan informasi yang diterimanya. Pada tahap ini berlangsung seleksi informasi disesuaikan dengan kondisi dan sifat pribadinya. Di sinilah peranan karakteristik inovasi dalam mempengaruhi

Difusi Inovasi Pendidikan 6

Page 11: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

proses keputusan inovasi.

Dalam tahap persuasi ini juga sangat penting peran kemampuan untuk mengantisipasi kemungkinan penerapan inovasi di masa datang. Perlu ada kemampuan untuk memproyeksikan penerapan inovasi dalam pemikiran berdasarkan kondisi dan situasi yang ada. Untuk mempermudah proses mental itu, perlu adanya gambaran yang jelas tentang bagaimana pelaksanaan inovasi, jika mungkin sampai pada konsekuensi inovasi.

Hasil dari tahap persuasi yang utama ialah adanya penentuan menyenangi atau tidak menyenangi inovasi. Diharapkan hasil tahap persuasi akan mengarahkan proses keputusan inovasi atau dengan dengan kata lain ada kecenderungan kesesuaian antara menyenangi inovasi dan menerapkan inovasi. Namun perlu diketahui bahwa sebenarnya antara sikap dan aktivitas masih ada jarak. Orang menyenangi inovasi belum tentu ia menerapkan inovasi. Ada jarak atau kesenjangan antara pengetahuan-sikap, dan penerapan (praktek). Misalnya seorang guru tahu tentang metode diskusi, tahu cara menggunaknnya, dan senang seandainya menggunakan, tetapi ia tidak pernah menggunakan, karena beberapa faktor: tempat duduknya tidak memungkinkan, jumlah siswanya terlalu besar, dan takut bahan pelajarannya tidak akan dapat disajikan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan. Perlu ada bantuan pemecahan masalah.

3. Decision StagePada tahapan ini individu membuat keputusan apakah menerima atau

menolak suatu inovasi. Menurut Rogers adoption (menerima) berarti bahwa inovasi tersebut akan digunakan secara penuh, sedangkan menolak berarti “not to adoptian innovation”. Jika inovasi dapat dicobakan secara parsial, umpamanya pada keadaan suatu individu, maka inovasi ini akan lebih cepat diterima karena biasanya individu tersebut pertama-tama ingin mencoba dulu inovasi tersebut pada keadaannya dan setelah itu memutuskan untuk

Difusi Inovasi Pendidikan 7

Page 12: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

menerima inovasi tersebut. Walaupun begitu, penolakan inovasi dapat saja terjadi pada setiap proses keputusan inovasi ini. Rogers menyatakan ada dua jenis penolakan, yaitu active rejection dan passive rejection.

• Active rejection terjadi ketika suatu individu mencoba inovasi dan berfikir akan mengadopsi inovasi tersebut namun pada akhirnya dia menolak inovasi tersebut.

• Passive rejection individu tersebut sama sekali tidak berfikir untuk mengadopsi inovasi.

4. Implementation Stage (Tahap implementasi)Pada tahap implementasi, sebuah inovasi dicoba untuk dipraktekkan,

akan tetapi sebuah inovasi membawa sesuatu yang baru apabila tingkat ketidakpastiannya akan terlibat dalam difusi. Ketidakpastian dari hasil-hasil inovasi ini masih akan menjadi masalah pada tahapan ini. Maka si pengguna akan memerlukan bantuan teknis dari agen perubahan untuk mengurangi tingkat ketidakpastian dari akibatnya. Apalagi bahwa proses keputusan inovasi ini akan berakhir. Permasalahan penerapan inovasi akan lebih serius terjadi apabila yang mengadopsi inovasi itu adalah suatu organisasi, karena dalam sebuah inovasi jumlah individu yang terlibat dalam proses keputusan inovasi ini akan lebih banyak dan terdiri dari karakter yang berbeda-beda.

Kapankah implementasi inovasi ini akan berakhir ?

Penemuan kembali biasanya terjadi pada tahap implementasi ini, maka tahap ini merupakan tahap yang sangat penting. Penemuan kembali ini adalah tingkatan di mana sebuah inovasi diubah atau dimodifikasi oleh pengguna dalam proses adopsi atau implementasinya. Rogers juga menjelaskan tentang perbedaan antara penemuan dan inovasi (invention dan Innovation). Invention adalah proses di mana ide-ide baru ditemukan atau diciptakan. Sedang inovasi adalah proses penggunaan ide yang sudah ada. Rogers juga menyatakan bahwa semakin banyak terjadi penemuan maka akan semakin cepat sebuah inovasi dilaksanakan.

Difusi Inovasi Pendidikan 8

Page 13: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

5. Confirmation StageKetika Keputusan inovasi sudah dibuat, maka si penguna akan mencari

dukungan atas keputusannya ini. Menurut Rogers keputusan ini dapat menjadi terbalik apabila si pengguna ini menyatakan ketidaksetujuan atas pesan-pesan tentang inovasi tersebut. Akan tetapi kebanyakan cenderung untuk menjauhkan diri dari hal-hal seperti ini dan berusaha mencari pesan-pesan yang mendukung yang memperkuat keputusan itu. Jadi dalam tahap ini, sikap menjadi hal yang lebih krusial. Keberlanjutan penggunaan inovasi ini akan bergantung pada dukungan dan sikap individu.

Discontiuance (ketidakberlanjutan)

Discontinuance adalah suatu keputusan menolak sebuah inovasi setelah/sebelumnya mengadopsinya. Ketidakberlanjutan ini dapat terjadi selama tahap ini dan terjadi pada dua cara :

• Pertama atas penolakan individu terhadap sebuah inovasi, ia akan mencari inovasi lain yang akan menggantikannya. Keputusan jenis ini dinamakan replacement discontinuance.

• Yang kedua dinamakan disenchanment discontinuance. Dalam hal ini individu menolak inovasi tersebut disebabkan ia merasa tidak puas atas hasil dari inovasi tersebut. Alasan lain dari discontinuance decision ini mungkin disebabkan inovasi tersebut tidak memenuhi kebutuhan individu. sehingga tidak merasa adanya keuntungan dari inovasi tersebut.

B. Implementasi Di Tingkat SekolahInovasi sebagai suatu ide, gagasan, praktik atau obyek/benda yang

disadari dan diterima sebagai suatu hal yang baru oleh seseorang atau kelompok untuk diadopsi. Oleh sebab itu, inovasi pada dasarnya merupakan pemikiran cemerlang yang bercirikan hal baru ataupun berupa praktik-

Difusi Inovasi Pendidikan 9

Page 14: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

praktik tertentu ataupun berupa produk dari suatu hasil olah-pikir dan olah-teknologi yang diterapkan melalui tahapan tertentu yang diyakini dan dimaksudkan untuk memecahkan persoalan yang timbul dan memperbaiki suatu kedaan tertentu ataupun proses tertentu yang terjadi di masyarakat. Dalam bidang pendidikan, banyak usaha yang dilakukan untuk kegiatan yang sifatnya pembaruan atau inovasi pendidikan. Inovasi yang terjadi dalam bidang pendidikan tersebut, antara lain dalam hal manajemen pendidikan, metodologi pengajaran, media, sumber belajar, pelatihan guru, implementasi kurikulum, dsb.

Dalam hal implementasi inovasi di sekolah, maka guru merupakan faktor terpenting yang harus melaksanakan inovasi dengan memperhatikan hal-hal berikut :

• Inovasi harus berlangsung di sekolah guna memperoleh hasil yang terbaik dalam mendidik siswa

• Ujung tombak keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru

•Oleh karena itu guru harus mampu menjadi seorang yang inovatif guna menemukan strategi atau metode yang efektif untuk mendidik

• Inovasi yang dilakukan guru pada intinya berada dalam tatanan pembelajaran yang dilakukan di kelas

• Kunci utama yang harus dipegang guru adalah bahwa setiap proses atau produk inovatif yang dilakukan dan dihasilkannya harus mengacu kepada kepentingan siswa

Proses keputusan inovasi di tingkat sekolah berawal dari pengetahuan atau kesadaran para personil di sekolah / guru tentang kebutuhan akan sebuah inovasi yang akan membantu memecahkan persoalan yang mereka hadapi sampai dengan pengadopsian suatu inovasi. Untuk mencapai hal tersebut ada tiga tahap yang harus dilalui yaitu :

Difusi Inovasi Pendidikan 10

Page 15: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

1) Tahap Akuisisi Informasi :

Para guru memperoleh dan memahami Informasi tentang suatu inovasi, umpamanya tentang metodologi pengajaran, media pembelajaran yang baru dari berbagai sumber ( buku, jurnal, koran, dll).

2) Tahap Evaluasi Informasi :

Orang mengevalusi informasi tentang inovasi, dengan berbagai pertimbangan apakah sesuai atau tidak dalam memenuhi kebutuhan.

3) Tahap Adopsi :Yaitu proses keputusan apakah akan melaksanakan atau menolak suatu inovasi

D. Hambatan terhadap InovasiDalam implementasinya kita sering mendapati beberapa hambatan

yang berkaitan dengan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa hampir setiap individu atau organisasi memiliki semacam mekanisme penerimaan dan penolakan terhadap perubahan. Segera setelah ada pihak yang berupaya mengadakan sebuah perubahan, penolakan atau hambatan akan sering ditemui. Orang-orang tertentu dari dalam ataupun dari luar sistem akan tidak menyukai, melakukan sesuatu yang berlawanan, melakukan sabotase atau mencoba mencegah upaya untuk mengubah praktek yang berlaku. Penolakan ini mungkin ditunjukkan secara terbuka dan aktif atau secara tersembunyi dan pasif. Alasan mengapa ada orang yang ingin menolak perubahan walaupun kenyataannya praktek yang ada sudah kurang relevan, membosankan, sehingga dibutuhkan sebuah inovasi. Fenomena ini sering disebut sebagai penolakan terhadap perubahan. Banyak upaya telah dilakukan untuk menggambarkan, mengkategorisasikan dan menjelaskan fenomena penolakan ini. Ada empat macam kategori hambatan dalam konteks inovasi. Keempat kategori tersebut adalah:

Difusi Inovasi Pendidikan 11

Page 16: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

a) Hambatan Psikologis

Hambatan-hambatan ini ditemukan bila kondisi psikologis individu menjadi faktor penolakan. Hambatan psikologis telah dan masih merupakan kerangka kunci untuk memahami apa yang terjadi bila orang dan sistem melakukan penolakan terhadap upaya perubahan. Kita akan menggambarkan jenis hambatan ini dengan memilih satu faktor sebagai suatu contoh yaitu dimensi kepercayaan/keamanan versus ketidakpercayaan/ketidakamanan karena faktor ini sebagai unsur inovasi yang sangat penting. Faktor-faktor psikologis lainnya yang dapat mengakibatkan penolakan terhadap inovasi adalah: rasa enggan karena merasa sudah cukup dengan keadaan yang ada, tidak mau repot, atau ketidaktahuan tentang masalah.

Kita dapat berasumsi bahwa di dalam suatu sistem sosial, organisasi atau kelompok akan ada orang yang pengalaman masa lalunya tidak positif. Menurut para ahli psikologi perkembangan, ini akan mempengaruhi kemampuan dan keberaniannya untuk menghadapi perubahan dalam pekerjaannya. Jika sebuah inovasi berimplikasi berkurangnya kontrol (misalnya diperkenalkannya model pimpinan tim atau kemandirian masing-masing bagian), maka pemimpin itu biasanya akan memandang perubahan itu sebagai negatif dan mengancam. Perubahan itu dirasakannya sebagai kemerosotan, bukan perbaikan.

b) Hambatan Praktis

Hambatan praktis adalah faktor-faktor penolakan yang lebih bersifat fisik. Untuk memberikan contoh tentang hambatan praktis, faktor-faktor berikut ini akan dibahas:

1) waktu

Difusi Inovasi Pendidikan 12

Page 17: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

2) sumber daya

3) sistem

Ini adalah faktor-faktor yang sering ditunjukkan untuk mencegah atau memperlambat perubahan dalam organisasi dan sistem sosial. Program pusat-pusat pelatihan guru sangat menekankan aspek-aspek bidang ini. Ini mungkin mengindikasikan adanya perhatian khusus pada keahlian praktis dan metode-metode yang mempunyai kegunaan praktis yang langsung. Oleh karena itu, inovasi dalam bidang ini dapat menimbulkan penolakan yang terkait dengan praktis. Artinya, semakin praktis sifat suatu bidang, akan semakin mudah orang meminta penjelasan tentang penolakan praktis. Di pihak lain, dapat diasumsikan bahwa hambatan praktis yang sesungguhnya itu telah dialami oleh banyak orang dalam kegiatan mengajar sehari-hari, yang menghambat perkembangan dan pembaruan praktek. Tidak cukupnya sumber daya ekonomi, teknis dan material sering disebutkan.

Dalam hal mengimplementasikan perubahan, faktor waktu sering kurang diperhitungkan. Segala sesuatu memerlukan waktu. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengalokasikan banyak waktu bila kita membuat perencanaan inovasi. Pengalaman menunjukkan bahwa masalah yang tidak diharapkan, yang mungkin tidak dapat diperkirakan pada tahap perencanaan, kemungkinan akan terjadi.

Yang kedua, masalah pada bidang keahlian dan sumber daya ekonomi sebagai contoh tentang hambatan praktis. Dalam perencanaan dan implementasi inovasi, tingkat pengetahuan dan jumlah dana yang tersedia harus dipertimbangkan. Ini berlaku terutama jika sesuatu yang sangat berbeda dari praktek di masa lalu akan dilaksanakan, dengan kata lain jika ada perbedaan yang besar

Difusi Inovasi Pendidikan 13

Page 18: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

antara yang lama dengan yang baru. Dalam kasus seperti ini, tambahan sumber daya dalam bentuk keahlian dan keuangan dibutuhkan. Pengalaman telah menunjukkan bahwa dana sangat dibutuhkan, khususnya pada awal dan selama masa penyebarluasan gagasan inovasi.. Ini mungkin terkait dengan kenyataan bahwa bantuan dari luar, peralatan baru, realokasi, buku teks dll. diperlukan selama fase awal. Sumber dana yang dialokasikan untuk perubahan sering kali tidak disediakan dari anggaran tahunan. Media informasi dan tindak lanjutnya sering dibutuhkan selama fase penyebarluasan gagasan inovasi.

Dalam kaitan ini penting untuk dikemukakan bahwa dana saja tidak cukup untuk melakukan perbaikan dalam praktek. Sumber daya keahlian seperti pengetahuan dan keterampilan orang-orang yang dilibatkan dalam upaya inovasi ini merupakan faktor yang sama pentingnya. Dengan kata lain, jarang sekali kita dapat memilih antara satu jenis sumber atau jenis sumber lainnya, melainkan kita memerlukan semua jenis sumber itu. Jelaslah bahwa kurangnya sumber tertentu dapat dengan mudah menjadi hambatan.

c) Hambatan Kekuasaan dan Nilai

Bila dijelaskan secara singkat, hambatan nilai melibatkan kenyataan bahwa suatu inovasi mungkin selaras dengan nilai-nilai, norma-norma dan tradisi-tradisi yang dianut orang-orang tertentu, tetapi mungkin bertentangan dengan nilai-nilai yang dianut sejumlah orang lain. Jika inovasi berlawanan dengan nilai-nilai sebagian peserta, maka bentrokan nilai akan terjadi dan penolakan terhadap inovasi pun muncul.. Apakah kita berbicara tentang penolakan terhadap perubahan atau terhadap nilai-nilai dan pendapat yang berbeda, dalam banyak kasus itu tergantung pada definisi yang kita gunakan. Banyak inovator telah mengalami konflik yang jelas dengan

Difusi Inovasi Pendidikan 14

Page 19: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

orang lain, tetapi setelah dieksplorasi lebih jauh, ternyata mereka mendapati bahwa ada kesepakatan dan aliansi dapat dibentuk. Pengalaman ini dapat dijelaskan dengan kenyataan bahwa sering kali orang dapat setuju mengenai sumber daya yang dipergunakan. Kadang-kadang hal ini terjadi tanpa memandang nilai-nilai. Dengan demikian kesepakatan atau ketidaksepakatan di permukaan mudah terjadi dalam kaitannya dengan aliansi. Sering kali aliansi itu terbukti sangat penting bagi implementasi inovasI.

Penerapan dalam PembelajaranInovasi dapat diterima atau ditolak oleh seseorang atau seluruh sistem

social, yang menentukan untuk menerima inovasi berdasarkan keputusan bersama atau berdasarkan paksaan (kekuasaan). Ada beberapa tipe keputusan inovasi :

1. Keputusan Inovasi Opsional, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem yang lain namun berdasarkan norma sistem social maupun hasil komunikasi dengan anggota sistem sosial yang lain.

2. Keputusan Inovasi Kolektif, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusanyang dibutat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antar anggota sistem sosial sehingga keputusan yang telah disepakati bersama harus ditaati.

3. Keputusan Inovasi Otoritas, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak berdasarkan keputusan yang dibuat individu atau kelompok yang mempunyai kewenangan atau kedudukan maupun status.

Keputusan opsional biasa digunakan dalam penyebaran novasi kepada petani, konsumen atau inovasi dengan sasaran angota

Difusi Inovasi Pendidikan 15

Page 20: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

masyarakat sebagai individu. Keputusan kolektif, individu memperoleh sebagian wewenang untuk mengambil keputusan dan keputusan otoriter biasa digunakan dalam organisasi formal (perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, organisasi pemerintah, dll)

Zamroni ( 2007 : 2 ) bahwa “peningkatan mutu sekolah adalah suatu proses yang sistematis yang terus menerus meningkatkan kualitas proses belajar mengajar dan faktor-faktor yang berkaitan dengan itu, dengan tujuan agar menjadi target sekolah dapat dicapai dengan lebih efektif dan efisien”.

Teori ini menjelaskan bahwa mutu sekolah mencakup tiga kemampuan, yaitu : kemampuan akademik, sosial, dan moral. Menurut teori ini, mutu sekolah ditentukan oleh tiga variabel, yakni kultur sekolah, proses belajar mengajar, dan realitas sekolah. Kultur sekolah merupakan nilai-nilai, kebiasaan-kebiasaan, upacara-upacara, slogan-slogan, dan berbagai perilaku yang telah lama terbentuk di sekolah dan diteruskan dari satu angkatan ke angkatan berikutnya. Sebagai contoh penerapan inovasi dalam pembelajaran adalah Kurikulum SIAS (Kampoeng Sakola SD Interaktif Abdussalam. Kab. Bandung Barat)

Kurikulum SIAS merupakan perpaduan antara kurikulum nasional dengan pengembangan kurikulum sendiri sehingga menjadi kurikulum khas SIAS. Untuk mencapai kompetensi lulusan yang diharapkan, SIAS memiliki program yang menjadi ciri khas /budaya yang harus ada dan diharapkan mampu mengembangkan potensi peserta didiknya secara optimal, adalah sebagai berikut :

1. Pelayanan yang optimal terhadap seluruh peserta didik

Difusi Inovasi Pendidikan 16

Page 21: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

Memberikan pelayanan yang optimal kepada peserta didik mulai dari awal masuk, diantaranya ada tes psikologi dan konsultasi ketika awal masuk serta sekolah sudah memiliki klinik perkembangan anak.

2. Pelaksanaan model sekolah inklusi yang disesuaikan dengan program SIAS

Memberikan keleluasaan kepada anak berkebutuhan khusus untuk bersekolah di SIAS. Untuk membantu anak-anak tersebut, maka SIAS menyediakan guru pendambing atau helper untuk membantu penguatan materi selama proses pembelajaran.

3. Pembentukan karakter melalui pembiasaan

Adapun kegitan-kegiatan atau budaya sekolah yang coba diterapkan di SIAS untuk mengembangkan pribadi anak dengan pembiasaan yang dilakukakn secara rutin, terprogram, spontan dan teladan.

4.Pelaksanaan Kesenian Melalui Kegiatan EkstraKurikuler

Berhubungan dengan pengembangan potensi dan ekspresi diri sesuai dengan minat dan bakat, diantaranya :

a. Pengembangan potensi, terdiri dari UKS, jurnalistik anak/warcil, dan perpustakaan.

b. Ekspresi diri sesuai minat dan bakat, terdiri dari :

Seni meliputi degung dan angklung Olahrga meliputi futsal, pencak silat/perisai diri

Difusi Inovasi Pendidikan 17

Page 22: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

Sesuai minat terdiri dari kajian mata pelajaran meliputi komputer dan english club, serta kajian muatan lokal meliputi kerajinan tangan (seni rupa) menggambar dan mewarnai serta hasta karya.

Inovasi kurikulum atau pembelajaran yang dilakukan oleh SIAS disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan kebutuhan pasar saat ini. Dengan inovasi yang demikian, akan membantu siswa untuk lebih mandiri, kreatif, serta membantu dalam perkembangan diri anak didik.

Ada pula contoh lain, pendidik melakukan inovasi dan peningkatan wawasan pembelajaran untuk peserta didik berdasarkan teori belajar sebagai berikut :

Teori belajar behavioristik dan penerapan dalam pembelajaran

Berdasarkan teori seorang telah dianggap belajar jika telah menunjukan perubahan tingkah laku Dalam pembelajaran behavioristik dikembangkan langkah-langkah sebagai berikut yaitu  :

(1)guru menentukan tujuan pembelajaran (2) guru mengidentifikasikan pengetahuan awal siswa untuk menentukan materi pelajaran (3) guru menyajikan materi pelajaran (4) guru memberi stimulus (5) guru mengamati respon siswa dan guru memberi penguatan.

Teori belajar Kognitif dan Penerapannya dalam pembelajaran.

Berdasarkan teori ini seorang talah di katakan belajar jika telah terjadi perubahan persepsi dan pemahaman dan melibatkan siswa

Difusi Inovasi Pendidikan 18

Page 23: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

secara aktif dalam pembelajaran. Implementasi teori kognitif dalam pembelajaran memiliki langkah-langkah sebagai berikut yaitu:

(1) guru menentukan tujuan pembelajaran (2) guru memilih materi pelajaran dan menentukan topik-topik yang dapat di pelajari secara aktif (3) guru menentukan kegiatan belajar yang sesuai dengan topik seperti penelitian, pemecahan masalah, diskusi, simulasi, dsb. (4) guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Teori belajar Konstruktivistik dan penerapannya dalam pembelajaran

Menurut teori ini belajar merupakan proses pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa sepenuhnya dan tugas guru adalah menata lingkungan sehingga memberi peluang optimal bagi terjadinya proses belajar dan membantu agar proses rekonstruksi pengetahuan berjalan lancar.

Teori kecerdasan ganda dan penerapannya dalam pembelajaran

Penyelenggaraan pembelajaran berdasarkan teori intelegensi ganda ada beberap langkah yang perlu ditempuh yaitu :

(1) dengan tes (2) dengan mencoba mengajar dengan intelegensi ganda dan mengamati respon siswa terhadap metode tersebut (3) dengan observasi terhadap apa yang dilakukan siswa di kelas (4) dengan mengumpulkan dokumen yang di buat siswa

Dalam era globalisasi ini peranan pendidik penting dalam pendidikan oleh sebab itu pendidik di tuntut untuk professional dan memiliki 4

Difusi Inovasi Pendidikan 19

Page 24: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

kompetensi yaitu kepribadian, pedagogik, professional dan sosial. Kompetensi professional memiliki sub kompetensi yaitu menguasai substansi keilmuan terkait bidang studi dan menguasai struktur dan metode keilmuan. Sebagai seorang pendidik yang setiap hari berinterkasi dengan peserta didik, maka inovasi dalam pembelajaran harus terus menerus dilakukan.

Inovasi pembelajaran merupakan hal yang penting atau dimiliki dan harus dilakukan oleh pendidik. Hal ini disebabkan karena pembelajaran akan lebih hidup dan bermakna. Berbagai inovasi diharapkan dapat memberikan motivasi kepada peserta didik agar lebih giat dan senang belajar. Pada hakekatnya inovasi itu bersifat relatif.

Kemauan pendidik untuk mencoba menemukan, menggali dan mencari berbagai terobosan, pendekatan, metode dan sistem pembelajaran merupakan salah satu penunjang akan munculnya berbagai inovasi-inovasi baru yang segar dan menyenangkan sehingga tidak ada kejenuhan dalam belajar.

BAB IIIPENUTUP

A. KesimpulanDengan memperhatikan pembahasan di atas maka kita dapat

menyimpulkan bahwa proses keputusan inovasi merupakan bagian dari difusi inovasi yaitu proses seseorang mulai dari tahu tentang inovasi sampai dengan mengambil keputusan apakah menerima atau menolak inovasi tersebut. Berikut ini adalah gambaran singkat tentang tahapan-tahapan dalam proses keputusan inovasi menurut Everett Rogers :

• Knowledge Stage / tahap pengetahuan

Difusi Inovasi Pendidikan 20

Page 25: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

perolehan informasi tentang inovasi

pemahaman pesan-pesan informasi

pengetahuan atau keterampilan untuk adopsi inovasi

• Persuasion Stage / tahap peyakinan rasa suka terhadap inovasi

mendiskusikan dengan orang lain

menerima pesan-pesan inovasi

membentuk gambaran positif tentang inovasi

mendukung perilaku inovatif dari sistem

• Decision Stage / tahap keputusan minat untuk mencarai informasi lebih lanjut tentang inovasi

minat untuk mencoba inovasi tersebut

• Implementation mendapatkan informasi tambahan tentang inovasi

menggunakan inovasi

penggunaan inovasi yang berlanjut

• Confirmation Stage pengakuan tentang keuntungan mengimplementasikan inovasi

mengintegrasikan inovasi secara berkelanjutan dalam kehidupan sehari-hari

mempromosikan inovasi pada orang lain

Beberapa tipe keputusan inovasi :Difusi Inovasi Pendidikan 21

Page 26: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

1. Keputusan Inovasi Opsional, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem yang lain namun berdasarkan norma sistem social maupun hasil komunikasi dengan anggota sistem sosial yang lain.

2. Keputusan Inovasi Kolektif, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi, berdasarkan keputusanyang dibutat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan antar anggota sistem sosial sehingga keputusan yang telah disepakati bersama harus ditaati.

3. Keputusan Inovasi Otoritas, yaitu pemilihan untuk menerima atau menolak berdasarkan keputusan yang dibuat individu atau kelompok yang mempunyai kewenangan atau kedudukan maupun status.

Keputusan opsional biasa digunakan dalam penyebaran novasi kepada petani, konsumen atau inovasi dengan sasaran angota masyarakat sebagai individu. Keputusan kolektif, individu memperoleh sebagian wewenang untuk mengambil keputusan dan keputusan otoriter biasa digunakan dalam organisasi formal (perusahaan, sekolah, perguruan tinggi, organisasi pemerintah, dll)

Difusi Inovasi Pendidikan 22

Page 27: PERBEDAAN ILMU PENGETAHUAN ILMIAH DENGAN Web viewSecara umum penulisan makalah ini bertujuan sebagai tugas wajib ... yang mendasari penggunaan vaksinasi dan kakus untuk sanitasi perkampungan

DAFTAR PUSTAKA

Evert Rogers, Diffusions of Innovations, Free Press 2003, Newyork http://www.imadiklus.com/2012/04/httpwww-imadiklus-comwp-

contentuploads201204imadiklus-um3-jpg.html http://alamsetiadi08.blogspot.com/2008/06/difusi-inovasi.html Inovasi Pembelajaran untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa »

Pena Deni | Mendedikasikan Diri untuk Dunia Pendidikan http://penadeni.com/2011/06/13/159/#ixzz2My4W41G1 Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial Share Alike

http://inopend3.wordpress.com/2011/01/11/102/#more-102

Difusi Inovasi Pendidikan 23