perbedaan mou dan perjanjian

4
PERBEDAAN MoU DAN PERJANJIAN Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)  Nota Kesepahaman (MoU) atau dalam pendapat lain disebut pra    kontrak adalah suatu perjanjian pendahuluan yang setelahnya akan terjadi perjanjian lainnya atau dengan kata lain menurut black law dictionary adalah Pernyataan kesepahaman tertulis antara kedua  belah pihak sebelum memasuki sebuah perjanjian, MoU tidak mengikat para pihak serta tidak menghalangi para pihak untuk berhubungan dengan pihak ketiga. Dalam hukum pada lazimnya istilah MoU ini tidak dikenal, tetapi realitanya sering digunakan. Yang sering dikenal dan melatar belakangi digunakannya MoU dalam praktek adalah karena ditilik dari suatu tujuan kesepakatan yang bersangkutan belum jelas, pada ketentuan yang ada biasanya terjadi jangka waktu yang sementara, timbulnya keraguan para pihak dalam melakukan kesepakatan sehingga memerlukan waktu dalam berfikir dan melakukan hal yang lebih  bersifat otentik. lebih menunjuk kepada bentuk kesamaan pandangan bagi para pihak  pembuatnya. Kesamaan pandangan bagi para pihak dan kesamaan kehendak yang kemudian di wujudkan dalam bentuk tertulis. Adanya kesepahaman itu bisa menimbulkan akibat bisnis  bagi para pihak tergantung sejauh mana para pihak saling bersepaham, namun belum mempunyai akibat hukum. Pada hakikatnya subjek Mou ada 2 yang dikenal yaitu pihak yang berlaku nasional dan pihak yang berlaku secara Internasional, dan pihak nasional adalah badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat Indonesia lainnya, badan hukum privat Indonesia dengan pemerintah provinsi/kabupaten/kota, badan hukum privat Indonesia dengan penegak hukum, badan hukum publik dengan badan hukum publik lainnya. Dan secara Internasional dilakukan oleh pihak Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Negara asing, dan badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat asing. Kekuatan mengikat MoU, biasanya MoU di kaji dalam dua lapangan, yaitu wilayah  praktek dan wilayah teori hukum. Dalam kajian kepraktekan MoU adalah sebagai media  pengikat moral. Karena ia adalah semacam nota kesepahaman. Artinya antara para pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap sesuatu hal. Sehingga MoU adalah media untuk mengabadikan hal tersebut. jika te rjadi pelanggaran terhadap MoU pada umumnya para pihak tidak melakukan penuntutan hingga ke Pengadilan. Karena para pihak mengganggap

Upload: gusti-riyan-sezar

Post on 16-Oct-2015

186 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Referensi

TRANSCRIPT

PERBEDAAN MoU DAN PERJANJIAN

Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding)Nota Kesepahaman (MoU) atau dalam pendapat lain disebut pra kontrak adalah suatu perjanjian pendahuluan yang setelahnya akan terjadi perjanjian lainnya atau dengan kata lain menurut black law dictionary adalah Pernyataan kesepahaman tertulis antara kedua belah pihak sebelum memasuki sebuah perjanjian, MoU tidak mengikat para pihak serta tidak menghalangi para pihak untuk berhubungan dengan pihak ketiga. Dalam hukum pada lazimnya istilah MoU ini tidak dikenal, tetapi realitanya sering digunakan. Yang sering dikenal dan melatar belakangi digunakannya MoU dalam praktek adalah karena ditilik dari suatu tujuan kesepakatan yang bersangkutan belum jelas, pada ketentuan yang ada biasanya terjadi jangka waktu yang sementara, timbulnya keraguan para pihak dalam melakukan kesepakatan sehingga memerlukan waktu dalam berfikir dan melakukan hal yang lebih bersifat otentik. lebih menunjuk kepada bentuk kesamaan pandangan bagi para pihak pembuatnya. Kesamaan pandangan bagi para pihak dan kesamaan kehendak yang kemudian di wujudkan dalam bentuk tertulis. Adanya kesepahaman itu bisa menimbulkan akibat bisnis bagi para pihak tergantung sejauh mana para pihak saling bersepaham, namun belum mempunyai akibat hukum.Pada hakikatnya subjek Mou ada 2 yang dikenal yaitu pihak yang berlaku nasional dan pihak yang berlaku secara Internasional, dan pihak nasional adalah badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat Indonesia lainnya, badan hukum privat Indonesia dengan pemerintah provinsi/kabupaten/kota, badan hukum privat Indonesia dengan penegak hukum, badan hukum publik dengan badan hukum publik lainnya. Dan secara Internasional dilakukan oleh pihak Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Negara asing, dan badan hukum privat Indonesia dengan badan hukum privat asing.Kekuatan mengikat MoU, biasanya MoU di kaji dalam dua lapangan, yaitu wilayah praktek dan wilayah teori hukum. Dalam kajian kepraktekan MoU adalah sebagai media pengikat moral. Karena ia adalah semacam nota kesepahaman. Artinya antara para pihak memiliki pemahaman yang sama terhadap sesuatu hal. Sehingga MoU adalah media untuk mengabadikan hal tersebut. jika terjadi pelanggaran terhadap MoU pada umumnya para pihak tidak melakukan penuntutan hingga ke Pengadilan. Karena para pihak mengganggap pengingkaran terhadap isi dari MoU adalah bentuk perbedaan kesepahaman. Artinya salah satu pihak sudah tidak sepaham lagi terhadap apa yang dimaksud dalam MoU. Jadi dalam lapangan Praktik Bisnis MoU tidak memberikan dampak hukum yang terlalu jauh karena ia hanya mengikat Moral para pihak agar suatu saat nanti mengikatkan diri dengan perjanjian yang sesungguhnya, biar perlu dengan notaril (dihadapan Notaris).Sedangkan dalam wilayah teori hukum maka harus dikaji kembali pasal 1320 dan 1338 KUHPerdata. Yang mana syarat perjanjian diuraikan oleh 1320 dan setiap perjanjian yang dibuat adalah Undang-Undang bagi pihak-pihak yang membuatnya. Dimana tidaklah memandang MoU dari namanya tetapi dilihat dari sisi isinya. Jika isinya hanya terkait hal-hal umum maka ia mengikat hal-hal umum tersebut, namun jika dimana isinya berkaitan dengan hal-hal yang mendetil maka haruslah berimplikasi seperti apa yang digambarkan oleh perjanjian tersebut. Adapun jika dilihat dari ciri ciri MoU adalah sbb : Isinya singkat berupa hal hal pokok Merupakan pendahuluan, yang akan diikuti suatu kontrak terperinci Jangka waktunya terbatas Biasanya tidak dibuat secara formal serta tidak ada kewajiban yang memaksa untuk adanya kontrak terperinci.Dalam MoU memuat klausul-klausul yaitu : Kepala MoU (judul, nomor, tanggal dan tempat MoU ditandatangani). Para pihak dalam MoU Maksud atau alasan para pihak Isi MoU (ketentuan esensialia, tambahan dan wajib) Ketentuan PenutupPerjanjian Definisi perjanjian menurut Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Artinya, perjanjian tidak dapat dilakukan seorang diri (satu pihak), perjanjian terjadi apabila dua orang atau lebih saling mengikatkan diri.Syarat sahnya perjanjian adalah kesepakatan kedua belah pihak, dengan makna yaitu pada umunya perjanjian tidak diadakan secara formal, tetapi cukup dengan adanya kesepakatan kedua belah pihak. para pihak harus cakap. Artinya, para pihak harus sudah dewasa di dalam melakukan perbuatan hukum, yakni berumur 21 tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 330 KUH Perdata, belum dewasa adalah mereka yang belum mencapai umur genap 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah kawin. perjanjian tersebut mengatur hal-hal tertentu. Artinya, perjanjian haruslah berisi hal-hal tertentu. Misalnya, perjanjian jual beli, perjanjian sewa-menyewa, perjanjian hibah, perjanjian fidusia, perjanjian leasing dan sebagainya. isi dari perjanjian haruslah mengatur hal-hal yang diperbolehkan. Artinya, perjanjian tersebut tidak bertentangan dengan kepentingan umum, ketertiban umum, dan kesusilaan. perjanjian adalah sesuatu yang istimewa karena diperlakukan laiknya undang-undang bagi para pembuatnya (Pacta Sunt Servanda) sebagaimana diatur dalam Pasal 1338 KUH Perdata,Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Pemaknaan tersebut ingin menegaskan bahwa perjanjian adalah sesuatu hal yang sakral bagi kedua belah pihak, karena perjanjian adalah hasil dari kesepakatan kedua belah pihak yang didasari dengan itikad baik. Oleh karena itu harus dilaksanakan dengan penuh tanggungjawab. Dalam pelaksanaannya, jika terjadi pelanggaran perjanjian, misalnya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya (wanprestasi) sehingga menimbulkan kerugian pada hak pihak yang lain, maka pihak yang dirugikan itu dapat menuntut pemenuhan haknya yang dilanggar. Tujuan perjanjian layaknya membuat undang-undang, yaitu mengatur hubungan hukum dan melahirkan seperangkat hak dan kewajiban. Bedanya, undang-undang mengatur masyarakat secara umum, sedangkan perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yang memberikan kesepakatannya. Karena setiap orang dianggap melek hukum, maka terhadap semua undang-undang masyarakat telah dianggap mengetahuinya sehingga bagi mereka yang melanggar, siapapun, tak ada alasan untuk lepas dari hukuman. Demikian pula perjanjian, bertujuan mengatur hubungan-hubungan hukum namun sifatnya privat, yaitu hanya para pihak yang menandatangani perjanjian itu saja yang terikat. Jika dalam pelaksanaannya menimbulkan sengketa, perjanjian itu dapat dihadirkan sebagai alat bukti di pengadilan guna menyelesaikan sengketa. Perjanjian membuktikan bahwa hubungan hukum para pihak merupakan sebuah fakta hukum, yang dengan fakta itu kesalahpahaman dalam sengketa dapat diluruskan bagaimana seharusnya hubungan itu dilaksanakan dan siapa yang melanggar.Perbedaan MoU dan PerjanjianDitelaah dari definisi telah berbeda, MoU adalah Perjanjian pendahuluan, dalam arti nantinya akan diikuti dan dijabarkan dalam perjanjian lain yang mengaturnya secara detail, karena hal-hal pokok saja MoU tidak selalu merupakan sebuat perjanjian dan perjanjian adalah Suatu perbuatan dengan mana suatu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih (Ps. 1313 KUHPerdata). Dari dasar hokum sebagai pondasinya di mana MoU tidak menyebutkan secara tegas mengenai pengertian atau substansi MoU. Sedengkan perjanjian mengatur secara tegas mengenai substansi perjanjian (Ps. 1320 jo. 1338 KUHPerdata).Objek dari MoU atau Nota Kesepahaman adalah Kerjasama apapun dalam aspek kehidupan (co. Ekonomi, kehutanan, dan lain-lain), Objek Perjanjian adalah memberikan sesuatu, berbuat sesuatu, tidak berbuat sesuatu. Jangka waktu dari MoU harus ditentukan dengan jelas kapan mulai dan berakhirnya (tergantung kesepakatan) dan dapat diperpanjang. Bila perjanjian jangka waktunya dimulai harus secara jelas ditentukan dan berakhirnya dapat tidak ditentukan waktunya, sesuai kesepakatan para pihak. Kekuatan mengikat dari MoU tidak mempunyai akibat hukum yang tegas karena hanya merupakan ikatan moral. Dan dalam perjanjian mempunyai akibat/ sanksi hukum yang tegas. Materi yang tertuang didalam MoU hanya memuat hal-hal yang pokok saja. Dalam perjanjian materi memuat ketentuan-ketentuan yang diperjanjikan secara terperinci.