perbedaan suku bangsa

19
Perbedaan Suku Bangsa 1. Persebaran suku bangsa di Indonesia Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan kebudayaan. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama. Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan. Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa lainnya. Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek moyang mereka. Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Ada juga teori “Nusantara.” Mari kita bahas kedua teori ini. Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting. 1. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang pindah dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di daerah pantai. Termasuk dalam

Upload: anastasia-okta-erisha

Post on 14-Dec-2015

25 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

kwn

TRANSCRIPT

Page 1: Perbedaan Suku Bangsa

Perbedaan Suku Bangsa

1. Persebaran suku bangsa di Indonesia

Suku bangsa adalah bagian dari suatu bangsa. Suku bangsa mempunyai ciri-

ciri mendasar tertentu. Ciri-ciri itu biasanya berkaitan dengan asal-usul dan

kebudayaan. Ada beberapa ciri yang dapat digunakan untuk mengenal suatu

suku bangsa, yaitu: ciri fisik, bahasa, adat istiadat, dan kesenian yang sama.

Contoh ciri fisik, antara lain warna kulit, rambut, wajah, dan bentuk badan.

Ciri-ciri inilah yang membedakan satu suku bangsa dengan suku bangsa

lainnya. Suku bangsa merupakan kumpulan kerabat (keluarga) luas. Mereka

percaya bahwa mereka berasal dari keturunan yang sama. Mereka juga

merasa sebagai satu golongan. Dalam kehidupan sehari-hari mereka

mempunyai bahasa dan adat istiadat sendiri yang berasal dari nenek

moyang mereka.

Ada teori yang menyatakan penduduk Indonesia berasal dari daratan Cina

Selatan, Provinsi Yunan sekarang. Ada juga teori “Nusantara.” Mari kita

bahas kedua teori ini. Menurut teori pertama Suku bangsa Yunan datang ke

Indonesia secara bergelombang. Ada dua gelombang terpenting.

1. Gelombang pertama terjadi sekitar 3000 tahun yang lalu. Mereka yang

pindah dalam pe-riode ini kemudian dikenal sebagai rumpun bangsa Proto

Melayu. Proto Melayu disebut juga Melayu Polynesia. Rumpun bangsa Proto

Melayu tersebar dari Madagaskar hingga Pasifik Timur. Mereka bermukim di

daerah pantai. Termasuk dalam bangsa Melayu Tua adalah suku bangsa

Batak di Sumatera, Dayak di Kalimantan, dan Toraja di Sulawesi.

2. Gelombang kedua terjadi sekitar 2000 tahun lalu, disebut Deutero

Melayu. Mereka disebut penduduk Melayu Muda. Mereka mendesak Melayu

Tua ke pedalaman Nusantara. Termasuk bangsa Melayu Muda adalah suku

bangsa Jawa, Minangkabau, Bali, Makassar, Bugis, dan Sunda.

Page 2: Perbedaan Suku Bangsa

Menurut teori “Nusantara” penduduk Indonesia tidak berasal dari luar. Teori

ini didukung banyak ahli, seperti J.Crawfurd, K.Himly, Sutan Takdir

Alisjahbana, dan Gorys Keraf. Menurut para ahli ini penduduk Indonesia

(bangsa Melayu) sudah memiliki peradaban yang tinggi pada bada ke-19

SM .Tidak diketahui secara pasti berapa jumlah suku bangsa di Indonesia.

Kehidupan masyarakat suku bangsa satu dengan lainnya memang terdapat perbedaan-perbedaan,

antara lain meliputi :

- perbedaan bahasa daerahnya. Ada bahasa Jawa, Sunda, Madura, Bali, Batak, Banjar, Makasar,

Ambon, Irian dan sebagainya.

- Perbedaan adat-istiadat dalam perkawinan, upacara ritual, hukum adat.

- Perbedaan kesenian daerah. Seni musik, seni tari, seni lukis, seni ukir, maupun seni pahat.

- Perbedaan agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

- Perbedaan tata susunan kekerabatan. Ada istilah matrilineal, patrilineal dan parental.

- Perbedaan seni bangunan rumah, peralatan kerja di sawah dan lain-lain.

Perbedaan-perbedaan tersebut di atas disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :

a. Keadaan dan letak geografis yang tidak sama.

Daerah yang terletak pada jalur strategis akan banyak dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain,

sehingga dorak ragam penduduk dan kebudayaannya akan lebih kompleks.

b. Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau

Penduduk pada pulau-pulau terpencil yang jarang sekali kontak dengan daerah lain akan

memiliki sifat-sifat dan karya budaya yang spesifik dan unik.

c. Latar belakang sejarah yang berbeda

Beberapa masyarakat yang mempunyai latar belakang sejarah tidak sama, tentu akan

menghasilkan keadaan sosial budaya yang tidak sama pula.

d. Lingkaran hukum adat dan garis kekerabatan yang berlainan

Sebagai ilustrasi, kita ambil saja masyarakat Jawa, Minangkabau dan Batak.

Page 3: Perbedaan Suku Bangsa

Masyarakat Minangkabau menggunakan sistem kekerabatan berdasarkan garis dari ibu,

mak disebut masyarakat Matrilineal atau Matriarkhat.

Masyarakat Batak menggunakan sistem kekerabatan berdasarkan garis bapak, maka

disebut masyarakat Patrilineal atau Patriarkhat.

Masyarakat Jawa menggunakan sistem kekerabatan berdasarkan garis kedua orang tua

(ibu dan bapak) dengan hak dan kewajiban yang sama. Perbedaan garis kekerabatan itu akan

punya pengaruh yang luas dalam hal : tata cara perkawinan, warisan, hak mengatur ekonomi

rumah tangga, hak menggunakan nama marga dan sebagainya.

e. Perbedaan agama

Beberapa kelompok masyarakat yang menganut agama yang berbeda-beda akan membawa

perbedaan-perbedaan yang luas dalam kehidupan sehari-hari, misalnya : mengenai cara

berpakaian, hukum warisan, etika pergaulan, tata cara perkawinan, tata cara peribadatan, corak

kesenian dan sebagainya.

Faktor lingkungan geografis yang menyebabkan keanekaragaman suku

bangsa antara lain sebagai berikut.

Negara kita berbentuk kepulauan. Penduduk yang tinggal di satu pulau

terpisah dengan penduduk yang tinggal di pulau lain. Penduduk tiap

pulau mengembangkan kebiasaan dan adat sendiri. Dalam waktu yang

cukup lama akan berkembang menjadi kebudayaan yang berbeda.

Perbedaan bentuk muka bumi, seperti daerah pantai, dataran rendah,

dan pegunungan. Penduduk beradaptasi dengan kondisi geografis

alamnya. Adaptasi itu dapat terwujud dalam bentuk perubahan tingkah

laku maupun perubahan ciri fisik. Penduduk yang tinggal di daerah

pegunungan misalnya, akan berkomunikasi dengan suara yang keras

supaya dapat didengar tetangganya. Penduduk yang tinggal di daerah

pantai atau di daerah perairan akan mengembangkan keahlian

menangkap ikan, dan sebagainya. Perubahan keadaan alam dan

proses adaptasi inilah yang menyebabkan adanya keanekaragaman

suku bangsa di Indonesia. Besar kecilnya suku bangsa yang ada di

Page 4: Perbedaan Suku Bangsa

Indonesia tidak merata. Suku bangsa yang jumlah anggotanya cukup

besar, antara lain suku bangsa Jawa, Sunda, Madura, Melayu, Bugis,

Makassar, Minangkabau, Bali, dan Batak.

Biasanya suatu suku bangsa tinggal di wilayah tertentu dalam suatu provinsi

di negara kita. Namun tidak selalu demikian. Orang Jawa, orang Batak, orang

Bugis, dan orang Minang misalnya, banyak yang merantau ke wilayah lain.  

Page 5: Perbedaan Suku Bangsa

Menghormati keragaman suku bangsa

Bhinneka Tunggal Ika merupakan semboyan bangsa kita yang mengungkapkan persatuan dan

kesatuan yang berasal dari keanekaragaman. Walaupun kita terdiri atas berbagai suku yang

beranekaragam budaya daerah, namun kita tetap satu bangsa Indonesia, memiliki bahasa dan

tanah air yang sama, yaitu bahasa Indonesia dan tanah air Indonesia. Begitu juga bendera

kebangsaan merah putih sebagai lambang identitas bangsa dan kita bersatu padu di bawah

falsafah dan dasar Negara Pancasila.

Kita sebagai bangsa Indonesia harus bersatu padu agar manjadi satu kesatuan yang bulat dan

utuh. Untuk dapat bersatu kita harus memiliki pedoman yang dapat menyeragamkan pandangan

kita dan tingkah laku kita dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, akan terjadi

persamaan langkah dan tingkah laku bangsa Indonesia. Pedoman tersebut adalah Pancasila, kita

harus dapat meningkatkan rasa persaudaraan dengan berbagai suku bangsa di Indonesia.

Membiasakan bersahabat dan saling membantu dengan sesama warga yang ada di lingkungan

kita, seperti gotong royong akan dapat memudahkan tercapainya persatuan dan kesatuan bangsa.

Bangsa Indonesia harus merasa satu, senasib sepenanggungan, sebangsa, dan sehati dalam

kekuatan wilayah nasional dengan segala isi dan kekayaannya merupakan satu kesatuan wilayah.

Dalam mengembangkan sikap menghormati terhadap keragaman suku bangsa, dapat terlihat dari

sifat dan sikap dalam kehidupan sehari-hari, diantaranya adalah sebagai berikut.

a. kehidupan bermasyarakat tercipta kerukunan seperti halnya dalam sebuah keluarga.

b. antara warga masyarakat terdapat semangat tolong menolong, kerjasama untuk menyelesaikan

suatu masalah, dan kerjasama dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.

c. dalam menyelesaikan urusan bersama selalu diusahakan dengan melalui musyawarah.

d. terdapat kesadaran dan sikap yang mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan

pribadi dan golongan.

Keragaman suku bangsa merupakan kenyataan bangsa kita. Inilah kekayaan

bangsa kita. Kalau kita tidak menghormati suku bangsa sendiri, kita tidak

akan menjadi bangsa yang kuat. Kita tidak boleh hanya membanggakan

suku bangsa kita sendiri dan merendahkan suku bangsa lain. Kalau kita tidak

menghormati keanekaragaman suku bangsa, tidak akan tercipta kedamaian

dalam hidup bersama. Tidak adanya saling menghormati antarsuku bangsa

Page 6: Perbedaan Suku Bangsa

akan menimbulkan konflik. Contohnya banyak. Antara lain konflik di Poso,

konflik di Sambas, dan konflik di Maluku.

Pandangan Demokrasi dengan Adanya Perbedaan Suku Bangsa di Indonesia

Demokrasi adalah bentuk pemerintahan yang semua warga negaranya memiliki hak setara dalam

pengambilan keputusan yang dapat mengubah hidup mereka. Demokrasi mengizinkan warga

negara berpartisipasi—baik secara langsung atau melalui perwakilan—dalam perumusan,

pengembangan, dan pembuatan hukum. Demokrasi mencakup kondisi sosial, ekonomi, dan

budaya yang memungkinkan adanya praktik kebebasan politik secara bebas dan setara.

Kata ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία (dēmokratía) "kekuasaan rakyat",[1] yang

terbentuk dari δῆμος (dêmos) "rakyat" dan κράτος (kratos) "kekuatan" atau "kekuasaan" pada

abad ke-5 SM untuk menyebut sistem politik negara-kota Yunani, salah satunya Athena; kata ini

merupakan antonim dari ἀριστοκρατία (aristocratie) "kekuasaan elit". Secara teoretis, kedua

definisi tersebut saling bertentangan, namun kenyataannya sudah tidak jelas lagi. [2] Sistem politik

Athena Klasik, misalnya, memberikan kewarganegaraan demokratis kepada pria elit yang bebas

dan tidak menyertakan budak dan wanita dalam partisipasi politik. Di semua pemerintahan

demokrasi sepanjang sejarah kuno dan modern, kewarganegaraan demokratis tetap ditempati

kaum elit sampai semua penduduk dewasa di sebagian besar negara demokrasi modern benar-

benar bebas setelah perjuangan gerakan hak suara pada abad ke-19 dan 20. Kata demokrasi

(democracy) sendiri sudah ada sejak abad ke-16 dan berasal dari bahasa Perancis

Pertengahan dan Latin Pertengahan lama.

Bangsa Indonesia terdiri dari aneka ragam suku,ras,golongan,agama,adat

istiadat,budaya,dan bahasa daerah yang berbeda.Bangsa Indonesiapun bagian dari bangsa-bangsa

di dunia.Semuanya itu saling membutuhkan dan memerlukan kerja sama yang saling

menguntungkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,baik dalam hubungan kerja sama

secara nasional,regional,maupun internasional.Oleh karena itu,kita harus menerima perbedaan-

perbedaan tersebut dengan berpedoman pada Pancasila sebagai dasar negara,pandangan

hidup,dan kepribadian bangsa Indonesia.

Dari segi Struktural,system politik demokrasi ideal adalah system politik yang

memelihara keseimbangan antara konflik dan konsesus.Artinya,demokrasi memungkinkan

adanya perbedaan pendapat,persaingan,dan pertentangan antar individu,antar kelompok,individu

Page 7: Perbedaan Suku Bangsa

dengan kelompok,individu dengan pemerintah,kelompok dan pemerintah,bahkan antara

lembaga-lembaga pemerintah.Namun demokrasi hanya akan mentolerir konflik yang tidak

merusak dan menghancurkan system.

Oleh karena itu system politik demokrasi menyediakan mekanisme dan prosedur yang

mengatur dan menyalurkan konflik sampai pada penyelesaian dalam bentuk

kesepakatan(konsesus).Prinsip ini pula yang mendasari pembentukan identitas

bersama,hubungan kekuasaan,legitimasi kewenangan,dan hubungan politik dengan

ekonomi.Sistem politik Indonesia adalah demokrasi Pancasila,yaitu setiap hak-hak dan

kewajiban warga negara pelaksanaan hak asasinya bersifat horizontal maupun vertical.Bagi

lembaga-lembaga yang bersifat infrastruktur dan suprastruktur diakui keberadaannya dan

kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip keterbukaan dan ketaatan pada hukum yang sedang

berlaku.

DEMOKRASI SEBAGAI PANDANGAN HIDUP

Pemikiran dan kebijaksanaan yang bersifat demokratis sudah lama dipraktikkan dalam sejarah

belahan dunia. Sebagai ontoh, ajaran-ajaran Budha Guatama (India), Conficius dan Lao tze

(Cina), Zoroaster (Persia) serta ajaran Islam, kristen dan Yahudi. Budha Gautama mengajarkan

emansipasi dalam kehidupan yang terdapat dalam ajaran nirvana, conficius mengajarkan tentang

etika dan kontrol pribadi untuk mencapai kebenaran dan kebijaksanaan sehingga melahirkan

kebahagiaan, Zoroaster mengajarkan tentang adanya suatu persaingan yang terus menerus antara

kebajikan dan kejahatan yang hanya bisa diselesaikan dengan suatu kebesaran hari untuk saling

menghargai. Jadi demokrasi menjadi satu pilihan terbaik bagi kehidupan dan kelangsungan suatu

bangsa dan negara.

Periode demokrasi Kristen terjadi pada abad pertengahan di mana hampir seluruh negara maju

utamanya Eropa diperintah di bawah kekuasaan Kristen katolik. Untuk Islam, periode awal

demokrasi berkembang pada abad 7 Masehi di beberapa bagian dunia dari wilayah Arab,

sebagian Afrika, Eropa dan Asia Timur, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Prinsip demokrasi

dalam Islam dilaksanakan berpedoman pada A1 Quran dan Hadits.

Page 8: Perbedaan Suku Bangsa

Dari uraian di atas dapat dikemukakan bahwa demokrasi merupakan konsep yang terdapat dalam

ajaran berbagai agama yang tersebar di permukaan bumu sehingga pada hakikatnya demokrasi

merupakan sebuah pandangan hidup.

Pengertian demokrasi memasuki kejiwaan manusia di luar kehidupan bernegara dan

pemerintahan baik dalam sifat pribadi maupun dalam hidup kemasya-rakatan sehari- hari.

Dengan semangat demokrasi seseorang tidak berbuat angkuh kepada orang lain dalam meminta

sesuatu walaupun di dalam kenyataan dia lebih kuat, pintar dan lebih kaya. Demikian pun di

dalam menentukan sesuatu dia tidak bersifat mendikte, memaksa tetapi dengan sabar menunggu

kesetujuan bersama atau juga sabar bila pendapatnya ditolak.

Pandangan hidup demokrasi tidak hanya di masyarakat tetapi juga di lingkungan keluarga, tidak

hanya sifat eksternal tetapi juga internal kejiwaan seseorang yang sudah menjadikan demokrasi

pandangan hidup bermasyarakat tidak akan mudah tersinggung bila pendapat atau usulnya

ditolak orang lain. Sebaliknya semua keputusan organisasi termasuk keputusan keluarga dalam

rumah tangga harus dia terima dengan kebajikan bila bertentangan dengan pendapat dia sendiri.

Secara singkat bahwa dengan pandangan hidup yang demokratis harus ada kemungkinan untuk

secara demokratis menolak atau menerima sesuatu.

DEMOKRASI DAN KEBEBASAN

Pengembangan teori moderen tentang kebebasan (liberty) dimulai sejak abad 18 di Prancis dan

Inggris. Namun, antara kedua negara ini memiliki konsep kebe-basan yang berbeda. Inggris

(Anglo Saxon) mengem-bangkan konsep kebebasan berdasarkan suatu tradisi yang berlangsung

secara spontan sehingga konsep kebebasan di Inggris bersifat empiris sedangkan untuk Prancis

(Eropa Kontinental) memndang konsep kebebasan sebagai sesuatu yang didesain dengan sadar

berdasarkan akal pikiran atau bersifat rasional.

Salah satu persoalan dalam negara demokrasi adalah persamaan kedudukan warga negara di

mana negara harus melindungi warga negara seara sama, tanpa adanya istilah “anak emas” dan

“anak tiri”. Hak-hak politik dan kemanu- siaan yang pada dasamya merupakan hak individual

harus diberikan secara sama kepada setiap warga masyarakat tanpa membedakan suku, warna

kulit, gender, agama, sekte dan lain- lain, Inilah esensi konsep demokrasi yang dikenal dengan

konsep pemerintahan oleh mayoritas dengan mempertahan- kan hak minoritas.

Page 9: Perbedaan Suku Bangsa

Suatu tantangan bagi demokrasi terdapat di dalam tubuh demokrasi itu sendiri yang didasarkan

kepada persamaan, sedang di lain pihak demokrasi berkehendak melindungi perbedaan-

perbedaan antarpribadi dan kebebasan pribadi. Prinsip persamaan mempunyai kecenderungan

membatasi kebebasan untuk berbeda dalam hubungan dengan pemilikan dan pendapat. Dengan

demikian, hanya pendapat umum yang sama dari satu organisasi yang dihargai dan dalam

masyarakat apa yang disebut dengan public opinion cenderung tidak toleran kepada perbedaan.

Pendapat lain mengatakan bahwa pemba- tasan kebebasan individu tidak datang dari sistem

demokrasi itu sendiri, tetapi adalah dari hubungan-hubungan sosial yang mendukung masyarakat

itu sendiri. Bila di dalam norma- norma kemasyarakatan terdapat batasan-batasan mengenai

kebebasan pribadi, sebenarnya hal tersebut adalah masalah moralitas kemasyarakatan karena

sebaliknya bila moralitas masyarakat menentukan di mana dan terhadap apa saja hak pribadi

boleh ada, maka hal tersebut tidak akan dirusak atau dilanggar oleh demokrasi. Oleh karena itu,

walaupun demokrasi berkehendak membiarkan kebebasan yang lebih besar mengenai hak

pribadi dan pendapat, namun demokrasi kebebasan tersebut di dalam praktik telah dipersempit.

Mereka mengatakan kebebasan pribadi seluas-luasnya sejauh tidak melanggar hukum dan

ketertiban yang berlaku.

Beberapa bentuk kebebasan dalam negara demokrasi antara lain pertama, kebebasan berbicara

yang mencakup kebebasan berpendapat, kebebasan berserikat dan berkumpul, kebebasan pers.

Kedua, kebebasan beragama, dan ketiga, kebebasan politik. Kebebasan ini harus dijamin oleh

negara melalui hukum. Pengaturan oleh hukum ini menurut penulis merupakan hal yang penting

karena hukum bukan hanya memberikan jaminan bagi kebebasan warga negaranya namun juga

dapat memberikan suatu pembatasan. Pembatasan tersebut antara lain kebebasan berbicara

membatasi kebebasan berbicara yang berlebihan yang justru dapat menimbulkan keresahan dan

instabilitas pemerintahan serta menimbulkan ketaktertiban dalam masyarakat. Dalam kebebasan

beragama, pengaturan oleh hukum dapat memberikan suatu pembatasan bahwa kebebasan

beragama merupakan kebebasan yang positif, sebagai contoh di Indonesia, setiap warga negara

bebas memeluk agama dan tidak bebas untuk tidak memeluk agama (iatheis). Dalam kebebasan

politik, hukum memberikan sebuah pembatasan agar kritik rakyat kepada pemerintah tidak

menjadi kritik yang destruktif yang justru bermuara pada dilanggarnya hak-hak warga negara

lainnya, misalnya demonstrasi yang anarkis yang menganggu keamanan dan ketertiban dalam

masyarakat.

Page 10: Perbedaan Suku Bangsa

Sistem politik yang demokratis harus diikuti dengan penegakan hukum. Tanpa adanya

penegakan hukum yang tegas, konsisten dan transparan, sistem demokrasi akan dapat mengarah

pada anarki, yang diawali dengan adanya pembangkangan sosial (social disobedience), tekanan-

tekanan masyarakat dalam pengambilan keputusan publik yang mengarah pada mobocracy atau

ochlocracy, menggantikan fungsi birokrasi. Dalam definisi yang sangat longgar, mobocracy

diartikan sebagai government by mob, the rule by a group of people unrestrained by any

meaningful principles. Gejala tersebut sudah mulai tampak di Indonesia, ditandai dengan

banyaknya demonstrasi yang dilakukan dengan cara-cara yang tidak etis, diikuti dengan

perusakan tempat dan fasilitas milik publik

DEMOKRASI SEBAGAI SISTEM

Kata sistem dalam Kamus besar bahasa Indonesia didefinisikan sebagai berikut:

Seperangkat unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas;

Susunan yang teratur dari pandangan teori, asas, dsb;

Memiliki suatu metode.

Menurut Soerjono Soekanto mengutip pendapat Hugo F. Reading yang mengatakan bahwa

system is any set of interrelated element which, as they work and change together, may be

regarded as a single entity. Jadi, suatu sistem dapat digambarkan sebagai A set of interrelated

elements dan A set of independent variables. Selanjutnya, dikatakan pula bahwa suatu sistem

diartikan sebagai stelsel (yang dalam bahasa Belanda) yaitu suatu keseluruhan yang terangkai

(gerangschiktgeheel).

Dalam kaitannya dengan kata-kata (frasa) sistem pemerintahan Negara Hamid S.A. dalam

disertasinya mengutip definisi baik dari Kamus Umum Bahasa Indonesia Poerwadarminta

maupun dari Black’s Law Dictionary yang menerangkan bahwa sistem berarti sekelompok

bagian- bagian yang bekerja sama untuk melakukan suatu maksud. Sistem merupakan kombinasi

atau rangkaian yang teratur, baik dari bagian-bagian khusus atau bagian-bagian lain ataupun

unsur-unsur ke dalam suatu keseluruhan, khususnya kombinasi yang sesuai dengan prinsip

rasional tertentu (orderly combination or arrangement as of particulars, parts, or element into a

whole; especiall such combination according to some rational principle).

Page 11: Perbedaan Suku Bangsa

Sunaryati Hartono mengutip pendapat Visser T Hooft bahwa sistem adalah sesuatu yang terdiri

dari sejumlah unsur atau komponen yang selalu pengaruh memengaruhi dan terkait satu sama

lain oleh suatu atau beberapa asas. Maka dalam kata-kata sistem pemerintahan negara yang

masing-masing mempunyai tugas dan fungsinya sendiri- sendiri, tetapi secara keseluruhan

bagian-bagian tersebut merupakan suatu kesatuan yang terpadu dan bekerja secara rasional.

Mengacu pada berbagai kutipan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem adalah

keseluruhan rangkaian dari unsur-unsur atau sub sistem yang saling terkait, saling berhubungan

dan saling tergantung, di mana jika salah satu unsur dari sistem tersebut tidak bekerja dengan

baik, sistem tersebut menjadi terganggu atau bahkan berhenti. Jadi, sebagai sebuah sistem,

demokrasi merupakan suatu rangkaian dari unsur-unsur dan sub sistem yang saling berkaitan dan

berhubungan dan jika salah satu unsur atau sub sistem tidak bekerja maka akan menganggu

proses demokrasi bahkan menghentikan suatu proses demokrasi.

Jika didasarkan pada definisi-definisi demokrasi sebagaimana telah diuraikan sebelumnya maka

penulis berpandangan bahwa ada beberapa unsur minimum dari demokrasi yaitu kedaulatan

berada di tangan rakyat, adanya partisipasi aktif dari masyarakat, keseimbangan kekuasaan,

pengakuan, penghargaan dan perlindungan hak asasi manusia, pemisahan atau pembagian

kekuasaan antara legislatif, eksekutif dan yudikatif, terselenggaranya Pemilihan Umum,

persamaan kedudukan warga negara di depan hukum dan pemerintahan, rotasi kekuasaan yang

damai, keterbukaan kepada masyarakat, supremasi hukum dan pembangunan berbasis

masyarakat.

DEMOKRASI DAN NASIONALISME

Untuk mendirikan pemerintahan nasional yang berlandasarkan prinsip-prinsip demokrasi,

maka        suatu pemerintahan menentukan keputusan-keputusarmya secara matang atas

dukungan suara rakyat. Sebagai catatan dapat dijelaskan bahwa rakyat Prancis tidak mengusir

bangsa lain, tetapi yang diusir ialah sistem pemerintahan kerajaan menjadi sistem demokrasi

sehingga arti kebangsaan mengandung arti atau ada konotasi dengan demokrasi. Pengertian

seperti itu dapat ditelusuri dari hubungan negara penjajah dengan yang dijajah, tidak mungkin

diterima ada pemerintahan nasional bila negeri itu diperintah atau dikuasai negara lain.

Hubungan seperti itu disebut kolonialisme. Bila pada rakyat yang dijajah timbul kesadaran untuk

Page 12: Perbedaan Suku Bangsa

merdeka, mereka akan membina demokrasi mempersatukan kekuatan untuk mencapai

kemerdekaan nasionalnya. Demikian itulah demokrasi menjadi landasan ideologi nasionalisme

mencapai kemerdekaan dan dalam upaya membina persatuan nasional bila terdapat erosi di

dalamnya.

Dalam sejarah bangsa-bangsa terutama di Asia dan Afrika yang sudah lama kehilangan

kebebasan dan dengan kebencian kepada penjajahan, dalam kenyataannya dapat mengusir

penjajah melalui nasionalisme mereka. Setelah mereka mendapat kemerdekaan nasional, mereka

tentunya dengan pemerintahan nasional yang lebih demokratis, tetapi kenyataannya peraturan

yang digunakan adalah perundang- undangan kolonial. Sikap dan perbuatan seperti ini disebut

demokrasi yang setengah hati, tidak menjadi tujuan yang sinkron dengan keberadaan negaranya.

Nasionalisme tidak bisa dilepaskan dengan demokrasi karena keduanya menunjukkan adanya

“benang merah” bahwa nasionalisme dan demokrasi merupakan kristalisasi dan institusionalisasi

dari tahap lanjut perkembangan kehidupan manusia dalam bidang intelektual, ekonomi, dan

politik. Jadi, wajah nasionalisme yang akan muncul banyak dipengaruhi oleh kinerja pemerintah

yang sedang berkuasa dan kondisi rakyat sendiri. Nasionalisme bisa menjelma menjadi konflik,

gerakan protes, dan berbagai bentuk penentangan. Faktor pemicu yang paling efektif terhadap

perubahan itu adalah munculnya ketakadilan. Kesadaran akan adanya ketakadilan ini akan

memengaruhi legitimasi pemerintah yang selanjutnya akan mengubah hubungan antara

pemerintah dengan rakyat. Jika pemerintah tidak mampu melaksanakan tugasnya dengan baik,

sehingga menimbulkan kesengsaraan rakyat, sehingga rakyat akan melakukan protes. Sementara

itu, dalam perkembangan sebuah bangsa, nasionalisme menjadi dasar dan kekuatan suatu bangsa

dalam membangun negara dan bangsanya. Istilah ini sering disebut sebagai Nation Building.

Nation building pada prinsipnya merupakan sebuah proses terus-menerus menuju terciptanya

sebuah negara dalam melaksanakan tugas-tugasnya atas dasar ideologinya. Dengan kata lain,

nation building merupakan proses pembentukan kesatuan bangsa yang utuh. Sementara itu,

istilah nation sendiri menunjuk pada suatu komunitas sebagai kesatuan kehidupan bersama yang

mencakup berbagai unsur yang berbeda dalam aspek etnik, kelas atau golongan sosial, aliran

kepercayaan, kebudayaan, linguistik, dan sebagainya. Kesemuanya terintegrasikan dalam

perkembangan historis sebagai kesatuan sistem politik berdasarkan solidaritas yang ditopang

oleh kemauan bersama. Heterogenitas dalam ber-bagai segi kehidupan, unsur-unsurnya ditempa

menjadi suatu homogenitas politik dan lazimnya terwujud sebagai negara nasional. Negara

Page 13: Perbedaan Suku Bangsa

nasional itu sendiri menjadi wahana yang berfungsi untuk adaptasi, mempertahan-kan

kesatuannya, memperkokoh proses integrasinya serta mencapai tujuan eksistensinya.

Berjalannya nation building menuju negara Indonesia yang nasionalis demokratis membutuhkan

syarat yang harus dipenuhinya. Pertama, negara harus didukung oleh semangat nasionalisme

yang kuat; kedua penyelenggara negara memiliki accountability yang tinggi terhadap rakyat atau

dengan kata lain penyelenggara negara harus siap dikontrol oleh rakyat setiap waktu; ketiga

setiap negara mempunyai kesamaan dalam pengambilan keputusan dalam pemerintahan dan

kesamaan hak di depan hukum.

Belajar dari keberhasilan proses demokrasi di negara- negara maju, Indonesia perlu

mempersiapkan diri dengan baik. Reformasi telah melahirkan demokrasi Indonesia yang terbuka

dari pemerintahan sentralistik menuju desentralistik, kebebasan pers, pemilihan umum langsung.

Namun, sampai saat ini temyata hal-hal tersebut belum cukup untuk membangun demokrasi di

Indonesia.

Pilar-pilar pemerintahan yang demokratis harus terus digelorakan. Rakyat harus diberikan

peranan yang lebih luas untuk ikut dalam proses demokrasi menuju negara demokrasi yang

berkualitas. Tanpa keikutsertaan rakyat secara langsung dalam mengawal proses pemerintahan

menuju pemerintahan yang demokratis, maka kita tidak akan mencapai cita-cita Indonesia

sejahtera.