percobaan viii (senyawa bio-organik lemak & protein)
DESCRIPTION
PERCOBAAN VIII (Senyawa Bio-Organik Lemak & Protein)TRANSCRIPT
PERCOBAAN 8
SENYAWA BIO-ORGANIK
LEMAK DAN PROTEIN
I. Tujuan Percobaan
1.1 Mampu menjelaskan sifat umum dan sifat khusus lemak dan protein
1.2 Mampu melakukan analisis kualitatif lemak dan protein dalam suatu sample
II. Dasar Teori
2.1 Lemak
Lemak adalah ester antara gliserol dan asam lemak dimana ketiga
radikal hidroksil dari gliserol semuanya diesterkan. Jadi jelas bahwa lemak
adalah trigliserida.
Struktur kimia dari lemak yang berasal dari hewan atau
manusia,tanaman maupun lemak sintetik,mempunyai bentuk umum
sebagai berikut:
R1,R2,R3 adalah rantai hidrokarbon dengan jumlah atom karbon mulai
dari 3 sampai 23,namun yang paling umum adalah 15 atau 17.
(Kuswati,2001)
2.1.2 Fungsi Lemak
Lipida mempunyai beberapa fungsi diantaranya ialah sebagai :
a. Komponen struktural membran,
b. Bahan bakar,
c. Lapisan pelindung,
d. Vitamin dan hormon.
H2C O
HC
C
O
H2C O
C
C
R1
R2
R3
O
O
O
(Martoharsono,1993)
Fungsi lipida,termasuk :
a. Penyimpan energi dan transport
b. Struktur membraqn
c. Kulit pelindung,komponen dinding sel
d. Penyampai kimia
(Page,1981)
2.1.3 Klasifikasi dan tatanamn
Pada umumnya klasifikasi lipida didasarkan atas kerangka
dasarnya menjadi lipida kompleks dan lipida sederhana.Golongan
pertama dapat dihidrolisis sedangkan golongan kedua tidak dapat
dihidrolisis.
2.1.3.a. Lipida Kompleks
Lipida ini dibagi menjadi triasil gliserol,fosfolipid,dan
lilin.
Tabel 1.
No Jenis Lipida Kerangka Dasar
1. Kompleks (dapat disabunkan )
Triasil gliserol Gliserol
Fosfolipid Gliserol-3-p
Sfingolipid Sfingosin
Lilin Alkohol non polar
Berat mol tinggi
2. Sederhana
Terpena ( isoprene )
Steroida ( asam asetat,asam mevalonat )
(Martoharsono,1993)
Triasil Gliserol
Nama lain untuk golongan senyawa ini adalah lemak netral dan
trigliserida. Senyawa golongan ini terdiri dari gliserol dan tiga molekul
asam lemak yang terikat secara ester.
Senyawa tersebut pertama bilamana dihidrolisis menghasilkan gliserol dan
satu jenis asam lemak,sedangkan yang kedua, menjadi gliserol dan tiga
jenis asam lemak. Reaks
i umum hidrolisis trigliserida berlangsung sebagai berikut :
(Martoharsono,1993)
Fosfogliserida
Fosfogliserida suatu khas lipida amfipatik penting,terdapat berlimpah dan
merupakan komponen dari membrane biologic yang essensial. Senyawa
induknya adalah asam fosfatida yang tidak terdapat dalam bentuk bebas
didalam sel,kecuali sebagai antara dalam biosintesa fosfogliserida-
fosfogliserida lain.
(Page,1981)
Sfingolipid
Sfingolipid merupakan lipida yang tidak mengandung gliserol
amfipatik,terutama berlimpah dalam jaringan otak dan saraf. Lipida ini
diturunkan dari sfingosin :
H2C O
HC
C
O
H2C O
C
C
R1
R2
R3
O
O
O
H2C OH
HC OH
H2C OH
+
CHOOH
COOH
CHOOH
R1
R2
R3
trigliserida gliserol asam lemak
+ H2O
Seramida adalah turunan asam lemak N-asil dari sfingosin. Sfingolipida
yang
Paling berlimpah adalah sfingomyelin yang terdapat dalam jaringan otak
dan saraf dan dalam bagian lipida darah. Struktur suatu sfingomyelin
diperlihatkan dibawah dan merupakan wakil dari sifat amfipatik dari
lipida-lipida membrane ini :
(Page,1981)
Lilin
Adalah senyawa yang berbentuk ester asam lemak dengan alcohol bukan
gliserol. Pada umumnya asam lemaknya adalahasam palmitat dan
alkoholnya mempunyai atom C sebanyak 26-34 contohnya adalah mirisil
palmitat :
Melihat bangun molekul senyawa diatas maka sifatnya sangat hidrofobik
non polar. Lanolin adalah campuran ester asam lemak dan lanosterol yang
termasuk golongan sterol.
2.1.2.b. Lipida Sederhana
Ada golongan lipida lain yang tidak dapat diubah menjadi
sabun,senyawa itu termasuk steroid dan terpena.
Terpena
Terpena dapat dipandang sebagai lipida yang mengandung rangka-rangka
satuan isoprene:
(Page,1981)
Ikatan ganda pada isoprene dapat berpindah setelah berkondensasi. Salah
satu bentuk satuan yang aktif adalah isopentenil pirofosfat :
Tergantung dari banyaknya satuan isoprene yang bergabung maka
dibedakan monoterpena,seskiterpena yang mesing-masing mengandung 2
dan 3 buah,sedangkan yang mengandung 4,6,dan 8 adalah
diterpena,tri-,dan tetraterpena.
Kebanyakan dari mono dan seskiterpena terdapat dalam tanaman dan
sebagian besar mempunyai ciri khas minnya yang berbau khusus. Polimer
satuan tersebut bisa merupakan rantai linier,sebagian membentuk bangun
molekul siklis. Ikatan ganda pada yang linier bangun molekulnya biasanya
adalah trans (mantap).
(Martoharsono,1993)
Steroida
Baik terpena maupun steroida adalah lipida yang tidak dapat
disaponifikasikan,yang berarti bahwa hidrolisa alkalis tidak menghasilkan
sabun. Struktur umum yang biasa bagi semua steroida adalah kerangka
sikle pentane perhidrofenantren :
Identitas sebarang steroida tertentu tergantung pada substituen pada tiap
kedudukan,lokasi setiap ikatan rangkapnya,dan stereokimia setiap
kedudukan asimetrik. Pada hewan tingkat lebih tinggi,steroida terbagi
dalam tiga kelompok utama : garam empedu,hormone steroida,dan
komponen-komponen membrane steroida.
(Page,1989)
2.1.4. Klasifikasi Lemak
a. Berdasarkan bentuknya pada suhu tertentu,lemak dibedakan :
Lemak padat,yaitu lemak yang ada pada temperature udara
biasanya berwujud pada. Contoh : gajih.
Lemak cair,yaitu lemak yang pada suhu udara biasa berbentuk cair.
Contoh : etanol,minyak kelapa.
b. Berdasarkan asal darimana lemak didapat,lemak dibedakan :
Lemak hewani,yaitu lemak yang didapat dari hewan.
Lemak nabati,yaitu lemak yang didapat dari tumbuhan.
c. Berdasarkan ikatan rangkap yang terdapat di struktur molekul,lemak
dibedakan:
Lemak tak jenuh,yaitu lemak yang mempunyai 1 atau lebih ikatan
rangkap
Lemak jenuh,yaitu termasuk lemak yang tidak memiliki ikatan
rangkap pada asam lemak penyusunnya.
d. Berdasarkan lemak penyusunnya,lemak dibedakan menjadi :
Lemak sederhana
Lemak berasam dua
Lemak berasam tiga
(Hart,1983)
2.2.Asam lemak
2.2.1. Keberadaan Asam Lemak
Asam lemak jarang terdapat bebas dialam tetapi terdapat sebagai
ester dalam gabungan dengan fungsi alcohol. Asam lemak pada
umumnya adalah asam monokarboksilat berantai lurus. Asam
lemak pada umumnya mempunyai jumlah atom karbon genap ( ini
berarti banyak karena asam-asam lemak disintesa terutama dua
karbon setiap kali ). Asam lemak dapat dijenuhkan atau dapat
mempunyai satu atau lebih ikatan rangkap.
Walaupun asam lemak berantai linier terdapat dalam jumlah yang
lebih besar dialam namun masih banyak jenis lain yang kita
ketahui. Misalnya lemak wol dan sumber-sumber bacterial
menghasilkan asam lemak yang berantai cabang. Juga ada asam
lemak siklik. Misalnya asam lemak siklik tak jenuh,asam
kaulmoograt adalah pereaksi penting untuk pengobatan penyakit
kusta :
Bentuk sesungguhnya dari suatu asam lemak berkembang dari
bentuk hidrokarbon induk. Konfigurasi ikatan rangkap dari asam-
asam lemak yang terdapat dialam pada umumnya adalah cis :
Kenyataan bahwa alam lebih menyukai asam-asam lemak tak
jenuh cis mungkin bertalian dengan pentingnya senyawa-senyawa
ini dalam struktur membrane biologic.
(Page,1981)
2.2.2. Klasifikasi Asam Lemak
a. Klasifikasi asam lemak berdasarkan ikatannya :
Asam lemak jenuh
Asam lemak jenuh tidak mempunyai ikatan rangkap dalam
strukturnya. Beberapa contoh penting antara lain :
: asam butirat
: asam kaproat
: asam kaprilat
: asam laurat
: asam miristat
: asam stearat
: asam arachidat
(Sumardjo,1986)
Asam lemak tak jenuh
Asam lemak tak jenuh adalah asam lemak yang mempunyai
sebuah atau lebih ikatan rangkap 2 dalam struktur
molekulnya. Beberapa contoh asam lemak tak jenuh :
(asam lemak palmitoleat)
(asam oleat)
(asam linoleat)
(Sumardjo,1986)
b. Klasifikasi asam lemak berdasarkan dapat atau tidaknya disintesis
oleh tubuh :
Asam lemak esensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh,tetapi tubuh
sendiri tidak dapat mensintesisnya. Asam lemak ini
diperoleh dari luar,yaitu dari lemak makanan. Asam ini
mempunyai 2 buah atau lebih ikatan rangkap,2 didalam
struktur molekulnya. Contoh : asam linoleat,asam
arachidat.
(Sumardjo,1986)
Asam lemak nonesensial
Yaitu asam lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dan tubuh
sendiri dapat mensintesisnya.
(Sumardjo,1986)
2.2.3. Sifat fisik dan sifat kimia asam lemak :
a. Sifat Fisik
Asam lemak larut dalam eter atau alcohol panas.
b. Sifat Kimia
Asam lemak adalah asam lemah.
2.3. Sifat-sifat Lemak
Sifat-sifat fisik lemak adalah :
Tidak larut dalam air,tetapi larut dalam satu atau lebih dari satu
pelarut organic misalnya eter,aseton,kloroform,benzene yang
sering juga disebut “pelarut lemak”.
Ada hubungan dengan asam-asam lemak atau esternya.
Mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
(Poedjiadi,1994)
2.4. Komponen penyusun lemak
Komponen penyusun lemak adalah :
Gliserol
Pada suhu kamar,gliserol adalah zat cair yang tidak berwarna,netral
terhadap lakmus,kental dan rasanya manis. Dalam keadaan murni
bersifat higroskopis. Dehidrasi gliserol dapat terjadi karena
penambahan KHSO4 pada suhu tinggi. Hasil dehidrasi adalah
aldehid alifatik yang mempunyai aroma khas. Reaksi ini sering
dipakai untuk identifikasi gliserol :
(gliserol)
(Sumardjo,1998)
2.5. Penyabunan atau Saponifikasi
Sabun merupakan garam alkali (biasanya garam natrium) dari
asam-asam lemak. Sabun mengandung terutama garam C16 dan
C18 namun dapat juga mengandung beberapa karboksilat dengan
bobot atom lebih rendah. Reaksi penyabunan :
Kegunaan sabun adalah kemampuannya mengemulsi kotoran
berminyak sehingga dapat dibuang dengan pembilasan.
Kemampuan ini disebabkan 2 sifat sabun. Pertama rantai
hidrokarbon sebuah molekul sabun larut dalam zat-zat nonpolar.
Kedua ujung anion molekul sabun yang tertarik pada air,ditolak
ujung anion molekul sabun yang menyembul dari tetesan minyak
lain.
(Fessenden,1999)
2.6. Ikatan Peptida
H2C O
HC
C
O
H2C O
C
C
R1
R2
R3
O
O
O
H2C OH
HC OH
H2C OH
+
CHOOH
COOH
CHOOH
R1
R2
R3
trigliserida gliserol asam lemak
+ H2O
Suatu ikatan kovalen yang menggabungkan asam-asam amino secara
bersama-sama dalam protein. Strukturnya planar karena elektron-elektron
terdelokalisasi dalam pertalian amida,yang memberikan ikatan C-N.
(Arsyad,2001)
2.7. Protein Kata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti pertama atau utama.Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita,maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh. ( Poedjiadi,1994)
2.8. Struktur Protein
a. Stuktur primer
susunan primer protein merupakan suatu rangkaiaan uhit-unit asam amino
dengan gugus-gugus R berda dalam posisi “trans”.
b. Struktur sekunder
nama lainnya adalah stuktur helik, terjadi karenapa adanya ikatan
hydrogen antara atom oksigen dari radikal karboksil dengan atom hydrogen dari
radikal –N-H yang terdapat pada 1 rantai peptide.
c. strutur tersier
struktur tersier menunjukkan kecenderungan peptide membentuk lipatan dan
dengan demikian membentuk 5 struktur yang lebih kompleks.
d. struktur kuarterner
struktur kuaterner menunjukkan derajat persekutuan unit-unit protein.
2.9. Macam-macam amino penyusun protein
* Monoamin monocarboxylide acid * Alanin NH2-CH2-COOH CH-C-COOH
* Glycine * Valin
* Isoleusin * Threonin
Rantai samping mengandung belerang: Sistein
Metionin
Rantai samping mengandung gugus karboksil asam aspartat
asam glutamate
Catatan: dikenal bentuk amida dan asam aspartat yaitu asparagin dan bentuk amida dari asam glutamate yaitu glutamine. (Sumardjo,1986)
2.10. Macam-macam asam amino
Berdasarkan pembentukannya, asam amino dibagi menjadi 2 golongan:
a. asam amino essensial, asam amino yang tidak dapat dibuat atau disitesis
oleh tubuh,
b. asam amino nonEssensial, asam amino yang dapat dibuat oleh tubuh.
Berdasarkan struktur rantai samping yang terikat pada bagian inti molekulnya
asam amino dibagi menjadi 7 kelompok, yaitu asam amino dengan rantai
samping yang:
a. merupakan rantai karbon alifatik
b. menggandung gugus hidroksil
c. mengandung atom belerang
d. mengandung gugus asam atau amidanya
e. mengandung gugus basa
f. membentuk ikatan dengan atom N pada gugus amino
2.11. Klasifikasi Asam Amino
Berdasarkan kelarutannya :
a. protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam
dan basa
b. protein globular : larut dalam air, larutan asa, basa, bahkan garam
Berdasarkan komplekan strukturnya :
a. protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino
contoh : albumin, globular
b. protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik
contoh : neuro protein, kromoprotein
2.12. Uji protein
2.12.1 Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan Biuret terdiri atas
NaCl dan . Larutan protein jika ditambah pereaksi Biuret maka akan
terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi yang terjadi :
(Sumardjo,1998)
2.12.2 Uji Ninhidrin
Merupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan pekat jika
ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat berubah kuning bila
di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Benzena yang terdapat
pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tiroksin,
fenilalanin, dan triptofan.
2.12.3. Uji Hopkin-Cole
Larutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk
senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan
COOH CHO
COOH COOH
(Asam oksalat) (Asam glioksilat)
(Poedjiadi, 1994)
2.12.4. Uji Molisch
Uji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik
karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan ini bila
ditambah naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan terbentuk
warna ungu.
(Poedjiadi, 1994)
Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah H2SO4p,
akan terbentuk warna diantara 2 lapisan. Protein yang mengandung gugs
KH hewani memberi tes malisch.
SerbukMg
(Arsyad, 2001)
2.12.5. Uji presipitasi (pengendapan) protein larutan protein encer dapat
diendapan dengan penambahan untuk mengendapkan larutan protein
diantaranya adalah larutan garam-garam logam berat dan alkohol
reagensia, zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa koloid.
(Poedjiadi, 1994)
2.12.6. Uji Sulfida
Jika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan NaOH
dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan alkalis
membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS
yang mengendap sebagai koloid.
Jika hasil positif maka larutan mula-mula berwarna kuning, kemudian
coklat dan akhirnya hitam serta mengendap
(Poedjiadi, 1994)
2.13. Analisa Bahan
2.13.1 Aquadest
Air yang diperoleh pada pengembunan uap air melalui proses
penguapan atau pendidihan air. Tidak berwarna,tidak berasa,titik
leleh 0 derajat Celcius,titik didih 100 derajat Celcius. Bersifat polar
pelarut organic yang baik.
(Mulyono,2001)
2.13.2. Metilen klorida
Berbentuk endapan berwarna putih,sedikit dapat larut dalam
air,dialam sebagai air raksa. Senyawa dengan formula
CH3Cl,berbentuk cair,tidak berwarna,larut dalam
kloroform,alcohol,digunakan sebagai obat bius,racun tanaman.
(Mulyono,2001)
2.13.3. Minyak kelapa
Minyak yang diperoleh dari buah kelapa. Berguna untuk minyak
makan.
(Basri,1996)
2.13.4. Susu
Hasil dari kelenjar putih,berupa emulsi putih mengandung
air,protein,lemak,gula dan garam.
(Basri,1996)
2.13.5. Minyak zaitun
Warna kuning pucat ,cair,mengandung olein dan palmitin sebagai
bahan makanan,untuk pembuatan sabun.
(Basri,1996)
2.13.6. NaOH
Senyawa basa padatan putih,higroskopis,mudah menyerap Cu2
membentuk Na2CO3. Digunakan dalampembuatan
rayon,kertas,detergen. Titik leleh 318 derajat Celcius dan titk didih
139 derajat Celcius. Larut dalam alcohol,gliserol,air.
(Mulyono,2001)
2.13.7. HNO3
Merupakan asam anorganik,zat cair tidak berwarna,bersifat korosif
dan oksidator kuat.
(Basri,1996)
2.13.8. H2SO4
Zat cair kental tak berwarna menyerupai minyak dan bersifat
higroskopis dalam larutan cair,bersifat asam kuat dalam keadaan
pekat bersifat oksidator dan zat pendehidrasi,titik leleh 10 derajat
Celcius,titik didih 315-338 derajat Celcius,massa jenis 1,8.
(Mulyono,2001)
2.13.9. (CH3COO)2Pb
Senyawa garam dengan rumus kimia Pb(C2H3O2).2H2O,padatan
kristal berwarna putih,bersifat racun,larut dalam air,digunakan
dalan kedokteran,tekstil dan sebagai reagen analitik,titik leleh 280
derajat Celcius,titik didih 6,6 derajat Celcius.
(Mulyono,2001)
2.13.10. C2H5OH
Cairan encer tak berwarna dapat bercampur dengan
eter,benzene,gliserol,air,bersifat hidrofob dan hidrofil.
(Fessenden,1997)
2.13.11. Asam pikrat
Warna kuning dapat berubah dari kuning ke merah. Hal ini jika
asam pikrat tereduksi menjadi pikramat. Berbentuk lempeng-
lempeng kecil,mudah meledak,larut dalam air,titik didih 395
derajat Kelvin.
(Basri,1996)
2.13.12. Asam fosfomolibdat
Sebagai pereaksi alkaloid dibuat dengan melarutkan ammonium
melibatkan dalam asam nitrat pekat ditambahkan asam fosfat.
(Basri,1996)
2.13.13. Telur
Pada putih telur,zat yang terkandung paling banyak adalah protein
albumin dan yang paling sedikit adalah lemak.
(Basri,1996)
2.13.14. Asam trikloroasetat
Adalah analog dari asam asetat dengan ketiga atom hydrogen dari
gugus metal digantikan oleh atom X hionin.Senyawa ini
merupakan asam yang cukup kuat/peka =0,77,lebih kuat dari
disosiasi kedua asam sulfat.Senyawa ini banyak digunakan dalam
bidang biokimia,untuk pengendapan makromolekul.
(http://ld.wikipedia.org/wiki/Asam_trikloroasetat)
2.13.15. Merkuri Klorida
Endapan warna putih,dialam sebagai air raksa,sedikit larut dalam
air.
(Mulyono,2001)
2.13.16. Asam glioksilat
Merupakan senyawa organic dengan rumus kimia C2H2O3.
Sinonim lain dari asam ini adalah asam formilformat dan asam
oksoetanoat. Senyawa ini memiliki gugus aldehid dan asam
karboksilat. Alkil ester asam glioksilat disebut asam glioksilat.
Senyawa ini dibentuk dengan oksidasi organic asam glioksilat.
(Mulyono,2001)
2.13.17. Besi (III) klorida
Adalah suatu senyawa kimia yang mirip komoditas skala industri /
dengan rumus kimia FeCl3,warna dari kristal besi (III)klorida
bergantung pada sudut pandangnya,dari cahaya pantulannya
berwarna hijau,tapi dari cahaya pancarannya berwarna ungu-
merah,berbuih diudara lembab karena munculnya HCl yang
terhidrat membentuk kabut. Bila dilarutkan dalam air,Besi (III)
klorida mengalami hidrolisis yang mirip reaksi
eksotermis(menghasilkan panas). Hidrolisi ini menghasilkan
larutan yang coklat asam, dan korosif,yang digunakan sebagai
koagulan pada pengolahan limbah,dan produksi air minum.
(http://ld.wikipedia.org/wiki/besi_IIIklorida)
2.13.18. Eter
Eter adalah satu umum bagi satu kelas sebahan kimia yang
mengandung satu kumpulan eter-an atom oksigen berkait dengan
dua kumpulan diair.
(http://ld.wikipedia.org/wiki/eter)
III. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
a. Kertas saring
b. Gelas ukur
c. Tabung reaksi
d. Pemanas spiritus
e. Pipet tetes
f. Penjepit
g. Gelas beker
h. Kaki tiga
i. Rak tabung
j. Pengaduk
k. Serbet bersih
3.1.2 Bahan
a. Minyak kelapa
b. Minyak zaitun
c. Susu
d. Telur
e. Aquades
f. Asam pikrat
g. NaOH 40%
h. CuSO4 0.5%
i. Laerutan Ninhidrin 0.2%
j. C2H5OH
k. HNO3 pekat
l. H2SO4 pekat
m. Larutan α-naftol
n. NaOH kristal
o. KMnO4
p. Aquabromata
q. Asam glioksilat
r. Asam trikloroasetat
s. Asam phospatmolibdat
t. Asam phospatwolfam
u. Metilen klorida
v. Ferri klorida
w. Merkuri klorida
x. Pb asetat
y. Eter
3.2 Gambar Alat
3.3 Skema Kerja
3.3.1 Kekentalan dan Bau
Minyak kelapa
Tabung reaksi
Pengamatan kekentalan dan bau lemak
hasil
Tabung reaksi
hasil
Minyak zaitun
Pengamatan kekentalan dan bau lemak
3.3.2kelarutan
3.3.3 Noda Lemak
1ml aquades
Tabung reaksi
hasil hasil
1ml metilenklorida
Tabung reaksi
Penambahan minyak zaitun dan penojogan
Penambahan minyak zaitun dan penojogan
Penamatan dan perbandingan
Penamatan dan perbandingan
1ml aquades
Tabung reaksi
hasil hasil
1ml metilenklorida
Tabung reaksi
Penambahan minyak kelapa dan penojogan
Penambahan minyak kelapa dan penojogan
Penamatan dan perbandingan
Penamatan dan perbandingan
3.3.4 Saponifikasi Lemak atau Penyabunan
3.3.5 Uji Ikatan rangkap
a. Melunturkan warna aquabromata
Lemak
Tabung reaksi
hasil
Penambahan eter dan penojogan
Penetesan pada kertas saringpengamatan
1ml minyak zaitun + 1gr NaOH + 20 ml etanol
Tabung Erlenmeyer
hasil
Pemanasan selama 10 menitpendinginan
Pelarutan hasil pendinginanPenggojoganpengamatan
b. Melunturkan warna
3.3.6 Larutan Asam Amino dan Protein
1ml minyak zaitun
Tabung reaksi
hasil
Penambahan 2 tetes aquabromataPenggojoan kuat-kuat
1ml minyak kelapa
Tabun reaksi
hasil
Penambahan 2 tetes aquabromataPenggojoan kuat-kuat
1ml minyak zaitun
Tabung reaksi
hasil hasil
1ml minyak kelapa
Tabung reaksi
Penambahan 2 tetes Penggojogan kuat-kuat
Penambahan 2 tetes Penggojogan kuat-kuat
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan 300ml aquadesPengadukanPenyaringan
3.3.7 Uji Biuret
3.3.8 Uji Ninhidrin
3.3.9 Reaksi Presipitasi
a. Presiptasi dengan alkaloid reagensia
Tabung reaksi
hasil
Penambahan 2 tetes 0,5 %pengadukan
1ml putih telur encer+ 2ml NaOH 10%
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil hasil
1ml susu encer
Tabung reaksi
Penambahan 1ml larutan NinhidrinPengggojoganPemanasan
Penambahan 1ml larutan NinhidrinPengggojoganPemanasan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam pikratpengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam fosfo wolframatpengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam trikloroasetatpengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam fosfo molibdatpengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam pikratpengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam trikloroasetatpengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam fosfo wolframatPenggojoganPengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam fosfo molibdatPenggojoganPengamatan
b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam pelarut
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan feri kloridapengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan mercuri kloridapengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan cupri sulfatpengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan plumbo asetatpengamatan
3.3.10 Uji Xantoprotein
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan feri kloridapengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan mercuri kloridapengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan cupri sulfatpengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan plumbo asetatpengamatan
1ml putih telur encer encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam nitrat pekatPemanasanPengamatan warnaPenambahan amonia
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam nitrat pekatPemanasanPengamatan warnaPenambahan amonia
3.3.11 Uji Molish
3.3.12 Uji Hopkin’s Cole
3.3.13 Uji Sulfida
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan naftol dalam alkoholPenggocokanPengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan naftol dalam alkoholPenggocokanPengamatan
Tabung reaksi
hasil
Penambahan asam glioksilatPenambahan pekatPengamatan
1ml susu encer
Tabung reaksi
hasil
1ml putih telur encer
Penambahan asam glioksilatPenambahan pekatPengamatan
1ml putih telur encer
Tabung reaksi
hasil
Penambahan NaOH 40 %PemanasanPenambahan plumbo asetatPengamatan
IV. DATA PENGAMATAN
No. PERLAKUAN HASIL PENGAMATAAN KET.
1.
1.1
a.
b.
1.2
a.
b.
1.3
a.
1.4
a.
LEMAK
Kekentalan dan bau
Minyak kelapa,pengamatan
Minyak zaitun,pengamatan.
Kelarutan
Minyak kelapa + aquades
Minyak zaitun + aquades
Saponifikasi lemak atau
pemyabunan
2ml minyak zaitun +1gr NaOH
kristal + 20 ml C2H5OH,
dipanaskan, di dinginkan, zat
padat yang terbentuk + aqudes
Uji ikatan rangkap pada lemak
tak jenuh.
Melunturkan warna
aquabromata
- 1,5-2ml minyak kelapa
+ 1-2tetes aquabromata
- 1ml minyak zaitun + 1-
Bening, kental, dan baunya
tidak menyengat.
Kuning, kental, dan baunya
tengik, menyengat.
Tidak larut
Larut
Terjadi pengendapan yang
apabila di tambah aquades
akan muncul busa.
Mampu melunturkan
aquabromata.
Mampu melunturkan
aquabromata.
(+)
(+)
b.
II.
2.1
a.
b.
2.2
a.
b.
2.3
a.
b.
2.4
2.4.
1
a.
b.
c.
2tetes aquabromata
Melunturkan warna KMNO4
- 1,5-2ml minyak kelapa
+ 1-2tetes KMNO4
- 1ml minyak zaitun + 1-
2teted KMNO4
PROTEIN
Larutan asam amino dan
protein
Putih telur + 300ml aquades
Susu
Uji biuret
Putih telur + 2ml NaOH +
2tetes CuSO4 0,5%
Susu + 2ml NaOH + 2tetes
CuSO4 0,5 %
Uji Ninhidrin
1ml putih telur + larutan
ninhidrin 0,2%, di panaskan.
Susu + larutan ninhidrin 0.2%
di panaskan.
Reaksi Presipitasi
Presipitasi dengan alkoloid
reagensia.
Putih telur + asam pikrat
Putih telur + trikloroasetat
Melunturkan
KMNO4,terjadi perubahan
warna coklat.
Melunturkan
KMNO4,terjadi perubahan
warna merah bata.
Larutan bening.
Larutan kental.
Larutan berwarna ungu
bening.
Larutan berwarna ungu
muda
Mula-mula berwarna
kuning bening,setelah di
panaskan menjadi ungu
dan terdapat banyak
endapan.
Setelah di panaskan susu
yang berwarna putih
berubah menjadi warna
ungu.
Kuning terdapat endapan
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
(+)
d.
e.
f.
g.
h.
2.4.
2
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
2.5
a.
Putih telur + asam
fosfomolibdat
Putih telur + asam
fosfowolframat
Susu + asam pikrat
Susu + trikloroasetat
Susu + asam fosfomolibdat
Susu + asam fosfowolframat
Presipitasi dengan larutan
garam – garam logam berat.
Putih telur + larutan
ferriklorida
Putih telur + CuSO4
Putih telur + larutan
merkuriklorida
Putih telur + larutan
Pb(CH3COO)2
Susu + larutan ferriklorida
Susu + CuSO4
Susu + larutan merkuriklorida
Susu + larutan Pb(CH3COO)2
Uji Xanthoprotein
Larutan susu encer + asam
nitrat pekat,di
panaskan,ditambah
amonia,pengamatan
banyak
Warna putih keruh seperti
susu.
Warna putih agak keruh.
Warna putih bening
Warna kuning
Warna putih endapan
banyak
Warna putih
Warna putih
Kuning,orange
Putih kebiru-biruan
Putih keruh
Mula-mula putih keruh
setelah di diamkan putih
bening dan mengendap
Orange keruh
Putih kebiru-biruan keruh
Putih keruh
Putih keruh
Mula-mula berwarna putih
kekuningan setelah di
panaskan membentuk
endapan kuning pada
bagian atas,dan kuning
(-) tidak
mengenda
p
(+)menge
ndap
belum
sempurna
(+)menge
ndap,belu
m
sempurna.
(+)menge
ndap
sempurna
(+)
(+)
(-)
(+)
b.
2.6
a.
b.
2.7
a.
b.
2.8
a.
Putih telur + asam nitrat pekat,
di panaskan, di tambah
amonia, pengamatan.
Uji Molish
Larutan susu + larutan
alfanaftol dalam alkohol
Larutan putih telur + larutan
alfanaftol dalam alkohol.
Uji Hopkin’s Cole
Larutan susu + asam glikosilat
+ H2SO4 pekat lewat dinding
tabung
Larutan putih telur + asam
glikosilat + H2SO4 pekat
lewat diding tabung.
Uji Sulfida
Putih telur encer + NaOH
40%, di panaskan + Pb asetat
bening pada bagian
bawah,setalah ditambah
amonia mejadi orange
pekat bagian atas dan
kuning ke putih-putihan
pada bagian bawah
Mula-mula berwarna putih
kekuningan dan
mengendap di atas, bagian
bawah bening,setelah di
panaskan membentuk
endapan putih kekuningan
pada bagian atas dan
kuning pada bagian bawah
setelah di tambah amonia
warna menjadi mengendap
putih pekat pada bagian
atas dan warna putih
bening pada bagian bawah
Larutan berwarna pink
agak pudar
Larutan berwarna pink
Larutan berwarna ungu
Larutan terpisah,berwarna
ungu dan lebih pekat
(+)
Terdapat larutan berwarna
coklat kehitaman
V. PEMBAHASAN
5.1. Sifat Fisik Lemak (Kekentalan dan Bau)
Pada uji ini bahan yang digunakan adalah minyak kelapa dan minyak zaitun.
Minyak kelapa adalah minyak yang dihasilkan dari buah kelapa, yang
digunakan untuk minyak makanan. Minyak kelapa berwarna kekuning-
kuningan baunya tidak setengik minyak zaitun dan kental. Sedangkan minyak
zaitun adalah minyak yang berwarna kuning pucat, berbentuk cair,
mengandung olern dan palmitin, banyak digunakan untuk bahan pembuat
sabun, dan baunya sangat tengik. Bau tengik ini disebabkan oleh reaksi
oksidasi. Reaksi oksidasi yaitu penarikan oleh radikal peroksida untuk
membentuk hydrogen peroksida yang stabil dimana terurai menjadi asam
keton dan hidroksi keton. Reaksi bau tengik :
CH3 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2 – CH2CH2OOH → 2 CH3COSOOA + CH3CH2
(Wirahadikusumah, 1985)
Setelah melakukan percobaan pembauan bau dari minyak zaitun lebih
menyengat dari minyak kelapa. Dari bau tersebut dapat dinyatakan bahwa
kedua minyak tersebut termasuk lemak yang membentuk aldehida tak jenuh
yang disebut propeno / atau alkroieina.
5.2. Kelarutan
Pada uji ini kita membandingkan antara minyak zaitun dan minyak
kelapa yang dicampur dengan aquades dan yang dicampur dengan metilen
klorida. Dari kedua percobaan tersebut antara minyak zaitun dan minyak
kepala mendapatkan hasil yang sama yaitu pada percampuran kedua minyak
tersebut dengan aquades tidak larut, ini dikarenakan sifat kedua larutan
tersebut beda. Aquades bersifat polar sedangkan minyak zaitun dan minyak
kelapa non polar. Pada pencampurannya kedua minyak itu berada di atas
aquades, ini disebabkan karena massa jenis zat yang dimiliki kedua minyak
tersebut lebih sedikit atau dibawah massa aquades yang massa jenisnya 1
gr/cm.
5.3. Saponifikasi Lemak / Penyabunan
Uji ini menggunakan gelas beker yang digunakan untuk mencampurkan
minyak zaitun dengan NaOH kristal dan C2H5OH. Pada uji ini dilakukan
pemanasan terlebih dahulu yang bertujuan agar mempercepat kelarutan NaOH
kristal agar bereaksi merata sehingga ikatan ester dan dihasilkan gliserol dan
garam dari asam lemaknya.
Reaksinya :
O "CH2 OC (CH2)14 CH13 CH2OH CHOC (CH2)14 CH3 + 3 NaOH → CHOH + 3 OH2 (CH2)14 CO2Na + O "CH2 OC(CH2)14 CH3 CH2OH
(Fressenden, 1999)
Busa sabun terbentuk dari rantai karbon yang pantang dan gugus aikil
yang bersifat non polar dan hidrofobik yang menolak air serta bagian lain
yang bersifat non polar dan hidrofilik yang suka air.
Dari percobaan dihasilkan busa setelah dikocok. Hal ini membuktikan
bahwa hasil dari reaksi saponifikasi adalah sabun yang dibuktikan adanya
busa setelah ditambah air dan dikocok.
5.4 Uji Ikatan Rangkap lemak tak jenuh
a) Melunturkan warna aqua bromata
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap pada lemak
yang mengidentifikasikan bahwa lemak tersebut tidak jenuh. Uji ini
menggunakan sample minyak zaitun dan minyak kelapa,masing-masing
dari sample tersebut ditambahkan aqua bromata. Kedua larutan tersebut
dapat melunturkan warna aqua bromata. Setelah minyak zaitun
ditambahkan aqua bromata, warna larutan aqua bromata yang berwarna
kuning berubah menjadi putih. Hal yang sama juga terjadi pada minyak
kelapa. Ini menunjukkan bahwa minyak zaitun dan minyak kelapa terdapat
ikatan rangkap. Reaksi kimia yang terjadi :
(Sastrohamidjojo,2005)
b) Melunturkan warna larutan KMNO4
Uji ini bertujuan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap pada lemak
yang mengidentifikasikan bahwa lemak tersebut tidak jenuh. Uji ini
menggunakan sample minyak kelapa dan minyak zaitun,masing-masing
dari larutan tersebut ditambahkan larutan KMNO4. Setelah minyak kelapa
ditambahkan larutan KMNO4,warna ungu pada KMNO4 luntur dan
berubah menjadi coklat. Sedangkan pada minyak zaitun yang ditambahkan
larutan KMNO4,warna ungu pada larutan KMNO4 luntur dan berubah
menjadi merah bata.
KMNO4 bersifat oksidator. Pada percobaan ini, KMNO4 mereduksi
lemak,diama bilangan oksidasi pada lemak akan mengalami penurunan.
Penurunan bilangan oksidasi ini menyebabkan terjadinya perubahan
warna. Reaksi kimia yang terjadi :
H2C O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
HC O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
H2C O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
+ KMnO4
H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
HC O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
+ KOH + MnO3
OH OH
OH OH
OH OH
(Sumardjo,1997)
PROTEIN
5.2.1 Larutan Asam Amino dan Protein
Pada percobaan ini menggunakan sampel putih telur dan susu. Terdapat perbedaan
pada kedua sampel ini yaitu pada putih telur agak encer, pada susu, jauh lebih
kental daripada putih telur.
5.2.2 Uji Biuret
Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptide pada lemak. Ikatan
peptide merupakan suatu ikatan kovalen yang menggabungkan asam-asam
amino secara bersama-sama dalam protein. Strukturnya planar karena
elektron-elektron terdelokalisasidalam pertalian amida,yang memberikan
ikatan C-N.
(Arsyad,2001)
Larutan sample yang digunakan adalah putih telir dan susu.
Masing-masing sample ditambahkan larutan NaOH 40 % dan Cu
SO4 0,5. Setelah ditambahkan larutan NaOH dan Cu SO4,tabung
yang berisi larutan sample putih telur berubah menjadi larutan
yang berwarna ungu.. Sedangkan tabung yang berisi larutan sample
berubah menjadi larutan yang berwarna ungu muda. Ini berarti
semua larutan sample tersebut termasuk protein,karena larutan
biuret mengandung NaOH dan PbSO4 yang apabila dicampur
dengan protein memberikan uji positif yaitu warna muda sampai
violet(ungu). Reaksi kimia yang terjadi :
(Arsyad,2001)
5.2.3 Uji Ninhidrin
Asam amino bebas adalah asam amino dimana gugus aminonya tidak terikat. Pada
praktikum ini, putih telur dan susu membentuk warna ungu kaena dapat bereaksi
dengan Ninhidrin. Hal ini menandakan kedua zat uji tersebut mempunyai gugus
asam amino bebas.
Sebaliknya, jika tidak diperoleh indikasi terbentuk atau adanya asam
amino bebas, karena reaksi dengan ninhidrin tidak berwarna sampai membentuk
warna merah muda.pada percobaan 1ml putih telur ditambahkan ninhidrin 0,2%
kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna ungu,dan terdapat banyak
endapan.hal ini menunjukan uji positif dari uji ninhinrin. Pada percobaan susu di
tamdahkan larutan ninhidrin 0,2% juga menghasilkan warna ungu.hal ini
menunjukan adanya uji positif pada uji ninhidrin pula. Semakin banyak ninhidrin
pada zat uji yang dapat bereaksi, semakin pekat warnanya. Hal ini juga mendasari
bahwa uji Ninhidrin dapat digunakan untuk menentukan asam amino
secarakuantitatif. Reaksi yang terjadi:
HC NH2
COOH
H2C+ NaOH + CuSO4 Na2SO4 + H2O +
HC NH2
C
H2C
HC NH2
C
H2C
OH OH
OOOO
Cu
(Sumardjo, 1997)
5.2.4 Reaksi Presipitasi
a. Presipitasi dengan alkaloid Reagensia
Uji ini dilakuan untuk membuktikan bahwa protein dapat diendapkan dengan
mengunakan alkaloid reagensia. Protein dapat menalami pengendapan karena
mempunyai sifat amfoter. Sehingga dapat menggikat logam lain sehingga terjadi
endapan. Reaksi yang terjadi dari tiap perlakuan:
Reaksi putih telur dengan asam pikrat
(Sumardjo,1997)
Reaksi putih telur dengan asam trikloro asetat
(Sumardjo,1997)
Reaksi putih telur dengan asam fosfomolibdat
Reaksi putih telur dengan asam fosfowolframat
Setelah melakukan percobaan terhadap sampel protein (putih ttelur dan susu)
terjadi endapan apabila ditambahkan trikoro asetat dan asam pikrat. Hal ini
dikarena kedua zat tersebut dapat menggendapkan protein pada putih telur
maupun susu.
b. Presipitasi dengan larutan garam-garam logam berat
Seperti yang dikatakan di atas bahwa presipitasi itu untuk menguji adanya suatu
endapan dalam reaksi.Uji positif pada percobaan jnj adalah terbentuknya endapan
pada akhir reaksi.Putih telur yang ditambahkan dengan larutan ferriklorida
menghasilkan warna kuning,orange.Menunjukan uji yang negatif karena tidak
terbentuknya endapan.putih telur ditambah CuSO4, menghasilkan warna putih
kebiru-biruan.Hal jnj menunjukkan uji positif karena terbentuknya endapan akan
tetapi belum sempurna.Putih telur ditambah larutan merkuriklorida menghasilkan
warna putih keruh.menunjukan uji positif karena menghasilkan endapan tetapi
belum sempurna.ketidaksempurnaan ini dikarenakan pada reaksi ini endapa yang
dihasilkan tidak mengendap secara keseluruhan.Pada putih telur ditambah larutan
Pb(CH3COO)2,mula-mula menghasilkan larutan putih keruh,setelah di diamkan
larutan tersebut menjadi putih benin dan mengendap.ini menunjukkan uji positif
karena menghasilkan endapan yang sempurna.Dimana,pada akhir reaksi ini
endapan yang dihasilkan mengendap sempurna.ketika percobaan ini dicoba pada
susu ditambah larutan ferriklorida menghasilkan warna orange keruh.Hal ini
menunjukkan uji positif.Susu yang ditambah CuSO4 menghasilkan warna putih
kebiru-biruan keruh.hal ini menunjukkan uji positif.Pada susu yang ditambah
larutan merkuriklorida menghasilkan warna putih keruh,menunjukkan uji
negatif.Susu yang ditambah larutan Pb(CH3COO)2 menghasilkan warna putih
keruh.ini menunjukkan uji positif.Jadi pada percobaan ini putih telur yang
ditambah CuSO4,putih telur ditambah merkuriklorida,putih telur ditambah
Pb(CH3COO)2,susu ditambah ferriklorida,susu ditambah CuSO4,dan susu
ditambah Pb(CH3COO)2mampu mengalami presipitasi karena adanya uji yang
positif pada akhir reaksi.
5.2.5 Uji Xantoprotein
Ada sebagian peptida dan protein yang mempunyai gugus asam amino berinti
benzena. Seperti fenilanalina, tirosin, albumin, riptofan dan lain sebagainya.
Untuk itu percobaan ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat protein yang
mengandung asam amino dengan radikal fenil. Pada praktikum ini, uji positif
terjadi jika adanya endapan berwarna putih ketika dipanaskan. Percobaan jnj
dilakukan pada susu encer yang ditambah asam nitrat pekat,dipanaskan,kemudian
hasilnya ditambah amonia,menghasilkan larutan yang mula-mula berwarna putih
kekuningan setelah dipanaskan membentuk endapan kuning pada bagian atas dan
kuning bening pada badian bawah setelah ditambah amonia menjadi orange pekat
bagian atas dan kuning keputih-putihan pada bagian bawah. Larutan putih telur
ditambah asam nitrat pekat kemudian dipanaskan dilakukan pengamatan dan
ditambah amonia,menghasilkan larutan yang mula-mula berwarna putih
kekuningan dan mengendap di atas,pada bagian bawah bening. Setelah
dipanaskan membentuk endapan putih kekuningan pada bagian atas dan kuning
pada bagian bawah. Setelah ditambah amonia warna menjadi mengendap putih
pekat pada bagian atas dan putih bening pada bagian bawah.Keduanya terdapat
inti benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan jingga atau kuning
jingga.
Sedangkan, jika tidak terjadi endapan putih saat dipanaskan mengindikasikan
negatif. Berikut contoh struktur bangun protein yang berinti benzena :
—CH2CHCO2OH
│
NH2
Feinilanalina
5.2.6 Uji Mollish
Tujuan dari uji ini adalah untuk membuktikan adanya mukoprotein (glycoprotein).
Mukoprotein adalah gabunganantara protein dan karbohidrat dengan kadar lebih
dari 4% dihitung sebagai heksosamina. Karbohidrat yang terikatini berupa
polisakarida kompleks yang mengandung N-asetilheksosamina bergabung dengan
monosakarida lain.
Mukoprotein mudah larut, contohnya pada putih telur.
Pada percobaan ini 1 ml putih telur encer ditambah dengan 1ml α-naftol dalam
alcohol menghasilkan larutan berwarna merah muda agak keunguan. Sedangkan
untuk 1ml susu cair ditambahkan dengan 1ml α-naftol dalam alcohol
menghasilkan warna merah muda keunguan agak pudar.
Pada uji mollish, nilai positifnya apabila suatu larutan menghasilkan warna ungu.
Jadi putih telur dan susu memiliki uji positif terhadap mollish, sehingga
disimpulkan kedua larutan tersebut mengandung mukoprotein.
5.2.7 Uji Hopkin’s Cole
Pada percobaan ini bertujuan untuk mengetahui asam amino tryptofan. Jika
terbentuk cincin berwarna violet diantara lapisan asam dan air. Tes ini
menunjukkan adanya asam glioksilat HCOCOOH, di dalam asam asetat. Pada
percobaan ini putih telur ditambah dengan asam glioksilat dan ditambah asam
sulfat pekat menghasilkan warna ungu ditengah. Ini berarti putih telur
menggandung asam amino tryptofan. Sedangkan susu ditambah asam glioksilat
dan ditambah lagi dengan asam sulfat juga menghasilkan warna ungu ditengah.
Ini menandakan susu juga mempunyai asam amino tryptofan. Reaksi yang terjadi:
5.2.8 Uji Sulfida
Pada uji ini menggunakan sampel putih telur. Kemudian putih telur ditambah
dengan larutan Sodium Hidroksida (NaOH) 40%. Setelah dicampurkan larutan
tersebut dipanaskan. Tujuan dari pemanasan adalah agar kedua larutan tersebut
dapat tercampur dengan baik dan dapat bereaksi dengan sempurna. Setelah
dipanaskan, larutan tersebut ditambah dengan Plumbo asetat beberapa tetes. Dari
hasil yang diperoleh, didapat larutan berwarna coklat kehitaman. Hal ini
menunjukkan adanya uji yang positif, yaitu dengan adanya endapan warna
kehitaman, menandakan putih telur mengandung sulfur.
VI. Kesimpulan
6.1. Lemak mempunyai kekentalan dan bau yang khas.
6.2. Sifat lemak adalah nonpolar,tidak larut dalam air.
6.3. Pelunturan aqua bromata karena adanya reaksi addisi.
6.4. Zat pengoksida ninhidrin dengan larutan protein membentuk warna
ungu.
6.5. Uji biuret untuk mengetahui adanya ikatan peptide.
6.6. Reaksi xanthoprotein untuk menunjukkan radikal fenil pada protein.
6.7. Uji hopkin’s cole untuk mengetahui keberadaan asam amino jenis
triptofan.
6.8.Uji presipitasi digunakan untuk mengetahui adanya ikatan rangkap
pada lemak tak jenuh.
6.9. Uji sulfide untuk mengetahui unsure S yang terkandung dalam
protein.
VII Daftar Pustaka
Basri,Sarjoni,1996,”Kamus Kimia”,Rineka Cipta,Jakarta.
Fessenden,Ralph,1982,”Organic Chemistry”,edisi ke 2, Willard Grant
Press Publisher,USA.
Fessenden,Ralph,1997,”Kimia Organik”,edisi ke 3,jilid
1,Erlangga,Jakarta.
Hart,Harold,1990,”Organic Chemistry-A Short Course”,edisi ke
5,Houghton Miffin Company,Boston.
Kusnawidjaja,1993,”Biokimia”,Erlangga,Jakarta.
Kuswati,dkk,2004,”Sains Kimia”,Bumi Aksara,Jakarta.
Manan,Mulyono,2001,”Kamus Kimia”,cetakan ke 2,Ganesindo,Bandung.
Martoharsono,Soeharsono,1993,”Biokimia”,jilid 1,Gadjah Mada
University Press,Yogyakarta.
Page,David.S.,1989,”Prinsip-prinsip Biokimia”,Erlangga,Jakarta.
Poedjiadi,1994,”Dasar-dasar Biokimia”,Universitas Indonesia,Jakarta.
Soemardjo,Damin,1998,”Kimia Kedokteran Undip”,edisi ke 3,Universitas
Diponegoro,Semarang.
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui Semarang, 9 Desember 2008
Asisten Praktikan
Dewi Nuritasari Kelompok I
J2C005108
VII. LAMPIRAN1. Saponifikasi lemakreaksi saponifikasi:
2. Uji ikatan rangkap pada lemak tak jenuh
a. Melunturkan warna Aquabromata
Jenis reaksi pemutusan ikatan rangkap
Reaksi dengan palmitolein adalah sebagai berikut:
Apabila lemak yang digunakan tidak mempunyai ikatan rangkap maka tidak akan
terjadi perubahan warna.
b. Melunturkan warna KMnO4
Jenis reaksi pemutusan ikatan rangkap.
Reaksi yang terjadi:
Apabila lemak yang digunakan tidak mempunyai ikatan rangkap maka tidak terjadi perubahan warna.
Uji BiuretStruktur kimia yang memberi hasil terhadap uji biuret
Warna yang terbentuk dari uji ninhidrin adalah ungu.Gugus fungsional yang membuat reaksi positif adalah gugus aminoProtein dan asam amino mempunyai gugus tersebut karena protein sendiri terdiri atas rangkaian asam amino. Sedang asam amino terdapat gugus amino.Reaksi ini berlaku untuk semua protein.
H2C O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
HC O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
H2C O C (CH2)7 CH
CH
(CH2)5 CH3
O
+ KMnO4
H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
HC O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
H2C O C (CH2)7 C C (CH2)5 CH3
O
+ KOH + MnO3
OH OH
OH OH
OH OH
HC NH2
COOH
H2C+ NaOH + CuSO4 Na2SO4 + H2O +
HC NH2
C
H2C
HC NH2
C
H2C
OH OH
OOOO
Cu
Presipitasi Proteina. Presipitasi menggunakan alkaloid reagensiaprotein bersifat sebagai asam dan alkaloid regensia sebagai basa.Alkaloid reagensia adalah suatu reage yang terdiri atas suatu basa organic yang mempunyai gugus nitrogen, misalnya: asam pikrat, trikloroasetat, fosfomolibdat, fosfowolframat.b. presipitasi menggunakan logam beratProtein dan logam berat bersifat sebagai asam dan basa.Garam logam berat antara lain: ferri klorida, cupri sulfat, merkuri klorida, dan plubo asetat.
Uji XantoproteinDigunakan untuk mengguji asam amino dengan radikal fenil.Apabila kulit kita terkena asam nitrat maka akan melepuh karena sifat asam nitrat dapat merusak jaringan.