perdarahan postpartum

21
PERDARAHAN POSTPARTUM Adelina Suryani Mutia Ariani Putri Haryani Rifi Marlinda Rina Yuliana R.R Woro Sulistiyowati Rindu Panduga putri Seprinita Yulisa

Upload: etra-fianus-hendri-ii

Post on 26-Nov-2015

33 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

PERDARAHAN POSTPARTUM

Adelina Suryani

Mutia Ariani

Putri Haryani

Rifi Marlinda

Rina Yuliana

R.R Woro Sulistiyowati

Rindu Panduga putri

Seprinita Yulisa

Definisi

• Perdarahan postpartum adalah hilangnya lebih dari 500 ml darah setelah kelahiran pervaginam dan 1000 ml setelah melahirkan secara seksio ( Lowdermik,2000)

• Perdarahan postpartum adalah kehilangan darah dari saluran uterus melebihi 500 ml selama 24 jam (Cuningham dalam Pillitteri, 2001).

Klasifikasi– Perdarahan postpartum primer atau segera

setelah persalinan, terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan postpartum primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, dan robekan jalan lahir.

– Perdarahan postpartum sekunder atau perdarahan masa nifas, terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan postpartum sekunder adalah robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membran.

Etiologi

• Atonia uteri,merupakan keadaan dimana uterus gagal berkontraksi dengan baik setelah persalinan

• Robekan jalan lahir (Perlukaan vagina robekan serviks dan perinium)

• Retensio Plasenta,yaitu belum lahirnya plasenta ½ jam setelah anak lahir

• Plasenta yang tertinggal• Inversi uterus,uterus dikatakan mengalami

inversi jika bagian dalam menjadi di luar saat melahirkan plasenta

Tanda dan gejala klinis

Atonia uteri

Tanda dan gejala yang selalu ada :• Uterus tidak berkontraksi dan lembek• Perdarahan segera setelah anak lahir

(perdarahan pascapersalinan primer)

Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada :• Syok (tekanan darah rendah, denyut nadi

cepat dan kecil, ekstremitas dingin, gelisah, dan mual)

Robekan jalan lahir

Tanda dan gejala yang selalu ada :• Perdarahan segera• Darah segar yang mengalir segera setelah

bayi lahir• Uterus kontraksi baik• Plasenta baik

Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada :• Pucat• Lemah• Menggigil

– Retensio plasenta

Tanda dan gejala yang selalu ada :• Plasenta belum lahir setelah 30 menit• Perdarahan segera• Uterus berkontraksi baik

Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada :• Tali pusat putus akibat traksi berlebihan• Inversio uteri akibat tarikan• Perdarahan lanjutan

– Tertinggalnya sebagian plasenta (sisa plasenta)

Tanda dan gejala yang selalu ada :

• Plasenta atau sebagian selaput (pembuluh darah) tidak lengkap

• Perdarahan segera

Tanda dan gejala kadang-kadang ada :

• Uterus berkontraksi tetapi tinggi fundus tidak berkurang

– Inversio uterus

Tanda dan gejala yang selalu ada :• Uterus tidak teraba• Lumen vagina terisi massa• Tampak tali pusat (jika plasenta belum lahir)• Perdarahan segera• Nyeri sedikit atau berat

Tanda dan gejala yang kadang-kadang ada :• Syok neurogenik• Pucat

Penatalaksanaan

1. Atonia uteri• Lakukan masase fundus uteri segera setelah

plasenta dilahirkan • Bersihkan kavum uteri dari selaput ketuban dan

gumpalan darah. • Mulai lakukan kompresi bimanual interna. Jika

uterus berkontraksi keluarkan tangan setelah 1-2 menit. Jika uterus tetap tidak berkontraksi teruskan kompresi bimanual interna hingga 5 menit

• Minta keluarga untuk melakukan kompresi bimanual eksterna

• Berikan Metil ergometrin 0,2 mg intramuskular/ intra vena

• Berikan infus cairan larutan Ringer laktat dan Oksitosin 20 IU/500 cc

• Mulai lagi kompresi bimanual interna atau pasang tampon uterovagina

• Buat persiapan untuk merujuk segera

• Teruskan cairan intravena hingga ibu mencapai tempat rujukan

• Lakukan laparotomi : Pertimbangkan antara tindakan mempertahankan uterus dengan ligasi arteri uterina/ hipogastrika atau histerektomi

• Perlukaan jalan lahir: Episiotomi, robekan perineum, dan robekan vulva penanganan ketiga luka ini harus dijahit

• Hematoma vulva Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besar hematoma. Pada hematoma yang kecil, tidak perlu tindakan operatif, cukup dilakukan kompres. Pada hematoma yang besar lebih-lebih disertai dengan anemia dan presyok, perlu segera dilakukan pengosongan hematoma tersebut.

– Retensio plasenta

• Menangani retensio plasenta dengan prosedur plasenta manual

Setelah plasenta dilahirkan dan diperiksa bahwa plasenta lengkap, segera dilakukan kompresi bimanual uterus dan disuntikkan Ergometrin 0.2 mg IM atau IV sampai kontraksi uterus baik

– Sisa plasenta

• Lakukan dengan kuretase

• Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral.

• Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan

Diagnosa yang mungkin muncul

– Resiko defisit cairan b.d. perdarahan pervaginam

– Resiko infeksi b.d. perdarahan,trauma jaringan, statis cairan tubuh, penurunan Hb, dan prosedur invasif

– Gg. Prfusi jaringan b.d perdarahan pervaginam

– Ansietas b.d ancaman kematian– Resuko syok hipovolemik b.d perdarahan

Pengkajian

Aktivitas / istirahat• Melaporkan kelelahan berlebihan

Sirkulasi• Kehilangan darah pada kelahiran umumnya 400-500 ml (kelahiran per

vaginam).600-800 ml (kelahiran sesaria), riwayat anemia kronis, defek koagulasi kongenital, idiopatik trombositopenia purpura.

Integritas ego•Cemas

Seksualitas• Persalinan mungkin lama/diaugmentasi atau diinduksi,

mendadak/traumatic, penggunaan forsep, anesthesia umum, terapi tokolitik.

• Kelahiran sulit atau manual dari plasenta• Kelahiran vagina setelah sesaria

Pengkajian postpartum hemoragic awal

Sirkulasi• Perubahan tekanan darah dan nadi, perlmbatan pengisian kapiler, pucat• Eliminasi• Kesulitan berkemih dapat menunjukkan hematoma dari porsi atas vagina• Sensari nyeri terbakar/robekan (laserasi)• Nyeri vulva /vagina/punggung berat (hematoma)• Nyeri uterus lateral

Keamanan• Laserasi jalan lahir : darah merah terang sedikit menetap, uterus berkontraksi

dengan baik• Hematoma : perubahan warna kemerahan atau kebiruan

Seksualitas• Pembesaran uterus lunak dan menonjol, sulit dipalpasi• Uterus kuat, kontraksi baik atau kontraksi parsial dan agak menonjol• Fundus uteri terinversi

Pengkaian postpartum lambat

Sirkulasi

• Perdarahan tiba-tiba

• Pucat, anemia

Nyeri

• Nyeri tekan uterus

• Ketidaknyamanan

Keamanan

• Infeksi

• Pecah ketuban dini

Seksualitas

• Badan uterus gagal berkontraksi kembali pada ukuran dan fungsi sebelum kehamilan (subinvolusi)

• Terus terlepasnya jaringan

Pemeriksaan diagnostik

– Golongan darah : menentukan Rh, golongan ABO, dan pencocokan silang

– Jumlah darah lengkap : Hemoglobin, Hematokrit, Sel darah putih.

– Kadar uterus dan vaginal– Urinalisis– Koagulasi– Sonografi

TERIMA KASIH