perilaku manusia
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia
dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan/atau
genetika.
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku
dapat diterima, perilaku aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi,
perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak ditujukan kepada orang lain dan
oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang sangat mendasar.
Perilaku tidak boleh disalahartikan sebagai perilaku sosial, yang merupakan suatu
tindakan dengan tingkat lebih tinggi, karena perilaku sosial adalah perilaku yang
secara khusus ditujukan kepada orang lain. Penerimaan terhadap perilaku
seseorang diukur relatif terhadap norma sosial dan diatur oleh berbagai kontrol
sosial Dalam kedokteran perilaku seseorang dan keluarganya dipelajari untuk
mengidentifikasi faktor penyebab, pencetus atau yang memperberat timbulnya
masalah kesehatan. Intervensi terhadap perilaku seringkali dilakukan dalam
rangka penatalaksanaan yang holistik dan komprehensif.
Perilaku manusia dipelajari dalam ilmu psikologi, sosiologi, ekonomi,
antropologi dan kedokteran. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku manusia
1. Genetika
2. Sikap – adalah suatu ukuran tingkat kesukaan seseorang terhadap perilaku
tertentu.
3. Norma sosial – adalah pengaruh tekanan sosial.
4. Kontrol perilaku pribadi – adalah kepercayaan seseorang mengenai sulit
tidaknya melakukan suatu perilaku.
PERILAKU MANUSIA Page 1
Ruang lingkup perilaku manusia menurut Benjamin Bloom, seorang
psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni kognitif,
afektif, dan psikomotor. Kemudian dalam perkembangannya, domain perilaku
yang diklasifikasikan oleh Bloom dibagi menjadi tiga tingkat:
Pengetahuan (knowledge)
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
terhadap obyek melalui indera yang dimilikinya.
Sikap (attitude)
Sikap merupakan respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek
tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan.
Tindakan atau praktik (practice)
Tindakan ini merujuk pada perilaku yang diekspresikan dalam bentuk
tindakan, yang merupakan bentuk nyata dari pengetahuan dan sikap yang telah
dimiliki.
Selain itu, Skinner juga memaparkan definisi perilaku sebagai berikut
perilaku merupakan hasil hubungan antara rangsangan (stimulus) dan tanggapan
(respon). Ia membedakan adanya dua bentuk tanggapan, yakni:
Respondent response atau reflexive response,
Adalah tanggapan yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.
Rangsangan yang semacam ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan
tanggapan yang relatif tetap.
Operant response atau instrumental response,
Adalah tanggapan yang timbul dan berkembangnya sebagai akibat oleh
rangsangan tertentu, yang disebut reinforcing stimuli atau reinforcer. Rangsangan
tersebut dapat memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Oleh
PERILAKU MANUSIA Page 2
sebab itu, rangsangan yang demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu
perilaku tertentu yang telah dilakukan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1. Bagaimana perilaku sehat yang dapat mengurangi resiko penyakit ?
1.2.2. Faktor – faktor apa yang mempengaruhi perilaku sakit ?
1.3 TUJUAN
Mengetahui konsep perilaku sehat dan sakit, agar bisa di terapkan pada
kehidupan sehari – hari. Dan mengetahui faktor – faktor apa saja yang
mempengaruhi perilaku sehat dan sakit.
PERILAKU MANUSIA Page 3
BAB II
PEMBAHASAN
Perilaku kesehatan menurut Notoadmojo adalah respon seseorang atau
organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
kesehatan, makanan dan lingkungan.
Perilaku kesehatan mencakup :
1. Perilaku terhadap sakit dan penyakit, yaitu bagaimana manusia berrespon,
baik secara pasif maupun aktif, sehubungan dengan sakit dan penyakit
tersebut.
2. Perilaku seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan, baik yg modern
maupun yang tradisional, perilaku ini menyangkut respon terhadap
fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan, dan obat-
obatannya.
3. Perilaku terhadap makanan (nutrition behavior), yaitu respon seseorang
terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan.
4. Perilaku terhadap kesehatan lingkungan(environmental health behavior),
adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan
kesehatan manusia.
Menurut Tim ahli WHO Perilaku kesehatan dipengaruhi oleh:
1. Pemikiran dan perasaan (thoughts and feeling).
Orang mempunyai banyak pemikiran dan perasaan tentang alam di mana
ia hidup. Bentuk pikiran dan perasaan ini adalah: pengetahuan -
pengetahuan (knowledge), kepercayaan-kepercayaan (beliefs), dan sikap-
sikap (attitudes), serta nilai-nilai (values).
PERILAKU MANUSIA Page 4
2. Orang penting sebagai referensi (personal references).
Perilaku orang, lebih-lebih anak kecil, banyak dipengaruhi oleh orang-
orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuk kita,
maka apa yang ia katakan dan ia lakukan cenderung untuk kita contoh.
Untuk anak-anak sekolah misalnya, maka gurulah yang menjadi panutan
untuk berperilaku.
3. Sumber-sumber daya (resources).
Yang termasuk sumber-sumber daya di sini adalah fasilitas, uang, waktu,
tenaga kerja, pelayanan, ketrampilan dan sebagainya. Ini semua
berpengaruh terhadap perilaku, dapat positif maupun negatif.
4. Kebudayaan (culture)
Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan peng-gunaan sumber-sumber
di dalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada
umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk berabad-abad
lamanya sebagai hasil dari pada kehidupan suatu masyarakat bersama.
Kebudayaan selalu berubah, baik lambat maupun cepat sesuai dengan
peradaban umat manusia. Kebudayaan atau pola hidup disini merupakan
kombinasi dari semua yang telah disebutkan di atas. perilaku yang normal
adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan
mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku.
Ada lima tahap proses perubahan perilaku kesehatan :
1. Perceived susceptibility : Persepsi individu tentang
kemungkinannya terkena suatu penyakit.
2. Perceived seriousness : Persepsi individu tentang beratnya
penyakit tersebut.
PERILAKU MANUSIA Page 5
3. Perceived threats : Persepsi individu tentang besarnya
ancaman. Ancaman ini yang mendorong individu melakukan
tindakan pencegahan / penyembuhan, tapi dapat pula justru t
timbul rasa takut, sehingga perasaan ini perlu dikurangi.
4. Perceived benefits and barriers : Persepsi individu tentang
manfaat & kerugian dari tindakan yg dianjurkan.
5. Cues to action : Merupakan pencetus tindakan, dapat
berasal dari dalam diri individu ybs (berupa munculnya gejala-
gejala penyakit), atau berasal dari luar diri individu ybs
(berupa nasehat orang lain, teman atau anggota keluarga
yang terserang penyakit sama)
2.1 PERILAKU SEHAT
Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan kesehatan sehat jasmani,
rohani dan sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari
penyakit serta kecacatan yang merupakan aspek negatif.
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatannya, mis: pencegahan penyakit, personal hygiene,
penjagaan kebugaran & mengkonsumsi makanan bergizi.
Suatu konsep sehat masyarakat, yaitu bahwa sehat adalah orang yang
dapat bekerja atau dapat menjalankan pekerjaannya sehari-hari, dan keluar konsep
sakit, di mana dirasakan oleh seseorang yang sudah tidak dapat bangkit dari
tempat tidurnya, tidak dapat menjalankan pekerjaanya sehari-hari.
Robert Kwick (2001) menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau
perbuatan suatu organisme dan bahkan dapat dipelajari.Menurut ensiklopedia
Amerika perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan aksi organisme terhadap
PERILAKU MANUSIA Page 6
lingkungannya. Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan
individu, kelompok kaum masyarakat.
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari
konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku
kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge),
sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan (health practice).
Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan
individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan
perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi:
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa
yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan,
seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang
faktor-faktor yang terkait. dan atau memengaruhi kesehatan, pengetahuan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari
kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau
penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan
kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular,
sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan,
sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari
kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua
kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti
tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap
faktor-faktor yang terkait dan atau memengaruhi kesehatan, tindakan
tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari
kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku
kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk
pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang
PERILAKU MANUSIA Page 7
menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang
berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan
perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum
menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai
respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit,
penyakit, dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatan seperti lingkungan,
makanan, minuman, dan pelayanan 49kesehatan. Dengan kata lain, perilaku
kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati
(observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan
dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini
mencakup mencegah atau melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan
lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau
terkena masalah kesehatan.
Becker (1998) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behavior) sebagai berikut :
a. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan
tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dalam meningkatkan
kesehatannya.
b. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala kegiatan atau tindakan yang
dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan
dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit, untuk
memperoleh kesembuhan.
PERILAKU MANUSIA Page 8
Menurut Lawrence Green (1980) prilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3
faktor, yaitu :
1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam bentuk
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya
dari seseorang.
2. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam linkungan
fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan).
3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap
dari petugas kesehatan.
Biasanya seseorang tidak mau berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit
atau sarana pelayanan kesehatan lainnya karena tidak tahu peranan sarana-sarana
tersebut terhadap penyembuhan penyakit (factor predisposisi). Barangkali juga
sarana-sarana tersebut jauh dari tempat tinggalnya (factor pendukung), mungkin
juga ia tidak suka terrhadap petugas Puskesmas atau Rumah Sakit yang sikap dan
perilakunya tidak dapat diterima (factor pendorong).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, menyaksikan,
mengalami atau diajar sangat menentukan terjadinya pengetahuan pada
seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan atau bagian
yang sangat penting atau terjadinya tindakan seseorang (over behavior)
sedangkan kedalaman pengetahuan dalam domain “Cognitive” dapat
diketahui melalui tindakan cognitive yang mereka miliki mulai tindakan
cognitive pertama (C1) yaitu tindakan pengetahuan yang paling rendah,
dalam hal ini seseorang hanya mampu menyebut istilah-istilah saja
berdasarkan apa yang telah dipelajari atau didengarnya, sampai pada
tingkat C6 atau domain cognitive enam yaitu tingkatan pengetahuan yang
paling tinggi dalam hal ini seseorang tidak hanya mampu menyebut
istilah-istilah saja tetapi sudah mampu melakukan analisis dan penilaian
terhadap apa yang diketahuinya. Perilaku yang didasari oleh pengetahuan
akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh
PERILAKU MANUSIA Page 9
pengetahuan. Penelitian Rogers (1997) mengungkapkan bahwa sebelum
mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni :
2. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti
mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
3. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini
sikap suatu objek sudah mulai timbul.
4. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus
tersebut bagi dirinya. Hal ini bearti sikap responden sudah lebih baik lagi.
5. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa
yang dikehendaki oleh stimulus.
6. Adaption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan menurut Bloom merupakan bagian dari cognitive domain
yaitu bagaimana terjadinya proses menjadi tahu, yang terdiri dari 6 (enam)
tingkatan penerimaan suatu inovasi yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya . termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau ransangan yang telah diterima
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar
tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut
secara benar. Orang yang paham terhadap objek dan materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan
sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang
telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini,
PERILAKU MANUSIA Page 10
dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode,
prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suetu objek
kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini
dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan,
membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang
baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu
berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri, atau mengunakan
kriteriakriteria yang telah ada.
TANDA-TANDA SEHAT:
* Tingkat energinya yang tinggi
* Tidur nyenyak
* Selera cita rasanya yang baik
* Pandangan matanya yang jernih
* Senyum tawanya yang cukup
Menurut TOKUJIRO NAMIKOSHI (Ahli Shiatsu)
* Bangun pagi badan terasa segar/bugar dan pikirannya
terang
* Kalau ia seorang lelaki, penisnya mengalami ereksi secara
penuh pada saat bangun pagi
PERILAKU MANUSIA Page 11
Menurut DONALD ARDELL (Ahli kesehatan)
* Jarang sakit
* Bebas dari kecanduan yang negatif
* Penghargaan diri yang tinggi
* Memiliki kesadaran akan tujuan hidup
* Integritas atau kesempurnaan watak
2.1.1. PERILAKU SEHAT YANG DAPAT MENGURANGI RESIKO PENYAKIT
Perilaku hidup sehat dapat didefinisikan sebagai perilaku proaktif untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit,
melindungi diri dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan masyarakat.
Hasil penelitian yang cukup mengejutkan. Generasi muda sekarang banyak
berpotensi untuk menderita beberapa macam penyakit seperti jantung, hipertensi,
ginjal dan sebagainya. Selain itu mereka banyak yang kapasitas kinerjanya tidak
optimal. Bahkan beberapa kasus jantung koroner muncul sebelum usia 60 tahun,
padahal normalnya jantung koroner menyerang diatas usia 60.
Potensi tersebut disebabkan perilaku sehari-hari yang kurang sehat. Itulah
sedikit pencerahan masalah kesehatan dari Abadan Life Support.Kondisi paling
fit manusia bisa didapatkan pada usia 30 tahun. Tetapi yang terjadi sekarang
banyak orang usia lebih muda sudah berpotensi tinggi terkena penyakit.
Dengan perilaku sehat kita dapat mengusahakan kondisi tubuh sehat pada
usia 70 tahun seperti pada usia 30 tahun. Perilaku sehat diantaranya adalah
menjadi active person. Gerak dapat membantu tubuh kita untuk lebih sehat,
aktifitas aerobik adalah gerakan yang terbaik untuk kesehatan. Latihan aerobik
PERILAKU MANUSIA Page 12
lebih baik lagi kalau bisa terukur, karena kita memerlukan ukuran seberapa sehat
kita dan apa saja parameternya.
Parameter tubuh fit dan sehat diantaranya adalah:
1. Jantung, denyut jantung istirahat orang sehat 60 denyut per menit, untuk seorang
atelit bisa mencapai 30 denyut per menit.
2. Pembuluh Darah, kelenturannya harus cukup, bisa terlihat pada perbedaan
tekanan sistolik dan diastolik darah sebesar minimal 40.
3. Paru-Paru, harus cukup elastis untuk menyerap banyak oksigen.
4. Otot, harus cukup elastis, ditandai dengan tidak mudah nyeri & pegal-pegal
karena strecthing. Ada tiga jenis otot sesuai fungsi gerak yaitu: otot gerak lambat,
gerak cepat dan emergency, ketiganya harus aktif dan elastis.
Beberapa contoh perilaku sehat yang jarang disadari karena keasyikan
kerja dan kesibukan tinggi diantaranya adalah:
1. Duduk tidak lebih satu jam. Duduk lebih dari satu jam tidak sehat, maka
tiap jam perlu diimbangi dengan gerakan lain seperti berdiri, jalan dan
baik juga melakukan gerakan jinjit-jinjit. Itu berhubungan dengan posisi
otak kita yang berada di atas (di kepala). Untuk hidup sehat kita harus
menjamin otak kita mendapat suplai darah yang cukup, sedangkan posisi
duduk memperberat kerja jantung memompa darah ke atas. Kekurangan
darah di otak dapat menimbulkan berbagai penyakit yang sering tidak kita
sadari sebelumnya.
2. Gerakan membungkuk seperti orang Jepang kalau memberi hormat, juga
bagus untuk pemperlancar aliran darah ke otak. Gerakan ini juga terdapat
pada latihan-latihan relaksasi dan aeorobik.
3. Gerakan kaki seperti berjalan membantu memompa kembali darah ke
jantung, sehingga meringankan kerja jantung (ini baru ditemukan sekitar 2
tahun yang lalu).
PERILAKU MANUSIA Page 13
4. Tersenyumlah karena senyum itu ibadah! Dengan senyum (yang alami)
dapat meningkatkan daya tahan tubuh. Tidak bisa tersenyum (cemberut
dan tegang) selama 5 menit akan menurunkan daya tahan tubuh selama 6
jam.
Kebiasaan berikut ini dapat membantu menurunkan risiko pada
pengembangan penyakit kronis. Terdaftar dalam urutan dampak risiko penyakit
terbesar sampai terkecil, seperti yang ditetapkan oleh studi yang baru.
1. Mempertahankan berat yang sehat. Indeks massa tubuh harus lebih rendah
dari 30.
2. Jangan merokok. (Tetapi jika sudah melakukannya, maka harus berhenti.)
3. Minimal mendapatkan latihan 3,5 jam setiap hari.
4. Menigkuti diet yang sehat. Tanyakan rekomendasi dari dokter.
5. Tidur cukup kurang lebih sekitar 7-8 jam per hari
6. Sarapan setiap pagi
7. Tidak mengkonsumsi alkohol
8. Olahraga secara teratur
9. Tidak ” Nyemil “
10. Tidak kelebihan berat badan lebih dari 100%
Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat
meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan
persepsi tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehat pun
subyektif sifatnya. Persepsi masyarakat tentang sehat-sakit ini sangatlah
dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu disamping unsur sosial budaya.
Sebaliknya petugas kesehatan berusaha sedapat mungkin menerapkan kreteria
medis yang obyektif berdasarkan gejala yang tampak guna mendiagnosis kondisi
fisik individu.
PERILAKU MANUSIA Page 14
2.2 PERILAKU SAKIT
Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan
dengan pengalaman yang langsung di alaminya. Hal ini merupakan fenomena
subyektif yang di tandai dengan perasaan tidak enak.
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu
yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan
Rendahnya utilisasi (pengunaan) fasilitas kesehatan seperti
puskesmas,rumah sakit dan sebagainya, seringkali keselahan atau penyebabnya
dilemparkan kepada faktor jarak antara fasilitas tersebut denga masyarakat yang
terlalu jauh (baik jarak secara fisik maupun secara social),tariff yang
tinggi,pelayanan yang tidak memuaskan dan sebagainya.
Persepsi masyarakat tentang sakit yang notabene merupakan konsep sehat-
sakit masyarakat berbeda pada tiap kelompok masyrakat. Konsep kelompok
masyarakat yang satu berbeda dengan konsep sehat-sakit kelompok yang lain.
Untuk itu maka tiap-tiap unit pelayanan kesehatan komunitas perlu mencari
sendiri konsep sehat-sakit masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu penelitian
tentang aspek-aspek social budaya kesehatan sangat diperlukan oleh tiap unit
pelayanan kesehatan komonitas.
Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),
atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya
terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari-hari) seperti masuk angin,
pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka ia
dianggap tidak sakit.
Penyakit adalah suatu bentuk reaksi biologis terhadap suatu organisme,
benda asing atau luka (injury). Merupakan suatu fenomena obyektif yang di tandai
oleh perubahan fungsi – fungsi tubuh sebagai organisme biologis.
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan
oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan, sedangkan
perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan
PERILAKU MANUSIA Page 15
meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan
kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi.
2.2.1 FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SAKIT
Persepsi masyarakat tentang sakit yang notabene merupakan konsep sehat-
sakit masyarakat berbeda pada tiap kelompok masyrakat. Konsep kelompok
masyarakat yang satu berbeda dengan konsep sehat-sakit kelompok yang lain.
Untuk itu maka tiap-tiap unit pelayanan kesehatan komunitas perlu mencari
sendiri konsep sehat-sakit masyarakat yang dilayaninya. Untuk itu penelitian
tentang aspek-aspek social budaya kesehatan sangat diperlukan oleh tiap unit
pelayanan kesehatan komunitas.
Kadang-kadang orang bisa menghindari kewajiban mereka terhadap
kelompok sosialnya, di sisi lain kelompok sosialnya sering mempunyai kewajiban
untuk merawat si sakit. Kadang diagnosa medis diperlukan untuk mencapai
konsensus tersebut.
Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku sakit adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal
a. Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami
Klien akan segera mencari pertolongan jika gejala tersebut dapat
mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari. Misal: Tukang Kayu
yang menderitas sakit punggung, jika ia merasa hal tersebut bisa
membahayakan dan mengancam kehidupannya maka ia akan
segera mencari bantuan. Akan tetapi persepsi seperti itu dapat pula
mempunyai akibat yang sebaliknya. Bisa saja orang yang takut
mengalami sakit yang serius, akan bereaksi dengan cara
menyangkalnya dan tidak mau mencari bantuan.
b. Asal atau Jenis penyakit. Pada penyakit akut dimana gejala relatif
singkat dan berat serta mungkin mengganggu fungsi pada seluruh
PERILAKU MANUSIA Page 16
dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan segera mencari
pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
Sedangkan pada penyakit kronik biasany berlangsung lama (>6
bulan) sehingga jelas dapat mengganggu fungsi diseluruh dimensi
yang ada. Jika penyakit kronik itu tidak dapat disembuhkan dan
terapi yang diberikan hanya menghilangkan sebagian gejala yang
ada, maka klien mungkin tidak akan termotivasi untuk memenuhi
rencana terapi yang ada.
2. Faktor Eksternal
a. Gejala yang Dapat Dilihat Gajala yang terlihat dari suatu penyakit
dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan Perilaku Sakit. Misalnya:
orang yang mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan
lebih cepat mencari pertolongan dari pada orang dengan serak
tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap gejala
bibir pecah-pecah yang dialaminya.
b. Kelompok Sosial. Kelompok sosial klien akan membantu
mengenali ancaman penyakit, atau justru meyangkal potensi
terjadinya suatu penyakit. Misalnya: Ada 2 orang wanita, sebut
saja Ny. A dan Ny.B berusia 35 tahun yang berasal dari dua
kelompok sosial yang berbeda telah menemukan adanya benjolan
pada Payudaranya saat melakukan SADARI. Kemudian mereka
mendisukusikannya dengan temannya masing-masing. Teman Ny.
A mungkin akan mendorong mencari pengobatan untuk
menentukan apakah perlu dibiopsi atau tidak; sedangkan teman
Ny. B mungkin akan mengatakan itu hanyalah benjolan biasa dan
tidak perlu diperiksakan ke dokter.
c. Latar Belakang Budaya. Latar belakang budaya dan etik
mengajarkan sesorang bagaimana menjadi sehat, mengenal
penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu
memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
PERILAKU MANUSIA Page 17
d. Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih
cepat tanggap terhadap gejala penyakit yang ia rasakan. Sehingga
ia akan segera mencari pertolongan ketika merasa ada gangguan
pada kesehatannya.
e. Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan. Dekatnya jarak
klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering
mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem
pelayanan kesehatan. Demikian pula beberapa klien enggan
mencari pelayanan yang kompleks dan besar dan mereka lebih
suka untuk mengunjungi Puskesmas yang tidak membutuhkan
prosedur yang rumit.
f. Dukungan Sosial. Dukungan sosial disini meliputi beberapa
institusi atau perkumpulan yang bersifat peningkatan kesehatan. Di
institusi tersebut dapat dilakukan berbagai kegiatan, seperti
seminar kesehatan, pendidikan dan pelatihan kesehatan, latihan
(aerobik, senam POCO-POCO dll). Juga menyediakan fasilitas
olehraga seperti, kolam renang, lapangan Bola Basket, Lapangan
Sepak Bola, dll.
PERILAKU MANUSIA Page 18
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh
manusia dan dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika, kekuasaan,
persuasi, dan/atau genetika.
Ruang lingkup perilaku manusia menurut Benjamin Bloom, seorang
psikolog pendidikan, membedakan adanya tiga bidang perilaku, yakni
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Perilaku kesehatan menurut Notoadmojo adalah respon seseorang atau
organisme terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem
kesehatan, makanan dan lingkungan.
Sehat menurut WHO adalah suatu keadaan kesehatan sehat jasmani,
rohani dan sosial yang merupakan aspek positif dan tidak hanya bebas dari
penyakit serta kecacatan yang merupakan aspek negatif.
Perilaku sehat adalah tindakan yang dilakukan individu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatannya, misalnya: pencegahan penyakit,
personal hygiene, penjagaan kebugaran & mengkonsumsi makanan bergizi.
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan
dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan
PERILAKU MANUSIA Page 19
perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health
knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktik kesehatan
(health practice).
Sakit (illness) adalah penilaian seseorang terhadap penyakit
sehubungan dengan pengalaman yang langsung di alaminya. Hal ini
merupakan fenomena subyektif yang di tandai dengan perasaan tidak enak.
Perilaku sakit adalah segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh
individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan Faktor – faktor
yang mempengaruhi perilaku sakit adalah faktor internal dan faktor eksternal.
3.2 SARAN
Kita sebagai calon tenaga kesehatan haruslah bisa memberikan
pendidikan tentang kesehatan kepada masyarakat. Agar masyarakat
bisa memiliki persepsi sehat dan persepsi sakit secara benar. Karena
apabila mereka memiliki persepsi yang positif terhadap suatu penyakit,
maka ia akan bisa memberikan respon secara aktif maupun secara
pasif.
;
PERILAKU MANUSIA Page 20
DAFTAR PUSTAKA
http://tingkah laku sehat.wikipedia.com (di download tanggal 09 mei 2011 pukul:
20:00)
http:// tingkah laku sakit.com (di download tanggal 10 mei 2011 pukul: 21:00)
Handout psikologi umum PSIK semester II stikes insan unggul surabaya
Catatan antropologi Bu Rahma
PERILAKU MANUSIA Page 21