persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi uin...

125
GAMBARAN PERSAHABATAN DAN PENYESUAIAN DIRI PADA MAHASISWI UIN JAKARTA YANG MENGENAKAN CADAR Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Disusun Oleh : ADE SUSANTI 103070028978 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2008

Upload: vudang

Post on 12-Mar-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

GAMBARAN PERSAHABATAN DAN PENYESUAIAN DIRI

PADA MAHASISWI UIN JAKARTA

YANG MENGENAKAN CADAR

Skripsi diajukan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh :

ADE SUSANTI 103070028978

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 2: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

ii

GAMBARAN PERSAHABATAN DAN PENYESUAIAN DIRI

PADA MAHASISWI UIN JAKARTA

YANG MENGENAKAN CADAR

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi

syarat-syarat memperoleh gelar Sarjana Psikologi

Oleh :

ADE SUSANTI

NIM: 103070028978

Di Bawah Bimbingan

Pembimbing 1

Pembimbing 2

Dr. Achmad Syahid, M. Ag NIP. 150 267 280

Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP. 150 36 88

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2008

Page 3: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi yang berjudul persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi

UIN Jakarta yang mengenakan cadar, telah diujikan dalam Sidang

Munaqasah Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

18 Maret 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar sarjana, program Strata 1 (S1) pada Fakultas Psikologi.

Jakarta, 18 Maret 2008

Sidang Munaqasah

Ketua Merangkap Anggota

Dra. Netty Hartati, M. Si NIP: 150 215 938

Sekretaris Merangkap Anggota

Dra. Zahrotun Nihayah, M. Si NIP: 150 238 773

Anggota

Penguji I

Dra. Netty Hartati, M. Si NIP: 150 215 938

Penguji II

Dr. Achmad Syahid M. Ag NIP: 150 267 280

Pembimbing I

Dr. Achmad Syahid M. Ag NIP: 150 267 280

Pembimbing II

Ikhwan Lutfi, M. Psi NIP. 150 36 88

Page 4: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

iv

MOTTO MOTTO MOTTO MOTTO

Jangan pernah berfikir tidak,

kalau kita belum pernah merasakannya

dan jangan pernah ragu

kalau kita belum menjalankannya

dan jangan pernah menyerah sebelum kita menang

Page 5: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

v

PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan untuk

Ibundaku dan Ayahandaku (alm) tercinta, dan semua

orang-orang yang kusayangi thanks for all

Page 6: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

vi

ABSTRAKSI

(A) Fakultas Psikologi (B) Maret 2008 (C) Ade Susanti (D) Gambaran Persahabatan dan Penyesuaian Diri pada Mahasiswi UIN

Jakarta yang Mengenakan Cadar (E) 107 + iv Lampiran (F) Perempuan muslim bercadar terbilang jarang di kalangan mahasiswa dan

banyak yang berpendapat bahwa mereka juga sangat tertutup dengan dunia luar tetapi mereka adalah makhluk sosial yang dalam kehidupan kesehariannya membutuhkan interaksi dengan lingkungannya, termasuk dalam hal ini adalah hubungan persahabatan dengan selain komunitasnya. Dengan adanya persahabatan ini maka di dalam hubungan terjadilah suatu penyesuaian diri agar satu sama lainnya bisa mempertahankan hubungan tersebut tanpa ada campur tangan dari pihak manapun. Penyesuaian diri dilakukan setiap orang, termasuk mahasiswi bercadar agar dapat hidup dengan situasi sosial yang kondusif. Dari hal-hal diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang (1) bagaimana gambaran persahabatan yang dilakukan oleh mahasiswi bercadar dan (2) penyesuaian diri yang dilakukan mahasisiwi bercadar dengan sahabatnya. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Dalam menentukan subyek penelitian penulis menggunakan tehnik purposive sampling (sample bertujuan) pada awalnya, kemudian untuk subyek selanjutnya menggunakan tehnik snowball/ chain sampling snowball/ chain sampling yaitu peneliti bertanya pada subyek penelitinya tentang (calon) subyek penelitian atau nara sumber lain yang penting atau harus di hubungi (Poerwandari, 2001: 61). Subyek penelitian berjumlah 3 orang dengan kriteria (1) Subyek adalah individu mahasiswa yang mengenakan pakaian bercadar (2) Subyek adalah mahasiswa minimal semester 2 dan (3) Subyek memiliki sahabat yang mempunyai latar belakang berbeda. Sedangkan metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Dari penelitian ini diperoleh hasil bahwa persahabatan yang terjalin antara para subjek dengan sahabatnya berjalan normal, bedanya latar belakang tidak menjadi permasalahan yang serius. Tidak ada batasan permasalahan yang dibahas dalam persahabatan kecuali satu subyek yang membatasi pembicaraan sekitar perkuliahan saja. Masalah yang

Page 7: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

vii

sering dihadapi dalam persahabatan oleh para subyek adalah kesalah- pahaman, namun setiap subyek mampu menyesuaian diri dengan berusaha bertanya kepada sahabatnya tentang masalah yang sedang dihadapi. Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong penyesuaian diri yang baik karena masing-masing subyek tidak mengalami salah satu kriteria tentang penyesuaian diri yang menyimpang. Tingkat penyesuaian yang dilakukan tiap subyek dirasa maksimal meskipun dua subyek masih merasa kurang maksimal, namun tidak menjadi hal serius sehingga persahabatan mereka masih tetap terjalin sampai saat ini.

Untuk penelitian selanjutnya di harapkan peneliti menggunakan subyek yang bervariasi dari tiap Universitas yang berbeda. Sehingga dapat di lakukan penelitian dengan melakukan perbandingan antar kampus dengan metode kualitatif. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan subyek yang sama, namun berbeda metode dan permasalahan karena banyak sisi yang bisa diteliti dari wanita bercadar. Diharapkan kepada seluruh mahasiswi yang menggunakan cadar agar bisa melakukan penyesuaian diri yang maksimal walaupun dengan lawan jenis.

(G) Bahan bacaan 25, (1976-2006). Skripsi 1, (1997). Kamus 3, (1984-1997). Jurnal 2, (2005-2006). Pustaka on line (website) 4. Media elektronik (Radio)1.

Page 8: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

viii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur kehadirat Allah SWT, tiada satu katapun yang pantas untuk penulis ucapkan. Dialah sumber dari segala sumber inspirasi dan motivasi yang selama ini penulis rasakan, hanya Kepada-Nyalah penulis curahkan semua perasaan dan tumpuan dalam semua masalah skripsi ini. Sampai pada akhirnya penulis bisa menyelesaikan semua karya ini. Selain itu skripsi ini dapat terselesaikan bukti bahwa penulis benar-benar serius dalam menjalani semua aktivitas-aktivitas akademik penulis. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan dukungan dari semua pihak. Penulis yakin sangat layak untuk mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang-orang yang membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis secara khusus mengucapkan terimakasih dan rasa bersyukur bahwa penulis telah disekolahkan sampai jenjang yang paling tinggi seperti sekarang ini.

1. Dra. Hj. Netty Hartati M. Si. Selaku Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dan selaku penguji 1. Beserta staf dan para Dosen yang telah memberikan ilmunya kepada Penulis.

2. Bapak Dr. Achmad Syahid M. Ag. Selaku pembimbing 1, terima kasih atas bimbingannya, tidak pernah kenal lelah dalam membimbing penulis dan tidak bosan untuk mengingatkan penulis membaca buku

terima kasih Pak!. Bapak Ihwan Lutfi M. Psi. Selaku pembimbing 2 yang selalu meluangkan waktu untuk penulis dan selalu mengingatkan bagaimana cara mengutip yang baik. Terima kasih Pak!.

3. Kepada almarhum ayahandaku M. Muslim ms, berkat engkau aku bisa menjadi seperti ini dan bisa menyelesaikan pendidikan yang engkau inginkan, terima kasih yang sedalam-dalamnya ku ucapkan. Semoga kau disana dapat merasakan apa yang kurasakan pada saat ini I love u dad. Kepada Ibundaku Suheni yang tak pernah kenal lelah untuk mendidik penulis seorang diri. U are the best mom, “Alhamdulillah, akhirnya selesai juga skripsi Neng, mi”.

4. Kepada kakakku Roni Mahendra Jaya beserta Istri kalian adalah tumpuan hidupku selama beliau meninggalkan kita, dan terima kasih atas semuanya yang kau berikan kepadaku. Keponakan-keponakanku Pradita, Camila dan Cahya. Kalian membuatku lebih bersemangat dari wajah-wajahmu selalu memancarkan keceriaan.

5. Untuk H. Ujang Djumadi dan Hj. Hasanah, terima kasih atas segalanya yang kau berikan kepada keluarga kami.

Page 9: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

ix

6. Kepada M. Imam Ansori S. Psi terima kasih atas segala waktu, perhatian, pengertian yang kau berikan padaku, dan mengajari aku untuk selalu bersyukur dalam menjalani semua masalah yang kita hadapi dalam hidup ini. Walau lelah menantikan semua ini, akhirnya menjadi kenyataan, skripsi ini dapat terselesaikan!!!. I’m the winner.

7. Untuk Nurhidayati yang selalu mendengarkan keluh kesahku tentang semua masalah yang penulis hadapi, terima kasih atas semuanya.

8. Untuk semua respondenku yang bersedia meluangkan waktunya, terima kasih berkat bantuan dari kalian penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk teman-teman KKL Penulis, Desmayanti (uti), Farah Albugis (farah), Masmaryamah (ade), Wiji Haryanti (wiji), Nadia dan Aditia Sulaksono (adit). Untuk sahabat-sahabatku Rida terima kasih atas bantuan bukunya. Aini, Anis, Syali thank for all. Rini, Fuji, Ais, Zaza, Jernih, Misna, Ikcha, Nurjanah dan Dina Fak Ekonomi. Terima kasih atas segalanya dan penulis minta maaf atas kesalahan yang sering penulis lakukan selama ini. Untuk teman-teman angkatan 2003 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas semuanya.

10. Untuk teman kosanku Fitri, Dewi, Puji, Rini, Rina, terima kasih atas bantuannya, dan selalu menemani penulis disaat penulis sendiri, tanpa kehadiran kalian kosanku sepi.

11. Untuk teman-teman PSM Tuto, Rigo, Senar, Reff, Sharon, kress, k- Zpum, k-Tolenk, kromong, k-Odjek, Satam, Papih Odoy, Tracking, dan semuanya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas segalanya.

Jakarta, 18 Maret 2008

Penulis

Page 10: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul........................................................................................... i

Halaman Persetujuan................................................................................ ii

Lembar Pengesahan Skripsi.................................................................... iii

Motto.......................................................................................................... iv

Persembahan............................................................................................. v

Abstraksi.................................................................................................... vi

Kata pengantar.......................................................................................... viii

Daftar Isi..................................................................................................... xi

Daftar Tabel............................................................................................... xiv

Daftar Lampiran......................................................................................... xv

BAB 1 : PENDAHULUAN ......................................................................... 1-13

1.1. Latar Belakang Masalah........................................................ 1

1.2. Identifikasi masalah............................................................... 9

1.3. Pembatasan Masalah dan Perumusan................................. 9

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian.............................................. 11

1.5. Sistematika Penulisan........................................................... 11

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 14-45

2.1. Persahabatan........................................................................ 14

2.1.1. Ciri-ciri Persahabatan................................................. 16

2.1.2. Bentuk-bentuk Persahabatan..................................... 18

2.1.3. Karakteristik Persahabatan......................................... 21

2.1.4. Faktor-faktor Persahabatan........................................ 23

2.1.5. Manfaat Persahabatan............................................... 26

Page 11: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xi

2.2. Penyesuaian Diri................................................................... 30

2.2.1. Pengertian Penyesuaian Diri...................................... 30

2.2.2. Karakteristik Penyesuaian Diri.................................... 32

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri. 39

2.3. Pakaian.................................................................................. 42

2.3.1. Pengertian Secara Umum.......................................... 42

2.3.2. Pakaian Menurut Islam............................................... 43

2.3.3. Pengertian Cadar....................................................... 44

2.3.4. Alasan Penggunaan Cadar........................................ 45

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN .................................................. 48-54

3.1. Pendekatan Penelitian........................................................... 48

3.2. Metode Pengumpulan Data................................................... 48

3.2.1. Wawancara Sebagai Metode Utama........................... 49

3.2.2. Observasi Sebagai Metode Penunjang....................... 49

3.3. Instrumen Penelitian.............................................................. 50

3.4. Subyek Penelitian................................................................... 50

3.4.1. Karakteristik Subyek.................................................... 51

3.4.2. Jumlah Subyek............................................................ 51

3.4.3. Teknik Pemilihan Subyek............................................. 51

3.5. Teknik Analisa Data................................................................ 52

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian.................................... 53

3.7. Etika penelitian....................................................................... 54

BAB 4 : HASIL PENELITIAN ................................................................. 56-99

4.1. Gambaran Umum Subyek...................................................... 56

4.2. Analisa Tiap Data................................................................... 57

4.2.1. Subyek 1...................................................................... 57

4.2.2. Subyek 2...................................................................... 71

Page 12: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xii

4.2.3. Subyek 3...................................................................... 86

4.3. Matriks Analisa Antar Subyek................................................ 99

BAB 5 : PENUTUP 103-107

5.1. Kesimpulan.......................................................................... 103

5.2. Diskusi................................................................................. 104

5.3. Saran................................................................................... 106

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Gambaran umum Subyek....................................................... 56

Table 4.3. Matriks Analisis Antar Subyek................................................. 99

Page 14: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Lembar Kesediaan .............................................. xvi

Lampiran 2: Data Pribadi Subyek ........................................... xvii

Lampiran 3: Lembar Observasi .............................................. xviii

Lampiran 4: Pedoman wawancara ......................................... xix

Page 15: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xv

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Salah satu perubahan pesat yang terjadi adalah mengenai gaya hidup

berpakaian. Berbagai alternatif gaya atau mode berpakaian ditampilkan

setiap harinya, berbagai model dari banyak perancang hampir setiap hari

menghiasi layar kaca. Islam sebagai ajaran agama yang di anut mayoritas

penduduk di Indonesia sebenarnya sudah mempunyai aturan yang jelas

tentang tata cara bepakaian yang baik dan benar. Misalnya firman Allah

SWT dalam surat An Nur ayat 31:

����� ������� ☺����� ���������

��� ������� !"#�$ ����⌧&���'��

�� ()*�+��� ,-�� ./0�1"2+�

�� (�3�4�56 7-58 9� ��)(� 9)(�:�

; �<�5=�>�?���� ������ ☺��@A

BCD�+ ��GHI+J+* ; ,-�� ./0�1"2+�

�� (�3�4�56 7-58 KL5(�3��I+�2��

���$ KL5(NO9�#P�Q ���$

�QO9�#P�Q KL5(�R��I+�# ���$

KL5(NO9S:"#�$ ���$ �QO9S:"#�$

KL5(�R��I+�# ���$ ��5(�TU�I��58

���$ <V*�# KL5(�TU�I��58 ���$

<V*�# ��5(�U�I)��$ ���$

��5(NO9 W5X ���$ 9� ���YD��

�� (+�)☺���$ ��$ ./Z��52�[3�9P

5="�⌧\ C]^�_$ �`�#"a�b9P ���

Page 16: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xvi

cd�)��e��9P ��$ f��&�gh�9P

./0��iO9P j�� ;P�+�)(���� BCD�+

�kU�a"I�+ �QO9 W�l:�9P ; ,-��

�<�5=�>Sm ��5(5�+*"a�^5#

�kD���+?�� 9� �<Z�&��Q' ��

��5(�3�4�56 B ;PnI#I��� CD]58

oO9P 9�J�q�� �rs��$

.tI+��� ☺��9P �#QYu�)���

.tI �5��&� v�wf

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-ptera saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nur: 24:31).

Ayat di atas jelas diperuntukkan kepada seluruh kaum perempuan mukmin di

manapun mereka berada. Meskipun aturan berpakaian tersebut nampak

jelas, ada juga beberapa pengecualian dan keringanan bagi perempuan

dengan kondisi tertentu. Beberapa alasan logis seorang perempuan muslim

diwajibkan menjaga cara berpakaiannya, antara lain untuk menjauhkan

wanita dari gangguan laki-laki jahil, menjadi indikator keluhuran budi (akhlak)

perempuan, mencegah timbulnya fitnah birahi laki-laki, dan memelihara

kesucian agama wanita yang bersangkutan. (http//www.myblogger.com)

Page 17: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xvii

Bagi masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim, pakaian tertutup yang

dimaksud adalah pakaian yang dilengkapi dengan penggunaan jilbab. Jilbab

adalah kosa kata yang sering terdengar dan banyak di pakai dalam bahasa

Indonesia. Makna jilbab dalam bahasa Arab adalah pakaian yang luas yang

menutupi seluruh badan. Ibnu Abas meriwayatkan Istilah Jilbab di ambil dari

Al Qur’an Surat Al Ahzab: 59

9`G.1�^x��� yVc]z�9P ���

)2{*U���6|} )2�9��#��

�QO9 W5X�� �<Z���� ☺��9P

./Z�T�1+� ��G"=D��+ ��

��5(5~�5~�D�)* B )2��U�� PCS��J�$

��$ ��������+� ,⌧�� �<�0����+� Y .t�⌧��� uO9P P:aI�&⌧\ 9�☺J�r�a

v5�f

“Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Dengan berkembangnya jilbab di Indonesia semakin berkembang pula

wanita-wanita yang mengenakannya. Ada pula wanita yang mengenakan

cadar di Indonesia, meski ini adalah fenomena lama, namun tidak banyak

orang yang kemudian tertarik untuk membahas persoalan cadar dan

perempuan muslim di Indonesia.

Bagi sebagian perempuan muslim, identitas pakaian itu harus selaras dengan

pandangan hidup yang mereka yakini. Di Indonesia, secara umum kaum

Page 18: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xviii

muslim yang bercadar berkeyakinan, bahwa mereka menggunakan cadar

bukan karena paksaan atau politik tertentu, tetapi karena al-Quran dan Hadis

yang menyuruh mereka bercadar.

Memang ada yang mempersepsikan (pandangan Barat) bahwa yang

bercadar di Indonesia itu adalah Teroris. Persepsi itu muncul karena pada 12

Oktober 2001 ketika kejadian bom Bali, pelaku teror muncul dengan

mengenakan cadar terlihat dari tayangan video simulasi meledakkan bom.

Cadar dikenakan agar mereka tidak di kenali identitasnya dan mereka leluasa

untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari. (http//www.myblogger.com)

Cadar bagi pemakainya tentu bukan hanya sekedar sebuah simbol atau

identitas yang hampa tanpa makna. Di balik cadar muslimah tersebut

tersimpan muatan pengetahuan dan pengalaman unik, seperti yang di

paparkan oleh Rianti Cartrigh, pemeran Aisyah dalam film yang berjudul

“Ayat-ayat Cinta” (2008) berpendapat “Dulu aku mengira wanita bercadar

agak tertekan, jika itu telah menjadi pilihan mereka, ternyata tidak. Sekarang

aku bisa menghargai wanita-wanita yang bercadar dan berjilbab,”

(http//www.myblogger.com).

Seorang Rianti yang berperan dalam film tersebut harus bisa menyelami

karakter wanita bercadar terlebih dahulu dan setelah beberapa waktu Rianti

berkesimpulan bahwa wanita bercadar juga hidup selayaknya orang umum,

Page 19: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xix

termasuk dalam menjalin hubungan persahabatan meskipun bukan dengan

komunitasnya saja.

Secara umum memiliki teman atau sahabat adalah positif, termasuk bagi

kaum bercadar. Sebab teman dapat mendorong self-esteem dan menolong

dalam mengatasi stress, tetapi teman juga bisa memiliki efek negatif jika

mereka antisosial, menarik diri, tidak suportif, tidak argumentatif, atau tidak

stabil (Hartup dan Stevens, dalam Baron, 2005: 9).

Akan tetapi teman yang kita rasakan kebanyakan memberikan peran yang

positif untuk kita. Dengan kata lain kita sangat nyaman bila berada dekat

dengan dia, teman yang seperti itu biasa kita sebut sahabat. Sahabat adalah

hubungan pertemanan yang membuat orang menghabiskan waktu bersama,

berinteraksi dalam berbagai situasi, tidak mengikut sertakan orang lain masuk

kedalam hubungan tersebut, dan saling memberikan dukungan emosional.

(Baron et all, 2005:9).

Sekali terbangun hubungan akrab, di banding dengan hubungan biasa, akan

mengakibatkan dua individu lebih banyak menghabiskan waktu bersama,

berinteraksi satu sama lain pada situasi yang lebih bervariasi, menjadi self-

disclosing, saling memberikan dukungan emosional dan membedakan antara

sahabat dan teman yang lain. Teman biasa adalah seseorang yang

menyenangkan untuk bersama, sementara sahabat di hargai karena ia murah

Page 20: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xx

hati, sensitif, dan jujur, seseorang yang dapat anda ajak bersantai dan

menjadi diri anda sendiri (Urbanski dalam Baron, 2005: 10).

Oleh karena itu elemen yang umum dari semua hubungan akrab adalah

saling ketergantungan (Interdependence), suatu asosiasi interpersonal di

mana dua orang secara konsisten mempengaruhi kehidupan satu sama lain,

memusatkan pikiran dan emosi mereka terhadap satu sama lain, dan secara

teratur terlibat dalam aktivitas bersama sebisa mungkin. Hubungan akrab

dengan teman, anggota keluarga dan pasangan hidup juga meliputi elemen

komitmen (Fehr 1999 dalam Baron, 2005: 5).

Persahabatan dengan hubungan akrab akan mengakibatkan kedekatan, dan

kedekatan menimbulkan rasa suka. Mengapa? Karena pengaruh kedekatan

menyatukan banyak faktor yang telah kita ketahui, penting dalam daya tarik

interpersonal. (Sears, 1994: 231).

Dengan kata lain, dari kedekatan dan keakraban terjalinlah suatu hubungan

yang di sebut persahabatan. Sedangkan dengan adanya persahabatan maka

di dalam hubungan terjadilah suatu penyesuaian diri, agar satu sama lain

bisa mempertahankan hubungan tersebut tanpa ada campur tangan pihak

manapun. Penyesuaian diri dilakukan setiap orang, agar dapat hidup dengan

situasi sosial yang kondusif.

Page 21: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxi

Penyesuaian diri adalah keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri

terhadap orang lain dan terhadap situasi sosial (Hurlock, 1978: 314).

Penyesuaian diri mengacu pada usaha yang di lakukan untuk memenuhi

tuntutan lingkungan. Penyesuaian diri ini juga memperhatikan keberhasilan

dan kegagalan individu, menyesuaikan keterampilan dan kemampuannya

untuk menghadapi berbagai peristiwa dalam hidupnya. Bahkan usaha yang di

lakukan untuk mncapai sesuatu atau memenuhi kebutuhan dasar agar

terbebas dari masalah kehidupan yang juga di asosiasikan dengan

penyesuaian diri yang kuat. (Grasha et all, 1990: 49).

Dalam berhubungan sosial seseorang harus bisa menyesuaikan diri, di

manapun dan kapanpun dia berada. Seseorang yang menjalin hubungan

persahabatan selalu dituntut untuk dapat saling menyesuaikan diri sehingga

persahabatan tersebut dapat berjalan dengan lancar, kalaupun ada

permasalahan akan dapat terselesaikan dengan baik. Bagaimana menjadi

sahabat yang baik, Supangat (GEN FM, 2008) menyampaikan tips-tips agar

hubungan persahabatan dapat berjalan dengan baik, diantaranya seorang

sahabat harus bisa memahami tingkah laku orang lain, selalu tersenyum

dengan tulus tanpa paksaan, berusaha mengingat nama orang lain yang baru

dikenal, bisa menjadi pendengar yang baik ketika dia bercerita pada kita dan

upayakan agar sahabat kita merasa nyaman di dekat kita, serta tidak

berharap meraka mau menjadi sahabat kita.

Page 22: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxii

Latar belakang orang yang menjalin persahabatan tidak harus selalu sama

dalam keinginannya atau faktor-faktor tertentu, walaupun persahabatan yang

sering terlihat lebih karena kesamaan faktor tertentu seperti sama-sama

memiliki hobi melukis, olahraga, mendaki, nyanyi, musik dan lain-lain.

Persahabatan yang terjalin dari latar belakang berbeda biasanya lebih unik

dan menarik. Di satu sisi pembicaraan yang dilakukan lebih variatif tetapi di

sisi lain mereka harus bisa saling mengerti dan menghargai dengan

perbedaan yang ada. Oleh karena itu lama-kelamaan akan terjalin

penyesuaian diri di antara mereka. Dengan kata lain persahabatan akan lebih

berarti jika kedua belah pihak dapat menyesuaikan diri sesuai dengan sifat

dan egonya masing-masing.

Bagaimana seorang sahabat menyesuaikan diri dengan sahabatnya yang lain

dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari, dan kedekatan dalam menjalin

aktivitas yang selalu mereka habiskan bersama dalam satu waktu. Hal seperti

ini sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari, namun persahabatan yang

ingin diteliti disini adalah persahabatan yang erat, yang di lakukan oleh

seorang mahasiswi yang mengenakan cadar dengan sahabatnya yang tidak

bercadar, dan bagaimanakah mereka menyesuaikan diri selama mereka

bersahabat sedangkan mereka berpakaian dan berpenampilan berbeda. Hal

ini yang menjadi daya tarik tersendiri bagi peneliti, oleh karena itu peneliti

Page 23: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxiii

bermaksud meneliti lebih jauh tentang “Gambaran Persahabatan dan

Penyesuaian Diri pada Mahasiswi UIN Jakarta yang mengenakan Cadar”

1.2. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka ada beberapa permasalahan yang

di identifikasikan yaitu:

1. Apakah yang dimaksud dengan persahabatan?

2. Faktor apa yang mempengaruhi persahabatan?

3. Apakah yang dimaksud dengan penyesuaian diri?

4. Apa yang dimaksud dengan cadar?

5. Siapa yang dimaksud dengan mahasiswi bercadar?

6. Bagaimana gambaran persahabatan dan penyesuaian diri pada

mahasiswi yang mengenakan cadar?

1.3. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.3.1. Pembatasan masalah

Agar penelitian yang penulis lakukan tidak terlalu luas, penulis memberikan

pembatasan masalah sebagai berikut :

1. Persahabatan, adalah suatu hubungan di mana dua orang menghabiskan

waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, tidak membiarkan

orang lain ikut kedalam hubungan mereka dan saling memberikan

Page 24: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxiv

dukungan emosional. (Baron, 2005: 9). Dalam hal ini persahabatan antara

mahasiswi bercadar dengan yang tidak bercadar.

2. Penyesuaian Diri, adalah dinamika yang bertujuan untuk mengubah

tingkah laku agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan

lingkungannya. (Darajat, 1996: 26). Dalam hal ini adalah penyesuaian diri

yang dilakukan oleh wanita bercadar dengan sahabatnya.

3. Mahasiswi yang mengenakan cadar yang dimaksud, adalah mahasiswi

UIN Jakarta yang berpakaian muslimah dan mengenakan cadar.

1.3.2. Perumusan masalah

Dalam penelitian ini, penulis merumuskan masalah penelitian: Bagaimana

gambaran persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN Jakarta

yang mengenakan cadar?

Secara lebih spesifik perumusan masalah yang ingin di ketahui dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana persahabatan yang dialami oleh mahasiswi bercadar?

2. Faktor apakah yang mempengaruhi persahabatan pada mahasiswi

bercadar?

3. Bagaimana penyesuaian diri yang dilakukan oleh mahasiswi bercadar?

Page 25: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxv

1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab pertanyaan dalam

perumusan masalah, yaitu memperoleh pengetahuan, pemahaman dan hal-

hal yang berkaitan dengan gambaran persahabatan dan penyesuaian diri

pada mahasiswi UIN Jakarta yang mengenakan cadar.

1.4.2. Manfaat Penelitian

Sedangkan manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat

praktis. Secara teoritis dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan

informasi ilmu pengetahuan, khususnya dalam Psikologi Sosial. Adapun

manfaat praktisnya adalah, memberikan informasi mengenai gambaran

persahabatan, faktor-faktor persahabatan, penyesuaian diri dan alasan

penggunaan cadar.

1.5. Sistematika Penulisan

Berdasarkan Pedoman Penyusunan dan Penulisan Skripsi, Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2004), pembahasan penelitian ini

dibagi ke dalam lima bab. Adapun sistematika penulisannya sebagai berikut:

Page 26: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxvi

BAB I PENDAHULUAN

Secara keseluruhan, isi pendahuluan merupakan penjelasan-penjelasan

yang erat hubungannya dengan masalah yang di bahas. Pada bab ini

berisikan, Latar Belakang Masalah, Identifikasi Masalah, Pembatasan dan

Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Serta Sistematika

Penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Kajian pustaka memuat berbagai sumber dari teori-teori yang berkaitan

dengan topik penelitian, terdiri dari: Pengertian persahabatan, ciri-ciri

persahabatan, bentuk-bentuk persahabatan, karakteristik persahabatan,

faktor-faktor persahabatan, manfaat persahabatan. Penyesuaian diri terdiri

dari: pengertian penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri, faktor-faktor

yang mempengaruhi penyesuaian diri. Sedangkan pakaian terdiri dari:

pengertian pakaian, pengertian cadar dan alasan penggunaan cadar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan secara terperinci bagaimana dan melalui pendekatan

apa penelitian akan dilakukan. Antara lain terdiri dari: pendekatan penelitian.

Metode pengumpulan data terdiri dari: wawancara sebagai metode utama

Page 27: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxvii

dan observasi sebagai metode penunjang. Instrumen penelitian. Subyek

penelitian terdiri dari: karakteristik subyek, jumlah subyek. Teknik analisa

data. Prosedur penelitian dan etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini terdapat pembahasan tentang gambaran umum subyek,

analisis tiap subyek, dan matriks analisa tiap subyek.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis memaparkan kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 28: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxviii

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini di bahas mengenai landasan teori yang digunakan dalam

penelitian, seperti persahabatan yang terdiri dari: Pengertian persahabatan,

ciri-ciri persahabatan, bentuk persahabatan, karakteristik persahabatan,

faktor-faktor persahabatan, dan manfaat persahabatan. Penyesuaian diri

terdiri dari: Pengertian penyesuaian diri, karakteristik penyesuaian diri dan

faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri. Pengertian pakaian terdiri

dari pakaian secara umum, pengertian pakaian menurut Islam, pengertian

cadar dan alasan penggunaan cadar.

2.1. PERSAHABATAN

2.1.1. Pengertian Persahabatan

Persahabatan adalah hubungan yang membuat dua orang yang

menghabiskan waktu bersama, berinteraksi dalam berbagai situasi, tidak

mengikutsertakan orang lain dalam hubungan tersebut, dan saling

memberikan dukungan emosional. (Baron, 2005: 9-10).

Persahabatan adalah suatu hubungan antar pribadi yang akrab atau intim

yang melibatkan setiap individu sebagai suatu kesatuan. (Suzanne dalam

Ahmadi, 1999: 232).

Page 29: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxix

Persahabatan (friendship) adalah suatu hubungan yang bersifat voluntary

antara individu dalam kelompok kecil yang di dasarkan karena perasaan

minat, kepribadian dan tempramen. Melalui persahabatan, mereka dapat

saling memahami, saling belajar, dan terdapat self disclose antara satu

dengan yang lainnya. Mereka lebih banyak menceritakan segala hal kepada

teman dibandingkan kepada orang tua atau orang dewasa lainnya.

(Rahmawati et all, 2005: 35).

Menurut Duck, 1991: 2 dalam Wikipedia “friendship is a voluntary bond

between two people and the above ideals can be seen as part of an unwritten

contract between them, whose violation can become the grounds for the

dissolution of the relationship”

Sedangkan menurut Wikipdia Indonesia, persahabatan adalah istilah yang

mengambarkan perilaku kerja sama dan saling mendukung antara dua atau

lebih entitas sosial. Dalam pengertian ini, istilah “persahabatan”

menggambarkan suatu hubungan yang melibatkan pengetahuan,

penghargaan dan afeksi.

(http//pkukmweb.ukm.my/~psiko/BM/Asmah%20Bee.pdf).

Sahabat adalah seseorang yang dapat membagi masalah dengan mereka,

memahami mereka dan mendengarkan mereka pada saat mereka berbicara

tentang pemikiran dan perasaan mereka sendiri. (Santrock, 2003: 230)

Page 30: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxx

Argyle dan Henderson (dalam Hildayani, 1997: 21) juga memberikan definisi

mereka tentang persahabatan. Menurut mereka persahabatan meliputi orang-

orang yang saling menyukai, menyenangi kehadirannya satu sama lain,

memiliki kesamaan minat dan kegiatan, saling membantu dan memahami,

saling mempercayai, menimbulkan rasa nyaman dan saling menyediakan

dukungan emosional. Persahabatan di sebutkan pula sebagai hubungan

interpersonal yang intim dengan adanya keterlibatan masing-masing individu

sebagai pribadi yang utuh (Kurth dalam Hildayani, 1997: 22)

Berdasarkan sejumlah definisi yang telah di kemukakan di atas, dapat di

simpulkan bahwa persahabatan adalah hubungan interpersonal yang

berlangsung lama dan ditandai oleh adanya saling ketergantungan,

kepercayaan, kebersamaan, kedekatan, dukungan emosional dan

pertolongan, kesamaan minat dan kegiatan, pengertian kesenangan dan

keterlibatan masing-masing individu sebagai pribadi yang utuh secara

spontan dan sukarela.

2.1.2. Ciri- ciri Persahabatan

Abu Ahmadi menyebutkan dan menjelaskan bahwa ciri-ciri persahabatan, di

antaranya adalah sebagai berikut:

1. Menghargai satu sama lain lebih pada orang itu sendiri dari pada

keuntungan- keuntungan yang di peroleh dari persahabatan itu. Meskipun

Page 31: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxi

memang dari persahabatan ini di peroleh berbagai keuntungan yang

bersifat sekunder, namun sebenarnya timbul persahabatan ini dulu

bersumber dari saling menyukai dan saling memelihara hubungan, dan

bukan kepada apakah mereka atau ia menguntungkan atau tidak, atau ia

dapat bekerja untuk saya dan sebagainya.

2. Persahabatan sebagai suatu hubungan antar pribadi lebih menekankan

pada kualitas yang obyektif satu sama lain. Menyukai seseorang karena

rambutnya, uangnya, mobilnya atau jabatannya, sebenarnya tidak

menyukai orang itu sendiri, tetapi lebih pada barang-barang itu. Dengan

demikian berarti persahabatan akan berhenti atau terputus bila teman itu

kehilangan apa-apa yang di milikinya. Menyukai sifat-sifat lahiriah

semacam itu akan mudah berubah, akan lebih baik bila seseorang

menyukai satu sama lain karena hal-hal yang terdapat pada orang itu

sendiri yang sifatnya stabil.

3. Saling bertukar barang-barang di antara teman tidak di dasarkan pada

nilai-nilai ekonomik tetapi pada kesukaan, harapan, keinginan di antara

mereka. Jika seorang sahabat memberikan hadiah bukanlah di nilai pada

harga hadiah itu, tetapi pemberian ini ia akan menyukainya. Di samping

itu di antara mereka memiliki kebebasan untuk saling memberi tanpa

adanya harapan untuk memperoleh imbalannya.

Page 32: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxii

4. Bersahabat karena keunikannya, dan ini sulit di gantikan oleh orang lain

karena uniknya. Persahabatan tidak begitu saja di putuskan karena telah

di tentukannya teman lain yang lebih baik. Persahabatan selalu

memperlihatkan adanya keintiman, individualis dan kesetiaan. (Ahmadi,

1999: 234-235)

Sedangkan dalam http//pkukmweb.ukm.my/~psiko/BM/Asmah%20Bee.pdf,

ciri-ciri persahabatan adalah sebagai berikut:

1. Banyak bergantung pada individu tersebut.

2. Bergantung pada budaya dan sosial-ekonomi yang bersifat kepercayaan,

dan menolong.

3. Hubungan yang dipercayai dan menyenangkan dan menghormati hal-hal

yang pribadi.

4. Memberikan kebaikan kepada kedua belah pihak

2.1.3. Bentuk-bentuk Persahabatan

Bentuk-bentuk persahabatan dapat bervariasi, tergantung dari beberapa hal.

Block (1980:26) misalnya, menemukan adanya lima bentuk persahabatan

berdasarkan tingkat intensitas, fungsi yang dimiliki, kebutuhan yang dapat

dipenuhi, dan rentang komitmen. Adapun bentuk-bentuk persahabatan/

pertemanan tersebut adalah sebagai berikut :

Page 33: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxiii

a. Teman untuk kemudahan (convebience friends)

Mereka adalah orang-orang dengan siapa kita saling memberikan

bantuan, orang-orang yang sering kita temui misalnya tetangga dan rekan

kerja.

b. Teman melakukan kegiatan bersama (doing-thing friends)

Hubungan pada persahabatan ini didasarkan pada kesamaan minat dan

kegiatan. Misalnya saja orang-orang yang menjadi anggota kelompok

yang sama atau orang-orang yang mempunyai kesamaan hobi.

c. Teman seperjalanan hidup (milestone friends)

Mereka adalah teman-teman lama dengan siapa kita dapat berbicara

tentang masa-masa yang telah lalu.

d. Teman sebagi mentor (mentor friendship)

Mereka adalah teman-teman yang ada didekat kita, yang enak untuk

dijadikan teman dan diajak bicara. Namun demikian, kita jarang dapat

menemuinya seorang diri.

e. Teman baik (good friend)

Teman baik adalah orang-orang dengan siapa kita merasa dekat, sering

berjumpa, dan dapat diandalkan di saat kita membutuhkannya. Dengan

mereka kita dapat menceritakan kehidupan pribadi, membagi

kegembiraan dan memperoleh dukungan disaat-saat suram.

Page 34: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxiv

Jika dilihat dari ada-tidaknya ketimbal-balikan dalam hubungan maka,

persahabatan dapat dibedakan atas persahabatan asosiatif (associative

friendship), persahabatan reseptif (receptive friendship) dan persahabatan

timbal balik (reciprocal friendship) (Reisman dalam Watson et all, 1984: 24).

Persahabatan asosiatif adalah persahabatan yang tidak mendalam dan

bersifat umum. Biasanya, persahabatan ini bertahan karena adanya kondisi

yang membuat mereka sering berada bersama-sama. Misalnya, hubungan

antar rekan kerja dan anggota-anggota dalam satu kelompok. Persahabatan

reseptif merupakan persahabatan yang didasarkan pada adanya perbedaan

status atau kontrol, contohnya hubungan yang terjalin antar mentor dan

peserta pelatih. Dalam hubungan ini, terdapat perbedaan peran antar

keduanya, satu sebagai pemberi dan yang lainnya sebagai penerima. Dalam

persahabatan timbal balik hubungan menjadi lebih dekat secara emosional

dan terikat dalam waktu yang lama (Reisman dalam Hays, 1988: 28).

Sahabat lebih merasakan adanya komitmen khusus terhadap hubungan

interpersonal yang terbina. Mereka juga cenderung memandang dirinya

sebagai orang-orang yang sederajat.

Gouldner dan Symons (dalam O’connor,1992: 26) membagi persahabatan

dalam empat bentuk, yaitu: hubungan yang di tandai oleh adanya keintiman,

kesetiaan, kepercayaan, berbagai pengalaman, dan kesenangan (extra

Page 35: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxv

ordinary relationship), hubungan pergaulan yang di dasarkan pada aktivitas

yang di lakukan bersama (less intimate relationships of convenience) teman

yang diperoleh di tempat kerja (friends made as by- product of paid

employment) dan persahabatan antar orang-orang yang memiliki pandangan

yang sama dan terlibat bersama-sama dalam suatu organisasi atau

pergerakan politik (friendship between those a similar intellectual world new).

Dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, adalah bentuk

persahabatan yang dekat (close friendship), yang di tandai oleh adanya

keintiman. Bila di tinjau kembali pada bentuk-bentuk persahabatan yang telah

di uraikan diatas, maka bentuk-bentuk persahabatan yang dekat (selanjutnya

hanya di sebut sebagai persahabatan) kurang lebih pararel dengan bentuk

persahabatan “good friend”. (Block 1980: 26)

2.1.4. Karakteristik Persahabatan

Monsour (dalam O’connor, et all. 1992: 27) menemukan tujuh hal yang

merupakan pengekspresian dari keintiman dalam persahabatan, yaitu:

a. Keterbukaan Diri

Keterbukaan diri di tandai oleh adanya keinginan untuk menyatakan

sesuatu yang berkenaan dengan diri, yang mungkin tidak di sadari oleh

sahabatnya. Keterbukaan diri meliputi pula kegiatan berbagi pikiran dan

perasaan.

Page 36: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxvi

b. Pengekspresian Emosi

Pengekspresian emosi mengacu pada kedekatan emosional, kehangatan,

kasih sayang, perhatian dan perasaan haru. Dalam konteks adanya

keintiman antar sahabat, pengekspresian emosi di gambarkan oleh

adanya ekspresi verbal dan non-verbal dari emosi yang berkaitan dengan

diri sendiri, sahabat dan persahabatan.

c. Dukungan yang Tak Bersyarat

Dukungan yang tak bersyarat di tandai oleh adanya pemberian dan

penerimaan dukungan yang konsisten, baik di saat-saat senang maupun

susah.

d. Kontak Fisik

Kontak fisik mengacu pada tingkahlaku menyentuh yang tidak bersifat

seksual

e. Kepercayaan

Sebagai komponen dari keintiman, pengertian kepercayaan sering

bertumpang tindih dengan pengertian keterbukaan diri dan

pengekspresian emosi. Oleh karena itu, sebagian peneliti tidak

memasukkannya sebagai salah satu komponen dari keintiman. Namun

demikian, Reis dan Shaver (dalam Monsour, 1992: 27) berpendapat

bahwa kepercayaan merupakan hal yang penting dan muncul dalam

komponen keintiman yang lebih nyata contohnya, keterbukaan diri.

f. Melakukan Kegiatan Bersama

Page 37: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxvii

Kategori kegiatan mengacu pada ‘melakukan sesuatu bersama-sama’,

namun tidak meliputi kegiatan percakapan atau aktivitas seksual.

g. Kontak Seksual

Kategori kontak seksual di gunakan bila sejumlah aktivitas seksual terlibat

di dalamnya.

Terlepas dari adanya sejumlah pengertian tentang keintiman, yang secara

tidak langsung menjadi karakteristik dari sebuah persahabatan, beberapa

tokoh (Bell et all, 1981: 28) juga menyebutkan hal-hal berikut sebagai hal-hal

yang menandai suatu hubungan persahabatan, yaitu adanya penghargaan

(penerimaan terhadap orang lain apa adanya), pertolongan yang bersifat

konkrit, empati, kebebasan untuk menjadi diri sepenuhnya, sifat sukarela, dan

kemampuan untuk bertahan dalam waktu lama.

2.1.5. Faktor-faktor Persahabatan

Ada empat faktor yang berperan dan bersama-sama membentuk

persahabatan, yaitu faktor lingkungan, individual, situasional, dan faktor

dyadic (Fehr, 1996: 28) penjelasan lebih lanjut, dari faktor-faktor

persahabatan tersebut adalah sebagai berikut:

a. Faktor Lingkungan

Umumnya, langkah awal dari pembentukan persahabatan adalah adanya

kedekatan fisik dari orang-orang yang bersahabat. Artinya, orang-orang

Page 38: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxviii

yang berada pada lingkungan fisik yang sama lebih berpeluang untuk

membentuk persahabatan. Selain tempat tinggal, faktor kedekatan fisik

juga meliputi tempat- tempat di mana seseorang menghabiskan waktunya

sehari-hari, seperti sekolah dan tempat kerja. Di luar itu, sahabat juga

dapat di jumpai melalui organisasi sosialisasi serta melalui perantara

teman lain atau saudara.

b. Faktor Individual

Karakteristik yang di miliki oleh seseorang tampaknya akan menentukan

keinginan individu untuk menjalin atau tidak menjalin persahabatan

dengannya. Hal ini meliputi:

a. Ketertarikan fisik

Penelitian yang ada menunjukkan bahwa penampilan fisik tampaknya

berpengaruh terhadap pembentukan persahabatan. Seseorang

cendrung melihat bahwa orang-orang yang menarik secara fisik

memiliki kemiripan dengan dirinya dalam sikap dan kepribadian, di

bandingkan dengan orang-orang yang tidak menarik. Selain itu,

berinteraksi dengan orang-orang yang cantik dan tampan dipandang

lebih menyenangkan.

b. Keterampilan sosial

Seseorang lebih mungkin untuk membentuk persahabatan dengan

orang-orang yang memiliki keterampilan sosial. Keterampilan sosial

Page 39: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xxxix

meliputi, kemampuan untuk merespon dan bersifat secara tepat apa

yang orang katakan atau alami, serta mengikuti percakapan sesuai

aturan. Menurut Friedman (dalam Fehr, 1996: 29) keterampilan sosial

yang dimiliki seseorang, khususnya ekspresi yang bersifat nonverbal,

berhubungan dengan perasaan suka dari teman.

c. Responsivitas

Seseorang cendrung lebih tertarik pada orang-orang yang bersifat

responsif terhadapnya. Berg dan Archer (dalam Fehr, 1996: 29)

menyebutkan bahwa seseorang yang bertingkahlaku secara responsif,

misalnya menunjukan minat dan perhatian, lebih di sukai oleh teman.

d. Perasaan malu atau segan

Seseorang tampaknya lebih tertarik untuk bersahabat dengan orang-

orang yang tidak pemalu. Orang yang pemalu cendrung melakukan

lebih sedikit percakapan pada pertemuan awal. Selain itu, dalam

berinteraksi dengan orang lain, mereka tampak kurang sigap dalam

menjawab komentar yang dilontarkan, kurang senyum, kurang mau

menatap lawan bicara, dan secara umum kurang responsif.

e. Kemiripan

Seseorang cendrung untuk membentuk persahabatab dengan orang-

orang yang mirip dengannya. Pengaruh kemiripan mungkin dapat

terletak pada karakteristik demografi seperti: usia, kesehatan fisik,

pendidikan, latar belakang keluarga, status sosial, sikap dan

Page 40: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xl

sebagainya. Bahkan, sahabat mungkin serupa dalam hal memiliki fisik

yang menarik.

c. Faktor Situasional

Faktor situasional meliputi hal-hal seperti seberapa sering kita bertemu

dengan seseorang, apakah terdapat ketergantungan kepada seseorang

tentang suatu hal, serta apakah tersedia “tempat” untuk membentuk

hubungan persahabatan pada masing-masing pihak yang terlibat dalam

interaksi.

d. Faktor Dyadic

Seseorang tampak lebih tertarik kepada orang yang mau menyatakan

informasi pribadi karena hal itu menandai adanya keinginan untuk

membentuk persahabatan. Pertemuan awal umumnya dimulai dengan

membuka diri terhadap informasi-informasi yang bersifat dangkal,

kemudian di lanjutkan dengan hal-hal yang lebih mendalam dan topik-

topik yang lebih bervariasi. Pada tahap awal dari hubungan, keterbukaan

yang bersifat timbal-balik merupakan hal yang penting.

2.1.6. Manfaat Persahabatan

Persahabatan mendatangkan sejumlah manfaat bagi orang-orang yang

menjalaninya. Allan (1989: 32) menguraikan manfaat persahabatan ebagai

berikut:

Page 41: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xli

a. Kesenangan bergaul dan kebersamaan

George Simmel (dalam Bell, 1981: 33) menggunakan konsep kesenangan

bergaul untuk menggambarkan bentuk termurni dari interaksi antara

orang-orang yang sederajat. Adanya kesenangan akan gelak-tawa,

kegembiraan, dan pelepasan emosional tampaknya diberikan pula oleh

persahabatan. Dalam kaitannya dengan kebersamaan, di sebutkan bahwa

kebersamaan dengan teman, kegiatan menghabiskan waktu luang

bersama, mendiskusikan hobi atau persoalan-persoalan yang menjadi

perhatian umum, bernilai untuk kepentingan mereka (orang-orang yang

bersahabat). Sejumlah kecil penelitian juga menemukan bahwa

kebersamaan dengan teman diasosiasikan dengan perasaan positif yang

kuat (O’connor, 1992: 32).

b. Dukungan pribadi

Sahabat merupakan sumber yang secara terus-menerus bermanfaat

untuk membantu seseorang mengatasi persoalan yang dihadapinya.

Dukungan ini dapat mengambil sejumlah bentuk yang berbeda. Untuk

tujuan analisa, dukungan dapat dipisahakan menjadi dukungan emosional

dan moral, bantuan praktis, dan bantuan materi.

1. Dukungan emosional dan moral

Rentang dari dukungan emosional atau moral yang diberikan oleh

sahabat bervariasi. Membicarakan persoalan-persoalan yang bertaraf

Page 42: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlii

ataupun berat, dan mendiskusikan tindakan yang akan di ambil,

merupakan bentuk dari dukungan moral yang diberikan oleh sahabat.

Menurut Lobel et all. (1994: 33), dukungan emosional meliputi

tingkahlaku yang memberi sumbangan terhadap kesejahteraan satu

sama lain, seperti, tindakan mengayomi, berempati dan meningkatkan

kebahagiaan sahabat. Cramer (dalam Lemme, 1995: 34) menyebutkan

bahwa satu bentuk khusus dari dukungan emosional yang diberikan

oleh sahabat adalah adanya penerimaan. Menurutnya, keberadaan

sahabat, kemauannya untuk mendengarkan dengan penuh perhatian,

serta pengertian yang diberikan, tampaknya memungkinkan seseorang

untuk mengatakan kepada sahabat apa yang ingin ia katakan.

Sejumlah kemelut, seperti masalah perkawinan, penyakit, atau

kematian, hubungan keluarga atau apapun yang mungkin tidak dapat

di diskusikan dengan orang yang bersangkutan, mungkin dapat

dinyatakan kepada sahabat (Allan, 1989: 32).

Disini, dukungan dari sahabat untuk menyediakan nasehat dan

informasi lain dari sahabat yang dapat digunakan oleh individu untuk

dapat menolong dirinya sendiri dalam rangka mengatasi masalah-

masalah yang dihadapi seperti kekacauan dalam perkawinan, masalah

keuangan, kegagalan, penyakit dan kematian dengan lebih baik.

2. Dukungan praktis

Page 43: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xliii

Seperti dukungan moral, sahabat secara rutin menyediakan bantuan

praktisnya, seperti saling memberi tumpangan, menyediakan nasehat

pada topik-topik khusus yang disukainya. Dengan perkataan lain,

sahabat dapat menjadi sumber yang dapat menolong mereka untuk

mengatasi tuntutan-tuntutan yang kurang lebih ringan. Lobel dkk

(1994: 34) menyebut dukungan ini sebagai dukungan instrumental.

Menurutnya, dukungan instrumental melibatkan bantuan secara

langsung terhadap orang-orang yang membutuhkannya. Bantuan

diberikan tidak hanya pada saat-saat kritis, tetapi juga untuk hal-hal

yang rutin sifatnya.

3. Pertolongan materi

Hanya pada saat-saat yang relatif jarang sahabat menyediakan

dukungan finansial satu sama lain. Mereka mungkin saling meminjam

sedikit uang, tetapi tidak terlibat dalam pinjaman dalam jumlah yang

besar. Umumnya, sahabat memberikan bentuk-bentuk lain dari

bantuan materi dan manfaat finansial.

c. Identitas dan status

Sahabat menolong seseorang untuk membentuk dan memperkuat

pandangan tentang diri serta memberikan kepercayaan pada identitas

yang dimiliki. Dikatakan bahwa persahabatan memberikan kebebasan

pada seseorang untuk mengekspresikan identitas diri dari pada yang

dapat mereka lakukan dalam konteks lain yang lebih formal, yaitu di saat

Page 44: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xliv

norma-norma tingkahlaku dipaksakan oleh kewajiban dan tuntutan peran.

Dalam berhadapan dengan sahabat, “diri” yang dinyatakan lebih dekat

dengan definisi seseorang tentang dirinya dari pada “diri” yang

digambarkan konteks lain. Dalam kaitannya dengan status, disebutkan

bahwa sahabat dapat menjadi indikator meletakkan seseorang dalam

hirarki status tertentu.

Sebagai tambahan apa yang telah di sebutkan oleh Allan (1989: 35),

(Wrigth dalam Lemme,1995: 35) menyebutkan bahwa sahabat dapat

mempunyai nilai stimulasi, yaitu menambah minat dan kesempatan untuk

bersosialisasi dalam kehidupan, memperluas pengetahuan, ide, atau

pandangan seseorang. Sahabat juga dapat menjadi sumber perbandingan

sosial (Hays, 1988: 38), yaitu menyediakan sejumlah informasi yang dapat

mengurangi keragu-raguan seseorang terhadap suatu hal.

2.2. PENYESUAIAN DIRI

2.2.1. Pengertian Penyesuaian Diri

Beberapa definisi penyesuaian diri menurut para ahli psikologi sosial adalah

sebagai berikut:

Menurut Feldman (1989: 68) penyesuaian diri merupakan usaha manusia

untuk memenuhi tuntutan dan tantangan yang di berikan oleh dunia di mana

mereka hidup.

Page 45: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlv

Penyesuaian diri menurut Grasha et all. (1990: 49) mengacu pada usaha

yang dilakukan untuk memenuhi tuntutan lingkungan. Penyesuaian diri ini

juga memperhatikan keberhasilan dan kegagalan individu, menyesuaikan

keterampilan dan kemampuannya untuk menghadapi berbagai peristiwa

dalam hidupnya. Bahkan usaha yang dilakukan untuk mencapai sesuatu atau

memenuhi kebutuhan dasar agar terbebas dari masalah-masalah kehidupan

yang juga di asosiasikan dengan penyesuaian diri yang kuat.

Sedangkan menurut Lazarus (1976: 17) penyesuaian diri terdiri dari dua

macam proses, yaitu menyesuaikan diri pada situasi yang telah terbagi dan

mengubah situasi agar sesuai dengan kepentingan seseorang. Dapat di

katakan bahwa dalam menghadapi tuntutan lingkungan tidak hanya bersikap

pasif tetapi juga melakukan tindakan yang aktif. Selain melakukan

penyesuaian diri dengan situasi yang ada, manusia juga dapat mengubah

lingkungan agar sesuai dengan kebutuhan.

Sementara itu menurut Fahmi (dalam Daradjat, 1982:14) penyesuaian diri

adalah dinamika yang bertujuan untuk mengubah kelakuan agar terjadi

hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan lingkungannya.

Berdasarkan definisi diatas maka penulis menulis menyimpulkan tentang

penyesuaian diri merupakan, sebuah proses psikologis, di lakukan untuk

memenuhi tuntutan lingkungan, dan tantangan yang di berikan oleh dunia di

Page 46: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlvi

mana mereka hidup. Maka penyesuaian diri bertujuan untuk mengubah

kelakuan agar terjadi hubungan yang lebih sesuai antara dirinya dan

lingkungannya.

2.2.2. Karakteristik Penyesuaian Diri

2.2.2.1. Penyesuaian diri yang baik (good adjusment)

Seseorang yang mempunyai pola penyesuaian diri yang baik atau orang

yang disebut sebagai orang yang sehat mentalnya menunjukan pola tingkah

laku atau karakteristik yang sesuai dengan yang diinginkannya.

Menurut schneiders (dalam Yusuf, 2004: 22) ciri-ciri orang yang well

adjusted, yaitu “yang mampu merespon (kebutuhan, dan masalah) secara

matang, efisien, puas, dan sehat (wholesome)”. Yang dimaksud efisien

adalah hasil yang diperolehnya tidak banyak membuang energi, waktu, atau

kekeliruan. Sementara wholesome adalah respon individu itu sesuai dengan

hakikat kemanusiaannya, hubungan dengan yang lain, dan hubungannya

dengan Tuhan. Orang tersebut memiliki kemampuan untuk mereaksi

kebutuhan dirinya atau tuntutan lingkunngannya secara matang, sehat, dan

efisien, sehingga dapat memecahkan konflik-konflik mental, frustasi, dan

kesulitan-kesulitan pribadi dan sosialnya tanpa mengembangkan tingkah laku

simtomatik ( seperti rasa cemas, takut, hawatir, obsesi, pobia, atau

psikomatik). Dia adalah orang yang berupaya menciptakan hubungan

Page 47: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlvii

interpersonal dan suasana yang berkontribusi kepada perkembangan

kepribadian yang sehat.

Orang yang memiliki sikap iri hati, hasud, cemburu, atau permusuhan

merupakan respon yang “unwholesome” (tidak sehat), sedangkan sikap

persahabatan, toleransi, memberi pertolongan merupakan respon yang

“wholesome”.

Berdasarkan pengertian diatas, maka seseorang itu dapat dikatakan memiliki

penyesuaian diri yang normal, yang baik (well adjustment) apabila dia mampu

memenuhi kebutuhan dan mengatasi masalahnya secara wajar, tidak

merugikan diri sendiri dan lingkungannya, serta sesuai dengan norma agama.

Penyesuaian diri normal ini memiliki karakteristik sebagai berikut (Schneiders,

1964 dalam Yusuf, 2004: 27).

1. Absence of excessive emotionality (terhindar dari ekspresi emosi yang

berlebih-lebihan, merugikan, atau kurang mampu mengontrol diri).

2. Absence of psychological mechanisme (terhindar dari mekanisme-

mekanisme psikologis, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan

sebagainya).

3. Absence of the sense of personal frustration (Terhindar dari perasaan

frustasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya).

Page 48: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlviii

4. Rational deliberation and self-direction (Memiliki pertimbangan dan

pengarahan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah

berdasarkan alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan secara

matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil).

5. Ability to learn (Mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya,

khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan

atau mengatasi masalah sehari-hari).

6. Utilization of past experience (Mampu memanfaatkan pengalaman masa

lalu, bercermin ke masa lalu, baik yang terkait dengan keberhasilan

maupun kegagalam untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih

baik).

7. Realistic, objective attitude (Bersikap objektif dan realistik ; mampu

menerima kenyataan hidup yang dihadapi secara wajar ; mampu

menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak

didasari oleh prasangka buruk atau negatif).

2.2.2.2. Penyesuaian Diri yang Menyimpang (maladjustment)

Menurut Schneiders (dalam Yusuf, 2004: 28 - 80) penyesuaian diri yang

menyimpang atau tidak normal merupakan proses pemenuhan kebutuhan

atau upaya pemecahan masalah dengan cara-cara yang tidak wajar atau

bertentangan dengan norma yang dijunjung tinggi oleh masyarakat. Dapat

Page 49: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xlix

juga dikatakan bahwa penyesuaian diri yang menyimpang ini adalah sebagai

tingkah laku abnormal (abnormal behavior), terutama terkait dengan kriteria

sosio psikologis dan agama. Penyesuaian yang menyimpang dan abnormal

ini ditandai dengan respon-respon sebagai berikut.

1. Reaksi bertahan (defence reaction = flight from self)

Organisme atau individu dikepung tuntutan-tuntutan dari dalam diri sendiri

(need) dan dari luar (pressure dari lingkungan) yang kadang-kadang

bersifat mengecam rasa aman egonya. Untuk melindungi rasa aman

egonya, individu mereaksi tuntutan yang mengancam tersebut dengan

mekanisme pertahanan diri (defence mechanism).

Mekanisme pertahanan (defence mechanism) dapat di artikan sebagai

respon yang tidak disadari yang berkembang dalam struktur kepribadian

individu, dan menjadi menetap, sebab dapat mereduksi ketegangan dan

frustasi, dan dapat memuaskan tuntutan-tuntutan penyesuaian diri.

Orang ini berusaha mempertahankan diri sendiri, seolah-olah tidak

mengalami kegagalan, menutupi kegagalan, atau menutupi kelemahan

dirinya sendiri dengan cara-cara atau alasan-alasan tertentu. Bentuk

reaksi ini diantaranya : (1) kompensasi : menutupi kelemahan dalam suatu

hal, dengan cara mencari kepuasan dalam bidang lain (2) sublimasi :

menutupi atau mengganti kelemahan atau kegagalan dengan cara atau

kegiatan yang mendapatkan pengakuan (sesuai dengan nilai-nilai)

Page 50: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

l

masyarakat. (3) proyeksi : melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada

pihak lain.

Mekanisme pertahanan diri ini muncul dilatarbelakangi oleh dasar-dasar

psikologis, seperti : inferiority (perasaan rendah diri), inadequacy

(perasaan tidak mampu), failure (perasaan gagal) dan guilt (perasaan

bersalah).

2. Reaksi menyerang (Agresive reaction) dan Delinquency

Agresi dapat diartikan sebagai sebuah bentuk respon untuk mereduksi

ketegangan dan frustasi melalui media tingkah laku yang merusak,

berkuasa, atau mendominasi.

Berbeda dengan mekanisme penyesuaian diri yang lainnya, reaksi agresi

tidak berkontribusi atau tidak memberikan nilai manfaat bagi

kesejahteraan rohaniah individu atau penyelesaian masalah yang

dihadapinya.

Agresi ini terefleksi dalam bentuk-bentuk tingkah laku verbal dan non-

verbal. Contoh yang verbal : berkata kasar, bertengkar, panggilan nama

yang jelek, jawaban yang kasar, sarkasme (perkataan yang menyakitkan

hati), dan kritikan yang tajam. Sementara contoh yang non-verbal

diantaranya: menolak atau melanggar aturan (tidak disiplin),

memberontak, berkelahi (tawuran), mendominasi orang lain, dan

membunuh.

Page 51: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

li

Bentuk mekanisme yang sangat dekat hubungannya dengan agresi

adalah “delinquency”, karena kedua-duanya merupakan sikap perlawanan

terhadap kondisi yang memfrustasikan kebutuhan atau keinginannya.

Delinquency dapat diartikan sebagai tingkah laku individu atau kelompok

yang melanggar norma moral yang dijunjung tinggi masyarakat, yang

menyebabkan terjadinya konflik antara individu dengan kelompok atau

masyarakat.

Tingkah laku nakal (delinquency) dapat dipandang sebagai upaya untuk

memenuhi kebutuhan, dan mereduksi ketegangan, frustasi dan konflik

yang disebabkan oleh tuntutan tersebut.

3. Reaksi melarikan diri dari kenyataan (Escape and withdrawal reaction atau

flight from reality)

Reaksi escape dan withdrawal merupakan perlawanan pertahanan diri

individu terhadap tuntutan, desakan, atau ancaman dari lingkungan

dimana dia hidup.

Reaksi “escape” dan “withdrawal” berkembang disebabkan oleh beberapa

faktor, yaitu sebagai berikut:

1. Psikologis: frustasi, konflik, ketakutan, perasaan tertindas, dan

kemiskinan emosional.

2. Lingkungan keluarga: orang tua terlalu memanjakan anak, orang tua

bersikap menolak terhadap anak, dan orang tua menerapkan disiplin

yang keras terhadap anak.

Page 52: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lii

4. Penyesuaian yang patologis (flight into illness)

Penyesuaian yang patologis ini berarti bahwa individu yang

mengalaminya perlu mendapat perawatan khusus, dan bersifat klinis,

bahkan perlu perawatan dirumah sakit (hospitalized). Yang termasuk

penyesuaian yang patologis ini adalah “neurosis” dan “psikosis”.

5. Tingkah Laku Anti Sosial (Antisocial Behaviour)

Tingkah laku anti sosial merupakan tingkah laku yang menyimpang atau

bertentangan dengan norma masyarakat (baik secara

formal=hukum/perundang-undangan, maupun informal=adat istiadat), dan

norma agama. Contoh tingkah laku anti sosial ini, diantaranya:

pemerkosaan, perzinahan, perampokan, pencurian, perjudian, penculikan,

pemalsuan (ijazah, persaksian, dan pembunuhan).

Tingkah laku anti sosial ini diklasifikasikan kedalam tiga kategori, yaitu:

antisocial personality (psychopathy), criminal (dyssocial behavior), dan

juvenile delinquency (Harmatz, 1978).

6. Kecenderungan dan Ketergantungan Alkohol, dan Obat Terlarang

Kecanduan alkohol (minuman keras atau miras) dan penyalahgunaan

Narkoba/ Naza merupakan gejala perilaku menyimpang (baik secara

hukum maupun psikologis) yang berdampak sangat buruk terhadap

kesehatan fisik, (seperti gangguan fungsi otak, dan peradangan lambung

dan usus) dan psikis (seperti pemalas, pembohong, penipu, pencuri dan

perasa). Sementara upaya untuk “recovery” atau penyembuhannya

Page 53: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

liii

sangat susah, lama, dan mahal. Oleh karena itu, yang perlu menjadi

perhatian utama adalah upaya preventif atau pencegahan.

7. Penyimpangan Seksual, dan AIDS

Beberapa perilaku menyimpang yang harus mendapat perhatian semua

pihak dewasa ini, diantaranya penyimpangan perilaku seksual dan freesex

yang menyebabkan AIDS. Penyimpangan seksual (deviation sexual)

merupakan salah satu problem kepribadian atau kesehatan mental.

Penyimpangan ini dapat dikategorikan sebagai “psyhopatic personality” .

Dengan alasan ini, istilah “sexual psyhopath” telah digunakan secara luas

dalam bidang medis, psikologi dan kriminologi. Penyimpangan seksual

merupakan perilaku abnormal, atau salah satu (maladjustment), karena

sering kali merintangi penyesuaian personal dan sosial.

2.2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian Diri

Menurut Daradjat (2001: 17) dalam bukunya kesehatan mental, faktor-faktor

yang mempengaruhi penyesuaian diri adalah:

a. Frustrasi

Frustrasi adalah proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya

hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan kebutuhan atau menyangka

bahwa akan terjadinya sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.

Frustrasi ini terkait dengan stress, stress sendiri terbagi dua stress yang

Page 54: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

liv

positif atau austress dan stress yang negatif atau distress. Apabila orang

tersebut mampu mengatasi stress maka sebut dengan austress dan orang

yang demikian dapat dikatakan orang yang mempunyai penyesuaian diri

yang baik dan apabila orang tersebut tidak mampu mengatasi stress yang

datang maka ia disebut dengan distress dan orang yang demikian itu

dapat dikatakan dengan orang yang tidak mampu menyesuaikan diri.

b. Konflik

Konflik atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan

atau lebih, yang berlawanan atau bertentangan satu sama lain.

Menurut Zakiah konflik itu terbagi tiga yang pertama yaitu konflik terhadap

dua hal yang diingini, yang tidak mungkin di ambil keduanya, misalnya

seorang gadis yang dilamar oleh dua orang pemuda yang sama-sama di

cintainya, jika ia memilih A maka ia akan kehilangan yang B begitu juga

sebaliknya. Yang kedua yaitu konflik terhadap dua hal yang

bertentangan, contohnya adalah seorang anak yang ingin naik gunung

tetapi oleh sang ibu dilarang, di satu sisi sang ibu tidak ingin kalau

anaknya tidak mempunyai pengalaman yang menarik di saat liburan,

tetapi di sisi yang lain ibu tersebut juga takut kalau anaknya mengalami

kecelakaan di jalan. Yang ketiga yaitu konflik terhadap dua hal yang tidak

diingini contohnya adalah seorang militer yang turun ke medan perang ia

Page 55: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lv

tidak ingin membunuh lawannya tetapi kalau ia tidak membunuh maka ia

akan dibunuh oleh lawannya.

c. kecemasan

Kecemasan adalah manifestasi dari berbagai proses emosi yang

bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan

perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik). Kecemasan

mempunyai segi yang di sadari seperti rasa takut, terkejut, tidak berdaya,

rasa berdosa, juga ada segi-segi yang terjadi di luar kesadaran dan tidak

bisa menghindari perasaan yang tidak menyenangkan. Kecemasan dapat

di sebabkan oleh beberapa hal yang pertama yaitu rasa cemas yang

timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya yang mengancamnya.

Contohnya adalah seorang pejalan kaki yang melihat mobil berkecepatan

tinggi datang menuju kearahnya seakan-akan ingin menabraknya

tentunya ia akan merasa takut dan mencoba untuk menyelamatkan diri.

Yang kedua rasa cemas berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa

bentuk yaitu takut terhadap hal yang tidak jelas, tidak tentu, dan tidak ada

hubungannya dengan apa-apa, serta takut itu mempengaruhi kepribadian

seseorang. Bentuk yang lainnya adalah kecemasan yang ditimbulkan oleh

benda-benda yang ada kaitan dengan dirinya. Yang ketiga kecemasan

yang disebabkan oleh rasa berdosa atau bersalah karena melakukan

sesuatu yang bertentangan dengan hati nuraninya. Cemas ini juga dapat

Page 56: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lvi

diikuti denngan beberapa gejala baik itu fisik seperti jantung berdebar-

debar, ujung jari berkeringat, dan lain-lain; dan gejala psikis seperti tidak

nyaman, rasa takut yang berlebihan, gelisah, tidak percaya diri, merasa

rendah diri dan lain-lain.

2.3. PAKAIAN

2.3.1. Pengertian Pakaian Secara Umum

Pakaian secara etimologi bisa diartikan dengan busana (Ali, 1988: 50).

Sedangkan secara terminologi pakaian adalah barang yang dibuat dari

berbagai macam bahan untuk menutupi, melindungi dan menghiasi tubuh

manusia. Barang-barang tersebut mencakup baju, celana, kemeja, kebaya,

jas, gaun, rok, blus, jaket, sepatu, topi dan sebagainya. (Badudu-Zain, 1994:

979).

Menurut Daryanto (dalam Kamus Bahasa Indonesia Lengkap, 1997: 456)

pakaian sama saja dengan busana yaitu, pakaian yang lengkap dengan

coraknya indah, bahannya bagus, dan barang yang dipakai.

Pakaian sesuai dengan fitrahnya berfungsi untuk menutupi anggota badan

tertentu dari penglihatan orang lain dan untuk menjaga kesehatan yang di

antaranya untuk perlindungan dari panas dan dingin. Selain itu pakaian juga

Page 57: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lvii

merupakan lambang kesopanan dan keindahan, sekaligus ciri khas masing-

masing daerah, serta menunjukan ketinggian budaya suatu bangsa.

2.3.2. Pengertian Pakaian Menurut Islam

Pakaian menurut Islam Ibnu Arabi dalam http://www.jurnal.biz/forum/

viewtopic.php? adalah jilbab/pakaian yang menutupi seluruh badan dari atas

(kepala) sampai ke bawah (mata kaki) yang lebih besar dari tudung. Al-

Khatib Asy Syarbini (dalam www.jurnal.biz/forum/ viewtopic.php?, 2007)

menjelaskan bahwa setiap pakaian yang berfungsi menutupi adalah jilbab,

dan jika yang dimaksud dengan jilbab adalah pakain gamis, maka

mengulurkannya adalah untuk menyempurnakannya.

Islam mewajibkan menutup aurat dihadapan laki-laki yang bukan mahram

adalah amat penting dan perlu dilaksanakan oleh setiap wanita. Perkara ini

agar tidak memunculkan nafsu laki-laki akibat penglihatannya terhadap

wanita yang tidak senonoh dan mendedahkan sebagian tubuhnya. Ini

bermakna penutup aurat itu adalah satu dari bentuk jaminan keselamatan

yang di ajukan oleh Islam untuk melindungi kepentingan wanita.

Dengan kata lain pakaian dalam Islam adalah aurat, untuk melindungi seluruh

tubuh dari ujung rambut hingga ujung kaki, dan untuk menjaga keselamatan

Page 58: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lviii

para wanita dari perbuatan yang kurang baik yang di lakukan oleh laki-laki

yang tidak bertanggung jawab.

2.3.3. Pengertian Cadar

Cadar dalam bahasa Arab di sebut dengan An Niqab, adalah sesuatu yang

berguna untuk menutupi seluruh wajah perempuan kecuali kedua mata atau

sesuatu yang tampak di sekitar mata. Dinamakan penutup wajah (Al- Niqab)

karena masih ada lubang disekitar daerah mata yang berguna untuk melihat

jalan. (http//www.myblogger.com)

Pengertian “cadar” oleh para ulama sering di sebut dengan istilah “hijab”.

Secara harfiah “hijab” berarti pemisah dalam pergaulan antara laki-laki dan

perempuan. Sedangkan secara istilah adalah sejenis baju kurung yang

lapang dan dapat menutupi kepala, wajah, dan dada. Rasulullah SAW telah

menerangkan bahwa wanita adalah aurat yang mesti di lindungi (di tutupi).

(Labib MZ, 1993: 99).

Ibnu Abbas dan Qotadat seperti yang dikutip Baidan bahwa hijab atau cadar

adalah pakaian yang menutup pelipis dan hidung, meskipun kedua mata

pemakaianya terlihat namun tetap menutup muka dan bagian dadanya.

(Baidan, 1999:118). Kemudian Fathan mengemukakan bahwa:

Page 59: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lix

“cadar (hijab) adalah kain penutup muka dan sebagian wajah wanita

hingga mata saja yang nampak”. (Abu Fathan, 1992: 6).

Menurut Syaikh Bakar bin Abu Zaid pakaian bercadar adalah, pakaian yang

luas menutupi seluruh badan, dan memakai jilbab pada pakaian luarnya dari

ujung kepala turun sampai menutup wajahnya, sehingga menutupi

perhiasaannya dan seluruh badannya sampai menutupi kedua ujung kakinya.

(www.jurnal,biz/forum/viewtopic.php?p)

2.3.4. Alasan Penggunaan Cadar

Syaikh Muhammad Nashiruddin Albani (ulama dan ahli hadits) seperti di kutip

(Khan 2001: 181-182) memandang bahwa wajah perempuan tidak termasuk

bagian yang wajib di tutupi, namun ia menganjurkan sebagian di tutup untuk

mencegah kejahatan mengingat dekadensi moral yang umum terjadi di

masyarakat modern seperti sekarang ini. Adapun peraturan memakai hijab

menurutnya adalah sebagai berikut:

a. Hijab harus menutup seluruh tubuh.

b. Hijab hendaknya bukan merupakan sumber daya tarik (pamer

kemewahan). Firman Allah

�"����� C5< ��QY�I+?# ,-��

.L�*�=)�� )�s=)��

�`zJ5�5(�)���9P BCD]��}9P

Page 60: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lx

Artinya: “ hendaklah kalian tetap di rumah dan janganlah berhias dan

bertingkah laku seperti perempuan-perempuan jahiliah masa lalu”.

(QS. Al-Ahzab, 33).

c. Hijab merupakan kain yang tebal dengan keyakinan bahwa pakaian

tembus pandang hanya akan memperkuat daya tarik perempuan dan

menjadi sumber kejahatan.

d. Hijab merupakan pakaian yang lapang dan tidak sempit.

e. Pakaian tidak menyerupai pakaian laki-laki.

f. Pakaian tidak menyerupai pakaian kafir.

g. Pakaian tidak boleh merefleksikan kebesaran dunia. (Khan, 2001: 181-

182).

Sedangkan menurut R. Rusmini Suria Atmaja seperti di kutip Labib MZ (1990:

251) menyatakan bahwa di antara alasan penggunaan cadar (hijab), adalah

sebagai berikut:

a. Memenuhi syarat peradaban sehingga tidak menyinggung rasa

kesusilaan.

b. Memenuhi syarat kesehatan, yakni melindungi tubuh dari gangguan

luar seperti: panas teriknya matahari, udara dingin dan debu.

c. Memenuhi rasa keindahan, sesuai dengan syari’at dan peradaban.

d. Menutup segala kekurangan yang ada pada tubuh.

Page 61: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxi

Pandangan berbeda disampaikan oleh Ibrahim Amini, mengenai alasan

penggunaan hijab sebagai berikut :

a. Untuk melindungi secara lebih baik nilai-nilai sosial terhadap upaya-

upaya busuk yang menjadikan wanita sebagai objek tontonan.

b. Dengan memperhatikan hijab Islam, perbuatan-perbuatan kotor dan

tidak terpuji dapat di kendalikan.

c. Dengan memakai hijab Islam, akan memberikan ketenangan lahir dan

batin karena akan terbebas dari gangguan. (Labib MZ, 1990: 230).

Page 62: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxii

BAB 3

METODELOGI PENELITIAN

3.1. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Peneliti memilih penelitian kualitatif dalam menjawab permasalahan,

karena penelitian ini berusaha mendapatkan informasi dan untuk memahami

dari sudut pandang subyek penelitian sesuai yang ingin di capai dalam

penelitian ini, yaitu ingin mengetahui gambaran persahabatan dan

penyesuaian diri pada mahasiswi UIN Jakarta yang mengenakan cadar.

Penelitian kualitatif menghasilkan data dan mengolah data yang sifatnya

deskriptif, seperti transkripsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,

rekaman video dan lain sebagainya. (Poerwandari, 2001: 22)

3.2. Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian adalah, metode

wawancara dan observasi. Metode wawancara sebagai metode utama

sedangkan metode penunjangnya adalah metode Observasi.

Page 63: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxiii

3.2.1. Wawancara sebagai metode utama

Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik wawancara sebagai metode

utama dalam pengumpulan data. Penulis menggunakan teknik wawancara

agar mendapatkan data yang lebih mendalam mengenai persahabatan dan

penyesuaian diri pada mahasiswi yang bercadar.

Wawancara kualitatif menurut Banister dkk (dalam Poerwandari, 2001: 75)

dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang

makna-makna subyektif yang dipahami berkenaan dengan topik yang diteliti,

dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut.

Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk mengetahui gambaran

persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi yang mengenakan

cadar. Maka dalam penelitian ini, wawancara yang dilakukan adalah

wawancara mendalam dan terfokus untuk mengarahkan pembicaraan pada

hal-hal atau aspek-aspek tertentu dari kehidupan atau pengalaman subyek

dengan menggunakan petunjuk umum wawancara (Poerwandari, 2001).

3.2.2. Observasi sebagai metode penunjang

Pada penelitian ini digunakan juga metode observasi yang berfungsi sebagai

metode penunjang. Menurut (Banister dalam Poerwandari, 2001: 70) istilah

Observasi di turunkan dari bahasa latin yang berarti “melihat” dan

Page 64: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxiv

“memperhatikan”. Observasi di arahkan pada kegiatan memperhatikan

secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan mempertimbangkan

hubungan antar aspek dalam fenomena tertentu.

Metode observasi ini dilakukan dalam rangka menununjang hasil penelitian

yang diperoleh dalam wawancara yang diharapkan agar peneliti dapat

memahami lebih dalam apa yang akan diteliti serta memungkinkan peneliti

melihat sesuatu yang oleh subyek tidak disadari.

3.3. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: pedoman

wawancara, lembar observasi, dan alat perekam. (Patton dalam Poerwandari

2001: 70-81)

1. Pedoman Wawancara berupa daftar pertanyaan: Berlaku sebagai

pegangan dalam wawancara agar tidak menyimpang dari tujuan penelitian,

mengingatkan kembali akan aspek-aspek yang perlu digali dari subyek

serta memudahkan kategorisasi dalam melakukan analisa data.

2. Lembar observasi: Digunakan untuk mencatat hal-hal yang dianggap

penting, dapat menerangkan lebih lanjut data yang telah diperoleh atau

berpengaruh terhadap jalannya wawancara. Hal-hal yang dicatat meliputi

setting tempat wawancara berlangsung, lama wawancara, hal-hal yang -

terjadi selama wawancara yang mungkin berpengaruh terhadap jalannya

Page 65: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxv

wawancara, penampilan subyek secara keseluruhan, respon subyek

terhadap pertanyaan dan cara menyampaikan jawaban pertanyaan.

3. Alat perekam: Digunakan untuk memudahkan peneliti mengulang kembali

hasil wawancara agar memungkinkan memperoleh data yang utuh, sesuai

dengan yang disampaikan subyek dalam wawancara. Alat ini digunakan

atas izin dari subyek sebelum wawancara.

3.4. Subyek Penelitian

3.4.1. Karakteristik Subyek

Karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Subyek adalah mahasiswi S1 UIN Jakarta yang mengenakan cadar

2. Subyek adalah mahasiswi S1 UIN Jakarta minimal semester 2 (Angkatan

2007).

3. Subyek memiliki sahabat yang mempunyai latar belakang berbeda

3.4.2. Jumlah Subyek

Jumlah subyek dalam penelitian kualitatif tidak dapat di tentukan dari awal

penelitian secara tegas. Sehingga peneliti harus benar-benar yakin bahwa

subyek yang dipilih telah memenuhi kriteria yang telah di tetapkan. Dalam

penelitian ini penulis mengambil 3 subyek.

Page 66: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxvi

3.4.3. Teknik Pemilihan Subyek

Untuk memilih subyek yang sesuai dengan tujuan penelitian, maka dalam

menentukan subyek penelitian peneliti menggunakan tehnik purposive

sampling (sample bertujuan) pada awalnya, kemudian untuk subyek

selanjutnya menggunakan tehnik snowball/ chain sampling yaitu peneliti

bertanya pada subyek penelitinya tentang (calon) subyek penelitian atau nara

sumber lain yang penting atau harus di hubungi (Poerwandari, 2001: 61).

3.5. Teknik Analisa Data.

Dalam melakukan analisis data, ada beberapa hal yang mesti dilakukan oleh

penulis. Pertama yaitu membuat daftar pertanyaan, pedoman observasi dan

pedoman analisis dokumen. kemudian daftar pertanyaan tersebut di ajukan

kepada dosen pembimbing untuk mendapat saran dan masukan. Setelah itu

baru dilakukan proses wawancara. Ketika data sudah terkumpul baru

dianalisa dengan teknik sebagai berikut :

1) Membuat transkrip hasil wawancara secara verbatim berdasar hasil

rekaman wawancara.

2) Memberi label pada hasil rekaman dan disimpan sebagai dokumen.

3) Memberikan penomoran pada masing-masing transkrip.

4) Melakukan koding dan kategorisasi data dan menjadikan satuan-satuan

kecil.

Page 67: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxvii

5) Menganalisis data dari tiap subyek dengan melakukan perbandingan

antara kasus-kasus yang dialami masing-masing subyek. (Poerwandari,

2001: 85)

3.6. Prosedur dan Pelaksanaan Penelitian

Setiap penelitian harus melalui beberapa tahap atau prosedur harus

dijalankan oleh seorang peneliti. Adapun dalam penelitian kali ini prosedur

yang dilaksanakan peneliti adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan penelitian

1. Menyusun pedoman wawancara

2. Memperbaiki pedoman wawancara setelah berkonsultasi dengan

dosen pembimbing

3. Menghubungi calon-calon subyek penelitian

4. Uji coba wawancara kepada satu orang subyek

5. Dosen pembimbing memberikan saran dan masukan tentang hasil uji

coba wawancara dan mengadakan perbaikan

b. Tahap pelaksanaan penelitian

1. Mengkonfirmasi ulang calon-calon subyek yang akan diwawancarai

2. Proses wawancara kepada tiap subyek

3. Memindahkan hasil wawancara kedalam bentuk verbatim

4. Menganalisa data tiap subyek

Page 68: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxviii

5. Menganalisis data dari tiap subyek dengan melakukan perbandingan

antara kasus-kasus yang dialami masing-masing subyek serta

membuat kesimpulan penelitian.

3.7. Etika Penelitian

Selanjutnya beberapa segi praktis yang perlu dilakukan peneliti dalam

menghadapi persoalan etika menurut Bog dan Biklen (dalam Moleong, 2006:

134) antara lain :

1) Ketika kita berhadapan dengan orang-orang pada latar penelitian,

beritahukan secara jujur dan secara terbuka maksud dan tujuan. Hal itu

hendaknya diajukan kepada mereka yang memberikan izin, kepada

pejabat setempat, kepada subyek yang akan diamati atau diwawancarai.

2) Menghargai orang-orang yang akan diteliti bukan sebagai subyek,

melainkan sebagai orang yang sama derajatnya dengan peneliti.

3) Hargai, hormati, patuhi, semua peraturan, norma, nilai masyarakat,

kepercayaan, adat istiadat, kebiasaan, kebudayaan, tabu yang hidup

didalam masyarakat tempat penelitian dilakukan.

4) Memegang kerahasiaan segala sesuatu yang berkenaan dengan

informasi yang diberikan oleh subyek. Jika informasi yang diberikan oleh

mereka tidak dikehendaki untuk dipublikasikan, hendaknya peneliti

menghormatinya. Nama-nama subyek juga sebaiknya tidak disebutkan

Page 69: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxix

dalam laporan penelitian kecuali jika subyek tidak berkeberatan. Atau jika

dipandang perlu, nama-nama tersebut diganti dengan nama lain atau

inisial.

5) Menulis segala kejadian, peristiwa, cerita, dan lain-lain secara jujur, benar

dan nyatakanlah sesuai aslinya. Memoles atau “memproses data dalam

pabrik” ataupun “mengubah data” akan merupakan dosa terakhir bagai

seorang ilmuwan.

Etika-etika tersebut peneliti terapkan sesuai dengan ketetapan dan metode

yang terbaik dan sesuai dengan kode etik psikologi.

Page 70: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxx

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Subyek

Tabel 4.1

Gambaran umum Subyek

Data kontrol S 1 S 2 S 3

Keterangan Terdiri Dari: 1. Inisial

L

A

F

2. Usia 22 Th 19 Th 20 Th

3. Suku Sunda Betawi Jawa

4. Agama Islam Islam Islam

5. Anak Ke/Dari 3/5 9/9 1/3

6. Universitas UIN UIN UIN 7. Fakultas/Jurusan Adab Ext FITK/B. Arab FITK/B.Indonesia

8. Tinggal Bersama Orangtua Orangtua Kos 9. Pekerjaan Orangtua

Ayah : Ibu :

Pegawai PLN Ibu rumah tangga

Wiraswasta Ibu rumah tangga

Wiraswasta Pegawai Swasta

10. Pendidikan Orangtua Ayah :

Ibu :

SLTA SLTA

SD SD

SLTA SLTA

11. Jumlah sahabat 1 orang 4 orang 1 orang 12. Lama bersahabat 1 tahun 2 tahun 2 tahun

Page 71: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxi

4.2. Analisa Tiap Subyek

4.2.1. Subyek 1 (L)

Hasil Observasi terhadap Subyek

Pada saat L di wawancarai, L mengenakan kaos warna putih, rok putih,

sepatuh putih, manset putih, dan mengenakan kerudung+cadar warna hijau.

L memiliki tinggi badan sekitar 160 cm dan berat badan 45 kg. Wawancara di

lakukan pada tanggal 06 Februari 2008, pukul 18.30- 20.30 WIB di taman

Fakultas Adab dan Humaniora, di Universitas Islam Negeri Jakarta. Pada

saat wawancara berlangsung suasana kampus sepi dan nyaman untuk

melakukan tanya jawab, namun keadaan di buat sedemikian santai sehingga

subyekpun merasa nyaman. Selama wawancara berlangsung L tidak banyak

melakukan gerakan, hanya sesekali memasukkan tangannya kedalam

kerudungnya. L cukup lancar dalam menjawab semua pertanyaan dari

Peneliti dan kata-katanyapun tegas tidak berbelit-belit. Wawancara ke dua di

lakukan di tempat yang sama namun berbeda jam 08 Februari dari jam

13.00-15.30. L sangat ramah dan terbuka kepada siapapun bahkan pada

orang yang baru di kenal. Intonasi suara L juga cukup jelas dan lantang.

Gambaran Penggunaan Cadar

Sebenarnya L telah mengenal cadar sejak duduk di bangku madrasah

Tsanawiah (setingkat SMP) kelas 1, pada saat itu L sudah bersekolah di

Pesantren Thariqat Fatimah Al-Idrisiyyah. Namun ketika itu L belum

Page 72: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxii

mengenakan cadar, hanya sesekali saja dan hanya pada saat-saat tertentu

(pengajian) di pesantren. Bahkan ketika L pulang ke rumah orangtuanya dari

pesantren L tidak mengenakan cadar. Setelah lulus Madrasah Tsanawiah

dan L melanjutkan sekolah di tempat yang sama, baru terpikirkan oleh L

untuk mengenakan cadar, sampai akhirnya L memutuskan untuk

mengenakannya, namun L mengenakan cadar pada usia 13 Tahun, tetapi

masih suka dibuka. Dan pada awal Madrasah Aliah L memantapkan diri

untuk mengenakan cadar, pada saat itu L tahu apa yang akan terjadi

kemudian hari mengenai resiko yang harus di hadapi bila mengenakan cadar.

Ibu, paman, dan bibinya tidak setuju ketika L memutuskan untuk

mengenakan cadar. Kata mereka L terlihat lebih cantik apabila memakai

kerudung biasa.

Ketika itu L mulai memikirkan apakah mengenakan cadar atau mengenakan

kerudung biasa saja. Ada peperangan dalam hatinya, antara mengenakan

cadar dan tidak, namun setelah L konsultasi dan meminta saran kepada

ayahnya, ternyata sang ayah setuju dan mendukung L untuk mengenakan

cadar. Dari situlah kemantapan hatinya untuk eksis mengenakan cadar.

“pertama kali saya memakai cadar ya karena dukungan ayah dan hati ini mantap terus berdoa ya Allah tolong berikan aku kekuatan untuk menghadapi

semua ini dan Bismillahirohmannirohim, lalu saya memakainya”

Page 73: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxiii

Dengan jelasnya L mengatakan itu kepada peneliti. ”Alhammdulillah” L bisa

mengatasi semua ini (pemakaian cadar) sampai akhirnya semua bisa

menerima L sampai sekarang. L melakukan ini tidak ada unsur paksaan dari

pihak manapun, melainkan dari dalam dirinya yang kuat. Bahkan kakak L

juga mengenakannya setelah sekian lama berdiskusi dengannya.

Sebelum ayah L meninggal, L rajin melakukan pengajian 1 minggu 2 kali, hari

Jum’at dan Ahad di rumah dan di daerah harmoni, untuk membahas masalah

tentang pakaian dan membaca Al-Qur’an untuk memantapkan hatinya,

namun ketika Ayah L meninggal dan L sibuk kuliah akhirnya pengajian hanya

di lakukan sekali itupun hanya pada hari Ahad. L mengenakan cadar dari

lubuk hati yang paling dalam dan L mengenakan cadar karena memang

dalam Al-Quran pun ada nashnya

“coba kakak tolong baca surat Al- Ahzab Ayat 59. Jilbab ialah sejenis baju kurung yang lapang yang dapat menutup kepala, muka dan dada. Atau

dengan kata lain Allah memerintahkan para wanita, jika mereka keluar rumah agar menutup alis mereka, sehingga mereka mudah di kenali dan tidak

diganggu ”.

Dari petunjuk Al-Quran, Guru dan Ayahnya, L merasa mantap untuk

mengenakan cadar. Pertama kali L mengenakannya L sering di cela “lebih

cantik juga mengenakan jilbab biasa, tidak seperti itu aneh” oleh orang-orang

yang tidak menyukai L mengenakan cadar, namun berkat dukungan dan

arahan yang kuat dari sang ayah, L berani menghadapi semua ini, meskipun

Page 74: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxiv

di rumah pada saat itu hanya L yang mengenakannya, dan pada saat itu pula

L masih duduk di bangku kelas 1 Madrasah Aliyah (setingkat SMA). Berkat

bimbingan dari sang Guru L tidak ragu untuk melakukan da’wahnya.

Alasan L mengenakan cadar karena L sudah mengetahui ilmu, memahami

dan ini adalah suatu kewajiban wanita muslim untuk menutup seluruh

auratnya. Manfaat L mengenakan cadar menurut L banyak, namun L tidak

menyebutkan semuanya hanya beberapa

“Terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak di inginkan, lebih berintrospeksi diri dan insyaallah lebih tenang dalam menjalani hidup”.

L menganut mazhab Thariqat, tetapi L lebih kepada yang beribadahnya, dan

L lebih suka menyebutnya bahwa mazhab yang L dan keluarga anut adalah

Sunny. Setelah L mengenakan cadar, lingkungan L bisa saja menerimanya,

karena L tidak tinggal bersama orangtuannya, melainkan tinggal di Pesantren

Fatimah Al-Idrisiyyah. Ketika pulang ke rumah orangtuanya L sudah

mengenakan cadar. Pada awalnya ibunya tidak menyetujui L mengenakan

cadar, namun setelah di berikan pengertian oleh Ayah L dan Ustadz L “yang

tidak ingin identitasnya di sebutkan”, agar anaknya tidak di ganggu laki-laki

jahil dan tidak bertanggung jawab. Akhirnya ibu L menyetujuinya.

Gambaran Persahabatan

L di kampus hanya mempunyai 1 orang sahabat, yaitu LL yang menurutnya

amat cocok dalam segala hal, dan usia LL juga lebih muda 2 tahun di

Page 75: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxv

bandingkan L, LL juga berada dalam fakultas yang sama dan kelas yang

sama dengan L. L bersahabat dengan LL sejak masuk kuliah dan sampai

saat ini semester 2 L masih bersahabat. L bersahabat kurang lebih selama 1

tahun, L memilih LL karena L merasakan ada kecocokan dan kemiripan sifat.

Seseorang cendrung untuk membentuk persahabatan dengan orang-orang

yang mirip dengannya. Pengaruh kemiripan mungkin dapat terletak pada

karakteristik demografi seperti: usia, kesehatan fisik, pendidikan, latar

belakang keluarga, status sosial, sikap dan sebagainya. Hal ini seperti yang

dipaparkan oleh Berg dan Archer (dalam Ferh, 1996: 29).

Keduanya saling memberikan masukan dan mengakui bila ada kesalahan,

keduanya bisa menerima dengan senang hati. Dari situlah L merasa nyaman

dengan LL meskipun mereka sangat jauh berbeda dari segi berpakaian. L

juga merasa nyaman bila menceritakan semua masalah pada LL.

a. Pembentukan Persahabatan

Pertama kali L bertemu dengan sahabatnya (LL) di fakultas Adab dan

Humaniora (Ekstensi), dan ketika itu keduanya menjadi mahasiswa baru di

fakultasnya. Awal mulanya L merasa dekat dengan sahabatnya, karena

mereka berdua sering mengerjakan tugas kuliah bersama dan sering menjadi

pemakalah berdua, dari situlah awal kecocokan mereka. Tetapi di dalam hati

mereka selalu bertanya-tanya lalu L mengatakan

Page 76: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxvi

“LL kamu ga merasa risih berteman dengan saya?” “ wah malah kebalikkannya kali.....L yang merasa risih berteman dengan saya, karena pakaian saya yang sepeti ini”. Oh, tidak justru saya merasa senang bila

berteman dan menjadi sahabat dengan orang yang tidak bercadar” karena bertambah banyak orang yang saya kenal.

L bersahabat dengan LL atas dasar, kepercayaan dan memahami satu sama

lain. Dari situlah L, merasa bahwa sahabatnya bisa menerima kekurangan

dan kelebihan yang di miliki oleh L, begitu pula sebaliknya. Hal yang

membuat mereka menjadi dekat karena dari kedua belah pihak mau

mengakui segala kesalahan, mau memberikan dan di berikan masukan satu

sama lain. Dari situlah kedekatan itu timbul dan membuahkan persahabatan

yang menurut L, sahabatnya bisa mengerti semua hal yang di ceritakan L. L

merasa nyaman bila bercerita dengan sahabatnya, walau mereka bagaikan

bumi dan langit dari segi berpakaian, L berpakaian sangat tertutup

sedangkan sahabatnya berpakain dan mengenakan jilbab gaul. Namun tidak

menutup kemungkinan bahwa

“orang bercadar pun modis dan enak di pandang mata kalau bisa mengikuti perkembangan Zaman”

L mengenakan cadar tetapi tetap modis, dari segi pencarian warna L tidak

mengenakan satu warna saja menurut L bila kita gonta-ganti warna lebih

enak di pandang mata,

“tetapi warnanya juga harus yang kalem dan tidak menyolok”.

Page 77: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxvii

b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan

L lebih sering membicarakan masalah akademik pada sahabatnya daripada

masalah yang lain, sesekali L dan sahabatnya suka juga membicarakan

tentang calon suami dan kriteria menjadi suami yang baik, namun L lebih

sering membicarakan masalah pelajaran yang baru di pelajarinya, menurut L

itu lebih enak dan asik, untuk di bahas berkali-kali. Sesekali L juga berbicara

dengan temannya yang lain, tetapi L lebih merasa nyaman dengan LL. Ketika

sahabatnya sedang merasa tidak nyaman, L bercerita dengan W namun

hanya sebatas menanyakan masalah kuliah dan pelajaran. Tidak seperti

dengan sahabatnya, apapun masalahnya di bahas dan tidak ada yang di

tutup-tutupi, bahkan ketika mereka ada masalah mereka membahasnya

secara bersamaan dan saling memberikan masukan satu sama lain. Hal yang

tidak mereka bicarakan adalah masalah keluarga, hanya sekilas dan sedikit

menceritakan latar belakang keluarga mereka, tetapi tidak sesering seperti

masalah kuliah dan akademik. Mereka saling menghargai, sehingga tidak

berani untuk membicarakan terlalu jauh, dalam masalah keluarga. L tidak

pernah merasakan ada perselisihan dengan sahabatnya, karena

mereka berdua saling menerima bila di berikan masukan dan saran, sehingga

itu yang menjadi salah satu dari kecocokan mereka. Tidak ada masalah

apapun yang mereka sembunyikan, terkecuali masalah keluarga, mereka

sangat terbuka, dan tidak ada yang di tutup-tutupi terutama masalah kuliah.

Page 78: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxviii

“Apapun masalahnya kita ceritakan pasti dengan sahabat kita bisa memecahkan permasalahan yang sedang kita hadapi, karena kita di dunia ini

tidak akan bisa hidup sendirian dan itulah fungsinya sahabat”

Dengan tidak ditutup-tutupi L merasa, bahwa itu adalah sebuah kepercayaan

yang mereka rasakan dalam persahabatan yang mereka jalani. L selalu,

berbagi cerita baru dengan LL, seperti dalam hal pengajian sehingga sampai

sahabatnya ingin mengikuti pengajian yang di lakukan oleh L.

c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan tak bersyarat

Pemeliharaan dalam persahabatan yang dilakukan oleh L adalah, rasa saling

percaya, pengertian, perhatian dan saling terbuka satu sama lain.

“insyaallah, akan terjalin hubungan yang sangat nyaman tanpa ada rasa tidak percaya”

Hal itu yang menjadikan L dan LL masih tetap awet selama kurang lebih 1

tahun dan tidak ada yang mengganggu. L juga mengenal keluarga

sahabatnya tetapi tidak terlalu mendalam, hanya sebatasnya saja. Karena

jarak rumah mereka sangat berjauhan. Tetapi itu bukan menjadi penghalang

mereka untuk tetap bersahabat.

L sangat perhatian terhadap sahabatnya dalam hal berpakaian, L selalu

mengingatkan ketika sahabatnya mengenakan pakaian yang tidak enak di

pandang (berpakaian ketat), tetapi L tidak pernah menyuruhnya untuk

berpakaian sesuai yang L bicarakan,

Page 79: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxix

“berpakaian adalah kehendak semua orang”

L mengingatkan LL tidak hanya dalam segi berpakaian, banyak hal seperti

masalah kuliah dan begitu juga sebaliknya. Keduanya saling mengingatkan

untuk hal yang lebih baik. Kedekatan L dengan LL hanya sebatas teman

kuliah, selebihnya bila mereka sudah pulang kerumah masing-masing

mereka melakukan aktivitasnya sendiri-sendiri. Karena jarak yang jauh,

namun sesekali L main ketempat kos LL untuk beristirahat dan sholat.

Dukungan yang sering di lakukan L pada sahabatnya adalah sebuah

perhatian. Ketika sahabatnya sedang sedih dan murung, L menanyakan apa

yang sedang di pikirkan oleh sahabatnya.

“Kenapa? Ko dari tadi diem aja, cerita dong.....”

menurut L itu sebuah perhatian yang sering di lakukan oleh sahabat kepada

sahabatnya. Dengan adanya perhatian, keterbukaan, dan saling percaya

pada sahabat adalah kunci untuk tetap langgeng dalam bersahabat.

“Jangan pernah menganggap sahabat adalah orang lain, karena tanpa adanya sahabat kita tidak bisa menyelesaikan masalah sendiri”.

Menurut L perhatian sama saja seperti dukungan tak bersyarat, meskipun

tidak kelihatan tetapi kita yang merasakannya. Itulah arti seorang sahabat,

setiap manusia membutuhkan perhatian.

Page 80: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxx

L sangat percaya pada sahabatnya, karena dengan sahabatlah kita membagi

semua masalah pada sahabat. L tidak pernah menutup-nutupi masalah yang

sedang di alaminya, walaupun L lebih sering menceritakan masalah kuliah,

namun tidak menutup kemungkinan L untuk menceritakan masalah yang lain

ada sahabatnya. Bukti kepercayaan L pada sahabatnya adalah, dengan L

menceritakan semua masalah yang sedang L rasakan pada sahabatnya.

Dengan tidak adanya masalah yang di tutup-tutupi menurut L itu adalah

sebuah kepercayaan kita pada sahabat.

L menerima kekurangan dan kelebihan dari sahabatnya, baik dalam keadaan

senang maupun susah. Bila sahabat L sedang merasa senang L juga

merasakannya, karena di antara mereka semua masalah baik senang

maupun tidak akan di ceritakan. Ketika perasaan sahabat sedang susah L

juga merasakannya, begitu juga sahabat L. Bila sahabat L sedang terkena

musibah sebisa mungkin L membantunya, dan ikut merasakan kesusahan

yang di alami oleh sahabatnya.

d. Kegiatan Bersama dan Kontak Fisik

Kegiatan yang sering di lakukan L dengan sahabatnya adalah pergi

keperpustakaan utama, dan belajar bersama. L lebih sering melakukan

kegiatan kuliah bersama, dibandingkan melakukan kegiatan di luar kuliah

Page 81: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxi

seperti, olahraga, jalan-jalan ke mall itu belum di lakukannya. Namun suatu

saat menurut L itu akan di lakukan.

“kita berdua jarang melakukan kegiatan bersama kecuali masalah kuliah, itu di karenakan rumah kita berjauhan, mungkin kalau saya satu kosan pasti

semua kegiatan kita lakukan bersama”.

L sangat ingin melakukan kegiatan apapun bersama, namun tidak harus di

lakukan bersama-sama yang paling penting bagaimana kita menjaga

perasaan dan kepercayaan pada sahabat sahabat kita.

Ketika L, bertemu di jalan dengan sahabatnya L selalu berjabat tangan dan

cium pipi kanan dan kiri. Itu selalu L lakukan, ketika hendak pulang kerumah

dari kampus atau setelah jam kuliah berakhir. Menurut L itu berarti

menambah rasa kedekatan dalam persahabatnya.

e. Manfaat dan Tujuan Persahabatan

“Sahabat adalah orang yang mau menerima dan memahami kita apa adanya, dan menjadi pendengar yang baik”

Dengan adanya sahabat kita bisa mengetahui di mana kelemahan kita dan

sahabat jugalah yang memberikan saran dan masukkan kepada kita saat kita

salah atau melakukan kesalahan. Atau lebih sering sahabat adalah orang

yang memberikan dukungan pribadi. Sahabat merupakan sumber yang

secara terus-menerus bermanfaat untuk membantu seseorang mengatasi

Page 82: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxii

persoalan yang di hadapinya, seperti dukungan emosional dan moral.

Dukungan praktis. Pertolongan materi dan lain-lain, sama halnya seperti

pernyataan Lobel (1994: 33).

L juga bilang bahwa manfaat sahabat itu banyak 1. Mengingatkan kita di saat

kita salah, 2. Menegur kita di saat kita salah dan 3. Jika kita punya masalah

bisa di ceritakan kepada sahabat selain dengan orangtua. Sahabat itu

penting merut L, karena kita tidak bisa hidup sendirian di Dunia ini, walaupun

nantinya jika kita meninggal tidak dengan sahabat. L mengatakan di dunia ini

tidak ada yang bisa sendiri pasti membutuhkan seseorang untuk

mendampinginya entah itu sahabat, teman, orangtua dan lain sebagainya.

Yang paling terpenting sahabat adalah orang yang bisa mengerti kekurangan

dan kelebihan diri kita.

L memiliki misi khusus dalam bersahabat yaitu mendapat banyak teman

dimanapun L berada. L juga pernah memikirkan untuk mengajak sahabatnya

mengaji Al’ Qur’an bareng di majlis ta’lim dan dzikir Thariqat Al-Idrisiyyah

bersamanya. L merasa bahwa bersahabat tidak hanya beruntung dalam hal

psikologis dalam bersahabat, tetapi ada manfaat akademik. Ketika kita tidak

masuk kuliah, sahabatlah yang lebih memberikan penjelasan detail pada L.

Gambaran Penyesuaian Diri L

Page 83: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxiii

Walaupun L mengenakan cadar, penyesuaian diri L bagus terbukti pada saat

peneliti sedang mewawancarai L, L banyak menyapa teman-temannya

termasuk menyapa teman laki-lakinya “kita rapat yah sekarang?” L berkata

kepada teman laki-lakinya bahwa L tidak bisa ikut karena ada keperluan

sebentar. Dan ketika peneliti melanjutkan wawancara, Dosen L

memberitahukan pada L bahwa hari kamis libur. Dari situ sudah terlihat

bahwa mengenakan cadar bukan berarti menutup diri dan tidak memiliki

teman atau sahabat. Penyesuaian diri L terhadap, peneliti juga baik. L selalu

menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan senang dan terbuka.

“Memakai cadar bukan berarti tidak gaul kan kak? dengan nada riang dan sambil tersenyum”.

L juga meyakinkan diri sendiri kalau ia mampu menyesuaikan diri dengan

semuanya, meyakinkan orangtua bahwa mengenakan cadar bukan berarti

tidak memiliki teman dan di jauhi teman.

L merasa bahwa hidup di dunia harus bisa menyesuaikan diri dengan baik,

kepada siapapun dan di manapun kita berada.

“Bercadar bukan berarti harus mejauhi semua teman-teman yang tidak mengenakan cadar”,

dengan nada yang cukup jelas, L menerangkan kepada peneliti. Penyesuaian

diri yang di lakukan oleh L termasuk penyesuaian diri yang efektif dan normal

Page 84: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxiv

karena mampu menyesuaiakan diri dan menghindari ekspresi emosi, mampu

belajar dan mampu mengembangkan kwalitas dirinya. L sadar bahwa hidup

di dunia harus bisa menyesuaikan diri dengan siapapun bergaul termasuk

dengan laki-laki, asalkan tahu batasan mana yang di larang oleh agama

antara hijab laki-laki dan perempuan.

L merasa penyesuaian diri, L sudah maksimal. Dan L selalu menyakinkan

dirinya bahwa orang yang bercadar juga bisa menyesuaikan diri dengan baik,

sehingga semua orang juga senang bergaul dengan orang yang

mengenakan cadar, sekalipun itu dengan laki-laki. Akan tetapi kita tahu

aturan dan rambu-rambu yang memang telah di terapkan oleh Allah dalam

Al-Qur’an.

Dari analisa L, secara umum dapat di simpulkan:

a. Gambaran persahabatan yang dilakukan oleh L adalah persahabatan

asosiatif seperti yang di paparkan (Reisman dalam Hays, 1988:28).

Persahabatan asosiatif adalah persahabatan yang tidak mendalam dan

bersifat umum. Biasanya, persahabatan ini bertahan karena adanya

kondisi yang membuat mereka sering bertahan adanya kondisi yang

membuat mereka sering bertemu dan berada bersama-sama.

Page 85: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxv

b. Gambaran penyesuaian diri yang di lakukan oleh L tergolong dalam

penyesuaian diri yang di sebutkan oleh (Schneiders, 1964 dalam Yusuf,

2004: 27) adalah, sebagai berikut:

1. Mampu belajar, mampu mengembangkan dirinya, khususnya yang

berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi

masalah sehari-hari.

2. Mampu menerima kenyataan hidup yang di hadapi secara wajar.

4.2.2. Subyek 2 (A)

Hasil Observasi terhadap Subyek

Pada saat A di wawancarai, A mengenakan baju kurung (Blus) warna coklat,

rok berwarna coklat, manset berwarna coklat, dan mengenakan

kerudung+cadar warna coklat.

A memiliki tinggi badan sekitar 159 cm dan berat badan 45 kg. Wawancara di

lakukan pada tanggal 09 Februari 2008, pukul 15.00 WIB di Ruang tamu (di

rumah subyek), di daerah Roxy Mas. Pada saat wawancara berlangsung

suasana rumah sepi dan nyaman untuk melakukan tanya jawab, namun

karena rumah A berdekatan dengan rel kereta sesekali ada suara kereta.

Tetapi keadaan di buat sedemikian santai sehingga subyekpun merasa

nyaman. Selama wawancara berlangsung A tidak banyak melakukan

gerakan, hanya sesekali memasukkan tangannya kedalam kerudungnya. A

Page 86: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxvi

cukup lancar dalam menjawab semua pertanyaan dari Peneliti dan kata-

katanyapun cukup jelas, tidak berbelit-belit. Jawaban A pun mengalir seperti

sedang mengobrol biasa pada seorang teman. Wawancara kedua di lakukan

di Halaman Mesjid Fathullah pada pukul 09.00- 11.30 WIB, pada tanggal 10

Februari. A sangat ramah dan terbuka kepada siapapun bahkan pada orang

yang baru di kenal. Intonasi suara A juga cukup jelas dan lantang.

Wawancara di lakukan kurang lebih 2 jam, di mulai sekitar pukul 15.00 dan

berakhir pada pukul 17.30 WIB.

Gambaran Penggunaan Cadar

A mengenal cadar sejak duduk di bangku Madrasah Tsanawiah (setingkat

SMP) kelas 1, pada saat itu A bersekolah di Pesantren Tharikat Fatimah Al-

Idrisiyyah yang semua muridnya mengenakan cadar. Namun ketika itu A

belum mengenakan cadar, hanya sesekali saja dan pada saat-saat tertentu

(pengajian) di pesantren. Bahkan ketika A pulang ke rumah orangtuanya dari

pesantren A tidak mengenakan cadar. Setelah lulus Madrasah Tsanawiah, A

melanjutkan sekolah di tempat yang sama dan baru terpikirkan oleh A untuk

mengenakan cadar, sampai akhirnya A memutuskan untuk mengenakannya.

Namun, A mengenakan cadar pada pertengahan kelas 2 Madrasah Aliyah

atau kurang lebih ketika A berusia 16 tahun. Pada saat itu A mengetahui apa

yang akan terjadi kemudian hari mengenai resiko yang harus di hadapi bila

mengenakan cadar. Ibu, Ayah, dan kakak-kakaknya tidak setuju ketika A

Page 87: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxvii

memutuskan untuk mengenakan cadar. Namun ada satu orang kakak yang

mendukungnya, yaitu kakak ke-2 A. Dan mereka yang tidak setuju A

mengenakan cadar mengungkapkan bahwa A terlihat lebih cantik apabila

memakai kerudung biasa.

Ketika itu A mulai memikirkan apakah mengenakan cadar atau mengenakan

kerudung biasa saja. Dalam hati A pun berpikir bahwa setiap manusia butuh

di puji, di sanjung dan sebagainya. Namun A mengatakan itu hanya nafsu

belaka yang ada di Dunia, menurut A

“bukan hanya istri-istri nabi yang harus menutup seluruh auratnya, namun seluruh wanita muslim juga wajib menutup seluruh auratnya”.

Ada peperangan dalam hatinya, antara mengenakan cadar dan tidak, namun

setelah A konsultasi dan meminta saran kepada Syeh (guru) “yang tidak mau

di sebutkan identitasnya” yang biasa di panggil A, A memantapkan hatinya

untuk mengenakan cadar. Dan setelah A berkonsultasi dengan kakak ke 2 A

ternyata sang kakak pun setuju dan mendukung A untuk mengenakan cadar.

Dari situlah kemantapan hatinya untuk eksis mengenakan cadar.

“Pertama kali saya memakai cadar ya karena kesadaran diri dan timbul dalam hati, bahwa setiap wanita muslim wajib menutup seluruh auratnya, dan

Bismillahirohmannirohim, lalu saya memakainya”

Dengan lantangnya A mengatakan itu kepada peneliti. ”Alhamdulillah” A bisa

mengatasi semua ini (pemakaian cadar) sampai akhirnya semua bisa

menerima A sampai sekarang. Memang pada awalnya tetangga A

Page 88: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxviii

memandang aneh dan anak-anak kecil takut bila melihat A, namun lama-

kelamaan semua lingkungan rumah A bisa menerima A apa adanya seperti

sekarang. A melakukan ini tidak ada unsur paksaan dari pihak manapun,

melainkan dari dalam dirinya yang kuat. Bahkan kakak ipar A juga

mengenakannya, dan A sering berdiskusi dengan kakak iparnya tersebut

mengenai cadar.

A melakukan pengajian 1 minggu 2 kali, hari Jum’at dan Ahad di rumah dan

di daerah harmoni, untuk membahas masalah tentang pakaian dan membaca

Al-Qur’an untuk memantapkan hatinya. A mengenakan cadar dari lubuk hati

yang paling dalam dan A mengenakan cadar karena memang dalam Al-

Quran. A juga tahu ada beberapa pendapat tentang aurat wanita itu tidak

termasuk muka dan telapak tangan, namun setelah di kaji dan kaji lebih

dalam A menemukan surat yang benar-benar membuktikan bahwa aurat

wanita itu adalah dari ujung kaki sampai kepala, termasuk muka dan telapak

tangan.

“kakak baca deh surat Al- Ahzab Ayat 59, disitu ada penjelasan tentang jilbab dan penggunaannya. Jilbab itu kan dipakenya harus menutupi kepala sampai

menutup muka dan dada biar kalo di luar ngga di ganggu tapi gampang dikenali”.

Dari petunjuk Al-Quran dan Guru, A merasa mantap untuk mengenakan

cadar. Pertama kali A mengenakannya, sering di cela oleh orang-orang

terutama tetangganya. “ A kenapa sih ko pake gituan?”. Bahkan anak-anak

Page 89: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

lxxxix

kecil di rumah A takut, bahkan sampai ada yang menangis melihat A seperti

itu. Berkat dukungan dan arahan yang kuat dari Syekh (Guru), A berani

menghadapi semua ini, meskipun lingungan rumah A kurang baik dan kurang

sehat A tetap mengenakannya.

Sedangkan di lingkungan kampus, ada yang memandang aneh. Bahkan ada

teman A yang sampai memanggil A, dan bilang kalau dia suudzon melihat A

seperti teroris.

Pada saat itu pula A menjelaskan kepada teman A bahwa orang yang

mengenakan cadar bukan berarti tidak memiliki teman laki-laki dan bukan

berarti tidak bisa menyesuaikan diri dengan yang lain. Tekad itu yang menjadi

senjata utama bagi A,

“Saya percaya kalau saya bisa menyesuaikan diri dengan baik terhadap teman-teman saya, siapapun dia”.

Meskipun banyak persepsi negatif mengenai dirinya, A tidak terlalu

memikirkannya, menurut A lebih baik selalu berpikir positif dari pada

menanggapi hal-hal negatif tersebut.

A selalu berfikir bahwa setiap manusia memiliki keimanan dan kepercayaan

masing-masing.

“Kenapa saya seperti ini dan kenapa saya mengenakan cadar yah inilah keimanan saya”.

Page 90: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xc

A tidak pernah memaksakan kalau semua wanita muslim harus bercadar.

Lagi-lagi A, berkata “itu tergantung keimanan masing-masing Nafsi-nafsi saja

lah tentang berpakaian”, karena kita sudah tahu dalam Al-quranpun sudah di

berikan penjelasan yang jelas dalam hal berpakaian.

Gambaran Persahabatan

A di kampus mempunyai 4 orang sahabat Y, R, A, N, yang menurutnya amat

cocok dalam segala hal, dan usia semua sahabat A juga sama dengan A.

Sahabat A juga berada dalam Fakultas yang sama dan kelas yang sama

dengan A. Namun A lebih dekat pada satu sahabat, yaitu Y. A bersahabat

dengan sahabatnya sejak masuk kuliah pada saat propesa, A lebih sering

bersama dengan Y daripada ketiga sahabatnya yang lain, sampai saat ini

semester 4 masih bersahabat. A bersahabat dengan Y kurang lebih selama

2 tahun, A memilih Y karena, karena A merasa Y sama dengan A. Dari segi

Finansial, Fisik, dan kehidupan keluarga. Bahkan ketika A belum membayar

uang spp, sahabat A juga belum membayarnya. Dari situlah A merasakan

ada kecocokan dan kemiripan sifat dan keadaan keuangan keluarga mereka.

Keduanya saling memberikan masukakan dan mengakui bila ada kesalahan,

keduanya bisa menerima dengan senang hati. Dari situlah A merasa nyaman

dengan Y meskipun mereka sangat jauh berbeda dari segi berpakaian, dan

jarak rumah mereka. A juga merasa nyaman bila menceritakan semua

masalah pada Y.

Page 91: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xci

A merasa nyaman bila bercerita dengan Y, daripada harus bercerita dengan

ketiga sahabatnya. Bukan berarti ketiga sahabatnya itu tidak di ceritakan

tetapi hanya sebatasnya saja, tidak mendetail seperti A menceritakan kepada

Y. Gambaran persahabatan yang dilakukan oleh A adalah persahabatan

timbal balik seperti yang di paparkan oleh Reisman (dalam Hays, 1988:28).

Persahabatan timbal balik seperti ini hubungan akan menjadi lebih dekat

secara emosional dan terikat dalam waktu yang lama.

a. Pembentukan Persahabatan

Ketika pertama kali bertemu dengan Y di Fakultas Ilmu Tarbiah dan

Keguruan, Jurusan Bahasa Arab, dan ketika itu keduanya 1 kelompok dalam

propesa (ospek maahasiswa baru). Pertama kali A merasa dekat dengan Y,

karena mereka berdua sering pulang bareng saat propesa.

Dan ketika kuliah di mulai, ternyata A dan Y satu kelas, yah di teruskanlah

pertemanan mereka sampai ke jenjang persahabatan. A dan Y sering

mengerjakan tugas kuliah berdua dan sering menjadi pemakalah berdua,

bahkan ada salah satu dosen yang menyebutkan di mana ada A di situ ada

Y, dari situlah awal kecocokan mereka. Sama halnya seperti yang di

sebutkan oleh Berg dan Archer (dalam Fehr, 1996: 29) seberapa sering kita

bertemu dengan seseorang, apakah terdapat ketergantungan kepada

seseorang tentang suatu hal, serta apakah tersedianya “temapt” untuk

Page 92: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcii

membentuk hubungan persahabatan pada masing-masing pihak yang terlibat

dalam interaksi.

Y memahami A, bahkan dari segi berpakaian Y tidak merasa aneh. A dan Y

menerima, memahami kekurangan dan kelebihan masing-masing. Tidak ada

perasaan risih atau canggung walaupun A mengenakan cadar dan Y tidak

bercadar.

Alasan utama A memilih Y, karena Y bisa memahami dan menerima

kekurangan dan kelebihan A. Begitupun juga sebaliknya, bahkan mereka

berdua sudah seperti saudara. Begitupun dengan keluarga sahabatnya, A

sangat dekat bahkan sudah seperti anak dan orangtua sendiri. Keluarga

sahabat A, bisa menerima A apa adanya dan tidak pernah aneh dengan

penampilan A yang mengenakan cadar.

b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan

A bersahabat dengan Y atas dasar kepercayaan, dan saling memahami satu

sama lain. Dari situlah A, merasa bahwa Y bisa menerima kekurangan dan

kelebihan yang di miliki oleh A, begitu pula sebaliknya. Hal yang membuat

mereka menjadi dekat karena dari kedua belah pihak merasakan hal yang

senasib dan sama dalam hal finansial. Dan mereka mau mengakui segala

kesalahan, memberikan dan di berikan masukan satu sama lain.

Page 93: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xciii

Kedekatan itu timbul ketika A menceritakan penderitaan yang sedang di

alaminya, yaitu dalam hal finansial, begitu juga sebaliknya. Dari situlah,

membuahkan persahabatan yang menurut A, Y bisa mengerti semua hal

yang di ceritakan A. A merasa nyaman bila bercerita dengan Y, walau

mereka bagaikan bumi dan langit dari segi berpakaian, A berpakaian sangat

tertutup sedangkan Y berpakain dan mengenakan jilbab gaul. Namun mereka

tidak pernah merasa canggung dalam bersahabat.

A mengenakan cadar tidak hanya pada satu warna. Walaupun A

mengenakan cadar A tetap modis dalam berpakaian. Terbukti ketika peneliti

sedang melakukan wawancara, A bisa memadu padankan cadar dengan baju

dan rok yang di kenakannya pada saat wawancara berlangsung. Menurut A

pakaian orang bercadar tidak harus hitam, akan tetapi harus bisa mengikuti

pekembangan zaman.

“Kalau warna-warni kan lebih oke dilihatnya kan kak?”

Tidak ada batasan dalam persahabatan yang di jalani A dengan Y, bahkan A

sudah mengenal dekat keluarga Y. Sehingga orangtua A percaya ketika A

berada di rumah Y. A menganggap Y sudah seperti saudara sendiri, bahkan

A juga sering makan, shalat dan istirahat di rumah Y. A menganggap

orangtua Y seperti orangtua sendiri.

Page 94: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xciv

A menceritakan semua masalah yang dirasakannya kepada Y, tidak ada

yang di tutup-tutupi. Dan A juga sering mengeluh tentang keuangan kepada

Y. Hubungan A dengan Y sangat dekat, meskipun Y hanya tahu keluarga A

sebatas yang di ceritakan A.

A sangat percaya kepada Y, bahkan terhadap keluarga Y. Oleh karena itu

tidak pernah ada masalah yang di tutup-tutupi oleh A, ketika A mempunyai

masalah.

“Apapun masalahnya saya selalu cerita kepada Y, karena Y adalah sahabat yang mau menerima keadaan baik senang, maupun susah”

Masalah yang sering terjadi dalam persahabatan A dan Y, adalah kesalah

fahaman. Seperti waktu lalu Y meminta tolong kepada A untuk membelikan

makanan di kantin, tetapi ketika itu A sedang terburu-buru mencari salah satu

dosen. Lalu di situlah Y, marah dan diam terhadap A. Ketika di tanya oleh A,

“Y kenapa sih diam aja dari tadi?”, marah yah karena A tidak mau membelikan jajanan di kantin! Maaf deh, tadi A buru-buru. Maukan maafin A?

Hal-hal seperti itu sering terjadi, namun setelah di berikan penjelasan dan

meminta maaf, keduanya berbaikan kembali. “Namanya juga berteman k,

pasti ada aja salah faham”.

c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan Tak Bersyarat

Page 95: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcv

Pemeliharaan dalam persahabatan yang di lakukan oleh A adalah, rasa

saling percaya, pengertian, perhatian dan saling terbuka satu sama lain, ini

sama halnya yang di sebutkan oleh Monsour (dalam O’cornnor 1992: 27).

Dengan adanya itu “Insyaallah, akan terjalin hubungan yang sangat nyaman

tanpa ada rasa tidak percaya” itu yang menjadikan A dan sahabatnya masih

tetap awet selama kurang lebih 2 tahun dan tidak ada yang mengganggu,

dalam persahabatan mereka.

A juga sangat mengenal keluarga sahabatnya, bahkan sudah seperti

orangtua sendiri. Walaupun jarak rumah A dan Y sangat berjauhan tidak ada

halangan untuk A mengenal dekat dengan keluarga, terutama orangtua Y.

A sangat perhatian terhadap sahabatnya, dalam semua hal tidak dalam hal

berpakaian. A selalu menginagtkan ketika sahabatnya mengenakan pakaian

yang tidak sesuai dengan sahabatnya, tetapi A juga tidak pernah

memaksakan kehendaknya agar sahabatnya itu menuruti dan mengikuti apa

yang di sarankannya. Karena menurut A berpakaian itu tercermin dalam

keimanan seseorang. Dan keimanan itu adanya di dalam hati,

“Kalau saya seperti ini ya karena saya berusaha untuk menyempurnakan keimanan saya ini”

Page 96: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcvi

A mengingatkan sahabatnya tidak hanya dalam segi berpakaian, banyak hal

seperti masalah shalat, kuliah dan lain sebagainya, begitu juga dengan

sahabatnya Y. Keduanya saling mengingatkan untuk hal yang lebih baik.

A bersikap simpati ketika sahabatnya sedang mengalami masalah, A

berusaha untuk merasakan apa yang di rasakan dan berusaha untuk

meolong selagi A mampu. Ketika salah satu dari mereka ada masalah entah

itu A atau Y, mereka membahasnya dan berusaha untuk menyelesaikan

masalah bersama-sama. Bahkan pernah Y ingin berhenti dari kuliahnya dan

A berkata “jangan gitu kita udah masuk UIN dengan susah payah dan bayar malah, masa mau berhenti di tengah jalan, jangan seperti itu sabar saja pasti

ada jalan keluarnya kita bisa ko menghadapi semua ini”.

A merasa senang jika Y sedang senang, begitupun sebaliknya. Karena tidak

ada satu masalah pun yang mereka tutup-tutupi. Dari situlah muncul empati

dari masing-masing. A juga mampu menerima sahabatnya baik dalam

keadaan senang maupun susah, itulah gunanya bersahabat.

“Sahabat itu adalah orang yang mengerti dan memahami kita apa adanya. Lain dengan teman, teman hanya sebatas kita sedang senang dan kita juga

hanya sebatasnya saja bila bercerita, karena ada rasa ketidak percayaan bila menceritakan hal yang rahasia”.

Dukungan yang sering di lakukan A pada sahabatnya adalah sebuah

perhatian. Ketika sahabatnya sedang sedih dan murung, A menanyakan apa

yang sedang di pikirkan oleh sahabatnya.

Page 97: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcvii

“Kenapa? Lagi bete yah? Ko dari tadi diem aja, cerita dong.....”

A merasa bahwa dari sebuah perhatian, persahabatan akan terasa lebih

bermanfaat dan dengan adanya perhatian, keterbukaan, dan saling percaya

pada sahabat, itu adalah kunci untuk tetap langgeng dalam bersahabat.

d. Kegiatan Bersama dan Kontak Fisik

Kegiatan yang sering di lakukan A dengan sahabatnya adalah pergi

keperpustakaan utama, dan mengerjakan tugas bersama. Seseorang

cendrung untuk membentuk persahabatan dengan orang-orang yang mirip

dengannya. Pengaruh kemiripan mungkin dapat terletak pada karakteristik

demografi seperti: usia, kesehatan, fisik, pendidikan, latar belakang keluarga,

status sosial, sikap dan sebagainya. Hal ini seperti yang di paparkan oleh

Berg dan Archer (dalam Fehr, 1996: 26). A lebih sering melakukan kegiatan

kuliah bersama, dibandingkan melakukan kegiatan di luar kuliah.

“Tapi pernah sih kita jalan-jalan nyari baju bareng dan minta pendapat gimana Y kalo A pake baju plus cadar yang ini?”

Tetapi itu jarang sekali di lakukan, A dan Y lebih sering melakukan kegiatan

kuliah bersama. Ketika A, bertemu di jalan dengan sahabatnya A selalu

berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri. Itu selalu di lakukan, di

manapun mereka bertemu. ketika hendak pulang kerumah dari kampus atau

setelah jam kuliah berakhir.

Page 98: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcviii

e. Manfaat dan Tujuan Persahabatan

Manfaat sahabat itu 1. Mengingatkan, menegur kita di saat kita salah, 2.

Merasakan apa yang kita rasakan, 3. Jika kita punya masalah bisa di

ceritakan kepada sahabat selain dengan orangtua. Sahabat itu penting merut

A, karena sahabat adalah orang yang merasakan dan mengerti apa yang kita

ceritakan, terkadang dia menjadi teman curhat, teman becanda, teman susah

dan senang dan lain sebagainya. kita tidak bisa hidup sendirian di Dunia ini,

walaupun nantinya jika kita meninggal tidak dengan sahabat.

Tujuan A bersahabat dengan Y, adalah untuk berbagi segala cerita baik

seang maupun susah. A tidak memiliki misi khusus dalam bersahabat yaitu

hanya saja semua orang itu adalah sahabat. Tetapi pernah terfikirkan untuk

mengajak sahabatnya mengaji Al’ Qur’an bersama dengan A di Majlis ta’lim

dan dzikir Thariqat Al-Idrisiyyah.

Gambaran Penyesuaian Diri A

Bentuk penyesuaian A dengan lingkungannya cukup baik, terutama terhadap

sahabatnya walaupun A mengenakan cadar. Terbukti dengan di terimanya A

di lingkungan sekitar rumah, akan tetapi masih ada saja anak kecil yang takut

bila melihat A. Mengenakan cadar bukan berarti menutup diri dan tidak

memiliki teman atau sahabat. Penyesuaian diri A terhadap, peneliti juga baik.

A selalu menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan senang, terbuka,

Page 99: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

xcix

jelas dan tidak malu-malu untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh

peneliti.

A berusaha untuk belajar menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di

rumah maupun di kampus. Hal ini terkait dengan pernyataan yang di

sebutkan oleh Schneiders, 1964 dalam Yusuf, 2004: 27) Mampu belajar,

mampu mengembangkan dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya

untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari. Mampu

menerima kenyataan hidup yang di hadapi secara wajar. A juga meyakinkan

diri sendiri, A mampu menyesuaikan diri dengan semuanya, meyakinkan

orangtua bahwa mengenakan cadar bukan berarti tidak memiliki dan di jauhi

teman.

Namun tingkat penyesuaian diri A kurang baik, terbukti ketika A ditanya oleh

peneliti ada berapa teman laiki-laki yang A miliki, lalu A menjawabnya

“jujur saja kak penyesuaian A dengan lingkungan kampus kurang, hanya dengan sahabat saja, apalagi dengan teman laki-laki. Bahkan ada yang

sampai memanggil A, dan di berkata saya sudzon melihat kamu A mengenakan cadar di kampus ini, seperti teroris saja.”

Namun penyesuaian diri A adalah penyesuaian yang baik, namun tingkat

penyesuaian diri A kurang baik terhadap lingkungan kampus. Namun

penyesuaian diri A masih terbilang normal karena mampu menyesuaiakan diri

dan menghindari ekspresi emosi, mampu belajar dan mampu

Page 100: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

c

mengembangkan kwalitas dirinya. A sadar bahwa hidup di dunia harus bisa

menyesuaikan diri dengan siapapun bergaul termasuk dengan laki-laki,

asalkan tahu batasan.

A merasa penyesuaian diri, belum maksimal. Dan A selalu menyakinkan dan

berusaha untuk memaksimalkan dan belajar dari teman-temannya yang lain

tentang penyesuaian dirinya. Dan menurut A itulah gunanya sahabat, untuk

mengingatkan kita jika ada yang tidak sesuai dengan diri kita. A juga

menyakinkan dirinya bahwa orang yang bercadar juga bisa menyesuaikan diri

dengan baik, sehingga semua orang juga senang bergaul dengan orang yang

mengenakan cadar.

4.2.3. Subyek 3 (F)

Hasil Observasi terhadap Subyek

Sebelum wawancara dimulai, F terlihat sedang membaca sebuah buku dan

sempat menceritakan tentang isi buku tersebut. Pada saat F di wawancarai, F

mengenakan Kemeja warna putih, rok berwarna hitam, manset berwarna

putih, dan mengenakan kerudung+cadar warna hitam. F memiliki tinggi

badan sekitar 160 cm dan berat badan 45 kg. Wawancara di lakukan pada

tanggal 11 Februari 2008, pukul 13.20 sampai 15.20 WIB di Ruang tamu (di

kos subyek), di daerah Kampus. Pada saat wawancara berlangsung suasana

rumah sepi dan nyaman untuk melakukan tanya jawab, namun karena F kos

Page 101: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

ci

ada saja yang lalu-lalang di sekitar ruang tamu. Tetapi keadaan di buat

sedemikian santai sehingga subyekpun merasa nyaman. Selama wawancara

berlangsung F tidak banyak melakukan gerakan, hanya sesekali membuka-

buka buku. Wawancara kedua dilakukan di Halaman Tarbiah pada tanggal 14

Februari 10.00- 12.30 WIB. F cukup lancar dalam menjawab semua

pertanyaan dari Peneliti dan kata-katanyapun cukup jelas, tidak berbelit-belit.

Jawaban F pun mengalir seperti, mengobrol dengan teman lama. F sangat

terbuka kepada siapapun bahkan pada orang yang baru di kenal. Namun

tidak demikian kepada lawan jenis. Intonasi suara F juga cukup jelas.

Gambaran Penggunaan Cadar

F mengenal cadar ketika duduk di bangku SMA kelas 3, pada saat itu F

bersekolah di SMA 3 Bekasi. Namun ketika itu F belum mengenakan cadar,

hanya sesekali saja dan pada saat-saat tertentu (pengajian) di Majlis ta’lim

At-taqwa. Bahkan ketika F mengaji di Majlis ta’lim belum mengenakan cadar.

Setelah lulus SMA, baru terpikirkan oleh F untuk mengenakan cadar, sampai

akhirnya F memutuskan untuk mengenakannya. Namun F, mengenakan

cadar atas anjuran calon suami. F mengenakan cadar pada pertengahan

semester kuliah bulan februari, namun ketika itu sedang libur kuliah. Atau

kurang lebih, ketika F berusia 18 tahun. Pada F mengenakan cadar, F tahu

apa yang akan terjadi kemudian hari mengenai resiko yang harus di hadapi

bila mengenakan cadar. Ibu, dan Ayahnya tidak setuju ketika F memutuskan

Page 102: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cii

untuk mengenakan cadar. Namun pada saat itu hanya calon suami yang

mendukungnya. Ayah dan ibu F mengungkapkan bahwa F terlihat lebih cantik

apabila memakai kerudung biasa, seperti sebelumnya.

Ketika itu F mulai memikirkan apakah mengenakan cadar atau mengenakan

kerudung biasa saja, apakah mengikuti anjuran calon suami atau anjuran

kedua orangtuanya. Dalam hati F pun terpikirkan bahwa “aku masih muda ”

butuh di puji, di sanjung dan sebagainya. Namun F mengatakan itu hanya

nafsu belaka yang ada di Dunia, menurut F

“bukan hanya istri-istri nabi yang harus menutup seluruh auratnya, namun seluruh wanita muslim juga wajib menutup seluruh auratnya”.

Ada peperangan dalam hatinya, antara mengenakan cadar dan tidak, antara

anjuran calon suami atau mengikuti anjuran orangtua. Namun setelah F

konsultasi dan meminta saran kepada Ustadz, F memantapkan hatinya untuk

mengenakan cadar. Dan F memberikan penjelasan kepada ke dua orangtua

F untuk merestui F, mengenakan cadar. Sampai akhirnya F di setujui oleh

kedua orangtuanya. Dari situlah kemantapan hatinya untuk eksis

mengenakan cadar.

“Pertama kali saya memakai cadar ya karena calon suami, kalau kita nurut pada suami kan surga imbalannya, ya kan ka? dan itupun timbul atas

kesadaran diri ternyata calon suami juga menyetujuinya yah saya pakailah cadar itu”.Setiap wanita muslim wajib menutup seluruh auratnya, dan

Bismillahirohmannirohim, lalu saya memakainya”

Page 103: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

ciii

Dengan tegasnya F mengatakan itu kepada peneliti. ”Alhammdulillah” F bisa

mengatasi semua ini, sampai akhirnya semua bisa menerima F sampai

sekarang. Memang pada awalnya tetangga F memandang aneh, namun

lama-kelamaan semua lingkungan rumah F bisa menerima F apa adanya

seperti sekarang. F melakukan ini tidak ada unsur paksaan, walaupun

awalnya mengenakan cadar anjuran dari calon suami.

F melakukan pengajian 1 minggu 1 kali, hari Ahad di dekat rumah untuk

membahas masalah tentang pakaian dan membaca Al-Qur’an untuk

memantapkan hatinya. Sedangkan lingkungan kampus F juga ada yang

memandang aneh. Bahkan teman-teman yang sampai menanyakan F

tentang keanehan yang terjadi pada F.

“kenapa sih, aneh pakeannya? Di suruh sama calon suami yah, jadi pake cadar?”.

Dari situlah F langsung berfikir apakah orang yang mengenakan cadar aneh?

Dan ketika itu pula F mengkonsultasikan pada calon suami dan ustadz.

Meskipun banyak persepsi negatif mengenai dirinya, F tidak terlalu

memikirkannya, menurut F lebih baik selalu berpikir positif dari pada

menanggapi hal-hal negatif tersebut. F selalu berfikir bahwa setiap manusia

memiliki keimanan dan kepercayaan masing-masing.

“Kenapa saya seperti ini dan kenapa saya mengenakan cadar yah inilah saya”.

Page 104: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

civ

Gambaran Persahabatan

F memiliki 1 orang sahabat, yang menurutnya amat cocok dalam segala hal,

dan usia sahabat F juga sama dengan F. Sahabat F berada dalam Fakultas

yang sama yaitu Tarbiah dan Ilmu Keguruan Fakultas Bahasa Indonesia dan

kelas yang sama dengan F. F bersahabat dengan R sejak masuk kuliah, F

lebih sering bersama R, dari pada dengan teman yang lainnya. Sampai saat

ini semester 4, F masih bersahabat dengan R. F bersahabat dengan R

kurang lebih selama 2 tahun, F memilih R karena, F merasa R bisa

menerima F apa adanya. Dari situlah F merasakan cocok dan kemiripan sifat.

Keduanya saling memberikan masukakan dan mengakui bila ada kesalahan,

Gambaran persahabatan yang dilakukan oleh F secara khusus adalah

persahabatan timbal balik di mana persahabatan seperti ini hubungan akan

menjadi lebih dekat secara emosional dan terikat dalam waktu yang lama, hal

ini seperti yang dipaparkan oleh (Reisman dalam Hays, 1988: 22) .

keduanya bisa menerima dengan senang hati. Dari situlah F merasa nyaman

dengan R meskipun mereka sangat jauh berbeda dari segi berpakaian.

Mereka juga tinggal pada satu kos yang sama dan kamar yang sama. F

merasa nyaman bila menceritakan semua masalah pada R.

F merasa nyaman bila bercerita dengan R, daripada harus bercerita dengan

ketiga teman se kamarnya. Bukan berarti ketiga temannya itu tidak di

Page 105: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cv

ceritakan tetapi hanya sebatasnya saja, tidak mendetail seperti F

menceritakan kepada R.

a. Pembentukan Persahabatan

Ketika pertama kali bertemu dengan R di kontrakan (kosan) dan pada saat itu

F belum mengetahui, bahwa R mengambl Jurusan yang sama dengan F.

Namun setelah bertemu Fakultas, barulah mereka berdua dekat. Awal

mulanya F merasa dekat dengan R, karena mereka berdua sering pulang

bareng saat propesa. Dan ketika kuliah di mulai, ternyata F dan R satu kelas,

yah di teruskanlah pertemanan mereka sampai ke jenjang persahabatan.

Alasan utama F memilih R, karena R bisa memahami dan menerima

kekurangan dan kelebihan F. Begitupun juga sebaliknya, bahkan mereka

berdua sudah seperti saudara. Walaupun mereka tidak mengenal keluarga

masing-masing, karena rumah mereka berjauhan. Namun menurut F

“insyaallah dalam waktu dekat atau liburan ini saya akan silaturrahmi dengan keluarga R”.

b. Keterbukaan Diri dan Kepercayaan

F bersahabat dengan R atas dasar kejujuran, kepercayaan, sabar dan saling

memahami satu sama lain. Dari situlah F, merasa bahwa R bisa menerima

kekurangan dan kelebihan yang di miliki F, begitu pula sebaliknya. Hal yang

Page 106: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cvi

membuat mereka menjadi dekat karena mereka berada dalam satu kos dan

satu kelas.

Kedekatan itu timbul ketika F menceritakan penderitaan yang sedang di

alaminya, yaitu dalam hal memilih calon suami yang F pilih atau yang di

jodohkan oleh kedua orangtuanya. Dari situlah, membuahkan persahabatan

yang menurut F, R bisa memahami perasaan yang sedang di rasakan oleh F.

F merasa nyaman bila bercerita dengan R, walau mereka berbeda dari segi

berpakaian.

Tidak ada batasan dalam persahabatan yang di jalani F dengan R, bahkan

pernah ketika suatu saat F, ingin melakukan percobaan yang tidak terpuji

yaitu memakan lotion anti nyamuk, R lah yang ketakutan bahwa F akan

kenapa-napa. Dan R lah yang menelfon calon suami F.

F menceritakan semua masalah yang dirasakannya kepada R, tidak ada

yang di tutup-tutupi. Dan F juga sering mengeluh tentang keuangan kepada

R. Hubungan F dengan R sangat dekat, meskipun F hanya tahu keluarga A

sebatas yang di ceritakan R. F sangat percaya kepada R, oleh karena itu

tidak pernah ada masalah yang di tutup-tutupi oleh F,

“Apapun masalahnya saya selalu cerita kepada R”.

Page 107: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cvii

Tidak pernah ada masalah yang terjadi dalam persahabatan F dan R, karena

keduanya saling memahami sifat masing-masing.

c. Pengekspresian Emosi dan Dukungan Tak Bersyarat

Pemeliharaan dalam persahabatan yang di lakukan oleh R adalah, rasa

saling percaya, pengertian, perhatian dan saling terbuka satu sama lain.

Dengan adanya itu “Insyaallah” persahabatan berjalan dengan baik. Itu yang

menjadikan F dan sahabatnya masih tetap awet selama kurang lebih 2 tahun

dan tidak ada yang mengganggu, dalam persahabatan mereka. seperti yang

di paparkan (Blok, 1980: 26), Teman baik (good friend) adalah orang-orang

dengan siapa kita merasa dekat, sering berjumpa, dan dapat di andalkan di

saat kita membutuhkannya. Dengan mereka kita menceritakan kehidupan

pribadi, membagi kegembiraan dan memperoleh dukungan di saat-saat

suram.

F sangat perhatian terhadap R, dalam semua hal tidak dalam hal berpakaian

saja. F selalu menginagtkan ketika sahabatnya ada masalah dan dalam hal

mengenakan pakaian yang tidak sesuai dengan sahabatnya, tetapi F tidak

pernah memaksakan kehendaknya agar sahabatnya itu menuruti dan

mengikuti apa yang di sarankannya. Karena menurut F berpakaian itu

kehendak masing-masing individu.

Page 108: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cviii

F berempati ketika sahabatnya sedang mengalami masalah, F berusaha

untuk merasakan apa yang di rasakan dan berusaha untuk menolong. Ketika

salah satu dari mereka ada masalah entah itu F atau R, mereka

membahasnya dan berusaha untuk menyelesaikan masalah bersama-sama.

F merasa senang jika R sedang senang, begitupun sebaliknya. Karena tidak

ada satu masalah pun yang mereka tutup-tutupi. Menurut F, “Sahabat itu

adalah segala-galanya bagi saya, karena jika tidak ada sahabat dunia terasa

hampa. Sahabat juga orang yang mengerti dan memahami kita apa adanya”.

Dukungan yang sering di lakukan F pada sahabatnya adalah sebuah

perhatian. Ketika sahabatnya sedang sedih dan murung, F menanyakan apa

yang sedang di pikirkan oleh sahabatnya. Dengan adanya perhatian,

keterbukaan, dan saling percaya pada sahabat adalah kunci untuk tetap

langgeng dalam bersahabat.

d. Kegiatan Bersama dan Kontak Fisik

Kegiatan yang sering di lakukan F dengan R adalah pergi keperpustakaan

utama, mengerjakan tugas bersama, makan bersama, jalan-jalan, ke warnet.

Bahkan tidurpun bersama, tetapi tidak satu kasur, melainkan tempat tidurnya

tingkat, R di atas F di bawah.

Page 109: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cix

Sejalan dengan pernyataan di di sebutkan oleh (Blok, 1980: 26) Teman untuk

kemudahan (convebience friends) dengan siapa kita saling memberikan

bantuan, orang-orang yang sering kita temui misalnya tetangga, teman kerja

dan teman kuliah. Teman untuk melakukan kegiatan bersama (doing thing

friends) hubungan pada persahabatan ini adalah di dasarkan pada kesamaan

minat dan kegiatan, misalnya saja menjadi anggota kelompok yang sama.

Hampir semua kegiatan di lakukan bersama, karena mereka satu tempat kos

dan kegiatan kuliah pun dilakukan bersama. Ketika F, bertemu di jalan

dengan sahabatnya F selalu berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri. Itu

selalu di lakukan, di manapun mereka bertemu. ketika hendak pulang

kerumah dari tempat kos.

e. Manfaat dan Tujuan Persahabatan

Manfaat sahabat itu banyak mengingatkan kita, memperhatikan kita, menegur

kita saat kita salah. Jika kita punya masalah bisa di ceritakan kepada sahabat

selain dengan orangtua. Sahabat itu penting menurut F, karena sahabat

adalah orang yang merasakan dan mengerti apa yang kita ceritakan,

terkadang sahabat menjadi pendengar yang setia mendengarkan cerita kita,

teman becanda, teman susah bahkan sahabat juga teman kita dalam hal

materi, jika kita sedang tidak memiliki uang, kita bisa meminjam kepada

sahabat, tetapi itupun dalam jumlah sedikit. Karena hanya pada saat-saat

yang relatif jarang sahabat menyediakan dukungan finansial satu sama lain.

Page 110: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cx

Mereka mungkin saling meminjam sedikit uang, tetapi tidak terlibat dalam

pinjaman dalam jumlah yang besar. Ini seperti pernyataan yang di sebutkan

oleh Allan (1989: 32). kita tidak bisa hidup sendirian di Dunia ini, walaupun

nantinya jika kita meninggal tidak dengan sahabat.

Tujuan F bersahabat dengan R, adalah untuk berbagi segalanya. F tidak

memiliki misi khusus dalam bersahabat. F juga tidak pernah mengajak R

mengaji bersama, karena mengaji itu panggilan dari hati, hanya mungkin di

berikan informasi jika ada perkataan Ustadz yang harus di sampaikan pada

khalayak.

Gambaran Penyesuaian Diri F

Bentuk penyesuaian diri F dengan lingkungannya baik, terutama terhadap

sahabatnya. Terbukti dengan di terimanya F di lingkungan sekitar Kos.

Gambaran penyesuaian diri yang di lakukan oleh F secara umum tergolong

dalam penyesuaian diri yang baik, hal ini sejalan dengan penyataan yang

disebutkan oleh Schneiders (dalam Yusuf, 2004: 27) adalah, sebagai berikut:

Terhindar dari ekspresi emosi yang berlebihan. Memiliki pertimbangan dan

pertahanan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah

berdasarkan alternatif-alternatif yang telah di pertimbangkan secara matang

dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil. Mampu

belajar, mampu mengembangkan dirinya, khususnya yang berkaitan dengan

Page 111: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxi

upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari.

Mampu menerima kenyataan hidup yang di hadapi secara wajar.

Mengenakan cadar bukan berarti menutup diri dan tidak memiliki teman atau

sahabat. Penyesuaian diri F terhadap, peneliti juga baik. F selalu menjawab

pertanyaan-pertanyaan peneliti dengan terbuka, jelas dan tidak malu-malu

untuk menjawab pertanyaan yang di berikan oleh peneliti.

F berusaha untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik di Kos

maupun di kampus. Dan F juga meyakinkan diri sendiri F mampu

menyesuaikan diri dengan semuanya, meyakinkan orangtua bahwa

mengenakan cadar bukan berarti tidak memiliki dan di jauhi teman.

Namun tingkat penyesuaian diri F kurang baik bila berhubungan dengan

teman laki-laki, terbukti ketika F di tanya oleh peneliti F menjawab

“Saya tidak pernah mengobrol dengan laki-laki yang tidak di kenal, karena itu amanat dari calon suami, buat saya amanat itu penting untuk di jaga”.

Penyesuaian diri F adalah penyesuaian yang baik dengan sahabatnya,

namun tingkat penyesuaian diri F kurang baik terhadap lingkungan kampus,

terutama kepada lawan jenis. Di satu sisi F ingin mengobrol dengan lawan

jenis dan merasa biasa saja, di sisi lain F takut melanggar amanat yang di

sampaikan oleh calon suami F. Hal ini sejalan dengan dengan pernyataan

yang disebutkan oleh (Daradjat, 2001: 17) Konflik, adalah pertentangan batin

Page 112: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxii

dan terdapatnya dua macam dorongan atau lebih, yang berlawanan atau

bertentangan satu sama lain. Kecemasan, adalah manifestasi dari berbagai

proses emosi yang bercampur baur, yang terjadi ketika orang sedang

mengalami tekanan perasaan (frustasi) dan pertentangan batin (konflik).

Namun penyesuaian diri F masih terbilang normal karena mampu

menyesuaikan diri dan menghindari ekspresi emosi, mampu belajar dan

mampu mengembangkan kualitas dirinya, Schneiders (dalam Yusuf, 2004:

27). F sadar bahwa hidup di dunia harus bisa menyesuaikan diri dengan

siapapun bergaul termasuk dengan laki-laki, asalkan tahu batasan.

F merasa penyesuaian diri, belum maksimal. Karena belum bisa

menyesuaikan diri dengan lawan jenis. Dan F selalu menyakinkan dan

berusaha untuk memaksimalkan dan belajar dari teman-temannya yang lain

tentang penyesuaian dirinya. Dan menurut F itulah gunanya sahabat, untuk

mengingatkan kita jika ada yang tidak sesuai dengan diri kita. F juga

berusaha meyakinkan kepada calon suami, bahwa teman laki-laki di kelas

semuanya baik-baik.

4.3. Matriks Analisa Antar Subyek

Page 113: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxiii

Table 4.3 Matriks Analisis Antar Subyek

Subyek

GAMBARAN PENGGUNAAN CADAR

Uraian

S 1 (L) S 2 (A) S 3 (F)

Pengertian Tentang cadar

Ada dalam Al-qur’an Bukan cuma istri-istri nabi saja yang harus mengenakan cadar, tetapi semua wanita muslim juga harus menutup aurat termasuk bercadar

Ada dalam surat Al-Ahzab

Usia pertama kali memakai cadar

13 Tahun 16 Tahun 18 Tahun

Alasan bercadar Tahu ilmunya, memahaminya dan suatu kewajiban wanita untuk menutup seluruh auratnya

Suatu kewajiban wanita untuk menutup seluruh auratnya

Kewajiban seorang wanita, untuk menutup seluruh aurat

Yang menganjurkan bercadar

Keinginan sendiri Keinginan sendiri Calon suami dan keinginan dalam diri

Manfaat yang diperoleh

Terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak di inginkan, lebih berintrospeksi diri dan lebih tenang dalam menjalani hidup

Lebih berusaha mengendalikan diri dari perbuatan yang bathil

Agar terjaga dari godaan laki-laki jahil dan lebih berintrospeksi diri dalam beragama

Mazhab yang dianut

Sunny Semua mazhab Safi’i

Aktivitas organisasi

LDK PMII HMI

Masalah-masalah setelah bercadar

Tidak ada Tetangga menjauhi Keluarga dan tetangga menjauhi

Page 114: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxiv

Tanggapan lingkungan sosial

Biasa saja Aneh, bahkan sampai anak kecil menangis

Aneh dan terheran-heran

GAMBARAN PERSAHABATAN

a. Pembentukan persahabatan

S 1 S 2 S 3

Awal persahabatan

Sejak masuk kuliah, sampai sekarang semester 2

Sejak propesa dan sampai sekarang, semester 4

Sejak SMA dan masuk kuliah, sampai sekarang semester 4

Alasan bersahabat

Memiliki banyak teman dan tempat berbagi

Tempat berbagi dalam keadaan senang maupun susah

Tempat berbagi cerita dan teman setia

b. Keterbukaan dan kepercayaan

S 1 S 2

S 3

Pengungkapan masalah

Masalah kuliah Semua masalah sampai hal keuangan

Semua masalah

Taraf kepercayaan

Percaya Sangat percaya Sangat percaya

Batasan pembicaraan

Sebatas masalah kuliah saja

Semua masalah Semua masalah

Permasalahan persahabatan

Salah faham Salah faham Tidak ada

c. Ekspresi emosi dan dukungan tak bersyarat

S 1 S 2

S 3

Kedekatan persahabatan

Cukup dekat Sangat dekat Sangat dekat

Sikap bila sahabat sedih

Menghiburnya dan memberikan perhatian

Bertanya dan merasakan apa yang sedang di rasakan sahabat

Menghiburnya dan menanyakan apa yang sedang terjadi

Sikap bila sahabat sedang senang

Ikut senang Ikut senang Ikut senang

Penerimaan sahabat

Menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing

Menerima apa adanya

Menerima apa adanya

Page 115: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxv

d. Kegiatan bersama dan kontak fisik

S 1 S 2 S 3

Kegiatan yang dilakukan bersama

Mengerjakan tugas kuliah

Ke perpus utama, jalan-jalan mengerjakan tugas kuliah bersama.

Makan, beli baju, ke warnet, dan jalan-jalan

Kontak fisik yang di lakukan

Berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri

Berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri

Berjabat tangan dan cium pipi kanan dan kiri

Intensitas kegiatan bersama sahabat

Sebatas kuliah Sampai selesai kuliah dan pulang ke rumah

Lebih sering di kosan

e. Manfaat dan Tujuan bersahabat

S 1 S 2 S 3

Manfaat persahabatan

Mengingatkan, memperhatikan disaat kita lupa untuk menjadi lebih baik

Menegur, mengingatkan, memperhatikan di saat kita lupa

Menegur dan mengingatkan kita

Manfaat akademik

Tidak ada Memberitahu jika kita tidak mengerti penjelasan dari dosen

Tidak ada

Tujuan bersahabat

Untuk berbagi certia baik senang maupun susah

Untuk berbagi certia baik senang maupun susah

Menambah banyak teman

Tujuan khusus Mengajak mengaji Al’ Qur’an bareng di majlis ta’lim dan dzikir Thariqat Al-Idrisiyyah

Mengajak mengaji Al’ Qur’an bareng di majlis ta’lim dan dzikir Thariqat Al-Idrisiyyah

Tidak ada

GAMBARAN PENYESUAIAN DIRI

Penyesuaian Diri S 1 S 2 S 3

Bentuk penyesuaian diri

Berusaha aktif bicara Meyakinkan diri sendiri

Berusaha saling mengerti

Berusaha mengerti pribadi masing-masing

Hal tersulit dalam penyesuaian diri

Tidak ada Berbicara dengan lawan jenis

Berhubungan dengan orang

Page 116: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxvi

baru

Tuntutan sahabat Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Tingkat penyesuaian diri

Maksimal Kurang maksimal Kurang maksimal

Page 117: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxvii

BAB 5

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Dari penelitian yang telah di lakukan, peneliti menyimpulkan bahwa

persahabatan yang terjalin antara para subyek dengan sahabatnya termasuk

ke dalam persahabatan timbal balik (reciprocal frienship), perbedaan latar

belakang tidak menjadi permasalahan yang serius diantara mereka. Tidak

ada batasan permasalahan yang dibahas dalam persahabatan kecuali satu

subyek yang membatasi pembicaraan sekitar perkuliahan saja. Masalah yang

sering muncul dalam persahabatan para subyek adalah masalah

kesalahpahaman, akan tetapi masalah tersebut tidak berlangsung lama

karena adanya inisiatif dari kedua belah pihak untuk saling bertanya

mengenai masalah-masalah tersebut. Terkait dengan penyesuaian diri,

penyesuaian diri yang dialami oleh mahasiswi yang mengenakan cadar

beragam, ada yang mampu menyesuaikan diri dengan baik, karena sadar

bahwa hidup di dunia ini harus bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan di

mana dia berada dan ada juga yang bisa menyesuaikan diri dengan baik

namun masih merasa belum maksimal dan takut di anggap melanggar

amanat. Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong penyesuaian

diri yang baik karena masing-masing subyek tidak mengalami salah satu

Page 118: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxviii

kriteria tentang penyesuaian diri yang menyimpang, namun tingkat

penyesuaian yang dilakukan satu subyek dirasa maksimal dan dua subyek

masih merasa kurang maksimal, namun tidak menjadi hal serius sehingga

persahabatan mereka masih tetap terjalin sampai saat ini.

5.2. Diskusi

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pengetahuan, pemahaman dan

hal-hal yang berkaitan dengan gambaran persahabatan dan penyesuaian diri

pada mahasiswi UIN Jakarta yang mengenakan cadar. Dari hasil penelitian

diperoleh gambaran bahwa persahabatan antara mahasiswi bercadar dengan

yang tidak bercadar terjalin karena didasarkan pada rasa saling

membutuhkan antara dua belah pihak yang kemudian saling mengisi. Oleh

sebab itu peneliti menyimpulkan persahabatan yang terjalin lebih mengarah

kepada persahabatan timbal-balik (reciprocal friendship).

Pada penelitian sebelumnya yang membahas wanita bercadar disampaikan

bahwa tindakan atau perilaku sosial wanita bercadar selalu didasarkan pada

makna subyektif individu atas sesuatu norma dan peristiwa, artinya tindakan

wanita bercadar dalam kehidupan sosial mereka tidak begitu saja menerima

pengetahuannya dari luar tetapi mereka membentuk sendiri pengetahuan dan

Page 119: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxix

tindakannya. Lingkungan sosial dan situasi tertentu dimana ia hidup tidak

sampai mendeterminasi diri dan tindakannya.

Keseluruhan aktivitas mereka bersifat cair, individual, dan bercadar

merupakan sebuah upaya penjagaan dan penyelamatan diri secara pribadi.

Meskipun secara keseluruhan aktivitas wanita bercadar lebih banyak yang

bersifat individual, namun dalam menjalani kehidupan sosial, mereka juga

selalu membutuhkan kedekatan dan keakraban dengan lingkungannya.

(Yanu, E Prasetyo, 2007).

Dari penelitian ini dihasilkan bahwa mahasiwi bercadar juga sebenarnya

sangat membutuhkan sahabat dimana dari ketiga subyek memiliki sahabat

yang berlatar belakang berbeda dan gambaran persahabatan mereka juga

cenderung saling menguntungkan meskipun dalam hal-hal tertentu yang

bersifat prinsip tidak pernah dibahas. Artinya wanita bercadar juga manusia

yang memiliki rasa ketergantungan dengan lingkungan sosialnya, akan tetapi

mereka tidak selalu menerima begitu saja masukan dari lingkungan sosialnya

itu, dalam hal ini sahabatnya.

Sebagai makhluk sosial, mahasiswi bercadar juga dituntut untuk dapat

menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya. Dari ketiga subyek,

penyesuaian diri yang dilakukan mereka termasuk penyesuaian diri yang baik

Page 120: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxx

dengan sahabatnya, ini terlihat dari tidak adanya perilaku menyimpang yang

dilakukan para subyek.

Beberapa fakta terakhir mengenai perilaku negatif yang dilakukan oleh kaum

wanita bercadar seperti terlibat dalam terorisme dan penculikan seyogyanya

tidak serta merta menjadi suatu kesimpulan semu. Akan tetapi alangkah

bijaknya apabila jika prasangka sosial dan cerita miring yang selama ini

berkembang dan cenderung menyudutkan mereka, pelan-pelan dieliminir

dengan cara salah satunya adalah dengan membuat suatu penelitian tentang

mereka dilihat dari berbagai aspek.

Banyak sisi yang terungkap dari wanita bercadar khususnya mengenai

gambaran kehidupan sosialnya. Adanya persepsi negatif mengenai wanita

bercadar selama ini, paling tidak terbantahkan dilihat dari hasil penelitian ini.

5.3. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan, peneliti dapat

menyarankan beberapa hal:

1. Untuk penelitian selanjutnya di harapkan peneliti menggunakan

subyek yang bervariasi dari tiap Universitas yang berbeda. Sehingga

dapat di lakukan penelitian dengan melakukan perbandingan antar

kampus dengan metode kualitatif.

Page 121: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxxi

2. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti dengan subyek

yang sama, namun berbeda metode dan permasalahan karena banyak

sisi yang bisa diteliti dari wanita bercadar.

DAFTAR PUSTAKA

Page 122: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxxii

Abu, Ahmadi. (1999). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.

Abu Fatan. (1992). Panduan wanita shalihah. Jakarta: Asaduddin Press.

Allan, Graham. (1989). Friendship developing a socialogical perspective.

London: Harvester Wheatsheaf.

Asmah, Madya. (2006). Jurnal psikologi komuniti (Seminar Persahabatan).

Kuala Lumpur.

Atwater, eastwood. (1983). Psychology of adjustment. New Jersey: Prentice

Hall, inc.

Badudu & Zain. (1994). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Baron, Robert A. (2005). Psikologi Sosial. Djuwita Ratna (terj). Edisi

kesepuluh, Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Bell, Robert R. (1981). Wrolds friendship. London: Sage Publication.

Block, Joel D. (1981). Friendship. New York: Collier Books.

Darmanto. (1997). Kamus Bahasa Indonesia Lengkap. Surabaya : Apollo.

Dewi, Rahmawati, et all. (2005). Jurnal Psikologi Sosial. Depok: Fakultas

Psikologi Universitas Indonesia.

Fedman, Robets. (1989). Adjustment. Applinting psychology in the complet

word. New york: Mc Graw Hill.

Fehr, Beverley. (1996). Friendship process. London: Sage Publication.

Page 123: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxxiii

Grasha, A. F dan Kirschenbaum, D. S. (1980). Psychology of Adjustment

competence. An Applied Approach. Cambridge. Massachusetti:

wintrop publishers. Inc.

Hays, Robert B. (1988). Handbook of personal relationship. London: John

Wiley dan Sons ltd.

Hendy, Supangat. Menjadi sahabat yang baik. Jakarta. Radio GEN-FM 98,7

Hurlock, Elizabeth B. (1978). Child Development. Tjandrasa dkk (ter). Edisi

keenam, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Labil, MZ. (1990). Wanita dan jilbab. Gersik: Bintang Pelajar.

Lazarus, Richard S. (1976). Patter of Adjustment. Third edition. Tokyo: Mc

Graw Hill Kagakasha, ltd.

Lemme, Barbara Hansen. (1995). Development In Adulthood. Boston: allyn

and Bacon.

Lobel, Sharon A.et all. (1994). Impact of psychological intimacy between men

and women at work. New York: organization dynamics.

Muhammad, Ali. (1988). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Moderen.

Jakarta : Pustaka Amani.

Moleong, Lexy J. (2006). Metodologi penelitian kualitatif. (edisi revisi).

Bandung: Remaja Rosda Karya.

Nashruddin, Baidan. (1999). Tafsir bi Al-Ra’yi, upaya penggalian konsep

wanita dalam Al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Page 124: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxxiv

Poerwandari, Kristi. (2001). Pendekatan kualitatif untuk pendekatan perilaku

manusia. Jakarta: LPSP 3 Universitas Indonesia.

Rini, Hildayani. (1997). Persahabatan lawan jenis pada dewasa pria dan

wanita yang telah menikah. Skripsi fakultas psikologi. Depok: UI.

Santrock, John W. (2003). Adolescence (perkembangan remaja). Adelar et

all. (ter). Edisi keenam. Jakarta: Erlangga.

Samsu Yusuf. (2004). Mental hygiene. Bandung. Pustaka Bani Qurais

Sears, David O et all. (1994). Psikologi Sosial. Adryanto Michael (ter). Edisi

kelima, Jilid 1. Jakarta: Erlangga.

Tim Penyusun. (2004). Pedoman penyusunan dan penulisan skripsi. Jakarta:

Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

O’connor, Pat. (1992). Friendship between women. A critical Review. New

York: harvester wheatsheaf.

Watson, David L et all. (1984). Sicial Psychology. Science and application.

Glen view: Scott, foresman, and Company.

Zakiah, Daradjat. (1982). Penyesuaian diri, pengertian, dan peranannya

dalam Kesehatan mental. Jakarta: Bulan Bintang.

http//www.bloger.com/feeds/1520968700743934225/posts/default/258240824

7222032922

http//duniayanu.blogspot.com/2007/09/memahami-perempuan-bercadar.html

http//pkukmweb.ukm.my/~psiko/BM/Asmah%20Bee.pdf.

http//www.jurnal,biz/forum/viewtopic.php?p

Page 125: persahabatan dan penyesuaian diri pada mahasiswi UIN ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/24563/1/ADE... · Penyesuaian diri yang dilakukan para subyek tergolong

cxxv