persebebaran kegiatan ekonomi di sekitar bandara
TRANSCRIPT
Persebebaran Kegiatan Ekonomi di Sekitar Bandara Internasional Minagkabau
Deris Yuhetra1
1Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424
Abstrak
Infrastruktur berupa Bandara Internasional Minangkabau dan keberadaan infrastruktur berupa
transportasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Dengan adanya
keberadaan infrastruktur berupa bandara dan transportasi maka dapat memicu tumbuh
kembangnya kegiatan ekonomi di sekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
persebaran kegiatan ekonomi dan menganalisis kegiatan ekonomi di sekitar Bandara
Internasional Minangkabau. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
spasial. Kegiatan ekonomi pada wilayah penelitian di sekitar Bandara Internasional
Minangkabau di dominasi oleh kegiatan ekonomi berupa perdagangan. Kegiatan ekonomi
umumnya lebih banyak berada dan tersebar pada jarak 3 – 5 km dari Bandara Internasional
Minangkabau. Persebaran kegiatan ekonomi tersebut di pengaruhi oleh keberadaan kota
Padang yang merupakan pusat kota sehingga memiliki daya tarik tersendiri, hal ini sesuai
dengan teori Losch yang menytakan kegiatan ekonomi cenderung berada dekat dengan pusat
kegiatan atau pusat kota. Selain itu ketersediaan sarana dan prasana transportasi juga ikut
mempengaruhi perkembangan kegiatan ekonomi dan umumnya kegiatan ekonomi terdapat
pada jaringan jalan primer. Pendapatan para pelaku kegiatan ekonomi pada umumnya
termasuk dalam kategori sedang. Perbedaan pendapatan pelaku ekonomi dipengaruhi oleh
lokasi kegiatan ekonomi, ketersediaan sarana dan prasaran transportasi dan besar kecilnya
suatu kegiatan ekonomi. Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kegiatan ekonomi pada lokasi
penelitian cenderung sedikit.
Distribution of Economic Activity Around Minangkabau International Airport
Abstract
Infrastructure in the form of Minangkabau International Airport and the existence of a
transport infrastructure are factors that can influence economic activity. With the presence of
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
infrastructure such as airports and transportation, it can trigger the growth of economic
activity in the vicinity. This study aims to determine the distribution of economic activity and
analyze economic activity around the Minangkabau International Airport. The method used in
this research are spatial analysis. Economic activity in the area of research around the
Minangkabau International Airport is dominated by trade in the form of economic activity.
General economic activity and more are scattered at a distance of 3-5 km from Minangkabau
International Airport. Distribution of economic activity is influenced by the existence of the
city of Padang which is downtown so it has its own charm, it is consistent with the theory that
menyakan Losch economic activity tends to be close to the center or downtown activities. In
addition, the availability of facilities and infrastructures of transport also affects the
development of economic activity and economic activity generally present in the primary road
network. Revenue perpetrators of economic activity in general, including in the medium
category. Differences in income economic actors affected by the location of economic
activity, the availability of transportation facilities and infrastructure and the size of an
economic activity. Labor required by economic activity tends to be a little bit of research
sites.
Keywords: Distribution of Economic Activity, Minangkabau International
Airport, Spatial Analysis, Location Theory
1. Pendahuluan
Iinfrastruktur berupa Bandara Internasional Minangkabau dan keberadaan
infrastruktur berupa transportasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kegiatan
ekonomi. Kegiatan ekonomi dan transportasi memiliki keterkaitan yang sangat erat, dimana
keduanya dapat saling mempengaruhi. Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Tamin (1997)
dalam Rifusa (2010) bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki keterkaitan dengan transportasi,
karena akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan
pergerakannya pun menjadi meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang
tersedia. Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki
keterkaitan yang erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan
ekonomi suatu daerah, karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah
dapat meningkat kegiatan ekonominya.
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Infrastruktur merupakan salah satu pemicu tumbuh kembangnya kegiatan ekonomi di
suatu daerah. Bandara Internasional Minangkabau merupakan salah satu infrastuktur di
Kecamatan Batang Anai yang dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi dan memicu tumbuh
kembangnya kegiatan ekonomi di Kecamatan Batang Anai.
Adapun kegiatan ekonomi yang muncul karena adanya Bandara Internasional
Minangkabau (BIM) antara lain seperti warung, toko, minimarket, sewa mobil, ojek, bengkel,
warnet, jasa cuci dan rumah makan.
Losch (1954), menyatakan bahwa lokasi suatu kegiatan ekonomi didasarkan pada
kemampuan untuk menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Semakin jauh dari pusat
kegiatan maka konsumen menjadi enggan membeli karena biaya transportasi. Sehingga
produsen harus memilih lokasi yang mempunyai tempat yang cukup dekat dengan konsumen
agar dapat memperoleh keuntungan yang maksimal. Losch menyarankan agar lokasi kegiatan
terletak dekat dengan pusat kegiatan ekonomi. Pusat kota/pusat kegiatan ekonomi memiliki
magnet tersendiri yang mampu menarik kegiatan ekonomi maupun para konsumen sehingga
berada atau menuju ke pusat kota/pusat kegiatan. Bandara Internasional Minangkabau
diibaratkan sebagai sebuah pusat kegiatan ekonomi dalam teori Losch.
Berdasarkan penjelasan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persebaran
kegiatan ekonomi dan menganalisis kegiatan ekonomi di sekitar Bandara Internasional
Minangkabau. Dengan mengetahui persebaran kegiatan ekonomi maka dapat diketahui jenis
dan tahun berdirinya kegiatan ekonomi, mengetahui persebaran pendapatan, tenaga kerja dan
pola persebarannya.
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Kegiatan Ekonomi
Kegiatan ekonomi adalah kegiatan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Kegiatan ekonomi yang dibahas dalam penelitian ini adalah perdagangan, jasa dan rumah
makan. Kegiatan ekonomi masyarakat dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:
1. Produksi adalah setiap kegiatan yang ditujukan untuk menghasilkan barang dan
jasa. Dalam pengertian yang lebih luas, produksi didefinisikan sebagai setiap
tindakan yang ditujukan untuk menciptakan atau menambah ‘nilai’ guna suatu
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia. Contoh kegiatan produksi
adalah produksi makanan, produksi pakaian, jasa angkutan umum, dll.
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
2. Distribusi adalah suatu proses penyampaian barang atau jasa dari produsen ke
konsumen dan para pemakai, sewaktu dan dimana barang atau jasa tersebut
diperlukan. Contoh kegiatan distribusi adalah agen tiket pesawat, agen makanan,
dll.
3. Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau menghabiskan
faedah suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan kebutuhan. Contoh
kegiatan konsumsi adalah makan, membeli pakaian, dll.
Dalam menentukan lokasi kegiatan ekonomi, pelaku usaha mempertimbangkan faktor-
faktor berikut (Dick, 1997 dalam Hasyim, 1999):
a. Karakteristik demografis konsumen
Keadaan penduduk berdasarkan usia, jenis kelamin, dan tempat tinggal akan
berpengaruh terhadap bentuk, mutu, dan jumlah barang yang diproduksi dan dijual
b. Kondisi ekonomi
Jumlah penghasilan masyarakat merupakan kekuatan daya beli masyarakat tersebut,
karena itu toko-toko eceran dan usaha jasa biasanya ditempatkan di lokasi penduduk
dengan pendapatan tetap, dan jumlahnya besar
c. Kondisi sosial dan perdagangan
Dalam memilih lokasi, pelaku usaha mempertimbangkan apakah tempat usahanya
tersebut dekat dengan lingkungan permukiman atau rumah tinggal, karena faktor ini
memungkinkan usahanya tampil lebih luas di masyarakat tersebut. Ketersediaan
fasilitas seperti angkutan umum, air, listrik, dan sebagainya juga menunjang
keberhasilan usaha
d. Persaingan
Pada umumnya, banyak toko yang berlokasi di suatu tempat (aglomerasi) dapat
menarik minat konsumen untuk datang. Pertumbuhan kegiatan ekonomi dipengaruhi
oleh beberapa bidang seperti (Ma’ruf, 2005):
1. Demografi, antara lain jumlah penduduk yang terus meningkat menyebabkan
semua barang dan jasa kebutuhan penduduk meningkat
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
2. Pertumbuhan ekonomi secara umum dan sektor-sektor ekonomi secara khusus
dapat memberikan dampak langsung, seperti meningkatnya perekonomian dapat
membuka lapangan kerja baru yang cukup besar
3. Bidang sosial budaya masyarakat, jika masyarakat semakin aktif dalam kehidupan
sosial akan meningkatkan aktivitas pengadaan barang dan jasa guna memfasilitasi
kegiatan mereka seperti hiburan malam. Sedangkan pada bidang budaya yang
dipengaruhi oleh agama akan menimbulkan permintaan barang dan jasa yang
berkenaan dengan kegiatan agama dan budaya tersebut
4. Kemajuan teknologi memberikan kesempatan pada produsen untuk menawarkan
produk yang lebih memikat, sehingga dalam waktu 1 tahun atau 6 bulan mereka
dapat meluncurkan produknya dan menjadi saingan bagi produk lama sehingga
terjadi penurunan harga. Produk baru menciptakan permintaan baru, sementara
penurunan harga produk yang kalah bersaing meningkatkan permintaan
5. Globalisasi merupakan faktor utama dalam terciptanya permintaan atau
meningkatnya permintaan barang dan jasa ritel. Gaya hidup merupakan salah satu
aspek yang berperan dalam perkembangan globalisasi, sehingga banyak kegiatan
ekonomi yang berkembang karena pengaruh kehidupan masyarakat
6. Infrastruktur dapat memperbesar kesempatan terhadap pertumbuhan kegiatan
ekonomi, sehingga memungkinkan untuk melakukan pengiriman produk dari satu
tempat menuju tempat lain. Selain itu, mempengaruhi aksesibilitas masyarakat dari
satu tempat menuju tempat lain
7. Bidang hukum merupakan peraturan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan
kegiatan ekonomi, baik dalam arti mendorong pertumbuhan maupun menghambat
pertumbuhan.
2.2 Teori Lokasi Industri August Losch (1954)
Teori lokasi industri dikemukakan antara lain oleh Losch (1954), Losch menyatakan
bahwa lokasi suatu industri/lokasi kegiatan ekonomi didasarkan pada kemampuan untuk
menjaring konsumen sebanyak-banyaknya. Konsep dari teori lokasi yang dikemukakan oleh
Losch ini berprinsip pada permintaan pasar (demand) dengan asumsi:
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
a. Lokasi optimal suatu pabrik atau kegiatan ekonomi adalah apabila dapat
menguasai wilayah pemasaran yang luas sehingga dapat dihasilkan pendapatan
yang paling besar.
b. Pada suatu tempat yang topografinya datar atau homogen jika disuplai oleh pusat
industri, volume penjualan akan membentuk kerucut. Semakin jauh dari pusat
kegiatan ekonomi atau pusat kota, maka volume penjualan barang akan semakin
berkurang karena harganya semakin tinggi akibat naiknya ongkos transportasi
Semakin jauh dari pusat kegiatan/kota maka konsumen menjadi enggan membeli
karena biaya transportasi. Sehingga produsen harus memilih lokasi kegiatan yang mempunyai
tempat yang cukup dekat dengan konsumen agar dapat memperoleh keuntungan yang
maksimal. Losch menyarankan agar lokasi industri/lokasi kegiatan ekonomi terletak di pusat
kegiatan ekonomi atau mendekati pusat kegiatan ekonomi. Tujuan dari hal ini yaitu untuk
menemukan pola lokasi industry/kegiatan ekonomi sehingga dapat ditemukan keseimbangan
spasial antar lokasi.
2.3 Perdagangan dan Jasa
Perdagangan adalah kegiatan ekonomi yang mengaitkan antara para produsen dan
konsumen sedangkan Menurut Kotler (2000), jasa ialah setiap tindakan atau unjuk kerja yang
ditawarkan oleh salah satu pihak ke pihak lain yang secara prinsip tidak berwujud dan
menyebabkan perpindahan kepemilikan apapun. Produksinya bisa dan bisa juga tidak terikat
pada suatu produk. Dalam penelitian ini perdagangan difokuskan pada toko, warung dan
minimarket, sementara itu untuk kegiatan ekonomi berupa jasa di fokuskan pada kegiatan
selain dari Hotel/penginapan dan Rumah kontrakan/kos-kosan.
2. 5 Rumah Makan
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No. 304/Menkes/Per/89 tentang persyaratan
rumah makan maka yang dimaksud rumah makan adalah satu jenis usaha jasa pangan yang
bertempat di sebagian atau seluruh bangunan yang permanen dilengkapi dengan peralatan dan
perlengkapan untuk proses pembuatan, penyimpanan dan penjualan makanan dan minuman
bagi umum di tempat usahanya ada penelitian ini.
2.6 Pendapatan
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Menurut Niswonger (1992), Pendapatan dapat diartikan sebagai arus masuk yang
diterima dalam periode waktu tertentu. Pendapatan pada penelitian ini berupa jumlah uang
bersih yang dihasilkan dalam kurun waktu satu bulan.
2.7 Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan penduduk yang berada dalam usia kerja. Menurut UU No. 13
tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi
kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Secara garis besar penduduk suatu negara
dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja. Penduduk
tergolong tenaga kerja jika penduduk tersebut telah memasuki usia kerja. Batas usia kerja
yang berlaku di Indonesia adalah berumur 15 tahun – 64 tahun. Menurut pengertian ini, setiap
orang yang mampu bekerja disebut sebagai tenaga kerja.
2.8 Jaringan Jalan
Jaringan jalan merupakan sarana penting bagi lalu lintas pergerakan penduduk untuk
menjalankan kegiatan sehari-hari. Semakin tinggi dinamika dan tingkat kegiatan ekonomi di
suatu wilayah, maka semakin penting pula peranan jaringan jalan. Pola jaringan jalan
merupakan aspek yang sangat penting bagi suatu kota, karena elemen tersebut merupakan urat
nadi kehidupan kota untuk menampung dan menyalurkan pergerakan arus lalu lintas orang
dan barang dari suatu tempat ke tempat lain (Creighton, 1970 dalam Yulius, 2002).
Tamin (1997) dalam Rifusa (2010) juga bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki
keterkaitan dengan transportasi (ketersediaan jaringan jalan dan sarana transportasi), karena
akibat pertumbuhan ekonomi maka mobilitas seseorang meningkat dan kebutuhan
pergerakannya pun menjadi meningkat melebih kapasitas prasarana transportasi yang tersedia.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa transportasi dan perekonomian memiliki keterkaitan yang
erat. Di satu sisi transportasi dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi suatu daerah,
karena dengan adanya infrastruktur transportasi maka suatu daerah dapat meningkat kegiatan
ekonominya.
Menurut Undang-undang No. 13 tahun 1983 tentang jalan, yang dimaksud dengan
jalan adalah suatu prasarana perhubungan dalam bentuk apapun, meliputi segala bagian jalan
termasuk bagian pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas.
Pengertian fungsi jalan dan peranan jalan adalah sebagai berikut:
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
a. Jalan arteri, yaitu jalan yang melayani angkutan utama, dengan cirri-ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi
b. Jalan kolektor, yaitu jalan yang melayani angkutan pengumpulan dan pembagian
dengan cirri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah
jalan masuk dibatasi
c. Jalan lokal, yaitu jalan yang melayani angkutan setempat dan ciri-ciri perjalanan
jarak pendek, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
d. Peranan jalan primer, yaitu jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
pengembangan wilayah dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian
berwujud kota.
e. Peranan jalan lokal, yaitu jalan dengan peranan pelayanan jasa distribusi untuk
masyarakat kota.
Jaringan jalan pada penelitian ini terdiri dari jaringan jalan arteri dan jaringan jalan
lokal. Jalan arteri pada penelitian ini yaitu jaringan jalan utama yang merupakan jaringan
jalan lintas Sumatera, sedangkan jaringan jalan lokal merupakan jaringan jalan yang
umumnya di gunakan oleh penduduk setempat untuk beraktivitas.
3. Metode
3.1 Daerah Penelitian
Daerah penelitian dalam penelitian ini yaitu di sekitar Bandara Internasional
Minangkabau dalam rentang jarak 0 – 5 km dari Bandara Internasional Minangkabau dan
mengikuti ketersediaan jaringan jalan.
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan terdiri dari :
1. Jumlah kegiatan ekonomi
2. Jenis kegiatan ekonomi
3. Tahun berdirinya kegiatan ekonomi
4. Tenaga kerja kegiatan ekonomi
5. Pendapatan pelaku ekonomi
6. Jarak dari bandara
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
7. Jenis Jaringan jalan
3.4 Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data yang digunakan yaitu data primer dan data
sekunder yang ditampilkan pada tabel 3.2. Data primer didapatkan dengan melakukan
pengambilan data terkait secara langsung di lapangan, data primer pada penelitian ini didapat
melalui wawancara langsung dengan pelaku kegiatan ekonomi. Data sekunder adalah data
yang diperoleh dari berbagai sumber resmi seperti pemerintah daerah dan instansi resmi yang
berkaitan dengan penelitian.
Tabel 3.2 Data yang digunakan dalam Penelitian
No. Jenis data Informasi kebutuhan data Sumber data
1 Data Primer • Jumlah kegiatan ekonomi
• Jenis kegiatan ekonomi
• Tahun berdirinya
• Jumlah tenaga kerja
• Pendapatan
• Jenis jaringan jalan
Survey lapang
2 Data Sekunder • Peta Landuse Kecamata
Batang Anai
• Jumlah dan jenis kegiatan
ekonomi di Kecamatan
Batang Anai (BPS)
Bappeda
Kabupaten
Padang Pariaman
BPS Kabupaten
Padang Pariaman
Sumber : Pengelolaan Data, 2014
3. 4 Pengolahan Data
3.4.1 Pengolahan Peta Tematik
Peta tematik yang dibuat pada penelitian ini diolah dengan menggunakan software
ArcGIS 10.1. Peta daerah penelitian didapat dengan melakukan digitasi pada peta administrasi
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Kecamatan Batang Anai, sehingga nantinya akan dapat diperlihatkan daerah penelitian dan
Bandara Internasional Minangkabau. Peta penggunaan tanah yang digunakan merupakan peta
penggunaan tanah Kecamatan Batang Anai yang berumber dari RTRW Provinsi Sumatera
Barat Tahun 2010 – 2030. Peta persebaran kegiatan ekonomi dibuat dengan menggabungkan
data hasil survey lapang berupa plotting titik-titik lokasi kegiatan ekonomi dengan peta
administrasi dan peta jaringan jalan. Nantinya akan di buat peta time series dari titik-titik
lokasi kegiatan ekonomi sendiri berdasarkan pada tahun berdirinya kegiatan ekonomi
tersebut, sehingga nantinya bisa di perlihatnya bagaimana persebaran kegiatan ekonomi di
sekitar Bandara Internasional Minangkabau dari tahun 2004 - 2014. Untuk tahun berdirinya
kegiatan ekonomi yang berada di bawah tahu 2004 dalam peta akan di generalisir dan
dimasukkan ke dalam tahun 2004.
3.4.2 Pengolahan Data Kegiatan Ekonomi
Data kegiatan ekonomi berdasarkan jenisnya di kelompokkan menjadi tiga kelompok
yaitu kegiatan ekonomi perdagangan, jasa dan rumah makan. Dalam peneltian ini yang
termasuk kedalam kegiatan ekonomi berupa perdagangan antara lain toko, warung, dan
minimarket. Kegiatan ekonomi yang termasuk kedalam jasa antara lain seperti sewa mobil,
ojek, bengkel, warnet, cuci mobil atau motor, laundry dan tidak meneliti kegiatan ekonomi di
bidang jasa berupa hotel/penginapan dan rumah kontrakan atau kos-kosan. Sedangkan yang
termasuk kedalam kategori rumah makan adalah warung sate, rumah makan padang, warung
pecel dan warung yang khusus menyediakan makanan. Setiap kegiatan ekonomi yang
termasuk kedalam perdagangan, jasa dan rumah makan akan diteliti satu persatu dan nantinya
akan dihitung berapa jumlah total kegiatan ekonominya serta dibuatkan petanya.
Selanjutnya untuk kegiatan ekonomi berdasarkan tahun, jenis jaringan jalan dan jarak
dari bandara akan dibuatkan tabel sehingga nantinya akan dapat dianalisa. Untuk kegiatan
ekonomi berdasarkan tahun akan diteliti dan dibandingkan antara tahun 2004 dan tahun 2014
serta akan di kelompokkan berdasarkan jenis kegiatan ekonomi per tahunnya.
Jenis Kegiatan
Ekonomi
Jenis jaringan
jalan
Tahun
berdirinya
Jarak Dari Bandara
Arteri Lokal < 1 km
1 -‐ 3
km > 3 km
Perdagangan
Jasa
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Rumah Makan
Seteleh mengetahui jumlah kegiatan eknomi, maka dapat dihitung persentasenya dan
dapat dibuat peta sebaran kegiatan ekonomi pada jarak jarak terdekat dari bandara sampai
dengan jarak terjauh kurang lebih 5 km dari Bandara Internasional Minangkabau. Kemudian
dapat dilakukan analisis terhadap persebaran kegiatan ekonomi dan mengetahui pola
persebarannya.
3.4. 3 Pengolahan Data Pendapatan
Pendapatan pelaku ekonomi berdasarkan hasil wawancara dapat dikelompokkan
menjadi rendah, sedang, tinggi berdasarkan perhitungan pendapatan sebagai berikut :
• Rendah : Rp 1.000.000
• Sedang : Rp 1.000.000 - Rp 5.000.000
• Tinggi : >Rp 5.000.000
Data kegiatan ekonomi yang sudah dikelompokkan berdasarkan perhitungan
pendapatan perbulan nantinya akan di buatkan tabel dan persentasenya berdasarkan data dari
hasil wawancara dan survey lapangan.
3. 4. 4 Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Tenaga Kerja
Berdsarkan hasil dari wawancara, kegiatan ekonomi berdasarkan tenaga kerja
dikelompokkan menjadi :
• Sedikit : < 3 orang
• Sedang : 3 – 4 orang
• Banyak : > 4 orang
Jenis Kegiatan Jumlah Tenaga Kerja
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Ekonomi
Sedikit Sedang Banyak
Perdagangan
Jasa
Rumah Makan
Kegiatan ekonomi berdasarkan tenaga kerja pada penelitian ini akan di kelompokkan
dan dibedakan berdasarkan jenis kegiatan ekonominya, yaitu perdagangan, jasa, dan rumah
makan. Selanjutnya akan dilakukan analisis terharap kegiatan ekonomi berdasarkan jumlah
tenaga kerja dan dibuatkan peta persebarannya.
3.5 Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisiss Spasial. Analisis spasial merupakan
sekumpulan metoda untuk menemukan dan menggambarkan tingkatan/poladari sebuah
fenomena spasial, sehingga dapat dimengerti dengan lebih baik. Dengan melakukan
analisisspasial, diharapkanmuncul infomasi baru yang dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan di bidang yang dikaji. Metoda yang digunakan sangat bervariasi,
mulai observasi visual sampai ke pemanfaatan matematika/statistik terapan(Sadahiro.2006).
Analisis spasial digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana pola
persebaran kegiatan ekonomi, pendapatan, jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi dan
kaitannya dengan fungsi jaringan jalan dan jarak dari Bandara Internasional Minangkabau.
Sehingga nantinya dengan menggunakan analisis spasial dan bantuan peta dapat menjelaskan
pola yang terbentuk dari kegiatan ekonomi, pendapatan dan jumlah tenaga kerja tersebut.
Penelitian ini menggunakan unit analisis jarak dan membagi jarak ke dalam <1 km, 1
– 3 km dan >3 km dari Bandara Internasional Minangkabau dengan batas maksimal jarak
paling jauh dari bandara adalah 5 km ke arah selatan menuju Padang dan paling jauh 5 km ke
arah utara. Jarak 5 km sendiri di ambil sebagai acuan batas karena jarak 5 km ke arah utara
merupakan batas dari Kecamatan Batang Anai sendiri, selain itu jarak 5 km dianggap sebagai
titik aman yang memiliki jarak tidak terlalu jauh dari bandara yang dianalogikan sebagai
pusatnya.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Analisis Kegiatan Ekonomi
4.1.1 Perdagangan
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional
Minangkabau hanya terdapat 5 kegiatan ekonomi berupa perdagangan. Dilihat dari segi
pendapatan, pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional Minangkabau semua kegiatan
ekonomi perdagangan memiliki pendapatan pada kategori sedang dan tidak ada sama sekali
kegiatan ekonomi yang berada pada kategori rendah maupun tinggi.
Tabel 4.1 Perdagangan Berdasarkan Jarak, Jumlah Kegiatan, Pendapatan, Tenaga Kerja dan
Tahun Berdirinya
Pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 13 kegiatan
ekonomi berupa perdagangan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi
pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam
kategori sedang. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak 1 - 3 km dari Bandara Internasional
Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak tersebut termasuk
dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal ini karena
sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan kegiatan
ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Pada jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 86 kegiatan
ekonomi berupa perdagangan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi
pada jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam
kategori sedang, akan tetapi kegiatan ekonomi pada jarak > 3 km memiliki jumlah kegiatan
ekonomi paling banyak dalam kategori pendapatan tinggi di bandingan dengan kegiatan
ekonomi pada jarak lainnya. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak > 3 km dari Bandara
Internasional Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak
tersebut termasuk dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal
ini karena sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan
kegiatan ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
4.1.2 Jasa
Dari Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional
Minangkabau hanya terdapat 1 kegiatan ekonomi berupa jasa. Dilihat dari segi pendapatan,
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional kegiatan ekonomi jasa memiliki pendapatan
sedang.
Tabel 4.2 Jasa Berdasarkan Jarak, Jumlah Kegiatan, Pendapatan, Tenaga Kerja dan Tahun
Berdirinya
Pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 13 kegiatan
ekonomi berupa jasa. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi pada jarak
1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam kategori
sedang, 3 kegiatan ekonomi termasuk kategori tinggi dan 1 kegiatan ekonomi yang
berpendapatan rendah. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak 1 - 3 km dari Bandara
Internasional Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak
tersebut termasuk dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal
ini karena sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan
kegiatan ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Pada jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 34 kegiatan
ekonomi berupasa jasa. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi pada
jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam kategori
sedang. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak > 3 km dari Bandara Internasional
Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak tersebut termasuk
dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal ini karena
sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan kegiatan
ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
4.1.3 Rumah Makan
Dari Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional
Minangkabau hanya terdapat 2 kegiatan ekonomi berupa rumah makan. Dilihat dari segi
pendapatan kegiatan ekonomi berupa rumah makan memiliki pendapatan tinggi dan sedang.
Tabel 4.3 Rumah Makan Berdasarkan Jarak, Jumlah Kegiatan, Pendapatan, Tenaga
Kerja dan Tahun Berdirinya
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 8 kegiatan
ekonomi berupa rumah makan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi
pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam
kategori sedang. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak 1 - 3 km dari Bandara Internasional
Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak tersebut termasuk
dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal ini karena
sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan kegiatan
ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Pada jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau 21 kegiatan ekonomi
berupa rumah makan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi pada jarak
> 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam kategori sedang,
akan tetapi kegiatan ekonomi pada jarak > 3 km memiliki jumlah kegiatan ekonomi paling
banyak dalam kategori pendapatan tinggi di bandingan dengan kegiatan ekonomi pada jarak
lainnya. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak > 3 km dari Bandara Internasional
Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak tersebut termasuk
dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal ini karena
sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan kegiatan
ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Tabel 4.4 Persebaran Kegiatan Ekonomi Berdasarkan Jarak, Jumlah Kegiatan, Pendapatan
dan Tenaga Kerja
Dari Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional
Minangkabau hanya terdapat 5 kegiatan ekonomi berupa perdagangan, 1 kegiatan ekonomi
berupa jasa, dan 2 kegiatan ekonomi berupa rumah makan. Dilihat dari segi pendapatan,
hanya ada 1 kegiatan ekonomi pada jarak < 1 km dari Bandara Internasional Minangkabau
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
yang memiliki pendapatan tinggi dan umumnya memiliki pendapatan pada kategori sedang
serta tidak ada sama sekali kegiatan ekonomi yang memiliki pendapatan rendah .
Pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 13 kegiatan
ekonomi berupa perdagangan, 13 kegiatan ekonomi berupa jasa, dan 8 kegiatan ekonomi
berupa rumah makan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi pada jarak
1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam kategori
sedang, tetapi juga terdapat 1 buah kegiatan yang memiliki pendapatan kecil dan 5 kegiatan
ekonomi yang memiliki pendapatan tinggi. Kegiatan ekonomi yang memiliki pendapatan
dalam kategori rendah pada jarak 1 – 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau adalah
kegiatan ekonomi di bidang jasa, akan tetapi dalam jarak tersebut kegiatan ekonomi di bidang
jasa juga paling banyak memiliki pendapatan dalam kategori tinggi yaitu berjumlah sebanyak
3 kegiatan ekonomi. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak 1 - 3 km dari Bandara
Internasional Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak
tersebut termasuk dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal
ini karena sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan
kegiatan ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Pada jarak > 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau terdapat 86 kegiatan
ekonomi berupa perdagangan, 34 kegiatan ekonomi berupa jasa, dan 21 kegiatan ekonomi
berupa rumah makan. Dilihat dari segi pendapatannya umumnya kegiatan ekonomi pada jarak
> 3 km dari Bandara Internasional Minangkabau memiliki pendapatan dalam kategori sedang,
akan tetapi kegiatan ekonomi pada jarak > 3 km memiliki jumlah kegiatan ekonomi paling
banyak dalam kategori pendapatan tinggi di bandingan dengan kegiatan ekonomi pada jarak
lainnya. Dilihat dari sisi tenaga kerja dalam jarak > 3 km dari Bandara Internasional
Minangkabau, umumnya jumlah tenaga kerja kegiatan ekonomi pada jarak tersebut termasuk
dalam kategori kecil yang hanya membutuhkan 1 – 2 tenaga kerja saja. Hal ini karena
sebagian besar dari kegiatan ekonomi pada daerah tersebut memang merupakan kegiatan
ekonomi kecil yang tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Berdasarkan tabel 4.4 dapat ditarik sebuah asumsi bahwa makin jauh dari Bandara
Internasional Minangkabau maka kegiatan ekonomi yang ada semakin banyak. Berdasarkan
pada teori Losch yang mengatakan bahwa kegiatan ekonomi cenderung berada di pusat
kegiatan ekonomi atau pusat kota. Inilah alasan kenapa makin jauh dari Bandara Internasional
Minangkabau kegiatan ekonomi malah makin bertambah bukan berkurang. Hal tersebut
karena pengaruh dari Kota Padang yang merupakan pusat kota sehingga memiliki daya tarik
tersendiri terhadap perkembangan kegiatan ekonomi. Selain itu faktor aksesbilitas dan
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
ketersedian saran dan prasarana transportasi ikut mempengaruhi perkembangan kegiatan
ekonomi, dengan adanya sarana dan prasarana transportasi maka dapat meningkatkan
perkembangan kegiatan ekonomi. Namun jika melihat perkembang dari kegiatan ekonomi
pada tahun 2004 dan 2014 maka dapat terlihat bahwa kegiatan ekonomi mulai banyak
berkembang menuju arah Badara Internasional Minangkabau, hal tersebut karena Bandara
Internasional Minangkabau memiliki daya tarik tersendiri yang mampu mempengaruhi
perkembangan kegiatan ekonomi sekitarnya. Hal ini juga sesuai degan teori Losch yang
menyatakan bahwa kegiatan ekonomi cenderung berada di pusat kegiatan ekonomi atau pusat
kota. Dalam hal ini Bandara Internasional dapat diartikan sebagai pusat kegiatan ekonomi
baru yang berada di Kecamatan Batang Anai.
Pada tabel 4.4 dan peta persebaran pendapatan dapat diketahui bahwa umumnya
pendapatan pelaku kegiatan ekonomi berada pada kategori sedang. Makin jauh dari Bandara
dan makin dekat dengan kota Padang pendapatan pelaku kegiatan ekonomi makin besar, hal
ini berlaku untuk kegiatan ekonomi berupa perdagangan dan jasa, akan tetapi untuk kegiatan
ekonomi berupa rumah makan berlaku sebaliknya yakni makin dekat dengan bandara
pendapatan pelaku kegiatan ekonomi berupa rumah makan malah cenderung makin besar.
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkam bahwa yang mempengaruhi pendapatan
pelaku kegiatan ekonomi berupa keberadaan lokasi kegiatan ekonomi, ketersediaan jaringan
jalan dan transportasi, besarnya kegiatan ekonomi, dan hubungan dengan konsumen.
Dilihat dari segi tenaga kerja, umumnya tenaga kerja yang dibutuhkan oleh kegiatan
ekonomi pada daerah penelitian termasuk dalam kategori kecil. Hal tersebut karena sebagian
besar kegiatan ekonomi pada lokasi penelitian hanya merupakan kegiatan ekonomi kecil
dengan pendapatan yang relatif sedang.
KESIMPULAN Kegiatan ekonomi di sekitar Bandara Internasional Minangkabau lebih banyak berada
dan tersebar pada jarak 3 – 5 km dari Bandara Internasional Minangkabau dan kegiatan
ekonomi yang paling dominan berupa perdagangan. Persebaran kegiatan ekonomi tersebut di
pengaruhi oleh kebaradaan kota Padang yang merupakan pusat kota sehingga memiliki
magnet gaya tarik terhadap daerah di sekitarnya, hal ini sesuai dengan teori Losch yang
menyatakan kegiatan ekonomi cenderung berada dekat dengan pusat kegiatan atau pusat kota.
Selain itu ketersediaan sarana dan prasana transportasi juga ikut mempengaruhi
perkembangan kegiatan ekonomi dan umumnya kegiatan ekonomi terdapat pada jaringan
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
jalan primer. Pendapatan para pelaku kegiatan ekonomi pada umumnya termasuk dalam
kategori sedang. Perbedaan pendapatan pelaku ekonomi dipengaruhi oleh lokasi kegiatan
ekonomi, ketersediaan sarana dan prasaran transportasi, besar kecilnya suatu kegiatan
ekonomi dan hubungan pelaku kegiatan ekonomi dengan konsumen. Umumnya sebagian
besar kegiatan ekonomi pada daerah penelitian membutuhkan tenaga kerja yang relative
sedikit (1 – 2 orang tenaga kerja).
DAFTAR ACUAN Badan Pusat Statistik (BPS) 2013. Kecamatan Batang Anai Dalam Angka Tahun 2013. Kabupaten Padang
Pariaman.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Padang Pariaman. RTRW Provinsi Smatera Barat Tahun
2010 - 2030. Pariaman : BAPPEDA Kabupaten Padang Pariaman, 2010.
Bintarto, R dan Surastopo Hadisumarno. 1991. Metode Analisa Geografi. Jakarta : LP3ES
Fakhris, Anita. 2009. Kegiatan Ekonomi Penduduk Di Sekitar Aktivitas Migas Kota Cepu. Skripsi Sarjana
Jurusan Geografi FMIIPA UI Depok.
Febriani, Wenny Nurul. Pola ruang kegiatan ekonomi masyarakat di Kawasan Wisata Cipanas Kabupaten Garut.
2009. Skripsi Sarjana Jurusan Geografi FMIIPA UI Depok.
Ferdyansyah, Deny dan Eko B. Santoso. 2013, "Pola Spasial Kegiatan Industri Unggulan di Propinsi Jawa
Timur (Studi Kasus: Subsektor Industri Tekstil, Barang Kulit, dan Alas Kaki)". Institut Teknologi
Sepuluh Nopember. Volume 2, No. 1, http://ejurnal.its.ac.id/index.php/teknik/article/view/2466/794,3
M aret 2014.
Hasyim. Kajian Lokasi Perdagangan Eceran di Kodya Malang Suatu Kebutuhan Merencana. Jurnal
Teknik/Volume VI No. 2-Agustus 1999, 1999.
Hafidhuddin, Didin. Agar layar tetap berkembang : upaya menyelamatkan umat. 2006. Jakarta : Gema Insani
Press.
Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Edisi Milenium. Jakarta : Prenhalindo.
Kurniawan, Bayu. 2006. Pola Ruang Wisata Pantai Pulau Untung Jawa Kepulauan Seribu. Skripsi Sarjana
Jurusan Geografi FMIPA UI Depok.
Kurniawan, Diyas. 2013. "Sebaran Keruangan Sektor Ekonomi Dan Komoditas Unggulan Antara Tahun 2005-
2010 Di Kota Banjar". UGM. Volume 2. No. 2,
http://lib.geo.ugm.ac.id/ojs/index.php/jbi/article/view/181/178, 7 Maret 2014
Losch, August. 1954. Economics of Location. London : New Haven and Yale University Press.
Ma'ruf, Hendri. 2005. Pemasaran Ritel. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Maulana, Arga. 2012. Analisis Dampak Perpindahan Bandar Udara Terhadap Perekonomian Kota Mataram.
Tessis Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Salemba UI.
Meifany, Erfa. 2006. Pola Perkembangan Kegiatan Ekonomi di Kawasan Kemang, Jakarta Selatan Tahun 1975-
2005. Skripsi Sarjana Jurusan Gegrafi FMIPA UI Depok.
Nazir, Mohammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014
Niswonger C. Rollin. 1992. Dasar-Dasar Akuntansi I. Jakarta : Rineka Cipta.
Poesponegoro, Marwati Djoened dan Nuroho. 2008. Sejarah Nasional Indonesia V. Cetakan kedua Edisi
Pemutakhiran. Jakarta : Balai Pusataka.
Pradana, Dody Putra. 2014, "Kajian Tentang Faktor-Faktor Penarik Terhadap Pola Persebaran Pedagang Kaki
Lima Di Kecamatan Wiyung Kota Surabaya".UNESA. Volume 3, No 1,
http://ejournal.unesa.ac.id/index.php/swara-bhumi/article/view/6820/baca-artikel, 7 Maret 2014.
Profil Bandara Internasinal Minangkabau. http://bandaraonline.com/airport/profil-bandara-internasional-
minangkabau-padang. Diakses pada 2 Februari 2014.
Rifusa, Agus Imam. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Permintaan Busway di DKI Jakarta tahun
2004 - 2008. Tessis Program Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik Salemba UI.
Sadahiro, Yukio. Course #716-26 Advanced Urban Analysis E. Lecture Title: - Spatial Analysis using GIS –
Associate professor of the Department of Urban. Japan: Engineering, University of Tokyo. 2006.
Tika, H. Moh. Pabundu. 2005. Metode Penelitian Geografi. Jakarta : Bumi Aksara.
Persebaran kegiatan ekonomi di ..., Deris Yuhetra, FMIPA UI, 2014