persepsi kelompok

16
PERSEPSI KELOMPOK Ike Herdiana Disampaikan pada perkuliahan pengantar psikologi sosial Fisip

Upload: delora

Post on 07-Jan-2016

48 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PERSEPSI KELOMPOK. Ike Herdiana Disampaikan pada perkuliahan pengantar psikologi sosial Fisip. STEREOTYPES PREJUDICE SEXISM RACISM. STEREOTYPES. Stereotype adalah suatu keyakinan yang mengasosiasikan suatu kelompok secara keseluruhan dengan suatu ciri-ciri khusus. - PowerPoint PPT Presentation

TRANSCRIPT

Page 1: PERSEPSI KELOMPOK

PERSEPSI KELOMPOK

Ike Herdiana

Disampaikan pada perkuliahan pengantar psikologi sosial Fisip

Page 2: PERSEPSI KELOMPOK

STEREOTYPES

PREJUDICE

SEXISM

RACISM

Page 3: PERSEPSI KELOMPOK

STEREOTYPES

• Stereotype adalah suatu keyakinan yang mengasosiasikan suatu kelompok secara keseluruhan dengan suatu ciri-ciri khusus.

• Misalnya, orang-orang Jepang itu licik, para atlit adalah orang-orang bodoh, petugas perpustakaan adalah orang-orang yang pendiam, orang Italia itu emosional, orang Yahudi itu materialistis, atau akuntan itu orang yang membosankan.

Page 4: PERSEPSI KELOMPOK

Pembentukan Stereotype melalui

Fondasi Kognitif

• Categorization social categorization

• Ingroup dan Outgroup outgroup homogenity effect

Page 5: PERSEPSI KELOMPOK

Distorsi Persepsi Individual• Kategorisasi sosial dan efek homogenitas

outgroup dapat membantu untuk menjelaskan bagaimana keyakinan atau pandangan terhadap suatu kelompok berkembang

• Jika dorongan tersebut hanya mempunyai sedikit perbedaan dengan apa yang diharapkan (expectations), maka perbedaan tersebut sulit untuk dilihat. Namun jika suatu dorongan mempunyai banyak perbedaan dengan apa yang diharapkan, maka perbedaan tersebut dibesar-besarkan sebagai hasil dari efek kontras (contras effect).

Page 6: PERSEPSI KELOMPOK

Daya Tahan Stereotype• Korelasi Yang Menyesatkan (Illusory

Correlations)kecenderungan masyarakat untuk

memberikan estimasi yang berlebihan terhadap hubungan antara variabel-variabel yang hanya mempunyai sedikit perbedaan atau tidak mempunyai korelasi sama sekali.

kelompok minoritas atau anggapan yang salah

Page 7: PERSEPSI KELOMPOK

SubkategorisasiPernahkah anda memperhatikan bahwa

masyarakat sering mepunyai pandangan negatif terhadap suatu kelompok sosial meskipun mereka menyukai anggota dari kelompok tersebut?

Eksposure pada anggota kelompok ada 3 tahap :

• Expect• Adjust• Generalize

Page 8: PERSEPSI KELOMPOK

Bias dalam stereotype :

1. Stereotype Sebagai Hal Yang Implisit Dan Otomatis (level tidak sadar)

2. Stereotype Sebagai Hal Yang Eksplisit Dan Terkontrol (info personal& kemampuan kognitif)

Page 9: PERSEPSI KELOMPOK

PREJUDICE

• Prasangka merupakan sebuah istilah yang digunakan untuk menjelaskan perasaan-perasaan negatif kita terhadap seseorang berdasarkan dari kelompok mana mereka berasal

• Persepsi dari prasangka tidak hanya dipengaruhi oleh tindakan-tindakan obyektif namun juga oleh konteks sosial

Page 10: PERSEPSI KELOMPOK

Teori Konflik Realistik• Suatu pandangan tentang persaingan langsung

untuk memperebutkan hal yang berharga namun jumlahnya terbatas menimbulkan kebencian diantara dua kelompok disebut dengan teori konflik realistis (Levine & Campbell, 1972).

• Dalam masalah ekonomi yang sederhana, salah satu kelompok mungkin memiliki kesejahteraan yang lebih dari kelompok lain. Kelompok yang lemah kemudian akan merasa frustasi dan benci, sedangkan yang kuat akan merasa terancam dan bersifat protektif. Dengan demikian, prasangka yang ada di dunia ini berasal dari adanya kenyataan untuk bersaing (Olzak & Nagel, 1986; Taylor & Moghaddam, 1994).

Page 11: PERSEPSI KELOMPOK

Teori Identitas Sosial Untuk menjelaskan favoritisme ingroup, Tajfel (1982)

dan John Turner (1987) mengemukakan teori identitas sosial.

Menurut teori ini, masing-masing dari kita berusaha untuk meningkatkan rasa percaya diri kita, yang mempunyai dua komponen: identitas personal dan identitas sosial atau kolektif berdasarkan pada kelompok dimana kita berada.

Dengan kata lain, seseorang dapat meningkatkan rasa percaya dirinya melalui pencapaian keberhasilan diri mereka sendiri ataupun melalui afiliasi dengan keberhasilan kelompok.

Yang menarik dari kebutuhan untuk identitas sosial adalah bahwa hal ini mendorong kita untuk memperoleh harga diri dari hubungan kita dengan orang lain. Namun yang menyedihkan adalah bahwa kita sering merasakan kebutuhan untuk meremehkan “mereka” dengan maksud memberikan rasa aman pada “kita.”

Page 12: PERSEPSI KELOMPOK

SEXISME Ketika seorang bayi lahir ke dunia, kata pertama bagi yang melihatnya

adalah: “Dia bayi laki-laki (perempuan)!” Kemudian, bayi yang baru lahir itu menerima nama sesuai gendernya dan diberi hadiah sesuai gendernya.

Beberapa tahun kemudian, kalau yang laki-laki akan diberi mainan mobil-mobilan, baseball, palu, senapan; sedangkan yang perempuan akan diberi boneka, mainan binatang, seperangkat alat rias, mesin jahit, dan alat minum teh.

Ketika mereka masuk sekolah, yang laki-laki diharapkan untuk mendapatkan uang dengan meloper koran dan mengikuti kelas komputer dan matematika; yang perempuan diharapkan untuk mengasuh bayi dan mengerjakan kerajinan, dan kegiatan sosial.

Perbedaan ini terus berlanjut hingga kuliah, yang pria akan mengambil jurusan ekonomi atau sains, dan yang wanita akan mengambil jurusan seni, bahasa, dan humanis.

Di lapangan kerja, si pria akan menjadi dokter, pekerja bangunan, mekanik mobil, pilot, dan bankir. Sebaliknya, si wanita akan menjadi sekretaris, guru, perawat, pramugari, teller, dan ibu rumah tangga. Dan siklus ini terus berlangsung dari generasi ke generasi.

Diskriminasi berdasarkan jender seseorang

Page 13: PERSEPSI KELOMPOK

Gender Stereotype • Sex atau jenis kelamin adalah kategori sosial

yang paling jelas terlihat untuk mengidentifikasi diri kita dengan orang lain (Stangor et al., 1992; Zarate & Smith, 1990).

Penyebab Gender Stereotype• Menurut Kay Deux dan Brenda Major (1987),

terdapat tiga faktor yang menentukan apakah stereotype gender akan diaktifkan: si pengamat, target, dan situasi.

Page 14: PERSEPSI KELOMPOK

Institusi Kultural• Dengan berbagai cara, perbedaan antar pria

dan wanita dibantu oleh institusi kultural. Penelitian menunjukkan bahwa tayangan di TV, kartun, dan majalah menampilkan karakter pria dan wanita dalam peran tradisional mereka. Walaupun sekarang bukan zamannya lagi bagi wanita untuk mengurusi rumah tangga dengan memasak, mencuci atau menyetrika. Namun, beberapa stereotype gender tetap ada—misalnya, dalam iklan TV, buku anak-anak, dan tayangan video musik.

Page 15: PERSEPSI KELOMPOK

Teori Peranan Sosial

• Teori peranan sosial yang dikemukakan oleh Alice Eagly (1987) menyatakan bahwa meskipun persepsi dari perbedaan jenis kelamin mungkin saja berdasarkan pada perbedaan yang sesungguhnya, namun hal tersebut dilebih-lebihkan oleh peranan sosial yang tidak seimbang pada pria dan wanita.

• Proses ini melibatkan tiga langkah : Melalui kombinasi faktor-faktor biologis dan sosial,

pembagian kerja antara jenis kelamin telah terjadi dari waktu ke waktu—di rumah dan di tempat kerja.

Karena masyarakat bertindak sesuai dengan peranan yang mereka mainkan, maka pria mendapatkan kekuasaan fisik, sosial, dan ekonomi.

Perbedaan perilaku ini memberikan dasar bagi terbentuknya persepsi sosial, yang mendorong kita untuk menerima pria sebagai yang dominan “secara alami” dan wanita berperan domestik “secara alami,” yang pada kenyataannya perbedaan ini mencerminkan peranan yang mereka mainkan.

Page 16: PERSEPSI KELOMPOK

RACISM

Modern racism

Dalam rasisme modern, prasangka terhadap

kaum minoritas hanya dilakukan jika hal

tersebut aman, dapat diterima secara sosial,

dan rasional.

Intergroup contact