pertemuan 11 produksi_enzim.ppt
TRANSCRIPT
PRODUKSI ENZIM
Ir. Irfan D. Prijambada, M.Eng., Ph.D.
Jasad Penghasil Enzim
Hewan Tumbuhan Protista
Jamur Ganggang Protozoa
Bakteri Arkaea
EnzimNomor
ECSumbe
r
Intra/ extra
-selule
r
Skala Produ
ksi
Manfaat
Industri
Katalase1.11.1.6
Liver I -Pangan
Kemotripsin
3.4.21.1
Pankreas
E - Kulit
Lipase3.1.1.3
Pankreas
E -Pangan
Renet3.4.23.4
Lambung
E + Keju
Tripsin3.4.21.4
Pankreas
E - Kulit
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Hewan
EnzimNomor
ECSumber
Intra/ extra
-seluler
Skala Produksi
Manfaat
Industri
Aktinidin3.4.22.14
Buah Kiwi
E - Pangan
-Amylase 3.2.1.1Kecambah gandum
E +++ Bir
-Amylase 3.2.1.2Kecambah gandum
E +++ Bir
Bromelain3.4.22.4
Getah nanas
E - Bir
-Glukanase
3.2.1.6Kecambah gandum
E ++ Bir
Fisin3.4.22.3
Getah Ara
E - Pangan
Lipoksigenase
1.13.11.12
Kedelai I - Pangan
Papain3.4.22.2
Getah Pepaya
E ++ Daging
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Tumbuhan
EnzimNomor EC
Sumber
Intra/ extra
-seluler
Skala Produk
si
Manfaat
Industri
-Amylase
3.2.1.1
Aspergillus
E ++ Roti
Aminoasilase
3.5.1.14
Aspergillus
I -Farmasi
Glukoamilase
3.2.1.3
Aspergillus
E +++ Tepung
Katalase1.11.1.6
Aspergillus
I - Pangan
Selulase3.2.1.4
Trichoderma
E - Limbah
Dextranase
3.2.1.11
Penicillium
E - Pangan
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Jamur (1)
EnzimNomor EC
Sumber
Intra/ extra
-selule
r
Skala Produk
si
Manfaat
Industri
Glukosa oksidase
1.1.3.4
Aspergillus
I - Pangan
Laktase3.2.1.23
Aspergillus
E - Susu
Lipase3.1.1.3
Rhizopus
E - Pangan
Renet3.4.23.6
Mucor miehei
E ++ Keju
Pektinase3.2.1.15
Aspergillus
E ++Minuman
Pektin liase4.2.2.10
Aspergillus
E -Minuman
Protease3.4.23.6
Aspergillus
E + Roti
Rafinase3.2.1.22
Mortierella
I - Pangan
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Jamur (2)
EnzimNomor EC
Sumber
Intra/ extra
-selule
r
Skala Produ
ksi
Manfaat
Industri
Invertase
3.2.1.26
Saccharomyces
I/E -Gula-gula
Laktase
3.2.1.23
Kluyveromyces
I/E - Susu
Lipase3.1.1.3
Candida E -Pangan
Rafinase
3.2.1.22
Saccharomyces
I -Pangan
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Khamir
EnzimNomor
ECSumber
Intra/ extra
-seluler
Skala Produk
si
Manfaat Industri
-Amylase3.2.1.1
Bacillus E +++ Tepung
-Amylase3.2.1.2
Bacillus E + Tepung
Asparaginase3.5.1.1
Escherichia coli
I -Kesehatan
Glukosa isomerase
5.3.1.5
Bacillus I ++Sirup Fruktosa
Penisilin amidase
3.5.1.11
Bacillus I - Farmasi
Protease3.4.21.14
Bacillus E +++Detergen
Pululanasej 3.2.1.41
Klebsiella
E - Tepung
Enzim untuk Keperluan Industri yang Dihasilkan
oleh Bakteri
Keunggulan Mikroba dalam Memproduksi Enzim Memproduksi enzim secara
konstitutif. Mensekresikan enzim ke
dalam medium pertumbuhan (enzim ekstraseluler).
Pada enzim yang tidak diproduksi secara konstitutif, mudah diinduksi dan murah.
Umumnya diketahui aman.
Kehendak Konsumen terhadap Enzim Diketahui aktivitasnya. Aktivitasnya bertahan cukup lama. Mudah disimpan (pada suhu kamar
atau pendingin sederhana). Tidak mengandung bahan (enzim
atau bukan enzim) yang mengganggu pemanfaatan enzim.
Tidak berbahaya terhadap pelaksana atau konsumen.
Kehendak Konsumen terhadap Enzim
Jenis mikroba yang dimanfaatkan untuk memproduksi enzim terbatas jumlahnya
Menumbuhkan Mikroba Lingkungan yang dibutuhkan
A. Kebutuhan fisikB. Kebutuhan kimia
Kebutuhan Fisik
1. SuhuPsikrofil : 0 - 15oC.Mesofil : 10 - 45oCThermofil : 40 - 70oC.Ekstrim Thermofil: 65 - 110oC.Setiap jasad memiliki suhu minimum, optimum, dan maksimum untuk pertumbuhannya
Kebutuhan Fisik
2. pHOptimum untuk kebanyakan bakteri adalah 6 - 8
Optimum untuk khamir adalah di sekitar 5
Asidofil tumbuh pada pH sangat rendah
Alkalinofil tumbuh pada pH tinggi
Kebutuhan Fisik 3. Tekanan Osmose
Sel pada umumnya hidup dalam larutan isotonik
Larutan hipertonik membuat sel terdehirasi
Digunakan untuk pengawetan makananHalofil
Halofil ekstrim dan halofil obligat (arkaea) membutuhkan kadar garam tinggi
Halofil fakultatif dapat tumbuh pada medium berkadar garam tinggi
Kebutuhan Kimia1. Karbon
Ototrof Karbon dari CO2.Heterotrof Karbon dari bahan organik
2. Nitrogen, sulfur, & fosforNitrogen untuk sintesis protein, DNA, RNA, ATP
Sulfur untuk sintesis beberapa asam amino & vitamin
Fosfor untuk sintesis asam nukleat, ATP, fosfolipida
Kebutuhan Kimia
3. OksigenDibutuhkan tetapi juga berbahaya bagi selDibutuhkan dalam respirasi
Berbahaya karena merupakan senyawa pengoksidasi
Kebutuhan Kimia Kasifikasi organisme berdasarkan
tanggapannya terhadap oksigenAerob obligat: butuh oksigen.Anaerob fakultatif: Tumbuh dengan maupun tanpa oksigen.
Anaerob obligat: Tumbuh hanya jika tanpa oksigen.
Anaerob aerotoleran: Dapat tumbuh ketika ada oksigen, tetapi tidak menggunakannya.
Mikroaerofil: Tumbuh pada kandungan oksigen rendah.
4. Unsur mikro: kalium, magnesium, kalsium, besi, tembaga, molybdenum, dan seng. Dibutuhkan sebagai kofaktor
5. Senyawa organik pemacu pertumbuhan
VitaminAsam aminoPurinPirimidin
Kebutuhan Kimia
Media Pembiakan 1. Defined Media
Komposisi kimia media diketahui Sering digunakan untuk
menumbuhkan mikroba fastidious 2. Complex Media
Komposisi kimia media tidak diketahui
Digunakan untuk menumbuhkan kebanyakan bakteri dan jamur
Media untuk Produksi Enzim Defined media tidak/jarang digunakan
untuk produksi skala besar kecuali jika enzim yang diproduksi berharga sangat mahal
Lebih disukai less-defined complex media yang tersusun atas bahan-bahan yang dipilih dengan pertimbangan beaya, ketersediaan, dan kandungannya.
Sering digunakan bahan-bahan yang berasal dari limbah atau produk samping industri pangan dan pertanian.
Diagram Alir Produksi Enzim
Pemisahan Sel dari Media Pertumbuhan Cair Sentrifugasi Filtrasi/Penyaringan
Sentrifugasi
Dasar pemisahan Perbedaan antara fasa cair dan padat
Ukuran partikel, Berat jenis partikel, Berat jenis bahan cair/larutan, Jari-jari sentrifus.
Filtrasi/Penyaringan
Dasar pemisahan adalah ukuran partikel.
Efisiensinya dibatasi oleh:Bentuk partikel Kemampuan partikel menahan tekanan
Kekentalan fasa cair
Pemecahan Sel
Energi yang dibutuhkan untuk memecahkan sel tergantung kepada tipe dan fisiologi organisme
Sel hewan dan beberapa bakteri gram-negatif (mis. Azotobacter) hanya membutuhkan perlakuan lunak (mis. Guncangan osmotik)
Khamir, alga hijau, miselium jamur dan beberapa bakteri gram-positif membutuhkan perlakuan yang lebih kuat karena memiliki struktur penguat.
Pemecahan menggunakan ultrasonik (1) Frekuensi tinggi (18 kHz - 1
MHz) Menghasilkan pergerakan sel
terbatas (kurang dari 50 mm) Kecepatan gerakan sedang
(beberapa m detik-1) Perbedaan kecepatan tinggi Percepatan sangat tinggi
Pemecahan menggunakan ultrasonik (2)
Energi mekanik. Aliran mikro dengan perbedaan kecepatan yang tinggi menghasilkan gesekan.
Pemecahan menggunakan ultrasonik (3)Kekuatan suara menghasilkan gelembung mikro.
Ledakan gelembung mikro menghasilkan energi yang memecahkan sel.
Pemecahan menggunakan ultrasonik (4)Banyak enzim yang peka terhadap getaran ultrasonik.
Kerusakan disebabkan oksidasi radikal bebas, oksigen radikal, dan hidrogen peroksida yang terbentuk (pemberian N2O mengurangi kerusakan).
Pemecahan menggunakan ultrasonik (5)Sisa-sisa partikel sel dapat menjadi
gangguan bagi proses selanjutnya. Sonikasi tetap merupakan metoda
pemecahan sel skala kecil yang populer.
Penggunaan partikel (1)
Pengocokan disertai keberadaan partikel kecil dari gelas atau logam (ukuran diameter 0,2 – 1,0 mm).
Sel pecah karena gesekan dan tumbukan dengan partikel.
Penggunaan partikel (2)
Kecepatan dan keefektivan pembebasan enzim tergantung kepada kecepatan kecepatan pengocokan, ukuran partikel, dan dimensi (ukuran) alat.
Sel berukuran besar akan lebih mudah pecah.
Homogenizers Tekanan Tinggi
Prinsip pemecahan adalah sel dikenai: Tekanan langsung Gesekan Perbedaan tekanan yang tinggiTidak sesuai untuk organisme berbentuk
benang tetapi digunakan secara luar untuk organisme bersel tunggal
Letak enzim di dalam sel menentukan keefektifan penggunaan homogenizer
Metoda LisisTermasuk metoda non-mekanis: Kondisi lunak. Tidak menyebabkan enzim menghadapi
gesekan dan panas. Murah. Termasuk dalam metoda ini
penggunaan perbedaan tekanan osmose, pembekuan – pelelehan (perbedaan suhu), pengeringan, lisis menggunakan enzim and lisis menggunakan senyawa kimia.
Penyebab-Penyebab Inaktivasi Enzim
Panas. Proteolisis. pH tak sesuai. Oksidasi. Keberadaan denaturan. Keberadaan inhibitor tak dapat
balik. Kehilangan kofaktor atau koenzim.
Faktor fisika yang dapat merusak enzim selama pemecahan sel
Panas
Semua metoda mekanis membutuhkan masukan energi yang besar sehingga menghasilkan panas. Pendinginan diperlukan untuk hampir semua proses isolasi enzim. Keberadaan substrat, senyawa analog substrat atau poliol dapat menstabilkan enzim.
Gesekan
Gaya gesek yang diperlukan untuk memecahkan sel dapat merusakkan enzim, terutama bila bersamaan dengan keberadaan logam berat dan/atau gelembung udara.
Busa Permukaan antara gas dan cairan yang ada di busa dapat merusak konformasi enzim.
Faktor kimia yang dapat merusak enzim selama pemecahan sel (1)
Protease
Pemecahan sel mengakibatkan pembebasan enzim-enzim pendegradasi yang merusak aktivitas enzim. Kecepatan pemrosesan bersama pendinginan dapat mengurangi kerusakan tersebut. Kerusakan juga dapat dikurangi dengan menambahkan protein lain yang murah sebagai substrat alternatif bagi enzim pendegradasi atau senyawa penghambat aktivitas enzim.
Senyawa kimia
Beberapa enzim dapat mengalami perubahan konformasi oleh keberadaan detergen dan/atau pelarut. Polifenol yang diperoleh dari tanaman adalah penghambat aktivitas enzim yang kuat. Masalah ini dapat diatasi menggunakan penyerap yang kuat seperti polivinilpirolidon, atau asam askorbat yang berfungsi mengurangi aktivitas polifenol oksidase.
Proteolisis (1)
Bisa disebabkan oleh protease yang dimiliki sel itu sendiri.
Bisa disebabkan oleh kontaminasi mikroba lain yang memproduksi protease.
Proteolisis (2)
Pemutusan satu ikatan peptida tidak terlalu merusak konformasi dan aktivitas protein, tetapi lebih mengakibatkan penurunan stabilitas konformasi enzim terhadap panas atau pH.
Protein yang telah mengalami pemutusan satu ikatan peptida dan terbuka lipatannya oleh pengaruh panas dan pH kemudian peka terhadap proteolisis.
Cara terbaik menghambat proteolisis adalah memisahkan/menghilangkan atau menghambat aktivitas protease.
Faktor kimia yang dapat merusak enzim selama pemecahan sel (2)
pH
Oleh karenanya diperlukan larutan penyangga. Keberadaan substrat, senyawa analog substrat atau poliol dapat menstabilkan enzim.
OksidasiDiperlukan senyawa pereduksi (misalnya asam askorbat, merkaptoetanol dan ditiotreitol).
Keracunan Logam Berat
Ion logam berat (misalnya besi, tembaga dan nikel) dapat berasal dari pengikisan alat pemecah sel. Enzim dapat dilindungi dari inaktivasi tak dapat balik dengan menambahkan senyawa pengkhelat seperti EDTA.