pertemuan koordinasi teknis petugas...
TRANSCRIPT
PERTEMUAN
KOORDINASI TEKNIS PETUGAS
PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
REGIONAL KALIMANTAN
TA 2019
KEPALA DINAS PERKEBUNAN
PROVINSI KALIMANTAN BARAT
PONTIANAK, 25 - 27 MARET 2019
Prakata
Yang terhormat :
Direktur Perlindungan Perkebunan
Kepala Balai Besar Perbenihan dan Proteksi
Tanaman Perkebunan Medan, Surabaya, dan
Ambon
Kepala Balai Proteksi Tanaman Perkebunan Pontianak
Para Kepala Bidang yang menangani Perlindungan di
Provinsi Regional Kalimantan
Para Kepala UPTD Provinsi yang membidangi
perlindungan perkebunan regional kalimantan
Para Narasumber dan undangan yang berbahagia
Selamat Malam, Salam
Sejahtera bagi Kita Semua
Om Swastiastu
Adil Ka’ Talino Bacuramin Ka’
Saruga Basengat Ka’ JubataPuji syukur kita haturkan ...
Pantun Selamat Datang
BATU KECUBUNG WARNA
UNGU DITATAH BERLIAN BATU
BERMUTU ADAT MELAYU
MENYAMBUT TETAMU
HAMPARKAN TIKAR LEBARKAN
PINTU
CANTIKNYA BURUNG
CENDRAWASIH TERBANG
SEKAWAN DI HARI PETANG
KAMI UCAPKAN TERIMA KASIH
KEPADA BAPAK IBU YANG TELAH DATANG
Gambaran Umum
Kota Pontianak
Kota Pontianak terbagi 3 daratan yang berada di muara Sungai Kapuas dan Sungai Landak
Luas 107,82 Km² dengan jumlah penduduk 607,428 Jiwa(BPS Kota Pontianak)
2
Tugu
Digulis
Monumen Sebelas Digulis Kalimantan Barat, disebut juga sebagai Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing atau Tugu
Bundaran Untan oleh warga setempat, merupakan sebuah monumen yang terletak di Bundaran Universitas
Tanjungpura, Jalan Jend. Ahmad Yani, Kota Pontianak. Monumen yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H.
Soedjiman pada 10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing yang
berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang dengan warna merah-putih. Kemudian, pada
tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan
saat ini. Monumen ini didirikan sebagai peringatan atas perjuangan sebelas tokoh Sarekat Islam di Kalimantan Barat,
yang dibuang ke Boven Digoel, Irian Barat karena khawatir pergerakan mereka akan memicu pemberontakan
terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan. Tiga dari sebelas tokoh tersebut meninggal pada saat
pembuangan di Boven Digoel dan lima di antaranya wafat dalam Peristiwa Mandor.
3
Ayani Mega Mall merupakan pusat perbelanjaan terbesar di KotaPontianak dan juga di Kalimantan Barat. Kawasan Ayani Mega Mall berdiri di atas lahan seluas 185.000 meter persegi, terdiri dari gedung mall dan lima blok ruko, sedangkan luas bangunan mall sendiri adalah 100.000 meter persegi, di Jalan Ahmad Yani yang berdekatan dengan Mercure Hotel. Mall ini mulai dibangun pada tahun 2003 dan resmi dibuka pada 19 Mei 2005. Mall ini terdiri dari 4 lantai (G, 1, 2, 3) dengan anchor tenant seperti CinemaXXI, Hypermart, Matahari Department Store, Ace Hardware dan tenant-tenantberskala nasional maupun internasional lainnya.
4
Masjid Raya Mujahidin
Masjid Raya Mujahidin diresmikan Presiden RI Soeharto pada 23 Oktober 1978 bersamaan 20 Zulkaidah 1398 bertepatan Hari Jadi ke 207 Kota Pontianak. Kemudian ddirenovasi sejak November tahun 2011 dan diresmikan kembali oleh Presiden RI, Ir. H. Joko Widodo pada tanggal 20 Januari 2015.
5
Masjid Al Jihad yang terletak di Pontianak, Kalimantan Barat memiliki arsitektur khas dari berbagai etnis yakni Melayu, Dayak, China dan Jawa. Masjid yang berdiri sejak 1964 ini menjadi landmark pemersatu Kota Pontianak. Dominasi unsur Melayu tampak pada rangka bangunan utama dengan 2 tangga di samping kanan dan kiri serambi. Setiap lekuk ukiran yang melekat di kayu-kayu belian itu pun kental dengan nuansa Melayu dan Dayak. Sementara unsur Jawanya terlihat pada ukiran di tiang tangga. Tidak ketinggalan pula ciri khas budaya China di setiap sudut atap masjid yang berbentuk kepala naga. Kentalnya berbagai unsur budaya tersebut, merupakan salah satu upaya untuk mendekatkan masjid dengan masyarakat. Sehingga masjid bukan lagi suatu bentuk yang terasa aneh di tengah lingkungan tertentu, seperti Dayak dan China.
6
Rumah Adat Melayu Kalimantan Barat (Kalbar) ini terletak Komplek Perkampungan Budaya, Jalan Sutan Syahrir Kota Pontianak. Secara historis, pembangunan Rumah Adat Melayu ini dimulai dengan penancapan tiang pertama pada tanggal 17 Mei 2003 hingga selesai dibangun pada tahun 2005. Selanjutnya, pada tanggal 9 November 2005 Rumah Adat Melayu Kalbar diresmikan oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla.
7
Rumah Radakng merupakan rumah panjang yang menjadi rumah adat bagi Suku Dayak yang berada di Provinsi Kalimantan Barat. Ini merupakan rumah adat terbesar yang ada di Indonesia dan menjadi sebuah landmark bagi kota Pontianak setelah Tugu Khatulistiwa. Rumah Radakng memiliki ukuran panjang 138 meter dengan tinggi 7 meter. Lokasinya berada di Jalan Sutan Syahrir Kota Baru Pontianak. Rumah adat raksasa tersebut telah diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat, pada tahun 2013 silam.
8
Tempat wisata kuliner Pontianak tidak kalah dengan tempat wisata kuliner yang ada di kota lainnya. Tentu sudah menjadi hal yang lumrah apabila di setiap kota mempunyai masakan khas yang menjadi andalan kulinernya. Hal ini berlaku juga untuk tempat wisata kuliner Pontianak yang tentu mempunyai beberapa tempat wisata kuliner enak yang wajib untuk dicicipi dan dinikmati. Bahkan Kota Pontianak merupakan Kota Warung Kopi terbesar di Indonesia dengan julukan sebagai “Kota Seribu Satu Warkop”.
9
Paroki Santo Yoseph Katedral Pontianak merupakan paroki dari Gereja Katolik Roma di pusat Keuskupan
Agung Pontianak. Pembangunan gereja pertama sebagai pusat paroki dimulai sejak tahun 1908 oleh Prefek
Apostolik Dutch Borneo Mgr. Pacificus Bos, OFMCap. Bangunan tersebut dirubuhkan pada tahun 2011 untuk
dibangun gereja baru yang berkapasitas 3.000 orang. Gereja St. Yoseph yang baru dibangun dengan
perpaduan arsitektur Romawi dan Timur Tengah. Ornamen bernuansa Dayak mendominasi eksterior bangunan,
dan interiornya didominasi nuansa khas Tionghoa berpadu dengan gaya klasik Eropa; sementara arsitek yang
merancang eksterior gereja baru adalah arsitek Masjid Raya Singkawang --semakin memperkuat kesan Kalbar
yang multi etnis tempat umat berbagai agama hidup berdampingan. diresmikan pada 19 Desember 2014
oleh Gubernur Kalbar Drs. Cornelis MH, dan pemberkatannya pada 19 Maret 2015 --bertepatan dengan
Pesta St. Yosef menurut kalender liturgi Katolik Roma.
10
Pasar Sajuk Pontianak atau sering disebut dengan PSP merupakan pusat
cinderamata oleh-oleh khas Kalimantan Barat. Di kawasan ini terdapat lebih dari 30
kios yang menjual berbagai jenis aneka makanan khas, aksesoris, dan cinderamata.
Pusat oleh-oleh Pontianak ini buka dari jam 9 pagi sampai jam 8 malam. Tidak perlu
kuatir apabila ingin berbelanja dalam jumlah banyak karena para pemilik kios
menyediakan jasa pengemasan paket secara gratis. Jadi para pengunjung tidak
perlu repot lagi nantinya, tinggal dibawa karena semuanya sudah terkemas rapi.
11 Taman Alun
Kapuas merupakan salah
satu lokasi wisata di
kota Pontianak Provinsi
Kalimantan Barat. Taman
yang merupakan salah
satu proyek ‘Waterfront
City’ dari Pemerintah Kota
Pontianak, dan sering
disebut dengan nama
Taman Alun-alun Kapuas
itu sendiri terletak di
Pinggiran Sungai Kapuas,
Pontianak, tepatnya
berada di depan
kantor walikota Pontianak
yakni di sekitaran
Jalan Rahadi Usman.
12
Istana ini merupakan peninggalan kesultanan Pontianak yang didirikan oleh Sultan
Syarif Abdurrahman pada 14 Rejab 1185 H bersamaan 23 Oktober 1771M dan
terletak 4 km dari pusat kota dan terletak di Kampong Dalam Bugis, Kecamatan
Pontianak Timur. Istana ini masih menyimpan berbagai macam benda peninggalan
seperti Singahsana, Kaca Pecah Seribu, Al-Quran tulisan tangan dan salasilah
keturunan Sultan Pontianak dari sultan pertama, Sultan Sharif Abddurahman Alkadrie
hingga kepada sultan kelapan, Sultan Syarif Hamid Alkadrie yang memerintah pada
tahun 1945.
13
Tugu Khatulistiwa atau Equator
Monument berada di
Jalan Khatulistiwa, Pontianak Utara. Sejarah
mengenai pembangunan tugu ini dapat
dibaca pada catatan yang terdapat di
dalam gedung. Tahun 1928 telah datang di
Pontianak satu ekspedisi Internasional yang
dipimpin oleh seorang
ahli Geografi berkebangsaan Belanda untuk
menentukan titik/tonggak garis equator di
kota Pontianak dengan konstruksi sebagai
berikut :
a. Tugu pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah.
b. Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
c.Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh opzicter / architech Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian
dalam.
d.Tahun tahun 1990, kembali Tugu Khatulistiwa tersebut direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan
duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.
Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam
ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada di atas kepala sehingga
menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan "menghilang"
beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain di sekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi
Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September. Peristiwa alam ini menjadi event tahunan
kota Pontianak yang menarik kedatangan wisatawan.
14
Di dalam kawasan Aloe Vera Center yang terletak di Jalan Budi Utomo, Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara ini juga terdapat Orchid Center, yaitu pusat pembudidayaan berbagai macam anggrek, termasuk anggrek hitam yang merupakan jenis anggrek khas Kalimantan yang kini sudah mulai langka. Aloe Vera Center Pontianak telah resmi didirikan pada tahun 2002 lalu, walaupun budidaya lidah buaya di Pontianak telah ada sejak tahun 1990. Pusat pembudidayaan tanaman lidah buaya ini berada di bawah pengawasan manajemen Pemerintah Kota Pontianak.Pembangunan kawasan ini merupakan hasil dari kerja sama antara Pemerintah Kota Pontianak dengan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat, serta pasrtisipasi dari pihak BPPT Serpong. Di kawasan ini kita bisa mencicipi dan bisa melihat sendiri bagaimana tanaman Aloe vera tersebut diolah secara higienis dengan memanfaatkan teknologi tepat guna menjadi tepung dan bermacam-macam jenis makanan khas, seperti: dodol, jelly, cokelat, minuman sari lidah buaya, teh dan berbagai macam jenis kuliner khas lainnya serta berbagai produk kecantikan.
15 Serasan Cafe terletak di jl.Tanjung Raya 2, khususnya di tepian sungai kapuas
yang memiliki nuansa alami dengan pemandangan-pemandangan indah.Serasan cafe disebut jugaCAFE TERAPUNG karena keberadaannya di atas sungai kapuas. Serasan Cafe menyediakan aneka masakan SEAFOOD. Serasan Cafe juga memiliki KAPAL WISATA, sehingga dapat melihat indahnya sungai kapuas sambil menikmati hidangan makanan.
16 Festival Meriam Karbit adalah sebuah
festival yang dilaksanakan di kalimantan
barat tepatnya di pesisir sungai kapuas,
beberapa minggu sebelum perayaan hari
raya idul fitri. Dibuat dari ruas-ruas
bambu, batang kelapa dan akhir-akhir ini
langsung diambil dari batang pohon,
diameternya bisa mencapai 60 cm.
Alkisah menurut sebagian para ahli
sejarah, raja pertama Pontianak Syarif
Abdurrahman Alkadrie ketika membuka
lahan untuk bertempat tinggal di
Pontianak sempat diganggu hantu-hantu.
Lalu Sultan kemudian memerintahan
pasukannya mengusir hantu-hantu itu
dengan meriam. Pontianak sebenarnya
adalah sebuah kota yang memiliki hantu
kuntilanak. Karena pada dasarnya
pontianak berasal dari kata Bunting dan
anak. atau dalam bahasa malaysianya
adalah Buntinganak. Ketika pada zaman
orde baru, perayaan meriam karbit
dilarang dan baru kembali diadakan
setelah era orde baru.
17 Kue Bingke Berendam adalah makanan khas Kota Pontianak yang sangat enak. Kue ini bertekstur lembut dan mempunyai rasa yang manis. Kue Bingke ini adalah makanan tradisional yang terbuat dari tepung beras,
telur, gula dan santan. Proses pembuatannya harus 2 kali dipanggang baru bisa dimakan, pertama di atas api kompor kemudian di dalam oven untuk mematangkannya. Bingke mempunyai rasa original, keju, susu, istimewa, super serta rasa buah seperti pisang, ubi, pandan, dan jagung. Kue bingke sangat mudah di temui di Pontianak, apalagi menjelang bulan Ramadhan. Bingke mempunyai beraneka macam rasa yaitu rasa original, keju, susu, istimewa, super serta rasa buah seperti pisang, ubi, pandan, dan jagung.
18
Salah satu yang tidak bisa dilepaskan dari
masyarakat Kalimantan Barat dalam bulan
Ramadhan adalah pasar Juadah. Meskipun disebut
pasar, Juadah bukanlah sebuah tempat yang
menyediakan semua jenis kebutuhan seperti pasar-
pasar pada umumnya, bukan juga nama sebuah
tempat. Pasar Juadah hanyalah sebuah istilah yang
disematkan bagi pedagang makanan dadakan di
Kalimantan Barat khususnya kota Pontianak, yang
muncul hanya pada Bulan Ramadhan saja. Umumnya,
aktivitas Pasar Juadah dimulai dari pukul 13.30
hingga menjelang waktu berbuka puasa. Aneka
kuliner khas Pontianak (caikue, lemang, bingke
berendam, bubur pedas, es lidah buaya dan lain
sebagainya) maupun kuliner nusantara tersedia di
Pasar Juadah ini. Bukan hanya masyarakat muslim
saja, mereka yang diluar Islam pun kadang juga
merasa beruntung dengan munculnya Pasar Juadah.
Hal ini dikarenakan di Pasar Juadah banyak
bermunculan makanan tradisional yang sulit didapat
pada hari-hari biasa. Sehingga yang timbul bukanlah
sentimen agama tapi sentiment selera rasa.
4
TERWUJUDNYA
KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT
KALIMANTAN BARAT
MELALUI
PERCEPATAN
PEMBANGUNAN
INFRASTRUKTUR
DAN PERBAIKAN
TATA KELOLA
PEMERINTAHAN
YANG SELARAS DENGAN TUPOKSI DISBUN
MISI 4 :
MEWUJUDKAN MASYARAKAT SEJAHTERA
YAITU DENGAN MENGURANGI ANGKA
KEMISKINAN, DAN PENGANGGURAN
MEMPERTEGAS KEBERPIHAKAN
PEMERINTAH TERHADAP KELOMPOK
MASYARAKAT DAN WILAYAH YANG KURANG
BERUNTUNG, MENGHILANGKAN
DISKRIMINASI DALAM BERBAGAI ASPEK
PELAYANAN SOSIAL, DAN MEMPERCEPAT
PROSES HILIRISASI DENGAN MEMPERKUAT
SINERGI ANTARA SEKTOR PERTANIAN DALAM
ARTI LUAS DAN SEKTOR PERTAMBANGAN
DENGAN SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN
KALIMANTAN BARAT
VISI MISI
4
TUJUANMeningkatkan perekonomian masyarakat
SASARAN
Meningkatnya produksi komoditas
perkebunan dan Nilai Tukar Petani
Perkebunan Rakyat
4
1.Memfasilitasi usaha perkebunan rakyat yang
berwawasan agribisnis serta mendorong
peningkatan kinerja perkebunan besar
2. Peningkatan mutu dan nilai tambah hasil perkebunan
Strategi
4
Arah Kebijakan
1. Mensinergikan sumberdaya perkebunan untuk pengembangan
komoditi unggulan perkebunan yang produktif melalui
pemanfaatan teknologi budidaya dan pengolahan yang baik
(GAP & GHP) didukung pengembangan kemitraan usaha serta
penanganan gangguan usaha dan dampak perubahan iklim
2. Mensinergikan sumberdaya perkebunan melalui
pengembangan SDM & kelembagaan pekebun, diversifikasi,
teknologi pasca panen (GMP) dan promosi produk
1. Pemanfaatan hasil-hasil penelitian yang direkomendasikan dalam praktek budidaya yang baik (GAP);
2. Dukungan pengamatan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) penting dan rekomendasi pengendalian OPT secara terpadu dan terkoordinasi;
3. Dukungan pencegahan dan pengendalian kebakaran lahan/kebun Rakyat;
4. Kewajiban memiliki sistem pengendalian OPT dan kebakaran lahan/kebun pada perkebunan besar;
5. Pengembangan penerapan sistem pertaniankonservasi pada wilayah sentra perkebunan sesuaikaidah-kaidah konservasi tanah dan air;
7. Peningkatan penerapan teknologi ramahlingkungan (misalnya: Pembukaan Lahan TanpaBakar, pemanfaatan Agensia Pengendalian Hayati);
8. Penanganan kasus secara prioritas dan berjenjang oleh tim terpadu;
9. Optimalisasi penanganan konflik pada tingkat lapangan secara musyawarah, penggunaan jalur hukum sebagai pilihan terakhir;
10.Dukungan Penerapan tanggung jawab sosial perusahaan pada masyarakat di sekitar perkebunanbesar;
KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN APBD Provinsi Th. 2019
PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI KOMODITAS
PERKEBUNAN BERKELANJUTAN :
KEGIATANNYA TERDIRI DARI :
1. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN
KARET
Kegiatan pengendalian penyakit Jamur Akar Putih
(JAP) pada tanaman karet seluas 50 Ha.
Dilaksanakan di kelompok tani yang berlokasi di
Kabupaten Sambas
2. PENGENDALIAN HAMA/PENYAKIT TANAMAN
LADA
Kegiatan pengendalian penyakit Busuk Pangkal
Batang (BPB) pada tanaman Lada seluas 25 Ha.
Dilaksanakan di kelompok tani yang berlokasi di
Kabupaten Sintang.
3. DEN FARM PENGEDALIAN HAMA/PENYAKIT
TERPADU
Kegiatan Demonstrasi farm Pengendalian Hama
Kumbang Kelapa (Oryctes sp) pada tanaman kelapa
seluas 50 ha. Dilaksanakan di kelompok tani yang
berlokasi di Kabupaten Mempawah.
KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
APBD Provinsi Th. 2019
4. INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI GANGGUAN
USAHA DAN KONFLIK PERKEBUNAN
5. PENANGANAN GANGGUAN USAHA DAN KONFLIK
PERKEBUNAN OLEH TIM PEMBINA
PEMBANGUNAN PERKEBUNAN (TP3P) PROVINSI
6. PEMBINAAN, PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
KEBAKARAN PADA LAHAN KEBUN
7. PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERKEBUNAN
KEGIATAN PERLINDUNGAN PERKEBUNAN
APBD Provinsi Th. 2019
KETERKAITAN DINAS PERKEBUNAN DENGAN BPTP
1. Peran BPTP
❑ Menyediakan data hasil pengamatan perkembangan
OPT Penting dan Inventarisasi kasus GUP
❑ Menyediakan rekomendasi teknologi hasil pengujian
pengendalian OPT
❑ Menyediakan dukungan sumber daya penanganan
eksplosi OPT
❑ Menyediakan personil untuk kegiatan penanganan
OPT (APBD/APBN)
❑ Fasilitasi Brigade Proteksi dalam penanganan OPT dan
kebakaran kebun dan lahan
Mempercepat penyelesaian permasalahan konflik melalui :
1. Musyawarah untuk mufakat (win-win solution);
2. Penyelesaian ganti rugi lahan/ganti rugi tanam tumbuh;
3. Komunikasi intensif dan persuasif antara pihak yang
bersengketa dengan instansi terkait;
4. Fasilitasi melalui pertemuan;
5. Pembinaan Kemitraan Usaha;
6. Mempercepat pembangunan kebun plasma sesuai
peraturan dan ketentuan yang berlaku;
7. Penilaian Usaha Perkebunan;
8. Penerapan Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO);
9. Pemberdayaan PPNS;
10. Penerapan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.
KEBIJAKAN PENANGANAN KONFLIK LAHANPERKEBUNAN
KENDALA PENANGANAN GUKP
1. Sulitnya koordinasi dalam penyelesaian masalah
karena melibatkan banyak pihak dan instansi terkait.
2. Adanya pihak ketiga (oknum) yang memanfaatkan
situasi konflik antara masyarakat dengan
perusahaan.
3. Lemahnya penegakan hukum.
4. Perbedaan persepsi terhadap peraturan dan
perundang-undangan yang terkait dengan
pembangunan perkebunan.
5. Terjadinya pergantian pimpinan/pejabat yang
menangani usaha perkebunan.