perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan daftar skala - … · prioritas yang semula...

294

Upload: truongduong

Post on 07-Mar-2019

263 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada
Page 2: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dalam perekonomian nasional memiliki

peran yang penting dan strategis. Kondisi tersebut dapat dilihat dari berbagai data

pendukung bahwa eksistensi UMKM cukup dominan dalam perekonomian Indonesia.

Pertama, jumlah industrinya yang besar dan terdapat dalam setiap sektor ekonomi.

Berdasarkan data Biro Pusat Statistik dan Kementerian Koperasi dan UKM, pada tahun

2010, jumlah UMKM tercatat 52,7 juta unit atau 99,9% dari total unit usaha. Kedua,

potensinya yang besar dalam penyerapan tenaga kerja. Setiap unit investasi pada sektor

UMKM dapat menciptakan lebih banyak kesempatan kerja bila dibandingkan dengan

investasi yang sama pada usaha besar. Sektor UMKM menyerap 99,4 juta tenaga kerja atau

97% dari total angkatan kerja yang bekerja. Ketiga, kontribusi UMKM dalam pembentukan

PDB cukup signifikan yakni sebesar 56% dari total PDB.

Dalam rangka mendukung pengembangan dan pemberdayaan UMKM, Bank Indonesia

memiliki pilar-pilar kebijakan strategis yang meliputi: (1) Pengaturan kepada perbankan yang

mendorong pengembangan dan pemberdayaan UMKM, (2) Pengembangan kelembagaan

yang menunjang, (3) Pemberian bantuan teknis, dan (4) Kerjasama dengan berbagai pihak,

baik dengan lembaga Pemerintah maupun lembaga lainnya. Salah satu pilar kebijakan Bank

Indonesia tersebut adalah mendorong pengembangan UMKM melalui pemberian bantuan

teknis. Kegiatan penelitian dan penyediaan informasi merupakan salah satu kegiatan yang

dilakukan oleh Bank Indonesia dalam kerangka bantuan teknis, sehingga diharapkan akan

dapat memberikan informasi yang bermanfaat kepada stakeholders, baik kepada

pemerintah daerah, perbankan, kalangan swasta, maupun masyarakat luas yang

berkepentingan dalam upaya pemberdayaan UMKM.

Untuk itu, Bank Indonesia sudah sejak lama mengembangkan penelitian Baseline

Economic Survei (BLS). Penelitian ini berupaya mengidentifikasi berbagai peluang investasi

di daerah yang bermuara pada pemberian informasi potensi ekonomi suatu daerah. Dalam

perkembangan selanjutnya, pengembangan potensi ekonomi daerah ditujukan untuk

memberikan informasi kepada stakeholders mengenai komoditi/produk/jenis usaha (KPJU)

yang potensial yang menjadi unggulan daerah untuk dikembangkan. Penelitian BLS

difokuskan terhadap Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang merupakan pelaku

ekonomi mayoritas di daerah.

Data dan informasi dalam BLS meliputi berbagai aspek. Aspek makro berupa kebijakan

pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah dan potensi ekonomi

daerah dalam rangka pengembangan UMKM. Sementara pada aspek mikro, meliputi kondisi

Page 3: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

dan potensi UMKM. Hasil penelitian BLS tersebut selanjutnya akan didesiminasikan dalam

website Sistem Informasi Terpadu Pengembangan UKM (SI-PUK) yang dapat diakses

melalui internet di alamat www.bi.go.id/sipuk.

Pada Penelitian Pengembangan Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan

UMKM ini, terdapat perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala

Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data

primer responden UMKM pada suatu KPJU di suatu kecamatan, menjadi penetapan KPJU

unggulan daerah di Kabupaten/Kota dengan menggunakan alat analisis Metode

Borda, Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Bayes. Dengan demikian, nantinya tiap

kabupaten/kota di suatu Provinsi diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor

ekonomi yang patut dan cocok untuk dikembangkan. Hal ini merupakan adopsi dari

kesuksesan negara tetangga Thailand melalui program One Tambon One Product (OTOP),

yaitu program pengembangan Komoditi unggulan di suatu daerah (tambon) yang sukses

dalam membantu pengembangan UMKM. Dengan program yang lebih fokus, Pemerintah

Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui pengembangan KPJU unggulan

tertentu di suatu kabupaten/kota sebagai upaya untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam rangka mengurangi angka/tingkat

kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut diharapkan meningkatkan pertumbuhan

ekonomi lokal.

Dalam upaya untuk memberikan data dan informasi mengenai komoditi unggulan yang

dapat dikembangkan di suatu daerah, data dan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian

tersebut, dipandang perlu untuk diperbaharui. Pembaharuan data dan informasi dimaksud

dilakukan melalui Penelitian Pengembangan KPJU Unggulan UMKM, dengan memilih dan

menetapkan KPJU unggulan daerah berdasarkan kriteria tertentu serta menambahkan

berbagai informasi pendukung. Upaya ini dalam rangka memberikan informasi yang lebih

bermanfaat dan berdaya guna bagi stakeholder dalam pengembangan UMKM.

Dengan penelitian tersebut, nantinya tiap kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi selatan

diharapkan memiliki KPJU unggulan dari berbagai sektor ekonomi yang patut dan cocok

untuk dikembangkan. Kriteria Unggulan dapat dilihat dari beberapa perspektif sebagai

berikut:

1. Perspektif Product Life Cycle (PLC)

KPJU disebut unggulan dengan melihat tahap kematangan dari KPJU. Apakah KPJU

dalam tahap mature karena saat ini unggul dibanding KPJU yang lain (meskipun

kemungkinan besar akan mengalami decline setelah melewati fase mature), atau saat

ini tidak terlalu unggul namun berpotensi besar unggul di masa depan (fase growth). Hal

ini akan menimbulkan konsekuensi pada perspektif strategi pengembangan. Contoh

untuk hotel, apakah pemilihan KPJU Unggulan tersebut tujuannya untuk business

Page 4: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

development (mengembangkan yang sudah ada/intensif) atau memperbanyak usaha

yang bergerak dalam KPJU tersebut (ekstensif).

2. Perspektif Tujuan

Dalam perspektif ini penentuan KPJU unggulan dengan mempertimbangkan tindak

lanjut, tujuan atau target yang ingin dicapai, misalnya meyakinkan investor untuk

menanamkan uangnya di bisnis KPJU unggulan yang terpilih dengan jaminan return

yang cepat, atau untuk memberikan stimulasi bagi usaha lemah namun berpotensi

unggul di masa datang.

3. Perspektif Keberpihakan

Pemilihan KPJU unggulan dengan melibatkan unsur keberpihakan, misalnya

keberpihakan pada pengusaha lokal.

4. Perspektif Skenario Kebijakan

Disebut unggulan, apakah karena dilihat dari kondisi saat ini (eksisting) KPJU unggul

dibanding dengan yang lain tanpa melihat ada kontradiksi dengan skenario kebijakan

pemerintah normatif. Contoh kasus: show room mobil bekas dengan wacana adanya

skenario kebijakan pembatasan kendaraan pribadi dan usia kendaraan.

Dengan melihat perspektif di atas, diharapkan program akan menjadi lebih fokus.

Dengan demikian Pemerintah Daerah dapat memprioritaskan kebijakan ekonomi melalui

pengembangan KPJU unggulan di suatu kabupaten/kota dan provinsi sebagai upaya untuk

menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

rangka mengurangi angka/tingkat kemiskinan di daerah. Pada akhirnya, hal tersebut

diharapkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi lokal.

Penelitian ini bertujuan sebagai berikut:

1. Mengenal dan memahami mengenai:

• Profil daerah, meliputi: kondisi geografis, demografi, perekonomian, dan potensi

sumberdaya.

• Profil UMKM di Provinsi Sulawesi selatan termasuk faktor pendorong dan

penghambat dalam pengembangan UMKM.

Page 5: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

• Kebijakan Pemerintah, baik Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah

(Daerah Tingkat I dan II) yang terkait dengan pengembangan UMKM.

• Peranan Perbankan dalam pengembangan UMKM.

2. Memberikan informasi tentang KPJU unggulan yang perlu mendapat prioritas untuk

dikembangkan di Provinsi Sulawesi selatan, kabupaten/kota dan kecamatan dalam

rangka:

• Mendukung pembangunan ekonomi daerah;

• Penciptaan lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja; serta

• Peningkatan daya saing produk.

3. Memberikan informasi dan permasalahan yang timbul dari masing-masing KPJU

unggulan lintas sektoral di masing-masing kabupaten/kota, misal mengenai bahan

baku, tenaga kerja, teknologi yang digunakan, produksi, kondisi permintaan, harga dan

lokasi (kecamatan).

4. Memberikan informasi tentang KPJU potensial, yaitu KPJU yang saat ini belum menjadi

unggulan namun memiliki potensi untuk menjadi unggul di masa datang apabila

mendapatkan perlakuan atau kebijakan tertentu.

5. Memberikan rekomendasi berupa:

• KPJU unggulan yang perlu/dapat dikembangkan di masing-masing kabupaten/ kota.

• Peranan Perbankan dalam pengembangan KPJU unggulan.

• Kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), yang

dikaitkan pula dengan kebijakan Pemerintah Pusat, dalam rangka pengembangan

KPJU unggulan UMKM.

1. Penelitian terhadap KPJU Unggulan UMKM dilaksanakan untuk mengidentifikasi dan

menetapkan KPJU pada UMKM yang dikategorikan sebagai unggulan daerah pada

tingkat kabupaten/kota dan provinsi.

2. Definisi UMKM adalah sebagaimana disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2008 tentang

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, yaitu:

a. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik perorangan dan/atau badan usaha

perorangan yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

• memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil usaha hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00

(tiga ratus juta rupiah)

b. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan

oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang memiliki, dikuasai atau menjadi

Page 6: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

bagian baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha

besar yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak

termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar lima

ratus juta rupiah).

c. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian

baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau Usaha Besar

dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagai berikut:

• memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)

sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah)

tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau

• memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua milyar

lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 50.000.000.000,00

(lima puluh milyar rupiah).

3. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Unggulan adalah KPJU lintas sektoral yang

mendukung perekonomian daerah serta mampu menciptakan dan menyerap tenaga

kerja berdasarkan kondisi saat ini dan prospeknya, serta mempunyai daya saing tinggi.

4. Komoditi/Produk/Jenis Usaha (KPJU) Potensial adalah KPJU lintas sektoral yang

tidak masuk lima besar di tingkat kabupaten/kota (setelah metode Bayes) namun dari

hasil diskusi dan pendapat para pakar berpotensi untuk menjadi KPJU unggulan

dengan adanya perlakuan atau kebijakan tertentu. KPJU ini potensial untuk

diberdayakan karena telah lolos di tingkat kecamatan dengan memenuhi kriteria

jumlah unit/rumah tangga, jangkauan pemasaran, sumbangan terhadap

perekonomian lokal dan ketersediaan bahan baku.

Dalam hal ini perlu dijelaskan kelemahan atau kriteria yang tidak dapat terpenuhi, relatif

terhadap KPJU unggulan di sektornya. Dengan demikian dapat diformulasikan

perlakuan tertentu atau kebijakan yang perlu diambil agar KPJU potensial tersebut

dapat berkembang menjadi KPJU unggulan.

5. KPJU yang dikaji adalah KPJU pada setiap sektor/subsektor ekonomi, yang meliputi

pertanian/tanaman pangan, pertanian/hortikultura, perkebunan, peternakan, perikanan,

kehutanan, pertambangan dan penggalian, perindustrian, perdagangan, transportasi,

pariwisata dan jasa-jasa sebagaimana kategori 12 sektor ekonomi BPS.

6. Materi penelitian mencakup identifikasi dan analisis mengenai :

Page 7: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

• Profil daerah untuk Provinsi Sulawesi selatan dan untuk masing-masing

kabupaten/kota, antara lain meliputi: struktur geografis, demografi, ekonomi,

potensi sumberdaya dan aspek lainnya yang terkait.

• Profil UMKM di Provinsi Sulawesi Selatan dan di masing-masing

kabupaten/kota, termasuk potensi, peluang, faktor pendorong dan penghambat

dalam pengembangan UMKM.

• Kebijakan Pemerintah (Pusat/Daerah) dalam rangka pengembangan UMKM

dan KPJU unggulan

• Peranan perbankan dalam pengembangan UMKM, khususnya KPJU unggulan

UMKM di wilayah penelitian, antara lain berupa data kredit UMKM,

kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi selatan.

• Penetapan KPJU unggulan UMKM untuk masing-masing subsektor/sektor dan

atau lintas sektoral di daerah penelitian (tingkat kecamatan, kabupaten/kota dan

provinsi).

• Informasi atau permasalahan yang dihadapi dalam rangka pengembangan KPJU

di masing-masing kabupaten/kota.

• KPJU potensial yang dapat dikembangkan untuk menjadi KPJU unggulan.

• Rekomendasi kebijakan kepada Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/

Kota di Sulawesi selatan) dalam pengembangan KPJU unggulan UMKM.

7. KPJU yang diidentifikasi adalah sampai dengan nama KPJU akhir.

1. Daerah Penelitian

Daerah penelitian adalah seluruh kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Selatan,

yakni Bantaeng (8 kecamatan), Barru (7 kecamatan), Bone (27 kecamatan),

Bulukumba (10 kecamatan), Enrekang (12 kecamatan), Gowa (18 kecamatan),

Jeneponto (11 kecamatan), Kepulauan Selayar (11 kecamatan), Luwu (21 kecamatan),

Luwu Timur (11 kecamatan), Luwu Utara (12 kecamatan), Maros (14 kecamatan),

Pangkajene dan Kepulauan (13 kecamatan), Pinrang (12 kecamatan), Sidenreng

Rappang (11 kecamatan), Sinjai (9 kecamatan), Soppeng (8 kecamatan), Takalar (9

kecamatan), Tana Toraja (18 kecamatan), Toraja Utara (22 kecamatan), Wajo (14

kecamatan), Kota Makassar (14 kecamatan), Kota Palopo (9 kecamatan), Kota

Parepare (4 kecamatan).

2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data dan informasi terdiri dari :

Page 8: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

a. Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh secara langsung dari

narasumber/responden.

Narasumber adalah responden pakar, yakni pihak yang dapat memberikan informasi

dan sekaligus mengambil keputusan/kebijakan karena pertimbangan

kedudukan/kewenangan yang dimilikinya, profesinya, pengetahuan dan

pengalamannya di tingkat kabupaten yang mewakili:

1. Badan Perencanaan Daerah

2. Bagian Administrasi dan Perekonomian

3. Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah

4. Dinas Perindustrian dan Perdagangan

5. Dinas Perikanan dan Kelautan

6. Dinas Pertanian dan Perkebunan

7. Asosiasi usaha/Pelaku usaha

8. Perbankan (nasional, regional dan lokal)

9. Akademisi (tingkat regional Sulawesi selatan)

Sedangkan narasumber di tingkat kecamatan adalah juga responden pakar

sebagaimana kriteria di atas yang mewakili:

1. Camat

2. Koordinator Statistik Kecamatan

3. Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi PMD)

4. Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (Kasi PKM) atau

Representasi yang lain.

b. Data Sekunder, yaitu data dan informasi yang diperoleh dari dokumen/

publikasi/laporan penelitian dari dinas/instansi maupun sumber data lainnya yang

menunjang.

3. Tahapan Pengumpulan dan Analisis Data

a. Terdapat dua kelompok kriteria yang akan digunakan untuk menyaring

KPJU menjadi KPJU unggulan, yaitu:

(i) Kriteria di tingkat kecamatan, yakni jumlah unit/rumah tangga, jangkauan

pemasaran, sumbangan terhadap perekonomian lokal dan ketersediaan bahan

baku.

(ii) Kriteria untuk AHP di tingkat kabupaten/kota, antara lain TK terdidik, bahan

baku, modal, sarana produksi/usaha, teknologi, sosial budaya, manajemen

usaha, ketersediaan pasar, harga, penyerapan TK dan sumbangan terhadap

perekonomian. Kriteria untuk AHP di tingkat kabupaten/kota ini merupakan

referensi untuk melakukan seleksi KPJU unggulan. Dengan demikian, kriteria

dimungkinkan untuk disesuaikan dengan kondisi

Page 9: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

perekonomian/kebijakan/prioritas pengembangan di masing-masing wilayah

penelitian.

b. Tahap Pembobotan

(i) Pada tingkat Provinsi : pembobotan tujuan, kriteria dan sektor/subsektor

Pada tahap ini dilakukan pembobotan terhadap tujuan serta kriteria untuk AHP.

Nilai pembobotan ini berlaku sama untuk semua Kecamatan dan

Kabupaten/Kota serta sektor/subsektor dalam suatu Provinsi.

(ii) Pada tingkat kabupaten/kota : pembobotan sektor/subsektor

Dilakukan pembobotan terhadap sektor/subsektor yang berlaku untuk suatu

kabupaten/kota. Nilai pembobotan ini digunakan pada saat penghitungan

dengan metode Bayes.

c. Tahap Penentuan KPJU di Kecamatan

Berdasarkan daftar KPJU seluruh Kecamatan pada suatu kabupaten/kota yang

diperoleh dari data sekunder atau narasumber, dilakukan pemilihan KPJU

kecamatan dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:

(i) Jumlah unit usaha/rumah tangga pada setiap kecamatan yang bersumber dari

data sekunder/statistik.

(ii) Pasar, dengan kriteria jangkauan pemasaran komoditi/produk (persepsi

narasumber).

(iii) Ketersediaan bahan baku/sarana produksi (saprodi/saprotan) dan atau

sarana usaha (persepsi narasumber).

(iv) Kontribusi KPJU terhadap perekonomian daerah (persepsi narasumber).

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat

narasumber yang diperoleh melalui pertemuan atau kunjungan ke Kecamatan

dengan narasumber di tingkat Kecamatan (disesuaikan dengan kondisi kecamatan

di masing-masing daerah). Narasumber yang dimaksud adalah Camat, Koordinator

Statistik Kecamatan, Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat (Kasi PMD), atau

Kepala Seksi Pendidikan Kewirausahaan Masyarakat (Kasi PKM) atau representasi

lainnya sesuai rekomendasi pendelegasian kewenangan dari Camat.

d. Tahap Penentuan KPJU dengan Metode Borda di Tingkat Kabupaten/ Kota

Berdasarkan hasil pengolahan KPJU dari seluruh Kecamatan di suatu

Kabupaten/Kota dengan metode MPE, dilakukan pemilihan KPJU kabupaten/kota

dengan metode Borda. Metode Borda adalah metode yang dipakai untuk

menetapkan urutan peringkat (Marimin, 2004).

Berdasarkan hasil perhitungan dengan metode Borda ditetapkan maksimal 10

(sepuluh) KPJU untuk setiap sektor/subsektor ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

e. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Per Sektor/SubSektor dengan Metode AHP

di Tingkat Kabupaten/Kota

Page 10: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tahap ini dilaksanakan dalam rangka proses penyaringan untuk menetapkan KPJU

unggulan per sektor/subsektor pada tingkat kabupaten/kota.

Alternatif kriteria yang dapat dipergunakan untuk proses penetapan KPJU

unggulan kabupaten/kota adalah sebagaimana Tabel 1.1.

Analisis untuk penetapan KPJU unggulan dari hasil pemilihan KPJU di

Kabupaten/Kota, dilakukan dengan menggunakan metode Analytic Hierarchy

Process (Saaty, 2000). Analytic Hierrarchy Process (AHP) adalah sebuat alat

analisis yang didukung oleh pendekatan matematika sederhana dan dapat

digunakan untuk menyelesaikan permasalahan ‘decision making’ seperti

pengambilan kebijakan atau penyusunan prioritas (Marimin, 2004).

Penilaian setiap alternatif KPJU ditetapkan berdasarkan penilaian/pendapat

narasumber yang diperoleh melalui pengisian kuesioner AHP secara individual

dengan narasumber di tingkat kabupaten/kota, misal pejabat dinas/instansi,

asosiasi, Kadin, Bappeda, perbankan dan peneliti/dosen perguruan tinggi. Pada

penelitian ini, narasumber yang dimaksud adalah representasi dari Badan

Perencanaan Daerah, Dinas Koperasi dan UKM, Dinas Pertanian dan Peternakan,

Dinas Perindustrian dan Perdagangan, dan Perbankan.

Tabel 1.1 Kriteria Penetapan KPJU Unggulan

Kriteria Variabel yang Dipertimbangkan

1 Tenaga Kerja Terampil (skilled)

Tingkat pendidikan

Pelatihan yang pernah diikuti

Pengalaman kerja

Jumlah lembaga/sekolah keterampilan/pelatihan

2 Bahan Baku (manufacturing)

Ketersediaan/kemudahan bahan baku

Harga perolehan bahan baku

Perishability bahan baku (mudah tidaknya rusak)

Kesinambungan bahan baku

Mutu bahan baku

3 Modal Kebutuhan investasi awal

Kebutuhan modal kerja

Aksesibilitas terhadap sumber pembiayaan

4 Sarana Produksi/Usaha Ketersediaan/kemudahan memperoleh

Harga

5 Teknologi Kebutuhan teknologi

Kemudahan (memperoleh teknologi)

6 Sosial Budaya (faktor endogen)

Ciri khas lokal

Penerimaan masyarakat

Turun temurun

7 Manajemen Usaha Kemudahan untuk me-manage

8 Ketersediaan Pasar Jangkauan/wilayah pemasaran

Kemudahan mendistribusikan

9 Harga Stabilitas harga

10 Penyerapan Tenaga Kerja Kemampuan menyerap Tenaga Kerja

11 Sumbangan terhadap perekonomian wilayah

Jumlah jenis usaha yang terpengaruh karena keberadaan usaha ini (backward dan forward linkages)

Page 11: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan analisis AHP ditetapkan maksimal 5 (lima) KPJU untuk setiap

sektor/subsektor ekonomi di tingkat kabupaten/kota.

Melalui forum Focus Group Discussion (FGD) selanjutnya dengan peserta

responden AHP di atas yang ditambah dengan representasi instansi terkait,

asosiasi pengusaha dan akademisi, dimintakan pula pendapat dari para

narasumber mengenai alternatif kebijakan yang harus diambil dalam rangka

pengembangan usaha KPJU unggulan yang telah terindentifikasi.

f. Tahap Konfirmasi 5 (lima) KPJU Unggulan untuk Setiap Sektor/ Subsektor

Ekonomi di tingkat Kabupaten/Kota

Pada tahap ini dilakukan konfirmasi 5 (lima) KPJU unggulan untuk setiap

sektor/subsektor yang telah diperoleh dengan menggunakan metode AHP, dan

konfirmasi rekomendasi kebijakan untuk KPJU unggulan. Tahap ini dilaksanakan

dalam forum FGD.

Page 12: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Gamber 1.1 Tahap Penentuan KPJU

Page 13: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

g. Tahap Penentuan KPJU Unggulan Lintas Sektoral dengan Metode Bayes di

Tingkat Kabupaten/Kota dan Tingkat Provinsi

Berdasarkan hasil pemilihan KPJU per sektor/subsektor di tingkat kabupaten/ kota

dan provinsi dengan metode AHP, dilakukan pemilihan KPJU lintas sektoral

dengan metode Bayes, yaitu teknik yang dapat dipergunakan untuk melakukan

analisis dalam pengambilan keputusan terbaik dari sejumlah alternatif dengan

tujuan menghasilkan perolehan yang optimal (Marimin, 2004). Namun, terlebih

dahulu terhadap alternatif KPJU per sektor/subsektor dilakukan normalisasi.

Berdasarkan perhitungan dengan metode normalisasi ditetapkan maksimal 5

(lima) KPJU lintas sektoral di tingkat kabupaten/kota.

4. Prinsip Penilaian Kriteria dan Rekomendasi Kebijakan

a. Prinsip Penilaian Kriteria

Penilaian perbandingan antar KPJU untuk setiap kriteria didasarkan atas kondisi

saat ini dan prospeknya. Penilaian (scoring) setiap kriteria didasarkan atas prinsip

kemudahan bagi UMKM dalam rangka memulai usaha baru atau mengembangkan

usaha pada KPJU.

b. Rekomendasi Kebijakan kepada Pemerintah Daerah dalam Pengembangan KPJU

Unggulan UMKM

Setelah diperoleh KPJU unggulan daerah dan KPJU potensial yang diperoleh dari

hasil penelitian, selanjutnya peneliti memberikan rekomendasi maupun saran-saran

serta solusi dalam upaya pengembangan KPJU yang terpilih tersebut. Rekomendasi

kebijakan kepada Pemerintah Daerah ini diharapkan akan dapat dimanfaatkan oleh

Pemda maupun menjadi referensi dalam pembuatan kebijakan tindak lanjut

dari Pemda. Dengan demikian fungsi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI)

sebagai advisor maupun penyedia data dan informasi bagi Pemda dapat

diimplementasikan dari hasil penelitian ini.

5. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Kabupaten/Kota

FGD yang dilakukan dalam penelitian ini berupaya untuk mencapai tujuan sebagai

berikut:

a. Mengkonfirmasi hasil survei KPJU di tingkat kecamatan.

b. Memperoleh informasi secara lebih dalam tentang permasalahan dan potensi 5

prioritas KPJU lintas sektor di tingkat kabupaten/kota.

c. Merumuskan rekomendasi dalam pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan lintas

sektor di tingkat kabupaten/kota.

Peserta FGD ini berjumlah 9-12 orang, terdiri dari:

Page 14: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

a. Pejabat dinas/instansi sektoral terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei

(maksimal 5 orang)

b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 5 prioritas KPJU hasil survei

(maksimal 5 orang)

c. Perbankan (maksimal 2 orang)

d. Akademisi (1 orang)

FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengantar FGD

1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Pengembangan

KPJU unggulan yang dilakukan Bank Indonesia.

2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU unggulan.

3. Mensosialisasikan hasil survei di kabupaten bersangkutan berupa 5 prioritas

KPJU unggulan.

b. Substansi FGD

1. Menggali informasi lebih dalam mengenai keberadaan UMKM penghasil KPJU

tersebut dari perwakilan responden kecamatan dan instansi terkait. Informasi

yang digali terutama berkaitan dengan:

a. jumlah unit usaha dan penyerapan tenaga kerja dari masyarakat sekitar,

b. multiplier effect (tumbuhnya usaha-usaha lain yang mendukung usaha

tersebut),

c. daya dukung wilayah sekitar dalam memasok bahan baku maupun

pemasaran,

d. kasus best practices UMKM penghasil komoditi tersebut yang berkontribusi

tinggi pada perekonomian daerah (pajak, devisa dan menyerap

pengangguran).

2. Menggali informasi mengenai faktor-faktor eksternal berupa peluang dan

tantangan pengembangan 5 prioritas KPJU unggulan UMKM menurut perspektif

instansi sektoral, perbankan dan UMKM. Melalui diskusi ini diharapkan tergali

informasi: (1) alternatif pasar baru; (2) alternatif pasokan bahan baku; (3)

alternatif pembiayaan baru (program bantuan dari pemerintah, LSM, perbankan,

dan lain-lain); (4) alternatif teknologi atau metode baru; (5) kebijakan pemda

terkait dengan KPJU tersebut. Masing-masing peserta diminta untuk

menuliskan idenya secara ringkas di metaplan. Selanjutnya, peserta diminta

menempelkannya pada matriks di kertas plano sebagai berikut:

Tabel 1.2 Matrik Informasi KPJU

Peluang Tantangan

Page 15: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pasar -

-

-

-

Bahan baku/

sarana usaha

-

-

-

-

Teknologi/metode -

-

-

-

Pembiayaan -

-

-

-

3. Menggali informasi lebih dalam tentang potensi dan masalah yang dihadapi

UMKM dalam mengembangkan 5 prioritas KPJU dari pespektif pelaku usaha

UMKM dan Instansi terkait. Informasi yang digali meliputi supply chain (rantai

pasokan) mulai dari penyediaan bahan baku, penyediaan sarana produksi,

proses produksi, pemasaran, hingga distribusinya. Dibahas untuk masing-

masing KPJU, dimana letak titik kekuatan dan titik kritisnya selama ini.

Peserta dari kalangan pelaku usaha atau asosiasi UMKM diminta untuk melihat

rantai pasokan di atas dan mengevaluasi KPJU memiliki kelemahan dan

kekuatan di titik yang mana. Peserta diminta menempelkan metaplan warna

merah pada titik yang dianggap kritis dan metaplan warna hijau pada titik yang

dianggap stabil dalam pengembangan masing-masing KPJU.

4. Melakukan brainstorming ide dan informasi untuk mengatasi masalah pada

masing-masing KPJU. Peserta dari instansi sektoral terkait juga dapat

menyampaikan program-program yang sudah dijalankan untuk mengatasi

masalah tersebut. Peserta FGD diminta untuk menuliskan ide-idenya di

metaplan dan menempelkannya di kertas plano.

5. Mengelompokkan ide-ide yang sejenis dan mendiskusikannya, termasuk dalam

masalah keefektifan program dari instansi sektoral di tingkat lapangan dalam

mengatasi masalah tersebut.

6. Focus Group Discussion (FGD) di Tingkat Provinsi

FGD ini bertujuan sebagai berikut:

Bahan baku masuk

Penanganan Bahan baku

Proses produksi

Pemasaran Distribusi/delivery

Page 16: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

a. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting

dan data sekunder terkini.

b. Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi terkait product life cycle

(PLC) dan kontribusi KPJU Unggulan tersebut terhadap tingkat inflasi.

c. Memberikan rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan

spesifikasi peserta sebagai responden pakar (kewenangan, profesi, keahlian

masing-masing).

Peserta FGD ini berjumlah 10-12 orang, terdiri dari:

a. Pejabat dinas/instansi sektoral tingkat Provinsi terkait dengan 10 prioritas KPJU

unggulan hasil survei.

b. Pelaku usaha atau asosiasi UMKM yang terkait dengan 10 prioritas KPJU unggulan

hasil survei.

c. Perbankan.

d. Akademisi/Pengamat Ekonomi Pembangunan di wilayah.

FGD dilakukan melalui tahapan dan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengantar FGD

1. Mensosialisasikan secara singkat tentang tujuan Penelitian Dasar

Pengembangan KPJU Unggulan yang dilakukan Bank Indonesia bekerjasama

dengan SEM Institute.

2. Menyampaikan tujuan FGD ini sebagai bagian dari penelitian KPJU unggulan.

3. Mensosialisasikan hasil survei di tingkat provinsi berupa 10 prioritas KPJU

unggulan lintas sektor.

b. Substansi FGD

1. Penjelasan dari Moderator.

Penjelasan bahwa 10 KPJU Unggulan ini dihasilkan dari KPJU-KPJU

Unggulan tingkat Kota/Kabupaten yang dipilih kembali sesuai dengan

metodologi yang sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor

masing-masing) dan metode Bayes (skor KPJU yang sudah dinormalisasi

dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua KPJU ini sudah

dikonfirmasi dengan seluruh stakeholders di tingkat Kota/Kabupaten tentang

kondisi riilnya, peluang dan tantangan yang dihadapi beserta kekuatan dan

kelemahan/titik kritisnya.

2. Agenda.

Karena KPJU Unggulan ini akan direkomendasikan untuk jangka waktu 5 tahun

ke depan, maka FGD ini memiliki agenda :

(a) Mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan tingkat Provinsi dari sisi kondisi

eksisting dan data sekunder terkini. Sumber : Akademisi dan tambahan

pendalaman dari peserta lain.

Page 17: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

(b) Mendalami kondisi terkait product life cycle (PLC) dan kontribusinya

terhadap tingkat inflasi. Sumber : Akademisi dan tambahan pendalaman

dari peserta lain.

(c) Pemberian rekomendasi pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan

spesifikasi kewenangan, profesi, keahlian masing-masing peserta selaku

responden pakar/ahli.

Page 18: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada
Page 19: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Secara nasional, terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan secara

langsung dengan upaya pengembangan UMKM. Beberapa kebijakan tersebut diantaranya

dituangkan dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Instruksi Presiden,

maupun Keputusan Presiden sebagai berikut.

1. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 06 Tahun 2007 tentang Kebijakan

Percepatan Pengembangan Riil dan UMKM.

2. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1999 tentang Pemberdayaan

Usaha Menengah.

3. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2002 tentang Restrukturisasi

Kredit Usaha Kecil dan Menengah.

4. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 127 Tahun 2001 tentang Bidang/ Jenis

Usaha yang Dicadangkan Untuk Usaha Kecil dan Bidang/Jenis Usaha yang Terbuka

Untuk Usaha Menengah Atau Besar Dengan Syarat Kemitraan.

5. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1997 tentang Waralaba.

6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1998 tentang Pembinaan

dan Pengembangan Usaha Kecil.

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan.

8. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 tentang KUKM.

9. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

Kebijakan nasional terkait dengan UMKM tidak lepas dari posisi Kementerian Koperasi

dan UKM yang menurut UU merupakan kementerian yang secara khusus mendapatkan

amanah dalam melakukan pemberdayaan Koperasi dan UKM. Oleh karena itu peran dan

posisinya dalam pemberdayaan Koperasi dan UKM, tidak saja penting tetapi juga strategis,

khususnya dalam rangka mempercepat kesejahteraan rakyat yakni mengurangi kemiskinan

dan menekan pengangguran.

Page 20: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berkaitan dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UKM menyusun Rencana

Strategis Kementerian Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah Republik Indonesia

Tahun 2010 – 2014, dimana dalam Renstra ini tertuang beberapa hal diantaranya:

1. Visi Kementerian Koperasi dan UMKM

Terkait dengan hal ini, Kementerian Koperasi dan UMKM memiliki visi:

“Menjadi Kementerian yang Kredibel Guna Mewujudkan Koperasi dan UMKM yang

Tangguh dan Mandiri sebagai Soko Guru Perekonomian Nasional”

Visi ini muncul dengan mengacu pada Peraturan Presiden Republik Indonesia

Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara,

bahwa Kementerian Koperasi dan UKM menangani Urusan Pemerintahan Dalam

Rangka Penajaman, Koordinasi, dan Sinkronisasi Program Pemerintah bidang

Pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

2. Misi Kementerian Koperasi dan UMKM

Untuk mencapai visi di atas berikut dijabarkan misi Kementerian Koperasi dan UKM:

a. Mengimplementasikan good governance (tata kelola pemerintahan yang baik).

b. Menumbuhkan dan rnengembangkan kewirausahaan Koperasi dan UMKM.

c. Meningkatkan daya saing Koperasi dan UMKM.

d. Mengembangkan pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM..

e. Meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi dan kesadaran berkoperasi.

3. Sasaran Strategis Kementerian Koperasi Dan UKM

a. Peningkatan jumlah dan peran Koperasi dan UMKM dalam perekonomian Nasional

dengan:

(1) Meningkatkan koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah

koperasi aktif secara Nasional.

(2) Meningkatnya jumlah koperasi aktif (55%) yang melaksanakan RAT.

(3) Meningkatnya produktivitas UMKM (5%) per tahun.

(4) Meningkatnya sumbangan UMKM dalam pembentukan PDB (6%) per tahun.

(5) Meningkatnya rata-rata jumlah penyerapan tenaga kerja Koperasi dan UMKM

sebesar (5%) per tahun.

(6) Meningkatnya rata-rata nilai investasi Koperasi dan UMKM sebesar 10% per

tahun.

(7) Meningkatnya nilai ekspor produk UMKM (15%) per tahun.

b. Peningkatan Pemberdayaan Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Meningkatnya jumlah SDM Koperasi dan UMKM yang mengikuti Diklat.

(2) Terselenggaranya diklat kewirausahaan bagi para sarjana calon wirausaha.

(3) Meningkatnya jumlah tempat praktek keterampilan usaha pada lembaga

pendidikan pedesaan.

Page 21: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

(4) Tumbuh dan berkembangnya Lembaga diklat bagi Koperasi dan UMKM.

(5) Tersedianya model-model praktek terbaik (best practices) internasional bagi

pemberdayaan Koperasi.

(6) Berkembangnya Koperasi dan UMKM dalam penerapan Informasi Teknologi

dan teknologi tepat guna.

(7) Pengembangan kemitraan Koperasi dan UMKM dengan pelaku usaha melalui

Meningkatnya jumlah dan kualitas kemitraan usaha.

c. Peningkatan daya saing produk Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Meningkatnya penggunaan produk Koperasi dan UMKM dalam negeri.

(2) Menjaga 65% pangsa pasar Koperasi dan UMKM di bidang bisnis retail.

(3) Meningkatnya ekspor non migas UMKM sehingga pangsa terhadap ekspor non

migas nasional minimal sebesar 20% per tahun.

d. Peningkatan pemasaran produk Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Tumbuh dan berkembangnya trading house di seluruh Provinsi.

(2) Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana produksi dan pemasaran.

(3) Meningkatnya promosi produk Koperasi dan UMKM.

(4) Meningkatnya jumlah dan kualitas warung retail modern milik Koperasi dan

UMKM.

(5) Memperkuat pemasaran produk Koperasi dan UMKM di sentra-sentra termasuk

daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

(6) Mewujudkan Smesco UKM menjadi Ikon Industri Kreatif dan pemberdayaan

Koperasi dan UMKM Nasional.

e. Penyediaan akses pembiayaan dan penjaminan bagi Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Tersedianya SKIM pembiayaan yang mudah, terjangkau dan cepat, dan

penjaminan bagi Koperasi dan UMKM.

(2) Meningkatnya jumlah dan kualitas KSP/USP dan Lembaga pembiayaan

lainnya.

(3) Meningkatnya penyelenggaraan, pengembangan dan pengawasan KSP/USP.

(4) Memperkuat permodalan bagi produk Koperasi dan UMKM di sentra-sentra

termasuk daerah tertinggal, terisolir dan perbatasan.

f. Perbaikan iklim usaha yang lebih berpihak pada Koperasi dan UMKM dengan:

(1) Terselenggaranya penataan birokrasi dan tata ketota pemerintahan yang

efektif, efisien dan bertanggung jawab.

(2) Tersedia dan terlaksananya peraturan perundang-undangan dan kebijakan

yang berpihak pada pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

(3) Terciptanya keselarasan program dan kegiatan dalam pemberdayaan Koperasi

dan UKM melalui koordinasi lintas sektoral di tingkat pusat, provinsi, kabupaten

dan kota.

Page 22: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

(4) Tersedianya kajian dasar, kebijakan dan terapan yang prospektif dalam

pemberdayaan Koperasi dan UMKM.

g. Pengembangan wirausaha Koperasi dan UKM baru dengan:

(1) Terciptanya 5.000 wirausaha baru dari kalangan sarjana.

(2) Tersedianya modul-modul untuk meningkatkan kesadaran berwirausaha.

4. Arah Kebijakan dan Strategi Nasional

Dalam periode Lima tahun mendatang, sesuai dengan RPJMN periode 2010-2014,

dalam rangka meningkatkan pemenuhan pelayanan dasar dan kualitas kebijakan

penanggulangan kemiskinan (affirmative policy) untuk masyarakat miskin secara

nasional arah kebijakan di bidang pemberdayaan Koperasi dan UKM ditujukan pada

peningkatan akses pembiayaan bagi Koperasi dan Usaha Mikro dan Kecil khususnya

Kredit Usaha Rakyat (KUR). Selain itu dilaksanakan revitalisasi sistem pendidikan

pelatihan dan penyuluhan perkoperasian bagi anggota dan pengelola Koperasi serta

calon anggota dan kader Koperasi.

Hal ini ditujukan pada peningkatan usaha masyarakat yang dapat menurunkan

tingkat kemiskinan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin. Strategi

pemberdayaan Koperasi dan UMKM diarahkan kepada pembangunan kompetensi

inovasi dan teknologi sehingga dapat lebih berperan dalam mendukung pertumbuhan

ekonomi yang berkelanjutan serta dapat meningkatkan posisi tawar dan efisiensi usaha

secara lebih terstruktur dan terlembaga melalui perkoperasian. Untuk itu, perlu diperbaiki

lingkungan usaha yang lebih kondusif bagi peningkatan daya saing Koperasi dan UMKM.

Seiring dengan itu, perlu juga dilakukan peningkatan akses usaha Koperasi dan UMKM

kepada sumberdaya produktif, serta ditingkatkan juga kapasitas, kompetensi, dan

produktivitas usaha.

Sejalan dengan strategi tersebut dan dengan mempertimbangkan kondisi internal

maupun eksternal ke depan, maka arah kebijakan prioritas bidang pemberdayaan

Koperasi dan UMKM yang akan ditempuh dalam periode lima tahun mendatang melalui 5

(lima) fokus prioritas, meliputi:

a. Peningkatan iklim usaha yang kondusif bagi Koperasi dan UMKM.

b. Peningkatan akses terhadap sumberdaya produktif.

c. Pengembangan produk dan pemasaran bagi Koperasi dan UMKM.

d. Peningkatan daya saing SDM Koperasi dan UMKM.

e. Penguatan kelembagaan Koperasi.

Page 23: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Menurut Suarja AR (2007), proses pemberdayaan Koperasi dan UMKM dilakukan

melalui : a) revitalisasi Peran Koperasi dan Perkuatan posisi UMKM dalam Sistem

perkonomian nasional dan; b) revitalisasi koperasi dan perkuatan UMKM dilakukan dengan

Memperbaiki akses KUMKM terhadap permodalan, tekologi, informasi dan pasar serta

Memperbaiki iklim usaha; c) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya pembangunan

dan; d) Mengembangkan potensi sumberdaya lokal.

Untuk tujuan tersebut di atas, Kementerian Negara Koperasi dan UKM bekerjasama

dengan instasi terkait dan Pemerintah Daerah Provinsi serta Pemda

Kabupaten/Kota, telah melaksanakan program-program pemberdayaan UMKM dan

koperasi yang difokuskan pada :

1. Pemberdayaan Institusional UMKM dalam bentuk program:

a. Penyederhanaan perizinan dan pengembangan sistem perizinan satu pintu, serta

bagi usaha mikro perizinan cukup dalam bentuk registrasi usaha;

b. Penataan Peraturan Daerah (Perda) untuk mendukung pemberdayaan

KUMKM;

c. Penataan dan penyempurnaan Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan

dengan pengembangan KUMKM;

d. Pengembangan koperasi berkualitas;

e. Revitalisasi koperasi.

2. Peningkatan Akses UMKM terhadap Sumber-Sumber Pendanaan :

a. Pengembangan berbagai Skim Perkreditan untuk UMKM;

(1) Program pembiayaan produktif koperasi dan usaha mikro;

(2) Program pembiayaan wanita usaha mandiri dalam rangka pemberdayaan

perempuan, keluarga sehat dan sejahtera;

(3) Program skim pendanaan komoditas KUMKM melalui Resi Gudang;

(4) Kredit bagi usaha mikro dan kecil yang bersumber dari dana Surat Utang

Pemerintah Nomor 005 (SUP-005).

b. Pengembangan Lembaga Kredit Mikro (LKM) baik bank maupun non bank;

c. Pemberdayaan mikro dan usaha kecil melalui program Sertifikasi Tanah;

d. Bantuan perkuatan secara selektif pada sektor usaha tertentu sebagai stimulan.

3. Pemberdayaan di bidang produksi melalui bantuan sektor usaha selektif sebagai

stimulan :

a. Program pengembangan pengadaan pangan koperasi dengan sistem bank

padi;

b. Program pengembangan usaha KUMKM melalui pengadaan bibit Kakao, Jambu

Mente dan Jarak;

c. Program pengembangan usaha penangkapan ikan;

d. Program pengembangan usaha sarana penunjang perikanan;

e. Program pengembangan usaha budidaya ternak;

Page 24: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

f. Program bantuan perkuatan alat pemecah batu;

g. Program bantuan perkuatan pengolahan eceng gondok dan alat tenun bukan

mesin;

h. Program pengembangan penggunaan LPG dan bioenergi untuk mendukung kegiatan

produksi UMKM;

i. Program pemberdayaan UMKM melalui pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga

Matahari (PLTMH);

j. Pemberdayaan KUMKM melalui usaha pengolahan dan budidaya Rumput Laut.

4. Pengembangan Jaringan Pemasaran

a. Promosi proyek UMKM;

b. Modernisasi usaha ritel koperasi;

c. Pengembangan sarana pemasaran UMKM;

d. Pengembangan Trading Board dan Data Center;

e. Pameran di dalam dan di luar negeri.

5. Pemberdayaan Sumberdaya UMKM

a. Penumbuhan wirausaha baru;

b. Peningkatan kemampuan teknis dan manajerial Koperasi dan UMKM;

c. Pengembangan kualitas layanan Koperasi;

d. Pendidikan dan pelatihan perkoperasian bagi kelompok usaha produktif;

e. Pengembangan prasarana dan sarana pendidikan dan pelatihan;

6. Pengkajian Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya UMKM dan Koperasi:

a. Pengkajian, penelitian dan pengembangan potensi kendala dan Permasalahan

Koperasi dan UKM;

b. Diskusi permasalahan dan isu-isu strategis dalam proses pemberdayaan UMKM;

c. Sosialisasi hasil-hasil kajian, penelitian, pengembangan dan diskusi pemberdayaan

Koperasi dan UKM, melalui penerbitan buku, jurnal dan majalah ilmiah;

d. Pengkaderan dan pengawasan kinerja aparat dan sumberdaya KUMKM.

Usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) merupakan sektor yang sangat penting

dalam menunjang struktur ekonomi nasional yang kuat. Meskipun besarnya jumlah UMKM

yang ada cukup menggembirakan, banyaknya permasalahan UMKM yang ada juga

merupakan persoalan yang harus mendapatkan prioritas penanganan yang tepat.

Permasalahan UMKM di bidang permodalan adalah akses modal yang terbatas yang

berkaitan dengan jaminan pinjaman yang terbatas atau tidak memiliki jaminan dan tidak

memiliki asset atau asset yang dimiliki tidak bersertifikat. Permasalahan yang dihadapi

UMKM yang berkaitan dengan pemasaran adalah akses pasar yang terbatas, posisi tawar

dan manajemen usaha yang lemah. Permasalahan UMKM di bidang produksi adalah ijin

Page 25: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

usaha terbatas, kualitas produk yang rendah dan tidak stabil dan kontinuitas produksi yang

tidak stabil. Sedangkan permasalahan yang berkaitan dengan SDM adalah kualitas SDM

dan tingkat pendidikan yang rendah.

Berbagai lembaga/intansi pemerintah maupun non pemerintah telah merancang dan

melibatkan dalam pengembangan UMKM di Sulawesi Selatan. Strategi yang dilakukan

melalui pendekatan bantuan keuangan/modal secara langsung mapun tidak langsung

berupa dana hibah, bergulir, subsidi, suku bunga murah dan sebagainya. Atau melalui

pemberian bantuan teknis berupa pelatihan, lokakarya, studi banding, penelitian, konsultasi,

pameran dan sebagainya.

Page 26: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada
Page 27: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Mendefinisikan KPJU unggulan secara operasional untuk UMKM bukanlah hal yang

mudah. Hal ini disebabkan bukan hanya mengingat batasan UMKM yang relatif masih

diperdebatkan oleh banyak pihak, namun juga terminologi unggulan yang mengundang

multitafsir dari banyak stakeholder dan kepentingan. Dalam mengantisipasi persoalan yang

pertama, peneliti secara konsisten berpegang pada definisi dan batasan UMKM menurut

Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

Sedangkan upaya mendefinisikan KPJU unggulan dilakukan secara kolaboratif dengan

melibatkan berbagai stakeholder yang terdiri dari akademisi, instansi pemerintah, sektor

swasta, pelaku usaha dan perbankan. KPJU unggulan dalam penelitian ini dirumuskan untuk

memotret posisi KPJU saat ini (eksisting) yang memenuhi kriteria tertentu dalam mencapai

tujuan pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing di

masa yang akan datang. Persoalan tidak berhenti sampai di sini karena terdapat perbedaan

pendapat di antara berbagai stakeholder tentang prioritas dan proporsi bobot kepentingan

tujuan di antara pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya

saing. Dalam upaya mengelaborasi berbagai pendapat dari perspektif yang kaya tersebut

penelitian ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Proccess (AHP) yang secara lebih

rinci telah dijelaskan dalam subbab Metode Penelitian.

Melalui analisis perbandingan berpasangan atas pendapat responden ahli di tingkat

Provinsi yang telah dilaksanakan pada penelitian sebelumnya, diperoleh prioritas tujuan

perumusan KPJU unggulan sebagai berikut:

Tabel 3.1.1 Bobot Kepentingan Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

No Tujuan KPJU Unggulan Bobot

1 Pertumbuhan Ekonomi 0,409

2 Peningkatan Daya Saing Produk 0,347

3 Penciptaan Lapangan Kerja 0,244

KPJU unggulan dirumuskan dengan tujuan utama sebagai instrumen pertumbuhan

ekonomi dengan bobot yang paling dominan (0,409) , berikutnya baru menyusul

Page 28: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

peningkatan daya saing (0,347) dan penciptaan lapangan kerja (0,244). Perumusan KPJU

ini bertujuan untuk mengembangkan sektor UMKM yang mengakar di masyarakat.

Selain merumuskan bobot kepentingan dalam tujuan penetapan KPJU unggulan, pada

penelitian sebelumnya juga dilakukan penilaian terkait dengan proporsi/bobot kepentingan di

dalam kriteria penetapan KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan di tingkat

kecamatan. Nilai bobot kriteria tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.1.2 Prioritas dan Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan

No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kab/Kota Bobot

1 Tenaga Kerja Terampil 0,116

2 Ketersediaan Bahan Baku 0,068

3 Modal 0,082

4 Sarana Produksi/Usaha 0,1

5 Teknologi 0,142

6 Sosial Budaya 0,036

7 Manajemen Usaha 0,096

8 Ketersediaan Pasar 0,091

9 Harga 0,07

10 Penyerapan Tenaga Kerja 0,113

11 Sumbangan terhadap Perekonomian 0,085

Kriteria Teknologi memiliki bobot kepentingan tertinggi (0,142) dibandingkan kriteria

lainnya. Hal ini berarti aspek Teknologi memainkan peranan paling penting dalam

menyeleksi KPJU unggulan. Kriteria prioritas berikutnya adalah Tenaga Kerja Terampil

(0,116). Aspek ketiga tertinggi adalah Penyerapan Tenaga Kerja (0,113).

Sebagaimana telah dijelaskan dalam Bab Metode Penelitian, penyeleksian KPJU

unggulan dilakukan secara bertingkat dari kecamatan, kabupaten/kota, hingga provinsi.

Kriteria-kriteria dalam pembahasan di atas secara seragam digunakan untuk menyeleksi

KPJU unggulan di tingkat kabupaten/kota dan provinsi. Namun demikian, kriteria-kriteria

tersebut terlalu kompleks dan tidak praktis bila digunakan untuk menyaring KPJU di tingkat

kecamatan. Oleh karena itu, disusun sejumlah kriteria yang lebih sederhana untuk

mendapatkan longlist KPJU di kecamatan. Kriteria tersebut juga diberi bobot kepentingan

oleh responden ahli dari berbagai stakeholder. Hasilnya adalah sebagaimana tersaji dalam

tabel berikut.

Tabel 3.1.3 Bobot Kepentingan Kriteria KPJU Unggulan di Tingkat Kecamatan

No Kriteria Penetapan KPJU Unggulan Kecamatan

(MPE) Bobot

1 Jumlah unit usaha/rumah tangga 1,842

2 Jangkauan pemasaran 2,763

Page 29: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 Ketersediaan bahan baku 2,632

4 Kontribusi terhadap perekonomian lokal 2,763

Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU Unggulan Kecamatan,

diketahui bahwa jangkauan pemasaran dan kontibusi terhadap perekonomian lokal memiliki

bobot tertinggi (2,632). Selanjutnya ketersediaan bahan baku memiliki bobot 2,632 dan

yang terendah adalah jumlah unit usaha/rumah tangga dengan bobot 1,842.

1. Geografis

Kabupaten Bantaeng adalah sebuah kabupaten di provinsi Sulawesi Selatan,

Indonesia. Terletak di bagian selatan provinsi Sulawesi Selatan. Kabupaten ini

memiliki luas wilayah 395,83 Km2 atau 39.583 Ha yang dirinci berdasarkan Lahan

Sawah mencapai 7.253 Ha (18,32%) dan Lahan Kering mencapai 32.330 Ha.

Secara administrasi Kabupaten Bantaeng terdiri atas 8 (delapan) kecamatan yang

terbagi atas 21 kelurahan dan 46 desa. Ke-8 kecamatan tersebut adalah Bantaeng,

Bissapu, Eremerasa, Gantareng Keke, Pajukukang, Sinoa, Tompobulu, Uluere.

Jumlah penduduk mencapai 170.057 jiwa. Kabupaten Bantaeng terletak di daerah

pantai yang memanjang pada bagian barat dan timur sepanjang 21,5 Km yang

cukup potensial untuk perkembangan perikanan dan rumput laut.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Mewujudkan Bantaeng yang Maju dan Mandiri berlandaskan Iman dan Taqwa.

b. Misi Pembangunan Daerah

Membangun ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada sektor pertanian,

menumbuhkan kekuatan ekonomi berbasis sumberdaya unggulan yang

berorientasi partisipasi, efisiensi dan keunggulan bersaing.

Page 30: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia dalam berbagai bidang

kehidupan masyarakat.

Meningkatkan kemampuan birokrasi, pelayanan masyarakat dan tegaknya

supremasi hukum.

Mendorong, memberdayakan dan meningkatkan kemandirian/ partisipasi

masyarakat dalam pembangunan.

Mendorong pengembangan ajaran agama, guna mewujudkan peningkatan

kualitas iman dan taqwa.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Karena sebagian besar penduduknya petani, maka wajar bila Bantaeng

sangat mengandalkan sektor pertanian. Masuk dalam pengembangan Karaeng

Lompo, sebab memang jenis tanaman sayur-sayurannya sudah berkembang

pesat selama ini. Kentang adalah salah satu tanaman holtikultura yang paling

menonjol. Data terakhir menunjukkan bahwa produksi kentang mencapai 4.847

ton (2006). Selain kentang, holtikultura lainnya adalah kool 1.642 ton, wortel

325 ton dan buah-buahan seperti pisang dan mangga

(http://www.apkasi.or.id/read/ 311785/kabupaten-bantaeng).

b. Perkebunan

Potensi perkebunan di kabupaten Banteng cukup menjanjikan. Untuk

perkebunan kopi, jumlah produksinya pada tahun 2010 cukup tinggi. Untuk kopi

robusta sebesar 1.196 Ton dan untuk kopi arabika sebesar 406 Ton. Luas

lahan perkebunan rakyat untuk kopi robusta : 2.831 Ha, dan untuk luas

perkebunan kopi arabika : 969 Ha. Untuk jumlah produksi perkebunan kelapa

tahun 2010 terdiri dari kelapa dalam sebesar 677 Ton dan kelapa hybrida

sebesar 66 Ton dengan luas lahan perkebunan rakyat untuk kelapa dalam : 883

Ha dan untuk luas perkebunan kelapa hybrida : 131 Ha. Selain kopi dan kelapa,

komoditas lain yang unggul di kabupaten Bandaeng adalah kokoa, cengkeh

serta jambu mete.

c. Perikanan dan Kelautan

Sektor perikanan didomiansi dari budidaya tambak jenis Ikan Bandeng

dengan jumlah produksi mencapai 128 ton pada tahun 2008. Selain itu dari

Page 31: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

jenis tanaman air seperti rumput laut produksi pada tahun 2009 mencapai

42.790,3 ton. Terdapat pula komoditas udang putih dan udang windu yang

cukup berkembang di daerah Bantaeng (regionalinvestment.bkpm.go.id).

d. Pertambangan

Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, akan membangun industri

pengolahan bahan tambang nikel (smelter nikel) melalui investasi patungan

Indonesia-China. Industri pengolahan tersebut akan dibangun di Pajukukang

Bantaeng, sekaligus akan dibangun pelabuhan khusus untuk memudahkan

distribusi material tambang. Industri pengolahan nikel diharapkan dapat

menambah pendapatan daerah, serta menyerap banyak tenaga kerja,

sekaligus industri pengolahan tambang ini memiliki nilai strategis untuk bagi

hasil pajak bagi Bantaeng. Untuk pembangunan industri ini, Pemerintah

Kabupaten akan menyuplai listrik berkekuatan 120 Megawatt (MW). Sesuai

rencana, industri pengolahan nikel tersebut akan dikerjasamakan dengan

investor dari Cina dan Ukraina yang merupakan mitra Indonesia

(http://www.bantaengkab.go.id).

e. Kehutanan

Kabupaten Bantaeng yang luasnya mencapai 0,63% dari luas Sulawesi

Selatan, masih memiliki potensi alam untuk dikembangkan lebih lanjut. Lahan

yang dimilikinya 39.583 Ha. Kabupaten Bantaeng mempunyai hutan produksi

terbatas 1.262 Ha dan hutan lindung 2.773 Ha. Secara keseluruhan luas

kawasan hutan menurut fungsinya di kabupaten Bantaeng sebesar 6.222 Ha

(regionalinvestment.bkpm.go.id).

f. Perindustrian

Sektor industri menjadi pilihan kedua untuk dikembangkan di Kabupaten

Bantaeng yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Pengembangan

sektor industri sangat berpeluang di masa mendatang, namun membutuhkan

investor yang sangat kuat. Dengan perkembangan sektor industri, dampaknya

sangat positif, sebab disamping meningkatkan pendapatan masyarakat juga

menyerap banyak tenaga kerja. Industri-industri yang berkembang antara lain

adalah industri pembersih biji kemiri, pembuatan gula merah, pertenunan

godongan, pembuatan perabot rumah tangga dari kayu, anyaman bambu atau

daun lontar dan lain-lain.

Page 32: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

g. Pariwisata

Kabupaten Bantaeng memiliki peninggalan sejarah yang tercatat dalam

buku-buku sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah tersebut sangat menarik

untuk dikunjungi. Tak heran memang jika pemerintah kabupaten setempat

sangat menaruh perhatian terhadap pariwisata. Terbukti direnovasinya

berbagai objek wisata alam menjadi tempat menarik, sepeti permandian alam

Bissappu. Juga dipeliharanya peningalan-peninggalan sejarah seperti Balla

Tujua yang merupakan kebanggaan masyarakat setempat. Objek wisata lainya

di Kabupaten Bantaeng yaitu: Pantai Marina Korong Batu, Hutan Wisata

Gunung Loka.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Bantaeng sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.2.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Bantaeng

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Mamberamo 1 Batu gunung

2 Jagung hibrida (bisi) 2 Galian C

3 Padi ciliwung 3 Sirtu

4 Padi sembada 4 Pasir

5 Kacang tanah 5 Batu sungai

6 Kacang hijau 6 Batu kuarsa

7 Jagung pulut 7 -

8 Ubi kayu 8 -

9 Ganyong 9 -

10 Ubi jalar 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Cabai rawit 1 Kasur kapuk

2 Cabai merah 2 Meubel

3 Cabai keriting 3 Batu bata

4 Mangga 4 Jagung marning

5 Nangka 5 Kripik pisang

6 Rambutan 6 Pengolahan ikan

7 Langsat 7 Bordir sarung bantal

8 Sereh 8 Bipang (Kue tradisional)

Page 33: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 Pisang susu 9 Gula merah

10 Pisang ambon 10 Keranjang bambu

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Toserba

2 Kopi 2 Toko grosir

3 Cengkeh 3 Toko ATK

4 Kapuk (randu) 4 Toko bangunan

5 Jambu mente 5 Showroom UKM

6 Kemiri 6 Kelontongan

7 Kelapa dalam 7 Beras

8 Kelapa hibrida 8 Kios pulsa

9 - 9 Perdagangan sayur

10 - 10 Perdagangan jagung

Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi (lokal) 1 Bumi perkemahan/Camp (loka, torangga dll)

2 Ayam ras (petelur) 2 Agrowisata

3 Kambing 3 Wisata Pantai

4 Sapi Bali 4 Wisata alam (air terjun, goa)

5 Pembibitan sapi 5 Wisata pemandian

6 Kuda 6 Wisata budaya

7 Ayam buras 7 Rumah makan

8 Pembibitan kuda 8 Coto kuda

9 Kuda pacu 9 Warung bakso

10 - 10 Arung jeram

Perikanan Transportasi

1 Rumput laut 1 Truk

2 Ikan nila 2 Angkutan antar kota (mikrolet)

3 Ikan lele dumbo 3 Angkutan dalam kota (pick up)

4 Udang windu 4 Pick up

5 Ikan bandeng 5 Ojek

6 Ikan banyar 6 Becak

7 Ikan hias 7 Bendi

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel motor

2 - 2 Penggilingan padi

3 - 3 Penggilingan jagung

4 - 4 Musik elektronik

5 - 5 Bengkel las

6 - 6 Sewa tenda

7 - 7 Penggilingan kopi

8 - 8 Salon

9 - 9 Rental mobil

10 - 10 Tukang jahit

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Bantaeng untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Page 34: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.2.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Bantaeng

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor

Terbobot

Pertanian/Tananam

Pangan

Pertambangan

1 Padi Mamberamo 0,234 1 Batu gunung 0,254

2 Jagung hibrida (bisi) 0,186 2 Galian C 0,175

3 Padi ciliwung 0,177 3 Sirtu 0,170

4 Padi sembada 0,131 4 Pasir 0,144

5 Kacang tanah 0,088 5 Batu sungai 0,133

Pertanian/

Hortikultura

Perindustrian

1 Cabai rawit 0,168 1 Kasur kapuk 0,160

2 Cabai merah 0,167 2 Meubel 0,131

3 Cabai keriting 0,166 3 Batu bata 0,113

4 Mangga 0,107 4 Jagung marning 0,102

5 Nangka 0,080 5 Kripik pisang 0,099

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,272 1 Toserba 0,129

2 Kopi 0,211 2 Toko grosir 0,116

3 Cengkeh 0,178 3 Toko ATK 0,110

4 Kapuk (randu) 0,087 4 Toko bangunan 0,106

5 Jambu mente 0,079 5 Showroom UKM 0,097

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Sapi (lokal) 0,228 1 Bumi perkemahan/Camp

(loka, torangga dll)

0,149

2 Ayam ras (petelur) 0,225 2 Agrowisata 0,135

3 Kambing 0,089 3 Wisata Pantai 0,129

4 Sapi Bali 0,086 4 Wisata alam (air terjun, goa) 0,124

5 Pembibitan sapi 0,084 5 Wisata pemandian 0,123

Perikanan Transportasi

1 Rumput laut 0,300 1 Truk 0,232

2 Ikan nila 0,172 2 Angkutan antar kota

(mikrolet)

0,195

3 Ikan lele dumbo 0,132 3 Angkutan dalam kota (pick

up)

0,170

4 Udang windu 0,132 4 Pick up 0,166

5 Ikan bandeng 0,127 5 Ojek 0,101

Kehutanan

(non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel motor 0,130

2 - - 2 Penggilingan padi 0,129

Page 35: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 - - 3 Penggilingan jagung 0,115

4 - - 4 Musik elektronik 0,106

5 - - 5 Bengkel las 0,105

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Bantaeng, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.2.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Bantaeng

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,129

2 Perdagangan 0,123

3 Perindustrian 0,109

4 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,103

5 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,087

6 Pertanian/Perkebunan 0,087

7 Perikanan 0,086

8 Peternakan 0,067

9 Transportasi 0,063

10 Jasa 0,057

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,056

12 Pertambangan/Penggalian 0,033

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.2.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Bantaeng

No KPJU Skor

Page 36: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Mamberamo 0,037

2 Rumput laut 0,030

3 Jagung hibrida (bisi) 0,029

4 Home Industri Kasur kapuk 0,029

5 Kakao 0,029

KPJU Potensial

1 Toserba 0,028

2 Padi ciliwung 0,028

3 Toko grosir 0,026

4 Toko ATK 0,024

5 Meubel 0,024

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Gedung PKK Kab. Bantaeng pada hari Jum’at, 23 November

2012 Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian

dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi

untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Membramo

Tabel 3.2.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Membramo di Kabupaten Bantaeng

Peluang Tantangan

- Pasar bagus

- Berasnya disukai oleh banyak orang

- Menyerap tenaga kerja

- Didukung usaha penggilingan

- Merupakan komoditi unggulan

- Dipengaruhi faktor alam seperti cuaca

- Harga mahal

- Harga komoditi banyak dimainkan oleh

pedagang tengkulak/spekulan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku cukup tersedia

termasuk pupuk, mudah didapatkan

- Lahan tersedia luas

- Tersedianya mesin dan peralatan yang

memadai

- Pemasaran mudah

- Distribusi pemasarannya tidak ada kendala

- Produksi melimpah

- Belum ada penangkaran bibit

- Seluruh proses bahkan hingga pemasaran

masih dilakukan oleh petani secara mandiri

- Tidak ada silo dryer kapasitas besar

- Rentan terhadap hama dan penyakit

Page 37: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2. Rumput Laut

Tabel 3.2.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumput

Laut di Kabupaten Bantaeng

Peluang Tantangan

- Peluang ekspor

- Industri olahannya sangat beragam

- Sangat banyak hasil olahannya dan sudah

dikenal

- Menyerap banyak tenaga kerja

- Harga kurang jelas, yang kualitas tinggi atau

rendah harganya sama

- Harga dipermainkan oleh tengkulak

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Didukung oleh sarana yang baik

- Distribusi pemasarannya tidak ada kendala

- Tersedianya mesin dan peralatan yang

memadai

- Tersedianya bibit lokal

- Teknik budidaya masih sederhana

- Penjemuran masih di pasir sehingga

menurunkan kualitas.

3. Jagung Hibrida (bisi)

Tabel 3.2.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Hibrida (bisi) di Kabupaten Bantaeng

Peluang Tantangan

- Diversifikasi produk olahan jagung

- Didukung oleh topografi alam

- Sebagai bahan baku pakan ternak

- Merupakan makanan pokok setelah beras

- Kebutuhan jagung tinggi

- Kemitraan yang belum terbangun dalam hal

pasar

- Harga komoditi banyak dimainkan oleh

pedagang tengkulak/spekulan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku cukup tersedia

termasuk pupuk, mudah didapatkan

- Lahan tersedia luas

- Adanya sarana yang baik dan memadai

- Distribusi pemasarannya tidak ada kendala

- Belum ada penangkaran bibit

- Seluruh proses bahkan hingga pemasaran

masih dilakukan oleh petani secara mandiri

- Tidak ada silo dryer kapasitas besar

- Pemasaran kurang

- Butuh teknologi pengelolaan

4. Home Industri Kasur Kapuk

Tabel 3.2.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Home

Industry Kasur Kapuk di Kabupaten Bantaeng

Peluang Tantangan

- Bantaeng terkenal sebagai satu-satunya

penghasil kapuk

- Pemasaran sudah mencapai papua

- Menyerap tenaga kerja

- Sudah terkenal hingga keluar provinsi

- Modal yang tersedai terbatas

- Hasil penjualan dibayar kredit

- Harga komoditi banyak dimainkan oleh

pedagang tengkulak/spekulan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

Page 38: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Bahan baku dari lokal, mudah didapatkan

- Distribusi pemasarannya tidak ada

kendala

- Adanya mesin dan peralatan yang

memadai

- Manajemen usaha masih rendah

5. Kakao

Tabel 3.2.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kabupaten Bantaeng

Peluang Tantangan

- Pasarnya jelas

- Didukung kondisi alam

- Kualitas masih rendah

- Harga tidak stabil

- Belum diolah secara fermentasi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku cukup tersedia

termasuk pupuk, mudah didapatkan

- Lahan tersedia luas

- Produksi Kakao melimpah

- Mudah dipasarkan

- Distribusi pemasarannya tidak ada

kendala

- Bibit masih diperoleh dari luar

- Belum ada mesin untuk mengolah kakao

1. Geografis

Kabupaten Barru yang dikenal dengan motto HIBRIDA (Hijau, Bersih, Asri dan

Indah) adalah salah satu Kabupaten yang terletak di pesisir Pantai Barat Provinsi

Sulawesi Selatan dengan garis pantai sekitar 78 Km. Secara Geografis terletak di

antara koordinat 4'0.5'35" Lintang Selatan dan 199'35" - 119'49'16" Bujur Timur

dengan luas wilayah 1.174,72 Km2 (117.472 Ha) dan berada kurang lebih 102 Km

sebelah utara Kota Makassar, yang dapat ditempuh melalui perjalanan darat kurang

lebih 2,5 jam. Kabupaten Barru secara administratif terbagi atas 7 (tujuh)

kecamatan, 14 Kelurahan dan 40 Desa. Tujuh kecamatan tersebut adalah Tanete

Page 39: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Riaja, Tanete Rilau, Barru, Soppeng Riaja, Mallusetasi, Pujananting dan Balusu.

Kabupaten Barru mempunyai batas - batas wilayah : Sebelah Utara dengan Kota

Pare-Pare dan Kabupaten Sidrap, sebelah Timur dengan Kabupaten Soppeng dan

Kabupaten Bone, sebelah Selatan dengan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan,

dan sebelah Barat dengan selat Makassar.

Kabupaten Barru terletak pada jalan Trans Sulawesi dan merupakan daerah

lintas Wisata yang terletak antara Kota Makassar dan Kota Pare-Pare menuju

Kabupaten Tana Toraja sebagai daerah tujuan wisata dari mancanegara.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

"Terwujudnya Kabupaten Barru Lebih Maju, Sejahtera, Taat Azas Dan

Bermartabat Yang Bernafaskan Keagamaan". Visi ini menjadi arah perjalanan

pembangunan Kabupaten Barru selama tahun 2010-2015.

b. Misi Pembangunan Daerah

Berdasarkan visi tersebut di atas, maka misi pembangunan jangka menengah

daerah yang ditetapkan sebagai berikut:

Meningkatkan kualitas manusia.

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pembangunan untuk kesejahteraan

masyarakat.

Menciptakan lingkungan yang kondusif.

Mengembangkan interkoneksitas wilayah.

Mewujudkan tata kelola yang baik dan bersih.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Pada tahun 2007, sektor Pertanian mempunyai andil besar dalam PDRB

Kabupaten Barru yaitu sebesar 46,64% dihitung berdasarkan harga konstan,

diikuti sektor jasa lainnya sebesar 18,82%. Mata pencaharian penduduk

Kabupaten Barru pada umumnya adalah bertani. Komoditas unggulan yang

dikembangkan saat ini adalah Padi.

Areal persawahan 13.028 Ha, didukung oleh irigasi sederhana (setengah

teknik) dan irigasi pedesaan dengan rata-rata produksi per Ha 5,22 ton

GKG/tahun. Varietas padi yang dikembangkan saat ini adalah Celebes,

Page 40: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Ciliwung, Cisantana, Cisadane dan lain-lain. Pemasaran hasil saat ini meliputi

Makassar dan sekitarnya, Kalimantan Timur dan Jakarta.

Peluang investasi yang terbuka antara lain pengembangan komoditi

jagung dan kedelai untuk mensuplai bahan baku pabrik pakan ternak yang ada

di Kabupaten Barru dengan memanfaatkan lahan yang ada. Di samping itu,

dapat diintroduksikan teknologi budidaya yang sesuai. Ketersediaan prasarana

dan sarana pengairan tidak kalah pentingnya dengan tersedianya saluran

irigasi primer yang telah dibangun dan dimanfaatkan sepanjang 8.551 meter

(http://www.barrukab.go.id).

b. Perkebunan

Untuk tanaman perkebunan, peluang yang terbuka adalah pengembangan

tanaman kopi arabika dan kemiri. Jumlah lahan yang telah ditanami kemiri

adalah 2.141 Ha, dengan produksi 95 ton, terbesar pada Kecamatan Barru (75

Ha), Tanete Rilau (61 Ha), Tanete Riaja (200 Ha), Soppeng Riaja (150 Ha) dan

Mallusetasi (175 Ha). Lahan yang tersedia untuk pengembangan komoditas ini

seluas 661 Ha. Sementara untuk tanaman kopi arabika pada tahun 2002, luas

areal tanam 2.165 Ha tersebar pada Kecamatan Tanete Riaja, Soppeng Riaja

dan Mallusetasi. Pengembangan komoditas ini masih memiliki peluang besar,

di Kecamatan Tanete Riaja seluas 325 Ha dengan introduksi teknologi

budidaya (http://www.barrukab.go.id).

c. Peternakan

Kabupaten Barru memiliki potensi untuk pengembangan ternak besar

(Sapi Bali) dan ternak unggas (Ayam Ras, Ayam Buras dan Itik). Usaha

peternakan di Kabupaten Barru dikelola oleh kelompok tani dan masyarakat

dengan volume usaha yang kecil.

Usaha peternakan ini berfungsi sebagai pemasok ternak bagi daerah

sekitarnya dan antar pulau, antara lain ke Kalimantan. Di Kabupaten Barru

masih tersedia lahan potensial untuk areal hijauan pakan ternak : 58.120 Ha

dan padang pengembalaan 4.813 Ha dengan kapasitas tampung 200.000 ekor.

Produksi peternakan saat ini terdiri dari sapi bali sebanyak 45.083 ekor,

ayam buras 266.163 ekor, ayam ras petelur 44.170 ekor, ayam pedaging

901.000 ekor, itik : 87.017 ekor.

Potensi dan peluang investasi yang terbuka luas bagi investor pada sektor

ini adalah usaha pembibitan dan penggemukan sapi bali, peternakan ayam dan

itik.

Page 41: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

d. Perikanan

Peluang pengembangan investasi di sektor Kelautan dan Perikanan di

Kabupaten Barru memiliki prospek yang sangat cerah. Hal ini dikarenakan

Kabupaten Barru memiliki wilayah laut yang cukup luas. Luas wilayah

penangkapan ikan laut sekitar 56.160 Ha, tambak sekitar 2.570 Ha, pantai

1.400 Ha dan areal budidaya kolam/air tawar 39 Ha. Produksi perikanan saat

ini Udang : 633,01 ton, Bandeng : 1.556,08 ton, Cakalang/Tongkol : 260,6 ton,

Kerapu/Kakap : 744 ton, Ikan Merah : 97,02 ton, Rumput Laut : 251,07 ton

(http://www.barrukab.go.id).

Peluang bagi investor pada subsektor perikanan ini adalah budidaya laut

berupa keramba jaring apung rumput laut, penangkapan dan pengolahan hasil

laut.

e. Pertambangan

Kabupaten Barru merupakan daerah yang kaya potensi sumberdaya

mineral namun belum dimanfaatkan karena terbatasnya pengetahuan dan

teknologi serta sarana yang dimiliki masyarakat. Potensi sumberdaya mineral

sebagai bahan baku utama Semen Portland antara lain Batu Gamping (kurang

lebih 1,550 juta m3 atau 2,1 Milyar ton) tersebar di Kecamatan Pujananting,

Tanete Riaja dan Barru. Pasir Kuarsa (kurang lebih 16 juta m3 atau 32 juta ton)

yang penggunaannya sebagai bahan baku Pengoreksi Pabrik Semen dapat

dijumpai di Kecamatan Pujananting, Tanete Riaja, Tanete Rilau dan Barru.

Pasir Besi (kurang lebih 2 juta ton) dapat ditemui di sepanjang pantai

Kecamatan Tanete Rilau sampai dengan Pantai Kecamatan Mallusetasi.

Batubara/Coal (kurang lebih 8,5 juta ton) dapat dijumpai di Pujananting, Tanete

Riaja dan Barru. Serpentinit (kurang lebih 2,5 Milyar m3 atau 5 Milyar ton). Tras

(kurang lebih 10 juta ton) dapat dijumpai tersingkap di daerah Kupa Kecamatan

Mallusetasi.

Potensi tersebut merupakan peluang bagi penanaman modal terutama

pada pabrik Semen Portland yang prospek pendiriannya terdiri dari Desa

Libureng dan Mattirowalie Kecamatan Tanete Riaja, Desa Pattappa Kecamatan

Pujananting, Kelurahan Sepe dan Desa Binuang Kecamatan Barru, Desa

Gattareng Kecamatan Pujananting. Berdasarkan potensi bahan baku, maka

pabrik Semen yang dapat dibangun di daerah itu berkapasitas produksi 3-5 juta

Ton per tahun dengan umur produksi berdasarkan bahan baku lebih besar dari

100 tahun.

Page 42: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Sumberdaya energi Kabupaten Barru antara lain Panas Bumi

(Geothermal) yang berlokasi di KolampiE Desa Galung Kecamatan Barru

dengan potensi pembangkit listrik 25 MW, gas alam (Natural Gas) yang

berlokasi Desa Libureng dan Kelurahan Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja

dengan potensi 3 (tiga) lokasi rembesan (semburan), Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA) yang potensial di Sungai Karaja, Allu dan Sungai Batu Pute,

Jempulu Desa Pujananting, dengan masing-masing potensi 10 MW. Sungai

WuruwuE, Waesai Kelurahan Lompo Riaja Kecamatan Tanete Riaja dengan

potensi 15 MW. Sungai Lampoko Desa balusu Kecamatan Balusu dengan

potensi 10 MW dan Sungai Palakka Desa palakka Kecamatan Barru dengan

potensi 5 MW.

f. Kehutanan

Luas hutan yang ada di Kabupaten Barru saat ini 65.185 Ha yang terdiri

dari Hutan Lindung : 49.801 Ha dan Hutan Produksi Terbatas : 15.384 Ha.

Pada Hutan Produksi Terbatas, terdapat pohon yang tumbuh subur antara lain

pohon pinus, eboni, jati dan lain-lain. Untuk pengembangan ketiga jenis

tanaman kehutanan yang bernilai ekonomis tinggi tersebut, tersedia areal

seluas 3.000-5.000 Ha yang terdapat di Kecamatan Tanete Riaja dan

Kecamatan Pujananting. Dengan kondisi dan potensi lahan tersebut, membuka

peluang bagi investor untuk pengembangan pohon pinus, pohon ebony dan jati

super.

• Ebony, luas potensi lahan 1.450 Ha sudah dikembangkan 100 ha, produksi

2.417 M3.

• Jati, luas potensi lahan 4.954 Ha, produksi 123.850 M3.

• Pinus, luas potensi 3.850 ha sudah dikembangkan 2.350 Ha, produksi

41.125 M3.

g. Perindustrian

Kabupaten Barru merupakan daerah potensial untuk pengembangan

Industri karena memiliki keunggulan lokasi yaitu terletak di antara Kota

Makassar dan Kota Parepare serta termasuk dalam Kawasan Pengembangan

Ekonomi Terpadu (KAPET) Parepare. Sehingga segala fasilitas/insentif dan

non fiskal untuk wilayah KAPET dapat dinikmati oleh investor yang

menanamkan modalnya di Kabupaten Barru. Kabupaten Barru juga diusulkan

sebagai Kawasan Ekonomi Khusus Indonesia di Provinsi Sulawesi Selatan.

Page 43: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Di samping itu, berbagai kemudahan perizinan yang menjadi wewenang

daerah dan terutama keamanan investasi dapat diberikan kemudahan dan

dijamin oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Barru (Perda No. 1 tentang

Perlindungan Investasi).

Jenis industri yang mempunyai peluang untuk dikembangkan oleh investor

antara lain industri yang berbasis pada sumberdaya alam seperti Industri

Pengolahan Hasil Pertanian, Kehutanan dan Pertambangan (Industri semen

dan Marmer), serta Industri yang berbasis Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

seperti Industri Kimia, Industri Pendukung Pertanian dan Kelautan serta Industri

Hasil Hutan.

h. Pariwisata

Kabupaten Barru memiliki potensi wisata bahari yang prospektif

dikembangkan oleh investor baik sendiri maupun kerjasama dengan Pemkab

Barru. Lokasi wisata bahari ini berada di Kec. Mallusetasi yang berjarak tempuh

134 dari Kota Makassar dan 22 km dari Kota Parepare atau 34 km dari ibukota

Kab. Barru. Kawasan ini memiliki nilai estetika yang sangat indah terutama

keindahan lepas pantai dengan kondisi terumbu karang yang beraneka ragam

dan masih alami.

Di sekitar kawasan ini terdapat wisata alam yang pengembangannya dapat

disinergikan dengan wisata pantai. Kawasan ini memiliki peluang untuk

dikembangkan. Dengan strategisnya lokasi wisata bahari dan wisata alam ini

membuka peluang bagi investor untuk bekerja sama dengan Pemkab Barru

menanamkan modalnya pada penataan objek wisata tersebut dan membangun

cottage-cottage, hotel dan restoran.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Barru sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.3.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Barru

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciliwung 1 Marmer

2 Padi Ir 42 2 Tras

Page 44: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 Padi Cisantana 3 Batu Sungai

4 Padi Ir 46 4 Batu Gunung

5 Kacang Tanah 5 Pasir Batu

6 Padi Cisadane 6 Pasir Kwarsa

7 Ubi Jalar 7 Pasir Halus

8 Jagung 8 Tanah Laut

9 Ubi Kayu 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Melon 1 Meubel Kayu

2 Semangka 2 Abon Ikan

3 Kol/Kubis 3 Penggilingan Padi

4 Cabai Rawit 4 Gula Merah

5 Pisang 5 Ikan Asin

6 Jambu Mete 6 Pecah Batu

7 Kacang Panjang 7 Kue Kering

8 Kangkung 8 Anyaman Bambu

9 Wortel 9 Pandai Besi

10 Kentang 10 Arang Bambu

Perkebunan Perdagangan

1 Kemiri 1 Beras

2 Cengkeh 2 Komoditas Perikanan

3 Kakao 3 Ayam

4 Kopi Arabika 4 Toko Bahan Bangunan

5 Lada 5 Kios Barang Campuran (Kelontong)

6 Kelapa 6 Sapi

7 Kapuk (Randu) 7 Toko Barang Campuran (Kelontong)

8 - 8 Gula Merah

9 - 9 Kakao

10 - 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 1 Warung Makan

2 Ayam Ras (Pedaging) 2 Toko Pakaian

3 Ayam Buras (Petelur) 3 Kambing

4 Sapi Bali 4 Warung Kopi

5 Ayam Buras (Pedaging) 5 Hotel Mlati

6 Itik 6 Wisata Alam (Air Terjun, Gunung, Goa)

7 Kambing 7 Wisata Pulau

8 Kuda 8 -

9 Kerbau 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 1 Angkutan Antar Kota (Minibus, Bus)

2 Udang Vaname 2 Angkutan Kota (Mikrolet)

3 Udang Windu 3 Truk

4 Pembenihan (Hatchery) Udang 4 Ojek Motor

5 Ikan Cakalang 5 Angkutan Desa (Mikrolet)

6 Pembenihan (Hatchery) Bandeng 6 Kapal Kayu

7 Ikan Lele Dumbo 7 Perahu Motor

8 Ikan Mujair 8 Becak

9 Ikan Mas 9 -

10 Ikan Tongkol 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Penggilingan Padi

2 - 2 Bengkel Motor

Page 45: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 - 3 Photocopy

4 - 4 Pengetikan Komputer

5 - 5 Penyewaan Tenda Dan Kursi

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Bengkel Las Tralis

8 - 8 Rental Mobil

9 - 9 Penjahit Pakaian

10 - 10 Rias Pengantin

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Barru untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.3.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Barru

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciliwung 0,138 1 Marmer 0,169

2 Padi Ir 42 0,135 2 Tras 0,167

3 Padi Cisantana 0,133 3 Batu Sungai 0,132

4 Padi Ir 46 0,127 4 Batu Gunung 0,124

5 Kacang Tanah 0,120 5 Pasir Batu 0,123

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Melon 0,240 1 Meubel Kayu 0,166

2 Semangka 0,216 2 Abon Ikan 0,143

3 Kol/Kubis 0,116 3 Penggilingan Padi 0,124

4 Cabai Rawit 0,077 4 Gula Merah 0,119

5 Pisang 0,071 5 Ikan Asin 0,099

Perkebunan Perdagangan

1 Kemiri 0,216 1 Beras 0,180

2 Cengkeh 0,180 2 Komoditas Perikanan 0,149

3 Kakao 0,151 3 Ayam 0,145

4 Kopi Arabika 0,132 4 Toko Bahan Bangunan 0,116

5 Lada 0,129 5 Kios Barang Campuran (Kelontong)

0,104

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 0,188 1 Warung Makan 0,206

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,177 2 Toko Pakaian 0,190

3 Ayam Buras (Petelur) 0,132 3 Kambing 0,179

4 Sapi Bali 0,127 4 Warung Kopi 0,177

5 Ayam Buras (Pedaging) 0,106 5 Hotel Mlati 0,104

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 0,176 1 Angkutan Antar Kota 0,171

Page 46: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

(Minibus, Bus)

2 Udang Vaname 0,141 2 Angkutan Kota (Mikrolet) 0,160

3 Udang Windu 0,118 3 Truk 0,135

4 Pembenihan (Hatchery) Udang

0,105 4 Ojek Motor 0,124

5 Ikan Cakalang 0,093 5 Angkutan Desa (Mikrolet) 0,118

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Penggilingan Padi 0,182

2 - - 2 Bengkel Motor 0,155

3 - - 3 Photocopy 0,108

4 - - 4 Pengetikan Komputer 0,097

5 - - 5 Penyewaan Tenda Dan Kursi

0,092

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Barru, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.3.3. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Barru

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,159

2 Perikanan 0,132

3 Perdagangan 0,130

4 Peternakan 0,115

5 Jasa 0,098

6 Perindustrian 0,082

7 Pertanian/Hortikultura 0,067

8 Pertanian/Perkebunan 0,059

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,052

10 Transportasi 0,044

11 Kehutanan (non kayu) 0,032

12 Pertambangan/penggalian 0,031

Page 47: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.3.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Barru

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Ikan Bandeng 0,037

2 Perdagangan Beras 0,034

3 Padi Ciliwung 0,034

4 Padi Ir 42 0,033

5 Padi Cisantana 0,032

KPJU Potensial

1 Padi Ir 46 0,031

2 Ayam Ras (Petelur) 0,030

3 Udang Vaname 0,029

4 Kacang Tanah 0,029

5 Jasa Penggilingan Padi 0,028

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi Aula Bappeda Kabupaten Barru pada hari Jum’at, 1 (satu)

Desember 2012 Pukul 08.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Ikan Bandeng

Dari sisi komoditas andalan pada subsektor perikanan di Kabupaten Barru, salah satu

jenis komoditi yang memiliki nilai ekonomis tinggi adalah ikan bandeng. Prospek ikan

bandeng lebih disukai dibandingkan udang karena lebih mudah. Selain itu petambak

bandeng tidak mengalami kerugian fatal sebagimana halnya petambak udang. Karena

udang,lebih tinggi tinggi resikonya dari bandeng. Kini luas tambak kurang lebih 3000 hektar

dengan kapasitas panen 2 ton per hektar. Dengan masa ternak 2-3 bulan dan harga

Rp.25.000 per kilo. Namun pengembangan dari hasil produksi tambak dalam bentuk usaha

lain seperti abon masih kurang. Berkaitan dengan peluang dan tantangan serta titik

Page 48: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

kekuatan dan titik kritis komoditi ikan bandeng di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 3.3.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan

Bandeng di Kabupaten Barru

Peluang Tantangan

- Jumlah lahan yang tersedia cukup banyak

- Tenaga kerja yang terserap juga banyak

- Pasar bagus dan terbuka luas untuk luar

Sulawesi

- Penyerapan modal terbuka lebar

- Permintaan pasar cukup tinggi

- Penggunaan pakan organik masih kurang

- Masih kurang usaha lain yang muncul dari

pengolahan bandeng

- Masyarakat lebih memilih ikan laut untuk

diolah jadi produk lain

- Infrastruktur jalan masih kurang bagus.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku memadai

- Tenaga kerja melimpah

- Lahan tersedia luas

- Produksi tinggi

- Mudah membudidayakan

- Tingkat resikonya rendah

- Petani belum menggunakan pupuk dan pakan

organik dalam mengolah bahan baku

- Kurangnya promosi menyebabkan produksi

hanya dikenal secara lokal

- Teknologi masih rendah

- SDM petani masih rendah

- Manajemen usaha rendah

2. Perdagangan Beras

Wilayah Kabupaten Barru merupakan salah satu daerah yang potensial untuk

pengembangan sektor pertanian yaitu padi. Untuk itu perdagangan beras di kabupaten ini

cukup banyak. Namun harga beras di Kabupaten Barru masih rendah. Hal ini dikarenakan

peran tengkulak masih dominan memainkan peran dalam proses pemasaran. Kapasitas

pabrik yang ada sekarang juga sangat kecil dan kualitas berasnya masih rendah.

Tabel 3.3.6 . Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU

Perdagangan Beras di Kabupaten Barru

Peluang Tantangan

- Barru akan menjadi pusat dolog di Sulsel

- Kebutuhan pasar terus terjamin

- Peluang pasar baik

- Harga stabil

- Mendapat dukungan pemerintah

- Permintaan pasar cukup tinggi

- Kualitas masih rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Jumlahnya banyak, diproduksi secara lokal

- Tersedianya peralatan mesin dan teknologi

- Wilayah pemasaran sebagian besar masih

- Kurangnya promosi menyebabkan produksi

hanya dikenal secara lokal

- Alat angkut terbatas

Page 49: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

lokal

- Bahan baku tersedia

- Sarana dan prasarana masih terbatas

- Kapasitas pabrik rendah

3. Padi Ciliwung

Pada tahun 2009, sektor Pertanian mempunyai andil besar dalam PDRB Kabupaten

Barru yaitu sebesar 44,72% dihitung berdasarkan harga konstan. Mata pencaharian

penduduk Kabupaten Barru pada umumnya adalah bertani. Salah komoditas unggulan yang

dikembangkan saat ini adalah padi Ciliwung.

Peluang kedepan untuk komoditi padi cukup besar. Bahan bakunya mudah diperoleh

dan pemasaranya pun sudah sampai keluar daerah. Namun terdapat beberapa kendala

seperti ketersediaan bahan baku yang terkadang tidak kontinu serta teknologi yang masih

sedehana. Berkaitan dengan peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik kritis

komoditi padi Ciliwung di Kabupaten Barru dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Barru

Peluang Tantangan

- Lahan tersedia cukup luas

- Tersedia tenaga penyuluh

- Didukung penuh pemerintah daerah

- Permintaan pasar cukup tinggi

- Mutu padi rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia dan mudah didapat

- Lahan tersedia cukup luas

- Wilayah pemasaran sebagian besar masih

lokal

- Belum ada penangkaran benih

- Belum ada pergudangan yang mampu

menampung hasil panen dalam jumlah besar

- Pola tradisional masih digunakan

- Kurangnya promosi menyebabkan produksi

hanya dikenal secara lokal

- Pengairan belum optimal

- Penggunaan pupuk organik masih kurang

- Mesin penggiling dan pemoles masih terbatas

- Masalah pengangkutan

- Kurang SDM handal

4. Padi IR 46

Areal persawahan di Kabupaten Barru kini seluas 13.028 Ha, didukung oleh irigasi

sederhana (setengah teknik) dan irigasi pedesaan dengan rata-rata produksi per Ha 5,22 ton

GKG/tahun. Pemasaran hasil saat ini meliputi Makassar dan sekitarnya, Kalimantan Timur

dan Jakarta. Berbagai macam varietas padi telah dikembangkan, salah satunya Padi IR 46.

Berikut peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik kritis komoditi padi IR 46 :

Page 50: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.3.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi IR

46 di Kabupaten Barru

Peluang Tantangan

- Lahan tersedia cukup luas

- Tersedia tenaga penyuluh

- Didukung penuh pemerintah daerah

- Permintaan pasar cukup tinggi

- Mutu padi rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia dan mudah didapat

- Lahan tersedia cukup luas

- Wilayah pemasaran sebagian besar masih

lokal

- Belum ada penangkaran benih

- Belum ada pergudangan yang mampu

menampung hasil panen dalam jumlah besar

- Pola tradisional masih digunakan

- Kurangnya promosi menyebabkan produksi

hanya dikenal secara lokal

- Pengairan belum optimal

- Penggunaan pupuk organik masih kurang

- Mesin penggiling dan pemoles masih terbatas

- Masalah pengangkutan

- Kurang SDM handal

5. Padi Cisantana

Padi Cisantana merupakan komoditi unggulan kelima. Berkaitan dengan peluang dan

tantangan serta titik kekuatan dan titik kritis komoditi padi Cisantana di Kabupaten Barru

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Cisantana di Kabupaten Barru

Peluang Tantangan

- Lahan tersedia cukup luas

- Tersedia tenaga penyuluh

- Didukung penuh pemerintah daerah

- Permintaan pasar cukup tinggi

- Mutu padi rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia dan mudah didapat

- Lahan tersedia cukup luas

- Wilayah pemasaran sebagian besar masih

lokal

- Belum ada penangkaran benih

- Belum ada pergudangan yang mampu

menampung hasil panen dalam jumlah besar

- Pola tradisional masih digunakan

- Kurangnya promosi menyebabkan produksi

hanya dikenal secara lokal

- Pengairan belum optimal

- Penggunaan pupuk organik masih kurang

- Mesin penggiling dan pemoles masih terbatas

- Masalah pengangkutan

- Kurang SDM handal

Page 51: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Ibu kota kabupaten ini terletak di Watampone. Kabupaten ini memiliki luas

wilayah 4.559 km2 dan berpenduduk 717,268 jiwa (2010). Kabupaten Bone

sebagai salah satu daerah yang berada di pesisir timur Sulawesi Selatan memiliki

posisi strategis dalam perdagangan barang dan jasa di Kawasan Timur Indonesia

yang secara administratif terdiri dari 27 kecamatan, 333 desa dan 39 kelurahan.

Kabupaten ini terletak 174 km ke arah timur Kota Makassar, berada pada posisi

4°13'- 5°6' LS dan antara 119°42'-120°30' BT. Kabupaten Bone memiliki batas

wilayah sebagai berikut :

Utara : Kabupaten Wajo, Soppeng

Selatan : Kabupaten Sinjai, Gowa

Barat : Kabupaten Maros, Pangkep, Barru

Timur : Teluk Bone

Pada wilayah Kabupatan Bone terdapat juga pengunungan dan perbukitan

yang dari celah-celahnya terdapat aliran sungai. Di sekitarnya terdapat lembah

yang cukup dalam. Kondisinya sebagian ada yang berair pada musim hujan yang

berjumlah sekitar 90 buah. Namun pada musim kemarau sebagian mengalami

kekeringan, kecuali sungai yang cukup besar, seperti sungai Walenae, Cenrana,

Palakka, Jaling, Bulu-bulu, Salomekko, Tobunne dan Lekoballo.

Dua puluh tujuh kecamatan di Kabupaten Bone adalah Bontocani, Kahu,

Kajuara, Salomekko, Tonra, Patimpeng, Libureng, Mare, Sibulue, Cina, Barebbo,

Ponre, Lappariaja, Lamuru, Tellu Limpoe, Bengo, Ulaweng, Palakka, Awangpone,

Tellu Siattinge, Amali, Ajangale, Dua Boccoe, Cenrana, Tanete Riattang Barat,

Tanete Riattang, Tanete Riattang Timur.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bone Yang Maju, Mandiri, Demokratis

dan Beradab”

b. Misi Pembangunan Daerah

Page 52: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pengamalan Pancasila secara konsisten yang dijiwai nilai-nilai moral dan

etika agama dalam masyarakat, berbangsa dan beragama.

Penguatan daya saing dan peningkatan kualitas produk unggulan daerah

untuk mengurangi ketergantungan dalam upaya pembangunan daerah.

Mendorong dan mengembangkan kehidupan dan mekanisme politik daerah

yang sehat didukung partisipasi aktif seluruh masyarakat dan lembaga-

lembaga swadaya masyarakat.

Penguatan kelembagaan dan mengembangkan hubungan lembaga legislatif

dan eksekutif yang efektif dan fungsional.

Mengupayakan peningkatan pendapatan rata-rata masyarakat dan

penduduk diatas tingkat pemenuhan kebutuhan dasar manusia.

Melaksanakan ketertiban guna terciptanya kondisi yang kondusif bagi

pengembangan aktifitas perekonomian dan sosial lainnya, sehingga

mendukung peningkatan kualitas kesejahteraan segenap lapisan

masyarakat dan daerah.

Mengupayakan penciptaan pertumbuhan ekonomi antar wilayah dalam

daerah secara bersinergi fungsional sesuai spesifikasi potensi wilayah

masing-masing untuk menguatkan peran daerah sebagai Pusat Pelayanan

dan Pengembangan Kawasan Timur Sulawesi Selatan.

Mengupayakan penciptaan kehidupan masyarakat yang aman, damai dan

tentram dalam persamaan dan perbedaan yang ditimbulkan oleh

pemahaman nilai-nilai moral dan etika agama.

Mewujudkan penegakan supremasi hukum dan HAM berlandaskan keadilan

dan kebenaran.

3. Potensi Daerah

a. Perkebunan

Komoditi unggulan Kabupaten Bone yaitu sektor perkebunan, pertanian

dan jasa. Sektor Perkebunan komoditi unggulannya adalah Kakao, Tebu, Kopi,

kelapa, Cengkeh, Jambu Mete, Kemiri, lada, Sagu dan Vanili.

b. Peternakan

Kabupaten Bone telah meraih kategori nomor empat se-Indonesia dengan

jumlah statistik peternakan yang beredar di masyarakat Bone. Dinas

Peternakan Bone memiliki dua sumber PAD dengan target 200 juta.

Page 53: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Populasi ternak yang berada di Bone terus menunjukkan kenaikan. Per

Desember 2011, untuk ternak sapi mencapai 284.441 ekor, Kerbau 3.688 ekor,

dan Kuda 9.357 ekor. Dinas Peternakan Bone terus menggenjot peningkatan

populasi dan kualitas ternak dengan mengembangkan penghijauan untuk

pangan ternak serta menggelar pelatihan dan kawin suntik agar kualitas ternak

terus terjaga. Kuota pemasaran ternak sapi bibit juga telah tersebar ke

sejumlah Kabupaten di Sulsel bahkan hingga di luar pulau Sulawesi seperti

Kalimantan dan Sulbar serta Sulut (http://makassar.tribunnews.com).

c. Perikanan

Potensi komoditas sektor perikanan yang terdapat di Kabupaten Bone

cukup berpotensi. Produksi Perikanan Tangkap Tahun 2008 berdasarkan jenis

ikan sebagai berikut:

Ikan Sebelah : 2.211,9 ton, Ikan Ekor Kuning : 762,5 ton,

Ikan Kuwe : 692,9 ton, Ikan Layang : 2.815,1 ton

Ikan Tembang : 809,9 ton , Ikan Gaji : 5.795,4 ton,

Ikan Peperek : 1.270,4 ton, Ikan Lencam : 2.193 ton

Ikan Gulamah : 3.013,6 ton, Ikan Tenggiri : 1.105,9 ton, Ikan Kurau : 1.828,3

ton,

Ikan Kembung : 2.0113,3 ton, Ikan Banyar : 1575,3 ton, Ikan Cakalang :

2.946,5 ton,

Ikan Albakora : 1.230,8 ton, Ikan Tongkol Abu-abu : 1.664,3 ton, Ikan

Lainnya : 3.708,8 ton,

d. Pertambangan

Salah satu jenis komoditas tambang yang cukup berkembang di Bone

adalah Batubara. Selain itu beberapa waktu terkahir, di Bone ditemukan

tambang emas dan berlian. Tambang emas dan berlian yang berlokasi di

Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten Bone tersebut terus digali

masyarakat hingga saat ini (http://makassar.tribunnews.com).

e. Pariwisata

Subsektor jasa Pariwisata di Bone terdiri dari wisata alam dan budaya.

Beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi di Kabupaten Bone adalah

Museum Lapawawoi, Bola Soba, Gua Mampu.

Page 54: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Bone sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.4.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Bone

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Jagung kuning bisi 2 1 Galian c

2 Kacang tanah 2 Sirtu

3 Padi Varietas Unggul Prod. Tinggi (Kuda)

3 Batu gunung

4 Padi cigaulis 4 Batu kapur

5 Padi ciliwung 5 Pasir

6 Padi Ciherang 6 Tanah urukan

7 Padi IR66 7 -

8 Padi cisantana 8 -

9 Jagung (lokal) 9 -

10 Kacang hijau 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Jambu mete 1 Pengolahan kayu

2 Bawang merah 2 Pengalengan ikan

3 Cabai merah 3 Penggilingan jagung

4 Cabai rawit 4 Konveksi

5 Tomat 5 Olahan kelapa

6 Pisang (lokal) 6 Pengolahan nilam

7 Durian 7 Pakaian adat pengantin

8 Rambutan 8 Pande besi

9 Langsat 9 Pembuatan saparah

10 Nangka 10 -

Perkebunan Perdagangan

1 Tebu 1 Beras

2 Kakao 2 Alat-alat rumah tangga

3 Cengkeh 3 Kakao

4 Tembakau 4 Pakaian

5 Jati putih 5 Barang campuran

6 Kopi 6 Toko kelontong

7 Jati biasa 7 Kopra

8 Kelapa dalam 8 Jagung

9 Kemiri 9 Kelapa

10 Nilam 10 Kacang tanah

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi (lokal) 1 Wisata bendungan

2 Ayam ras (pedaging) 2 Kedai makan

3 Sapi bali 3 Hotel melati

4 Ayam buras 4 Wisata lomba perahu

5 Kambing (lokal) 5 Wisata alam (goa, air terjun, tanjung)

Page 55: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

6 Ayam ras (petelur) 6 Wisma

7 Itik 7 Wisata pemandian

8 Kambing kacang 8 -

9 Kuda 9 -

10 Kerbau 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan bandeng (tambak) 1 Angkutan kota

2 Udang api-api 2 Angkutan antar kota

3 Ikan mujair 3 Angkutan pedesaan

4 Udang windu 4 Kapal kayu (non motor)

5 Ikan mas (tambak) 5 Ojek

6 Kepiting (tambak) 6 Becak motor

7 Ikan Tuna 7 Ketinting

8 Cumi-cumi 8 Becak kayuh

9 Rumput laut 9 Gerobak

10 Ikan lele dumbo 10 Dokar

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Foto copy

2 - 2 Penjahit

3 - 3 Jasa pengetikan

4 - 4 Bengkel motor

5 - 5 Tukang las

6 - 6 Penggilingan padi

7 - 7 Tukang kayu

8 - 8 Somel (Penggergajian kayu)

9 - 9 Bengkel mobil

10 - 10 Salok kecantikan

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Bone untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.4.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Bone

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Jagung kuning bisi 2 0,221 1 Galian c 0,177

2 Kacang tanah 0,168 2 Sirtu 0,172

3 Padi Varietas Unggul Prod. Tinggi (Kuda)

0,132 3 Batu gunung 0,168

4 Padi cigaulis 0,131 4 Batu kapur 0,166

5 Padi ciliwung 0,086 5 Pasir 0,164

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Jambu mete 0,141 1 Pengolahan kayu 0,157

Page 56: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2 Bawang merah 0,128 2 Pengalengan ikan 0,135

3 Cabai merah 0,123 3 Penggilingan jagung 0,124

4 Cabai rawit 0,108 4 Konveksi 0,118

5 Tomat 0,099 5 Olahan kelapa 0,106

Perkebunan Perdagangan

1 Tebu 0,171 1 Beras 0,137

2 Kakao 0,139 2 Alat-alat rumah tangga 0,132

3 Cengkeh 0,131 3 Kakao 0,114

4 Tembakau 0,126 4 Pakaian 0,101

5 Jati putih 0,103 5 Barang campuran 0,098

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi (lokal) 0,172 1 Wisata bendungan 0,169

2 Ayam ras (pedaging) 0,150 2 Kedai makan 0,169

3 Sapi bali 0,140 3 Hotel melati 0,144

4 Ayam buras 0,121 4 Wisata lomba perahu 0,142

5 Kambing (lokal) 0,101 5 Wisata alam (goa, air terjun, tanjung)

0,137

Perikanan Transportasi

1 Ikan bandeng (tambak) 0,100 1 Angkutan kota 0,170

2 Udang api-api 0,100 2 Angkutan antar kota 0,158

3 Ikan mujair 0,100 3 Angkutan pedesaan 0,118

4 Udang windu 0,100 4 Kapal kayu (non motor) 0,097

5 Ikan mas (tambak) 0,100 5 Ojek 0,082

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Foto copy 0,130

2 - - 2 Penjahit 0,118

3 - - 3 Jasa pengetikan 0,113

4 - - 4 Bengkel motor 0,112

5 - - 5 Tukang las 0,102

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Bone, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Page 57: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.4.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Bone

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,164

2 Perdagangan 0,108

3 Kehutanan (non kayu) 0,100

4 Pertanian/Hortikultura 0,098

5 Pertanian/Perkebunan 0,088

6 Perikanan 0,083

7 Peternakan 0,078

8 Perindustrian 0,078

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,058

10 Transportasi 0,057

11 Jasa 0,047

12 Pertambangan/penggalian 0,041

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.4.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Bone

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Jagung kuning bisi 2 0,049

2 Kacang tanah 0,037

3 Padi Varietas Unggul Prod. Tinggi 0,029

4 Padi cigaulis 0,029

5 Jual beli Beras 0,025

KPJU Potensial

1 Jual beli Alat-alat rumah tangga 0,024

2 Tebu 0,022

3 Kakao 8,000

4 Sapi (lokal) 0,020

5 Pengolahan kayu 0,019

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bupati Kabupaten Bone, Selasa 13

Page 58: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

September 2012 Pukul 11.51 – 14.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Jagung Kuning Bisi 2

Tabel 3.4.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Kuning Bisi 2 di Kabupaten Bone

Peluang Tantangan

- Pasar terbuka luas

- Bisa diolah jadi pakan ternak

- Komoditi ekspor

- Dipengaruhi cuaca

- Harga berfluktuasi sangat tinggi

- Jumlah struktur kelembagaan usaha masih

terbatas

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku masuk cukup

- Hasil produksi melimpah

- Petani dengan mudah dapat menjual

karena akses pasar terbuka luas

- Adanya tenaga kerja

- Tersedianya sarana pertanian

- Ada lahan cukup luas

- SDM petani dalam mengelola bibit unggul

dan pupuk masih rendah

- Modal untuk membeli bahan baku tidak

cukup

- Penanganan bahan baku masih tradisional

- Hasil panen tidak terjual semua

- Penanganan pasca panen sangat rendah

- Selisih antara cost dengan hasil produksi

tinggi

- Biaya transportasi mahal

- Harga rendah pada saat musim panen

- Petani menjual hasil panen kepada yang

meminjamkan uang dengan harga rendah

- Sumber pengairan terbatas

- Kualitas SDM rendah

2. Kacang Tanah

Tabel 3.4.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kacang

Tanah di Kabupaten Bone

Peluang Tantangan

- Salah satu komoditi ekspor

- Peluang pasar cukup besar baik di

dalam dan luar negeri

- Diversifikasi produk

- Kebutuhan masyarakat

- Pasca panen bahan yang terbuang

dapat dikembangkan untuk peternakan

- Harga tidak stabil

- Modal awal kurang

- Harga kacang tanah ditingkat petani sangat

rendah

- Minimnya informasi dan teknologi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku masuk cukup

- Hasil produksi melimpah

- SDM petani dalam mengelola bibit unggul

dan pupuk masih rendah

Page 59: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Petani dengan mudah dapat menjual

karena akses pasar terbuka luas

- Lahan tersedia

- Modal untuk membeli bahan baku tidak

cukup

- Penanganan bahan baku masih tradisional

- Hasil panen tidak terjual semua

- Penanganan pasca panen sangat rendah

- Selisih antara cost dengan hasil produksi

tinggi

- Biaya transportasi mahal

- Petani menjual hasil panen kepada yang

meminjamkan uang dengan harga rendah

- Alat bantu pengolahan tidak ada/kurang

- Lokasi penanaman yang tidak menetap

- Penguasaan teknologi budidaya kacang

tanah masih rendah

- Tenaga kerja kurang

- Dipasarkan dalam keadaan mentah

3. Padi Varietas Unggul Produksi Tinggi

Tabel 3.4.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Varietas Unggul Produksi Tinggi di Kabupaten Bone

Peluang Tantangan

- Merupakan Beras organik

- Diminati petani

- Untuk usaha Jual beli beras

- Adanya Bantuan modal usaha dari

pemerintah

- Beras dominan sebagai makanan pokok

- Pengaruh iklim cukup besar

- Alih fungsi lahan

- KUD tidak optimal untuk pembiayaan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku masuk cukup

- Hasil produksi melimpah

- Petani dengan mudah dapat menjual

karena akses pasar terbuka luas

- Luas lahan tersedia

- Musim tanam 2 kali

- Pemasarannya bagus

- SDM tersedia

- SDM petani dalam mengelola bibit unggul

dan pupuk masih rendah

- Modal untuk membeli bahan baku tidak

cukup

- Penanganan bahan baku masih tradisional

- Hasil panen tidak terjual semua

- Penanganan pasca panen sangat rendah

- Selisih antara cost dengan hasil produksi

tinggi

- Biaya transportasi mahal

- Petani menjual hasil panen kepada yang

meminjamkan uang dengan harga rendah

- Modal awal kurang

- Serangan hama

- Sarana tidak memadai

- Sebagian sawah belum teririgasi secara

terpadu

Page 60: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4. Padi Cigaulis

Tabel 3.4.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Cigeulis di Kabupaten Bone

Peluang Tantangan

- Hasilnya baik

- Jadi beras kepala

- Rasa nasinya baik

- Mudah rebah

- Cepat rontok

- Nasinya cepat basi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku masuk cukup

- Hasil produksi melimpah

- Petani dengan mudah dapat menjual

karena akses pasar terbuka luas

- Luas lahan tersedia

- Musim tanam 2 kali

- Pemasarannya bagus

- SDM tersedia

- SDM petani dalam mengelola bibit unggul dan

pupuk masih rendah

- Modal untuk membeli bahan baku tidak cukup

- Penanganan bahan baku masih tradisional

- Hasil panen tidak terjual semua

- Penanganan pasca panen sangat rendah

- Selisih antara cost dengan hasil produksi

tinggi

- Biaya transportasi mahal

- Petani menjual hasil panen kepada yang

meminjamkan uang dengan harga rendah

- Modal awal kurang

- Serangan hama

- Sarana tidak memadai

- Sebagian sawah belum teririgasi secara

terpadu

5. Jual Beli Beras

Tabel 3.4.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jual Beli

Beras di Kabupaten Bone

Peluang Tantangan

- Adanya bantuan modal dari pemerintah

- Beras sebagai makanan pokok

- Persaingan kualitas beras

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku banyak

- Pasar terbuka luas

- Minimnya modal

1. Geografis

Page 61: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kabupaten Bulukumba terletak di bagian selatan Jasirah Sulawesi dan

berjarak kurang lebih 153 kilometer dari ibukota Provinsi Sulawesi Selatan terletak

antara 05020' – 05040' lintang selatan dan 119058' – 120028' bujur timur.

Berbatasan dengan Kabupaten Sinjai di sebelah utara, sebelah timur dengan Teluk

Bone, sebelah selatan dengan Laut Flores, dan sebelah barat dengan Kabupaten

Bantaeng.

Luas wilayah Kabupaten Bulukumba sekitar 1.154,7 km2 atau sekitar 2,5

persen dari luas wilayah Sulawesi Selatan yang meliputi 10 kecamatan dan terbagi

ke dalam 27 kelurahan dan 99 desa. Ke-10 kecamatan tersebut adalah: Kecamatan

Ujungbulu (Ibukota Kabupaten), Kecamatan Gantarang, Kecamatan Kindang,

Kecamatan Rilau Ale, Kecamatan Bulukumpa, Kecamatan Ujungloe, Kecamatan

Bontobahari, Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Herlang.

Ditinjau dari segi luas kecamatan Gantarang dan Bulukumpa merupakan dua

wilayah kecamatan terluas masing-masing seluas 173,5 km2 dan 171,3 km2 sekitar

30 persen dari luas kabupaten. Kemudian disusul kecamatan lainnya dan terkecil

adalah kecamatan Ujung Bulu yang merupakan pusat kota Kabupaten dengan luas

14,4 km2 atau hanya sekitar 1 persen.

Wilayah Kabupaten Bulukumba hampir 95,4 persen berada pada ketinggian 0

(nol) sampai dengan 1000 meter di atas permukaan laut (dpl) dengan tingkat

kemiringan tanah umumnya 0-400. Terdapat sekitar 32 aliran sungai yang dapat

mengairi sawah seluas 23.365 Hektar, sehingga merupakan daerah potensi

pertanian. Curah hujannya rata-rata 116 mm per bulan dan rata-rata hari hujan 8

(delapan) hari per bulan.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

"Mewujudkan Masyarakat Bulukumba yang Berkualitas dan Sejahtera Melalui

Pengembangan Potensi Sumberdaya Daerah Dengan Berlandaskan Pada

Moral Agama dan Nilai-Nilai Luhur Budaya."

b. Misi Pembangunan Daerah

Visi di atas selanjutnya diterjemahkan dalam 10 misi, yang terdiri dari:

Mendorong peningkatan sumberdaya manusia

Meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat

Mengembangkan kompetensi dan profesionalisme aparatur

Menciptakan stabilitas masyarakat

Page 62: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Menciptakan iklim investasi yang baik

Mendorong pertumbuhan pusat ekonomi kecil, menengah, dan besar

Kerja sama lintas dinas, bidang, dan program

Pelestarian sumberdaya alam

Peningkatan prasarana infrastruktur

Pengembangan kerjasama antar-daerah

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Lahan sawah di Kabupaten Bulukumba pada tahun 2010 seluas 22.369

hektar. Menurut jenis pengairannya, terdiri dari lahan sawah irigasi teknis 0

hektar, irigasi setengah teknis 11.209 ha (50,11%), 3.574 hektar irigasi

sederhana (15.98%), 5.418 lahan sawah irigasi Desa/NonPU (24,22%), lahan

sawah tadah hujan/pasang surut 2.168 hektar (9.69%)

(http://bulukumbakab.bps.go.id).

Subsektor hortikultura mencakup tanaman sayuran, tanaman buah-

buahan, tanaman obat-obatan dan tanaman hias. Luas panen tanaman sayuran

terluas di Kabupaten Bulukumba adalah tanaman petai, hal ini sejalan dengan

produksi tanaman sayuran yang terbesar juga adalah tanaman petai. Untuk

tanaman buah-buahan, produksi terbesar di Kabupaten Bulukumba adalah

tanaman pisang. Sedangkan untuk tanaman obat-obatan, produksi terbesar di

Kabupaten Bukukumba adalah tanamah jahe.

b. Perkebunan

Tanaman perkebunan besar yang paling luas lahan perkebunannya di

Kabupaten Bulukumba adalah tanaman Kelapa yang mencapai 12.125 Ha

diikuti oleh tanaman Kakao seluas 7.141 Ha. Produksi perkebunan besar di

Kabupaten Bulukumba yang terbesar adalah Kakao dengan jumlah produksi

4.528 ton diikuti oleh tanaman kopi sebesar 4.127 ton.

c. Peternakan

Populasi ternak terdiri dari sapi, kerbau, kuda, dan kambing. Pada tahun

2010 jumlah populasi tersebut berturut-turut adalah 81.232 ekor, 5.469 ekor,

25.411 ekor, dan 30.543 ekor. Populasi unggas yang terdiri dari ayam

kampung, ayam petelur, ayam pedaging, dan itik/itik manila pada tahun 2010

Page 63: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

secara berturut-turut adalah 636.637 ekor, 89.000ekor, 175.000 ekor, dan

33.835 ekor (http://bulukumbakab.bps.go.id)

d. Perikanan

Produksi perikanan pada tahun 2010 tercatat 30.690 ton produksi

perikanan tangkap. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, produksi

perikanan naik sekitar 1,24 persen. Pada tahun 2010 jumlah rumah tangga

perikanan tangkap tercatat sebesar 5.994 rumah tangga. Dibandingkan tahun

2009 rumah tangga perikanan tangkap turun 5,08 persen

(http://bulukumbakab.bps.go.id).

e. Kehutanan

Menurut fungsinya hutan dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu hutan

lindung, hutan produksi, dan hutan konservasi (hutan suaka alam dan hutan

pelestarian alam). Sampai dengan tahun 2009, luas kawasan hutan adalah

sebesar 8.453,00 hektar. Luas hutan lindung sebesar 3.171.58 hektar atau 38

persen dari total luas kawasan hutan keseluruhan. Total luas kawasan suaka

alam dan kawasan pelestarian alam yang tercatat sebesar 3.475 hektar.

Sementara, luas hutan produksi mencapai 1.806,42 hektar yang terdiri atas

hutan produksi terbatas sebesar 875,17 hektar, hutan produksi tetap sebesar

931,3 hektar.

Perkembangan produksi kehutanan selama periode 2006 sampai 2010

terlihat cukup berfluktuasi. Pada tahun 2009 produksi kayu bulat 8.452,2 m3)

turun 44 persen jika dibandingkan dengan produksi tahun 2009 (12.173,9 m3).

Sedangkan produksi kayu gergajian sedikit menurun (12persen), yaitu dari

4.131,2 m3 di tahun 2009 menjadi 4.648 m3 di tahun 2010. Sementara produksi

kayu lapis tahun 2010 banyak menurun sebesar 47 persen.

f. Perdagangan

Sektor perdagangan merupakan sektor yang sangat penting didalam

perputaran roda perekonomian di suatu wilayah. Sektor ini sangat dipengaruhi

oleh tingkat suplai dan permintaan (demand). Perkembangan sektor

perdagangan dapat tercermin dari salah satu indikator, yaitu banyaknya surat

izin usaha perdagangan (SIUP) yang diterbitkan. Di Bulukumba frekuensi dan

jumlah usaha perdagangan yang sudah memperoleh SIUP terus meningkat dari

tahun ketahun. Data 2010 jumlah usaha perdagangan yang terdaftar sebanyak

6.399 usaha.

Page 64: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Untuk menjaga kestabilan harga pangan, di Indonesia dibentuk Badan

Urusan Logistik dan di setiap daerah didirikan depot-depot logistik (Dolog).

Lembaga ini mempunyai tugas untuk menyeimbangkan (menstabilkan) harga

dengan mengatur keadaan suplai dan demand dipasaran. Apabila produksi

melimpah (suplai tinggi), maka secara otomatis harga akan turun sehingga

petani dirugikan. Pada situasi harga bergerak turun, maka Dolog harus membeli

produksi petani dengan harga dasar. Sebaliknya bila stock pangan di pasaran

langka berarti harga naik dan konsumen menjerit maka pada situasi ini Dolog

harus melepas/menjual stocknya kepasaran dengan harga patokan pemerintah.

Sepanjang tahun 2010, pengadaan gabah dalam negeri Divre BULOG

Bulukumba Sebanyak 138.110 Kg melalui Non KUD. Sedangkan pengadaan

beras dalam negeri dilakukan oleh KUD, Non KUD dan Satgas/UPGB dari

Dolog sendiri. Total pengadaan beras 2010 mencapai 138.110 kilogram,

sebanyak 73,49 persen dilakukan oleh non KUD, dan sisanya 26,51 persen

dilakukan oleh Satgas/UPGB. Selain pengadaan beras dalam negeri, juga

dilakukan penyaluran beras dalam negeri. Dari tahun 2006 sampai 2010,

secara rata-rata penyaluran beras mengalami kenaikan. Namun Pada tahun

2010 terjadi penurunan sebesar 2.665.996 kilogram.

g. Pariwisata

Pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan peran

pariwisata dalam kegiatan ekonomi yang dapat menciptakan lapangan kerja

serta kesempatan berusaha dengan tujuan untuk meningkatkan pendapatan

masyarakat serta penerimaan devisa. Upaya yang dilakukan pemerintah adalah

melalui pengembangan dan pendayagunaan berbagai potensi kepariwisataan

nasional. Keberhasilan dalam bidang kepariwisataan dicerminkan dengan

semakin meningkatnya arus kunjungan tamu asing ke Indonesia dari tahun ke

tahun. Pada tahun 2010 jumlah tamu asing yang berkunjung ke Bulukumba

mengalami peningkatan menjadi 2.400 orang atau naik 9,09 persen dibanding

tahun sebelumnya.

h. Transportasi

Pada tahun 2010 jumlah kendaraan bermotor diperkirakan sebanyak 4.779

unit. Komposisinya pada tahun 2010 terdiri atas : 65 % mini bus/st. wagon, 19%

pick up, 9% light truk, dan persen lainnya. Angkutan laut merupakan sarana

perhubungan yang sangat penting dan strategis. Untuk itu pembangunan

pelayaran nasional terus ditingkatkan dan diperluas, termasuk penyempurnaan

Page 65: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

manajemen dan dukungan fasilitas pelabuhan. Angkutan barang antar pulau

yang dimuat pada tahun 2010 mencapai 17.798,4 ton. Untuk angkutan barang

antar pulau yang dibongkar pada tahun 2010 sebesar 5.255,5 ton

(http://bulukumbakab.bps.go.id).

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Bulukumba sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.5.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Bulukumba

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciliwung 1 Pasir

2 Padi Ciherang 2 Batu kapur

3 Padi Sembada 168 3 Tanah timbunan

4 Padi Cigaulis 4 Batu sungai

5 Jagung Hibrida 5 Kerikil

6 Jagung Manis 6 -

7 Kacang Tanah 7 -

8 Ubi Kayu 8 -

9 Kacang Hijau 9 -

10 Ubi Jalar 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Rambutan Aceh 1 Pembuatan Kapal Kayu

2 Durian (Lokal) 2 Meubel

3 Durian Otong 3 Olahan Jagung (Jagung Morning)

4 Rambutan Lengkeng 4 Gula Merah

5 Jambu Mete 5 Batu Bata

6 Langsat/Duku 6 Paving Blok

7 Pisang Ambon 7 Keripik

8 Nangka 8 Es Balok

9 Pepaya (Lokal) 9 Dodol Rumput Laut

10 Sawi Hijau 10 Anyaman Daun Lontar

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Kios Sembako

2 Cengkeh 2 Toko Bahan Bangunan

3 Lada 3 Toko Pakaian

4 Kelapa Dalam 4 Air Minum Isi Ulang

5 Kelapa Hibrida 5 Cengkeh

6 Karet 6 Kayu Olahan

7 Kopi Robusta 7 Kakao

8 Kapas 8 Kios Pulsa

9 - 9 Ikan Asap

10 - 10 Pisang Ambon

Page 66: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi Putih (Lokal) 1 Wisata Pantai

2 Sapi Bali 2 Rumah Makan

3 Ayam Buras 3 Wisata Alam

4 Kambing Kacang 4 Agrowisata

5 Itik (Petelur) 5 Wisata Pemandian

6 Ayam Ras (Pedaging) 6 Wisata Budaya

7 Ayam Ras (Petelur) 7 Wisma

8 Kerbau 8 Hotel Melati

9 Kuda 9 Restoran

10 Itik (Pedaging) 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan bandeng (tambak) 1 Pete-pete (angkutan kota)

2 rumput laut 2 Kapal Rakyat mesin

3 ikan laying 3 becak

4 Udang putih (tambak) 4 ojek

5 ikan cakalang 5 -

6 Lele dumbo 6 -

7 ikan mas 7 -

8 ikan tuna 8 -

9 ikan mujair 9 -

10 ikan teri 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Tukang Kayu

2 - 2 Tukang Batu

3 - 3 Bengkel Motor

4 - 4 Rental Mobil

5 - 5 Warnet

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Tv Kabel

8 - 8 Penjahit

9 - 9 Rental Motor

10 - 10 Travel

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Bulukumba untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11

kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.5.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Bulukumba

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciliwung 0,208 1 Pasir 0,299

2 Padi Ciherang 0,192 2 Batu kapur 0,225

3 Padi Sembada 168 0,185 3 Tanah timbunan 0,207

Page 67: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Padi Cigaulis 0,097 4 Batu sungai 0,156

5 Jagung Hibrida 0,090 5 Kerikil 0,113

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Rambutan Aceh 0,172 1 Pembuatan Kapal Kayu 0,192

2 Durian (Lokal) 0,170 2 Meubel 0,178

3 Durian Otong 0,163 3 Olahan Jagung (Jagung

Morning) 0,150

4 Rambutan Lengkeng 0,156 4 Gula Merah 0,116

5 Jambu Mete 0,129 5 Batu Bata 0,086

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,279 1 Kios Sembako 0,256

2 Cengkeh 0,248 2 Toko Bahan Bangunan 0,227

3 Lada 0,111 3 Toko Pakaian 0,147

4 Kelapa Dalam 0,086 4 Air Minum Isi Ulang 0,087

5 Kelapa Hibrida 0,085 5 Cengkeh 0,064

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan

Restoran

1 Sapi Putih (Lokal) 0,296 1 Wisata Pantai 0,235

2 Sapi Bali 0,187 2 Rumah Makan 0,209

3 Ayam Buras 0,140 3 Wisata Alam 0,104

4 Kambing Kacang 0,107 4 Agrowisata 0,085

5 Itik (Petelur) 0,060 5 Wisata Pantai 0,235

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng (Tambak) 0,254 1 Pete-pete (angkutan kota) 0,509

2 Rumput Laut 0,145 2 Kapal Rakyat mesin 0,230

3 Ikan Layang 0,136 3 becak 0,166

4 Udang Putih (Tambak) 0,102 4 ojek 0,094

5 Ikan Cakalang 0,101 5 - -

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Tukang Kayu 0,173

2 - - 2 Tukang Batu 0,168

3 - - 3 Bengkel Motor 0,146

4 - - 4 Rental Mobil 0,131

5 - - 5 Warnet 0,103

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Bulukumba, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Page 68: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.5.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Bulukumba

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,142

2 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,140

3 Perikanan 0,134

4 Transportasi 0,106

5 Perdagangan 0,100

6 Perindustrian 0,092

7 Pertanian/Perkebunan 0,083

8 Peternakan 0,065

9 Jasa 0,047

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,044

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,027

12 Pertambangan/Penggalian 0,019

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.5.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Bulukumba

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Ikan Bandeng (Tambak) 0,046

2 Pete-Pete (Angkutan Kota) 0,042

3 Padi Ciliwung 0,036

4 Padi Ciherang 0,035

5 Padi Sembada 168 0,034

KPJU Potensial

1 Kios Sembako 0,033

2 Rambutan Aceh 0,031

3 Durian (Lokal) 0,031

4 Durian Otong 0,030

5 Toko Bahan Bangunan 0,029

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Pemda Kab. Bulukumba pada hari Selasa, 13

Page 69: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

November 2012 Pukul 09.45 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Ikan Bandeng (Tambak)

Tabel 3.5.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan

Bandeng ( Tambak) di Kabupaten Bulukumba

Peluang Tantangan

- Pasar lokal antar kabupaten dan ekspor

terbuka luas.

- Tingginya permintaan akan hasil

komoditas tambak meningkat

- Permintaan masyarakat tinggi terhadap

ikan bandeng.

- Rasanya enak dan gurih

- Harga tidak stabil

- Permodalan terbatas

- Informasi pasar terbatas

- Penurunan kualitas tanah tambak

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Benih bandeng kebanyakan dari nelayan

meski ada juga dari luar

- Adanya akses permodalan

- Bahan baku didapatkan dari luar daerah

- Masih banyak menggunakan pakan buatan

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak)

- Kurangnya air tawar pada musim kemarau

- Ketersediaan benih bersertifikasi masih

kurang

2. Pete-pete (Angkutan Kota)

Tabel 3.5.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Pete-pete

di Kabupaten Bulukumba

Peluang Tantangan

- Masyarakat semakin banyak

- Kondisi kendaraan yang masih bagus

dan layak

- Sopir yang taat aturan lalu lintas

- Kondisi beberapa ruas jalan yang rusak

membuat jarak tempuh makin lama

waktunya dan spare part kendaraan cepat

rusak

- Banyaknya masyarakat yang memiliki

kendaraan bermotor pribadi

- Volume kendaraan makin meningkat

- Kurangnya lembaga pembiayaan yang siap

memodali pengusaha angkutan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Rutenya masuk ke pelosok - Kedisiplinan sopir angkot (ugal-ugalan di

jalanan),

Page 70: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Mahalnya suku cadang

- Tingginya biaya perawatan

3. Padi Ciliwung

Tabel 3.5.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Bulukumba

Peluang Tantangan

- Produksinya melimpah

- Pasarnya besar

- Beras Ciliwung, merupakan beras Great

-

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku banyak dan beraneka

ragam

- Benih diproduksi/ditangkarkan di

kabupaten

- Tersedia akses permodalan

- Padi ciliwung tahan terhadap cuaca

- Padi Ciliwung terdapat kualitas bibit yeng

rendah

- Penanganan bahan baku tidak teratur, tidak

terkonsentrasi dan intensif

- Kemasan yang belum maksimal

- Pasarnya sebagian besar masih lokal

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak)

- Pemasaran dan distribusi tidak tertangani

dengan baik/profesional

4. Padi Ciherang

Tabel 3.5.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciherang di Kabupaten Bulukumba

Peluang Tantangan

- Produksinya melimpah

- Pasarnya besar

- Mindset petani lebih memilih ciliwung yang

merupakan varietas baru ketimbang menanam

varietas baru seperti ciherang dan lainnya.

- Perubahan iklim cukup berpengaruh

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku banyak dan beraneka ragam

- Benih diproduksi/ditangkarkan di

kabupaten

- Tersedia akses permodalan

- Penanganan bahan baku tidak teratur, tidak

terkonsentrasi dan intensif

- Kemasan yang belum maksimal

- Pasarnya sebagian besar masih lokal

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak)

- Pemasaran dan distribusi tidak tertangani

dengan baik/profesional

Page 71: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5. Padi Sembada 168

Tabel 3.5.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Sembada 168 di Kabupaten Bulukumba

Peluang Tantangan

- Produksinya melimpah

- Pasarnya besar

- Mindset petani lebih memilih ciliwung yang

merupakan varietas baru.

- Perubahan iklim cukup berpengaruh

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku banyak dan beraneka

ragam

- Benih diproduksi/ditangkarkan di

kabupaten

- Tersedia akses permodalan

- Padi Sembada 168 benihnya harus diimpor

dari China

- Penanganan bahan baku tidak teratur, tidak

terkonsentrasi dan intensif

- Kemasan yang belum maksimal

- Pasarnya sebagian besar masih lokal

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak)

- Padi Sembada 168 Rentan penyakit

- Pemasaran dan distribusi tidak tertangani

dengan baik/profesional

1. Geografis

Kabupaten Enrekang dengan ibukota Enrekang terletak 235 Km di sebelah

utara Makassar. Secara geografi Kabupaten Enrekang terletak pada koordinat

antara 3° 14’ 36” sampai 3° 50’ 00” Lintang Selatan dan 119° 40’ 53” sampai 120°

06’ 33” Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar 1.786,01 Km2. Kabupaten

Enrekang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:

Sebelah Utara : Kabupaten Tana Toraja

Sebelah Selatan : Kabupaten Luwu

Sebelah Timur : Kabupaten Sidrap

Sebelah Barat : Kabupaten Pinrang

Page 72: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Topografi Wilayah Kabupaten ini pada umumnya bervariasi berupa

perbukitan, pegunungan, lembah dan sungai dengan ketinggian 47 - 3.293 m dari

permukaan laut serta tidak mempunyai wilayah pantai. Secara umum keadaan

topografi wilayah didominasi oleh bukit-bukit/gunung-gunung yaitu sekitar 84,96%

dari luas wilayah Kabupaten Enrekang sedangkan yang datar hanya 15,04%.

Kabupaten Enrekang terdiri dari 12 kecamatan dan 129 desa/kelurahan. Dari

12 Kecamatan tersebut adalah Alla, Anggeraja, Baraka, Baroko, Bungin, Buntu

Batu, Cendana, Curio, Enrekang, Maiwa, Malua, Masalle. Kecamatan terluas

adalah Kecamatan Maiwa yaitu 392,87 km2 atau 22% dari luas Kabupaten

Enrekang, sedangkan kecamatan yang mempunyai luas terkecil adalah

Kecamatan Alla yaitu 34,66 km2 atau 1,94 % dari luas Kabupaten Enrekang.

Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah 216.156 jiwa.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Enrekang Tahun 2009-2013 : “Mewujudkan Kabupaten

Enrekang Sebagai Daerah Agropolitan yang Lebih Maju, Unggul, Sejahtera dan

Religius pada Tahun 2013.“

b. Misi Pembangunan Daerah

Mengembangkan kualitas sumberdaya manusia yang berdaya saing kuat

untuk peningkatan kesejahteraan rakyat.

Mengembangkan keunggulan komoditas dan produktivitas berdaya saing

tinggi berbasis masyarakat, melalui pendekatan pembangunan agropolitan

yang berkesinambungan berbasis lingkungan, menuju kemandirian daerah.

Mengembangkan sarana prasarana untuk meningkatkan pelayanan publik,

serta kelancaran mobilisasi sosial dan ekonomi antar desa/ wilayah.

Pengembangan teknologi informasi dan komunikasi serta pelayanan publik.

Pengembangan perekonomian berbasis masyarakat secara merata dan

berkeadilan.

3. Potensi Daerah

Page 73: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

a. Pertanian Tanaman Pangan

Lahan sawah yang ditanami padi di Kabupaten Enrekang seluas 10.598

Ha yang terdiri dari sawah Irigasi seluas 5.872 Ha dan sawah non Irigasi

seluas 4.726 Ha.

Sarana dan Prasarana yang dimilki oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan

Kabupaten Enrekang digunakan untuk menunjang pembangunan pertanian dan

perkebunan di Kabupaten Enrekang. Jumlah Balai Benih/Instalasi Kebun Benih

dapat dirinci sebagai berikut :

Balai Benih Palawija sebanyak 1 Unit

Instalasi Kebun Benih Bawang Sebanyak 1 Unit

Instalasi Kebun Benih Kentang Sebanyak 1 Unit

Komoditi holtikultura yang dihasilkan kabupaten ini adalah jenis sayur-

sayuran seperti bawang merah, wortel, tomat, kentang dan cabe serta jenis

buah-buahan seperti pepaya dan pisang tanduk. Untuk komoditi kentang

meupakan salah satu jenis kentang terbaik di Indonesia. Salah satu penghasil

kentang yaitu di Kecamatan Anggara dengan produksi per tahun sekitar 2.710

(Investment Opportunities For Industry And Trading Service In South Sulawesi,

2011).

b. Perkebunan

Untuk komoditi perkebunan yang dihasilkan adalah kopi arabika yang

merupakan salah satu kopi terbaik di dunia (hasil uji cita rasa pada kopi

Indonesia tahun 2008). Kopi ini dikembangkan di wilayah kecamatan Alla,

Baroko, Masalle, Baraka dan Bungin. Komoditi lain yang dihasilkan adalah

jagung, kakao, lada dan cengkeh.

c. Peternakan

Populasi ternak kambing sejumlah 34.866 ekor pada tahun 2009. Untuk

sapi populasinya adlah 31.668 ekor (2009).

Di kawasan selatan tepatnya di Dusun Lekkong Kec. Cendana merupakan

pusat pengembangan sapi perah sebagai sumber susu segar untuk pembuatan

dangke. Akhir-akhir ini sulitnya mendapat bakalan (bibit) utamanya sapi

potongan dan sapi perah namun dengan BREEDING CENTER di Maiwa sangat

tepat untuk mendukung suplai sapi bakalan bibit (bibit penggemukan) di

kawasan utara dan sapi bakalan induk pengembangannya di kawasan selatan

Kab. Enrekang.

Page 74: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Sedang pengembangan Ayam Ras petelur di Kec. Maiwa populasi telah

mencapai 3.000 ekor. Kawasan tersebut cocok untuk peternakan telur dimana

sirkulasi udara belum tercemar sehingga masih kemungkinan pengembangan

diperkirakan sampai 2.000.000 ekor. Hal tersebut salah satu program

pemerintah pengembangan ternak berupa kerbau, sapi, kambing dan ayam

tersebut, sangat diharapkan untuk meningkatkan gizi keluarga dan sebagai

sumber pendapatan masyarakat khususnya masyarakat peternak di Kab.

Enrekang.

d. Pertambangan

Berdasarkan hasil penelitian dan pemetaan yang dilakukan, maka dapat

diketahui potensi Bahan Galian di Kabupaten Enrekang adalah sebagai berikut:

Minyak bumi. Indikasi adanya minyak diketahui berdasarkan adanya

rembesan (“seepages”) di Daerah Membura dan Garege Kec. Enrekang dan

Batukede Kec. Alla.

Batubara. Penyebarannya di daerah Batunoni dan Kotu Kec. Anggeraja,

Banti Kec. Baraka, Baroko Kec. Alla, Matajang Kec. Maiwa dan Leon Kec

Enrekang dengan total cadangan sebesar 2.290.107 Ton.

Emas Perak. Penyebarannya di daerah aliran Sungai Malua Kec. Malua

dan Kec. Curio, Sungai Delek, Sungai Barani dan Sungai Mata allo Kec. Alla,

Sungai Pasui dan Sungai Baraka Kec. Baraka, Sungai Cendana dan Desa

Pinang Kec. Cendana. Juga dijumpai gejala mineralisasi logam mulia berupa

urat dan hamburan di Sungai Malua.

Logam Dasar. logam Dasar merupakan kelompok mineral logam-logam

Non Ferrous yang sering berasosiasi dengan logam mulia. Tembaga (Cu) =

8,00 – 112,50 ppm; Timah Hitam (Pb) = 15,00 – 220,86 ppm; Seng (Zn) =

21,50 – 203,00 ppm

Penyebarannya di daerah aliran Sungai Malua Kec. Malua dan Kec. Curio,

Sungai Delek, Sungai Barani dan Sungai Mata allo Kec. Alla, Sungai Pasui dan

Sungai Baraka Kec. Baraka. Selain keempat komoditas tambang tersebut,

terdapat komoditas tambang lainnya yaitu marmer, pasir kuarsa, kaolin dan

lain-lain (http://new.enrekangkab.go.id).

e. Perindustrian

Benang Sutra. Budi daya tanaman Murbei di Kab.Enrekang terdapat di

wilayah Kec. Alla, Anggeraja dan Baraka sebagai pakan ulat sutera sekitar 651

Ha. Jumlah petani pemelihara ulat sutera sebarnyak 1.044 kk dengan produksi

kokoh 191.988 Kg. Pengrajin pemintal benang sutera sebanyak 735 unit usaha

Page 75: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

dan menyerap tenaga kerja 1.875 orang dengan produksi rata-rata pertahun

29,5 ton.

Gula Merah. Sebagai penghasil gula merah terbanyak dengan 1.286 unit

usaha. Jumlah produksi pertahun 682.775 ton atau rata-rata per bulan 57 ton.

Dangke. Dangke merupakan makanan khas masyarakat Kab. Enrekang

dimana bahan bakunya berasal dari susu sapi. Pengrajin Dangke di Kab.

Enrekang sebanyak 182 unit usaha dalam 2 (dua) kecamatan yaitu, Enrekang

dan Kec.Curio dan mempunyai binaan sebanyak 6 (enam) buah dan

memproduksi susu dalam satu tahun mencapai 96.000 liter yang terdiri dari

susu sapi dan kerbau.

f. Pariwisata

Pemerintah Kabupaten Enrekang terus meningkatkan serta memperbaiki

berbagai fasilitas yang sudah dimiliki, demi menunjukkan ke dunia luar kalau

Kab. Enrekang tidak kalah dengan Kab. Tana Toraja. Apalagi Kab. Enrekang

adalah jalur akses ke Tanah Toraja. Hal ini memberikan peluang kepada

Kabupaten Enrekang untuk menarik wisatawan untuk singgah menikmati

kekayaan alam yang dimiliki. Kalau di Tana Toraja ada permandian yang sudah

terkenal ke dunia internasional, di Kota Massenrempulu juga terdapat berbagai

permandian serta obyek wisata lainnya seperti Permandian Alam Lewaja, Villa

Bampapuang, Buttu Kabobong, Lo'ko Bubau dan lain-lain.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Enrekang sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.6.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Enrekang

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Kentang 1 Marmer

2 Jagung Kuning (Lokal)

2 Batu Setengah Permata (Kecubung, Amethyst)

3 Jagung Hibrida 3 Kerikil

4 Ubi Jalar 4 Pasir

5 Padi IR46 5 Batu Gunung

6 Padi IR26 6 Sirtu

7 Kacang Tanah 7 Tanah Timbunan

Page 76: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

8 Ubi Kayu 8 Batu Kali

9 Kedelai 9 Tambang Galian C

10 Padi Inpari 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Bawang Merah 1 Penyulingan Nilam

2 Cabai Merah 2 Industri Tempe Tahu

3 Kubis 3 Dangke (Produk Turunan Susu)

4 Tomat 4 Dodol

5 Bawang Prei 5 Penggilingan Padi

6 Buncis 6 Industri Gula Merah

7 Salak Lokal 7 Keripik (Pisang, Salak)

8 Durian Lokal 8 Saus Tomat

9 Rambutan Lokal 9 Jus Salak

10 Langsat 10 Ikan Kering

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 1 Jual Beli Hasil Perkebunan

2 Kopi Jember 2 Jual Beli Motor

3 Kakao 3 Jual Beli Hasil Peternakan

4 Merica 4 Jual Beli Hasil Hutan

5 Lada 5 Toko Kelontong

6 Cengkeh 6 -

7 Cengkeh Sansibar 7 -

8 Kemiri 8 -

9 Kelapa Lokal 9 -

10 Pinus 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi Perah 1 Warung Nasi

2 Sapi Bali 2 Wisata Alam (Gunung, Gua, Air Terjun)

3 Kambing Kacang 3 Warung Bakso

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Warung Coto

5 Ayam Buras (Pedaging) 5 Rumah Makan

6 Kerbau Lokal 6 Wisma

7 Kuda 7 Hotel Melati

8 Sapi Lokal (Putih) 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan Nila 1 Angkutan Antar Provinsi (Panther)

2 Ikan Lele Dumbo 2 Truk Barang Dan Orang

3 Ikan Tawes 3 Angkutan Desa (Mikrolet)

4 Ikan Lele Lokal 4 Angkutan Antar Kota (Panther)

5 - 5 Angkutan Antar Kecamatan (Panther)

6 - 6 Ojek

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Mobil

2 - 2 Bengkel Motor

3 - 3 Tukang Jahit

4 - 4 Warnet

5 - 5 Servis Elektronik

6 - 6 Fotocopy

7 - 7 Playstation

Page 77: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

8 - 8 Studio Foto

9 - 9 Laundry

10 - 10 -

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Enrekang untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.6.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Enrekang

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Kentang 0,183 1 Marmer 0,221

2 Jagung Kuning (Lokal) 0,129 2 Batu Setengah Permata (Kecubung, Amethyst)

0,146

3 Jagung Hibrida 0,114 3 Kerikil 0,105

4 Ubi Jalar 0,104 4 Pasir 0,094

5 Padi IR46 0,098 5 Batu Gunung 0,094

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Bawang Merah 0,205 1 Penyulingan Nilam 0,186

2 Cabai Merah 0,150 2 Industri Tempe Tahu 0,122

3 Kubis 0,144 3 Dangke (Produk Turunan Susu)

0,116

4 Tomat 0,115 4 Dodol 0,110

5 Bawang Prei 0,098 5 Penggilingan Padi 0,106

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 0,162 1 Jual Beli Hasil Perkebunan 0,270

2 Kopi Jember 0,140 2 Jual Beli Motor 0,232

3 Kakao 0,115 3 Jual Beli Hasil Peternakan 0,225

4 Merica 0,100 4 Jual Beli Hasil Hutan 0,168

5 Lada 0,098 5 Toko Kelontong 0,105

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Perah 0,285 1 Warung Nasi 0,226

2 Sapi Bali 0,252 2 Wisata Alam (Gunung, Gua, Air Terjun)

0,162

3 Kambing Kacang 0,207 3 Warung Bakso 0,152

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,107 4 Warung Coto 0,144

5 Ayam Buras (Pedaging) 0,054 5 Rumah Makan 0,141

Perikanan Transportasi

1 Ikan Nila 0,604 1 Angkutan Antar Provinsi (Panther)

0,220

2 Ikan Lele Dumbo 0,192 2 Truk Barang Dan Orang 0,192

3 Ikan Tawes 0,103 3 Angkutan Desa (Mikrolet) 0,179

Page 78: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Ikan Lele Lokal 0,102 4 Angkutan Antar Kota (Panther)

0,173

5 - - 5 Angkutan Antar Kecamatan (Panther)

0,131

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel Mobil 0,212

2 - - 2 Bengkel Motor 0,200

3 - - 3 Tukang Jahit 0,122

4 - - 4 Warnet 0,117

5 - - 5 Servis Elektronik 0,093

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Enrekang, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.6.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Enrekang

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Hortikultura 0,142

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,115

3 Perdagangan 0,112

4 Pertanian/Perkebunan 0,091

5 Perindustrian 0,089

6 Jasa 0,089

7 Transportasi 0,082

8 Peternakan 0,076

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,073

10 Pertambangan/penggalian 0,051

11 Kehutanan (non kayu) 0,048

12 Perikanan 0,033

Page 79: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.6.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Enrekang

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Bawang Merah 0,046

2 Cabai Merah 0,034

3 Kentang 0,034

4 Kubis 0,033

5 Jual Beli Hasil Perkebunan 0,030

KPJU Potensial

1 Tomat 0,026

2 Jual Beli Motor 0,026

3 Penyulingan Nilam 0,026

4 Bengkel Mobil 0,025

5 Jual Beli Hasil Peternakan 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bupati Kab. Enrekang pada hari Rabu, 21

November 2012 Pukul 14.30 – 17.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Bawang Merah

Tabel 3.6.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Bawang

Merah di Kabupaten Enrekang

Peluang Tantangan

- Pengembangan hasil pertanian hortikultura

sangat potensial

- Kredit perbankan mudah diperoleh

- Pangsa pasar luas

- Ketersediaan lahan

- Maksimalisasi penggarapan lahan

- Cuaca yang berubah-ubah

- Persaingan harga (luar enrekang dan import)

- Modal terbatas

- Harga berfluktuasi

- Ketekunan dan keseriusan petani masih

rendah

- Jika produksi sejenis bersamaan pada daerah

lain, maka harga komoditi tersebut akan turun

Page 80: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Daya tawar petani lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Kontinuitas produksi stabil

- Teknologi produksi tersedia

- Sarana produksi petanian stabil

- Kualitas bibit rendah

- Kemasan kurang menarik

- Kualitas SDM masih rendah

- Penggunaan pupuk organik kurang

- Irigasi masih bermasalah

- Akses menuju lahan pertanian belum baik

- OPT tinggi

2. Cabai Merah

Tabel 3.6.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cabai

Merah di Kabupaten Enrekang

Peluang Tantangan

- Kredit perbankan mudah diperoleh

- Pangsa pasar luas

- Ketersediaan lahan

- Maksimalisasi penggarapan lahan industri

saus Cabai

- Harga berfluktuasi

- Ketekunan dan keseriusan petani perlu

ditingkatkan

- Jika produksi sejenis bersamaan pada daerah

lain, maka harga komoditi tersebut akan turun

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Kontinuitas produksi stabil

- Sarana produksi petanian stabil

- Kualitas bibit rendah

- Kemasan kurang menarik

- Kualitas SDM masih rendah

- Penggunaan pupuk organik kurang

- Akses menuju lahan pertanian belum baik

- OPT tinggi

- Infrastruktur bermasalah

3. Kentang

Tabel 3.6.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kentang di

Kabupaten Enrekang

Peluang Tantangan

- Kredit perbankan mudah diperoleh

- Pasar jelas

- Lahan/agroklimat kentang enrekang

memiliki ciri khas

- Jika produksi sejenis bersamaan pada daerah

lain, maka harga komoditi tersebut akan turun

- Harga berfluktuasi

- Bersaing dengan produk impor saat harga

tinggi

- Daya tawar petani lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Kontinuitas produksi stabil

- Sarana produksi petanian stabil

- Kualitas bibit rendah

- Kemasan kurang menarik

- Penggunaan pupuk organik masih kurang

- Irigasi

- Akses menuju lahan pertanian belum baik

Page 81: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- OPT tinggi

- Kualitas SDM rendah

4. Kubis

Tabel 3.6.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kubis di

Kabupaten Enrekang

Peluang Tantangan

- Kredit perbankan mudah diperoleh - Jika produksi sejenis bersamaan pada daerah

lain, maka harga komoditi tersebut akan turun

- Harga berfluktuasi

- Bersaing dengan produk impor saat harga

tinggi

- Daya tawar petani lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Kontinuitas produksi stabil

- Sarana produksi petanian stabil

- Kualitas bibit rendah

- Kemasan kurang menarik

- Penggunaan pupuk organik masih kurang

- Irigasi

- Akses menuju lahan pertanian belum baik

- OPT tinggi

- Kualitas SDM rendah

5. Jual Beli Hasil Perkebunan

Tabel 3.6.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jual Beli

Hasil Perkebunan di Kabupaten Enrekang

Peluang Tantangan

- Peluang pasar pasar lokal dan

internasional terbuka lebar

- Diversifikasi produk

- Kredit perbankan mudah diperoleh

- Ditunjang oleh lembaga peneliti

- Cuaca berubah-ubah mempengaruhi kualitas

bahan baku

- Bersaing dengan produk impor saat harga

tinggi

- Daya tawar petani lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia melimpah - Tenaga kerja kurang

- Harga berfluktuasi

- Akses menuju lahan pertanian belum baik

- Modal kurang

Page 82: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Kabupaten Gowa berada pada 12° 38.16' Bujur Timur dari Jakarta dan 5

°33.6' Bujur Timur dari Kutub Utara. Sedangkan letak wilayah administrasinya

antara 12 °33.19' hingga 13 °15.17' Bujur Timur dan 5°5' hingga 5°34.7' Lintang

Selatan dari Jakarta.

Kabupaten yang berada pada bagian selatan Provinsi Sulawesi Selatan ini

berbatasan dengan 7 (tujuh) kabupaten/kota lain, yaitu di sebelah Utara berbatasan

dengan Kota Makassar dan Kabupaten Maros. Di sebelah Timur berbatasan

dengan Kabupaten Sinjai, Bulukumba, dan Bantaeng. Di sebelah Selatan

berbatasan dengan Kabupaten Takalar dan Jeneponto sedangkan di bagian Barat

berbatasan dengan Kota Makassar dan Takalar.

Luas wilayah Kabupaten Gowa adalah 1.883,33 km2 atau sama dengan

3,01% dari luas wilayah Provinsi Sulawesi Selatan. Wilayah Kabupaten Gowa

terbagi dalam 18 Kecamatan dengan jumlah Desa/Kelurahan definitif sebanyak 167

dan 726 Dusun/Lingkungan. Ke- 18 kecamatan tersebut adalah

Tabel. 3.7.1 Nama dan Luas Kecamatan di Kabupaten Gowa

No Kecamatan Ibukota Kecamatan

Luas Kecamatan (Km2)

Thd Luas Kab.

1. Bontonompo Tamallayang 30,39 1,61

2. Bontonompo Selatan Pabundukang 29,24 1,55

3. Bajeng Kalebajeng 60,09 3,19

4. Bajeng Barat Borimatangkasa 19,04 1,01

5. Pallangga Mangalli 48,24 2,56

6. Barombong Kanjilo 20,67 1,10

7. Somba Opu Sungguminasa 28,09 1,49

8. Bontomarannu Borongloe 52,63 2,79

9. Pattallassang Pattallasssang 84,96 4,51

10. Parangloe Lanna 221,26 11,75

11. Manuju Bilalang 91,90 4,88

12. Tinggi Moncong Malino 142,87 7,59

13. Tombolo Pao Tamaona 251,82 13,37

14. Parigi Majannang 132,76 7,05

15. Bungaya Sapaya 175,53 9,32

16. Bontolempangan Bontoloe 142,46 7,56

17. Tompobulu Malakaji 132,54 7,04

18. Biringbulu Lauwa 218,84 11,62

Sumber : http://v2.gowakab.go.id

Wilayah Kabupaten Gowa sebagian besar berupa dataran tinggi berbukit-

bukit, yaitu sekitar 72,26%. Selebihnya 27,74% berupa dataran rendah dengan

topografi tanah yang datar.

Page 83: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Gowa yang Handal dalam Peningkatan Kualitas Hidup

Masyarakat. “

Secara filosofis, visi tersebut di atas mengandung makna bahwa

Kabupaten Gowa dengan segala potensi dan keunggulannya bercita-cita

menempatkan diri sebagai daerah yang handal dalam peningkatan kualitas

hidup masyarakatnya. Kondisi tersebut akan didukung oleh upaya mewujudkan

masyarakat yang bermoral, beretika dan berbudaya dalam suasana

bermasyarakat, membangun prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dalam

mengelola sumberdaya yang dimiliki, menerapkan nilai-nilai modern dalam

meningkatkan harkat dan martabat masyarakat, serta meningkatkan kesadaran

masyarakat terhadap lingkungan hidup.

b. Misi Pembangunan Daerah

Meningkatkan kualitas dan kapasitas sumberdaya manusia dengan moral

dan akhlak yang tinggi serta keterampilan yang memadai.

Meningkatkan interkoneksitas wilayah dan keterkaitan sektor ekonomi.

Meningkatkan kelembagaan dan peran masyarakat.

Meningkatkan penerapan hukum dan penerapan prinsip tata pemerintahan

yang baik.

Mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam yang mengacu pada

kelestarian lingkungan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Untuk tanah sawah meliputi sawah yang berpengairan baik secara teknis

maupun sederhana, sawah tadah hujan dan sawah pasang surut. Pada tahun

2009, Sektor pertanian tumbuh sebesar 5,23 persen, lebih tinggi dibandingkan

tahun sebelumnya. Pertumbuhan positif ini tidak lepas dari peran subsektor-

subsektor di dalamnya. Subsektor tanaman bahan pangan mengalami

pertumbuhan sebesar 5,29 persen, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Hal ini disebabkan produksi tanaman padi, jagung, ubi jalar, ubi kayu dan

tanaman bahan makanan lainnya mengalami kenaikan.

b. Perkebunan

Page 84: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pada tahun 2008, beberapa jenis tanaman perkebunan mengalami

peningkatan produksi terbesar terjadi pada tanaman coklat yaitu sebesar 81,41

persen dari 398 ton tahun 2007 menjadi 722 ton tahun 2008,kemudian disusul

oleh kenaikan produksi jambu mente sebesar 75,68 persen yaitu dari 1.102 ton

tahun 2007 menjadi 1.936 ton pada tahun 2008.

c. Perindustrian

Menurut Dinas Perindustrian dan Perdagangan, sektor industri dibedakan

menjadi industri hasil pertanian, industri aneka, industri kimia serta industri

logam, mesin dan elektronika. Pada tahun 2008 di Kabupaten Gowa tercatat

sebanyak 3.942 perusahaan industri dengan 15.968 orang tenaga kerja.

Dibandingkan dengan tahun 2007, jumlah perusahaan industri mengalami

kenaikan sebesar 0,61 persen dengan kenaikan jumlah tenaga kerja sebesar

1,69 persen. Sektor Industri Pengolahan tumbuh 5,93 persen, melambat

dibandingkan tahun 2008 yang tumbuh sebesar 7,17 persen. Perlambatan ini

disebabkan hampir semua subsektor mengalami pertumbuhan yang lebih

lambat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2009, subsektor Makanan,

Minuman dan Tembakau mengalami pertumbuhan 6,44 persen; subsektor

Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki tumbuh 5,85 persen; subsektor Barang kayu

dan Hasil Hutan Lainnya 3,43 persen; Kertas dan Barang Cetakan 4,88 persen;

Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 3,92 persen; Semen dan Barang Galian

Bukan Logam 2,68 persen; Logam Dasar Besi dan Baja 2,89 persen

(http://v2.gowakab.go.id).

d. Pertambangan

Hasil dari pertambangan/penggalian di kabupaten Gowa ternyata jenis

penggalian pasir pada tahun 2008 memberikan nilai yang terbesar dibanding

barang tambang/galian yang lain yaitu sebesar 766 juta rupiah. Disusul

kemudian tanah urug yang memberikan nilai produksi sebesar 747 juta rupiah.

Jauh meningkat bila dibandingkan hasil produksi tahun 2007.

Sektor Pertambangan dan Penggalian tumbuh 15,10 persen pada tahun

2009, naik cukup tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang 10,66 persen.

Pertumbuhan ini merupakan pertumbuhan subsektor penggalian saja, dimana

Kabupaten Gowa dikenal dengan sumberdaya penggaliannya yaitu bahan

galian golongan C yang juga didistribusikan ke kabupaten–kabupaten lain.

e. Perdagangan

Page 85: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Jumlah perusahaan yang memperoleh surat izin usaha perusahaan (SIUP)

pada tahun 2008 sebanyak 1.819 perusahaan, terdiri dari 28 perusahaan besar,

30 perusahaan menengah dan 307 merupakan perusahaan kecil.

Jumlah tenaga kerja yang berhasil diserap pada sektor perdagangan pada

tahun 2008 sebanyak 1.292 orang. Jumlah ini mengalami peningkatan

dibanding tahun 2007 yang berjumlah 900 orang atau naik sekita 43,50 persen.

Subsektor Perdagangan Besar dan Eceran mengalami pertumbuhan paling

tinggi, yaitu 11,11 persen.

f. Pariwisata

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran pun pada tahun 2009 mengalami

pertumbuhan lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu dari 9,42

persen pada tahun 2008 menjadi 10,29 persen. Subsektor Hotel tumbuh 5,97

persen. Sebagaimana diketahui, hotel dan penginapan hanya berada di daerah

wisata Malino saja di Kabupaten Gowa ini. Sedangkan subsektor Restoran

tumbuh sebesar 7,16 persen. Hal ini sejalan dengan semakin banyak tempat-

tempat makan yang baru dibuka di beberapa tempat, khususnya di

Sungguminasa.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Gowa sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.7.2 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Gowa

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Organik (Ipad 2, Ciherang) 1 Pasir

2 Padi IR 42 2 Batu Sungai

3 Padi Ciherang 3 Chipping

4 Kacang Tanah 4 Tanah Timbunan

5 Jagung Hibrida 5 Batu Gunung

6 Kacang Hijau 6 Sertu

7 Jagung Putih (Pulut) 7 Batu Besar

8 Jagung Kuning 8 -

9 Ubi Kayu 9 -

10 Ubi Jalar 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Kentang 1 Meubel

Page 86: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2 Tomat Buah 2 Pengolahan Kayu

3 Kangkung 3 Kerajinan Tangan

4 Pisang Ambon 4 Industri Bata Merah

5 Pisang Kepok 5 Paving Blok

6 Kacang Panjang 6 Industri Kue

7 Mangga Golek 7 Industri Pandai Besi

8 Nangka 8 Pengolahan Markisa

9 Mangga Harum Manis 9 Kripik Wortel

10 Langsat 10 Industri Dodol

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 1 Jual Beli Hasil Ternak

2 Kopi Robusta 2 Jual Beli Jagung

3 Kakao 3 Kios Pupuk

4 Cengkeh 4 Jual Beli Hasil Bumi

5 Kelapa Dalam 5 Toko Grosir

6 Tebu 6 Jual Beli Kopi

7 Kemiri 7 Warung Kelontong

8 Kelapa Hibrida 8 Kios Pulsa

9 Teh 9 Toko Campuran

10 Kapuk 10 Jual Beli Motor Bekas

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 1 Wisata Pantai

2 Ayam Ras (Pedaging) 2 Agrowisata

3 Kerbau 3 Restoran

4 Ayam Buras (Pedaging) 4 Rumah Makan

5 Kambing 5 Wisata Alam

6 Sapi Bali 6 Wisata Pemandian

7 Sapi Lokal 7 Warung Makan

8 Itik Alabio 8 Villah

9 Sapi Brahman 9 Warung Kopi

10 Kuda 10 Caffe

Perikanan Transportasi

1 Udang 1 Truk Barang

2 Telur Ikan Terbang 2 Pete2 Antar Kota

3 Kepiting 3 Pete2 Dalam Kota

4 Ikan Mas 4 Oplet Dalam Kota

5 Ikan Nila 5 Becak Motor

6 Ikan Mas Koi 6 Bis Antar Kota

7 Ikan Lele Dumbo 7 Ojek

8 Ikan Balanak 8 Becak Kayuh

9 Ikan Gabus 9 -

10 Ikan Mujair 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Service Tv Dan Elektronik

2 - 2 Bengkel Las

3 - 3 Servis Motor

4 - 4 Foto Copy

5 - 5 Tata Rias Pengantin

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Penjahit

8 - 8 Pangkas Rambut

9 - 9 Rental Truk

10 - 10 Persewaan Alat Pesta

Page 87: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Gowa untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.7.3 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Gowa

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Organik (Ipad 2, Ciherang)

0,206 1 Pasir 0,194

2 Padi IR 42 0,181 2 Batu Sungai 0,177

3 Padi Ciherang 0,137 3 Chipping 0,165

4 Kacang Tanah 0,081 4 Tanah Timbunan 0,150

5 Jagung Hibrida 0,077 5 Batu Gunung 0,120

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Kentang 0,200 1 Meubel 0,158

2 Tomat Buah 0,160 2 Pengolahan Kayu 0,147

3 Kangkung 0,112 3 Kerajinan Tangan 0,120

4 Pisang Ambon 0,109 4 Industri Bata Merah 0,110

5 Pisang Kepok 0,093 5 Paving Blok 0,110

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 0,212 1 Jual Beli Hasil Ternak 0,163

2 Kopi Robusta 0,164 2 Jual Beli Jagung 0,147

3 Kakao 0,153 3 Kios Pupuk 0,133

4 Cengkeh 0,124 4 Jual Beli Hasil Bumi 0,097

5 Kelapa Dalam 0,079 5 Toko Grosir 0,091

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 0,243 1 Wisata Pantai 0,141

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,158 2 Agrowisata 0,133

3 Kerbau 0,131 3 Restoran 0,113

4 Ayam Buras (Pedaging) 0,127 4 Rumah Makan 0,109

5 Kambing 0,083 5 Wisata Alam 0,108

Perikanan Transportasi

1 Udang 0,217 1 Truk Barang 0,269

2 Telur Ikan Terbang 0,208 2 Pete2 Antar Kota 0,148

3 Kepiting 0,114 3 Pete2 Dalam Kota 0,145

4 Ikan Mas 0,108 4 Oplet Dalam Kota 0,132

5 Ikan Nila 0,081 5 Becak Motor 0,099

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Service Tv Dan Elektronik 0,190

2 - - 2 Bengkel Las 0,186

3 - - 3 Servis Motor 0,121

4 - - 4 Foto Copy 0,098

Page 88: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 - - 5 Tata Rias Pengantin 0,095

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Gowa, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.7.4Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Gowa

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,161

2 Pertanian/Perkebunan 0,100

3 Perindustrian 0,099

4 Perdagangan 0,098

5 Pertanian/Hortikultura 0,093

6 Jasa 0,078

7 Kehutanan (non kayu) 0,074

8 Peternakan 0,069

9 Pertambangan/penggalian 0,064

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,064

11 Transportasi 0,055

12 Perikanan 0,045

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.7.5 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Gowa

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Organik (Ipad 2, Ciherang) 0,049

2 Padi IR 42 0,043

3 Padi Ciherang 0,032

4 Kopi Arabika 0,029

Page 89: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Kentang 0,027

KPJU Potensial

1 Jual Beli Hasil Ternak 0,025

2 Meubel 0,024

3 Jual Beli Jagung 0,023

4 Ayam Ras (Petelur) 0,023

5 Pengolahan Kayu 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Aula Bappeda Kabupaten Gowa pada hari Jumat 09

September 2012 Pukul 14.30 – 17.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Organik

Tabel 3.7.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Organik di Kabupaten Gowa

Peluang Tantangan

- Padi merupakan komoditi primadona

masyarakat

- Padi cocok dengan kondisi alam Kab.

Gowa

- Berpeluang jadi komoditi ekspor terutama

di Malaysia dan ASEAN umumnya

- Komoditas unggulan

- Produksi padi semakin meningkat

- Ada lembaga petani (Gapoktan), bank

yang bersedia jadi mediator

- Wilayah Gowa berbatasan dengan

Makassar sebagai sentra KTI

- Padi merupakan makanan pokok

- Permintan padi organik tinggi

- Ada penetapan harga dasar gabah

- Peningkatan SDM melalui sekolah lapang

- Ketersediaan pupuk organk

- Diversifikasi produk

- Alur pemasaran tidak terkoordinir dengan

baik

- Belum ada sertifikasi tentang kualitas padi

Gowa

- Model kelembagaan masih kurang terstruktur

- Banyak terjadi alih fungsi lahan

- Padi organik tidak dibeli oleh BULOG

- Rendahnya penanganan pasca panen

- Tidak ada lembaga khusus yang menangani

pemasaran

- Distribusi benih dan pupuk masih

bermasalah

- Kemampuan akses modal yang lemah

- Belum ada sertifikasi produk

- Harga hasil produksi masih dikuasai oleh

pedagang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan pertanian yang luas

- Tersedianya pupuk organik

- Penggunaan pupuk tidak maksimal

- Penggunaan teknologi belum maksimal

- Tenaga kerja belum profesional

Page 90: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Penanganan distribusi belum optimal (selama

ini yang ditangani oleh gapoktan)

- Keterbatasan alat angkut

- Resiko susut hasil

- Kualitas bibit masih rendah

2. Padi IR 42

Tabel 3.7.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi IR

42 di Kabupaten Gowa

Peluang Tantangan

- Padi merupakan komoditi primadona

masyarakat

- Padi cocok dengan kondisi alam Kab.

Gowa

- Berpeluang jadi komoditi ekspor

terutama di Malaysia dan ASEAN

umumnya

- Komoditas unggulan

- Produksi padi semakin meningkat

- Ada lembaga petani (Gapoktan), bank

yang bersedia jadi mediator

- Wilayah Gowa berbatasan dengan

Makassar sebagai sentra KTI

- Padi merupakan makanan pokok

- Permintan padi organik tinggi

- Ada penetapan harga dasar gabah

- Peningkatan SDM melalui sekolah

lapang

- Ketersediaan pupuk organk

- Diversifikasi produk

- Alur pemasaran tidak terkoordinir dengan

baik

- Belum ada sertifikasi tentang kualitas padi

Gowa

- Model kelembagaan masih kurang

terstruktur

- Banyak terjadi alih fungsi lahan

- Rendahnya penanganan pasca panen

- Tidak ada lembaga khusus yang menangani

pemasaran

- Distribusi benih dan pupuk masih

bermasalah

- Kemampuan akses modal yang lemah

- Belum ada sertifikasi produk

- Harga hasil produksi masih dikuasi oleh

pedagang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan pertanian yang luas

- Tersedianya pupuk organik

- Penggunaan pupuk tidak maksimal

- Penggunaan teknologi belum maksimal

- Tenaga kerja belum profesional

- Penanganan distribusi belum optimal

(selama ini yang ditangani oleh gapoktan)

- Keterbatasan alat angkut

- Resiko susut hasil

- Kualitas bibit masih rendah

3. Padi Ciherang

Tabel 3.7.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciherang di Kabupaten Gowa

Peluang Tantangan

Page 91: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Padi merupakan komoditi primadona

masyarakat

- Padi cocok dengan kondisi alam Kab.

Gowa

- Berpeluang jadi komoditi ekspor

terutama ke Malaysia dan ASEAN

umumnya

- Komoditas unggulan

- Produksi padi semakin meningkat

- Ada lembaga petani (Gapoktan), bank

yang bersedia jadi mediator

- Wilayah Gowa berbatasan dengan

Makassar sebagai sentra KTI

- Padi merupakan makanan pokok

- Permintan padi organik tinggi

- Ada penetapan harga dasar gabah

- Peningkatan SDM melalui sekolah

lapang

- Ketersediaan pupuk organk

- Diversifikasi produk

- Alur pemasaran tidak terkoordinir dengan

baik

- Belum ada sertifikasi tentang kualitas padi

Gowa

- Model kelembagaan masih kurang

terstruktur

- Banyak terjadi alih fungsi lahan

- Rendahnya penanganan pasca panen

- Tidak ada lembaga khusus yang menangani

pemasaran

- Distribusi benih dan pupuk masih

bermasalah

- Kemampuan akses modal yang lemah

- Belum ada sertifikasi produk

- Harga hasil produksi masih dikuasi oleh

pedagang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan pertanian yang luas

- Tersedianya pupuk organik

- Penggunaan pupuk tidak maksimal

- Penggunaan teknologi belum maksimal

- Tenaga kerja belum profesional

- Penanganan distribusi belum optimal

(selama ini yang ditangani oleh gapoktan)

- Keterbatasan alat angkut

- Resiko susut hasil

- Kualitas bibit masih rendah

4. Kopi Arabika

Tabel 3.7.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kopi

Arabika di Kabupaten Gowa

Peluang Tantangan

- Potensi pasar yang bagus

- Kopi arabika cocok dengan alam Kab.

Gowa

- Diversifikasi produk

- Mindset petani yang masih sulit diubah dan

wawasan rendah

- Alih fungsi penggilingan kopi

- Belum ada sertifikasi produk

- Harga hasil produksi masih dikuasi oleh

pedagang

- Modal yang dibutuhkan besar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan pertanian luas

- SDM Tersedia

- Penggunaan pupuk tidak maksimal

- Penggunaan teknologi belum maksimal

- Tenaga kerja belum profesional

- Penjualan padi masih dalam keadaan hijau (

Page 92: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

belum layak panen)

5. Kentang

Tabel 3.7.10 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kentang di

Kabupaten Gowa

Peluang Tantangan

- Diversifikasi produk

- Potensi wilayah memadai

- Komoditas ekspor

- Persaingan pasar

- Pemberian pupuk belum sempurna

- Belum ada sertifikasi produk

- Harga hasil produksi masih dikuasai oleh

pedagang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Pemasaran cukup luas

- Lahan pertanian luas

- Pengadaan bibit tidak inovatif dan kreatif

- Pengadaan bibit tidak tepat waktu

- Bahan baku mahal

- Bahan baku dikuasai pengusaha

- Penggunaan teknologi belum maksimal

- Tenaga kerja belum profesional

- Bibit masih kurang

- Penyakit tanaman

1. Geografis

Ibu kota kabupaten ini terletak di Bontosunggu. Kabupaten Jeneponto terletak

di ujung bagian barat dari wilayah Provinsi Sulawesi selatan dan merupakan daerah

pesisir pantai yang terbentang sepanjang 95 KM di bagian selatan. Secara geografis

terletak diantara 50 16’ 13” – 50 39’ 35” Lintang Selatan dan 120 40’ 19” – 120 7’ 51”

Bujur Timur. Kabupaten Jeneponto berbatasan dengan : Ditinjau dari batas-

batasnya maka pada sebelah Utara berbatasan dengan Gowa, sebelah selatan

berbatasan dengan Laut Flores, sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten

Takalar dan sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bantaeng.

Kabupaten ini memiliki luas wilayah 749,79 km2 dan berpenduduk sebanyak

330.735 jiwa, kondisi tanah (topografi) pada bagian utara terdiri dari dataran tinggi

Page 93: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

dengan ketinggian 500 s.d 1400 m, bagian tengah 100 s.d 500 m dan pada bagian

selatan 0 s.d 150 m di atas permukaan laut.

Kabupaten Jeneponto terdiri 11 kecamatan yaitu Arungkeke, Bangkala,

Bangkala Barat, Batang, Binamu, Bonto Ramba, Kelara, Rumbia, Tamalatea,

Tarowang, Turatea.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Masyarakat Jeneponto yang Sejahtera dan Bermartabat.”

b. Misi Pembangunan Daerah

Penguatan Kelembagaan Pemerintah dan Masyarakat,

Pengembangan Kemitraan antara Pemerintah, Swasta dan Masyarakat,

Peningkatan Sarana dan Prasarana Wilayah secara Merata dan,

Penguatan dan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Pertanian Jeneponto sangat potensial dengan luas lahan 70.495 Ha atau

90,02% dari luas wilayah Kabupaten Jeneponto. Sawah seluas 16.542,62 Ha

dan lahan kering 37.184 Ha, sementara pemanfaatan lahan melalui

pengembangan komoditas tanaman pangan seperti padi, palawija, hortikultura,

dan tanaman perkebunan lainnya.

Pada musim tanam 2011/2012, produksi jagung Jeneponto 262.365,27 ton

pipil kering pada luas tanam 53.560 Ha dengan produktivitas 5,30 ton/ha, atau

naik 5% dari tahun sebelumnya. Padi mencapai 130.498 ton atau naik 5% dari

tahun sebelumnya dengan luas tanam 22.733 Ha dan produktivitas 6,39 ton/ha

(infopublik.kominfo.go.id).

Demikian pula dengan tanaman palawija lainnya rata-rata menunjukkan

hasil yang lebih baik dari panen sebelumnya. Guna pencapaian program

overstock beras 2 juta ton dan jagung,1,5 juta ton sebagai program Pemerintah

Provinsi Sulawesi Selatan, maka daerah ini telah melakukan optimalisasi lahan

di seluruh wilayah yang ditunjang dengan pemberian bantuan seperti bibit, alat-

alat mesin pertanian, dan pembangunan infrastruktur pertanian.

Ke depan lahan pertanian di Kabupaten Jeneponto akan semakin

produktif, karena didukung oleh pembangunan Waduk Irigasi Kareloe yang

Page 94: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

telah dicanangkan pembangunannya pada 4 Juli 2012 oleh Gubernur Sulawesi

Selatan. Waduk tersebut akan mampu mengairi lahan persawahan seluas

7.004 Ha dan direncanakan akan tuntas pembangunannya pada tahun 2017.

b. Perkebunan

Jumlah produksi perkebunan kelapa tahun 2010 yang terdiri dari kelapa

dalam : 2.045 ton dan kelapa hybrida : 116 ton. Luas lahan perkebunan rakyat

untuk kelapa dalam : 5.513 Ha. Jumlah produksi perkebunan kopi tahun 2010

yang terdiri dari kopi arabika : 1.300 Ton. Luas Lahan Perkebunan Rakyat

Untuk Kopi terdiri dari TBM : 450 Ha, TM : 1.675 Ha, TT/TR : 313 Ha. Selain

kelapa dan kopi, komoditi unggul lainnya yang terdapat di Jeneponto adalah

cengkeh. Produksi cengkeh untuk tahun 2006 : 36 ton dan untuk tahun 2009 :

55 ton (http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

c. Peternakan

Potensi peternakan sapi di Jeneponto memang sangat potensial. Hal ini

terbukti dari semakin meningkatnya jumlah ternak sapi dari tahun ke tahun.

Pada tahun 2008 jumlah ternak sapi sebesar 17.212 ekor. Pada tahun 2009

berjumlah 20.246 ekor. Kemudian pada tahun 2010 kembali meningkat dengan

total ternak sapi sebanyak 24.856 ekor (http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

d. Perikanan

Jenis dan jumlah produksi perikanan budidaya laut tahun 2008 : Untuk

Rumput Laut : 141.216 ton. Sedangkan jenis dan jumlah produksi perikanan

budidaya tambak tahun 2008 Ikan Bandeng : 2.904 ton, Ikan Lainnya : 8,2 ton,

Udang Windu : 680 ton, Udang Vannamei : 2,1 ton.

e. Perindustrian

Kabupaten Jeneponto dengan panjang garis pantai yang mencapai 114 km

dan potensi areal budidaya seluas 8.150 Ha menjadi salah satu wilayah

pengembangan industrialisasi perikanan di bidang rumput laut di Sulawesi

Selatan. Dalam merealisasikan program industrialisasi perikanan dimana salah

satu komoditinya adalah rumput laut yang harus dikembangkan sehingga

rumput laut ini dapat memberikan nilai tambah yang dapat diperoleh dengan

cara mengolah dan penerapan teknologi baru. Sehingga harapan ke depan

Page 95: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

rumput laut tidak hanya di jual kering, akan tetapi sudah dapat diolah dulu baru

dijual.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Jeneponto sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.8.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Jeneponto

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Jagung Hibrida 1 Kerikil

2 Padi Memberamo 2 Sirtu

3 Padi Ciliwung 3 Pasir

4 Jagung Kuning 4 Batu gunung

5 Padi Ciherang 5 Galian C

6 Padi Ketan Hitam 6 Batu sungai

7 Kacang Hijau 7 -

8 Ubi Kayu 8 -

9 Kacang Tanah 9 -

10 Ubi Jalar 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Bawang Merah 1 Industri Garam

2 Cabai Merah 2 Meubel

3 Cabai Rawit 3 Penggilingan Jagung

4 Cabai Keriting 4 Penggilingan Padi

5 Mangga Harumanis 5 Gula Merah

6 Mangga Golek 6 Penggilingan Pasir

7 Mangga Manalagi 7 Pandai Besi

8 Pisang Raja 8 Anyaman Tikar

9 Nangka 9 Anyaman Lontar

10 Jambu Mete 10 Pembuatan Lilin

Perkebunan Perdagangan

1 Cokelat 1 Beras

2 Kopi Robusta 2 Jagung Kuning

3 Cengkeh 3 Sayur Masyur

4 Kelapa Dalam 4 Kelapa

5 - 5 Gaplek (Ubi Kayu Kering)

6 - 6 Grosir Barang Campuran

7 - 7 Toko Kelontong

8 - 8 Kios Barang Campuran

9 - 9 Bahan Bangunan

10 - 10 Kayu Jati

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Kuda 1 Wisata Alam (Gunung, Air Tejun, Goa)

2 Sapi (Lokal) 2 Wisata Pantai

3 Kerbau 3 Wisata Pemandian

Page 96: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Rumah Makan (Umum)

5 Ayam Ras (Petelur) 5 Warung Soto

6 Kambing (Lokal) 6 Wisma

7 Sapi Brahma 7 Agrowisata (Strawberi)

8 Ayam Buras 8 Warung Bakso

9 Itik 9 Sarana Out Bond

10 Domba 10 Wisata Adat (Rumah, Kampung)

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 1 Angkutan Kota (Mikrolet, Pete-Pete)

2 Ikan Bandeng 2 Angkutan Antar Kota (Bus)

3 Udang Windu 3 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

4 Ikan Lele Dumbo 4 Pick Up (Angkutan Orang)

5 Lobster 5 Truk (Angkutan Orang)

6 Ikan Kakap Merah 6 Ojek

7 Ikan Kerapu 7 Becak Motor (Bentor)

8 Ikan Layang 8 Becak Kayuh

9 Belut 9 Dokar (Bendi)

10 Ikan Belanak 10 Perahu

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

2 - 2 Bengkel Motor

3 - 3 Penjahit

4 - 4 Bengkel Las

5 - 5 Fotocopy

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Pangkas Rambut

8 - 8 Tukang Kayu

9 - 9 Jasa Penggilingan Padi

10 - 10 Tukang Batu

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Jeneponto untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.8.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Jeneponto

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Jagung Hibrida 0,152 1 Kerikil 0,196

2 Padi Memberamo 0,146 2 Sirtu 0,193

3 Padi Ciliwung 0,141 3 Pasir 0,189

4 Jagung Kuning 0,121 4 Batu Gunung 0,151

5 Padi Ciherang 0,112 5 Galian C 0,144

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

Page 97: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Bawang Merah 0,162 1 Industri Garam 0,144

2 Cabai Merah 0,155 2 Meubel 0,123

3 Cabai Rawit 0,112 3 Penggilingan Jagung 0,116

4 Cabai Keriting 0,110 4 Penggilingan Padi 0,110

5 Mangga Harumanis 0,096 5 Gula Merah 0,107

Perkebunan Perdagangan

1 Cokelat 0,175 1 Beras 0,162

2 Kopi Robusta 0,171 2 Jagung Kuning 0,154

3 Cengkeh 0,141 3 Sayur Masyur 0,143

4 Kelapa Dalam 0,123 4 Kelapa 0,109

5 Lontar/Siwalan 0,093 5 Gaplek (Ubi Kayu Kering) 0,104

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Kuda 0,198 1 Wisata Alam (Gunung, Air Tejun, Goa)

0,140

2 Sapi (Lokal) 0,157 2 Wisata Pantai 0,137

3 Kerbau 0,119 3 Wisata Pemandian 0,129

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,108 4 Rumah Makan (Umum) 0,114

5 Ayam Ras (Petelur) 0,095 5 Warung Soto 0,095

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 0,250 1 Angkutan Kota (Mikrolet, Pete-Pete)

0,185

2 Ikan Bandeng 0,152 2 Angkutan Antar Kota (Bus) 0,160

3 Udang Windu 0,109 3 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

0,130

4 Ikan Lele Dumbo 0,096 4 Pick Up (Angkutan Orang) 0,105

5 Lobster 0,082 5 Truk (Angkutan Orang) 0,091

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

0,132

2 - - 2 Bengkel Motor 0,123

3 - - 3 Penjahit 0,102

4 - - 4 Bengkel Las 0,102

5 - - 5 Fotocopy 0,097

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Jeneponto, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Page 98: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.8.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Jeneponto

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,184

2 Perikanan 0,143

3 Perdagangan 0,101

4 Pertanian/Hortikultura 0,092

5 Pertanian/Perkebunan 0,079

6 Peternakan 0,078

7 Jasa 0,078

8 Transportasi 0,072

9 Kehutanan (Non Kayu) 0,052

10 Perindustrian 0,047

11 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,040

12 Pertambangan/Penggalian 0,034

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.8.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Jeneponto

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Rumput Laut 0,052

2 Jagung Hibrida 0,042

3 Padi Memberamo 0,040

4 Padi Ciliwung 0,039

5 Jagung Kuning 0,033

KPJU Potensial

1 Ikan Bandeng 0,032

2 Padi Ciherang 0,031

3 Beras 0,024

4 Jagung Kuning 0,023

5 Kuda 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Gedung Pemda Kab. Jeneponto pada hari Jum’at, 23

Page 99: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

November 2012 Pukul 14.30 – 16.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Rumput Laut

Tabel 3.8.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumput

Laut di Kabupaten Jeneponto

Peluang Tantangan

- Pasar internasional menjanjikan (ekspor)

- Penyerapan tenaga kerja

- Didukung dengan program pengembangan

oleh pemerintah daerah

- Teknologi budidaya sederhana dan mudah

diterapkan

- Faktor alam/kondisi laut

- Kualitas masih rendah, sehingga harga jual

tidak stabil

- Butuh modal yang cukup besar

- Kurang akses informasi mengenai

perkembangan harga

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit cukup tersedia, tempat penjemuran

yang murah dan mudah

- SDM tersedia

- Bibit ditangani oleh Gapoktan

- Sudah melibatkan mesin

- Lahan cukup luas untuk potensi budi daya

- Ketersediaan bibit unggul masih kurang

- SDM tenaga produksi yang handal masih

kurang

- Kualitas produksi masih rendah

- Teknologi produksi dan pasca panen masih

rendah

- Alat pengering masih kurang

- Produktivitas masih rendah

- Rentah hama dan penyakit

- Sanitasi

2. Jagung Hibrida

Tabel 3.8.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Hibrida di Kabupaten Jeneponto

Peluang Tantangan

- Luas areal tanam cukup luas

- Petani paham teknologi pengelolaannya

- Ditetapkan sebagai komoditi unggulan

kabupaten

- Masyarakat dominan petani jagung

- Iklim sesuai

- Harga tidak stabil, banyak dimainkan oleh

spekulan/tengkulak

- Curah hujan yang tinggi merusak hasil panen

- Banyaknya merek jagung menjadikan

pengwilayahan komoditas terganggu

- Petani masih bingung dengan prospek pasar

jagung

- Kurang akses informasi mengenai

perkembangan harga

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku memadai,

- Sudah melibatkan mesin

- Tenaga kerja melimpah, dan sarana

- Harga bibit mahal, penanganan pupuk masih

tertutup,

- Penanaman jagung masih bersifat diagonal

Page 100: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pengolahan tersedia

- SDM tersedia

- Bibit ditangani oleh Gapoktan

- Tidak ada kendala berarti dalam distribusi

produk, karena pembeli langsung

menjemput hasil pertanian

- Tenaga kerja banyak

- SDM tenaga produksi yang handal masih

kurang

- Kualitas produksi masih rendah

- Teknologi produksi dan pasca panen masih

harus ditingkatkan

- Alat pengering masih kurang

- Transportasi sedikit kurang lancar

- Pengolahan pasca panen dan penggunaan

teknologi masih rendah

3. Padi Membramo

Tabel 3.8.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Membramo di Kabupaten Jeneponto

Peluang Tantangan

- Area tanam masih luas

- Kondisi tanah dan iklim cocok

- Harga jual tinggi

- Menjadi primadona petani

- Banyak home industry yang menggunakan

Mambramo sebagai bahan baku

- Masyarakat sangat menyukai padi

Mamberamo

- Penggunaan varietas terus menerus dapat

menyebabkan eksplorasi hama dan penyakit

tanaman

- Penyuluhan kepada petani masih kurang

- Petani kurang faham bagaimana

meningkatkan kualitas

- Harga tidak stabil, banyak dimainkan oleh

spekulan/tengkulak

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit unggul, sudah ada penangkaran

- SDM tersedia; didukung oleh pemerintah,

bibit ditangani oleh Gapoktan

- Produksi berupaya terus ditingkatkan

- Sudah melibatkan mesin

- Pembeli datang menjemput hasil pertanian

- Tidak ada kendala berarti dalam distribusi

produk, karena pembeli langsung

menjemput hasil pertanian

- Produktivitas tinggi

- Rasanya enak dan pulen

- Harga bibit mahal, penanganan pupuk masih

tertutup,

- SDM tenaga produksi yang handal masih

kurang

- Kualitas produksi masih rendah

- Teknologi produksi dan pasca panen masih

harus ditingkatkan

- Sarana pengairan masih kurang

- Benih unggul berkualitas masih rendah

jumlahnya

- Alat pengering masih kurang

- Kurang akses informasi mengenai

perkembangan harga

- Sarana/infrastruktur jalan untuk distribusi

harus dibenahi karena pedagang

membutuhkan akses yang mudah dan lancar

4. Padi Ciliwung

Page 101: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.8.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Jeneponto

Peluang Tantangan

- Area tanam masih luas

- Kondisi tanah dan iklim cocok

- Harga jual tinggi

- Menjadi primadona petani

- Penggunaan varietas terus menerus dapat

menyebabkan eksplorasi hama dan penyakit

tanaman

- Penyuluhan kepada petani masih kurang

- Petani kurang faham bagaimana

meningkatkan kualitas

- Harga tidak stabil, banyak dimainkan oleh

spekulan/tengkulak

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit unggul, sudah ada penangkaran

- SDM tersedia; didukung oleh pemerintah,

bibit ditangani oleh Gapoktan

- Produksi berupaya terus ditingkatkan

- Sudah melibatkan mesin

- Pembeli datang menjemput hasil pertanian

- Tidak ada kendala berarti dalam distribusi

produk, karena pembeli langsung

menjemput hasil pertanian

- Produktivitas tinggi

- Rasanya enak dan pulen

- Harga bibit mahal, penanganan pupuk masih

tertutup,

- SDM tenaga produksi yang handal masih

kurang

- Kualitas produksi masih rendah

- Teknologi produksi dan pasca panen masih

harus ditingkatkan

- Sarana pengairan masih kurang

- Benih unggul berkualitas masih rendah

jumlahnya

- Alat pengering masih kurang

- Kurang akses informasi mengenai

perkembangan harga

- Sarana/infrastruktur jalan untuk distribusi

harus dibenahi karena pedagang

membutuhkan akses yang mudah dan lancar

5. Jagung Kuning

Tabel 3.8.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Kuning di Kabupaten Jeneponto

Peluang Tantangan

- Luas areal tanam cukup luas

- Petani paham teknologi pengelolaannya

- Ditetapkan sebagai komoditi unggulan

kabupaten

- Masyarakat dominan petani jagung

- Iklim sesuai

- Harga tidak stabil, banyak dimainkan oleh

spekulan/tengkulak

- Curah hujan yang tinggi merusak hasil panen

- Banyaknya merek jagung menjadikan

pengwilayahan komoditas terganggu

- Petani masih bingung dengan prospek pasar

jagung

- Kurang akses informasi mengenai

perkembangan harga

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku memadai,

- Sudah melibatkan mesin

- Harga bibit mahal, penanganan pupuk masih

tertututp,

Page 102: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Tenaga kerja melimpah, dan sarana

pengolahan tersedia

- SDM tersedia

- Bibit ditangani oleh Gapoktan

- Tidak ada kendala berarti dalam distribusi

produk, karena pembeli langsung

menjemput hasil pertanian

- Tenaga kerja banyak

- Penanaman jagung masih bersifat diagonal

- SDM tenaga produksi yang handal masih

kurang

- Kualitas produksi masih rendah

- Teknologi produksi dan pasca panen masih

harus ditingkatkan

- Alat pengering masih kurang

- Transportasi sedikit kurang lancar

- Pengolahan pasca panen dan penggunaan

teknologi masih rendah

1. Geografis

Kabupaten Kepulauan Selayar merupakan salah satu di antara 24

Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Selatan yang letaknya di ujung selatan Pulau

Sulawesi dan memanjang dari Utara ke Selatan. Daerah ini memiliki kekhususan

yakni satu-satunya Kabupaten di Sulawesi Selatan yang seluruh wilayahnya

terpisah dari daratan Sulawesi dan terdiri dari gugusan beberapa pulau sehingga

membentuk suatu wilayah kepulauan.

Gugusan pulau di Kabupaten Kepulauan Selayar secara keseluruhan berjumlah

130 buah, 7 (tujuh) diantaranya kadang tidak terlihat (tenggelam) pada saat air

pasang.

Secara geografis, Kabupaten Kepulauan Selayar berada pada koordinat (letak

astronomi) 5°42' - 7°35' Lintang Selatan dan 120°15' - 122°30' Bujur Timur yang

berbatasan dengan:

Utara : Kabupaten Bulukumba dan Teluk Bone

Selatan : Provinsi Nusa Tenggara Timur

Barat : Laut Flores dan Selat Makassar

Timur : Laut Flores (Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Ibu kota kabupaten Kepulauan Selayar adalah Kota Benteng. Kabupaten ini

memiliki luas sebesar 10.503,69 km2 (wilayah daratan dan lautan) dan

berpenduduk sebanyak 134.000 jiwa. Kabupaten Kepulauan Selayar terdiri dari 2

sub area wilayah pemerintahan yaitu wilayah daratan yang meliputi kecamatan

Benteng, Bontoharu, Bontomanai, Buki, Bontomatene, dan Bontosikuyu serta

Page 103: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

wilayah kepulauan yang meliputi kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur,

Takabonerate, Pasimarannu, dan Pasilambena.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Selayar Sebagai Kabupaten Kepulauan yang Maju, Sejahtera dan Relegius”

b. Misi Pembangunan Daerah

Meningkatkan Kualitas Sumberdaya Manusia

Meningkatkan Infrastruktur dasar Masyarakat

Memberdaykan Ekonomi Kerakyatan

Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya alam Secara Berkelanjutan

Meningkatkan Tata Kelola Pemerintahan dan Penegakan Hukum

Mengembangkan Pembinaan Kehidupan Beragama

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Pada Tahun 2010, sektor pertanian masih memberikan sumbangan

terbesar pada perekonomian Kabupaten Selayar, yaitu sebesar 40,44 persen,

mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 42,25

persen. Jumlah produksi pertanian tanaman pangan, peternakan, dan produksi

ikan dapat dilihat pada tabel di samping kanan.

Merujuk hasil Survei Tenaga Kerja Nasional (Sakernas) Tahun 2010,

jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian mencapai 56,44 persen.

Jumlah ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 58,27

persen. Artinya sebagian kecil penduduk sudah meninggalkan sektor pertanian

sebagai mata pencahariannya.

Persentase jumlah penduduk yang bekerja di sektor pertanian (56,44

persen) lebih besar dibandingkan dengan nilai kontribusi sektor pertanian

terhadap perekonomian Kabupaten Selayar (40,44 persen). Artinya

kesejahteraan petani masih belum sesuai dengan seharusnya.

(http://selayarkab.bps.go.id).

Page 104: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

b. Perkebunan

Pada tahun 2010, subsektor perkebunan mengalami pertumbuhan sebesar

4,77 persen. Beberapa komoditi utama subsektor perkebunan ini adalah

cengkeh, jambu mete, dan kelapa.

c. Peternakan

Peningkatan produksi peternakan telah diupayakan dengan program

Swasembada Sapi Potong yang dicanangkan Bupati Kabupaten Kepulauan

Selayar dengan membagikan bibit-bibit sapi kepada para kelompok tani di

desa-desa.

d. Perikanan

Produksi ikan tertinggi diduduki oleh kecamatan Pasimarannu yang

merupakan kecamatan kepulauan. Disusul oleh kecamatan Bontosikuyu,

Bontoharu, dan Bontomatene. Produksi ikan terkecil dihasilkan kecamatan

Benteng yang merupakan ibukota kabupaten.

e. Pariwisata

Potensi wisata di Kabupaten Kepulauan Selayar cukup banyak salah

satunya yang terkenal adalah taman nasional Takabonerate yang merupakan

objek wisata bahari. Jumlah wisatawan yang mengunjungi taman nasional

Takabonerate pada tahun 2009 mencapai 576 orang. Jumlah ini menurun pada

2010 yang hanya mendapat kunjungan dari 145 wisatawan dalam negeri dan 5

wisatawan asing. Promosi mengenai taman nasional Takabonerate harus lebih

ditingkatkan. Selain itu kemudahan akses menuju ke kepulauan Takabonerate

juga harus dipermudah. Sehingga lebih banyak lagi wisatawan yang berminat

untuk berkunjung.

Hingga saat ini, hanya ada 8 (delapan) hotel/penginapan yang ada di

kabupaten kepulauan Selayar. Selain digunakan sebagai penginapan bagi para

wisatawan, hotel-hotel di kabupaten Kepulauan Selayar juga banyak digunakan

oleh berbagai instansi baik vertikal maupun instansi di lingkup pemerintahan

daerah sebagai tempat pertemuan, rapat, atau pelatihan. Dengan demikian,

bisnis perhotelan terus meningkat dan tumbuh. Pada tahun 2010, pertumbuhan

subsektor hotel mencapai 2,58 persen (http://selayarkab.bps.go.id).

Page 105: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Kepulauan Selayar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan

long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10

besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.9.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Kepulauan Selayar

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Jagung Kuning (Lokal) 1 Pasir

2 Kacang Hijau 2 Pasir Besi

3 Kacang Tanah 3 Sirtu

4 Padi Inpari (7,8,10) 4 Batu Kapur

5 Ubi Kayu 5 Tanah Uruk

6 Ubi Jalar 6 Batu Gunung

7 Uhi 7 Granit

8 Batara Tojeng (Sorgum) 8 -

9 Opa 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Melinjo 1 Pengolahan Arang (Kopra)

2 Jambu Mente 2 Meubel

3 Jeruk Manis 3 Pengolahan Kue

4 Mangga Golek 4 Keripik Melinjo

5 Sukun 5 Terasi

6 Nangka 6 Ikan Asin

7 Pisang Raja 7 Keripik Pisang

8 Mangga Harummanis 8 Abon Ikan

9 Mangga Madu 9 Kerajinan Cangkang Kerang - Pajangan

10 Mangga Manalagi 10 Pabrik Es ( Skala Menengah)

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 1 Kios-Kios Makanan Minuman

2 Kelapa Dalam 2 Kopra

3 Pala 3 Ikan

4 Kenari 4 Kelapa

5 Kemiri 5 Kacang Mente

6 Kakao 6 Kambing

7 Lada 7 Hewan

8 Holasa/Bitti (Jati) 8 Ubi Kayu

9 Kelapa Hibrida Joro 9 Jagung

10 Asam Jawa 10 Kacang Tanah

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Buras 1 Hotel Melati

2 Sapi (Lokal) 2 Wisata Pantai

3 Kambing 3 Warung Makan

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Wisata Alam (Gunung, Air Terjun, Goa)

5 Kuda 5 Pusat Perbelanjaan (Plaza)

6 Itik Petelur 6 Telapak Kaki Sawerigading

Page 106: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Ayam Ras (Petelur) 7 Qur'an Besar

8 Kerbau 8 Kampung Mingangtugu

9 Domba 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Teripang 1 Angkutan Antar Kota (Bus)

2 Rumput Laut 2 Kapal Motor

3 Ikan Kakap (Tangkap) 3 Angkutan Barang (Pick Up)

4 Lobster (Tangkap) 4 Angkutan Kota (Pete-Pete, Panther)

5 Ikan Kerapu (Budidaya) 5 Ojek

6 Ikan Baronang 6 Becak

7 Udang Windu (Tangkap) 7 Angkutan Roda Tiga (Triseda, Kaisar)

8 Ikan Cakalang 8 -

9 Ikan Bandeng 9 -

10 Ikan Teri 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Motor

2 - 2 Bengkel Mobil

3 - 3 Lembaga Kursus (Keahlian)

4 - 4 Servis Elektronik

5 - 5 Sewa Mesin Kapal

6 - 6 Warnet

7 - 7 Percetakan

8 - 8 Las

9 - 9 Pangkas Rambut

10 - 10 Tukang Jahit

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di

tabel berikut.

Tabel 3.9.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Kepulauan Selayar

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tanaman Pangan

Pertambangan

Page 107: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Jagung Kuning (Lokal) 0,209 1 Pasir 0,263

2 Kacang Hijau 0,159 2 Pasir Besi 0,225

3 Kacang Tanah 0,157 3 Sirtu 0,149

4 Padi Inpari (7,8,10) 0,141 4 Batu Kapur 0,114

5 Ubi Kayu 0,112 5 Tanah Uruk 0,111

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Melinjo 0,230 1 Pengolahan Arang (Kopra)

0,339

2 Jambu Mente 0,144 2 Meubel 0,117

3 Jeruk Manis 0,130 3 Pengolahan Kue 0,111

4 Mangga Golek 0,080 4 Keripik Melinjo 0,102

5 Sukun 0,077 5 Terasi 0,095

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 0,198 1 Kios-Kios Makanan Minuman

0,282

2 Kelapa Dalam 0,181 2 Kopra 0,189

3 Pala 0,130 3 Ikan 0,182

4 Kenari 0,117 4 Kelapa 0,101

5 Kemiri 0,109 5 Kacang Mente 0,092

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Buras 0,281 1 Hotel Melati 0,256

2 Sapi (Lokal) 0,264 2 Wisata Pantai 0,237

3 Kambing 0,134 3 Warung Makan 0,202

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,091 4 Wisata Alam (Gunung, Air Terjun, Goa)

0,103

5 Kuda 0,089 5 Pusat Perbelanjaan (Plaza)

0,071

Perikanan Transportasi

1 Teripang 0,215 1 Angkutan Antar Kota (Bus)

0,226

2 Rumput Laut 0,187 2 Kapal Motor 0,204

3 Ikan Kakap (Tangkap) 0,168 3 Angkutan Barang (Pick Up)

0,180

4 Lobster (Tangkap) 0,121 4 Angkutan Kota (Pete-Pete, Panther)

0,172

5 Ikan Kerapu (Budidaya) 0,093 5 Ojek 0,096

Kehutanan Jasa

1 - - 1 Bengkel Motor 0,270

2 - - 2 Bengkel Mobil 0,147

3 - - 3 Lembaga Kursus (Keahlian)

0,118

4 - - 4 Servis Elektronik 0,106

5 - - 5 Sewa Mesin Kapal 0,095

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Kepulauan Selayar,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP

untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

Page 108: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis

data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.9.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Kepulauan Selayar

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perikanan 0,186

2 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,142

3 Peternakan 0,108

4 Transportasi 0,093

5 Perdagangan 0,080

6 Jasa 0,077

7 Perindustrian 0,070

8 Pertanian/Perkebunan 0,065

9 Pertanian/Tan. Pangan 0,063

10 Pertanian/Hortikultura 0,055

11 Pertambangan/Penggalian 0,040

12 Kehutanan (Non Kayu) 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.9.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Kepulauan Selayar

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Teripang 0,051

2 Rumput Laut 0,044

3 Hotel Melati 0,042

4 Ikan Kakap (Tangkap) 0,040

5 Wisata Pantai 0,039

KPJU Potensial

1 Ayam Buras 0,035

2 Sapi (Lokal) 0,033

3 Warung Makan 0,033

4 Pengolahan Arang (Kopra) 0,031

5 Lobster (Tangkap) 0,029

Page 109: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Reyhan Resto and Coffee Benteng, Selayar pada hari Kamis,

15 November 2012 Pukul 13.30 – 14.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi

hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Teripang

Tabel 3.9.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Teripang di

Kabupaten Kepulauan Selayar

Peluang Tantangan

- Daerah kepulauan selayar merupakan

habitat yang potensial bagi teripang

- Nilai ekonominya cukup tinggi

- Pasar yang cukup menjanjikan

- Wilayah laut selayar cukup luas

- Geografi selayar cukup baik untuk

budidaya teripang

- Kebijakan pemerintah belum ada terkait

penggunaan kompresor

- Kerusakan terumbu karang karena

pengambilan teripang

- Beberapa lokasi penyelaman sudah tidak

lagi potensial

- Kurangnya SDM dan kesadaran masyarakat

tentang menjaga ekosistem laut

- Belum ada intervensi pemerintah untuk

peningkatan produksi misalnya proses

budidaya sehingga menunjang untuk di

ekspor

- Pemda tidak memperhatikan aspek

pemasaran sehingga diambil alih

didistribusikan oleh Pemda Bantaeng dan

Bulukumba

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku diperoleh langsung dari alam

- Bahan baku tersedia melimpah di alam

dan pembibitan cukup disebarkan saja

- Dapat diolah menjadi berbagai produk

yang bermanfaat

- Pemasaran cukup luas

- Tenaga kerja atau penyelam teripang

cukup banyak

- Tidak dibudidayakan

- Pengolahan masih dilakukan secara

tradisonal dan habitat yang sudah mulai

berkurang

- Dilakukan secara sederhana dan tidak bisa

diproduksi secara terus menerus

- Hasil produksi umumnya dikumpulkan oleh

pengumpul di Bantaeng dan Bulukumba

sehingga harganya sangat rendah dan tidak

menentu

2. Rumput Laut

Page 110: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.9.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumput

Laut di Kabupaten Kepulauan Selayar

Peluang Tantangan

- Memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi

- Dapat diolah menjadi berbagai produk

- Teknologi pengembanganya cukup mudah

- SDA mendukung berupa garis pantai yang

cukup panjang di selayar

- Tidak membutuhkan modal yang banyak

- Peluang pasar cukup

- Dapat diolah menjadi dodol rumput laut

atau bahan makanan lain

- Memiliki nilai jual atau nilai ekonomi yang

cukup tinggi

- Pada bulan September – November kondisi

rumput laut mulai membusuk dan belum ada

obatnya

- Kultur masyarakat yang belum sepenuhnya

mengerti tentang budidaya rumput laut

- Kondisi air yang tidak berarus dan tidak

bergerak mempengaruhi pertumbuhan rumput

laut

- Belum ada akses modal

- Kondisi alam yakni ombak yang cukup besar

- Harga jual yang rendah

- Masih rendahnya animo masyarakat untuk

budidaya rumput laut

- Pemda tidak memperhatikan aspek

pemasaran sehingga diambil alih

didistribusikan oleh pemda bantaeng dan

bulukumba

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit diperoleh dari bantuan pemda dan

dibudidayakan sendiri oleh petani

- Bibit dapat dibudidayakan dan hasil

produksi dijadikan kembali sebagai

tanaman awal (bibit)

- Pemasaran luas

- Bibit juga dibeli dari daerah lain

- Penyakit yang disebabkan oleh pemboman,

pembiusan dan arus air laut

- Langsung dijual dalam keadaan mentah

karena tidak ada teknologi untuk

memproduksi

- Hasil produksi umumnya dikumpulkan oleh

pengumpul di Bantaeng dan Bulukumba

sehingga harganya sangat rendah dan tidak

menentu

3. Hotel Melati

Tabel 3.9.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Hotel Melati

di Kabupaten Kepulauan Selayar

Peluang Tantangan

- Daerah selayar adalah daerah wisata

yang cukup berkembang

- Adanya pertumbuhan ekonomi di sektor

pariwisata

- Pengunjung selayar yang semakin

banyak sehingga membutuhkan akses

perhotelan

- Tingkat hunian yang rendah

- Persaingan semakin ketat dengan hotel

berbintang karena selayar telah menjadi

daerah wisata

- Sulitnya memperoleh modal usaha

- Dominan hotel dan restoran masih di daerah

kota benteng dan masih kurang di daerah

kepulauan sehingga rumah – rumah

penduduk yang dijadikan penginapan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku bangunan dapat diperoleh - Mahalnya biaya bangunan karena akses

Page 111: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

dari daerah lain karena masih adanya

akses transportasi

- Adanya SDM yang dapat membuat

berbagai bangunan hotel

transportasi

- Manajemen hotel serta sarana dan

prasarana hotel yang belum memadai

- Fasilitas yang kurang dan strategi

pemasaran sederhana

- pengunjung datangnya hanya dalam waktu-

waktu tertentu

4. Ikan Kakap (Tangkap)

Tabel 3.9.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan Kakap

(Tangkap) di Kabupaten Kepulauan Selayar

Peluang Tantangan

- Keberlanjutan produksi yang mendukung

karena luasnya daerah perairan

- Ikan kakap mudah diperoleh

- Modal yang tidak terlalu besar

- Nilai jualnya bagus

- Memiliki daging yang bergizi dan dapat

diolah menjadi berbagai produk makanan

- Minimnya akses permodalan bagi nelayan

- Jaminan harga yang tidak menentu

- Sistem “punggawa – sawi “ (pengumpul)

yang merugikan nelayan

- Pihak pengumpul dari daerah kepulauan

yang mendistribusikan ikan, dapat

memainkan harga

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku langsung dari alam karena

luasnya daerah perairan sebagai habitat

- Lahan perairan untuk budidaya cukup

luas

- Pemasaran luas hingga ke luar negeri

- Budidaya yang cukup mudah

- Adanya pemboman menyebabkan telur ikan

juga hancur

- Belum dibudidayakan

- Langsung dijual dalam keadaan mentah

karena tidak ada teknologi untuk

memproduksi

- Pemasaran terkendala pada aspek

transportasi sehingga hanya di pasarkan di

daerah kepulauan.

- Alat tangkap yang digunakan masih

tradisional

- Susah untuk mempertahankan kualitas

produksi

5. Wisata Pantai

Tabel 3.9.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Wisata

Pantai di Kabupaten Kepulauan Selayar

Peluang Tantangan

- Lahan yang masih murah

- Pemandangan laut dan bawah laut yang

indah

- Selayar merupakan andalan wisata

- Kreativitas masyarakat yang masih kurang

dalam melihat potensi pariwisata pantai

- Legalitas usaha masyarakat untuk

memperoleh pinjaman sulit

Page 112: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

bahari nasional dan terbaik di dunia

- Terdapat banyak objek wisata yang khas

dan berkarakter

- Infrastruktur belum memadai

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Ada banyak objek wisata yang telah

menjadi andalan wisata nasional

- Tidak ada restribusi sehingga objek wisata

tidak mendatangkan sumber perekonomian

1. Geografis

Kabupaten Luwu adalah sebuah kabupaten di Sulawesi Selatan yang dalam

kurun waktu tiga tahun telah dimekarkan menjadi tiga daerah strategis, yaitu

Kabupaten Luwu, Kabupaten Luwu Utara yang kemudian dimekarkan lagi menjadi

Kabupaten Luwu Timur dan Kota Palopo. Pemekaran ini turut menjadikan Kota

Palopa selaku pusat pemerintahan otonom kota Palopo. Luas wilayah Kabupaten

Luwu 3.000,25 km², sebelum Palopo menjadi kota otonom dengan jarak tempuh

dari Kota Makassar lebih dari 367 km. Populasinya pada tahun 2009 berjumlah

328.180 jiwa dengan kepadatan 109,38 per km2. Secara geografi Kabupaten Luwu

terletak pada koordinat antara 2°3’45” sampai 3°37’30” LS dan 119°15” sampai

121°43’11” BB, dengan batas administratif sebagai berikut:

Utara : Kabupaten Luwu Utara dan Kabupaten Tana Toraja

Selatan : Kabupaten Sidrap dan Kabupaten Wajo

Barat : Kabupaten Tana Toraja dan Enrekang

Timur : Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara

Kabupaten Luwu terdiri dari 21 kecamatan yaitu Kecamatan Larompong

Selatan, Larompong, Suli, Suli Barat, Belopa, Belopa Utara, Bajo, Bajo Barat,

Kamanre, Ponrang Selatan, Ponrang, Bupon, Bua, Bastem, Latimojong,

Walenrang, Walenrang Barat, Walenrang Utara, Walenrang Timur, Lamasi, Lamasi

Timur.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Luwu menjadi daerah yang maju dan mandiri atas landasan

ekonomi kerakyatan yang bernafaskan keagamaan.”

Page 113: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

b. Misi Pembangunan Daerah

Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana untuk mendorong

pertumbuhan ekonomi dan pengembangan wilayah.

Melaksanakan pembangunan ekonomi kerakyatan yang berbasis pada

agribisnis (agroindustri dan agrowisata).

Memelihara, mendorong dan meningkatkan suasana kehidupan beragama,

kehidupan sinergitas dan harmonitas kehidupan yang penuh kedamaian dan

ketentraman.

Meningkatkan upaya pelaksanaan pengawasan pembangunan secara

terbuka dan transparan sehingga mampu mendorong terwujudnya

pemerintahan yang bersih, berwibawa dan bertanggung jawab.

Mendorong peningkatan SDM yang berkualitas tinggi dan pengelolaan SDA

secara bijak dan ramah lingkungan.

Meningkatkan fungsi pengawasan, baik pengawasan masyarakat,

pengawasan fungsional maupun pengawasan politik.

Memelihara sinergitas antar wilayah dan antar daerah serta menjaga

keutuhan NKRI.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Dalam kurun waktu tiga tahun, Kabupaten Luwu mampu menghadirkan

sejumlah proyek pembangunan irigasi, sebahagian besarnya termasuk dalam

kategori mega proyek. Hal ini dilakukan demi masyarakatnya khususnya dalam

pengembangan sektor pertanian. Sektor pertanian di Kabupaten Luwu

mengalami peningkatan dalam hal produksi. Jika sebelumnya, hasil pertanian

seperti padi, hanya mampu menghasilkan 4 hingga 5 setengah ton per

hektarnya, maka sejak 2009 hingga kini, hasil padi dapat mencapai 7 (tujuh) ton

per hektarnya (http://luwukab.go.id).

Sedangkan untuk produksi palawija utama antara lain adalah jagung

sebanyak 8.971 ton, ubi kayu 3.718 ton dan kedelai 1.294 ton.

b. Perkebunan

Page 114: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Di Kabupaten Luwu komoditas yang paling menonjol adalah perkebunan

Kakao yang memiliki luas areal sekitar 65 ribu Ha. Perkebunan cengkeh hanya

sekitar kurang lebih 14 ribu Ha. Di Luwu, khusus cengkeh semua bagian

tanaman tersebut sudah mampu menghasilkan uang. Mulai dari daun, batang,

tangkai dan buah. Pada tanaman kakao, sudah berhasil dikembangkan teknik

fermentasi kakao yang harganya sudah di atas dari penjualan normal biji kakao.

c. Perikanan

Jumlah produksi budidaya perikanan yang paling dominan pada tahun

2008 adalah ikan bandeng yaitu sebesar 1.865 ton. Selain ikan bandeng, juga

terdapat komoditas udang yang cukup berkembang. Untuk udang windu

produksinya mencapai 121 ton, udang api - api sebesar 26 ton dan udang

vannamei 23 ton. Budidaya rumput laut juga cukup potensial di kabupaten

Luwu dengan total produksi mencapai 81.208 ton.

(regionalinvestment.bkpm.go.id)

d. Pertambangan

Kabupaten Luwu akan menjadi daerah tambang emas terbesar di Sulsel,

bila pertengahan tahun 2013 mendatang, PT Masmindo Dwi Area telah

menambang kandungan emas di Kecamatan Latimojong. Potensi emas di

dataran tinggi selatan Luwu itu, bisa ditambang 8.000 Kg per tahun selama 30

tahun.

Dari pembukaan tambang emas ini persoalan tenaga kerja di Luwu bisa

teratasi, karena pertambangan emas ini akan menerima banyak tenaga kerja

lokal. Hal Ini berdampak pada pengurangan tenaga kerja di Luwu yang

berdampak meningkatnya kesejahteraan masyarakat

(http://jakarta.okezone.com).

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Luwu sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Page 115: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.10.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Luwu

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciliwung 1 Kerikil Cor

2 Jagung Hibrida (Bisi 2) 2 Emas (pendulangan tradisional)

3 Padi Sawah 3 Golongan C

4 Padi Cisantana 4 Pasir

5 Sagu 5 Batu sungai

6 Kacang Kedelai 6 Pasir batu

7 Ubi Jalar 7 Marmer

8 Ubi Kayu 8 Batu kapur (bahan semen)

9 Kacang Tanah 9 -

10 Padi IR 46 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Kacang Panjang 1 Pengeringan Coklat

2 Durian Lokal 2 Penggilingan padi

3 Cabai Rawit 3 Meubel

4 Durian Otong 4 Pengolahan kayu

5 Tomat Apel 5 Penyulingan nilam

6 Tomat Keriting 6 Aneka kue

7 Sawi 7 Batu Merah

8 Bayam 8 Minyak kelapa

9 Rambutan Lengkeng 9 Pembuatan Gula Merah

10 Pisang Kepok 10 Gula aren

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 1 Beras

2 Cengkeh 2 Bahan Bangunan

3 Kakao/Coklat 3 Warung Serba Ada

4 Kopi Robusta 4 Hasil Bumi

5 Kelapa Hibrida 5 Toko Sembako

6 Nilam 6 Kain/Tekstil

7 Cengkeh Seputih 7 Kelapa

8 Lada 8 Jagung

9 Kelapa Dalam 9 Pisang

10 Sagu 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 1 Hotel melati

2 Ayam Ras (Petelur) 2 Rumah makan

3 Ayam Buras 3 Warung makan

4 Sapi Bali 4 Wisata pantai

5 Kerbau 5 Wisata Pemandian

6 Kambing Kacang 6 Wisata alam (pengunungan/hutan)

7 Itik Manila 7 Air Terjun

8 Kambing Etawa 8 Gua Batu

9 Babi 9 Batu Tomasan

10 Entok 10 Warung Kopi

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 1 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

2 Ikan Mujair 2 Ojek

3 Udang Windu 3 Angkutan Antar Kota (Panther, Bus)

4 Ikan Mas 4 Pete-Pete/Mikrolet/Kijang

5 Ikan Bandeng 5 -

6 Lele Djumbo 6 -

Page 116: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Udang Windu 7 -

8 Ikan Nila 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 Rotan 1 Bengkel Mobil

2 Damar 2 Tukang Kayu

3 - 3 Bengkel Motor

4 - 4 Penjahit

5 - 5 Salon Kecantikan

6 - 6 Bengkel Las Karbit

7 - 7 Jasa Simpan Pinjam

8 - 8 Pangkas Rambut

9 - 9 Penjual Pulsa

10 - 10 Jasa Gali Batu

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Luwu untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.10.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Luwu

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciliwung 0,152 1 Kerikil Cor 0,140

2 Jagung Hibrida (Bisi 2) 0,130 2 Emas (pendulangan tradisional)

0,139

3 Padi Sawah 0,118 3 Golongan C 0,134

4 Padi Cisantana 0,109 4 Pasir 0,127

5 Sagu 0,106 5 Batu sungai 0,123

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Kacang Panjang 0,137 1 Pengeringan Coklat 0,181

2 Durian Lokal 0,129 2 Penggilingan Padi 0,148

3 Cabai Rawit 0,107 3 Meubel 0,146

4 Durian Otong 0,106 4 Pengolahan Kayu 0,105

5 Tomat Apel 0,101 5 Penyulingan Nilam 0,101

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 0,138 1 Beras 0,163

2 Cengkeh 0,137 2 Bahan Bangunan 0,152

3 Kakao/Coklat 0,125 3 Warung Serba Ada 0,145

4 Kopi Robusta 0,114 4 Hasil Bumi 0,131

5 Kelapa Hibrida 0,093 5 Toko Sembako 0,126

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

Page 117: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Ayam ras (pedaging) 0,140 1 Hotel Melati 0,176

2 Ayam Ras (Petelur) 0,129 2 Rumah Makan 0,125

3 Ayam buras 0,118 3 Warung Makan 0,109

4 Sapi Bali 0,117 4 Wisata Pantai 0,098

5 Kerbau 0,112 5 Wisata Pemandian 0,097

Perikanan Transportasi

1 Rumput laut 0,167 1 Angkutan Barang (truk, pick up)

0,294

2 Ikan Mujair 0,141 2 Ojek 0,264

3 Udang Windu 0,128 3 Angkutan antar kota (panther, bus)

0,229

4 Ikan Mas 0,122 4 Pete-pete/mikrolet/kijang 0,213

5 Ikan bandeng 0,118 5 - -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 Rotan 0,761 1 Bengkel Mobil 0,177

2 Damar 0,239 2 Tukang Kayu 0,137

3 - - 3 Bengkel Motor 0,135

4 - - 4 Penjahit 0,102

5 - - 5 Salon Kecantikan 0,095

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Luwu, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.10.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Luwu

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,258

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,185

3 Perindustrian 0,123

4 Peternakan 0,081

5 Perdagangan 0,072

6 Pertanian/Hortikultura 0,052

7 Perikanan 0,051

8 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,045

9 Kehutanan (non kayu) 0,044

10 Pertambangan/penggalian 0,033

Page 118: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

11 Transportasi 0,030

12 Jasa 0,025

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.10.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Luwu

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Kopi Arabika 0,059

2 Cengkeh 0,058

3 Kakao/Coklat 0,053

4 Kopi Robusta 0,048

5 Padi Ciliwung 0,046

KPJU Potensial

1 Kelapa Hibrida 0,040

2 Jagung Hibrida (Bisi 2) 0,039

3 Padi Sawah 0,035

4 Rotan 0,033

5 Padi Cisantana 0,033

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Dinas Koperindag Kabupaten Luwu pada

hari Kamis, 29 November 2012, pukul 09.45 – 12.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Kopi Arabika

Tabel 3.10.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kopi

Arabika di Kabupaten Luwu

Peluang Tantangan

- Potensi lahan tersedia cukup luas

- Pasar cukup tersedia

- Kelembagaan kurang efektif

- Prasarana transportasi kurang memadai

Page 119: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Dukungan dari pemerintah kabupaten

cukup besar

- Belum ada koperasi yang khusus menangani

petani kopi

- Wawasan petani kurang

- Promosi masih kurang

- Sertifikasi belum ada

- Sumberdaya manusia minim

- Infrastruktur (sarana dan prasarana) belum

memadai

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit dan pupuk mudah didapatkan

- Sarana dan prasarana tersedia

Infrastruktur memadai

- Branding kopi baik

- Pemasaran baik

- Rantai pemasaran terlalu panjang

- Distribusi terkendala

2. Cengkeh

Tabel 3.10.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cengkeh

di Kabupaten Luwu

Peluang Tantangan

- Lahan tersedia

- Dukungan dari pemerintah kabupaten

- Kelembagaan kurang efektif

- Produktivitas masih rendah

- Tanaman sudah tua

- Permodalan kurang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit dan pupuk mudah didapatkan

- Sarana dan prasarana tersedia

- Infrastruktur memadai

- Pemasaran baik

- Distribusi lancar

- Rantai pemasaran terlalu panjang

3. Kakao/Coklat

Tabel 3.10.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kabupaten Luwu

Peluang Tantangan

- Dukungan dari pemerintah kabupaten

- Potensi lahan pengembangan cukup luas

- Harga jual kakao stabil

- Komoditas unggulan

- Diperebutkan oleh pedagang

- Biji kakao dari kabupaten Luwu telah

memenuhi standar mutu/SNI

- Tidak adanya investor daerah yang tetap

- Hama buah kakao yang semakin berkembang

pesat

- Wawasan pemasaran kurang

- Kebijakan pemerintah terhadap

pengolahannya masih kurang.

- Permodalan masih kurang

- Kualitas mutu rendah

- Kesuburan tanah makin menurun

- Kelembagaan kurang efektif

Page 120: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit dan pupuk mudah didapatkan

- Sarana dan prasarana tersedia

- Infrastruktur memadai

- Pemasaran baik

- Distribusi lancar

- Pemasaran sangat luas dan menjanjikan

- Rantai pemasaran terlalu panjang

- Terkena krisis penyakit

- Tanaman tua

- Produksi masih rendah

- Penanaman tidak sesuai dengan standar

4. Kopi Robusta

Tabel 3.10.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kopi

Robusta di Kabupaten Luwu

Peluang Tantangan

- Potensi lahan tersedia cukup luas

- Pasar cukup tersedia

- Dukungan dari pemerintah kabupaten

- Kelembagaan yang kurang efektif

- Belum ada koperasi yang khusus menangani

petani kopi

- Wawasan petani kurang

- Adanya penerapan standar mutu oleh

pembeli (pabrikan)

- Masyarakat kurang begitu suka dengan kopi

robusta

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit dan pupuk mudah didapatkan

- Sarana dan prasarana tersedia

- Infrastruktur memadai

- Pemasaran baik

- Rantai pemasaran terlalu panjang

- Infrastruktur (transportasi kurang memadai)

- Distribusi terkendala

5. Padi Ciliwung

Tabel 3.10.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Luwu

Peluang Tantangan

- Dukungan dari pemerintah kabupaten

- Produksi tinggi dan termasuk varietas

unggul

- Lahan masih sangat luas

- Kelembagaan yang kurang efektif

- Kurangnya modal

- Permainan pedagang terhadap harga beli

padi.

- Standar mutu belum ada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit dan pupuk mudah didapatkan

- Sarana dan prasarana tersedia

- Infrastruktur memadai

- Pemasaran baik

- Distribusi lancar

- Adanya pembangunan irigasi

- Adanya pembukaan lahan baru

- Serangan objek tikus

- Penanganan pasca panen masih kurang

- Minim sarana pengeringan/masih

menggunakan cahaya matahari.

- Rantai pemasaran terlalu panjang

- Kelompok tani kurang koordinasi

- Tidak tahan lama

Page 121: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Kabupaten Luwu Timur merupakan Kabupaten paling timur di Provinsi Sulawesi

Selatan yang berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah di sebelah Utara.

Sedangkan di sebelah Selatan berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan

Teluk Bone. Sementara itu, batas sebelah Barat merupakan Kabupaten Luwu Utara.

Kabupaten Luwu Timur yang beribukota di Malili, secara administrasi dibagi

menjadi 11 kecamatan yaitu Kecamatan Burau, Wotu, Tomoni, Tomoni Timur,

Angkona, Malili, Towuti, Nuha, Wasuponda, Mangkutana dan Kaleana.

Di Kabupaten Luwu Timur terdapat sembilan sungai besar. Salah satu sungai

tersebut adalah Sungai Kalaena dengan panjang 85 km. Sungai tersebut melintas di

Kecamatan Mangkutana. Sungai Kalaena tercatat sebagai sungai terpanjang di

Kabupaten Luwu Timur. Sedangkan sungai terpendek adalah Sungai Bambalu

dengan panjang 15 km.

Selain itu, di Kabupaten Luwu Timur juga terdapat lima danau. Kelima danau

tersebut antara lain danau Matano (dengan luas 245.70 km2), Danau Mahalona (25

km2), dan Danau Towuti (585 km2), Danau Tarapang Masapi (2.43 km2) dan Danau

Lontoa (1.71 km2). Danau Matano terletak di Kecamatan Nuha sedangkan keempat

danau lainnya terletak di Kecamatan Towuti.

Kabupaten Luwu Timur merupakan wilayah yang memiliki curah hujan yang

cukup tinggi. Pada tahun 2007 tercatat rata-rata curah hujan mencapai 279 mm

dengan rata-rata jumlah hari hujan perbulan mencapai 17 hari.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

”Keberlanjutan Pemerintahan, Pembangunan dan Pelayanan Publik Di

Kabupaten Luwu Timur Menuju Kabupaten Agroindustri Tahun 2015”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Meningkatkan kualitas penyelenggaraan kepemerintahan dan pelayanan

publik yang sebaik-baiknya,

Memperkuat kompetensi dan kapasitas sumberdaya manusia di daerah

untuk dapat menjadi handal,

Page 122: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdayaguna, berhasilguna untuk selanjutnya dapat meningkatkan

partisipasi dalam kemajuan daerah,

Menjaga suasana kebersamaan antar komponen warga agar tetap

harmonis, tertib dan aman guna,

Menunjang hidup dan kehidupan masyarakat yang lebih maju dan

bermartabat dalam kesesuaian,

Tatanan nilai-nilai budaya luhur dan tuntunan agama,

Melanjutkan momentum dan meningkatkan kualitas pembangunan daerah

dengan memperluas,

Aksesibilitas dan meningkatkan daya saing daerah untuk mengantisipasi

perkembangan situasi,

Perekonomian nasional dan internasional, melalui industrialisasi perdesaan

dan agroindustri.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Rata-rata produktivitas padi (padi sawah dan padi ladang) di Kabupaten

Luwu Timur pada tahun 2010 sebesar 59,50 Kw/Ha dengan luas panen

sebesar 28.678,00 Ha dan produksi 170.620,49 ton. Kecamatan penyumbang

produksi padi terbesar adalah Kecamatan Burau dengan total produksi sebesar

30.954,52 ton dan luas panen bersih sebesar 4.886 Ha serta memiliki

produktivitas yaitu 63,60 Kw/Ha. Komoditi tanaman pangan yang dihasilkan

Kabupaten Luwu Timur adalah jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi

kayu dan ubi jalar. Dibandingkan dengan tahun lalu produksi komoditi tersebut

mengalami kenaikan hampir di setiap komoditi kecuali kacang kedelai dan

kacang hijau yang mengalami penurunan produksi. Subsektor hortikultura

mencakup tanaman sayuran, tanaman buahbuahan, tanaman biofarma dan

tanaman hias. Komoditi yang disajikan pada tanaman sayuran meliputi bawang

daun, Cabai, tomat, petsai, kacang panjang dan bayam. Pada tahun 2010,

produksi tanaman sayuran terbesar yang dihasilkan Kabupaten Luwu Tmur

adalah tanaman kangkung dengan produksi 557,55 ton.

Sedangkan tanaman buah-buahan yang dihasilkan meliputi mangga,

durian, jeruk, pisang, pepaya, nanas, rambutan dan manggis dengan produksi

terbesar adalah buah pisang sebanyak 30.314,60 ton. Tanaman obat-obatan

meliputi jahe, laos, kencur, kunyit dengan produksi terbesar adalah

laos/lengkuas sebanyak 2.300 kg. (http://www.luwutimurkab.go.id)

Page 123: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Strategi pengembangan tanaman pangan dan hortikultura sebagai berikut :

Penguatan kelembagaan petani agar dapat berfungsi optimal bagi perbaikan

kegiatan usaha tani dan peningkatan produksi;

Peningkatan kemudahan bagi petani dalam memperoleh saprodi (sarana

produksi);

Pemanfaatan lahan pekarangan untuk tanaman hortikultura;

Peningkatan produktivitas lahan melalui pemanfaatan teknologi tepat guna;

Peningkatan sarana dan prasarana irigasi;

Pemanfaatan kelembagaan penyuluhan dan ketahanan pangan.

b. Perkebunan

Perkebunan rakyat di Kabupaten Luwu Timur meliputi perkebunan kelapa,

kelapa sawit, kopi, lada, dan kakao. Pada tahun 2010, produksi tanaman

perkebunan rakyat terbanyak adalah kelapa sawit, yaitu sebesar 47.155,53 ton

yang diperoleh dari lahan seluas 5.114 Ha, yang kedua adalah komoditas

kakao, yakni sebesar 16.938,86 ton dari lahan seluas 37.315,05 Ha. Produksi

kelapa sawit terbanyak berada di kecamatan Mangkutana yaitu sebesar 14.418

ton dengan luas lahan 1.291 Ha. Sedangkan produksi kakao terbesar berada di

kecamatan Burau sebesar 3.646,50 ton dengan luas lahan 7.791,15 Ha.

Perkebunan besar di Kabupaten Luwu Timur adalah perkebunan kelapa

sawit, dengan total produksi sebesar 68.567,66 ton dengan luas tanamnya

sebesar 6.452 Ha di tahun 2010. Kecamatan yang paling besar memberikan

kontribusi produksi tanaman ini adalah kecamatan Burau sebanyak 20.964 ton

dengan luas tanam sebesar 1.747 Ha (http://www.luwutimurkab.go.id).

Pengembangan perkebunan lebih diarahkan pada pengembangan

berbagai komoditas perkebunan unggulan, peningkatan nilai tambah dan

pemanfaatan potensi hutan yang ramah lingkungan. Strategi pengembangan

perkebunan dan kehutanan sebagai berikut :

Pengumpulan dokumen karakteristik lahan pada skala detail sehingga

pemilihan komoditas yang akan dikembangkan sesuai dengan potensi

lahan;

Pengembangan berbagai komoditas perkebunan dan kehutanan yang

memiliki keunggulan agronomis serta sesuai dengan kondisi wilayah;

Peningkatan nilai tambah komoditas hasil-hasil perkebunan dan kehutanan

melalui aktifitas pengolahan;

Page 124: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pengembangan kegiatan agrobisnis dan agroindustri khususnya untuk

komoditas unggulan;

Penguatan kelembagaan petani agar dapat berfungsi optimal bagi perbaikan

kegiatan usaha tani dan peningkatan produksi;

Peningkatan kemudahan bagi petani dalam memperoleh saprodi (sarana

produksi);

Pengendalian aktifitas pengelolaan dan pemanfaatan hutan demi menjaga

ekosistem dan kelestarian hutan;

Menjaga, melindungi dan mempertahankan keanekaragaman hayati.

c. Peternakan

Pada tahun 2010 di Kabupaten Luwu Timur tercatat populasi ternak babi

sebanyak 19.563 ekor, sapi potong sebanyak 10.098 ekor dan kambing

sebanyak 6.369 ekor. Selain itu, pada periode yang sama tercatat ayam

kampung sebanyak 155.228 ekor, ayam pedaging sebanyak 85.380 ekor dan

ayam petelur sebanyak 117.595 ekor. Pada tahun 2010 kegiatan pemotongan

ternak tercatat sebanyak 1.218 ekor sapi, 48 ekor kerbau, 468 kambing, 805

ekor babi, 14.690 ayam buras dan 112.043 ekor ayam pedaging. Beberapa

peluang di sektor peternakan :

Pemibitan ternak sapi dengan pengembangan secara bergulir

Pembibitan ayam buras (DOC)

Pembangunan pabrik pakan ternak cold storage

Pengembangan usaha Industri pengalengan komoditas ternak tertentu

Industri daging beku hasil penggemukan (Fattening) dan penggembalaan

(Cocobeef)

Pengembangan Rumah Potong Hewan (RPH)

d. Perikanan

Dengan panjang garis pantai 117,4 km, Kabupaten Luwu Timur memiliki

potensi kawasan budidaya laut yang cukup besar. Komoditas yang menjadi

unggulan adalah Rumput Laut Euchema cottonii dengan produksi pada tahun

2009 sebesar 2.636 Ton dari 314 unit dengan produktivitas 8,4 Ton/Ha, dan

komoditas ini mengalami peningkatan produksi yang signifikan dari tahun ke

tahun. Saat ini komoditi rumput laut Euchema cottonii menjadi salah satu

primadona aktivitas budidaya di Kecamatan Burau dan Wotu.

Page 125: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Potensi lahan tambak mencapai 10. 841 Ha yang dikelolah untuk

mengembangkan komoditas unggulan terdiri dari Ikan Bandeng, Udang,

Kepiting, dan Rumput Laut Gracillaria sp. Komoditi ini telah menjadi prioritas

pemerintah Kabupaten Luwu Timur untuk mendukung Provinsi Sulawesi

Selatan sebagai sentra ikan bandeng, udang dan rumput laut.

Potensi pengembangan perikanan budidaya air tawar di Kabupaten Luwu

Timur dapat dilaksanakan di seluruh kecamatan. Hal ini didukung dengan

ketersedian air yang melimpah dari sungai, irigasi dan danau. Komoditas

unggulan yang telah dikembangkan adalah Ikan Nila, Ikan Gurame, Ikan Mas,

dan Kepiting Air Tawar.

Produksi perikanan tangkap di Kabupaten Luwu Timur cukup memadai

untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam dan luar daerah. Adapun potensi

perikanan tangkap yang dominan berasal dari jenis ikan pelagis kecil seperti

tembang, teri, kembung, dll. Lokasi perikanan tangkap tersebar di 4 (empat)

kecamatan pesisir yaitu Kecamatan Malili, Angkona, Wotu dan Burau.

Komoditas yang dihasilkan dari aktifitas penangkapan antara lain

cakalang, tuna, tenggiri, layang, kembung, kerapu, cucut, teri, kepiting, kakap,

bawal, baronang dan jenis ikan lainnya yang setiap musim dapat menghasilkan

produksi yang cukup tinggi.

e. Pertambangan

Kabupaten Luwu Timur dikenal memiliki kandungan Nikel yang cukup

banyak. Penambangan Nikel di kabupaten ini dilakukan oleh PT INCO yang

terletak di Kecamatan Nuha. Pada tahun 2010, jumlah produksi Nikel Matte

mencapai 77.185,184 ton. Jumlah ini mengalami kenaikan dari

tahun sebelumnya yang mencapai 68.228,332 ton

(http://www.luwutimurkab.go.id).

f. Kehutanan

Berdasarkan data Dinas Kehutanan Kabupaten Luwu Timur, sampai

dengan akhir tahun 2010 tercatat luas Hutan Lindung adalah 235.998,34 Ha,

luas Hutan Produksi adalah 117.940,98 Ha. Sementara itu luas kawasan

konservasi adalah 183.624,08 Ha. Ada tiga jenis produksi kayu hutan yang

diproduksi di Kabupaten Luwu Timur, diantaranya kayu bulat, kayu gergajian

dan kayu lapis. Diantara ketiga jenis kayu tersebut, kayu bulat yang paling

banyak diproduksi yaitu sebanyak 44.297,84 m3. Hasil hutan yang utama di

Page 126: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kabupaten Luwu Timur adalah kayu yang berasal dari hutan alam, sedangkan

dari hutan tanaman rakyat antara lain gemelina dan albasia.

g. Perindustrian

Pengembangan perindustrian lebih diarahkan pada capaian Agroindustri

yang berdaya guna dan berhasil guna pada tahun 2015 mendatang. Strategi

pengembangan perindustrian sebagai berikut :

Penciptaan iklim yang lebih kondusif bagi tumbuh kembangnya usaha-usaha

yang mengolah hasil-hasil pertanian.

Penyediaan informasi tentang potensi-potensi industri (agroindustri)

Pengembangan regulasi di sektor perindustrian guna merangsang investasi.

Meningkatkan nilai tambah sistem pertanian berkelanjutan di pedesaan

melalui capaian agroindustri yang berdayaguna dan berasilguna pada tahun

2015 mendatang.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Luwu Timur sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long

list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.11.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha

Kabupaten Luwu Timur

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciherang 1 Batu Gunung

2 Padi Ciliwung 2 Sirtu

3 Jagung Kuning 3 Tanah Liat (Bahan Batu Merah)

4 Kacang Tanah 4 Pasir

5 Kedelai 5 Batu Sungai

6 Kacang Koro Pedang 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Durian 1 Meubel

2 Rambutan Lengkeng 2 Penggilingan Padi

3 Langsat 3 Penyulingan Nilam

Page 127: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Kacang Panjang 4 Roti

5 Sawi 5 Kerajinan Ukir Rumah Tangga

6 Kangkung 6 Batu Bata

7 Kol 7 Tahu Tempe

8 Salak 8 Keripik Pisang

9 Nilam 9 Olahan Sagu

10 Pisang Manurung 10 Sale

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa Sawit 1 Meubel

2 Kakao 2 Cokelat

3 Lada 3 Hasil Bumi1

4 Vanili 4 Jagung

5 Kelapa Dalam 5 Toko Sembako

6 Kelapa Hibrida 6 Minimarket

7 - 7 Kelontong

8 - 8 Pedagang Sayur Keliling

9 - 9 Isi Ulang Air Minum

10 - 10 Ikan

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi Bali 1 Restoran

2 Ayam Ras (Pedaging) 2 Hotel Melati

3 Ayam Ras (Petelur) 3 Rumah Makan

4 Ayam Buras (Pedaging)

4 Wisata Alam (Air Terjun, Sungai, Danau)

5 Ayam Buras (Petelur) 5 Wisata Pantai

6 Kerbau 6 Warung Makan

7 Kambing Kacang 7 -

8 Itik 8 -

9 Kambing Bangkok 9 -

10 Babi 10 -

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 1 Angkutan Antar Kota (Kijang, Bus)

2 Bandeng (Tambak) 2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

3 Lobster 3 Angkutan Kota (Pete-Pete)

4 Ikan Mas 4 Perahu Motor

5 Kepiting 5 Ojek Motor

6 Udang Windu 6 Perahu (Non Motor)

7 Lele Dumbo 7 -

8 Ikan Nila 8 -

9 Ikan Gurame 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Mobil

2 - 2 Warnet

3 - 3 Bengkel Motor

4 - 4 Servis HP

5 - 5 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

6 - 6 Tukang Kayu

7 - 7 Salon Kecantikan

8 - 8 Cuci Mobil

9 - 9 Press Ban (Mobil)

10 - 10 -

Page 128: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Luwu Timur untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11

kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.11.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Luwu Timur

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciherang 0,340 1 Batu Gunung 0,314

2 Padi Ciliwung 0,339 2 Sirtu 0,183

3 Jagung Kuning 0,157 3 Tanah Liat (Bahan Batu Merah)

0,180

4 Kacang Tanah 0,073 4 Pasir 0,172

5 Kedelai 0,058 5 Batu Sungai 0,151

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Durian 0,263 1 Meubel 0,203

2 Rambutan Lengkeng 0,179 2 Penggilingan Padi 0,138

3 Langsat 0,098 3 Penyulingan Nilam 0,129

4 Kacang Panjang 0,076 4 Roti 0,128

5 Sawi 0,075 5 Kerajinan Ukir Rumah Tangga

0,082

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa Sawit 0,320 1 Meubel 0,144

2 Kakao 0,209 2 Cokelat 0,144

3 Lada 0,198 3 Hasil Bumi1 0,135

4 Vanili 0,120 4 Jagung 0,135

5 Kelapa Dalam 0,078 5 Toko Sembako 0,103

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Bali 0,208 1 Restoran 0,237

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,151 2 Hotel Melati 0,178

3 Ayam Ras (Petelur) 0,145 3 Rumah Makan 0,160

4 Ayam Buras (Pedaging) 0,106 4 Wisata Alam (Air Terjun, Sungai, Danau)

0,153

5 Ayam Buras (Petelur) 0,101 5 Wisata Pantai 0,148

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 0,195 1 Angkutan Antar Kota (Kijang, 0,241

Page 129: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Bus)

2 Bandeng (Tambak) 0,151 2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

0,230

3 Lobster 0,090 3 Angkutan Kota (Pete-Pete) 0,179

4 Ikan Mas 0,072 4 Perahu Motor 0,139

5 Kepiting 0,071 5 Ojek Motor 0,129

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel Mobil 0,161

2 - - 2 Warnet 0,136

3 - - 3 Bengkel Motor 0,133

4 - - 4 Servis HP 0,119

5 - - 5 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

0,101

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Luwu Timur, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.11.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Luwu Timur

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,124

2 Perindustrian 0,121

3 Perikanan 0,108

4 Pertanian/Hortikultura 0,095

5 Perdagangan 0,095

6 Pertanian/Perkebunan 0,094

7 Pertambangan/penggalian 0,089

8 Kehutanan (non kayu) 0,066

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,058

10 Peternakan 0,055

11 Transportasi 0,050

12 Jasa 0,046

Page 130: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.11.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Luwu Timur

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Ciherang 0,044

2 Padi Ciliwung 0,043

3 Rumput laut 0,036

4 Meubel 0,036

5 Kelapa sawit 0,033

KPJU Potensial

1 Bandeng (tambak) 0,028

2 Batu gunung 0,028

3 Durian 0,026

4 Penggilingan padi 0,025

5 Penyulingan nilam 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Luwu Timur pada

hari Selasa, 1 Desember 2012 Pukul 09.45 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Ciherang

Tabel 3.11.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciherang di Kabupaten Luwu Timur

Peluang Tantangan

- Teknologi pertanian sudah menunjang

- Sumberdaya manusia sudah meningkat

- Perluasan sawah, karena besarnya potensi

lahan

- Sumber air sangat memadai

- Adanya peluang peningkatan produksi

- Adanya industri pengolahan pasca panen

- Pasar luas

- Iklim tidak menentu dan tidak bersahabat

- Fluktuasi harga

- Luas lahan terkendala kawasan hutan

- Selisih harga dari daerah lain yang lumayan

jauh.

- Modal terbatas

- Jenis varietas belum unggul

- Pembatasan ekspor

Page 131: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Adanya dukungan dari pemerintah.

- Adanya varietas unggul

- Curah hujan yang tinggi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Benih dapat diusahakan oleh petani

- Tenaga kerja lokal

- Jaringan irigasi/ketersediaan air sudah

cukup untuk mengairi sawah

- Bibit terbatas, bantuan pemerintah lambat

- Jadwal tanam tidak seragam

- Ketersediaan pupuk terbatas

- Ketersediaan alat terbatas

- Jumlah produksi banyak namun pengolahan

terbatas

- Irigasi masih perlu perbaikan

- Teknologi alat sangat dibutuhkan

- Lahan kurang

- Petani masih menjual hasil panen basah

- Pupuk mahal

- Bibit mahal

- Irigasi belum memadai

- Bahan bakar mahal untuk handtractor

- Pola tanam yang belum baik

- Pengolahan belum memadai

- Terbatasnya pemasaran

- Serangan hama

- Kekurangan alsintan

- Masih membutuhkan mesin penggiling dan

mesin panen

- SDM petani rendah

2. Padi Ciliwung

Tabel 3.11.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Luwu Timur

Peluang Tantangan

- Teknologi pertanian sudah menunjang

- Sumberdaya manusia sudah meningkat

- Perluasan sawah, karena besarnya potensi

lahan

- Sumber air sangat memadai

- Adanya peluang peningkatan produksi

- Adanya industri pengolahan pasca panen

- Pasar luas

- Adanya dukungan dari pemerintah.

- Adanya varietas unggul

- Iklim tidak menentu dan tidak bersahabat

- Fluktuasi harga

- Luas lahan terkendala kawasan hutan

- Selisih harga dari daerah lain yang lumayan

jauh.

- Modal terbatas

- Jenis varietas belum unggul

- Pembatasan ekspor

- Curah hujan yang tinggi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tersedianya tenaga kerja lokal - Irigasi masih perlu perbaikan

- Teknologi alat sangat dibutuhkan

- Lahan masih minim

- Bibit kualitas kurang baik

- Pupuk tidak kontiniutas

Page 132: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Proses pengeringan secara manual

- Teknologi tidak tersedia

3. Rumput Laut

Tabel 3.11.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumput

Laut di Kabupaten Luwu Timur

Peluang Tantangan

- Kebijakan pemerintah sangat mendukung

perkembangan rumput laut

- Industri pengolahan rumput laut di Luwu

timur sudah ada

- Pasar ekspor rumput laut telah ada.

- Pembiayaan rumput laut telah ada.

- Potensi sumberdaya alam

- Jumlah petani rumput laut banyak

- Kebutuhan pasar global

- Adanya dukungan pemerintah daerah

- Pemasaran masih terputus pada pengolahan

rumput laut

- Fluktuasi harga.

- Adanya monopoli pedagang pengumpul

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit gracillaria tersedia

- Metode budidaya mudah dilakukan

- Penanganan hama ditanggapi berlebihan

sehingga menurunkan kualitas produksi

- Bibit unggul tidak ada dilokasi

- Kualitas rendah

- Hama penyakit masih banyak

4. Meubel

Tabel 3.11.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Meubel di

Kabupaten Luwu Timur

Peluang Tantangan

- Terdapat lahan hutan yang potensial

- Permintaan tinggi

- Kayu olahan masyarakat sangat kurang dan

banyak di antara hutan lindung

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tenaga kerja lokal - Kurangnya modal

- Belum ada tempat penjualan resmi (meubel)

- Kayu berizin susah didapat

- Peralatan masih kurang

- Panjang rantai penjualan

- Biaya transportasi kayu olahan tinggi

- Lahan kayu sangat kurang

- Sulitnya bahan baku kayu didapatkan

Page 133: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5. Kelapa Sawit

Tabel 3.11.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kelapa

Sawit di Kabupaten Luwu Timur

Peluang Tantangan

- Pemasaran sudah memadai

- Pabrik sudah ada dan berkembang

- Pasar telah tersedia

- Limbah bisa dimanfaatkan

- Kelembagaan petani masih minim

- Peremajaan belum banyak yang lakukan

- Harga yang tidak stabil

- Harga hanya diatur oleh satu lembaga saja

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan banyak dan potensial

- Penyediaan bibit oleh petani

- Teknologi sudah memadai

- Penangan hama atau penyakit yang

semakin gencar

- Lahan terbatas

- Persoalan modal

- Penanganan hama

- Sorbase buah

- Pengerasan jalan tani

- Bibit belum disertifikasi

- Kekurangan pupuk

- Kapasitas pabrik belum memadai karena

bahan baku juga berasal dari daerah lain

- Ketersediaan pupuk terbatas

- Pupuk mahal

1. Geografis

Kabupaten Luwu Utara yang dibentuk berdasarkan UU No. 19 tahun 1999

dengan ibukota Masamba merupakan pecahan dari Kabupaten Luwu. Saat

pembentukannya daerah ini memiliki luas 14.447,56 km2 dengan jumlah penduduk

442.472 jiwa. Dengan terbentuknya kabupaten Luwu Timur maka saat ini luas

wilayahnya adalah 7.502,58 km2.

Secara administrasi terdiri 11 kecamatan 167 desa dan 4 kelurahan. Ke 11

kecamatan tersebut adalah Baebunta, Bone-Bone, Limbong, Malangke, Malangke

Barat, Mappedeceng, Masamba, Rampi, Sabbang, Seko, Sukamaju. Penduduknya

berjumlah 250.111 jiwa (2003) atau sekitar 50.022 Kepala Keluarga yang sebagian

besar (80,93%) bermata pencaharian sebagai petani, namun kontribusi sektor ini

terhadap PDRB Kabupaten Luwu Utara pada tahun 2003 hanya 33,31% atau

sebanyak Rp. 4,06 triliun.

Page 134: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Letak geografis kabupaten Luwu Utara terletak antara 2030,45’ – 30

037,30’

Lintang Selatan dan 119041’15 – 121

043’11 Bujur Timur, yang berbatasan dengan :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tengah

Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kabupaten Luwu dan Teluk Bone

Sebelah Barat : Berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Kab. Tana

Toraja

Sebelah Timur : Berbatasan dengan Provinsi Sulawesi Tenggara dan Kab.

Luwu Timur.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Kabupaten inovasi dalam pembangunan manusia yang religius, mandiri,

produktif, dan bertumpu pada sektor pertanian."

b. Misi Pembangunan Daerah

• Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih.

• Mengembangkan sumberdaya manusia yang agamis, berdaya saing, sehat,

bermutu, dan inovatif.

• Membangun infrastruktur yang memadai, merata, dan terpadu.

• Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dan bertumpu pada

pertanian yang maju dan bernilai tambah tinggi.

• Mengelola sumberdaya alam dan lingkungan yang produktif dan

berkelanjutan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Luwu Utara merupakan salah satu daerah penyangga beras di Sulsel.

Luwu Utara telah berhasil mempertahankan produksi beras nasional di atas

5%, ini dicapai berkat dukungan semua stakeholder terkhusus lagi kerja keras

para petani. Peningkatan produksi beras tahun 2012 ini di Luwu Utara telah

mencapai angka 12%.

b. Perkebunan

Di sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan salah satu komoditi

perkebunan unggulan dan Kabupaten Luwu Utara adalah kabupaten

Page 135: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pengembang kelapa sawit terbesar di Sulawesi Selatan. Peningkatan produksi

perkebunan rakyat untuk kelapa sawit di Luwu Timur pada tahun 2010 sangat

tinggi. Produksi pada tahun 2009 sebesar 7.645 ton. Pada tahun 2010, produksi

kelapa sawit meningkat tajam hingga mencapai 35.154 ton. Untuk komoditi

kakao, produksi pada tahun 2010 sebesar 33.900 ton. Komoditas kakao juga

meningkat dibanding tahun 2009 dimana pada tahun 2009 sebesar

31.667 ton (http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

c. Perikanan

Jumlah produksi perikanan budidaya sawah tahun 2008 diantaranya

sebagai berikut : Ikan Mas sebesar 37,4 ton, Ikan Tawes sebesar 23,2 ton,

Ikan Nila sebesar 27,8 ton, Ikan Sepat Siam sebesar: 18,2 ton, ikan lele

sebesar 23,1 ton. Untuk jenis dan jumlah produksi perikanan budidaya tambak

yaitu Ikan Mujair sebesar 15 ton, Ikan Bandeng sebesar 848,2 ton, Udang

Windu sebesar 388 ton dan Rumput Laut sebesar 6.987 ton.

d. Pertambangan

Kabupaten Luwu Utara sangat sesuai dengan kondisi alam yang memiliki

Kekayaan alam berupa : Emas sekunder maupun primer; Bijih besi; Gas Alam;

Panas Bumi(Geothermal); bahan-bahan mineral golongan ”C” seperti Pasir

kuarsa; Granit; Taras dan Zeolith.

Sejak beberapa tahun terakhir Dinas Pertambangan, Energi dan

Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu Utara telah melakukan inventarisasi bahan-

bahan galian prospek tersebut. Upaya melakukan promosi dan penyebaran

informasi telah dilakukan baik lokal, nasional maupun ke luar negeri

(potensidaerah.ugm.ac.id.).

e. Perindustrian

Di sektor industri, terdapat industri pakan ternak jagung, industri

pengolahan kopi, industri minyak atsiri, dan industri kelapa terpadu. Untuk

peluang usaha yang terdapat di Kabupaten Luwu Utara antara lain finishing

industri mini kapurung instant dan sagu, finishing industri mini batik rongkong

Luwu Utara, pemasaran aneka produk makanan kering dan kerajinan tangan

(http://infosulawesiselatan.blogspot.com).

Page 136: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Luwu Utara sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long

list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.12.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Luwu Utara

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Tarone (Lokal) 1 Galian C

2 Kedekal 2 Pasir

3 Ubi Kayu 3 -

4 Padi Cigaulis 4 -

5 Padi Ciherang 5 -

6 Jagung 6 -

7 Padi Cisantana 7 -

8 Padi Cisadane 8 -

9 Padi Inpari 1-13 9 -

10 Padi Gogo 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Durian 1 Penggilingan Padi

2 Rambutan Aceh 2 Furniture

3 Langsat 3 Minyak Kelapa

4 Pisang Manurun 4 Pengolahan Kopi

5 Pisang Raja 5 Batu Bata

6 Pisang Tanduk 6 Roti

7 Jeruk Nipis 7 Industri Kripik Pisang

8 Terong 8 Penyulingan Nilam

9 Pisang Ulin 9 Tembuatan Tepung Sagu

10 Pisang Barlin 10 Atap Daun Rumbia

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Toko Bangunan

2 Kelapa Sawit 2 Sayur Mayur

3 Sagu 3 Komoditas Perikanan

4 Kelapa Dalam 4 Toko Campuran

5 Kopi (Lokal) 5 Hasil Bumi

6 Kopi Arabika 6 Buah Buahan

7 Kopi Robusta 7 Kios Pulsa Dan HP

8 Kelapa Hibrida 8 Isi Ulang Air Minum

9 Nilam 9 -

10 Vanili 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi (Lokal) 1 Restoran

2 Ayam Ras (Pedaging) 2 Hotel Melati

3 Sapi Bali 3 Warung Makan

4 Kerbau 4 Rumah Makan

5 Kambing (Lokal) 5 Wisata Alam (Sungai, Air Terjun)

6 Ayam Buras (Pedaging) 6 Wisata Pemandian

7 Itik (Lokal) 7 Wisata Pantai

8 Kambing Gibas (Domba) 8 Wisata Budaya (Makam)

Page 137: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 Itik Manila 9 -

10 Babi 10 -

Perikanan Transportasi

1 Udang 1 Bus Antar Provinsi

2 Rumput Laut (Eucheuma Cottoni, Gracilaria Sp)

2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

3 Ikan Bandeng 3 Angkutan Kota (Mikrolet)

4 Ikan Mas 4 Angkutan Antar Kota (Minibus, Bus)

5 Kepiting 5 Ojek

6 Ikan Nila 6 Angkutan Kuda

7 Ikan Lele Dumbo 7 -

8 Ikan Gabus 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Las Listrik

2 - 2 Tukang Kayu

3 - 3 Service Elektronik

4 - 4 Cuci Mobil

5 - 5 Buruh Tani

6 - 6 Foto Kopi

7 - 7 Buruh Bangunan

8 - 8 Jasa Pengiriman (Ekspedisi)

9 - 9 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

10 - 10 Salon Kecantikan

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Luwu Utara untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11

kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.12.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Luwu Utara

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Tarone (Lokal) 0,132 1 Galian C 0,795

2 Kedekal 0,117 2 Pasir 0,205

3 Ubi Kayu 0,116 3 - -

4 Padi Cigaulis 0,102 4 - -

5 Padi Ciherang 0,099 5 - -

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Durian 0,192 1 Penggilingan Padi 0,172

2 Rambutan Aceh 0,157 2 Furniture 0,136

3 Langsat 0,119 3 Minyak Kelapa 0,125

4 Pisang Manurun 0,110 4 Pengolahan Kopi 0,113

Page 138: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Pisang Raja 0,085 5 Batu Bata 0,090

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,216 1 Toko Bangunan 0,141

2 Kelapa Sawit 0,166 2 Sayur Mayur 0,141

3 Sagu 0,150 3 Komoditas Perikanan 0,135

4 Kelapa Dalam 0,091 4 Toko Campuran 0,125

5 Kopi (Lokal) 0,075 5 Hasil Bumi 0,125

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi (Lokal) 0,170 1 Restoran 0,184

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,140 2 Hotel Melati 0,182

3 Sapi Bali 0,128 3 Warung Makan 0,147

4 Kerbau 0,125 4 Rumah Makan 0,143

5 Kambing (Lokal) 0,120 5 Wisata Alam (Sungai, Air Terjun)

0,102

Perikanan Transportasi

1 Udang 0,250 1 Bus Antar Provinsi 0,202

2 Rumput Laut (Eucheuma Cottoni, Gracilaria Sp)

0,213 2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up)

0,196

3 Ikan Bandeng 0,137 3 Angkutan Kota (Mikrolet) 0,188

4 Ikan Mas 0,127 4 Angkutan Antar Kota (Minibus, Bus)

0,187

5 Kepiting 0,078 5 Ojek 0,164

Kehutanan Jasa

1 - - 1 Bengkel Las Listrik 0,124

2 - - 2 Tukang Kayu 0,122

3 - - 3 Service Elektronik 0,122

4 - - 4 Cuci Mobil 0,112

5 - - 5 Buruh Tani 0,103

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Luwu Utara, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.12.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Luwu Utara

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,150

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,136

3 Perindustrian 0,101

Page 139: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Perdagangan 0,091

5 Pertanian/Hortikultura 0,090

6 Peternakan 0,087

7 Perikanan 0,085

8 Kehutanan (Non Kayu) 0,066

9 Jasa 0,055

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,051

11 Transportasi 0,046

12 Pertambangan/Penggalian 0,042

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.12.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Luwu Utara

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Kakao 0,046

2 Kelapa Sawit 0,036

3 Sagu 0,032

4 Padi Tarone (Lokal) 0,032

5 Durian 0,031

KPJU Potensial

1 Kedekal 0,028

2 Ubi Kayu 0,028

3 Penggilingan Padi 0,027

4 Udang 0,026

5 Rambutan Aceh 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Luwu Utara pada

Page 140: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

hari Jumat, 30 November 2012 Pukul 09.30 – 11.50 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Kakao

Tabel 3.12.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kabupaten Luwu Utara

Peluang Tantangan

- Adanya program nasional Gernas Kakao

- Harga berpatokan pada mayor

- Komoditi ekspor

- Dukungan dari pemerintah

- Peningkatan produksi

- Pengolahan kakao sudah bisa dilakukan

di Masamba

- Kebutuhan masyarakat dunia

- Adanya pengembangan luas lahan

- Alih fungsi lahan

- Banjir/bencana alam

- Umur produktif

- Fluktuasi harga

- Masih didominasi oleh pedagang

pengumpul

- Pabrik coklat belum ada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit gratis dari pemerintah ,murah dan

mudah didapat

- Penanganan hama penyakit masih minim

- Harga pupuk semakin mahal

- Kualitas produksi belum bagus

- Modal usaha petani tidak memadai

- SDM petani tentang budidaya kakao masih

rendah

2. Kelapa Sawit

Tabel 3.12.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kelapa

Sawit di Kabupaten Luwu Utara

Peluang Tantangan

- Penghasil devisa

- Pasar terbuka luas

- CPO dapat dibuat menjadi mentega,

minyak, oli dan lain-lain.

- Belum ada investor untuk pengolahan kelapa

sawit

- Harga tidak bisa bersaing dengan harga

perusahaan swasta karena pabrik luwu utara

adalah milik BUMN yang hanya dipasarkan

dalam negeri

- Belum dibudidayakan secara meluas

- Bantuan pemerintah pusat terbatas

- Industri pengolahan membutuhkan biaya

tinggi

- Tidak ada pabrik kelapa sawit

- Akses infrastruktur dan suprastruktur masih

terkendala

- Adanya proses atau kebijakan pemerintah

Page 141: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

yang membatasi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit plasma telah tersedia

- Lahan luas

- Banyak bibit palsu yang beredar

- Sukar mendapatkan bibit asli

- Mutu bibit bervariasi

- Pohon sudah tua

- Produksi terbatas

- Harga bibit terlalu mahal

- Bibit sawit yang ditanam petani masih belum

benar

- Penanaman tidak teratur

- Tidak memakai penyuluh dasar

- Tidak adanya pabrik yang bisa menampung

hasil produksi

- Bibit sulit dikembangkan

- Pemasaran harga tergantung pada 2

perusahaan sehingga ketergantungan cukup

tinggi

- Pemasaran hanya dalam negeri tidak pernah

ekspor

- Sumber benih tidak bersertifikat A

3. Sagu

Tabel 3.12.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Sagu di

Kabupaten Luwu Utara

Peluang Tantangan

- Makanan go internasional

- Makanan pengganti

- Permintaan tinggi

- Bisa diolah berbagai macam produk

- Memberikan nilai tambah karena daunnya

dapat dijadikan atap

- Tidak ada upaya penanaman kembali

- Butuh modal yang besar

- Belum ada investor yang masuk untuk

mengolah menjadi makanan instan

- Alih fungsi lahan

- Harga relatif rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit mudah didapat

- Penanamannya sederhana

- Cukup murah

- Bibit sagu berproses lama, semakin hari

semakin berkurang

- Belum bisa memproduksi banyak

- Lahan semakin berkurang

4. Padi Tarone (lokal)

Tabel 3.12.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Tarone (lokal) di Kabupaten Luwu Utara

Peluang Tantangan

- Merupakan beras organik

- Adanya pengembangan lahan

- Transport tidak mendukung untuk pemasaran

- Baru ditanam di satu kecamatan

Page 142: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit mudah didapat

- Proses produksi stabil

- Terkendala transport

5. Durian

Tabel 3.12.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Durian di

Kabupaten Luwu Utara

Peluang Tantangan

- Variatas unggul lokal

- Potensi lahan masih luas

- Pemasaran terkendala

- Harga tidak menentu

- Produksinya musiman

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit unggul tersedia dan terjangkau

- Menggunakan tenaga kerja lokal

-

1. Geografis

Luas wilayah kabupaten Maros 1619,11 KM2 yang terdiri dari 14 kecamatan

yang membawahi 103 Desa/kelurahan. Kabupaten Maros merupakan wilayah yang

berbatasan langsung dengan ibukota Provinsi Sulawesi Selatan, dalam hal ini

adalah Kota Makassar dengan jarak kedua kota tersebut berkisar 30 km dan

sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata.

Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap

pembangunan Kota Makassar karena menjadi daerah perlintasan yang sekaligus

sebagai pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan

sendirinya memberikan peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di

Kabupaten Maros dengan luas wilayah 1.619,12 km2 dan terbagi dalam 14 wilayah

kecamatan. Kabupaten Maros secara administrasi wilayah berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Pusat pemerintahan berada di Kecamatan Turikale. Kecamatan tersebut :

Turikale, Maros Baros, Lau, Bontoa, Mandai, Marusu, Tanralili, Moncongloe,

Tompobulu, Bantimurung, Simbang, Cenrana, Camba, Mallawa.

Page 143: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Mewujudkan masyarakat Maros yang sejahtera dan beriman melalui

pemerintahan yang bersih dan profesional.”

b. Misi Pembangunan Daerah

Meningkatkan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong

secara sungguh-sungguh simpul-simpul perekonomian;

Mengoptimalkan sumber-sumber pendanaan dan investasi melalui

penciptaan iklim usaha yang kondusif;

Penataan birokrasi dan peningkatan kualitas pelayanan publik;

Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia melalui pendidikan;

Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dan perbaikan gizi masyarakat;

Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan;

Meningkatkan pembinaan keagamaan;

Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan;

Meningkatkan Pembinaan Pemuda, Olahraga, Seni dan Budaya;

Meningkatkan daya dukung Lingkungan hidup.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Perkembangan subsektor pertanian tanaman pangan di Kabupaten Maros

selama tahun 2008 mengalami kenaikan. Berdasarkan data yang diperoleh

komoditi yang dominan dikembangankan meliputi: padi sawah menempati areal

dengan jumlah produksi 76,50 ton. Sedangkan komoditi yang paling rendah

produksinya adalah kacang kedelai dengan jumlah produksi sebesar 11,10 ton.

Tabel. 3.13.1

Jumlah Produksi Pertanian Tanaman Pangan di Kabupaten Maros

No Jenis Komoditi Produksi (Ton) Persentase (%)

1 Padi Sawah 76,50 23,39

2 Padi Ladang 16,00 4,89

3 Jagung 42,50 13,00

4 Ubi Kayu 68,00 20,80

Page 144: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Ubi Jalar 86,00 26,30

6 Kedelai 11,10 3,39

7 Kacang Tanah 11,50 3,52

8 Kacang Hijau 15,40 4,71

Jumlah 327,00 100,00

Sumber: http://www.maroskab.go.id

Jenis komoditi yang dikembangkan pada subsektor tanaman holtikultura

sayuran antara lain; petsai, cabai dan bawang merah dan holtikultura buah-

buahan meliputi; mangga, durian, jeruk, pisang, pepaya dan nenas.

Tabel. 3.13.2

Produksi Subsektor Tanaman Holtikultura Sayuran dan Buah-buahan di Kabupaten Maros

No Jenis Komoditi Produksi (Ton) Persentase (%)

A. Holtikultura Sayuran

1 Petsai 660,00 12,53

2 Cabai 3.786,00 71,90

3 Bawang Merah 820,00 15,57

Jumlah 5.266,00 100,00

B. Holtikultura Buah-buahan

1 Mangga 164.245,00 30,49

2 Durian 77,00 0,01

3 Jeruk 309.332,00 57,43

4 Pisang 63.166,00 11,73

5 Pepaya 1.740,00 0,32

6 Nanas 101,00 0,02

Jumlah 538,661 100,00

Sumber: http://www.maroskab.go.id

b. Perkebunan

Perkembangan sektor perkebunan di Kabupaten Maros mengalami

kenaikan untuk keseluruhan jenis komoditi, komoditi perkebunan yang dominan

dikembangkan adalah jenis tanaman kemiri dengan jumlah produksi 4.399,8

ton.

Tabel 3.13.3

Perkembangan produksi perkebunan di Kabupaten Maros

No Komoditi Produksi

(Ton)

Produktivitas

(Kg/Ha)

Wujud Produksi

1 Kelapa Dalam 251.7 447.06 Kopra

2 Kelapa Hibrida 26.1 414.28 Kopra

3 Kopi Robusta 72.8 246.77 Biji Kering

4 Kakao 707.9 639.47 Biji Kering

5 Cengkeh 1.2 400.00 Bunga Kering

6 Lada 12 250.00 Lada Kering

Page 145: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Jambu Mete 720.3 427.73 Gel. Kering

8 Kapok 20.2 265.78 Serat Berbiji

9 Kemiri 4399.8 529.20 Buah Kering

10 Aren 54 295.08 Nira

11 Jarak Pagar 5.8 446.15 Biji Kering

JUMLAH 6271.8 - -

Sumber: http://www.maroskab.go.id c. Peternakan

Jenis usaha peternakan yang dibudidayakan di Kabupaten Maros dibagi

atas dua jenis yakni ternak besar dan kecil meliputi: sapi, kerbau, kuda, babi

dan kambing, sedangkan ternak unggas adalah ternak ayam buras, ayam

petelur, ayam pedaging, itik dan manila.

Perkembangan populasi ternak besar dan kecil dalam periode tahun 2009

mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Jumlah populasi ternak

besar dan kecil sebanyak 50.619 ekor dengan populasi terbanyak adalah jenis

ternak sapi potong 30.403, kambing 11.569, kuda 4.485, kerbau 4.041 dan babi

121 ekor (http://www.maroskab.go.id).

d. Perikanan

Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir pantai dan laut memiliki potensi

pengembangan perikanan darat dan laut yang cukup besar. Untuk saat ini

media jenis budidaya perikanan yang diusahakan adalah laut, sungai, tambak

dan kolam. Jenis produksi yang dihasilkan terbanyak saat ini bersumber dari

laut dengan produksi Tahun 2008 mencapai 20.197.93 ton.

Jenis budidaya tambak yang dikembangkan di Kabupaten Maros kecuali

Kecamatan Moncongloe, Simbang, Tanralili, Tompobulu, Camba, Cenrana, dan

Mallawa meliputi udang dan bandeng pada luas areal pengembangan 9.653,53

Ha. Produksi terbesar dari hasil perikanan pada tambak adalah jenis ikan

bandeng mencapai 3.942,00 ton yang relatif banyak diproduksi pada

Kecamatan Bontoa mencapai 1.254.01 ton dan Kecamatan Marusu sebesar

1.285.08 ton. Potensi pengembangan perikanan darat cukup potensial dengan

bentang pantai yang cukup panjang pada tiga kecamatan kawasan pesisir yaitu

Kecamatan Maros Baru, Marusu, dan Maros Utara (http://www.maroskab.go.id).

e. Pertambangan

Potensi bahan galian daerah Kabupaten Maros terdiri dari Bahan galian

golongan A, dan Bahan galian C. Sektor pertambangan dan bahan galian

Page 146: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

dalam lima tahun terakhir ini menunjukan angka pertumbuhan secara signifikan

dan ditinjau dari konstribusinya berada di urutan ketiga pendapatan terbesar

terhadap APBD dari sembilan sektor ekonomi utama. Terjadinya peningkatan

kontribusi dan distribusi pada sektor ini karena adanya pembangunan Pabrik

dan peningkatan kebutuhan bahan baku pasir kuarsa di wilayah tersebut.

Melihat peningkatan potensi hasil pertambangan dan bahan galian di

Kabupaten Maros yang beraneka ragam dan tersebar sehingga menuntut

kemampuan daerah untuk pengelolaan melalui kemudahan investasi sektor

pertambangan dan penggalian. Potensi sumberdaya mineral di Kabupaten

Maros menurut jenis meliputi lempung, batu gamping, marmer, pasir kuarsa,

oker, basal, andesit, diorit, granodiorit, trakit, batu pasir formasi camba, kerikil

dan batu sungai, pasir sungai.

Selain potensi tambang golongan “C” tersebut diatas, di kabupaten Maros

terdapat juga bahan galian golongan “A” seperti Batubara yang tersebar di

wilayah Kecamatan Mallawa, Bantimurung, Camba, Simbang dan Tanralili.

Emas terdapat di Cindakko dan Bontosomba Kecamatan Tompobulu. Namun

jumlah deposit kedua jenis bahan galian tersebut hingga saat ini belum

teridentifikasi.

f. Kehutanan

Kawasan hutan di Kabupaten Maros menurut kategori hutan dapat dibagi

atas 3 jenis yakni hutan menurut fungsinya (hutan lindung, hutan produksi

biasa/terbatas dan Taman Nasional).

Luas total kawasan hutan di kabupaten Maros tahun 2009 adalah 68.509

Ha, yang terdiri atas 13.994.78 Ha hutan Lindung, 17.940.88 hutan produksi

biasa, 6.922.56 hutan produksi terbatas dan 29.650.79 Taman Nasional. Jenis

hasil hutan yang terproduksi tiap tahunnya, seperti kayu jati, kayu bakar dan

bambu mengalami pertumbuhan tiap tahunnya, Ketiga jenis hasil hutan ini

memiliki keterkaitan langsung dengan orientasi usaha yang berkembang di

Kabupaten Maros maupun daerah sekitarnya, terutama di Kota Makassar. Kayu

Jati merupakan bahan baku bagi industri furniture, kayu bakar memenuhi

kebutuhan kegiatan masak, baik oleh penduduk maupun usaha-usaha lainnya.

g. Perindustrian

Berdasarkan data yang diperoleh, kondisi sektor industri di kabupaten

Maros meningkat, baik dilihat dari jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja

Page 147: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

maupun nilai investasinya. Sedangkan nilai produksi sektor industri juga tentu

meningkat seiring meningkatnya unit usaha dan variabel-variabel lainnya.

Nilai bahan produksi, nilai bahan baku dan nilai tambah yang diperoleh dari

sektor perindustrian di Kabupaten Maros menunjukkan angka pertumbuhan

secara meyakinkan. Kondisi ini mengindikasikan bahwa wilayah Kabupaten

Maros cukup prospek untuk investasi di sektor industrialisasi karena didukung

oleh potensi sumberdaya wilayah maupun sarana dan prasarana wilayah,

terutama pada sektor transportasi yang dekat dengan Bandar Udara

Internasional Sultan Hasanuddin dan Pelabuhan Makassar sebagai outlet

utama bagi Pulau Sulawesi maupun wilayah KTI.

h. Perdagangan

Kegiatan perdagangan dengan skala besar berdasarkan data yang

diperoleh adalah kegiatan ekspor yang dilakukan oleh beberapa perusahaan di

Kabupaten Maros, meliputi ekspor kancing, kayu jati, dan marmer yang

kesemuanya diproduksi secara lokal. Adapun kegiatan perdagangan potensi

produksi wilayah lainnya adalah semen yang masih masuk tahap perdagangan

antar pulau maupun antar daerah. Kegiatan ekspor yang dilakukan oleh

perusahaan-perusahaan di Kabupaten Maros mencakup 9 (sembilan) negara

dengan nilai ekspor terbanyak adalah ekspor kayu jati. Sedangkan untuk

perdagangan semen Bosowa umumnya diorientasi untuk pemenuhan

kebutuhan bagi wilayah di Kawasan Timur Indonesia (KTI). Kegiatan ekspor

yang dilakukan oleh 4 (empat) perusahaan di kabupaten Maros mencapai nilai

ekspor USD 1.899.119,29. Untuk jenis barang marmer yang telah diekspor

mencapai 7.313 m2. Kegiatan ini membuktikan bahwa wilayah Kabupaten

Maros memiliki potensi yang memiliki nilai ekspor dan beberapa jenis komoditi

lainnya yang juga memiliki nilai ekspor seperti tanaman perkebunan, yakni

kakao (http://www.maroskab.go.id).

i. Pariwisata

Jumlah pengunjung kolam renang mengalami penurunan sekitar 5,06%

dari 3.160 orang tahun 2006 menjadi 3.000 orang pada tahun 2007. Sedangkan

untuk TPS Leang-Leang Bantimurung yang merupakan obyek wisata sejarah,

jumlah pengunjungnya juga mengalami penurunan sebesar 32,45% dari 8.466

orang tahun 2006 menjadi 5.719 orang tahun 2007. Untuk obyek wisata alam

Bantimurung jumlah pengunjungnya mengalami kenaikan sebesar 36,48% dari

441.839 orang tahun 2006 menjadi 603.017 orang tahun 2007. Adapun

Page 148: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pengunjung yang melakukan rekreasi/berwisata pada UPTD Rekreasi

Bantimurung adalah umumnya wisata domestik, yakni sebanyak 600.865 orang

dan turis sebanyak 2.152 orang tahun 2007.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Maros sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.13.4 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Maros

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Cisantana 1 Marmer

2 Padi Ciliwung 2 Sirtu (Pasir Batu)

3 Padi Ciherang 3 Kerikil

4 Jagung 4 Tambang Pasir

5 Kacang Hijau 5 Tanah Timbunan

6 Ubi Kayu 6 Galian Golongan C (Umum)

7 Padi Selebes 7 Batu Gunung

8 Padi Cisadane 8 Basalt.

9 Ubi Jalar 9 Tanah Lempung

10 Padi Ciamis 10 Granodiorit

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Cabai Rawit 1 Industri Penggilingan Padi

2 Cabai Merah 2 Industri Kue

3 Semangka 3 Industri Roti

4 Kacang Panjang 4 Pembuatan Mebel

5 Kunyit 5 Industri Pupuk

6 Mangga Manalagi 6 Industri Kerajinan

7 Pisang Kepok 7 Pembuatan Paving Blok (Batako)

8 Mangga Harum Manis 8 Industri Gula Merah

9 Sirsak 9 Keripik Ubi Kayu

10 Nenas 10 Industri Logam

Perkebunan Perdagangan

1 Kemiri 1 Toko Bahan Bangunan

2 Kakao 2 Toko Sembako

3 Aren/Enau 3 Toko Kue

4 Bambu 4 Kue Tradisional

5 Kelapa Dalam 5 Warung Klontong

6 Kopi Robusta 6 Tempat Pelelangan Ikan

7 Kopi Arabika 7 Warung Buah

8 Lada 8 Minimarket

9 Kelapa Hibrida 9 Warung Kopi

10 Jarak Pagar 10 Warung Jajanan

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 1 Wisata Alam Dan Pemandian

2 Ayam Buras/Kampung 2 Hotel (Melati)

Page 149: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 Sapi Lokal/Bali 3 Taman Purbakala

4 Itik Lokal Petelur 4 Wisata Budaya

5 Kambing 5 Warung Makan (Umum)

6 Ayam Ras (Petelur) 6 Rumah Makan Ikan Bakar

7 Kerbau 7 Agro Wisata

8 Kuda 8 Waterpark

9 Sapi Unggul Brahman 9 Pemancingan Ikan

10 Babi 10 Rumah Makan Padang

Perikanan Transportasi

1 Budidaya Ikan Bandeng 1 Angkutan Kota (Pete-Pete)

2 Budidaya Udang Windu 2 Truk (Barang)

3 Penangkapan Kepiting/Rajungan 3 Taxi Bandara

4 Budidaya Rumput Laut 4 Ojek Motor

5 Penangkapan Kepiting Bakau 5 Becak Kayuh

6 Budidaya Ikan Nila 6 Bendi/Delman/Dokar

7 Budidaya Lele Dumbo 7 Becak Motor

8 Budidaya Ikan Mas 8 Perahu

9 Penangkapan Ikan Layang 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

2 - 2 Lumbung Beras (Jasa Penyimpanan Sementara)

3 - 3 Pertukangan Kayu

4 - 4 Bengkel Motor

5 - 5 Bimbingan Belajar

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Tukang Jahit

8 - 8 Rental Mobil

9 - 9 Jasa Pengiriman

10 - 10 Tukang Cukur

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Maros untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.13.5 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Maros

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Cisantana 0,238 1 Marmer 0,214

2 Padi Ciliwung 0,165 2 Sirtu (Pasir Batu) 0,155

3 Padi Ciherang 0,161 3 Kerikil 0,120

Page 150: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Jagung 0,119 4 Tambang Pasir 0,108

5 Kacang Hijau 0,080 5 Tanah Timbunan 0,104

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Cabai Rawit 0,251 1 Industri Penggilingan Padi 0,250

2 Cabai Merah 0,242 2 Industri Kue 0,157

3 Semangka 0,127 3 Industri Roti 0,115

4 Kacang Panjang 0,118 4 Pembuatan Mebel 0,095

5 Kunyit 0,061 5 Industri Pupuk 0,083

Perkebunan Perdagangan

1 Kemiri 0,159 1 Toko Bahan Bangunan 0,244

2 Kakao 0,142 2 Toko Sembako 0,224

3 Aren/Enau 0,137 3 Toko Kue 0,112

4 Bambu 0,114 4 Kue Tradisional 0,097

5 Kelapa Dalam 0,089 5 Warung Klontong 0,084

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 0,172 1 Wisata Alam Dan Pemandian

0,218

2 Ayam Buras/Kampung 0,167 2 Hotel (Melati) 0,139

3 Sapi Lokal/Bali 0,132 3 Taman Purbakala 0,109

4 Itik Lokal Petelur 0,115 4 Wisata Budaya 0,107

5 Kambing 0,107 5 Warung Makan (Umum) 0,098

Perikanan Transportasi

1 Budidaya Ikan Bandeng 0,247 1 Angkutan Kota (Pete-Pete) 0,257

2 Budidaya Udang Windu 0,242 2 Truk (Barang) 0,209

3 Penangkapan Kepiting/Rajungan

0,091 3 Taxi Bandara 0,192

4 Budidaya Rumput Laut 0,089 4 Ojek Motor 0,131

5 Penangkapan Kepiting Bakau

0,087 5 Becak Kayuh 0,077

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

0,200

2 - - 2 Lumbung Beras (Jasa Penyimpanan Sementara)

0,164

3 - - 3 Pertukangan Kayu 0,129

4 - - 4 Bengkel Motor 0,126

5 - - 5 Bimbingan Belajar 0,101

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Maros, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

Page 151: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.13.6 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Maros

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,164

2 Perindustrian 0,109

3 Perdagangan 0,098

4 Perikanan 0,089

5 Peternakan 0,081

6 Jasa 0,079

7 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,077

8 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,074

9 Pertanian/Perkebunan 0,073

10 Pertambangan/Penggalian 0,061

11 Transportasi 0,057

12 Kehutanan (Non Kayu) 0,036

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.13.7 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Maros

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Cisantana 0,051

2 Industri Penggilingan Padi 0,039

3 Padi Ciliwung 0,035

4 Padi Ciherang 0,035

5 Toko Bahan Bangunan 0,031

KPJU Potensial

1 Budidaya Ikan Bandeng 0,029

2 Toko Sembako 0,029

3 Budidaya Udang Windu 0,028

4 Jagung 0,026

5 Wisata Alam dan Pemandian 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

Page 152: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Pendopo Kantor Bupati Kab. Maros pada hari Selasa 4

September 2012 Pukul 09.20 – 11.45 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Cisantana

Tabel 3.13.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Cisantana di Kabupaten Maros

Peluang Tantangan

- Potensi areal pengembangan padi masih

sangat luas.

- Merupakan komoditi unggulan kabupaten

Maros

- Pengembangannya merupakan prioritas

pemda setempat

- Padi Cisantana berpeluang untuk dijadikan

beras kepala karena kualitas berasnya baik

sehingga berpeluang untuk diekspor. Juga

karena konsumen beras dari waktu ke

waktu mencari kualitas beras yang lebih

baik.

- Pertumbuhan penduduk meningkatkan

kebutuhan pangan, dan pertumbuhan

ekonomi masyarakat membuat pilihan

konsumsi pangan juga menjadi lebih baik

- Pada Cisantana merupakan jenis yang

masih unggul di pasaran.

- Petani sangat mengenal varietas

Cisantana, Ciliwung, dan Ciherang.

- Sebagai daerah penyangga, Maros akan

menjadi kawasan padat pemukiman yang

akan menyebabkan lahan pertanian menjadi

sempit.

- Produsen padi di daerah lain akan menjadi

pesaing

- Faktor musim dapat mempengaruhi kualitas

padi.

- Adanya alih fungsi lahan

- Harga beras fluktuatif

- Masih import beras

- Posisi tawar lemah

- Usaha lumbung pangan (resi Gudang)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Benihnya mudah didapatkan

- Luas lahan tersedia

- Teknologi proses produksi telah dikuasai

oleh petani dan industri lainnya.

- Packing/kemasan perlu diperbaiki

- Kualitas bahan baku (benih) masih rendah

- Manajemen usaha tani rendah

- Bahan baku belum kontinyu, dan berkurang

pada musim-musim tertentu

- Fasilitas pengairan bermasalah

- Belum menggunakan sistem pemupukan

organik

- Modal kurang

- Sarana produksi yang masih terbatas

- Distribusi lewat laut dan udara yang high cost

jika produk KPJU akan lintas daerah (keluar

Sulawesi).

Page 153: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Media penampungan beras seperti lumbung

masih kurang

- Mesin giling masih minim

2. Industri Penggilingan Padi

Tabel 3.13.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Indudtri

Penggilingan Padi di Kabupaten Maros

Peluang Tantangan

- Harga beras yang cukup stabil

- Adanya peningkatan produksi padi

- Luas sawah yang semakin berkurang

- Penggilingan padi keliling menjadi saingan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Padi Cisantana mudah dijual oleh usaha

penggilingan

- Hasil produksinya tinggi, nilai jualnya tinggi,

bijinya besar dan berasnya enak dimakan.

- Teknologi pengolahan (mesin giling) yang

semakin maju

- Bahan baku yang banyak tersedia

- Padi Cisantana kadang-kadang bisa diserang

hama seperti pengerek batang, busuk leher

dan wereng.

- Mudah tumbuh di atas batang (pohon) apabila

terlambat dipanen.

- Peralatan (mesin giling) yang ada

kapasitasnya belum mampu menjalankan

produksi yang optimal (hasil masih terbatas)

- Modal kurang

- Lantai jemur minim

3. Padi Ciliwung

Tabel 3.13.10 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Maros

Peluang Tantangan

- Potensi areal pengembangan padi masih

sangat luas.

- Merupakan komoditi unggulan kabupaten

Maros

- Pengembangannya merupakan prioritas

pemda setempat

- Pertumbuhan penduduk meningkatkan

kebutuhan pangan, dan pertumbuhan

ekonomi masyarakat membuat pilihan

konsumsi pangan juga menjadi lebih baik

- Petani sangat mengenal varietas

Cisantana, Ciliwung, dan Ciherang.

- Sebagai daerah penyangga, Maros akan

menjadi kawasan padat pemukiman yang

akan menyebabkan lahan pertanian menjadi

sempit.

- Produsen padi di daerah lain akan menjadi

pesaing

- Faktor musim dapat mempengaruhi kualitas

padi.

- Adanya alih fungsi lahan

- Harga beras fluktuatif

- Masih import beras

- Posisi tawar lemah

- Usaha lumbung pangan (resi Gudang)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Benihnya mudah didapatkan

- Luas lahan tersedia

- Kualitas bahan baku (benih) masih rendah

- Manajemen usaha tani rendah

Page 154: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Teknologi proses produksi telah dikuasai

oleh petani dan industri lainnya.

- Packing/kemasan perlu diperbaiki

- Bahan baku belum kontinyu, dan berkurang

pada musim-musim tertentu

- Fasilitas pengairan bermasalah

- Belum menggunakan sistem pemupukan

organik

- Modal kurang

- Sarana produksi yang masih terbatas

- Distribusi lewat laut dan udara yang high cost

jika produk KPJU akan lintas daerah (keluar

Sulawesi).

- Media penampungan beras seperti lumbung

masih kurang

- Mesin giling masih minim

4. Padi Ciherang

Tabel 3.13.11 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciherang di Kabupaten Maros

Peluang Tantangan

- Potensi areal pengembangan padi masih

sangat luas.

- Merupakan komoditi unggulan kabupaten

Maros

- Pengembangannya merupakan prioritas

pemda setempat

- Pertumbuhan penduduk meningkatkan

kebutuhan pangan, dan pertumbuhan

ekonomi masyarakat membuat pilihan

konsumsi pangan juga menjadi lebih baik

- Petani sangat mengenal varietas

Cisantana, Ciliwung, dan Ciherang

- Sebagai daerah penyangga, Maros akan

menjadi kawasan padat pemukiman yang

akan menyebabkan lahan pertanian menjadi

sempit.

- Produsen padi di daerah lain akan menjadi

pesaing

- Faktor musim dapat mempengaruhi kualitas

padi.

- Adanya alih fungsi lahan

- Harga beras fluktuatif

- Masih import beras

- Posisi tawar lemah

- Usaha lumbung pangan (resi Gudang)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Benihnya mudah didapatkan

- Luas lahan tersedia

- Teknologi proses produksi telah dikuasai

oleh petani dan industri lainnya.

- Packing/kemasan perlu diperbaiki

- Kualitas bahan baku (benih) masih rendah

- Manajemen usaha tani rendah

- Bahan baku belum kontinyu, dan berkurang

pada musim-musim tertentu

- Fasilitas pengairan bermasalah

- Belum menggunakan sistem pemupukan

organik

- Modal kurang

- Sarana produksi yang masih terbatas

- Distribusi lewat laut dan udara yang high cost

jika produk KPJU akan lintas daerah (keluar

Sulawesi).

- Media penampungan beras seperti lumbung

masih kurang

Page 155: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Mesin giling masih minim

5. Toko Bahan Bangunan

Tabel 3.13.12 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Toko

Bahan Bangunan di Kabupaten Maros

Peluang Tantangan

- Maros sebagai kota satelit

- Pembangunan menyebar ke daerah

pinggiran

- Maros adalah penyangga bagi ibukota

Provinsi (Makassar) sehingga pemukiman

penduduk mengerah ke kabupaten Maros

dan Gowa

- Pasar cukup menjanjikan karena juga

akan menyebar ke daerah lain di

sekitarnya

- Tingkat kemacetan masih rendah

- Ada sekitar 70 developer di Kabupaten

Maros

- Adanya pesaing yaitu pedagang dari

Makassar yang membuka cabang di Maros

- Tingkat penguasaan harga sering tidak tepat

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku sangat mudah didapatkan dan

dekat, yakni di Makassar

- Tenaga kerja tersedia

- Lokasi yang strategis

- Pasokan Semen sering terlambat jika pabrik

macet

- Kepemilikan kendaraan terbatas

- Cara pelayanan ke konsumen kurang

memuaskan

- Toko Bahan Bangunan memerlukan modal

yang cukup besar

1. Geografis

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (dahulu bernama Pangkajene

Kepulauan, biasa disingkat Pangkep) adalah salah satu kabupaten di Provinsi

Sulawesi Selatan, Indonesia. Ibukotanya adalah Pangkajene. Kabupaten ini memiliki

luas wilayah 1.112,29 km², tetapi setelah diadakan analisis bersama Bakosurtanal,

Page 156: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

luas wilayah tersebut direvisi menjadi 12.362,73 km2 dengan luas wilayah daratan

898,29 km2 dan wilayah laut 11.464,44 km2. Terdapat 14 kecamatan yaitu Liukang

Tupabiring, Mandalle, Tondong Tallasa, Minasatene, Labakkang, Ma'rang, Bungoro,

Segeri, Balocci, Pangkajene, Liukang, Tupabiring Utara, Liukang Kalmas, Liukang

Tangaya.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi pembangunan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan tahun 2011-2015

sebagai berikut : “Pangkep sebagai penghasil produk pertanian, perkebunan,

perikanan, dan kelautan terbesar di Indonesia tahun 2015”

b. Misi Pembangunan Daerah

Misi pembangunan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2011-2015,

yang diemban untuk menyejahterakan masyarakat Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan, sebgai berikut:

Penguatan kelembagaan dan peningkatan mutu SDM

Peningkatan produktivitas dan daya saing produk dan pengembangan

kawasan strategis cepat tumbuh

Membangun infrastruktur pendukung sektor ekonomi dan sosial

Memperluas akses pasar domestik, internasional, dan jaringan partnership.

Peningkatan pelayanan dan mempercepat terciptanya pemerintahan yang

baik, bersih dan berwibawa.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Luas areal pertanian tanaman pangan (sawah) seluas 16.034 ha, terdiri

dari sawah berpengairan tekhnis 6.025 ha. Setengah tekhnis 1.048 ha. Irigasi

sederhana/desa 377 ha, pengairan non PU sebanyak 1.957 ha. Tanaman yang

dibudidayakan antara lain, padi sawah dengan luas panen 19.247 ha dengan

produksi 107.594 ha. Kacang tanah luas panen 1.251 ha produksi 1.816 ton.

Tanaman lainnya yakni kacang kedelai, kacang hijau dan ketela

(http://www.pangkepkab.go.id).

Page 157: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

b. Perkebunan

Untuk jeruk yang merupakan potensi andalan di pangkep, cukup

menggembirakan. Dua kecamatan central jeruk di pangkep yakni Marang

dengan potensi areal 350 ha dengan jumlah 70.000 pohon dan kecamatan

Labakkang sebanyak 170 ha dengan 34.000 pohon. Dalam tahun 2005 ini,

sebanyak 2,5 juta jeruk dikirim ke Jakarta dan sekitarnya untuk di

perdagangkan. Jumlah potensi jeruk pamelo sebanyak 787 ha dengan jumlah

pohon 157.481 ha pohon.

Luas areal perkebunan 15.801,1 ha dari berbagai jenis tanaman antara

lain, jeruk pamelo, kelapa, kapok, dan kopi. Serta tanaman andalan adalah

jambu mente dengan luas areal tanaman 7.782 ha dan kelapa yang arealnya

mencapai 4.670 ha. Jumlah produksinya mencapai 3.381 ton jambu mete dan

4.476 ton untuk kelapa.

c. Peternakan

Untuk peternakan, luas areal penggembalaan sekitar 817 ha, dengan

penggembalaan ternak seperti sapi sebanyak 27.589 ekor, kerbau 9,375 ekor,

kuda 4.274 ekor, kambing 5.423 ekor. Disamping itu juga ada beberapa jenis

unggas yang dikembangbiakan oleh peternak seperti ayam bukan ras 571.040

ekor, ayam ras petelur 9.700 ekor, ayam ras pedaging 62.050 ekor, dan itik

297.622 ekor dengan jumlah keseluruhan populasi unggas lebih dari 940.412

ekor (http://www.pangkepkab.go.id).

d. Perikanan

Kabupaten Pangkajene Dan Kepulauan menghasilkan ikan meliputi :

budidaya tambak mencapai 8.886,0 Ton yang terdiri dari ikan bandeng 7.819,5

Ton, Udang Windu 751,1 Ton, Udang Putih 8,0 Ton dan ikan campuran 307,4

Ton ; Penangkapan sumberdaya laut meliputi :ikan 7.050 Ton,Perairan umum

50,6 Ton, Kolam 4,6 Ton dan Rumput laut 7.174 Ton.

e. Pertambangan

Potensi Pertambangan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah

salah satu sektor yang sangat mendukung pertumbuhan ekonomi daerah,

khususnya dalam era otonomi daerah. Jenis Tambang Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan teridiri dari 18 jenis yaitu :

Page 158: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 (satu) jenis bahan galian golongan “A” yaitu Batu Bara dengan jumlah

cadangan 13.500.000 M3 berlokasi di Desa Tompobulu, Bantimala dan

Baring.

2 (dua) jenis bahan galian golongan “B” terdiri atas Kromik dan Mineral

radioaktif dengan luas sebaran 10.000.000 M3 berlokasi Bulu Erasa Desa

Mangilu.

15 bahan galian golongan “C” yang terdiri dari marmer, pasir kuarsa, batu

gamping, sirtu dan lain-lain.

f. Industri dan Perdagangan

Di bidang industri, kabupaten Pangkep dikenal dengan industri semen Port

Land Tonasa yang berproduksi sejak tahun 1968 dengan kapasitas produksi

120.000 ton pertahun, kemudian dibangun Tonasa II dengan kapasitas produksi

510.000 ton per tahun yang berproduksi sejak tahun 1980, berikutnya di

bangunan Tonasa III dengan kapasitas 500.000 ton per tahun dan berproduksi

tahun 1985 dan Tonasa IV dengan kapasitas produksi 2,3 juta ton per tahun

mulai berproduksi tahun 1993.

Cadangan bahan baku semen di Kab.Pangkep diperkirakan mencapai 20

milyar ton, selain semen, maka Pangkep juga dikenal juga dengan industri

marmer di Sulawesi Selatan dimana telah beroperasi 3 perusahaan dengan

jumlah produksi marmer 1.200.000 M2 per tahun dan sekitar 22 izin usaha yang

telah di keluarkan Pemda Pangkep 10 diantaranya telah mengeluarkan

eksplolarisasi dan eksploitasi batu marmer (Bappeda Pangkep, 2004).

Komoditi yang mempunyai peluang potensial dikembangkan ialah industri

Pengolahaan Tanaman pangan, perkebunan dan Holtikultural, seperti : Padi

menjadi tepung beras, jambu mete yaitu daging buah menjadi abon dan

anggur, kulit biji menjadi minyak pelumas, mangga yaitu buah menjadi sari

buah dan buah kaleng, kemiri menjadi minyak kemiri dan rempah-rempah.

Dibidang perikanan seperti ikan menjadi tepung ikan dan pakan ternak. Rumput

laut menjadi bahan kosmetik, farrmasi dan tepung agar-agar, kerang –

kerangan menjadi perhiasan dan cindera mata. Sedang untuk hasil tambang

seperti batu marmer menjadi tegel, batu hias/assesoris, batu sabak menjadi cat,

tegel dan batu dekorasi, pasir kuarsa menjadi keramik, kaca dan gelas. Batu

bara menjadi bahan bakar, batu gamping menjadi bahan bangunan, semen,

keramik dan kapur (http://www.pangkepkab.go.id).

Page 159: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan

mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk

menjadi short list.

Tabel 3.14.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Pangkajene dan Kepulauan

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciliwung 1 Marmer

2 Padi Cisantana 2 Sirtu

3 Padi Citarum 3 Kerikil

4 Padi Cisadane 4 Pasir

5 Kacang Tanah 5 Tanah Timbunan

6 Jagung Putih 6 Batu Gunung

7 Kacang Kedelai 7 Pasir Kwarsa

8 Jagung Pulut 8 Batu Sungai

9 Kacang Hijau 9 Batu Kapur

10 Ubi Kayu 10 Tanah Liat

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Jambu Mente 1 Jahitan/Sulam

2 Mangga Kueni 2 Abon Ikan

3 Pisang Raja 3 Penggilingan Padi

4 Kacang Panjang 4 Industri Cipping

5 Terong 5 Pengolahan Kepiting Rajunan

6 Mangga Harum Manis 6 Pembuatan Gula Merah

7 Nangka 7 Telur Asin

8 Mangga Golek 8 Pembuatan Jala

9 Pisang Kepok 9 Pengupas Kacang

10 Sukun 10 Pengeringan Ikan

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabica 1 Komoditi Pertanian

2 Kakao 2 Apotek

3 Kelapa Hibrida 3 Toko Campuran

4 Aren 4 Meubel

5 Pinang 5 Minimarket

6 Kemiri 6 Ikan

7 Kelapa Tinggi 7 Toko Kelontong

8 Kelapa Dalam 8 Warung Kue/Jajanan Tradisional

9 - 9 Kedai Kopi

10 - 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Buras 1 Warung Makan

2 Ayam Ras (Petelur) 2 Rumah Makan

3 Ayam Ras (Pedaging) 3 Hotel Melati

4 Sapi Bali 4 Wisata Alam (Gua, Sungai, Pulau, Fauna)

5 Kerbau 5 Wisata Kuliner

6 Itik Alabio 6 Wisata Pemandian

Page 160: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Sapi Putih (Lokal) 7 Gazebo ( Rumah Peristirahatan)

8 Kuda 8 Wisata Bahari

9 Kambing Kacang 9 Wisata Pantai

10 Angsa 10 Wisata Budaya

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 1 Angkutan Kota (Pete-Pete)

2 Udang Windu 2 Perahu Motor

3 Rumput Laut 3 Truk Pengangkut Pasir

4 Ikan Nila 4 Perahu Boat

5 Ikan Baronang 5 Truk Pengangkut Barang

6 Ikan Kakap Merah 6 Bentor

7 Ikan Sunu 7 Angkutan Desa (Mikrolet)

8 Ikan Tongkol 8 Delman

9 Ikan Cakalang 9 Becak Kayuh

10 Ikan Layang 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 Bambu 1 Bengkel Motor

2 Madu Hitam 2 Bengkel Mobil

3 - 3 Bengkel Las

4 - 4 Tukang Bangunan

5 - 5 Bengkel Mesin Kapal

6 - 6 Kontraktor

7 - 7 Tukang Kayu

8 - 8 Salon Kecantikan

9 - 9 Tukang Kapal

10 - 10 Rental Mobil

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di

tabel berikut.

Tabel 3.14.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciliwung 0,185 1 Marmer 0,198

2 Padi Cisantana 0,177 2 Sirtu 0,144

3 Padi Citarum 0,172 3 Kerikil 0,133

4 Padi Cisadane 0,149 4 Pasir 0,105

5 Kacang Tanah 0,077 5 Tanah Timbunan 0,097

Page 161: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Jambu Mente 0,296 1 Jahitan/Sulam 0,231

2 Mangga Kueni 0,116 2 Abon Ikan 0,142

3 Pisang Raja 0,104 3 Penggilingan Padi 0,108

4 Kacang Panjang 0,099 4 Industri Cipping 0,102

5 Terong 0,082 5 Pengolahan Kepiting Rajunan

0,099

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabica 0,242 1 Komoditi Pertanian 0,192

2 Kakao 0,203 2 Apotek 0,153

3 Kelapa Hibrida 0,170 3 Toko Campuran 0,136

4 Aren 0,130 4 Meubel 0,128

5 Pinang 0,117 5 Minimarket 0,118

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Buras 0,147 1 Warung Makan 0,155

2 Ayam Ras (Petelur) 0,140 2 Rumah Makan 0,129

3 Ayam Ras (Pedaging) 0,130 3 Hotel Melati 0,121

4 Sapi Bali 0,130 4 Wisata Alam (Gua, Sungai, Pulau, Fauna)

0,118

5 Kerbau 0,124 5 Wisata Kuliner 0,108

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 0,227 1 Angkutan Kota (Pete-Pete) 0,162

2 Udang Windu 0,214 2 Perahu Motor 0,151

3 Rumput Laut 0,177 3 Truk Pengangkut Pasir 0,143

4 Ikan Nila 0,086 4 Perahu Boat 0,126

5 Ikan Baronang 0,076 5 Truk Pengangkut Barang 0,123

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 Bambu 0,738 1 Bengkel Motor 0,156

2 Madu Hitam 0,262 2 Bengkel Mobil 0,146

3 - - 3 Bengkel Las 0,123

4 - - 4 Tukang Bangunan 0,116

5 - - 5 Bengkel Mesin Kapal 0,110

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Pangkajene dan

Kepulauan, diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka

metode AHP untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor

atas sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis

data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Page 162: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.14.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perikanan 0,154

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,153

3 Pertambangan/penggalian 0,124

4 Perdagangan 0,108

5 Perindustrian 0,087

6 Peternakan 0,070

7 Pertanian/Perkebunan 0,068

8 Transportasi 0,055

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,054

10 Jasa 0,050

11 Pertanian/Hortikultura 0,048

12 Kehutanan (non kayu) 0,029

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.14.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Ikan Bandeng 0,045

2 Udang Windu 0,042

3 Padi Ciliwung 0,037

4 Marmer 0,036

5 Padi Cisantana 0,036

KPJU Potensial

1 Rumput Laut 0,035

2 Padi Citarum 0,035

3 Padi Cisadane 0,030

4 Jahitan/Sulam 0,029

5 Komoditi Pertanian 0,029

Page 163: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Pangkajene dan Kepulauan pada

hari Selasa, 23 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Ikan Bandeng

Tabel 3.14.5 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan

Bandeng di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peluang Tantangan

- Iklim mendukung

- Culture mendukung

- Pasar luas

- Dekat dengan Makassar

- Pembudidaya banyak dan terampil

- Didukung lembaga perikanan (DKP, balai

research, universitas)

- Usaha pentokolan

- Diversifikasi olahan

- Terdapat PPI di Pangkep

- Adanya visiisi pembangunan perikanan

- Berfluktuasi pemasarannya

- Kurangnya tenaga penyuluh

- Lemah pembinaan

- Kepercayaan perbankan masih kurang

- Pengolahan produk hasil perikanan masih

kurang

- Rusak lingkungan

- Pencemaran air

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Pakan dan bibit mudah diperoleh

- Lahan tersedia

- Pakan dan obat-obatan tersedai

- Diversifikasi produk

- Produksi cukup banyak

- Budidaya mudah

- Pemasaran mudah

- Kualitas bibit rendah

- Proses produksi yang membuat lingkungan

rusak

- Sarana dan prasarana kurang mendukung

- Pengendalian penyakit hama rendah

- Tidak ada hatchary

- Kurang optimal dalam pengolahannya

- Syarat teknis masih rendah

2. Udang Windu

Tabel 3.14.6 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Udang

Windu di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peluang Tantangan

- Didukung lembaga perikanan (DKP, balai - Berfluktuasi pemasarannya

Page 164: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

research, universitas

- Adanya visi pembangunan perikanan

- Iklim mendukung

- Culture mendukung

- Dekat dengan Makassar

- Informasi produksi dan pemeliharaan

tersedia

- Pembudidaya banyak dan terampil

- Kurangnya tenaga penyuluh

- Lemah pembinaan

- Kepercayaan perbankan masih kurang

- Pengolahan produk hasil perikanan masih

kurang

- Rusak lingkungan

- Pencemaran air

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit mudah diperoleh

- Pakan, dan obat-obatan tersedia

- Produksi cukup banyak

- Budidaya mudah

- Pemasaran mudah

- Lahan tersedia

- Pemberian pakan udang tidak standar

- Tidak mampu memenuhi kontinuitas, kualitas

dan higienis standar ekspor

- Kualitas bibit rendah

- Proses produksi yang membuat lingkungan

rusak

- Sarana dan prasarana kurang mendukung

- Pengendalian penyakit hama rendah

- Tidak ada hatchary

- Kurang optimal dalam pengolahannya

- Syarat teknis masih rendah

3. Padi Ciliwung

Tabel 3.14.7 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peluang Tantangan

- Peluang produksi sangat tinggi

- Kebutuhan pokok

- Pemasaran luas

- Komoditi ekspor

- Visi pembangunan pertanian

- Pembinaan lemah

- Pasar global

- Karakter petani yang masih mengharapkan

bantuan

- Ada system punggawa

- Transfer iptek masih lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Budidaya mudah

- Pemasaran mudah

- Lahan tersedia

- Produktivitas meningkat

- Tenaga kerja tersedia

- Ada bantuan bibit dan peralatan

- Fasilitas pertanian yang minim

- Budidaya masih menggunakan pupuk

anorganik

- Serangan hama penyakit tanaman

- Kualitas beras masih rendah khususnya hasil

panen dan pasca panen

- Benih belum bermutu

- Modal kurang

Page 165: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4. Marmer

Tabel 3.14.8 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Marmer di

Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peluang Tantangan

- Industri banyak dipasaran

- Menyerap tenaga kerja

- Pembinaan untuk pengrajin kurang

- Limbah marmer belum dimanfaatkan

maksimal

- Pengrajin kurang

- Padat modal

- Harga sangat murah dipasaran

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Potensi alam banyak dan menyebar

hamper disemua kecamatan

- Tenaga kerja tersedia

- Bahan baku dipasok dari perusahaan

pemegang izin

- Limbah cukup besar

- Kurangnya keahlian pengrajin

- Tidak sanggup menerima order yang banyak

- Kualitas produksi rendah

5. Padi Cisantana

Tabel 3.14.9 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Cisantana di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

Peluang Tantangan

- Peluang produksi sangat tinggi

- Kebutuhan pokok

- Pemasaran luas

- Komoditi ekspor

- Visi pembangunan berpihak pada

pertanian

- Pembinaan lemah

- Pasar global

- Karakter petani yang masih mengharapkan

bantuan

- Ada sistem punggawa

- Transfer iptek masih lemah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Budidaya Mudah

- Pemasaran mudah

- Lahan tersedia

- Produktivitas meningkat

- Tenaga kerja tersedia

- Ada bantuan bibit dan peralatan

- Fasilitas pertanian yang minim

- Budidaya masih menggunakan pupuk

anorganik

- Serangan hama penyakit tanaman

- Kualitas beras masih rendah khususnya hasil

panendan pasca panen

- Benih belum bermutu

- Modal kurang

Page 166: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Secara Geografis Kabupaten Pinrang terletak pada koordinat antara 43o10. 30’-

30o19.13’ Lintang Utara dan 119

o26.30’ -119

o47.20’ Bujur Timur, Batas-batas

wilayah Kabupaten Pinrang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan KabupatenTana Toraja,

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Pare-Pare

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Polaweli Mamasa dan Selat

Makassar

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Kabupaten

Sidenreng Rappang

Kabupaten Pinrang yang beribukota di Pinrang memiliki luas 1.961,77 km2

yang terbagi dalam 65 Desa, 39 Kelurahan dan 12 Kecamatan. Ke-12 kecamatan

tersebut adalah Batulappa, Cempa, Duampanua, Lanrisang, Lembang, Mattiro Bulu,

Mattiro Sompe, Paleteang, Patampanua, Suppa, Tiroang, Watang Sawito.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Masyarakat Sejahtera Melalui Penataan Program Pembangunan

Pro Rakyat menuju Terciptanya Kawasan Agropolitan yang Didukung oleh

Penerapan Prinsip-prinsip Tata Kelola Pemerintah yang Baik”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Secara garis besar misi Kabupaten Pinrang diformulasikan ke dalam tiga

kluster rumusan, yaitu bidang Pemerintahan, bidang Pembangunan dan Bidang

Kemasyarakatan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Page 167: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kabupaten Pinrang dengan karakteristik pertanian cukup menjanjikan

dibanding kabupaten lain di Sulawesi Selatan. Untuk membangun pertanian,

Pemerintah Kabupaten Pinrang berpedoman pada program Kementerian

Pertanian dengan empat sukses pembangunan pertanian. Sebagai

implementasi dari program pusat itu maka pemerintah kabupaten Pinrang

menetapkan empat grand strategic sukses pembangunan pertanian yaitu

pertama, peningkatan produktivitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi

pertanian, bantuan bibit unggul dan berkualitas, pemupukan berimbang,

pengendalian OPT dan pendampingan petani melalui SLPTT dan pola SRI di

12 kecamatan.

Kedua, diversifikasi usaha pertanian dengan cara meminimalisir lahan bero

dengan mengintensifkan lahan melalui pengembangan komoditas horti dan

palawija. Ketiga, mengembangkan usaha lain di luar usaha pokok untuk

menambah penghasilan petani seperti usaha peternakan, pemberdayaan

masyarakat dengan pengolahan hasil produksi pertanian dan keterampilan

rumah tangga melalui bansos, zero waste dan integrated farming system.

Keempat, pemberdayaan kelembagaan petani melalui kelompok dan

gabungan kelompok tani (Gapoktan) (http://tabloidsinartani.com).

Produksi padi pada tahun 2010 adalah sebesar 512.313 ton dengan luas

areal panen 91.159 Ha. Untuk produksi jagung 93.582 ton dengan areal panen

15.374 Ha. Jenis komoditi tanaman pangan lainnya yang cukup berkembang

adalah kedelai, ubi kayu, ubi jalar, kacang hijau dan kacang tanah. (Investment

Opportunities for Industry and Trading Service In : South Sulawesi , 2011)

b. Perkebunan

Jumlah produksi perkebunan kopi tahun 2010 yang terdiri dari kopi

robusta : 2.325 ton, kopi arabika : 210 ton. Luas lahan perkebunan rakyat

untuk kopi robusta : 3.771 Ha dan luas lahan perkebunan kopi arabika : 386 Ha.

Untuk perkebunan kakao produksinya menurun pada tahun 2010 yaitu 13.829

ton dimana pada tahun sebelumnya mencapai 15.259 ton

(http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

c. Peternakan

Kabupaten Pinrang berada di urutan kedua dalam populasi/rumah tangga

pemelihara ternak di Sulsel. Jenis ternak yang paling banyak pada setiap

tahunnya pada rentang waktu 2004 – 2011 adalah ternak sapi. Data terakhir

menunjukan jumlah ternak sapi pada tahun 2011 sebanyak 36.798 ekor.

Page 168: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.15.1

Jumlah populasi ternak di Kabupaten Pinrang

No Tahun Sapi (ekor) Kerbau (ekor) Kuda (ekor)

1 2 3 4 5 6 7 8

2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011

36.798 37.371 37.932 38.011 40.051 40.376 43.208 21.017

4.818 4.890 5.036 4.509 4.780 4.800 4.878 2.317

3.962 4.041 4.081 2.723 2.888 2.902 2.916 2.954

Sumber : http://distanak.pinrangkab.go.id

d. Perikanan

Kabupaten Pinrang memiliki sumberdaya perikanan yang cukup besar.

Wilayah pesisisr membentang sepanjang jurang lebih 93 km dengan luas

tambak 11.598 Ha. Capaian produksi udang tahun 2009 sebesar 3.487 ton dan

vannamae sebesar 719 ton (http://pinrangkab.go.id).

e. Perindustrian.

Kabupaten Pinrang dijadikan pilot proyek budidaya udang windu sekaligus

sasaran produsen sebagai sentra pengembangan industrialisasi perikanan. Hal

ini diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah, serta skala produksi produk

perikanan.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Pinrang sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.15.2 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Pinrang

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Inpari 13 1 Galian C

2 Jagung Hibrida 2 Pasir

3 Kacang Kedelai 3 Kerikil

4 Ubi Kayu 4 Tanah Timbunan

5 Kacang Hijau 5 Batu Gunung

6 Ubi Jalar 6 Batu Merah

7 Kacang Tanah 7 Sirtu

8 - 8 -

Page 169: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Cabai Keriting 1 Penggilingan Padi

2 Semangka 2 Meubel

3 Rambutan Aceh 3 Konveksi

4 Mangga 4 Pembuat Rumah Kayu

5 Durian 5 Tenun Sutra

6 Jambu Mete 6 Industri Perabot Rumah Tangga

7 Langsat 7 Kerajinan Batu Merah

8 Tomat 8 Kue Tradisional

9 Pisang Raja 9 Pembakaran Kapur

10 Pisang Ambon 10 -

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Robusta 1 Beras

2 Kakao/Cokelat 2 Udang

3 Kemiri 3 Toko Barang Campuran/Kelontong

4 Kelapa Dalam 4 Meubel

5 Kelapa Hibrida 5 Toko Bangunan

6 - 6 Kayu

7 - 7 Handphone

8 - 8 Pusang

9 - 9 Kelapa

10 - 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 1 Rumah Makan

2 Sapi Bali 2 Wisata Pantai

3 Ayam Ras (Pedaging) 3 Warung Makan

4 Ayam Buras 4 Kedai Kopi

5 Kambing 5 Wisma

6 Itik Serati 6 Hotel Melati

7 Kerbau 7 Wisata Alam Laut

8 - 8 Wisata Binatang

9 - 9 Wisata Religi

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Udang Windu 1 Angkutan Barang (Truk)

2 Ikan Bandeng 2 Angkutan Kota (Mikrolet, Carry)

3 Pembenihan Udang (Hatchery) 3 Angkutan Antar Kota (Bus)

4 Ikan Mas 4 Ojek

5 Udang Cani 5 Becak

6 Rumput Laut 6 Delman

7 Ikan Nila 7 Kuda

8 Ikan Tuna 8 -

9 Ikan Mujair 9 -

10 Ikan Lele Dumbo 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Penjahit

2 - 2 Jasa Simpan Pinjam

3 - 3 Persewaan Alat Pesta

4 - 4 Buruh Kasar

5 - 5 Notaris (PPAT)

6 - 6 Sevice Elektronik

7 - 7 Pangkas Rambut

8 - 8 Cuci Mobil

Page 170: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 - 9 Salon Kecantikan

10 - 10 Cuci Motor

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Pinrang untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.15.3. Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Pinrang

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Inpari 13 0,346 1 Galian C 0,277

2 Jagung Hibrida 0,271 2 Pasir 0,210

3 Kacang Kedelai 0,160 3 Kerikil 0,168

4 Ubi Kayu 0,072 4 Tanah Timbunan 0,116

5 Kacang Hijau 0,054 5 Batu Gunung 0,093

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Cabai Keriting 0,156 1 Penggilingan Padi 0,189

2 Semangka 0,130 2 Meubel 0,145

3 Rambutan Aceh 0,112 3 Konveksi 0,137

4 Mangga 0,109 4 Pembuat Rumah Kayu 0,119

5 Durian 0,108 5 Tenun Sutra 0,116

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Robusta 0,393 1 Beras 0,183

2 Kakao/Cokelat 0,284 2 Udang 0,133

3 Kemiri 0,164 3 Toko Barang Campuran/Kelontong

0,131

4 Kelapa Dalam 0,082 4 Meubel 0,114

5 Kelapa Hibrida 0,078 5 Toko Bangunan 0,104

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 0,275 1 Rumah Makan 0,294

2 Sapi Bali 0,202 2 Wisata Pantai 0,168

3 Ayam Ras (Pedaging) 0,152 3 Warung Makan 0,133

4 Ayam Buras 0,145 4 Kedai Kopi 0,104

5 Kambing 0,084 5 Wisma 0,094

Perikanan Transportasi

1 Udang Windu 0,260 1 Angkutan Barang (Truk) 0,203

2 Ikan Bandeng 0,217 2 Angkutan Kota (Mikrolet, Carry)

0,187

3 Pembenihan Udang (Hatchery)

0,122 3 Angkutan Antar Kota (Bus) 0,179

4 Ikan Mas 0,093 4 Ojek 0,173

5 Udang Cani 0,081 5 Becak 0,133

Page 171: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Penjahit 0,180

2 - - 2 Jasa Simpan Pinjam 0,157

3 - - 3 Persewaan Alat Pesta 0,138

4 - - 4 Buruh Kasar 0,126

5 - - 5 Notaris (PPAT) 0,090

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Pinrang, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.15.4. Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Pinrang

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perikanan 0,140

2 Perdagangan 0,127

3 Pertanian/Tan. Pangan 0,112

4 Transportasi 0,093

5 Jasa 0,085

6 Peternakan 0,078

7 Pertanian/Hortikultura 0,072

8 Perindustrian 0,072

9 Pertanian/Perkebunan 0,071

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,068

11 Kehutanan (non kayu) 0,047

12 Pertambangan/penggalian 0,036

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Page 172: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.15.5 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Pinrang

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Udang Windu 0,047

2 Padi Inpari 13 0,043

3 Ikan bandeng 0,039

4 Beras 0,035

5 Jagung hibrida 0,034

KPJU Potensial

1 Kopi robusta 0,028

2 Udang 0,025

3 Rumah makan 0,025

4 Toko barang campuran/kelontong 0,025

5 Ayam ras (petelur) 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Hotel Fathir Pinrang pada hari Jum’at, 01 Desember 2012

Pukul 14.30 – 17.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian dan

menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi untuk

mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Udang Windu

Kabupaten Pinrang memiliki sumberdaya perikanan yang cukup besar. Wilayah pesisir

membentang sepanjang jurang lebih 93 km dengan luas tambak 11.598 Ha. Capaian

produksi udang tahun 2009 sebesar 3.487 ton dan vannamae sebesar 719 ton. Udang

memang menjadi komoditi andalan Pinrang dengan kapasitas produksinya yang besar.

Tetapi dengan adanya fluktuasi harga, menyebabkan petani mengalihfungsikan lahannya

menjadi sawah. Untuk itu peran pemerintah sangat diperlukan dalam menjaga kestabilan

harga.

Tabel 3.15.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Udang

Windu di Kabupaten Pinrang

Page 173: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Peluang Tantangan

- Peluang ekspor

- Potensi air permukaan sudah terkelola

dengan baik

- Hatchery belum memiliki standar kualitas

- Kualitas SDM masih rendah

- Harga dimainkan tengkulak

- Keberpihakan pemerintah masih rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia

- Tenaga kerja melimpah

- Lahan tersedia luas

- Produksi melimpah

- Masih menggunakan cara tradisional

- Adanya gangguan penyakit

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Kurang promosi

- Kemasan kurang menarik

- Teknologi terapannya masih rendah

- Sarana transportasi kurang mendukung.

- Saluran tambak belum berfungsi dengan baik

- Udang mudah terserang penyakit

- Biaya pemeliharaan tinggi

2. Padi Inpari 13

Kabupaten Pinrang dengan karakteristik pertanian cukup menjanjikan. Pemerintah

kabupaten Pinrang menetapkan empat grend strategis sukses pembangunan pertanian

yaitu peningkatan produktivitas hasil pertanian melalui penerapan teknologi pertanian,

bantuan bibit unggul dan berkualitas, pemupukan berimbang, pengendalian OPT dan

pendampingan petani melalui SLPTT dan pola SRI di 12 kecamatan. Produksi padi pada

tahun 2010 mencapai 512.313 ton. Terjadi peningkatan darpada tahun sebelumnya dengan

produksi 507.246 ton.

Padi Inpari 13 merupakan salah satu peluang yang cukup besar karena luas lahannya

sekitar 13.000 dengan 80% adalah sawah irigasi. Saat musim kemarau hasil produksinya

bisa mencapai 12 ton untuk satu hektar dengan rata-rata produksi petani 9,1 ton.

Kendalanya adalah karena Inpari kurang cocok di musim hujan sehingga dikena penyakit

dan hama.

Tabel 3.15.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Inpari 13 di Kabupaten Pinrang

Peluang Tantangan

- Pasar terjamin

- Nasinya pulen dan putih

- Cocok di musim kemarau

- Tidak cocok di musim hujan

- Modal perawatan besar

- Proses panen tidak seragam

Page 174: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan tersedia

- Bahan baku mudah

- Pemupukan secara berimbang

- Belum ada pergudangan yang mampu

manampung hasil panen dalam jumlah

besar

- Tidak banyak menggunakan pupuk

- Benih dari lokal

- Tahan terhadap hama wereng

- Tahan rebah

- Produksi tinggi

- Belum ada penangkaran bibit

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Kurang promosi

- Kemasan kurang menarik

- Teknologi terapannya masih rendah

- Sarana transportasi kurang mendukung

Belum ada penangkaran benih

- Irigasi masih sering bermasalah

- Kualitas Benih masih rendah

- Penyakit dan hama

3. Ikan Bandeng

Potensi komoditi ikan bandeng terbilang besar. Produksi ikan bandeng pada tahun

2011 mencapai 17.680,6 ton. Penyerapan tenaga kerjanya cukup tinggi. Usaha lain yang

muncul dari komoditi ikan bandeng yaitu berupa bandeng tanpa duri. Saat ini usaha tersebut

dikelola oleh 14 kelompok usaha dengan pasar Makassar dan pasar luar daerah. Terdapat

juga usaha lain yaitu abon bandeng.

Bahan baku/bibit bandeng tidak mengalami kesulitan karena dikembangkan secara

lokal. Selain itu pemasarannya juga mudah.

Tabel 3.15.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan

Bandeng di Kabupaten Pinrang

Peluang Tantangan

- Peluang produk olahan bandeng

- Komoditi ini menjadi unggulan pemerintah

- Pasarnya luas dan harga cukup bagus

- Petani belum mengembangkan produk lain

dari bandeng

- Masyarakat lebih senang menjual langsung

tanpa mengolah

- Belum ada standar harga

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan untuk budiadaya tersedia luas - Bibit kadang kualitas tidak terjamin

- Lemahnya quality control benih

- Masih menggunakan cara tradisional

- Adanya gangguan penyakit

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Kurang promosi

- Kemasan kurang menarik

- Teknologi terapannya masih rendah

- Sarana transportasi kurang mendukung.

4. Beras

Page 175: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Komoditas unggulan keempat adalah beras. Kualitas beras Inpari sangat disukai karena

rasanya enak dan pulen. Permintaan akan beras Inpari 13 sangat tinggiyaitu sekitar 70 ton

per tahun dengan harga 7,500 per kilogram. Dari komodiri beras ini muncul usaha

penggilingan padi yang cukup banyak menyerap tenaga kerja. Tenaga kerja mencapai 35

orang per penggilingan dan terdapat sekitar 500 penggilingan padi di Pinrang.

Tabel 3.15.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Beras di

Kabupaten Pinrang

Peluang Tantangan

- Merupakan kebutuhan utama

- Mata pencaharian utama

- Masih minimnya jasa penggilingan padi

- Harga yang masih dimainkan oleh tengkulak

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku melimpah

- Tersedia penggilingan beras

- belum ada pergudangan yang mampu

manampung hasil panen dalam jumlah

besar

- Hasil produksinya tinggi

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Kurang promosi

- Kemasan kurang menarik

- Kurangnya mesin pemoles

- Sarana transportasi kurang mendukung

5. Jagung Hibrida

Produksi jagung hibrida Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 mencapai 89.122 ton

dengan luas lahan panen 14.230 hektar. Pada tahun 2010 produksinya meningkat menjadi

93.582 ton. Saat ini rata-rata produksi jagung 6-7 ton per hektar. Peluang pasarnya sangat

prospektif. Selain itu bahan bakunya juga mudah diperoleh. Tetapi terdapat beberapa

kendala dalam budidaya jagung hibrida yaitu harga fluktuatif, belum adanya Sistem Resi

Gudang untuk menampung hasil panen dan juga minat petani dalam mengembangkan

jagung semakin berkurang.

Tabel 3.15.10 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Hibrida di Kabupaten Pinrang

Peluang Tantangan

- Pasar terjamin

- Menjadi bahan baku pakan ternak

- Tidak ada jaminan harga, saat panen raya

harga anjlok

- Kurangnya minat petani memanfaatkan lahan

dengan maksimal semacam tumpang sari

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku mudah

- Pemupukan secara berimbang

- Belum ada pergudangan yang mampu

manampung hasil panen dalam jumlah

- Belum ada penangkaran bibit

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Kurang promosi

Page 176: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

besar

- SDM tersedia

- Bibit disediakan oleh pemerintah

- Produksi tinggi

- Lahan yang tersedia cukup luas

- Kemasan kurang menarik

- Teknologi terapannya masih rendah

- Sarana transportasi kurang mendukung.

- Serangan penyakit bulai

1. Geografis

Kabupaten Sidenreng Rappang merupakan salah satu Kabupaten di provinsi

Sulawesi Selatan yang beribukota di Pangkejene ini memiliki luas wilayah secara

keseluruhan 1.883,25 Km2 terbagi menjadi 11 kecamatan yaitu Baranti, Duo Pitue,

Kulo, Maritengae, Panca Lautan, Panca Rijang, Pitu Raise, Pitu Riawa, Tellu

Limpoe, Watang Pulu, Wattang. Kabupaten Sidenreng Rappang berbatasan

langsung dengan Kabupaten Pinrang dan Kabupaten Enrekang di sebelah utara,

Kabupaten Barru dan Kabupaten soppeng di sebelah selatan, Kabupaten Luwu dan

Kabupaten wajo di sebelah timur, serta Kabupaten Pinrang dan Kota Pare-pare.

Secara geografis, Kabupaten ini terletak di sebelah Utara Kota Makassar,

tepatnya diantara titik koordinat : 3043 – 4

009 Lintang Selatan, dan 119

041 – 120

010

Bujur Timur.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai Visi : “Sidenreng Rappang sebagai

Pusat Agribisnis Modern dan Lima Terbaik di Sulawesi Selatan dalam

Pembangunan Manusia”

b. Misi Pembangunan Daerah

Adapun misi yang diemban adalah :

Optimalisasi pemanfaatan sumberdaya pembangunan berdasarkan prinsip

ekonomi kerakyatan melalui usaha diversifikasi, intensifikasi, dan

rehabilitasi.

Mengembangkan sumber-sumber pertumbuhan agribisnis yang

berwawasan lingkungan.

Page 177: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Membangun kemandirian masyarakat melalui pendekatan kelembagaan

dengan mengembangkan kemitraan usaha.

Mewujudkan aparatur daerah yang tanggap terhadap kebutuhan masyarakat

dalam rangka meningkatkan fungsi pelayanan dan pengelolaan administrasi

daerah yang baik dan bersih.

Mewujudkan kehidupan sosial budaya yang berkepribadian, dinamis kreatif

dan budaya tahan terhadap pengaruh globalisasi.

Mewujudkan nilai-nilai keagamaan dan budaya lokal sebagai pedoman dan

sumber kearifan guna meningkatkan kualitas tatanan kehidupan masyarakat

berbangsa dan bernegara.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Kecamatan dengan produksi tanaman Padi terbesar adalah Kecamatan

Pitu Riawa yakni 77.990,87 ton dengan rata-rata 65,30 (Ku/Ha) pada luas lahan

11.943,38 Ha, disusul Kecamatan Watang Sidenreng 74.111,06 ton dan

Kecamatan MaritenggaE 64.896,04 ton. Selain padi yang merupakan

komoditas andalan, tanaman pangan lainnya adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar

dan kacang-kacangan. Tanaman jagung memiliki prospek dan nilai ekonomis

yang cukup tinggi sebab menjadi bahan baku utama pakan ternak ayam petelur

yang juga banyak dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Sidenreng

Rappang. Produksi tanaman Jagung di Kabupaten Sidenreng Rappang pada

tahun 2009 adalah 56.608,24 ton dengan rata-rata produksi 55,95 ku/ha.

Kecamatan penghasil jagung terbesar adalah Kecamatan Pitu riawa dengan

produksi 21.690,62 ton, Kecamatan Tellu LimpoE 10.484,76 ton dan

Kecamatan Watang Sidenreng sebesar 7.561,44 ton. Sementara untuk

tanaman pangan lainnya seperti Ubi Kayu, Ubi Jalar dan Kacang-kacangan,

produksi pada tahun 2009 masing-masing sebesar 2.686,51 ton untuk Ubi

Kayu, Ubi jalar 769,14 ton, Kacang tanah 1.985,30 ton, Kacang kedelai 243,60

ton dan Kacang hijau 388,68 ton. Kecamatan penghasil ubi kayu terbesar

adalah Kecamatan Pitu Riawa 1.114,72 ton, Kecamatan Watang Pulu 1.050,00

ton dan Kecamatan Dua Pitue 168,00 ton, sementara Kecamatan penghasil

Ubijalar terbesar adalah Kecamatan Watang Pulu yakni 497,36 ton.

Pada tahun 2010 produksi tanaman padi mengalami penurunan yang

disebabkan oleh adanya serangan hama dan perbaikan saluran irigasi demikian

Page 178: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pula untuk tanaman kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar,

sementara untuk tanaman jagung mengalami peningkatan sebesar 50,16 %.

b. Perkebunan

Pengembangan sektor perkebunan diarahkan untuk meningkatkan

produksi dan produktivitas, perbaikan mutu hasil dan pengembangan agribisnis

komoditi perkebunan. Pengembangan sektor perkebunan memberikan suatu

keuntungan bagi Kabupaten Sidenreng Rappang karena letak geografis yang

mendukung sepenuhnya dengan program-program yang ditujukan untuk

membantu petani serta peningkatan taraf hidupnya.

Adapun jenis tanaman perkebunan yang dikembangkan di Kabupaten

Sidenreng Rappang antara lain adalah : kelapa, coklat/kakao, jambu mete,

lada, kopi, kemir, cengkeh (http://www.sidenrengrappangkab.go.id).

c. Peternakan

Peternakan dan perikanan merupakan salah satu potensi perekonomian

daerah yang dikembangkan dalam rangka meningkatkan pendapatan

masyarakat. Usaha peternakan di Kabupaten Sidenreng Rappang mempunyai

prospek yang cukup menjanjikan, karena permintaan produk ternak terus

meningkat, seirama dengan pertambahan jumlah penduduk dan perkembangan

perekonomian masyarakat. Pengembangan didang peternakan sangat

ditentukan oleh beberapa input seperti ketersediaan pakan, faktor bibit,

manajemen dan kesehatan hewan, serta inovasi teknologi dan faktor-faktor

eksternal lainnya. Pengembangan peternakan di Kabupaten Sidrap terbagi

dalam tiga yaitu ternak besar, ternak kecil, dan ternak unggas dengan Pola

pengembangan yang modern, semi modern, dan tradisional.

Tabel 3.16.1

Populasi Ternak Menurut Jenis dan Kecamatan di Kabupaten Sidenreng Rappang Tahun 2010

No Kecamatan Populasi

Sapi Kerbau Kuda Kambing

1 Panca Lautang 1,737 307 297 1,421

2 Tellu Limpoe 829 259 193 1,061

3 Watang Pulu 14,224 289 37 1,282

4 Baranti 263 - 117 649

5 Panca RIjang 599 3 42 1749

6 Kulo 1,861 157 37 339

7 Maritengngae 2,208 28 69 580

8 Sidenreng 1163 22 64 1,650

9 Pitu Riawa 1208 34 54 383

Page 179: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

10 Dua Pitue 625 159 32 85

11 Pitu Riase 13,492 98 119 437

Total 38,209 1,356 1,061 9,696

Sumber : (http://www.sidenrengrappangkab.go.id).

d. Perikanan

Masyarakat Kabupaten Sidenreng Rappang memanfaatkan sumberdaya

alam dalam hal ini danau Sidenreng Rappang untuk melakukan usaha

perikanan air tawar dengan jenis ikan antara lain : Ikan Mas, Mujahir, Tawes,

dan Ikan Nila yang diproduksi sendiri oleh Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Sidenreng Rappang. Untuk meningkatkan produksi perikanan

dilakukan budidaya ikan dalam area penanaman padi, kolam, dan perairan arus

deras, serta dikelola secara optimal.

e. Industri

Pengembangan sektor industri diarahkan untuk peningkatan mutu dan

disain produk yang bertujuan meningkatkan daya saing, sehingga kompetitif

dalam meraih peluang pasar, baik lokal, antar daerah, antar pulau maupun

ekspor.

Jenis industri yang berkembang di Kabupaten Sidenreng Rappang adalah

industri : makanan, minuman, industri kecil, pakaian jadi, industri perabot rumah

tangga, industri logam, dan lain-lain.

Pengembangan industri masih berkonsentrasi pada industri yang berskala

kecil, menengah, dan industri kerajinan (home industry), dengan sasaran utama

yang masih terbatas pada pangsa pasaar antar daerah atau antar pulau.

Pengembangan sektor industri ditingkatkan pemberdayaannya melalui

penyuluhan, pelatihan tenaga kerja, dan menciptakan iklim berusaha yang

kondusif untuk dapat merangsang investor mendukung sektor industri, baik

dalam bidang pemasaran maupun permodalan.

Sektor industri sebagai salah satu sektor usaha ekonomi yang masih

potensial untuk dikembangkan, dimana sektor ini berpengaruh terhadap

ekonomi serta dapat menggerakkan sektor pembangunan lainnya.

Perkembangan sektor industrisebagai sektor usaha menyerap tenaga kerja

yang cukup banyak terutama Usaha Industri Kecil (UKM) yang dapat

memberikan dampak terhadap proses pembangunan wilayah, dimana sektor

industri unggulan akan lebih cepat berkembang.

Page 180: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

f. Pariwisata

Secara geografis Kabupaten Sidenreng Rappang terletak di jalur lintasan

tujuan daerah wisata yang utama di Sulawesi Selatan, yakni Kabupaten Tanah

Toraja (Tator), sehingga Kabupaten ini sangat besar peluang untuk menarik

tamu mancanegara untuk singgah sejenak atau bahkan bermalam sambil

menikmati tradisi khas masyarakat setempat.

Dengan demikian, untuk kedepannya, Kabupaten Sidenreng Rappang

disamping sebagai jalur lintas wisata juga sebagai jalur tujuan ke tempat-tempat

wisata yang telah ada sekarang walaupun keberadaanya belum terlalu dikenal.

Daerah tujuan wisata di Kabupaten Sidenreng Rappang yang dapat

dijadikan tempat tujuan utama antara lain adalah : Taman Wisata Datae,

Sanggar Seni Nene’ Mallomo, Danau Sidenreng, Pemandian Air Panas, Taman

Wisata Alam, Air Terjun, Pacuan Kuda, Wisata Agro Toda Bojo dan lain-lain.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Sidenreng Rappang sebagaimana tersaji dalam Lampiran.

Berdasarkan long list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan

mengambil 10 besar peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk

menjadi short list.

Tabel 3.16.2 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Sidenreng Rappang

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Meokonga 1 Batu Merah

2 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) 2 Galian C

3 Padi Inpari 13 3 Batu Gunung

4 Padi Inpari 7 Lanrang 4 Tanah Timbunan

5 Padi Inpari 9 5 Sirtu

6 Padi Inpari 6 6 -

7 Padi Ciliwung 7 -

8 Padi Cisantana 8 -

9 Jagung Lamuru 9 -

10 Jagung Komposit 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Cabai Merah 1 Pengggiling Padi

2 Cabai Rawit 2 Bata Merah

3 Mangga Arum Manis 3 Deros Padi (Mesin Padi)

4 Jeruk Nipis 4 Furniture Dari Kayu

5 Mangga Manalagi 5 Pandai Besi

6 Kacang Panjang 6 Somel (Penggergajian Kayu)

Page 181: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Pisang Lokal 7 Batu Pecah

8 Pisang Kepok 8 Kripik Pisang

9 Mangga Golek 9 Olahan Ikan

10 Pisang Raja 10 Pembuatan Gula Merah

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Beras

2 Cengkeh 2 Gabah

3 Jambu Mete 3 Ayam

4 Lada/Merica 4 Telor

5 Jati Putih Dan Super 5 Pupuk Organik

6 Kelapa Dalam 6 Jagung

7 Kelapa Hibrida 7 Toko Alat Bangunan

8 Kemiri 8 Toko Kelontong

9 - 9 Cengkeh

10 - 10 Kakao

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 1 Warung Lesehan

2 Ayam Ras (Pedaging) 2 Lapangan Futsal

3 Sapi Brahma 3 Water Boom

4 Sapi Lokal 4 Taman Wisata

5 Ayam Buras 5 Wisma

6 Kambing 6 Hotel Melati

7 Itik (Lokal) 7 Restorant

8 Kerbau 8 Air Terjun

9 Itik Manila 9 Gua Kelelawar

10 - 10 Warung Makan

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas Koi 1 Angkutan Antar Provinsi (Bus)

2 Budidaya Lele Dumbo 2 Angkutan Kota (Bus, Mikrolet)

3 Pemebnihan Lele Dumbo 3 Angkutan Desa (Bus, Mikrolet)

4 Ikan Mas 4 Becak Motor

5 Ikan Gabus 5 Ojek

6 Ikan Mujair 6 Becak Kayuh

7 Ikan Nila 7 Taksi (Angkutan) Sepeda Kayuh

8 Ikan Sepat 8 -

9 Ikan Tawes 9 -

10 Ikan Kandiak 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Dokter

2 - 2 Bengkel

3 - 3 Tukang Kayu

4 - 4 Bengkel Las

5 - 5 Salon Kecantikan

6 - 6 Salon (Variasi) Motor

7 - 7 Salon Mobil

8 - 8 Pangkas Rambut

9 - 9 Servis Alat Elektronik

10 - 10 Bidan

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Sidenreng Rappang untuk

dibandingkan secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list

tersebut adalah 11 kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli

Page 182: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

tingkat provinsi. Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan

pemeringkatan baru dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di

tabel berikut.

Tabel 3.16.3 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Sidenreng Rappang

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Meokonga 0,198 1 Batu Merah 0,284

2 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2)

0,183 2 Galian C 0,240

3 Padi Inpari 13 0,164 3 Batu Gunung 0,177

4 Padi Inpari 7 Lanrang 0,128 4 Tanah Timbunan 0,155

5 Padi Inpari 9 0,098 5 Sirtu 0,143

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Cabai Merah 0,208 1 Pengggiling Padi 0,253

2 Cabai Rawit 0,177 2 Bata Merah 0,123

3 Mangga Arum Manis 0,105 3 Deros Padi (Mesin Padi) 0,107

4 Jeruk Nipis 0,101 4 Furniture Dari Kayu 0,102

5 Mangga Manalagi 0,089 5 Pandai Besi 0,100

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,221 1 Beras 0,172

2 Cengkeh 0,152 2 Gabah 0,144

3 Jambu Mete 0,150 3 Ayam 0,131

4 Lada/Merica 0,149 4 Telor 0,129

5 Jati Putih Dan Super 0,096 5 Pupuk Organik 0,077

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 0,227 1 Warung Lesehan 0,104

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,176 2 Lapangan Futsal 0,103

3 Sapi Brahma 0,115 3 Water Boom 0,102

4 Sapi Lokal 0,102 4 Taman Wisata 0,102

5 Ayam Buras 0,101 5 Wisma 0,100

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas Koi 0,137 1 Angkutan Antar Provinsi (Bus)

0,229

2 Budidaya Lele Dumbo 0,120 2 Angkutan Kota (Bus, Mikrolet)

0,178

3 Pemebnihan Lele Dumbo

0,117 3 Angkutan Desa (Bus, Mikrolet)

0,158

4 Ikan Mas 0,114 4 Becak Motor 0,155

5 Ikan Gabus 0,101 5 Ojek 0,131

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Dokter 0,226

2 - - 2 Bengkel 0,164

3 - - 3 Tukang Kayu 0,116

4 - - 4 Bengkel Las 0,088

5 - - 5 Salon Kecantikan 0,084

Page 183: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Sidenreng Rappang,

diperlukan analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP

untuk mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas

sektor/subsektor lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran

masing-masing sektor terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan

daya saing, dan peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh

responden ahli tingkat kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis

data tersebut disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 3.16.4 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Sidenreng Rappang

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,235

2 Peternakan 0,123

3 Perindustrian 0,114

4 Perdagangan 0,102

5 Pertanian/Perkebunan 0,098

6 Pertanian/Hortikultura 0,062

7 Perikanan 0,055

8 Transportasi 0,051

9 Jasa 0,048

10 Kehutanan (Non Kayu) 0,038

11 Pertambangan/Penggalian 0,037

12 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,037

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.16.5 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Sidenreng Rappang

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

Page 184: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Padi Mekonga 0,060

2 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) 0,056

3 Padi Inpari 13 0,050

4 Pengggiling Padi 0,042

5 Ayam Ras (Petelur) 0,039

Kpju Potensial

1 Padi Inpari 7 Lanrang 0,039

2 Ayam Ras (Pedaging) 0,030

3 Padi Inpari 9 0,030

4 Kakao 0,028

5 - -

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Setda Pemda Sidenreng Rappang pada hari

Selasa, 23 Oktober 2012, Pukul 14.00 – 16.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Mekonga

Tabel 3.16.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Mekonga di Kabupaten Sidenreng Rappang

Peluang Tantangan

- Butirannya besar dan bisa dijadikan beras

berkualitas

- Harga beras lebih mahal

- Beras disenangi masyarakat

- Ada bantuan modal KKP BRI

- Adanya Bantuan bibit ke petani

- Sebagian petani belum mencoba menanam

- Pemasaran beras lebih banyak dilakukan di

luar daripada dijual di Bulog

- Sistem resi gudang tidak direspon petani

dalam mendistribusikan komoditinya

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tidak ada lagi biaya retribusi dalam

pemasaran

- Sudah ada gudang dalam

mendistribusikan beras

- Produktivitas tinggi

- Rasanya enak

- Warnanya baik

- Petani tidak leluasa dalam menggunakan

teknologi

- Persyaratan resi gudang sulit di akses oleh

petani

- Benih masih kurang

- Serangan hama

2. Jagung Hibrida (Bisi, Bisi 2)

Page 185: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.16.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Hibrida (Bisi, Bisi 2) di Kabupaten Sidenreng Rappang

Peluang Tantangan

- Cepat terjual

- Kurang biaya

- Tidak perlu olah tanah

- Ada bantuan modal KKP BRI

- Harga berfluktuatif

- Susah digudangkan karena produktivitas

banyak,sehingga daya tampung meningkat.

- Persoalan lahan

- Cuaca sering hujan

- Regulasi pemerintah kurang mendukung

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Pemasaran sangat mudah dan bagus

- Produktivitas tinggi

- Benih kurang pada saat musim tanam

- Harga benih mahal

- Jika tidak disubsidi oleeh pemerintah, maka

petani akan kesulitan

- Proses produksi kurang didukung oleh

teknologi

- Kurang modal

- Kurang alat pemipil

3. Padi Inpari 13

Tabel 3.16.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Inpari 13 di Kabupaten Sidenreng Rappang

Peluang Tantangan

- Ada bantuan modal KKP BR

- Program bantuan bibit ke petani

- Pemasaran beraslebih banyak dilakukan

diluar daripada dijual di Bulog

- Sistem resi gudang tidak direspon

petanidalam mendistribusikan komoditinya

- Persyaratan resi gudang sulit di akses oleh

petani

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Petani suka tanam padi

- Tidak ada lagi biaya retribusi dalam

pemasaran

- Sudah ada gudang dalam

mendistribusikan beras

- Produktivitas tinggi

- Petani kurang handal dalam menggunakan

teknologi

- Penggunaan pupuk tidak berimbang

- Serangan hama

- Benih sulit diperoleh

4. Penggilingan Padi

Tabel 3.16.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU

Penggilingan Padi di Kabupaten Sidenreng Rappang

Page 186: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Peluang Tantangan

- Ada bantuan modal KKP BRI - Kompetitor banyak

- Cuaca

- Harga fluktuatif

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lahan tersedia - Tenaga kerja kurang

- Modal kuarng

- Pekerja kurang

5. Ayam Ras (Petelur)

Tabel 3.16.10 Peluang-Tantangan Serta Titik kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Inpari 7 Lanrang di Kabupaten Sidenreng Rappang

Peluang Tantangan

- Ada bantuan modal KKP BRI - Harga tidak stabil

- Harga bahan baku pembuatanpakan masih

berfluktuasi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Pemasaran hasil peternakan sangat

terbuka lebar

- Persediaan pakan masih terbatas

- Ketersediaan bahan baku

- Permodalan minim

1. Geografis

Secara geografis, Kabupaten Sinjai terletak di bagian pantai timur Provinsi

Sulawesi Selatan yang berjarak sekitar 223 km dari kota Makassar. Tepatnya

berada pada posisi : 5o19’50” - 5

o36’47” Lintang Selatan dan antara 119

o48’ 30” -

120o10’00” Bujur Timur. Luas wilayahnya berdasarkan data yang ada, seluas

819,96 Km2 ( 81.996 Ha). Secara administratif, Kabupaten Sinjai mencakup 9

(Sembilan) kecamatan yang terdiri dari 80 desa dan kelurahan. Posisi wilayahnya

berbatasan dengan Kabupaten Bone (bagian Utara), Teluk Bone (bagian Timur),

Kabupaten Bulukumba (bagian Selatan) dan Kabupaten Gowa (di bagian. Barat)

Secara administratif, Kabupaten Sinjai mencakup 9 Kecamatan, 13 Kelurahan

dan 67 Desa.

Kecamatan Sinjai Utara, 5 Kelurahan

Kecamatan Sinjai Timur, 1 Kelurahan dan 12 Desa

Kecamatan Sinjai Tengah, 1 Kelurahan dan 10 Desa

Kecamatan Sinjai Barat, 1 Kelurahan dan 8 Desa

Page 187: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kecamatan Sinjai Selatan, 1 Kelurahan dan 10 Desa

Kecamatan Sinjai Borong, 1 Kelurahan dan 7 Desa

Kecamatan Bulupoddo, 7 Desa

Kecamatan Tellulimpoe, 1 Kelurahan dan 10 Desa

Kecamatan Pulau Sembilan, 4 Desa yang merupakan wilayah kepulauan.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Kabupaten Sinjai adalah " Sinjai Religius, Cerdas, Sehat dan Sejahtera

2013 "

b. Misi Pembangunan Daerah

Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.

Meningkatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu

pelayanan pendidikan.

Meningkatkan pelayanan dan derajat kesehatan masyarakat.

Mewujudkan penyelenggaraan Pemerintah Daerah yang sehat melalui tata

kelola pemerintahan yang baik.

Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat berbasis

kerakyatan yang berwawasan lingkungan.

Meningkatkan infrastruktur perdesaan dan perkotaan sebagai penunjang

pertumbuhan ekonomi daerah.

Menegakkan Supremasi Hukum.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Produksi padi di Sinjai menurun pada tahun 2011 dimana produknya

mencapai 114.143 ton atau menurun sekitar 12 persen. Meskipun luas panen

meningkat, namun tidak serta merta dapat meningkatkan produksinya karena

produktivitasnya justru menurun. Hal ini dikarenakan sedikitnya curah hujan

pada tahun tersebut (http://sinjaikab.bps.go.id).

Page 188: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

b. Perkebunan

Jumlah produksi perkebunan kopi tahun 2010 yang terdiri dari kopi robusta

: 2.767 ton dan kopi arabika : 1.201 ton. Luas lahan perkebunan rakyat untuk

kopi robusta : 3.284 ha, dan untuk luas perkebunan kopi arabika : 1.786 ha.

c. Peternakan

Di sektor Petemakan, Pemerintah Daerah berupaya melakukan

peningkatan produksi dan produktivitas. Upaya ini ditempuh melalui kegiatan

pengadaan obat obatan dan operasi vaksinasi ternak, pelaksanaan inseminasi

buatan, penyuluhan kandang percontohan di Kelurahan Biringere dan Lamatti

Rilau di Keeamatan Sinjai Utara, serta pembinaan kolompok tani ternak. Hal ini

telah terealisasi dengan adanya bantuan pengadaan sapi potong dan kambing

bersama dengan paket obat obatannya di Kecamatan Sinjai Utara, dan

pengadaan bibit ayam buras juga pakan dan obat obatannya di Kecamatan

Sinjai.

Pengembangan ternak besar dilakukan oleh masyarakat di bawah

bimbingan pemerintah daerah, dengan tujuan untuk menjadikan Kabupaten

Sinjai sebagai sumber bibit berkualitas tinggi untuk kebutuhan daerah lainnya.

Potensi di bidang peternakan yang cukup potensial untuk dikembangkan adalah

jenis ternak besar seperti sapi, kerbau dan kuda. Sedang ternak kecil seperti

kambing (http://www.sinjai.go.id).

d. Perikanan

Perairan yang strategis karena berada pada bibir Teluk Bone dan adanya

kawasan Pulau pulau Sembilan, yang dilalui arus dari Laut Flores menuju Teluk

Bone, demikian pula sebaliknya, merupakan kawasan yang potensial dijadikan

sebagai area penangkapan ikan pelapis maupun demersal ditambah lagi

sarana Pusat Pendaratan Ikan di Lappa merupakan daya dukung dalam

peningkatan produksi hasil perikanan laut di Kabupaten Sinjai. Oleh karenanya,

dalam upaya pembangunan di sektor kelautan, pemerintah Kabupaten Sinjai

melakukan persiapan kelembaban masyarakat agar mampu memanfaatkan

sumberdaya kelautan seoptimal mungkin dan secara bertahap memposisikan

sebagai alternatif basis utama pembangunan daerah.

Kecamatan Sinjai Utara dan Sinjai Timur merupakan wilayah dataran

rendah dan pesisir pantai yang landai, dapat mendukung pengembangan sektor

Page 189: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

kemaritiman, khususnya penangkapan ikan di laut, dan juga pengembangan

areal pertambakan.

Pulau Sembilan merupakan kawasan potensial untuk pengembangan

budidaya perikanan dengan menggunakan Keramba jaring apung. Biota yang

dikembangkan adalah lobster di Pulau Kanalo dan Batanglampe, dan Ikan ikan

Karang di Pulau Kambuno.

e. Industri dan Perdagangan

Selama periode 2010-2011 jumlah unit usaha industri di Kabupaten Sinjai

mengalami peningkatan yang cukup berarti yaitu sebesar 2,06 persen. Pada

tahun 2010 tercatat sebanyak 3.059 unit usaha industri di tahun 2011. Seiring

dengan peningkatan jumlah tenaga kerja di sektor industri juga mengalami

peningkatan cukup besar yaitu dari 8.448 orang menjadi 8.638 orang pada

tahun 2011 (http://sinjaikab.bps.go.id).

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Sinjai sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.17.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Sinjai

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Jagung Hibrida 1 Kerikil

2 Padi Ciherang 2 Batu

3 Padi Ciliwung 3 Pasir

4 Kacang Tanah 4 Tanah Timbunan

5 Padi Ir 42 5 Pasir Batu (Sirtu)

6 Kedelai 6 Pasir Besi

7 Ubi Kayu 7 -

8 Ubi Jalar 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Durian 1 Pengolahan Ikan Kering

2 Rambutan Lengkeng 2 Meubel

3 Cabai Rawit 3 Susu Sinjai (Susin)

4 Markisa 4 Pandai Besi

Page 190: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Mangga Harum Manis 5 Sari Buah

6 Manggis 6 Perontok Gabah

7 Jambu Mete 7 Kerajinan Tangan

8 Langsat 8 Penyulingan Minyak Cengkeh

9 Pisang Ambon 9 -

10 Ketimun 10 -

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 1 Hasil Bumi

2 Kakao/Cokelat 2 Jual Beli Ikan

3 Lada 3 Perdagangan Ternak

4 Kopi Robusta 4 Kios Kelontong (Campuran)

5 Kopi Arabika 5 Sembako

6 Tambakau 6 Hasil Ternak

7 Kelapa Dalam 7 Material Bangunan

8 Karet 8 Teripang

9 Pala 9 Kios Rokok

10 - 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi Lokal 1 Hotel

2 Ayam Buras 2 Warung Makan

3 Ayam Ras (Petelur) 3 Wisma

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Restauran

5 Itik (Lokal) 5 Warung Kopi

6 Kambing Kacang 6 Wisata Alam (Air Terjun)

7 Kerbau 7 Taman Hutan Rakyat

8 Kambing Boer 8 Pemandian Karampuang

9 Kuda 9 Wisata Tanjung Kukang

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Udang (Budidaya) 1 Angkutan Antar Kota (Panther)

2 Ikan Bandeng 2 Speed Boat

3 Ikan Cakalang 3 Ojek

4 Rumput Laut 4 Mikrolet

5 Ikan Baronang 5 Bus

6 Ikan Mas (Karper) 6 Angkutan Kota (Carry, Kijang)

7 Ikan Tongkol 7 Akutan Desa (Carry, Kijang)

8 Ikan Layang 8 Kuda (Angkutan Panen)

9 Ikan Nila 9 Becak

10 Lele Dumbo 10 Perahu

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

2 - 2 Klinik

3 - 3 Sewa Pakaian Pengantin

4 - 4 Salon

5 - 5 Warnet

6 - 6 Penjahit

7 - 7 Fotocopy

8 - 8 Rias Pengantin

9 - 9 Binatu

10 - 10 Pangkas Rambut

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Sinjai untuk dibandingkan secara

Page 191: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.17.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Sinjai

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Jagung Hibrida 0,192 1 Kerikil 0,226

2 Padi Ciherang 0,175 2 Batu 0,188

3 Padi Ciliwung 0,168 3 Pasir 0,170

4 Kacang Tanah 0,129 4 Tanah Timbunan 0,168

5 Padi Ir 42 0,106 5 Pasir Batu (Sirtu) 0,152

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Durian 0,159 1 Pengolahan Ikan Kering 0,172

2 Rambutan Lengkeng 0,134 2 Meubel 0,164

3 Cabai Rawit 0,108 3 Susu Sinjai (Susin) 0,153

4 Markisa 0,107 4 Pandai Besi 0,132

5 Mangga Harum Manis 0,103 5 Sari Buah 0,117

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 0,212 1 Hasil Bumi 0,150

2 Kakao/Cokelat 0,161 2 Jual Beli Ikan 0,143

3 Lada 0,136 3 Perdagangan Ternak 0,127

4 Kopi Robusta 0,110 4 Kios Kelontong (Campuran) 0,120

5 Kopi Arabika 0,108 5 Sembako 0,109

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Lokal 0,239 1 Hotel 0,170

2 Ayam Buras 0,157 2 Warung Makan 0,150

3 Ayam Ras (Petelur) 0,145 3 Wisma 0,133

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,144 4 Restauran 0,123

5 Itik (Lokal) 0,069 5 Warung Kopi 0,095

Perikanan Transportasi

1 Udang (budidaya) 0,162 1 Angkutan Antar Kota (Panther)

0,128

2 Ikan bandeng 0,157 2 Speed Boat 0,126

3 Ikan cakalang 0,122 3 Ojek 0,114

4 Rumput laut 0,119 4 Mikrolet 0,114

5 Ikan baronang 0,085 5 Bus 0,102

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

0,192

2 - - 2 Klinik 0,106

3 - - 3 Sewa Pakaian Pengantin 0,100

4 - - 4 Salon 0,098

5 - - 5 Warnet 0,098

Page 192: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Sinjai, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.17.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Sinjai

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perikanan 0,120

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,112

3 Perdagangan 0,110

4 Pertanian/Hortikultura 0,105

5 Pertanian/Perkebunan 0,099

6 Peternakan 0,088

7 Kehutanan (Non Kayu) 0,080

8 Transportasi 0,076

9 Perindustrian 0,071

10 Jasa 0,055

11 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,047

12 Pertambangan/Penggalian 0,038

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.17.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Sinjai

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Udang (Budidaya) 0,030

2 Ikan Bandeng (Budidaya) 0,029

3 Cengkeh 0,029

Page 193: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Jagung Hibrida 0,028

5 Sapi Lokal 0,028

KPJU Potensial

1 Padi Ciherang 0,025

2 Jual Beli Hasil Bumi 0,025

3 Padi Ciliwung 0,024

4 Jual Beli Ikan 0,024

5 Ikan Cakalang (Tangkap) 0,023

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Aula BKD Kabupaten Sinjai pada hari Selasa, 27 November

2012 Pukul 14.10 – 17.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian

dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi

untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut. Berdasarkan hasil FGD

maka KPJU yang dibahas untuk Sinjai adalah : (1) Ikan Cakalang (Tangkap); (2) Sapi Lokal;

(3) Padi Ciherang; (4) Durian; (5) Kakao. Dari kelima KPJU yang dibahas tiga diantaranya

adalah KPJU yang bersumber dari KPJU Unggulan dan Potensial, yakni Ikan Cakalang

(Tangkap) merupakan KPJU Potensial nomor 5, Sapi lokal merupakan KPJU Unggulan

nomor 5, dan Padi Ciherang merupakan KPJU Potensial nomor 1, sedangkan dua lainnya

diambil dari KPJU unggulan tingkat sektor.

1. Ikan Cakalang (Tangkap)

Tabel 3.17.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ikan

Cakalang (Tangkap) di Kabupaten Sinjai

Peluang Tantangan

- Lahan sangat luas

- Sesuai dengan karakter sosial budaya

nelayan di Sinjai

- Akan banyak muncul TPI yang baru

- Pasarnya luas, baik lokal, nasional, dan

internasional

- Nelayan sering kekurangan modal

- Harganya fluktuatif

- Adanya mafia perdagangan di tingkat pasar

global (internasional)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tersedianya rumpon dan kerambah

- Pabrik es masih kurang, kualitas ikan mudah

rusak

- Teknologi yang digunakan masih sangat

sederhana

- Kendala pada kelancaran transportasi

Page 194: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2. Sapi Lokal

Tabel 3.17.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Sapi

Lokal di Kabupaten Sinjai

Peluang Tantangan

- Bahan baku mudah diperoleh

- Sinjai menjadi pemasok tebesar

kebutuhan sapi Makassar

- Lebih dilirik oleh pihak perbankan

- Kotoran Sapi bisa diolah menjadi pupuk

dan biogas

- Pakan tersedia banyak

- Adanya Isu serangan penyakit hewan (sapi)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Ketersediaan pakan anakan sapi cukup

banyak

- Bahan baku mudah diperoleh

- Belum melibatkan teknologi dalam

penanganan bahan baku

- Kendala pada kelancaran transportasi

3. Padi Ciherang

Tabel 3.17.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciherang di Kabupaten Sinjai

Peluang Tantangan

- Menjadi kebutuhan dasar manusia

- Pasarnya tidak pernah mati

- Didukung oleh usaha lain seperti

penggilingan padi

- Menyerap banyak tenaga kerja

- Sebagai pengendali stabilitas pangan

- Isu lingkungan tentang ketidakseimbangan

alam akibat pengembangan program

pertanian

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sudah menggunakan mesin penggilingan

- Lahan luas

- Bahan baku mudah didapatkan

- Harga Bahan baku berfluktuasi

- Suplai bibit padi lambat

- Masih kurang gudang dan silo dryer

- kendala pada kelancaran transportasi

- Pemasaran kurang maksimal

- Modal kerja dan peralatan yang masih kurang

- Gangguan hama

4. Durian

Tabel 3.17.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Durian di

Kabupaten Sinjai

Peluang Tantangan

- Didukung oleh kondisi alam

- Adanya pengembangan varietas Durian

- Fluktuasi harga

- Masih kurang pengembangan varietas

Page 195: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Monthong

- Potensi memenuhi kebutuhan buah lokal

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tersedianya lahan - Kendala pada kelancaran transportasi

- Tidak tahan lama (mudah Rusak)

5. Kakao

Tabel 3.17.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kabupaten Sinjai

Peluang Tantangan

- Potensial untuk diekspor

- Permintaan pasar global tinggi

- Didukung oleh pemerintah dan perbankan

- Harga fluktuatif

- Produksi dan kualitas menurun

- Belum ada industri pengolahan kakao di

daerah

- Proses produksi kakao dijual dalam bentuk

biji kering

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Dikeringkan melalui proses fermentasi

- Harga kakao mengikuti

harga dunia, dan berpeluang ekspor

- Masih kurang gudang dan silo dryer

- Kendala pada kelancaran transportasi

- Mudah terserang hama sehingga berakibat

pada penurunan produksi

1. Geografis

Soppeng terletak pada depresiasi sungai Walanae yang terdiri dari daratan dan

perbukitan dengan luas daratan ± 700 km2 serta berada pada ketinggian rata-rata

antara 100-200 m di atas permukaan laut. Letak geografis kabupaten Soppeng

terletak pada 4°5'57.138" - 4°32'19.4028" LS dan 119°42'19.1916" -

120°5'45.1752" BT.

Luas daerah perbukitan Soppeng kurang lebih 800 km2 dan berada pada

ketinggian rata-rata 200 m di atas permukaan laut. Ibukota Kabupaten Soppeng

adalah kota Watansoppeng yang berada pada ketinggian 120 m di atas permukaan

laut.

Kabupaten Soppeng tidak memiliki wilayah pantai. Wilayah perairan hanya

sebagian dari Danau Tempe. Wilayah Kabupaten Soppeng dibagi menjadi 8

Page 196: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

kecamatan, yaitu:Citta, Donri Donri, Ganra, Lalabata, Liliriaja, Lilirilau, Marioriawa,

Marioriwawo.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Masyarakat Sejahtera dan Pemerintahan yang Adil, Jujur,

Profesional dan Bertanggung jawab di bumi Latemmamala”.

b. Misi Pembangunan Daerah

"Yassisoppengi Soppeng, Berubah Untuk Maju" yang bermakna sebagai suatu

tekad bersama untuk mengadakan perubahan ke arah yang lebih baik dan lebih

maju di masa yang akan datang.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Produksi tertinggi dari sektor tanaman pangan masih tetap dihasilkan oleh

padi dengan nilai produksi sebesar 259.668 ton. Produksi ini menurun sebesar

7,07 persen dibanding tahun 2009. Penurunan produksi akibat oleh bencana

banjir yang melanda sebagian lahan persawahan. Untuk kedelai juga

mengalami penurunan dari 3.228 ton pada tahun 2009 menjadi 2.507 ton.

Berbeda dengan kacang tanah yang meningkat sebesar 146,13 persen.

(http://soppengkab.bps.go.id/).

b. Peternakan

Pada sektor peternakan Kabupaten Soppeng jumlah ternak sapi pada

tahun 2010 berjumlah 23.423 ekor. Terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya

yang berjumlah 21.177 ekor. Selain sapi, ternak besar lain yang cukup

menonjol adalah kambing. Pada tahun 2010, jumlah ternak kambing mencapai

10.586 ekor. Dari ternak unggas yang paling banyak jumlah ternaknya adalah

ayam buras dengan jumlah 564.905 ekor pada tahun 2010

(http://soppengkab.bps.go.id).

Page 197: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

c. Perikanan

Beberapa jenis dan jumlah produksi perikanan budidaya kolam tahun 2008

yaitu Ikan Mas sebesar 3,6 ton dan Ikan Nila sebesar 1,8 ton

(http://regionalinvestment.bkpm.go.id).

Selain itu produksi ikan tawar Kabupaten Soppeng terus meningkat

utamanya dalam pengadaan bibit ikan. Kabupaten Soppeng bahkan telah

memenuhi kebutuhan bibit ikan air tawar di sejumlah Kabupaten di Sulawesi

bahkan Kalimantan. Jumlah benih ikan yang dimiliki Kabupaten Soppeng telah

mencapai 7 juta ekor dan menargetkan tahun 2012 dapat menambah benih

ikan air tawar sebanyak 3300 ekor dengan menyiapkan lahan penakaran benih

termaksud danau tempe seluas 3 ribu hektar. Benih ikannya pun telah

bersertifikat dengan kualitas yang bisa dipertanggungjawabkan

(http://makassar.tribunnews.com).

d. Pertambangan

Secara umum sektor pertambangan Kabupaten Soppeng yang paling

menonjol yaitu di kecamtan Liririlau. Perkembangannya menunjukan angka

positif. Luas tambang pasir di Liririlau adalah 24,50 ha yang menghasilkan

tambang pasir cukup banyak. (http://soppengkab.bps.go.id).

e. Perindustrian

Selama periode 2006-2010 jumlah perusahaan industri di Kabupaten

Soppeng terus mengalami peningkatan. Jumlah unit usaha industri tahun 2010

meningkat 18 unit atau 0,5 persen dibanding tahun 2009.

Nilai investasi industri Soppeng mencapai sekitar 36 milyar rupiah pada

tahun 2010. Nilai ini meningkat sekitar 3,6 persen dari tahun sebelumnya.

Adapun nilai bahan baku meningkat menjadi sekitar 50 milyar rupiah

(http://soppengkab.bps.go.id).

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Soppeng sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Page 198: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.18.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Soppeng

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Inpari 7 1 Pasir

2 Padi Cigaulis 2 Galian C

3 Jagung Kuning 3 Batu sungai

4 Kedelai 4 -

5 Padi Sawah (Varietas Lokal) 5 -

6 Kacang Tanah 6 -

7 Kacang Hijau 7 -

8 Ubi Jalar 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Jambu mete 1 Penggilingan Padi

2 Mangga madu 2 Gula Merah

3 Pisang raja 3 Keripik Pisang

4 Pepaya 4 Meubel

5 Nenas 5 Pecah Batu

6 - 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Jual Beli Otomotif

2 Kelapa Dalam 2 Jual Beli Sarana Pertanian

3 Kemiri 3 Jual Beli Hasil Bumi

4 Cengkeh 4 Toko Barang Campuran

5 Tembakau 5 Toko Kelontong

6 Kopi Robusta 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Petelur) 1 Hotel Melati

2 Sapi (Lokal) 2 Rumah Makan

3 Ayam Ras (Pedaging) 3 Warung Kopi

4 Ayam Buras 4 Warung Makan

5 Kuda 5 Wisma

6 Kambing (Lokal) 6 Wisata Adat/Budaya

7 Itik (Lokal) 7 Wisata Alam

8 Entok 8 Wisata Pemandian

9 - 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 1 Angkutan Kota (Pete-Pete, Mikrolet)

2 Ikan Nila

2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up, Gerobak)

3 Ikan Lele Dumbo 3 Angkutan Antar Kota (Bus)

4 Ikan Gabus 4 Ojek

5 Ikan Sepat Siam 5 Bentor

6 Ikan Bawal 6 Dokar

Page 199: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

7 Ikan Gurame 7 -

8 Ikan Patin 8 -

9 Ikan Tawes 9 -

10 Ikan Mujair 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Simpan Pinjam

2 - 2 Bengkel Motor

3 - 3 Salon Kecantikan

4 - 4 Loundri

5 - 5 -

6 - 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Soppeng untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.18.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Soppeng

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 padi inpari 7 0,297 1 Pasir 0,373

2 padi cigaulis 0,239 2 Galian C 0,370

3 Jagung kuning 0,142 3 Batu sungai 0,257

4 Kedelai 0,095 4 - -

5 Padi sawah (varietas lokal)

0,085 5 - -

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Jambu Mete 0,371 1 Penggilingan Padi 0,279

2 Mangga Madu 0,225 2 Gula Merah 0,257

3 Pisang Raja 0,177 3 Keripik Pisang 0,174

4 Pepaya 0,128 4 Meubel 0,168

5 Nenas 0,098 5 Pecah Batu 0,122

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,348 1 Jual Beli Otomotif 0,249

2 Kelapa Dalam 0,229 2 Jual Beli Sarana Pertanian 0,245

3 Kemiri 0,135 3 Jual Beli Hasil Bumi 0,222

4 Cengkeh 0,119 4 Toko Barang Campuran 0,167

5 Tembakau 0,119 5 Toko Kelontong 0,117

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

Page 200: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Ayam Ras (Petelur) 0,280 1 Hotel Melati 0,188

2 Sapi (Lokal) 0,198 2 Rumah Makan 0,185

3 Ayam Ras (Pedaging) 0,142 3 Warung Kopi 0,173

4 Ayam Buras 0,116 4 Warung Makan 0,151

5 Kuda 0,098 5 Wisma 0,082

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 0,204 1 Angkutan Kota (Pete-Pete, Mikrolet)

0,259

2 Ikan Nila 0,153 2 Angkutan Barang (Truk, Pick Up, Gerobak)

0,251

3 Ikan Lele Dumbo 0,152 3 Angkutan Antar Kota (Bus) 0,225

4 Ikan Gabus 0,100 4 Ojek 0,123

5 Ikan Sepat Siam 0,076 5 Bentor 0,081

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Simpan Pinjam 0,381

2 - - 2 Bengkel Motor 0,348

3 - - 3 Salon Kecantikan 0,168

4 - - 4 Loundry 0,103

5 - - 5 - -

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Soppeng, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.18.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Soppeng

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,255

2 Pertanian/Perkebunan 0,130

3 Peternakan 0,113

4 Perdagangan 0,111

5 Pertanian/Hortikultura 0,080

6 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,059

7 Kehutanan (non kayu) 0,058

8 Jasa 0,053

9 Perikanan 0,047

Page 201: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

10 Perindustrian 0,036

11 Transportasi 0,036

12 Pertambangan/penggalian 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.18.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Soppeng

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Inpari 7 0,088

2 Padi Cigaulis 0,071

3 Kakao 0,048

4 Jagung Kuning 0,042

5 Ayam Ras (Petelur) 0,038

KPJU Potensial

1 Jambu Mete 0,035

2 Kelapa Dalam 0,031

3 Kedelai 0,028

4 Jual Beli Otomotif 0,028

5 Jual Beli Sarana Pertanian 0,027

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Hotel Surya Watansoppeng Kab. Soppeng pada hari Jum’at, 09

November 2012 Pukul 09.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Padi Inpari 7

Tabel 3.18.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Inpari 7 di Kabupaten Soppeng

Peluang Tantangan

- Lahan cukup luas - Info pasar kurang

Page 202: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Minat untuk bertani tinggi

- Industri pembenihan meningkat

- Perencanaan dan peluang pasar luas

- Adanya perkembangan teknologi varietas

- Pasar bebas

- Alih fungsi lahan

- Persaingan dengan pedagang dari luar

- Masih bergantung pada kondisi alam

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak).

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sarana irigasi berfungsi dengan baik - Harga Bahan baku berfluktuasi

- Mudah terserang penyakit

- Terbatasnya alat penggilingan

- Terbatasnya benih

2. Padi Cigeulis

Tabel 3.18.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Cigeulis di Kabupaten Soppeng

Peluang Tantangan

- Lahan cukup luas

- Minat untuk bertani tinggi

- Industri pembenihan meningkat

- Perencanaan dan peluang pasar luas

- Adanya perkembangan teknologi varietas

- Info pasar kurang

- Pasar bebas

- Alih fungsi lahan

- Persaingan dengan pedagang dari luar

- Masih bergantung pada kondisi alam

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak).

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sarana irigasi berfungsi dengan baik - Harga Bahan baku berfluktuasi

- Mudah terserang penyakit

- Terbatasnya alat penggilingan

- Terbatasnya benih

3. Kakao

Tabel 3.18.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kabupaten Soppeng

Peluang Tantangan

- Alternatif pasar

- Adanya teknologi baru

- Menjadi penghasil kakao terbesar

sekaligus penyuplai bibit kakao berkualitas

kerjasama dengan pihak terkait.

- Sudah terbentuk kemitraan dengan pihak

lain.

- Pengetahuan dan keterampilan masih kurang

- Harga berfluktuasi

- Panen saat musim hujan mengakibatkan

kualitas kakao buruk

- harga dikendalikan oleh pedagang lokal,

kadang merugikan petani

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku mudah didapat

- Pasokan bahan baku melimpah

- Harga Bahan baku berfluktuasi

- Karena proses pengeringan biji kakao

umumnya masih tergantung iklim (matahari)

Page 203: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Hama yang belum dapat ditanggulangi

- Kualitas kakao rendah, belum sesuai yang

diharapkan

- Serangan hama dan penyakit

4. Jagung Kuning

Tabel 3.18.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Kuning di Kabupaten Soppeng

Peluang Tantangan

- Dikelola di daerah Soppeng

- Pembuatan bibit jagung secara lokal

melalui kerjasama dengan pihak terkait.

- Panen melimpah, harga turun

- Saluran distribusinya berpusat pada

pengumpul (tengkulak).

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku tersedia

- Harga bahan baku berfluktuasi

- Mudah kena jamur

- Peralatan yang kurang.

- Pemasaran kurang maksimal

- Modal kerja dan peralatan yang masih

kurang

5. Ayam Ras Petelur

Tabel 3.18.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Ayam Ras

Petelur di Kabupaten Soppeng

Peluang Tantangan

- Penyerapan tenaga kerja

- Pemanfaatan feces ayam menjadi sumber

energi biogas

- Pembuatan pupuk kompos dari kotoran

ternak

- Potensi pasar yang cukup besar

- Pola pikir peternak terkait manajemen usaha

masih kurang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- ketersediaan bahan baku cukup proses

pengadaan bahan baku tidak ada masalah

- Bahan baku merupakan hasil pabrikan

- Harga Bahan baku berfluktuasi

- mudah kena penyakit

- lahan untuk kandang terbatas

- Minimnya Permodalan

1. Geografis

Page 204: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kabupaten Takalar berada antara 5.3 - 5.33 derajat Lintang Selatan dan antara

119.22-118.39 derajat Bujur Timur. Kabupaten Takalar dengan ibukota Pattalasang

terletak 29 km arah selatan dari Kota Makassar ibukota Provinsi Sulawesi Selatan.

Luas wilayah Kabupaten Takalar adalah sekitar 566,51 km2, dimana 240,88 km2

diantaranya merupakan wilayah pesisir dengan panjang garis pantai sekitar 74 km.

Bagian Utara Kabupaten Takalar berbatasan dengan Kota Makassar dan

Kabupaten Gowa, bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto dan

Kabupaten Gowa, bagian Selatan dibatasi oleh Laut Flores, sementara bagian Barat

dibatasi oleh Selat Makassar.

Wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari 9 (sembilan) Kecamatan masing-masing

: Manggarabombang, Mappakasunggu, Polombangkeng Selatan, Polombangkeng

Utara, Galesong Selatan, Galesong Utara, Pattalassang, Galesong, Sanrobone.

Jumlah penduduk pada tahun 2009 mencapai 257.974 jiwa dengan kepadatan

455,37 jiwa per km2.

Topologi wilayah Kabupaten Takalar terdiri dari daerah pantai, daratan dan

perbukitan. Bagian barat adalah daerah pantai dan dataran rendah dengan

kemiringan antara 0-3 derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-25,

derajat sedang ketinggian ruang bervariasi antara 0-25, dengan batuan penyusun

geomorfologi dataran didominasi pantai, batu gemping, terumbu dan tula serta

beberapa tempat batuan lelehan basal.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Pemerintahan Kabupaten Takalar adalah : “Menjadi Pemerintah Kabupaten

Takalar yang Amanah”

b. Misi Pembangunan Daerah

Pemerintah Kabupaten Takalar menetapkan 4 (empat) misi sebagai berikut:

Meningkatkan pengamalan nilai-nilai Keagamaan dalam setiap sendi-sendi

kehidupan, baik melalui pendidikan formal maupun non formal;

Mewujudkan peningkatan kualitas manajemen dan budaya

entrepreneurship pemerintah dan masyarakat;

Mewujudkan peran pemerintah dalam memberdayakan masyarakat untuk

mencapai peningkatan ekonomi, kesejahteraan rakyat dan ketahanan

budaya;

Page 205: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Meningkatkan pencapaian pendapatan daerah.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Sebagai salah satu daerah penghasil jagung terbesar di Sulawesi Selatan,

pada tahun 2009 daerah ini menghasilkan 47.801 ton jagung yang dipanen dari

lahan seluas sekitar 8.383 ha. Bahkan di beberapa lokasi, budidaya jagung

hibrida dapat dilakukan 3 kali setahun dengan produktivitas dapat mencapai

lebih dari 10 ton per hektar. Sedangkan produksi padi sawah pada tahun 2009

mencapai 139.045 ton yang dipanen dari areal seluas 24.955 ha. (Investment

Opportunities For Industry And Trading Service In South Sulawesi, 2011)

b. Perkebunan

Peranan subsektor perkebunan dalam perekonomian Kabupaten Takalar

sebesar 4 hingga 4,5 persen dari total perekonomian. Produksi tanaman

perkebunan di Kabupaten Takalar yang terbesar adalah tanaman tebu dan

kelapa, sedangkan tanaman perkebunan selain kedua jenis tanaman di atas

mempunyai produksi yang relatif kecil. Besarnya produksi tanaman tebu

berkaitan dengan adanya Pabrik Gula di Kabupaten Takalar, namun produksi

tanaman tebu berfluktuasi setiap tahunnya padahal permintaan akan gula terus

meningkat.

Komoditi yang perkebunan yang lainnya adalah jambu mete dengan total

produksi pada tahun 2009 mencapai 1965 ton dan luas lahan perkebunan

rakyat sebesar 1.790 ha.

c. Peternakan

Produksi Peternakan subsektor ini tidak begitu menonjol bila dibandingkan

dengan subsektor lainnya didalam sektor pertanian. Peranan subsektor ini

dalam produk domestik regional bruto pada tahun 2006 masing-masing sebesar

2,93 persen untuk peternakan. Produksi ternak besar dan kecil pada tahun

2002 berjumlah 1.324.300 ekor dan terjadi kenaikan menjadi 1.324.591 ekor

pada tahun 2006, dalam lima tahun terakhir populasi ternak besar dan kecil

memperlihatkan adanya fluktuasi. Jenis ternak yang mengalami

kecenderungan menurun adalah ternak kambing dan itik.

Page 206: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

d. Perikanan

Kontribusi subsektor perikanan dalam perekonomian Kabupaten Takalar,

jika diukur berdasarkan produk domestik regional bruto tahun 2006 sebesar

26,21 persen atau sekitar Rp. 253 milyar. Produksi perikanan pada tahun 2006

sekitar 66 ribu ton, angka tersebut lebih tinggi apabila dibandingkan dengan

produksi pada tahun 2002 yang hanya sekitar 50 ribu ton.

Berdasarkan produksi subsektor perikanan lima tahun terakhir, terus

mengalami peningkatan produksi dari tahun 2002 sampai dengan 2006 sebesar

161,7%. Dimana pada tahun 2002 jumlah produksi pada subsektor perikanan

sebesar 32.508,0 ton, kemudian mengalami kenaikan sebesar 36.491,0 ton

pada tahun 2003, naik lagi produksi perikanan menjadi 47.546,5 ton pada tahun

2004 yang diikuti kenaikan pada tahun berikutnya dengan jumlah produksi

sebesar 76.204,8 ton pada tahun 2005 dan pada akhir tahun 2006 tercatat

jumlah produksi sektor perikanan naik lain menjadi 85.080,0 ton

(http://www.takalarkab.go.id).

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Takalar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.19.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Takalar

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) 1 Tanah Timbunan

2 Padi Ciherang 2 Batu Gunung

3 Padi Cigaulis 3 Pasir

4 Padi Ciliwung 4 Sirtu

5 Jagung Kuning 5 -

6 Padi IR 42 6 -

7 Kedelai 7 -

8 Jagung Pulut 8 -

9 Kacang Hijau 9 -

10 - 10 -

Pertanian/ Hortikultura Perindustrian

1 Cabai Merah Besar 1 Pengolahan Kayu/Koseng

2 Cabai Rawit 2 Meubel

3 Semangka 3 Batu Merah/Batu-Bata

4 Kacang Panjang 4 Pembuatan Kursi

Page 207: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Kangkung 5 Garam

6 Bayam 6 Gerabah Tanah Liat

7 Mangga Harum Manis 7 Anyaman Tikar Pandan

8 Mangga Manalagi 8 Industri Keripik

9 Pisang 9 Kerajinan Songkok Guru

10 Mangga Golek 10 Industri Air Minum

Perkebunan Perdagangan

1 Tebu 1 Warung Bakso

2 Kelapa Dalam 2 Toko ATK

3 Kelapa Hibrida 3 Toko Bangunan

4 Jambu Mente 4 Warung Makan

5 Kapas 5 Alat Outomotif

6 Jati Putih 6 Warung Kopi

7 Lontar/Siwalan 7 Toko Kelontongan

8 - 8 Toserba

9 - 9 Sembako

10 - 10 Toko Grosir

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 1 Coto

2 Sapi Lokal (Bali) 2 Ikan Bakar

3 Ayam Buras/Kampung 3 Warung Konro

4 Ayam Ras (Petelur) 4 Wisata Pantai

5 Kerbau 5 Restoran

6 Kambing 6 Wisma

7 Itik Alabio 7 Villa

8 Burung Walet 8 Wisata Sejarah

9 - 9 Hotel Melati

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Udang Windu 1 Angkot/Mikrolet/Pete-Pete

2 Ikan Bolu/Bandeng 2 Ojek

3 Ikan Terbang (Tangkap) 3 Becak Motor

4 Kepiting 4 Pick Up Angkutan Orang

5 Rumput Laut Katonik 5 Becak Kayuh

6 Ikan Lele Dumbo 6 Truk Barang

7 Rumput Laut Krasia 7 Bus

8 Ikan Nila 8 Perahu Jolloro

9 Ikan Layang (Decapterus Spp) 9 Motor Boat

10 Ikan Sardine 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Foto Copy

2 - 2 Bengkel Motor

3 - 3 Tukang Batu

4 - 4 Percetakan

5 - 5 Penggilingan Padi

6 - 6 Tukang Kayu

7 - 7 Bengkel Mobil

8 - 8 Salon Kecantikan

9 - 9 Jasa Simpan Pinjam

10 - 10 -

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Takalar untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

Page 208: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.19.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Takalar

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2)

0,203 1 Tanah Timbunan 0,294

2 Padi Ciherang 0,134 2 Batu Gunung 0,276

3 Padi Cigaulis 0,131 3 Pasir 0,250

4 Padi Ciliwung 0,123 4 Sirtu 0,180

5 Jagung Kuning 0,113 5 - -

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Cabai Merah Besar 0,143 1 Pengolahan Kayu/Koseng 0,135

2 Cabai Rawit 0,136 2 Meubel 0,127

3 Semangka 0,130 3 Batu Merah/Batu-Bata 0,125

4 Kacang Panjang 0,130 4 Pembuatan Kursi 0,113

5 Kangkung 0,101 5 Garam 0,104

Perkebunan Perdagangan

1 Tebu 0,390 1 Warung Bakso 0,136

2 Kelapa Dalam 0,136 2 Toko ATK 0,132

3 Kelapa Hibrida 0,111 3 Toko Bangunan 0,130

4 Jambu Mente 0,110 4 Warung Makan 0,105

5 Kapas 0,103 5 Alat Outomotif 0,104

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 0,197 1 Coto 0,226

2 Sapi Lokal (Bali) 0,194 2 Ikan Bakar 0,158

3 Ayam Buras/Kampung 0,153 3 Warung Konro 0,117

4 Ayam Ras (Petelur) 0,152 4 Wisata Pantai 0,103

5 Kerbau 0,094 5 Restoran 0,094

Perikanan Transportasi

1 Udang Windu 0,147 1 Angkot/Mikrolet/Pete-Pete 0,223

2 Ikan Bolu/Bandeng 0,131 2 Ojek 0,136

3 Ikan Terbang (Tangkap) 0,131 3 Becak Motor 0,130

4 Kepiting 0,131 4 Pick Up Angkutan Orang 0,115

5 Rumput Laut Katonik 0,130 5 Becak Kayuh 0,107

Kehutanan (non kayu)

- Jasa

1 - - 1 Foto Copy 0,130

2 - - 2 Bengkel Motor 0,122

3 - - 3 Tukang Batu 0,118

4 - - 4 Percetakan 0,112

5 - - 5 Penggilingan Padi 0,109

Page 209: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Takalar, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.19.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Takalar

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,152

2 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,130

3 Perikanan 0,111

4 Peternakan 0,090

5 Perdagangan 0,086

6 Pertanian/Perkebunan 0,084

7 Kehutanan (Non Kayu) 0,084

8 Perindustrian 0,078

9 Transportasi 0,059

10 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,046

11 Jasa 0,045

12 Pertambangan/Penggalian 0,035

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.19.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Takalar

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) 0,044

2 Tebu 0,039

3 Cabai Merah Besar 0,032

4 Cabai Rawit 0,030

5 Semangka 0,029

Page 210: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

KPJU Potensial

1 Kacang Panjang 0,029

2 Padi Ciherang 0,029

3 Padi Cigaulis 0,028

4 Padi Ciliwung 0,027

5 Udang Windu 0,024

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Gedung Darma Wanita Kab. Takalar pada hari Senin 05

November 2012 Pukul 09.45 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Jagung Hibrida (bisi 2)

Tabel 3.19.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jagung

Hibrida di Kabupaten Takalar

Peluang Tantangan

- Membuka Lapangan Kerja

- Ada Pihak Ketiga yang meyediakan bibit

- Ada instansi terkait menyediakan

bantuan kelompok serta adanya regulasi

yang mendukung

- Ada gudang (silo) untuk menampung

hasil panen

- Ada alternatif pembiayaan dari lembaga

non perbankan

- Alternatif pengolahan limbah (kulit, daun,

batang dan bonggol)

- Ada pendanaan melalui kemitraan baik

swasta maupun pemerintah

- Ada bantuan rutin setiap tahun

- Ketersediaan bahan baku air irigasi mahal

karena menggunakan pompa air

- Pemasaran dikuasai oleh tengkulak besar

- Pasca panen masih dikelola secara

tradisional oleh keluarga sendiri

- Harga pasar sangat rendah dan tidak

normal

- Belum berkembangnya asosiasi petani

jagung

- Petani tidak begitu fokus dalam budidaya

jagung

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Keberpihakan pemerintah masih rendah,

seperti dalam hal perhitungan harga.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan baku memadai

- Verietas benih unggul diperoleh dengan

harga terjangkau

- Lahan yang tersedia cukup luas

- Ketersediaan saprotan memadai

- jumlah tenaga kerja tersedia banyak

- Produksinya masih kurang berkualitas

- Masih menggunakan metode tradisional

- Distribusi pada umumnya lewat darat kerena

pasarnya hanya antar kabupaten dan kota

dalam Provinsi saja.

- Sulit mendapatkan pupuk

- Modal masih kurang

Page 211: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Tidak ada alat Pengering (dryer) di musim

hujan

2. Tebu

Tabel 3.19.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Tebu di

Kabupaten Takalar

Peluang Tantangan

- Selain untuk gula, bisa juga untuk obat-

obatan

- Banyaknya pabrik gula

- Adanya usaha pengolahan limbah dari

ampas tebu dan daunnya.

- Hasil panen dapat diolah menjadi

berbagai produk seperti gula putih dan

gula mereh ada juga gula semut

- Bimbingan teknis dari pabrik gula cukup

kuat.

- Masih banyak petani kurang faham tentang

cara bercocok tanam tebu

- Budidayanya cukup rumit

- Pemasaran belum jelas

- Faktor kepemilikan lahan belum jelas

sehingga ribut antara BUMN dan masyarakat

- Teknologi dan keterampilan petani masih

minim

- Petani masih setengah hati

- Kerjasama kemitraan belum kuat

- Dikuasai oleh kelompok tertentu

- Luasan lahan sulit bertambah serta adanya

peralihan lahan perkebunan tebu menjadi

lahan untuk pertanian.

- Gangguan hewan ternak merusak tebu

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Keberpihakan pemerintah masih rendah,

seperti dalam hal perhitungan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Adanya fasilitas bibit dari pabrik

- Penanaman hanya dilakukan satu kali

tetapi panennya bisa berkali-kali

- Tenaga kerja tersedia cukup banyak

- Biaya operasional cukup besar

- Pada panen pertama, hasilnya rendah

sehingga petani kesulitan dalam

penanaman selanjutnya

3. Cabai Merah Besar

Tabel 3.19.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cabai

Merah Besar di Kabupaten Takalar

Peluang Tantangan

- Diminati pasar tradisional dan

supermarket

- Kebutuhan Cabai meningkat pada

musim kemarau

- Mudah membudidayakannya

- Harganya selalu naik

- Ada peluang memgolah Cabai menjadi

produk lain semisal saus atau lainnya.

- Tidak adanya alternatif pembiayaan dari non

bank

- Adanya saat musim kemarau saja

- Musim hujan harganya turun

- Teknologinya masih rendah

- Banyak yang busuk saat musim hujan

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

Page 212: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Keberpihakan pemerintah masih rendah,

seperti dalam hal perhitungan harga.

- Penanganan pasca panen masih rendah,

minat untuk mengolah cabai menjadi bahan

olahan bernilai tinggi masih sangat rendah

karena minimnya informasi tentang hal

tersebut.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit mudah diperoleh

- Pengolahannya cukup mudah

- SDM nya melimpah

- Teknologi masih rendah

- Lahan yang tersedia tidak begitu luas

4. Cabai Rawit

Tabel 3.19.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cabai

Rawit di Kabupaten Takalar

Peluang Tantangan

- Diminati pasar tradisional dan

supermarket

- Kebutuhan cabai meningkat pada musim

kemarau

- Mudah membudidayakannya

- Harganya selalu naik

- Ada peluang mengolah Cabai menjadi

produk lain semisal saus atau lainnya.

- Tidak adanya alternatif pembiayaan dari non

bank

- Adanya musim kemarau saja

- Musim hujan harganya turun

- Teknologinya masih rendah

- Banyak yang busuk saat musim hujan

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Keberpihakan pemerintah masih rendah,

seperti dalam hal perhitungan harga.

- Penanganan pasca panen masih rendah,

minat untuk mengolah cabai menjadi bahan

olahan bernilai tinggi masih sangat rendah

karena minimnya informasi tentang hal

tersebut.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit mudah diperoleh

- Pengolahannya cukup mudah

- SDM nya melimpah

- Teknologi masih rendah

- Lahan yang tersedia tidak begitu luas

5. Semangka

Page 213: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.19.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Semangka

di Kabupaten Takalar

Peluang Tantangan

- Pasar bagus, lokal dan antar pulau

- Ada pembiayaan alternatif selain bank

- Disukai semua kalangan sehingga dapat

ditingkatkan produksinya

- Teknologi masih rendah

- Persaingan Bersaing dengan produk dari

luar cukup ketat

- Harga masih sangat rendah

- Belum adanya organisasi yang mendukung

secara kelembagaan seperti asosiasi

- Saluran distribusi pemasarannya cenderung

konvensional

- Keberpihakan pemerintah masih rendah,

seperti dalam hal perhitungan harga.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibitnya mudah diperoleh

- Lahan yang tersedia sangat luas

- Bahan baku tersedia banyak dan mudah

didapatkan

- Penanganan panen dan pasca panen belum

tepat

- Teknologi masih rendah

- Mudah rusak, tidak tahan lama

1. Geografis

Kabupaten Tana Toraja yang beribukota di Makale secara geografis terletak di

bagian Utara Provinsi Sulawesi Selatan yaitu antara 2° - 3° Lintang Selatan dan

119° - 120° Bujur Timur, dengan luas wilayah tercatat 2.054,30 km2 persegi. Jumlah

penduduk pada tahun 2009 adalah sebesar 240.249 jiwa dengan kepadatan

penduduk 116,95 jiwa per km2.

Batas-batas wilayahnya yaitu :

Sebelah utara adalah Kabupaten Toraja Utara dan Provinsi Sulawesi Barat

Sebelah Selatan adalah Kabupaten Enrekang dan Kabupaten Pinrang

Sebelah Timur adalah Kabupaten Luwu

Sebelah Barat adalah Provinsi Sulawesi Barat

Secara administratif, Kabupaten Tana Toraja meliputi 19 Kecamatan, 112

lembang dan 47 kelurahan. Pembagian wilayah menurut kecamatan, jumlah

lembang dan kelurahan serta luas kecamatan adalah sebagai berikut :

Page 214: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.20.1 Nama Kecamatan di Kabuapaten Tana Toraja

No Kecamatan Jumlah Lembang

Jumlah Kelurahan

Luas (KM

2)

Persentase terhadap Luas Kab.

(%)

01 Bonggakaradeng 5 1 206,76 10,06

02 Simbuang 5 1 194,82 9,48

03 Rano 5 - 89,43 4,35

04 Mappak 5 1 166,02 8,08

05 Mengkendek 13 4 196,74 9,58

06 Gandang Batu Sillanan

9 3 108,63 5,29

07 Sangalla 3 2 36,24 1,76

08 Sangalla Selatan 4 1 47,80 2,33

09 Sangalla Utara 4 2 27,96 1,36

10 Makale 1 14 39,75 1,93

11 Makale Selatan 4 4 61,70 3,00

12 Makale Utara - 5 26,08 1,27

13 Saluputti 8 1 87,54 4,26

14 Bittuang 14 1 163,27 7,95

15 Rembon 11 2 134,47 6,55

16 Masanda 8 - 134,77 6,56

17 Malimbong Balepe 5 1 211,47 10,29

18 Rantetayo 3 3 60,35 2,94

19 Kurra 5 1 60,50 2,94

Total 112 47 2.054,30 100,00

Sumber : http://www.tanatorajakab.go.id

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya pemerintahan yang kompeten mengelola pembangunan menuju

terciptanya masyarakat Religius, Sejahtera, Berkeadilan sesuai karakteristik

ekologis, sosial, ekonomi, dan budaya Tana Toraja”

b. Misi Pembangunan Daerah

Revitalisasi fungsi birokrasi dan meningkatkan kinerja tata-kelola

pemerintahan dalam rangka efektifitas pelaksanaan pembangunan serta

distribusi layanan publik yang bersih, transparan dan akuntabel.

Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui peningkatan Mutu

Pendidikan, dan Layanan Kesehatan.

Penguatan kapasitas peran institusi keagamaan, Sosial Kemasyarakatan,

Kepemudaan, dan Perempuan dalam rangka terciptanya ketahanan serta

kesetiakawanan sosial.

Page 215: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dan pengembangan

sumberdaya ekonomi lokal dan pengelolaan potensi sumberdaya alam serta

lingkungan hidup dengan mengandalkan partisipasi seluruh elemen

masyarakat dalam rangka peningkatan kesejahteraan secara berkelanjutan.

Mengoptimalkan pembangunan infrastruktur Desa – Kota untuk membuka

isolasi wilayah khususnya daerah terpencil guna mendukung kelancaran

akses layanan publik, arus barang dan jasa, pengembangan dan

diversifikasi potensi Pariwisata serta berbagai potensi Usaha Produktif

Masyarakat.

Menjadikan Tana Toraja sebagai Kabupaten terdepan dalam

pengembangan program ”Gerakan Hijau” (Go Green) serta Pariwisata

berbasis Budaya dan Lingkungan (Eco-Culture Tourism) di Sulawesi

Selatan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Kabupaten Tana Toraja merupakan salah satu wilayah kabupaten yang

memiliki pengusahaan pertanian tanaman pangan yang sangat strategis di

Provinsi Sulawesi Selatan. Luas baku areal persawahan di Kabupaten Tana

Toraja tahun 2009 mencapai 15.671 Ha. Total areal persawahan yang paling

luas terletak di Kecamatan Mengkendek mencapai 1.636 Ha. Total produksi

padi pada tahun 2009 sebesar 75.620,23 Ton dengan luas panen 15.671 Ha.

Produksi jagung sebesar 8.376,40 ton dengan luas panen 1.838 Ha

(http://www.tanatorajakab.go.id).

b. Perkebunan

Hasil produksi perkebunan tahun 2009 yang cukup dominan di Kabupaten

Tana Toraja adalah tanaman kopi Arabica dan coklat yang masing-masing

berproduksi sebesar 2.351,00 ton dan 2.277,00 ton

(http://www.tanatorajakab.go.id). Produksi hasil hutan yang terdiri dari Kayu

Lunak, Rotan dan damar juga merupakan salah satu sektor yang

dikembangkan oleh masyarakat di Kabupaten Tana Toraja.

Selain itu tanaman lain yang menjadi ciri khas daerah ini adalah Markisa

dan Terong Belanda (Investment Opportunities For Industri and Trading Service

In South Sulawesi, 2011)

Page 216: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

c. Peternakan

Populasi ternak besar yang dominan di Kabupaten Tana Toraja adalah

sapi, kerbau dan kuda, pada tahun 2009 masing-masing tercatat 5.935 ekor,

26.665 ekor dan 4.167 ekor. Selanjutnya, untuk populasi ternak kecil dan

unggas pada tahun 2009 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.

Populasi ternak kecil yang terdiri dari babi dan kambing masing-masing

236.577 ekor dan 6.701 ekor. Populasi unggas terdiri dari ayam buras, ayam

ras dan itik tercatat sebanyak 373.659 ekor, 6.500 ekor dan 53.986 ekor.

Hewan ternak di Kabupaten Tana Toraja, khususnya kerbau dan babi

merupakan ciri khas daerah ini yang dipergunakan pada setiap upacara-

upacara adat.

d. Perikanan

Ikan merupakan salah satu bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan

protein hewani, namun merupakan komoditas yang tidak banyak terdapat di

Kabupaten Tana Toraja. Aktivitas perekonomian masyarakat pada sektor

perikanan bukan merupakan kegiatan pokok, dan pada umumnya dilakukan

hanya untuk konsumsi rumah tangga yang sebagian besar didapat dari sungai

dan sawah.

Produksi perikanan pada tahun 2009 sebesar 1.345,46 ton dengan volume

masing-masing 14,86 ton yang didapat dari sungai, 7,30 ton dipelihara di kolam

dan 1.323,30 ton yang dipelihara di sawah. Sebaran produksi ikan di

Kabupaten Tana Toraja yang bersumber dari sungai, paling tinggi terdapat di

Kecamatan Makale Utara yakni 2,47 ton dan terendah di Kecamatan Bittuang

yakni 0,27 ton, yang bersumber dari pemeliharaan kolam, paling tinggi terdapat

di Kecamatan Mengkendek sebesar 1,44 ton dan terendah di Kecamatan

Rantetayo 0,10 ton, sedangkan yang bersumber dari sawah, paling tinggi

terdapat di Kecamatan Sangalla Selatan sebesar 130,32 ton dan terendah di

Kecamatan Rano 14,60 ton.

Luas areal pemeliharaan dan penangkapan ikan di Kabupaten Tana Toraja

pada tahun 2009, adalah sebagai berikut:

Areal pemeliharaan (care) seluas 1.022,12 Ha, dengan rincian 2,42 Ha

kolam dan 1.019,70 Ha sawah.

Areal penangkapan (keep) seluas 20,68 Ha, semuanya bersumber dari

sungai yang sebagian besar areal penangkapan berada di sungai Saddang.

e. Pertambangan

Page 217: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Potensi pertambangan dan galian di Kabupaten Tana Toraja, berupa

mineral logam dan non logam dapat ditemukan di Kecamatan Boggakaradeng

dan di daerah aliran sungai (DAS) Saddang serta di beberapa anak sungai

Saddang. Dalam uji petik pada salah satu penelitian yang pernah dilakukan

menunjukkan bahwa di Paton sebelah utara kota Kecamatan Bonggakaradeng,

daerah ini diapit oleh DAS Masuppu dan DAS Saddang, secara umum daerah

ini ditempati oleh batuan gunung api Talaya dan batuan sedimen adang yang

menutup tidak selaras formasi Toraja dan dibatasi struktur berupa patahan.

Temuan gejala mineralisasi logam ternyata hanya berupa pirit dan urat kuarsa-

silika tipis, namun dari batuan yang tersingkap di permukaan tidak nampak

adanya mineralisasi logam. Mineralisasi logam yang ditemukan berupa timah

hitam dalam dua buah urat kuarsa pada batuan andesit mengandung galena

dan kalkopirit dengan kandungan logam tembaga 0,2 – 0,6 %.

Bahan galian non logam industri yang terdapat di Kabupaten Tana Toraja

berupa pasir (sungai), sirtu, gamping, marmer, kaolin, kuarsa dan ziolit. Hanya

pasir sungai yang telah memberikan manfaat secara ekonomis pada PAD dari

retribusinya, sementara batu gamping dan marmer baru dimanfaatkan untuk

pondasi rumah dan pembuatan jalan. Bahan galian yang cukup banyak

ditemukan berupa ziolit sangat potensial dan cukup baik bila dimanfaatkan

untuk bahan baku campuran pakan ternak, penjernih air dan lain-lain. Manfaat

endapan bahan galian toseki yang terdapat di sekitar DAS Saddang, saat ini

oleh penduduk baru digunakan sebagai bahan bangunan padahal bermanfaat

pula sebagai bahan galian industri.

f. Industri dan Perdagangan

Sektor industri Kabupaten Tana Toraja menunjukkan kecenderungan

meningkat, baik dilihat dari jumlah unit usaha, penyerapan tenaga kerja,

maupun nilai investasinya. Industri di Kabupaten Tana Toraja terbagi atas

industri besar, menengah, kecil dan rumah tangga. Perusahaan industri pada

tahun 2009 tercatat sebanyak 44 perusahaan.

Industri pengelolaan di Kabupaten Tana Toraja dikelompokkan kedalam 4

golongan berdasarkan banyaknya pekerja, yakni sebagai berikut:

Industri besar adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan

sebanyak 100 orang atau lebih.

Industri menengah adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan

sebanyak 20 – 99 orang.

Page 218: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Industri kecil adalah perusahaan yang mempunyai pekerja/karyawan

sebanyak 5 – 19 orang.

Industri rumah tangga adalah usaha kerajinan rumahtangga yang

mempunyai pekerja/karyawan sebanyak 1-4 orang.

Industri yang berkembang adalah industri pengolahan biji kopi, industri

sirup markisa dan tamarilo, industri pengolahan air minum dan pengolahan

hasil tambang marmer dan batu kapur (Investment Opportunities For Industri

and Trading Service In : South Sulawesi, 2011).

Peluang pengembangan sektor perdagangan Kabupaten Tana Toraja

sangat potensial, khusus pada bidang perdagangan hasil-hasil bumi seperti

kopi, coklat, vanili, sayur-sayuran dan pada bidang perdagangan hasil-hasil

ternak seperti kerbau, babi dan unggas. Aktivitas perdagangan di daerah ini

sebagian besar didukung oleh keberadaan 6 pasar dengan sistem perputaran

setiap 6 hari, pasar tersebut diantaranya pasar Makale, Rembon, Bittuang,

Ge’tengan, Rantetayo dan Sangalla.

g. Pariwisata

Pengembangan kepariwisataan di Kabupaten Tana Toraja ditunjukkan

pada peningkatan kemampuan untuk menggalakkan kegiatan ekonomi yang

melibatkan berbagai sektor. Kegiatan pariwisata diharapkan mampu membuka

lapangan kerja, meningkatkan pendapatan bagi pemerintah dan masyarakat di

daerah wisata serta penerimaan devisa bagi negara. Pariwisata Tana Toraja

memang memiliki daya tarik yang unik seperti Rumah Adat Tongkonan, air

terjun Sarrambu Assing. Selain itu peninggalan budaya yang sudah ada sejak

zaman megalitikum, memberikan warna dan makna tersendiri bagi siapa saja

yang mengunjungi daerah ini. Penduduk yang ramah, budaya yang asli dan

lestari menjadikan Tana Toraja menjadi salah satu dari 15 daerah tujuan wisata

Indonesia sekaligus menjadi salah satu ikon Pariwisata Indonesia tahun 2010.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Tana Toraja sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long

list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Page 219: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.20.2 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Tana Toraja

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Beras Merah (Pare Barrik) 1 Chipping

2 Kacang Tanah 2 Pasir

3 Padi Beras Hitam (Pare Bau) 3 Batu Gunung

4 Padi Ciliwung 4 Kerikil

5 Kacang Merah 5 Sirtu Gunung

6 Ubi Jalar 6 Batu Sungai

7 Padi Cisantana 7 -

8 Ubi Kayu 8 -

9 Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) 9 -

10 Jagung Manis 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Sawi 1 Pengolahan Kopi

2 Kangkung 2 Pembuat Parang

3 Kacang Panjang 3 Anyaman Tikar

4 Buncis 4 Kue

5 Daun Bawang 5 Anyaman Bambu

6 Bayam 6 Tapis Beras

7 Kentang 7 Industri Mie

8 Bawang Merah 8 Batako

9 Kol 9 Tenun Tradisional (Sutera)

10 Langsat 10 Play Wood (Triplex)

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Robusta 1 Kopi

2 Kakao/Coklat 2 Kerbau

3 Cengkeh 3 Beras

4 Kopi Jember 4 Bahan Bangunan

5 Kopi Arabika 5 Sayur Mayur

6 Vanili 6 Barang Campuran

7 Jati Putih 7 Pulsa

8 Siong 8 Ayam Ras (Pedaging)

9 Kelapa Dalam 9 Kue

10 Teh 10 -

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Babi 1 Wisma

2 Kerbau 2 Rumah Makan

3 Ayam Buras (Pedaging) 3 Pemandian (Kolam Renang, Air Panas)

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Warung Makan

5 Itik 5 Wisata Alam (Panorama, Batu Alam, Air Terjun, Gua )

6 Sapi Lokal (Bali, Ongol) 6 Kuburan Batu

7 Kambing Marica (Lokal) 7 Kolam Alam

8 Kuda 8 Rumah Adat

9 - 9 Museum

10 - 10 Benteng Alam (Terowongan)

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 1 Bus Antar Kota

2 Ikan Lele Dumbo 2 Ojek

3 Belut (Budidaya) 3 Angkutan Kota/Pete-Pete (Kijang)

Page 220: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Ikan Nila 4 Truck Barang Dan Orang

5 - 5 Angkutan Desa (Kijang, Jeep)

6 - 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Tukang Jahit

2 - 2 Ruang Bersalin

3 - 3 Bengkel Motor

4 - 4 Tukang Kayu

5 - 5 Salon Kecantikan

6 - 6 Cuci Motor

7 - 7 Tukang Batu

8 - 8 Tukang Dekor

9 - 9 Jasa Catering

10 - 10 Tukang Ukir

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Tana Toraja untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11

kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.20.3 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Tana Toraja

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Beras Merah (Pare Barrik)

0,158 1 Chipping 0,210

2 Kacang Tanah 0,150 2 Pasir 0,192

3 Padi Beras Hitam (Pare Bau)

0,150 3 Batu Gunung 0,155

4 Padi Ciliwung 0,104 4 Kerikil 0,151

5 Kacang Merah 0,097 5 Sirtu Gunung 0,146

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Sawi 0,134 1 Pengolahan Kopi 0,166

2 Kangkung 0,131 2 Pembuat Parang 0,162

3 Kacang Panjang 0,122 3 Anyaman Tikar 0,125

4 Buncis 0,120 4 Kue 0,121

5 Daun Bawang 0,108 5 Anyaman Bambu 0,120

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Robusta 0,160 1 Kopi 0,188

2 Kakao/Coklat 0,137 2 Kerbau 0,170

3 Cengkeh 0,132 3 Beras 0,159

Page 221: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Kopi Jember 0,120 4 Bahan Bangunan 0,119

5 Kopi Arabika 0,098 5 Sayur Mayur 0,109

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Babi 0,225 1 Wisma 0,156

2 Kerbau 0,162 2 Rumah Makan 0,134

3 Ayam Buras (Pedaging) 0,106 3 Pemandian (Kolam Renang, Air Panas)

0,102

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,092 4 Warung Makan 0,100

5 Itik 0,088 5 Wisata Alam (Panorama, Batu Alam, Air Terjun, Gua )

0,099

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 0,522 1 Bus Antar Kota 0,241

2 Ikan Lele Dumbo 0,183 2 Ojek 0,230

3 Belut (Budidaya) 0,168 3 Angkutan Kota/Pete-Pete (Kijang)

0,191

4 Ikan Nila 0,127 4 Truck Barang Dan Orang 0,175

5 - - 5 Angkutan Desa (Kijang, Jeep)

0,163

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Tukang Jahit 0,182

2 - - 2 Ruang Bersalin 0,156

3 - - 3 Bengkel Motor 0,130

4 - - 4 Tukang Kayu 0,127

5 - - 5 Salon Kecantikan 0,081

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Tana Toraja, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.20.4 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Tana Toraja

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,136

2 Perdagangan 0,131

3 Jasa 0,130

4 Transportasi 0,127

Page 222: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Perindustrian 0,106

6 Pertanian/Tan. Hortikurtura 0,080

7 Peternakan 0,069

8 Pertanian/Tan. Pangan 0,057

9 Pertanian/Perkebunan 0,046

10 Perikanan 0,044

11 Kehutanan (Non Kayu) 0,039

12 Pertambangan/Penggalian 0,035

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.20.5 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Tana Toraja

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Wisma 0,036

2 Penjahit Pakaian 0,035

3 Jual beli Kopi 0,033

4 Rumah Makan 0,031

5 Bus Antar Kota 0,031

KPJU Potensial

1 Rumah bersalin 0,030

2 Jual beli Kerbau 0,030

3 Ojek 0,029

4 Jual beli Beras 0,028

5 Pengolahan Kopi 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi Ruang Pimpinan Rapat Kantor Bupati Kab. Tana Toraja pada hari

Kamis, 21 November 2012 Pukul 14.30 – 17.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Wisma

Tabel 3.20.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Wisma di

Kabupaten Tana Toraja

Page 223: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Peluang Tantangan

- Tana Toraja sebagai Destinasi Wisata

- Adanya jaringan ke Departemen/

instansi/BUMN di pusat, untuk

mengadakan kunjungan/rapat di Tana

Toraja

- Mobilisasi masyarakat yang tinggi

- Turis selalu datang

- Adanya Program Lovely Toraja

- Kurangnya informasi tentang letak, harga dan

fasilitas wisma

- Ketersediaan wisma belum memadai

- Masih banyak wisma yang belum terdaftar di

PHRI

- Kesulitan akses modal

- Kunjungan wisatawan semakin menurun

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Penguasaan Bahasa Inggris

- Keunikan budaya toraja

- Keindahan panorama

- Infrastruktur mulai dibenahi khususnya

jalan provinsi

- Diversifikasi produk belum berjalan

- Kurangnya promosi

- Jarak tempuh sangat panjang (8 jam dari

Makassar)

2. Penjahit Pakaian

Tabel 3.20.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Penjahit

Pakaian di Kabupaten Tana Toraja

Peluang Tantangan

- Jumlah pesta meningkat

- Jumlah penduduk semakin bertambah

- Kebutuhan upacara adat

- Program Lovely December sebagai sarana

memperkenalkan border toraja

- Adanya kain khas Toraja

- Kain Toraja memiliki nilai khas dan cukup

terkenal

- Permintaan tinggi

- Persaingan harga antara bordir konvensional

dan border digital

- Terkendala akses modal

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Proses produksi lambat

- produki mudah dipasarkan

- Pasokan benang border masih didatangkan

dari luar

- Tenaga kerja dari luar tana toraja

- Kurangnya bahan baku yang tersedia

- Kurangnya tenaga terampil

3. Jual Beli Kopi

Tabel 3.20.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Jual Beli

Kopi di Kabupaten Tana Toraja

Peluang Tantangan

- Adanya program Cintai Kopi Toraja

- Kopi Toraja memilikik aroma yang khas

- Diversifikasi produk

- Adanya kepercayaan konsumen terhadap

- Persaingan dengan jenis kopi lainnya

Page 224: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

produk kopi

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku lokal

- Kopi Toraja memilikik aroma yang khas

- Jenis kopi tidak seragam masuk ke pengusaha

- Tidak ada sertifikasi halal

- Kemasan masih kurang menarik

- Tenaga kerja kurang

- Modal kurang

- Bahan baku kurang permintaan tinggi

- Peralatan masih minim

- Iklan/promosi kurang

- Rantai penjualan sangat panjang

4. Rumah Makan

Tabel 3.20.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumah

Makan di Kabupaten Tana Toraja

Peluang Tantangan

- Banyak perantau masuk Tanah Toraja

- Diversifikasi produk

- Kesulitan akses modal

- Belum ada standar untuk aspek kebersihan

(higienis)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Pasokan bahan makanan cukup - Kurang variasi makanan

- Kurang tenaga kerja terampil

- Jarak tempuh sangat panjang (8 jam dari

Makassar)

- Dibutuhkan sertifikasi halal

- Belum adanya sertifikasi halal

- Sistem manajerial/pengelolaan kurang bagus

5. Bus Antar Kota

Tabel 3.20.10 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Bus Antar

Kota di Kabupaten Tana Toraja

Peluang Tantangan

- Mobilitas masyarakat keluar masuk Tana

Toraja sangat tinggi

- Servis memuaskan

- Kesulitan akses modal

- Kecendrungan harga variatif/berbeda setiap

PO

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bus terbaik di Sulawesi Selatan dan

terawat dengan baik

- Jarak tempuh sangat panjang (8 jam dari

Makassar)

- Terkadang armada bus belum layak/sudah

tidak layak operasi

Page 225: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Kabupaten Toraja secara geografis terletak pada 2040' LS sampai 3

025' LS dan

119030' BT sampai 120

025' BT, dengan batas wilayahnya:

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kurra, Kecamatan Bittuang

Kabupaten Tana Toraja.

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Lamasi, Kecamatan Walerang,

Kecamatan Wana Barat, dan Kecamatan Bastem Kabupaten Luwu

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi

Barat, Kecamatan Limbongan Kecamatan Sabbang Kabupaten Luwu Utara

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Sangalla Selatan,

Kecamatan Sangalla Utara, kecamatan Makale Utara, dan Kecamatan

Rantetayo Kabupaten Tana Toraja

Kabupaten Toraja yang beribukota di Rantepao memiliki luas 1.151,47 Km2

yang terbagi dalam 151 Desa/Kelurahan dan 21 Kecamatan. Ke-22 kecamatan

tersebut adalah Awam Rante Kalua, Balusu, Bangkelekila, Baruppu, Buntao, Buntu

Pepasan, Dende Piongan Napo, Kapalla Pitu, Kesu, Nanggala, Rantebua,

Rantepao, Rantetayo, Rindingallo, Sa’dan, Sanggalangi, Sesean, Sesean Suloara,

Sopai, Tallunglipu, Tikala, Tondon. Jumlah penduduk pada tahun 2009 adalah

229.090 jiwa dengan kepadatan penduduk 198,95 jiwa/km2.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

Visi Toraja Utara dalam waktu 20 tahun mendatang sebagai berikut yaitu :

“Toraja Utara, Daerah Wisata Budaya Kaya Pesona Dengan Ragam Kreativitas

dan Kasih Yang Menyejahterakan”.

b. Misi Pembangunan Daerah

Memampudayakan (empowering) para pelaku pembangunan dalam

berbagai bidang melalui pendirian Pusat Pelatihan dan Keterampilan dan

memperkuat lembaga-lembaga pendidikan sehingga mampu menghasilkan

lulusan yang memiliki etos kerja dan berdaya saing tinggi.

Page 226: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Memperkuat infrastruktur pemerintahan, menggalakkan implementasi e-

administration serta memasyarakatkan prinsip-prinsip utama dari Good

Governance.

Membenahi objek-objek wisata multi dimensi, membangun pusat

pengembangan budaya,dan merevitalisasi nilai-nilai adat dan budaya

Meningkatkan produktivitas wilayah melalui pembangunan sentra-sentra

produksi dan pengolahan hasil-hasil peternakan, pertanian, perkebunan

rakyat, dan perikanan

Membangun dan membenahi berbagai macam dan rute jaringan

transportasi untuk kemudahan akses internal dan akses dari dan ke Toraja

Utara.

Menciptakan jaringan komunikasi menyeluruh dalam rangka pelayanan

terbaik bagi masyarakat.

Meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan warga masyarakat yang

didukung oleh pembangunan lingkungan hidup yang asri, sehat, nyaman

dan aman; Melindungi masyarakat dari berbagai jenis penyakit dan

kejahatan hingga pada tingkat terendah.

Menyusun berbagai aturan perundang-undangan daerah dalam berbagai

sektor pembangunan dan pemerintahan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Menurut data BPS, pada tahun 2008 produksi padi di Kabupaten Toraja

Utara mencapai 258.602,00 ton yang dipanen dari areal seluas 64.602,00 ha

dengan produktivitas rata-rata sebesar 4,01 ton per ha.

b. Perkebunan

Kabupaten Toraja Utara sebagai sebuah kabupaten hasil pemekaran yang

relatif muda sebenarnya masih menyimpan banyak potensi yang dapat

dikembangkan untuk kemajuan daerah dan peningkatan kesejahteraan

warganya

Beberapa di antaranya adalah di sektor perkebunan seperti kopi arabika

dan kopi robusta, dimana Toraja Utara memiliki lahan yang luas dan sangat

cocok untuk pengembangan komoditas ini. Produksi kopi arabika mencapai

Page 227: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

2.085 ton pada tahun 2009. Selain itu, daerah Toraja Utara juga sangat cocok

untuk tanaman kakao (cokelat).

c. Peternakan

Dinas Pertanian dan Peternakan Toraja Utara kini tengah

mengembangkan teknik perkawinan silang untuk menghasilkan kerbau belang

(tedong bonga). kerbau belang (tedong bonga) merupakan produk ternak

unggulan yang paling dibutuhkan masyarakat Toraja dalam upacara kematian

(rambu solo), sehingga sangat berpotensi untuk dikembangkan. Apalagi, jenis

kerbau belang merupakan hewan yang mahal harganya dan dalam kurung

waktu beberapa tahun terakhir ini sangat sedikit populasinya. Populasi sapi

pada tahun 2009 sebesar 1.239 ekor dena kerbau sebesar 22.927 ekor.

Namun yang paling banyak adalah babi mencapai 239.443 ekor (Investment

Opportunities For Industri and Trading Service In : South Sulawesi, 2011).

d. Pertambangan

Toraja Utara juga memiliki potensi di sektor pertambangan. Di daerah

Talimbangan, Kecamatan Buntu Pepasan, Toraja Utara misalnya, terdapat

deposit mineral yang sempat dikelola namun mengalami banyak kendala dan

penolakan. Toraja Utara juga memiliki cadangan emas walaupun belum

dieksploitasi.

e. Pariwisata

Toraja Utara mempunyai potensi pariwisata yang lebih besar,dibanding

Tana Toraja ,ini disebabkan karena lebih banyak tempat wisata berada di

Toraja Utara. Kalau dipersentasekan kurang lebih 65% di Toraja Utara, 35% di

Tana Toraja. Begitupun dengan kerajinan tangan,masih lebih banyak yang di

hasilkan di Toraja Utara ketimbang Tana Toraja.

Potensi inilah yang seharusnya kita pertahankan dan kedepannya sedapat

mungkin ditingkatkan. Mungkin dengan memenage tempat tempat tujuan wisata

dengan menambah sesuatu yang bisa meningkatkan kualitas dan daya tarik

turis mancanegara maupaun domestik yang berkunjung ke Toraja Utara.

Misalnya dengan penataan kios di tempat wisata seteratur mungkin, menjaga

kebersihan ,pembuatan taman taman di sekitar lokasi .

Page 228: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Toraja Utara sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long

list tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.21.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten

Toraja Utara

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Lokal Merah (Pare Barrik) 1 Galian C

2 Padi Lokal Hitam (Pare Bau) 2 Batu Gunung

3 Padi Pare Ambo 3 Pasir

4 Ubi Jalar1 4 Kerikil

5 Padi Sembada 168 5 Sirtu

6 Padi Ciliwung 6 Batu Kali

7 Ubi Jalar 7 Tanah Galian

8 Jagung Manis 8 -

9 Ubi Kayu 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Tamarillo (Terung Belanda) 1 Meubel

2 Markisa 2 Kerajinan Patung Kerbau

3 Kentang 3 Industri Pecah Batu

4 Cabai Merah 4 Olahan Kopi

5 Durian 5 Pandai Besi (Pembuat Parang)

6 Buncis 6 Ukiran Rumah Adat

7 Jahe 7 Kerajinan Perhiasan

8 Bayam 8 Tenun/Katun

9 Talas 9 Anyaman Tikar

10 Keladi 10 Keranjang

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 1 Kios Sembako

2 Kopi Robusta 2 Toko Bahan Bangunan

3 Kakao 3 Kakao

4 Aren/Nira 4 Toko Cinderamata

5 Cengkeh 5 Toko Kelontong

6 Vanili 6 Kios Pulsa

7 Lada 7 Nira

8 Kelapa Dalam 8 -

9 Teh 9 -

10 - 10 -

Peternakan Sektor Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Kerbau 1 Rumah Adat

2 Babi 2 Restoran

3 Ayam Buras 3 Wisma

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Wisata Kuburan Batu

5 Itik (Lokal) 5 Homestay

6 Sapi Jawa 6 Obyek Tenun

7 Kambing Lokal (Kacang) 7 Wisata Panorama Alam

8 Sapi Ongol 8 Wisata Agama

Page 229: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 Sapi Bali 9 Air Terjun

10 - 10 Benteng Pontiku

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 1 Truk Material

2 Ikan Nila 2 Angkutan Desa (L300, Kijang, Mikrolet)

3 Lele Sangkuriang 3 Truk Angkutan Manusia dan Barang

4 Ikan Lele Dumbo 4 Angkutan Kota (Kijang, Mikrolet)

5 Ikan Patin (Air Tawar) 5 Becak Motor

6 Ikan Gabus 6 Ojek

7 Ikan Mujaer 7 -

8 Belut 8 -

9 Ikan Gurame 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Motor

2 - 2 Tukang Batu

3 - 3 Tukang Kayu

4 - 4 Warnet

5 - 5 Jasa Simpan Pinjam

6 - 6 Tukang Ukir

7 - 7 Penyewaan Tenda Kursi

8 - 8 Pencucian Mobil/Motor

9 - 9 Salon Kecantikan

10 - 10 Pangkas Rambut

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Toraja Utara untuk dibandingkan

secara berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11

kriteria yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.21.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Toraja Utara

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Lokal Merah (Pare Barrik)

0,194 1 Galian C 0,183

2 Padi Lokal Hitam (Pare Bau)

0,190 2 Batu Gunung 0,169

3 Padi Pare Ambo 0,181 3 Pasir 0,161

4 Ubi Jalar1 0,092 4 Kerikil 0,134

5 Padi Sembada 168 0,085 5 Sirtu 0,122

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Tamarillo (Terung Belanda)

0,271 1 Meubel 0,134

2 Markisa 0,261 2 Kerajinan Patung Kerbau 0,126

Page 230: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 Kentang 0,090 3 Industri Pecah Batu 0,121

4 Cabai Merah 0,075 4 Olahan Kopi 0,115

5 Durian 0,068 5 Pandai Besi (Pembuat Parang)

0,102

Perkebunan Perdagangan

1 Kopi Arabika 0,228 1 Kios Sembako 0,241

2 Kopi Robusta 0,180 2 Toko Bahan Bangunan 0,175

3 Kakao 0,137 3 Kakao 0,168

4 Aren/Nira 0,123 4 Toko Cinderamata 0,137

5 Cengkeh 0,089 5 Toko Kelontong 0,120

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Kerbau 0,279 1 Rumah Adat 0,164

2 Babi 0,239 2 Restoran 0,143

3 Ayam Buras 0,104 3 Wisma 0,136

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,103 4 Wisata Kuburan Batu 0,117

5 Itik (Lokal) 0,060 5 Homestay 0,101

Perikanan Transportasi

1 Ikan Mas 0,280 1 Truk Material 0,305

2 Ikan Nila 0,131 2 Angkutan Desa (L300, Kijang, Mikrolet)

0,213

3 Lele Sangkuriang 0,106 3 Truk Angkutan Manusia dan Barang

0,187

4 Ikan Lele Dumbo 0,102 4 Angkutan Kota (Kijang, Mikrolet)

0,111

5 Ikan Patin (Air Tawar) 0,085 5 Becak Motor 0,094

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel Motor 0,144

2 - - 2 Tukang Batu 0,124

3 - - 3 Tukang Kayu 0,122

4 - - 4 Warnet 0,106

5 - - 5 Jasa Simpan Pinjam 0,102

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Toraja Utara, diperlukan

analisis perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk

mengetahui bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor

lainnya. Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor

terhadap pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat

kabupaten yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan

dalam tabel berikut.

Tabel 3.21.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Toraja Utara

Page 231: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,155

2 Pertanian/Tan. Pangan 0,143

3 Pertanian/Perkebunan 0,122

4 Peternakan 0,087

5 Perdagangan 0,083

6 Transportasi 0,083

7 Jasa 0,082

8 Pertanian/Hortikultura 0,077

9 Kehutanan (Non Kayu) 0,059

10 Perindustrian 0,053

11 Perikanan 0,030

12 Pertambangan/Penggalian 0,026

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.21.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Toraja Utara

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Wisata Rumah Adat 0,038

2 Padi Lokal Merah (Pare Barrik) 0,037

3 Kopi Arabika 0,037

4 Padi Lokal Hitam (Pare Bau) 0,037

5 Padi Pare Ambo 0,035

KPJU Potensial

1 Restoran 0,034

2 Wisma 0,032

3 Kerbau 0,031

4 Kopi Robusta 0,029

5 Tamarillo (Terung Belanda) 0,028

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Gedung pola Kantor Bupati Kab. Toraja Utara pada hari Selasa,

20 November 2012 Pukul 10.40 – 14.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi

Page 232: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Wisata Rumah Adat

Tabel 3.21.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Wisata

Rumah Adat di Kabupaten Toraja Utara

Peluang Tantangan

- Kondisi perekonomian nasional yang

cenderung membaik

- Peningkatan wisatawan lokal dan

mancanegara terhadap wisata budaya dan

wisata alam

- Nama Toraja sudah cukup terkenal di

dunia

- Akses mendapatkan informasi potensi

wisata Toraja semakin mudah di dapat

- Transportasi darat dan udara tersedia

- Objek wisata bervariasi

- Adanya kebijakan pemerintah pusat yang

menetapkan Toraja sebagai kawasan

strategis nasional

- Tanggapan pengunjung yang positif

- Pembuatan resort

- Dapat meningkatkan kesejahteraan

masyarakat

- Dukungan pemerintah pusat dan provinsi

Sulsel dalam pengembangan Wisata Budaya

(Rumah Adat) Toraja yang belum maksimal

- Belum ada penerbangan langsung dari luar

negeri

- Masyarakat tidak merasakan manfaat

langsung dari kegiatan Wisata Budaya

(Rumah Adat)

- Renovasi tempat wisata yang sudah tidak

layak

- Regulasi daerah kurang mendukung

- Sadar wisata belum bermasyarakat

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sarana Wisata Budaya (Rumah Adat)

- Objek wisata variatif

- Atraksi wisata sangat unik

- Pemandangan alam yang indah

- Penataan Kota Rantepao kurang baik (kumuh)

- Areal pedestrian tidak ada

- Objek wisata tidak dikelola dengan baik

- Promosi daerah sangat rendah

- Sarana dan prasarana masih kurang

- Jarak tempuh terlalu jauh

- Infrastruktur yang belum memadai

2. Padi Lokal Merah (Pare Barrik)

Tabel 3.21.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi Lokal

Merah di Kabupaten Toraja Utara

Peluang Tantangan

- Permintaan pasar tinggi

- Potensi lahan cukup luas (4.000 ha)

- Harga relatif tinggi

- Pemasaran cukup baik

- Umur padi relatif panjang

- Belum mampu memenuhi kebutuhan pasar

- Harga tidak seimbang dengan biaya produksi

- Kurangnya sosialisasi ke petani padi lokal

- Harga tidak stabil

- Etos kerja petani rendah

Page 233: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia

- Pupuk organik tersedia

- Tenaga kerja kurang

- Penyimpanan pupuk/penggunaan pupuk tidak

sesuai anjuran

- Teknologi pembibitan dan penanaman

(budidaya) masih rendah

- Penanganan pasca panen tidak tepat

- Sarana produksi dan pemeliharaan rendah

- Petani belum terampil memproduksi pupuk

kompos (organik)

- Petani belum mampu menentukan harga

- Rantai pasar sangat panjang sehingga

merugikan petani

- Pengeloaan pasca panen belum bagus

- Masih menggunakan pupuk anorganik

- Modal terbatas

- Sarana dan prasarana kurang

3. Kopi Arabika

Tabel 3.21.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kopi

Arabika di Kabupaten Toraja Utara

Peluang Tantangan

- Pengelolaan perkebunan kopi sebagai

kawasan ekowisata

- Permintaan pasar lokal dan global sangat

tinggi

- Pemerintah daerah menetapkan kopi

sebagai komoditas unggulan daerah

sehingga penyediaan bibit ada

- Sudah ada pengusaha kecil yang

melakukan pengolah kopi bubuk dan sudah

dikemas

- Kopi toraja sebagai ole-ole khas toraja

- Letak geografis yang sangat mendukung

- Ketersediaan tenaga kerja dan pakar

- Kopi arabika toraja sebagai kopi kualitas

terbaik di dunia karena memiliki rasa dan

aroma yang khas

- Rantai pasar sangat panjang, sehingga

bargaining position petani sangat rendah

- Perubahan iklim, produktivitas jadi rendah

- Modal sangat terbatas

- Pedagang masih menentukan harga

- Merk dagang kopi Toraja ditentukan oleh

orang luar Toraja

- Perusahaan perdagangan kopi belum

menempatkan petani secara optimal sebagai

mitra usaha

- Kebijakan Pemda belum mendukung

pengembangan kopi Toraja secara optimal

- Belum ada pengusaha lokal yang melakukan

pemasaran keluar/ke daerah lain

- Kurangnya pendampingan/penyuluhan

- Tidak ada tanaman jangka pendek di kebun

kopi (tanaman tumpang sari)

- Etos kerja petani rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit cukup

- Penangan bahan baku cukup baik dan

stabil

- Bibit kadang tidak terseleksi

- Sarana produksi mahal

- Belum ada kebun penangkaran bibit

bersertifikat di Toraja Utara

- Sortasi produksi belum terlaksana dengan

Page 234: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

baik

- Penanganan pasca panen tidak tepat

- Sarana produksi dan pemeliharaan rendah

- Sarana produksi mahal

4. Padi Lokal Hitam (Pare Bau)

Tabel 3.21.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi Lokal

Hitam di Kabupaten Toraja Utara

Peluang Tantangan

- Permintaan pasar tinggi

- Potensi lahan cukup luas (4.000 ha)

- Harga relatif tinggi

- Pemasaran cukup baik

- Umur padi relatif panjang

- Belum mampu memenuhi kebutuhan pasar

- Harga tidak seimbang dengan biaya produksi

- Kurangnya sosialisasi ke petani padi lokal

- Harga tidak stabil

- Etos kerja petani rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia

- Pupuk organik tersedia

- Tenaga kerja kurang

- Penyimpanan pupuk/penggunaan pupuk tidak

sesuai anjuran

- Teknologi pembibitan dan penanaman

(budidaya) masih rendah

- Penanganan pasca panen tidak tepat

- Sarana produksi dan pemeliharaan rendah

- Petani belum terampil memproduksi pupuk

kompos (organik)

- Petani belum mampu menentukan harga

- Rantai pasar sangat panjang sehingga

merugikan petani

- Pengeloaan pasca panen belum bagus

- Masih menggunakan pupuk anorganik

- Modal terbatas

- Sarana dan prasarana kurang

5. Padi Pare Ambo

Tabel 3.21.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi Pare

Ambo di Kabupaten Toraja Utara

Peluang Tantangan

- Permintaan pasar tinggi - Belum mampu memenuhi kebutuhan pasar

Page 235: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Potensi lahan cukup luas (4.000 ha)

- Harga relatif tinggi

- Pemasaran cukup baik

- Umur padi relatif panjang

- Harga tidak seimbang dengan biaya produksi

- Kurangnya sosialisasi ke petani padi lokal

- Harga tidak stabil

- Etos kerja petani rendah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bibit tersedia

- Pupuk organik tersedia

- Tenaga kerja kurang

- Penyimpanan pupuk/penggunaan pupuk tidak

sesuai anjuran

- Teknologi pembibitan dan penanaman

(budidaya) masih rendah

- Penanganan pasca panen tidak tepat

- Sarana produksi dan pemeliharaan rendah

- Petani belum terampil memproduksi pupuk

kompos (organik)

- Petani belum mampu menentukan harga

- Rantai pasar sangat panjang sehingga

merugikan petani

- Pengeloaan pasca panen belum bagus

- Masih menggunakan pupuk anorganik

- Modal terbatas

- Sarana dan prasarana kurang

1. Geografis

Kabupaten Wajo dengan ibu kotanya Sengkang, terletak dibagian tengah

Provinsi Sulawesi Selatan dengan jarak kurang lebih 250 km dari Makassar Ibukota

Provinsi Sulawesi Selatan, memanjang pada arah laut Tenggara dan terakhir

merupakan selat, dengan posisi geografis antara 3º 39º - 4º 16º LS dan 119º 53º-

120º 27 BT. Batas wilayah Kabupaten Wajo di sebelah Utara : Kabupaten Luwu dan

Kabupaten Sidrap, di sebelah Selatan : Kabupaten Bone dan Soppeng, di sebelah

Timur : Teluk Bone, dan di sebelah Barat : Kabupaten Soppeng dan Sidrap.

Luas wilayahnya adalah 2.506,19 Km² atau 4,01% dari luas Provinsi Sulawesi

Selatan dengan rincian penggunaan lahan terdiri dari lahan sawah 86.297 Ha

(34,43%) dan lahan kering 164.322 Ha (65,57%).

Pada tahun 2007 Kabupaten Wajo telah terbagi menjadi 14 wilayah

Kecamatan, selanjutnya dari keempat-belas wilayah Kecamatan di dalamnya

Page 236: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

terbentuk wilayah-wilayah yang lebih kecil, yaitu secara keseluruhan terbentuk 44

wilayah yang berstatus Kelurahan dan 132 wilayah yang berstatus Desa.

Tabel 3.22.1 Nama dan Luas Kecamatan di Kabupaten Wajo

No Jenis Penggunaan Luas %

1. Sabbangparu 132.75 5.30

2. Tempe 38.27 1.53

3. Pammana 162.10 6.47

4. Bola 220.76 8.78

5. Takkalalla 179.76 7.17

6. Sajoanging 167.01 6.66

7. Majauleng 225.92 9.01

8. Tanasitolo 154.60 6.17

9. Belawa 172.30 6.88

10. Maniangpajo 175.96 7.02

11. Keera 368.36 14.70

12. Pitumpanua 207.13 8.26

13. Penrang 154.90 6.18

14. Gilireng 147.00 5.87

Kabupaten Wajo 2.506.19 100.0

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

"Menjadikan Kabupaten Wajo Sebagai Salah Satu Kabupaten Terbaik di

Sulawesi Selatan dalam pelayanan Hak Dasar Masyarakat dan Tata

Pemerintahan yang Profesional".

b. Misi Pembangunan Daerah

Menciptakan iklim yang kondusif bagi kehidupan yang aman, damai, religius

dan inovatif serta implementasi pemberdayaan masyarakat. Misi ini

bertujuan mewujudkan kondisi yang aman dan damai, religius dan inovatif

sehingga proses pembangunan dapat berjalan tanpa kendala faktor

keamanan.

Menguatkan kelembagaan dan sumberdaya aparatur dalam mewujudkan

tata pemerintahan yang baik. Misi ini bertujuan mewujudkan pemerintahan

Kabupaten Wajo yang baik, bersih, bertanggung jawab (profesional), taat

asas (peraturan dan perundangan), menjunjung kesetaraan dan demokrasi.

Hal ini diwujudkan melalui penyempurnaan mekanisme kerja, manajemen,

struktur organisasi untuk menjamin efektivitas dan efisiensi pelenggaraan

Page 237: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pelayanan publik untuk menghasilkan nilai tambah dan pelayanan prima

bagi masyarakat.peningkatan kapasitas dan kualitas pelayanan publik

ditekankan pada upaya untuk mengembangkan sistem manajemen

pemerintahan yang lebih responsif, baik, bertanggung jawab, taat asas

(peraturan perundang-undangan), menjunjung kesetaraan dan demokrasi

agar terwujud pemerintahan yang baik dan bersih (Good and Clean

Governance).

Mengakselerasi laju mesin-mesin pertumbuhan dalam proses produksi

berbasis ekonomi kerakyatan. Misi ketiga ini bertujuan untuk tercapainya

pemerataan dan petumbuhan ekonomi termasuk membentuk kemandirian

sosial dan ekonomi masyarakat Wajo dengan memanfaatkan potensi

wilayah secara optimal, diiringi dengan upaya mendorong usaha-usaha

untuk mengurangi ketergantungan pada satu sektor tertentu kepada sektor

unggulan lainnya, menuju masyarakat yang berkualitas, maju, dan mandiri,

dalam keanekaragaman penduduk dan kegiatannya. Tugas pembangunan

ada pada masyarakat itu sendiri sebagai pelaku ekonomi. Melalui

pelaksanaan misi ketiga diharapkan dapat dicapai pemerataan dan

pertumbuhan ekonomi. Disini, dapat ditentukan produk andalan dan produk

unggulan pada setiap wilayah pembangunan, dimana produk andalan

adalah produk yang memiliki potensi sebagai andalan dalam menghasilkan

PAD, sedangkan produk unggulan merupakan produk masa depan yang

bisa disiapkan sebagai produk andalan.

Meningkatkan jangkauan dan kualitas pelayanan dalam pemenuhan hak

dasar masyarakat. Misi keempat bertujuan untuk menciptakan masyarakat

yang berkualitas, maju, mandiri dan sejahtera dengan membangun

keunggulan komparatif dan kompetitif di masing-masing wilayah dan

didukung oleh kapasitas SDM yang berkualitas.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Untuk mendukung potensi produksi beras di Kabupaten Wajo maka

Pemerintah telah membangun Rice Processing Complex (RFC) di Anabanua

Kecamatan Maniangpajo dengan kapasitas produksi sebanyak 4 ton per jam

dimana mesin dan konstruksinya menggunakan lisensi Korea Selatan. Potensi

yang ada ini juga memberikan peluang investasi di bidang pembangunan

Pabrik Tepung Beras. Penambahan fasilitas pompanisasi, Penambahan

Page 238: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pembangunan Irigasi Teknis. Sedangkan untuk lebih meningkatkan nilai jual

hasil panen dapat dibuat areal Pertanian Padi Organik.

Areal untuk tanaman jagung di Kabupaten Wajo banyak dikembangkan di

Kecamatan Belawa, Kecamatan Sabbangparu, Kecamatan Tanasitolo, dan

Kecamatan lainnya seluas 4.378 Ha dengan tingkat produktivitas sekitar 22,98

kwintal/Ha. Dibutuhkan input teknologi budidaya dan peluang ekstensifikasi

khususnya dalam perluasan areal dan pengembangan komoditas jagung yang

berumur pendek untuk konsumsi ternak besar (ruminansia).

Potensi tanaman bahan makanan lain yang sangat potensi untuk

dikembangkan seperti Ubi Kayu menempati areal tanam seluas 384 Ha dengan

produktivitas mencapai 148,41 Kwintal/Ha membutuhkan input teknologi

gaplek;

Ubi Jalar menempati areal tanam seluas 297 Ha dengan produktivitas

mencapai 70,24 Kwintal/Ha membutuhkan ekstensifikasi dan input teknologi

budaya.

Kacang Kedelai yang banyak dibudidayakan di sepanjang pesisir Danau

Tempe memili areal tanam seluas 2.751 Ha dengan produktivitas mencapai

14,28 Kwintal/Ha membutuhkan investasi pembuatan Pabrik Susu Kedelai atau

Pabrik Tahu Tempe.

Komoditas yang lain seperti Kacang Tanah memiliki areal tanam seluas

339 Ha dengan produktivitas mencapai 19,44 Kwintal/Ha.

Kacang Hijau yang banyak dikembangkan di Kecamatan Majauleng dan

Kecamatan Belawa memiliki areal tanam seluas 1.803 Ha dengan produktivitas

mencapai 10,99 Kwintal/Ha, masih membutuhkan input teknologi budidaya dan

perluasan areal (http://www.wajokab.go.id).

b. Perkebunan

Kabupaten Wajo juga menghasilkan tanaman perkebunan yang

merupakan komoditas ekspor, banyak dikembangkan di Kecamatan

Pitumpanua, Kecamatan Keera, dan Kecamatan Sajoanging.

Tabel 3.22.2

Luas Areal dan Produksi Perkebunan Kab. Wajo Tahun 2009

Page 239: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

No. Jenis

Komoditas

Luas

(Ha)

Produksi

(Ton)

Lokasi Sentra (Kecamatan)

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

Kelapa

Dalam

Kelapa

Hibrida

Kako

Jambu Mete

Cengkeh

Lada Vanila

Lada

Vanila

7.252

2.341

17.950

4.032

4.162

304

230

5.193

1.023

5.739

666.8

3.090

52.5

30.0

Sabbangparu, Pammana,

Tanasitolo

Sabbangparu, Pammana,

Tanasitolo

Pitumpanua, Keera, Gilireng,

Sabbangparu, Majauleng

Maniangpajo, Majauleng, Keera,

Gilireng

Pitumpanua, Keera

Pitumpanua

Pitumpanua, Keera

Sumber : http://www.wajokab.go.id

c. Peternakan

Kabupaten Wajo dikenal sebagai salah satu sentra pemasok ternak di

Sulawesi Selatan utamanya ternak besar. Guna lebih meningkatkan

produktivitas ternak maka dikembangkan juga jenis ternak lain utamanya ternak

unggas yang terbukti mampu meningkatkan taraf perekonomian masyarakat.

Berikut adalah potensi ternak di Kabupaten Wajo.

Tabel 3.22.3

Populasi Ternak menurut Jenisnya di Kabupaten Wajo Tahun 2005-2009

No. Jenis Ternak 2005 2006 2007 2008 2009

1. Sapi 23.484 25.821 30.414 31.012 33.135

2. Kerbau 5.812 6.464 6.806 7.004 7.289

3. Kuda 5.707 5.662 6.029 6.176 6.476

4. Kambing 11.299 10.033 10.355 11.072 11.236

5. Domba - - - - -

6. Babi 143 119 145 274 285

7. Unggas

- Ayam Buras 625.610 569.065 546.445 565.735 568.147

- Ayam Ras

Petelur

125.400 135.500 168.950 172.500 172.716

- Ayam Ras

Pedaging

1.123.461 1.037.410 438.916 404.500 257.900

- Itik 129.6351 108.932 108.640 110.362 110.305

Sumber : http://www.wajokab.go.id.

d. Perikanan

Potensi Perikanan Laut Kabupaten Wajo memiliki laut yang memiliki garis

pantainya sepanjang 103 Km yang meliputi enam kecamatan. Panjang garis

Page 240: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

pantai ini sangat mendukung pengelolaan potensi perikanan laut. Penangkapan

ikan pada umumnya masih menggunakan sistem tradisional sehingga input

teknologi penangkapan berupa sarana pendukung dan peralatan alat tangkap

modern sangat dibutuhkan. Selain itu investasi pendirian Pabrik Es juga

diperlukan dalam penyediaan Es untuk penanganan hasil tangkapan.

Berdasarkan data Tahun 2007 produksi perikanan laut mencapai 18.432 ton.

Perikanan Darat di Kabupaten Wajo lebih banyak didukung oleh perairan

umum termasuk di dalamnya Danau, Sungai, Rawa. Tahun 2007 potensi

perikanan di perairan umum mencapai luas sekitar 16.409 Ha dengan hasil

produksi sekitar 18.292,8 ton, budidaya air payau/tambak seluas 12.880 Ha

menghasilkan produksi sekitar 20.833,7 ton, demikian juga budidaya air

tawar/kolam seluas 88,25 Ha menghasilkan produksi sekitar 4,7 ton. Guna lebih

mendukung penanganan produksi darat ini maka dibutuhkan investasi

pembangunan Hatchery, Pabrik Es, dan Cold Storage

(http://www.wajokab.go.id).

e. Industri dan Perdagangan

Salah satu komoditas industri yang cukup terkenal dan mengharumkan

nama Kota Sengkang adalah Sarung Sutera (Lipa’sabbe To Sengkang) yang

banyak dikembangkan di Kecamatan Tanasitolo dan Kecamatan Sabbangparu,

mampu menembus pasar sampai ke Mancanegara. Tahun 2007 industri

pertenunan telah dikembangkan sebanyak 6.787 unit usaha, yang dapat

menyerap tenaga kerja sekitar 19.544 orang dengan nilai investasi + Rp. 8.176

M dan hasil produksi + Rp. 34.432 M produksi tersebut mengguakan ATBM dan

pertenunan Gedongan. Sedangkan ATBM tersebut diproduksi oleh sebagian

besar masyarakat Kecamatan Tanasitolo.

Guna pengembangan lebih lanjut hasil sutra di Kabupaten Wajo maka

dibutuhkan perhatian instansi terkait dalam penyediaan bahan baku dan

investasi ATBM Dobby/Songket, Input Teknologi Finishing, Batik Sutra, Pasar

Grosir/Mini Mall, Deversifikasi, dan perluasan areal tanaman murbey makanan

ulat sutra.

Potensi industri yang lainnya adalah Industri Gerabah di Kampiri

Kecamatan Pammana, Industri Anyam-Anyaman di Desa Cinnongtabi

Kecamatan Majauleng, Industri Gula Tebu di Waetuo Kecamantan Tanasitolo

adalah beberapa industri yang cukup potensial untuk dikembangkan dengan

memberikan input teknologi, bantuan permodalah, dan pemasaran. Eceng

Gondok yang melimpah (unlimited) di wilayah Danau Tempe, sungai, dan rawa-

Page 241: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

rawa di Kabupaten Wajo sangat potensial untuk dikembangkan menjadi bahan

utama industri kerajinan, makanan ternak, dan bahan pupuk organik.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kabupaten Wajo sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.22.4 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kabupaten Wajo

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Ciliwung 1 Tambang Galian C

2 Padi IR 66 2 Pasir

3 Padi Cisadane 3 Kerikil

4 Padi Cisantana 4 Batu

5 Jagung Manis 5 -

6 Kacang Hijau 6 -

7 Kedelai 7 -

8 Ubi 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/ Hortikultura Perindustrian

1 Jambu Mente 1 Penggilingan Padi

2 Rambutan Lengkeng 2 Kain Tenun

3 Mangga Golek 3 Meubel

4 Pisang Ulin 4 Konveksi

5 Pisang Raja 5 Batu Bata

6 Pisang Kepok 6 Lamming (Dekorasi Pesta)

7 Langsat 7 Air Minum

8 Pisang Manurung 8 Anyaman

9 Jeruk Nipis 9 Penyulingan Nilam

10 Labu 10 -

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 1 Hasil Pertanian

2 Kakao/Coklat 2 Hasil Perikanan

3 Kelapa Sawit 3 Kain Sutera

4 Jati Super 4 Hasil Ternak

5 Jati Putih 5 Pakaian Jadi

6 Lada 6 Perdagangan Hasil Bumi

7 Kelapa Dalam 7 Sembako

8 Kelapa Hibrida 8 Toko Campuran/Kelontong

9 Jati Lokal 9 Anyaman

10 - 10 Gerabah

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Buras (Petelur) 1 Rumah Adat

2 Ayam Ras (Petelur) 2 Wisata Danau (Tempe)

Page 242: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3 Ayam Buras (Pedaging) 3 Rumah Makan

4 Itik Petelur 4 Penginapan

5 Ayam Ras (Pedaging) 5 Wisata Religi

6 Sapi Bali 6 Pemandian (Puncak Mas)

7 Sapi Lokal 7 Wisata Pantai

8 Sapi Donggala 8 Wisata Bendungan

9 Kambing Lokal 9 -

10 Kerbau 10 -

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 1 Angkutan Antar Provinsi

2 Ikan Bandeng 2 Angkutan Antar Kota

3 Budidaya Udang 3 Angkutan Kota (Pete-Pete)

4 Ikan Mas 4 Angkutan Desa (Toyota)

5 Kakap Merah 5 Bentor (Becak Motor)

6 Ikan Lele 6 Ketinting (Mesin)

7 Ikan Mujair 7 Perahu ( Sampan)

8 - 8 Ojek

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Mobil

2 - 2 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

3 - 3 Penjahit

4 - 4 Bengkel Motor

5 - 5 Photo Studio

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Pencucian Mobil

8 - 8 Rias Pengantin

9 - 9 Bengkel Las

10 - 10 Buruh Panen/Sawah

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kabupaten Wajo untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.22.5 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kabupaten Wajo

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Ciliwung 0,202 1 Tambang Galian C 0,356

2 Padi IR 66 0,191 2 Pasir 0,235

3 Padi Cisadane 0,147 3 Kerikil 0,232

4 Padi Cisantana 0,145 4 Batu 0,176

5 Jagung Manis 0,103 5 - -

Pertanian/ Perindustrian

Page 243: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Hortikultura 1 Jambu Mente 0,159 1 Penggilingan Padi 0,218

2 Rambutan Lengkeng 0,149 2 Kain Tenun 0,153

3 Mangga Golek 0,115 3 Meubel 0,130

4 Pisang Ulin 0,107 4 Konveksi 0,121

5 Pisang Raja 0,106 5 Batu Bata 0,102

Perkebunan Perdagangan

1 Cengkeh 0,211 1 Hasil Pertanian 0,158

2 Kakao/Coklat 0,194 2 Hasil Perikanan 0,151

3 Kelapa Sawit 0,134 3 Kain Sutera 0,151

4 Jati Super 0,101 4 Hasil Ternak 0,109

5 Jati Putih 0,080 5 Pakaian Jadi 0,100

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Buras (Petelur) 0,138 1 Rumah Adat 0,196

2 Ayam Ras (Petelur) 0,133 2 Wisata Danau (Tempe) 0,172

3 Ayam Buras (Pedaging) 0,129 3 Rumah Makan 0,150

4 Itik Petelur 0,128 4 Penginapan 0,139

5 Ayam Ras (Pedaging) 0,126 5 Wisata Religi 0,105

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 0,240 1 Angkutan Antar Provinsi 0,265

2 Ikan Bandeng 0,226 2 Angkutan Antar Kota 0,183

3 Budidaya Udang 0,225 3 Angkutan Kota (Pete-Pete) 0,180

4 Ikan Mas 0,147 4 Angkutan Desa (Toyota) 0,112

5 Kakap Merah 0,063 5 Bentor (Becak Motor) 0,084

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel Mobil 0,201

2 - - 2 Jasa Simpan Pinjam (Koperasi)

0,145

3 - - 3 Penjahit 0,129

4 - - 4 Bengkel Motor 0,117

5 - - 5 Photo Studio 0,114

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kabupaten Wajo, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.22.6 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kabupaten Wajo

No Sektor Usaha Skor AHP

Page 244: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,131

2 Perindustrian 0,108

3 Perdagangan 0,105

4 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,100

5 Pertanian/Hortikultura 0,091

6 Pertanian/Perkebunan 0,091

7 Perikanan 0,081

8 Transportasi 0,069

9 Pertambangan/penggalian 0,062

10 Peternakan 0,060

11 Jasa 0,054

12 Kehutanan (non kayu) 0,048

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.22.7 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kabupaten Wajo

No KPJU Skor Terbobot

KPJU Unggulan

1 Padi Ciliwung 0,034

2 Penggilingan Padi 0,033

3 Padi IR 66 0,032

4 Cengkeh 0,027

5 Wisata Rumah Adat 0,026

KPJU Potensial

1 Jual beli Hasil pertanian 0,025

2 Kakao/Coklat 0,025

3 Padi Cisadane 0,024

4 Padi Cisantana 0,024

5 Jual beli Hasil perikanan 0,024

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bappeda Kabupaten Wajo pada hari

Selasa 27 November 2012 Pukul 09.45 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk

mengkonfirmasi hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta

memberikan rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

Page 245: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Padi Ciliwung

Tabel 3.22.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi

Ciliwung di Kabupaten Wajo

Peluang Tantangan

- Pasar cukup bagus

- Aroma harum

- Banyak diminati masyarakat dan bulog

- Perbankan memberikan bantuan modal

kerja yang berupa KUR

- Harga cukup tinggi

- Penyerapan tenaga kerja tinggi

- Meningkatkan pendapatan daerah

- Musim hujan mutu gabah kurang bagus

- Kurang modal kerja

- Kualitas SDM masih kurang

- Cuaca yang tidak menentu

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Sarana prasarana tersedia

- Bibit tersedia melimpah

- Alat pemotong ada

- Lahan cukup tersedia luas.

- Bahan baku sulit didapatkan

- Petani belum mampu diserentakan dalam hal

penanaman bibit

- Modal belum memadai

- Kurangnya tenaga kerja dan mesin pemotong

- Banyaknya hasil panen sehingga gudang tidak

dapat menampung

- pengangkutan terlambat sehingga kadang

gabah rusak

- Distribusi kurang lancar

- Fasilitas kurang memadai

2. Penggilingan Padi

Tabel 3.22.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU

Penggilingan Padi di Kabupaten Wajo

Peluang Tantangan

- Berpeluang untuk mendapat bantuan

dana investasi untuk alat dan sarana

produksi pendukung usaha dari

perbankan

- Menyerap tenaga kerja

- Memenuhi kebutuhan daerah sendiri

- Banyak saingan dari luar yang punya modal

dan alat yang canggih

- Harga tidak stabil

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Banyak padi melimpah pada saat panen

- Hasil gilingan padi sudah dapat di kirim

keluar kota bahkan provinsi.

- Distribusi lancar

- Unit usaha sudah terdaftar

- Menampung gabah dan menggiling

sendiri dengan jumlah yang besar

- Kurangnya tenaga kerja

- Pabrik banyak yang macet Gudangnya sempit

- Tidak tersedia alat mesin pengering

- Sarana dan prasarana transportasi masih

minim

Page 246: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

3. Padi IR 66

Tabel 3.22.10 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Padi IR 66

di Kabupaten Wajo

Peluang Tantangan

- Beras bagus

- Aromanya bagus

- Lahannya cukup luas

- Kurangnya modal

- Belum ada mitra

- Pedagang biasa mempermainkan harga

- Kalau produksi melimpah tidak ada yang

membeli dengan harga tinggi di tingkat

wilayah

- Pasar panen kurang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tersedianya lahan - Benihnya kurang

4. Cengkeh

Tabel 3.22.11 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cengkeh

di Kabupaten Wajo

Peluang Tantangan

- Harga bagus pasarannya mudah

- Luas lahan yang cukup

- Kurangnya peminat petani untuk

mengembangkan karena jangka panjang

- Harga tidak menentu

- Permainan harga di tingkat atas (Makassar)

- Perbankan mengalami kendala dalam

penganalisaan penyaluran kredit

- Belum ada program yang fokus terhadap

budidaya cengkeh.

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Distribusi lancar - Terkendala oleh transportasi

5. Wisata Rumah Adat

Tabel 3.22.12 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Wisata

Rumah Adat di Kabupaten Wajo

Peluang Tantangan

- Menambah pendapatan daerah

- Menjadi ciri khas daerah

- Keseriusan pemerintah untuk mengelolah

rumah adat masih kurang

Page 247: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Berpeluang masuknya investor untuk

menyediakan sarana rekreasi keluarga

(seperti gokart, kolam renang,

pembangunan sirkuit balap)

- Rumah adat lateari dapat dikembangkan

menjadi perkampungan wisata budaya

yang merupakan pencerminan budaya

masyarakat wajo

- Dapat dijadikan alternatif penginapan bagi

yang ingin menikmati pemandangan alam

seperti danau

- Masyarakat yang tinggal disepanjang jalan

menuju kawasan dapat membuka usaha

berupa cenderamata

- Kurangnya informasi keunggulan kebanggaan

daerah ke daerah lain

- Masih kurangnya pemahaman masyarakat

tentang sadar wisata

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Lokasi rumah adat strategis

- Ada tenaga pekerja

- Rumah adat kurang terpelihara

- Masih minimnya fasilitas yang ada di

kawasan rumah adat latenri Bali

- Aksebilitas menuju ke lokasi belum maksimal

1. Geografis

Kota Makassar mempunyai posisi strategis karena berada di persimpangan

jalur lalu lintas dari arah selatan dan utara dalam Provinsi di Sulawesi, dari wilayah

kawasan Barat ke wilayah kawasan Timur Indonesia dan dari wilayah utara ke

wilayah selatan Indonesia. Dengan kata lain, wilayah kota Makassar berada

koordinat 119 derajat bujur timur dan 5,8 derajat lintang selatan dengan ketinggian

yang bervariasi antara 1-25 meter dari permukaan laut. Kota Makassar merupakan

daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 - 5 derajat ke arah barat, diapit dua

muara sungai yakni sungai Tallo yang bermuara di bagian utara kota dan sungai

Jeneberang yang bermuara di selatan kota. Luas wilayah kota Makassar seluruhnya

berjumlah kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan termasuk 11 pulau di selat

Makassar ditambah luas wilayah perairan kurang lebih 100 Km2.

Jumlah kecamatan di kota Makassar sebanyak 14 kecamatan dan memiliki 143

kelurahan. Diantara kecamat-an tersebut, ada tujuh kecamatan yang berbatasan

dengan pantai yaitu kecamatan Tamalate, Mariso, Wajo, Ujung Tanah, Tallo,

Tamalanrea dan Biringkanaya.

Page 248: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Kota Makassar sendiri berdekatan dengan sejumlah kabupaten yakni sebelah

utara dengan kabupaten Pangkep, sebelah timur dengan kabupaten Maros, sebelah

selatan dengan kabupaten Gowa dan sebelah barat dengan Selat Makassar.

2. Kebijakan Pembangunan

c. Visi Pembangunan Daerah

Visi Makasar 2009 - 2014 : "Mewujudkan Makasar Kota Dunia Berlandaskan

Kearifan Lokal".

d. Misi Pembangunan Daerah

Mewujudkan kota bermartabat.

Mewujudkan warga kota yang sehat, terdidik, produktif dan berdaya

saing.

Mewujudkan warga kota yang demokratis dan berlandaskan hukum.

Mewujudkan makasar kota aman, lestari, maju, dan kuat berbasis

kemaritiman.

Mewujudkan Makasar yang berperan penting dalam dunia

internasional, yang berkarakter melalui perniagaan barang, jasa,

industri, konvensi dan pendidikan.

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Produksi padi tahun 2009 sebesar 18.454,86 ton yang dipanen dari areal

seluas 3.240 hektar atau rata-rata 5,70 ton per hektar. Produksi jagung pada

tahun 2009 sebesar 533,05 ton dengan luas panen 174 hektar atau rata-rata

3,08 ton per hektar. Pada tahun 2009, produksi ubi kayu 2.300,76 ton, kacang

tanah 3,51 ton, kacang hijau 36,72 ton. (http://makassarkota.go.id).

b. Peternakan

Populasi ternak besar di Kota Makassar adalah sapi, kerbau, dan kuda.

Pada tahun 2009, populasi ternak besar mengalami penurunan yaitu sapi turun

menjadi 2.007 ekor, kerbau turun menjadi 273 ekor dan kuda naik menjadi 61

ekor. Sedangkan populasi ternak kecil dan unggas pada tahun 2009 mengalami

perubahan dibanding dengan tahun 2008.

Page 249: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

c. Perikanan

Rata-rata realisasi ekspor komoditas perikanan dalam 5 bulan terakhir

tahun 2012 ini mencapai sekitar 40 ton setiap bulannya. Komoditas ekspor juga

berasal dari sejumlah daerah (di luar Makassar) di Sulsel yang juga mempunyai

potensi sektor perikanan. Setiap bulannya, terkumpul sekitar 40 ton ikan segar

yang kemudian diekspor ke berbagai negara tujuan

Adapun negara tujuan utama ekspor komoditas perikanan dari Makassar

mencakup kawasan Uni Eropa, Amerika, China dan Jepang. Ekspor ikan tuna

saat ini masih mendominasi komoditas perikanan Makassar karena ikan jenis

ini merupakan jenis ikan yang paling banyak terdapat di Selat Makassar. Harga

ikan segar yang diekspor berkisar US$14 per kilogram.

Pengelolaan komoditas perikanan yang masih kurang baik menjadi

penghambat perkembangan ekspor ikan segar dari Makassar secara khusus

maupun Sulsel secara umum.

Realisasi ekspor ikan segar dari daerah ini hingga kuartal I 2012 mencapai

Rp120 miliar, dengan estimasi perputaran uang dari bisnis ekspor ikan segar

tersebut mencapai Rp1 miliar per hari. Adapun harga yang dipatok eksporir ikan

segar di atas Rp 50.000 per kilogram dengan negara tujuan ekspor utama

adalah Singapura dan Malaysia, ditambah Hong Kong, Jepang dan Korea

Selatan (http://bahasa.makassarkota.go.id).

d. Transportasi

Untuk sektor transpotasi, Kota Makasar memiliki berbagai jenis kendaraan.

Pete' Pete' adalah sebutan sebuah angkot di makassar dan sekitarnya. Pete'

pete' merah adalah angkot yang berasal dari kabupaten Gowa/Sungguminasa

dan Pete' Pete' Biru adalah angkot yang berasal dari Kota Makassar itu sendiri.

Selain itu juga ada bus, taksi dan becak.

Makassar terkenal dengan angkutan tradisional becak. Jumlahnya sendiri

mencapai 1.500 unit. Pemerintah setempat memberlakukan becak untuk

pariwisata dan khusus beroperasi di sekitar kawasan wisata saja. Tarifnya

tergantung kesepakatan dengan pendayung. Transportasi monorail juga akan

segera akan dibangun pada tahun ini, transportasi ini dibangun agar kemacetan

di kota ini dapat teratasi dengan membangun 3 koridor sepanjang 36 km mulai

dari bandara Sultan Hasanudin sampai ke Sungguminasa Kabupaten Gowa.

Page 250: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

e. Pariwisata

Dalam kurun 3 tahun terakhir jumlah kunjungan wisatawan mancanegara

yang datang berkunjung di Kota Makassar mengalami peningkatan yang cukup

signifikan dengan rata-rata 30% tiap tahunnya, hal ini mempertegas posisi

Makassar sebagai Kota Destinasi Unggulan Pariwisata dan Kota

Penyelenggaraan MICE (Meeting, Incentive, Conference and Exhibitions)

Indonesia.

Potensi wisata Makassar Kota Depan Pantai atau The Waterfront City

cukup beragam dan menarik dimana obyek wisata Bahari dengan 12 pulau

yang eksotis dalam gugusan Spermonde dan trade mark kawasan sekitar

pantai Losari yang tersohor, budaya dan sejarah, wisata pendidikan, dan wisata

belanja merupakan daya tarik unggulan nan unik.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kota Makassar sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.23.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Makassar

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Sawah 1 -

2 Padi Tadah Hujan 2 -

3 Jagung Manis 3 -

4 Kacang Tanah 4 -

5 Kacang Hijau 5 -

6 Ubi Jalar 6 -

7 Ubi Kayu 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Pertanian Tanaman Hias (Bonsai, Pucuk Merah)

1 Industri Pakaian Jadi

2 Cabai Merah 2 Industri Air Minum Dalam Kemasan

3 Tomat 3 Pembuatan Aneka Kue

4 Kangkung 4 Industri Roti

5 Bayam 5 Industri Meubel (Furniture)

6 Pisang Kepok 6 Pembuatan Gipsum

7 Terong 7 Industri Pandai Besi

8 Mangga Golek 8 Kerajinan Logam

Page 251: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

9 Sawi 9 Pembuatan Keripik Pisang

10 Kacang Panjang 10 Pembuatan Sirup DHT (Pisang Ambon)

Perkebunan Perdagangan

1 - 1 Mini Market

2 - 2 Toserba

3 - 3 Toko Grosir

4 - 4 Toko Bahan Bangunan

5 - 5 Toko Campuran

6 - 6 Kios Kaki Lima

7 - 7 Toko Kelontong

8 - 8 Jual Beli Motor

9 - 9 Jual Beli Ikan

10 - 10 Konter Pulsa

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras Pedaging 1 Restoran Seafood

2 Yam Buras 2 Rumah Makan Sea Food

3 Kambing 3 Warung Kopi

4 Sapi Pedaging (Lokal) 4 Restoran

5 Itik Alabio Petelur 5 Warung Makan

6 Ayam Hias (Ayam Ketawa) 6 Rumah Makan Padang

7 Babi 7 Warung Makan Lauk Rumahan

8 - 8 Wisma

9 - 9 Rumah Makan China

10 - 10 Warung Makan China

Perikanan Transportasi

1 Budidaya Bandeng 1 Angkutan Kota (Pete-Pete)

2 Penangkapan Ikan Cakalang 2 Truk

3 Penangkapan Ikan Kerapu Sunu 3 Bus AKP

4 Penangkapan Tenggiri 4 Kapal/Perahu Motor Antar Pulau

5 Penangkapan Katamba 5 Becak Motor

6 Kepiting Tangkapan 6 Motor Roda Tiga (Fukuda) (Angkutan Sampah)

7 Budidaya Ikan Mas 7 Perahu Ketinting

8 Budidaya Ikan Hias (Koi) 8 Perahu Motor

9 Budidaya Ikan Nila 9 Ojek

10 Budidaya Ikan Cupang Hias 10 Becak Kayuh

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Percetakan

2 - 2 Salon Kecantikan

3 - 3 Penjahit

4 - 4 Rumah Kos

5 - 5 Bengkel Motor

6 - 6 Warnet

7 - 7 Photo Copy

8 - 8 Reparasi Komputer

9 - 9 Tambal Ban

10 - 10 Rental PS

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Makassar untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Page 252: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.23.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kota Makassar

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 padi sawah 0,329 1 - -

2 padi tadah hujan 0,252 2 - -

3 jagung manis 0,097 3 - -

4 kacang tanah 0,096 4 - -

5 kacang hijau 0,092 5 - -

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Pertanian Tanaman hias (bonsai, pucuk merah) 0,155

1 Industri pakaian jadi 0,171

2 cabai merah 0,140

2 Industri air minum dalam kemasan 0,125

3 tomat 0,108 3 Pembuatan aneka kue 0,116

4 kangkung 0,101 4 Industri roti 0,112

5 bayam 0,096 5 Industri meubel (furniture) 0,107

Perkebunan Perdagangan

1 - - 1 mini market 0,171

2 - - 2 toserba 0,170

3 - - 3 toko grosir 0,158

4 - - 4 Toko bahan bangunan 0,108

5 - - 5 toko campuran 0,095

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 ayam ras pedaging 0,319 1 Restoran seafood 0,151

2 yam buras 0,188 2 Rumah makan sea food 0,140

3 kambing 0,146 3 Warung kopi 0,119

4 Sapi pedaging (lokal) 0,101 4 Restoran 0,116

5 Itik alabio petelur 0,100 5 Warung makan 0,109

Perikanan Transportasi

1 Budidaya bandeng 0,161 1 Angkutan kota (pete-pete) 0,180

2 Penangkapan Ikan Cakalang 0,128

2 truk 0,139

3 Penangkapan Ikan Kerapu Sunu 0,119

3 bus AKP 0,137

4 Penangkapan Tenggiri 0,113 4 Kapal/perahu motor antar pulau

0,115

5 Penangkapan Katamba 0,104 5 Becak motor 0,108

Kehutanan (non kayu)

Jasa

1 - - 1 percetakan 0,130

2 - - 2 Salon kecantikan 0,129

3 - - 3 penjahit 0,128

4 - - 4 rumah kos 0,127

5 - - 5 Bengkel motor 0,106

Page 253: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Makassar, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.23.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kota Makassar

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,198

2 Perdagangan 0,165

3 Transportasi 0,155

4 Jasa 0,136

5 Perindustrian 0,099

6 Kehutanan (Non Kayu) 0,051

7 Pertanian/Hortikultura 0,050

8 Pertanian/Tan. Pangan 0,038

9 Perikanan 0,033

10 Peternakan 0,032

11 Pertanian/Perkebunan 0,022

12 Pertambangan/Penggalian 0,021

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.23.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kota Makassar

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Restoran Seafood 0,047

2 Rumah Makan Seafood 0,044

3 Angkutan Kota (Pete-Pete) 0,041

Page 254: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 Mini Market 0,040

5 Toserba 0,040

KPJU Potensial

1 Toko Grosir 0,037

2 Warung Kopi 0,037

3 Restoran 0,036

4 Warung Makan 0,034

5 Truk 0,032

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Kantor Bappeda Kota Makassar pada hari Senin

26 November 2012 Pukul 14.40 – 17.15 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi

hasil penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Restoran Seafood

Tabel 3.23.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Restoran

Seafood di Kota Makassar

Peluang Tantangan

- Banyaknya wisatawan

- Dukungan pemerintah sangat tinggi

dengan melakukan festival kuliner dan

pengawasan BPPOM.

- Makanan merupakan kebutuhan dasar

- Bahan baku cukup dari daerah sekitar/

mudah.

- Ada perubahan pola makan yang lebih

higienis sehingga banyak yang lebih

memilih restoran

- Menunjang pariwisata

- Peningkatan untuk pengusaha perikanan

dan perkebunan

- Serapan tenaga kerja yang cukup banyak.

- Bertambah aneka macam masakan baik

lokal maupun nasional

- Ikon Makassar sebagai kota kuliner

- Membuka lapangan kerja

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat

disekitarnya

- Sudah representatif untuk menjamu tamu

- Penyajian makanan yang belum bermutu

- Tempat parkir dan petugas parkir yang belum

memadai

- Kemacetan terjadi karena lokasi restoran

terutama saat sedang ramai.

- Adanya regulasi yang mengatur tentang

pendaftaran dan pendataan sebagai restoran

yang layak dikunjungi

- Perlu modal besar

Page 255: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

atau relasi

- Seafood di Makassar masih segar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku mudah diperoleh

- Pasokan bahan baku berkelanjutan

- Mudah dilakukan oleh pelaku

- Pelaku usaha mampu menjaga kesegaran

seafood

- Metode penyimpanan bahan baku yang

higienis

- Hasil laut yang menjadi bahan baku

diawetkan dengan mesin pendingin

berteknologi tinggi sehingga kualitas hasil

laut tetap terjaga.

- Proses yang higienis, berkualitas dan enak

- Memiliki variasi cara produksi

- Kualitas terkontrol

- Pemasaran dengan iklan, jaringan dan

menggunakan program

- Distribusi bisa dengan cara pesan antar

- Mutu bahan baku tidak diawasi

- Kemudahan mengekspor bahan baku seperti

daging dan ikan segar sehingga mengurangi

pasokan bahan baku ke restoran

- Suplai bahan baku yang tergantung pada

pasokan daerah luar Makassar

2. Rumah Makan Seafood

Tabel 3.23.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Rumah

Makan Seafood di Kota Makassar

Peluang Tantangan

- Selera sebagian masyarakat adalah

seafood yang murah dan cepat saji

- Banyak jenis makanan tradisional yang

bisa disajikan bersama dengan menu

seafood

- Masyarakat berkonsumsi seafood cukup

besar

- Banyaknya wisatawan

- Harga lebih murah dan kompetitif

- UKM punya peluang untuk berkembang.

- Potensi pasar sangat besar baik

- Kebersihan rumah makan belum terjamin

- Penyajian makanan yang belum bermutu

- Pelayanan masih rendah

- Adanya regulasi yang mengatur tentang

pendaftaran dan pendataan sebagai

restoran/rumah makan yang layak dikunjungi

- Persaingan banyak

- Banyak sampah yang berserakan di sekitar

rumah makan, baik sampah tissue dan lain-

lain

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku melimpah

- Pasokan bahan baku berkelanjutan

- Harga makanan seafood sangat murah

- Kemudahan mengekspor bahan baku seperti

daging dan ikan segar sehingga mengurangi

pasokan bahan baku ke rumah makan.

Page 256: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Memiliki variasi cara produksi

- Tenaga kerja cukup tersedia

- Proses produksi tidak higienis

- Suplai bahan baku yang tergantung pada

pasokan daerah luar Makassar

- Pengaturan jarak lokasi kurang baik

- Pelayanan masih rendah

3. Angkutan Kota (Pete-pete)

Tabel 3.23.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Angkutan

Kota (Pete-pete) di Kota Makassar

Peluang Tantangan

- Belum tersedia transportasi publik yang

memadai sehingga sehingga angkot masih

menjadi alternatif.

- Keamanan dan kenyamanan tidak terjamin

- Regulasi pemerintah akan mengganti pete –

pete menjadi angkutan bus

- Tahun 2014 ke atas akan hadir transportasi

monorail

- Adanya larangan dan rambu izin trayek

- Menjadi penyebab kemacetan dan tidak tertib

- Rawan terjadi tindak kriminal

- Pembatasan izin operasi

- Pembinaan karakter sopir untuk penertiban

lantas dan pelayanan penumpang masih

minim.

- Angkot mulai ditinggalkan karena mudahnya

memperoleh kendaraan pribadi baik roda dua

maupun roda empat

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Tarif murah - Supir angkot sering ngebut di jalan.

- Akses ke perbankan terbatas

- Kualitas Sumberdaya manusianya minim

- Tidak nyaman dan rute terbatas

- Keterbatasan fasilitas angkot

- Banyak melanggar space jalan

4. Mini Market

Tabel 3.23.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Mini

Market di Kota Makassar

Peluang Tantangan

- Pertumbuhan jumlah penduduk kota

Makassar yang cukup besar

- Pertumbuhan ekonomi masyarakat sudah

maju

- Daya beli masayarakat yang kuat

- Kebanggaan kota Makassar sebagai kota

Bisnis

- Adanya aturan tentang pembatasan franchise

- Mematikan usaha kecil masyarakat

- Terjadinya monopoli dari pemodal besar

seperti alfa dan indomaret

- Belum ada kebijakan pemerintah yang pasti

mengenai pengaturan mini market dan

toserba

Page 257: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Potensi pasar dan serapan tenaga kerja

yang cukup besar

- Memudahkan masyarakat untuk belanja

- Tempatnya cukup nyaman

- Pergeseran budaya masyarakat untuk

belanja ditempat yang lebih baik dan

murah

- Kecenderungannya sesaat (sesional)

- Ada supermarket dengan fasilitas yang

lengkap yang menjadi pesaing.

- Persaingan dengan toko lokal

- Pembatasan per RW atau kelurahan

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku lokal yang melimpah

- Kesinambungan pasokan barang terjamin

- Suplai barang dagang dari UMKM terbatas,

selain itu mutunya rendah dan tidak

berkelanjutan

- Barang memiliki masa kadaluarsa

- Pengaturan tempat mini market masih kurang

5. Toserba

Tabel 3.23.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Toserba di

Kota Makassar

Peluang Tantangan

- Pertumbuhan ekonomi dapat bertahan

dengan adanya toserba yang menjual

bermacam produk (lokal, nasional dan

internasional)

- Masyarakat sudah tidak susah lagi untuk

belanja karena jumlahnya yang banyak

- Harga sudah jelas

- Tempatnya cukup nyaman

- Mematikan usaha usaha kecil (toko kecil)

- Sudah tersaingi dengan mini market yang

semakin menjamur

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku lokal yang melimpah - Barang memiliki masa kadaluarsa

- Mutu dan kontinuitas tidak terjamin

- Pengaturan tempat toserba masih kurang

1. Geografis

Kota Palopo yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 11 Tahun

2002 tanggal 10 April 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Mamasa dan Kota

Palopo di Provinsi Sulawesi Selatan terletak pada 2.30 - 3.60 LS dan 120.20 -

120.80 BT dengan batas administratif sebagai berikut :

Utara : Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu

Selatan : Teluk Bone

Page 258: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Barat : Kecamatan Walenrang dan kecamatan Bassesang Tempe

Kabupaten Luwu

Timur : Kecamatan Bua, Kabupaten Luwu

Kota ini memiliki luas wilayah 155,19 km2 dan berpenduduk sebanyak 120.748

jiwa. Kota Palopo terdiri dari 9 kecamatan yaitu Bara, Mungkajang, Sendana,

Telluwanua, Wara, Wara Barat, Wara Selatan, Wara Timur, Wara Utara.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Menjadi Salah Satu Kota Pelayanan Jasa Terkemuka di kawasan Timur

Indonesia”

b. Misi Pembangunan Daerah

Menciptakan karakter warga kota Palopo sebagai pelayan jasa terbaik di

bidang pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan.

Menciptakan suasana kota Palopo sebagai kota yang damai aman dan

tentram bagi kegiatan politik, ekonomi, sosial budaya, agama, pertahanan,

dan keamanan dalam menunjang keutuhan Negara.

2. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Kota Palopo dengan luas 24.752 Ha terdiri dari 2.980,00 Ha (12,04

Persen) Lahan Sawah dan 21.772,00 Ha (87,96 persen) Lahan bukan sawah.

Lahan sawah di Kota Palopo pada tahun 2011 menurut jenis pengairannya

terdiri dari 55,27 persen semi teknis, 10,47 persen sederhana, 20,64 persen

desa/ non PU dan sisanya 13,62 persen tadah hujan

(http://palopokota.bps.go.id).

b. Peternakan

Pada tahun 2011 di Kota Palopo tercatat jumlah populasi ternak secara

rata-rata mengalami penurunan kecuali pada sapi dan kuda. Populasi sapi

mengalami peningkatan 42,40 persen, kambing mengalami penurunan sebesar

2,28 persen, kuda tercatat dari nihil selama 2010 menjadi 2 ekor, berikutnya

babi mengalami penurunan7,09 persen dan terakhir kerbau mengalami

penurunan sebesar 11,04 persen.

Page 259: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

c. Perikanan

Letak Kota Palopo yang berbatasan langsung dengan Teluk Bone

memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian, salah satunya

adalah subsektor perikanan. Produksi budidaya perikanan didominasi oleh

perikanan laut dengan jumlah produksi 9.472,95 ton, sedangkan perikanan

darat 613,34 ton.

d. Kehutanan

Untuk produksi hutan di Kota Palopo tercatat hanya ada dua jenis kayu

yang diproduksi yaitu, kayu kelompok meranti dan kayu kelompok kayu rimba

campuran. Produksi masing-masing menghasilkan 194,82 m3 kayu kelompok

meranti dengan kenaikan sebesar 34,11 persen dan kelompok kayu rimba

campuran dengan produksi 816,07 m3 dengan kenaikan sebesar 318,35

persen.

e. Pertambangan

Kota Palopo memiliki potensi di sektor pertambangan dan penggalian,

diantaranya adalah pasir kerikil/pasir timbunan, tanah urug/sirtu, batu

gunung/batu pecah dan batu kali. Produksi terbesar di sektor pertambangan

tahun 2011 yaitu Sirtu sebesar 62.142M3 dengan nilai retribusi 177,104 juta,

kemudian Batu Kali sebesar 31.401M3 dengan nilai retribusi 178,983 juta.

Selanjutnya terbesar ketiga adalah Pasir sebesar 27.635 M3 dengan nilai

retribusi 118,139 Juta dan di urutan keempat yaitu Kerikil dengan produksi

3.419 M3 dengan nilai retribusi 14,615 juta serta berikutnya Tanah Sirtu/Urug

sebesar 3.208 M3 dengan nilai retribusi 7,313 juta. Batu Coral merupakan

produksi terkecil yaitu 1.417M3, untuk Batu Pecah tidak ada produksi.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kota Palopo sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list tersebut,

dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar peringkat

KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.24.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Palopo

Page 260: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi IR 64 1 Pasir Halus

2 Padi Cisantana 2 Sirtu

3 Jagung Hibrida 3 Batu

4 Padi Ciherang 4 Pasir Kasar

5 Jagung Kuning 5 Emas

6 Kacang Tanah 6 -

7 Kacang Hijau 7 -

8 Padi Rojolele 8 -

9 Ubi Kayu 9 -

10 Ubi Jalar 10 -

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Durian Montong 1 Penggilingan Padi

2 Durian (Lokal) 2 Kue Bagae

3 Cabai Rawit 3 Meubel

4 Rambutan 4 Penyulingan Minyak Nilam

5 Kacang Panjang 5 Kusen

6 Jagung Manis 6 Batu Bata//Batako

7 Terong 7 Pengolahan Nilam

8 Kangkung 8 Paving Blok

9 Mangga Golek 9 Goreng-Gorengan

10 - 10 Pembuatan Atap Rumbia

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 1 Barang Campuran

2 Cengkeh 2 Apotek

3 Nilam 3 Toko Bahan Bangunan

4 Panili 4 Hasil Bumi

5 Kemiri 5 Pakaian

6 Sagu 6 Beras

7 Lada 7 Komoditas Perikanan

8 Aren 8 Air Isi Ulang

9 - 9 Nilam

10 - 10 Peti Jenazah

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Sapi Bali 1 Wisata Sejarah (Istana)

2 Ayam Buras 2 Wisata Adat/Budaya

3 Itik (Lokal) 3 Wisata Pantai

4 Ayam Ras (Pedaging) 4 Rumah Makan

5 Kambing (Lokal) 5 Wisata Pemandian

6 Babi 6 Warung Makan

7 Burung Walet 7 Hotel Melati

8 - 8 Restoran

9 - 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 1 Mikrolet

2 Udang Windu 2 Angkutan Antar Kota (Bus)

3 Ikan Mas 3 Angkutan Barang (Truk)

4 Ikan Nila 4 Angkutan Kota

5 Kepiting 5 Taksi

6 Ikan Layang 6 Ojek

7 Ikan Lele Dumbo 7 Becak

8 Rumput Laut 8 Perahu

9 - 9 -

Page 261: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

10 - 10 -

Kehutanan (Non Kayu) Jasa

1 - 1 Jasa Kontruksi

2 - 2 Bengkel Mobil

3 - 3 Salon Kecantikan

4 - 4 Jasa Kredit Motor

5 - 5 Warnet

6 - 6 Pangkas Rambut

7 - 7 Bengkel Motor

8 - 8 Bengkel Las

9 - 9 Tukang Jahit

10 - 10 Tukang Kayu

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Palopo untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.24.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kota Palopo

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi IR 64 0,165 1 Pasir Halus 0,297

2 Padi Cisantana 0,162 2 Sirtu 0,259

3 Jagung Hibrida 0,132 3 Batu 0,250

4 Padi Ciherang 0,122 4 Pasir Kasar 0,122

5 Jagung Kuning 0,091 5 Emas 0,072

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Durian Montong 0,213 1 Penggilingan Padi 0,185

2 Durian (Lokal) 0,188 2 Kue Bagae 0,155

3 Cabai Rawit 0,135 3 Meubel 0,143

4 Rambutan 0,092 4 Penyulingan Minyak Nilam 0,110

5 Kacang Panjang 0,090 5 Kusen 0,088

Perkebunan Perdagangan

1 Kakao 0,267 1 Barang Campuran 0,153

2 Cengkeh 0,178 2 Apotek 0,140

3 Nilam 0,098 3 Toko Bahan Bangunan 0,126

4 Panili 0,098 4 Hasil Bumi 0,111

5 Kemiri 0,093 5 Pakaian 0,109

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Sapi Bali 0,308 1 Wisata Sejarah (Istana) 0,160

2 Ayam Buras 0,171 2 Wisata Adat/Budaya 0,150

3 Itik (Lokal) 0,147 3 Wisata Pantai 0,134

4 Ayam Ras (Pedaging) 0,122 4 Rumah Makan 0,133

Page 262: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

5 Kambing (Lokal) 0,107 5 Wisata Pemandian 0,133

Perikanan Transportasi

1 Ikan Bandeng 0,210 1 Mikrolet 0,153

2 Udang Windu 0,189 2 Angkutan Antar Kota (Bus) 0,151

3 Ikan Mas 0,146 3 Angkutan Barang (Truk) 0,149

4 Ikan Nila 0,131 4 Angkutan Kota 0,139

5 Kepiting 0,100 5 Taksi 0,117

Kehutanan (Non Kayu)

Jasa

1 - - 1 Jasa Kontruksi 0,181

2 - - 2 Bengkel Mobil 0,123

3 - - 3 Salon Kecantikan 0,122

4 - - 4 Jasa Kredit Motor 0,111

5 - - 5 Warnet 0,103

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Palopo, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.24.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kota Palopo

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Pertanian/Perkebunan 0,178

2 Pertanian/Hortikultura 0,114

3 Perdagangan 0,114

4 Pertanian/Tan. Pangan 0,110

5 Perindustrian 0,110

6 Peternakan 0,091

7 Perikanan 0,059

8 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,056

9 Kehutanan (non kayu) 0,047

10 Pertambangan/penggalian 0,043

11 Transportasi 0,041

12 Jasa 0,038

Page 263: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.24.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kota Palopo

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

1 Kakao 0,065

2 Cengkeh 0,043

3 Durian montong 0,036

4 Sapi Bali 0,033

5 Durian (lokal) 0,032

KPJU Potensial

1 Penggilingan padi 0,030

2 Toko barang campuran 0,027

3 Padi IR 64 0,027

4 Padi cisantana 0,027

5 Kue bagae 0,025

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Ruang Rapat Bappeda Kota Palopo pada hari Kamis, 23

September 2012 Pukul 09.30 – 12.00 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil

penelitian dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan

rekomendasi untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Kakao

Tabel 3.24.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Kakao di

Kota Palopo

Peluang Tantangan

- Adanya dukungan pemerintah

- Bahan baku industri skala kecil dan rumah

tangga

- Pasar coklat terbuka lebar

- Varian produk banyak

- Petani tidak melakukan kakao fermentasi

karena harga relatif sama dengan kakao

konvensional

- Gerakan budidaya kakao masyarakat

menurun

Page 264: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Potensi usaha pascapanen yang besar

- Permintaan konsumen semakin meningkat

- Komoditi ekspor

- Industri pengolahan kakao masih kurang

- Dukungan teknologi kurang

- Tidak adanya hasil olahan akhir (pabrik) yang

berkualitas bagus untuk membuat olahan-

olahan kakao (dasar)

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Bahan baku mudah diperoleh

- Mudah mendapatkan bibit unggul

- Proses produksi cukup stabil

- Teknologi olahan sudah baik

- Pemasaran cukup baik

- Bahan baku untuk fermentasi sulit didapatkan

- Kemampuan petani menghasilkan kakao

fermentasi masih kurang

- Kualitas rendah

- Pupuk dan pestisida yang relatif mahal

- Sistem sortasi produk dan kualitas tidak

sepenuhnya diterapkan

- Mudah terserang penyakit

- Rendahnya SDM petani kakao

- Kemasan masih kurang menarik

- Teknologi masih sederhana

- Cost delivery tinggi

- Alat angkut masih kurang

2. Cengkeh

Tabel 3.24.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Cengkeh di

Kota Palopo

Peluang Tantangan

- Permintaan pasar semakin besar

- Harga jual semakin tinggi

- Menimbulkan multiflier effect

- Terjadi alih fungsi lahan

- Menurunnya kualitas lahan

- Gerakan budidaya cengkeh masyarakat

menurun

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Mudah mendapatkan bahan baku

- Proses produksi cukup stabil

- Pupuk dan bibit diproduksi sendiri

- SDM petani masih rendah

- Produktivitas masih rendah

- Penguasaan teknologi relatif rendah

- Pemilikan lahan sempit

- Modal kurang

- Kualitas masih rendah

- Keterbatasan lahan

- Metode budidaya yang lebih sulit

- Dijual langsung setelah dipanen, tidak ada

olahan lebih lanjut

3. Durian Montong

Tabel 3.24.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Durian

Montong di Kota Palopo

Peluang Tantangan

Page 265: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

- Kondisi lahan mendukung

- Minat petani tinggi

- Peluang pasar terbuka di dalam dan luar

Kota Palopo

- Permintaan olahan durian cukup tinggi

- Ketersediaan modal terbatas

- Teknologi pasca panen belum memadai

- Pengelolaan hasil durian terbatas

- Teknologi olahan masih sederhana

- Finish good masih terbatas

- Diversifikasi olahan masih kurang

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Mudah mendapatkan bahan baku

- Pemasaran bagus

- Proses produksi belum stabil

4. Sapi Bali

Tabel 3.24.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Sapi Bali

di Kota Palopo

Peluang Tantangan

- Kebutuhan daging tinggi

- Adanya program pengembangan sapi Bali

- Permintaan pasar lokal tinggi

- Adanya multiflier effect

- Minat masyarakat tinggi

- Adanya sistem kemitraan

- SDM peternak yang belum maksimal

- Belum mengarah ke proyek

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Imunisasi kualitas

- Kawin alami

- Pemasaran bagus

- Bibit sapi didatangkan dari luar Palopo

- Induk sapi mahal

- Kualitas SDM masih rendah

- Pakan dan lahan kurang

- Proses produksi belum stabil

- Distribusi angkutan tidak stabil

- Serangan penyakit antrax

- Terbatasnya areal lahan

- Alat angkut benih/bibit masih sulit

5. Durian Lokal

Tabel 3.24.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Durian

Lokal di Kota Palopo

Peluang Tantangan

- Diversifikasi pengolahan hasil

- Kondisi lahan berpotensi untuk budadaya

durian lokal

- Permintaan konsumen cukup tinggi

- Pada umumnya usia durian lokal cukup

tinggi

- Penanganan pascapanen belum maksimal

Page 266: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Mudah mendapatkan bahan baku

- Pemasaran bagus

- Proses produksi belum stabil

1. Geografis

Secara geografis Kota Parepare berada pada posisi antara 03O57’39” –

04O04’49” Lintang Selatan dan 119

O36’24” – 119

O34’40” Bujur Timur. Secara

adminitrasi wilayah Kota Parepare memiliki batasan dengan beberapa kabupaten

sebagai berikut :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pinrang

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Sidenreng Rappang

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Barru

• Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar

Wilayah administrasi Kota Parepare terdiri atas 4 kecamatan yaitu Bacukiki,

Bacukiki Barat, Soreang, Ujung. Luas wilayah dari masing-masing kecamatan Kota

Parepare, menunjukkan bahwa wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan

Bacukiki dengan luas kurang lebih 66,70 Km2, atau sekitar 67,15% dari luas wilayah

Kota Parepare, sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah

Kecamatan Soreang dengan luas wilayah kurang lebih 8,33 Km2 atau sekitar 8,38

% dari luas Kota Parepare.

2. Kebijakan Pembangunan

a. Visi Pembangunan Daerah

“Terwujudnya Parepare sebagai Bandar Madani dengan Masyarakat yang

Mandiri , Religius, serta Berkomitmen Lingkungan “

b. Misi Pembangunan Daerah

Mewujudkan peningkatan dan pemeratan kesejateraan masyarakat.

Mewujudkan peningkatan derajat pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Mewujudkan kecukupan sarana, prasarana, infrastruktur dan fasilitas kota.

Mewujudkan tatanan masyarakat yang berwawasan lingkungan.

Page 267: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Mewujudkan tatanan masyarakat yang religius, toleran, tertib dan humoris

Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik

3. Potensi Daerah

a. Pertanian Tanaman Pangan

Secara umum Parepare bukan daerah pertanian, namun baru –baru ini

Pare-pare mampu memproduksi jagung. Terdapat sekitar 25 hektar lahan

jagung yang dikelola salah satu kelompok tani di Kota Parepare. Menanam

jagung bersama melalui program nasional dapat mengoptimalkan peningkatan

produksi jagung. Sebelumnya, Parepare diperkirakan sulit untuk jagung tumbuh

karena tanahnya berbatu, ternyata di luar dugaan bisa berhasil. Diperhitungkan

satu hektar lahan bisa menghasilkan sekitar 10 ton jagung. Hal ini menjadi bukti

bahwa Parepare sangat berpotensi, bukan saja jasa dan niaga, namun juga

potensi pertanian.

b. Peternakan

Dari sekor peternakan, untuk jenis ternak kambing jumlahnya meningkat

pada tahun 2010 yiatu menjadi 10.564 ekor dibanding sebelumnya yang

berjumlah 9.264 ekor.

c. Perikanan

Jenis dan jumlah produksi perikanan budidaya tambak tahun 2008 : Ikan

Bandeng : 6,5 ton, Ikan Lainnya : 2,1 ton, Udang Windu : 14,1 ton, Udang

Vannamei : 78 ton.

d. Perdagangan

Sektor perdagangan Kota Parepare sangat ditunjang oleh keberadaan

Pelabuhan Parepare yang menjadi pusat koleksi dan distribusi penumpang dan

barang. Pasar dan pertokoan di Kota Parepare berperan sebagai pusat

distribusi barang-barang konsumsi dari Makassar, Surabaya dan bagian timur

Sulawesi Selatan.

e. Perindustrian

Page 268: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Jumlah perusahaan industri di Kota Parepare sapai tahun 2009 tercatat

1.270 perusahaan dan menyerap tenaga kerja sekitar 4.037 orang. Jenis

industri yang beroperasi tersebut dapat dikategorikan ke dalam Sub Sektor

Indsutri Pangan , Industri Sandang dan Kulit, Industri Kimia dan Bahan

Bangunan, Industri Kerajinan dan Industri Logam.

f. Pariwisata

Kota Parepare terletak di sebuah teluk yang menghadap ke Selat

Makassar. Meskipun terletak di tepi laut tetapi sebagian besar wilayahnya

berbukit-bukit. Terdapat beberapa objek wisata yang dapat dikunjungi yaitu

seperti Hutan Kota (Jompie), Pantai Lumpue, Pantai Cempae Sumur Jodoh.

Sebagai kota transit terbesar kedua di Sulawesi Selatan, pertumbuhan fasilitas

hotel dan restoran cukup tinggi dalam dekade terakhir. Saat ini telah berdiri

beberapa sejumlah hotel dengan klasifikasi mulai non bintang hingga hotel

bintang tiga. Sedangkan jumlah restoran cepat saji, rumah makan laut juga

semakin meningkat.

Hasil seleksi di tingkat kecamatan menghasilkan long list KPJU untuk masing-masing

sektor di Kota Parepare sebagaimana tersaji dalam Lampiran. Berdasarkan long list

tersebut, dilakukan penyeleksian nominasi KPJU unggulan dengan mengambil 10 besar

peringkat KPJU tertinggi dari masing-masing sektor/subsektor untuk menjadi short list.

Tabel 3.25.1 Short List KPJU Unggulan Tiap Sektor Usaha Kota Parepare

No KPJU No KPJU

Pertanian/Tanaman Pangan Pertambangan

1 Padi Sawah 1 Batu sungai

2 Kacang Tanah 2 Sirtu

3 Jagung 3 Pasir halus

4 Ubi Kayu 4 Batu gunung

5 Ubi Jalar 5 -

6 Padi Ladang 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Page 269: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Pertanian/Hortikultura Perindustrian

1 Sawi 1 Meubel

2 Kacang panjang 2 Kue/Jajanan Pasar

3 Bayam 3 Jambu Mete Kupas

4 Jambu Mete 4 Roti Mantau

5 - 5 Bengkel Las Tralis

6 - 6 Ikan Kering

7 - 7 Batu Pecah

8 - 8 Batako

9 - 9 Gula Merah

10 - 10 Penggilingan Padi

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa 1 Meubel

2 Kakao 2 Depot Air Isi Ulang

3 Kopi Robusta 3 Toko Bahan Bangunan

4 Cengkeh 4 Kios/Toko Barang Campuran

5 - 5 Beras

6 - 6 Toko Onderdil Motor

7 - 7 Toko Elektronik

8 - 8 Toko Pakaian

9 - 9 Warung Nasi

10 - 10 Komoditas Perikanan Dan Hasil Laut

Peternakan Pariwisata, Hotel, Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 1 Hotel

2 Sapi (Lokal) 2 Restoran

3 Ayam Buras 3 Wisata Pantai

4 Kambing 4 Wisata Bendungan

5 Itik 5 Wisata Gua Kelalawar

6 - 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Perikanan Transportasi

1 Rumput laut 1 Ojek Motor

2 Ikan Lele Dumbo 2 Mikrolet

3 Ikan Nila 3 Bus/Po

4 - 4 Mini Bus

5 - 5 Truk

6 - 6 -

7 - 7 -

8 - 8 -

9 - 9 -

10 - 10 -

Kehutanan (non kayu) Jasa

1 - 1 Bengkel Motor

2 - 2 Percetakan

3 - 3 Rental Mobil

4 - 4 Penjahit Pakaian

5 - 5 Bengkel Mobil

6 - 6 Salon Kecantikan

7 - 7 Pangkas Rambut

8 - 8 Warnet

9 - 9 -

10 - 10 -

Page 270: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Short list KPJU unggulan tersebut selanjutnya dikonfirmasi kepada responden ahli pada

sektor/subsektor masing-masing di tingkat Kota Parepare untuk dibandingkan secara

berpasangan. Kriteria yang digunakan untuk menyeleksi short list tersebut adalah 11 kriteria

yang telah dirumuskan bobot kepentingannya oleh responden ahli tingkat provinsi.

Berdasarkan metode AHP, terpilih maksimal 5 KPJU unggulan dengan pemeringkatan baru

dari short list pada masing-masing sektor/subsektor seperti tersaji di tabel berikut.

Tabel 3.25.2 Short List 5 Besar KPJU Unggulan Tiap Sektor di

Kota Parepare

No KPJU Skor

Terbobot No KPJU

Skor Terbobot

Pertanian/Tananam Pangan

Pertambangan

1 Padi Sawah 0,225 1 Batu Sungai 0,396

2 Kacang Tanah 0,210 2 Sirtu 0,336

3 Jagung 0,190 3 Pasir Halus 0,163

4 Ubi Kayu 0,171 4 Batu Gunung 0,105

5 Ubi Jalar 0,115 5 - -

Pertanian/ Hortikultura

Perindustrian

1 Sawi 0,276 1 Meubel 0,233

2 Kacang Panjang 0,260 2 Kue/Jajanan Pasar 0,142

3 Bayam 0,236 3 Jambu Mete Kupas 0,134

4 Jambu Mete 0,228 4 Roti Mantau 0,103

5 - - 5 Bengkel Las Tralis 0,092

Perkebunan Perdagangan

1 Kelapa 0,369 1 Meubel 0,190

2 Kakao 0,254 2 Depot Air Isi Ulang 0,116

3 Kopi Robusta 0,223 3 Toko Bahan Bangunan 0,103

4 Cengkeh 0,155 4 Kios/Toko Barang Campuran 0,100

5 - - 5 Beras 0,089

Peternakan Pariwisata, Hotel Dan Restoran

1 Ayam Ras (Pedaging) 0,398 1 Hotel 0,361

2 Sapi (Lokal) 0,178 2 Restoran 0,325

3 Ayam Buras 0,161 3 Wisata Pantai 0,150

4 Kambing 0,141 4 Wisata Bendungan 0,082

5 Itik 0,122 5 Wisata Gua Kelalawar 0,081

Perikanan Transportasi

1 Rumput Laut 0,495 1 Ojek Motor 0,230

2 Ikan Lele Dumbo 0,285 2 Mikrolet 0,217

3 Ikan Nila 0,220 3 Bus/Po 0,215

4 - - 4 Mini Bus 0,174

5 - - 5 Truk 0,164

Kehutanan (Non Kayu)

Jasa

1 - - 1 Bengkel Motor 0,183

2 - - 2 Percetakan 0,175

3 - - 3 Rental Mobil 0,155

Page 271: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4 - - 4 Penjahit Pakaian 0,133

5 - - 5 Bengkel Mobil 0,127

Untuk mengetahui KPJU unggulan lintas sektor di Kota Parepare, diperlukan analisis

perbandingan berpasangan antarsektor dalam kerangka metode AHP untuk mengetahui

bobot kepentingan relatif masing-masing sektor/subsektor atas sektor/subsektor lainnya.

Perbandingan berpasangan ini dilakukan atas dasar peran masing-masing sektor terhadap

pencapaian tujuan penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan peningkatan

pertumbuhan ekonomi. Perbandingan dilakukan oleh responden ahli tingkat kabupaten

yang mewakili berbagai stakeholder. Hasil dari analisis data tersebut disajikan dalam tabel

berikut.

Tabel 3.25.3 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan

Di Kota Parepare

No Sektor Usaha Skor AHP

1 Perdagangan 0,200

2 Jasa 0,183

3 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,182

4 Transportasi 0,131

5 Perindustrian 0,094

6 Peternakan 0,040

7 Pertanian/Hortikultura 0,036

8 Perikanan 0,031

9 Pertanian/Tan. Pangan 0,027

10 Pertanian/Perkebunan 0,026

11 Kehutanan (non kayu) 0,025

12 Pertambangan/penggalian 0,025

Berdasarkan bobot kepentingan masing-masing sektor di atas dilakukan analisis KPJU

unggulan lintas sektor (setelah sebelumnya dilakukan normalisasi) yang menghasilkan 5

KPJU unggulan lintas sektor sebagaimana tersaji pada tabel berikut:

Tabel 3.25.4 Short List 5 KPJU Unggulan dan 5 KPJU Potensial Lintas Sektoral

Di Kota Parepare

No KPJU Skor

Terbobot

KPJU Unggulan

Page 272: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1 Hotel Melati 0,066

2 Perdagangan Meubel 0,064

3 Restoran 0,059

4 Bengkel Motor 0,043

5 Percetakan 0,041

KPJU Potensial

1 Depo Air Isi Ulang 0,039

2 Rental Mobil 0,037

3 Toko Bahan Bangunan 0,034

4 Kios/Toko Barang Campuran 0,033

5 Penjahit Pakaian 0,031

Lima KPJU di atas dinilai unggul berdasarkan 11 kriteria yang telah dirumuskan di awal

sekaligus pertimbangan bobot kepentingan sektor terkait terhadap pencapaian tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini

selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion antar

stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

perbankan dan akademisi di Aula Bappeda Kota Parepare pada hari Jum’at, 30 November

2012 Pukul 08.30 – 11.30 WITA. FGD ini bertujuan untuk mengkonfirmasi hasil penelitian

dan menelaah lebih dalam permasalahan dan peluang serta memberikan rekomendasi

untuk mengembangkan 5 KPJU unggulan lintas sektor tersebut.

1. Hotel Melati

Tabel 3.25.5 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Hotel

Melati di Kota Parepare

Peluang Tantangan

- Parepare merupakan kota transit sekaligus

pusat Ajattapareng

- Melibatkan petani dan nelayan lokal untuk

pasokan bahan baku

- Harga terjangkau oleh semua kalangan

- Didiukung oleh topografi kota yang indah

- Didukung oleh usaha kuliner yang lain

- Mengundang investor luar

- Merekrut SDM yang memiliki skill handal

- Siap menerima tamu lokal dan

mancanegara

- Terjalinnya kerja sama dengan berbagai

pihak dari lokal mauoun dari luar.

- Butuh modal yang besar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan bakunya memadai,

- Menyerap tenaga kerja lokal

- Terbantu pemasarannya melalu asosiasi

yang ada (PHRI), kebutuhan akan jasa

hotel cukup tinggi

- Masih menggunakan sebagian besar bahan

baku luar

- Pasokan bahan baku yang harus

didatangkan dari luar.

- Lahan yang ada untuk bangunan hotel dan

Page 273: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

restoran sangat kurang,

- Pelayanan masih rendah

- Kemampuan SDM masih rendah

2. Perdagangan Meubel

Tabel 3.25.6 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU

Perdagangan Meubel di Kota Parepare

Peluang Tantangan

- Peluang pasar untuk meubel lokal dan

meubel Jepara cukup besar

- Kebutuhan sekolah akan meubel cukup

besar

- Permintaan produk meubel cukup tinggi

- Menciptakan meubel lokal yang

berkualitas

- Diversifikasi meubel

- Butuh modal yang besar

- Tenaga kerja sebagian dari luar daerah

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan bakunya memadai

- Menciptakan lahirnya tenaga ahli lokal

melalui transfer skill

- Pasarnya sudah sejak lama ada, dan

pelanggan tetap sudah ada

- Bahan baku lokal mudah didapatkan

- Akses pasar mudah

- Masih menggunakan sebagian besar bahan

baku luar

- Kualitas produk dipengaruhi oleh minimnya

tenaga ahli lokal

- Kualitas bahan baku semakin menurun

3. Restoran

Tabel 3.25.7 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Restoran

di Kota Parepare

Peluang Tantangan

- Pangsa pasar yang cukup baik

- Melahirkan banyak usaha catering

- Memajukan pariwisata

- Kebutuhan aneka makanan masih tinggi

- Banyak pesaing dan lokasi kurang strategis

- Modal yang dibutuhkan besar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan bakunya memadai

- Penyerapan tenaga kerja

- Masih menggunakan sebagian besar bahan

baku luar

- Lahan yang ada untuk restoran sangat kurang

Page 274: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4. Bengkel Motor

Tabel 3.25.8 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Bengkel

Motor di Kota Parepare

Peluang Tantangan

- Berfungsi sekaligus sebagai bengkel las

dan deco

- Ada peluang kerjasama dengan service

center untuk bahan baku pabrikan

- Jumlah usaha bengkel masih sangat

kurang sedangkan kebutuhan masyarakat

cukup tinggi

- Pasar masih belum jelas

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan bakunya memadai

- Melibatkan tenaga kerja lokal

- Menggunakan peralatan yang mampu

menghasilkan kualitas produk yang bagus

- Masih menggunakan sebagian besar bahan

baku luar

- Tenaga ahli/mekanik masih kurang

- Promosinya masih kurang

5. Percetakan

Tabel 3.25.9 Peluang-Tantangan Serta Titik Kekuatan-Titik Kritis KPJU Percetakan

di Kota Parepare

Peluang Tantangan

- Teknologi percetakan makin maju

- Peluang pasar besar untuk memenuhi

kebutuhan Parepare dan sekitarnya

- jumlah usaha percetakan masih sangat

kurang sedangkan kebutuhan masyarakat

cukup tinggi

- Butuh modal yang besar

Titik Kekuatan Titik Kritis (Titik Kelemahan)

- Suplai bahan bakunya memadai,

- menggunakan teknologi dan mesin

peralatan yang modern

- Masih menggunakan sebagian besar bahan

baku luar

- kurangnya peralatan

- Promosinya masih kurang

Page 275: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Geografis

Letak Wilayah Sulawesi Selatan 0o12’ – 8’ Lintang Selatan dan 116

o48’ –

122o36’ Bujur Timur yang dibatasi Sebelah Utara Sulawesi Barat, Sebelah Timur

Teluk Bone dan Sulawesi Tenggara, Sebelah Barat Selat Makassar, Sebelah

Selatan Laut Flores.

Luas Wilayah Sulawesi Selatan 46.717,48 km2 dengan Jumlah Penduduk 2009

¬+ 8,3 Juta Jiwa dan terdiri dari 24 Kabupaten/Kota yaitu 21 kabupaten dan 3

kotamadya yang memiliki 4 suku daerah yaitu suku Bugis, Makassar, Mandar dan

Toraja. Sampai dengan Mei 2010, jumlah penduduk di Sulawesi Selatan terdaftar

sebanyak 8.032.551 jiwa dengan pembagian 3.921.543 orang laki-laki dan

4.111.008 orang perempuan (http://www.sulsel.go.id).

Tabel 3.26.1

Daftar Kabupaten/Kota Di Provinsi Sulawesi Selatan

No. Kabupaten/Kota Ibukota

1 Kabupaten Bantaeng Bantaeng

2 Kabupaten Barru Barru

3 Kabupaten Bone Watampone

4 Kabupaten Bulukumba Bulukumba

5 Kabupaten Enrekang Enrekang

6 Kabupaten Gowa Sungguminasa

7 Kabupaten Jeneponto Bontosunggu

8 Kabupaten Kepulauan Selayar Benteng

9 Kabupaten Luwu Belopa

10 Kabupaten Luwu Timur Malili

11 Kabupaten Luwu Utara Masamba

12 Kabupaten Maros Turikale

13 Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Pangkajene

14 Kabupaten Pinrang Pinrang

15 Kabupaten Sidenreng Rappang Pangkajene Sidenreng

16 Kabupaten Sinjai Sinjai

17 Kabupaten Soppeng Watan Soppeng

18 Kabupaten Takalar Pattalassang

19 Kabupaten Tana Toraja Makale

20 Kabupaten Toraja Utara Rantepao

21 Kabupaten Wajo Sengkang

Page 276: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

22 Kota Makassar -

23 Kota Palopo -

24 Kota Parepare -

Sumber : id.wikipedia.org

2. Keadaan Iklim

Iklim Sulawesi Selatan termasuk tropis basah yang dipengaruhi angin musim

barat dan angin musim timur sehingga curah hujan cukup tinggi yang merata setiap

tahunnya dan volume curah hujan beragam antara 1.000 - 2.500 milimeter. Suhu

udara bervariasi antara 24° Celsius - 33° Celsius (www.bappenas.go.id).

3. Topografi

Provinsi Sulawesi Selatan merupakan wilayah semenanjung yang berbukit-

bukit yang membentang dari bagian utara ke bagian selatan dengan ketinggian

antara 500 - 1.000 meter lebih di atas permukaan laut. Antara bentangan tersebut

terhampar dataran rendah yang potensial untuk pertanian dan pertambakan.

Wilayah ini memiliki empat buah danau dan sejumlah sungai yang cukup besar serta

beberapa waduk dan perairan umum yang cukup luas yang mengelilingi sebagian

besar wilayah Sulawesi Selatan. Selain itu Provinsi ini mempunyai sejumlah pulau

besar dan pulau kecil. (www.bappenas.go.id).

4. Lahan

Lahan di Provinsi Sulawesi Selatan sebagian besar telah dimanfaatkan untuk

kegiatan pertanian, pertambangan, dan industri. Selain itu, di Provinsi tersebut

masih terdapat potensi yang cukup besar untuk pengembangan kehutanan,

perikanan darat, perikanan laut, dan pertambangan bahan galian yang belum secara

optimal dikembangkan.

5. Sumberdaya Alam

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di

Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional mengukuhkan

posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang cukup potensial.

Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya

yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-

kacangan.

Produksi padi Sulawesi Selatan tahun 2011 sebesar 4 511 707 ton yang

dipanen dari areal seluas 889.232 ha atau rata-rata 5,07 ton per hektar yang berarti

naik sekitar 2,95 persen dibandingkan dengan tahun 2010, yang menghasilkan

Page 277: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

4.382.442 ton padi dengan luas panen 886.354 ha dengan rata-rata produksi 4,94

ton per hektar.

Sebagian besar produksi padi di Sulawesi Selatan dihasilkan oleh jenis padi

sawah. Jenis padi ini menyumbang 99,27 persen dari seluruh produksi padi atau

sebesar 4.478.915 ton. Sedangkan sisanya dihasilkan oleh padi ladang. Produksi

jagung Sulawesi Selatan pada tahun 2011 sebesar 1.420.154 ton dengan luas

panen 297 126 ha atau menghasilkan rata-rata 4,78 ton/ha.

Hasil tanaman perkebunan rakyat yang cukup dominan di Sulawesi Selatan

pada tahun 2011 adalah tanaman Kakao dan Kelapa Sawit yang masing-masing

berproduksi sebesar 196.695 ton dan 119.475 ton. Hasil perkebunan tersebut

berasal dari lahan seluas 275.723 Ha dan 15.391 Ha.

Jenis ternak yang diusahakan di Sulawesi Selatan berupa ternak besar, kecil

dan unggas. Pada tahun 2011 jumlah ternak sapi sebesar 983.985 ekor, kerbau

96.505 ekor, kuda 138.776 ekor, kambing 513.944 ekor, domba 397 ekor dan babi

603.137 ekor. Sementara itu, jumlah ternak yang dipotong adalah ternak sapi 72.228

ekor, kerbau 11.779, kuda 6.947, kambing 71.436, domba 94 ekor dan babi 45.899

ekor.

Di Sulawesi Selatan prospek perikanan tiap tahunnya hampir memperlihatkan

angka yang cukup menjanjikan. Pada tahun 2011, total produksi ikan hasil

penangkapan dan budidaya sebesar 2.017.267 ton, dengan nilai produksi

7.771.229.750 ribu rupiah. Luas areal tambak adalah 107.312 Ha, luas kolam 6.374

Ha dan luas area sawah yang dijadikan tempat pemeliharaan ikan adalah 11.080

Ha.

Sektor industri dapat dibedakan atas industri besar, sedang, kecil dan rumah

tangga. Data mengenai industri besar dan sedang tersedia setiap tahun yang

dikumpulkan dengan cara sensus lengkap, sedangkan data industri kecil dan rumah

tangga tidak tersedia setiap tahun. Perusahaan Sulawesi Selatan tahun 2004

tercatat sebanyak 65.906 buah dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 210.689

orang jumlah perusahaan ini mengalami penurunan diandingkan dengan tahun

sebelumnya, dimana tercatata 74.212 buah dengan tenaga kerja 209.319.

Jenis bahan tambang atau galian yang banyak terdapat di Sulawesi Selatan

tahun 2011 adalah tanah liat sebanyak 1.956.190 ton. Jenis tambang lainnya berupa

batu gamping, nikel, pasir dan marmer (Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun

2012).

6. Pariwisata Provinsi Sulawesi Selatan

Page 278: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Masyarakat Sulawesi Selatan dikenal dengan masyarakat bahari dan bahari

atau kelautan Sulawesi Selatan sangat potensi untuk wisata pesiar, sangat besar

potensi yang ada disitu. Sejak dari dulu terkenal dengan Kapal Phinisinya. ini yang

menarik tentunya dan masih banyak pulau-pulau tak berpenghuni yang bisa

dikembangkan menjadi potensi wisata, misalnya Island Camp.

Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang melalui pintu masuk

Makassar pada Maret 2012 mencapai 1.277 orang. Jumlah wisman tersebut

meningkat sebesar 21,85 persen jika dibandingkan Februari 2012 yang mencapai

1.048 orang. TPK hotel berbintang di Sulawesi Selatan pada Maret 2012 meningkat

0,28 poin dibandingkan Februari 2012, yaitu dari 46,92 persen pada Februari 2012

menjadi 47,20 persen pada Maret 2012.

Wisman dari Malaysia, Singapura, Jerman, Filipina, dan Inggris merupakan lima

terbesar yang berkunjung ke Indonesia melalui pintu masuk Makassar pada Maret

2012. Jumlah wisman dari ke lima negara tersebut berjumlah 770 orang atau sekitar

60,30 persen dari total wisman yang masuk melalui pintu masuk Makassar pada

Maret 2012.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan Indonesia pada hotel berbintang di

Sulawesi Selatan selama Maret 2012 masing-masing adalah 2,38 hari dan 1,81 hari.

(http://sulsel.bps.go.id)

7. Sosial Budaya Provinsi Sulawesi Selatan

Penduduk Sulawesi Selatan terdiri atas empat suku utama yaitu Toraja, Bugis,

Makassar, dan Mandar. Suku Toraja terkenal memiliki keunikan tradisi yang tampak

pada upacara kematian, rumah tradisional yang beratap melengkung dan ukiran

cantik dengan warna natural. Sedangkan suku Bugis, Makassar dan Mandar

terkenal sebagai pelaut yang patriotik. Dengan perahu layar tradisionalnya, Phinisi,

mereka menjelajah sampai ke utara Australia, beberapa pulau di Samudra Pasifik,

bahkan sampai ke pantai Afrika.

Bahasa yang umum digunakan di Provinsi Sulsel adalah Bahasa Makassar,

Bugis, Tae' Luwu, Toraja, Mandar, Duri, Konjo. Mayoritas penduduknya beragama

Islam, kecuali di Kabupaten Tana Toraja dan sebagian wilayah lainnya beragama

Kristen.

8. Investasi

Sebagai titik sumbu pertumbuhan ekonomi dari kawasan indonesia timur,

Sulawesi Selatan memiliki infrastruktur yang paling modern dan lengkap. Dengan

Page 279: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

bandara Sultan Hasanuddin yang menjadi hub utama ke Indonesia timur dan

melayani penerbangan internasional tujuan makassar-kuala lumpur (malaysia) dan

makassar-changi (singapura) serta pelabuhan soekarno hatta yang dilengkapi

pelabuhan peti kemas yang berskala internasional menempatkan posisi sulawesi

selatan sebagai pusat pertumbuhan pembangunan di luar pulau jawa dan pusat

distribusi serta interkoneksi perhubungan darat dan laut.

Sulawesi Selatan merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang memiliki

nilai strategis dalam konstalasi pembangunan Indonesia. Selain memiliki

sumberdaya alam yang cukup besar, khususnya di bidang Pertanian, Pertambangan

dan Pariwisata. Dengan letak strategis di tengah-tengah Indonesia dan menjadi

pintu gerbang sekaligus berfungsi sebagai pusat pelayanan Kawasan Timur

Indonesia. Oleh karena itu Sulawesi Selatan memiliki keunggulan komparatif

sekaligus kompetitif untuk kegiatan investasi. Adapun Keunggulan untuk

Berinvestasi di Sulawesi Selatan yaitu :

Posisi yang strategis secara ekonomi sehingga berperan sebagai pusat

pelayanan angkutan udara dan laut di Kawasan Timur Indonesia dan Pusat

pelayanan jasa perdagangan, industri serta perbankan.

Wilayah yang relatif aman bagi kegiatan investasi di Indonesia, dimana gejolak

masyarakat dan komunitas buruh relatif rendah.

Keanekaragaman potensi sumberdaya alam untuk investasi. Ketersediaan

infrastruktur wilayah yang memadai bagi kegiatan investasi.

Kawasan Timur Indonesia sebagai pasar potensial yang belum termanfaatkan

secara maksimal.

Komitmen Pemerintah Daerah yang sangat kuat dalam memberikazn kemudahan

bagi Investor.

Ketersediaan Sumberdaya manusia yang berkualitas.

Ketersediaan lahan yang masih luas dan relatif murah.

9. Kebijakan Pembangunan Provinsi Sulawesi Selatan

a. Visi Pembangunan Sulawesi Selatan

Visi Sulawesi Selatan sebagaimana telah dituangkan dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Selatan

Tahun 2009 - 2013, merupakan gambaran, sikap mental dan cara pandang

jauh ke depan mengenai organisasi sehingga organisasi tersebut tetap eksis,

antisipatif dan inovatif. Berdasarkan kondisi dan tantangan yang akan dihadapi

Page 280: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Sulawesi Selatan, serta dengan memperhitungkan modal dasar yang dimiliki,

maka Visi Pembangunan Sulawesi Selatan Tahun 2009 – 2013 adalah :

"Sulawesi Selatan Sebagai Provinsi Sepuluh Terbaik Dalam Pemenuhan Hak

Dasar".

b. Misi Pembangunan Sulawesi Selatan

Untuk memberikan kejelasan tentang makna yang terkandung dalam visi

tersebut, maka Pemerintah Provinsi melaksanakan Misi sebagai berikut :

Meningkatkan kualitas pelayanan untuk pemenuhan hak dasar masyarakat

Mengakselerasi laju peningkatan dan pemerataan kesejahteraan melalui

penguatan ekonomi berbasis masyarakat

Mewujudkan keunggulan lokal untuk memicu laju pertumbuhan ekonomi

wilayah

Menciptakan iklim kondusif bagi kehidupan yang inovatif

Menguatkan kelembagaan dalam perwujudan tatakelola yang baik.

Sesuai dengan roadmap penelitian, setelah didapatkan KPJU Unggulan di setiap

Kota/Kabupaten semua KPJU ini dinilai kembali untuk mencari 10 KPJU Unggulan di Tingkat

Provinsi Sulawesi Selatan. Penilaian kembali ini dilakukan sesuai dengan metodologi yang

sudah ditetapkan, yaitu dengan metode Borda (di sektor masing-masing) dan metode Bayes

(skor KPJU yang sudah dinormalisasi dikalikan dengan bobot sektor). Secara umum, semua

KPJU ini sudah dikonfirmasi dengan seluruh stakeholder di tingkat Kota/Kabupaten tentang

kondisi riilnya, peluang dan tantangan yang dihadapi dan kekuatan dan kelemahan/titik

kritisnya.

Tabel 3.26.2 Bobot Kepentingan Setiap Sektor/Subsektor Usaha Atas Dasar Perannya Dalam

Mencapai Tujuan Penetapan KPJU Unggulan Di Tingkat Provinsi Sulawesi selatan

No Sektor Skor

Bobot

1 Pertanian/Tan. Pangan 0,157

2 Perkebunan 0,105

3 Pertanian/Tan. Hortikultura 0,102

4 Perikanan 0,095

5 Perdagangan 0,092

Page 281: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Tabel 3.26.3 Short List 10 KPJU Unggulan Lintas Sektoral

Di Tingkat Provinsi Sulawesi selatan

No KPJU Skor

Terbobot Posisi KPJU di Kabupaten/Kota

1 Padi Ciliwung (Pertanian/Tan. Pangan)

0,050 Barru (3), Bulukumba (3), Jeneponto (4), Luwu (5), Luwu Timur (2), Maros (3), Pangkep (4), Wajo (1),

2 Kakao/Cokelat (Perkebunan)

0,046 Bantaeng (5), Luwu (3), Luwu Utara (1), Palopo (1), Sopeng (3),

3 Jagung Hibrida (Pertanian/Tan. Pangan)

0,040 Bantaeng (3), Jeneponto (2), Pinrang (5), Sidrap (2), Sinjai (4), Takalar (1)

4 Meubel (Perindustrian)

0,033 Luwu Timur (4)

5 Ikan Bandeng Perikanan)

0,031 Barru (1), Bulukumba (1), Pangkep (1), Pinrang (3), Sinjai (2)

6 Penggilingan Padi (Perindustrian)

0,030 Maros (2), Wajo (2)

7 Beras (Perdagangan)

0,028 Barru (2), Bone (5), Pinrang (4)

8 Udang (windu, cani, api-api, putih, vaname) (Perikanan)

0,026 Pangkep (2), Pinrang (1), Sinjai (1)

9

Sapi Pedaging (bali, brahma, ongol, spesies lokal) (Peternakan)

0,026 Kota Palopo (4), Sinjai (5)

10 Toko Bahan Bangunan (Perdagangan)

0,026 Maros (5)

Hasil ini selanjutnya telah dikonfimasi dan didiskusikan dalam Focus Group Discussion

antar stakeholder yang terdiri dari instansi pemerintah sektor terkait, pelaku/asosiasi usaha,

6 Peternakan 0,083

7 Perindustrian 0,082

8 Transportasi 0,067

9 Pariwisata, Hotel dan Restoran 0,065

10 Kehutanan (Non Kayu) 0,054

11 Jasa 0,053

12 Pertambangan/Penggalian 0,046

Page 282: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

perbankan dan akademis. FGD ini bertujuan untuk mendalami kondisi 10 KPJU Unggulan

tingkat Provinsi dari sisi kondisi eksisting dan data sekunder terkini, aspek product life cycle

(PLC) dan kontribusinya terhadap tingkat inflasi, serta sumbang saran rekomendasi

pengembangan untuk setiap KPJU berdasarkan spesifikasi narasumber (responden pakar)

yang hadir yang mengintegrasikan kewenangan, profesi, dan keahlian masing-masing

(terlampir).

Page 283: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada
Page 284: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Provinsi Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil tanaman pangan terbesar di

Kawasan Timur Indonesia. Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan,

tanaman pangan lainnya yang dihasilkan Sulawesi Selatan adalah jagung. Provinsi

Sulawesi Selatan juga memiliki sumberdaya alam yang cukup besar bidang

pertambangan dan pariwisata. Selain itu Sulawesi Selatan memiliki nilai strategis dalam

konstalasi pembangunan Indonesia. Hal ini disebabkan letaknya yang strategis di

tengah-tengah Indonesia dan menjadi pintu gerbang sekaligus berfungsi sebagai pusat

pelayanan Kawasan Timur Indonesia.

2. KPJU unggulan UMKM di Provinsi Sulawesi selatan dalam penelitian ini didefinisikan

secara operasional oleh multistakeholder sebagai KPJU UMKM yang secara eksisting

(saat ini) telah unggul dalam sejumlah kriteria tertentu dalam mencapai tujuan

penciptaan lapangan kerja, peningkatan daya saing, pertumbuhan ekonomi di masa

datang. Tujuan penetapan KPJU unggulan yang paling dominan adalah pertumbuhan

ekonomi (0,409), kemudian selanjutnya berturut-turut adalah peningkatan daya saing

(0.347) dan penciptaan lapangan kerja (0,244).

3. Berdasarkan penilaian terhadap kriteria penetapan KPJU unggulan tingkat Kecamatan,

diketahui bahwa jangkauan pemasaran dan kontribusi terhadap perekonomian lokal

memiliki bobot tertinggi (2,632). Selanjutnya ketersediaan bahan baku memiliki bobot

2,632 dan yang terendah adalah jumlah unit usaha/rumah tangga dengan bobot 1,842.

4. Kriteria seleksi yang digunakan dalam penentuan KPJU unggulan lintas sektor (di

tingkat Provinsi) dari yang paling penting berturut-turut adalah Teknologi (0,142),

Tenaga Kerja Terampil (0,116), Penyerapan Tenaga Kerja (0,113), Sarana

Produksi/Usaha (0,100), Manajemen Usaha (0,096), Ketersediaan Pasar (0,091),

Sumbangan terhadap Perekonomian (0,85), Modal (0,082), Harga (0,070), Ketersedian

Bahan Baku (0,068), Sosial Budaya (0,036).

5. Di setiap kabupaten/kota yang diteliti, melalui konfirmasi dan analisis lanjutan dengan

pendekatan metode MPE, AHP, Borda dan Bayes diperoleh 5 KPJU unggulan lintas

sektoral (dan 5 KPJU Potensial lintas sektoral). Lima KPJU Unggulan lintas sektoral

tersebut adalah :

a. Kabupaten Bantaeng : Padi Mamberamo (skor Terbobot 0,037), Rumput laut

(0,030), Jagung Hibrida (0,029), Kasur Kapuk (0,029), dan Kakao (0,029).

Page 285: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

b. Kabupaten Barru : Ikan Bandeng (skor Terbobot 0,037), Perdagangan Beras

(0,034), Padi Ciliwung (0,034), Padi IR 42 (0,033) dan Padi Cisantana (0,032).

c. Kabupaten Bone : Jagung Kuning Bisi 2 (0,049), Kacang Tanah (0,037), Padi

Varietas Unggul (0,029), Padi Cigaulis (0,029), Jual Beli Beras (0,025).

d. Kabupaten Bulukumba: Ikan Bandeng (Tambak) (0,049), Pete-Pete (Angkutan Kota)

(0,042), Padi Ciliwung (0,036) , Padi Ciherang (0,035), Padi Sembada 168 (0,034)

e. Kabupaten Enrekang : Bawang Merah (0,046), Cabai Merah (PB/IR) (0,034),

Kentang (0,034), Kubis (0,033), dan Jual Beli Hasil Perkebunan (0,030).

f. Kabupaten Gowa : Padi Organik (Ipad 2, Ciherang) (0,049), Padi IR 42 (0,043), Padi

Ciherang (0,032), Kopi Arabika (0,029), dan Kentang (0,027).

g. Kabupaten Jeneponto: Rumput Laut (0,052), Jagung Hibrida (0,042), Padi

Memberamo (0,040), Padi Ciliwung (Hibrida) (0,039), dan Jagung Kuning (0,033).

h. Kabupaten Kepulauan Selayar : Teripang (0,051), Rumput Laut (0,044), Hotel Melati

(0,042), Ikan Kakap (Tangkap) (0,040), dan Wisata Pantai (0,039).

i. Kabupaten Luwu : Kopi Arabika (0,059), Cengkeh (0,058), Kakao/Coklat (0,053),

Kopi Robusta (0,048), dan Padi Ciliwung (0,046).

j. Kabupaten Luwu Timur : Padi Ciherang (0,044), Padi Ciliwung (0,043), Rumput Laut

(0,036), Meubel (0,036), dan Kelapa Sawit (0,033).

k. Kabupaten Luwu Utara : Kakao (0,046), Kelapa Sawit (0,036), Sagu (0,036), Padi

Tarone (Lokal) (0,032), dan Durian (0,031).

l. Kabupaten Maros : Padi Cisantana (0,051), Industri Penggilingan Padi (0,039), Padi

Ciliwung (0,035), Padi Ciherang (0,035), dan Toko Bahan Bangunan (0,031).

m. Kabupaten Pangkep : Ikan Bandeng (0,045), Udang Windu (0,042), Padi Ciliwung

(0,037), Marmer (0,036), dan Padi Cisantana (0,036).

n. Kabupaten Pinrang : Udang Windu (0,047), Padi Inpari 13 (0,043), Ikan Bandeng

(0,039), Beras (0,035), dan Jagung Hibrida (0,034).

o. Kabupaten Sidrap : Padi Mekonga (0,060), Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) (0,056), Padi

Inpari 13 (0,050), Pengggiling Padi (0,042), dan Padi Inpari 7 Lanrang (0,039).

p. Kabupaten Sinjai : Udang (Budidaya) (0,030), Ikan Bandeng (Budidaya) (0,029),

Cengkeh (0,029), Jagung Hibrida (0,028), dan Sapi Lokal (0,028). Hasil FGD

memberikan formasi tambahan KPJU Unggulan : Ikan Cakalang (Tangkap), Sapi

Lokal, Padi Ciherang, Durian, Kakao.

q. Kabupaten Soppeng : Padi Inpari 7 (0,088), Padi Cigaulis (0,071), Kakao (0,048),

Jagung Kuning (0,042), dan Ayam Ras (Petelur) (0,038).

r. Kabupaten Takalar : Jagung Hibrida (Bisi, Bisi2) (0,044), Tebu (0,039), Cabai Merah

Besar (0,032), Cabai Rawit (0,030), dan Semangka (0,029).

s. Kabupaten Tana Toraja : Wisma (0,036), Penjahit Pakaian (0,035), Jual Beli Kopi

(0,033), Rumah Makan (0,031), dan Bus Antar Kota (0,031).

Page 286: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

t. Kabupaten Toraja Utara : Wisata Rumah Adat (0,038), Padi Lokal Merah (Pare

Barrik) (0,037), Kopi Arabika (0,037), Padi Lokal Hitam (Pare Bau) (0,037), dan Padi

Pare Ambo (0,035).

u. Kabupaten Wajo : Padi Ciliwung (0,034), Penggilingan Padi (0,033), Padi IR 66

(0,032), Cengkeh (0,027), dan Wisata Rumah Adat (0,026)

v. Kota Makassar : Restoran Seafood (0,047), Rumah Makan Sea Food (0,044),

Angkutan Kota (Pete-Pete) (0,041), Mini Market (0,040), dan Toserba (0,040).

w. Kota Palopo : Kakao (0,065), Cengkeh (0,043), Durian montong (0,036), Sapi Bali

(0,033), dan Durian (lokal) (0,032).

x. Kota Parepare: Hotel Melati (0,066), Perdagangan Meubel (0,064), Restoran

(0,059), Bengkel Motor (0,043), dan Percetakan (0,041).

6. Sepuluh KPJU Unggulan di Tingkat Provinsi Sulawesi Selatan yang dihasilkan dari

penilaian kembali terhadap KPJU Unggulan di tingkat Kota/Kabupaten dengan metode

Borda dan metode Bayes adalah Padi Ciliwung (0,050), Kakao/Cokelat (0,046),

Jagung Hibrida (0,040), Meubel (0,033), Ikan Bandeng (0,031), Penggilingan Padi

(0,030), Beras (0,028), Udang (windu, cani, api-api, putih, vaname) (0,026), Sapi

Pedaging (bali, brahma, ongol, spesies lokal) (0,026) dan Toko Bahan

Bangunan/Material (0,026). Hasil FGD memberikan formasi tambahan KPJU Unggulan

: Rumput Laut yang memang memiliki nilai bobot di urutan ke-11.

7. Penanganan dan pengembangan KPJU Unggulan Lintas Sektor di Provinsi Sulawesi

Selatan, khususnya di 24 Kabupaten/Kota dan di tingkat Provinsi yang diteliti perlu

menggunakan titik kekuatan (yang selanjutnya dikembangkan menjadi competitive

advantages dan nilai jual) dan mengeliminasi titik kritisnya (kelemahan), serta

memanfaatkan peluang yang tersedia.

a. Peluang yang dimaksud secara umum adalah positioning eksisting Provinsi

Sulawesi Selatan Sulawesi Selatan sebagai daerah penghasil tanaman pangan

terbesar di Kawasan Timur Indonesia. Predikat sebagai lumbung padi nasional

mengukuhkan posisi Sulawesi Selatan sebagai produsen tanaman pangan yang

cukup potensial. Pada beberapa daerah, peluang tersebut diwujudkan dalam

visi/misi dan kebijakan daerah.

b. Titik kekuatan yang dimaksud secara umum adalah KPJU yang terpilih umumnya

memang KPJU yang sudah unggul di sektornya, baik dalam aspek kapasitas

produksinya, luas lahan, serapan tenaga kerja dan kontribusinya bagi

perekonomian daerah.

c. Titik kritis yang dimaksud secara umum adalah lebih kepada persoalan biaya

produksi/proses yang masih tinggi, tingkat produktivitas yang belum optimal,

teknologi pengembangan yang belum ada/minim, teknologi pasca panen untuk

peningkatan nilai tambah, dan perluasan akses pasar.

Page 287: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

1. Rekomendasi Penetapan KPJU Unggulan dan Potensial

a. Direkomendasikan kepada Pemerintah Kabupaten/Kota yang diteliti untuk

menetapkan 5 KPJU Unggulan dan Potensial hasil penelitian ini (sebagaimana

telah disebutkan sebelumnya) sebagai KPJU Unggulan dan Potensial daerah.

b. Direkomendasikan kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan untuk menetapkan

10 KPJU Unggulan hasil penelitian ini (sebagaimana telah disebutkan sebelumnya)

sebagai KPJU Unggulan Provinsi.

2. Rekomendasi Peran Strategis

Direkomendasikan pembagian peran strategis yang dapat dilakukan antara

pemerintah, pelaku/asosiasi pengusaha UMKM, perbankan, dan stakeholder lain dalam

pengembangan UMKM dan KPJU unggulannya sebagai berikut.

a. Pemerintah.

Peran pemerintah kini dan masa mendatang dalam pembangunan UMKM adalah

sebagai regulator, fasilitator, dan stimulator, yang menekankan upaya kemandirian

dalam pemberdayaan masyarakat, melalui penguatan UMKM basis KPJU

Unggulan.

b. Pelaku/Asosiasi Pengusaha UMKM.

(1) Identifikasi akar masalah atas berbagai kendala dan hambatan yang dihadapi di

dalam pengembangan usaha mereka, serta mengkomunikasikan hal tersebut

kepada pihak-pihak yang dinilai dapat membantu, seperti: penyedia BDS

(Business Development Service), asosiasi UKM, instansi pemerintah terkait dan

pihak-pihak strategis lain.

(2) Meningkatkan kapasitas dan kompetensinya melalui upaya pengembangan jiwa

kewirausahaan, pengembangan etos kerja, dan disiplin kerja serta peningkatan

komitmen moral yang tinggi.

(3) Melaksanakan secara seksama, konsisten dan berkesinambungan program

pemberdayaan yang diberikan oleh pemerintah dan lembaga lainnya untuk

pengembangan usahanya.

(4) Meningkatkan produktivitas, efisiensi dan daya saing produk barang dan jasa

yang dihasilkan.

(5) Aktif dalam berbagai forum pengembangan usaha sebagai wahana untuk

pengembangan penyampaian aspirasi dan kebutuhannya untuk pengembangan

usaha serta memperluas jaringan usaha.

Page 288: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

(6) Mengaktifkan Kadin sebagai forum strategis bagi penyaluran aspirasi, fasilitasi,

forum informasi dan komunikasi dan sinergisitas antar UMKM dan dengan

organisasi bisnis lainnya di dalam dan luar negeri dalam pengembangan

usahanya.

c. Perguruan Tinggi, Lembaga Penelitian dan LSM

(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan UMKM

dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan menyampaikan

program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga lain yang relevan.

(2) Mengembangkan teknologi tepat guna dan paket teknologi dalam rangka

peningkatan efisiensi, produktivitas, serta daya saing UMKM.

(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi, pemanfaatan

teknologi, informasi serta pelatihan kepada UMKM untuk mengembangkan

kompetensi SDM UMKM, sehingga dapat mengembangkan usahanya secara

berkesinambungan.

(4) Mengembangkan penelitian dan pengkajian yang berkaitan dengan

pengembangan kelembagaan, pengembangan usaha, pengembangan

teknologi, pengembangan SDM UMKM, serta model-model pengembangan

alternatif untuk UMKM.

(5) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi pemberdayaan UMKM dengan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil

dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi pemerintah lainnya, Dekopinda,

Asosiasi UKM/KADIN.

(6) Melaksanakan advokasi kebijakan pemerintah dalam rangka menumbuhkan

iklim berusaha yang kondusif, dan pemberian dukungan perkuatan bagi UMKM.

d. Perbankan

(1) Melakukan identifikasi atas berbagai permasalahan dan kebutuhan pembiayaan

UMKM dalam pengembangan usahanya, serta merumuskan dan

menyampaikan program pemberdayaannya kepada pemerintah dan lembaga

lain yang relevan.

(2) Mengembangkan paket pembiayaan dan permodalan untuk mengembangkan

usaha UMKM, termasuk pengembangan pola dan model pembiayaan alternatif

berbasis syariah. Pembiayaan basis syariah sangat relevan dengan visi dan

misi pembangunan di banyak kabupaten/kota tersebut.

(3) Mengembangkan program pendampingan, bimbingan, konsultasi dan pelatihan

pemanfaatan pembiayaan dan permodalan untuk pengembangan usahanya

secara berkesinambungan

(4) Mengembangkan koordinasi perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan

evaluasi perkembangan pembiayaan UMKM dengan pihak Kementerian

Page 289: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Daerah, instansi

pemerintah lainnya, asosiasi Pengusaha UMKM dan lembaga swadaya

masyarakat.

3. Rekomendasi Khusus Pengembangan KPJU Unggulan

Dengan mempertimbangkan peluang dan tantangan serta titik kekuatan dan titik kritis

setiap KPJU unggulan, telah direkomendasikan dalam FGD dan Indepth Interview

sejumlah rencana aksi, baik strategis (jangka panjang dan menengah) maupun taktis

(jangka pendek), kepada pelaku UMKM, Instansi Pemerintah Terkait, dan Perbankan

(terlampir).

Page 290: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Abdullah, Raihanah (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research Methodology Course di APIUM Malaysia, 26 Juli 2008).

Anderson, James E. (2000), Public Policy Making. London : ELBS dan MacDonald dan Evans.

Awang, Idris (2008), “Research Methodology”. (Kertas Kerja pada Research Methodology Course di APIUM Malaysia, 12 Juli 2008), h.3.

Bank Indonesia (2007), Penelitian Pengembangan Komoditas Unggulan UMKM di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2007. Jakarta: Bank Indonesia.

Dwidjowijoto, Rian Nugroho (2006), Kebijakan Publik untuk Negara-Negara Berkembang. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Pearce, Jhon A. dan Richard B. Robinson Jr. (1996), Strategic Management (terj.) Maulana, Agus (1997) Manajemen Strategik: Formulasi, Implementasi, dan Pengendalian. Jakarta: Binarupa Aksara.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (2011). Investment Opportunities For industri and Trading Service In : South Sulawesi.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan (2012). Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Dalam Angka Tahun 2012.

Page 291: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

Peniwati, Kirti (2008), “The Analytic Hierarchy Process vs The Analytic Network Process” (Kertas kerja Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008), h.1-2

Saaty, Thomas L. (1980), The Analytic Hierarchy Process. Pennsylvania : University of Pennsylvania.

_________________ (1986), Decision Making for Leaders. The Analytical Hierarchy Process for Decisions in Complex World (terj.) L. Setiono dan K. Peniwati (1993), Pengambilan Keputusan Bagi Para Pemimpin. Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo.

Widjajakusuma, Muhammad Karebet (2000), “Analitycal Hierarchy Process Bagi Pengambilan Keputusan, Aplikasinya Sebagai Metode Analisis dalam Baseline Economic Survey” (Kertas kerja Pada Pelatihan Pemberdayaan Sektor Riil/UMKM untuk Kantor Bank Indonesia seluruh Indonesia, Jakarta, 14 Juni 2008).

________________ (2008), “Perumusan Isu-isu Strategis dan Strategi Advokasi Polisi Syariat Islam di Nanggroe Aceh Darussalam 2008-2012” (Kertas Kerja pada Simposium Nasional ke-5 Metodologi Analytical Hierarchy Process di Universitas Diponegoro Semarang, 14 Mei 2008).

Wheelen, T.L. dan J.D. Hunger (2000), Strategic Management and Business Policy: Entering 21st Century. New Jersey: Prentice Hall-Upper Saddle River.

Wright, Peter, Mark J. Kroll, dan Jhon A. Parnell (1996), Strategic Management: Concepts and Cases. New Jersey: Prentice Hall International.

Yusanto, Muhammad Ismail dan Muhammad Karebet Widjajakusuma (2003), Manajemen Strategis Perspektif Syariah. Jakarta: Khairul Bayan.

Pustaka Berbasis Web

bone-geographical.blogspot.com/2012/08/. Kabupaten Soppeng. (Diakses 29 September 2012)

bulukumbakab.bps.go.id/. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bulukumba. (Diakses 29 September 2012)

distanak.pinrangkab.go.id/. Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Pinrang. (Diakses 29 September 2012)

id.wikipedia.org (Diakses 26 September 2012)

infopublik.kominfo.go.id. Geliat Pertanian Kabupaten Jeneponto. (Diakses 29 September 2012)

infosulawesiselatan.blogspot.com. Kabupaten Luwu Utara. (Diakses 29 September 2012)

jakarta.okezone.com. 8 Ribu Kg Target Awal Tambang Emas Luwu. (Diakses 29 September 2012)

kelurahanbentengselatan.blogspot.com. Visi Misi Kabupaten Kepulauan Selayar (Diakses 29 September 2012)

komunitas.torajaland.com. Potensi Kabupaten Toraja Utara. (Diakses 29 September 2012)

luwuutarakab.bps.go.id. Badan Pusat Statisti Kabupaten Luwu Utara. (Diakses 29 September 2012)

makassarkota.go.id.Makasar dalam angka 2010. (Diakses 30 September 2012)

makassar.tribunnews.com. Bone Layak Dapat Pengahragaan di Bidang Ternak. (Diakses 30 September 2012)

Page 292: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

makassar.tribunnews.com. Warga Bone Temukan Tambang Emas dan Berlian. (Diakses 30 September 2012)

makassar.tribunnews.com. Benih bibit ikan kami bersertifikat lho. (Diakses 30 September 2012)

new.enrekangkab.go.id. Situs Resmi Kabupaten Enrekang. (Diakses 28 September 2012)

organisasi.org. (Diakses 29 September 2012)

palopokota.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kota Palopo. (Diakses 30 September 2012)

potensidaerah.ugm.ac.id. (Diakses 27 September 2012)

regionalinvestment.bkpm.go.id Potensi Daerah. (Diakses 28 September 2012)

scriptintermedia.com.. Profil Kabupaten Jeneponto. (Diakses 28 September 2012)

selayarkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Selayar. (Diakses 28 September 2012)

sinjaikab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Sinjai. (Diakses 28 September 2012)

soppengkab.bps.go.id. Badan Pusat Statistik Kabupaten Soppeng. (Diakses 28 September 2012)

sulsel.bps.go.id. Perkembangan Pariwisata Dan Transportasi Sulawesi Selatan Maret 2012. ( Diakses 27 September 2012)

v2.gowakab.go.id/. Pemerintah Kabupaten Gowa. Badan Pusat Statistik Kabupaten Selayar. ( Diakses 27 September 2012)

www. arantoding-torajahomeland.blogspot.com. Toraja Homeland. (Diakses 27 September 2012)

www.bahasa.makassarkota.go.id. Pemerintah Kota Makasar. (Diakses 27 September 2012)

www.bantaengkab.go.id.Kabupaten Bantaeng Segera Membangun Pabrik Pengolahan Nikel. (Diakses 27 September 2012)

www.bappenas.go.id. Pembangunan Wilayah Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan. (Diakses 26 September 2012)

www.barrukab.go.id/. Pemerintah Kabupaten Barru. (Diakses 27 September 2012)

www.batukar.info/komunitas/articles/mewujudkan-makassar-sebagai-kota-dunia-berlandaskan-kearifan-lokal. (27 September 2012)

www.bi.go.id. Profil Provinsi Sulawesi Selatan. (Diakses 26 September 2012)

www.bkprs-news.com. Peluang Investasi Sulsel. (Diakses 27 September 2012)

www.bluestallion.co.za/expertchoice.htm. Expert Choice V11.5. Expert Choice Inc. USA

www.bulukumbatourism.com. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bulukumba. (Diakses 30 September 2012)

www.expertchoice.com. Expert Choice 2000. Expert Choice Inc. USA

www.infoindo.com. Kadis Pertanian Heran Parepare Produksi Jagung. (Diakses 27 September 2012)

www.luwuutara.go.id. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. (Diakses 30 September 2012)

www.luwutimurkab.go.id. Website Kabupaten Luwu Timur. (Diakses 28 September 2012)

www.maroskab.go.id. Pemerintah Kabupaten Maros. (Diakses 28 September 2012)

www.pangkepkab.go.id. Pemerintah Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan. (Diakses 29 September 2012)

Page 293: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada

www.pareparekota.go.id. Pemerintah Kota Pare-pare. (Diakses 29 September 2012)

www.pinrangkab.go.id/new/. Pemerintah Kabupaten Pinrang. (Diakses 29 September 2012)

www.sidenrengrappangkab.go.id/pertanian.html.Pemerintah Kabupaten Sidenreng Rappang. (Diakses 30 September 2012)

www.sinjaikab.go.id/v1/home. Pemerintah Kabuapaten Sinjai. (Diakses 27 September 2012)

www.sinjai.go.id. Pemerintah Kabupaten Sinjai. (Diakses 29 September 2012)

www.sulsel.go.id/. Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan. (Diakses 26 September 2012)

www. tabloidsinartani.com/4-sukses-pembangunan-pertanian-di-pinrang.html. 4 Sukses Pembangunan Pertanian Pinrang. (Diakses 26 September 2012)

www.takalarkab.go.id/. Pemerintah Kabupaten Takalar. (Diakses 28 September 2012)

www.tanatorajakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Tana Toraja. (Diakses 29 September 2012)

www.telukbone.org. Teluk Bone. (Diakses 28 September 2012)

www.torajautarakab.go.id. Pemerintah Kabupaten Toraja Utara. (Diakses 30 September 2012)

www.torajacybernews.blogspot.com/2011/01/toraja-utara-kembangkan-kerbau belang.html. (Diakses 30 September 2012)

www.wajokab.go.id. Pemerintah Kabupaten Wajo. (Diakses 30 September 2012)

Page 294: perubahan yang cukup mendasar dalam penetapan Daftar Skala - … · Prioritas yang semula menggunakan kriteria data produksi, pendapat instansi, dan data primer responden UMKM pada