peta topografi

8
Peta Topografi - 1 Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh Bab 1 PETA TOPOGRAFI I. PENDAHULUAN Peta merupakan tampilan dari gambaran permukaan. Gambaran ini dapat dinyatakan dalam tampilan dua dimensi misalnya peta planimetrik, yang menunjukkan ukuran panjang dan lebar, atau dalam gambaran dua dimensi. Peta topografi merupakan gambaran tiga dimensi seperti kenampakan bukit, lembah dan sebagainya melalui garis kontur. Peta topografi umumnya juga menunjukkan gambaran aktifitas manusia seperti bangunan, jalan, batas-batas lahan dan sebagainya. Gambaran dari penyebaran batuan yang tersingkap di permukaan dan kaitannya dengan topografi dikenal sebagai peta geologi. Gabungan antara informasi unsur-unsur seperti; topografi, geologi, dataran limpah banjir, lokasi kebencanaan, tanah pertanian, umumnya dianamakan sebagai peta tata-guna lahan. I. KOORDINAT PETA 1.1 Garis Lintang (Latitude) dan Garis Bujur (Longitude) Garis lintang (Latitude) adalah garis lingkaran yang sejajar pada arah barat-timur. Garis katulistiwa adalah salah satu garis lintang yang menunjukkan nol (0° latitude). Suatu titik dikatakan terletak pada 40° N, berarti terletak pada garis lintang 40° di uatara katulistiwa. Kutub geografik terletak pada garis lintang 90° N dan 90° S (Gambar 1.1 A). Garis bujur (Longitude) adalah garis lingkaran yang melalui dan memotong utara- selatan melalui kutub, disebut juga meridian. Garis tersebut dipisahkan satu sama lain oleh interval sudut lancip, yang diukur dari pusat bumi pada bidang katulistiwa (Gambar 1.1 B). Longitude 0° didefinisikan sebagai garis bujur yang melalui Royal Observatory di Greenwich, Inggris, yang dikenal sebagai Prime Meridian. Garis 50° barat dari prime meridian disebut sebagai garis bujur 50° W. A B Gambar 1.1 A. Garis lintang (latitude) sejajar katulistiwa dan garis bujur (longitude) memotong utara-selatan. B. Potongan bumi yang menunjukkan garis lintang 40° N dan garis bujur 50° W.

Upload: ebenezer

Post on 24-Jan-2016

40 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Peta Topografi untuk Geomorfologi

TRANSCRIPT

Page 1: Peta Topografi

Peta Topografi - 1

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Bab 1 PETA TOPOGRAFI I. PENDAHULUAN Peta merupakan tampilan dari gambaran permukaan. Gambaran ini dapat dinyatakan dalam tampilan dua dimensi misalnya peta planimetrik, yang menunjukkan ukuran panjang dan lebar, atau dalam gambaran dua dimensi. Peta topografi merupakan gambaran tiga dimensi seperti kenampakan bukit, lembah dan sebagainya melalui garis kontur. Peta topografi umumnya juga menunjukkan gambaran aktifitas manusia seperti bangunan, jalan, batas-batas lahan dan sebagainya. Gambaran dari penyebaran batuan yang tersingkap di permukaan dan kaitannya dengan topografi dikenal sebagai peta geologi. Gabungan antara informasi unsur-unsur seperti; topografi, geologi, dataran limpah banjir, lokasi kebencanaan, tanah pertanian, umumnya dianamakan sebagai peta tata-guna lahan. I. KOORDINAT PETA 1.1 Garis Lintang (Latitude) dan Garis Bujur (Longitude) Garis lintang (Latitude) adalah garis lingkaran yang sejajar pada arah barat-timur. Garis katulistiwa adalah salah satu garis lintang yang menunjukkan nol (0° latitude). Suatu titik dikatakan terletak pada 40° N, berarti terletak pada garis lintang 40° di uatara katulistiwa. Kutub geografik terletak pada garis lintang 90° N dan 90° S (Gambar 1.1 A). Garis bujur (Longitude) adalah garis lingkaran yang melalui dan memotong utara-selatan melalui kutub, disebut juga meridian. Garis tersebut dipisahkan satu sama lain oleh interval sudut lancip, yang diukur dari pusat bumi pada bidang katulistiwa (Gambar 1.1 B). Longitude 0° didefinisikan sebagai garis bujur yang melalui Royal Observatory di Greenwich, Inggris, yang dikenal sebagai Prime Meridian. Garis 50° barat dari prime meridian disebut sebagai garis bujur 50° W.

A B

Gambar 1.1 A. Garis lintang (latitude) sejajar katulistiwa dan garis bujur (longitude)

memotong utara-selatan. B. Potongan bumi yang menunjukkan garis lintang 40° N dan garis bujur 50° W.

Page 2: Peta Topografi

Peta Topografi - 2

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Peta yang digunakan umumnya merupakan bagian kecil dari rangkaian yang dibatasi oleh garis lintang dan bujur. Beberapa peta dibatasi dengan lembar yang disebut sebagai Quadrangle yang diikuti dengan nama tempat yang terbesar (kota, daerah). Pembagian lembar ini ditentukan oleh negara masing-masing, di Indonesia diatur oleh Bakosurtanal. 2.2 Sistem Koordinat UTM Sistem koordinat UTM (Universal Transerve Mercator) dipakai hampir oleh seluruh negara. Koordinat ini didasarkan pada pembagian (grid) dari 60 zona utara-selatan, masing-masing lebarnya 6°. Batas lintang di dalam sistem koordinat ini adalah 80° LS (lintang selatan) hingga 84° LU (lintang utara). Setiap bagian derajat memiliki lebar 8° yang pembagiannya dimulai dari 80° LS ke arah utara. Bagian derajat dari bawah (LS) dinotasikan dimulai dari C, D, E, F, hingga X (tetapi huruf I dan O tidak digunakan). Jadi, bagian derajat 80° LS hingga 72° LS diberi notasi C, 72° LS hingga 64° LS diberi notasi D, 64° LS hingga 56° LS diberi notasi E, dan seterusnya. Setiap zone UTM memiliki system koordinat sendiri dengan titik nol sejati pada perpotongan antara meridian sentralnya dengan ekuator. Dan, untuk menghindari koordinat negatif, meridian tengah diberi nilai awal abis (x) 500,000 meter. Untuk zone yang terletakdi bagian selatan ekuator (LS), juga untuk menghindari koordinat negatif, ekuator diberi nilai awal ordinat (y) 10,000,000 meter. Sedangkan untuk zone yang terletak di bagian utara ekuator, ekuator tetap memiliki nilai ordinat 0 meter. Wilayah Indonesia terbagi dalam 9 zone UTM, mulai dari meridian 90° BT (bujur timur) hingga meridian 144° BT dengan batas parallel (lintang) 11° LS hingga 6° LU. Dengan demikian, wilayah Indonesia dimulai dari zone 46 (meridian sentral 93° BT) hingga zone 54 (meridian sentral 141° BT).

Gambar 1.2 Pembagian zona UTM

Page 3: Peta Topografi

Peta Topografi - 3

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Gambar 1.3 Contoh salah satu zona UTM III UNSUR-UNSUR PETA 3.1 Skala Skala harus dicantumkan dalam peta. Terdapat tiga jenis skala yang dipakai. Skala rasio atau fraksi misalnya 1:25.000 (atau 1/25.000), yang artinya 1 satuan, misalnya cm di peta akan sebanding dengan 25.000 cm kenyataannya di alam. Skala grafik umumnya berupa garis balok yang menunjukkan jarak km atau mil. Skala verbal umumnya dipakai untuk komunikasi, misalnya ”satu centimeter ke satu kilometer”; artinya 1 cm di peta menunjukkan 1 km di lapangan. 3.2 Deklinasi Magnetik Tanda Utara peta pada umumnya dicantumkan di bagian atas peta. Arah utara tersebut disebut juga sebagai utara geografik yang sebenarnya. Di beberapa tempat jarum kompas tidak menunjukkan arah utara sebenarnya, akan tetapi menunjuk kepada arah utara magnetik. Perbedaan ini disebut sebagai deklinasi magnetik. Arah ini tidak tetap sepanjang tahun. Pada peta umumnya informasi ini dicanumkan dan apabila akan menggunakan kompas harus dilakukan koreksi skala terlebih dahulu. Simbol Peta Pada peta yang standard, misalnya peta yang diterbitkan oleh Bakosurtanal, umumnya dicantumkan semua informasi tentang peta dan juga simbol-simbol yang ada di peta, misalnya objek geografi, perhubungan, lahan dan sebagainya. Beberapa informasi dan symbol dapat dilihat pada lampiran. IV PETA TOPOGRAFI Peta topografi menunjukkan ukuran, bentuk dan distribusi atau gambaran bentang alam, disebut sebagai topografi, atau konfigurasi dari permukaan alam. Gambaran ketinggian (elevasi) ditunjukkan pada garis kontur, yang merupakan semua kedudukan dari titik-titik yang mempunyai elevasi (altitude) sama. Elevasi adalah jarak vertikal yang diukur dari suatu datum, umumnya dipakai rata-rata dari muka laut (mean sea level). Gambar 1.4 menunjukkan wilayah sepanjang pantai, dengan laut sebagai datum rata-rata dengan elevasi 0.

Page 4: Peta Topografi

Peta Topografi - 4

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Gambar 1.4 Sketsa wilayah pantai dan peta topografi dengan interval kontur 20 kaki

dimulai dengan 0 sebagai rata-rata elevasi laut. 4.1 Karakteristik Garis Kontur Beberapa karakteristik garis kontur ini merupakan dasar untuk membaca dan membuat peta topografi;

1. Setiap titik pada garis yang sama akan mempunyai ketinggian yang sama. 2. Garis kontur akan menyambung atau merupakan garis yang tertutup. 3. Garis kontur tidak pernah bercabang. 4. Garis kontur tidak pernah berpotongan, kemungkinan dapat berimpit pada

topografi tertentu. 5. Antara garis kontur menunjukkan besaran sudut lereng, naik atau turun;

- Spasi kontur yang seragam menunjukkan lereng yang seragam - Spasi kontur yang rapat menunjukkan lereng terjal - Spasi kontur yang lebar menunjukkan lereng yan g landai - Spasi kontur yang tak seragam menunjukkan lereng yang tak teratur

6. Kontur umumnya mengitari bukit, bila puncak bukit berada di daerah peta, titik tertinggi akan berda dibagian kontur yang paling dalam (lihat butir 10)

7. Kontur pada puncak bukit atau di dasar lembah selalu berpasangan dengan ketinggian yang sama (tidak terdapat satur garis kontur dengan harga maksimum atau minimum).

8. Kontur akan berbelok ke arah hulu apabila memotong lembah sungai membentuk belokan tajam (bentuk V) pada lembah sempit.

9. Bila dua garis kontur mempunyai harga sama, perubahan ketinggian akan berda diantara keduanya.

10. Bentuk depresi digambarkan dengan garis kontur bergigi pada sisi yang turun, dan mempunyai harga yang sama dengan garis kontur normal yang berdekatan (Gambar 1.5).

Page 5: Peta Topografi

Peta Topografi - 5

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Gambar 1.5 Contoh penggambaran bentuk topografi depresi

Interval kontur adalah perbedaan harga kontur yang digambarkan pada peta dengan nilai yang teratur. Pemilihan harga interval kontur tergantung pada tingkat ketelitian peta, skala peta dan tingkat perbedaan ketinggian atau relief. Umumnya untuk peta yang standard digunakan harga interval per 2000 dari skala yang dibuat, misalnya pada skala peta 1: 25.000, interval kontur yang dipakai adalah 12.5 meter. Kontur indeks umumnya ditunjukkan dengan garis tebal, sebagai kelipatan setiap 5 atau 10 kontur, dan diberi harga ketinggian dari kontur tersebut. Suatu besaran tinggi (height) dari bukit dapat dinyatakan sebagai perbedaan elevasi dari puncak dan dasar bukit. Relief adalah istilah yang mirip, namun sebenarnya merupakan perbedaan antar elevasi yang tertinggi dan terendah dari suatu wilayah (Gambar 1.6).

Gambar 1.6 Suatu penampang topografi yang menunjukkan datum (muka air laut)

elevasi, tinggi dan relief. 4.2 Cara Membuat Peta dan Penampang Topografi Peta topografi dapat dibuat dari suatu distribusi titik-titik di peta yang mempunyai elevasi. Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan interval kontur yang dipilih dari distribusi elevasi yang ada (Gambar 1.7). Carilah titik-titik yang dapat dipakai sebagai acuan bila interval kontur sudah dipilih, lakukan interpolasi dari titik-titik yang berdekatan yang elevasinya diketahui.

Page 6: Peta Topografi

Peta Topografi - 6

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Gambar 1.7 A. Distribusi titik dengan elevasi (X), interval kontur dipilih 10 m kontur.

B. Dengan cara interpolasi, titik-titik dengan elevasi kelipatan 10 dapat ditentukan (dot). C. Garis kontur ditarik berdasarkan elevasi yang sama.

Penampang topografi umumnya dibuat dengan skala yang sama atau lebih besar dari skala horisontal. Cara membuat penampang ditunjukkan pada gambar 1.8.

Gambar 1.8 Cara membuat penampang topografi. Pilih garis penampang, tandai

perpotongan garis kontur, aluran sungan dan catatlah ketinggian. Pilih skala vertikal yang dipakai dan proyeksikan pada ketinggian yang sesuai.

Page 7: Peta Topografi

Peta Topografi - 7

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh

Perbesaran vertikal ditekankan untuk menunjukkan gambaran topografi yang kurang tampak pada penampang. Besaran ini merupakan perbandingan dengan skala horisontalnya. Untuk mendapatkan skala vertikal yang diperbesar lakukan konversi sesuai dengan perbandingan yang diinginkan. Gambar 1.9 merupakan contoh dari penampang gambar 1.8 yang dirubah skala vertikalnya.

Gambar 1.9 Penampang gambar 1.8 dengan skala vertikal yang berbeda. Skala

ditunjukkan pada masing profil A, B dan C. 4.3 Gradien Gradien mencerminkan perubahan dari elevasi dalam jarak yang tertentu, umumnya meter atau feet untuk setiap kilometer atau mile. Suatu gradien 10 m/km berarti bahwa ketinggian dari suatu titik adalah 10 m lebih tinggi dibandingkan titik ditempat lain sejauh 1 km ke arah bawah lereng. Untuk menentukan gradien dapat dipakai interval kontur yang ada (perbedaan elevasi) dan jarak horizontal yang terukur pada peta, kemudian pembagian dari perbedaan elevasi dan jarak horizontal. Sebagai contoh, suatu elevasi sepanjang aliran sungai berubah 10 m pada jarak 5 km. Gradien yang didapat adalah 5 m/km. TUGAS PRAKTIKUM

1. Dari Peta I, Buatlah peta topografi dengan interval kontur 20 atau 10 m 2. Dari Peta II, Tentukan interval kontur, ketinggian titik A, B, C, D, E dan F.

Buatlah penampang topografi melalui A-B dengan skala 1 cm ke 80 m. 3. Dari Peta III, Lakukan pengamatan terhadap peta topografi yang ada,

kemudian berikan analisis pembahasan (hanya berdasarkan topografi) tentang; bentuk perbukitan, sifat lereng dan gawir, sifat sungai yang utama dan cabang-cabangnya dan sebagainya, dengan mengacu koordinat yang ada dan elevasi dari titik triangulasi.

Page 8: Peta Topografi

Peta Topografi - 8

Geologi Dinamik GL – ITB Praktikum Geomorfologi & Penginderaan Jauh