petunjuk-riak1
DESCRIPTION
ProposalTRANSCRIPT
![Page 1: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Reaktor tangki berpengaduk merupakan reaktor yang paling sering
dijumpai dalam industri kimia. Pada industri berskala besar, reaktor alir
tangki berpengaduk lebih sering diaplikasikan karena kemampuan
operasinya yang dapat diatur kapasitasnya. Unjuk kerja reaktor alir
berpengaduk perlu dipelajari untuk mengetahui karakteristik aliran fluida,
reaksi yang terjadi secara optimasi pengoperasian reaktor.
Pengoperasian reaktor alir tangki berpengaduk meliputi tiga tahap
yaitu pengisian reaktor tinggi overflow, kondisi kontinyu dan kontinyu
steady state. Evaluasi variabel-variabel operasi sangat mudah dilakukan
pada kondisi steady state.
Pemodelan matematik diperlukan untuk mempermudah analisa
permasalahan yang timbul dalam pengoperasian reaktor alir tangki
berpengaduk. Model matematika yang diusulkan diuji keakuratannya
dengan membandingkan dengan data-data percobaan. Model matematika
yang diusulkan diselesaikan dengan cara analisis jika persamaan itu mudah
diselesaikan. Namun untuk reaksi yang kompleks akan diperoleh model
matematika yang kompleks juga. Penyelesaian numerik sangat dianjurkan
untuk memperoleh nilai k, tetapan transfer massa, dan orde reaksi yang
merupakan adjustable parameter.
I.2 TUJUAN PERCOBAAN
1. Menghitung harga konstanta reaksi penyabunan (k) etil asetat dengan
NaOH
2. Membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan model matematis
reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu
![Page 2: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/2.jpg)
Reaktor
3. Mengetahui pengaruh … terhadap konstanta reaksi penyabunan atil
asetat dengan NaOH
I.3 MANFAAT PERCOBAAN
1. Mahasiswa dapat menghitung harga konstanta reaksi penyabunan (k)
etil asetat dengan NaOH
2. Mahasiswa dapat membandingkan hasil percobaan dengan perhitungan
model matematis reaksi penyabunan pada reaktor ideal aliran kontinyu
3. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh … terhadap konstanta reaksi
penyabunan atil asetat dengan NaOH
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. REAKTOR BATCH
Neraca bahan pada reaktor secara simultan
output
input reaktan
bereaksi
akumulasi
GambarII. 1 Bagan Neraca Massa Suatu Sistem
input = 0
output = 0
Reaktan yang bereaksi = (-rA)
Input = output + reaktan yang bereaksi + akumulasi
![Page 3: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/3.jpg)
0 = 0 + v (-rA) + d (NA)
dt …(1)
0 = Vi (-rA) + d [NAo (1−XA )]
dt …(2)
0 = Vi (-rA) – NAo dXA
dt …(3)
dt = NAo
Vi(−r A)dXA …(4)
t = NAo ∫0
XA dXAVi(−r A)
…(5)
Pada volume konstan
CA = CAo(1-XA)
dCA = -CAo.dXA …(6)
Pers. (6) masuk ke pers. (5) diperoleh
t = CAo ∫0
XA dNA−rA
= -∫CAo
CA d CA−rA
…(7)
II.2. REAKTOR IDEAL ALIRAN KONTINYU / REAKTOR ALIR
TANGKI BERPENGADUK (CSTR)
Tahapan yang terjadi pada reactor CSTR ini terbagi dalam 3 tahap proses,
yaitu :
a. Tahap Pertama
Tahap pertama dimulai saat t = 0 sampai terjadi overflow
Dari hokum kekekalan massa
Akumulasi = input-output
![Page 4: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/4.jpg)
ρ dvdt = ρ Fo – 0 …(8)
dV = Fo.dt , pada t = 0 → V = 0
karena density laju alir dianggap konstan maka volumenya hanya
merupakan fungsi dari waktu.
V = Fo. T …(9)
Sedangkan dari neraca komponen :
Akumulasi = input – output – laju konsumsi karena reaksi
ddt
(V . C) = Fo. Co – 0 – V (-rA) …(10)
Dalam hal ini :
V = volume bahan dalam reactor (l)
C = kondentrasi molar reaktan dalam reaktor (mol/l)
Fo = laju alir reaktan masuk (l/ menit)
Co = konsentrasi molar reaktan dalam feed (mol/l)
t = waktu reaksi (menit)
-rA = kecepatan reaksi (mol/menit)
Reaksi yang terjadi =
A + B → C + D
- rA = k CA CB , karena CA = CB maka
- rA = k CA2 = k C2 …(11)
Pers. (11) → pers.(10)
ddt
(V . C) = Fo. Co – V.k.C2
![Page 5: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/5.jpg)
V dCdt + C
dVdt = Fo. Co – V.k.C2 …(12)
Pers. (9) → pers. (12)
Fo.t.dCdt + C.Fo = Fo.Co – F.t.k.C2 …(13)
dCdt =
Cot -
Ct - k.C2 …(14)
Dengan menggunakan boundary condition pada t=0 , C = Co dan
substitusi U = exp [k∫C dt ¿¿ maka pers.14 menjadi :
t2 d2U
dt 2 + t dUdt - k.U. Co. t = 0 …(15)
Pers. (15) diubah menjadi fungsi Bessel dengan substitusi z = t0,5 ,
menjadi :
z2. d2V
d t2 + z dVdt - 4.k.Co.z2.u = 0 …(16)
Pers. (16) merupakan modifikasi pers.Bessel yang mempunyai bentuk
umum sebagai berikut:
x2. d2 y
d t2 + x (a + 2bxr) dydx + [c + dx2s – b(1-a-r) x.r + b2.x2.r].y = 0
Dari pers.(5) didapatkan :
a = 1
r = 0
p = 1s ❑√ (1−a)2
2−c = 0
b = 0 s = 0 p = 0
![Page 6: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/6.jpg)
c = 0 d = -4.k.Co √ ds
= imajiner
Sehingga penyeledaian pers. (16) adalah :
U = C1. zp. (√4. k . Co. z) + Cz. zp.( √4. k . Co. z) …(18)
Pada t = 0, z = 0 → zp = ~
Sehingga Cz = 0
U = C1. Zp (√4.k . Co. z)
Karena p = 0 dan √d /s = imaginer
Maka = U = C1. I0 (√4.k .Co. z)
dUdt =
ddz C1. I0 (√4.k . Co. z) …(19)
Dari Sherwood halaman 178 pers. (5.83) didapatkan
dUdt = C1. (√4.k . Co. z) I0 (√4.k . Co. z) …(20)
Dari substitusi semula, diperoleh :
dUdt = 2.k. Cz. C1. I0 (√4. k . Co. z) …(21)
Maka pers. (14) dan (15) diperoleh :
C1. (√4.k .Co. z) I0 (√4.k . Co. z) =k. C. C1. I0 (√4.k . Co. z)
C = (√4. k . Co. z )I 0(√4. k .Co . z)
k .C 2 .C . I 0(√4.k .Co . z)
C = C0.T 1(2√k .Co .T )
k .t .T 0(2√k .Co . T ) …(22)
b. Tahap Kedua
![Page 7: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/7.jpg)
Pada tahap ini proses berjalan kontinyu, namun belum tercapai kondisi
steady state. Dapat dinyatakan dengan :
C = f(t) dan V= konstan dVdt = 0
Dari neraca massa komponen diperoleh :
ddt
(V . C) = F.Co – F.C – k.V.C2 …(23)
VdCdt - C
dVdt = F.Co – F.C - k.V.C2 …(24)
Apabila T = t – Ť waktu, menit
Ť = VF konstanta waktu
Pers. (24) menjadi
dCdt =
CoŤ -
CŤ k. C 2 …(25)
Pada keadaan steady state C = Co
Penyelesaian partikular pers. (25) adalah C – Cs, dimana Cs adalah
konsentrasi pada keadaan steady.
Substitusikan C = Cs + 1/s
Pers. (25) berubah menjadi pers.differential orde 1 yang mana dapat
diselesaikan dengan metode factor integrasi
C – Co = 1
B . sxp ( AT )− KA
…(26)
C1 adalah konsentrasi awal tiap tahap kedua yaitu pada saat t = Ť yang
diperoleh dengan pengukuran konsentrasi contoh.
c. Tahap Ketiga
![Page 8: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/8.jpg)
Pada tahap ini proses berjalan dalam keadaan steady state dan akumulasi
= 0
Dari neraca komponen , diperoleh :
F – Co = F.C + Vr …(27)
F – Co = F.C + V.k.Cs2 …(28)
Co = Cs + VF k. Cs 2 …(29)
k. Ť. Cs 2 + Cs – Co = 0 …(30)
Apabila k diketahui maka Cs dapat diprediksikan. Sebaliknya apanila Cs
diukur maka nilai k dapat dihitung. Pers. (30) merupakan persamaan
aljabar biasa dan dapat diselesaikan dengan mudah.
II. 3. TINJAUAN THERMODINAMIKA
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
Untuk menetukan sifat reaksi apakah berjalan eksotermis / endotermis
maka perlu membuktikan dengan menggunakan panas permbentukan
standart (∆Hf) pada 1 atm dan 298 K dari reaktan dan produk
∆H298 = ∆Hreaktan - ∆Hproduk
Diketahui data sebagai berikut :
∆H CH3COOC2H5 = -444.500 J/mol
∆H NaOH = -425.609 J/mol
∆H CH3COONa = -726.100 J/mol
∆H C2H5OH = -235 J/mol
Sehingga
![Page 9: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/9.jpg)
∆H reaksi = (∆H CH3COONa + ∆H C2H5OH) – (∆H CH3COOC2H5 +
∆H NaOH )
= -726.100 + -235.609 – (444.500 + 425.609)
= -91091 J/mol
Karena ∆H bernilai negative maka reaksi yang berlangsung adalah reaksi
eksotermis yang menghasilkan panas.
II. 4. TINJAUAN KINETIKA
Reaksi = CH3COOC2H5 + NaOH → CH3COONa + C2H5OH
Untuk menentukan sifat reaksi apakah berjalan searah atau bolak balik
dapat diketahui dari nilai konstanta keseimbangan reaksi. Pada suhu kamar
diperoleh data :
∆G CH3COOC2H5 = -328 000 J/mol
∆G NaOH = -379 494 J/mol
∆G CH3COONa = -631 200 J/mol
∆G C2H5OH = -168 490 J/mol
Sehingga,
∆H reaksi = ∆G produk - ∆G reaktan
= [∆G CH3COONa + ∆G C2H5OH] – [∆G
CH3COOC2H5 + ∆G NaOH]
= [-631 200 - 168 490] J/mol – [-328 000 - -379
494]
= -92 196 J/mol
![Page 10: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/10.jpg)
ddT
(∆ G /RT ) = ∆ HR T 2
∆G = RT ln K
K pada standar 298° K = e(−∆G /RT)
Dari data di atas diperoleh nilai konstanta keseimbangan pada temperature
298 K adalah 4,179 x 1067. Pada temperature operasi, harga K dihitung
dengan persamaan:
ln(Kk '
) = - ∆ H °
R (1T
− 1T 1
)
ln( 4,19 . 10−67
k ') = -
910911,987 (
1298
− 1343
)
= 20, 1827
k’ = 7, 715 . 1058
Karena harga konstanta keseimbangan besar, maka reaksi berlangsung
searah (irreversible).
II. 5. SIFAT FISIS DAN KIMIA REAGEN
1) NaOH
Sifat fisis :
- Berat Molekul = 40 gr/mol
- Titik didih = 134 °C
- Titik lebur = 318, 4 °C
- Berat jenis = 2, 130 gr/mol
- Kelarutan dalam 100 bagian air dingin 10 °C = 42
- Kelarutan dalam 100 bagian air panas 100°C = 32
Sifat kimia :
- Dengan Pb(NO3)2 membentuk endapan Pb(OH)2 yang larut dalam
reagen excess, merupakan basa kuat, mudah larut dalam air.
![Page 11: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/11.jpg)
2) Etil Asetat
Sifat fisis : Berat jenis = 1, 356 gr/mol
Titik didih = 85 °C
Berat molekul = 88 gr/mol
Titik lebur = -111 °C
Sifat kimia:
Bereaksi dengan Hg+ membentuk endapan Hg2Cl2 putih yang tidak
larut dalam air panas dan asam encer tetapi larut dalam ammonia encer
dan KCN tiosulfat, beraksi dengan Pb2+ membentuk PbCl2 putih,
mudah menguap apabila dipanaskan.
II.7. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HARGA k
Persamaan Arhenius
1. Frekuensi tumbukan
Pengadukan akan memperbesar tumbukan partikel sehingga akan
menaikan energi aktifasi,jika energi aktivasi naik, maka kecepatan
reaksi juga naik
2. Energi aktivasi
Energi aktivasi merupakan energi minimum yang diperlukan bagi
reaksi untuk berlangsung. Semakin rendah energi aktivasi, maka reaksi
akan berjaan semakin cepat.
3. Suhu
Semakin tinggi suhu, maka reaksi akan berjalan semakin cepat.
4. Katalis
Katalis dapat mempercepat reaksi karena kemammpuannya
mengadakan reaksi dengan paling sedikit satu molekul reaktan untuk
![Page 12: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/12.jpg)
menghasilkan senyawa yang lebih aktif. Interaksi ini akan
meningkatkan laju reaksi.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
III.1. BAHAN DAN ALAT YANG DIGUNAKAN
III.1.1 Bahan Yang Digunakan
1. NaOH 0,1 N; 0,2N
2. Etil asetat 0,1 N
3. HCl 0,2 N
4. Indikator MO 3 tetes
5. Aquadest
III.1.2 Alat Yang Dipakai
1. Pipet
2. Thermometer
3. Magnetic stirer
4. Reaktor Batch
5. Gelas Ukur
6. Buret
7. Statif dan Klem
8. Erlenmeyer
![Page 13: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/13.jpg)
9. Rangkaian alat reaktor alira kontinyu
III.2. GAMBAR RANGKAIAN ALAT PERCOBAAN
a. Proses Batch
Gambar III.1 Gambar Alat Utama Proses Batch
Keterangan :
1. Reaktor Batch
2. Stirer
3. Statif
b. Proses kontinyu
![Page 14: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/14.jpg)
Gambar III.2. Gambar Alat Utama Proses Kontinyu
Keterangan :
1. Reaktor Kontinyu
2. Stirrer
3. Statif
4. Tanki Reaktor
III.3. VARIABEL PERCOBAAN (tanyakan pada assisten)
Variabel Berubah
Variabel Tetap
III.4. RESPON UJI HASIL
Konsentrasi NaOH sisa yang dapat diamati dengan konsentrasi titran
HCl sampai TAT
III.5. PROSEDUR PERCOBAAN
Percobaan Batch
![Page 15: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/15.jpg)
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat … N, HCl … N, dan
NaOH
2. Masukkan etil asetat … N dan NaOH … N sampai ketinggian 8 cm
ke dalam reaktor batch
3. Ambil sampel … ml tiap … menit, kemudian tambahkan indikator
MO 3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna
merah orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang
digunakan 3 kali konstan.
4. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH
sisa)
5. Lakukan langkah 1 sampai 4 dengan variable yang berbeda.
Percobaan Kontinyu
1. Siapkan reagen yang dibutuhkan: etil asetat … N, HCl … N, dan
NaOH
2. Masukkan etil asetat dan NaOH ke dalam tangki umpan masing-
masing.
3. Pompa masing-masing reaktan ke dalam CSTR yang kosong dan
menjaga konstan laju alirnya serta mereaksikannya.
4. Ambil sampel … ml tiap … menit, kemudian tambahkan indikator
MO 3 tetes ke dalam sampel dan titrasi dengan HCl sampai warna
merah orange. Titrasi dihentikan sampai volume titran yang
digunakan 3 kali konstan.
5. Dengan perhitungan dapat diperoleh nilai Ca (konsentrasi NaOH
sisa)
6. Lakukan langkah 1 sampai 5 dengan variable yang berbeda.
BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
![Page 16: petunjuk-RIAK1](https://reader038.vdocuments.pub/reader038/viewer/2022100516/548620fcb4af9f820d8b503f/html5/thumbnails/16.jpg)
Laporkan hasil percobaan Anda (bisa dalam bentuk grafik atau tabel) dan bahas
dengan bantuan pustaka untuk menajamkan pembahasan Anda
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Simpulkan percobaan Anda dengan menjawab semua hal yang tertulis dalam
tujuan percobaan ini.
B. Saran
Jika Anda menemukan kekurangan atau kelemahan dalam percobaan ini,
sampaikan saran Anda agar percobaan ini dapat dilaksanakan dengan lebih
baik di kemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Abu Khalaf, A.M., “Chemical Engineering Education”, 28 (1), 48. 1994
Charles, E. R, Harold, SM and Thomas K.S., “Applied Mathematics in Chemical
Engineering” 2nd end.,Mc. Graw Hill Book Ltd. 1987, New York
Hill, G.C., “An Introduction to Chemical Engineering Kinetika and Reactor
Design”. 1nd ed, John Willey, New York, N.Y, 1977
Levenspiel. O., “Chemical Reaction Engineering” 2nd ed, Mc. Graw Hill Book
Kogakusha Ltd, Tokyo, 1970
Daftar pustaka bisa bertambah , disesuaikan dengan kebutuhan, terutama pustaka-
pustaka yang mendukung ketika Anda membahas hasil percobaan.