petunjuk teknis tata cara penerapan drainase...
TRANSCRIPT
Pt T-15-2002-C
PETUNJUK TEKNIS
Tata Cara
Penerapan drainase berwawasan lingkungan
di kawasan permukiman
DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH
DAFTAR ISI
Daftar isi Halaman
1 Pendahuluan .................................................................................................. 1
2 Ruang lingkup ................................................................................................ 1
3 Acuan normatif .............................................................................................. 1
4 Istilah dan definisi ........................................................................................... 2
5 Persyaratan-persyaratan ................................................................................ 3
5.1 Persyaratan umum ......................................................................................... 4
5.2 Persyaratan teknis .......................................................................................... 4
6 Bahan dan konstruksi .................................................................................... 8
6.1 Bahan dan konstruksi sumur resapam air hujan (SRAH) ............................... 8
6.2 Bahan dan konstruksi saluran air hujan (SAH) ............................................... 9
6.3 Bahan dan konstruksi paving dan grass blok ................................................ 11
7 Penerapan / pemasangan .............................................................................. 14
7.1 Penerapan / pemasangan sumur resapan air hujan (SRAH) ......................... 14
7.2 Penerapan / pemasangan saluran air hujan (SAH) ........................................ 15
7.3 Pemasangan / penerapan paving blok / grass blok ........................................ 16
Lampiran Gambar ................................................................................................... 17
Lampiran Tabel ....................................................................................................... 21
1. Pendahuluan
Petunjuk Teknis ini dimaksudkan sebagai pegangan atau pedoman bagi pelaksanaan
dalam upaya pembangunan drainase berwawasan lingkungan.
Petunjuk Teknis bertujuan untuk memberikan petunjuk bagi pelaksanaan pembangunan
drainase agar mudah melaksanakan pekerjaan konstruksi, hemat dalam pemakaian
bahan dan efisien serta efektif dalam penggunaan biaya dan waktu, sehingga dengan
penerapan drainase berwawasan lingkungan dapat membantu upaya pelestarian air
tanah.
Maksud dari juknis ini adalah:
1) Sebagai pedoman / acuan tercapainya hasil yang memuaskan;
2) Untuk memudahkan pengerjaan konstruksi;
3) Diperoleh hasil yang optimal.
2. Ruang lingkup
Juknis ini memuat pengertian, persyaratan umum dan teknis mengenai lokasi
penempatan Sumur Resapan Air Hujan, Saluran Air Hujan dan retensi pada lapangan
terbuka atau pada lapangan parkir di daerah permukiman atau perkantoran
menggunakan paving block atau grass block.
3. Acuan normatif
1) Annonim, Laporan Penelitian penerapan sistem Drainase di daerah permukiman
padat;
2) Annonim, Maret 1990 Laporan desain rekayasa teknik pelestarian air, Direktorat
Tata Kota dan Daerah Kerjasama dengan Pusat Litbang Permukiman;
3) SNI 02-2406-1991 mengenai Tata Cara Perencanaan Umum Drainase
Perkotaan;
4) SNI 03-2453-1991 mengenai Tata Cara Perencanaan Teknik Sumur Resapan Air
Hujan untuk Lahan Pekarangan;
5) SNI 06-2459-1991 mengenai Spesifkasi Sumur Resapan Air Hujan untuk Lahan
Pekarangan;
6) Moh Masduki Hardjo Suprapto, Ir (1999) Drainase Perkotaan;
7) Mohammad Dichad (1990), Sistem Drainase perkotaan yang berwawasan
lingkungan, Universitas Tarumanegara, Jakarta.
4. Istilah dan definisi
Istilah dan definisi yang digunakan dalam pedoman ini adalah sebagai berikut:
1. bidang tanah adalah daerah permukaan yang menampung limpasan air hujan,
dapat berupa atap ataupun permukaan tanah yang terkedapkan;
2. berwawasan lingkungan adalah suatu upaya dalam mengelola lingkungan agar
kelestariannya dapat dipertahankan secara berkelanjutan, sehingga dapat efisien
serasi dan seimbang baik untuk generasi sekarang, maupun untuk generasi yang
akan datang;
3. drainase adalah sarana atau prasarana untuk mengalirkan air, dari suatu tempat
ke tempat lain dengan beda tinggi tertentu sehingga air dapat mengalir;
4. drainase berwawasan lingkungan adalah drainase berasaskan pada kelestarian
air dan lingkungan hidup;
5. drainase perkotaan adalah prasarana drainase, berupa saluran atau sungai atau
saluran buatan yang berada di dalam wilayah administrasi kota yang berfungsi
mengendalikan kelebihan air permukaan ke badan air dan atau ke bangunan
resapan buatan, sehingga tidak mengganggu masyarakat dan dapat memberikan
manfaat bagi kehidupan manusia;
6. Lahan pekarangan adalah lahan atau halaman yang dapat difungsikan untuk
menempatkan sumur resapan air hujan, saringan air hujan, paving block/grass
block.
7. Paving block adalah suatu elemen bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen hidrolis atau sejenisnya, agregat dan air dengan atau tanpa bahan
tambahan lainnya dan tidak kedap air.
8. Grass block adalah suatu elemen bahan bangunan yang dibuat dari campuran
semen hidrolis atau sejenisnya, agregat dan air dengan tanpa bahan tambahan
lainnya dan pada bagian
tengahnya dibuat lubang untuk ditanami rumput sebagai resapan air.
9. Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk dapat diserapi air;
10. Sistem resapan air hujan (SRAH) adalah prasarana untuk menampung dan
meresapkan air hujan ke dalam tanah.
11. Sumur resapan air hujan (SRAH) adalah prasarana untuk menampung dan
meresapkan air hujan ke dalam tanah;
12. Saluran air hujan (SAH) adalah prasarana untuk menampung dan mengalirkan
air hujan ke badan penerima (sungai).
5. Persyaratan-persyaratan
5.1 Persyaratan Umum
Persyaratan umum yang harus dipenuhi adalah sebagai berikut:
1) SRAH ditempatkan pada lahan yang relatif datar;
2) SAH ditempatkan pada lahan yang relatif datar mempunyai beda
ketinggian antara 0.03 atau (3%);
3) Paving block / grass block dipasang di lahan yang relatif datar;
4) Air masuk ke dalam tanah adalah air hujan yang tidak tercemar;
5) Penempatan jenis drainase mempertimbangkan keamanan bangunan
sekitarnya;
6) Harus memperhatikan penataan daerah setempat;
5.2 Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis yang harus dipenuhi sebagai berikut:
5.2.1 Muka air tanah minimum 1,5 m untuk SRAH
5.2.2 Pemeabilitas tanah yang dapat digunakan harus mempunyai pemeabilitas
tanah 2,0 cm/jam, dengan klasifikasi sebagai berikut:
a. Pemeabilitas tanah sedang (geluh kedalaman 2,0 - 3,6 cm/jam atau
0,48 - 0,00864 m3/m2/hari)
b. Pemeabilitas tanah agak cepat (pasir halus 3,6 – 36 cm/jam atau
0,864 - 8,64 m3/m2/hari)
c. Pemeabilitas tanah cepat (pasir kasar, lebih besar 36 cm/jam atau 8,4
m3/m2/hari)
5.2.3 Jarak terhadap bangunan
a. Penempatan SRAH terhadap bangunan sebagai berikut:
Tabel 1
Jarak penempatan SRAH
No Jenis Bangunan Jarak (M)
1 SRAH/Sumur AB 3
2 Pondasi Bangunan 1
5.2.4 Kapasitas
1. Kapasitas Sumur Resapan Air Hujan (SAH)
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) dapat ditentukan berdasarkan uas
bidang tadah, jenis tanah, penampang sumur, kedalaman sumur serta tingkat
efisiensi penyerapan. Berdasarkan hasil perhitungan untuk menentukan jumlah
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) tersebut dapat dilihat pada lampiran.
2. Kapasitas Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)
Saluran resapan air hujan ini harus direncanakan mampu menampung,
mengalirkan serta meresapkan sebagian air hujan ke dalam tanah dari limpasan
air hujan yang jatuh di sekitar kawasan permukiman.
Penerapan saluran resapan air hujan ini dapat dilakukan untuk luas areal
(catchment area) maksimum 5 hektar dengan sistem pengaliran tersier dan
maksimum 25 hektar dengan sistem pengaliran tersier dan sekunder. Mengacu
pada pola pembangunan perumahan yaitu 1:3:6 dan dengan asumsi lahan
terbuka (open space area) 40% dan lahan terbangun (building coverage) 60%,
maka penentuan panjang saluran dapat diperkirakan sebagai berikut:
a) Luas areal (catchment area) maksimum 5 hektar
Tabel 2
Estimasi saluran untuk areal maksimum 5 ha
No Tipe dan LuasTanah
JumlahRumah (unit)
PanjangSaluran
(m)
SistemPengaliran
1 T.21/60 150 750 m Tersier2 T.36/75 120 720 m Tersier3 T.45/90 100 750 m Tersier4 T.70/110 28 224 m Tersier
Total 2.444 m
b) Luas areal (catchment area) maksimum 25 hektar
Tabel 3
Estimasi panjang saluran untuk areal maksimum 25 ha
No Tipe dan LuasTanah
JumlahRumah (unit)
PanjangSaluran
(m)
SistemPengaliran
1 T.21/60 750 3.750 m Tersier2 T.36/75 600 3.600 m Tersier3 T.45/90 500 3.750 m Tersier dan
sekunder4 T.70/110 140 1.120 m Tersier dan
sekunderTotal 12.220 m
Dengan melihat tabel tersebut di atas, maka dapat direncanakan panjang saluran
untuk luas areal (catchment area) per hektar adalah sebesar 489 meter, dengan
sistem pengaliran tersier dan sekunder.
3. Kapasitas Paving Block / Grass Block
6. Bahan dan Konstruksi6.1 Bahan dan Konstruksi Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)
1. BahanBahan untuk Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) yang dapat digunakan dapatadalah alternatif bahan yang dapat dipilih seperti berikut ini:
Tabel 4Bahan dan Komponen Sumur Resapan Air Hujan
No Bahan Sumur Resapan Air Hujan Komponen1 Plat beton bertulang tebal 10 cm, campuran 1
semen : 2 pasir : 3 kerikilPenutup sumur
2 Plat beton tidak bertulang tebal 10 cm, campuran 1: 2 : 3 berbentuk cubung dan tidak diberi beban diatasnya
Penutup sumur
3 Ferrocement tebal 10 cm Penutup sumur, dindingsumur bagian atas, dindingsumur bagian bawah
4Pasangan ½ bata merah atau batako, campuan 1 : 4,diplester dan diaci semen
Dinding sumur bagian atasdan dinding sumur bagianbawah
5 Pasangan ½ batako campuran 1 : 4, jarak kosongantarbatako 10 cm, tanpa plester
Dinding sumur bagianbawah
6 Beton bertulang pracetak Ø 80-100 cm Dinding sumur bagian atasdan dinding sumur bagianbawah
7 Beton bertulang pracetak Ø 100 cm, dindingporous
Dinding sumur bagian atasdan dinding sumur bagianbawah
8 Batu pecah ukuran 10-20 cm Pengisi sumur9 Pecahan bata merah ukuran 5-10 cm Pengisi sumur10 Ijuk Pengisi sumur11 Pipa PVC dan perlengkapannya Ø 110 mm Saluran air hujan12 Pipa beton Ø 200 mm Saluran air hujan13 Pipa beton ½ lingkaran, Ø 200 mm Saluran air hujan
Sumber: Rancangan RSNI tahun 2000
2. Konstruksi
Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) harus dibuat dengan konstruksi tahan
terhadap tekanan tanah pada kedalaman tertentu.
Beberapa tipe dan konstruksi Sumur Resapan Air Hujan dan peruntukannya.
1) Tipe I dengan dinding tanah
Tipe ini diterapkan pada kedalaman tanah 1,50 m untuk jenis tanah geluh
kelanauan ;
2) Tipe II dengan dinding pasangan batako atau bata merah tanpa diplester,
dan di antara pasangannya diberi lubang.
Tipe ini diterapkan pada kedalaman tanah maksimum 3 m untuk semua
jenis tanah;
3) Tipe III dengan dinding buis beton porous tidak porous dan pada ujung
pertemuan sambungannya diberi celah lubang. Tipe ini diterapkan pada
kedalaman maksimum sampai dengan permukaan air tanah, untuk jenis
tanah berpasir;
4) Tipe IV dengan dinding buis beton berlubang
Tipe ini diterapkan pada kedalaman maksimum sampai dengan
permukaan air tanah, untuk jenis tanah berpasir;
6.2 Bahan dan Konstruksi Saluran Air (SAH)
1. Bahan
Bahan yang dapat digunakan untuk membuat saluran resapan air hujan
yang adalah sebagai berikut:
Bahan untuk membuat saluran resapan air hujan adalah dari bahan
bangunan lokal seperti semen, pasir beton, serta batu pecah ukuran 1-2 cm,
besi beton Ø 6 mm, serta air secukupnya. Cetakan (bekisting) digunakan
bahan dari kayu kelas kuat III (borneo, meranti).
Perbandingan campuran bahan yang digunakan adalah 1 semen : 2 pasir
beton : 3 batu pecah, campuran ini diharapkan mampu mencapai mutu beton
K – 225.
Berdasarkan uji coba di laboratorium, banyaknya bahan yang digunakan
dalam satu meter kubik adalah sebagai berikut:
Tabel 5
Bahan Saluran Air Hujan Setiap m3
No Jenis Bahan Banyaknya Bahan
1 Semen 342 kg
2 Pasir beton 726 kg
3 Batu pecah 1-2 cm 1082 kg
4 Air 150 liter
Sumber: Laboratorium Balai Bahan Bangunan, Puslitbang Permukiman
2. Konstruksi
Konstruksi saluran resapan air hujan dapat dirancang dengan memodifikasi
saluran terbuka berbentuk U yang telah ada sebelumnya, sebagai perkuatan
digunakan besi beton Ø 6 mm. Di dalam pelaksanaan di lapangan, saluran ini
dipasang dengan posisi menghadap ke atas.
Konstruksi saluran air hujan dapat dilihat pada lampiran No.
6.3 Bahan dan Konstruksi Paving dan Grass Block
1. Bahan
Bahan yang digunakan untuk memasang paving dan grass block terdiri dari:
1) Pasir Pengisi
Pasir pengisi digunakan untuk mengisi celah antara block, agar tetap
saling mengunci dan tetap pada posisinya.
Persyaratan fisik pasir pengisi:
1. Kadar air maksimum : 5,0 %
2. Kadar lumpur maksimum : 10,0 %
Pasir harus berbutir tajam lolos dari ayakan 2,40 mm dengan susunan
butir sebagai berikut:
Tabel 6
Bahan Butiran Pasir Pengisi
No Ayakan(mm)
% lewat kumulatif pada tiapayakan
1 2,40 95 – 1002 1,20 90 – 1003 0,60 80 – 1004 0,30 15 – 505 1,150 0 -15
2) Pasir Alas
Pasir alas digunakan sebagai lapis blok terkunci, sehingga blok dapat
mengatur posisinya pada waktu proses penguncian terjadi.
Persyaratan fisik pasir alas:
(1) Kadar air maksimum : 10,0 %
(2) Kadar lumpur maksimum : 5,0 %
Pasir alas berfungsi untuk mengisi bagian bawah celah antar blok,
diameter butir maksimum adalah 9,60 mm dengan susunan butir seperti
pada tabel berikut:
Tabel 7
Susunan Butir Alas
No Ayakan (mm) % lewat kumulatif pada tiapayakan
1 9,60 1002 4,80 90 – 1003 2,40 85 – 1004 1,20 75 – 1005 0,60 60 – 796 0,30 12 – 407 0,150 0 – 10
1. Konstruksi
1) Konstruksi Paving Block
Paving block harus dibuat dengan konstruksi tahan terhadap beban
kendaraan, jika digunakan untuk jalan lingkungan atau halaman. Bentuk
paving block dapat dirancang sesuai dengan yang ada di pasaran antara
lain: bentuk segi enam, tiga berlian dan heksa.
Cara-cara pemasangan paving block:
1) Perkerasan halaman dengan kemiringan daerah di atas 25 %
digunakan grass block;
Konstruksi pemasangan adalah sebagai berikut:
2) Perkerasan halaman dengan kemiringan daerah 0 – 25%, digunakan paving
block;
3)Perkerasan jalan setapak untuk berbagai kondisi kemiringan daerah;
4)Perkerasan jalan setapak untuk berbagai kondisi kemiringan daerah maka
digunakan paving block;
Tanah dasar (padat)
Grass Block
Pasir alas, tebal 5 cm (padat)
Paving Block
Pasir alas, tebal 5 cm (padat)
Tanah dasar (padat)
Tanah dasar (padat)
Grass Block
Pasir alas, tebal 5 cm (padat)
Tanah dasar (padat)
Paving Block
Pasir alas, tebal 5 cm (padat)
5) Perkerasan jalan lalu lintas (menerima beban kendaraan) dengan berbagai
kemiringan daerah, maka digunakan paving block.
2) Konstruksi Grass Block
Konstruksi grass block dirancang untuk lahan hijau termasuk lahan pekarangan yang
disesuaikan peruntukannya. Bentuk dan konstruksi grass block umumnya berbentuk
segi enam.
7. Penerapan/Pemasangan
7.1 Penerapan/Pemasangan Sumur Resapan Air Hujan (SRAH)
1) Pemilihan lokasi;
2) Ukur jarak rencana penempatan Saluran Resapan Air Hujan (SRAH);
3) Siapkan galian lubang sesuai dengan dimensi SRAH yang akan dipasang;
4) Lanjutkan dengan pekerjaan pemasangan Saluran Resapan Air Hujan
(SRAH);
5) Lanjutkan dengan pekerjaan pada pemasangan instalasi perpipaan,
plesteran acian pada bagian yang akan diberi tutup dan plesteran pada
bagian atas bila diperlukan;
6) Masukkan media pengisi, pasir, batu kali, arang, dan injuk ke dalam
sumuran terpasang.
7.2 Penerapan/Pemasangan Saluran Air Hujan (SAH)
1) Pemilihan lokasi;
2) Tentukan as Saluran Air Hujan (SAH);
3) Pemasangan bouwplank dan profil galian saluran;
4) Gali tanah untuk penempatan saluran dengan kemiringan maksimum
2%;
5) Pasang air alas pada dasar saluran setebal 3-5 cm;
6) Pasang saluran air hujan;
7) Masukkan bagian timbunan tanah urug pada bagian sisi saluran dan
padatkan;
8) Setiap sambungan saluran diisi dengan adukan pasir dan semen (1 : 4);
9) Pastikan air daam Saluran Air Hujan akan mengalir dengan baik (cek
profil hidrolis);
10) Siapkan galian lubang sesuai dengan dimensi SRAH yang akan
dipasang;
11) Lanjutkan dengan pekerjaan pemasangan Saluran Resapan Air Hujan
(SRAH)
12) Lanjutkan dengan pekerjaan pada pemasangan instalasi perpipaan,
plesteran acian pada bagian atas bila diperlukan. Masukkan media
pengisi, pasir, batu kali, arang dan injuk ke dalam sumuran terpasang.
7.3 Pemasangan/Penerapan Paving Block/Grass Block
Pemasangan paving dan grass block harus memperhatikan kondisi topografi
setempat. Pada kondisi permukaan tanah yang tidak datar harus memperhatikan
kemiringan lereng maksimum yang besarnya sama dengan sudut geser dalam
tanah (Ø).
Sebagai gambaran sudut geser dalam tanah (Ø) dari beberapa jenis tanah dasar
dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel 8
Sudut geser dalam tanah (Ø) pada beberapa jenis tanah
No Jenis Tanah Sudut Geser Dalam Tanah (Ø)
1 Kerikil 35 – 50
2 Pasir 28 – 34
3 Pasir berlumpur 20 – 22
4 Lempung jenuh 0
LAMPIRAN GAMBAR
Untuk perkerasan yang tidak menerima beban lalu lintas
Tampak Depan
Pengunci block beton
Paving blockPasir tebal 5 cm (setelahdiratakan dan dipadatkan
Celah celah diisi pasir (lebar 3 mm)
Spesi 1pc : 3 pc
Pasir 5 cm
Celah celah diisi pasir
Spesi 1 pc:3ps
Pengunci blok beton
Paving block
Tampak Depan
Pengunci block beton mutu K 300
Paving blockPasir tebal 5 cm (setelahdiratakan dan dipadatkan
Celah celah diisi pasir (lebar 3 mm)
Beton penyokong K 175
Pondasi atas (min10cm) Pondasi bawah (min10cm)
Pengunci block beton mutu K 300
Paving block
Pasir tebal 5 cm diratakan dan dipadatkan
Pondasi dari kerikil pecah (min 10 cm)
Jenis Pavling Block
Uni Pave Uni Decor
Uni Pave Uni Decor Tru Decor
Paver Topi Uskup
LAMPIRAN TABEL
LAMPIRAN TABEL
Tabel 1
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan kedalaman 1 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas Bidang
Tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis Tanah
Geluh Kelanauan Pasir Halus Pasir Kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 2 1 1 2 1 1 - - -
2 30 3 2 1 3 2 1 1 1 1
3 40 4 2 2 4 2 2 2 1 1
4 50 5 3 2 4 3 2 3 2 1
5 60 5 3 2 5 3 2 4 3 2
6 70 6 4 3 6 4 3 5 3 2
7 80 8 5 3 7 5 3 6 4 3
8 90 8 5 4 8 5 4 7 4 3
9 100 9 6 4 9 9 4 8 5 3
10 200 18 12 8 18 12 8 17 11 8
11 300 28 18 12 28 18 12 26 17 12
12 400 37 24 16 37 24 16 35 23 16
13 500 46 29 20 46 29 20 45 29 20
Tabel 2
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan kedalaman 1 m dan efisiensi penyerapan 75%
No
Luas
Bidang
Tadah
(m2)
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan
Jenis Tanah
Geluh Kelanauan Pasir Halus Pasir Kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 1 1 1 1 1 - - -
2 30 2 1 1 2 1 1 1 - -
3 40 3 2 1 3 2 1 2 1 1
4 50 3 2 2 3 2 1 2 1 1
5 60 4 3 2 4 3 2 3 2 1
6 70 5 3 2 5 3 2 3 2 1
7 80 5 3 2 5 3 2 4 3 2
8 90 6 4 3 6 4 3 5 3 2
9 100 7 4 3 7 4 3 5 3 2
10 200 14 9 6 14 9 6 12 8 5
11 300 21 13 9 21 13 9 19 12 8
12 400 28 18 12 28 18 12 26 17 12
13 500 35 22 15 34 22 15 33 21 15
Tabel 3
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan kedalaman 2 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas Bidang
Tadah
(m2)
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan
Jenis Tanah
Geluh Kelanauan Pasir Halus Pasir Kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 1 - 1 - - - - -
2 30 1 1 1 1 1 1 - - -
3 40 2 1 1 2 1 1 - - -
4 50 2 1 1 2 1 1 1 1 -
5 60 3 2 1 3 1 1 1 1 -
6 70 3 2 1 3 1 1 2 1 1
7 80 4 2 2 4 2 2 2 1 1
8 90 4 3 2 4 2 2 3 2 1
9 100 5 3 2 4 2 2 3 2 1
10 200 9 6 4 9 4 4 8 5 3
11 300 14 9 6 14 7 6 12 8 6
12 400 18 12 8 18 9 8 17 11 8
13 500 23 15 10 23 11 10 22 14 10
Tabel 4
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan kedalaman 1 m dan efisiensi penyerapan 75%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 - - 1 - - - - -
2 30 1 1 - 1 1 - - - -
3 40 1 1 1 1 1 1 - - -
4 50 2 1 1 2 1 1 - - -
5 60 2 1 1 2 1 1 1 - -
6 70 2 2 1 2 1 1 1 1 -
7 80 3 2 1 3 2 1 1 1 1
8 90 3 2 1 3 2 1 2 1 1
9 100 3 2 2 3 2 1 2 1 1
10 200 7 4 3 7 4 3 6 4 2
11 300 10 7 5 10 7 5 9 6 4
12 400 14 9 6 14 9 6 12 8 6
13 500 17 12 8 17 11 8 16 10 7
Tabel 5
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan Kedalaman 3 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 - - - - - - - -
2 30 1 1 - 1 1 - - - -
3 40 1 1 1 1 1 - - - -
4 50 1 1 1 1 1 1 - - -
5 60 2 1 1 2 1 1 1 - -
6 70 2 1 1 2 1 1 1 1 -
7 80 2 2 1 2 1 1 1 1 1
8 90 3 2 1 3 2 1 1 1 1
9 100 3 2 1 3 2 1 2 1 1
10 200 6 4 3 6 4 3 5 3 2
11 300 9 6 4 9 6 4 6 5 4
12 400 12 8 5 12 8 5 11 7 5
13 500 15 10 7 15 10 7 14 9 6
Tabel 6
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang lingkaran
dengan kedalaman 3 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 - - - - - - - - -
2 30 1 - - 1 - - - - -
3 40 1 1 - 1 1 - - - -
4 50 1 1 - 1 1 - - - -
5 60 1 1 1 1 1 - - - -
6 70 2 1 1 1 1 - - - -
7 80 2 1 1 2 1 1 1 - -
8 90 2 1 1 2 2 1 1 - -
9 100 2 1 1 2 2 1 1 1 -
10 200 5 3 2 4 4 1 3 2 1
11 300 7 4 3 7 6 3 6 4 2
12 400 9 6 4 9 6 4 8 5 4
13 500 11 7 5 11 7 5 10 7 5
Tabel 7
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 1 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 1 1 1 1 1 - - -
2 30 2 1 1 2 1 1 1 - -
3 40 3 2 1 3 2 1 1 1 -
4 50 4 2 2 3 2 2 2 1 1
5 60 4 3 2 4 3 2 3 2 1
6 70 5 3 2 5 3 2 4 2 1
7 80 6 4 3 6 4 2 4 2 2
8 90 6 4 3 6 4 3 5 3 2
9 100 7 5 3 7 5 3 6 3 2
10 200 14 9 6 14 9 6 13 8 5
11 300 22 14 10 22 14 10 20 13 9
12 400 23 18 13 29 18 13 27 17 12
13 500 36 23 16 36 23 16 35 22 15
Tabel 8
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 1 m dan efisiensi penyerapan 75%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 1 - 1 1 - - - -
2 30 2 1 1 1 1 1 - - -
3 40 2 1 1 2 1 1 1 - -
4 50 3 2 1 3 2 1 1 1 -
5 60 3 2 1 3 2 1 2 1 -
6 70 4 2 2 4 2 2 2 1 1
7 80 4 3 2 4 3 2 3 2 1
8 90 5 3 2 5 3 2 3 2 1
9 100 5 3 2 5 3 2 4 2 1
10 200 11 7 5 11 7 5 9 6 4
11 300 16 10 7 16 10 7 15 9 6
12 400 22 14 10 22 14 10 20 13 9
13 500 27 17 12 27 17 12 26 16 11
Tabel 9
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 2 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh Kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 1 - - 1 - - - - -
2 30 1 1 - 1 1 - - - -
3 40 1 1 1 1 1 1 - - -
4 50 2 1 1 2 1 1 - - -
5 60 2 1 1 2 1 1 1 - -
6 70 2 2 1 2 2 1 1 1 -
7 80 3 2 1 3 2 1 2 1 -
8 90 3 2 1 3 2 2 2 1 1
9 100 4 2 2 3 2 2 2 1 1
10 200 7 5 3 7 5 3 6 4 2
11 300 11 7 5 11 7 5 10 6 4
12 400 14 9 6 14 9 6 13 8 5
13 500 18 12 8 18 11 8 17 10 7
Tabel 10
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 2 m dan efisiensi penyerapan 75%
No
Luas
Bidang
Tadah
(m2)
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan
Jenis Tanah
Geluh Kelanauan Pasir Halus Pasir Kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 - - - 1 - - - - -
2 30 1 1 - 1 1 - - - -
3 40 1 1 1 1 1 1 - - -
4 50 1 1 1 2 1 1 - - -
5 60 2 1 1 2 1 1 1 - -
6 70 2 2 1 2 2 1 1 1 -
7 80 3 2 1 3 2 1 2 1 -
8 90 3 2 1 3 2 1 2 1 1
9 100 4 2 2 3 2 2 2 1 1
10 200 7 5 3 7 5 3 6 4 2
11 300 11 7 5 11 7 5 10 6 4
12 400 14 9 6 14 9 6 13 8 5
13 500 18 12 8 18 11 8 17 10 7
Tabel 11
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 3 m dan efisiensi penyerapan 100%
No
Luas
bidang
tadah
(m2)
Jumlah sumur resapan air hujan
Jenis tanah
Geluh kelanauan Pasir halus Pasir kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 - - - - - - - - -
2 30 1 - - 1 - - - - -
3 40 1 1 - 1 1 - - - -
4 50 1 1 - 1 1 - - - -
5 60 1 1 1 1 1 1 - - -
6 70 2 1 1 2 1 1 - - -
7 80 2 1 1 2 1 1 1 - -
8 90 2 1 1 2 1 1 1 - -
9 100 2 1 1 2 1 1 1 - -
10 200 5 3 2 5 3 2 4 2 1
11 300 7 5 3 7 5 3 6 4 2
12 400 10 6 4 10 6 4 8 5 3
13 500 12 8 5 12 8 5 11 7 4
Tabel 12
Hasil penentuan jumlah sumur resapan air hujan berpenampang bujur
dengan kedalaman 3 m dan efisiensi penyerapan 75%
No
Luas
Bidang
Tadah
(m2)
Jumlah Sumur Resapan Air Hujan
Jenis Tanah
Geluh Kelanauan Pasir Halus Pasir Kasar
Diameter (m) Diameter (m) Diameter (m)
0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2 0,8 1,0 1,2
1 20 - - - - - - - - -
2 30 - - - - - - - - -
3 40 1 - - 1 - - - - -
4 50 1 1 - 1 - - - - -
5 60 1 1 - 1 1 - - - -
6 70 1 1 1 1 1 - - - -
7 80 1 1 1 1 1 1 - - -
8 90 2 1 1 2 1 1 - - -
9 100 2 1 1 2 1 1 - - -
10 200 4 2 2 3 2 2 2 1 -
11 300 5 3 2 5 3 3 4 2 1
12 400 7 5 3 7 5 3 6 4 2
13 500 9 6 4 9 6 4 8 5 3