pimnas fuad 2011.pdf
TRANSCRIPT
1
A. Judul Penelitian
Transformasi Limbah Jeroan Ikan menjadi Biodiesel: Sebuah Usulan untuk
Mengatasi Krisis Bahan Bakar Diesel bagi Nelayan.
B. Latar Belakang Masalah
Bahan bakar berbahan dasar fosil merupakan sumber energi yang paling umum
digunakan pada berbagai aspek bila dibandingkan dengan sumber energi lainnya.
Namun, di dunia jumlah bahan bakar berbahan dasar fosil sangat terbatas,
sedangkan keberadaannya tidak dapat diperbaharui. Akibat keterbatasan sumber
energi yang berbahan dasar fosil membuat harganya pun cenderung meningkat,
apalagi saat krisis bahan bakar minyak terjadi. Banyak negara, terutama
Indonesia, mengalami masalah kekurangan bahan bakar minyak yang berbahan
dasar fosil untuk negaranya sendiri. Khususnya Indonesia, telah mengimpor bahan
bakar minyak (terutama bahan bakar diesel/solar) untuk kebutuhan negara dengan
jumlah yang cukup besar (Destianna, dkk., 2007).
Konsumsi bahan bakar berbahan dasar fosil, yang disebut dengan bahan bakar
minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.
Secara keseluruhan, konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kilo
liter, dengan rincian 16,2 juta kilo liter premium, 11,7 juta kilo liter minyak tanah,
26,9 juta kilo liter minyak solar, 1,2 juta kilo liter minyak diesel, dan 5,7 juta kilo
liter minyak bakar. Perkiraan yang ekstrim menyebutkan, minyak bumi di
Indonesia dengan tingkat konsumsi seperti saat ini akan habis dalam waktu 10-15
tahun lagi. Fakta ini semakin membuka peluang akan penggunaan energi
terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sumber daya energi
terbarukan adalah sumber-sumber energi yang outputnya akan konstan dalam
rentang waktu jutaan tahun (Ruhyat, 2007). Motor tempel berbahan bakar solar
menjadi pilihan para nelayan ketimbang menggunakan layar yang tergantung pada
angin sehingga membuat lebih lambat melaju (Energi Hijau, 2011).
Krisis minyak bumi sangat memberatkan dunia industri termasuk didalamnya
industri kapal ikan yang diusahakan oleh masyarakat nelayan di negara kita. Tidak
bisa dipungkiri bahwa komponen biaya bahan bakar mengambil porsi sekitar 40%
dari total biaya operasional sebuah kapal. Bahan bakar yang dipergunakan oleh
industri perkapalan tidak disubsidi oleh negara, tetapi untuk industri kapal ikan
yang dijalankan oleh nelayan masih disubsidi oleh negara. Ini akan membuat
beban APBN semakin berat (Hadi, 2009). Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi
tranesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak
jarak dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis
basa. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung
oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petrolium diesel
(solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi komposisi
biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda (www.indobiofuel.com).
Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun minyak hewan, namun yang
paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak
nabati. Minyak nabati dan biodiesel termasuk ke dalam kelas besar senyawa-
senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak. Akan tetapi,
minyak nabati adalah trimester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigiserida,
2
sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak dengan methanol
(Destianna, dkk., 2007).
Jeroan merupakan salah satu jenis limbah yang berasal dari sisa-sisa pengolahan
perikanan. Jeroan merupakan sisa pengolahan berupa saluran pencernaan pada
beberapa jenis hewan pedaging, salah satunya ikan. Jeroan ikan disinyalir
memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi, namun belum dikelola dengan
baik. Jamaran Kaban dan Daniel (2005) menemukan beberapa Poly Unsaturated
Fatty Acid yang terkandung pada limbah jeroan/kepala beberapa jenis ikan air
tawar berupa 9 jenis etil ester asam lemak.
Jumlah jeroan yang dihasilkan pada pengolahan perikanan meningkat seiring
dengan meningkatnya hasil produksi ikan sehingga memiliki potensi yang cukup
besar sebagai cadangan bahan baku biodiesel.
C. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:
1. Bagaimanakah kelayakan limbah jeroan ikan sebagai bahan baku biodiesel?
2. Bagaimanakah perbandingan kelayakan biodiesel berbahan baku jeroan ikan
dengan solar sebagai bahan bakar mesin diesel?
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui kelayakan dari limbah jeroan ikan sebagai bahan baku biodiesel.
2. Mengetahui perbandingan kelayakan biodiesel berbahan baku jeroan ikan
dengan solar sebagai bahan bakar mesin diesel.
3. Menjadi dasar rekomendasi untuk penggunaan biodiesel dari limbah jeroan
ikan sebagai bahan bakar alternatif.
E. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini berupa publikasi yang
berguna bagi perkembangan indusri biodiesel tanah air, bahkan dunia dengan
harga yang terjangkau bagi para nelayan. Di samping publikasi ilmiah, luaran dari
penelitian ini dapat berupa paten.
F. Kegunaan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi usaha-usaha
produksi biodiesel untuk memanfaatkan limbah jeroan ikan sebagai bahan baku,
melihat pemanfaatan limbah ikan, terutama limbah jeroan ikan yang belum
terkelola dengan baik.
G. Tinjauan Pustaka
1. Pengenalan Biodiesel
Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan
bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel
3
merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol
pada mesin dan dapat diangkut serta dijual dengan menggunakan infrastruktur
yang ada sekarang ini. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki
banyak keuntungan (Yuniarto, 2009):
a. Merupakan bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan (mengurangi
emisi kendaraan).
b. Mampu melumasi mesin sekaligus sebagai bahan bakar sehingga bahan
bakar ini bisa meningkatkan umur kendaraan.
c. Aman untuk disimpan dan ditransportasikan karena bahan bakar ini
bersifat nontoxic dan biodegreable.
d. Bisa mengurangi ketergantungan Indonesia yang kini resmi bersatus net
oil importir terhadap bahan bakar impor.
Biodiesel dapat di produksi dari 100% biodisel (B100) atau campuran dengan
bahan bakar disel yang berasal dari minyak bumi. Biodiesel dapat bercampur
dengan solar dan berdaya lumas lebih baik. Selain itu mempunyai
kadar belerang hampir nihil. Jenis biodisel ditentukan oleh kandungan
biodisel dalam bahan bakar tersebut (www.datacon.co.id).
2. Spesifikasi Biodiesel
Spesifikasi biodiesel umumnya mengacu pada standar beberapa negara di
dunia, terutama Amerika serikat melalui American Society of Testing and
Materials (ASTM) dan Eropa melalui European Commitee for Standarization
(CEN). Spesifikasi ASTM di Amerika tertuang dalam ketentuan ASTM D
6751 mengenai spesifikasi kualitas biodiesel. Sementara di Eropa biodiesel
mengacu pada spesifikasi sesuai EN 14214. Standar ASTM menetapkan
bahwa biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri dari mono alkyl ester dari
rantai panjang fatty acid, yang merupakan turunan dari minyak tumbuhan
atau lemak hewan (vegetable oil / animal fat). Sehingga bahan baku minyak
tumbuhan atau lemak hewan yang belum diproses tidak dapat diklasifikasikan
sebagai biofuel. Pemerintah Indonesia juga menetapkan standar nasional untuk
spesifikasi biodiesel, seperti yang tertuang dalam SNI 04-7182-2006
(www.datacon.co.id).
Agar biodiesel hasil produksi bisa digunakan dengan baik tanpa menimbulkan
gangguan, baik selama proses pembakarannya maupun terhadap mesin
kendaraannya maka diperlukan standar baku mutu. Standar ini berbeda antara
suatu negara dengan negara lain karena kondisi lingkungan yang juga berbeda.
Di Indonesia standar baku mutu biodiesel diatur dalam SNI (standar Nasional
Indonesia). Data standar kualitas Biodiesel menurut FBI, SNI, dan ASTM
ditampilkan pada tabel 2, dan tabel 3.
Tabel 1. Standar Tentatif Biodiesel Ester Metil Indonesia, FBI-S01-03.
Parameter dan satuannya Batas nilai Metode Uji Metode setara
Massa jenis pada 40 oC, mg/ml 0,850 –0,890 ASTM D 1298 ISO 3675
Viskos. kinem. pd 40 oC,
mm2/s (cSt) 2,3 –6,0 ASTM D 445 ISO 3104
Angkasetana min. 48 ASTM D 613 ISO 5165
4
Titik kilat (mangkok tertutup), oC
min. 100 ASTM D 93 ISO 2710
Titik awan/mendung, oC maks. 18 ASTM D 2500 ?
Korosistrip tembaga (3 jam, 50 oC)
maks. no. 3 ASTM D 130 ?
Residukarbon (%-b),
-dalam contoh asli
-dalam10 % ampas distilasi
maks. 0,05
(maks. 0,3)
ASTM D 4530 ISO 10370
Air dan sedimen, %-vol. maks. 0,05 ASTM D 2709 ?
Temperatur distilasi 90 %, oC maks. 360 ASTM D 1160 ?
Abu tersulfatkan, %-b maks. 0,02 ASTM D 874 ISO 3987
Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 80 ASTM D 5453 ?
Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 FBI-A05-03 AOCS Ca 12-55
Angkaasam, mg-KOH/g maks. 0,8 FBI-A01-03 ASTM D 974
Gliserol bebas, %-b maks. 0,02 FBI-A02-03 AOCS Ca 14-56
Gliserol total, %-b maks. 0,25 FBI-A02-03 AOCS Ca 14-56
Kadar ester alkil, %-b min. 96,5 FBI-A03-03 -
Angka iodium, %-b (g-I2/100 g)
maks. 115 FBI-A04-03 prEN14111
Uji Halphen Negatif FBI-A06-03 AOCS Cb1-25
Sumber: Pengembangan Biodiesel dan Teknologi Produksinya, TirtoPrakoso dkk. dalam
Presentasi Hasil-Hasil Tahun 1 dan Proposal Tahun 2 Hotel Millenium (Sirih), Jakarta, 6
–7 Desember 2004
Parameter dan
Satuannya
Spesifikasi
SNI-04-7182-2006 ASTM 6751-02
Massa jenis pada 40 oC,
kg/m3
850 – 890 -
Viskositas kinematik pada 40 oC, mm2/s (cSt)
2,3 – 6,0 1,9-6,0
Angka setana min. 51 min. 47
Titik nyala (mangkok
tertutup), oC
min. 100 min. 130
Titik kabut, oC maks. 18 -
Korosi bilah tembaga ( 3 jam, 50
oC)
maks. no. 3 maks. no. 3
5
Residu karbon, %-berat,
- dalam contoh asli
- dalam 10 % ampas distilasi
maks. 0,05
(maks 0,03)
maks. 0,05
Air dan sedimen, %-vol. maks. 0,05 maks. 0,05
Temperatur distilasi 90 %, oC maks. 360 maks. 360
Abu tersulfatkan, %-berat maks. 0,02 maks. 0,02
Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 100 maks. 500
Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 10
Angka asam, mg-KOH/g maks. 0,8 maks. 0,8
Gliserol bebas, %-berat maks. 0,02 maks. 0,02
Gliserol total, %-berat maks. 0,24 maks. 0,24
Kadar ester alkil, %-berat min. 96,5 -
Angka iodium, g-I2/(100 g) maks. 115 -
Uji Halphen Negatif -
Tabel 2 Standar Mutu Biodiesel Menurut ASTM 6751-02 dan SNI (Soerawidjaja, 2006)
Pada umumnya, mahalnya harga bahan baku berimbas pada mahalnya bahan
bakar bio. Hal ini disebabkan Edible oils sebagai bahan baku mempengaruhi 60%-
70% harga biodiesel (Fukuda, Hideki, Akihiko Kondo, dan Hideo Noda. 2001).
Sumber minyak nabati dari biodiesel yang sedang disosialisasikan di Indonesia
saat ini adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak jarak pagar. Akan tetapi
kedua bahan itu memiliki keterbatasan, seperti pada minyak kelapa sawit (CPO),
kebutuhan CPO sebagai bahan pangan (minyak goreng) masih relatif tinggi dan
masih memiliki nilai jual yang tinggi sehingga kurang ekonomis untuk dikonversi
sebagai biodiesel. Pada bahan jarak pagar, kurangnya lahan penanaman jarak
pagar menyebabkan pembuatan minyak jarak pagar kurang kontinyu. Oleh karena
itu, diperlukan usaha untuk mencari bahan baku alternatif sehingga dihasilkan
biodiesel yang terjangkau dan mudah diaplikasikan ke masyarakat (Dharsono,
2010).
Untuk mengetahui kelayakan suatu biodiesel dilakukan beberapa uji serta
identifikasi. Identifikasi dan interpretasi hasil sintesis dengan GC-MS yakni
biodiesel hasil sintesis dianalisis dengan GC-MS untuk memastikan hasil yang
diperoleh benar merupakan metil ester (biodiesel). Sedangkan uji untuk
menentukan sifat fisika dan kimia biodiesel hasil sintesis, antara lain (Suirta, 2009):
· Densitas, diukur dengan menimbang volume tertentu biodisel dalam gelas
piknometer.
· Viskositas, diukur dengan metoda Oswald yaitu dengan mengukur laju mengalir
biodiesel kemudian dibandingkan dengan laju mengalir dari senyawa pembanding
yang telah diketahui densitasnya.
· Angka Asam, diukur dengan mentitrasi biodiesel dalam etanol dengan larutan
KOH yang telah dibakukan dengan asam oksalat, dengan indicator phenolphtalein
(pp).
6
· Angka Penyabunan, Sejumlah berat tertentu biodiesel direaksikan dengan
jumlah tertentu KOH alkoholis berlebih dalam erlenmeyer tertutup kemudian
dididihkan sampai semua biodiesel tersabunkan, ditandai dengan larutan bebas
dari butir-butir minyak. Kelebihan KOH dititrasi dengan HCl untuk mencari
jumlah KOH yang bereaksi dengan biodiesel.
· Bilangan Iod, sejumlah berat tertentu biodiesel direaksikan dengan I2 dan KI,
kemudian ditutup rapat dan didiamkan selama 30 menit sambil sesekali digoyang.
Campuran kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat yang telah dibakukan
dengan kalium bikromat, dengan indikator amilum, sampai warna biru hilang.
Dengan cara yang sama dilakukan titrasi blangko (tanpa biodiesel) dengan
natrium tiosulfat. Selisih tiosulfat yang digunakan blanko dan sampel
mencerminkan jumlah iodine yang bereaksi dengan biodiesel.
3. Limbah Hasil Perikanan
Hasil-hasil perikanan yang telah diolah menyisakan limbah yang sebenarnya
masih dapat dimanfaatkan. Limbah tersebut dapat berupa limbah cair berupa
darah ikan maupun limbah padat berupa tulang, sisik, sirip, maupun jeroan.
Limbah padat merupakan penyumbang terbesar terhadap keseluruhan limbah
industry perikanan.dalam kasus-kasus dimana kepala, sirip, ekor, jeroan, dan
potongan-potongan lainnya dibuang selama penyiangan, maka dapat dihasilkan
limbah sebanyak 35% (Stansby, 1963) atau dari 1 ton ikan yang disiangi terdapat
sekitar 350 kilogram limbah padat.
Jamaran Kaban dan Daniel (2005) menemukan beberapa Poly Unsaturated Fatty
Acid yang terkandung pada limbah jeroan/kepala beberapa jenis ikan air tawar
berupa 9 jenis etil ester asam lemak. Data hasil penelitiannya seperti yang
tercantum pada tabel 3.
No. Etil Ester Asam Lemak
Persentase (%) etil ester dari masing-masing jenis
minyak kepala/jeroan
Lele Dumbo Mas Gurami Gabus
1. Etil Miristat (C16H32O2) 2.21 1.3 2.3 2.15
2. Etil Pentadekanoat
(C17H34O2) - - 0.23 -
3. Etil Palmitoleat
(C18H34O2) 3.25 6.49 4.81 3.35
4. Etil Palmiat (C18H36O2) 40.26 25.30 34.88 35.30
5. Etil Heptadekanoat (C16H32O2)
- - 0.29 -
6. Etil Linoleat (C19H36O2) 8.68 10.03 10.26 12.14
7. Etil Oleat (C20H36O2) 36.21 49.28 36.44 36.09
8. Etil Stearat (C20H40O2) 8.84 5.99 9.32 10.25
9. Etil GAdoleat (C22H44O2) - 21.28 1.08 0.72
Tabel 3. Kandungan etil ester asam lemak dari minyak jeroan/kepala dari beberapa jenis ikan air
tawar (Kaban, 2005).
7
Dari data di atas terlihat beberapa jenis asam lemak yang berpotensi besar bisa
ditransformasikan menjadi biodiesel.
H. Metode Penelitian
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan diadakan selama 5 (empat) bulan, yang akan dilaksanakan
di Laboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan
UNHAS dan Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA
UNHAS.
2. Materi Penelitian
a. Bahan-bahan
Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini: Jeroan ikan yang diambil dari
pabrik pengalengan ikan di KIMA dan pelelangan ikan, Metanol PA, Etanol
96%, NaOH, Indikator PP, H2SO4, Aquadest, dan n-heksan.
b. Alat-alat
Alat yang akan digunakan pada penelitian ini: Labu leher tiga, Buret, Corong
pemisah, Erlenmeyer, Gelas ukur, Pipet tetes, Motor Pengaduk, Beaker glass,
Pemanas, Statif dan klem, Termometer, Water bath, dan Labu takar.
3. Teknik Penelitian
Teknik yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas diga tahap, yaitu teknik
ekstraksi minyak mentah, esterfikasi in situ, dan analisis kandungan.
Sedangkan untuk analisis kandungan hasil biodiesel dilakukan dalam skala
laboratorium, yakni melakukan semua variasi parameter-parameter reaksi
transesterifikasi yang telah ditentukan. Teknik ini diperkenalkan oleh Wulandari
Dharsono dan Y. Saptiana Oktari pada skripsi dengan judul “Proses pembuatan
biodiesel dari dedak dan metanol dengan esterifikasi in situ” pada tahun 2010.
Untuk mengetahui kelayakan biodiesel menggunakan analisis perbadingan
dengan bahan bakar solar yang sudah umum digunakan secara konvensional.
I. Cara Kerja dan Rancangan Percobaannya
Cara Kerja Ekstraksi
1. Masukkan dedak ke dalam labu leher tiga, tambahkan n-heksan,
dipanaskan sampai suhu 60-65° C, lakukan selama ± 6 Jam.
2. Saring hasil ekstraksi (pemisahan n-hexane dari hasil ekstraksi).
3. Distilasi hasil ekstraksi dan analisa minyak dedak yang didapat.
4. Analisa bilangan asam dan asam lemak bebas sesuai prosedur SNI 01-
3555-1998 yaitu dengan cara sbb:
a. Ambil 3 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml.
b. Tambahkan 9 ml etanol 96% netral.
c. Panaskan sampai 45 0C - Tambahkan 2-3 tetes indikator pp dan titrasi
dengan larutan standart NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap
selama 15 detik.
8
d. Lakukan penetapan duplo.
e. Hitung Bilangan Asam dan Asam Lemak Bebas.
Cara Kerja Esterfikasi In Situ
1. Memasukkan dedak, metanol, dan katalis H2SO4 ke dalam labu leher tiga,
kemudian diaduk dan dipanaskan sampai suhu reaksi yang ditentukan.
2. Pertahankan suhu reaksi.
3. Sampel diambil tiap selang waktu 15 menit selama waktu reaksi untuk analisa
kadar FFA.
4. Setelah waktu operasi tertentu, reaksi dihentikan, saring campuran, ambil
filtratnya
5. Campuran metanol dan metil ester kemudian dipisahkan dengan distilasi.
6. Distilat kemudian dilarutkan dalam hexane dengan perbandingan volume 1:3
7. Larutan yang terpisah menjadi dua fase didekantasi untuk diambil lapisan
atasnya.
8. Campuran hexane dan metil ester didistilasi
9. Analisa dengan beberapa uji.
Rancangan Percobaan
Limbah Jeroan Ikan
Asam Lemak Bebas = 𝑀𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 28.2
𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
Analisa
9
10
K. Rancangan Biaya
1. Bahan Habis Pakai
No. Nama Jumlah Harga Satuan Harga
1. Methanol PA 1 kg Rp 100.000,00 Rp 100.000,00
2. Etanol 96%, 2 liter Rp 35.000,00 Rp 70.000,00
3. NaOH 3x250ml Rp 22.000,00 Rp 66.000,00
4. Indikator PP 1x25 gr Rp 800.000,00 Rp 800.000,00
5. H2SO4 1kg Rp 37.500,00 Rp 37.500,00
6. Aquadest 10 liter Rp 1.500,00 Rp 15.000,00
7. n-heksan 1 liter Rp 1.700.000,00 Rp 1.700.000,00
8. Sampel Jeroan Ikan 2,5 kg Rp 100.000,00 Rp 250.000,00
Total Rp 3. 058.500,00
Tabel 4. Biaya Bahan Habis Pakai
2. Peralatan Penunjang Penelitian
No. Nama Status Jumlah Harga
1. Labu leher tiga Sewa 3 Rp 150,000,00
2. Buret Sewa 2 Rp 100,000,00
3. Corong pemisah Sewa 2 Rp 100,000,00
4. Erlenmeyer Sewa 5 Rp 75,000,00
5. Gelas ukur Beli 5 Rp 500,000,00
6. Pipet tetes Beli 8 Rp 160,000,00
7. Motor Pengaduk Sewa 1 Rp 50,000,00
8. Beaker glass Sewa 1 Rp 50,000,00
9. Pemanas Sewa 1 Rp 50,000,00
10. Statif dan Klem Sewa 1 pasang Rp 50,000,00
11. Termometer Beli 3 Rp 100,000,00
12. Water bath Beli 3 Rp 180,000,00
13. Labu takar Sewa 4 Rp 100,000,00
14. Kertas Label Beli 1 paket Rp 30,000,00
15. Kertas Saring Beli 10 Rp 50,000,00
16. Sarung Tangan Beli 9 Rp 45,000,00
Total Rp 1.715.000,00
Tabel 5. Biaya Peralatan PEnunjang Penelitian
3. Biaya Pengujian
No. Jenis Pengujian Frekuensi Harga Satuan Harga
1. Identifikasi dengan GC-MS 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000.00
2. Densitas 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00
11
3. Viskositas 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00
4. Angka Asam 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00
5. Angka Penyabunan 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00
6. Bilangan Iod 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00
Total Rp 1.000.000,00
Tabel 6. Biaya Pengujian
4. Pelaporan dan Dokumentasi
No. Kegiatan Harga
1. Laporan Rp 200.000,00
2. Dokumentasi Rp 100.000,00
Total Rp 300.000,00
Tabel 7. Biaya Pelaporan dan Dokumentasi
5. Lain-Lain
No. Nama/Kegiatan Jumlah Harga
1. Pengambilan Sampel 4 Kali Rp 80.000,00
2. Penggandaan dan ATK 6 Eks. Rp 72.000,00
3. Peminjaman Laboratorium - Rp 700.000,00
Total Rp 852.000,00
Tabel 8. Biaya Lain-Lain
6. Total Biaya
No. Jenis Biaya Harga
1. Bahan Habis Pakai Rp 3. 058.500,00
2. Peralatan Penunjang Penelitian Rp 1.715.000,00
3. Pengujian Rp 1.000.000,00
4. Pelaporan dan Dokumentasi Rp 300.000,00
5. Lain-Lain Rp 852.000,00
Total Rp9.725.500,00
Tabel 9. Total Biaya
L. Daftar Pustaka
Anonymous. 2006. Pengertian Biodiesel. www.indobiofuel.com (diakses pada
tanggal 8 Oktober 2011).
Destianna, Mescha, dkk.. 2007. Intensifikasi Proses Produksi Biodiesel.
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Dharsono, Wulandari, Y. Saptiana Oktari. 2010. Proses Pembuatan Biodiesel
dari Dedak dan Metanol dengan Esterifikasi In Situ. Semarang:
Universitas Diponegoro.
12
Energi Hijau. 2011. Mahasiswa ITS Kembangkan Kapal Nelayan Berbahan
Bakar Energi Surya dan Energi Angin. www.rumahenergi.com (Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2011).
Fukuda, Hideki, Akihiko Kondo, dan Hideo Noda. 2001. “Review-Biodiesel Fuel
Production by Transesterification of Oils.” Journal of Bioscience and
Bioengineering 92(5):405-16.
Hadi, Eko Sasmito. 2009. Komparasi Hull Performance pada Konsep Design
Kapal Ikan Multi Fungsi dengan Lambung Katamaran. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Indonesian Commercial Newsletter. 2008. Perkembangan Industri Biofuel di Indonesia .
www.datacon.co.id (diakses pada tanggal 11 Oktober 2011).
Kaban, Jamaran, Daniel. 2005. Sintesis n-6 Etil Ester Asam Lemak dari Beberapa
Minyak Ikan Air Tawar. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Prakoso, Tirto, dkk.. 2004. Pengembangan Biodiesel dan Teknologi Produksinya
dalam Presentasi Hasil-Hasil Tahun 1 dan Proposal Tahun 2. Hotel Millenium
(Sirih), Jakarta.
Ruhyat, Nanang, Alfa Firdaus. 20. Analisis Pemilihan Bahan Baku Biodiesel di
DKI Jakarta: Universitas Mercu Buana.
Suirta, I W.. 2009. Preparasi Biodiesel dari Minyak Jelantah Kelapa Sawit. Bukit
Jimbaran: Universitas Udayana.
Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Fondasi-Fondasi Ilmiah dan Keteknikan dari
Teknologi Pembuatan Biodiesel (Handout Seminar Nasional “Biodiesel
Sebagai Energi Alternatif Masa Depan”). Yogyakarta: Universitas Gajah
Mada.
Stansby, M.E.. 1963. Industrial fishery Technology. New York: Reinhold
Publishing Co.
Yuniarto, Wakid, dkk.. 2008. Penggunaan Katalis Heterogen Berbasis Zinc Oxide
(Zno) untuk Produksi Biodiesel. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
M. LAMPIRAN
1. BIODATA KETUA
Nama Lengkap : Achmad Fuad Fathurrahman
NIM : L 221 10 270
Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 18 Juli 1991
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Pria
Jumlah Bersaudara : 8 (Delapan)
Alamat Lengkap : BTN Minasa Upa Blok K 3 Nomor
15, Makassar
Nama Orangtua
Ayah : Dr. Ir. Muh. Irwan Yusuf, M.Si.
(alm.)
Ibu : Siti fatimah, S.T., M.Si.
13
Pekerjaan Orangtua
Ayah : -
Ibu : PNS
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar/Sederajat : SDN Pulogebang 16 Petang, Jakarta
Timur
Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : SMPN 1 Kendari
Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 1 Watampone, Kab. Bone
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Program Studi Budidaya Perairan
Makassar, Oktober 2011
Yang Bersangkutan,
Achmad Fuad Fathurrahman
NIM L221 10 270
2. BIODATA ANGGOTA
Nama Lengkap : Sri Wahyuni Firman
NIM : L 221 10 273
Tempat, Tanggal Lahir : Sinjai, 6 Mei 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Wanita
Jumlah Bersaudara : 5 (lima)
Alamat Lengkap : BTN berua Indah Blok A 3 nomor 9
Makassar
Nama Orangtua
Ayah : Firman
Ibu : Nurlaeli Fattah
Pekerjaan Orangtua
Ayah : PNS
Ibu : PNS
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar/Sederajat : SDN 19 Tamarupa, Kab. Pangkep
Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : SMPN 3 Sinjai
Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 5 Makassar
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Program Studi Budidaya Perairan
Makassar, Oktober 2011
Yang Bersangkutan,
Sri Wahyuni Firman
NIM L221 10 273
14
3. BIODATA ANGGOTA
Nama Lengkap : Andi Masriah
NIM : L 221 10 902
Tempat, Tanggal Lahir : Manyampa, 11 oktober 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Wanita
Jumlah Bersaudara : 3 (tiga)
Alamat Lengkap : Ramsis unit III Blok G 208
Nama Orangtua
Ayah : Andi Gaffar (alm.)
Ibu : Andi Hawa
Pekerjaan Orangtua
Ayah : -
Ibu :Wiraswasta
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar/Sederajat : SDN No. 345 Samakore, Bonto
Tiro, Bulukumba
Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : MTsN Bontotanga, Kab. Bulukumba
Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 1 Herlang, Bulukumba.
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas
Ilmu Kelautan dan Perikanan,
Program Studi Budidaya Perairan
Makassar, Oktober 2011
Yang Bersangkutan,
Andi Masriah
NIM L221 10 902
4. BIODATA PEMBIMBING
Nama : Dr. Ir. Khusnul Yaqin, M.Sc.
NIP : 19680726 199403 1 002
Tempat dan Tanggal Lahir : Gresik, 26 Juli 1968
Jenis Kemalamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Golongan/Pangkat : IIId/Penata Tingkat I
Jabatan Akademik : Lektor
Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin
Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10,
Tamalanrea, Makassar
Telp/Faks : 0411-585188/0411-588828
Alamat Rumah : Kompleks Tamalanrea Mas Bumi
Tamalanrea Permai Blok M 1 Nomor 7,
Makassar.
15
Telp/Faks : 0856 9154 6955
Alamat email : [email protected]
Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi
Tahun
Lulus
Program (diploma,
sarjana, magister,
spesialis, dan
Doktor)
Perguruan
Tinggi
Jurusan/Bidang Studi
1992 S1 Universitas
Hasanuddin
Perikanan/ Manajemen
Sumberdaya Hayati
Perairan
2003 S2 University of
Aarhus,
Denmark
Ekologi Laut/
Ekotoksikologi Laut
2008 S3 Institut Pertanian
Bogor-TU
Berlin, Jerman
Pengelolaan Sumberdaya
Alam dan
Lingkungan/Ekotoksikologi
Laut
Makassar, 15 Oktober 2011
Yang Bersangkutan
Dr. Ir. Khusnul Yaqin, M.Sc
NIP 19680726 199403 1 002