pityriasis rosea

24
RESPONSI PITYRIASIS ROSEA UNIT RAWAT JALAN PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN RUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA Oleh: Melissa Teguh,S.Ked 2005.04.0.0056 Pembimbing: dr.Rahimah,Sp.KK FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM UNIVERSITAS HANG TUAH 1

Upload: franciscameilisa

Post on 20-Oct-2015

168 views

Category:

Documents


12 download

DESCRIPTION

responsi

TRANSCRIPT

RESPONSI

PITYRIASIS ROSEAUNIT RAWAT JALAN PENYAKIT KULIT DAN KELAMINRUMAH SAKIT UMUM HAJI SURABAYA

Oleh:Melissa Teguh,S.Ked2005.04.0.0056

Pembimbing:dr.Rahimah,Sp.KK

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUMUNIVERSITAS HANG TUAHSURABAYA2011

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL iDAFTAR ISI ii

A. TINJAUAN PUSTAKA 1I. Pendahuluan 1 II. Definisi 1III. Sinonim 1IV. Epidemiologi 1V. Etiologi 2VI. Gejala Klinis 2VII. Pemeriksaan Penunjang5VIII. Histopatologi5IX. Diagnosa 6X. Diagnosa Banding 6XI. Penatalaksanaan 8XII. Prognosis 10Daftar Pustaka11

B.TINJAUAN KASUS 12I. Identitas Penderita 12II. Anamnesa 12III. Pemeriksaan Fisik 13IV. Pemeriksaan Penunjang14V. Resume 14VI. Diagnosis 14VII. Diagnosis Banding 15VIII. Penatalaksanaan 15IX. Prognosis 15

C.FOTO KASUS 16PITIRIASIS ROSEA

A. TINJAUAN PUSTAKAI. Pendahuluan Pitiriasis Rosea adalah penyakit kulit yang umumnya terjadi pada anak anak dan dewasa muda. Biasanya dimulai dengan timbulnya lesi besar atau herald patch di dada, abdomen, atau di punggung dimana berlangsung selama seminggu atau lebih sebelum lesi yang lain muncul.(1)Istilah Pitiriasis Rosea pertama kali digunakan oleh Gilbert pada tahun 1860 dan berarti pink (rosea), bersisik (pitiriasis). Pitiriasis Rosea terjadi secara akut, merupakan penyakit kulit yang bersifat self limited yang khas, yang diawali dengan timbulnya satu lesi besar yang bersisik pada tubuh (Herald Patch) dan biasanya asimptomatik.(2,3)

II. Definisi Pitiriasis Rosea adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi awal berbentuk bercak eritema dengan skuama halus, kemudian disusul oleh lesi - lesi kecil di badan, lengan dan paha atas yang tersusun sesuai dengan lipatan kulit dan biasanya menyembuh dalam waktu 6 8 minggu.(1,2,3,4,5)

III. SinonimNama lain pitiriasis rosea adalah: Pitiriasis rosea urticata Papula pitiriasis rosea Atypical pitiriasis.(4)

IV. EpidemiologiPitiriasis rosea didapati pada semua umur, terutama antara 15 40 tahun. Pada wanita dan pria sama banyaknya.(1)

V. EtiologiEtiologinya belum diketahui, demikian pula cara infeksi. Ada yang mengemukakan hipotesis bahwa penyebabnya virus, karena penyakit ini merupakan penyakit swasirna (self limiting disease). Menurut beberapa ahli diduga disebabkan oleh virus tertentu. Sifatnya musiman, kadang-kadang bersifat epidemi lokal pada sekelompok orang. Sembuh dalam waktu tertentu dan jarang sekali kambuh. Tetapi yang tidak mendukung teori tersebut adalah virus tidak pernah ditemukan dan tidak menular dalam satu rumah atau keluarga.(1,4)Banyak penelitian selama 50 tahun terakhir yang meneliti berbagai kuman penyebab dari pitiriasia rosea. Berbagai golongan kuman diselidiki seperti berbagai golongan bakteri,jamur dan banyak golongan virus. Mulai tahun 1997 penelitian difokuskan pada 2 jenis virus yaitu Human Herpes Virus 6 dan Human Herpes Virus 7 sebagai penyebab dan patogenesa Pitiriasis Rosea.(2,3)Pitiriasis rosea dipertimbangkan disebabkan oleh agen infeksi karena:1. Kemiripan ruam dengan penyakit eksantema virus.2. Kekambuhan jarang didapatkan karena terjadi imunitas jangka panjang terhadap penyakit ini.3. Kejadian didapatkan pada musim yg bervariasi yg disebutkan pada beberapa penelitian.4. Terjadi secara berkelompok pada beberapa komunitas.5. Dapat terjadi flu like syndrome pada beberapa kasus.(2,3)

VI. Gejala KlinisSebagian kecil didahului dengan gejala pendahulu yang umumnya ringan yaitu malaise, sakit kepala dan demam. Terkadang penderita juga mengeluh gatal ringan. Penyakit dimulai dengan lesi pertama (herald patch/ mother plaque). Umumnya di badan tetapi bisa muncul di leher atau di anggota gerak, soliter, berbentuk oval dan anular, diameternya kirakira 3 - 10 cm. Ruam terdiri atas eritema dan skuama halus dipinggir. Lamanya beberapa hari sampai beberapa minggu.(1,2,3,4,5)

Gambar 1. Herald Patch pada Pitiriasis rosea. (Sumber: Fitzpatricks, 2008)

Lesi berikutnya timbul 4 10 hari setelah lesi pertama, memberi gambaran yang khas, berbentuk bulat atau oval, berwarna coklat kemerahan atau seperti ikan salmon hanya ukuran lebih kecil, tepi meninggi, terdapat skuama yang tipis terutama pada tepi lesi, lesi lesi mengikuti garis garis lipatan kulit, pada punggung tampak seperti pohon natal (christmas tree appearance). Lesi tersebut timbul serentak atau dalam beberapa hari. Tempat predileksi pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas (daerah tubuh yang jarang terkena sinar matahari). Berdasarkan lokasi, disebut sebagai swim suit appearance, bila lesi justru banyak di daerah ekstremitas, disebut pitiriasis inversa.(1,2,3,4)

Gambar 2. Christmas tree appearance pada pitiriasis rosea. (Sumber: Fitzpatricks, 2008)Kecuali bentuk yang lazim berupa eritroskuama, pitiriasis rosea dapat juga berbentuk urtika, vesikel dan papul, yang lebih sering terdapat pada anak - anak.(1,4)

Gambar 3. Skema diagram herald patch dan plak (Sumber: Fitzpatricks, 2008)

VII. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan kerokan kulit dengan KOH dimaksudkan untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan tinea korporis, dimana pada pitiriasis rosea pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH ini memberikan hasil negatif. Sedangkan pemeriksaan dengan wood lamp dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding dengan pitiriasis vesikolor, dimana pada pitiriasis vesikolor akan didapatkan adanya fluoresensi warna kuning keemasan.(1,4) Pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan darah lengkap tidak dianjurkan, karena biasanya didapatkan hasil yang normal. Walaupun pernah dilaporkan bahwa pernah terjadi leukositosis, neutrofilia, basofilia dan limfositosis serta peningkatan ringan sedimentasi eritrosit dan pada pemeriksaan protein dimana terdapat peningkatan ringan dari 1, 2 globulin dan albumin.(2)

VIII. HistopatologiGambaran histopatologi dari pitiriasis rosea tidak spesifik, pada umumnya didapatkan gambaran parakeratosis fokal, berkurang atau hilangnya lapisan sel granular, akantosis dan spongiosis ringan, edema pada papila dermis, infiltrasi limfosit dan histiosit pada perivaskuler dan lapisan dermis, dan ekstravasasi fokal eritrosit pada lapisan papilare.(2,3)

Gambar 4. Gambaran Histopatologi Pitiriasis Rosea (Sumber: Fitzpatricks, 2008)

IX. DiagnosisDiagnosa dibuat berdasarkan pada gejala klinis serta lokasi yang khas.(5) Gejala klinis: Biasanya gatal ringan/ tidak gatal Sebagian kecil rasa sangat gatal Biasanya didahului anamnesis memakai baju baru yang belum dicuci, memakai baju lama yang disimpan lama atau sering berenang.(5) Lokasi: Khas pada tubuh tertutup pakaian Leher sampai batas dagu, muka sangat jarang terjangkit Pada punggung tampak seperti pohon cemara Sebagian kasus lainnya efloresensi timbul hanya pada ekstremitas atas dan paha.(5)

X. Diagnosis Banding Psoriasis vulgaris Dermatitis seboroik Lues II bentuk makula Tinea korporis Pitiriasis versikolor.(1,4,5)

Tabel 1. Diagnosa Banding Pitiriasis RoseaPitiriasis roseaPsoriasis vulgaris Dermatitis seboroikLues II bentuk makulaTinea korporisPitiriasis versikolor

Definisi Penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, dimulai dengan sebuah lesi awal berbentuk bercak eritema dengan skuama halus.Penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas dengan skuama kasar, berlapis-lapis dan transparan.Kelainan kilit yang didasari oleh factor konstitusi dan bertempat predileeksi di tempat-tempat seboroikPenyakit akibat hubungan sexual yang disebabkan oleh Treponema pallidum, dapat menjangkit seluruh organ tubuh serta dapat menembus plasenta, dan klinisnya ada beberapa stadium.Penyakit pada jaringan yang mengandung zat tanduk, misalnya S.korneum pada epidermis, rambut, dan kuku yang disebabkan gol.jamur dermatofita.Penyakit jamur superficial yang kronik.

Epidemiologi Semua umur, t.u 15-40 tahun L=P Semua umur, umumnya dewasa L>P Puncak umur 18-40 tahun L>P-- Di daerah tropis

Etiologi Belum diketahuiAutoimun Belum diketahuiTreponema pallidumJamur: golongan dermatofit Microsporum, Trichophyton, Epidermophyton.Jamur: Malassezia furfur

Klinis gejala konstitusi Gatal ringan Keadaan umum dbn Gatal ringanUmumnya gatal pada area seboroik, sifat kronik dan mudah kambuh, berkaitan dengan stres, kelelahan, atau paparan sinar matahari Lesi kulit Lesi mukosa mulut Lesi di kepala rambut Pembesaran KGB Hepatomegali Gatal Asymptomatis Gatal ringan kadang-kadang

Efloresensi Makula besar yang disebut Herald patch diikuti makula bulat lonjong, searah pelipatan kulit, tepi meninggi dengan skuama kekuningan di atasnya dengan gam baran Cristmas tree appearanceBercak eritema (plak) dengan skuama di atasnyaEritema dan skuama yang berminyak agak kekuningan, batas kurang jelas.Roseola: eritema macular, berbintik-bintik atau berbercak-bercak, warnanya merah tembaga, bentuk bulat atau lonjong.Macula eritematosa berbatas tegas terdiri atas dengan, skuama, kadang-kadang dengan vesikel dan papul di tepi. Daerah tengahnya lebih tenang.Bercak berwarna-warni, betuk tidak teratur sampai teratur, batas jelas sampai difus.

Predileksi Khas pada tubuh tertutup pakaian

Scalp, perbatasan daerah tersebut dengan muka, ekstremitas bagian ekstensor, lumbosakralArea seboroikSeluruh organ tubuhkulit tubuh tidak berambutBadan.Kadang-kadang: ketiak, lipat paha, kengan, tungkai atas, leher, muka, dan kulit kepala yang berambut.

P. penunjang-Auspitz sign (+)- Dark field microscope Serum AB: wasserman test, VDRL, TPHA KOH: hifa bersepta Wood Lamp: kuning keemasan KOH: hifa pendek, spora bulat berkelompok

Terapi Topikal: bedak asam salisilat 2 %Sistemik: Kortikosteroid, antihistamin Kortikosteroid Obat sitostatik Levodopa DDS Etretinat Siklosporin Tx biologic Kortikosteroid Isotretionin Benzatin penicillin G Aq. Penicillin prokain Doxycyclin Tetracyclin Erythromycin Ceftriaxone

Topical: mikonazol Oral: griseofulvin, ketokonazol Selenium sulfide Derivat azole: mikonazole, klotrimazol.

Prognosis Baik Baik, tetapi bersifat kronik residifSusah disembuhkanBaik sejak ditemukan penicillinBaik Baik

XI. PenatalaksanaanPitiriasis rosea biasanya dapat sembuh dengan sendirinya (swasirna) sehingga jarang diperlukan pengobatan. Yang terpenting dari penatalaksanaan penyakit ini adalah memberikan edukasi pada penderita bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 6 sampai 8 minggu, tidak meninggalkan bekas, tidak menular, anggota tubuh tidak akan mengalami gangguan karena penyakitnya dan jarang kambuh. Pengobatan yang diberikan hanya bersifat simtomatis saja.(1,4,5) Ada beberapa obat simtomatis yang dapat diberikan baik itu topikal ataupun sistemik: Topikal: Salicylic talc 2 %.

Sistemik: Kortikosteroid, misalnya prednison 30 60 mg per hari, berguna untuk menghilangkan rasa gatal, menahan sementara perjalanan penyakitnya dan dapat menghilangkan lesinya, diberikan terutama bila penyakitnya lebih dari 1 bulan. Antihistamin juga dapat diberikan untuk mengurangi rasa gatal. Antihistamin adalah obat yang dapat mengurangi atau menghilangkan kerja histamin dalam tubuh melalui mekanisme penghambatan bersaing pada reseptor H-1, H-2 dan H-3.Berdasarkan hambatan pada reseptor khas antihistamin dibagi menjadi tiga kelompok yaitu : Antagonis H-1,terutama digunakan untuk pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi, bekerja memblokade reseptor histamin H-1 yang terletak di otot polos saluran cerna, otot polos bronkhus, endotel pembuluh darah, dan ujung saraf sensoris.Antagonis H-1 dibagi menjadi agen generasi pertama dan generasi kedua. Antagonis H-1 generasi pertama mempunyai efek sedatif yang relatif kuat, karena agen generasi pertama lebih mempunyai sifat menghambat reseptor autonom. Contoh: doxylamine dan clemastine. Antagonis H-1 generasi kedua kurang bersifat sedatif disebabkan distribusinya yang tidak lengkap dalam sistem saraf pusat. Contoh: Sterfenadine, Aztemizole, Nuratadine, Ketotifen, dan Levokaloastin. Antagonis H-2,digunakan untuk mengurangi sekresi asam lambung pada pengobatan penderita pada tukak lambung, bekerja memblokade reseptor histamin H-2 yang terletak di sel parietal lambung, jantung, dan otot polos pembuluh darah. Contoh: Cimetidine dan Ranitidine. Antagonis H-3,sampai sekarang belum digunakan untuk pengobatan, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental, bekerja memblokade reseptor histamin H-3 yang terletak di sistem saraf pusat. Contoh: Betahistine.

Pada beberapa pasien dapat juga dilakukan fototerapi, tetapi terapi ini meninggalkan post hiperpigmentasi di tempat lesi.(1,4,5,6)

XII. Prognosis Prognosis baik oleh karena dapat sembuh dengan sendirinya dalam waktu 6 sampai 8 minggu. Penyakit ini tidak meninggalkan bekas, tidak menular, anggota tubuh tidak akan mengalami gangguan karena penyakitnya dan jarang kambuh.(1,4,5)

DAFTAR PUSTAKA1. Djuanda Adhi,editor. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi kelima, cetakan ketiga. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007: hal 197. 2. Wolff K, Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Leffell. DJ. Fitzpatricks Dermatology in General Medicine 7th Edition. Volume one. The McGrow-Hill Companies. United States of America. 2008: page 362-366.3. Arnold HL, Odom RB, James WD. Andrews Disease of The Skin Clinical Dermatology. 10th ed. Philadelpia : WB Saunders. Co. 2006: 208-209.4. Abdullah, Benny. Dermatologi Pengetahuan Dasar dan Kasus di Rumah Sakit.SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin RSU Haji.Surabaya. 2009: hal 57-59.5. Martodiharjo Sunarko, dkk. Pitiriasis Rosea dalam Pedoman Diagnosis dan Terapi Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin: edisi ke-3. RSU dr. Soetomo Surabaya. 2005: hal 91-93.6. http://habib.blog.ugm.ac.id/kuliah/histamin-dan-antihistamin/. Last update April/29/2010. [cited August/01/2011,20.00].

B. TINJAUAN KASUSI. Identitas PenderitaNama: Nn. EAUmur: 20 tahunJenis Kelamin: PerempuanAgama: IslamPekerjaan: MahasiswiSuku Bangsa: JawaAlamat: Medokan Asri Barat RL V L2 No III SurabayaTanggal pemeriksaan: 25 Juli 2011

II. Anamnesisa. Keluhan UtamaTimbul bercak-bercak kemerahan di dada.b. Riwayat Penyakit SekarangPenderita datang ke Poli Kulit dan Kelamin RSU Haji Surabaya dengan keluhan bercak-bercak kemerahan di dada. Bercak-bercak kemerahan timbul 10 hari yang lalu. Keluhan tersebut muncul pertama kali sebanyak satu bercak dengan ukuran kecil, bentuk lonjong, berwarna kemerahan, lokasi di sekitar payudara kiri. Beberapa hari kemudian muncul lagi bercak-bercak kemerahan yang ukurannya lebih kecil di sekitar dada sampai bawah leher. Bercak tersebut tidak terasa gatal dan sebelumnya penderita tidak mengalami sumer-sumer atau nyeri kepala.Penderita belum mengobati penyakit tersebut sebelumnya. Penderita mengatakan bahwa penderita sering memakai baju baru yang belum dicuci.c. Riwayat Penyakit DahuluPenderita tidak pernah terkena penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat alergi (-)d. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga penderita ataupun anggota serumah yang sakit seperti inie. Riwayat Psikososial Penderita mandi 2 kali sehari dengan air PDAM dan rajin ganti baju, tetapi penderita sering memakai baju baru yang belum dicuci.

III. Pemeriksaan Fisika. Status Generalis Keadaan umum:BaikKesadaraan:Compos MentisKepala :Dalam Batas NormalLeher:Dalam Batas Normal Thorax:Lihat Status DermatologisAbdomen :Dalam Batas Normal Ekstermitas:Lihat Status Dermatologis

b. Status DermatologiPada regio thorakalis anterior di daerah mammae sinistra kuadran medial atas didapatkan gambaran herald patch berupa makula eritematosa berbentuk oval, ukuran lima kali tiga sentimeter, dengan skuama putih halus yang melekat pada tepinya. Pada daerah dada sampai bawah leher tampak makula eritematosa dengan batas jelas, bentuk oval, dengan ukuran diameter bervariasi antara satu sampai tiga sentimeter, yang sumbu panjangnya tersusun searah lipatan kulit dengan skuama putih tipis di atasnya.

IV. Pemeriksaan PenunjangWood Lamp: negatif

V. ResumePerempuan, 20 tahun, datang dengan keluhan bercak-bercak kemerahan di dada yang timbul 10 hari yang lalu. Jumlah yang muncul mula-mula ada 1 dengan ukuran kecil, bentuk lonjong, lokasi di sekitar payudara kiri. Kemudian muncul lagi bercak kemerahan di dada sampai bawah leher tapi tidak terasa gatal. Penderita belum berobat. Penderita sering memakai baju baru yang belum dicuci dan sebelumnya tidak ada sumer-sumer atau nyeri kepala.Status DermatologiPada regio thorakalis anterior di daerah mammae sinistra kuadran medial atas didapatkan gambaran herald patch. Pada daerah dada sampai bawah leher tampak lesi-lesi kecil berupa makula eritematosa berbentuk lonjong yang sumbu panjangnya tersusun searah lipatan kulit dengan skuama putih tipis di atasnya.

VI. DiagnosisPitiriasis RoseaVII. Diagnosis BandingPsoriasis vulgaris

VIII. Penatalaksanaan1. Medikamentosa Topikal: Salicylic talk 2 %. Sistemik : Methyl prednisolon 2 x 4 mg (tappering off)

2. Non Medikamentosa Menjelaskan kepada penderita bahwa penyakit ini dapat sembuh sendiri dalam waktu 6-8 minggu, tidak meninggalkan bekas, tidak menular dan jarang sekali kambuh. Memberitahukan kepada penderita jika lesinya sangat gatal jangan digaruk sampai timbul luka, tetapi diberi bedak agar gatalnya berkurang. Memakai baju yang sudah dicuci terlebih dahulu sebelum dipakai

IX. PrognosisBaikC. FOTO KASUS

3