pkm ospek

Upload: diah-ayu-puspitasari

Post on 05-Nov-2015

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

ggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh bbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbbb

TRANSCRIPT

A. Judul Kegiatan UsahaBudidaya Belut

B. Jenis Usaha Dan Lokasi UsahaNama Usaha

: Budidaya Belut

Jenis Usaha

: Barang

Alamat Usaha: di daerah Malang

Penanggung Jawab: Ulvia noer uyunina

(135120501111028) Diah Ayu Puspitasari(115120607111038) Farah

Email/No Telp

: [email protected] , 087859825262C. Deskripsi UsahaIndonesia dikenal ada tiga jenis ikan yang disebut belut. Ketiga jenis ikan tersebut adalahMonopterus albusZuiew,Synbranchus bengalensisMc. Clellland, sertaMacrotema caligansCantor.Monopterus albusZuiew di Indonesia dikenal dengan sebutan welut, lindung. Sementara itu,Synbranchus bengalensisMc. Clellland, dikenal dengan sebutan kirai.SedangkanMacrotema caligansCantor dikenal dengan istilah belut.Ketiga jenis ikan di atas termasuk dalam Family Synbranchidae serta Ordo Synbranchoidea. Dari ketiga jenis belut tersebut,Monopterus albustermasuk dalam jenis belut sawah yang sering dijumpai di lahan-lahan persawahan.Tubuh belut sawah licin berbentuk bulat panjang seperti ular, tetapi tidak memiliki sisik. Belut sawah memiliki sirip punggung serta sirip dubur. Sirip-sirip tersebut berbentuk lipatan-lipatan kulit tanpa jari sirip.Belut sawah tergolong binatang hermaprodit protogyni. Daur hidupnya dimulai dari masa juvenil (hermaprodit), berkembang menjadi belut betina, selanjutnya masuk dalam masa inter-sex, kemudian berkembang lagi menjadi belut jantan. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian kapan belut sawah mengalami perubahan kelamin tersebut. Berbagai penelitian telah dilakukan, tetapi hasilnya masih sangat bervariasi. Beberapa ahli telah melakukan penelitian terhadapperubahan jenis kelamin maupun bentuk tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian, dilakukan oleh Ir. Djatmika D.H. di daerah Magelang, Jawa Tengah dan Bantul, Yogyakarta, pada tahun 1982, diperoleh hasil mengenai ukuran serta jenis kelamin belut sawah sebagai berikut: Benih, merupakan belut berukuran 2-2.7 cm, berwarna putih dengan sedikit warna merah muda. Di dekat kepala, terdapat bagian berwarna hijau, bagian ini merupakan kantong kuning telur cadangan makanannyaBelut betina memiliki panjang tubuh sekitar 20-28 cm , warna punggungnya hijau kecoklatan atau kehitaman, warna perut putih kekuning-kuningan, sedangkan ukuran kepala maupun tengkuknya relatif kecil. Ekor berbentuk memanjang serta ujumgnya lancip. Fase Intersex terjadi pada belut yang memiliki panjang tubuh antara 29-35 cm, warna tubuh bagian atas atau punggungnya coklat kehitaman, sedangkan warna bagian perut kuning kecoklatan, ukuran kepala maupun tengkuk relatif lebih besar bila dibanding belut betina, ekor agak panjang serta bagian ujungnya agak tumpul.Belut jantan memiliki panjang tubuh antara 36-48 cm, bahkan di lapangan seringkali ditemui belut jantan berukuran lebih panjang daripada ukuran tersebut. Bagian tubuh atas atau punggung berwarna coklat kehijauan, sementara bagian perut berwarna kuning kecoklatan. Ukuran kepala maupun tengkungnya relatif besar, ekornya pendek, serta bagian ujungnya tumpulD. Rencana Operasional UsahaLangkah awal yang akan dilakukan dalam pelaksanaan proses usaha adalah menyiapkan tempat bak untuk budidaya berukuran panjang 3 meter, lebar 1 meter, kedalaman 1,2 meter dimana sedalam 0,7 m berada dalam tanah (dengan cara digali), tujuannya agar media bak selalu dalam keadaan dingin sehingga suhu dalam media sesuai kondisi lingkungan hidup ideal untuk berternak belut. Pembuatan bak sebaiknya tidak terlalu besar agar proses pemeliharaan dalam kegiatan budidaya tersebut tidak mengalami hambatan serius.

Komposisi dan cara pembuatan media budidaya disusun dari bawah ke atas meliputi lumpur sawah, jerami,pupuk kandangfermentasi, pelepah pisang, dedak halus, lumpur sawah. Susun media tersebut hingga ketebalan 40 cm. Setelah tersusun media digenangi air hingga ketinggian 60 cm dari dasar kolam, selama kurang lebih 1 bulan. Tujuannya agar proses pelapukan berjalan sempurna sehingga tidak menimbulkan gas beracun setelah benih belut dimasukkan. Sesekali dilakukan penggantian air agar media memperoleh oksigen terlarut cukup sehingga bakteri dekomposer dapat melakukan aktivitas perombakan secara optimal. Disamping itu penggantian air juga bertujuan untuk menghilangkan buih-buih hasil pelapukan. Untuk mengontrol apakah proses pelapukan sudah sempurna atau belum dapat dilakukan dengan memasukkan jentik-jentik nyamuk dalam media. Apabila jentik-jetik nyamuk tersebut mati, berarti proses pelapukan belum sempurna.Setelah bak beserta media budidaya selesai dipersiapkan serta dinyatakan proses pelapukan sudah sempurna, maka penebaran benih belut dapat dilakukan

Pada budidaya tahap I, benih belut yang ditebar berukuran 5 8 cm, padat penebaran ikan 150 ekor/m2. Setelah dua bulan dipelihara benih belut sudah berukuran 15 cm. Belut siap dikonsumsi sebagai belut kering (goreng tepung) atau dipelihara pada budidaya tahap II. Belut ukuran ini sangat sulit ditangkap karena sudah bisa membenamkan diri dalam lumpur. Cara penangkapan salah sayunya dengan cara memasang perangkap (bubu) yang dipasang berderet sebelum pengeringan

Pada budidaya tahap II, benih belut yang ditebar adalah hasil dari budidaya tahap I, yaitu belut ukuran 15 cm, padat penebaran ikan 25 ekor/m2. Untuk membantu pertumbuhan, perlu diberikanpakan tambahanberupacacing tanah, bekicot, atau sisa-sisa dapur. Setelah dua bulan, belut sudah berukuran 2520 cm. Belut ukuran ini siap untuk dikonsumsi, selain itu juga paling banyak dicari konsumen.Budidaya untuk jangka waktu kurang dari 4 bulan tidak memerlukan pakan ikan tambahan karena sudah cukup memperoleh makanan dari media yang dibuat. Tetapi untuk menunjang pertumbuhan belut, pemberian pakan tambahan seperti di atas bisa dilakukan.

Dalam hal pengelolahan usaha selama proses pembesaran bekerjasama dengan oang-orang dirumah dalam memberikan pakan ke belut.

D. Target Usaha Target Pemasaran

Untuk target pemasran adalah rumah makan dan warung pinggir jalan

Sistem pemasaran dan distribusi

Sistem pemasaran dan distribusi yang akan digunakan adalah menjual pada penggepul serta menjual langsung ke pasar

Harga

NoJenis penjualanHarga satuan

11 Kg belut Rp. 20.000,00

Konsumen Sasaran

Konsumen adalah masyarakat umum

Wilayah pemasaran

Rencana wilayah pemasaran yang akan di ambil yaitu sekitar daerah Malang.

Rata-rata penjualan

Target penjualan dalam sekali panen 90-120 kg