pkmrs bronkitis.docx
DESCRIPTION
bronkitisTRANSCRIPT
BRONKITIS
I. PENDAHULUAN
Bronkitis pada anak dapat merupakan bagian dari banyak penyakit pernafasan
lainnya. Namun bronkitis dapat juga merupakan penyakit tersendiri.(1)
Sebagai penyakit tersendiri, dan merupakan topik yang masih diliputi
kontroversi dan ketidakjelasan di antara para klinikus dan para penyelidik(1).
Infeksi salauran pernafasan adalah anatara penyebab tersering ana-anak dibawa ke
dokter umum. Hampir semua bayi dan anak-anak sekolah muda menjadi sakit
beberapa kali dalam setahun dengan bronchitis akut.(2)
Bronkitis yang lebih sering terjadi di musim dingin daripada di musim panas,
karena semua orang tahu dari pengalaman pribadi. Udara dingin di luar dan dalam
ruangan panas udara kering, meningkatkan kerentanan mukosa untuk patogen.
Apakah perjalanan klinis dari bronkitis tidak rumit atau berhubungan dengan
obstruksi bronkus, sebagian disebabkan oleh kecenderungan genetik anak.
Tergantung pada riwayat keluarga asma bronchial dan alergi, risiko dapat
meningkat berlipat-lipat. Kerusakan kesehatan akibat paparan asap tembakau
adalah titik utama yang tidak boleh dianggap remeh (2)
1
II. DEFINISI
Bronkitis akut adalah proses inflamasi selintas yang mengenai trakea, bronkus
utama da menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya akan
memebaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronkitis akut umumnya disebabkan oleh
virus. Bronkitis akut karena bakteri biasanya dikaitkan dengan mycoplasma
pneumonia, Bordetella pertussis, atau Corynebacterium diphtheria.(3)
Bronkitis pada anak mungkin tidak dijumpai sebagai wujud klinis tersendiri
dan merupakan akibat daripa da beberapa keadaan pada saluran respiratoriatas dan
bawah yang lain. Manifestasi klinis biasanya terjadi secara akut mengikuti suatu
infeksi respiratori atas karena virus, atau secara kronis mendasari penyakit asma,
fibrosis kistik, aspirasi benda asing serta penyakit lainnya(3)
2
III. ETIOLOGI (4)
Bronkitis dapat disebabkan oleh :
Infeksi Virus : Adenovirus, Coronavirus, Influenza A and B, Metapneumovirus,
Parainfluenza virus, Respiratory syncytial virus, Rhinovirus dan lain-lain.
Infeksi Bakteri : Bordetella pertussis, Chlamydia pneumonia, Mycoplasma
pneumonia dan lain-lain.
Jamur
Noninfeks i : polusi udara, rokok dan lan-lain.
Penyebab bronchitis akut yang paling sering adalah infeksi virus yakni sebanyak
90%. Dengan infeksi bakteri hanya sekitar <10%.
IV. ANATOMI DAN FISIOLOGI (7)
3
Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan
paru- paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di
dalam rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan
dengan rongga perut oleh diafragma.
1.Nasal
Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang konka
nasalis inferior, media, superior. Di antara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan
meatus yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang
berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana. Fungsi hidung adalah bekerja
sebagai saluran udara pernafasan, sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan
oleh bulu-bulu hidung, dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa dan
membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit
yang terdapat pada mukosa
2.Faring
Merupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan.
Terdapat, di belakang rongga hidung dan berhubungan dengan rongga mulut. Tempat
hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan
lubang laring, ke belakang lubang esofagus. Di bawah selaput lendir terdapat jaringan
ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening
ini dinamakan adenoid.
4
3.Laring
Laring merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara
terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang
tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang
berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.
4.Trakea
Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi
oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia, hanya bergerak
kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang
dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda
asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea
menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.
5.Bronkus
Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3
lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus). Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi
10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental.
Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang
dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf
5
Bronkiolus - Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus.
Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang
membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas
Bronkiolus terminalis - bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus
terminalis yang mempunyai kelenjar lendir dan silia
Bronkiolus respiratori - bronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus
respirstori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain
jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.
Duktus alveolar dan sakus alveolar - bronkiolus respiratori kemudian mengarah
ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli.
6.Alveoli
Alveoli merupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat
sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar seluas 70 m2. Alveoli
terdiri atas tiga tipe. Sel-sel alveolar tipe I adalah sel epitel yang membentuk dinding
alveoli. Sel-sel alveolar tipe II adalah sel yang aktif secara metabolik dan
mensekresikan surfaktan (suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan
mencegah alveolar agar tidak kolaps) dan sel-sel alveolar tipe III yaitu makrofag yang
merupakan sel-sel fagositosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.
7.Paru-paru
Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada
atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan
beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis, paru
6
kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih
kecil dan terbagi menjadi 2 lobus.
8.Pleura
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis.
Terbagi menjadi dua yaitu pleura perietalis (melapisi rongga dada) dan pleura
viseralis (menyelubungi setiap paru-paru). Diantara pleura terdapat rongga pleura
yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan
itu bergerak selama pernafasan.dan untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-
paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk
mencegah kolap paru-paru.
Mekanisme Pernapasan
Pernapasan adalah suatu proses yang terjadi secara otomatis walau dalam
keadaan tertidur sekalipun karma sistem pernapasan dipengaruhi oleh susunan saraf
otonom. Respirasi terbagi dua, yaitu respirasi luar dan dalam. Repirasi luar adaah
7
adalah pertukaran udara yang terjadi antara udara dalam alveolus dengan darah
dalam kapiler dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 antara darah dan udara..
Respirasi dalam adalah pernapasan yang terjadi antara darah dalam kapiler dengan
sel-sel tubuh dan merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke seluruh
tubuh.
Pernapasan dada merupakan pernapasan yang melibatkan otot inter kosta.
Fase inspirasi berupa kontraksinya otot intercosta sehingga rongga dada membesar,
akibatnya tekanan dalam rongga dada menjadi lebih kecil daripada tekanan diluar
sehingga udara luar yang kaya oksigen masuk. Fase ekspirasi merupakan fase
relaksasi atau kembalinya otot antara tulang rusuk ke posisi semula yang dikuti oleh
turunnya tulang rusuk sehingga rongga dada menjadi kecil. Sebagai akibatnya,
tekanan di dalam rongga dada menjadi lebih besar daripada tekanan luar, sehingga
udara dalam rongga dada yang kaya karbon dioksida keluar.
Pernapasan perut merupakan pernapasan yang mekanismenya melibatkan
aktifitas otot-otot diafragma yang membatasi rongga perut dan rongga dada. Fase
Inspirasi. Pada fase ini otot diafragma berkontraksi sehingga diafragma mendatar,
akibatnya rongga dada membesar dan tekanan menjadi kecil sehingga udara luar
masuk. Fase Ekspirasi merupakan fase berelaksasinya otot diafragma (kembali ke
posisi semula, mengembang) sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi
lebih besar, akibatnya udara keluar dari paru-paru.
Volume Udara Pernafasan, dalam keadaan normal, mencapai 4500 cc. Udara
ini dikenal sebagai kapasitas total udara pernapasan manusia. Besarnya volume udara
8
pernapasan tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain ukuran alat
pernapasan, kemampuan dan kebiasaan bernapas, serta kondisi kesehatan.
Proses Kimiawi Respirasi Pada Manusia :
Pembuangan CO2 dari paru-paru : H + HCO3 H2+CO3 ¬H2 + CO2
Pengikatan oksigen oleh hemoglobin : Hb + O2 Hb O2
Pemisahan oksigen dari hemoglobin ke cairan sel : Hb O2 Hb O
Pengangkutan karbohidrat di dalam tubuh : CO2 + H2O H2+CO
V. PATOFISIOLOGI (5)
Selama episode bronkitis akut, sel-sel dari lapisan bronkus dan selaput lendir menjadi
hyperemic dan bengkak dan, mengurangi fungsi mukosiliar bronkial. Akibatnya,
saluran udara tersumbat dan iritasi meningkat. Sekresi lender yang banyak dan
berlebihan , yang menyebabkan batuk karakteristik bronkitis. Bronkitis akut biasanya
berlangsung sekitar 10 hari. Jika peradangan memanjang ke bawah sampai ke ujung
cabang bronkial, ke dalam bronkus kecil (bronkiolus), dan kemudian ke alveoli, itu
dinamakan bronkopneumonia
Bronkitis kronis dikaitkan dengan produksi lendir yang berlebihan
tracheobronchial cukup untuk menyebabkan batuk dengan dahak selama 3 bulan atau
lebih setahun untuk minimal 2 tahun berturut-turut. Alveolar epitel adalah target dan
inisiator peradangan pada bronkitis kronis. Dominasi neutrofil dan distribusi pada
peribronchial adalah hasil dari perubahan fibrosis dari tindakan interleukin 8, faktor
9
penstimulasi koloni, dan chemotactic lain serta sitokin proinflamasi. Sel epitel saluran
napas melepaskan mediator inflamasi ini untuk melawan infeksi, inflamasi dan
rangsangan.
Bronkitis kronis dapat dikategorikan sebagai bronkitis kronis sederhana, bronkitis
kronis mukopurulen, atau bronkitis kronis dengan obstruksi. Produksi sputum mukoid
ciri bronkitis kronis sederhana. Produksi sputum purulen persisten atau berulang
dalam ketiadaan penyakit supuratif lokal, seperti bronkiektasis, bronkitis kronis
mukopurulen ciri.
Bronkitis kronis dengan obstruksi harus dibedakan dari asma infektif kronis.
Diferensiasi ini didasarkan terutama pada riwayat klinis: pasien yang menderita
bronkitis kronis dengan obstruksi hadir dengan riwayat batuk produktif yang lama
dan onset lama mengi, sedangkan pasien yang menderita asma dengan obstruksi
kronis memiliki riwayat mengi dengan onset lama batuk produktif. Bronkitis kronis
adalah akibat dari beberapa serangan bronkitis akut, atau mungkin berkembang secara
bertahap karena merokok berat atau menghirup udara yang terkontaminasi dengan
polutan lain dalam lingkungan. Ketika perokok batuk secara terus menerus, lapisan
bronchial memproduksi lendir yang memiliki kemungkinan menebal dan berlaku
penyempitan saluran udara ke titik di mana pernapasan menjadi semakin sulit.
Dengan imobilisasi silia yang menyapu udara , saluran bronkial menjadi lebih rentan
terhadap infeksi lebih lanjut dan penyebaran kerusakan jaringan.
10
VI. MANIFESTASI KLINIS(1,2,6)
Gejalanya bronkitis dapat berupa:
batuk berdahak (dahaknya bisa berwarna kemerahan)
11
ALERGEN
Iritasi mukosa br
hiperte
Edema mukosa →Sel goblet
Peningkata
n pelepasan histamin
Aktivasi IgE Penye
baran bakteri/virus keselu
ruh tubuh
Penyempitan jalan nafas
infeksi
Invasi bakteri/virus ke jalan nafas
Batuk prod
Bersihan
jalan tidak efekti
f
Peningkatan
akumulasi
sekret
Metabolis
m meningkat
malais
Pengguna
an otot-otot bant
u pern
Nyeri
tenggorokan
sesak napas ketika melakukan olah raga atau aktivitas ringan
sering menderita infeksi pernapasan (flu)
mengi atau sesak
Bronkitis infeksiosa seringkali dimulai dengan gejala seperti pilek, yaitu hidung
meler, lelah, menggigil, sakit punggung, sakit otot, demam ringan dan nyeri
tenggorokan.
Batuk biasanya merupakan tanda dimulainya bronkitis. Pada awalnya batuk tidak
berdahak, tetapi 1-2 hari kemudian akan mengeluarkan dahak berwarna putih atau
kuning. Selanjutnya dahak akan bertambah banyak, berwarna kuning atau hijau.
Pada bronkitis berat, setelah sebagian besar gejala lainnya membaik, kadang
terjadi demam tinggi selama 3-5 hari dan batuk bisa menetap selama beberapa
minggu.
Sesak napas terjadi jika saluran udara tersumbat. Sering ditemukan bunyi napas
mengi, terutama setelah batuk. Bisa terjadi pneumonia.
Gejala lain dari bronkitis akut adalah sebagai berikut:
sakit tenggorokan
Hidung meler atau tersumbat
sakit kepala
12
nyeri otot
ekstrim kelelahan
VII. DIAGNOSIS (4)
Bronkitis akut adalah self-limiting disease dengan batuk sebagai gejala utama.
Infeksi ini bisa sulit untuk membedakan dari penyakit lain yang sering menyebabkan
batuk. Pilek sering menyebabkan batuk, namun, hidung tersumbat dan rhinorrhea
biasanya juga hadir, dan dingin yang biasanya berlangsung tujuh sampai 10 hari.
Gejala bronkitis akut biasanya bertahan selama sekitar tiga minggu.
Pneumonia biasanya dapat disingkirkan pada pasien tanpa demam, takipnea,
takikardia, atau temuan paru klinis sugestif pneumonia pada examination. Namun,
batuk mungkin satu-satunya gejala menyajikan awal pneumonia pada orang dewasa
yang lebih tua, ambang batas yang lebih rendah untuk menggunakan Foto thorax
harus dipertahankan pada pasien ini. Ada atau tidak adanya warna (misalnya, hijau)
sputum tidak andal membedakan antara bakteri dan virus saluran pernapasan bagian
bawah infections. Penyebab patogen untuk bronkitis jarang diidentifikasi. Dalam
penelitian klinis, penyebab dari pathogen yang teridentifikasi adalah kurang dari 30
persen dan sekitar 90 persen dari infeksi bronkitis akut disebabkan oleh viruses.
Karena hasil kultur virus biasanya rendah dan jarang mempengaruhi hasil
perencanaan klinis, tes serologi rutin tidak dianjurkan untuk bronkitis. Tes dapat
dipertimbangkan untuk influenza ketika risiko dianggap intermediate dan pasien
13
berada dalam 36 jam dari onset gejala. Selama musim puncak influenza, tes
umumnya tidak membantu karena kemungkinan pretest influenza tinggi. Sebaliknya,
nilai prediksi positif terlalu rendah untuk membantu di luar musim influenza. Tes
diagnostik selama wabah bronkitis juga dapat dipertimbangkan dalam skenario klinis
tertentu. Mycoplasma pneumonia dan Chlamydia pneumonia adalah etiologi bakteri
yang dapat mempengaruhi orang dewasa muda. Bordetella pertussis, agen penyebab
di pertusis, juga dapat menyebabkan bronkitis akut. Tes untuk pertusis harus
dipertimbangkan pada pasien yang tidak divaksinasi, pasien dengan batuk yang
paroksismal, memiliki "whooping sound”, atau telah berlangsung lebih dari tiga
minggu, dan pasien yang telah terkena pertusis atau tidak divaksinasi orang.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK (5,6)
Temuan pemeriksaan fisik pada bronkitis akut dapat bervariasi dari yang normal
cenderung faring eritema, limfadenopati lokal, dan Rhinorrhea untuk ronki kasar dan
mengi bahwa perubahan lokasi dan intensitas setelah batuk dalam dan produktif.
Mengi menyebar, bernada tinggi suara terus menerus, dan penggunaan otot aksesori
dapat diamati pada kasus berat.
Kadang-kadang, penurunan menyebar asupan udara atau stridor inspirasi terjadi;
temuan ini menunjukkan obstruksi dari saluran pernapasan besar atau trakea, yang
membutuhkan batuk berurutan kuat, penyedotan, dan, mungkin, intubasi atau bahkan
trakeostomi.
14
Suara mengalun berkepanjangan sepanjang perbatasan sternum kiri menunjukkan
hipertrofi ventrikel kanan sekunder terhadap bronkitis kronis.
Myringitis bulosa mungkin menyarankan pneumonia mikoplasma.
Konjungtivitis, adenopati, dan Rhinorrhea menunjukkan infeksi adenovir
IX. PEMERIKSAAN PENUNJANG (1,6)
Foto Thorax : Tidak tampak adanya kelainan atau hanya hyperemia.
Laboratorium : darah rutin
Tes fungsi paru-paru
Gas darah arteri
Rontgen dada.
X. DIAGNOSIS BANDING(2)
1- Croup
Radang tenggorokan subglottic dengan inflamasi pada mukosa dalam konteks
infeksi virus dari sistem pernapasan. Prevalensi utama adalah pada usia antara 6 bulan
dan 6 tahun. Biasanya pada sore atau pada malam hari di musim dingin, bayi dan
anak-anak yang terkena dampak mendapatkan serangan akut dengan batuk, suara
serak, stridor dan dyspnoea.
2- Aspirasi
15
Aspirasi asam lambung atau benda asing menyebabkan batuk. Benda asing
yang umum adalah potongan-potongan kecil apel atau wortel, setengah atau seluruh
kacang dan segala macam bagian kecil yang terbuat dari plastik atau logam. Dalam
kasus aspirasi akut, anak mendapatkan serangan batuk tiba-tiba dan dyspnoea. Karena
awal bronkus utama kanan dari trakea yang menuju ke yang lebih rendah
dibandingkan dengan yang kiri. Pada radiologi, pergeseran mediastinum ke sehat sisi
dapat dilihat. Dalam kasus aspirasi kronis gejala-gejala klinis adalah lebih ringan dan
kurang parah. Dalam kebanyakan kasus benda asing lebih kecil dibandingkan dengan
aspirasi akut, sehingga hal itu dapat meluncur ke dalam bronkus segmental, menetap
di sana dan mempertahankan inflamasi respon, yang terjadi sebagai batuk kronis. Ini
adalah alasan mengapa aspirasi kronis cukup sering mendapatkan disalahartikan
sebagai bronkitis kronis asal infeksi atau alergi.
3- Tuberkulosis
Dalam kasus batuk kronis adalah penting untuk mengambil kemungkinan TB
paru sebagai diagnosis banding, terutama pada anak-anak yang berasal dari tinggi
daerah kejadiannya, atau berhubungan dekat dengan orang-orang yang datang dari
daerah tersebut. Mycobacterium tuberculosis ditularkan melalui aerosol, yang berasal
dari batuk orang dengan TB paru terbuka. Anak-anak umumnya kurang menular,
karena hanya ada sedikt bakteri di dalam sputumnya. Fenomena ini disebut TBC
paucibacillary. Pada kecurigaan infeksi tuberkulosis, investigasi diagnostik yang tepat
16
harus dibuat. Tes imunologi harus dilakukan. IGRA (interferon-gamma release assay)
dari darah. Kombinasi dari kedua Hasil tes dalam spesifisitas yang optimal. Selain itu,
X-ray dada adalah diagnostik standar. Mikroskopis dan mikrobiologi analisis dibuat
dari induksi dahak atau dari asam lambung, karena anak-anak yang lebih muda dari
10 tahun biasanya tidak mampu memberikan dahak secara spontan.
4- Cystic fibrosis (CF)
Jika bayi memiliki obstruktif bronkitis berulang dengan batuk kronis salah
satu diagnosis banding, yang harus diperhitungkan, adalah CF. Meskipun itu adalah
penyakit jarang, masih salah satu penyakit keturunan yang paling umum. Itu modus
resesif autosomal dan disebabkan oleh mutasi pada CFTR (cystic fibrosis
transmembran regulator konduktansi) - gen, yang mengkode ion kloridachannel.
fokus yang paling penting dalam kemajuan CF adalah sistem pernapasan. Juga
mikosis paru (misalnya sebuah aspergillosis) dapat terjadi proses-proses inflamasi
permanen menyebabkan remodelling jaringan ireversibel dari saluran pernapasan.
Pada akhirnya, areaes atelectatic dan bula emphysematic yang tidak cukup untuk
ventilasi atau difusi, menggantikan jaringan normal. Hemoptisis dan pneumotoraks
adalah komplikasi dari kasus ini.
XI. PENATALAKSANAAN(1,6,8)
Antara obat-obatan yang dapat diberikan pada penderita bronchitis adalah :
17
a) Antitusif (penekan batuk) : DMP (dekstromethorfan) 15 mg, diminum 2-3 kali
sehari. Codein 10 mg, diminum 3 kali sehari. pada anak-anak, antitusif tidak
dianjurkan, terutama pada anak usia 6 tahun ke bawah. Pada penderita bronkitis
akut yang disertai sesak napas, penggunaan antitusif hendaknya dipertimbangkan
dan diperlukan feed back dari penderita. Jika penderita merasa tambah sesak,
maka antitusif dihentikan.
b) Ekspektorant : obat batuk pengencer dahak agar dahak mudah dikeluarkan
sehingga napas menjadi lega. Ekspektorant yang lazim digunakan diantaranya:
GG (glyceryl guaiacolate), bromhexine, ambroxol, dan lain-lain.
c) Antipiretik (pereda panas): parasetamol (asetaminofen), dan sejenisnya,
digunakan jika penderita demam.
d) Bronkodilator (melongarkan napas): salbutamol, terbutalin sulfat, teofilin,
aminofilin, dan lain-lain. Obat-obat ini digunakan pada penderita yang disertai
sesak napas atau rasa berat bernapas. Bronkodilator tidak hanya untuk obat asma,
tapi dapat juga digunakan untuk melonggarkan napas pada bronkitis. Efek
samping obat bronkodilator yang mungkin dialami oleh penderita, yakni:
berdebar, lemas, gemetar dan keringat dingin.
e) Antibiotika . Hanya digunakan jika dijumpai tanda-tanda infeksi oleh kuman
berdasarkan pemeriksaan (dahak berwarna kuning atau hijau, demam tetap tinggi
setelah minum antipiretik dan penderita yang sebelumnya memiliki penyakit
paru-paru.. Kepada penderita anak-anak diberikan amoxicillin.
18
XII. PROGNOSIS(3)
Prognosis dan perjalanan penyakit ini bergantung pada tatalaksana yang tepat atau
mengatasi setiap penyakit yang mendasari. Komplikasi yang terjadi berasal dari
penyakit yang mendasari
REFERENSI
1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FK Universitas Indonesia1985. Bronkitis
dalam Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Edisi ke sebelas. H.1197 – 1202.
19
2. Peiser C. Bronchitis in Children, Lung Diseases. Dalam: Selected State of the Art
Reviews,.Elvisegran Malcolm Irusen (Ed.)2012. H.443-462
3. Naning R, Ismangoen H, Setyati A. Bronkitis Akut. Dalam: Rahajoe NN,
Supriyatno B, Setyanto DB, penyunting. Buku Ajar Respirologi Anak. Edisi
pertama. IDAI 2012. H.330-332
4. Albert RH. Diagnosis and Treatment of Acute Bronchitis. Dalam American
Family Physician. Volume 82.December 1,2010. H. 1345-1349
5. Fayyaz J. Bronchitis in May 9,2013e.medicine
6. Knutson D, Braun C. Diagnosis and Management of Acute Bronchitis. Dalam
American Family Physician. Volume 65. May15, 2002. H. 2039-2043
7. Guyton AC, Hall JE. Pulmunory Ventilation and Respiration in Textbook of
Medical Physiology, Edfisi sebelas H.476 - 487
20