plagiat merupakan tindakan tidak terpujirepository.usd.ac.id/37/2/111114040_full.pdf · kelompok...
TRANSCRIPT
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN
DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH
PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING
(PENELITIAN TINDAKAN)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Hare Farida .E.H
NIM: 111114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN
DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH
PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING
(PENELITIAN TINDAKAN)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Bimbingan dan Konseling
Oleh:
Hare Farida .E.H
NIM: 111114040
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
SKRIPSI
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN
DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH
PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING
(PENELITIAN TINDAKAN)
Oleh:
Hare Farida Elisabet Hilapok
NIM:111114040
Telah disetujui oleh:
Pembimbing
Dr. Gendon Barus, M.Si., Tanggal : Juni 2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
SKRIPSI
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN
DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH
PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING
(PENELITIAN TINDAKAN)
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Hare Farida Elisabet Hilapok
NIM:111114040
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji
Pada tanggal 2015
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : Dr. Gendon Barus, M.Si. ....................
Sekertaris : Juster Donal Sinaga, M.Pd. ....................
Anggota : Dr. Gendon Barus, M.Si. ....................
Anggota : M.M Sri Hastuti, M.Si. ....................
Anggota : Ag. K. Indah Marheni, S.Pd., M.A ....................
Yogyakarta 2015
Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Dekan,
Rohandi, Ph.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku
mengenai kamu, demikianlah firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera dan
bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang
penuh harapan.
Yeremia 29:11
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus
Kedua orang tua saya, Bpk Surakso Rustam dan Ibu Supami
Segenap keluarga besar
Sr. Ambrosia. AK
Program Studi Bimbimngan dan Konseling USD
Orang-orang yang saya cintai
Serta teman-teman BK angkatan 2011
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya nyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memmuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta Juni 2014
Hare Farida Elisabet H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Hare Farida Elisabet Hilapok
NIM : 111114040
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN DATANG TERLAMBAT
KE SEKOLAH PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARETMELALUI
LAYANAN KONSELING KELOMPOK DENGAN PENDEKATAN BRIEF
COUNSELING (PENELITIAN TINDAKAN)
Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengolahnya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikan di internet maupun media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta Juni 2015
Yang menyatakan
Hare Farida Elisabet H
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
UPAYA MENGURANGI KEBIASAAN
DATANG TERLAMBAT KE SEKOLAH
PADA SISWA-SISWI SMA TIGA MARET
MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK
DENGAN PENDEKATAN BRIEF COUNSELING
(PENELITIAN TINDAKAN)
Hare Farida Elisabet Hilapok
Universitas Sanata Dharma
2015
Tujuan penelitian ini mengurangi kebiasaan datang terlambat pada siswa-
siswi SMA Tiga Maret Yogyakarta, melalui layanan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
tindakan. Penelitian tindakan merupakan penerapan penemuan fakta pada
pemecahan masalah dalam situasi sosial dengan pandangan untuk meningkatkan
kualitas tindakan yang dilakukan di dalamnya, dan melibatkan kolaborasi kerja
sama para peneliti, praktisi serta orang awam. Konseling kelompok adalah
konseling yang terdiri dari empat sampai delapan konseli yang bertemu dengan
satu sampai dua konselor. Brief Counseling berarti konseling singkat atau
konseling ringkas yang berpusat pada solusi.
Proses penelitian diawali dengan pengunpulan data yang dilakukan dalam
dua tahap, yaitu data awal kebiasaan siswa datang terlambat ke sekolah sebelum
dilakukan tindakan, serta data akhir kebiasaan siswa datang terlambat ke sekolah
setelah dilakukannya tindakan. Penelitian ini menggunakan instrumen panduan
observasi daftar cek, dan panduan wawan cara. Jumlah subyek dalam penelitian
ini adalah enam siswa, kelas X. Peneliti melaksanakan layanan konseling
kelompok dengan pendekatan Brief Counseling selama dua sikluas.
Hasil penelitian menunjukkan perubahan perilaku pada ke-empat subyek
yaitu berkurangnya frekuensi kebiasaan datang terlambat ke sekolah setelah
mendapat tindakan konseling kelompok dengan pendektan Brief Counseling.
Sedangkan dua subyek lainya tidak mengalami perubahan perilaku. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan konseling kelompok dengan
pendektan Brief Counseling efektif untuk empat subyek, tetapi tidak efektif untuk
dua subyek lainya dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.
Kata kunci: Terlambat ke sekolah, konseling kelompok, Brief Counseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
Abstract
The goal of this research is to reduce the habit of coming late to school
on students of “Tiga Maret” Senior High School through the group counseling
service by using Brief Counseling Approach. This study used action research
design. The action research is a fact-finding application for solving problems in
social situations with a view to improve the quality of actions carried out in it, and
involves the working collaboration of researchers, practitioners, and laymen. The
group counseling is a counseling which consists of four to eight client who met
with one to two counselors. Brief counseling means short or brief counseling that
centered on solutions.
The research process began with collecting of data which was done in
two stages. The first was collecting preliminary data for the students’ habits of
coming late to school before applying the actions then the last was collecting final
data to the students’ habits of coming late to school after applying the actions.
This research used the instruments of check-list observation guide and interview
guide. The number of subjects in this research were six students of the tenth
grade. The researcher conducted group counseling services by using Brief
Counseling Approach in two cycles.
The results showed behavioral changes on four subjects, in which the
frequency of the habit of coming late to school is decreased after they received the
action of group counseling by using Brief Counseling Approach. Hawever, the
others of two subjects did not show behavioral change. Therefore, it can be
concluded that the application of group counseling by using Brief Counseling
Approach is effective on four subjects but is not effective on the others of two
subjects to diminish the habit coming late to school.
Keywords : Coming late to school , Group Counseling , Brief Counseling .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
pertolanganNya, hikmatNya, serta penyertaanNya dalam persiapan pelaksanaan
serta penyelesaian skripsi ini.
Skripsi ini ditulis dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar sarjana pendidikan dari Program Studi Bimbingan dan
Konseling, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
Penulis menyadari bahwa selesainya penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan dan dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih yang tulus kepada:
1. Dr. Gendon Barus, M.Si., sebagai Kepala Program Studi Bimbingan dan
Konseling Universitas Sanata Dharma.
2. Drs. R. Budi Sarwono, M.A., sebagai dosen pembimbing yang begitu
sabar dan tulus dalam memberikan waktu, motivasi, masukan, arahan serta
ide-ide maupun gagasan kepada penulis dalam proses penulisan skripsi
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
3. Bapak dan Ibu dosen di Program Studi Bimbingan dan Konseling, yang
telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan yang berguna
bagi penulis.
4. Romo Tarsisius Sscc atas waktu dan kesediaanya dalam membantu penulis
menterjemahkan buku.
5. Sr Ambrosia AK, atas dukungan dan kesempatan yang diberikan sehingga
penulis dapat menyelesaikan studi di perguruan tinggi Universitas Sanata
Dharma Program Studi Bimbingan dan Konseling.
6. Sahabat-sahabatku (Sr Laura Naibaho Kssy,Sr Veronika Osf Sibolga, Sr
Kiki Ssps, Br. Begriht. G Msc, Fr Anggo Scj, Adven, Eva Saragih, Ana,
atas motivasi yang diberikan kepada penulis dalam proses penulisan
skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
7. Suko Miarso atas dukungan, bantuan, motivasi serta semnagat yang
diberikan dengan tulus kepada penulis selama proses penulisan skrispsi.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu dan memberikan dukungan dalam proses penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh
sebab itu masukan, saran, dan kritik terhadap karya ini sangat diperlukan.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Yogyakarta, Juni 2015
Hare Farida Elisabet Hilapok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................. v
LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ..................... vi
ABSTRAK .............................................................................................................. vii
ABSTRACT ............................................................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 2
B. Identifikasi Masalah....................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
F. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 7
G. Definisi Oprasional Variabel ......................................................................... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 9
A. Hakikat Disiplin ............................................................................................. 9
1. Definisi Disiplin ........................................................................................ 9
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin ............................................. 10
3. Fungsi Disiplin .......................................................................................... 10
4. Tata Tertib SMA GAMA .......................................................................... 11
5. Kebiasaan Datang Terlambat Kesekolah .................................................. 12
B. Hakikat Remaja ............................................................................................. 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
1. Devinisi Remaja ........................................................................................ 13
2. Ciri-ciri Remaja ........................................................................................... 14
3. Tugas Perkembangan Remaja ................................................................... 17
C. Hakikat Konseling Kelompok ....................................................................... 20
1. Definisi Konseling Kelompok .................................................................. 20
2. Konseling Kelompok di Sekolah Menengah ............................................ 21
3. Tujuan Layanan Konseling Kelompok ..................................................... 22
4. Pentingnya Konseling Kelompok ............................................................. 23
5. Tahap-tahap Layanan Konseling Kelompok ............................................ 27
6. Keterampilan Konselor dalam Konseling Kelompok ............................... 29
D. Hakikat Brief Counseling/Konseling Singkat Berfokus Pada Solusi ............ 29
1. Konsep Dasar Brief Counseling ................................................................ .. 29
2. Definisi Brief Counseling ......................................................................... 30
3. Kelebihan Brief Counseling ...................................................................... 31
4. Teknik-teknik Brief Counseling ................................................................ 32
E. Kajian Penelitian yang Relevan ..................................................................... 37
F. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 38
G. Hipotesis Tindakan ........................................................................................ 39
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 40
A. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 40
B. Setting Penelitian ........................................................................................... 40
1. Tempat Penelitian ..................................................................................... 40
2. Waktu Penelitian ....................................................................................... 40
C. Metode Penelitian .......................................................................................... 44
1. Definisi Penelitian tindakan (Action research) ......................................... 44
2. Ciri-ciri Penelitian Tindakan ..................................................................... 44
D. Partisipan dalam Penelitian............................................................................ 45
E. Peran dan Posisi Peneliti ................................................................................ 45
F. Tahapan Penelitian......................................................................................... 46
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ................................................. 49
H. Data dan Sumber Data ................................................................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
I. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................ 50
1. Wawancara ................................................................................................ 50
2. Observasi................................................................................................... 52
J. Instrumen Pengumpulan Data ....................................................................... 52
K. Keabsahan Data ............................................................................................. 56
L. Teknik Analisis Data ..................................................................................... 58
BAB IV HASIL PENELITIAN .............................................................................. 59
A. Proses Penelitian ............................................................................................ 59
1. Siklus I ...................................................................................................... 62
2. Siklus II ..................................................................................................... 68
B. Hasil Penelitian .............................................................................................. 74
1. Hasil Penelitian sebelum diberikan Tindakan .......................................... 74
2. Hasil Penelitian Siklus I ........................................................................... 76
3. Hasil Penelitian Siklus II ......................................................................... 76
C. Pembahasan .................................................................................................. 78
BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN ............................................ 89
A. Kesimpulan .................................................................................................... 89
B. Saran .............................................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 92
LAMPIRAN ............................................................................................................ 94
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Recana Jadwal Penelitian ........................................................................... 41
Tabel 2. Tahapan penelitian tindakan ...................................................................... 47
Tabel 3. Rencana kegiatan penelitian ....................................................................... 48
Tabel 4. Format Instrumen Wawancara ..................................................................... 51
Tabel 5. Format Observasi Daftar Cek ..................................................................... 54
Tabel 6.Format Observasi Daftar Cek setelah tindakan ............................................ 53
Tabel 7. Pedoman Panduan Wawancara untuk Guru Kelas sebelum tindakan.......... 53
Tabel 8. Pedoman Panduan Wawancara untuk Siswa sebelum tindakan ................. 54
Tabel 9. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan ............................... 54
Tabel 10. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan ............................. 61
Tabel 11. Tabel Jumlah Keterlambatan Subyek sebelum diberikan Tindakan
selama 45 Hari Efektif Sekolah ................................................................................ 74
Tabel 12. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah Mendapatkan
Tindakan Siklus I ....................................................................................................... 75
Tabel 13. Diagram Jumlah Keterlambatan Siswa, sebelum maupun setelah
mendapatkan Tindakan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief
Counseling, Selama 45 Hari efektif sekolah. ............................................................ 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bagan teknik Brief Counseling ................................................ 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Guru BK Sebelum Tindakan ................94
Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas X MIA dan X IIS ...............96
Lampiran 3. Data Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek Berdasarkan Catatan
Guru Piket selama 45 Hari, Sebelum Tindakan. ................................................99
Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan ke-enam Subyek
sebelum Tindakan ........................................................................................... 104
Lampiran 5. Absensi kehadiran Subyek pada Tindakan Kelompok dengan
Pendekatan Brief Counseling Siklus I dan II .................................................. 110
Lampiran 6. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah diberikan Tindakan,
Berdasarkan Catatan Guru Piket selama 45 Hari ............................................. 125
Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Subyek, setelah Tindakan Siklus I dan II
selama 45 Hari ................................................................................................. 131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini memaparkan latar belakang masalah, identifikasi masalah,
pembatasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan definisi operasional variabel penelitian. Sub- sub judul tersebut
merupakan bagian dari pendahuluan yang harus ada dalam sebuah penelitian.
Setiap pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan
dapat dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub bagian pendahuluan ini akan
dijabarkan secara singkat, padat dan jelas.
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran penting dan menjadi modal dasar yang harus
dimiliki oleh setiap orang. Pendidikan juga sebagai penunjang seseorang dalam
mengembangkan dan meningkatkan kemampuan serta keterampilan. Oleh sebab
itu pendidikan menjadi perhatian khusus bagi pemerintah, khususnya Departemen
Pendidikan Nasional yang mewajibkan belajar sembilan tahun bagi setiap warga
negara (Undang-undang Pendidikan Nasional No.2/1989). Pendidikan yang utama
dan pertama dimulai dari lingkungan keluarga, yaitu melalui relasi anak dengan
kedua orang tua serta anggota keluarga lainnya. Keluarga menjadi peletak dasar
proses pendidikan bagi seorang anak selain lembaga-lembaga pendidikan lainya,
seperti halnya sekolah. Melalui interaksi dengan kedua orang tua, anak belajar
bagaimana memahami orang lain, mengungkapkan perasaan, bertutur dan
berperilaku baik, peka serta peduli terhadap orang lain. Hal tersebut membuktikan
bahwa peran pendidikan sangat penting bagi setiap orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Pendidikan juga tidak hanya diperoleh melalui keluarga, pendidikan juga
dapat dialami oleh setiap orang melalui jalur pendidikan formal. Pendidikan
formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah. Jalur
pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari Sekolah
Dasar (SD), Sekolah Mengah Pertama (SMP), serta Sekolah Menengah
Atas/Kejuruan (SMA/SMK).
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, tentunya memiliki visi dan
misi yang mulia, dan tentunya antara sekolah satu dengan yang lain memiliki
keunikan/ciri khas dalam merumuskan visi dan misi. Salah satu visi yang pada
umunya ada pada beberapa sekolah, misalnya saja menciptakan suasana belajar
yang kondusif, untuk mengembangkan potensi siswa dalam mewujudkan tujuan
pendidikan nasional. Sekolah diharapkan menjadi tempat dimana siswa tidak
hanya mampu unggul secara akademis, lebih dari itu sekolah diharapkan mampu
membentuk pribadi siswa yang berkarakter yaitu bertanggung jawab, mandiri,
kreatif, menghargai orang lain, bekerja sama serta disiplin. Oleh sebab itu sebagai
lembaga penyelenggara pendidikan, sekolah perlu merumuskan suatu tujuan
pendidikan dengan jelas, matang, cermat dan teliti yang tertuang dalam visi dan
misi.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal, juga mengembangkan aturan
yang berlaku untuk mengatur proses belajar mengajar. Salah satu aturan sekolah
disebut tata tertib, atau lebih dikenal dengan disiplin sekolah. Siswa dituntut untuk
mentaati disiplin sekolah guna mencapai keberhasilan proses belajar mengajar,
serta membentuk pribadi yang bertanggung jawab. Aturan akan dapat berjalan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dengan baik apabila pelaku displin memiliki sikap disiplin terhadap peraturan
sekolah. Beberapa peraturan sekolah yang harus ditaati oleh siswa bisanya adalah
memakai seragam dengan rapi, mengikuti kegitan belajar, serta datang
tepatwaktu, artinya siswa sudah harus berada di lingkungan sekolah sebelum
pukul 07.00 WIB.
Kehadiran siswa tepat waktu saat masuk sekolah sangat penting bagi proses
pembelajaran, karena dengan hadir di sekolah tepat waktu siswa mengawali
proses belajar dengan perasaan yang tenang, serta membiasakan siswa menjadi
disiplin. Tu’u (2004:2) menjelaskan bahwa membudayakan disiplin dalam
kehidupan sekolah pada siswa dapat memberikan dampak yang positif bagi
kehidupan siswa di luar sekolah. Disiplin yang baik dapat menghasilkan
kehidupan yang teratur. Kedisiplinan merupakan kepatuhan terhadap peraturan
yang berlaku, terutama di lingkungan sekolah (Hurlock, 1980:82). Setiap siswa
diharapkan memiliki kebiasaan datang ke sekolah tepat waktu, artinya tidak
terlambat. Akan tetapi pada kenyataanya fenomena siswa terlambat datang ke
sekolah bisa ditemukan di beberapa sekolah.
Fenomena terlambat pada umunya dialami oleh sebagian siswa SMA Tiga
Maret. Dilihat dari usia perkembangannya, siswa SMA termasuk dalam masa
remaja. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak menuju
masa dewasa. Elizabeth B. Hurlock (1980:207) menjelaskan bahwa salah satu ciri
remaja yaitu berada pada masa periode peralihan, dimana mereka cenderung
menginginkan dan menuntut kebebasan, serta kurang mampu mempertanggung
jawabkan apa yang mereka lakukan seperti halnya terlambat datang ke sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Peneliti menemukan kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada sebagian
siswa-siswi SMA Tiga Maret, selama melaksanakan tugas Program Pengalaman
Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK). Dari hasil pengamatan peneliti,
hampir setiap hari ada beberapa siswa terlambat datang ke sekolah. Kebiasaan
terlambat tersebut sering dialami oleh siswa yang sama. Siswa yang terlambat
akan mendapatkan sangsi. Sangsi yang diberikan biasanya siswa tidak diijinkan
mengikuti satu jam pelajaran, dan diminta membersihkan taman/halaman sekolah,
menyiram tanaman, membersihkan WC guru maupun siswa, membuat tugas
pribadi, dan lain sebagainya. Pemberian sangsi tersebut salah satu upaya
menghentikan atau mengurangi kebiasaan-kebiasaan terlambat pada siswa, akan
tetapi siswa yang mendapat sangsi tersebut justru tidak merasa jera, artinya hari
berikutnya siswa tersebut masih mengulangi kesalahan yang sama. Sangat
disayangkan jika hal ini dibiarkan saja, karena hal tersebut akan berdampak pada
waktu belajar siswa tersita.
Peran guru terutama guru Bimbingan dan Konseling tentu saja sangat
stategis dalam memecahkan masalah tersebut, jika pemberian sangsi tidak lagi
berhasil mengatasi kebiasaan datang terlambat pada siswa. Guru Bimbingan dan
Konseling memiliki tanggung jawab dalam mendampingi siswa yang bermasalah,
khususnya bagi siswa yang sering terlambat. Berdasarkan hasil wawancara
peneliti dengan salah satu guru kelas serta guru BK SMA Tiga Maret, beberapa
guru mengaku kehabisan cara dalam mengatasi masalah tersebut. Kebiasaan
datang terlambat pada beberapa siswa seakan sudah menjadi darah daging dalam
diri mereka, sehingga berbagai sangsi yang diterima, sindirian dari guru piket,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
serta omelan dari guru kelas, dianggap hal yang biasa saja. Melihat kondisi
tersebut, peneliti tertarik mengunakan metode Brief Counseling sebagai upaya
mengatasi kebiasaan siswa terlambat datang ke sekolah, melalui layanan
Konseling Kelompok. Konseling kelompok merupakan salah satu strategi layanan
konseling. Perbedaan mendasar konsep konseling kelompok dengan konseling
individual adalah terletak pada proses kelompok dengan menekankan pada
interaksi sosial antar anggota kelompok. Selain itu masalah yang ditangani
melalui konseling kelompok merupakan masalah yang sama, artinya antara
konseli yang satu dengan yang lain mengalami permasalahan yang sama.
Sedangkan Brief Counseling dikenal sebagai pendekatan konseling yang singkat
dan berfokus pada solusi, artinya dalam proses konseling konselor memfokuskan
pada pemecahan masalah konseli tanpa melihat atau menggali lebih dalam
timbulnya masalah konseli.
Berdasarkan permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat judul “Upaya Mengurangi Kebiasaan Datang Terlambat ke
Sekolah Pada Siswa-Siswi SMA Tiga Maret Melalui Layanan Konseling
Kelompok dengan Pendekatan Brief Counseling” dalam pemenuhan tugas
akhir. Melalui skripsi ini peneliti berharap akan ada manfaat yang dapat diambil
oleh SMA Tiga Maret, dalam usaha mengurangi kebiasaan siswa terlambat datang
ke sekolah. Pemilihan subyek yaitu siswa-siswi yang sering mengalami terlambat
datang ke sekolah setiap harinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Identifikasi Masalah
Berangkat dari latar belakang masalah di atas, upaya mengurangi kebiasaan
datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret melalui layanan
konseling kelompok dengan metode Brief Counseling, dapat diidentifikasi
berbagai masalah sebagai berikut:
1. Beberapa siswa yang sama sering mengalami terlambat datang ke sekolah.
2. Beberapa siswa tidak berubah menjadi disiplin setelah mendapatkan sangsi
dari sekolah.
3. Sebagian siswa tidak dapat mengikuti pelajaran dengan baik, karena terlalu
sering terlambat datang kesekolah.
4. Keapada siswa yang sering terlambat sekolah,belum pernah dilaksanakan
kegiatan layanan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.
C. Pembatasan Masalah
Dalam penelitian ini, fokus kajian di arahkan pada menjawab upaya
mengurangi kebiasaan terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret
melalui layanan konseling kelompok dengan metode Brief Counseling.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah kebiasaan terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret
dapat dikurangi melaui pemberian layanan konseling kelompok dengan
metode Brief Counseling?
2. Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebiasaan datang terlambat
ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Seberapa efektifkah layanan konseling kelompok dengan metode Brief
Counseling, sebagai upaya mengurangi kebiasaan terlambat datang ke
sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini yaitu:
1. Mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA
Tiga Maret, melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan metode
Brief Counseling.
2. Mengetahui faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kebiasaan datang
terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret.
3. Mengetahui seberapa efektif layanan konseling kelompok dengan metode
Brief Counseling, sebagai upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke
sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret.
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan terhadap
pengembangan ilmu pengetahuan khususnya bagi teori konseling kelompok
dan Brief Counseling.
2. Manfaat praktis
a. Bagi lembaga pendidikan sekolah SMA Tiga Maret
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi sekolah dalam usaha
mengatasi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siwa-siswi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan metode Brief
Counseling.
a. Bagi siswa
Membantu siswa dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat ke
sekolah.
G. Definisi Operasional Variabel
Adapun Definisi Operasional Variabel dalam penelitian ini yaitu:
1. Disiplin adalah ketaatan seseorang terhadapat aturan atau tata tertib.
2. Kebiasaan datang terlambat kesekolah adalah semua tingkah laku atau
tindakan siswa yang tidak tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan
oleh pihak sekolah.
3. Remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif dan soisal-emosional.
4. Konseling kelompok adalah layanan konseling yang diberikan konselor
kepada sekolompok konseli yang terdiri dari empat atau lebih dan memiliki
permasalahan yang sama.
5. Brief Counseling adalah konseling singkat atau ringkas yang berpusat pada
solusi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bab ini mepaparkan hakikat disiplin, hakikat remaja, hakekat konseling
kelompok, serta hakekat Brief Counseling. Ke-empat sub-judul tersebut
merupakan bagian-bagian dari kajian pustaka yang harus ada dalam sebuah
penelitian. Setiap penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat
dipertanggungjawabkan. Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan secara
singkat, padat, dan jelas.
A. Hakikat Disiplin
1. Definisi Disiplin.
Pengertian disiplin menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah ketaatan
(kepatuhan) kepada peraturan dan tata tertib. Kata disiplin berasal dari bahasa
Latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian
serta pengembangan tabiat. As. Munandar (Bahrodin, 2007:23) dalam Gusti
Media, mengungkapkan disiplin adalah bentuk ketaatan terhadap aturan, yang
telah ditetapkan. Sementara itu Andre E. Sikula (1981:402) dalam Hidayat Syarif
(2013), mengemukakan bahwa disiplin diartikan sebagai kondisi atau suatu usaha
untuk membentuk perilaku melalui penerapan penghargaan (reward) maupun
hukuman(punishment).
Dari uraian pengertian disiplin di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud disiplin adalah perilaku seseorang yang sesuai dengan tata tertib, atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aturan yang berlaku baik yang muncul dari kesadaran diri, maupun karena adanya
sanksi atau hukuman.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin.
Agar disiplin dapat tumbuh dan terpelihara dengan baik maka terdapat tiga
faktor yang sangat perlu diperhatikan, dalam Hidayat Syarif (2013) menjelaskan
faktor-faktor yang mengaruhi disiplin yaitu, kesadaran, keteladanan dan
penegakan peraturan. Kesadaran adalah faktor utamadalam tegaknya disiplin.
Sedangkan keteladanan dan penegakan peraturan merupakan pendukung terhadap
kesadaran. Keteladanan dan penegakan peraturan tidak akan mampu bertahan
lama bila tidak dilandasi dengan kesadaran yang tumbuh dalam diri seseorang.
Selanjutnya disiplin akan menjadi sesuatu yang dihormati dan dijunjung tinggi
karena dipercaya mampu membimbing dan mengarahkan perilaku setiap anggota
kelompok, bila terdapat komitmen yang tinggi untuk menegakannya tanpa
kecuali. Penerapan disiplin memerlukan adanya ketegasan dan keadilan yang
berlaku bagi semua anggota kelompok tanpa kecuali.
3. Fungsi disiplin.
Menurut Singgih Gunarsa (2002:136) bahwa fungsi utama disiplin adalah
untuk mengajarkan bagaimana mengendalikan diri dengan mudah menghormati
dan mematuhi otoritas atau peraturan yangada. Mardia Bin Smith (2011)
Winataputra (1998:10) menjelaskan bahwa disiplin perlu diberikan kepada siswa
dengan alasan, sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
a. Disiplin perlu diajarkan, pelajari dan di hayati oleh siswa agar siswa
mampu mendisiplinkan dirinya sendiri dan mampu mengendalikan diri
sendiri tanpa di control guru.
b. Tingkat ketaatan siswa yang tinggi terhadap aturan kelas, lebih-lebih jika
ketaatan itu tumbuh dari diri sendiri, bukan dipaksa, akan memungkinkan
terciptanya suasana belajar yang kondusif, yaitu suasana belajar yang
menyenangkan sehingga siswa termotivasi untuk belajar.
c. Kebiasaan untuk mentaati aturan dalam kelas akan memberi dampak
lebih lanjut bagi aturan yang ada dalam masyarakat.
4. Tata tertib SMA Gama
a. Masuk sekolah tepat waktu, pintu gerbang ditutup pukul 07.00 WIB.
Siswa yang datang lebih dari pukul 07.00 tidak boleh masuk kecuali
diantar/membawa surat ijin dari orang tua/wali siswa.
b. Siang hari sehabis kegiatan kegiatan belajar mengajar siswa segera
pulang, pintu gerbang utama ditutup pukul 14.00 WIB.
c. Tidak masuk tanpa keterangan maksimal 12 kali dalam I semester, jika
lebih dari 12 kali dalam I semester akan diserahkan kembali kepada
orang tua.
d. Apabila tidak masuk tanpa keterangan mencapai tiga kali dalam satu
bulan akan dilakukan kunjungan rumah orang tua oleh guru BK.
e. Melaksanakan semua tugas yang diberikan guru baik di sekolah/dirumah
dengan penuh tanggungjawab.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
5. Kebiasaan datang terlambat ke sekolah.
Terlambat datang ke sekolah merupakan salah satu perilaku menyimpang
yang menyalahi segala aturan atau tata tertib yang ada di sekolah, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
kebiasaan adalah melakukan tanggapan terhadap situasi tertentu yang dipelajari
oleh seorang individu dan yang dilakukanya secara berulang untuk hal yang sama,
sedangkan datang menurut kamus besar bahasa indonesia tiba di tempat yang di
tuju. Wilimore,T.J (1959) dalam Prihani Dwi (2013) menyatakan terlambat
adalah datang tidak pada waktunya.
Sesuai dengan pernyataan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa
kebiasaan datang terlambat kesekolah adalah semua tingkah laku atau tindakan
siswa yang tidak tepat atau melebihi waktu yang telah ditentukan oleh pihak
sekolah. Kebiasaan datang terlambat ini jika tidak segera diatasi jelas akan
mempengarui proses belajar mengajar siswa dan lebih jauh lagi memiliki
pengaruh terhadap proses belajar.
B. Hakikat Remaja.
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang terdiri dari kelas X
yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah. Rata-rata siswa SMA kelas
X berada diusia 16-17 tahun, diamana pada usia tersebut termasuk dalam rentang
usia remaja akhir. Berdasarkan pemilihan subjek yaitu siswa SMA kelas X yang
memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah, maka sangat penting peneliti
menjelaskan mengenai remaja akhir, agar peneliti benar-benar memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
karakteristik perkembangan remaja. Oleh sebab itu peneliti memaparkan definisi
remaja akhir, ciri-ciri remaja akhir, tugas perkembangan remaja akhir.
1. Devinisi Remaja.
Santrock (2003:26) menjelaskan bahwa remaja (adolencense) diartikan
sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang
mencakup perubahan biologis, kognitif dan sosial-emosional. Masa remaja adalah
bagian dari perjalanan hidup, dan karena itu bukanlah merupakan masa
perkembangan yang terisolasi. Walaupun remaja mempunyai ciri unik, yang
terjadi pada masa remaja saling berkaitan dengan perkembangan dan pengalaman
pada masa ana-anak dan dewasa.
Masa remaja dimulai kira-kira dari usia 10 sampai 13 tahun dan berakhir
antara usia 18 dan 22 tahun. Banyak ahli perkembangan yang menggambarkan
remaja sebagai remaja awal dan akhir. Masa remaja awal (early adolencense)
kira-kira sama dengan masa sekolah menengah pertama (SMP) dan mencakup
kira-kira sama dengan masa pubertas. Sedangkan masa remaja akhir (late
adolencense) menunjuk pada kira-kira setelah usia 15 tahun. Minat pada karir,
pacaran, dan eksplorasi identitas seringkali lebih nyata dalam masa remaja akhir
dibandingkan dengan masa remaja awal.
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa remaja adalah
masa transisi perkembangan dari masa kanak menuju dewasa. Masa remaja berada
pada usia 10-13 tahun dan berakhir antara usia 18 dan 22 tahun, yang ditandai
adanya perubahan yang meliputi biologis, kognitif dan sosial-emosional. Remaja
dibagi menjadi dua yaitu: remaja awal, dan remaja akhir. Remaja akhir berada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
pada usia 16-18 tahun. Minat pada remaja akhir cenderung kearah persiapan karir,
pacaran, dan eksplorasi identitas.
2. Ciri-ciri remaja.
Seperti halnya dengan semua periode yang penting selama rentang
kehidupan, masa remaja mempunyai ciri-ciri tertentu yang membedakannya
dengan periode sebelum dan sesudahnya. Ciri-ciriremaja Menurut Hurlock (1980:
207).
a. Masa remaja sebagai periode yang penting.
Kendati semua periode dalam rentang kehidupan adalah penting, namun
kadar kepentingannya berbeda-beda. Remaja diharapkan mampu melalui
setiap rentang periode yang ada, karena jika satu periode terlewatkan bisa
membawa pengaruh dalam masa pertumbuhannya.
a. Masa remaja sebagai periode peralihan.
Peralihan tidak berarti terputus dengan atau berubah dari apa yang telah
terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih sebuah peralihan dari suatu
tahap berkutnya. Artinya apa yang terjadi sebelumnya akan
meninggalkan bekasnya pada apa yang terjadi sekarang dan yang akan
datang.
b. Masa remaja sebagai periode perubahan.
Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku selama masa remaja sejajar
dengan tingkat perubahan fisik. Selama awal masa, ketika perubahan
fisik terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap jugan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
berlangsung pesat. Ada empat perubahan yang sama dan hampir bersifat
universal, peruban tersebut adalah:
1) Meningginya emosi yang intensitasnya bergantung pada tingkat
perubahan fisik dan psikologis yang terjadi.
2) Perubahan tubuh, minat dan peran yang diharapkan oleh kelompok
sosial untuk diperankan, menimbulkan masalah baru.
3) Berubahnya minat dan pola prilaku, maka nilai-nilai juga berubah.
4) Sebagian besar remaja bersikap ambivalenterhadap setiap perubahan.
Mereka cenderung menginginkan dan menuntut kebebasan, tetapi
merka sering takut bertanggung jawab akan akibatnya dan meragukan
kemampuan mereka untuk dapat mengatasi tanggung jawab tersebut.
Perubahan ini sejalan dengan apa yang dialami oleh sebagian besar
siswa SMA Tiga Maret, khususnya siswa yang menjadi subyek dalam
penelitian ini. Perilaku terlambat ke sekolah yang dialami hampir
setiap harinya menunjukan sikap dan keinginan mereka pada
kebebasan dan kurang adanya minat untuk mematuhi peraturan yang
ada.
c. Masa remaja sebagai masa pencari identitas.
Identitas diri yang dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa
dirinya, dan apa perannya dalam masyarakat. Apakah dirinya seorang
anak atau seorang dewasa?, dan apakah nantinta ia akan menjadi seorang
suami atau istri?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
d. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan.
Seperti ditunjukkan oleh Majeres, “banyak anggapan populer tentang
remaja yang mempunyai arti yang bernilai, sayangnya banyak
diantaranya bersifat negatif” (101). Anggapan tersebut seperti halnya
bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, tidak bisa dipercaya, dan
cenderung berperilaku merusak. Hal tersebut menyebabkan sebagian
orang dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan remaja
mudah takut bertanggung jawab dan bersikap tidak simpatik terhadap
perilaku remaja laninya.
e. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik.
Remaja cenderung memiliki cita-cita atau keinginan yang kurang ralistik,
dan apa yang menjadi cita-cita atau keinginannya tidak hanya bagi
dirinya sendiri tetapi juga bagi keluarga dan teman-temanya. Remaja
akan sakit hati dan kecewa apabila orang-orang disekelilinga
mengecewakannya, terlebih kita apa yang menjadi cita-cita atau
keinginannya tidak tercapai.
f. Masa remaja sebagai ambang dewasa.
Pada ciri ini remaja mulai gelisah untuk meninggalkan stereotip usia
belasan tahun dan berusaha memberikan kesan bahwa mereka sudah
hampir dewasa. Oleh sebab itu remaja mulai memusatkan diri pada
perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa, misalnya saja
merokok, dan minum minuman keras. Mereka menganggap bawa
perilaku ini akan memberikan citra yang mereka inginkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
3. Tugas perkembangan remaja.
Erikson (Adams & Gullotta, 1983: 36-37; Coger, 1977: 92-93) berpendapat
bahwa remaja merupakan masa perkembangannya identity. Identity merupakan
vocalpoit dari pengalaman remaja, karena semua krisis normatif yang sebelumnya
telah memberikan kontribusi kepada perkembangan identitas ini. Erikson
memandang pengalaman hidup remaja berada dalam keadaan moratorium, yaitu
suatu periode saat remaja diharapkan mampu mempersiapkan dirinya untuk masa
depan, dan mampu menjawab pertanyaan siapa saya (who am I?).
Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa identitasnya, maka
remaja akan kehilangan arah, bagaikan kapal yang kehilangan kompas.
Dampaknya mereka mungkin akan mengembangkan perilaku yang yang
menyimpang (delingquent), melakukan krimininalitas, atau menutup diri dari
masyrakat. Menurut Hurlock (1990: 209) tugas perkembangan pada masa remaja
akhir adalah sebagai berikut:
a. Berusaha mampu menerima keadaan fisiknya.
Sebagian remaja merasa sulit menerima keadaan fisiknya yang banyak
mengalami perubahan. Remaja diharapkan mampu menerima bukan
menolak keadaan fisiknya yang mulai mengalami beberapa perubahan.
b. Berusaha mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa.
Memahami peran seks dewasa yang diakui masyarakat tidaklah
mempunyai banyak kesulitan bagi anak laki-laki; mereka telah didorong
dan diarahkan sejak awal masa kanak-kanak. Tetapi halnya berbeda bagi
anak perempuan. Sebagai anak-anak, mereka diperbolehkan bahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
didorong untuk memainkan peran sederajat, sehingga usaha untuk
mempelajari peran feminim dewasa yang diakui masyarakat dan
menerima peran tersebut, seringkali merupakan tugas pokok yang
memerlukan penyesuain diri selama bertahun-tahun. Karena adanya
pertentangan selama akhir masa kanak-kanak dan masa puber, maka
mempelajari hubungan baru dengan lawan jenis berarti harus mulai dari
nol dengan tujuan untuk mengetahui mengenai lawan jenis dan
bagaimana harus bergaul dengan mereka.
c. Berusaha mencapai kemandirian emosional.
Bagi remaja yang sangat mendambagakan kemandirian, usaha untuk
mandiri secara emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lain
merupakan tugas perkembangan yang mudah. Namun kemandirian
emosional tidaklah sma dengan kemandirian perilaku. Banyak remaja
yang ingin mandiri, juga ingin dan membutuhkan rasa aman yang
diperoleh dari ketergangguan emosi pada orang tua atau orang-orang
dewsa lain.
d. Berusaha mencapai kemandirian ekonomis.
Kemandirian ekonomis tidak dapat dicapai sebelum remaja memilih
pekerjaan dan mempersiapkan pekerjaan yang memerlukan periode
pelatihan yang lama, tidak ada jaminan kemandirian ekonomis bilamana
mereka secara resmi menjadi dewasa nantinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
e. Berusaha mengembangkan konsep dan keterampilan-keterampilan
intelektual yang sangat diperlukan untuk melukukan peran sebagai
anggota masyarakat.
Sekolah dan pendidikan tinggi menekankan perkembangan keterampilan
intelektual dan konsep yang penting bagi kecakapan sosial. Namun hanya
sedikit remaja yang mampu menggunakan keterampilan dan konsep ini
dalam situasi praktis. Mereaka yang aktif dalam berbagai aktivitas
ekstrakurikuler menguasai praktek demikian, namun mereka yang tidak
aktif karena harus bekerja setelah sekolah atau karena tidak diterima oleh
teman-teman, maka tidak memperoleh kesempatan mengembangkan
keterampilan dan kecakapan sosial.
f. Berusaha memahami dan mengintemalisasikan nilai-nilai orang dewasa
dan orang tua.
Sekolah dan pendidikan tinggi juga mencoba untuk membentuk nilai-
nilai yang sesuai dengan nilai-nilai orang dewasa; orang tua berperan
banyak dalam perkembangan ini.
g. Berusaha mengembangkan perilaku tanggungjawab sosial yang
diperlukan untuk memasuki dunia dewasa.
Erat hubungannya dengan masalah pengembangan nilai-nilain yang
selaras dengan dunia nilai orang dewasa yang akan dimasuki, adalah
tugas untuk mengembangkan perilaku sosial yang bertanggung jawab.
Sebagaian besar remaja ingin ingin diterima oleh teman-teman sebaya,
tetapi hal ini sering kali diperoleh dengan perilaku yang oleh orang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
dewasa dianggap tidak bertanggung jawab. Misalnya saja, saat menolong
memberikan jawaban ujian kepada teman, maka rema harus memilih
antara standar dewasa dan standar teman sebaya.
h. Berusaha mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan.
Kecenderungan untuk menikah diusia dini atau muda, maka persiapan
pernikahan merupakan tugas perkembangan yang sangat penting dalam
tahun-tahun remaja.
i. Berusaha memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab
kehidupan keluarga.
C. Hakikat Konseling Kelompok.
1. Definisi Konseling Kelompok.
Konseling kelompok, menurut Pauline Harrison (2002) adalah konseling
yang terdiri dari empat sampai delapan konseli yang bertemu dengan satu sampai
dua konselor. Dalam prosesnya, konseling kelompok dapat membicarakan
beberapa masalah, seperti kemampuan dalam membangun hubungan dan
komunikasi, pengembangan harga diri, dan keterampilan-keterampilan dalam
mengatasi masalah. Pengertian tersebut sejalan dengan pendapat Juntika Nurihsan
(2006:24) yang mengatakan bahwa konseling kelompok adalah suatu bantuan
kepada individu dalam situasi kelompok yang bersifat pencegahan dan
penyembuhan, serta diarahkan pada kemudahan dalam perkembangan dan
pertumbuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Corey (1990) dalam Group Counseling Developmental Approach memberi
pengertian konseling kelompok adalah sebuah proses interpersonal yang dianamis
yang terfokus pada kesadaran, pikiran dan perilaku yang berguna sebagai fungsi
terapi, pemahaman yang benar, pelepasan (katarsis), membangun kepercayaan
saling peduli, saling memahami, saling menerima, dan saling mendukung.
Sementara itu,James C. Hansen & Richard W. Warner (1976) mengatakan:
Group counseling is an interpersonal process involing a counselor and several
members who explore themselves and their situations in an attempt to modify their
attitudes and behaviors. Pernyataan ini menjelaskan bahwakonseling kelompok
adalah proses interpersonal yang melibatkan konselor dan beberapa anggota yang
mengeksplorasi diri dan situasi mereka dalam upaya untuk mengubah sikap dan
perilaku mereka.
Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa konseling
kelompok adalah, usaha konselor dalam memberikan bantuan kepada individu
dalam situasi kolompok yang terdiri dari empat sampai delapan orang. Konseli
yang tergabung dalam kelompok memiliki permasalahan yang sama.
2. Konseling Kelompok di Sekolah Menengah
Budi Hastuti dalam modul konseling individual menjelaskan bahwa
konseling kelompok di sekolah menengah adalah suatu layanan yangdiberikan
kepada para siswa sebagai bagian dari suatu program layananbimbingan dan
konseling di sekolah menengah lanjutan yang komprehensif (Campbell & Dahir,
1997;Gysbers & Henderson, 2000). Implementasi layanankonseling kelompok
dijelaskan sebagai satu intervensi yang efektif (Gladding,1999), dan terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
temuan bahwa banyak konselor sekolah menengah yangecara efektif
merencanakan dan menerapkan layanan konseling kelompok secara berkelanjutan.
Perencanaan dan penerapan layanan konseling kelompok difokuskan pada
kebutuhan-kebutuhan para siswa pada saat ini dalam parameter sekolah. Fokus
layanan bagi siswa digolongkan pada pencegahan, pengembangan, dan beorientasi
krisis (Myrick, 1993). Contoh konseling kelompok di sekolah menengah
mencakup permasalahan-permasalahan kesadaran tentang obatobatan terlarang
(narkoba), hubungan-hubungan efektif dalam hubungan sosial, keterampilan-
keterampilan belajar, perencanaan karir, perubahan masa-masa transisi, masalah
broken home, kesedihan akibat perceraian orang tua, dan sebagainya.
3. Tujuan layanan konseling kelompok.
Tujuan umum dari layanan konseling kelompok dapat ditemukan dalam
sejumlah literatur profesional yang mengupas tentang tujuan konseling kelompok,
sebagaimana ditulis oleh Ohlsen, Dinkmeyer, Muro, serta Corey (dalam Winkel,
1997) sebagai berikut.
a. Masing-masing konseli mampu menemukan dirinya dan memahami
dirinya sendiri dengan lebih baik. Berdasarkan pemahaman diri tersebut,
konseli rela menerima dirinya sendiri dan lebih terbuka terhadap aspek-
aspek positif kepribadiannya.
b. Para konseli mengembangkan kemampuan berkomunikasi antara satu
individu dengan individu yang lain, sehingga mereka dapat saling
memberikan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas perkembangan
yang khas pada setiap fase-fase perkembangannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
c. Para konseli memperoleh kemampuan mengatur dirinya sendiri dan
mengarahkan hidupnya sendiri, mula-mula dalam kontak antar pribadi di
dalam kelompok dan kemudian juga dalam kehidupan sehari-hari di luar
lingkungan kelompoknya.
d. Para konseli menjadi lebih peka terhadap kebutuhan orang lain dan lebih
mampu menghayati perasaan orang lain. Kepekaan dan penghayatan ini
akan membuat para konseli lebih sensitif terhadap kebutuhan psikologis
dan alam perasaan sendiri.
e. Masing-masing konseli menetapkan suatu sasaran yang ingin mereka
capai, yang diwujudkan dalam sikap dan perilaku yang lebih konstruktif.
f. Para konseli lebih menyadari dan menghayati makna dari kehidupan
manusia sebagai kehidupan bersama, yang mengandung tuntutan
menerima orang lain dan harapan akan diterima oleh orang lain.
g. Para konseli belajar berkomunikasi dengan seluruh anggota kelompok
secara terbuka, dengan saling menghargai dan saling menaruh perhatian.
Pengalaman bahwa komunikasi yang demikian dimungkinkan, akan
membawa dampak positif dalam kehidupan dengan orang lain yang dekat
padanya.
4. Pentingnya Konseling Kelompok
Budi Hastuti dalam Ohlsen, Horne, and Lawe (1988) mendeskripsikan
pentingnya konseling kelompok dalam sejumlah kekuatan yang disajikan dalam
banyak situasi konseling kelompok. Setiap konseli memiliki perasaan ingin
diterima dalam kelompok, mengetahui apa yang diharapkan, merasa memiliki,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
dan perasaan aman. Saat kekuatan ini tidak ada, konseli cenderung melakukan
tindakan burukseperti permusuhan, mundur, atau bersikap apatis. Lebih lanjut
Yalom (1985) mendiskusikan keberhasilan sebuah proses konseling kelompok
diketahui dengan adanya dinamika kelompok yang kondusif. Faktor-faktor yang
perlu diperhatikan dalam konseling kelompok antara lain:
a. Altruisme (mementingkan kepentingan orang lain). Konseling kelompok
melatih anggota untuk saling memberi dan menerima. Kemungkinan
selamaini konseli menganggap dirinya sebagai beban keluarga, namun
dalamkonseling kelompok, konseli dapat berperan penting bagi orang
lain. Konseli dapat menolong, memberikan dukungan, keyakinan, saran-
saran pada konseli lain, sehingga dapat meningkatkan harga dirinya dan
merasa berharga dimata orang lain.
b. Kohesivitas kelompok (merasakan koneksi atau hubungan dengan orang
lain). Rasa kebersaman dan ketertarikan anggota pada kelompok dapat
membuat rasa bersatu, satu anggota dengan anggota yang lain dapat
saling menerima, sehingga dapat membentuk hubungan yang berarti
dalam kelompok.
c. Belajar interpersonal (belajar dari anggota lain). Kelompok merupakan
mikro kosmik sosial. Jika konseli dapat berhasil berinteraksi dengan baik
dalam kelompok, maka pengalaman ini diharapkan dapat dilakukan di
luar kelompok.
d. Bimbingan (memberikan bantuan dan membimbing). Bimbingan bersifat
didaktis yang dapat dilakukan oleh konselor. Misalnya, cara belajar yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
baik,cara menumbuhkan kepercayaan diri, topik kesehatan mental, dan
lain-lain.
e. Katarsis (melepaskan perasaan-perasaan dan emosi-emosi). Katarsis
merupakan faktor penyembuh dalam konseling kelompok. Melalui
katarsis dalam proses konseling kelompok, konseli datang dengan penuh
gejolak emosi, selanjutnya konseli dapat mengekspresikannya dengan
bantuan konselor maupun anggota lainnya.
f. Identifikasi (pemberian modeling bagi anggota atau pemimpin
kelompok). Seringkali konseli memperoleh manfaat dari pengamatannya
dalam proses konseling kelompok. Konseli dapat mengamati dan meniru
cara konselor maupun anggota lain dalam bersikap dan memecahkan
masalah.
g. Family reenactment (merasakan sebagai satu keluarga dan belajar
daripengalaman). Konselor, asisten konselor, dan anggota kelompok
dapat dipandang sebagai representasi dari keluarga asal konseli. Konseli
seperti mengulang pengalaman masa kecilnya dalam keluarga asal. Dari
sini konseli akan belajar perilaku baru dalam berhubungan dengan orang
lain.
h. Pemahaman diri atau self understanding (memperoleh pemahaman
pribadi). Umpan balik dari anggota akan menolong konseli untuk
mengubah sikapnya dalam berhubungan dengan orang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
i. Dorongan pengharapan (merasa penuh harapan tentang satu kehidupan).
Harapan konseli untuk berubah akan membuatnya bertahan dalam
konseling. Apalagi bila terdapat teman yang berhasil dalam konseling.
j. Universalitas (tidak merasa kesepian). Konseli sering beranggapan
bahwa hanya dirinya sendiri yang memiliki masalah dan masalah tersebut
unik sehingga orang lain tidak akan pernah memiliki masalah tersebut.
Namun ketika konseli mengetahui berbagai masalah yang juga unik yang
dihadapi oleh anggota kelompok, maka konseli akan merasakan dirinya
tidak sendiridan tidak terisolasi.
k. Faktor eksistensial (mendatangkan pemahaman akan pasang surutnya
kehidupan). Kadang-kadang ada konseli yang menganggap bahwa
hidupini tidak adil dan tidak seimbang. Kemudian konseli
mempertanyakan tentang hidup dan mati. Di dalam konseling kelompok
topik seperti ini dapat muncul dan didiskusikan. Tanggapan dan
dukungan dari anggota lain akansangat banyak menolong.
Kemampuan memberikan layanan konseling kelompok sangat penting bagi
konselor, karena seorang konseli terkadang membutuhkan suasana kelompok
untuk memecahkan kesulitannya dan permasalahan konseli kemungkinan tidak
dapat terselesaikan melalui konseling individual. Oleh karenaitu, pengembangan
pengetahuan dan penguasaan pendekatan-pendekatan dalam layanan konseling
kelompok perlu ditingkatkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
5. Tahap-tahap layanan konseling kelompok.
Tahapan-tahapan konseling kelompok terdiri dari:
a. Pembukaan.
Diletakkan dasar bagi pengembangan hubungan antar pribadi (working
relationship) yang baik, yang memungkinkan pembicaraan terbuka dan
terarah pada penyelesaian masalah. Yang paling pokok adalah
pembukaan pada awal proses konseling kelompok, bila kelompok saling
bertemu untuk pertama kali. Mengingat jumlah pertemuan pertemuan
lebih dari satu kali, pertemuan-pertemuan berikutnya juga memakai suatu
pembukaan, tetapi caranya akan lain dibanding dengan pembukaan pada
waktu saling bertemu untuk pertama kali. Selain itu dalam pembukaan ini
terjadi perkenalan konseli satu dengan yang lain serta konselor sendiri.
b. Penjelasan masalah.
Masing-masing konseli mengutarakan masalah yang dihadapi berkaitan
dengan materi diskusi, sambil mengungkapkan pikiran dan perasaannya
secara bebas. Selama seseorang konseli mengungkapkan apa yang
dipandangnya perlu dikemukakan, konseli lainnya mendengarkan dengan
sungguh-sungguh dan berusaha ikut menghayati ungkapkan pikiran
perasaan temanya. Mereka dapat menanggapi ungkapan teman dengan
memberikan komentar singkat, yang menunjukan ungkapan itu telah
ditangkap dengan konkret. Setelah semua konseli selesai
mengungkapkan masalahnya menurut pandagan sendiri-sendiri, konselor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
meringkas apa yang dikatakan oleh masing-masing konseli dan
mengusulkan suatu perumusan masalah yang umum, yang mencakup
semua ungkapan yang telah dikemukakan oleh para konseli.
c. Penggalian latar belakang masalah.
Karena para konseli pada fase (2) biasanya belum menyajikan gambaran
lengkap mengenai kedudukan masalah dalam keseluruhan situasi hidup
masing-masing, diperlukan penjelasan lebih mendetail dan mendalam.
Pada fase ini konselor membawa kelompok masuk ke fase analisis kasus,
dengan tujuan supaya para konseli lebih memahami latar belakang
masalahnya sendiri-sendiri dan masalah teman, dan sekaligus mulai
sedikit mengerti tentang asal-usul permasalahan yang dibahas bersama.
d. Penyelesaian masalah.
Berdasarkan apa yang telah digali dalam fase analisis kasus,konselor dan
para konseli membahas bagaimana persoalan dapat diatasi. Kelompok
konseli selama fase ini harus ikut berpikir, memandang, dan
mempertimbangkan, narnun peranan konselor di institusi pendidikan
dalam mencari bersama penyelesaian permasalahan pada umumnya lebih
besar.
e. Penutup.
Bilamana kelompok sudah siap untuk melaksanakan apa yang telah
diputuskan bersama, proses konseling dapat diakhiri dan kelompok
dibubarkan pada pertemuan terakhir. Bilamana Proses konseling belum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
selesai, pertemuan yang sedang berlangsung ditutup untuk dilanjutkan
pada lain hari.
6. Keterampilan konselor dalam konseling kelompok.
Peran konselor dalam dalam konseling kelompok sangat penting dan bahkan
menjadi salah satu faktor keberhasilan konseling kelompok. Oleh sebab itu
konselor perlu memimiliki keterampilan-keterampilan dalam proses memberikan
layanan konseling kelompok. Budi Hastuti (2012) menjelaskan keterampilan-
keterampilan konselor yang perlu dikuasai ialah:
a. Keterampilan pada pemecahan masalah (problem solving).
b. Keterampilan interaksi sosial.
c. Keterampilan komunikasi, information giving.
D. Hakikat Brief Counseling/Konseling Singkat Berfokus Pada Sulusi
1. Konsep Dasar Brief Counseling
Pada akhir tahun 1970an, psikoterapi di Amerika Serikat mengalami masa
puncaknya. Bukti dari kejaan ini adalah pelayanan kesehatan mental menjadi yang
utama, selain itu buku-buku tentang self-help banyak ditemukan dan menjadi
daftar buku terlaris. Pada awal tahun 1990an, ada perubahan secara dramatis.
Walaupun buku-buku tentang self-help, menjadi buku terlaris, dan profesi
psikoterapi mendominasi saat itu. Sesuatu yang lain terjadi mada masa itu, di
Milwaukee, Wisconsin, sebuah tim yang dipimpin oleh Insoo Kim Berg dan Steve
de Shazer mulai bekerja dengan klien melalui pendekatan baru yang sangat
berbeda yaitu pendekatan Brief Counseling. Brief Counseling atau biasa lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
dikenal dengan Konseling Singkat Berfokus Pada Solusi. (Kelly.S.M., Kim.S.J.,
Franklin.C; 2008)
Melalui pendekatan ini, klien sendiri dipandang sebagai ahli dalam
permasalahannya sendiri. Ide-ide utamanya, bahwa kekuatan klien sangat
berpengaruh, bahwa perubahan klien itu terus menerus, dan klien dapat dipercaya
untuk menemukan sendiri solusi bagi persoalannya, merupakan alternative yang
diterima. Melalui pendekatan Brief Counseling ini, para konselor dapat
menggunakan teknik-teknik seperti miracle question, coping questions, dan
scaling questions untuk mengidentifikasi tujuan dan kekuatan klien untuk
membantu mereka membuat perubahan dalam hidupnya.
2. Definisi Brief Counseling.
Brief dalam bahasa indosesia berarti singkat atau ringkas. Brief Counseling
berarti konseling singkat atau konseling ringkas yang berpusat pada solusi.
Singkat atau ringkas mengindikasikan waktu yang pendek, dan hasil efektif. Brief
Counseling menemukan short cut yang menghubungkan antara pikiran, perasaan
dengan perilaku. Diantara ketiga hal itu terdapat rangkaian kode-kode perilaku
yang kemudian diekstrak dan dijabarkan menjadi teknik-teknik konseling yang
dapat diaplikasikan secara mudah. Dalam konseling singkat berfokus pada solusi,
konseli mendapatkan makna yang sangat pribadi dari setiap kejadian dalam
hidupnya, sebagaimana ia jelaskan dalam narasi yang juga bersifat personal.
Dalam pemahaman ini, penting bagi konselor untuk memberikan empati lebih
besar lagi, siap sedia bekerjasama, menjaga sikap ingin tahu, tetapi tetap penuh
hormat dengan perhatian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
3. Kelebihan Brief Counseling
a. Brief Counseling merupakan pendekatan yang mengusulkan sebagai
fakta bahwa orang mempunyai kekuatan-kekuatan; lebih dari itu Brief
Counseling mengungkapkan bahwa kekuatan-kekuatan bersifat
sekarang/kekinian, dalam membantu klien menata keadaan mereka. Klien
bukan tidak bisa mengatasi persoalannya tetapi kekuatan yang melekat
dalam diri mereka sendirilah yang akan secara mutlak digunakan untuk
mengatasi persoalannya sendiri.
b. Brief Counseling berpusat pada klien
Brief Counseling dimulai dari klien yang berada dalam posisi yang kuat,
dengan menciptakan konteks di mana klien dapat menentukan tujuannya
sendiri dan dapat membuat keputusan tentang bagaimana dan dimana
mereka berharap untuk membuat perubahan dalam hidupnya sendiri.
c. Brief Counseling membangun komitmen perubahan kecil.
Seorang yang terbiasa menunda pekerjaan, akan dapat menyelesaikan
seluruh pekerjaan ketika ia berhasil dalam pelajaran menuntaskan sebuah
pekerjaan kecil. Spirit Brief Counseling adalah, sebuah perubahan kecil
akan diikuti oleh perubahan yang lebih besar. Jadi target konseling
dengan teknik ini bukan meyelesaikan seluruh permasalahan dalam satu
kali tebas, tetapi membagun komitmen untuk berubah dari sesuatu yang
sangat kecil, yakni sebuah perilaku yang diharapkan membuat mereka
bahagia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Brief Counseling itu bersifat portable
Brief Counseling mudah dibawa kemana-mana. Tidak membutuhkan
equipment yang rumit. Mudah diaplikasikan dalam berbagai konteks
kehidupan, seperti konseling pastoral, konseling individual, konseling
keluarga dan yang lainnya.
e. Brief Counseling mudah diadaptasi.
Teknik ini berkembang dalam budaya Amerika, tetapi sesungguhnya
teknik ini sangat mudah disesuaikan dengan berbagai kultur.
4. Teknik-teknik Brief Counseling.
Brief Counseling memiliki lima teknik, yang diawali dengan teknik
bercerita bebas, kemudian terapetik, serta penutup. Terapetik merupakan inti dari
keseluruhan proses Brief Counseling, dimana didalamnya terdapat empat teknik
yang sangat penting, yaitu: penskalaan, pengecualian, pertanyaan ajaib, dan
menjinakkan ranjau, dibawah ini akan dijelaskan melaui bagan dan keterangannya
mengenai teknik konseling singkat berfokus pada solusi.
Gambar 1.Bagan teknik Brief Counseling
Bercerita bebas
Terapetik
Penutup
Penskalaan
Pertanyaan ajaib
pengecualiaan
Menjinakkan ranjau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Keterangan bagan:
a. Teknik Bercerita Bebas
Teknik bercerita bebas merupakan awal dari kegitan konseling singkat
berfokus pada solusi, dalam teknik ini konselor mengajak konseli untuk
mebagikan pengalaman baik mereka atau pengalaman yang membuat
mereka bahagia kepada konseli lainya. George, Iveson dan Ratner
(1990) merumuskan teknik ini sebagai solusi penting yang berfokus
pada teknik dan sangat bermanfaat untuk tetap menjaga kedekatan
dengan klien. Dengan teknik ini konselor mengajak klien mendiskusikan
hal-hal positif dalam hidup, hal-hal baik yang terjadi dalam hidup dan
apa yang bermanfaat bagi mereka. Sebagaisebuahteknik berfocus
padasolusi,teknik berceritera bebasini sangat bermanfaat untuk
menghindari percakapan yangjustru memperlemah semangat dan
sumber dayakonseli. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan,
perhatian, sumber daya dan kekuatan konseli sangatlah penting untuk
mengimbangi kondisi tidak stabil,sakit, stress dan gejala-gejala lain.
b. Penskalaan
Penskalaan adalah sebuah teknik yang dapat rnenuntun konselor
maupun konseli untuk membuat permasalahan yang pada mulanya
terasa kompleks danabstrak menjadi lebih konkrit dan manajebel
(DeJong&Miller, 1995). Acapkali pikiran, perasaan, dan perilaku
konseli tidak realistik atau mengawang awang, maka dibutuhkan teknik
konseling untuk mendaratkan pikiran dan perasaannya agar menjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
lebih konkrit. Ketika pikiran dan perasaan konseli lebih konkrit, maka
permasalahannya akan lebih manajebel. Ketika konseli sudah memiliki
orientasi yang lebih jelas akan permasalahannya maka ia akan lebih
mudah diarahkan untuk. fokus pada solusi. Pertanyaan penskalaan yang
diajukan oleh seorang konselor kepada konseli akan menuntun konseli
beranjak dari konsep konsep abstrak menuju goal yang realistik.
Contohnya, seorang konselor menanyakan kepada konseli "Dalam skala
1 sampai 10, dimana satu merepresentasikan keadaan yang paling
buruk, dan angka sepuluh merepresentasikan sesuatu yang paling
baik, dimanakah posisi Anda saat ini?”. Disadari atau tidak,
pertanyaan itu akan sedikit memaksa konseli untuk menempatkan diri
pada posisi tertentu dalam semesta permasalahannya. Langkah ini
disebut reorientasi. Seseorang yang terbelit oleh sebuah permasalahan
sering kehilangan orientasi, mereka membutuhkan bantuan untuk
mereorientasi diri supaya lebih fokus pada solusi atas permasala hannya.
Penskalaan juga bisa mengukur progres dari proses konseling yang
tengah terjadi. Ditengah tengah proses konseling, konselor
dimungkinkan untuk mengajukan pertanyaan yang bertujuan mengukur
sampai dimana progres konseling saat itu. Konselor bisa menanyakan
kepada konseli "Saya ingin tahu dimana posisi anda saat ini
sebenarnya, bila angka 1adalah kondisi anda yang penuh dengan
masalah, dan angka 10 menggambarkan kondisi anda yang telah bebas
dari masalah, dimanakah posisi anda saat ini?"
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
c. Teknik Pengecualiaan
Menemukan pengecualian adalah teknik yang sangat penting dalam
mencari solusi dalam sebuah proses konseling, yang dimaksud dengan
pengecualian adalah: menunjuk pada waktu ketika sebuah problem
belum/tidak terjadi. Teknik ini akan menandai pencapaian seorang
konseli meskipun bersifat sementara. Inti dari teknik pengecualian
mendasarkan pada asumsi bahwa semua problem telah teratasi,
kondisi itu akan bermanfaat untuk mendapatkan solusi yang
sesungguhnya. Pada umumnya kita baik sebagai konselor maupun klien,
cenderung melihat sebuah persoalan seolah-olah konstan, terus
menerus terjadi, danseolah-olah tidak pernah melunak sejenakpun. Jika
kita mengenali pengecualian ini, kita cenderung mengelak hal hal
yang signifikan pada masalah itu. Suasana ini akan memberikan angin
segar bagi otak untuk memfilter, memproses dan menyimpan informasi
yang bermanfaat. Konselor professional selalu mendengar pengecualian
ini, mengeluarkan dari pikiran konseli, dan memanfaatkannya untuk
mnedapatkan solusi. Melalui teknik ini, konseli mendapatkan
pengharapan, dan diteguhkan dengan kemampuan dirinya mendapatkan
menafaat dari sebuah keadaaan.
d. Pertanyaan Ajaib.
Inti dari teknik ini adalah mengajak konseli untuk membayangkan
suatu masa diwaktu yang akan datang dimana ia tidak mengalami
masalah sama sekali. Dalam proses ini konselor juga mengajak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
konseli untuk mengidentifikasi cara-cara menyelesaikan masalah
untuk membangun masa depannya itu. Inilah yang disebut solution
focused terapy.
e. Flagging The Minifield (Menjinakkan Ranjau)
Flaggingthe Minefield, atau dalam Bahasa Indonesia ditejemahkan
teknik menjinakkan ranjau, menurut Sklare (2005) adalah sebuah teknik
yang dapat membimbing konseli untuk patuh pada apa yang ia
dapatkan dalam sessi konseling, untuk diterapkan ke dalam situasi
nyata yang ia temui. Kadang kala konseli mendapatkan banyak
pemahaman dalam sessi konseling, tetapi bingung ketika menghadapi
situasinyata. Dengan menerapkan teknik ini pada saat penutupan
sessi, konseli akan sangat terbantu untuk mengidentifikasi situasi sulit
yang mungkin akan dijumpainya. Dengan teknik ini konselor membantu
konseli untuk mengadaptasi pelajaran dalam sessi konseling kedalam
situasi nyata. Pendeknya, teknik menjinakkan ranjau adalah teknik peng
generalisasian insight yang diperoleh dalam konseling, niat-niat untuk
berperilaku yang telah dirumuskan, pikiran-pikiran, dan perasaan-
perasaan untuk ditranfer dalam seting hidup sehari-hari.
f. Penutup.
Penutup merupakan teknik terakhir pada setiap pendekatan konseling,
baik konseling individual maupun konseling kelompok. Tugas konselor
dalam teknik penutup pada pendekatan konseling singkat berfokus pada
solusi mengajak, konseli untuk saling memberikan semangat/bombongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
terhadap niat yang sudah dirumuskan oleh masing-masing konseli.
E. Kajian Penelitian yang Relevan
Penelitian mengenai Brief Counseling sebelumnya pernah dilakukan oleh
Dwi Lestari, dalam jurnal Pendidikan Penabur - No.21/Tahun ke-12/Desember
2013 dengan judul Menurunkan Perilaku Bullying Verbal melalui Pendekatan
Konseling Singkat Berfokus Solusi di SDK BPK Penabur Bintaro Jaya Jakarta
tahun 2013. Penelitian tersebut bertujuan mengurangi perilaku bullying secara
verbal melalui Konseling Singkat Berfokus Solusi. Bullying verbal meliputi:
menyebut nama seseorang dengan sembarangan atau membuat lelucon aneh, cara
berpakaian, etnis, gender, orientasi seksual, agama atau ketidak mampuan
seseorang. Sementara itu Brief Counseling ialah pendekatan konseling yang
berasumsi optimis bahwa setiap manusia sehat dan kompeten serta memiliki
kemampuan dalam mengonstruk solusi yang dapat meningkatkan kualitas
hidupnya dengan optimal. Penelitian mencakup II siklus, setiap siklus terdiri atas
empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Responden
penelitian berjumlah enam siswa yang duduk di kelas 6 SD. Analisis hasil
penelitian menunjukkan penurunan perilaku bullying secara verbal pada siswa
melalui pendekatan konseling singkat berfokus solusi. Selain itu hasil penelitian
juga menunjukkan pemahaman siswa tentang bullying verbal dan adanya
keinginan siswa untuk menghentikan perilaku bullying verbal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
F. Kerangka Berpikir
Peneliti memilih penggunaan metode konseling kelompok dengan
pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief Counseling, sebagai
upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA
Tiga Maret. Selama ini pemberian sangsi dan nasihat menjadi solusi yang
dilakukan oleh para guru, sebagai upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat
ke sekolah. Pemberian sangsi biasaya berupa tidak diijinkan megikuti pelajaran
pada jam pertama. Selain tidak diijinkan masuk kelas pada jam pertama, siswa
juga mendapat tugas pribadi dari guru. Membuat cerpen, refleksi pribadi,
merangkum materi dan mencari bahan materi pelajaran. Tugas tersebut dikerjakan
di ruangan perpustakaan dan ruang BK. Sangsi maupun tugas tersebut tergantung
guru piket yang sedang bertugas. Pemberian sangsi tersebut ternyata bukan solusi
yang tepat, karena pada kenyataanya siswa kembali mengulangi kebiasaan datang
terlambat ke sekolah pada hari berikutnya. Selain itu bagi siswa sangsi menjadi
suatu hal yang menyenangkan atau sebagai upaya menghindari mengikuti
pelajaran tertentu. Bertolak dari masalah ini, diupayakan solusi yang tepat untuk
menangani masalah tersebut. Peneliti mencoba menggunakan layanan konseling
kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi atau Brief
Counseling sebagai upaya menghilangkan kebiasaan datang terlambat pada siswa-
siswi SMA Tiga Maret.
Peneliti memilih desain penelitian tindakan dalam melaksanakan layanan
konseling kelompok dengan pendekatan konseling singkat berfokus pada solusi.
Penelitian tindakan ini dalam setiap siklusnya memuat adanya perencenaan,
tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian ini juga membutuhkan kolaborasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
dengan pihak lain seperti wali kelas, guru Bimngan dan Konseling, serta teman-
teman kelas.
G. Hipotesis Tindakan
Kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret,
dapat dikurangi melalui pemberian layanan konseling kelompok dengan
pendekatan Bref Counseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan tujuan penelitian, setting penelitian, metode
penelitian, partisipan penelitian, peran dan posisi peneliti, tahapan penelitian, hasil
intervensi tindakan yang diharapkan, data dan sumber data, teknik pengumpulan
data, instrumen pengumpulan data, keabsahan data, dan teknis analisis data.
Kesebelas sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian
yang harus ada dalam sebuah penelitian. Setiap pengertian dan penjabaran
didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Masing-masing sub-bagian akan dijabarkan dari masing-masing sub bagian.
A. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke
sekolah pada siswa-siswi SMA Tiga Maret, melalui layanan konseling
kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.
B. Setting Penelitian
1. Tempat penelitaian
Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Tiga Maret, yang beralamat di Jln.
Afandi Mrican No.5 Yogyakarta.
2. Waktu penelitian.
Waktu penelitian dilaksanakan dimulai pada bulan Oktober 2014, dimana
peneliti mengumpulkan data awal mengenai kebiasaan terlambat pasa siswa
SMA Tiga Maret, selama empat puluh lima hari efektif sebelum dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
tindakan. Bulan Januari 2015 minggu ke II peneliti mulai melaksanakan
tindakan, dan dilanjutkan pengambilan data akhir selama selama empat puluh
lima hari efektif, setelah dilaksanakannya tindakan. Berikut ini akan dijelaskan
secara rinci mengenai pelaksanaan penelitina melalui tabel jadwal penelitian.
Tabel 1. Recana Jadwal Penelitian
No Tanggal Kegitan Keterangan
1 8 Januari 2015 a. Wawancara guru
BK
b. Wawancara wali
kelas X MIA
c. Wawancara wali
kelas X IIS
Wawancara dilakukan
untuk memperoleh data
awal mengenai siswa yang
sering terlambat ke sekolah.
Dari hasil wawancara,ada
tiga siswa dari masing-
masing kelas yang memiliki
kebiasaan datang terlambat.
Pemilihan siswa
beradasarkan frekuensi
keterlambatan setiap
minggunya.
2 9 Januari 2015
Mendata jumlah
keterlambatatan pada
ke-enam siswa
berdasarkan catatan
guru piket.
Berdasarkan hasil
wawancara dan siswa
terpilih sebagai subyek,
peneliti melakukan
pendataan/pencocokan
dengan catatan guru piket.
Peneliti mendata kebiasaan
terlambat kesekolah pada
ke-enam siswa mulai bulan
Oktober sampai tanggal 22
November 2014 (hari
efektif sekolah).
3 10 Januari 2015 Wawancara dengan
siswa terpilih sebagai
subyek penelitian.
Dari hasil mendata jumlah
keterlambatan pada ke-
enam siswa, Peneliti juga
melakukan wawancara
dengan siswa sendiri, guna
memperoleh data informasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
lainnya, seperti alasan, serta
frekuensi keterlambatan.
4 12 Januari 2015 Merancang skema
konseling kelompok
dengan pendekatan
Brief Counselingdan
mengkonsultasikannya
dengan dosen
pembimbing
Sebelum memberikan
tindakan, peneliti
merancang skema agar
proses konseling kelompok
dengan pendekatan Brief
Counselingdapat berjalan
dengan lancar.
5 14 Januari 2015 Simulasi konseling
kelompok
Peneliti juga melakukan
simulasi/latihan konseling
kelompok dengan
pendekatan Brief
Counseling. Peneliti
melakukannya dengan
kelompok lain (teman kost),
hal ini agar peneliti benar-
benar siap dan mampu
memberikan konseling
kelompok pada siswa yang
memiliki masalah kebiasaan
datang terlambat ke
sekolah.
6 15 Januari 2015 Memberikan tindakan
konseling kelompok
dengan pendekatan
Brief Counseling siklus
I
7 16 Januari Perbaiakan dan refleksi
siklus I
Perbaikan dan refleksi
dilakukan untuk melihat
hal-hal apa saja yang
kurang sesuai selama proses
pemberian konseling
kelompok di siklus I
8 16-21 Januari
2015
Observasi siklus I
Peneliti melakukan
observasi, apakah ada
perubahan perilaku setelah
mengalami tindakan pada
ke-enam subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
9 22 Januari 2015 Memberikan tindakan
konseling kelompok
dengan pendekatan
Brief Counseling siklus
II
10 23 Januari 2015 Perbaiakan dan refleksi
siklus II
11 23Januari-7
Februari 2105
a. Observasi subyek
untuk memperoleh
data akhir setelah
dilakukannya
tindakan selama II
siklus
b. Menyerahkan
lembar observasi
kepada teman
kolaboratif yaitu
wali kelas X MIA
dan X IIS, untuk
ditindak lanjuti.
Peneliti kembali melakukan
observasi terhadap subyek.
Peneliti juga menjelaskan
dan menyerahkan lembar
obsevasi kepada teman
kolabiratif untuk ditindak
lanjuti, karena masa tugas
PPL peneliti di SMA Tiga
Maret sudah berakhir.
12 24 Februari-16
Maret 2015
Observasi terhadap
subyek untuk
memperoleh data akhir
setelah dilakukannya
tindakan selama II
siklus
Obsevasi dilakukan selama
45 hari efektif sekolah
terhitung dari tanggal 23
Januari sampai 17 Maret
2015. Observasi dilakukan
oleh wali kelas X MIA dan
X IIS
13 17 Maret 2015 a. Pengambilan lembar
observasi
b. Wawancara ke-dua
wali kelas
c. Wawancara
terhadap subyek
Peneliti mengambil lembar
observasi karena waktu
yang telah ditentukan untuk
mengobservasi subyek
sudah cukup. Peneliti juga
melakukan wawancara
terhadap sunyek untuk
mengetahui pengalaman
mereka setelah menerima
konseling kelompok, dan
apakah ada perubahan pada
diri mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
C. Metode Penelitian
1. Definisi penelitian tindakan (Action research)
Rahmat Hidayat (2012) menjelaskan penelitian tindakan adalah, salah satu
strategi pemecahan masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah.
2. Ciri-ciri penelitian tindakan
a. Ciri-ciri umum
1) Situasional, kontekstual, berskala kecil, praktis, terlokalisasi dan
secara langsung relevan dengan situasi nyata dalam dunia kerja.
Tindakan berkenaan dengan diagnosis suatu masalah dalam konteks
tertentu dan usaha untuk memecahkan masalah tersebut dalam konteks
tersebut. Subjeknya bisa siswa di kelas, petatar di kelas penataran,
anggota staf, dan lain-lain.
2) Memberikan kerangka kerja yang teratur kepada pemecahan masalah
praktis. Penelitian tindakan juga bersifat empris dalam hal bahwa
tindakan mengandalkan observasi nyata dan data perilaku, serta tidak
lagi masuk kajian panitia yang subjektif atau pendapat orang
berdasarkan pendapat masa lalunya.
14 17 Maret 2014 Analisi data dan
kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
b. Ciri-ciri khusus
McNiff, Lomax dan Whitehead (2003) memaparkan ciri-ciri khusus dari
penelitian tindakan dilihat dari segi komitmen, maksud, pusat wawancara,
jenis tindakkan, pemantauan, deskripsi otentik tindakan dan penjelasannya,
sertaperlunya validitas persyaratan yang dibuat peneliti.
D. Partisipan dalam penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memfokuskan subjek penelitian pada siswa-
siswi yang tercatat sebagai siswa yang sering terlambat datang ke sekolah
sebanyak enam siswa. Pemilihan subjek berdasarkan data dari buku catatan
guru piket, hasil wawancara dengan guru/wali kelas, guru BK serta menurut
hasil pengamatan peneliti selama melaksanakan Program Pengalaman
Lapangan Bimbingan dan Konseling (PPL BK).
E. Peran dan Posisi Peneliti
Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pihak luar yang sedang
mengadakan penelitian dan ingin memberikan kontribusi dalam konteks
layananan konseling kelompok pada enam siswa yang tercatat sebagai siswa
yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah di SMA Tiga Maret.
Oleh sebab itu peneliti perlu membicarakan peran dan tugas masing-masing
yaitu:
1. Pelaksana tindakan.
Peneliti sendiri menjadi pelaksana tindakan perbaikan yang sudah
direncanakan. Peneliti terlibat penuh dalam menerapkan pendekatan Brief
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Counseling dalam konseling kelompok. Peneliti berperan sekaligus sebagai
intrumen penelitian yaitu sebagai alat pengumpulan data dan validasi data
yang dikumpulkan.
2. Kolabolator.
Kolabolator berperan sebagai pihak yang membantu peneliti mengumpulkan
data penelitian dan merencanakan tindakan perbaikan untuk setiap
pertemuan yang akan diadakan. Pekerjaan inti kolabolator ketika
pelaksanaan tindakan adalah sebagai observer proses. Kolabolator yang
dilibatkan adalah guru/wali kelas subyek, serta teman PPL peneliti.
F. Tahapan Penelitian
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah peneliti melakukan analisis
terhdap situasi yang terjadi pada enam siswa SMA Tiga Maret. Analisi situasi
yang dimaksud yaitu, peneliti menjalin relasi dengan enam siswa terpilih. Pada
tahap berikutnya peneliti mulai menyusun rencana penelitian dan mendesain
intervensi Brief Counseling yang akan diberikan. Tahapan penelitian tindakan
dapat dilihat pada bagan berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 2. Tahapan penelitian tindakan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti menyusun pokok-pokok rencana kegitan
yang akan dilakukan, seperti halnya menyususn skema konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling. Peneliti menyusun rencana pelaksaan
tindakan sebanyak dua siklus. Hal tersebut dikarenakan peneliti mengacu pada
pendekatan yang digunakan yaitu Brief Counseling yang relatif singkat dan
Tindakan
Kegiatan pengumpulan data awal
Siklus I
Perencanaan
Hal-hal yang direncanakan:
1. Penyususnan skema Brief
Counseling.
2. Membuat format
observasi dan evaluasi
3. Indikator keberhasilan
siklus I
Pengamatan
1. Observasi
2. Wawancara
3. Dokumentasi
Tindakan
Tahap-tahap tindakan:
Pelaksanaan konseling
kelompok dengan
pendekatan Brief
Counseling
Interpertasi Refleksi
1. Evaluasi bersama kolabolator.
2. Perbaikan siklus berikutnya.
Analisis
Siklus II
Perencanaan Pengamatan
Analisi Refleksi Interpertasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berfokus pada solusi. Rancangan siklus penelitian dijelaskan dalam tabel berikut
ini:
Tabel 3. Rencana kegiatan penelitian
Siklus I Perencanaan:
Identifikasi masalah penelitian
penetapan alternatif pemecahan
masalah
Merencanakan tindakan
konseling kelompok yang akan
diterapkan
Membuat skema Brief Counseling
Menyiapkan instrumen
pengumpulan data
Mengembangkan format evaluasi
Menetapkan indikator
keberhasilan siklus I
Tindakan Menerapkan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling
Pengamatan Melakukan observasi pelaksanaan
tindakan, yang dilakukan oleh
teman kolaboratif peneliti.
Merekam kegiatan konseling
kelompok dengan pendekatan
Brief Counseling yang
berlangsung melaui foto/video
Refleksi Melakukan evaluasi tindakan
yang telah dilakukan yang
meliputi proses keterlaksnaan
konseling kelompok
Memperbaiki pelaksanaan
tindakan sesuai dengan hasil
evaluasi untuk digunakan pada
siklus berikutnya
Siklus
II
Perencanaan Identifikasi masalah dan
penetapan alternatif pemecahan
masalah
Perbaikan tindakan siklus satu,
untuk pencapaian tujuan tindakan
berikutnya yaitu siklus II.
Tindakan Menerapkan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
Counseling II
Pengamatan Melakukan observasi pelaksanaan
tindakan, yang dilakukan oleh
teman kolaboratif peneliti.
Merekam kegiatan konseling
kelompok dengan pendekatan
Brief Counseling yang
berlangsung melaui foto/video
Reflkesi Evaluasi tindakan konseling
kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling II
Kesimpulan saran dan rekomendasi
G. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan yang dilakukan untuk
mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada siswa SMA Tiga Maret.
Hasil intervensi tindakan yang diharapkan dari penelitian ini adalah adanya
perubahan perilaku kebiasaan datang terlambat ke sekolah, menjadi kebiasaan
datang tepat waktu ke sekolah.
H. Data dan Sumber Data
Data yang baik adalah data yang diambil dari sumber yang tepat dan akurat.
Untuk penelitian ini, data diambil dari hasil catatan guru piket mengenai siswa
terlambat, wawancara dan pencatatan hasil observasi dari salah satu guru/wali
kelas dan guru BK sebagai teman kolaborasi. Selain itu, peneliti juga memperoleh
data dari hasil wawancara langsung dengan enam siswa yang memiliki kebiasaan
datang terlambat ke sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
I. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data. Ada beberapa teknik atau metode
pengumpulan data yang biasanya dilakukan oleh peneliti. Peneliti dapat
menggunakan salah satu atau gabungan dari metode yang ada tergantung masalah
yang dihadapi (Kriyantono, 2009: 93).Teknik pengumpulan data yang digunakan
dalam penelitian ini, antara lain:
1. Wawancara.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
berkomunikasi, bertatap muka, terencana, dan sistematis antara pewawancara
(interviewer) dengan individu yang diwawancari (interviwee).
a. Langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara.
1) Menetapkan tujuan wawacara
2) Menetapkan bentuk pertanyaan sesuai tujuan
3) Pertanyaan harus fokus, sehingga interviewee akan menjawab sesuai
dengan yang dibutuhkan
4) Menetapkan interviewee yang memiliki informasi
5) Menetapkan jadwal wawancara
6) Menetapkan jumlah interviewee
7) Menghubungi interviewee
8) Melaksanakan wawancara
b. Pedoman pelaksaan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
1) Pembukaan, pada langkah ini interviewer menciptakan hubungan yang
baik dan menjelaskan tujuan agar interviewee bersedia bekerjasama.
Pewawancara juga perlu menjelaskan bahwa pokok pembicaraan tersebut
akan dijaga kerahasiaannya
2) Inti wawancara, pada waktu wawancara berlangsung sebaiknya
interviewe rmenunjukan sikap yang ramah, dan perhatian yang cukup
besar terhadap interviewee. Pencatatan hasil wawancara, langkah ini
dilakukan setelah wawancara berlangsung. Untuk memudahkan
interviewer, maka dapat digunakan alat bantu perekam. Pencatatan hasil
wawancara harus lengkap dan detail.
3) Penutup, pada tahap ini, interviewer menyimpulkan hasil wawancara dan
kemudian dibuat laporan.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mewawancari guru kelas dan guru BK
untuk memperoleh informasi mengenai siswa yang memiliki kebiasaan terlambat
setiap minggunya. Selain guru kelas, peneliti juga mewawancarai siswa sendiri
yang memiliki kebiasaan terlambat, guna memperoleh informasi secara lansung
dari siswa mengenai keterlambatan. Di bawah ini peneliti memaparkan format
instrumen wawancara yang akan digunakan dalam penelitian ini.
Tabel 4. Format Instrumen Wawancara
Nama : (L/P)
Kelas :
Wawancara ke- :
Tempat :
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1
2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kesimpulan:Yogyakarta, ......2014
Pewawancara
( )
2. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan secara
sistematis dan sengaja, melalui pengamatan dan pencatatan terhadap gejala-gejala
yang diselidiki. Alat pencatat observasi terdiri dari catatan anekdot, daftar cek,
dan skala penilaian. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan alat
observasi daftar cek. Daftar cek berisi daftar aspek-aspek yang mungking terdapat
pada situasi, tingkah laku, maupun kegiatan siswa yang menjadi pusat perhatian.
Penyusunan alat ini direncankan dengan sistematis, dan sesuai dengan sasaran
yang ingin dicapai. Fokus observasi pada penelitian ini yaitu mengenai kebiasaan
siswa yang terlambat setiap minggunnya, dan yang menjadi observer dalam
penelitian adalah guru/wali kelas serta peneliti sendiri. Di bawah ini peneliti
memaparkan format observasi daftar cek yang akan digunakan dalam penelitian
ini.
Tabel 5. Format Observasi Daftar Cek
Nama : (L/P)
Kelas :
Situasi :
Tempat :
Tanggal :
Aspek tingkah laku Indikator Ya Tidak
Keterlambatan Datang ke sekolah pukul 06: 40
Catan:
Yogyakarta...2014
Observer
( )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
J. Instrumen Pengumpulan Data
Peneliti mengambil data dalam dua tahap, yaitu data kebiasaan siswa datang
terlambat ke sekolah sebelum dilakukannya tindakan, serta data kebiasaan siswa
datang terlambat ke sekolah setelah dilakukannya tindakan. Peneliti menggunakan
instrumen panduan observasi daftar cek, dan panduan wawancara dalam
memperoleh kedua data tersebut. Berikut ini instrumen panduan observasi daftar
cek dan panduan wawancara.
Tabel 6.Format Observasi Daftar Cek setelah tindakan
Nama : (L/P)
Kelas :
Situasi :
Tempat :
Tanggal :
Aspek tingkah laku Indikator Ya Tidak
Ketepatan waktu
datang ke sekolah
Datang ke sekolah pukul 06: 40
Catan:
Yogyakarta, .......2014
Observer
( )
Tabel 7. Pedoman Panduan Wawancara untuk Guru Kelas sebelum tindakan
Nama : (L/P)
Wawancara ke- :
Tempat :
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu
selama ini, siapa saja yang sering
terlambat setiap minggunya?
2 Berapa kali dalam satu minggu mereka
terlambat?
3 Apa yang menjadi alasan keterlambatan
mereka?
4 Adakah usaha yang dilakukan oleh
sekolah dalam mengatasi masalah
keterlambatan ini?
5 Sejauh mana ketercapaian/keefektifan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
usaha yang dilakukan oleh sekolah dalam
mengatasi masalah keterlambatan?
Kesimpulan:
Yogyakarta....2014
Pewawancara
( )
Tabel 8. Pedoman Panduan Wawancara untuk Siswa sebelum tindakan
Nama : (L/P)
Kelas :
Wawancara ke- :
Tempat :
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disini tinggal bersama siapa?
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil)
atau kendaraan umum?
3 Apakah kamu pernah terlambat?
Seberapa sering kamu terlambat?
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga
kamu sering terlambat?
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
7 Adakah dukungan dari keluargamu,
misal orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat?
Kesimpulan:
Yogyakarta
Pewawancara
( )
Tabel 9. Pedoman Wawancara Untuk Siswa Setelah Tindakan
Nama : (L/P)
Kelas :
Wawancara ke- :
Tempat :
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu setelah
mengikuti kegiatan konseling
kelompok?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
2 Berapa kali dalam satu minggu kamu
datang tepat waktu ke sekolah?
3 Bagaimana perasaanmu ketika kamu
datang tepat waktu ke sekolah?
4 Apa dampaknya ketika kamu berhasil
datang tepat waktu ke sekolah?
Kesimpulan:
Yogyakarta
Pewawancara
( )
K. Keabsahan Data
Keabsahan data harus dipastikan benar-benar tepat dalam suatu penelitian
kualitatif. Salah satu pemeriksaan keabsahan data adalah dengan cara triangulasi.
Tujuan triangulasi adalah mengecek kebenaran data tertentu dengan
membandingkannya dengan data yang diperoleh dari sumber lain, pada berbagai
fase penelitian lapangan, waktu yang berlainan serta dengan menggunakan
metode yang berlainan. (Ardianto, 2010:197). Triangulasi adalah suatu cara
mendapatkan data yang benar-benar absah dengan menggunakan pendekatan
metode ganda.
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan cara
memanfaatkan suatu yang lain diluar data itu sendiri, untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi menurut Susan Stainback
dalam Sugiyono (2007:330) merupakan“the aim is not to determinate the truth
about same social phenomenom, rather than the purpose of triangulation is to
increase one’s understanding of what ever is being ivestigated. Dengan demikian
trianggulasi bukan bertujuan mecari kebenaran, tetapi meningkatkan pemahaman
peneliti terhadap data dan fakta yang dimilikinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Penelitian ini mengguanakan tiangulasi sebagai pendekatan untuk
menganalisa data-data yang diperoleh. Triangualasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah, triangulasi data. Triangulasi data berarti mengguanakan
berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi
atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki
sudut pandang yang berbeda. Peneliti mengumpulkan data kebiasaan datang
terlambat pada siswa sebelum tindakan dilakukan, melalui catatan guru piket.
Setiap siswa yang terlambat tercatat di buku keterlambatan. Selain dari data
catatan guru piket, peneliti juga memperoleh data melalui wawancara dengan guru
kelas dan guru BK. Data wawancara dengan guru kelas mengenai hasil
pengamatan dan catatan pribadi siswa yang sering terlambat setiap minggunya.
Berdasarkan data tersebut, peneliti juga secara langsung mewawancarai siswa
yang memiliki kebiasaan datang telambat.
Data yang diperoleh peneliti untuk melihat perubahan perilaku setelah
dilakukannya tindakan, peneliti mengumpulkan data melalui observasi, dan
wawancara. Observasi dilakukan oleh kolaboratif yaitu guru/wali kelas subyek,
yang menjadi indikator observasi adalah perubahan perilaku kebiasaan datang
terlambat menjadi perilaku disiplin atau tepat waktu datang ke sekolah. Selain
observasi, peneliti juga melakukan wawancara secara langsung kepada siswa yang
menjadi subjek penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
L. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik analisis interaktif
yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman (1984:21-23). Analisis interaktif
tersebut terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain:
reduksi data, paparan data, dan penarikan kesimpulan.
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data melalui wawancara,
pendataan data catatan guru piket mengenai masalah kebiasaan datang terlambat
ke sekolah, serta observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif peneliti. Selain
itu melalui wawancara yang peneliti tuliskan dalam verbatim. Selanjutnya peneliti
membuat coding pada setiap hasil wawancara dari berbagai narasumber,
kemudian peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh dengan cara
memilah data yang penting dan merangkumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab ini memaparkan proses pelaksanaan penelitian yang terdiri dari siklus I,
siklus II, dan pembahasan. Ke-tiga sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian
dari metode penelitian yang harus ada dalam sebuah penelitian tindakan. Setiap
pengertian dan penjabaran didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat
dipertanggungjawabkan.
A. Proses Penelitian
Sebelum melakukan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling, peneliti terlebih dahulu melakukan pengumpulan data awal mengenai
kebiasaan datang terlambat pada siswa SMA Tiga Maret. Peneliti mengumpulkan
data awal melalui wawancara dengan guru BK. Wawancara dengan guru BK
dilaksanakan pada tanggal 8 Januari 2015. Berdasarkan hasil wawancara dengan
guru BK, peneliti mendapat rekomendasi di kelas X MIA dan X IIS untuk
dijadikan subyek penelitian. Menurut pengamatan beberapa guru khususnya guru
BK, beberapa siswa kelas X MIA dan X IIS sering mengalami masalah terlambat.
Selain kelas X MIA dan IIS, kelas XI IPS juga cukup dikenal sebagai kelas yang
bermasalah khususnya masalah terlambat. Mayoritas siswa kelas XI IPS adalah
laki-laki, untuk masalah terlambat datang ke sekolah hampir seluruh siswa
memiliki kebiasaan datang terlambat. Namun atas rekomendasi guru BK peneliti
memperoleh ijin untuk melakukan penelitian di kelas X MIA dan IIS. Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
tidak mendapat ijin melakukan penelitian di kelaskelas XI IPS, dikarenakan kelas
tersebut tengah dalam proses penangan oleh guru kelas.
Setelah melakukan wawancara dengan guru BK, ditanggal yang sama
peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas X MIA dan X IIS, melalui
wawancara dengan kedua wali kelas tersebut peneliti memperoleh informasi yang
lebih lengkap mengenai siswa yang sering terlambat, frekuensi keterlambatan
dalam setiap minggunya, alasan-alasan siswa yang terlambat, serta bentuk
hukuman/tindakan yang dilakukan oleh sekolah dalam menghadapi masalah
keterlambatan. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua wali kelas tersebut,
ada tiga siswa dari masing-masing kelas tersebut yang tercatat sebagai siswa yang
sering terlambat setiap harinya. Menurut pengamatan guru kelas XI MIA dan IPS,
ke-tiga siswa tersebut, memiliki kebiasaan datang telambat diatas jam 07.15 WIB
empat sampai lima kali dalam seminggu. Alasan keterlambatan bisa dikatakan
monoton, seperti halnya tidak bisa bangun pagi, lupa menyalakan alrm, serta
megikuti acara/kegiatan keluarga hingga larut malam. Ke-tiga siswa tersebut
sangat perlu dibantu dalam mengatasi masalahnya, wali kelas XI MIA dan IPS
mengaku sudah kehabisan cara dalam mengatasi ketiga siswa yang memiliki
kebiasaan terlambat setiap harinya. Berdasarkan hasil wawancara dengan ke-dua
wali kelas tersebut, akhirnya peneliti menentukan enam siswa yang menjadi
subyek dalam penelitian ini.
Selain memperoleh informasi melalui wawancara dari ke-dua wali kelas
serta guru BK, peneliti juga memperoleh data awal melalui catatan guru piket.
Melalui catatan guru piket, setiap masalah yang berhubungan dengan kedisiplinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
seperti halnya, masalah terlambat, tidak berangkat sekolah tanpa keterangan, sakit,
ijin, serta salah seragam, semua itu tercatat dengan rapi pada buku catatan guru
piket. Tentu saja hal tersebut sangat membantu peneliti untuk memfokuskan pada
data atau catatan ke-enam siswa yang menjadi subyek dalam penelitian ini. Dalam
kegiatan ini, peneliti mencocokan data hasil wawancara ke-enam siswa tersebut
dengan catatan guru piket selama empat puluh lima hari efektif sekolah. Peneliti
mendata jumlah keterlambatan ke-enam siswa tersebut mulai dari catatan tanggal
1 Oktober sampai tanggal 22 November 2014.
Setelah melakukan wawancara maupun pendataan/ pencatatan data guru
piket, selanjutnya peneliti melakukan wawancara dengan ke-enam siswa yang
menjadi subyek penelitian pada tanggal 10 Januari 2015. Dalam wawancara
tersebut peneliti memperoleh informasi mengenai jumlah keterlambatan setiap
minggunya, alasan mengapa sering terlambat, akibat atau dampak ketika terlambat
dan lain sebagainya. Selain mengumpulkan data awal, peneliti juga melakukan
beberapa persiapan seperti halnya menentukan hari dan tanggal pelaksanaan,
membuat skema konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling dan
mengkosultasikannya dengan dosen pembimbing. Serta melakukan simulasi
tindakan konseling kelompok dengan kelompok lain.
Sebelum peneliti memberikan tindakan dalam penelitian ini, peneliti
terlebih dahulu mensimulasikan konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling dengan kelompok lain. Peneliti melakukan simulasi dengan teman
kost yang berjumlah enam orang. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Counseling merupakan kegiatan inti dalam penelitian ini, oleh sebab itu simulasi
konseling kelompok penting dilakukan oleh peneliti. Hal tersebut agar peneliti
menjadi lebih terampil dan siap ketika memberikan tindakan konseling kelompok
kepada ke-enam subyek dalam penelitian ini.
Berikut ini akan dijelaskan secara rinci persiapan yang dilakukan oleh peneliti
mulai dari pelaksanaan siklus I dan siklus II.
1. Siklus I
a. Data awal
Peneliti memperoleh data awal sebelum tindakan siklus I diberikan
melalui wawancara dengan wali kelas X MIA dan X IIS, serta catatan
guru piket. Melalui diagram dibawah ini, peneliti akan memaparkan
jumlah kerterlambatan dari ke-enam subyek mulai dari catatan guru piket
tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014 melalui tabel
dibawah ini.
Tabel 10. Tabel Jumlah Keterlambatan Subyek sebelum diberikan
Tindakan selama 45 Hari Efektif Sekolah
b. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti terlebih dahulu membuat
perencanaan. Perencanaan tersebut meliputi penentuan hari dan tanggal
Subyek Jumlah keterlambatan
FY 23
CR 22
DI 18
YN 23
WS 22
ZB 22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
pelasanaan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling,
membuat skema, membuat absensi, serta simulasi konseling kelompok
dengan kelompok lain. Selain itu peneliti menentukan teman kolaboratif
yang akan mengobsevasi proses pelaksanaan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling. Seluruh tindakan siklus I maupun II, akan
diobservasi oleh teman kolaboratif peneliti. Hal tersebut dilakukan agar
peneliti dapat mengevaluasi proses tindakan yang diberikan, melalui hasil
observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif. Dengan demikian
peneliti dapat melaksanakan tindakan sesuai dengan prosedur yang ada.
Skema konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling siklus I,
dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 110.
c. Pelaksanaan tindakan
Peneliti melakukan tindakan yaitu konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling, pada hari kamis tanggal 15 Januari 2015
pukul 13.00-13.40 WIB. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling tersebut dilaksanakan di ruang aula. Berikut penjelasan
pelaksanaan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
1) Pembukaan
Peneliti mengawali kegiatan dengan mengajak siswa untuk berdoa
terlebih dahulu, lalu dilanjutkan dengan perkenalan masing-masing
siswa. Peneliti meminta siswa munuliskan nama pada selembar kertas
yang sudah disediakan, dan menempelkannya disaku seragam, hal ini
agar dapat memudahkan peneliti dalam mengingat nama mereka. Setelah
itu peneliti membuat kesepakatan peraturan bersama siswa, peraturan
dibuat agar proses konseling kelompok dapat berjalan dengan baik.
Peneliti juga mengawali kegiatan dengan ice breaking, yaitu
permainan oper bola pimpong. Peneliti mengoper/melempar bola secara
acak kepada siswa, siswa yang menerimanya diminta menceritakan
pengalaman bahagia/hal yang positif yang sudah dialami. Kegiatan ini
dilakukan agar siswa merasa rileks, dan nyaman karena sudah mengawali
pertemuan dengan cerita dan pengalaman yang positif.
2) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti ini peneliti menjelaskan maksud dan tujuan
diadakanya konseling kelompok, setelah itu peneliti mempersilahkan
siswa menceritakan masalah mereka, sedangkan peneliti dan siswa lainya
menjadi pendengar yang aktif, pendengar yang aktif disini bukan berarti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
tidak memberikan tanggapan atau respon dari apa yang disampaikan oleh
siswa/konseli yang sedang mensheringkan apa yang menjadi masalahnya.
Saat siswa/konseli menceritakan masalah mereka, konselor maupun
konseli lainya bisa memberikan tanggapan, maupun pertanyaan. Lalu
peneliti menanyakan harapan/motivasi mereka mengikuti kegiatan
konseling kelompok, niat/gool yang akan dicapai setelah mengikuti
kegitan konseling kelompok. Setelah itu peneliti mulai mengajukan
beberapa pertanyaan dengan mengunakan teknik dalam pendekatan Brief
Counseling. Teknik yang digunakan peneliti ialah: bercerita bebas, pen-
skalaan, pertanyaan ajaib, dan pengecualian, dan menyapu ranjau.
Penjelasan mengenai teknik yang digunakan oleh peneliti dapat dilihat
pada bagian bab III, halaman 33-37.
3) Penutup
Sebelum peneliti menutup kegiatan konseling kelompok, peneliti
mengajak siswa untuk mengetahui hambatan apa yang sekiranya
menjadi penghambat mereka dalam melaksanakan niat yang sudah
mereka rumuskan. Hal tersebut merupakan teknik “menjinakkan
ranjau” dalam pendekatan Brief Counseling, teknik tersebut digunakan
disesi terakhir konseling kelompok. Selain itu peneliti mengajak siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
untuk memberikan semangat/bombongan satu sama lain. Kemudian
peneliti meringkas seluruh proses konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling, serta memberikan peneguhan kepada
seluruh subyek agar mereka mampu melaksanakan niat mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Peneliti dan siswa menutup kegiatan dengan doa
penutup.
d. Hasil pengamatan
Selama proses konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling berlangsung, pengamatan dilakukan oleh mitra kolaboratif yaitu
dua mahasiswi rekan peneliti. Hasil pengamatan kegitan konseling
kelompok dengan pendekatan Brief Counseling pada siklus I, bahwa
beberapa siswa terlihat kurang mengerti atas pertanyaan ajaib yang peneliti
ajukan/tanyakan. Selain itu beberapa siswa kurang serius dalam menjawab
pertanyaan peneliti, serta beberapa siswa menertawakan jawaban siswa yang
lain, dan hal ini membuat siswa tersebut terbata-bata dan kurang jelas dalam
menjawab.
e. Hasil refleksi
Setelah melaksanakan tindakan pada siklus I, peneliti menyadari bahwa
masih terdapat beberapa hal yang perlu diperbaiki agar pelaksanaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
kegiatan siklus II berjalan lebih baik. Bereapa hal yang perlu diperbaiki
ialah:
1) Kesiapan peneliti
Peneliti merasa nervose dalam melaksanakan tindakan pada siklus I.
Hal ini tanpak pada sikap peneliti yang kurang fokus pada beberapa
subyek, khususnya ketika subyek menjawab pertanyaan, peneliti justru
mncatat jawaban subyek tanpa memberikan perhatian kepada subyek.
Hal tersebut tentu saja membuat subyek merasa kurang didengarkan
dan diperhatikan. Selain itu selama proses konseling berlangsung,
peneliti kurang mampu mengontrol diri, artinya bahwa ketika beberapa
subyek menertawakan jawaban teman yang lain, peneliti justru ikut
tertawa sehingga suasana konseling kurang begitu kondusif.
2) Penguasaan teknik
Peneliti menyadari bahwa ada satu teknik yang kurang begitu dipahami
dalam penyampaiannya. Teknik tesebut ialah pertanyaan ajaib, peneliti
kurang mampu merumuskan pertanyaan ajaib dengan bahasa yang
sederhana dan mudah dipahami oleh subyek. Hal tersebut membuat
subyek merasa bingung dalam menjawab. Selain itu peneliti kurang
mampu menggali jawaban subyek yang belum begitu jelas, namun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
justru sebaliknya hal-hal yang sekiranya tidak terlalu penting
dibahas/digali oleh peneliti. Kekurangan peneliti dalam melaksanakan
tindakan siklus I ini, tidak menyurutkan semangat peneliti dalam
melaksanakan tindakan disiklus II. Justru hal ini akan menjadi tolak
ukur bagi peneliti untuk bisa menyiapkan segala sesuatu yang
diperlukan dalam tindakan siklus II, agar dapat berjalan lebih baik lagi.
2. Siklus II
a. Observasi setelah tindakan siklus I
Peneliti melakukan observasi kepada ke-enam subyek dalam penelitian
ini setelah diberikannya tindakalan konseling kelompok siklus I. Tujuan
dari dilakukanya observasi ini adalah untuk melihat apakah ada
perubahan perilaku pada ke-enam subyek setelah memperoleh tindakan
konseling kelompok siklus I. Kegiatan observasi dilakukan selama lima
hari yaitu tanggal 16 sampai 21 Januari 2015, setelah dilaksanakan
kegitan konseling kelompok siklus I. Hasil observasi menunujukan
bahwa beberapa subyek yaitu FY, CR, DI, YN, dan WS belum
menunjukan adanya perubahan perilaku, artinya dalam lima hari setelah
diberikannya tindakan ke-lima subyek tersebut belum berhasil datang
tetap waktu. Kendati demikian dari ke-eneam subyek satu diantaranya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
yaitu ZB berhasil datang tepat waktu setiap hari selama lima hari bertut-
turut.
a. Perencanaan
Sebelum melaksanakan tindakan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling siklus II, peneliti melakukan beberapa
perencanaan, diantaranya adalah: membuat skema, serta menentukan
jadwal pelaksanaan. Peneliti melakukan beberapa perbaikan pada skema
konseling kelompok pendekatan Brief Counselingsiklus II, terutama dalam
penggunaan teknik. Peneliti merumuskan peryanyaan dalam teknik Brief
Counseling dengan bahasa yang mudah dipahami oleh subyek. Hal ini
dilakukan berdasarkan hasil evaluasi pada siklus I, dimana beberapa siswa
kurang memahami bentuk pertanyaan dalam teknik Brief Counselingyang
digunakan oleh peneliti. Skema konseling kelompok dengan pendekatan
Brief Counseling siklus Ii, dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 113.
b. Pelaksanaan tindakan
1) Pembukaan
Pelaksanaan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling dilaksanakan pada pada hari kamis tanggal 22 Januari 2015,
mulai dari pukul 13.00-13.50. Peneliti mengawali pertemuan konseling
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
kelompok dengan mengajak siswa berdoa terlebih dahulu, hal tersebut
dilakukan sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa
karena peneliti dan subyek dapat bertemu kembali dalam keadaan baik.
Setelah doa pembukaan, peneliti menanyakan kabar serta kembali
menjelaskan tujuan konseling kelompok pada siklus II. Peneliti juga
membacakan dan mengingatkan kembali kesepakatan-kesepakatan yang
sudah dibuat pada pertemuan konseling kelompok siklus I. Maksud
peneliti membacakan dan mengingatkan kembali mengenai
kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat sebulumnya adalah, agar
siswa dapat mengikuti proses konseling kelompok dengan baik.
2) Kegiatan inti
Pada kegiatan inti ini, peneliti menanyakan pengalaman siswa dalam
menjalankan usaha dan niat yang sudah mereka rumuskan pada
konseling kelompok siklus I. Peneliti mendengarkan dengan penuh
perhatian apa yang diungkapkan oleh subyek. Berdasarkan pengalaman
yang mereka sheringkan, beberapa subyek belum berhasil dalam
melaksanakan apa yang menjadi niat mereka. Kemudian peneliti
menanyakan kepada subyek masalah apa saja yang membuat mereka
belum berhasil dalam melaksanakan niat mereka. Satu persatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
menceritakan kesulitan mereka dalam melaksanakan niat yang sudah
mereka rumuskan pada siklus I. Setelah itu peneliti membagikan
selembar kertas kepada masing-masing subyek, kemudian peneliti
meminta subyek untuk membuat/merumuskan harapan dan niat mereka
setelah megikuti konseling kelompok siklus II pada kertas tersebut.
Setelah semua siswa menuliskan apa yang menjadi harapan dan niat
mereka, peneliti meminta mereka untuk mebacakannya. Hal tersebut
agar siswa lainya dapat mengetahui apa yang menjadi harapan dan niat
teman mereka. Kemudian setelah itu peneliti kembali menanyakan
beberapa pertanyaan sesuai dengan teknik dalam pendekatan Brief
Counseling, seperti halnya: pen-skalaan, pertanyaan ajaib, dan
pengecualian. Pada pertemuan konseling kelompok siklus II ini, hampir
seluruh subyek mampu menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
peneliti dengan baik, artinya bahwa peneliti mampu menyampaikan
pertanyaan dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh subyek.
3) Penutup
Selain mengajukan beberapa pertanyaan dikegiatan inti, pada sesi
penutup ini peneliti juga mengajukan pertanyaan dengan tujuan
mengajak subyek untuk mengetahui dan menyadari hampatan-hambatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
yang sekiranya dapat menghambat mereka dalam melaksanakan niat
meraka dalam kehidupan sehari-hari. Setelah itu peneliti meringkas
seluruh proses konseling kelompok dan memberikan peneguhan kepada
subyek agar mereka sungguh mampu melaksanakan apa yang menjadi
niat dan harapan mereka untuk bisa menjadi lebih baik. Setelah itu
peneliti juga meminta subyek untuk saling memberikan
semangat/peneguhan kepada teman mereka, peneliti mengucapkan
terimaksih karena proses konseling kelompok dapat berjalan dengan
baik dan semua itu karena dukungan dan partisipasi dari subyek.
Kemudian peneliti mengakhiri pertemuan dengan meminta salah satu
subyek untuk memimpin doa penutup.
c. Hasil pengamatan
Menurut hasil pengamatan dari teman kolaboratif peneliti, proses konseling
kelompok siklus II berjalan dengan baik. Hal tersebut tampak dari subyek
dalam mengukuti seluruh proses konseling kelompok dengan serius.
Komunikasi antara peneliti dan subyek lebih komunikatif. Hampir seluruh
subyek mampu memahami pertanyaan yang diajukan oleh peneliti, sehingga
mereka dapat menjawab dengan mudah. Suasana konseling kelompok siklus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
II lebih terlihat santai dan mengalir dibandingkan dengan siklus I. Selain itu,
peneliti mampu menggali jawaban subyek yang belum begitu spesifik.
d. Hasil refleksi
Peneliti bersyukur karena seluruh kegiatan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling dapat berjalan dengan baik mulai dari siklus I
hingga siklus II. Pengalaman ini sungguh berharga karena peneliti dapat
secara langsung memberikan layanan konseling kelompok dengan
pendekatan Brief Counseling kepada ke-enam subyek, setelah sebelumnya
belajar selama satu semester bersama teman-teman. Dalam proses
melaksanakan tindakan pada siklus II ini, peneliti merasa lebih baik, meski
demikian peneliti juga menyadari bahwa masih ada beberapa hal yang
kurang dalam peneliti. Pada pelaksanaan tindakan siklus II ini, peneliti
meilihat bahwa ada hal yang berbeda pada sebagian besar diri subyek,
dimana mereka lebih antusias dan serius dalam mengikuti proses konseling
kelompok. Selain itu peneliti juga merasa lebih nyaman dan santai, artinya
bahwa perasaan nervose dan kurang percaya diri tidak begitu terasa. Pada
siklus II ini, peneliti lebih merasa percaya diri dan bersemngat dalam
memberikan konseling kelompok. Peneliti berharap konseling kelompok
yang sudah terlaksana dengan baik, mulai dari siklus I dan II memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
manfaat serta membantu subyek mengatasi masalah mereka yaitu terlambat
ke sekolah. Selain itu peneliti juga berharap dengan pengalaman
memberikan layanan konseling kelompok, pihak sekolah khususnya guru
BK dapat mempelajari bahkan menggunakannya dalam membantu siswa
mengatasi masalah mereka.
B. Hasil Penelitian
Berbagai proses telah dilakukan oleh peneliti dalam melaksanakan
penelitian upaya mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah, pada siswa-
siswi SMA Tiga Maret. Peneliti melaksanakan penelitian melalui layanan
konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling. Konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling dilaksanakan dalam dua siklus, siklus
pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Januari 2015, sedangkan siklus kedua
dilaksanakan seminggu setelah siklus pertama yaitu 22 Januari 2015. Pada sub
bab ini peneliti akan memaparkan hasil penelitian. Hasil dalam penelitian ini
dibagi menjadi tiga fokus utama, yaitu hasil penelitian sebelum diberikan
tindakan, hasil penelitian tindakan siklus I, dan hasil penelitian siklus II.
1. Hasil penelitian sebelum diberikan tindakan.
Peneliti memperoleh data awal mengenai kebiasaan datang terlambat pada
ke-enam sunbyek, data awal tersebut diperoleh melalui catatan guru piket dan
wawancara dengan guru kelas X MIA dan IIS. Berdasarkan hasil wawancara dan
catatan guru piket selama empat puluh lima hari efektif sekolah, yaitu mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014, rata-rata frekuensi
keterlambatan ke-enam subyek mencapai 22 kali. Jumlah frekuensi keterlambatan
ke-enam subyek dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek, Berdasarkan Catatan Guru Piket
mulai Tanggal 1 Oktober sampai dengan 22 November 2014.
No Nama Subyek Jumlah keterlambatan
1 FY 23
2 CR 22
3 DI 18
4 YN 23
5 WS 22
6 ZB 22
Berdasarkan hasil wawancara dengan wali kelas X MIA tiga subyek yaitu: FY,
CR dan DI, dikenal sebagai siswa yang paling sering terlambat ke sekolah.
Peneliti :Berapa kali dalam satu minggu mereka terlambat pak?
Wali kelas :Ya kalau untuk bertiga itu hampir setiap harinya mb, ya
kira- kira 4-5 kali terlambat ke sekolah. ( DA,8.1WK1)
Peneliti juga melakukan wawancara dengan wali kelas X IIS, untuk mengetahui
kebiasaan datang terlambat pada ke-tiga subyek yaitu: YN, WS, ZB. Berdasarkan
pengamatan wali kelas X IIS, ke-tiga subyek tersebut cukup sering mengalami
terlambat ke sekolah setiap harinya.
Peneliti : Berapa kali dalam satu minggu mereka terlambat?
Wali kelas : Ya saya tidak tahu pastinya berapa kali, kalau mau tahu
pastinya mb coba cek dicatatan guru piket, disitu tercatat
semua masalah siswa. Ya kalau sepengetahuan saya setiap
minggunya hampir 3-4 kalilah mereka telat.
(DA,8.1WK2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
2. Hasil penelitian siklus I
Peneliti melaksanakan tindakan siklus I pada tanggal 15 Januari 2015.
Setelah melaksanakan tindakan siklus I, peneliti melakukan observasi selama satu
minggu yaitu dari tamggal 16 sampai 21 Januari 2015. Observasi dilakukan untuk
melihat apakah ada perubahan perilaku pada diri subyek, setelah mendapatkan
tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling. Peneliti
menchecklistpada lembar observasi kehadiran subyek sebelum pukul sebelum
pukul 06.45 di sekolah. Berikut ini data hasil observasi yang dilakukan oleh
peneliti, selama satu minggu setelah diberikan tindakan siklus I.
Tabel 12. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah Mendapatkan Tindakan
Siklus I
Subyek
jumlah
keterlambatan
FY 5
CR 4
DI 4
YN 4
WS 5
ZB 2
3. Hasil penelitian siklus II
Penelitian siklus II dilaksanakan seminggu setelah pelaksanaan tindakan
siklus I, yaitu pada tanggal 22 Januari 2015. Setelah memberikan tindakan,
peneliti menyerahkan lembar observasi kepada teman kolaboratif yaitu wali kelas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
X MIA dan X IIS. Fokus utama observer sama halnya dengan siklus I, yaitu
menchecklisthasil kehadiran subyek sebelum pukul sebelum pukul 06.45 di
sekolah. Observasi dilakukan selama empat puluh lima hari efektif sekolah, yaitu
dimulai dari tanggal 23 Januari sampai 18 Maret 2015.
Dari hasil observasi diketahui ada perubahan perilaku pada sebagian besar
subyek. Perubahan perilaku yang muncul dari empat subyek yaitu (RC, DI, YN
dan ZB), berhasil datang ke sekolah sebelum pukul 06.45. Sedangkan dua subyek
lainya yaitu (Fy dan WS) tidak menunjukkan perubahan perilaku. Selain melalui
observasi, peneliti juga melakukan pencataan/pendataan dari cacatan guru piket
yang merekam masalah keterlambatan subyek. Berikut ini peneliti paparkan data
awal maupun data akhir yang diperoleh peneliti melaui observasi dan juga
pencataan/pendataan dari cacatan guru piket. Hasil observasi dan juga
pencataan/pendataan dari cacatan guru piket dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 131.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel 13. Diagram Jumlah Keterlambatan Siswa, sebelum maupun setelah
mendapatkan Tindakan Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief
Counseling, Selama 45 Hari efektif sekolah.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, diperoleh gambaran
perubahan perilkaku pada empat subyek, yaitu datang ke sekolah sebelum pukul
07.00 setelah mendapatkan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan
Brief Counseling. Sedangkan dua subyek lainya tidak menunjukan perubahan
perilaku, artinya bahwa perilaku kebiasaan datang terlambat tetap dialami oleh
subyek, baik sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling. Dengan demikian Brief Counseling efektif
dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat pada ke-empat subyek dan tidak
efekti untuk ke-dua subyek. Berikut ini akan dijabarkan perubahan perilaku pada
masing-masing subyek, berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang
dilakukan oleh peneliti sebelum dan sesudah memberikan tindakan konseling
kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.
FY CR DI YN WS ZB
Sebelum tindakan 23 22 18 23 22 22
Sesudah tindakan (siklus I) 5 3 4 3 4 2
Sesudah tindakan (siklus II) 6 4 5 4 4 2
Setelah tindakan 45 hari 29 9 9 24 29 8
0
5
10
15
20
25
30
35Hasil penelitian sebelum dan sesudah tindakan
Subyek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
1. Subyek RC
Berdasarkan data catatan guru piket mulai dari tanggal 1 Oktober sampai
dengan 22 November, frekuensi keterlambatan pada subyek RC adalah sebanyak
22 kali. Selain itu berdasarkan wawancara dengan wali kelas X MIA, subyek RC
termasuk siswa yang memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah setiap
harinya.
Peneliti :Berdasarkan pengamatan bapak/ibu selama ini, siapa saja
yang sering terlambat setiap minggunya?
Wali kelas :Maksud mb di kelas X MIA kan? Ya setahu saya kalau di
kelas saya itu ya, Citra ,Dila, dan Fayed. Ya itu mb yang
paling sering ya bertiga itu, ya hampir semua guru tahulah
kebiasaan anak tiga itu
WA.DA.8 Jan.
Peneliti juga melakukan wawancara langsung dengan subyek RC, ia menyadari
bahwa dirinya memang sering datang terlambat ke sekolah setiap harinya.
Peneliti : Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa sering kamu
terlambat?
Subyek :Pernah kak, hampir setiap hari dalam satu minggu, ya
kurang lebih 4-5 kali lah.
(Jt.10,sc)
Setelah mendapatkan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan
Brief Counseling siklus I maupun siklus II, ada perubahan pada diri subyek RC
yaitu berkurannya frekuensi keterlambatan. Berdasarkan hasil observasi selama
empat puluh lima hari efektif sekolah, serta catatan guru piket mulai dari tanggal
23 Januari sampai 17 Maret 2015, terdapat penurunan frekuensi keterlambatan
yaitu 9 kali. Berkurangnya frekuensi keterlambatan pada diri RC menunjukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
bahwa adanya perubahan perilaku dalam dirinya, yaitu RC mampu mengurangi
kebiasannya yang sering terlambat datang ke sekolah setiap harinya. Saat peneliti
memberikan tindakan konseling kelompok, subyek RC membuat/merumuskan
tujuan/gool setting yaitu ingin mengatur dengan baik.
Peneliti :Apa yang menjadi harapan kalian dengan mengikuti
konseling kelompok ini?
Subyek RC :Bisa mengatur waktu lebih baik lagi, ya waktunya main ya
main, waktunya istirahat ya istirahat, ya intinya bisa
memanage waktu dengan baiklah.
(S I. 15 Jan. G/S)
Hal tersebut menggambarkan bahwa subyek RC memang benar-benar
memiliki niat untuk berubah menjadi lebih baik. Tujuan/gool setting tersebut
menjadi kekuatan bagi diri RC. Menurut (Mihael S. Kelly: 2008) salah satu
kelebihan Brief Counselig ialah bahwa Brief Counseling merupakan pendekatan
yang mengusulkan sebagai fakta bahwa orang mempunyai kekuatan-
kekuatan.Klien bukan tidak bisa mengatasi persoalannya tetapi kekuatan yang
melekat dalam diri mereka sendirilah yang akan secara mutlak digunakan untuk
mengatasi persoalannya sendiri. Selain itu subyek RC konsisten dalam
menjalankan usahanya untuk mengurangi kebiasaan datang terlambat. Tentu saja
hal ini menjadi faktor pendukung dalam dirinya sehingga ia mampu menunjukkan
perubahan, yaitu berkuranya frekuensi keterlambatan.
Peneliti :Adakah yang berbeda darimu setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya bahwa apakah kamu tidak
terlambat lagi?
Subyek :Awalnya memang seperti biasa suka datang terlambat,
setelah semingguan kalau tidak salah, saya jadi ingat niat
saya untuk bisa menjadi lebih baik, ya setelah itu saya
berusaha melakukan niat saya, sebisa mungkin saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
mengatur waktu dengan baik agar saya bisa datang tepat
waktu, ya walau kadang masih ada telatnya.(WA.DA1.14/3)
Konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, memandang
klien sebagai pribadi yang memiliki kekuatan dalam menyelasaikan masalahnya.
Hal tersebut juga dialami oleh CR, kesungguhan CR dalam melaksanakan niatnya
tentu saja menjadi sumber kekuatan dalam mendukung dirinya untuk bisa
mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.
2. Subyek DI
Gambaran data awal subyek DI berdasarkan catatan guru piket selama
empat puluh lima hari, yaitu 18 kali. Terjadi penurunan frekuensi keterlambatan
pada diri subyek setelah mendapatkan tindakan selama dua siklus. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif, DI terlambat datang ke
sekolah sebanyak 5 kali selama empat puluh lima hari efektif sekolah.
Keberhasilan ini tentu saja didukung oleh berbagai faktor, seperti halnya
kemampuan subyek dalam melakukan niat/goolsetingg yang dirumuskannya.
Faktor lain misalnya saja penggunaan teknik yang dilakukan oleh peneliti dalam
proses konseling, khususnya teknik pertanyaan ajaib. Inti dari teknik ini adalah
mengajak s u b ye k untuk membayangkan suatu masa diwaktu yang akan datang
dimana ia tidak mengalami masalah sama sekali.
Peneliti :Seandainya ada ibu peri yang memberikanmu ramuan
ajaib yang bisa menyelesaikan masalahmu, dan ia berkata
“nak jika kamu meminum ramuan ini, maka semua
masalahmu akan teratasi. Lalu hal berbeda apa yang kamu
alami keesokan harinya?
Subyek DI :ya tentu saja saya berangkat sekolah tepat waktu, lebih
santai dalam menyiapkan perlengkapan sekolah dan bisa
mengikuti pelajaran dengan hati yang tenang.
(S.I P.A jan 15)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Berdasarkan jawaban subyek diatas, subyek membayangkan seolah-olah ia
terlepas dari suatu permasalahan, dalam imajinasinya subyek menghadirkan
keadaan-keadaan baik yang akan ia alami, seperti halnya yang diungkapkan oleh
DI bahwa ia akan merasa lebih tenang, dan ia akan datang ke sekolah tepat waktu.
Teknik pertanyaan ajaib ini tidak hanya sekedar mengajak subyek untuk melihat
hal yang berbeda dari dirinya, lebih dari itu teknik pengecualian juga memberi
motivasi dan penyadaran kepada subyek untuk mewujudkan imajinasinya dalam
kehiduapan nyata.
3. Subyek YN
Berdasarkan data akhir yang diperoleh, YN menunjukan perubahan
perilaku. Perubahan perilaku tersebut bahwa setelah mendapatkan tindakan
konseling kelompok, YN berhasil mengurangi kebiasan datang terlambat ke
sekolah. Gambaran data sebelum diberikannya tindakan jumlah keterlambatan YN
adalah 23 kali. Namun setelah mendapatkan tindkan baik siklus I maupun siklus
II, YN mampu menunjukkan perubahan. Beradasarkan data hasil observasi serta
catatan guru piket, jumlah keterlambatan YN selama empat puluh lima hari efekif
sekolah adalah 9 kali. Pada subyek YN dalam proses konseling kelompok, peneliti
menggunakan teknik pen-sklaan. Penskalaan adalah sebuah teknik yang dapat
rnenuntun konselor maupun konseli untuk membuat tpermasalahan yang pada
mulanya terasa kompleks dan abstrak menjadi lebih konkrit dan manajebel
(DeJong&Miller, 1995).
Peneliti : jika saya skalakan, dalam skala 1 sampai 10,
diamana 1 mempresentasikan keadaanmu yang
sering terlambat, dan angka 10 mempresentasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
keadaanmu yang selalu tepat waktu datang ke
sekolah, dimana posisimu?
Subyek :saya berada diposisi 4 Peneliti
Peneliti :baiklah, lalu langkah kecil apa yang akan kamu
lakukan agar kamu bisa bergerak ke level
berikutnya, yaitu 5, 6, dan seterusnya.
Subyek :saya akan memasang alrm agar saya terbiasa
bangun pagi dan bisa berangkat sekolah dengan
tepat waktu.
(S.I.15 jan.P-S)
Jawaban subyek diatas menunjukan bahwa melalui teknik pen-skalaan
subyek mampu menyadari keadaan masalahnya lebih kongkrit. Oleh sebab itu
subyek dapat dengan mudah menentukan solusi yang dapat mengatasi
masalahnya, seperti halnya memasang alrm agar ia terbiasa bangun pagi. Solusi
tersebut tentu saja dapat subyek lakukan dalam kehiduapan sehari-harinya, karena
solusi yang dipilihnya merupan solusi yang cukup sederhana dan mudah untuk
dilakukan.
Selain itu Brief Counseling membangun komitmen perubahan kecil, artinya
bahwa, spirit brief counseling adalah sebuah perubahan kecil yang akan diikuti
oleh perubahan yang lebih besar. Solusi YN yang cukup sederhana namun
dikudung oleh sikap konsistennya, ia telah membuktikan bahwa perubahan
kecil/sederhana dapat membawa perubahan yang lebih besar. Perubahan pada diri
YN ialah bahwa ia berhasil mengurangi perilaku kebiasaan terlambatnya menjadi
perilaku datang ke sekolah dengan tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4. Subyek ZB
Dari data yang diperoleh baik data awal, maupun data akhir ZB menunjukan
perubahan perilaku. Perubahan perilaku tersebut dapat dilihat dari berkurangnya
jumlah keterlambatan ZB. Sebelum diberikan tindakan konseling kelompok, data
catatan guru piket menunjukan jumlah keterlambatan ZB adalah 22 kali.
Sedangkan setelah diberikan tindakan selama siklus I dan II, jumlah
keterlambatan ZB berkurang menjadi 8 kali. Perubahan perilaku pada diri ZB
dikarenakan kesungguhan ZB dalam melaksanakan tujuan/gool setting yang dia
rumuskan selama konseling berlangsung.
Peneliti :Apa yang menjadi motivasimu atau harapanmu setelah
mengikuti kegiatan konseling kelompok ini?
Subyek :Saya ingin menjadi lebih baik lagi bu.
Peneliti :Menjadi lebih baik seperti apa?
Subyek :ya saya ingin membiasakan diri datang ke sekolah tepat
waktu, saya kadang merasa malu dengan teman-teman dan
guru, soalnya saya sering disindir di kelas, ya dengan
mengikuti konseling ini saya ingin mengubah kebiasaan
saya yang telat menjadi tepat waktu bu.
(S.I. M-15.jan)
Pernyataan diatas menunjukan bahwa ZB memiliki motivasi dan
kesungguhan untuk mengubah kebiasaan terlambat yang sering ia alami. ZB
mengawali proses konseling dengan hal yang positif, yaitu dengan gool setting
yang ia rumuskan. ZB menaruh harapan besar bahwa dengan mengikuti konseling
kelompok dapat membawnya pada perubahan yang lebih baik.
Gool setting termasuk dalam bagian yang terpenting, dalam proses
konseling khususnya pendekatan brief counseling. Perumusan gool setting
dilakukan sebelum konselor memberikan terapetik. Tujuan dari gool setting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
adalah mengajak konseli untuk menyadari bahwa motivasi/harapan dari dalam diri
menjadi sumber kekuatan dalam usaha menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh
konseli. Hal ini sesuai dengan salah kelebihan pendekatan Brief Counseling,
yaituBrief Counselingberpusat pada Klien. Brief Counselingdimulai dari klien
yang berada dalam posisi yang kuat, dengan menciptakan konteks di mana klien
dapat menentukan tujuannyasendiri dan dapat membuat keputusan tentang
bagaimana dan dimanamereka berharap untuk membuat perubahan dalam
hidupnya sendiri.
5. Subyek FY
Berdasarkan data catatan guru pikiet, FY termasuk subyek yang memiliki
jumlah keterlambatan cukup tinggi dibadingkan dengan subyek lainnya.
Gambaran data awal sebelum dilakukan tindakan jumlah keterlambatan FY adalah
23 kali, selama empat puluh lima hari efektif sekolah. Setelah peneliti
memberikan tindakan baik siklus I dan II, tidak ada perubahan perilaku dalam diri
FY, artinya bahwa tidak ada penurunan jumlah keterlambatan pada FY.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh teman kolaboratif peneliti,
jumlah keterlambatan FY setelah mendapatkan tindakan adalah 29.
Ketidak berhasilan FY dalam mengurangi kebiasaan datang terlambat yang
sering dialaminya, tentu saja disebabkan oleh berbagai faktor. Salah satunya ialah
faktor dari dalam diri FY. FY menyadari bahwa ia merasa kesulitan dalam
melakukan niat yang ia rumuskan, sebagai upaya dalam mengatasi masalahnya.
FY tidak mampu membawa dirinya pada perubahan kecil yang justru akan
membawanya pada perubahan besar. Tentu saja hal tersebut tidak sesuai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
spirit Brief counseling yaitu perubahan kecil yang akan diikuti oleh perubahan
yang lebih besar.
Peneliti :Adakah yang berbeda darimu setelah mengikuti
kegiatan konseling kelompok? Artinya bahwa,
apakah kamu tidak terlambat lagi?
Subyek :Sepertinya sama saja kak, sampai saat ini saya
masih sering terlambat ke sekolah kak.
Peneliti :Apa yang membuatmu tidak mengalami perubahan
setelah mengikuti konseling kelompok?
Subyek :ya jujur ya kak, saya susah bangun pagi. Sudah
pasang alrm tapi bangun cuma matiin alrm terus
tidur lagi, dan bangun jam 06.45 kadang ya jam
07.00, bisa juga saya ngaak dengar bunyi alrmya
gitulah kak.
(Y.G,15Da)
Selain faktor dari dalam diri subyek, faktor dari lingkungan subyek juga
berpengaruh terhadap berhasil dan tidaknya usaha yang dilakukan oleh FY. Saat
ini FY tinggal bersama kedua kakaknya yang tengah menyelesaikan studi di salah
satu universitas di Yogyakarta. Sedangkan kedua orang tua FY tinggal di daerah
asalnya yaitu Kalimantan. Kurangnya perhatian dari kedua kakaknya, tentu saja
berpengaruh terhadap perkembangan FY, khususnya kebiasaan terlambat yang
sering dialami oleh FY. Selain itu FY juga sering mencontoh perilaku kedua
kakaknya, misalnya saja main hingga larut malam, serta kebiasaan bangun tidur
diatas jam 07.00.
Peneliti :Saat kamu terbangun karena alrm bunyi, lalu tidur lagi
apakah tidak adanya yang membangunkanmu, dan
mengatkanmu untuk berangkat sekolah?
Subyek :Ya tidak ada kak, kan dikontrakan hanya ada saya dan
kedua kakak saya, itupun kakak saya sering bangun diatas
jam 08.00. ya gimana lagi orang mereka saja sering
bergadang dengan teman-teman mereka sampai larut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
malam, ya saya juga ikut bergadang, paginya ngantuk
berat kak rasanya.
(Y.FL.15.Da)
6. Subyek WS
Data akhir yang diperoleh peneliti melaui hasil observasi teman kolaboratif,
WS tidak menunjukan perubahan perilaku. Artinya bahwa perilaku datang
terlambat ke sekolah masih dialami oleh WS, walaupun peneliti sudah
memberikan tindakan konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling.
Sejak awal WS kurang begitu antusias dalam mengikuti proses konseling
kelompok sebelum maupun saat diberikan tindakan konseling kelompok. Bisa saja
hal tersebut menjadi salah satu faktor mengapa WS gagal dalam usaha
menyelesaikan masalahnya, yaitu mengurangi kebiasaan datang terlambat ke
sekolah.
Peneliti :Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa sering
kamu terlambat?
Subyek :Pernah bu, ya cukup sering, biasanya saya
Terlambat 4-5 kali bu setiap minggunya
(S.Jki.15da)
Peneliti :Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu sering
terlambat?
Subyek :Susah bangun pagi, bangun terus tidur lagi
biasanya.
Peneliti :Bagaimana perasaanmu ketika kamu datang
terlambat ke sekolah
Subyek :Biasa aja bu, ga ada perasaan apa, soalnya sudah
biasa, jadi nyatai aja.
(S.pki.15da)
Peneliti :Adakah keinginan/usahamu untuk tidak terlambat?
Subyek :em..tidak ada bu, percuma bu mau diapain juga
saya tetep saja telat, lebih baik terlambat dari pada
tidak masuk sama sekali. (s.peki.15da)
Berdasarkan jawaban subyek diatas dalam wawancara dengan peneliti,
terlihat bahwa ada penolakan dari WS dalam mengatasi masalahnya. WS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memandang dirinya tidak akan mampu mengurangi kebiasaan datang terlambat ke
sekolah. WS tidak menemukan kekuatan dalam dirinya yang membantunya
mengurangi kebiasaan datang terlambat datang ke sekolah. Tentu saja hal ini tidak
sejalan dengan salah satu kelebihan pendekatan Brief Counseling yang
memandang bahwa setiap pribadi memiliki kekuatan yang melekat dalam diri
mereka sendiri yang secara mutlak digunakan untuk mengatasi persoalannya
sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
Bab ini memaparkan kesimpulan, implikasi penelitian serta saran. Ke-tiga
sub-judul tersebut merupakan bagian-bagian dari metode penelitian yang harus
ada dalam sebuah penelitian tindakan. Setiap pengertian dan penjabaran
didasarkan pada pemahaman logis, ilmiah, dan dapat dipertanggungjawabkan.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian serta data yang menunjukan sebagian besar
subyek mengalami perubahan perilaku, yaitu berkurangnya frekuensi kebiasaan
datang terlambat ke sekolah, setelah mendapat tindakan konseling kelompok
dengan pendektan Brief Counseling. Dengan demikian peneliti menyimpulkan
bahwa penerapan konseling kelompok dengan pendektan Brief Counseling efektif
dalam membantu mengatasi kebiasaan datang terlambat ke sekolah pada empat
subyek yaitu (CR, DI, ZB, dan YN). Hal tersebut karena beberapa faktor yang
mempengaruhi, yaitu:
1. Konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, cocok untuk
mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah, karena Brief Counseling
memandang klien memiliki kekuatan atau hal-hal yang positif yang dapat
membantu dalam mengatasi masalah, khususnya kebiasaan datang terlambat
ke sekolah.Selain itu Brief Counseling dapat diaplikasikan dalam berbagai
aspek kehidupan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
2. Sebagian besar subyek mengikuti proses konseling kelompok mulai dari
siklus I hingga siklus II dengan antusias.
3. Sebagian besar subyek mampu membuat niat/gool setting secara spesifik
dalam usaha mengurangi kebiasaan datang terlambat ke sekolah.
4. Sebagian besar subyek dapat melaksanakan niat/gool setting dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Sebagian besar subyek mampu menyadari bahwa diirinya memiliki
kekuatan dalam mengatasi masalah yang dialaminya.
Sedangkan dua subyek lainya tidak menunjukan perubahan perilaku.
Artinya bahwa konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, tidak
efektif dalam usaha mengurangi frekuensi kebiasaan datang terlambat ke sekolah
pada ke-dua subyek dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti halnya: subyek tidak mampu melaksanakan niat/gool setting yang
dirumuskan dalam proses konseling kelompok, subyek kurang antusias dalam
megikuti proses konseling kelompok baik sebelum maupun saat diberikan
tindakan, serta kurangya dukungan dari pihak luuar, seperti keluarga yang kurang
mendukung usaha subyek untuk bisa menjadi lebih baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran baik untuk
pihak sekolah maupun penerapan penelitan selanjutnya.
1. Bagi guru Bimbingan dan Konseling
2. Guru Bimbingan dan Konseling dapat mengaplikasikan konseling kelompok
dengan pendekatan Brief Counseling dalam upaya mengatasi masalah
kedisiplinan serta masalah lainnya yang dialami oleh siswa di sekolah.
3. Untuk penelitian selanjutnya
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan istrumen wawancara, observasi
dan pendataan catatan guru piket mengenai kebiasaan datang terlambat ke
sekolah. Penelitian berikutnya bisa menambahkan istrumen lainnya seperti
halnya kuesioner, angket dan lain sebagainya untuk memperoleh data yang
lebih lengkap dan akurat.
4. Dibutuhkan pemahaman yang jelas bagi seorang konselor/peneliti,serta
keterampilan dalam memahami konsep pendekatan Brief Counseling.
5. Dibutuhkan keterampilan bagi seorang konselor/peneliti dalam
mengaplikasikan pendekatan Brief Counseling baik melalui konseling
kelompok, maupun konseling indivu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
DAFTAR PUSTAKA
Agus Supriyanto (2012) Mengatasi Perilaku Terlambat Datang Ke Sekolah
Melalui Layanan Konseling Individual Pendekatan Behavioristik dengan
Teknik Behavior Shaping Di SMPN 19 Semarang, Journal of Guidence and
Counseling: Theory and Application 1. Universitas Negeri Semarang.
Astuti Budi. modul Konseling Individual. Program Stdudi Bimbingan dan
Konseling. Universitas Negeri Yogyakarta.
Bachtiar S. Bachri. Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangualasi Pada
Penelitian Kuantitatif. Jurnal Teknologi Pendidikan, FIP Universitas Negeri
Surabaya, Vol.10. No. 1, April 2010 (46-62)
Dwi Lestari. Menurunkan Perilaku Bullying Verbal melalui Pendekatan
Konseling Singkat Berfokus Solusi. Jurnal Pendidikan Penabur-
No.21/Tahun ke12/Desember 2013
Hansen C James, Warner W Richard, Smith J Elsi. 1980. Group Counseling.
U.S.A. Houghton Miffilin Company.
H. Syarif Hidayat, 92 – 99. Pengaruh Kerjasama Orang Tua Dan Guru Terhadap
Disiplin Peserta DidikDi Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
Kecamatan Jagakarsa - Jakarta Selatan. Jurnal Ilmiah WIDYA. Volume 1
Nomor 2 Juli-Agustus 2013
Hidayat Rahmat & Badrujaman Aip. 2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan
Konseling. Jakarta: PT Indeks
Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga
Madya Suwarsih. 2009. Penelitian Tindakan. Bandung. Alfabeta cv.
Michael S. Kelly, Johnny S. Kim & Cyntiha Franklin. 2008. Solution-Focused
Brief Therapy In Chools. Oxford. University Press
Jahja Yudrik. 2011. Psikologi Pekerkembangan. Jakarta. Kencana Pernada Media
Group.
Kuntoro Edi. 2013. Konseling Kelompok.Bandung. Alfabeta.cv.
Sarwono Budi. 2014. Konseling Kelompok Dengan Teknik Brief Counseling.
Modul mata kuliah praktikum konseling kelompok Universitas Sanata
Dharma, tidak diterbitkan.
Santrock John W. 2003. Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta. Penerbit
Erlangga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Yudi Wahyu Widuana (2013).Pendekatan A Cappela Dalam Pembelajaran Kawih
Untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa SMPN 1 Karawang Timur.Jurnal
Universitas Pendidikan Indonesia.
Yusuf, Syamsu. (2002). Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
W.S. Winkel dan M.M Sri Hasruti. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Jakarta. Media Abadi.
http://kamusbahasaindonesia.org/dokumentasi diunduh tanggal 3 November 2014
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Lampiran 1. Hasil Wawancara dengan Guru BK Sebelum Tindakan.
Nama : Umi Mulyani, S.Pd, (P)
Guru BK
Wawancara ke- : I
Tempat : Ruang BK
Masalah : Keterlambatan siswa SMA Tiga Maret
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu
selama ini, siapa saja yang sering
terlambat setiap minggunya?
Kalu siswa yang sering
terlambat itu kelas XI IIS mb,
itu banyak sekali, bahkan
hampir semua siswa sekelas
itu sering terlambat. Selain itu
di kelas lain yang lumayan
banyak terlambat itu kelas X,
ya seperti Surono Aji, Zibar,
Wayan, Yan, Wisnu, itu kelas
X IIS setahu saya. Tapi kalau
kelas X MIA tidak begitu
banya, ya paling Fayed, Citra,
dan Dila itu saja sih yang
sering. Coba mb lihat
dicatatan guru piket disitu
sudah tercatat siapa saja yang
sering terlambat.
2 Berapa kali dalam satu minggu
mereka terlambat?
Pastinya saya tidak tahu ya
mb, ya menurut saya cukup
sering, karena kadang kan
saya diminta untuk
mendampingi mereka, ya
kurang lebih 3-4 kali lah
dalam satu minggunya mereka
terlambat.
3 Apa yang menjadi alasan
keterlambatan mereka?
Ya macem-macem, biasa mb
anak-anak, mereka lebih pintar
bikin alasan.
4 Adakah usaha yang dilakukan oleh
sekolah dalam mengatasi masalah
keterlambatan ini?
Ya usaha yang dilakukan oleh
pihak sekolah ya memberikan
hukuman kepada iswa yang
terlambatnya, hukumanya
macem-macem, tergantung
guru piket yang bertugas, ya
biasanya mereka diusuruh ke
perpus merangkum materi,
membuat refleksi, dll. Kalau
saya sendiri biasanya mereka
saya ajak shering-shering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
biasa, ya tanyak kenapa kok
bisa terlambat dsb.
5 Sejauh mana
ketercapaian/keefektifan usaha yang
dilakukan oleh sekolah dalam
mengatasi masalah keterlambatan?
Ya memang ada bebera anak
yang setelah mendapat
hukuman besoknya
menunjukan perubahan artinya
dia datang tepat waktu, tapi
hal itu tidak terjadi lagi di
minggu berikutnya, ya mereka
berubah tapi habis itu kembali
lagi terlambat gitu mb, kalau
menurut saya usaha yang
dilakukan oleh sekolah kurang
begitu tepat memberikan
hukuman, seharusnya ada
cara-cara lain yang mungkin
lebih tepat digunakan.
Kesimpulan: Menurut pengamatan guru BK, siswa yang memiliki kebiasaan
terlambat adalah kelas XI MIA dan IIS serta XI IPS, namun peneliti mendapat
rekomendasi di kelas X saja, karena untuk kelas XI IPS tengah mendapat
penanganan secara khusus dari guru kelas.
Yogyakarta, 8 Januari 2015
Pewawancara
( Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Lampiran 2. Hasil Wawancara dengan Wali Kelas X MIA dan X IIS
Nama : Drs. Gunardi (L)
Wali kelas X MIA
Wawancara ke- : I
Tempat : Ruang Lab
Masalah : Keterlambatan siswa kelas X MIA
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu
selama ini, siapa saja yang sering
terlambat setiap minggunya?
Maksud mb di kelas X MIA
kan? Ya setahu saya kalau di
kelas saya itu ya, Citra, Dila,
dan Fayed. Ya itu mb yang
paling sering ya bertiga itu, ya
hampir semua guru tahulah
kebiasaan anak tiga itu
WA.DA.8 Jan.
2 Berapa kali dalam satu minggu
mereka terlambat?
Ya kalau untuk bertiga itu
hampir setiap harinya mb, ya
kira- kira 4-5 kali terlambat
ke sekolah. ( DA,8.1WK1)
3 Apa yang menjadi alasan
keterlambatan mereka?
Ya macam-macam, ada yang
bilang kesingan, malamnya
bergadang, dan tidak bisa
bangun pagi. Itu alasan yang
paling mereka utarakan jika
saya tanya.
4 Adakah usaha yang dilakukan oleh
sekolah dalam mengatasi masalah
keterlambatan ini?
Ya tentunya ada mb, biasanya
sih itu urusannya petugas
piket. Biasanya berbeda-beda
hukuman yang diberikan oleh
guru piket, ya ada yang nyuruh
bersihin taman, toilet, atau
bantu bapak clining service
ngepel, tapi yang paling sering
hukuman tidak mengikuti jam
pelajaran pertama itu mb,
selama satu jam. Ya harapan
kami agar anak-anak bisa jera.
5 Sejauh mana
ketercapaian/keefektifan usaha yang
dilakukan oleh sekolah dalam
mengatasi masalah keterlambatan?
Kalau menurut saya cara yang
diunakan sekolah belum
begitu membantu mengatasi
masalah, karena menurut saya
masih banyak siswa yang tidak
jera terhadap hukuman yang
biasanya mereka terima. Justru
malah sebaliknya mereka
merasa senang dengan bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
hukuman yang diberikan oleh
guru piket. Meneurut saya
sekolah lebih tegas entah
dengan apalah, misalnya saja
dengan sistem point atau
mengurangi nilai dsb.
Begitulah mb, ya saya senang
jika mb-mb PPL bisa
membantu dalam hal ini
Kesimpulan:
Ada tiga siswa di kelas X MIA yang memiliki kebiasaan datang terlambat
hampir setiap harinya, alasan keterlambatan yang mendominasi adalah masalah
bangun tidur kesiangan. Usaha yang dilakukan oleh sekolah seperti memberikan
hukuman kepada siswa yang terlambat, kurang begitu efektif, karena siswa tidak
merasa jera dengan hukuman yang diterima.
Yogyakarta 8 Januari 2015
Pewawancara
(Frida)
Wali Kelas X IIS
Nama : Siti Maryati, S.Pd, (P)
Wali kelas X IIS
Wawancara ke- : I
Tempat : Ruang guru
Masalah : Keterlambatan siswa kelas X IIS
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Berdasarkan pengamatan bapak/ibu
selama ini, siapa saja yang sering
terlambat setiap minggunya?
Kalau di kelas saya itu
lumayan banyak yang
terlambat, tapi beberapa ada
yang memang sudah menjadi
kebiasaan, jadi hampir setiap
hari telat terus mb. Ya seperti
Zibar, Wisnu dan Yan. Mereka
bertiga sering yang namanya
tidak ikut pelajaran pertama,
ya itu karena terlambat.
2 Berapa kali dalam satu minggu
mereka terlambat?
Ya saya tidak tahu pastinya
berapa kali, kalau mau tahu
pastinya mb coba cek dicatatan
guru piket, disitu tercatat
semua masalah siswa. Ya
kalau sepengetahuan saya
setiap minggunya hampir 3-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
kalilah mereka telat.
3 Apa yang menjadi alasan
keterlambatan mereka?
Ya paling kesiangan mb, itu
alasan mereka biasanya kalau
saya tanyak. Terus kalau saya
tanya la kenapa kesiangan, yo
jawabnya pada pinter-pinter,
ada yang bilang semalem ikut
pengajian sampek malem,
main sampek malem dll,
pokoknya macem-macemlah
mb.
4 Adakah usaha yang dilakukan oleh
sekolah dalam mengatasi masalah
keterlambatan ini?
Ya dulu sempat ada hukuman
bagi yang terlambat disuruh
berdiri di ruang guru sampai
jam istrirahat, la kan nanti
guru-guru yang masuk ruangan
melihat mereka dan ada yang
mengejek maupun menasehati,
ya maksudnya sih biar siswa
malu dan jera. Tapi entah
kenapa sekarang udah tidak
diberlakukan lagi, ya cara
sekolah mengatasinya ya itu
dengan memeberikan hukuman
mb, tidak mengikuti pelajaran
jam pertama itu yang paling
sering.
5 Sejauh mana
ketercapaian/keefektifan usaha yang
dilakukan oleh sekolah dalam
mengatasi masalah keterlambatan?
Kurang begitu berhasil kalau
menurut saya mb, ya kan
harapan kami siswa bisa
menjadi jera dan disiplin
dengan diberikanya sangsi
seperti itu, tapi sepertinya
sama saja.
Kesimpulan:Sebagian siswa kelas X IIS sering mengalami masalah terlambat ke
sekolah, diantanya ada tiga siswa yang hampir setiap hari dalam satu minggu
terlambat ke sekolah. Hukuman/sangsi dari guru piket merupakan usaha yang
dilakukan oleh sekolah dalam mengasi masalah tersebut, namun hal tersebut
tidak membuahkan hasil yang cukup memuaskan. Artinya siswa tidak menjadi
lebih disiplin setelah menerima hukuman. Yogyakarta, 8 Januari 2015
Pewawancara
(Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Lampiran 3. Data Jumlah Keterlambatan ke-enam Subyek Berdasarkan Catatan
Guru Piket selama 45 Hari, Sebelum Tindakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Lampiran 4. Hasil Wawancara dengan ke-enam Subyek, sebelum Tindakan.
Nama : Annisa Kusuma Citra (P)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : 1
Alamat : Jl.Bimasakti No 43 (Kost)
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal Daerah : Bengkulu
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Kakak, ngekost. Kost di daerah UIN
Kali Jaga
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Menggunakan transportasi pribadi
(motor)
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Pernah kak, hampir setiap hari dalam
satu minggu, ya kurang lebih 4-5 kali
lah.
(Jt.10,sc)
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Kadang-kadang malas berangkat ke
sekolah, selain itu terlalu santai apalagi
saat nonton film. Nonton film dipagi
hari, jam 5 lalu mamdi mempersiapkan
diri, lalu lanjut nonton film sampai
setengah 7 lebih baru berangkat
sekolah.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
Karena sudah terbiasa terlambat, jadi
biasa aja, tidak ada rasa takut, kecuali
gru piketnya bu Sun, Bu Rini,dan bu
Tatik, kalau guru-guru itu yang piket
baru merasa takut dimarahi.Walau
sering terlambat saya tetap berusaha
agar tidak perpengaruh dengan belajar
saya.
7 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
Ya ada, usahanya bangun pagi dan
tidak nonton film dulu, Cuma kadang
malas berangkat sekolah.
8 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
Ya ada, biasanya kakak saya
membangunkan, kalau mama paling
nasehatin lewat telpon gitu.
7 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Mendapat sangsi dari guru piket yaitu
tidak boleh mengikuti jam pelajaran
jam pertama, membuat tugas sesuai
permintaan dari guru piket, pihak
sekolah pernah menelfon ibu, lalu saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
dinasehati oleh ibu.
Kesimpulan: Kebiasaan terlambat kesekolah yang dialami oleh Citra, disebabkan oleh
ketidak mampuanya dalam memanage waktu.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
Nama : Abdul Fayyed (L)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : 1
Alamat : Perum CasaGrande No.436
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal daerah : Kalimantan Timur
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Kakak perempuan dan laki-laki saya
yang saat ini kuliah.
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Menggunakan transportasi pribadi
(mobil), tapi diantar sama sopir.
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Pernah, sering. Dalam satu minggu
biasanya 4-5 kali terlambat ke sekolah.
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Saya sering nongkrong sama teman-
teman kakak laki-laki saya, kadang ya
sama pacar kakak perempuan saya dan
teman-temannya, biasanya hingga larut
malam dan pagi hari, kalau sudah
sampai pagi hari biasanya saya tidak
tidur. Paginya ngantuk, dan malas ke
sekolah. Selain itu saya punya kucing
kesayangan, biasanya kalau malam hari
saya lepas, dan saat pagi saya harus
menunggu dia pulang dulu baru saya
berangkat ke sekolah.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
Tergantung guru piketnya, kalau guru
piketnya guru BK, santai aja tidak ada
rasa apa-apa, tapi kalau guru piketnya
bu Sun, bu Rini,dan bu Tatik, kalau
guru-guru itu yang piket baru merasa
takut dimarahi.
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
Ya ada, saya berusaha tidak terlambat
pas kalau guru piketnya bu Sun, bu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Rini dan bu Tatik. Tapi besoknya
terlambat lagi.
7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
Ya tidak ada kak, kandikontrakanhanya
ada saya dan kedua kakak
saya, itupun kakak saya sering
bangun diatas jam 08.00. ya
gimana lagi orang mereka saja
sering bergadang dengan teman
teman mereka sampai larut
malam, ya saya juga ikut
bergadang,paginya ngantuk
berat kak rasanya.
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Disuruh ke ruang BK, lalu shering
dengan guru BK, dan dinasehati.
Mencari tugas, dan tidak mengikuti
pelajaran saat jam pertama.
Kesimpulan: Fayed sering terlambat ke sekolah dikarenakan beberapa faktor, diataranya
adalah kuranya pengawasan dan perhatian dari orang-orang sekitarnya, sehingga ia sering
tidur hingga larut malam, akibatnya Fayed kurang istirahat, sehingga saat hendak berangkat
ke sekolah ia merasa mengantuk dan akhirnya tidur sejenak, terkadang hingga pukul 07.00.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
Nama : Fadila Mirawati (L)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : 1
Alamat : Perum Pas 3 Condong catur residen
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal Daerah : Maluku Utara
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Tinggal bersama mama dan adek.
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Menggunakan transportasi pribadi
(motor).
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Pernah, sering. Dalam satu minggu
biasanya 4-5 kali terlambat ke sekolah.
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Mandinya lama, siap-siapnya juga
lama, makan juga iya, makanya sering
terlambat.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu Takut dimarah guru, malau sama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
terlambat? teman-teman dan guru.
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
Ya ada, Cuma kadang susah karna
sudah terbiasa apa-apa santai.
7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
Ada, ya itu mama sering banget
ngingetin jangan malam-malam kalau
tidur, biar besoknya bisa bangun pagi,
gitu sih, kalau mama bangunin jarang
kak.
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Mencari tugas, dan tidak mengikuti
pelajaran saat jam pertama.
Kesimpulan: Kebiasaan terlambat kesekolah yang dialami oleh Dila, disebabkan oleh
ketidak mampuanya dalam memanage waktu.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
Nama : M.Al Zibar (L)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : 1
Alamat : Jagayudan Jt. III, Gawang Jetis
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal daerah : Yogyakarta
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Saya tinggal bersama kedua orang tua
saya juga adik saya.
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Saya berangkat ke sekolah naik motor,
tapi kadang juga diantar bapak, tapi
sangat jarang, jadi lebih banyak
berangkat sediri.
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Pernah, saya terlambat biasanya setiap
hari selasa, karena saya malas ikut
pelajaran ekonomi. Saya terlambat bisa
4-5 kali setiap minggunya.
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Kalau hari selasa saya malas ikut
pelajaranya ekonomi, jadi saya sengaja
terlambat. Kalau hari-hari lainya saya
kesiangan, saya bangun jam 6.30,
setelah itu saya juga kadang harus
mengantar adik saya yang masih SD.
Makanya saya sering terlambat bu.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
Biasa saja, tidak ada perasaan apa-apa.
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak Ada, tapi kadang susah melakukannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
terlambat?
7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
Ada kok, ya bapak sama ibu sering
bangunin saya kak, dan nyuruh cepet-
cepet siap-siap.
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ya saya tidak bisa ikut pelajaran jam
pertama selama satu jam, selain itu
saya juga akan mendapat hukuman dari
guru piket.
Kesimpulan: Zibar sering terlambat biasanya ia menghindari mengikuti jam pelajaran
ekonomi, namun lebih dari itu ia pun sering terlambat dikarenakan sering banung kesiangan
dan iapun harus membantu kedua orang tuanya mengantarkan adiknya ke sekolah.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
Nama : Nugroho Wisnu Saputro (L)
Kelas : X IIS
Wawancara ke- : 1
Alamat : Kepuh, GK III/867. RT 43/RW XI, 55222
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal daerah : Yogyakarta
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Keluarga.
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Biasanya diantar sama kakak, tapi
kadang naik motor sendiri, ya
tergantung motor dipakek sama kakak
atau tidak.
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Pernah bu, ya cukup sering, biasanya
saya terlambat 4-5 kali bu setiap
minggunya.(s.peki.15da)
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Susah bangun pagi, bangun terus tidur
lagi biasanya.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
Biasa aja bu, ga ada perasaan apa,
soalnya sudah biasa, jadi nyatai aja.
(S.pki.15da)
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
em..tidak ada bu, percuma bu mau
diapain juga saya tetep saja telat, lebih
baik terlambat dari pada tidak masuk
sama sekali. (s.peki.15da)
7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
Ya kadang ada kadang tidak, biasanya
yang suka marah-marah kalau saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
mendukung niatmu itu? terlambat ya kakak.
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ketinggalan pelajaran.
Kesimpulan: Yang menjadi faktor penyebab Wisnu sering terlambat ialah kebiasaanya
bangun siang yaitu pukul 06.40.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
Nama : Sebatianus Yan D.K (L)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : 1
Alamat : Gemawang Sia Sleman
Masalah : Sering terlambat ke sekolah
Asal daerah : Yogyakarta
N
o
Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Disi tinggal bersama siapa? Bersama keluarga saya bu.
2 Berangkat ke sekolah menggunakan
transportasi pribadi (motor, dan mobil) atau
kendaraan umum?
Naik motor sendiri
3 Apakah kamu pernah terlambat? Seberapa
sering kamu terlambat?
Ya pernah, bahkan hampir setiap hari
saya terlambat bu.
4 Apa yang menjadi alasanmu, sehingga kamu
sering terlambat?
Rumah saya didaerah Turi, jauh bu,
kadang saya juga malas ke sekolah,
jadi sengaja aja terlambat.
5 Perasaan apa yang timbul, ketika kamu
terlambat?
Tidak ada apa-apa, biasa saja kok, kan
sudah terbiasa terlambat bu.
6 Adakah keinginan/usaha untuk tidak
terlambat?
Ya ada, tapi bingung caranya
kadangkan saya memang benar-benar
malas ke sekolah bu.
7 Adakah dukungan dari keluargamu, misal
orang tua kakak dan lain-lain, yang
mendukung niatmu itu?
Ada bu, kedua orang tua saya sering
kok bangunin saya biar ga terlambat.
8 Apa dampaknya ketika kamu terlambat? Ketinggalan pelajaran tentunya bu.
Kesimpulan: Sebastianus Yan, memiliki kebiasaan datang terlambat ke sekolah setiap
harinya, yang menjadi alasanya ia terlambat ke sekolah dikarenakan jarak rumah dengan
sekolah yang cukup jauh. Namun disamping itu yang mendominasi alasanya terlambat ke
sekolah, bahwa Yan cukup sering merasa malas ke sekolah, hal ini bisa disimpulkan bahwa
Yan kurang memiliki motivasi ke sekolah.
Yogyakarta, 9 januari .2015
Pewawancara
( Hare Farida E.H )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 5. Absensi kehadiran Subyek pada Tindakan Kelompok dengan
Pendekatan Brief Counseling Siklus I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Lampriran IX. Lembar Hasil Observasi Subyek setalah Diberikan Tindakan
Kelompok selama 45 hari efektif sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 6. Jumlah Keterlambatan Subyek setelah diberikan Tindakan,
Berdasarkan Catatan Guru Piket selama 45 Hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Lampiran 7. Hasil Wawancara dengan Subyek, setelah Tindakan Siklus I dan II
selama 45 Hari.
Nama : Dila (L/P)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : II
Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015
Tempat : Ruang guru BK
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu
setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya
bahwa kamu tidak terlambat lagi
Sudah menjadi lebih baik,
maksudnya tidak lagi terlambat
sama sekali
2 Berapa kali dalam satu minggu
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Hampir setiap hari kak, ya saya
selalu berusaha untuk tidak
terlambat ke sekolah
3 Bagaimana perasaanmu ketika
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Senang, dan bangga karena
berhasil datang terlambat
4 Apa dampaknya ketika kamu
berhasil datang tepat waktu ke
sekolah?
Saya bisa lebih fokus pada
pelajaran, karena saya tidak
ketinggalan pelajaran lagi kak.
Kesimpulan:
Dila berhasil melaksanakan niat dan gool ketika mengikuti konseling kelompok,
dimana saat ini Dila bisa menjadi lebih baik lagi, artinya bahwa ia tidak
terlambat lagi setelah mengikuti konseling kelompok dengan pendekatan Brief
Counseling.
Yogyakarta, 14 maret 2015
Pewawancara
( Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Nama : Citra (L/P)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : II
Tempat : Ruang BK
Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu
setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya
bahwa kamu tidak terlambat lagi
Awalnya memang seperti biasa
suka datang terlambat, setelah
semingguan kalau tidak salah,
saya jadi ingat niat
saya untuk bisa menjadi lebih
baik, ya setelah itu saya
berusaha melakukan niat saya,
sebisa mungkin saya mengatur
waktu dengan baik agar saya
bisa datang tepat waktu, ya
walau kadang masih ada
telatnya.(WA.DA1.14/3)
2 Berapa kali dalam satu minggu
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Kalau datang tepat waktunya ya
3-4 kali kak, tapi kalau
terlambatnya 2 kali tapi itu
kadang-kadang kok
3 Bagaimana perasaanmu ketika
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Ya senang kak, karna tidak telat,
tidak dapat hukuman.
4 Apa dampaknya ketika kamu
berhasil datang tepat waktu ke
sekolah?
Bisa mengikuti pelajarang
dengan baik karena saya tidak
lagi ditegur dengan guru saya
kak.
Kesimpulan: Citra mampu menunjukan perubahan positif setelah mengikuti
konseling kelompok dengan pendekatan Brief Counseling, diamana ia
mampu membangun komitmen dalam dirinya untuk selalu berusaha tidak
terlambat.
Yogyakarta, 14 maret 2015
Pewawancara
( Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Nama : Zibar (L/P)
Kelas : X IIS
Wawancara ke- : II
Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015
Tempat : Ruang guru BK
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu
setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya
bahwa kamu tidak terlambat lagi
Ya aku menjadi lebih baik kak,
ya aku sudah jarang terlambat
lagi kok.
2 Berapa kali dalam satu minggu
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Kalau datang tepat waktunya sih
hampir setiap hari, tapi kadang
ada juga sih terlambatnya, ya
itupun saya sengaja telat karna
malas mengikuti pelajaran jam
pertamanya, tapi itu saya
lakukan Cuma satu minggu
sekali.
3 Bagaimana perasaanmu ketika
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Senang pastinya kak, karena
saya lagi merasa malu sama
teman-teman, kadang saya
diejek kalau terlambat
4 Apa dampaknya ketika kamu
berhasil datang tepat waktu ke
sekolah?
Bisa mengikuti pelajaran dengan
baik, dan saya akhirnya bisa
membuktikan kepada guru kelas
saya bahwa saya bisa menjadi
lebih baik.
Kesimpulan:
Zibar menjadi lebih baik setelah mengikuti konseling kelompok, saat ini ia
mampu datang tepat waktu hampir setiap hari, walaupun terkadang ia
terlambat juga.
Yogyakarta, 14 Maret
2015
Pewawancara
( Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Nama : Fayed (L/P)
Kelas : X MIA
Wawancara ke- : II
Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015
Tempat : Ruang guru BK
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu setelah
mengikuti kegiatan konseling
kelompok? Artinya bahwa kamu tidak
terlambat lagi
Sepertinya sama saja kak, sampai saat
ini saya masih sering terlambat ke
sekolah kak.
2 Apa yang membuatmu tidak
mengalami perubahan setelah
mengikuti konseling kelompok?
ya jujur ya kak, saya susah bangun
pagi. Sudah pasang alrm tapi bangun
cuma matiin alrm terus tidur lagi, dan
bangun jam 06.45 kadang ya jam
07.00, bisa juga saya ngaak dengar
bunyi alrm, ya gitulah kak.
(Y.G,15Da)
3 Saat kamu terbangun karena alrm
bunyi, lalu tidur lagi apakah tidak
adanya yang membangunkanmu, dan
mengatkanmu untuk berangkat
sekolah?
Ya tidak ada kak, kan dikontrakan
hanya ada saya dan kedua kakak saya,
itupun kakak saya sering bangun diatas
jam 08.00. ya gimana lagi orang
mereka saja sering bergadang dengan
teman-teman mereka sampai larut
malam, ya saya juga ikut bergadang,
paginya ngantuk berat kak rasanya.
(Y.FL.15.Da)
4 Baiklah, lalu apakah selama satu
minggu itu kamu terlambat terus,
ataukah ada beberapa hari dalam satu
minggu kamu hadir tepat waktu
Ya ada kak, walau banyak
terlambatnya.
5 Berapa kali dalam satu minggu kamu
datang tepat waktu ke sekolah?
Kadang satu kali dalam seminggu, saat
hari senin, itupun kalau upacara, kalau
tidak upacara ya saya telat kak.
6 Bagaimana perasaanmu ketika kamu
datang tepat waktu ke sekolah?
Ya bangga kak, karena kalau saya
datang tepat waktu, biasanya guru-guru
memuji saya, tapi kalau keesokan
harinya terlambat lagi ya udah saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
kembali disindir dan dinasehati lagi.
7 Apa dampaknya ketika kamu berhasil
datang tepat waktu ke sekolah?
Saya bisa ikut jam pelajaran pertma,
guru-guru jadi senang dengan saya,
saya pun tidak merasa malu dengan
guru-guru dan teman.
Kesimpulan:
Fayed tidak berhasil dalam melaksanakan niat yang ia buat ketika mengikuti konseling
kelompok, hingga saat ini Fayed masih sering terlambat setiap minggunya.
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Pewawancara
( Frida)
Nama : Yan (L/P)
Kelas : X IIS
Wawancara ke- : II
Tanggal : Sabtu 14 Maret 2015
Tempat : Ruang guru BK
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu
setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya
bahwa kamu tidak terlambat lagi.
Saya masih seperti biasanya
dimana saya sering terlambat
kak, saya masih merasa kesulitan
untuk bisa datang tepat waktu,
tapi kadang ya saya bisa datang
tepat waktu, walaupun lebih
banyak terlambatnya.
2 Berapa kali dalam satu minggu
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Kurang lebih 2-3 kali dalam satu
minggu.
3 Bagaimana perasaanmu ketika
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Ya senang aja, soalnya saya
paling dikenal dikelas sebagai
siswa telatan.
4 Apa dampaknya ketika kamu
berhasil datang tepat waktu ke
sekolah?
Ya saya bisa mengikuti pelajaran
dengan tenang.
Kesimpulan:
Yan belum berhasil menjadi lebih baik, artinya belum ada perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Nama : Wisnu (L/P)
Kelas : X IIS
Wawancara ke- : II
Tanggal :
Tempat : Ruang guru BK
Masalah :
No Pokok-pokok pertanyaan Jawaban
1 Adakah yang berbeda darimu
setelah mengikuti kegiatan
konseling kelompok? Artinya
bahwa kamu tidak terlambat lagi.
Ya kadang ada kadang tidak
kak, ya tapi saya sadari saya
masih suka nelat kak.
2 Berapa kali dalam satu minggu
kamu datang tepat waktu ke
sekolah?
Paling banyak 2-3 kali kak
datang tepat waktunya, yang
lain sering telat aku.
3 Bagaimana perasaanmu ketika kamu
datang tepat waktu ke sekolah?
Senang aja kak, karna saya
dikenal dikelas sebagai siswa
yang malas, dan suka terlambat.
4 Apa dampaknya ketika kamu
berhasil datang tepat waktu ke
sekolah?
Bisa mengikuti pelajaran
dengan tenang pastinya.
Kesimpulan:
Yan belum berhasil menjadi lebih baik, artinya belum ada perubahan
perilaku pada Yan, dimana ia belum berhasil mengurangi frekuensi
keterlambatan baik sebelum mendapatkan tindakan maupun sesudah
mendapatkan tindakan. Yogyakarta, 14 Maret 2015
Pewawancara
(Frida)
perilaku pada Yan, dimana ia belum berhasil mengurangi frekuensi
keterlambatan baik sebelum mendapatkan tindakan maupun sesudah
mendapatkan tindakan.
Yogyakarta, 14 Maret 2015
Pewawancara
(Frida)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran 8. Skema Konseling Kelompok dengan Pendekatan Brief
CounselingSiklus I dan II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI