plta di sumatera utara perbaikan
DESCRIPTION
Pembangkit listrik tenaga air disumatera utaraTRANSCRIPT
Pusat Pembangkit Tenaga Listrik Dan
Sistem Transmisi Di Sumatera Utara
DISUSUN
O L E H
Nama : Lia ArmayaNIM : 120403047
DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRIFAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARAMEDAN
2013
Pusat Pembangkit Listrik
PLTA DI SUMATERA UTARA
PLTA LAU RENUN berkapasitas total sebesar 82 MWatt (2 x 41 MWatt); dengan
kecepatan putar turbin sebesar 750 rpm yang beroperasi sejak akhir 2005 lalu. Sampai saat
ini PLTA ini lebih sering tidak beroperasi secara optimal karena debit air yang dihasilkan dari
bendungan sering kurang dari 10 meter kubik per detik. Hal ini sangat disayangkan karena
PLTA ini secara berurutan terletah di hulu aliran sungai Asahan, PLTA Renum berada di
posisi paling atas, kemudian di bawahnya masing-masing adalah PLTA Sigura-gura milik
Inalum dan PLTA Tangga yang juga milik Inalum berada di paling bawah.
PLTA SIGURA-GURA
Terletak di Simorea PLTA ini di alirkan untuk memenuhi kebutuhan listrik untuk
Peleburan Alumunium di Indrapura, kabupaten Batubara.
Semula, PLTA ini jika terjadi kelebihan pasokan akan memenuhi kebutuhan Listrik di
Sumatera Utara, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan Peleburan Alumunium yang di
kelola oleh PT. Inalum saja tidak mecukupi.
PLTA ini berada 200 m di dalam perut bumi dengan 4 unit generator dan total kapasitas tetap
dari keempat generator tersebut adalah 286 MWatt (4 x 71,5 Mwatt) dan merupakan PLTA
bawah tanah pertama di Indonesia. Tipe bendungan ini adalah beton massa dengan ketinggian
47 meter. Sayangnya ditengah defisit listrik yang masih terjadi di Sumut sebesar 200 MW,
listrik yang dihasilkan PLTA ini sepenuhnya hanya digunakan oleh PT INALUM. PLN
dikabarkan siap untuk membeli pembangkit ini dari PT INALUM sebesar US$400 juta.
PLTA TANGGA merupakan PLTA pertama di Indonesia yang menggunakan bendungan
beton bertipe busur setinggi 82 meter. PLTA ini berkapasitas sebesar 4 x 79,25 MWatt (total :
317 MWatt).
PLTA SIPANSIHAPORAS berlokasi di desa Husor, Sibuluan dan Sihaporas Kecamatan
Sibolga, Kabupaten Tapanuli Tengah Propinsi Sumatera Utara. PLTA ini mempunyai 2 unit
generator dengan kapasitas total sebesar 50 MWatt (33 MWatt + 17 MWatt) dan diharapkan
mampu memproduksi energi sebesar 203,6 GWh per tahun. Agar mampu bekerja maksimal,
PLTA ini membutuhkan pasokan air minimal sebesar 29.000 meter kubik per detik.
PLTA ASAHAN 1 terletak di Sungai Asahan, Desa Ambarhalim, Kec. Pintupohan Meranti,
Kab. Toba Samosir. Prop. Sumatera Utara, terletak ± 130 km arah tenggara kota Medan.
Energi yang dibangkitkan PLTA ini sebesar 1,175 GWh/tahun (Kapasitas total : 2 x 90
MWatt) yang disalurkan ke jaringan PLN melalui transmisi 275kV/150kV. Total nilai proyek
ini sebesar US$ 310 juta yang berasal dari sumber dana BUMN China, CHD (China
Huadian) dan PT. PLN PJB (Pembangkit Jawa Bali). Dalam pembangunannya yang dimulai
2006, PLTA Asahan I ini dikerjakan oleh perusahaan pembangkit listrik swasta ( independent
power producer /IPP) PT Bajradaya Sentranusa . Beroperasinya PLTA Asahan 1 akan
menyuplai 20 % kebutuhan listrik Provinsi Sumatera Utara.
PLTGU Si Canang Belawan
Sejarah singkat PT PLN ( Persero ) Sektor Pembangkit Belawan.
Sejarah singkat PT PLN ( Persero ) Sektor Pembangkit Belawan.
PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara Sektor Pembangkitan Belawan. Merupakan PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera
Bagian Utara Sektor PembangkitanBelawan terletak didalam sebuah pulau yang bernama
Naga Putri dengan Luas wilayah 47 Hektar, didesa pulau sicanang, kecamatan Medan
Belawan, 24 KM sebelah Utara kota Medan, dekat dengan pesisir pantai dan pelabuhan
Belawan.
Berdiri pada tahun 1983 dan mulai berproduksi pada tahun 1984 dengan kapasitas awal
130 MW. Saat ini sudah berkembang menjadi 1.156,3 MW yang terdiri dari 4 unit PLTU, 2
Unit Blok PLTGU dan 5 Unit PLTG.
PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara Sektor Pembangkitan Belawan
adalah salah satu unit pembangkit di Sumatrea bagian utara yang mempunyai tugas pokok
mengoperasikan dan memelihara mesin pembangkit. Pada tahun 1973 dilakukan studi
kelayakan oleh pemerintah Jepang (OCTA) yang dilanjutkan pada tuhun 1974 oleh tim
Survey Direktorat Bina Program.
Pada tanggal 31 Oktober 1974 diusulkan lokasi sebagai berikut :
1. Kampung Belawan II.
2. Kampung Belawan III.
3. Muara Sungai Dua.
4. Pulau Naga Putri.
P.T PLN bersama-sama dengan Energoinvest Yugoslavia melakukan survey
menentukan lokasi yang diusulkan untuk pembangunan PLTU unit 1 dan 2 pada lokasi yang
diusulkan tersebut, yang akhirnya ditentukan lokasi Pulau Naga Putri. Pada tanggal 02 April
1977 ditandatangani kontrak pembangunan PLTU unit 1 dan 2 dengan kapasitas 2 x 65 MW
antara PLN dengan Energoinvest dengan nomor kontrak PJ.005/PST/1977.
Beradasarkan hasil penelitian, maka dipilihlah pulau sicanang ( ± 24 km dari kota
medan ) sebagai tempat berdirinya PT.PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian
Utara SektorPembangkitan Belawan. Adapun jenis pembangkitan, kapasitas dan jumlah unit
di Sektor Belawan dapat dilihat pada Tabel.
Tabel 1.1 Unit Sektor Pembangkitan Belawan
Jenis Pembangkit Jumlah Kapasitas Terpasang
( Unit ) ( MW )
1. PLTU 4 260
2. PLTG 5 626,3
3. PLTGU 2 270
Total 1.156,3
Pada tanggal 30 Mei 1984 PLTU unit 2 paralel dengan sistem Medan kemudian
disusul dengan PLTU unit 1 yang paralel pada tanggal 14 November 1984. Kemudian disusul
dengan pembangunan PLTU Unit 3 dan PLTU unit 4,Kemudian disusul dengan
pembangunan Unit PLTGU.
Pada tahap pertama dilakukan pembangunan pembangkit PLTGU Blok I yang terdiri
dari 2 pembangkit Gas Turbin (GT 11 dan GT 12) dan satu pembangkit tenaga Uap (ST10).
Pembangkit ini dinyatakan berhasil dikombinasikan dan mulai beroperasi tanggal 05
November 1993.
Sementara pembangunan PLTGU Blok II yang terdiri dari dua unit instalasi
tenaga Gas Turbin (GT 21 dan GT 22) dan satu unit instalasi Tenaga Uap (ST 20) mulai
dilaksanakan pada pertengahan tahun 1994. Pada tanggal 11 Oktober 1994, PLTG unit 21
(GT 21) mulai di operasikan dalam siklus terbuka ( Open cycle ) dan kemudian
pembangunan terus dilakukan untuk instalasi Tenaga Uap (ST 20). Pembangkit tenaga
kombinasi PLTG Blok II dinyatakan bekerja dalam siklus tertutup ( close Cycle ) mulai
tanggal 08 Agustus 1995.
Sementara itu juga pembangunan PLTG lot 3 dilakukan pada bulan maret 2008 dan
mulai beroprasi pada bulan februari 2010, dengan menggunakan bahan bakar HSD dan daya
terpasang 120 MW.
Sistem Saluran Transmisi di Sumatera Utara
Keberadaan listrik bagi masyarakat Sumatera Utara tidak dapat terlepas dari perusahaan
listrik swasta Pemerintah Belanda NV NIGEM / OGEM yang pada tahun 1923 menempati
lokasi di Jalan Listrik no.8, dan saat ini menjadi kantor PT. PLN (Persero) Cabang Medan.
Kemudian menyusul di Tanjung Pura dan Pangkalan Berandan tahun 1927. Sibolga,
Berastagi dan Tarutung pada tahun 1929 yang diusahai NV ANIEM. Selanjutnya pada tahun
1931, sampai ke Tanjung Balai yang diusahai Geemente kota paraja. Pada tahun 1936
dibangun pembangkit baru di Labuhan Batu serta Tanjung Tiram pada tahun 1937.
Keseluruhan pembangkit tersebut masih dikuasai Pemerintah Belanda, baru setelah lahirnya
keputusab nasionalisasi perusahaan listrik melalui keputusan Presiden Soekarno pada tanggal
3 Oktober 1953, penguasaan seluruh pembangkit tersebutberubah menjadi milik indonesia.
Berawal pada keputusan tersebut pada tahun 1955 didirikanlah PLN Distribusi
Cabang Sumut yang berkantor di Jalan Sei. Batu Gingging, Medan. Karena dianggapa sangat
penting melakukan pemekaran wilayah kerja dilingkup PLN, PLN distribusi Cabang Sumut
melalui SK Menteri PUTL No.16/1/20 tanggal 20 Mei 1961, dinyatakan memiliki daerah
kerja meliputi Sumatera Utara, Aceh, Riau dan Sumatera Barat atau disebut menjadi PLN
Eksploitasi I Sumut.
Sebagai tindak lanjut pembentukan PLN Eksploitasi I, makamelalui keputusan
Direksi No.009/DIR/PLN/66 tanggal 14 April 1966, PLN Eksploitasi Sumut ini dibagi
menjadi 4 cabang, masing – masing Medan, Binjai, Sibolga dan Pematang Siantar dan
berkedudukan di Tebingtinggi. Karena wilayah ini masih dikelola PDL dan sektor Glugur.
Sejalan dengan perkembangan zaman status dan struktur organisasi PLN juga dituntut untuk
terus melakukan perubahan sesuai dengan dinamika yang terjadi, tepatnya 12 April 1969
PLN Eksploitasi I Sumut dirubah menjadi PLN Eksploitasi II Sumut sesuai SK Menteri PU
dan T no.51/Kpts/1969. Kemudian nama ini berubah kembali menjadi Perusahaan Listrik
Negara Wilayah II Sumut melalui peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik.
Namun pada tahun 1973 nama tersebut dirubah lagi menjadi Perum Listrik Negara Wilayah
II Sumut sesuai dengan SK Meteri PUTL No.01/PRT/1973 yang sekaligus menegaskan hak,
wewenang dan tanggung jawab untuk membangkitkan, menyalurkan serta mendistribusikan
tenaga listrik diseluruh wilayah Sumut. Pemakaian nama itu tidak berlangsung lama, sejalan
dengan perubahan status perusahaan menjadi Persero, maka nama Perum Listrik Negara
Wilayah II Sumut juga berubah menjadi PT. PLN (Persero) Wilayah Sumut berdasarkan PP
No.23 Juni 1994.
PLN Kitlur berawal dari adanya perubahan Organisasi dan tata kerja PT.
PLN (Persero) berdasarkan keputusan Direksi No.078/023/DIR/1996 tanggal 9 Agustus 1996
tentang organisasi dan tata kerja PT. PLN (Persero) Penyaluran Sumbagut. Kemudian melalui
keputusan Direksi No.111.K/023/DID/1996 tanggal 18 November 1996 tentang pelaksanaan
PT. PLN (Persero) Kitlur Sumbagut. Inilah surat keputusan yang menjadi dasar tentang
keberadan unit PLN Kitlur Sumbagut dengan azas Wilayah kerja meliputi Provinsi Nangroe
Aceh Darussalam, Sumatera Utara dan Riau Daratan. Keberadaan unit ini kemudian juga
berkembang dengan pembentukan organisasi pusat listrik, transmisi dan Gardu Induk pada
sektor – sektor dilingkungan PLN Kitlur Sumbagut melalui keputusan Direksi
No.056.T.K/023/DIR tanggal 29 April 1998, yang ditandai dengan hadirnya Unit Pembangkit
Sektor Belawan, Unit Penyaluran Sektor Glugur dan Gardu Induk Paya Pasir.
Keberadaan PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban Sumatera
terpisah dari PLN Wilayah dan Pembangkitan mulai 27 Agustus 2004 berdasarkan SK
Direksi PT. PLN No.179.K/101/DIR/2004 dan diresmikan tanggal 25 April 2005. P3B
Sumatera sendiri terbagi atas 3 UPB (Unit Pengatur Beban) dan 6 UPT (Unit Pelayanan
Transmisi). Untuk daerah Sumatera Utara sendiri dibawahi oleh UPB Sumbagut, UPT Medan
dan UPT Pematang Siantar.
PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi Pematang Siantar sebagai unit
penyaluranmenerima tenaga listrik dari PT PLN (Persero) Sektor Pembangkitan Pandan, PT
Inalum, PT PLN (Persero) UPT Medan dan PT PLN (Persero) UPT Padang yang kemudian
menyalurkannya melalui peralatan Transmisi 275 kV, 150 kV dan 20 kV kepada pelanggan
yaitu PLN Cabang Pematang Siantar, PT PLN (Persero) Cabang Rantau Prapat, PT PLN
(Persero) Cabang Sibolga,PT PLN (Persero) Cabang Padang Sidempuan, PT PLN
(Persero) Cabang Binjai, dan PT PLN (Persero) Cabang Lubuk Pakam.
Dalam pelaksanaan penyaluran tenaga listrik tersebut PT PLN (Persero) Unit
Pelayanan Transmisi Pematang Siantar melakukan koordinasi dengan PT PLN (Persero) Unit
Pengatur Beban Sumbagut, serta mendapat pembinaan, pengarahan, bimbingan dan
pemantauan dari PLN Kantor Induk P3B Sumatera.
Ruang lingkup kegiatan bisnis inti PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Transmisi
Pematang Siantar dalam memenuhi keandalan dan ketersediaan sarana instalasi sistem
tegangan tinggi dan tegangan menengah adalah melaksanakan kegiatan pengoperasian dan
pemeliharaan peralatan transmisi dan gardu induk sesuai prosedur (SOP), instruksi kerja (IK)
dan ketentuan yang berlaku.
Untuk UPT Pematang Siantar terbagi 3 TRAGI ( Transmisi dan Gardu Induk ), Tragi
Kisaran, Tragi Sidikalang dan Tragi Sibolga. Gardu Induk Padang Sidimpuan berada
dibawah Tragi Sibolga bersama dengan GI Sibolga, GI Tarutung, GI Porsea, GI Modular
Gunung Tua dan GI Sipan Sihaporas I & II.
Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat mendukung setiap aktifitas
kehidupan manusia sekarang ini, hal ini ditandai dengan kemajuan teknologi yang semakin
meningkat dan diiringan dengan pertumbuhan industri – industri dan perusahaan yang selalu
membutuhkan energi listrik untuk pengoperasiannya. Perkiraan akan meningkatnya
kebutuhan tenaga listrik dan tersedianya sumber – sumber potensial, telah mendorong
pemerintah untuk membangun beberapa pusat pembangkit listrik di Sumatera Utara pada
tahun 90-an, dan harus membangun sarana pendukung bagi penyaluran daya listrik tersebut
berupa Transmisi 150 KV dan Gardu Induk serta pengembangan dari sarana yang sudah ada.
Gardu Induk Padang Sidimpuan yang beroperasi bersamaan dengan beroperasinya
Saluran Transmisi 150 KV Sibolga – Padang Sidimpuan, terus mengalami pengembangan.
Perkembangan ini ditandai dengan beroperasinya Saluran Transmisi 150 KV Rantau Prapat –
Padang Sidimpuan tahun 1994, Gardu Induk Padang Sidimpuan dikembangkan untuk
menyalurkan daya dari sistem interkoneksi yang sudah ada. Dan untuk kedepannya telah
direncanakan pembangunan Saluran Transmisi 150 KV Padang Sidimpuan – Penyabungan
( Tahun2011), serta pembangunan Saluran Transmisi Tegangan Ekstra Tinggi 275 KV
Padang Sidimpuan – Payakumbuh (Sumatera Barat – Sistem Sumbagteng 2012) dan saluran
Transmisi 275 KV Padang Sidimpuan – PLTP Sarulla (2010-2012).