pojokan sebagai mekanisme redistribusi dalam …lib.unnes.ac.id/27773/1/3401412072.pdf · arisan...
TRANSCRIPT
i
POJOKAN SEBAGAI MEKANISME REDISTRIBUSI DALAM
PEMENUHAN KEBUTUHAN EKONOMI BURUH HARIAN
PABRIK KETJAP IKAN LELE DI KABUPATEN PATI
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sosiologi dan Antropologi
Oleh
Catur Wijayanti
3401412072
JURUSAN SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Unnes pada:
Hari : Kamis
Tanggal : 9 Juni 2016
Pembimbing Skripsi I Pembimbing Skripsi II
Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum. Dra. Elly Kismini, M.Si
NIP. 197805272008122001 NIP. 196203061986012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Sosiologi dan Antropologi
Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant, M.A.
NIP. 197706132005011002
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Selasa
Tanggal : 21 Juli 2016
Penguji I
Dra. Rini Iswari, M.Si
NIP. 195907071986012001
Penguji II Penguji III
Dra. Elly Kismini, M.Si Asma Luthfi, S.Th.I., M.Hum.
NIP.196203061986012001 NIP. 197805272008122001
Mengetahui:
Dekan,
Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A.
NIP. 196308021988031001
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil
karya sendiri, bukan dari jiplakan karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, 21 Juli 2016
Catur Wijayanti
NIM. 3401412072
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO :
1. Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri, bersuka karena
usahanya sendiri, dan maju karena pengalamannya sendiri (Pramoedya
Ananta Toer).
2. Ganjaranmu sesuai kadar lelahmu (H.R. Muslim).
PERSEMBAHAN :
1. Bapak dan Ibu yang selalu berusaha memberikan usaha
terbaik dalam kondisi apapun.
2. Mas Jangkung dan Mbak Yekti yang selalu memberikan
nasihat terbaik.
3. Tutik Wulandari dan Rosalina Ananta yang selalu
memberi dukungan.
4. Keluarga kos 05 yang selalu memberikan semangat.
5. Teman-teman Sosant angkatan 2012.
6. Almamater Universitas Negeri Semarang.
vi
SARI
Wijayanti, Catur. 2016. Pojokan Sebagai Mekanisme Redistribusi Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Di
Kabupaten Pati. Skripsi, Jurusan Sosiologi dan Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial,
Universitas Negeri Semarang. Dosen Pembimbing: Asma Luthfi, S.Th.I, M.Hum
dan Dra. Elly Kismini, M.Si. 109 halaman.
Kata Kunci : Buruh Harian, Kehidupan Ekonomi, Pabrik Ketjap Ikan Lele,
Redistribusi
Buruh yang bekerja di perusaahaan perseorangan harus memutar otak untuk
mempertahankan kehidupannya karena upah yang diterima masih minim. Salah
satu cara adalah dengan mengikuti aktivitas sosial ekonomi yang ada di pabrik
seperti arisan atau menabung. Buruh rela mengeluarkan uang untuk melakukan
aktivitas sosial ekonomi dengan berbagai alasan. Tujuan penelitian adalah (1)
Mengetahui kegiatan pojokan yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele sebagai mekanisme redistribusi, (2) Mengetahui motivasi buruh harian
Pabrik Ketjap Ikan Lele mengikuti pojokan sebagai pemenuhan kebutuhan
ekonomi, (3) Mengetahui fungsi pojokan terhadap kehidupan buruh harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan dianalisis
dengan Konsep Redistribusi serta Teori Pilihan Rasional dari Friedman dan
Hetcher. Subjek penelitian adalah buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele yang
mengikuti pojokan. Informan penelitian dalam penelitian ini antara lain buruh
harian Pabrik Ketjap Ikan Lele yang mengikuti pojokan, pemilik Pabrik Lecap
Lele dan buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele yang tidak mengikuti pojokan.
Teknik pengumpulan data yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Validitas
data menggunakan teknik triangulasi data. Teknik analisis data yaitu
pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Kegiatan pojokan sebagai
mekanisme redistribusi, karena mekanisme pojokan dilakukan secara terpusat
kepada satu orang dan uang yang sudah terkumpul akan dibagikan kembali
kepada anggota-anggota kelompok, (2) Buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele
mempunyai motivasi tersendiri dalam memilih mengikuti pojokan di pabrik yakni
gak kudu metu, sak wayah-wayah dan percoyo. Pilihan mengikuti pojokan dirasa
tepat untuk meningkatkan kestabilan kehidupan ekonomi, (3) Fungsi dari pojokan
terhadap kehidupan buruh antara lain membantu perekonomian buruh,
meningkatkan rasa kekeluargaan antarburuh dan menyebabkan timbulnya
kecemburuan sosial.
Saran, bagi pihak buruh sebaiknya menjaga komunikasi yang baik ketika
melakukan aktivitas pertukaran ekonomi untuk menghindari timbulnya
kecemburuan sosial antaranggota. Selain itu, bagi pihak pemilik pabrik sebaiknya
memberikan perhatian khusus pabrik untuk meningkatkan kesejahteraan buruh
berkaitan dengan upah yang diterima buruh.
vii
PRAKATA
Terselesaikannya penulisan skripsi yang berjudul “Pojokan Sebagai
Mekanisme Redistribusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Buruh
Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Di Kabupaten Pati”, penulis mengucapkan
puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis bisa memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Sosiologi dan Antropologi, Prodi Sosiologi dan Antropologi, Fakultas
Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan karya tulis ini, keberhasilan
bukan semata-mata diraih oleh penulis, melainkan diperoleh berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak yang berjasa dalam
penyusunan karya tulis ini. Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang
yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh ilmu di
Universitas Negeri Semarang.
2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial yang telah
mendukung untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu
Sosial.
3. Kuncoro Bayu Prasetyo, S.Ant, M.A., Ketua Jurusan Sosiologi dan
Antropologi yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
viii
4. Asma Luthfi, S.Th.I, M.Hum, Dosen Pembimbing I yang penuh kasih sayang
dan kesabaran telah membimbing dan memotivasi sehingga penyusunan
skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dra. Elly Kismini, M.Si, Dosen Pembimbing II yang penuh kesabaran telah
membimbing, mengarahkan dan menasehati dalam penulisan skripsi ini
sampai akhir.
6. Dra. Rini Iswari, M.Si, Dosen Penguji yang penuh kesabaran menguji dan
memberikan saran untuk perbaikan dalam penulisan skripsi.
7. Pemilik Pabrik Ketjap Ikan Lele dan Buruh Pabrik Ketjap Ikan Lele yang
telah meluangkan waktunya dan semaksimal mungkin membantu penelitian.
8. Kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang
telah memotivasi dan membantu sehingga penulisan skripsi ini dapat
terselesaikan.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi catatan amalan baik
serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Pada akhirnya penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Semarang, 21 Juli 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................... iii
PERNYATAAN ............................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................... v
SARI ................................................................................................................. vi
PRAKATA ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR BAGAN ......................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 5
E. Batasan Istilah ....................................................................................... 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Pustaka ................................................................................... 9
B. Kerangka Konseptual .......................................................................... 12
x
C. Kerangka Berpikir ............................................................................... 21
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Latar Penelitian .................................................................................. 23
B. Fokus Penelitian ................................................................................. 24
C. Sumber Data ........................................................................................ 24
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data .................................................. 28
E. Teknik Validitas Data ......................................................................... 36
F. Teknik Analisis Data ........................................................................... 38
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Gambaran Lingkungan Fisik Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati
a. Kondisi Geografis Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati ...................... 41
b. Perkembangan Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati ............................ 43
c. Jumlah Buruh dan Latar Belakang Pendidikan ....................... 45
d. Sarana dan Prasarana di Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati ............. 46
2. Kondisi Sosial Budaya Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati
a. Aktivitas Sosial Ekonomi Buruh di Dalam Pabrik ................... 50
b. Aktivitas Sosial Ekonomi Buruh di Lingkungan Sosial ........... 54
B. Kegiatan Pojokan Yang Dilakukan Oleh Buruh Harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele Sebagai Mekanisme Redistribusi
1. Awal Mula Kegiatan Pojokan di Pabrik Ketjap Ikan Lele ............... 56
2. Mekanisme Kegiatan Pojokan ......................................................... 58
3. Peran dan Tanggung Jawab Dalam Kegiatan Pojokan ..................... 64
xi
4. Kendala Dalam Pojokan ................................................................... 71
C. Motivasi Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati Dalam
Mengikuti Kegiatan Pojokan
1. Gak Kudu Metu ................................................................................. 74
2. Sak Wayah-Wayah ............................................................................ 75
3. Percoyo ............................................................................................. 77
D. Fungsi Pojokan Terhadap Kehidupan Buruh Harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele
1. Fungsi Ekonomi ................................................................................ 82
2. Fungsi Sosial..................................................................................... 86
3. Fungsi Politik .................................................................................... 89
BAB V. PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................. 95
B. Saran .................................................................................................... 96
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 99
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 1: Skema Redistribusi Pemegang Otoritas Politik ................................... 15
Bagan 2: Kerangka Berpikir................................................................................ 21
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Informan Utama Penelitian ....................................................... 26
Tabel 2 : Daftar Informan Pendukung Penelitian ............................................... 27
Tabel 3 : Latar Belakang Pendidikan Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele
Pati ....................................................................................................... 45
Tabel 4 : Analisis Fungsi Pojokan Sebagai Fungsi Redistribusi ........................ 91
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 : Pabrik Ketjap Ikan Lele ................................................................... 41
Gambar 2 : Denah Ruangan Pabrik Ketjap Ikan Lele ......................................... 43
Gambar 3 : Produk Kecap Pabrik Ketjap Ikan Lele ........................................... 44
Gambar 4 : Mesin untuk Memasak Kecap ......................................................... 47
Gambar 5 : Tabung Mesin Pemasak Kecap ....................................................... 47
Gambar 6 : Mesin Pembuat Plastik Pembungkus Kecap ................................... 48
Gambar 7 : Proses Memasukkan Kecap ke Dalam Plastik Secara Manual ........ 48
Gambar 8 : Proses Pengelasan Bungkus Kecap ................................................. 49
Gambar 9 : Buruh Saling Berinteraksi Ketika Jam Istirahat ............................... 50
Gambar 10 : Buruh Saling Berinteraksi Ketika Bekerja .................................... 52
Gambar 11 : Buruh sedang Membayar Pojokan ................................................. 59
Gambar 12 : Buku Tabungan untuk Mencatat Uang Pojokan ........................... 59
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Intrumen Penelitian .................................................................. 99
Lampiran II : Pedoman Observasi .................................................................. 100
Lampiran III : Pedoman Wawancara Untuk Subjek Penelitian ....................... 101
Lampiran IV : Pedoman Wawancara Untuk Informan Penelitian (Buruh Yang
Mengikuti Pojokan) ................................................................. 103
Lampiran V : Pedoman Wawancara Untuk Informan Penelitian
(Buruh Yang Tidak Mengikuti Pojokan) ................................. 105
Lampiran VI : Pedoman Wawancara Untuk Informan Penelitian
(Pemilik Pabrik Ketjap Ikan Lele Pati) .................................... 107
Lampiran VII : Surat Permohonan Ijin Penelitian Dari Fakultas ....................... 108
Lampiran VIII : Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian.................... 109
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan suatu perusahaan tidak terlepas dari kehidupan sumber
daya manusia yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Sumber daya manusia
sangat berperan dalam keuntungan suatu perusahaan. Perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang memiliki etos kerja dan motivasi
kerja yang tinggi. Pihak pemilik perusahaan dapat membangun hubungan
yang baik dengan sumber daya manusia untuk menigkatkan kualitas
perusahaan. Kinerja yang baik dari sumber daya manusia memberikan dampak
terhadap kualitas perusahaan.
Sumber daya manusia dalam perusahaan perorangan disebut dengan
buruh. UU No 13 Tahun 2003 menjelaskan tentang Ketenagakerjaan, bahwa
buruh adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan
dalam bentuk lain. Kategori buruh ada dua yakni yang pertama buruh harian
adalah pekerja yang dibayar perhari. Kedua, buruh borongan adalah pekerja
yang dibayar berdasarkan volume pekerjaan dan satuan hasil kerja yang
dihasilkan.
Buruh harian yang bekerja di Pabrik Ketjap Ikan Lele rata-rata hanya
lulusan SMP, namun beberapa buruh ada yang lulusan SMA. Ada juga
beberapa buruh yang lulusan SD. Pabrik Ketjap Ikan Lele merupakan pabrik
yang berbentuk perusahaan perorangan karena kepemilikannya masih bersifat
pribadi dan tertutup. Jumlah buruh yang bekerja di Pabrik Ketjap Ikan Lele
2
ada 150 orang. Buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele mendapatkan upah yang
minim dalam bekerja.
Aktivitas sosial ekonomi tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat,
namun juga terjadi di lingkungan perusahaan. Seperti halnya yang terjadi di
dalam Pabrik Ketjap Ikan Lele. Rasa pertemanan yang dimiliki oleh buruh
harian Pabrik Ketjap Ikan Lele sangat kuat. Buruh mempunyai inisiatif untuk
membantu ketika ada salah satu teman mengalami kecelakaan, kematian,
hajatan dan kelahiran dengan cara menarik iuran sukarela per orang. Rasa
pertemanan antarburuh menciptakan rasa kekeluargaan erat, karena buruh
bekerja hampir setengah hari di pabrik yang menyebabkan intensitas bertemu
sangat tinggi ditambah lagi jika lembur.
Aktivitas sosial ekonomi buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele ada
yang dilakukan di dalam pabrik dan di luar pabrik. Aktivitas sosial ekonomi
yang dilakukan buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele di luar pabrik adalah
arisan RT/RW, gotong royong, rewang, nyumbang, sambatan dan lain
sebagainya. Aktivitas rewang dan nyumbang dilakukan ketika ada salah satu
teman pabrik yang sedang hajatan seperti nikahan atau khitanan.
Aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele di dalam pabrik adalah arisan dan pojokan. Arisan dan pojokan
terjadi di luar konteks pekerjaan sebagai buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele
Pati. Pemilik pabrik mengetahui bahwa buruhnya melakukan aktivitas sosial
ekonomi tersebut dan membiarkan buruhnya melakukan aktivitas tersebut
selama tidak menganggu pekerjaan. Aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan
3
oleh buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele merupakan salah satu wujud
kebudayaan yang dibentuk oleh suatu kelompok masyarakat.
Sebagian besar buruh Pabrik Ketjap Ikan Lele mengikuti kegiatan
pojokan. Ada pula buruh yang tidak mengikuti kegiatan pojokan dengan
alasan tertentu. Ada tiga kelompok pojokan dengan masing-masing pemegang
uang pojokan yang berbeda, namun mekanisme pojokan tetap sama. Kegiatan
pojokan ini muncul dari inisiatif buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele.
Kegiatan pojokan merupakan aktivitas ekonomi yang berbeda dengan kegiatan
redistribusi yang umumnya dapat dijumpai di masyarakat umum.
Berdasarkan fakta yang ada di lapangan buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele merasa upah yang diterima setiap harinya hanya cukup untuk
mencukupi kebutuhan hidup sehari-hari. Tuntutan biaya hidup yang semakin
tinggi membuat buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele harus memutar otak
menemukan cara untuk bertahan hidup karena upah yang diterima dari
pekerjaan sebagai buruh harian masih sedikit. Buruh harian Pabrik Ketjap Ikan
Lele rela mengeluarkan uang ketika melakukan aktivitas sosial ekonomi.
Aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan di pabrik tidak hanya pojokan namun
juga arisan.
Pelaksanaan aktivitas sosial ekonomi dapat meningkatkan
perekonomian tetapi dapat juga memupuk rasa solidaritas di masyarakat
(Wahyuningsih, 2011:204). Aktivitas-aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan
oleh buruh Pabrik Ketjap Ikan Lele menimbulkan rasa solidaritas yang kuat.
Buruh yang mengikuti kegiatan pojokan dalam kelompoknya akan merasa
4
sama seperti anggota yang lain. Buruh yang tidak mengikuti kegiatan pojokan
akan merasa tidak sama seperti anggota yang lain. Rasa kekeluargaan buruh
harian Pabrik Ketjap Ikan Lele menciptakan keharmonisan dan keteraturan
sosial di dalam suatu kelompok. Sampai saat inipun kegiatan pojokan masih
dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele.
Kegiatan pojokan ini hampir sama dengan sistem menabung. Namun,
ada perbedaan-perbedaan tertentu apabila dibandingkan dengan menabung di
Bank atau Koperasi. Sebagian buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele juga
mengikuti kegiatan arisan di pabrik, yang mana pengocokannya dilakukan
seminggu sekali yakni setiap hari Sabtu dengan pembayaran Rp 10.000,00 dan
jumlah uang yang didapat Rp 1.400.000,00. Sistem arisan yang ada di Pabrik
Ketjap Ikan Lele sama seperti arisan yang ada pada umumnya.
Ketertarikan untuk melakukan penelitian muncul karena keunikan dari
aktivitas yang dilakukan buruh dan sampai sekarang kegiatan pojokan masih
dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele, bahkan buruh yang baru
diterima kerja merasa tertarik untuk mengikuti kegiatan pojokan. Kegiatan
pojokan berbeda dengan arisan dan menabung. Berdasarkan uraian latar
belakang di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pojokan
Sebagai Mekanisme Redistribusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi
Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Di Kabupaten Pati.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan
masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
5
1. Bagaimana kegiatan pojokan yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele ?
2. Bagaimana motivasi buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele mengikuti
pojokan sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi ?
3. Bagaimana fungsi pojokan terhadap kehidupan buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka
penelitian ini bertujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui kegiatan pojokan yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele.
2. Mengetahui motivasi buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele mengikuti
pojokan sebagai pemenuhan kebutuhan ekonomi.
3. Mengetahui fungsi pojokan terhadap kehidupan buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dapat berupa manfaat
teoritis dan praktis.
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis merupakan manfaat yang diharapkan dapat memberikan
masukan bagi pengembangan ilmu sosial khususnya Sosiologi dan
Antropologi. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan bacaan pelajaran
Sosiologi SMA kelas XI pada bab Kelompok Sosial. Penelitian ini juga
6
dapat dijadikan acuan bagi peneliti lain yang berminat meneliti topik yang
sama yaitu tentang sistem pertukaran sosial ekonomi yang ada di
lingkungan masyarakat.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis merupakan manfaat yang mana dapat memberikan
kontribusi terhadap masyarakat. Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan solusi kepada masyarakat dalam membuat keputusan untuk
mengikuti aktivitas pertukaran ekonomi dengan mempertimbangkan
keuntungan maupun kerugian yang akan didapat.
E. Batasan Istilah
Penegasan istilah dilakukan untuk menegaskan kembali istilah-istilah
yang dipakai dalam penelitian. Harapan peneliti dengan penegasan istilah
memudahkan pembaca mengartikan istilah-istilah yang dipakai oleh penulis.
Untuk membatasi penafsiran istilah agar tidak terjadi salah tafsir, maka istilah
dalam judul diperjelas sebagai berikut:
1) Redistribusi
a. Menurut Hudayana (1989), redistribusi merupakan bentuk pertukaran
di mana barang masuk ke satu tempat pusat dan kemudian
didistribusikan kembali.
b. Menurut Sahlin (1976), redistribusi merupakan perpindahan barang
atau jasa yang tersentralisasi melibatkan pengumpulan dari anggota-
anggota suatu kelompok kemudian dibagikan kembali kepada anggota
kelompok tersebut.
7
Redistribusi dalam penelitian ini merupakan kegiatan perpindahan
berupa uang, yang melibatkan pengumpulan dari anggota kelompok
kemudian dibagi kembali kepada anggota-anggota dalam kelompok
tersebut.
2) Pojokan
Pojokan dalam penelitian ini adalah istilah lokal dari aktivitas
sosial ekonomi yang ada di Pabrik Ketjap Ikan Lele. Pojokan dalam
penelitian ini merupakan aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan oleh
buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele setiap hari aktif kerja.
3) Kebutuhan Ekonomi
a. Menurut Kartasasmita (1992), kebutuhan ekonomi adalah ialah motif-
motif yang berkaitan dengan usaha mencari nafkah, akumulasi
kekayaan dan lain sebagainya yang secara khusus oleh para
psikoanalisis untuk produksi, distribusi dan konsumsi dari energi
manusia sesuai dengan asas kegunaan yang setinggi-tingginya dengan
pengorbanan uang sekecil-kecilnya.
b. Menurut Muhammad (2001), kebutuhan ekonomi adalah kebutuhan
yang bersifat material, baik harta maupun benda yang diperlukan untuk
kesehatan dan keselamatan hidup manusia.
Kebutuhan ekonomi dalam penelitian ini adalah segala sesuatu
yang berkaitan untuk memperolah nafkah tambahan dalam
mempertahankan hidup buruh harian di Pabrik Ketjap Ikan Lele.
8
4) Buruh Harian
a. Menurut Hamalik (2007), buruh adalah sumber daya manusia yang
memiliki potensi, kemampuan yang tepat guna dan berpribadi dalam
kategori tertentu untuk bekerja serta berperan dalam pembangunan
sehingga berhasil bagi dirinya dan masyarakat secara keseluruhan
b. Menurut UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, buruh
adalah setiap individu yang bekerja dengan menerima upah atau
imbalan dalam bentuk lain. Kategori buruh dibagi menjadi dua yaitu
buruh harian dan buruh borongan. Buruh harian adalah pekerja yang
dibayar perhari.
Buruh harian dalam penelitian ini adalah buruh harian baik laki-
laki maupun perempuan yang bekerja di Pabrik Ketjap Ikan Lele.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA KONSEPTUAL
A. Tinjauan Pustaka
Pengkajian literatur-literatur yang terkait dengan penelitian penting
dilakukan. Hal ini bisa digunakan untuk mengetahui relevansi penelitian yang
akan dilaksanakan. Peninjauan penelitian sebelumnya digunakan untuk
membandingkan seberapa besar keaslian dari penelitian yang akan diadakan.
Peninjauan kembali dilakukan untuk melihat perbedaan fokus kajian dalam
penulisan. Penelitian mengenai pertukaran sosial ekonomi telah dilakukan
oleh beberapa pihak. Hasil-hasil dari penelitian tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai bahan-bahan referensi untuk tinjauan dalam berbagai kajian.
Penelitian oleh Wasak (2012), yang berjudul “Keadaan Sosial-
Ekonomi Masyarakat Nelayan Dl Desa Kinabuhutan, Kecamatan Likupang
Barat, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara” menjelaskan tentang
tingkat kesejahteraan kehidupan sosial-ekonomi masyarakat nelayaan yang
masih rendah. Kesejahteraan hidup yang rendah tidak menyebabkan hubungan
sosial kemasyarakatan longgar. Hubungan sosial kemasyarakatan di sana
masih sangat kuat. Hubungan sosial muncul ketika ada salah satu seorang
warga mengalami suatu musibah misalnya kematian. Tanpa dikomando
masyarakat akan sukarela datang untuk memberi bantuan baik berupa materi
atau yang lain. Organisasi sosial serta organisasi ekonomi, seperti karang
taruna, majelis tahlim ibu-ibu, organisasi rukun duka dan usaha pengasapan
ikan dimanfaatkan untuk peningkatan taraf hidup dan kualitas hidup.
10
Persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan sosial yang kuat
dalam kelompok masyarakat dengan pendapatan rendah. Perbedaan dalam
penelitian ini terletak pada konsep yang dipakai dalam mengkaji
permasalahan.
Penelitian oleh Utami (2014), yang berjudul “Modal Sosial Arisan
Motor CV Sehati Di Dusun Plataran Desa Banyurejo Kecamatan Tempel
Kabupaten Sleman” menjelaskan tentang faktor-faktor yang melatarbelakangi
masyarakat mengikuti arisan motor CV Sehati yaitu adanya legalitas arisan
CV Sehati, prinsip gotong royong dalam arisan, menghindari sistem kredit
motor atau mobil yang tergolong mahal dan menghindari simpan pinjam
kepada pihak-pihak lain. Modal sosial dalam arisan CV Sehati yaitu
kewajiban, harapan, kepercayaan, jaringan dan norma. Persamaan dalam
penelitian ini adalah mengemukakan alasan masyarakat melakukan aktivitas
sosial ekonomi. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada bentuk
pertukaran yang diteliti.
Menurut hasil penelitian Wahyuningsih (2011), yang berjudul “Sistem
Bagi Hasil Maro Sebagai Upaya Mewujudkan Solidaritas Masyarakat”
menjelaskan bahwa pelaksanaan perjanjian bagi hasil tidak hanya
meningkatkan perekonomian tetapi juga dapat juga memupuk solidaritas
dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan adanya kepedulian antara
pemilik dan penggarap sawah yang diwujudkan dengan saling membantu saat
salah satu dari mereka mengalami kesulitan. Perhatian dari pemerintah tetap
diperlukan guna menjamin hubungan baik antara kedua belah pihak yang
11
bekerjasama. Persamaan dalam penelitian ini adalah membahas mengenai
perjanjian kerjasama dalam kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat.
Perbedaannnya, penelitian oleh Wahyuningsih berfokus pada sistem maro
yang dilakukan oleh pemilik sawah dan penggarap sawah. Sedangkan
penelitian ini lebih fokus mengenai mekanisme kegiatan pojokan sebagai
aktivitas redistribusi.
Penelitian oleh Cropanzano (2005), yang berjudul “Social Exchange
Theory: An Interdisciplinary Review” menjelaskan bahwa teori pertukaran
sosial merupakan salah satu paradigma konseptual yang paling berpengaruh di
dalam sebuah organisasi. Teori pertukaran sosial di perkenalkan dalam ilmu
manajemen. Ada norma-norma dan peraturan dari pertukaran dalam sebuah
organisasi. Prinsip-Prinsip resiprositas dan peraturan negosiasi ada di dalam
lingkungan kerja. Pertukaran yang ada tidak hanya berupa barang-barang
material, tetapi juga termasuk nilai simbolik (misalnya, persetujuan dan
prestise). Persamaan yang ada pada penelitian ini adalah sama-sama
membahas prinsip yang ada pada pertukaran sosial ekonomi. Perbedaan yang
ada adalah penulis lebih fokus ke konsep redistribusi sedangkan Cropanzano
lebih ke konsep resiprositas.
Penelitian lain oleh Brown (2004), yang berjudul “The Structure of
Social Exchange in Self-help Support Groups:Development of a Measure”
menjelaskan bahwa bantuan dari dalam diri untuk mendukung kelompok
merupakan tantangan pribadi. Memahami manfaat dari partisipasi merupakan
hal yang sangat penting dalam pertemuan kelompok. Ada berbagai jenis
12
perilaku pertukaran sosial yang terjadi selama pertemuan. Kelompok dapat
merayakan kekuatan atau kelemahan dalam setiap dinamika pertukaran sosial.
Kualitas perilaku dapat meningkat karena adanya bantuan dari dalam diri
untuk membantu kelompok. Pertukaran sosial memberi keuntungan untuk
membantu mendukung sebuah kelompok. Persamaan dalam penelitian ini
adalah pembahasan mengenai pertukaran sosial yang ada di dalam sebuah
kelompok. Perbedaan yang ada dalam penelitian ini adalah penulis lebih fokus
terhadap bentuk pertukaran sosial ekonomi dalam sebuah kelompok.
Penelitian ini akan berusaha untuk mengungkapkan permasalahan
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Konsep pertukaran redistribusi
dalam kajian antropologi ekonomi dan teori pilihan rasional akan digunakan
peneliti dalam menjawab perumusan masalah yang telah ditentukan.
B. Kerangka Konseptual
Konsep redistribusi dan teori pilihan rasional akan digunakan untuk
menganalisis mengenai Pojokan Sebagai Stategi Pemenuhan Kebutuhan
Ekonomi Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele Di Kecamatan Pati
Kabupaten Pati, untuk itu diperlukan pemahaman terlebih dahulu mengenai
teori yang akan digunakan.
1. Konsep Redistribusi
Penulis memakai konsep pertukaran redistribusi untuk menganalisis
kegiatan pojokan yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele.
Menurut Cook (1966), pertukaran yang terjadi pada masyarakat modern
menggunakan mekanisme uang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
13
masyarakat terhadap barang atau jasa. Aspek-aspek tentang pemberian
imbalan yang diberikan kepada individu terdapat dalam proses pertukaran.
Sahlins (dalam Sairin, 2002:70) mendefinisikan redistribusi sebagai
“pooling”, yaitu perpindahan barang atau jasa yang tersentralisasi. Melibatkan
pengumpulan dari anggota-anggota kelompok kemudian dibagikan kembali
kepada anggota kelompok tersebut.
Pojokan merupakan salah satu kegiatan pertukaran ekonomi yang
dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele dengan tujuan untuk
mempertahankan kehidupan ekonomi. Buruh mampu untuk memenuhi
kebutuhan sekunder yang nominalnya semakin tinggi setelah mengikuti
pojokan. Ada pemberian imbalan secara sukarela dari anggota yang mengikuti
pojokan kepada pemegang pojokan.
Redistribusi merupakan suatu bentuk kerjasama individu-individu
anggota suatu masyarakat atau suatu kelompok dalam memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki atau di kuasai. Kerjasama yang dilakukan ditujukan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Redistribusi tidak lepas dari dua
masalah kepentingan kelompok atau kepentingan pribadi, seperti siapa yang
diuntungkan dan dirugikan dalam redistribusi. Dinamika ekonomi dalam
masyarakat juga ditentukan oleh model redistribusi.
Menurut Polanyi (dalam Sairin, 2002:68), sifat perpindahan ada dua
yakni transaksional (transactional movement) dan disposional (disposional
movement). Perpindahan transaksional adalah perpindahan yang terjadi dalam
kelompok, sedangkan perpindahan disposional adalah perpindahan yang
14
terjadi antarkelompok dengan kelompok yang lain. Perpindahan disposional
bersifat tidak sebanding, yang mana salah satu pihak memperoleh keuntungan
yang lebih daripada pihak yang lain.
Pojokan termasuk perpindahan transaksional karena perpindahan
terjadi di dalam kelompok. Perpindahan dalam bentuk uang dilakukan oleh
buruh dalam suatu kelompok. Mekanisme pojokan sama dengan mekanisme
dari aktivitas redistribusi dimana pojokan dilakukan secara terpusat dengan
membayarkan uang kepada pemegang pojokan. Pemegang pojokan akan
menitipkan uang pojokan setelah terkumpul kepada pemilik pabrik setiap hari
kerja.
Dimensi-Dimensi Redistribusi
Redistribusi mempunyai dimensi sosial, ekonomi dan politik yang
khas. Polanyi (1968), hubungan yang terjadi dalam redistribusi adalah
hubungan antarindividu sebagai anggota kelompok. Individu berperilaku
bukan mewakili dirinya sebagai pribadi melainkan sebagai anggota kelompok.
Ada tekanan normatif dari kelompok terhadap kebebasan individu.
Pojokan merupakan aktivitas pertukaran ekonomi yang dilakukan oleh
individu sebagai anggota dari suatu kelompok. Buruh yang mengikuti pojokan
berperilaku sebagai anggota kelompok. Tekanan normatif dalam kelompok
buruh yang mengikuti pojokan yakni buruh harus selalu masuk kerja untuk
membayar pojokan. Adanya tekanan tersebut membuat buruh tidak bisa bebas
untuk tidak masuk kerja.
15
Dimensi ekonomi, redistribusi merupakan pertukaran yang tidak
dilandasi motif komersial seperti dalam pertukaran ekonomi pasar. Motif yang
mendasari redistribusi bersifat sosial sebagai suatu citra dari integritas
masyarakat yang terintegrasi secara sentralis.
Pojokan sebagai mekanisme dari aktivitas redistribusi diperkuat
dengan skema redistribusi pemegang otoritas politik dari Cook (dalam Sairin,
2002: 71) sebagai berikut:
0
o o o o o
Bagan 1. Skema Redistribusi Pemegang Otoritas Politik
Sumber: Cook (1973: 846)
Skema diatas menjelaskan bahwa ada pemusatan wewenang kepada
pemimpin. Ada pihak yang kedudukan politisinya berada di atas dan ada
pihak-pihak yang kedudukannya berada di bawah. Pemusatan wewenang
dalam pojokan berada di pihak pemilik pabrik. Pihak pemilik pabrik
mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan pojokan.
Polanyi (dalam Cook, 1966:68), redistribusi mensyaratkan adanya
hubungan asimetris yang ditandai dengan adanya individu-individu tertentu
yang menjadi pengorganisir pengumpulan barang atau jasa dari anggota-
anggota kelompok. Hubungan yang ada dalam kegiatan pojokan merupakan
hubungan asimetris karena ada pohak tertentu yang menjadi pengumpul uang
dari buruh yang mengikuti pojokan.
16
Mekanisme pojokan sebagai aktivitas redistribusi diperkuat dengan
pertukaran sosial (Social Exchange). Pertukaran terjadi karena
dilatarbelakangi oleh adanya imbalan yang didapatkan. Pertukaran sosial
melihat antara perilaku dengan lingkungan terdapat hubungan yang saling
mempengaruhi (reciprocal). Terdapat unsur imbalan (reward), pengorbanan
(cost) dan keuntungan (profit) dalam sebuah hubungan. Homans (dalam
Ritzer, 2010:361), semua tindakan yang dilakukan oleh seseorang semakin
sering tindakan tertentu memperoleh imbalan, makin cenderung orang tersebut
menampilkan tindakan tertentu tadi. Secara eksplisit menjelaskan bahwa satu
tindakan tertentu akan berulang dilakukan jika ada imbalannya. Penjelasan
lain semakin tinggi nilai hasil suatu perbuatan bagi seseorang, makin besar
pula kemungkinan perbuatan tersebut diulanginya kembali.
Unsur-unsur yang terdapat dalam pojokan adalah imbalan (reward),
pengorbanan (cost) dan keuntungan (profit). Imbalan dalam pojokan
didapatkan oleh pemegang pojokan. Pengorbanan yang dimaksudkan adalah
dari pihak anggota yang mengorbankan uangnya untuk mengikuti pojokan.
Keuntungan dirasakan oleh anggota yang mengikuti pojokan dan pihak
pemilik pabrik. Pojokan dirasakan oleh buruh sangat efektif untuk membantu
mempertahankan kondisi ekonomi keluarga. Sehingga, setiap tahunnya buruh
selalu mengikuti pojokan.
Fungsi Redistribusi
Fungsi redistribusi sangat kompleks, melibatkan fungsi politik,sosial
dan ekonomi. Fungsi politik yaitu sebagai mekanisme uang untuk
17
memobilisasi kekuatan guna kepentingan-kepentingan politik. Fungsi lainnya
mengintegrasikan berbagai kelompok dalam masyarakat sebagai satu kesatuan
sosial. Melalui aktivitas redistribusi anggota merasa terikat dan terwujud
solidaritas. Akhirnya para pemakarsa redistribusi mendapatkan prestise sosial
karena telah mengumpulkan barang dan jasa (Sairin, 2002:73). Fungsi politik
terdapat dalam pojokan berkaitan dengan mekanisme uang untuk
memobilisasi kekuatan guna kepentingan-kepentingan politik. Pihak pemilik
pabrik yang mempunyai kekuatan lebih tinggi di antara anggota-anggota lain
mempunyai kepentingan-kepentingan tertentu.
Fungsi sosial redistribusi adalah mengenai kesenjangan sosial dan
kecemburuan sosial. Memperlihatkan bahwa redistribusi berpihak pada
golongan miskin. Dapat terjadi pula bahwa praktek ekonomi menguntungkan
pihak yang mampu, sehingga golongan yang tidak mampu tersisihkan. Fungsi
sosial yang lainnya adalah meningkatkan kesejahteraan umum dan
meningkatkan kesetiakawanan sosial. Tercermin dari semua pihak yang saling
tolong menolong dalam wujud dan bentuk yang berbeda-beda (Sairin,
2002:74). Pojokan berfungsi untuk meningkatkan rasa kesetiakawanan sosial
terlihat dari buruh yang saling membantu teman dengan menalangi terlebih
dahulu ketika temannya tidak masuk kerja.
Fungsi ekonomi redistribusi yaitu kerjasama ekonomi yang bersifat
simbiosis saling menguntungkan bahwa keuntungan yang didapatkan
sebanding. Fungsi ekonomi lainnya adalah sebagai sarana untuk menabung
dan sebagai mobilitas pertukaran dengan ditandai pengumpulan barang atau
18
jasa dari masyarakat (Sairin, 2002:78). Pojokan difungsikan sebagai sarana
untuk menabung karena kesempatan untuk menabung di luar sangat kecil.
Keuntungan yang didapatkan juga sebanding antara pihak pemegang dengan
anggota lain. Pojokan sebagai mobilitas pertukaran karena uang yang sudah
terkumpul dapat digunakan terlebih dahulu.
2. Teori Pilihan Rasional
Teori pilihan rasional dari Friedman dan Hetcher digunakan untuk
menganalisis mengenai motivasi buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele dalam
mengikuti kegiatan pojokan. Teori ini memusatkan perhatian pada aktor yakni
manusia yang dipandang mempunyai maksud dan tujuan. Tindakan aktor
tertuju pada upaya untuk mencapai suatu tujuan. Aktor dipandang mempunyai
pilihan yang berupa nilai dan keperluan. Teori pilihan rasional digunakan
untuk mencapai tujuan sesuai dengan pilihan aktor (Ritzer, 2010:357).
Teori ini tidak menghiraukan apa yang menjadi pilihan atau apa yang
menjadi sumber pilihan aktor. Masalah yang terpenting adalah kenyataan
bahwa tindakan dilakukan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan
tingkatan pilihan aktor. Ada dua pemaksa utama dalam sebuah tindakan dalam
teori ini. Pertama adalah keterbatasan sumber. Aktor mempunyai sumber yang
berbeda maupun akses yang berbeda dalam mencapai tujuan. Aktor yang
memiliki sumber daya yang besar, tujuan akan dicapai dengan mudah. Aktor
yang mempunyai sumber daya sedikit, pencapaian tujuan mungkin akan sulit
atau mustahil sama sekali (Ritzer, 2010:357).
19
Buruh memilih melakukan tindakan yakni mengikuti pojokan dengan
tujuan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi yang semakin tinggi. Ada buruh
yang tidak mengikuti pojokan karena berkaitan dengan akses dan sumber daya
yang dimiliki. Bagi buruh yang mengikuti pojokan, akses yang mudah dan
sumber daya yang dimiliki mendukung buruh untuk memilih mengikuti
pojokan.
Biaya kesempatan (opportunity cost) yang berkaitan dengan
keterbatasan sumber daya mengakibatkan sebuah rentetan tindakan. Aktor
memperhatikan biaya tindakan ketika mengejar tujuan. Aktor mungkin tidak
mengejar tujuan yang bernilai sangat tinggi bila sumber dayanya tidak
memadai. Aktor dipandang berupaya untuk mencapai keuntungan yang
maksimal ketika ada peluang yang tersedia untuk mencapai dua tujuan
sekaligus.
Sumber pemaksa kedua atas tindakan aktor adalah lembaga sosial.
Aktor biasanya akan merasakan tindakannya diawasi sejak lahir hingga mati
oleh aturan keluarga, sekolah, hukum, kebijakan tegas, gereja, masjid, rumah
sakit dan kuburan. Pembatasan rentetan tindakan yang boleh dilakukan aktor
adalah aturan permainan meliputi norma, hukum, agenda dan aturan
pemungutan suara yang mempengaruhi akibat sosial yang akan terjadi.
Kelembagaan sosial menyediakan sanksi baik positif atau negatif yang akan
membantu mendorong aktor untuk melakukan tindakan tertentu dan
menghindari tindakan yang lain.
20
Buruh merasa tindakannya diawasi oleh pihak pemilik pabrik
menyebabkan dilakukan suatu tindakan dan menghindari tindakan lain.
Tindakan yang dilakukan adalah mengikuti pojokan dan tindakan yang
dihindari adalah tindakan menabung di bank atau koperasi. Pihak pemilik
pabrik memberikan aturan bahwa buruh tidak bisa izin keluar pabrik untuk
sekedar menabung ke bank, karena jika izin keluar dianggap buruh tidak
masuk kerja.
Friedman dan Hetcher ( dalam Ritzer, 2010:358), mengemukakan dua
gagasan lain yang menjadi dasar teori pilihan rasional. Pertama, kumpulan
mekanisme atau proses yang menggabungkan tindakan aktor individual yang
terpisah untuk menghasilkan akibat sosial. Kedua, pengertian tentang
pentingnya informasi dalam membuat pilihan rasional. Aktor mempunyai
informasi yang cukup untuk membuat pilihan di antara berbagai peluang
tindakan yang terbuka. Aktor semakin mengenal bahwa kuantitas dan kualitas
informasi yang tersedia sangat berubah-ubah dan perubahan tersebut sangat
mempengaruhi pilihan. Informasi yang didapatkan oleh aktor mempengaruhi
pilihan aktor untuk melakukan sebuah tindakan.
Tindakan buruh dengan mengikuti pojokan menghasilkan akibat-akibat
sosial seperti bertambah eratnya rasa kesetiakawanan dan juga timbulnya
kecemburuan sosial. Kuantitas dan kualitas informasi yang didapatkan oleh
buruh terutama buruh yang baru sangat mempengaruhi keputusan buruh untuk
memilih mengikuti pojokan.
21
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan alur penulis dalam melakukan penelitian.
Kerangka berfikir dibuat berdasarkan permasalahan dan fokus penelitan, serta
menggambarkan secara singkat alur penelitian ”Pojokan Sebagai Mekanisme
Redistribusi Dalam Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Buruh Harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele Di Kabupaten Pati”.
Alur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Bagan 2. Kerangka Berpikir
Kehidupan Sosial Ekonomi (Buruh
Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele)
Bu
Sistem Pertukaran Sosial Ekonomi
Fungsi Pojokan
Terhadap Kehidupan
Buruh Harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele
Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan Lele
Pojokan
Mempertahankan
Kehidupan
Upah Kerja
Kegiatan Pojokan
Yang Dilakukan
Buruh Harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele
Motivasi Buruh Mengikuti
Pojokan Sebagai
Pemenuhan Kebutuhan
Ekonomi
Konsep Redistribusi Oleh Karl Polanyi
Teori Pilihan Rasional Oleh Friedman
Dan hetcher
22
Berdasarkan bagan kerangka berpikir di atas dapat dijelaskan
bahwa kehidupan buruh di pabrik tidak terlepas dari kehidupan sosial
ekonomi. Berbagai aktivitas sosial ekonomi terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Hal tersebut juga terjadi
dalam kehidupan buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele baik di dalam
pabrik maupun di luar pabrik. Buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele juga
melakukan pertukaran-pertukaran sosial ekonomi. Upah yang sedikit
membuat buruh harian harus mampu mengatur keuangan keluarga
mengingat biaya hidup yang semakin tinggi.
Aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik
Ketjap Ikan Lele sebagai jalan untuk mempertahankan hidup. Salah satu
aktivitas sosial ekonomi yang dilakukan oleh buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele adalah pojokan. Pojokan merupakan salah satu kegiatan yang
termasuk dalam sistem pertukaran sosial ekonomi. Bentuk dari kegiatan
pojokan berbeda dengan sistem-sistem pertukaran yang ada di masyarakat
pada umumnya seperti arisan, nyumbang dan rewang.
95
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan dari penelitian yang berjudul Redistribusi Kegiatan
Pojokan Dalam Kehidupan Sosial Ekonomi Buruh Harian Pabrik Ketjap Ikan
Lele Pati adalah sebagai berikut :
1. Kegiatan pojokan merupakan kegiatan yang terbentuk dari inisiatif salah
satu buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele. Pojokan membantu
mensejahterakan kehidupan ekonomi buruh sehingga kegiatan tersebut
masih berlangsung sampai sekarang. Mekanisme pojokan sama seperti
mekanisme redistribusi yakni pembayaran dilakukan secara terpusat
kepada salah satu pihak yang dilakukan setiap hari aktif kerja.
2. Motivasi buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele dalam mengikuti kegiatan
pojokan yakni gak kudu metu, sak wayah-wayah dan percoyo. Buruh
memilih mengikuti pojokan karena ingin mencapai sebuah tujuan yakni
meningkatkan kestabilan kehidupan ekonomi karena upah yang diterima
hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.
3. Fungsi pojokan terhadap kehidupan ekonomi buruh harian Pabrik Ketjap
Ikan Lele adalah membantu meningkatkan kesejahteraan ekonomi.
Sebelum ada pojokan buruh belum mampu membeli barang-barang
sekunder. Setelah mengikuti pojokan buruh mampu membeli barang-
barang sekunder seperti motor, almari pakaian, kulkas, mesin cuci dan
magic com.
96
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat membangun pihak-pihak terkait
penelitian sebagai berikut:
1. Bagi pihak buruh harian Pabrik Ketjap Ikan Lele sebaiknya perlu menjaga
komunikasi yang baik ketika melakukan aktivitas pertukaran ekonomi.
Seperti menjaga komunikasi ketika melakukan kegiatan arisan atau
menabung di pabrik. Terciptanya komunikasi yang baik diharapkan dapat
menghambat timbulnya kecemburuan sosial antarburuh.
2. Bagi pihak pemilik Pabrik Ketjap Ikan Lele sebaiknya perlu
memperhatikan kesejahteraan hidup buruh pabrik khususnya berkaitan
dengan upah yang diterima buruh.
97
DAFTAR PUSTAKA
Brown, Louis et al. 2014. The Structure of Social Exchange in Self-help Support
Groups:Development of a Measure. Am J Community Psychol. Vol 53.
Hal 83-95.
Cook, Scott. 1966. The Obsolete Anti Market Mentality: A Critique Of The
Substantive Approach To Economic Anthropology. American
Anthropologist. Vol 68, No 2. Hal 323-345.
Cropanzano, Russell and Marie S. Mitchell. 2005. Social Exchange Theory: An
Interdisciplinary Review. Journal of Management. Volume 31. Hal 874-
900.
Hamalik, O. 2007. Pengembangan SDM (Manajemen Kepelatihan
Ketenagakerjaan) Pendekatan Terbawa. Jakarta: Bumi Aksara.
Hudayana, Bambang. 1989. Gotong Royong Di Pedesaan Jawa Ditinjau Dari
Konsep Resiprositas Dan Redistribusi Dalam Antropologi Ekonomi.
Yogyakarta: Fakultas Sastra UGM.
Kartasasmita G, Hartini. 1992. Kamus dan Kependudukan. Jakarta: Bumi aksara.
Koentjaraningrat. 1990. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Moleong,L.J. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Muhammad, Abdulkadir. 2001. Etika Profesi Hukum. Jakarta: CV Citra Aditnya
Bakti.
Mulyana, Deddy. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Ritzer, George & Douglas J. Goodman. 2010. Teori Sosiologi Klasik dan Moden.
Yogyakarta: Kreasi Wacana.
Sahlins, Marshall. 1976. Cultur and Practical Reason. Chicago: University Of
Chicago Press.
Sairin, Sjafari, et al. 2002. Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Smelser, J. 1990. Sosiologi Ekonomi. Jakarta: Wirasari
Soekanto, Soerjono. 1083. Kamus sosiologi. Jakarta: CV. Rajawali
-------------- 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
98
Sugiyono. 2014. Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2006. Metode Penelitian Sosial Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta: Kencana
Utami, Suhartantri Puji, et al. 2014. Modal Sosial Arisan Motor Cv Sehati Di
Dusun Plataran Desa Banyurejo Kecamatan Tempel Kabupaten Sleman.
Jurnal E-SOCIETAS Universitas Negeri Yogyakarta. Volume 3, No. 5.
Wahyuningsih, Tri. 2011. Sistem Bagi Hasil Maro Sebagai Upaya Mewujudkan
Solidaritas Masyarakat. Jurnal Komunitas Unnes. Volume 3, No. 2. Hal
197-204.
Wasak, Martha. 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat Nelayan Dl Desa
Kinabuhutan, Kecamatan Likupang Barat, Kabupaten Minahasa Utara,
Sulawesi Utara. Pacific Journal. Volume 1, No 7. Hal 1339-1342.
109
LAMPIRAN VIII