pola tanam

Upload: agustindwil

Post on 10-Jan-2016

15 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Materi laporan polaa tanam

TRANSCRIPT

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA1.1. Pengertian Tanam

Tanam adalah menempatkan bahan tanam berupa benih atau bibit pada media tanam baik media tanah maupun media bukan tanah dalam suatu bentuk pola tanam (Sastradiharja, 2005).Menurut Aak (1993), tanam adalah menanam sesuatu yang bias hidup yang disesuaikan dengan daerah kondisi dan lingkungan serta keadaan sehingga dapat menghasilkan sesuatu yang menguntungkan minimal bagi pribadi yang menanam.1.2. Pengertian Pola TanamPola tanam adalah usaha penanaman pada sebidang lahan dengan mengatur susunan tata letak dan tata urutan tanaman selama periode waktu tertentu, termasuk masa pengolahan tanah dan masa baru atau tidak ditanam selama periode tertentu (Campbell, 2002).Pola tanam adalah susunan tanaman yang diusahakan dalam satu satuan luas pada satu tahun. Pola tata tanam yang berlaku pada setiap daerah akan berbeda dengan daerah lain, karena karakteristik setiap daerah juga berbeda (Wirosoedarmo, 1985).1.3. Pengertian Pola Tanam Monokultur dan TumpangsariPola tanam monokultur yaitu cara bertanam dengan menggunakan sattu jenis tanaman pada lahan dalam waktu yang sama. Kelebihan dari pola tanam monokultur yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis saja. Sedangkan kelemahannya ialah tanaman akan lebih mudah terserang hama maupun penyakit (Sastradiharja, 2005). Selain itu, Setjanata (1983) menyatakan bahwa pertanaman tunggal atau monokultur adalah salah satu cara budidaya di lahan pertanian dengan menanam satu jenis tanaman pada satu areal.Pola tanam tumpangsari atau polikultur adalah menanam lebih dari satu jenis tanaman pada lahan dan waktu yang sama (Pracaya, 2002).1.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pola TanamSetjanata (1983) menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi pola tanam, yaitu: (1) iklim, (2) topografi, (3) debit air yang tersedia, (4) jenis tanah, dan (5) sosial ekonomi. Pertama, iklim mempengaruhi pola tanam dimana pada keadaan musim hujan dan kemarau akan berpengaruh pada persediaan air untuk tanaman. Pada musim hujan persediaan air untuk tanaman berada dalam jumlah yang besar, sebaliknya pada musim kemarau persediaan air akan menurun.Kedua, topografi, merupakan letak atau ketinggian lahan dari permukaan air laut yang berpengaruh terhadap suhu dan kelembaban udara dimana keduanya mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Ketiga, debit air yang tersedia pada musim hujan akan lebih besar dibandingkan pada musim kemarau, sehingga haruslah diperhitungkan apakah debit saat itu mencukupi jika akan ditanam suatu jenis tanaman tertentu. Keempat, jenis tanah yaitu tentang keadaan fisik , bioligis dan kimia tanaman. Kelima, sosial ekonomi dalam usaha pertanian merupakan faktor yang sulit untuk dirubah sebab berhubungan dengan kebiasaan petani dalam menanam suatu jenis tanaman.Selain itu, menurut Reijntjes dan Bayer (1992), faktor yang mempengaruhi pemiliham pola tanam yang pertama yaitu ketersediaan air. Hal ini mencakup waktu dan lamanya ketersediaan yang tergantung pada kinerja air irigasi serta pola distribusi dan jumlah hujan. Karena sebagian besar tanaman memerlukan prosentase air besar disetiap fase pertumbuhannya.

Kedua yaitu keadaan tanah. Dalam menentukan pola tanam juga harus diperhatikan sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Serta perlu diperhatikan permukaan tanah. Karena akan menentukan pola tanam jenis apa yang cocok digunakan. Ketiga adalah ketinggian tempat. Ketinggian tempat ini diukur dari permukaan laut karena ketinggian tempat ini sangat berpengaruh dengan suhu udara, suhu tanah dan ketersediaan tanah. Keempat yaitu eksistensi hama penyakit. Eksistensi dari serangan hama penyakit ini biasanya langsung bersifat kronis dan potensial, sehingga memerlukan pengawasan dan pola tanam yang tepat. Faktor kelima yang mempengaruhi pola tanam yaitu pemasaran produk. Suatu pola tanam juga harus didukung oleh aksebilitas dan kelancaran pemasaran hasil produksi dengan dukungan infrastruktur dan potensi pasar yang memadai.1.5. Macam-Macam Pola Tanam TumpangsariAda beberapa macam intercropping (tumpangari) menurut Andrews dan Kassam (1979). Pola tanam tersebut antara lain (1) mixed intercropping (tanam campuran), (2) row intercropping, (3) strip intercropping, dan (4) relay intercropping. Mixed intercropping yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan tidak memperhatikan jarak tanam. Row intercropping merupakan pola tanam dengan menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan jarak tanam tertentu (satu jenis tanaman atau lebih ditanam dalam barisan). Strip intercropping yaitu menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak dengan satu macam tanaman ditanam dalam jalur-jalur tersendiri. Sedangkan relay intercropping adalah menumbuhkan dua tanaman atau lebih secara bersama-sama/serentak selama sebagian dari daur hidup masing-masing tanaman (tanam bersisipan).1.6. Kelebihan dan Kekurangan Pola Tanam Monokultur dan TumpangsariSetjanata (1983) mengatakan bahwa kelebihan pola tanam monokultur yaitu teknis budidayanya relatif mudah karena tanaman yang ditanam maupun yang dipelihara hanya satu jenis. Namun, di sisi lain, kelemahan sistem ini adalah tanaman relatif mudah terserang hama maupun penyakit.Selain itu, menurut Jati (1996), kelebihan dari pola tanam monokultur antara lain memiliki tumbuhan dan hasil yang besar, teknis budidayanya relatif mudah, penggunaan lahan efektif dan menekan biaya tenaga kerja. Sedangkan kekurangannya adalah membutuhkan pestisida dan pupuk yang banyak serta rentan organisme pengganggu tanaman.Menurut Prihandana et al., (), kelebihan dari tumpangsari antara lain efektif untuk mengendaikan erosi, meningkatkan efisiensi penggunaan lahan, memperkecil resiko kegagalan, meningkatkan pendapatan bersih per tahun dan terdistribusi secara merata, meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, serta memenuhi kebutuhan pangan. Sedangkan kekurangan pola tanam tumpangsari yaitu terjadi persaingan pengambilan air, hara dan cahaya matahari antar tanaman sera kebutuhan tenaga kerja lebih besar.