politeknik kesehatan kemenkes surabaya · kemenkes surabaya dalam penyusunan rencana bisnis...
TRANSCRIPT
11
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
RENCANA STRATEGIS BISNIS TAHUN 2015-2019
Direktur
Drg. Bambang Hadi Sugito, M.Kes NIP.196204291993031002
Pembantu Direktur I
Winarko, SKM.,M.Kes NIP.196302021987031004
Pembantu Direktur II
Sunarto, S.Kep.,Ns.,M.Mkes NIP.196708051993031004
Pembantu Direktur III
Lembunaita Alberta, SKM.,M.Kes NIP.196210051986032003
12
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim;
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya merupakan institusi pendidikan
yang dibentuk oleh Kementerian Kesehatan mempunyai tugas meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat melalui pendidikan kesehatan dengan berbagai disiplin ilmu meliputi, kebidanan,
keperawatan, kesehatan lingkungan, teknik elektromedik, analis kesehatan, keperawatan gigi,
dan Gizi. Dalam melaksanakan tugasnya Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya
telah mencoba memadukan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan kurikulum nasional
yang output lulusannya masuk dalam Kerangka Kwalifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
Keluarnya Keputusan Menteri Keuangan nomor 495/KMK.05/2010 tentang Penetapan
Politeknik Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan Sebagai Instansi Pemerintah yang
Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, maka status pengelolaan keuangan
menjadi pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Semua jenis tarif layanan
mengacu pada PMK No.157/PMK.05/2014 sebagai pengganti PMK No.40/PMK.05/2012 tentang
jenis dan tarif penerimaan Negara bukan pajak, yang berlaku pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
Rencana strategis bisnis di susun untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan
kesempatan untuk mengembangkan usaha korporasi layanan pendidikan. Dalam dokumen
rencana strategis Poltekkes Kemenkes Surabaya 2015-2019, disebutkan bahwa terdapat 3 (tiga)
pilar utama yang menyangga kekuatan bisnis dan program kegiatan yaitu; penguatan tata kelola
dan akuntabilitas organsiasi sebagai pilar pertama, peningkatan mutu, relevansi dan keunggulan
sebagai pilar kedua dan peningkatan daya saing nasional sebagai pilar ketiga. Ketiga pilar utama
tersebut sebagai pondasi untuk mencapai visi yaitu menjadikan Poltekkes Kemenkes Surabaya
sebagai pusat rujukan pendidikan tinggi vokasional bidang kesehatan yang memiliki moralitas dan
integritas dengan keunggulan kompetitif.
Setelah tersusunnya dokumen rencana strategis bisnis, maka diperlukan penjabaran
operasional berupa dokumen rencana bisnis anggaran (RBA) setiap tahun, dokumen rencana
operasional tahunan (RENOP) dan dokumen indikator kinerja utama tahunan (IKU) sebagai
instrumen untuk mengukur apakah output pengelolaan perguruan tinggi sesuai dengan standar
manajemen mutu yang telah ditetapkan dalam dokumen SPMI-PT pada Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya.
13
Semoga dokumen rencana strategis bisnis Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya tahun
2015-2019 ini, dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam implementasi kegiatan di Poltekkes
Kemenkes Surabaya dalam penyusunan rencana bisnis anggaran, indikator kinerja utama dan
review tentang standar manajemen mutunya.
Surabaya, 1 Agustus 2016 Direktur, drg.Bambang Hadi Sugito.,M.Kes NIP. 169204291993031002
14
LEMBAR PERSETUJUAN
RENCANA STRATEGIS BISNIS POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
TAHUN 2015-2019
DEWAN PENGAWAS
Ketua,
Anggota
Prof. Dr. Aswadi Syuhada, MA
Anggota
Sekretaris
Dr. Khambali, ST.,MPPM
15
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
BAB I : PENDAHULUAN .......................................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................
1.2 Tujuan Rencana Strategis Bisnis .............................................................
1.3 Dasar Hukum .......................................................................................
1.4 Sistematika Laporan ...........................................................................
BAB II : GAMBARAN KINERJA SAAT INI ..........................................................................
2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan ..............................................................
2.2 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan ..............................................................
BAB III : ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS BISNIS .................................................
3.1 Rumusan Visi, Misi dan Tata Nilai ..............................................................
3.2 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran .................................................
3.3 Aspirasi Stakeholder Inti ...........................................................................
3.4 Benchmarking ...........................................................................
3.5 Analisis SWOT ...........................................................................
3.6 Diagram Cartesius Pilihan Prioritas Strategis .................................................
3.7 Analisis TWOS ...........................................................................
3.8 Rancangan Peta Strategi Balance Score Card (BSC) ....................................
BAB IV : INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM STRATEGIS .......................
4.1 Matrik Indikator Kinerja Utama ..............................................................
4.2 Definisi Operasional Indikator Kinerja Utama ....................................
4.3 Program Kerja Strategis ..............................................................
BAB V : ANALISIS RISIKO ...........................................................................
5.1 Identifikasi Risiko ...........................................................................
5.2 Penilaian Tingkat Risiko ...........................................................................
BAB VI : PROYEKSI FINANSIAL ...........................................................................
6.1 Estimasi Pendapatan ...........................................................................
6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran ..............................................................
6.3 Rencana Pendanaan ...........................................................................
BAB VII : PENUTUP ...........................................................................
Lampiran-Lamnpiran ...........................................................................
16
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya adalah lembaga pendidikan tinggi negeri yang
mendidik mahasiswa menjadi tenaga kesehatan tingkat ahli yang terletak di kota Surabaya, Jawa
Timur. Poltekkes Kemenkes Surabaya secara teknis administrasi dibawah pembinaan Badan
Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan Kementerian Kesehatan RI,
dan secara fungsional dibawah pembinaan Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Riset Teknologi
dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia.
Dalam perkembangannya hingga saat ini Poltekkes Kemenkes Surabaya mengelola tujuh
Jurusan yang terdiri dari 19 Program Studi DIII dan DIV. Jumlah mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Surabaya tahun 2015-2016 secara keseluruhan sebanyak 2918 orang. Rincian dari jumlah
tersebut; mahasiswa DIII sebanyak 2267 orang (77,6%), mahasiswa DIV sebanyak 651 orang
(22,4%). Sampai dengan tahun 2013 jumlah lulusan sebanyak 13.503 orang.
Jumlah Dosen di Poltekkes Kemenkes Surabaya sampai tahun 2016 berjumlah 213 orang,
dengan kualifikasi pendidikan terakhir S1/DIV sebanyak 30 orang (14%), S2 sebanyak 172 orang
(80,7%), dan dosen yang berpendidikan S3 sebanyak 11 orang (5,3%). Dari 213 dosen yang telah
memiliki sertifikat pendidik sebanyak 201 orang (94,3%). Sesuai dengan jenjang akademik, dari
213 dosen, sebanyak 87 (40,8%) orang memiliki jabatan akademik lektor kepala, 107 (50,2%)
orang jabatan akademik lektor dan 19 (9%) orang jabatan akademik asisten ahli.
Penyusunan rencana strategis bisnis bagi institusi pendidikan yang berstatus Badan
Layanan Umum Penuh bertujuan untuk menilai posisi/keberadaan institusi saat ini ditinjau dari
aspek kemandirian organisasi, jumlah pegawai, peningkatan investasi, output lulusan,
peningkatan dan pertumbuhan pendapatan, kesejahteraan pegawai, dan daya saing. Setelah
mengetahui keberadaan institusi, rencana bisnis strategis bermanfaat untuk mencari peluang-
peluang bisnis yang mampu meningkatkan pendapatan sehingga organsiasi BLU menjadi lebih
sehat. Bagi pimpinan BLU, dokumen rencana strategis bisnis sebagai pedoman dan arah kebijakan
untuk membuat rencana bisnis anggaran (RBA), menentukan prioritas kegiatan program,
menentukan indikator kinerja utama sesuai kebutuhan stakeholder terkini sehingga arah
pencapaian visi organisasi menjadi terarah dan terukur.
Grand strategy yang kami canangkan ada tiga tahapan, yaitu periode 2008-2014
merupakan tahapan pertama setelah berstatus BLU Penuh berupa pengembangan sistem
17
manajemen tata kelola berbasis SMART kampus untuk Menuju kwalitas regional. Langkah kedua
yaitu periode tahun 2015-2019 berupa periode investasi untuk pertumbuhan ekonomi dan
produktifitas berkarya menuju daya saing nasional dan global. Langkah ketiga adalah periode
2020-2025 berupa pengembangan Poltekes Kemenkes Surabaya menuju Center Of Excellence
dibidang pendidikan kesehatan vokasional.
1.1.1 Jurusan dan Program Studi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya memiliki 7 (tujuh) jurusan yaitu Jurusan
Keperawatan, Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jurusan Kebidanan, Jurusan Analis Kesehatan,
Jurusan Teknik Elektromedik, Jurusan Keperawatan Gigi dan Jurusan Gizi. Jumlah program studi
Diploma III sebanyak 13 (tiga belas) dan 6 (enam) program studi Diploma IV. Program studi
Diploma III antara lain :
1) Program Studi Keperawatan Soetomo Surabaya
2) Program Studi Keperawatan Sutopo Surabaya
3) Program Studi Keperawatan Sidoarjo
4) Program Studi Keperawatan Tuban
5) Program Studi Kesehatan Lingkungan Surabaya
6) Program Studi Kesehatan Lingkungan Madiun di Magetan
7) Program Studi Kebidanan Sutomo Surabaya
8) Program Studi Kebidanan Magetan
9) Program Studi Kebidanan Bangkalan
10) Program Studi Analis Kesehatan Surabaya
11) Program Studi Teknik Elektromedik Surabaya
12) Program Studi Keperawatan Gigi Surabaya.
13) Program Studi Gizi Surabaya
Sedangkan program studi Diploma IV antara lain :
1) Program studi DIV Kebidanan
2) Program Studi DIV Keperawatan
3) Program studi DIV Analis Kesehatan
4) Program studi DIV Keperawatan Gigi
5) Program studi DIV Teknik Elektromedik
6) Program studi DIV Kesehatan Lingkungan
Poltekkes Kemenkes Surabaya menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi pemerintah
yang telah menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PK-BLU). Ketetapan ini
18
berdasarkan pada Keputusan Menteri Keuangan nomor : 495/KMK.05/2010 tanggal 27
Desember 2010 dan telah mempunyai layanan tarif BLU Poltekkes Kemenkes Surabaya yang
dikeluarkan melalui Peraturan Menteri Keuangan nomor: 40/PMK.05/2012 dan telah mengalami
perubahan menjadi PMK nomor : 157/PMK.05/2014. Mulai Juli 2016 harus melaksanakan
Remunerasi bagi Pejabat/Pengelola, Dewan Pengawas dan Pegawai Badan Layanan Umum
berdasarkan KMK nomor 542/KMK.05/2016.
1.1.2 Unggulan
Dari semua kegiatan layanan Tridharma Perguruan Tinggi disertai unit penunjang utama
yang ada di lingkungan Poltekkes Kemenkes Surabaya telah menetapkan “ Layanan Unggulan”
yaitu :
1) Pelayanan Laboratorium Pendidikan Modern
2) Pelayanan Jurnal berbasis Open Journal System (OJS)
3) Pelayanan Perpustakaan berbasis elektornik
4) Pelayanan Pembelajaran berbasis digital/E-Learning
5) Pelayanan pengelolaan pendidikan berbasis sistim informasi manajemen
6) Pengabdian Masyarakat berbasis Komunal
Untuk mewujudkan pelayanan unggulan ini, diperlukan sumber daya manusia yang cerdas,
fasilitas yang memadai serta regulasi yang mendukung agar pelayanan betul-betul bisa unggul.
1.1.3 Pelayanan Pengembangan
Poltekkes Kemenkes Surabaya sebagai instutusi pendidikan tinggi vokasional negeri
terbesar di Indonesia Timur, sesuai visi dan misi yang dicanangkan, maka arah pengembangan
layanan adalah sebagai pusat rujukan pendidikan tinggi vokasional kesehatan berupa :
1) Pusat pendidikan lanjutan program vokasi kesehatan
2) Pusat bisnis dan pengembangan sumberdaya manusia dan karir
3) Pusat penelitian dan kajian ilmu terapan
4) Pusat kajian kebijakan pendidikan vokasi kesehatan
1.2 Tujuan Rencana Strategis Bisnis
Dokumen rencana strategis bisnis di susun untuk menjadi instrumen bagi pimpinan BLU
dalam menentukan kebijakan pengelolaan PT, program dan rencana kerja operasional tahunan,
dan rencana bisnis anggaran. Untuk kepentingan penyusunan anggaran berbasis kinerja,
dokumen rencana strategis bisnis bermanfaat untuk menyelaraskan perencanaan dan program
kegiatan yang membutuhkan anggaran dari masing-masing Jurusan, Program Studi, dan Unit
Penunjang. Secara umum dokumen rencana strategis bisnis bertujuan untuk :
19
1) Pedoman pimpinan BLU menentukan arah strategis prioritas program periode lima
tahunan;
2) Pedoman menyusun rencana bisnis anggaran;
3) Pedoman bisnis untuk menuju visi organisasi;
4) Rujukan membangun jalinan kerja sama internal dan eksternal
1.3 Dasar Hukum
Adapun landasan hukum penyusunan dokumen rencana strategis bisnis adalah sebagai
berikut :
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara RI Tahun
2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara RI
Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemabaran Negara RI Nomor 5336);
3. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(Lembaran Negara RI Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor
4496);
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum (Lembaran Negara RI Tahun 2005 No. 48, Tambahan Lembaran Negara RI No.
4502);
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi;
6. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi RI
Nomor 33 Tahun 2011 tentang Pedoman Analisis Jabatan;
7. Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 34 Tahun 2011 tentang Pedoman Evaluasi Jabatan;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis
Organisasi dan Tatalaksana Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan, sebagaimana
telah diubah dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.02.03/I.2/08810/2013
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Kesehatan Nomor:
HK.03.05/I.2/03086/2012 tentang Petunjuk Teknis Organisasi dan Tatalaksana Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan;
20
9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan
Nomor 40 tahun 2014 dan nomor 83 tahun 2013 tentang Remunerasi Bagi Pegawai di
Lingkungan Kementerian Kesehatan;
10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor: KMK 495/KMK.05/2010 tentang Penetapan
Politeknik Kesehatan Surabaya pada Kementerian Kesehatan sebagai Instansi
Pemerintah yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum.
11. Keputusan Menteri Kesehatan nomor 68 tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan
Sistem Remunerasi Pegawai Poltekeks di Lingkungan Kemenkes RI sebagaimana dirubah
menjadi Kepmenkes Nomor 70 tahun 2015.
12. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 542/PMK.05/2016 tentang Penetapan Remunerasi
bagi Pejabat Pengelola, Dewan Pengawas, dan Pegawai Badan Layanan Umum
Politeknik Kesehatan Surabaya pada Kemeterian Kesehatan;
13. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 35
tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah;
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2416/Menkes/Per/XII/2011 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Kementerian
Kesehatan.
1.4 Sistematika Laporan
Dokumen rencana strategis bisnis Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya tahun 2015-
2019 dibagi menjadi 7 (tujuh) bab yaitu :
Bab I, berisi pendahuluan yang didalamnya memuat uraian tentang latar belakang
disusunnya buku pedoman rencana strategis bisnis, tujuan, dasar hukum penyusunan dan
sistematika penyusunan.
Bab 2, berisi tentang gambaran kinerja organsiasi saat ini yang didalamnya memuat uraian
tentang kinerja aspek layanan pendidikan dan kinerja aspek keuangan.
Bab 3, berisi pernyataan visi, misi dan tata nilai kurun waktu lima tahun mendatang,
aspirasi stakeholder, tantangan strategis, upaya benchmarking, analisis SWOT dan TWOS-nya
serta peta strategis menurut balance score card.
Bab 4, berisi tentang indikator kinerja utama, yang didalamnya memuat uraian tentang
indikator kinerja utama disertai definisi operasionalnya dan program kerja prioritas.
21
Bab 5, berisi analisis risiko untuk mewujudkan strategis bisnis yang dicanangkan disertai
kemungkinan-kemungkinan risiko yang akan dihadapi dan dampak yang ditimbulkan bila tidak
ditangani secara serius.
Bab 6, berisi proyeksi finansial yang didalamnya memuat uraian sumber pendapatan,
mproyeksi pendapatan, kebutuhan anggaran untuk belanja pegawai, belanja modal, belanja
barang dan belanja investasi serta pengelolaan aset.
Bab 7, berisi penutup.
22
BAB 2
GAMBARAN KINERJA SAAT INI
2.1 Gambaran Kinerja Aspek Pelayanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya menyelenggarakan kegiatan jasa pelayanan
pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat berdasarkan kebutuhan dari pihak
pengguna berdasarkan kontrak kerja sama. Sifat kegiatan jasa pelayanan adalah fungsi pelayanan
Tridharma Perguruan Tinggi.
Tarif layanan atas jasa layanan di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat ditetapkan dalam kontrak kerja sama antara Direktur Poltekkes Kemenkes Surabaya
dengan pihak pengguna jasa. Untuk meningkatkan jasa layanan tersebut pihak Poltekkes
Kemenkes Surabaya bisa melaksanakan kerja sama operasional (KSO) dengan pihak lain. Tarif
layanan diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan nomor 157/KMK.05/2014 dengan kategori
tarif antara lain; 1) tarif atas kegiatan seleksi penerimaan mahasiswa baru, 2) tarif atas
sumbangan penyelenggaraan pendidikan, 3) tarif atas dana pengembangan pendidikan, 4) tarif
atas penunjang layanan pendidikan, 5) tarif atas penggunaan sarana dan prasarana, 6) tarif atas
penggunaan laboratorium dan klinik, dan 7) tarif atas produk samping. Disamping tarif di atas
pendapatan Badan Layanan Umum dapat berasal dari kerja sama operasional (KSO).
Gambaran kinerja yang akan disampaikan dalam dokumen ini dibagi menjadi dua bagian
yaitu; 1) evaluasi terhadap pencapaian indiaktor kinerja utama (IKU) tahun 2015 dan evaluasi
berdasarkan self assesment sesuai indikator kinerja yang ditetapkan oleh PK-BLU. Pencapaian
indiaktor kinerja utama (IKU) tahun 2015 sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.1 Capaian Indikator Kinerja Utama Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2015
No Sasaran Kinerja Indikator Kinerja Target Satuan Capaian IKU
2013 2014 2015
I Kinerja Pengelolaan Keuangan Efektif, Efisien dan Akuntabel
1. Rasio Pendapatan PNBP terhadap Biaya Operasional
60 % 81 56 84
2. Realisasi target PNBP (Juta Rupiah)
26.000 Juta 27.621 38.877 25.996
II Layanan Prima
1. Rasio Dosen terhadap Mahasiswa
3 Skor 3 3,05 3,05
2. Persentase jumlah lulusan dnegan IPK ≥ 3,25
50 % 57 61 63
23
3. Persentase penyerapan lulusan ≤ 6 bulan
90 % 60 70 80
4. Persentase jumlah penelitian yang dipublikasikan
100 % 85 87,5 90
5. Persentase jumlah dosen S3
10 % 4 5 5
6. Indeks Kepuasan Masyarakat
3 Skor 3 3 3
Tabel 2.1 memberikan gambaran bahwa capaian indiaktor kinerja utama mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun, hal ini menunjukkan bahwa pelayanan Tri Dharma Perguruan
Tinggi dikategorikan baik. Di sisi lain jumlah persentase dosen dengan gelar akademik doktor
belum memenuhi target karena, dosen yang sednag tugas belajar dan ijin belajar ke jenjang
strata-3 (S-3) belum banyak yang lulus.
Indeks kepuasan masyarakat terhadap proses layanan di Poltekkes Kemenkes Surabaya
dikategorikan baik dengan skor 3, hal ini menunjukkan bahwa semua komponen civitas
akademika memberikan penilaian kinerja institusi baik.
Hasil capaian self assesment terhadap pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum tahun
2015 menunjukkan trend yang cukup bagus, sebagaimana tabel berikut :
Tabel 2.2
Penilaian Kinerja Satker BLU Poltekkes Kemenkes Surabaya
Tahun 2012-2014
No Tahun Skor
Kategori Keterangan Keuangan Pelayanan Total Skor
1. 2012 21,92 58,14 80,06 Baik Kep. Dir. PPK BLU No. 219/PB.5/2013
2. 2013 20,8 61,14 81,94 Baik Kep.Dir.PPK BLU No. 324/PB.5/2014
3. 2014 14,88 63,85 78,73 Baik Usulan
24
2.2 Gambaran Kinerja Aspek Layanan Pendidikan
No Uraian 2013 2014 2015
1 Akreditasi Institusi Belum Belum Belum
2 Akreditasi Prodi Diploma III
LEMBAGA AKREDITASI MENKES
BAN-PT/ LAM PT Kes
a. Prodi Kesehatan Lingkungan Surabaya b. Prodi Kesehatan Lingkungan Magetan c. Prodi Kebidanan Magetan d. Prodi Kebidanan Bangkalan e. Prodi Kebidanan Sutomo Surabaya f. Prodi Keperawatan Soetomo Surabaya g. Prodi Keperawatan Sidoarjo h. Prodi Keperawatan Sutopo Surabaya i. Prodi Keperawatan Tuban j. Prodi Analis Kesehatan k. Prodi Keperawatan Gigi l. Prodi Teknik Elektromedik m. Prodi Gizi
A B A A A A A A B A A A C
B B B B B B B B B B B B B
3 Akreditasi Prodi Diploma IV
a. DIV Kebidanan b. DIV Keperawatan Gawat Darurat c. DIV Analis Kesehatan d. DIV Teknik Elektromedik e. DIV Kesehatan Lingkungan f. DIV Keperawatan Gigi
A A A A A A
Belum Belum Belum Belum Belum Belum
4 Rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional
17,26 17,37 17,92
5 Realisasi PNBP BLU 24,834 25,834 26,171 Juta
6 Rasio Dosen terhadap Mahasiswa 1 : 13 1 : 13,4 1 : 13,7
7 Persentase jumlah lulusan dengan IPK ≥3,25
53 58 60
8 Persentase jumlah lulusan tepat waktu 94 95 97
9 Persentase jumlah penyerapan lulusan di pasar kerja 6 bulan setelah wisuda
73 74 78
10 Persentase jumlah dosen yang melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat
100 100 100
11 Jumlah penelitian yang dihasilkan dosen 24 48 58 Judul
12 Persentase jumlah penelitian yang dipublikasikan
100 100 100
13 Persentase jumlah dosen dengan kualifikasi akademik doktor (S3)
4,8 5,1 5,4
14 Indeks kepuasan masyarakat 3 3 3
15 Persentase ketersediaan modul ajar 100 100 100
16 Persentase ketersediaan jaringan internet 5000 8000 15.000 kbps
17 Jumlah kunjungan mahasiswa ke perpustakaan per tahun
6210 5500 6700
25
2.3 Gambaran Kinerja Aspek Keuangan
Di lihat dari kinerja aspek keuangan, capaian indikator rasio keuangan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Surabaya cukup stabil meskipun ada sedikit fluktuasi di beberapa tahun terakhir.
Kondisi kinerja keuangan sebagaimana tabel 2.4 berikut :
Tabel 2.4 : Gambaran Kinerja Keuangan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Tahun 2013-2015
No Rasio Keuangan 2013 2014
1 Rasio Kas (Cash Ratio) 438% 248%
2 Rasio Lancar (Current Ratio) 457% 367%
3 Perputaran aset tetap (Fixed Asset Turnover) 5,7% 5,3%
4 Imbalan atas Aktiva Tetap ( Retunr on Asset) -4,32% 1,13%
5 Imbalan ekuitas (Return of Equity) -4,15% 1,11%
6 Rasio Pendapatan PNBP terhadap biaya operasional 27% 34%
Selama periode 2013-2015 rasio keuangan menunjukkan perubahan yang snagat fluktuatif
pada ketujuh faktor. Rasio kas dan rasio lancar menunnjukkan arah peningkatan. Rasio
pendapatan PNBP terhadap biaya operasional menunjukkan tred penurunan disebabkan
beberapa faktor antara lain; 1) trend jumlah mahasiswa mengalami penurunan, 2) layanan tarif
SPP dan DPP relatif sangat kecil, 3) upaya KSO dan pemberdayaan aset masih terkendala regulasi,
dan 4) pendapatan dari sektor hibah tidak ada.
18 Frekuensi AMI per tahun 2 2 2
19 Frekuensi Audit Akuntan Publik per tahun 1 1 1
20 Frekuensi Audit internal SPI 2 2 2
21 Persentase peningkatan MoU /Kerjasama antar lembaga
11 12 15
26
BAB III
ARAH DAN PRIORITAS STRATEGIS BISNIS LIMA TAHUN MENDATANG
3.1 Rumusan Visi, Misi dan Tata Nilai
3.1.1 Visi
Visi merupakan cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai oleh suatu organisasi dalam
penyelenggaraan tridharma perguruan tinggi, sehingga pimpinan beserta seluruh civitas
akademika memiliki acuan untuk mewujudkan sebuah perguruan tinggi yang Inovatif dibidang
akademik untuk menghasilkan tenaga vokasional di bidang kesehatan yang terampil, beretos kerja
baik, jujur, bermoral tinggi dan memiliki daya saing tinggi.
Makna lain yang terkandung dalam pengertian visi tersebut adanya upaya pimpinan beserta
civitas akademika untuk memfasilitasi seluruh aktivitas proses pembelajaran menuju terwujudnya
output yang berkualitas dan menampilkan karakter dan etika dengan menjunjung tinggi martabat
profesi dalam pengabdian dirinya ditengah-tengah masyarakat. Berdasarkan perumusan Visi
secara umum diatas, maka Visi Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya adalah :
“Menjadikan Poltekkes Kemenkes Surabaya Sebagai Rujukan pendidikan tinggi bidang
kesehatan yang memiliki moralitas dan integritas dengan keunggulan kompetitif “.
Visi tersebut dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Menjadi pusat pendidikan tenaga kesehatan mengandung harapan Poltekkes Kemenkes
Surabaya menjadi pusat rujukan dalam pelaksanaan pendidikan tinggi vokasional di bidang
kesehatan mulai dari jenjang pendidikan diploma, magister saint terapan dan doktor terapan
yang menghasilkan tenaga-tenaga terampil di berbagai jenjang sesuai Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia
2. Memiliki moralitas mengandung makna bahwa setiap civitas akademika yang terlibat di
dalam penyelenggaraan pendidikan dan semua lulusan berupa tenaga-tenaga terampil
memiliki moral yang baik berupa; kejujuran, amanah, dan ikhlas mengabdikan keahliannya
untuk kemaslahatan masyarakat, mampu bekerja sama dengan orang lain, memiliki semangat
dan etos kerja yang tinggi
3. Memiliki integritas mengandung makna setiap civitas akademika yang terlibat di dalam
penyelenggaraan pendidikan dan semua lulusan berupa tenaga-tenaga trampil memiliki
kesetiaan kepada sesuatu yang benar.
27
4. Keunggulan kompetitif mengandung harapan bahwa semua lulusan Poltekkes Kemenkes
Surabaya mampu memberikan manfaat bagi penyelesaian masalah kesehatan di masyarakat
dan mampu bersaing di era global yang penuh kompetitif berbasis keunggulan di masing-
masing Program Studi.
3.1.2 Misi
1. Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pengembangan
pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul serta kompetitif.
2. Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel,
transparan dan terukur.
3. Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan
pengelolaan pendidikan.
3.1.3 Tata Nilai
Tata nilai sangat diperlukan untuk membangun visi dalam penyelenggaraan pendidikan pada
Poltekkes Kemenkes Surabaya. Visi ini nantinya dijadikan patokan target pencapaian tujuan
institusi.
Tata nilai dimaksud antara lain :
1. Nilai Dasar
Landasan utama setiap civitas akademika yang terlibat di dalam penyelenggaraan pendidikan
pada Poltekkes Kemenkes Surabaya adalah ketaatan dalam beribadah kepada Allah SWT
sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.
2. Nilai Kepribadian
Setiap civitas akademika yang terlibat di dalam penyelenggaraan pendidikan pada Poltekkes
Kemenkes Surabaya diharuskan memiliki sikap; jujur, amanah, dan ikhlas untuk mampu
bekerja sama dengan orang lain dan memiliki semangat untuk mencapai cita-cita institusi.
3. Nilai Manfaat
Lulusan Poltekkes Kemenkes Surabaya mampu memberikan manfaat bagi penyelesaian
masalah kesehatan di masyarakat dan mampu bersaing di era global yang penuh kompetitif
sesuai keuanggulan masing-masing Program Studi.
4. Nilai Pro Mahasiswa
Dalam penyelenggaraan pendidikan Poltekkes Kemenkes Surabaya selalu mengutamakan
kepentingan mahasiswa, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang berpengetahuan baik,
28
memiliki sikap yang bagus dan memiliki kecakapan ketrampilan/kompetensi yang sesuai
dengan harapan masyarakat pengguna.
5. Nilai Pelayanan
Semua aspek pelayanan kepada seluruh civitas akademika dan stakeholder dijamin mutunya
secara berkesinambungan sehingga kepuasan mahasiswa dan kepuasan pengguna menjadi
tujuan utama pelayanan dilandasi sikap keikhlasan semata untuk mencapai keridhaan Allah
SWT.
6. Nilai Responsif
Lulusan Poltekkes Kemenkes Surabaya sesuai dengan kebutuhan pasar/user sehingga
diperlukan proses pembelajaran yang berbasis kompetensi sesuai persyaratan pengguna
ditunjang dengan keikutsertaan mahasiswa dalam kegiatan penelitian terapan dan kegiatan
pengabdian kepada masyarakat sesuai keunggulan program studi masing-masing dalam
bingkai penjaminan mutu layanan secara berkesinambungan
Nilai responsif perlu dimasukkan dalam salah satu aspek dasar penyusunan visi dan misi
berkaitan dengan respon Poltekkes Kemenkes Surabaya terhadap setiap regulasi yang
mengatur penyelenggaraan pendidikan tinggi dan regulasi kebutuhan tenaga kesehatan
secara nasional dan global termasuk profil lulusan yang harus memenuhi standar Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
3.1.4 Motto
“Poltekkes Kemenkes Surabaya Kebanggaan Kita Semua” atau
“Surabaya Health Polytechnic Our Pride”
3.1.5 Budaya Organsiasi
Budaya organisasi yang dikembangkan pada institusi Poltekkes Kemenkes Surabaya menggunakan
istilah “ JUMATAN”, merupakan kepanjangan dan memberikan makna sebagai berikut :
Jujur
Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam membangun organisasi dilandasi budaya jujur dalam
perbuatan (kinerja) dimulai dari kejujuran para pemimpinnya.
Amanah
Budaya jujur perlu diimbangi dengan amanah, artinya semua pekerjaan yang dilakukan
semuannya dapat dipercaya dan diandalkan sehingga cita-cita organisasi dapat terwujud.
29
Taat
Budaya jujur dan amanah dijalankan dengan ketaatan terhadap hukum syariat agama dan
hukum pemerintah sehingga kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya selalu berada di jalur yang
benar dan lurus.
Semangat
Budaya jujur, amanah dan taat hanya bisa dicapai manakala semua unsur sumber daya
manusia di lingkup Poltekkes Kemenkes Surabaya semangat untuk menjalankan misi organsiasi
untuk mencapai visi berupa menjadikan Poltekkes Kemenkes Surabaya sebagai pusat
pendidikan tenaga kesehatan yang memiliki moralitas dan integritas dengan keunggulan
kompetitif.
3.1.6 Janji Layanan
Budaya organisasi berupa; jujur, amanah, taat dan semangat perlu diamalkan dalam perilaku
kerja pimpinan dan semua karyawan sehari-hari dalam memberikan pelayanan dengan janji
layanan “ SERASI” yaitu; senyum, ramah, santun dan ikhlas.
1. Senyum
Senyum mengandung makna ungkapan rasa senang dan bahagia dalam melayani
2. Ramah
Ramah mengandung makna adanya kebaikan hati, manisnya tutur kata dan sikap, berbahasa
yang baik dan menyenangkan dalam pergaulan selama memberikan pelayanan.
3. Santun
Santun mengandung makna sabar, sopan dan suka menolong dalam melayani sehingga
sesuatu yang sulit dibikin mudah, dan sesuatu yang mudah tidak dibikin sulit.
4. Ikhlas
Ikhlas mengandung makna bahwa sikap melayani dengan senyum, ramah dan santun semata-
mata karena menjalankan ibadah kepada Allah SWT serta bertaqarrub (mendekatkan diri)
kepada Allah SWT untuk mendapatkan keridhaan-Nya.
30
3.1.7 Matrik Keterkaitan Misi Dengan Tujuan Institusi
Tabel 3.1 Matrik Keterkaitan Misi dengan Tujuan Institusi
No MISI TUJUAN INSTITUSI
1 Melaksanakan integrasi Tridharma Perguruan Tinggi untuk mendukung pengembangan pengetahuan, moralitas, integritas dan kompetensi yang unggul serta kompetitif
1. Mendidik tenaga kesehatan yang bermutu, bermoral, berintegritas dan berdaya saing tinggi
2. Meningkatkan kualitas penelitian terapan dan pengabdian kepada masyarakat yang berdaya saing tinggi
2 Melaksanakan tata kelola organsiasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan dan terukur.
3. Meningkatkan tata kelola organisasi dan sumber daya manusia yang baik, bersih, akuntabel, transparan, dan terukur.
4. Menerapkan sistem penjaminan mutu internal untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dan kompetitit dalam tata kelola pendidikan yang baik dan bersih.
3 Mengembangkan kerja sama dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan pengelolaan pendidikan.
5. Meningkatkan kemitraan untuk menunjang produktivitas dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam pelaksanaan Tridharma
6. Terwujudnya peningkatan strata pendidikan dari vokasional ahli madya ke strata sarjana saint terapan, magister saint terapan dan doktoral terapan.
3.1.8 Matrik Keterkaitan Tujuan Institusi Dan Sasaran
Matrik keterkaitan antara tujuan institusi dan sasaran ini sangat bermanfaat untuk membantu
menyusun indikator, kebijakan dan program kerja yang akan diambil oleh institusi untuk
mencapai visi dan misi.
Tabel 3.2 Matrik Keterkaitan Tujuan Institusi dan Sasaran
No TUJUAN INSTITUSI SASARAN
1 Mendidik tenaga kesehatan yang bermutu, bermoral, berintegritas dan berdaya saing tinggi
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas mahasiswa baru
2. Memantapkan penerapan kurikulum berbasis kompetensi di seluruh Program Studi
3. Meningkatkan kualitas lulusan agar tepat waktu
2 Meningkatkan kualitas penelitian terapan dan pengabdian kepada
4. Meningkatkan kualitas penelitian terapan yang berdaya saing tinggi
31
masyarakat yang berdaya saing tinggi 5. Meningatlkan kualitas pengabdian kepada masyarakat yang berdaya saing tinggi
6. Meningkatkan kuantitas dan kualitas publikasi hasil penelitian dan hasil pengabdian kepada masyarakat
7. Mewujudkan hak patent atas HAKI 8. Meningkatkan pemberdayaan kelompok
kerja pengabdian kepada masyarakat
3 Meningkatkan tata kelola pendidikan yang efisien, transparan, terukur dan akuntabel
9. Meningkatkan pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan
10. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi keuangan
11. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi kepegawaian
12. Meningkatkan pelayanan adminsitrasi aset/BMN
13. Meningkatkan pelayanan adminstrasi umum
14. Meningkatkan kemampuan tenaga dosen dan tenaga kependidikan sesuai keahlian dan kompetensi
15. Meningkatkan sarana dan prasarana dalam jumlah dan jenis yang memadai
16. Mewujudkan good governance dalam sistem manajemen kelembagaan
4 Menerapkan sistem penjaminan mutu internal untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang unggul dan kompetitit dalam tata kelola pendidikan yang baik dan bersih.
17. Meningkatkan status kelembagaan yang terakreditasi BAN-PT
18. Pemantapan penerapan sistem penjaminan mutu di seluruh Program Studi
19. Meningkatkan sistem pengawasan mutu internal (AMI)
20. Meningkatkan pemanfatan sistem informasi manajemen akademik dan non akademik
5 Meningkatkan kemitraan untuk menunjang produktivitas dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam pelaksanaan Tridharma
21. Meningkatkan program kemitraan antar lembaga dalam bidang penelitian dan Pengabmas
22. Pemberdayaan unit bisnis dan kerjasama untuk meningkatkan pendapatan BLU
23. Mewujudkan kemitraan dengan lembaga donor untuk memperoleh hibah bersaing
6 Terwujudnya peningkatan strata pendidikan dari vokasional ahli madya ke strata sarjana saint terapan, magister saint terapan dan doktoral terapan.
24. Menyusun roadmap keberlanjutan pendidikan menuju jenjang sarjana saint terapan, magister saint terapan dan doktor terapan.
25. Kerjasama dengan lembaga pendidikan vokasional dalam negeri dan luar negeri
32
3.2 Aspirasi Stakeholder
Sebagai tahap awal penyusunan rencana strategis bisnis ini dilakukan analisis aspirasi
stakeholder. Analisis ini didahului dengan mengkompilasi antara harapan dan kekhawatiran.
Stakeholder inti dimaksud antara lain; Badan Pemberdayaan dan Pengembangan SDM Kesehatan
RI, karyawan, mahasiswa, SMA, Fakultas Kedokteran, Bidan Praktik Mandiri, Klinik Bersalin, dan
tempat praktik lainnya. Berikut disajikan harapan dan ekhawatiran stakeholder utama :
Tabel 3.3 Analisis Stakeholder Utama
No Stakeholder Utama Harapan Kekhawatiran
1 Badan PPSDM Kesehatan RI Menjadi rujukan pendidikan vokasional kesehatan wilayah timur Indonesia
Menjadi kampus pusat kajian berbagai ilmu kesehatan terapan
Menjadi Politeknik Kesehatan yang unggul di wilayah Timur Indonesia
Tidak mampu menjadi pusat rujukan pendidikan vokasional kesehatan wilayah timur Indoensaia
Tidak mampu menjadi pusat kajian ilmu kesehatan terapan
2 Fakultas Kedokteran Mampu menghasilkan lulusan diploma yang handal
Mampu menghasilkan lulusan yang jujur dan beretos kerja tinggi
Tidak mampu menghasilkan lulusan yang handal, jujur dan beretos kerja yang tinggi
3 Mahasiswa Layanan PBM memauskan
Fasilitas penunjang PBM memadai
Merasa nyaman belajar di area kampus
Cepat kerja
Layanan PBM tidak memuaskan
Sarana prasarana penunjang PBM tidak memadai
Suasana akdemik tidak menyenangkan
Banyak menghasilkan lulusan yang menganggur
4 Karyawan Kesejahteraan meningkat
Jenjang karir rapi
Lingkungan kerja aman dan nyaman
Kesempatan mengembangkan karir tinggi
Kesejahteraan menurun
Jenjang karir tidak ada
Lingkungan kerja tidak aman dan tidak nyaman
Kesempatan mengembangkan karir kecil
5 Mitra kerja Mahasiswa kreatif, Mahasiswa tidak kreatif
33
beretos kerja dan jujur
Mahasiswa terampil
dan tidak beretos kerja
Mahasiswa tidak terampil
3.3 Tantangan Strategis
Setelah dilakukan analisis aspirasi stakeholder utama, Poltekkes Kemenkes Surabaya
menentukan tantangan strategis yang sedang terjadi dan yang akan terjadi sehingga sangat
menentukan ketercapaian visi dan misi yang telah dibangun. Isu-isu strategis baik internal
maupun eksternal setelah dilakukan kajian yang mendalam dapat dikategorikan sebagai berikut :
1) Budaya kerja dan tata kelola organisasi
2) Manajerial dan leadership
3) Kompetensi SDM
4) Sumber daya organsiasi
5) Persaingan dan daya tarik calon mahasiswa
6) Pemasaran organisasi
3.4 Benchmarking
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya telah melakukan benchmarking ke berbagai
Politeknik Kesehatan sejenis dan beberapa politeknik di kawasan ASEAN yang standar akreditasi
sama dan atau lebih tinggi diantaranya :
1. Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
2. Politeknik Nanyang Singapura
3. Politeknik Thailand
3.5 Analisis SWOT
Analisis lingkungan ini merupakan bagian penting dalam penentuan strategi organisasi.
Pemetaan dilakukan terhadap empat bidang yang dianggap mempunyai daya ungkit yang tinggi
terhadap kinerja organisasi Politeknik Kementerian Kesehatan Surabaya yaitu bidang Pelayanan,
Keuangan, Sumber Daya Manusia (SDM), serta Sarana dan Prasarana.
Pada prinsipnya analisis ini mencakup peninjauan dan evaluasi atas faktor-faktor yang
dianggap sebagai kekuatan (Strenghts), kelemahan (Weaknesess), peluang (Opportunities) dan
ancaman (Threats). Proses awal analisis SWOT terhadap keberadaan Poltekkes Kemenkes
Surabaya, diawali dari hasil dokumen evaluasi diri masing-masing program studi (Dokumen ED). Di
dalam dokumen evaluasi diri masing-masing program studi telah tercantum analisis SWOT,
34
strategi yang diambil untuk meningkatkan posisi tawar masing-masing Program Studi. Dari
dokumen kami berupaya memadukan, melakukan telaah akademik, diskusi ilmiah dan focus group
disccusion (FGD) yang menghasilkan peta posisi lembaga (institusi) Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Gambaran posisi organisasi Poltekkes Kemenkes Surabaya tahun 2014 berdasarkan analisa
SWOT dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.1 Anatomi Kuadran
Pemaknaan :
1. Kuadran I (Growth / Pengembangan dan Pertumbuhan)
Dalam keadaan ini pengembangan dan pertumbuhan secara agresif sangat dimungkinkan
karena organisasi memiliki kekuatan-kekuatan untuk memanfaatkan peluang-peluang yang
ada. Pengembangan dan Pertumbuhan ini dapat dilakukan dengan salah satu atau kombinasi
dari alternatif-alternatif berikut ini :
1) Penetrasi Pasar, yaitu meningkatkan volume usaha dengan usaha pemasaran yang lebih
agresif pada pasar yang ada.
2) Pengembangan Pasar, yaitu meningkatkan volume usaha dengan meluaskan pasar.
3) Pengembangan Produk yaitu meningkatkan volume usaha dengan mengembangkan
produk-produk baru yang berhubungan atau menyempurnakan produk untuk pasar
yang sudah ada.
IGROWTH
IISTABIL
IIIDEFENSIF
IVDIVERSIFIKASI
Kelemahan
Kekekuatan
Ancaman
Peluang
X
Y
Aggressive
MaintenanceStableGrowth
Selective
Maintenance RapidGrowth
Turn Arround
Giurella
Conglomerat
Diversification
Nice Concentric
Diversification
35
2. Kuadran II (Stabilisasi / Rasionalisasi)
Organisasi / Perusahaan pada kuadran ini tetap masih dapat berkembang/tumbuh, asal
pandai/jeli dalam memilih arena untuk bersaing atas dasar kekuatan yang di milikinya.
3. Kuadran III (Defensif / Penciutan kegiatan)
Organisasi yang berada pada kuadran ini, kemungkinan untuk tumbuh / berkembang sudah
sangat kecil karena banyak kelemahannya. Dalam kondisi demikian satu-satunya pilihan
adalah bertahan sekedar hidup, menjaga agar apa yang sudah ada tidak hilang.
4. Kuadran IV (Diversifikasi)
Usaha diversifikasi (mengembangkan usaha-usaha baru) mungkin perlu dilakukan apabila
peluang-peluang pengembangan lebih lanjut dalam usaha yang sekarang kurang menarik /
terbatas.
Analisis kinerja Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya dilakukan dengan
cara analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat) terhadap ke empat faktor yang
dianggap berpengaruh yaitu bidang Pelayanan, Keuangan, Sumber Daya Manusia serta Sarana /
Prasarana.
A. Faktor Internal
Analisis internal organisasi dilakukan dengan cara mengidentifikasi ke empat faktor yaitu
Bidang Pelayanan, Keuangan, Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana sehingga dapat
ditemukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi.
Tabel 3.4 Analisis Faktor Internal
No Faktor Kekuatan (Strength) Kelemahan (Weakness)
1 Pelayanan a. Merupakan salah satu Poltekkes terbesar di Indonesia karena memiliki 7 jurusan, 13 Prodi D3 dan 6 Prodi D4
b. 100% dosen telah membuat rancangan pembelajaran berbasis kompetensi
c. Proses pembelajaran di masing-masing Prodi telah terjamin mutunya
d. Tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap pelayanan administrasi sangat baik
a) Sistem tata kelola organisasi dan tata pamong masih perlu peningkatan
b) Kegiatan tracer study untuk mengetahui penyerapan lulusan belum punya data yang valid
c) Masih adanya keluhan pelanggan terhadap pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan
d) Belum semua rancangan
36
e. Alumni telah memiliki jejaring yang luas sehingga meningkatkan penyerapan lulusan
f. Penyelenggaraan pendidikan sesuai standar SPMI
g. Pelayanan administrasi keuangan telah mendapat opini WTP
pembelajaran dibukukan sesuai standar nasional (ISBN)
e) Meskipun sudah ada SOP, namun sering terjadi kegitan kinerja tidak sesuai dengan SOP, sehingga meskipun tingkat kepuasan terhadap pelayanan sangat baik, namun keluhan layanan belum zerro (0%)
2 Keuangan a. Pendapatan BLU dari rupiah murni atau APBN masih cukup tinggi
b. Adanya peluang meningkatkan pendapatan BLU dari partisipasi masyarakat/mahasiswa melalui PNBP
c. Potensi unit bisnis dan kerja sama sangat mantap sehingga mampu meningkatkan pendapatan BLU dari unsur bisnis, hibah dan kerjasama
a. Budaya fleksibilitas pada PK-BLU belum sepenuhnya berjalan dengan baik
b. Belum semua produk layanan sudah disetujui pola tarifnya oleh Menteri Keuangan
c. Masih banyak Jurusan yang belanja keuangannya masih lebih tinggi dari pendapatannya sehingga azas proporsional belanja belum terjadi
3 Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk pengembangan SDM
b. Sebagian besar dosen memiliki kualifikasi akademik Magister
c. Rasio dosen dan mahasiswa standar
d. Rasio tenaga kependidikan dan mahasiswa mendekati standar
e. Sebagian besar dosen (90%) telah memiliki pengalaman mengajar, membimbing dan melatih lebih dari 5 tahun
f. Sistem penilaian kinerja SDM standar berbasis kinerja pegawai
a. Penyediaan informasi tenaga adminsitrasi sangat terbatas (formasi PNS terbatas)
b. Jumlah dosen yang bergelar doktor baru 0,06 %
c. Jumlah dosen dengan jenjang akademik lektor kepala masih sekitar 56% dari total dosen yang dimiliki
4 Sarana dan a. Memiliki prasarana gedung a. Lokasi kampus belum
37
Prasarana yang memadai dan milik sendiri seluas 55,917 m2 dan tanah seluas 5,14 Ha.
b. Memiliki sarana penunjang yang memadai berupa laboratorium terpadu, aula dan unit lain yang memiliki potensi menghasilkan pendapatan BLU
terpusat atau terpadu b. Peralatan praktikum
belum mampu sesuai standar mata kuliah
c. Jurnal internasional belum semua Prodi berlangganan
d. Masih sedikit jurnal hasil proseding yang menjadi koleksi perpustakaan
B. Faktor External
Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi dua aspek yaitu peluang dan ancaman
terhadap organisasi Politeknik Kesehatan Kementerian Surabaya. Daftar peluang yang
teridentifikasi merupakan kondisi untuk meningkatkan usaha yang ada saat ini, maupun
kemungkinan membuka usaha baru. Sedangkan ancaman memuat keadaan yang dirasakan saat
ini maupun yang bersifat potensial.
Tabel 3.5 Analisis Faktor Eksternal
NO Faktor Peluang ( Opportunity ) Ancaman ( Threat )
1. Pelayanan a. Perkembangan IPTEK mendorong peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
b. Perkembangan teknologi informasi dapat membantu memperpendek masa tunggu kerja sekaligus dapat meningkatkan daya serap lulusan.
c. Kepercayaan pengguna lulusan semakin meningkat, dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesional secara praktis & pragmatis berdasar kebutuhanuser.
d. Pasar bebas membuka peluang untuk meningkatkan jejaring di tingkat Nasional maupun Internasional.
a. Munculnya pendidikan tingi kesehatan baik negeri dan swasta sehingga menambah pesaing
b. Tuntutan masyarakat pengguna lulusan semakin meningkat sehingga lulusan harus benar-benar sesuai persyaratan pengguna
c. Adanya pasar bebas (MEA) sehingga pesaing lulusan tidak hanya dalam negeri tetapi juga dari lulusan luar negeri
38
2. Keuangan
a. PP. Nomor 23 Tahun 2005 tentang PPK-BLU, berpeluang untuk pengelolaan keuangan lebih mandiri dan flexibel.
b. Permenkeu. No10/PMK.02/ 2006 tentang Remunerasi, membuka peluang pemberlakuan sistem remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan dan kepatutan.
a. Biaya lahan praktek cenderung meningkat sehingga biaya pendidikan mahasiswa cenderung meningkat
b. Persaingan tarif / unit cost biaya pendidikan sehingga biaya pendidikan cenderung meningkat dan dapat menurunkan animo pendaftar/mahasiswa baru
3. Sumber Daya Manusia (SDM)
a. UU. Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, mendorong pengembangan pendidikan dosen sesuai kualifikasi dan kompetensi akademik
b. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang SNPT, yang memberikan payung bahwa Politeknik bisa menyelenggarakan pendidikan vokasional sampai doktoral terapan
c. PP. No 53/2010 tentang Disiplin PNS,berpeluang dapat meningkatkan kinerja pegawai
a. Perubahan peta jabatan menjadikan pola pikir pegawai berubah
b. Pasar bebas mendorong masuknya tenaga asing yang berdampak pada ketatnya persaingan penyerapan lulusan.
4 Sarana dan Prasarana
a. Terbentuknya unit bisnis dan kerja sama yang dimungkinkan meningkatkan pendapatan BLU
b. Sudah banyak kerja sama kemitraan antara Poltekkes dengan pihak lain termasuk lembaga donor sehingga pendapatan BLU meningkat
c. Sarana prasarana penunjang pembelajaran cukup memadai dan standar sehingga PBM berjalan dengan lancar
a. Pesatnya perkembangan teknologi kususnya alat kesehatan, berdampak pada kurangnya dalam pencapaian skill mahasiswa.
b. Alat praktikum di lahan praktek (RS) tidak bisa memenuhi tuntutan kompetensi lulusan.
Pembobotan dan Skala Rating serta Perhitungan dan Grafik
Pembobotan dari rating faktor internal dan eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada
besarnya pengaruh bidang tersebut terhadap kinerja organisasi Politeknik Kesehatan
Kementerian Kesehatan Surabaya. Perhitungan pembobotan dan skala dilakukan dengan cara
masing-masing faktor dan sub faktor diberi nilai serta ditentukan peringkatnya (dengan skala
39
1~5). Sesuai dengan besarnya peranan terhadap kinerja Politeknik Kesehatan Kementerian
Kesehatan Surabaya.
Pengukuran nilai rating masing-masing faktor dalam bidang-bidang tersebut di atas
dilakukan dengan skala sebagai berikut :
5 = sangat kuat
4 = kuat
3 = cukup
2 = lemah
1 = sangat lemah
Untuk kekuatan dan peluang bernilai positif, sedangkan untuk kelemahan dan ancaman
bernilai negatif.
C. Hasil Analisis Swot
1. Kekuatan Tabel 3.5
Uraian Analisis Kekuatan
URAIAN Faktor Sub
Faktor Rating (1-5)
Nilai
a b c axbxc
A. Pelayanan 0,3
a. Merupakan salah satu Poltekkes terbesar di Indonesia karena memiliki 7 jurusan, 13 Prodi D3 dan 6 Prodi D4
b. 100% dosen telah membuat rancangan pembelajaran berbasis kompetensi
c. Proses pembelajaran di masing-masing Prodi telah terjamin mutunya
d. Tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap pelayanan administrasi sangat baik
e. Alumni telah memiliki jejaring yang luas sehingga meningkatkan penyerapan lulusan
f. Penyelenggaraan pendidikan sesuai standar SPMI g. Pelayanan administrasi keuangan telah mendapat opini
WTP
0,2
0,2 0,1
0,1
0,1
0,1 0,1
5
5 5
4
5
4 3
0,30
0,30 0,15
0,12
0,15
0,12 0,09
Sub Jumlah 1,23
B. Keuangan 0,2
a. Pendapatan BLU dari rupiah murni atau APBN masih cukup tinggi
b. Adanya peluang meningkatkan pendapatan BLU dari partisipasi masyarakat/mahasiswa melalui PNBP
c. Potensi unit bisnis dan kerja sama sangat mantap sehingga mampu meningkatkan pendapatan BLU dari unsur bisnis, hibah dan kerjasama
0,4
0,3
0,3
5
4
5
0,40
0,24
0,30
Sub Jumlah 0,94
40
D. SDM 0,3
a. Komitmen pimpinan yang tinggi untuk pengembangan SDM
b. Sebagian besar dosen memiliki kualifikasi akademik Magister
c. Rasio dosen dan mahasiswa standar d. Rasio tenaga kependidikan dan mahasiswa mendekati
standar e. Sebagian besar dosen (90%) telah memiliki pengalaman
mengajar, membimbing dan melatih lebih dari 5 tahun f. Sistem penilaian kinerja SDM standar berbasis kinerja
0,2 0,2
0,2 0,2
0,1
0,1
5 5
5 4
4
4
0,30 0,30
0,30 0,24
0,12
0,12
Sub Jumlah 1,38
E. Sarpras 0,2
a. Memiliki prasarana gedung yang memadai dan milik sendiri seluas 55,917 m2 dan tanah seluas 5,14 Ha.
b. Memiliki sarana penunjang yang memadai berupa laboratorium terpadu, aula dan unit lain yang memiliki potensi menghasilkan pendapatan BLU
c. Anggaran untuk peningkatan Sarpras cukup tinggi
0,5
0,25
0,25
5
4
3
0,50
0,20
0,15
Sub Jumlah 0,85
JUMLAH TOTAL 4,40
2. Kelemahan
Tabel 3.6 Uraian Analisis Kelemahan
URAIAN
Faktor Sub Faktor
Rating (1-5)
Nilai
a b c axbxc
A. Pelayanan 0,3
a) Sistem tata kelola organisasi dan tata pamong masih perlu peningkatan
b) Kegiatan tracer study untuk mengetahui penyerapan lulusan belum punya data yang valid
c) Masih adanya keluhan pelanggan terhadap pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan
d) Belum semua rancangan pembelajaran dibukukan sesuai standar nasional (ISBN)
0.4
0,2
0,2
0,2
5
4
5
4
0,60
0,24
0,30
0,24
Sub Jumlah 1,38
B. Keuangan 0,2
a) Budaya fleksibilitas pada PK-BLU belum sepenuhnya berjalan dengan baik
b) Belum semua produk layanan sudah disetujui pola tarifnya oleh Menteri Keuangan
c) Masih banyak Jurusan yang belanja keuangannya masih lebih tinggi dari pendapatannya sehingga azas proporsional belanja belum terjadi
0,3
0,4
0,3
4
4
4
0,24
0,32
0,24
Sub Jumlah 0,80
C. SDM 0,3
41
a) Penyediaan informasi tenaga adminsitrasi sangat terbatas (formasi PNS terbatas)
b) Jumlah dosen yang bergelar doktor baru 0,06 % c) Jumlah dosen dengan jenjang akademik lektor kepala
masih sekitar 48% dari total dosen yang dimiliki
0,3
0,4 0,3
4
4 4
0,36
0,48 0,36
Sub Jumlah 1,20
D. Sarpras 0,2
a) Lokasi kampus belum terpusat atau terpadu b) Peralatan praktikum belum mampu sesuai standar mata
kuliah c) Jumlah dan jenis buku perpustakaan belum standar d) Jurnal internasional belum semua Prodi berlangganan e) Masih sedikit jurnal hasil proseding yang menjadi koleksi
perpustakaan
0,2 0,2
0,2 0,2 0,2
5 5
3 2 2
0,2 0,2
0,12 0,08 0,08
Sub Jumlah 0,68
JUMLAH TOTAL 4,06
3. Peluang
Tabel 3.7
Uraian Analisis Peluang
URAIAN
Faktor Sub Faktor
Rating (1-5)
Nilai
a b c axbxc
A. Pelayanan 0,3
a) UU. No. 20 / 2003 tentang SISDIKNAS berpeluang untuk meningkatkan status kelembagaan.
b) Perkembangan IPTEK mendorong peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
c) Perkembangan teknologi informasi dapat membantu memperpendek masa tunggu kerja sekaligus dapat meningkatkan daya serap lulusan.
d) Kepercayaan pengguna lulusan semakin meningkat, dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesional secara praktis & pragmatis berdasar kebutuhan user.
e) Pasar bebas membuka peluang untuk meningkatkan jejaring di tingkat Nasional maupun Internasional.
0,2
0,2
0,2
0,2
0,2
5
4
5
5
4
0,30
0,24
0,30
0,30
0,24
Sub Jumlah 1,38
B. Keuangan 0,2
a. PP. Nomor 23 Tahun 2005 tentang PPK-BLU, berpeluang untuk pengelolaan keuangan lebih mandiri dan flexibel.
b. Permenkeu. No10/PMK.02/ 2006 tentang Remunerasi, membuka peluang pemberlakuan sistem remunerasi dengan prinsip proporsional, kesetaraan dan kepatutan.
c. Pasar bebas berpeluang menggali & mengembangkan SBU yang potensial sehingga pendapatan BLU meningkat
0,3
0,4
0,3
4
4
4
0,24
0,32
0,24
42
Sub Jumlah 0,80
C. SDM 0,3
a. UU. Nomor 14/2005 tentang Guru dan Dosen, mendorong pengembangan pendidikan dosen sesuai kualifikasi dan kompetensi akademik
b. Permendikbud nomor 49 tahun 2014 tentang SNPT, yang memberikan payung bahwa Politeknik bisa menyelenggarakan pendidikan vokasional sampai doktoral terapan
c. PP. No 53/2010 tentang Disiplin PNS,berpeluang dapat meningkatkan kinerja pegawai
0,3
0,4
0,3
4
4
4
0,36
0,48
0,36
Sub Jumlah 1,20
D. Sarpras 0,2
a. Terbentuknya unit bisnis dan kerja sama yang dimungkinkan meningkatkan pendapatan BLU
b. Sudah banyak kerja sama kemitraan antara Poltekkes dengan pihak lain termasuk lembaga donor sehingga pendapatan BLU meningkat
c. Sarana prasarana penunjang pembelajaran cukup memadai dan standar sehingga PBM berjalan dengan lancar
0,3
0,4
0,3
5
4
4
0,3
0,32
0,24
Sub Jumlah 0,86
JUMLAH TOTAL 4,24
4. Ancaman
Tabel 3.8 Uraian Analisis Ancaman
URAIAN
Faktor Sub Faktor
Rating (1-5)
Nilai
a b c axbxc
A. Pelayanan 0,3
a. Munculnya pendidikan tingi kesehatan baik negeri dan swasta sehingga menambah pesaing
b. Tuntutan masyarakat pengguna lulusan semakin meningkat sehingga lulusan harus benar-benar sesuai persyaratan pengguna
c. Adanya pasar bebas (MEA) sehingga pesaing lulusan tidak hanya dalam negeri tetapi juga dari lulusan luar negeri
0,3
0,4
0,3
4
4
4
0,36
0,48
0,36
Sub Jumlah 1,2
B. Keuangan 0,2
a. Biaya lahan praktek cenderung meningkat sehingga biaya pendidikan mahasiswa cenderung meningkat
b. Persaingan tarif / unit cost biaya pendidikan sehingga biaya pendidikan cenderung meningkat dan dapat menurunkan animo pendaftar/mahasiswa baru
0,5
0,5
4
4
0,4
0,4
Sub Jumlah 0,8
C. SDM 0,3
a. Perubahan peta jabatan menjadikan pola pikir pegawai 0,5 4 0,6
43
berubah b. Pasar bebas mendorong masuknya tenaga asing yang
berdampak pada ketatnya persaingan penyerapan lulusan.
0,5
4
0,6
Sub Jumlah 1,2
D. Sarpras 0,2
a. Pesatnya perkembangan teknologi kususnya alat kesehatan, berdampak pada kurangnya dalam pencapaian skill mahasiswa.
b. Alat praktikum di lahan praktek (RS) tidak bisa memenuhi tuntutan kompetensi lulusan.
0,5
0,5
4
4
0,4
0,4
Sub Jumlah 0,8
JUMLAH TOTAL 2,56
Tabel 3.9
Rekapitulasi Penghitungan SWOT
No Uraian Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1 Pelayanan 1,23 1,38 1,38 1,20
2 Keuangan 0,94 0,80 0,80 0,80
3 Sumber Daya Manusia 1,38 1,20 1,20 1,20
4 Sarana & Prasarana 0,85 0,68 0,86 0,80
Total 4.40 4,06 4,24 2,56
Gambaran Posisi Kuadran Sumbu X ( S - W ) = 4.40 – 4,06 = + 0,34 Sumbu Y ( O - T ) = 4,24 – 2.56 = + 1.68
Gambar 3.1 Posisi Kuadran Hasil Penghitungan SWOT
Peluang
Kekuatan Kelemahan
Ancaman
Agresif Stabil
Bertahan Diversifikasi
44
Anatomi Kuadran :
1. Kuadran I : Pengembangan dan pertumbuhan
2. Kuadran II : Stabilisasi dan Konsolidasi Intern
3. Kuadran III : Bertahan
4. Kuadran IV : Diversifikasi produk
Setelah mendapatkan suatu potret / posisi organisasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
berada pada posisi pengembangan dan pertumbuhan (agresif), maka langkah selanjutnya yang
dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi di masa mendatang adalah
memaksimalkan kekuatan dan memanfaatkan peluang yang ada serta berupaya untuk
meminimalkan kelemahan dan mengatasi / menangkal ancaman dalam meningkatkan volume
usaha dalam bentuk :
Penetrasi pasar, yaitu usaha pemasaran yang agresif pada pasar yang ada.
Pengembangan pasar, yaitu usaha untuk meluaskan pasar.
Pengembangan produk yaitu mengembangkan produk-produk baru yang berhubungan atau
menyempurnakan produk untuk pasar yang sudah ada.
Investasi untuk peningkatan volume usaha tersebut harus memperhatikan asas efisiensi.
Pengembangan dan pertumbuhan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya dapat
dilakukan dengan cara mengkombinasikan ketiga strategi yaitu; 1) penetrasi pasar, 2)
pengembangan pasar, dan 3) pengembangan produk. Kombinasi ketiga strategi secara
operasional berupa peningkatan volume usaha dari ketujuh jurusan agar menghasilkan
pendapatan dan efisiensi belanja sehingga diharapkan belanja tidak melebihi pendapatan.
Langkah berikutnya adalah penguatan usaha bisnis dan kerja sama antara lembaga dan pihak
donor dalam bidang penelitian, pengabdian kepada masyarakat dan proyek-proyek lapangan
lainnya. Di sisi lain bisnis usaha dari pemakaian laboratorium terpadu dan laboratorium di masing-
masing Jurusan dan Prodi dirasa cukup mampu meningkatkan pendapatan BLU.
Peningkatan pendapatan akan lebih mudah mengatur keuangan, sehingga grand strategi
kedepan Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya sebagai pusat rujukan pendidikan kesehatan
vokasional dari jenjang diploma sampai jenjang doktoral dapat tercapai. Di sisi lain hak paten dan
kemudahan pelayanan karena adanya peningkatan layanan sistem informasi manajemen berbasis
teknologi informasi benar-benar sebagai outcome penyelenggaraan pendidikan yang terjamin
mutunya.
45
3.6 Analisis TWOS
Faktor Kekuatan
a. Merupakan salah satu Poltekkes terbesar di Indonesia karena memiliki 7 jurusan, 13 Prodi D3 dan 6 Prodi D4
b. 100% dosen telah membuat rancangan pembelajaran berbasis kompetensi
c. Proses pembelajaran di masing-masing Prodi telah terjamin mutunya
d. Tingkat kepuasan mahasiswa dan dosen terhadap pelayanan administrasi sangat baik
e. Alumni telah memiliki jejaring yang luas sehingga meningkatkan penyerapan lulusan
f. Pelayanan administrasi keuangan telah mendapat opini WTP g. Sebagian besar dosen memiliki kualifikasi akademik Magister h. Rasio dosen dan mahasiswa standar i. Sistem penilaian kinerja SDM standar berbasis kinerja pegawai
Faktor Kelemahan
a. Sistem tata kelola organisasi dan tata pamong masih perlu peningkatan
b. Kegiatan tracer study untuk mengetahui penyerapan lulusan belum punya data yang valid
c. Masih adanya keluhan pelanggan terhadap pelayanan administrasi akademik dan kemahasiswaan
d. Belum semua rancangan pembelajaran dibukukan sesuai standar nasional (ISBN)
e. Budaya fleksibilitas pada PK-BLU belum sepenuhnya berjalan dengan baik
f. Belum semua produk layanan sudah disetujui pola tarifnya oleh Menteri Keuangan
Faktor Peluang
a. Perkembangan IPTEK mendorong peningkatan bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat
b. Perkembangan teknologi informasi dapat membantu memperpendek masa tunggu kerja sekaligus dapat meningkatkan daya serap lulusan.
c. Kepercayaan pengguna lulusan semakin meningkat, dengan penerapan kurikulum berbasis kompetensi profesional secara praktis & pragmatis berdasar kebutuhanuser.
d. Pasar bebas membuka peluang untuk meningkatkan jejaring di tingkat Nasional maupun Internasional.
1. Terwujudnya institusi PT Vokasional sebagai piliha pertama 2. Terwujudnya kualitas lulusan yang unggul dan kompetitif 3. Terwujudnya output lulusan yang sesuai harapan pengguna 4. Terwujudnya tata kelola PBM yang terjamin mutunya 5. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan
1. Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM 2. Terwujudnya tata kelola organisasi yang baik di setiap unit/
Prodi/Jurusan 3. Terwujudnya integrasi layanan penelitian dan pengabmas
Faktor Ancamam
a. Tuntutan masyarakat pengguna lulusan semakin meningkat sehingga lulusan harus benar-benar sesuai persyaratan pengguna
b. Adanya pasar bebas (MEA) sehingga pesaing lulusan tidak hanya dalam negeri tetapi juga dari lulusan luar negeri
c. Pesatnya perkembangan teknologi kususnya alat kesehatan, berdampak pada kurangnya dalam pencapaian skill mahasiswa.
1. Terwujudnya kepuasan stakeholder
1. Terwujudnya budaya kerja berbasis kompetensi 2. Terwujudnya sistem informasi berbasis elektronik terintegrasi 3. Terwujudnya ketersediaan sarana dan prasarana 4. Terwujudnya kemandirian dalam pembiayaan PT 5. Terwujudnya efisiensi anggaran
46
3.7 Rancangan Peta Strategi Balance Score Card (BSC)
Berdasarkan upaya strategis yang sudah di identifikasi, maka perlu disusun peta strategis
Poltekkes Kemenkes Surabaya. Peta strategis ini digambarkan dalam bentuk balance score card
(BSC). Untuk memudahkan hubungan peta strategis pada BSC ini dikelompokkan dalam 4 (empat)
perspektif yaitu; finansial, pengembangan SDM, proses bisnis internal dan kepuasan stakeholder.
Gambar 3.1
Peta Strategis Poltekkes Kemenkes Surabaya Berbasis BSC
Terwujudnya Kepuasan Stakeholder
Terwujudnya Output Lulusan yang
Sesuai Harapan Pengguna
Terwujudnya Ketersediaan Sarana
dan Prasarana
Terwujudnya Peningkatan
Kompetensi SDM
Terwujudnya Sistem Informasi
Berbasis Elektronik
Terwujudnya Budaya Kerja Berbasis
Kompetensi
Terwujudnya Tata Kelola Organsiasi
yang Baik
Terwujudnya Institusi PT Vokasional
Pilihan Pertama
Terwujudnya Kualitas Lulusan yang
Unggul dan Kompetitif
Terwujudnya Integrasi Penelitian dan
Pengabmas
Terwujudnya Peningkatan Pendapatan
Terwujudnya Efisiensi Anggaran
Finansial Stakeholder
Proses Bisnis Internal
Pengembangan SDM
47
BAB IV
INDIKATOR KINERJA UTAMA DAN PROGRAM STRATEGIS
4.1 Matrik Indikator Kinerja Utama
No Perspektif / Sasaran Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama Bobot
(%) PIC
Base Line
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
A Standar Pelayanan untuk Perspektif Kepuasan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
1 Terwujudnya institusi pendidikan tinggi vokasional kesehatan sebagai pilihan pertama
1 Rasio pendaftar dan yang diterima 4 Adak 4 : 1 4,5:1 5,1:1 5,6:1 5,9:1 6:1
2 Terwujudnya integrasi promosi lembaga dan persepsi masyarakat
2 Jumlah calon mahasiswa yg mendaftar 4 Adak 4000 4000 4500 5000 5200 5300
3 Terwujudnya kepedulian lembaga terhadap program bidik misi
3 Persentase mahasiswa penerima beasiswa miskin
1 Adak 5 5 7 8 10 12
4 Terwujudnya kepedulian lembaga terhadap prestasi mahasiswa
4 Persentase mahasiswa penerima beasiswa prestasi
1 Adak 2 2 2 4 4 6
5 Terwujudnya kualitas lulusan yang unggul dan kompetitif
5 Presentase lulusan dengan IPK 3,00-3,50
6 Adak 50 50 55 57 60 62
6 Terwujudnya tata kelola ijazah yang baik
6 Waktu penerimaan ijazah 2 Adak 1 1 1 1 0 0
7 Terwujudnya output lulusan yang sesuai dengan harapan pengguna
7 Persentase tingkat penyerapan Lulusan di pasar kerja
7 Adak 60 64 68 76 80 84
8 Terwujudnya tata kelola proses pembelajaran yang baik dan bermutu
8 Persentase lulusan tepat waktu 6 Adak 90 95 96 97 98 99
9 Terwujudnya jalin kemitraan antar lembaga yang baik
9 Persentase kenaikan jumlah MoU 3 Bisnis 15 15 15 16 16 18
10 Terwujudnya peningkatan jumlah sarana pembelajaran
10 Penambahan jumlah buku perpustakaan.
2 Perpus 100 100 150 175 200 250
48
No Perspektif / Sasaran Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama Bobot
(%) PIC
Base Line
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
B Standar Pelayanan untuk Perspektif Manajemen Administrasi dan Keuangan
1 Terwujudnya sistem akuntansi yang baik dan handal
1 Persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan
2 Adum 100 100 100 100 100 100
2 Terwujudnya efektifitas belanja berdasarkan ouput kinerja
2 Persentase penyerapan realisasi anggaran 2 Adum 87 88 88 90 93 94
3 Terwujudnya pemberian subsidi APBN yang berimbang
3 Persentase pembiayaan sumber APBN (rupiah murni)
2 PI 67 67 67 65 57 55
4 Terwujudnya kemandirian lembaga dalam pembiayaan
4 Persentase pembiayaan sumber PNBP (pendapatan PNBP-BLU)
4 PI 33 33 33 35 43 45
5 Terwujudnya pertumbuhan pendapatan yang signifikan
5 Persentase peningkatan pendapatan 3 Bisnis 10 12 13 14 15 16
6 Terwujudnya proses pengawasan internal yang baik
6 Frekuensi audit internal oleh SPI dalam setahun
2 SPI 2 2 3 3 3 4
7 Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM
7 Persentase pegawai yang mengikuti diklat administrasi
1 Adum 2 2 2 3 4 4
No Perspektif / Sasaran Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama Bobot
(%) PIC
Base Line
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
C Standar Pelayanan untuk Perspektif Proses Pendidikan dan Pembelajaran
1
Terwujudnya pelayanan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas berbasis kinerja
1 Frekuensi review Kurikulum secara periodik tiap tahun
2 Adak 1 1 1 1 1 1
2 2 Persentase ketersedian GBPP dan silabus. 2 Adak 100 100 100 100 100 100
3 3 Persentase ketersediaan SAP/ RPP. 2 Adak 100 100 100 100 100 100
4 4 Persentase implementasi kalender akademik.
2 Adak 100 100 100 100 100 100
5 5 Jumlah peserta didik per kelas. 1 Adak 40 40 40 40 40 40
6 6 Persentase pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP
2 Adak 100 100 100 100 100 100
7 Terwujudnya ketersediaan jumlah dosen yang sesuai dengan jumlah mahasiswa
7 Rasio tenaga dosen dan mahasiswa. 2 Adum 1 : 30 1:13 1:15 1:16 1:18 1:20
8 Terwujudnya kepuasan stakeholder 8 Rata-rata indeks kepuasan kinerja 2 JAMU 73 75 78 80 81 81
49
internal pelayanan akademik
9 9 Rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan non akademik
2 JAMU 73 76 78 80 81 81
10 Terwujudnya kemampuan mahasiswa yang unggul dan kompetitif
10 Persentase pencapaian TOEFL lulusan lebih dari 400
3 Lab 60 60 64 70 74 80
No Perspektif / Sasaran Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama Bobot
(%) PIC
Base Line
TAHUN
2015 2016 2017 2018 2019
D Standar Pelayanan untuk Perspektif Pengembangan Etos dan Budaya Kerja
1 Terwujudnya tingkat kepatuhan dan kedisiplinan dalam kegiatan pembelajaran
1 Persentase tingkat kehadiran dosen dalam proses pembela jaran
2 Adak 90 100 100 100 100 100
2 2 Persentase kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan
2 Adak 90 100 100 100 100 100
3 Terwujudnya ketersediaan jaringan internet yang memadai
3 Rasio bandwith per user (mahasiswa, dosen dan karyawan)
4 IT 1:5 1:5 1:5 1:6 1:6 1:8
4 Terwujudnya budaya baca dan penggunaan perpustakaan sebagai sarana belajar
4 Kunjungan rata-rata mahasiswa ke perpustakaan
2 Perpus 6000 7000 7100 7250 7300 7350
5 Terwujudnya peningkatan kompetensi dosen
5 Persentase Dosen yang mengikuti pelatihan
1 Adum 8 8 10 10 12 14
6 Terwujudnya peningkatan produktivitas dan kreativitas dosen dalam penelitian
6 Persentase jumlah publikasi ilmiah dari semua penelitian per tahun skala nasional dan internasional
6 PPM 10 10 15 25 30 35
7
Terwujudnya peningkatan produktivitas dan kreativitas dosen dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
7 Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat per tahun
4 PPM 36 36 36 40 46 54
8 Terwujudnya sistem karir dosen
8 Persentase jumlah dosen dengan jenjang akademik lektor kepala
2 Adum 30 30 35 40 46 52
9 9 Persentase jumlah dosen dengan jabatan akdemik Profesor
2 Adum 0,05 0 0 0,004 0,003 0,002
10 Terwujudnya produk kreativitas dosen
10 Jumlah hak paten yang dihasilkan institusi 3 PPM 1 1 1 3 4 5
50
4.2 Program Kerja Strategis
No Perspektif / Sasaran
Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama TAHUN
2015 2015 2017 2018 2019
A Standar Pelayanan untuk Perspektif Kepuasan Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
1
Terwujudnya institusi pendidikan tinggi vokasional kesehatan sebagai pilihan pertama
1 Rasio pendaftar dan yang diterima
Pemantapan kegiatan promosi
Peningkatan jumlah kegiatan promosi
Peningkatan jumlah kegiatan sipenmaru
Pemantapan kegiatan sipenmaru nasional
Optimalisasi sipenmaru center
2 Terwujudnya integrasi promosi lembaga dan persepsi masyarakat
2 Jumlah calon mahasiswa yg mendaftar
Pemantapan kegiatan promosi
Peningkatan jumlah kegiatan promosi
Peningkatan jumlah kegiatan sipenmaru
Pemantapan kegiatan sipenmaru nasional
Optimalisasi sipenmaru center
3 Terwujudnya kepedulian lembaga terhadap program bidik misi
3 Persentase mahasiswa penerima beasiswa miskin
Pemilihan strategi skrening
Pemantapan strategi skrening
Pemantapan strategi skrening
Integrasi strategi skrening ke dalam sistem pendaftaran
Optimalsiasi strategi skrening ke dalam sistem pendaftaran
4 Terwujudnya kepedulian lembaga terhadap prestasi mahasiswa
4 Persentase mahasiswa penerima beasiswa prestasi
Pemilihan strategi skrening
Pemantapan strategi skrening
Pemantapan strategi skrening
Integrasi strategi skrening ke dalam sistem pendaftaran
Optimalsiasi strategi skrening ke dalam sistem pendaftaran
5 Terwujudnya kualitas lulusan yang unggul dan kompetitif
5 Persentase lulusan dengan IPK 3,00-3,50
Pembelajaran berbasis SCL
Pembelajaran berbasis SCL
Pembelajaran berbasis SCL
Pembelajaran berbasis SCL
Pembelajaran berbasis SCL
6 Terwujudnya tata kelola ijazah yang baik
6 Waktu penerimaan ijazah
Integrasi kegiatan judicium, wisuda dalam kalender akademik
Integrasi kegiatan judicium, wisuda dalam kalender akademik
Integrasi kegiatan judicium, wisuda dalam kalender akademik
Integrasi kegiatan judicium, wisuda dalam kalender akademik
Integrasi kegiatan judicium, wisuda dalam kalender akademik
7 Terwujudnya output lulusan yang sesuai dengan harapan
7 Persentase tingkat penyerapan Lulusan di
Peningkatan kegiatan tracer
Integrasi kegiatan tracer
Integrasi kegiatan tracer
Integrasi kegiatan tracer
Optimalsiasi kegiatan tracer
51
pengguna pasar kerja study study dengan AMI Prodi
study dengan AMI Prodi
study dengan AMI Prodi
study dengan AMI Prodi
8 Terwujudnya tata kelola proses pembelajaran yang baik dan bermutu
8 Persentase lulusan tepat waktu
Peningkatan kegiatan pembimbingan akademik
Pemantapan kegiatan pembimbingan akademik
Integrasi kegiatan pembimbingan akademik dan kegiatan BK
Optimalsiasi integrasi kegiatan pembimbingan akademik dan BK
Optimalsiasi integrasi kegiatan pembimbingan akademik dan BK
9 Terwujudnya jalin kemitraan antar lembaga yang baik
9 Persentase kenaikan jumlah MoU
Perluasan MoU kegiatan pencapaian kompetensi
Perluasan kegiatan KSO penelitian dan Pengabmas
G to G Optimalsiasi MoU G to G
Penjajagan MoU U to U
10 Terwujudnya peningkatan jumlah sarana pembelajaran
10 Penambahan jumlah buku perpustakaan.
Penambahan dana
Penambahan dana
Penambahan dana
Penambahan dana
Penambahan dana
No Perspektif / Sasaran
Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama TAHUN
2015 2015 2017 2018 2019
B Standar Pelayanan untuk Perspektif Manajemen Administrasi dan Keuangan
1 Terwujudnya sistem akuntansi yang baik dan handal
1 Persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan
Peningkatan sinergisme PUM, bendahara, kaur keuangan dan kaur akuntansi
Pemantapan sinergisme PUM, bendahara, kaur keuangan dan kaur akuntansi
Pemantapan sinergisme PUM, bendahara, kaur keuangan dan kaur akuntansi
Pemantapan dan rekon antara PUM, bendahara, kaur keuangan dan kaur akuntansi
Pemantapan dan rekon antara PUM, bendahara, kaur keuangan dan kaur akuntansi
2 Terwujudnya efektifitas belanja berdasarkan ouput kinerja
2 Persentase penyerapan realisasi anggaran
Optimalsiasi RPD
Optimalsiasi RPD
Optimalsiasi RPD
Optimalsiasi RPD
Optimalsiasi RPD
3 Terwujudnya pemberian subsidi APBN yang berimbang
3 Persentase pembiayaan sumber APBN (rupiah murni)
Optimalisasi belanja mengikat dan belanja pemeliharaan
Optimalisasi belanja mengikat dan belanja pemeliharaan
Optimalisasi belanja mengikat dan belanja pemeliharaan
Optimalisasi belanja mengikat dan belanja pemeliharaan
Optimalisasi belanja mengikat dan belanja pemeliharaan
52
4 Terwujudnya kemandirian lembaga dalam pembiayaan
4 Persentase pembiayaan sumber PNBP (pendapatan PNBP-BLU)
Optimalsiasi belanja operasional
Optimalsiasi belanja operasional
Optimalsiasi belanja operasional
Optimalsiasi belanja operasional
Optimalsiasi belanja operasional
5 Terwujudnya pertumbuhan pendapatan yang signifikan
5 Persentase peningkatan pendapatan
Optimalisasi layanan tarif untuk pendapatan
Optimalisasi layanan tarif untuk pendapatan
Optimalisasi layanan tarif untuk pendapatan
Optimalisasi layanan tarif untuk pendapatan
Optimalisasi layanan tarif untuk pendapatan
6 Terwujudnya proses pengawasan internal yang baik
6 Frekuensi audit internal oleh SPI dalam setahun
Peningkatan frekuensi audit
Peningkatan frekuensi audit
Peningkatan frekuensi audit
Peningkatan frekuensi audit
Peningkatan frekuensi audit
7 Terwujudnya peningkatan kompetensi SDM
7 Persentase pegawai yang mengikuti diklat administrasi
Pemerataan sasaran peserta diklat
Pemerataan sasaran peserta diklat berbasis kinerja
Pemerataan sasaran peserta diklat berbasis kinerja dan kompetensi
Pemerataan sasaran peserta diklat berbasis kinerja dan kompetensi
Pemerataan sasaran peserta diklat berbasis kinerja dan kompetensi
No Perspektif / Sasaran
Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama TAHUN
2015 2015 2017 2018 2019
C Standar Pelayanan untuk Perspektif Proses Pendidikan dan Pembelajaran
1
Terwujudnya pelayanan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas berbasis kinerja
1 Frekuensi review Kurikulum secara periodik tiap tahun
Pemantapan kurikulum berbasis KKNI
Pemantapan kurikulum berbasis KKNI
Pemantapan kurikulum berbasis KKNI
Pemantapan kurikulum berbasis KKNI
Optimalsiasi kurikulum berbasis KKNI
2 2 Persentase ketersedian GBPP dan silabus.
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
3 3 Persentase ketersediaan SAP/ RPP.
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
4 4 Persentase implementasi kalender akademik.
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
5 5 Jumlah peserta didik per kelas.
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
53
6 6 Persentase pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
7 Terwujudnya ketersediaan jumlah dosen yang sesuai dengan jumlah mahasiswa
7 Rasio tenaga dosen dan mahasiswa.
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
8 Terwujudnya kepuasan stakeholder internal
8 Rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan akademik
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
9 9 Rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan non akademik
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
10
Terwujudnya kemampuan mahasiswa yang unggul dan kompetitif 10
Persentase pencapaian TOEFL lulusan lebih dari 400
Peningkatan kinerja laboratorium dan bengkel kerja
Peningkatan kinerja laboratorium dan bengkel kerja
Peningkatan kinerja laboratorium dan bengkel kerja
Peningkatan kinerja laboratorium dan bengkel kerja
Peningkatan kinerja laboratorium dan bengkel kerja
No Perspektif / Sasaran
Strategis No IKU
Indiaktor Kinerja Utama TAHUN
2015 2015 2017 2018 2019
D Standar Pelayanan untuk Perspektif Pengembangan Etos dan Budaya Kerja
1
Terwujudnya tingkat kepatuhan dan kedisiplinan dalam kegiatan pembelajaran
1 Persentase tingkat kehadiran dosen dalam proses pembela jaran
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
2
2 Persentase kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
3 Terwujudnya ketersediaan jaringan internet yang memadai
3 Rasio bandwith per user (mahasiswa, dosen dan karyawan)
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Peningkatan kegiatan audit internal
Pemantapan kegiatan audit internal
Optimalsiasi kegiatan audit internal
4 Terwujudnya budaya baca dan penggunaan perpustakaan sebagai
4 Kunjungan rata-rata mahasiswa ke perpustakaan
Peningkatan mutu sarana perpustakaan
Peningiatan jumlah e-book, e-journal
Peningkatan jumlah e-books, e-journal, e-
Peningkatan jumlah e-books, e-journal, e-
Peningkatan jumlah e-books, e-journal, e-
54
sarana belajar libarry libarry dan e-learning
libarry dan e-learning
5
Terwujudnya peningkatan kompetensi dosen
5 Persentase Dosen yang mengikuti pelatihan
Peningkatan jumlah kegiatan ilmiah dosen bertaraf nasional
Peningkatan jumlah kegiatan ilmiah bertaraf internasional
Peningkatan jumlah kegiatan ilmiah bertaraf internasional
Peningkatan jumlah kegiatan ilmiah internasional
Peningkatan jumlah kegiatan ilmiah bertaraf regional
6
Terwujudnya peningkatan produktivitas dan kreativitas dosen dalam penelitian 6
Persentase jumlah publikasi ilmiah dari semua penelitian per tahun skala nasional dan internasional
Integrasi sistem seleksi kegiatan penelitian sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan penelitian sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan penelitian sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan penelitian sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan penelitian sampai produk jurnal
7
Terwujudnya peningkatan produktivitas dan kreativitas dosen dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat
7 Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat per tahun
Integrasi sistem seleksi kegiatan Pengabmas sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan Pengabmas sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan Pengabmas sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan Pengabmas sampai produk jurnal
Integrasi sistem seleksi kegiatan Pengabmas sampai produk jurnal
8 Terwujudnya sistem karir dosen
8 Persentase jumlah dosen dengan jenjang akademik lektor kepala
Workshop, Stimulasi dan pendampingan reviewer karya jurnal internasional
Workshop, Stimulasi dan pendampingan reviewer karya jurnal internasional
Peningkatan Stimulasi dan pendampingan reviewer karya jurnal internasional
Pemantapan pendampingan reviewer karya jurnal internasional
Stimulasi dan pendampingan reviewer karya jurnal internasional
9
9 Persentase jumlah dosen dengan jabatan akdemik Profesor
Percepatan sistem seleksi internal Jurusan
Percepatan sistem seleksi internal Jurusan
Percepatan sistem seleksi internal Jurusan
Percepatan sistem seleksi internal Jurusan
Percepatan sistem seleksi internal Jurusan
10 Terwujudnya produk kreativitas dosen 10
Jumlah hak paten yang dihasilkan institusi
Pendampingan pengurusan hak paten
Pendampingan pengurusan hak paten
Pendampingan pengurusan hak paten
Pendampingan pengurusan hak paten
Pendampingan pengurusan hak paten
40
BAB V
ANALISIS RISIKO
5.1 Identifikasi Risiko
Tahapan untuk mencapai visi sangat panjang yaitu tahun 2030. Berbagai kendala dapat
muncul dari berbagai aspek, baik aspek finansial maupun non finansial ( regulasi aturan BLU,
pengguna jasa pendidikan tinggi, pesaing, pemasok (SMA dan sederajat) dan atau unsur stakholder
inti Poltekkes Kemenkes). Berbagai kemungkinan yang dapat menghalangi ketercapaian sasaran
strategis, disebut “risiko”.
Risiko yang mungkin dialami Poltekkes Kemenkes Surabaya untuk mewujudkan sasaran
strategis dalam kurun waktu 2015-2019, antara lain :
Tabel 5.1; Jenis Risiko Berdasarkan Sasaran Strategis
No Sasaran Strategis No Risiko
I PENGEMBANGAN SDM DAN ORGANSIASI
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai
1 Jeleknya database SIMAK BIM
2 Rendahnya PNBP sehingga pagu anggaran untuk belanja modal kecil
2. Terwujudnya peningkatan kompetensi
dosen dan tenaga kependidikan
3 Tingkat pendidikan tenaga kependidikan yang berijazah DII ke bawah cukup tinggi
4 Disparitas peningkatan kompetensi antara dosen dan non dosen cukup tinggi
3. Terwujudnya budaya kerja yang memiliki etos kerja tinggi
5 Buruknya penilaian budaya kerja
II PROSES BISNIS INTERNAL
4. Terwujudnya tata kelola organsiasi yang
baik di setiap unit kerja
6 Buruknya kepatuhan terhadap aturan
7 Buruknya ketaatan terhadap pemimpin
8 Lemahnya managerial dan leadership
5. Terwujudnya pelayanan unggulan (bisnis center, OJS, perpustakaan , laboratorium, e-learning, pengabmas berbasis komunal, pusat kajian pendidikan vokasional)
9 Keterbatasan sumber daya manusia
10 Inkonsistensi dalam pengembangan layanan unggulan
6. Terwujudnya integrasi pelayanan pendidikan, peneltiian dan pengabmas yang bermutu
11 Rendahnya jumlah jurnal internaisonal bereputasi
12 Rendahnya kegiatan Pengabmas yang berbasis action research
13 Rendahnya KSO bidang penelitian dan Pengabmas antar lembaga pendidikan, swasta dan pemerintah daerah
III STAKEHOLDER
7. Terwujudnya kepuasan stakeholder
14 Rendahnya kepuasan stakholder
15 Rendahnya serapan kerja lulusan
16 Rendahnya jumlah pendaftar
IV FINANCIAL
8. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan
17 Layanan tarif tidak up to date
18 Jumlah mahasiswa lebih kecil dibanding jumlah dosen
41
5.2 Penilaian Tingkat Risiko
Setelah identifikasi faktor resiko untuk masing-masing sasaran strategis, maka perlu dilakukan
penilaian tingkat resiko dari masing-masing resiko. Parameter penilaian adalah tingkat kemunculan
resiko dan dampak resiko yang ditimbulkan bila betul-betul terjadi. Penilaian tingkat risiko
menggunakan parameter berikut :
Tabel 5.2 : Penilaian Tingkat Risiko
No Kemungkinan Risiko Terjadi NIlai
1 Sangat Besar 0,8-1,0
2 Besar 0,6-0,7
3 Sedang 0,4-0,5
4 Kecil 0,2-0,3
5 Sangat Kecil 0,0-0,1
Untuk menentukan besar dampak risiko yang terjadi pada sasaran strategis dari Poltekkes
Kemenkes Surabaya, digunakan patokan sebagai berikut :
a. Tidak penting
b. Minor
c. Medium
d. Mayor
e. Malapetaka
Berdasarkan pertemuan antara kemungkinan risiko yang terjadi dan dampak risiko yang
ditimbulkan dapat dinilai suatu tingkat risiko dengan kualifikasi sebagai berikut :
a. Risiko rendah (R)
b. Risiko moderat (M)
c. Risiko Tinggi (T)
d. Resiko Ekstrim (E)
Tabel 5.3 : Matrik Risiko dan Dampak Risiko yang Ditimbulkan
Kemungkinan
(Likelihood)
Dampak Risiko (Consequences)
Tidak Penting MInor Medium Mayor Malapetaka
Sangat Besar T T E E E
Besar M T T E E
Sedang R M T E E
Kecil R R M T E
Sangat Kecil R R M T T
42
Tabel 5.4 : Penentuan Tingkat Risiko Sasaran Strategis
No Sasaran Strategis No Risiko Kemungkinan Dampak Tingkat Warna
I PENGEMBANGAN SDM DAN ORGANSIASI
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai
1 Jeleknya database SIMAK BIM Sedang Medium Tinggi
2 Rendahnya PNBP sehingga pagu anggaran untuk belanja modal kecil
Besar Malapetaka Ekstrim
2. Terwujudnya peningkatan kompetensi dosen
dan tenaga kependidikan
3 Tingkat pendidikan tenaga kependidikan yang berijazah DII ke bawah cukup tinggi
Besar Mayor Ekstrim
4 Disparitas peningkatan kompetensi antara dosen dan non dosen cukup tinggi
Besar Mayor Ekstrim
3. Terwujudnya budaya kerja yang memiliki etos kerja tinggi
5 Buruknya penilaian budaya kerja Besar Malapetaka Ekstrim
II PROSES BISNIS INTERNAL
4. Terwujudnya tata kelola organsiasi yang baik di
setiap unit kerja
6 Buruknya kepatuhan terhadap aturan Besar Mayor Ekstrim
7 Buruknya ketaatan terhadap pemimpin Besar Mayor Ekstrim
8 Lemahnya managerial dan leadership Sedang Medium Tinggi
5. Terwujudnya pelayanan unggulan (bisnis center, OJS, perpustakaan , laboratorium, e-learning, pengabmas berbasis komunal, pusat kajian pendidikan vokasional)
9 Keterbatasan sumber daya manusia Sedang Medium Tinggi
10 Inkonsistensi dalam pengembangan layanan unggulan Besar Medium Tinggi
6. Terwujudnya integrasi pelayanan pendidikan, peneltiian dan pengabmas yang bermutu
11 Rendahnya jumlah jurnal internaisonal bereputasi Besar Malapetaka Ekstrim
12 Rendahnya kegiatan Pengabmas yang berbasis action research
Besar Malapetaka Ekstrim
13 Rendahnya KSO bidang penelitian dan Pengabmas antar lembaga pendidikan, swasta dan pemerintah daerah
Besar Malapetaka Ekstrim
III STAKEHOLDER
7. Terwujudnya kepuasan stakeholder
14 Rendahnya kepuasan stakholder Besar Mayor Ekstrim
15 Rendahnya serapan kerja lulusan Besar Mayor Ekstrim
16 Rendahnya jumlah pendaftar Besar Mayor Ekstrim
IV FINANCIAL
8. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan
17 Layanan tarif tidak up to date Besar Malapetaka Ekstrim
18 Jumlah mahasiswa lebih kecil dibanding jumlah dosen Besar Mayor Ekstrim
43
Tabel 5.5 Rencana Mitigasi Risiko
No Sasaran Strategis No Risiko Kemung Dampak Tingkat Warna Rencana Mitigasi Penanggung
I PENGEMBANGAN SDM DAN ORGANSIASI
1. Tersedianya sarana dan prasarana yang
memadai
1 Jeleknya database SIMAK BIM Sedang Medium Tinggi Perbaikan Data base BMN
2 Rendahnya PNBP sehingga pagu anggaran untuk belanja modal kecil
Besar Malapetaka Ekstrim
Pagu diprioritaskan Pudir II
2. Terwujudnya peningkatan kompetensi
dosen dan tenaga kependidikan
3 Tingkat pendidikan tenaga kependidikan yang berijazah DII ke bawah cukup tinggi
Besar Mayor Ekstrim
Pensiun alamiah Kepeg
4 Disparitas peningkatan kompetensi antara dosen dan non dosen cukup tinggi
Besar Mayor Ekstrim Penyusunan standar
kompetensi Pudir I
3. Terwujudnya budaya kerja yang memiliki etos kerja tinggi
5 Buruknya penilaian budaya kerja Besar Malapetaka Ekstrim Penyusunan penilaian
budaya kerja pegawai Direktur
II PROSES BISNIS INTERNAL
4. Terwujudnya tata kelola organsiasi yang baik di setiap unit kerja
6 Buruknya kepatuhan terhadap aturan Besar Mayor Ekstrim Reward and
punishment Direktur
7 Buruknya ketaatan terhadap pemimpin Besar Mayor Ekstrim Pengajian agama Direktur
8 Lemahnya managerial dan leadership Sedang Medium Tinggi Diklat Pimpinan Direktur
5. Terwujudnya pelayanan unggulan (bisnis center, OJS, perpustakaan , laboratorium, e-learning, pengabmas berbasis komunal, pusat kajian pendidikan vokasional)
9 Keterbatasan sumber daya manusia Sedang Medium Tinggi Tubel dan Ibel Pudir II
10 Inkonsistensi dalam pengembangan layanan unggulan
Besar Medium Tinggi
Konsistensi pelaksanaan prioritas kegiatan
Ka.Unit
6. Terwujudnya integrasi pelayanan pendidikan, peneltiian dan pengabmas yang bermutu
11 Rendahnya jumlah jurnal internaisonal bereputasi
Besar Malapetaka Ekstrim
Stimulasi biaya Ka.UPPM
12 Rendahnya kegiatan Pengabmas yang berbasis action research
Besar Malapetaka Ekstrim
Pendampingan Tim Ka.UPPM
13 Rendahnya KSO bidang penelitian dan Pengabmas antar lembaga pendidikan, swasta dan pemerintah daerah
Besar Malapetaka Ekstrim Peningkatan KSO dan
Hibah Penelitian dan Pengabmas
Ka.Bisnis dan Kerjasama
III STAKEHOLDER
7. Terwujudnya kepuasan stakeholder
14 Rendahnya kepuasan stakholder Besar Mayor Ekstrim Pemenuhan
kebutuhan Ka.Jamu
15 Rendahnya serapan kerja lulusan Besar Mayor Ekstrim SKPI dan Sertifikasi Pudir III
16 Rendahnya jumlah pendaftar Besar Mayor Ekstrim Promosi Pudir III
IV FINANCIAL
8. Terwujudnya pertumbuhan pendapatan
17 Layanan tarif tidak up to date Besar Malapetaka Ekstrim Revisi layanan tarif Pudir II
18 Jumlah mahasiswa lebih kecil dibanding jumlah dosen
Besar Mayor Ekstrim Peningkatan jumlah
mahasiswa Pudir I dan III
44
BAB VI
PROYEKSI FINANSIAL
6.1 Estimasi Pendapatan
Pendapatan Poltekkes Kemenkes Surabaya berasal dari PNBP, APBN, hibah dan hasil kerja
sama operasional (KSO). Estiamsi pendapatan kurun waktu lima tahun terakhir sebagaimana tabel
6.1 berikut :
Tabel 6.1 : Estimasi Pendapatan Poltekkes Kemenkes Surabaya 2013-2019
6.2 Rencana Kebutuhan Anggaran
Rencana kebutuhan anggaran dibedakan menjadi anggaran operasional dan anggaran
pengembangan, sebagaimana tabel 6.2 berikut :
Tabel 6.2 : Rencana Kebutuhan Anggaran Poltekkes Kemenkes Surabaya 2013-2019
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Real isas i Real isas i Real isas i Proyeks i Proyeks i Proyeks i Proyeks i
I Pendapatan 80.819.905.112 86.831.086.746 85.146.168.942 143.006.513.000 118.051.998.194 130.461.245.754 135.486.444.554
PNBP 27.621.332.315 38.877.050.994 25.852.219.254 26.558.150.000 33.328.929.254 41.244.340.754 41.269.539.554
a. Pendapatan Layanan 26.806.697.500 23.941.786.880 25.708.155.581 26.425.350.000 33.182.849.254 41.076.348.754 41.076.348.754
b. Pendapatan Non
Operas ional 14.436.534.000 - - - - -
c. Pendapatan Jasa La innya 814.634.815 498.730.114 144.063.673 132.800.000 146.080.000 167.992.000 193.190.800
APBN (Rupiah Murni ) 53.198.572.797 47.954.035.752 59.293.949.688 116.448.363.000 84.723.068.940 89.216.905.000 94.216.905.000
a. Belanja Pegawai 35.621.594.129 37.654.257.673 42.685.969.837 45.152.549.000 47.861.701.940 48.801.316.000 48.801.316.000
b. Belanja Barang 15.077.643.271 10.299.778.079 16.607.979.851 49.493.584.000 34.223.086.000 37.645.394.000 37.645.394.000
c. Belanja Modal 2.499.335.397 - - 21.802.230.000 2.638.281.000 2.770.195.000 7.770.195.000
No Uraian
2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Real isas i Real isas i Real isas i Proyeks i Proyeks i Proyeks i Proyeks i
I Pendapatan 80.819.905.112 86.831.086.746 85.146.168.942 143.006.513.000 118.051.998.194 130.461.245.754 135.486.444.554
PNBP 27.621.332.315 38.877.050.994 25.852.219.254 26.558.150.000 33.328.929.254 41.244.340.754 41.269.539.554
a . Pendapatan Layanan 26.806.697.500 23.941.786.880 25.708.155.581 26.425.350.000 33.182.849.254 41.076.348.754 41.076.348.754
b. Pendapatan Non
Operas ional 14.436.534.000 - - - - -
c. Pendapatan Jasa La innya 814.634.815 498.730.114 144.063.673 132.800.000 146.080.000 167.992.000 193.190.800
APBN (Rupiah Murni ) 53.198.572.797 47.954.035.752 59.293.949.688 116.448.363.000 84.723.068.940 89.216.905.000 94.216.905.000
a . Belanja Pegawai 35.621.594.129 37.654.257.673 42.685.969.837 45.152.549.000 47.861.701.940 48.801.316.000 48.801.316.000
b. Belanja Barang 15.077.643.271 10.299.778.079 16.607.979.851 49.493.584.000 34.223.086.000 37.645.394.000 37.645.394.000
c. Belanja Modal 2.499.335.397 - - 21.802.230.000 2.638.281.000 2.770.195.000 7.770.195.000
II Belanja 81.517.821.456 81.150.522.488 84.681.866.245 143.666.459.600 105.236.083.195 109.981.220.000 114.981.220.000
PNBP 28.319.248.659 33.196.486.736 25.401.954.542 22.574.421.600 20.513.014.255 20.764.315.000 20.764.315.000
Belanja Operasional 22.043.918.204 23.556.767.556 24.176.522.602 18.897.920.000 18.996.932.788 19.096.626.000 19.096.626.000
a. Belanja Pegawai - - - - - - -
b. Belanja Barang 22.043.918.204 23.556.767.556 24.176.522.602 18.897.920.000 18.996.932.788 19.096.626.000 19.096.626.000
Belanja Investasi 6.275.330.455 9.639.719.180 1.225.431.940 3.676.501.600 1.516.081.467 1.667.689.000 1.667.689.000
Belanja Modal 6.275.330.455 9.639.719.180 1.225.431.940 3.676.501.600 1.516.081.467 1.667.689.000 1.667.689.000
APBN (Rupiah Murni) 53.198.572.797 47.954.035.752 59.279.911.703 121.092.038.000 84.723.068.940 89.216.905.000 94.216.905.000
a. Belanja Pegawai 35.621.594.129 37.654.257.673 42.671.931.852 45.152.549.000 47.861.701.940 48.801.316.000 48.801.316.000
b. Belanja Barang 15.077.643.271 10.299.778.079 16.607.979.851 51.485.574.000 34.223.086.000 37.645.394.000 37.645.394.000
c. Belanja Modal 2.499.335.397 - - 24.453.915.000 2.638.281.000 2.770.195.000 7.770.195.000
No Uraian
45
6.3 Anggaran Program Pengembangan
No Program Pengembangan 2015 2016 2017 2018 2019
1 Rasio pendaftar dan yang diterima 250.467.000 255.467.000 265.467.000 372.467.000 372.467.000
2 Jumlah calon mahasiswa yg mendaftar 245.876.000 255.876.000 265.876.000 585.876.000 585.876.000
3 Persentase mahasiswa penerima beasiswa miskin 45.760.000 50.760.000 55.760.000 65.760.000 65.760.000
4 Persentase mahasiswa penerima beasiswa prestasi 54.800.000 55.800.000 60.800.000 70.800.000 70.800.000
5 Persentase lulusan dengan IPK 3,00-3,50 16.607.979.501 17.802.230.000 18.338.281.000 19.544.676.403 19.644.676.403
6 Waktu penerimaan ijazah - - - - -
7 Persentase tingkat penyerapan Lulusan di pasar kerja 68.000.000 68.000.000 168.000.000 380.000.000 380.000.000
8 Persentase lulusan tepat waktu 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000 25.000.000
9 Persentase kenaikan jumlah MoU 125.000.000 150.000.000 165.000.000 425.000.000 425.000.000
10 Penambahan jumlah buku perpustakaan. 200.000.000 200.000.000 700.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
11 Persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan 80.000.000 100.000.000 120.000.000 200.000.000 200.000.000
12 Persentase penyerapan realisasi anggaran - - - - -
13 Persentase pembiayaan sumber APBN (rupiah murni) - - - - -
14 Persentase pembiayaan sumber PNBP (pendapatan PNBP-BLU) - - - - -
15 Persentase peningkatan pendapatan - - - - -
16 Frekuensi audit internal oleh SPI dalam setahun 47.000.000 47.000.000 47.000.000 47.000.000 47.000.000
17 Persentase pegawai yang mengikuti diklat administrasi 68.000.000 168.000.000 200.000.000 400.000.000 400.000.000
18 Persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000 100.000.000
22 Persentase peningkatan pendapatan 916.400.426 916.400.426 916.400.426 1.216.400.426 1.216.400.426
23 Frekuensi audit internal oleh SPI dalam setahun 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000 60.000.000
24 Persentase pegawai yang mengikuti diklat administrasi 120.000.000 120.000.000 120.000.000 520.000.000 520.000.000
25 Persentase tingkat kehadiran dosen dalam proses pembela jaran 100.000.000 100.000.000 300.000.000 400.000.000 400.000.000
26 Persentase kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
27 Rasio bandwith per user (mahasiswa, dosen dan karyawan) 999.000.000 1.000.000.000 1.100.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000
28 Kunjungan rata-rata mahasiswa ke perpustakaan 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000 200.000.000
29 Persentase Dosen yang mengikuti pelatihan 678.000.000 678.000.000 678.000.000 678.000.000 678.000.000
30 Persentase jumlah publikasi i lmiah dari semua penelitian 3.000.000.000 4.000.000.000 5.000.000.000 6.500.000.000 6.500.000.000
31 Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat per tahun 1.780.000.000 2.177.585.828 4.214.934.828 6.000.000.000 6.000.000.000
32 Persentase jumlah dosen dengan jenjang akademik lektor kepala 100.000.000 150.000.000 150.000.000 200.000.000 200.000.000
33 Persentase jumlah dosen dengan jabatan akademik Profesor 100.000.000 150.000.000 150.000.000 200.000.000 200.000.000
34 Jumlah hak paten yang dihasilkan institusi 15.000.000 25.000.000 135.000.000 292.439.425 255.000.000
JUMLAH 25.996.282.927 28.865.119.254 33.545.519.254 41.493.419.254 41.555.979.829
46
BAB VII
P E N U T U P
Dengan tersusunnya dokumen rencana strategis bisnis (RSB) Poltekkes Kemenkes Surabaya
ini, diharapkan dapat terbentuk keserasian langkah dari seluruh pemangku kepentingan
(stakeholder) di Poltekkes Surabaya, sehingga visi yang dicita-citakan dapat terwujud. Rencana
strategis bisnis ini diharapkan dapat digunakan secara internal untuk penyusunan rencana bisnis
anggaran (RBA) dan penyusunan dokumen rencana kegiatan anggaran satuan kerja.
Dokumen RSB ini disusun dengan berpedoman pada dokumen rencana strategis (RENSTRA)
Poltekkes Kemenkes Surabaya, dokumen manajemen dan tatakelola organisasi, dokumen program
kerja Direktur, dokumen Statuta, dan dokumen resmi lainnya.
Masukan dan saran sangat dibutuhkan sebagai bahan evaluasi untuk perbaikan dokumen RSB
ini sehingga bisa dijadikan rujukan dalam penyusunan rencana bisnia anggaran dan rencana kegiatan
anggaran satuan kerja di masa-masa yang akan datang.
Lampiran-Lampiran
47
LAMPIRAN : Kamus Indikator Kinerja Utama
I . Standar Pelayanan untuk Perspekti f Kepuasan Pemangku Kepentingan
(Stakeholders)
1. Ratio jumlah pendaftar dan jumlah yang diterima Indikator ini diarahkan untuk mengukur animo / minat calon mahasiswa yang
mendaftar di Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Pengukuran Realisasi Kinerja : Jumlah pendaftar periode sipensimaru tahun tertentu Jumlah pendaftar yang lulus & diterima sebagai mahasiswa
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin besar rasio jumlah pendaftar dengan jumlah yang diterima sebagai mahasiwa, menunjukkan semakin tinggi respon atau minat pemangku kepentingan yang ingin kuliah di Poltekkes Kemenkes Surabaya oleh siswa lulusan SLTA dan atau SMK. Adapun perkembangan jumlah mahasiswa baru 3 tahun terakhir terhitung sejak Tahun Akademik 2012 sampai dengan 2014 mengalami perubahan peningkatan rata-rata 4,5 : 1 sehingga pada tahun 2014-2018 diprediksi kenaikan rata-rata 6 : 1 dengan asumsi Poltekkes Kemenkes Surabaya akan menambah kuota jumlah pagu mahasiswa baru tiap program studi. Bobot IKU = 4 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Panitia Sipenmaru Periode Pelaporan = Pasca Kegiatan ( 3 bulan) Target =
2015 2016 2017 2018 2019 4,5:1 5,1:1 5,6:1 5,9:1 6:1
2. Jumlah Mahasiswa yang Mendaftar
Indikator ini diarahkan untuk mengukur animo / minat calon mahasiswa yang mendaftar di Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan syarat-syarat yang telah ditentukan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya. Pengukuran Realisasi kinerjanya : “ Jumlah pendaftar Sipensimaru pada periode tahun tertentu “ Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin besar jumlah pendaftar baik peminatan I maupun peminatan II untuk setiap program studi dari jalur penelusuran minat dan bakat (jalur prestasi), jalur bidik misi, jalur sipensimaru dan jalur undangan, menunjukkan semakin tinggi respon atau minat pemangku kepentingan yang ingin kuliah di Poltekkes Kemenkes Surabaya oleh siswa lulusan SLTA dan atau SMK.
48
Bobot IKU = 4 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Panitia Sipenmaru Periode Pelaporan = Pasca Kegiatan ( 3 bulan) Target =
2015 2016 2017 2018 2019 4000 4500 5000 5200 5300
3. Persentase jumlah mahasiswa penerima beasiswa GAKIN
Indikator ini diarahkan untuk mengetahui jumlah mahasiswa GAKIN yang memperoleh beasiswa di Poltekkes Kemenkes Surabaya, dimana mahasiswa GAKIN tersebut telah melewati seleksi administratif dan seleksi akademik. Pengukuran Realisasi Kinerja : Jumlah mahasiswa penerima beasiswa GAKIN X 100% Total seluruh mahasiswa pada periode tahun tertentu Indikator keberhasilan kinerjanya : Semakin besar rasio penerima beasiswa GAKIN menunjukan bahwa program bidik misi yang dicanangkan pemerintah (Kementerian Kesehatan) telah dilaksanakan oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya. Bobot IKU = 1 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik Periode Pelaporan = Semester Target =
2015 2016 2017 2018 2019 5% 7% 8% 10% 12%
4. Persentase Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Prestasi per Tahun Indikator ini diarahkan untuk mengetahui jumlah mahasiswa penerima bantuan biaya pendidikan (Beasiswa prestasi) yang didasarkan dari nilai akademik yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut selama tahun tertentu. Pengukuran Realisasi Kinerja : Jumlah Mahasiswa Penerima Beasiswa Berprestasi X 100% Total seluruh mahasiswa pada periode tahun tertentu Indikator keberhasilan kinerja : Semakin besar persentase mahasiswa penerima beasiswa prestasi menunjukkan bahwa mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya memiliki daya saing akademik yang tinggi dan mampu bersaing dengan Prodi lain yang sejenis.
49
Bobot IKU = 1 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik dan Pengolah Data Periode Pelaporan = Semester Target =
2015 2016 2017 2018 2019 2% 2% 4% 4% 6%
5. Persentase Lulusan dengan IPK 3,00-3,50 Indikator ini diarahkan untuk mengukur kualitas lulusan dari Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan nilai sesuai dengan ketentuan akademik Pengukuran Realisasi Kinerja : Jumlah lulusan dengan IPK 3,00-3,50 X 100% Jumlah semua lulusan pada tahun yang sama Indikator keberhasilan kinerja : Semakin besar persentase mahasiswa yang memperoleh IPK 3,00-3,50 menunjukkan bahwa kinerja pengelolaan pendidikan dalam rangka memenuhi Standar Nasional Pendidikan Tinggi semakin baik. Semakin meningkiat jumlah mahasiswa yang lulus semakin tinggi mutu pendidikan. Bobot IKU = 1 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik dan Pengolah data Periode Pelaporan = Semester Target =
2015 2016 2017 2018 2019 50% 55% 57% 60% 62%
6. Waktu Penerimaan Ijasah
Indikator ini diarahkan untuk mengukur waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penatausahaan ijasah hingga penerimaan ijasah kepada mahasiswa setelah diwisuda. Pengukuran Realisasi Kinerja : Jumlah hari yang diperlukan untuk menyelesaikan penatausahaan ijasah hingga penyerahan kepada mahasiswa setelah mahasiswa di wisuda. Indikator Keberhasilan Kinerja : Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penatausahaan ijasah, menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Surabaya telah mempunyai mutu pelayanan yang optimal terhadap mahasiswa.
50
Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik dan Kaur Kemahasiswaan Periode Pelaporan = Sebulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 1 Minggu 1 Minggu 1 Minggu 0 MInggu 0 MInggu
7. Tingkat penyerapan lulusan di pasar kerja :
Indikator ini diarahkan untuk mengukur kinerja pelayanan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam mendidik mahasiswa menjadi pribadi yang mandiri dan mampu bersaing tidak hanya memiliki kemampuan akademik saja tetapi memiliki keahlian dan keterampilan yang dibutuhkan oleh dunia kerja/bisnis sehingga diharapkan sebagian besar lulusan Poltekkes Kemenkes Surabaya dapat diserap oleh pasar tenaga kerja atau bahkan mampu menciptakan lapangan kerja. Pengukuran realisasi kinerjanya: Jumlah lulusan yang telah bekerja pada instansi / unit upaya pelayanan kesehatan pemerintah maupun swasta X 100 % Jumlah seluruh lulusan di periode tahun yang sama
Indikator keberhasilan kinerjanya:
Semakin besar prosentase lulusan yang dapat bekerja atau berusaha, menunjukkan semakin baiknya kinerja yang dicapai oleh perguruan tinggi. Bobot IKU = 7 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Kasub Unit Penjaminan Mutu dan Auditor Mutu Internal Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 64% 68% 76% 80% 84%
8. Persentase jumlah publikasi peneitian
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam bidang Penelitian untuk menghasilkan penelitian terapan yang bermanfaat bagi masyarakat ilmuwan dan kesehatan masyarakat.
Pengukuran realisasi kinerjanya : Jumlah hasil penelitian yang dipublikasikan jurnal terakreditasi X 100 % Jumlah hasil penelitian keseluruhan pada tahun yang sama
51
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin besar persentase publikasi hasil penelitian menunjukkan semakin baik kinerja tri dharma perguruan tinggi yang dicapai oleh Poltekkes.Kemenkes Surabaya di bidang penelitian terapan. Bobot IKU = 6 % PIC = Kepala Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Sumber Data = Kasub Unit PPM Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 10% 15% 25% 30% 35%
9. Persentase lulusan tepat waktu Indikator ini untuk mengukur besarnya kelulusan mahasiswa secara tepat waktu ( tiga tahun) dari Poltekkes Kemenkes Surabaya berdasarkan beban akademik sesuai jenjang pendidikan yang ditempuh. Pengukuran realisasi kinerjanya : Jumlah mahasiswa lulus tepat waktu program DIII dan DIV X 100% Jumlah seluruh mahasiswa Semester Akhir pada tahun akademik yang sama Indikator keberhasilan kinerjanya:
Semakin besar persentase mahasiswa lulus tepat waktu maka semakin baik mutu pendidikan vokasional pada Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 6 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Koordinator Akademik dan Kemahasiswaan Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 95% 96% 97% 98% 99%
10. Persentase kenaikan jumlah MoU
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam membangun jaringan atau networking dengan pihak ketiga.
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Jumlah MoU pada tahun yang bersangkutan
X 100%
Jumlah MoU pada periode sebelumnya
52
Indikator Keberhasilan Kinerja :
Semakin besar persentase kenaikan jumlah MoU maka dapat diindikasikan bahwa Poltekkes Kemenkes Surabaya memiliki hubungan yang baik dengan pihak ketiga dan jalinan kerjasama yang baik.
Bobot IKU = 3 % PIC = Kepala Unit Bisnis dan Kerjasama Sumber Data = Koordinator Akademik , Kasub Unit Bisnis dan Kerjasama Jurusan Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 15% 15% 16% 16% 18%
11. Penambahan Jumlah Buku Perpustakaan
Indikator ini diarahkan untuk mengukur kinerja pelayanan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam upayanya menyediakan salah satu fasilitas bagi mahasiswa khususnya dari sisi Perpustakaan.
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Jumlah buku perpustakaan periode berjalan – Jumlah buku perpustakaan periode yang lalu
Indikator Keberhasilan Kinerja :
Semakin banyak jumlah penambahan buku perpustakaan menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Surabaya ikut menunjang sarana dan fasilitas bagi mahasiswa utuk mengembangkan potensinya melalui wadah perpustakaan.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Perpustakaan Sumber Data = Kasub Unit Perpustakaan Jurusan / Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100 Judul 150 Judul 175 Judul 200 Judul 250 Judul
53
II. Standar Pelayanan Untuk Perspektif Manajemen Administrasi dan Keuangan (Administration and Finance)
1. Persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan indikator ini dimaksudkan untuk mengukur ketersediaan sistem pelaporan keuangan pada Poltekkes Kemenkes Surabaya dimana laporan keuangan merupakan gambaran dari kinerja keuangan dan merupakan sebagai bahan acuan bagi eselon I dan eselon I lainnya untuk menilai kondisi keuangan Poltekkes Kemenkes Surabaya Pengukuran realisasi kinerjanya : Jumlah sistem pelaporan keuangan pada periode tertentu Jumlah sistem pelaporan keuangan sesuai dengan peraturan yang berlaku Indikator keberhasilan kinerja : Makin besar persentase ketersediaan sistem pelaporan keuangan menunjukkan bahwa Poltekkes Kemenkes Surabaya telah memenuhi kewajiban sebagai satker BLU dengan memenuhi sistem pelaporan yang dibutuhkan baik internal maupun eksternal Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADUM Sumber Data = Kaur Keuangan dan Kaur Akuntansi dan Pelaporan Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase penyerapan realisasi anggaran
Indikator ini digunakan untuk mengetahui realisasi kinerja anggaran pada periode bersangkutan dimana dapat digunakan sebagai bahan acuan perencanaan pperiode berikutnya Pengukuran realisasi kinerja: Total penyerapan pada periode bersangkutan Total anggaran pada periode bersangkutan Indikator keberhasilan kinerja : Semakin besar persentase penyerapan realisasi anggaran menunjukkan Poltekkes Kemenkes Surabaya dapat mengoptimalkan antara anggaran yang dimiliki dengan output yang dicapai tanpa menghilangkan unsur efektivitas dan efisiensi. Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADUM Sumber Data = Kaur Keuangan dan Kaur Akuntansi dan Pelaporan Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 88% 88% 90% 93% 94%
X 100 %
X 100 %
54
3. Persentase pembiayaan sumber APBN ( RM ) Indikator ini menunjukkan kemampuan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menjalin hubugan dengan instansi pemerintah dalam menghasilkan dana untuk menopang pembiayaan Poltekkes khususnya dari sisi rupiah murni Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah dana rupiah murni yang akan diperoleh dari pemerintah dalam periode tertentu Jumlah total penerimaan rupiah murni yang diperkirakan akan diperol dari pemerintah untuk membiayai seluruh program dalam periode tertentu Indikator keberhasilan kinerja : Makin kecil persentase yang dicapai oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya menunjukkan bahwa Poltekkes surabaya menjadi satker yang mandiri dan tidak terlalu bergantung dengan pemerintah dalam hal pembiayaannya. Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Perencanaan Sumber Data = Kasubbag ADUM dan Perencana Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 67% 67% 65% 57% 55%
4. Persentase pembiayaan sumber PNBP ( akademik )
Indikator ini untuk mengukur keberhasilan poltekkes kemenkes surabaya dalam membina kerjasama dalam hal pembiayaan dari partisipasi masyarakat, hibah, kerjasama dalam menunjang kebutuhan anggaran penyelengaraan pendidikan. Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah dana PNBP yang diperoleh pada tahun bersangkutan Target penerimaan PNBP pada tahun yang bersangkutan Indikator keberhasilan kinerja : Makin besar persentase yang dicapai maka menunjukkan bahwa poltekkes surabaya telah berhasil dalam menjalankan fungsinya sebagai perguruan tinggi dengan pola keuangan badan layanan umum (PK-BLU) Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Perencanaan Sumber Data = Kasubbag ADUM dan Perencana Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 33% 33% 35% 43% 45%
X 100 %
X 100 %
55
5. Persentase pembiayaan sumber PNBP ( Non Akademik )
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasiian Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam mengelola unit-unit usaha sehingga memperoleh profit, yang ditunjukkan dalam kemampuan menghasilkan dana untuk menopang pembiayaan Poltekkes Kemenkes Surabaya Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah dana PNBP yang bersumber dari non akademik Jumlah total penerimaan PNBP non akademik yang diperkirakan akan diperoleh dalam periode tertentu indikator keberhasilan kinerja semakin besar persentase yang diperoleh maka menunjukkan bahwa poltekkes kemenkes surabaya berhasil dalam mengoptimalkan sumber bisnis dan dengan kerjasama dengan pihak ketiga.
6. Persentase kesesuaian pelaksanaan program dengan pedoman pengawasan yang telah ditetapkan Indikator yang diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam meningkatkan pengelolaan keuangan dengan cara mengukur pelaksanaan program dan pedoman pengawasan yang telah ditetapkan Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah program yang terlaksana Jumlah program yang telah ditargetkan Indikator keberhasilan kinerja : Semakin tinggi prosentase pelaksanaan program dengan pedoman pengawasan yang telah ditetapkan, semakin baik kinerja yang dicapai.
7. Total pendapatan BLU tiap tahun Indikator ini menujukkan pendapatan BLU baik yang berasal dari sisi akademik dan non akademik yang diperoleh oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya pada periode tertentu Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah pendapatan BLU pada periode tertentu ( baik dari sisi akademik dan non akademik ) Indikator keberhasilan kinerja : Semakin besar jumlah pendapatan BLU yang diperoleh dari setiap periode menunjukkan bahwa poltekkes kemenkes Surabaya telah berhasil mengoptimalkan sumber bisnis baik dari sisi akademik, non akademik, dan sisi bisnis yag bersumber dari perjanjian dengan pihak ketiga.
X 100 %
X 100 %
56
Bobot IKU = 3 % PIC = Kepala Unit Bisnis dan Kerjasama Sumber Data = Kasubbag ADUM dan Perencana Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 12% 13% 14% 15% 16%
8. Frekuensi audit internal oleh SPI dalam setahun
Indikator ini menunjukkan frekuensi pemeriksaan oleh SPI setiap tahun baik dari pemeriksaan manajemen dan keuangan pada direktorat dan jurusan Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah kegiatan pemeriksaan oleh SPI pada periode tertentu Indikator keberhasilan kinerja : Pemeriksaan SPI yang telah terjadwal dengan baik dapat meminimalkan terjadinya kesalahan manajemen administrasi pengelolaan keuangan, dan kepatuhan terhadap peraturan yang berlaku. Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala SPI Sumber Data = Auditor SPI Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 2% 2% 3% 3% 3%
9. Persentase pegawai yang mengikuti diklat administrasi
Indikator ini dapat menunjukkan kompetensi yang dimiliki pegawai administrasi poltekkes kemenkes surabaya sehingga dapat mendukung dalam kegiatannya memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Pengukuran realisasi kinerja Jumlah pegawai yang mengikuti diklat administrasi Pada periode tertentu Seluruh jumlah pegawai administrasi pada periode tertentu Indikator keberhasilan kinerja : Semakin besar persentase maka semakin tinggi pula kompetensi yang dimiliki oleh pegawai adminstrasi Poltekkes Kemenkes Surabaya yang dapat menjadi dasar dalam memberikan pelayanan kepada mahasiswa. Bobot IKU = 1 % PIC = Kasubbag ADUM Sumber Data = Kaur Kepegawaian Periode Pelaporan = Triwulan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 2% 2% 3% 4% 4%
X 100 %
57
III. Standar Pelayanan Untuk Perspektif Proses Pendidikan Dan Pembelajaran
1. Frekuensi review kurikulum secara periodik tiap tahun
Suatu indikator yang diarahkan untuk mengukur keberhasilan akademik Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menyelengarakan proses pendidikan berkualitas dilihat dari sudut pandang kurikulum yang disempumakan sesuai perkembangan masyarakat dan kebutuhan stake holders
Pengukuran realisasi kinerja
Frekuensi review kurikulum per tahun
Indikator keberhasilan kinerja Semakin tinggi frekwensi review kurikulum yang dilakukan dalam 4 tahun sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan stakeholders maka semakin baik kinerja yang dicapai. Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Aakdemik, Koordinator Akademik Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali 1 kali
2. Persentase ketersediaan GBPP dan silabus
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas dilihat dari sudut tersedianya GBPP dan Silabus yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan akademik oleh seluruh Jurusan . Pengukuran realisasi kinerjanya adalah:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi tersedianya GBPP dan Silabus yang sesuai dengan perkembangan kebutuhan akademik, semakin baik kinerja yang dicapai oleh perguruan tinggi. Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor AMI Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
Tersedianya GBPP dan silabus dalam tahun tertentu
X 100 %
Jumlah seharusnya GBPP dan silabus dalam tahun tertentu
58
3. Persentase ketersediaan SAP/RPP
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menyelenggarakan proses pendidikan yang berkualitas dilihat dari sudut tersedianya SAP/RPP yang sesuai dengan kurikulum masing-masing Jurusan Pengukuran realisasi kinerja adalah:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi tersedianya SAP/RPP yang sesuai dengan kurikulum masing-masing Jurusan, semakin baik kinerja yang dicapai oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor AMI Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
4. Persentase implementasi kalender akademik
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan pelayanan akademik yang berkualitas kepada mahasiswa dilihat dari sudut implementasi kalender akademik.
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi prosentase kesesuaian kegiatan akademik dengan kalender akademik, menunjukkan semakin baik kinerja yang dicapai. Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor AMI Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
Tersedianya SAP/RPP dalam tahun tertentu
X 100 %
Jumlah seharusnya SAP/RPP dalam tahun tertentu
Jumlah kegiatan yang sesuai dengan kalender
Akademik pada tahun tertersebut
X 100 %
Jumlah kegiatan pada kalender akademik
Pada tahun tersebut
59
5. Jumlah peserta didik per kelas
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menyediakan lulusan yang berkualitas dengan berbagai keahlian yang dimiliki sesuai dengan perkembangan kebutuhan SDM di masyarakat, yang dapat dilakukan dengan proses pembelajaran per kelas maksimum 40 mahasiswa
Pengukuran realisasi kinerjanya :
Jumlah mahasiswa per kelas pada Poltekkes Kemenkes Surabaya
Indikator keberhasilan kinerjanya :
Semakin mendekati jumlah ideal ( 40 mahasiwa/ kelas) semakin baik kinerja yang dicapai.
Bobot IKU = 1 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor AMI Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 40% 40% 40% 40% 40%
6. Persentase pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menghasilkan lulusan yang berkualitas dilihat dari sudut pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP dalam semester tertentu.
Pengukuran realisasi kinerjanya adalah:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi prosentase pencapaian materi kuliah yang sesuai dengan RPP semakin baik kinerja yang dicapai oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya. Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor AMI Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
Materi kuliah yang sesuai dengan RPP
X 100 %
Jumlah mata kuliah pada semester tersebut
60
7. Rasio dosen dan mahasiswa Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan pelayanan akademik berkualitas kepada mahasiswa dilihat dari sudut kuantitas dosen yang paling efektif dalam mengajar.
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin rendah rasio komposisi dosen per mahasiswa atau semakin mendekati rasio ideal, menunjukkan semakin baik kinerja yang dicapai oleh perguruan tinggi. Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADAK dan ADUM Sumber Data = Kaur Kepegawaian Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 1:13 1:15 1:16 1:18 1:20
8. Rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan akademik
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan pelayanan akademik yang berkualitas kepada mahasiswa dilihat dari sudut pandang kinerja civitas akademika yang melakukan pelayanan akademik kepada mahasiswa.
Ketentuan skala kepuasan:
Pengukuran indeks kepuasan menggunakan metode likert dengan skala pengukuran 5 (lima) Kategori ukuran skala likert yang digunakan adalah sebagai berikut:
1
2 3
4
5
Sangat tidak puas
Tidak Puas cukup
Puas
Sangat puas
Pengukuran reaiisasi kinerja adalah:
Indikator keberhasilan kinerjanya:
Semakin tinggi rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan akademik, semakin baik kinerja yang. dicapai oleh Poletekkes Kemenkes Suarabaya
Jumlah mahasiswa yang kuliah dalam
Tahun tertentu
X 100 %
Jumlah dosen yang mengajar dalam
Tahun tertentu
Jumlah score persepsi responden
X 100 %
Jumlah responden
61
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor Mutu Internal Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 75 78 80 81 81
9. Rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan non akademik
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan pelayanan non akademik yang berkualitas kepada mahasiswa dilihat dari sudut pandang kinerja civitas akademika yang melakukan pelayanan non akademik kepada mahasiswa. Ketentuan skala kepuasan: Pengukuran indeks kepuasan menggunakan metode likert dengan skala pengukuran 5 (lima) Kategori ukuran skala likert yang digunakan adalah sebagai berikut:
1 2 3 4 5
Sangat tidak puas Tidak puas Cukup puas Puas Sangat puas
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi rata-rata indeks kepuasan kinerja pelayanan non akademik, semakin baik kinerja yang dicapai oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Penjaminan Mutu Sumber Data = Auditor Mutu Internal Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 75 78 80 81 81
10. Persentase pencapaian TOEFL lulusan lebih dari 400
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menghasilkan lulusan mahasiswa yang berkualitas dilihat dari sudut nilai TOEFL yang berhasil dicapai mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya yaitu lebih dari 400
Pengukuran realisasi kinerjanya adalah:
Jumlah score persepsi responden X 100 %
Jumlah responden
Jumlah lulusan mahasiswa dengan TOEFL ≥ 400
X 100 %
Jumlah lulusan mahasiswa pada periode tersebut
62
Indikator keberhasilan kinerjanya: Semakin tinggi persentase lulusan dengan TOEFL ≥ 400 semakin baik kinerja yang dicapai oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Laboratorium dan Bengkel Kerja Sumber Data = Konsultan TOEFL Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 60% 64% 70% 74% 80%
IV. Standar Pelayanan Untuk Perspektif Pengembangan Etos dan Budaya Kerja (Ethos and
Culture)
1. Persentase tingkat kehadiran dosen dalam proses pembelajaran
Kehadiran dosen pada jam kerja perkuliahan sesuai jadwal kuliah per semester merupakan suatu indikator yang diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan kualitas pengajaran kepada mahasiswa dilihat dari kehadiran dosen . Pengukuran realisasi kinerja : Jumlah kehadiran dosen pada jadwal perkuliahan per semester X 100 % Jumlah seharusnya kehadiran dosen sesuai beban SKS -nya.
Indikator keberhasilan kinerjanya:
Semakin tinggi prosentase kehadiran dosen jadwal kuliah per semester, maka semakin baik kinerja yang dicapai.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik dan Koordinator akademik Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
2. Persentase kehadiran mahasiswa dalam perkuliahan
63
Kehadiran mahasiswa pada jadwal perkuliahan per semester merupakan suatu indikator yang diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan kecukupan ruang dan memotivasi kepada mahasiswa dilihat dari kehadiran mahasiswa pada perkuliahan. Pengukuran realisasi kinerjanya: Jumlah kehadiran mahasiswa pada jadwal perkuliahan per semester X 100 % Jumlah seharusnya kehadiran mahasiswa sesuai beban SKS mata kuliah
Indikator keberhasilan kinerjanya:
Semakin tinggi prosentase kehadiran mahasiswa pada jadwal kuliah per semester, maka semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya yang dicapai.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADAK Sumber Data = Kaur Akademik dan Koordinator akademik Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Semesteran Target =
2015 2016 2017 2018 2019 100% 100% 100% 100% 100%
3. Rasio bandwith per user ( mahasiswa, dosen, dan karyawan )
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan pelayanan akademik yang berkualitas kepada mahasiswa dilihat dari sudut pandang penggunaan bandwith per user dimana jaringan internet merupakan salah satu kebutuhan yang menjadi kebutuhan baik oleh mahasiswa, dosen, dan karyawan. Pengukuran realisasi kinerjanya: Kapasitas Bandwith yang dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya X 100 % Jumlah mahasiswa, dosen, dan karyawan pada periode tertentu
Indikator keberhasilan kinerja:
Semakin mendekati rasio ideal ( 1:8 ) maka semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menunjang kegiatan operasional dan administrasi demi tercapainya pelayanan prima.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit IT Sumber Data = Staf IT dan Kasub Unit IT Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 1:5 1:5 1:6 1:6 1:8
64
4. Kunjungan rata-rata mahasiswa ke perpustakaan
Kunjungan mahasiswa ke perpustakaan merupakan suatu indikator yang diarahkan untuk mengukur minat dan budaya mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam meningkatkan kemampuan dan wawasan keilmuan dalam rangka memberikan pelayanan yang berkualitas kepada mahasiswa.
Pengukuran realisasi kinerja:
Jumlah rata rata-rata mahasiswa berkunjung dan atau menggunakan layanan perpustakaan untuk tiap bulan dan dihitung reratanya dalam satu semester.
Indikator keberhasilan kinerja:
Semakin besar kehadiran atau penggunaan layanan perpustakaan oleh mahasiswa, maka semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya .
Bobot IKU = 2 % PIC = Kepala Unit Perpustakaan Sumber Data = Kasub Unit Perpustakaan Jurusan/Prodi Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 7000 7100 7250 7300 7350
5. Persentase dosen yang mengikuti pelatihan
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam mendukung peningkatan kualitas pengetahuan dan keahlian dosen.
Pengukuran realisasi kinerja:
Jumlah dosen yang mengikuti pelatihan pada periode tertentu X 100 % Jumlah dosen pada periode yang sama
Indikator keberhasilan kinerja .
Semakin tinggi prosentase dosen mengikuti pelatihan, semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya
Bobot IKU = 1 % PIC = Kasubbag ADUM Sumber Data = Kaur Kepegawaian Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 8% 10% 10% 12% 14%
65
6. Jumlah penelitian yang diusulkan dan lulus seleksi tiap tahun
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan sumbangan pemikiran keilmuan, yang ditunjukkan dalam kemampuan menyelesaikan hasil penelitian.
Pengukuran realisasi kinerja :
Jumlah seluruh kegiatan penelitian yang dilakukan oleh dosen dalam waktu satu tahun
Indikator keberhasilan kinerja :
Semakin besar prosentase pelaksanaan kegiatan menunjukkan semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 6 % PIC = Kepala Unit PPM Sumber Data = Peneliti/Dosen Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 10% 15% 25% 30% 35%
7. Persentase jumlah publikasi ilmiah nasional terakreditasi dari semua penelitian per tahun
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam memberikan sumbangan pemikiran keilmuan, yang ditunjukkan dalam publikasi hasil penelitian.
Pengukuran realisasi kinerjanya:
Jumlah seluruh publikasi hasil penelitian X 100 % Jumlah seluruh hasil penelitian pada waktu yang sama
Indikator keberhasilan kinerja .
Semakin besar prosentase publikasi penelitian menunjukkan semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 6 % PIC = Kepala Unit PPM Sumber Data = Peneliti/Dosen Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 10% 15% 25% 30% 35%
66
8. Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat tiap prodi tiap semester
Indikator ini diarahkan untuk mengukur keberhasilan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam melakukan pengabdian masyarakat pada daerah tertentu yang menjadi prioritas binaan layanan kesehatan tiap proodi tiap semester.
Pengukuran realisasi kinerja:
Jumlah kegiatan pengabdian masyarakat dalam waktu satu semester yang dilaksanakan oleh tiap prodi pada Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Indikator keberhasilan kinerja :
Semakin banyak pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat tiap prodi tiap semester menunjukkan semakin baik kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Bobot IKU = 4 % PIC = Kepala Unit PPM Sumber Data = Dosen dan Mahasiswa Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 36% 36% 40% 46% 54%
9. Persentase jumlah dosen dengan jenjang lektor kepala
Indikator ini diarahkan untuk mengukur jumlah dosen yang telah memiliki jabatan lektor kepala pada Poltekkes Kemenkes Surabaya yang diharapkan bahwa dosen dengan jabatan lektor kepala adalah salah satu tenaga pendidik yang berkompeten dalam hal kualitas pendidikan dan pengajaran.
Pengukuran realisasi kinerja:
Jumlah dosen lektor kepala pada periode tertentu X 100 % Jumlah dosen pada periode yang sama
Indikator keberhasilan kinerja .
Semakin banyak dosen dengan jabatan lektor kepala, maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan dan pengajaran pada Poltekkes Kemenkes Surabaya yang akan berpengaruh kepada kualitas lulusan yang dihasilkan.
Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADUM Sumber Data = Kaur Kepegawaian Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 30% 35% 40% 46% 52%
67
10. Persentase ketersediaan SOP layanan administrasi akademik dan non akademik
Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menjalankan operasional akademik dan non akademik selalu berpedoman terhadap standard operational procedure dimana hal tersebut dapat dijadikan bahan dalam memberikan pelayanan prima kepada mahasiswa dan stakehoder Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Pengukuran realisasi kinerja
Jumlah SOP layanan akademik dan non akademik Poltekkes Surabaya X 100 % Jumlah SOP layanan akademik dan non akademik yang seharusnya ada
Indikator keberhasilan kinerja
Bila jumlah SOP yang dimiliki oleh Poltekkes Kemenkes Surabaya sesuai dengan jumlah SOP yang seharusnya ada menunjukkan bahwa kinerja Poltekkes Kemenkes Surabaya
Bobot IKU = 2 % PIC = Kasubbag ADUM dan ADAK Sumber Data = Semua Kepala Urusan Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 30% 35% 40% 46% 52%
11. Jumlah hak paten yang dihasilkan institusi
Indikator ini digunakan untuk mengukur kemampuan Poltekkes Kemenkes Surabaya dalam menciptakan inovasi baik dari akademik maupun non akademik yang dapat dijadikan hak paten bagi institusi.
Pengukuran realisasi kinerja :
Jumlah seluruh kegiatan penelitian yang mendapatkan hak paten dalam waktu satu tahun
Indikator keberhasilan kinerja :
Semakin banyak penelitian yang dapat dihak patenkan menunjukkan kinerja semakin baik
Bobot IKU = 3 % PIC = Kepala Unit PPM Sumber Data = Dosen dan Mahasiswa Periode Pelaporan = Tahunan Target =
2015 2016 2017 2018 2019 1 paten 1 paten 3 paten 4 paten 5 paten