porofile koko.pdf
TRANSCRIPT
-
113
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Untuk memahami suatu mata kuliah tertentu, adakalanya tidak cukup hanya
dengan mempelajari teorinya saja perlu ditunjuk dengan suatu kegiatan berupa
praktek atau lebih dikenal dengan pratikum. Pratikum ini sebagai penunjang mata
kuliah Metrologi Industi dan Metrologi dan Kontrol Kualitas.
Metrologi pengukuran sangat dibutuhkan dalam dunia industri, guna
mendapatkan dimensi yang baik dari komponen yang akan dibuat. Berbagai jenis
komponen yang dihasilkan oleh alat perkakas sangat beragam, dari jenis material,
bentuk profil, serta ukuran. Pada komponen dengan ukuran kecil akan sulit
mendapatkan dimensinya. Maka dibutuhkan alat ukur yang mampu mengukur
benda dengan dimensi kecil.
Pada pratikum kali ini kita akan menggunakan alat Profile Projector
merupakan alat yang di gunakan untuk mengukur atau memeriksa benda atau
permukaan benda kerja dengan jalan memproyeksikan pada sebuah layar. Dan
gambar proyeksi pada layar inilah yang diperiksa atau di ukur, bukan mengukur
langsung pada benda kerjanya misalnya:
a. Mengukur atau memeriksa ukuran-ukuran ulir.
b. Memeriksa bentuk ulir.
c. Memeriksa bentuk-bentuk gigi pada sebuah roda gigi dan sebagainya.
1.2 TujuanPraktikum
Pratikum dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Dapat menggunakan dan mengoperasikan profile projecctor
b. Pengukuran dimensi benda ukur yang kecil
1.3 AlatdanBahanPraktikum
Alat dan bahan yang diperlukan pada pelaksanaan praktikum yaitu:
-
114
a. Profil proyektor
Gambar 1.1ProfilProyektor
(Sumber: Laboratorium Pengukuran Universitas Riau .18 Desember 2014)
b. Lensa Pembesaran 10 x
Gambar 1.2LensaPembesaran
(Sumber: Laboratorium Pengukuran Universitas Riau .18 Desember 2014)
c. Lensa Pembesaran 50 x
Gambar 1.3LensaPembesaran 50x
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
-
115
d. Lensa Pembesaran 100 x
Gambar 1.4LensaPembesaran 100x
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
e. JangkaSorong
Gambar 1.5JangkaSorong
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
1.4 Benda KerjaAtau Benda Ukur
a. Bidak Catur
Gambar 1.6BidakCatur
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
-
116
1.5 ProsedurPraktikum
a. Hubungkan alat profil projector dengan arus listrik.
b. Pasang benda kerja pada pemegang benda kerja didepan lamp house
assembly, kencangkan hingga tidak goyang.
c. Nyalakan profile projector dengan menyalakan 3 switch yang ada
padanya, yaitu switch angle vernier, switch lampu utama dan switch
lampu sorot flexible.
d. Atur posisi benda ukur hingga berada ditengah proyeksi dengan cara
mengeset x avis fine motion assembly dan y axis fine motion assembly
e. Pasang lensa pembesaran 25 x.
f. Atur fokus lensa sehingga bayangan benda kerja kelihatan jelas pada
layar (screen) dengan mengatur lens focus assembly.
g. Nyalakan vernier caliper arah sumbu x dan y.
h. Reset vernier caliper arah sumbu x dan y serta angle caliper sehingga
displaynya menunjukkan angka 0.00.
i. Lakukan pengukuran dengan cara menggerakkan benda kerja pada arah
sumbu x dan sumbu y.
j. Pengukuran sudut dilakukan dengan menyetel sudut screen dan
menyesuaikannya dengan bentuk sudut benda ukur.
k. Catat hasil pembacaan ketiga caliper.
l. Lakukan hal yang sama untuk lensa pembesaran 50 x dan 100 x dan
bandingkan.
-
117
BAB II
TEORI DASAR
2.1 Pengertian
Profile projector adalah alat untuk mengukur atau memeriksa benda atau
permukaan benda kerja dengan cara memproyeksikan pada sebuah layar. Profile
projector mengukur dimensi (panjang, lebar, diameter, dan lain-lain) suatu benda
ukur dan juga digunakan untuk mengukur sudut.
Sudut diantara dua permukaan objek ukur dapat diukur melalui bayangan
yang terbentuk melalui kaca buram pada proyektor profil. Setelah bayangan
difokuskan (diperjelas garis tepinya) dengan cara mengatur letak benda ukur
didepan lensa kondensor proyektor profil. Sudut kedua tepi bayangan yang akan
ditentukan besarnya dapat diukur dengan memilih salah satu dari dua cara berikut
ini.
Cara pertama : Dengan memakai garis silang dan skala piringan.
Salah satu garis silang pada kaca buram berimpit dengan salah satu tepi
bayangan, dengan cara menggerakkan meja (pada mana benda ukur
diletakkan) kekiri/ kanan dan atas/bawah dan memutar piringan kaca buram
(garis silang). Setelah garis berimpit pada tepi bayangan, kemiringan garis
silang dibaca pada skala piringan dengan bantuan skala nonius. Kemudian
proses diulang sampai garis bersangkutan berimpit dengan tepi bayangan
yang lain. Pembacaan skala piringan dilakukan lagi. Dengan demikian sudut
yang dicari adalah merupakan selisih dari pembacaan yang pertama dan yang
kedua.
Cara kedua : Dengan memakai pola/gambar beberapa harga sudut
Suatu pola transparan berupa kumpulan beberapa sudut dengan harga tertentu
dapat dipasang pada kaca buram. Besar sudut objek ukur (kedua tepi
bayangan) dapat ditentukan sampai ditemukan sudut yang paling cocok.
-
118
Biasanya cara pertama lebih mudah dilaksanakan, sedangkan cara kedua lebih
sering dipakai untuk memeriksa toleransi sudut, yaitu dengan membuat gambar
transparan dari sudut beserta toleransi.
2.2 Prinsip Kerja Profil Projector
Prinsip kerja dari profile projector adalah secara optomekanik (optik dan
mekanik). Karena menggunakan lensa pembesaran yang untuk membesarkan
benda ukur dilayar (kaca buram), kemdian dikatakan mekanik karena
menggunakan motor servo sebagai alat penggerak kearah sumbu X dan sumbu Y.
Berkas cahaya dari sumber cahaya diarahkan oleh kondensor menuju objek
yang diletakkan diantara kondensor dan proyektor. Kerena benda ukur biasamya
tidak tembus cahaya, jadi hanya sebagian berkas cahaya yang diteruskan dan
diproyeksikan ke suatu layar, sehingga terlihat bayangan benda ukur yang gelap
dengan dengan latar belakang yang terang.
Pemeriksaan bayangan benda ukur (pengukuran atau perbandingan dengan
contoh bentuk standart) kaca buram. Seperti halnya pada mikrosop, benda ukur di
cekam pada meja geser (koordinat X, Y), sehingga bayangan benda ukur dapat
digerakkan relatif terhadap garis silang yang terdapat pada layar kepala
mikrometer dimana meja posisi digerakkan arah sumbu X dan Y.
Alat ukur profile projector jenis CNC dilengkapi dengan sistem kontrol
gerakan meja. Bayangan digerakkan secara otomatik sesuai dengan program
pengukuran yang dibuat khusus untuk suatu benda ukur. Serupa dengan mesin
ukur CNC (CMM : CNC, sistem kontrol gerakan meja memanfaatkan motor servo
dan alat ukur jarak.
System profil projector yang sering di gunakanada 2 sytem,berikut di
bawahinidua system kerjaprofil projector.
1. System lampu tegak
Sinar dari lampu dibiaskan dan dikumpulkan oleh lensa kondensor dan
digunakan untuk menerangi benda kerja yang kemudian diteruskan/ dibiaskan
oleh lensa proyeksi ke cermin. Lalu cermin datar ini kemudian dipantulkan ke
-
119
layar proyeksi dan terjadi bayangan disana, gambar yang terjadi adalah bayangan
nyata dan merupakan gambar profile benda kerja bayangan yang terjadi
tergantung pada pembesaran lensa yang digunakan yaitu : 5 x, 10 x, 25 x, dan 50
x.
2. System lampu permukaan
System lampu permukaan mempunyai 2 macam lensa proyeksi yaitu :
a.Untuk lensa proyeksi dengan pembesaran 5 x dan 10 x
Sinar dari lampu dibiaskan dan diarahkan oleh lensa kondensor, ke kaca
pemantul, sehingga sebagian dari sinar dipantulkan tegak lurus ke
permukaan benda kerja yang ditempatkan ditempat benda kerja oleh
permukaan benda kerja dipantulkan menembus kaca pemantul terus
kecermin pemantul didalam selanjutnya oleh cermin dipantulkan kelayar
proyeksi dan pada layar proyeksi terjadi gambar atau bayangan nyata
yang besarnya sesuai dengan pembesaran lensa yang digunakan.
b.Untuk lensa proyeksi dengan pembesaran 25 x dan 50 x
Sinar dari lampu dibiaskan dan diarahkan ke lensa insiden untuk
diteruskan ke kaca pemantul. Sebagian dari sinar dipantulkan tegak lurus
ke permukaan benda kerja melalui lensa proyeksi, oleh karena permukaan
benda kerja sinar dipantulkan lensa proyeksi terus menembus kaca
pemantul yang kemudian sampai ke cermin pemantul di dalam, oleh
cermin ini sinar dipantulkan ke layar proyeksi sehingga terjadi gambar
atau bayangan nyata yang besarnya sesuai dengan pembesaran lensa yang
digunakan.
-
120
2.3 Bagian-bagian Profile Projector
Pada profil projector terdapat beberapa komponen penting yang digunakan
dalam pengukuran.
1. Lamp
Lampu diposisikan dibagian depan profil proyektor yang mengarah ke
proyektor. Dan terdapat kondensor agar cahaya dapat diarahkan ke
proyektor. Lampu digunakan sebagai sumber cahaya pada sistem optiknya.
Gambar 2.1Lamp
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
2. Proyektor
Proyektordigunakanuntukmemproyeksikancahayakecerminlaluditeruskan
kelayar.Proyektormemilikipembesaran yang beragam, yaitu 10x, 25x, 50x,
dan100x.
a. ProyektorPembesaran 10x
Gambar 2.2LensaPembesaran 10x
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
b. ProyektorPembesaran 50x
-
121
Gambar 2.3LensaPembesaran 50x
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
c. ProyektorPembesaran 100x
Gambar 2.4LensaPembesaran
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
3. Layar (Screen)
Layaradalahpenerimacahaya yang
telahdiproyeksikanolehproyektor.Padalayarterdapatgarissilanguntukmempos
isikanbayanganbendaukur.Piringanlayardapatdiputar 360
untukdapatmembacasudutbayangan.
-
122
Gambar 2.5Layar
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
4. Eretan X,Y danMeja
Eretaniniterdapatpadameja,
digunakanuntukmenggerakkanmejasearahvertikaluntukeretan X, dansearah
horizontal untukeretan Y.
Mejadigunakansebagaidudukanbendaukur.Mejadiposisikan di
antarakondensordenganproyektor.
a. Eretan X
Gambar 2.6Eretan X
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
-
123
b. Eretan Y
Gambar 2.7Eretan Y
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
c. Meja
Gambar 2.8Meja
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
5. AlatUkur
Padaprofilproyektordigunakantigaalatukur yang berjenisvernier digital
untukmembacapanjang, lebar, tinggi,
dansudut.Ketigaalatukurinidapatdilihatpadagambar di bawahini :
-
124
a. AlatUkurSudut
Gambar 2.9AlatUkurSudut
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
b. AlatUkurVertikal
Gambar 2.10AlatUkurVertikal
(Sumber: Laboratorium PengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
c. AlatUkur Horizontal
Gambar 2.11AlatUkur Horizontal
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
-
125
6. Switch
Terdapattiga switch padaprofilproyektor, yaitu : switch lampuutama,
switch angle vernier, dan switch lampusorotfleksibel. Yang
dapatdilihatpadagambardibawahini :
a. Switch Angle Vernier
Gambar 2.12 Switch Angel Vernier
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
b. Switch LampuUtama
Gambar 2.13Switch LampuUtama
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
-
126
c. Switch LampuSorot
Gambar 2.14Switch LampuSorot
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
7. Alat Bantu
Apabilapengukuranmemilikidimensi yang
sangatkecilmakabendaukurakan di klem yang
berupacermindenganklempadasisinya.
Gambar 2.15Alat Bantu
(Sumber: LaboratoriumPengukuranUniversitas Riau .18 Desember 2014)
2.4 Rumus Perhitungan
Dalam penggunaan profile projector ada beberapa hal yang akan kita hitung
setelah pelaksanaan pengukuran dilaksanakan. Perhitungan yang dibutuhkan
yaitu:
a. Perhitungan nilai rata-rata
Dengan persamaan bentuk dibawah ini :
-
127
... (2.4.1)
Keterangan :
E = Hasil ukur 1 pada lensa pembesaran 25 x/ 50 x/ 100 x
K = Hasil ukur dari jangka sorong
b. Perhitungan nilai %Error
Dengan persamaan berikut dibawah ini :
... (2.4.2)
Keterangan :
E = Hasil ukur 2 pada lensa pembesaran 25 x/ 50 x/ 100 x
K = Hasil ukur dari jangka sorong
-
128
BAB III
DATA PENGAMATAN
3.1 Data HasilPengamatan Benda Dengan Lensa 10X Dan Jangka Sorong
Tabel 3.1 Lensa 10X dan Jangka Sorong
POSISI LENSA 10X
(mm)
Jangka Sorong
(mm)
Rata-
Rata %Error
A 6,84 6,9 6,87 0,88%
B 7,78 7,76 7,27 0,26%
C 14,66 14,58 14,62 0,35%
D 6,74 6,96 6,85 3,26%
E 13,69 13,88 13,79 1,39%
F 12,84 12,8 12,82 0,31%
G 14,6 14,8 14,7 1,40%
H 16,03 15,8 15,92 1,43%
I 16,76 16,82 16,8 0,36%
J 17,85 17,8 17,83 0,28%
K 20,76 20,88 20,82 0,38%
PerhitunganPembesaranLensa 10X
-
129
3.2 Data Pengamat Benda Ukur Dengan Lensa 25X Dan Jangka Sorong
Tabel 3.2 Lensa 25 X dan Jangka Sorong
POSISI LENSA 25X
(mm)
Jangka Sorong
(mm)
Rata-
Rata %Error
A 6,77 6,9 6,835 1,92%
B 7,79 7,76 7,775 0,38%
C 14,51 14,58 14,545 0,48%
D 6,78 6,96 6,87 2,65%
E 13,67 13,88 13,775 1,54%
F 12,83 12,8 12,815 0,23%
G 14,67 14,8 14,735 0,89%
H 15,64 15,8 15,72 1,02%
I 16,68 16,82 16,75 0,84%
J 17,72 17,8 17,785 0,17%
K 20,68 20,88 20,78 0,97%
Perhitungan Pembesaran Lensa 25X
-
130
-
131
3.3 Data Pengamat Benda Ukur Dengan Lensa 100X Dan Jangka Sorong
Tabel 3.3 Lensa 100X Dan Jangka Sorong
POSISI LENSA 100X
(mm)
Jangka Sorong
(mm)
Rata-
Rata %Error
A 6,68 6,9 6,79 3,29%
B 7,84 7,76 7,8 2,02%
C 14,68 14,58 14,63 0,68%
D 6,69 6,96 6,825 4,03%
E 13,71 13,88 13,795 1,24%
F 12,76 12,8 12,78 0,31%
G 14,65 14,8 14,725 1,02%
H 15,72 15,8 15,76 0,51
I 16,71 16,82 16,765 0,66%
J 17,86 17,8 17,83 0,34%
K 20,78 20,88 20,78 0,97%
PerhitunganPembesaranLensa 100X
%
-
132
-
133
BAB IV
ANALISA DATA
4.1 Analisa
Pada praktikum profile projector ini dapat diambil analisanya bahwa pada
setiap pengukuran benda kerja yang tampak pada layar (kaca buram) yang
memiliki cahaya pantulan benda dari lensa, sehingga kecermatannya pasti dapat
berbeda, ini difaktorkan karena kecermatan dan ketelitian operator yang
melakukan pengukuran.
Pada praktikum ini memiliki kecermatan/ ketelitian pengukuran dengan
menggunakan perbandingan antara jangka sorong dengan 3 lensa pembesar yaitu
lensa 25x, 50x, dan 100x. Pembacaan dan peletakan titik awal pengukuran sangat
berpengaruh pada hasil pengukuran dan sangat berpengaruh pada presentase error,
pada perbandingan menggunakan jangka sorong dengan profile projector 3 lensa
pembesar tersebut.
Pratikanmenganalsisbeberapa point, bahwasetiappengukuran yang
dilakukanolehpratikan yang berbedaakanmendapatkanhasil yang berbeda pula.
Dan kecermatan operator yang
meletakkantitikawaldanakhirdaribidakcatursebagaibendaukurdapatmengakibatkan
perbedaanhasil yang didapat.
Lensa yang lebihbesardigunakansebagaipembandingpembandingkarenalensa
yang memilikipembesaran yang besarakanmenampilkanhasilbendaukur yang
lebihfokusdanlebihtampakjelasdikacaburam.
Dari ketigalensa yang digunakkanmenurutanalisadan data yang
didapatkanolehpratikanlensa yang paling cermatialahlensapembesaran 100x,
karenapadalensapembesaran 100x pembacaanukuranpada profile projector
lebihjelasdanlebicermatsaatpengukuranbendaukur
-
134
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Setelahpraktikummaka di dapatkankesimpulan :
1. Keakuratan hasil pengukuran suatu benda menggunakan alat ukur profile
projector sangat tergantung pada ketelitian operator dan peletakan posisi
benda di depan lensa.
2. Setiap pengukuran yang dilakukan oleh dua operator yang berbeda maka
hasil yang didapat akan berbeda, ini dikarenakan ketelitian masing-
masing operator yang berbeda dan pengambilan posisi pengukuran yang
berbeda-beda pada benda ukur.
5.2 Saran
Setelahmelakukanpraktikummaka di dapatkanbeberapasaran :
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan menguasai teori
terlebih dahulu agar mempermudah dalam melakukan praktikum.
2. Dalam praktikum hendaknya mengikuti prosedur yang baik.
3. Bersikap serius selama melakukan pengukuran.
4. Pengukuran harus dilakukan dengan cermat agar hasil pengukuran
akurat, karena hasil pengukuran tergantung pada operator yang
mengukur.