portofolio asthma bronchiale
DESCRIPTION
portofolio asma bronchialeTRANSCRIPT
BERITA ACARA PRESENTASI PORTOFOLIO
Pada hari ini tanggal : telah dipresentasikan portofolio oleh: Nama Peserta : R. M. Iwan AryanggiDengan judul/topik : Asma Bronchiole eksaserbasi akut - MedikNama Pendamping : dr. Afdi Sp.Pd FINASIMdr. Dini Azoradr. Ade Zulkarnaen
Nama Wahana: ....…………………………………….……………………………………………………………………………………………………………………….......No.
Nama Peserta Presentasi No. Tanda Tangan
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
Nama Peserta: dr. R. M. Iwan Aryanggi
Nama Wahana: RSUD Majalengka
Topik: Medik
Tanggal (kasus): 27 April 2014
Nama Pasien: Nn.A – 20 Tahun No. RM
Tanggal Presentasi: Nama Pendamping: dr. Afdi Sp.PD FINASIMdr. Dini Azoradr. Ade Zulkarnaen
Tempat Presentasi:
Obyektif Presentasi:
X Keilmuan Keterampilan X Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak X Remaja Dewasa Lansia Bumil
Deskripsi: Sejak 1 hari sebelum berobat ke Poli Penyakit Dalam RSUD Majalengka, pasien merasakan sesak nafas. Sesak nafas disertai dengan bunyi mengi dan yang terjadi terus menerus.Sesak dirasakan bertambah dengan aktivitas dan emosi (sedang banyak pikiran) dan berkurang bila pasien istirahat. Keluhan demam, nyeri dada dan bengkak-bengkak pada tubuh disangkal pasien. Pasien turut menyangkal tidur memerlukan banyak bantal. Riwayat batuk-batuk lama dan keringat malam disangkal. Atas keluhannya pasien datang ke poli dan di-Nebulisasi dengan Combivent Nebu 1x. Pasien mengaku menderita batuk hilang timbul dengan dahak berwarna putih.
Tujuan: Menlakukan penegakan diagnosis Asma Bronchiale dan memberikan penatalaksanaan yang tepat
Bahan bahasan: Tinjauan Pustaka Riset X Kasus Audit Cara membahas: Diskusi X Presentasi dan diskusi Email Pos
Data pasien: Nama: Nn. X Nomor Registrasi: Nama klinik: Poli Penyakit Dalam Telp: Terdaftar sejak: Data utama untuk bahan diskusi: 1. Diagnosis/Gambaran Klinis: Asma Bronchiole eksaserbasi akut serangan ringan
2. Riwayat Pengobatan: Pasien tidak kontrol teratur
3. Riwayat kesehatan/Penyakit: Pasien mempunyai riwayat penyakit asma sejak umur 8 tahun.
Pasien memiliki alergi terhadap makanan seafood, obat-obatan tertentu (salbutamol)
Pasien sering merasa sesak jika terlalu sering menangis atau tertawa (emosi)
Pasien sering gatal-gatal jika memakan seafood
4. Riwayat keluarga: Ibu Pasien mempunyai penyakit yang sama (riwayat atopi yang kuat)
5. Riwayat pekerjaan: Pelajar
6. Kondisi lingkungan sosial dan fisik (RUMAH, LINGKUNGAN, PEKERJAAN) : Pasien tinggal di rumah yang menurut pasien cukup banyak debu, memakai karpet.
8. Lain-lain:
PEMERIKSAAN FISIKKeadaan Umum : Kompos Mentis, terlihat sakit ringan
Tanda vital : Tekanan Darah : 100/70 mmHg
Nadi : 90 x/m regular isi cukup
Respirasi : 28x/m torakoabdominal
Suhu : afebris
Kepala :
Mata : Pupil bulat, isokor, diameter 3 mm, RC +/+
Konjungtiva : tidak anemis
Sklera : ikterik -/-
Leher :
KGB : tidak teraba membesar
JVP : tidak meningkat
Toraks :
Pulmo: Bentuk dan gerak simetris
VBS ka=ki sonor, Ronkhi -/-, Wheezing +/+ ekspirasi
Cor : Bunyi jantung : S1-S2 murni regular, S3 (-), S4 (-), murmur (-).
Abdomen : Datar, lembut, BU (+) normal.
Hepar : tidak teraba membesar
Lien : tidak teraba, ruang traube kosong.
Ekstremitas :
Edema -/-, Sianosis -/-,
Lain-Lain :
Daftar Pustaka: 1. Global Initiative For Asthma. Global Strategy For Asthma Management And Prevention. MRC Vision Inc. 2006.
2. Kasper, D. L., et al. Harrison's Principles of Internal Medicine: Asthma. 16th Edition. McGraw-Hill Professional. 2004
3.
Hasil Pembelajaran: 1. Pembahasan Asma Bronchiole2. Penatalaksanaan Asma Bronchiole3.
1. Subyektif :
Sejak 1 hari sebelum berobat ke Poli Penyakit Dalam RSUD Majalengka, pasien merasakan sesak nafas. Sesak nafas disertai dengan
bunyi mengi dan yang terjadi terus menerus.Sesak dirasakan bertambah dengan aktivitas dan emosi (sedang banyak pikiran) dan
berkurang bila pasien istirahat. Keluhan demam, nyeri dada dan bengkak-bengkak pada tubuh disangkal pasien. Pasien turut menyangkal
tidur memerlukan banyak bantal. Riwayat batuk-batuk lama dan keringat malam disangkal. Atas keluhannya pasien datang ke poli dan
di-Nebulisasi dengan Combivent Nebu 1x. Pasien mengaku menderita batuk hilang timbul dengan dahak berwarna putih.
2. Obyektif :
Hasil pemeriksaan fisik :
Dbn
Toraks :
Pulmo: Bentuk dan gerak simetris
VBS ka=ki sonor, Ronkhi -/-, Wheezing +/+ (Ekspirasi)
Terdapat wheezing ekspirasi
3. Assessment :
Asma
Definisi
Asma adalah gangguan inflamasi kronik saluran nafas yang menyebabkan peningkatan hiperresponsif jalan nafas yang menimbulkan
gejala episodik berulang berupa mengi, sesak nafas, dada terasa berat dan batuk – batuk terutama pada malam / dini hari. Episodik tersebut
berhubungan dengan obstruksi jalan nafas yang luas dan seringkali bersifat reversibel dengan / tanpa pengobatan.
Faktor Risiko
Faktor yang mempengaruhi resiko terjadinya asma dibagi atas yang menyebabkan berkembangnya asma (faktor pejamu) dan pencetus
(faktor lingkungan)
A. Faktor Penjamu (Host)
Genetik
Data terakhir menunjukkan banyak gen yang berperan pada patogenesis asma seperti produksi IgE antibodi (atopi), dan hiperresponsif
saluran nafas.
Obesitas
Obesitas menambah faktor resiko untuk asma. Mediator seperti leptin mempengaruhi fungsi saluran nafas dan menambah resiko untuk
berkembangnya asma.
Jenis kelamin
Sebelum usia 14 tahun : anak laki-laki kurang lebih 2 kali lebih banyak terserang asma dibandingkan anak wanita, tetapi pada orang
dewasa prevalensi asma lebih banyak pada wanita.
B. Faktor Lingkungan
Alergen
Alergen bisa didapat di dalam rumah dan di luar rumah, contoh :
Dalam ruangan : Tungau, hewan berbulu (anjing, kucing, tikus), kecoa, jamur, molds, ragi.
Luar ruangan : Serbuk sari, jamur, molds, ragi
- Infeksi
Infeksi saluran pernafasan terutama oleh virus merupakan penyebab terbanyak timbulnya eksaserbasi pada pasien asma.
- Bahan di lingkungan kerja
- Rokok :
Perokok pasif
Perokok aktif
Polusi udara luar/dalam ruangan
Terdapat kasus peningkatan kasus eksaserbasi asma. Sehubungan dengan peningkatan kadar polusi udara, baik di dalam maupun di luar
ruangan.
Diet
Bayi yang diberi susu sapi atau kedelai mempunyai insidensi wheezing lebih tinggi dibandingkan yang dengan air susu ibu.
Diagnosis Klinis
Studi epidemiologi menunjukkan asma underdiagnosed di seluruh dunia, disebabkan berbagai hal antara lain gambaran klinis yang tidak khas
dan beratnya penyakit yang sangat bervariasi, serta gejala yang bersifat episodik sehingga pasien tidak merasa perlu ke dokter. Diagnosis asma
didasari oleh gejala yang bersifat episodik, gejala berupa batuk, sesak nafas, mengi, rasa berat di dada, dan variabiliti yang berkaitan dengan
cuaca. Anamnesis yang baik cukup untuk menegakkan diagnosis, ditambah dengan pemeriksaan jasmani dan pengukuran faal paru terutama
reversibiliti kelainan faal paru akan lebih meningkatkan nilai diagnostik.
Riwayat penyakit/gejala :
1. Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
2. Gejala berupa batuk, sesak nafas, rasa berat di dada dan berdahak
3. Gejala timbul/memburuk terutama malam/dini hari
4. Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
5. Respon terhadap pemberian bronkodilator
Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :
Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi/atopi
Penyakit lain yang memberatkan
Perkembangan penyakit dan pengobatan
Pemeriksaan Fisik
Gejala asma bervariasi sepanjang hari sehingga pemeriksaan jasmani dapat normal. Kelainan pemeriksaan jasmani yang paling sering
ditemukan adalah mengi pada auskultasi. Pada sebagian pasien, auskultasi dapat terdengar normal walaupun pada pengukuran objektif (faal
paru) telah terdapat penyempitan jalan nafas. Pada keadaan serangan, kontraksi otot polos saluran nafas, edema, dan hipersekresi dapat
menyumbat saluran; maka sebagai kompensasi pasien bernafas pada volume paru yang lebih besar untuk mengatasi menutupnya saluran nafas.
Hal itu meningkatkan kerja pernafasan dan menimbulkan tanda klinis berupa sesak nafas, mengi, dan hiperinflasi.
Pada serangan ringan, mengi hanya terdengar pada waktu ekspirasi paksa. Walaupun demikian mengi dapat tidak terdengar (silent chest)
pada serangan yang sangat berat, tetapi biasanya disertai gejala lain misalnya sianosis, gelisah, sukar bicara, takikardi, hiperinflasi, dan
penggunaan otot bantu nafas.
Diagnosis Banding Asma antara lain :
Dewasa :
PPOK
Bronkitis kronik
Gagal jantung kongestif
Batuk kronik akibat lain-lain
Obstruksi mekanis (misal tumor)
Emboli paru
Anak :
1. Benda asing di saluran nafas
2. Laringotrakeomalasia
3. Pembesaran kelenjar limfe
4. Tumor
5. Stenosis trakea
6. Bronkiolitis
4. Plan :
Diagnosis : Asma Bronchiole eksaserbasi akut serangan ringan
Penatalaksanaan
Umum :Informed Consent tentang penyakit yang diderita Menghindari terpapar pencetus-pencetus asmaKontrol rutin
Khusus :Nebulisasi dengan bronkodilator dan corticosteroid (Combivent)Terbutalin 2,5 mg 3x1 / POMetilprednisolone 8mg 3x1 / POAmbroxol Syr 3x1 C / PO
Berotec Puff prn