potensi metabolit sekunder tumbuhan lokal sebagai …
TRANSCRIPT
Morina Adfa
POTENSI METABOLIT SEKUNDERTUMBUHAN LOKAL SEBAGAI BIOPESTISIDA
UNIB PRESS
i
POTENSI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LOKAL SEBAGAI
BIOPESTISIDA
MORINA ADFA
UNIB PRESS
ii
Judul Buku: POTENSI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LOKAL SEBAGAI BIOPESTISIDA
Penulis: Morina Adfa Desain Sampul: Khafit Wiradimafan Penerbit: UNIB PRESS Anggota IKAPI Alamat Redaksi: Gedung B LPPM Universitas Bengkulu Jl. W.R. Supratman Kelurahan Kandang Limun Bengkulu 38371, Indonesia Telepon/Fax: (0736) 342584 e-mail: [email protected]
Buku Elektronik, Juli 2021 ISBN: 978-602-5830-38-9 (PDF) 15,5 x 23 cm, 66 halaman + 9 halaman romawi © Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotocopy, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya tanpa izin tertulis dari penulis dan penerbit.
iii
Sebahagian isi buku ini telah disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Bengkulu pada kegiatan Orasi Ilmiah Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Bidang Ilmu Kimia oleh Prof. Dr. Morina Adfa, S.Si., M.Si pada tanggal 26 September 2019 di ruang rapat utama gedung rektorat UNIB.
Prof. Dr. Morina Adfa, S.Si., M.Si
iv
KATA PENGANTAR
uji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa ta'ala atas berkat rahmat dan karuniaNya penulis
dapat menyelesaikan buku ini. Buku teks yang berjudul Potensi Metabolit Sekunder Tumbuhan Lokal Sebagai Biopestisida. Buku ini berisi rangkuman penelitian terpilih penulis sejak tahun 2010 sampai 2018. Buku ini berisi kajian metabolit sekunder dari 4 tumbuhan terpilih yang mempunyai aktivitas antirayap dan antijamur pelapuk kayu, baik kajian ekstrak, fraksi, senyawa hasil isolasi, senyawa sintesis, minyak atsiri dan asap cairnya. Tumbuhan yang menjadi objek penelitian tersebut adalah kayu bawang (Protium javanicum), surian (Toona sinensis), jerangau (Acorus calamus), dan kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon). Semoga buku ini dapat menjadi rujukan untuk penelitian terkait baik dibidang kimia, biologi maupun pertanian. Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penerbitan buku ini.
Bengkulu, Juli 2021 Morina Adfa
P
v
Bismillahirrohmanirrohim Kupersembahkan buku ini untuk Suamiku (Novi Subra, SE.), anakku (Hanifah Najwa Subra), dan kedua orang tuaku (ayah Alm. Irfan Rajo Kaciak dan mama Adriani)
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR iv
DAFTAR ISI vi
DAFTAR GAMBAR vii
DAFTAR TABEL viii
HALAMAN PEMBUKA 1
I. PENDAHULUAN 3
II. PENCARIAN TERMITISIDA ORGANIK DARI SUMBERDAYA LOKAL
6
2.1. AKTIVITAS ANTIRAYAP DAUN KAYU BAWANG
12
2.2. AKTIVITAS ANTIRAYAP RIMPANG JERANGAU (Acorus calamus Linn.)
18
2.3. AKTIVITAS ANTIRAYAP, ANTI LEUKEMIA, HEPATOPROTECTIVE, DAN ANTIOKSIDAN TUMBUHAN KAYU GADIS (Cinnamomum parthenoxylon (Jack) Meissn.)
25
2.4. AKTIVITAS ANTIRAYAP DAN ANTI JAMUR PELAPUK KAYU TUMBUHAN SURIAN (Toona sinensis)
34
III. PENUTUP 40
IV. UCAPAN TERIMA KASIH 42
DAFTAR PUSTAKA 58
vii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Pohon sawit yang diserang rayap di daerah Bengkulu Utara
8
Gambar 2. Kayu yang diserang rayap 9 Gambar 3. Rayap subteran Coptotermes
curvignathus Holmgren, a. prajurit dan b. pekerja
9
Gambar 4.
Metode pengendalian hama rayap dan serangga lainnya
10
Gambar 5. Aktivitas membunuh rayap dan penghambat makan fraksi ekstrak metanol daun kayu bawang (Protium javanicum)
14
Gambar 6. Senyawa hasil isolasi dari daun kayu bawang
14
Gambar 7. Aktivitas membunuh rayap dan penghambat makan isolat dari daun kayu bawang (Protium javanicum)
15
Gambar 8. Struktur senyawa scopoletin dan senyawa kerabatnya
17
Gambar 9. Senyawa turunan dari 6-hidroksi kumarin
18
Gambar 10. TIC Kromatogram GC-MS fraksi n-heksan rimpang jerangau
21
Gambar 11. Mortalitas rayap setelah pemberian umpan kertas saring yang mengandung fraksi n-heksan (a) dan fraksi methanol (b) rimpang jerangau
22
Gambar 12. Struktur senyawa β-asaron dan α-asarone
23
Gambar 13. Rayap yang mati setelah pemberian fraksi n-heksana rimpang Jerangau
25
viii
Gambar 14. Senyawa hasil isolasi dari batang kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon)
27
Gambar 15. Perubahan morfologi sel HL-60 dan U937 yang diinduksi oleh senyawa terisolasi pada konsentrasi akhir 50 µM. Sel diperlakukan dengan senyawa selama 48 jam, dan diwarnai dengan Hoechst 33342. (A) 1 dalam HL-60; (B) 2 dalam HL-60; (C) 3 dalam HL-60; (D) 1 dalam U937; (E) 2 dalam U937; (F) 3 dalam U937
28
Gambar 16. TIC kromatogram GC-MS fraksi n-heksan daun kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon)
32
Gambar 17. Senyawa hasil isolasi dari kulit batang Surian (Toona sinensis
36
Gambar 18. Aktivitas termitisida asap cair dari serbuk gergaji batang Surian (Toona sinensis)
38
ix
DAFTAR TABEL
Table 1. Aktivitas termitisida -asarone dan α-
asarone secara tunggal 24
Table 2. IC50 senyawa hasil isolasi dari batang kayu gadis terhadap sel kanker leukemia ( HL-60 dan U937)
29
Table 3. Aktivitas antirayap (termitisida dan antifeedant) dari ekstrak kasar metanol daun kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon) dan fraksinya terhadap Coptotermes curvignathus
31
Table 4. Komponen kimia fraksi n-heksan daun kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon) yang teridentifikasi dengan GC-MS
32
1
HALAMAN PEMBUKA
Bismillaahirrohmaanirrohim
Assalamu’alaikum warohmatullohi wabarakaatuh
Yang saya hormati:
Gubernur Provinsi Bengkulu atau yang mewakili
Walikota Kota Bengkulu atau yang mewakili
Rektor dan para Wakil Rektor Universitas Bengkulu
Ketua, Sekretaris, Anggota Senat dan Para Guru
Besar Universitas Bengkulu
Para Dekan dan Wakil Dekan di Selingkung
Universitas Bengkulu
Pejabat Pemerintah Daerah dan SKPD
Rekan-rekan dosen, karyawan, mahasiswa, keluarga,
kerabat, sahabat, handai tolan, dan hadirin yang
berbahagia.
Alhamdulillah segala Puji bagi Allah, atas limpahan
rahmat dan karunia NYA kita dapat berkumpul bersama
dalam keadaan sehat walafiat untuk mengikuti Rapat
Terbuka Senat Universitas Bengkulu (UNIB). Sholawat
beriring salam yang tak pernah putus selalu kita kirimkan
2
kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW. Terima
kasih saya sampaikan atas kehadiran Bapak, Ibu, Saudara-
Saudara pada acara pengukuhan ini.
Pada kesempatan yang berbahagia ini, ijinkan saya
menyampaikan Orasi Ilmiah Pengukuhan Guru Besar saya
dengan judul “Potensi Metabolit Sekunder Tumbuhan Lokal
Sebagai Biopestisida”. Sebagian besar materi orasi ini
diambil dari hasil penelitian bersama kolega dan mahasiswa
bimbingan saya pada Prodi S1 Kimia dan kolaborasi
penelitian dengan supervisor S3 saya. Besar harapan saya
semoga orasi ini banyak manfaatnya bagi perkembangan
ilmu kimia organik bahan alam.
3
I. PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak
diantara dua samudra dan dua benua, kondisi geografis
tersebut menyebabkan Indonesia memiliki kekayaan sumber
daya alam hayati yang beragam jenisnya atau dikenal dengan
istilah mega biodiversity (Kusmana dan Hikmat, 2015). Salah
satu sumber daya alam hayati tersebut adalah berbagai
macam spesies tumbuhan yang terdiri dari tumbuhan tingkat
rendah dan tumbuhan tingkat tinggi yang tumbuh pada
berbagai tipe habitat.
Tumbuhan memproduksi metabolit primer
(karbohidrat, protein, lemak) untuk pertumbuhan dan
kelangsungan hidupnya, sedangkan metabolit sekunder
merupakan bagian dari sistem pertahanan dirinya, baik
terhadap perubahan lingkungan maupun terhadap serangan
hama dan penyakit. Sesuai dengan fungsinya maka
kandungan metabolit sekunder pada tanaman tidak setinggi
metabolit primernya, metabolit sekunder ditemukan dalam
bentuk unik atau berbeda-beda antara spesies yang satu
dengan yang lainnya (Manitto, 1992; Achmad et al., 1995).
Metabolit sekunder inilah yang dimanfaatkan oleh manusia
sebagai zat warna, racun, aroma makanan, bahan baku obat,
bahan kosmetik, functional foods, industri parfum, pestisida,
4
insektisida, dll. Senyawa-senyawa metabolit sekunder
tersebut diklasifikasikan kedalam beberapa golongan besar
diantaranya senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid, steroid,
saponin, lignan, lignin, kumarin, kuinon, dan beberapa
golongan lainnya (Manitto, 1992).
Hadirin yang saya hormati,
Sejak menempuh pendidikan S3, saya tertarik meneliti
pemanfaatan metabolit sekunder dari sumberdaya lokal
sebagai biopestisida. Menurut UU No. 12 tahun 1992,
tentang sistem budidaya tanaman, pestisida adalah zat atau
senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang tumbuh, bahan
lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman. Kalau dilihat dari kata
dasarnya pest bearti hama dan sida artinya membunuh,
dalam prakteknya adalah zat yang dapat membunuh hama
atau mengendalikan hama.
Berdasarkan jenis hama yang akan dikendalikan
pestisida digolongkan menjadi:
1. Insektisida untuk mengendalikan serangga, seperti
nyamuk, kecoak, kutu busuk, semut, belalang,
wereng, ulat, dan sebagainya. Untuk mengendalikan
hama rayap sering disebut termitisida.
5
2. Pestisida untuk mencegah atau mematikan gulma
atau tumbuhan pengganggu, seperti eceng gondok,
rumput teki, alang-alang, dll.
3. Fungisida untuk mengendalikan jamur.
4. Bakterisida untuk mengendalikan bakteri.
5. Nematisida untuk mengendalikan nematoda/cacing.
6. Rodentisida untuk membunuh binatang pengerat
seperti tikus.
7. Molluscisida untuk mengendalikan siput/keong.
8. dan pestisida lainnya.
6
II. PENCARIAN TERMITISIDA ORGANIK DARI SUMBERDAYA
LOKAL
Secara alami rayap membantu merombak pohon-
pohon yang sudah mati, sisa-sisa produk kayu, limbah, dan
daun-daun kering menjadi zat-zat yang dapat dipakai oleh
tumbuhan (Borror et al., 1992). Rayap mampu untuk
menguraikan selulosa, komponen utama dari kayu, sehingga
rayap menjadi bagian penting dari komunitas decomposer.
Tetapi rayap akan menjadi hama (pest) ketika mereka mulai
merusak dan menyerang tanaman pertanian, areal
perkebunan, dan kehutanan. Bahkan rayap juga merusak
bangunan, sasarannya adalah komponen-komponen yang
mengandung selulosa maupun bahan-bahan berselulosa non
kayu lainnya yang menyebabkan kerugian ekonomi sangat
tinggi (Meyer, 2005; UNEP report, 2000).
Kurang lebih 300 spesies rayap dari seluruh spesies
rayap yang tersebar di dunia dikenal sebagai hama yang
menyebabkan kerusakan pada berbagai spesies tanaman
perkebunan, kehutanan dan pertanian (Gambar 1, 2). Di
Indonesia sendiri terdapat 20 spesies rayap yang dikenal
sebagai hama penting pada tanaman perkebunan,
kehutanan, dan perumahan (Nandika et al., 2003). Beberapa
contoh spesies rayap yang berperan sebagai hama utama
7
pada tanaman perkebunan dan kehutanan di Indonesia
adalah Coptotermes curvignathus (Gambar 3), Macrotermes
gilvus, Odontotermes spp, Schedorhinoterme javanicus,
Microtermes spp., dan Neoterme tectonae. Coptotermes
curvignathus merupakan jenis rayap yang paling banyak
merugikan, C. curvignathus telah menjadi hama perkebunan
kelapa sawit, karet, kelapa dan coklat. C. curvignathus yang
menyerang perkebunan karet menyebabkan kematian
tanaman muda yang berumur satu sampai dua tahun
(Nandika, 1982).
Berdasarkan perbincangan dengan beberapa orang
pemilik perkebunan sawit di daerah Bengkulu Utara, didapat
informasi bahwa kelapa sawit yang terserang rayap
menghasilkan buah yang kecil-kecil, sehingga menurunkan
nilai produksi. Mengingat kelapa sawit dan karet merupakan
komoditi perkebunan utama di Provinsi Bengkulu, maka
pengendalian hama rayap harus mendapat perhatian serius.
Kehadiran berbagai protozoa flagellata dalam usus
bagian belakang berbagai jenis rayap (terutama rayap tingkat
rendah: Mastotermitidae, Kalotermitidae dan
Rhinotermitidae) berperan sebagi simbion untuk
melumatkan selulosa sehingga rayap mampu mencerna dan
menyerap selulosa. Bagi rayap tingkat tinggi yang tidak
8
memiliki protozoa seperti famili Termitidae, maka yang
berperan membantu mencerna selulosa adalah bakteri,
bahkan pada beberapa jenis rayap seperti Macrotermes,
Odontotermes dan Microtermes memerlukan bantuan jamur
perombak kayu yang dipelihara di kebun jamur dalam
sarangnya (Nandika et al., 2003; Tarumingkeng, 2001).
Gambar 1. Pohon sawit yang diserang rayap di daerah Bengkulu
Utara
9
Gambar 2. Kayu yang diserang rayap
a
b
Gambar 3. Rayap subteran Coptotermes curvignathus Holmgren, a. prajurit dan b. pekerja
10
Beberapa metode telah digunakan untuk membasmi
atau mengendalikan hama rayap dan serangga lainnya,
seperti: secara fisika, secara kimia, secara biologi dan secara
sistem umpan (Gambar 4). Pengendalian secara kimia
menggunakan insektisida/termitisida sintetik merupakan
metode yang paling banyak digunakan, namun penggunaan
beberapa termitisida tersebut kurang aman bagi manusia
dan mamalia, serta dapat membunuh hama yang bukan
sasaran (UNEP report, 2000).
Gambar 4. Metode pengendalian hama rayap dan serangga
lainnya
11
Penggunaan insektisida yang sama secara terus
menerus juga mengakibatkan resistensi dan resurgensi hama
(Kishi el al., 1995). Sehingga pencarian termitisida baru yang
lebih efektif, efek toksiknya rendah, lebih ramah terhadap
lingkungan, mudah terurai, aman bagi hama yang bukan
sasaran, aman bagi burung dan lebah, serta aman bagi
manusia dan mamalia terus dilakukan oleh para peneliti di
seluruh dunia (Verma et al., 2009).
Penggunaan insektisida alami atau insektisida nabati
merupakan salah satu alternatif pilihan, seperti: penggunaan
ekstrak dari beberapa bagian tumbuhan (daun, bunga, akar,
batang, buah, dan lain-lain), dan penggunaan minyak atsiri
untuk mengendalikan hama rayap telah banyak dilaporkan
(Cheng et al., 2007). Senyawa metabolit sekunder digunakan
sebagai mediator untuk komunikasi interspesies khususnya
alelokimia. Alelokimia tanaman dapat mempengaruhi
aktivitas biologi serangga dalam skala luas seperti repellent,
preferent, antifeedant, dan lain sebagainya.
Ketua senat, sekretaris senat, anggota senat, dan hadirin
yang saya muliakan, berikut saya akan memaparkan Potensi
tumbuhan lokal Bengkulu sebagai antirayap.
12
2.1. AKTIVITAS ANTIRAYAP DAUN KAYU BAWANG
Pada publikasi sebelumnya kami telah melaporkan
aktivitas antirayap fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, fraksi n-
butanol, dan fraksi air dari ekstrak metanol daun kayu
bawang terhadap rayap Coptotermes formosanus. Kayu
bawang merupakan kayu unggulan Provinsi Bengkulu. Dari
empat macam fraksi yang diuji, fraksi etil asetat memberikan
angka mortalitas rayap tertinggi (42,4%) dan fraksi n-heksana
memperlihatkan aktivitas menghambat makan (antifeedant)
tertinggi pada pemberian dosis 10 mg (Gambar 5).
Enam senyawa murni telah diisolasi dari daun kayu
bawang, yaitu scopoletin, quercetin, quercitrin, myricitrin,
stigmasterol, dan 6-desacetylnimbin (Gambar 6). Scopoletin
memperlihatkan aktivitas termitisida dan antifeedant
tertinggi diantara enam isolat pada pemberian senyawa
umpan sebanyak 0,5 mg (Adfa et al., 2010; Adfa et al., 2013).
Scopoletin mampu membunuh rayap umpan sebanyak 55,6%
lebih tinggi dari senyawa hasil isolasi lainnya dan kontrol
negatif (Gambar 7), maka kami melanjutkan pencarian agent
pengendali rayap dengan mencoba melihat efek antirayap
terhadap beberapa senyawa yang memiliki struktur yang
hampir sama dengan scopoletin.
13
Telah dikoleksi 10 senyawa turunan kumarin, 5
diantaranya telah disintesis sendiri di laboratorium,
sedangkan 4 senyawa lainnya diperoleh dari Sigma-Aldrich
dan TCI (Gambar 8). Ke-10 senyawa tersebut kemudian diuji
lanjut untuk melihat apakah ada hubungan antara struktur
dan aktivitasnya. Dari 10 senyawa uji, senyawa scopoletin
tetap memperlihatkan kemampuan untuk membunuh rayap
paling tinggi diantara 9 senyawa turunan kumarin lainnya,
yang diikuti oleh 6-metoksi kumarin, 6-hidroksi kumarin, dan
7-hidroksi kumarin. Dari hasil penelitian ini terlihat bahwa
substituen OH pada posisi 7, dan substituen O-CH3 dan/atau
OH pada posisi 6 senyawa kumarin mempunyai peranan
penting terhadap aktivitas antirayap.
14
Gambar 5. Aktivitas membunuh rayap dan penghambat makan fraksi ekstrak metanol daun kayu bawang (Protium javanicum)
Gambar 6. Senyawa hasil isolasi dari daun kayu bawang
15
Gambar 7. Aktivitas membunuh rayap dan penghambat makan
isolat dari daun kayu bawang (Protium javanicum)
Aktivitas antirayap senyawa scopoletin yang masih
tergolong sedang, menimbulkan ide untuk mensintesis
senyawa turunan lainnya dari 6-hidroksi kumarin dan 7-
hidroksi kumarin dengan harapan akan menemukan senyawa
baru dengan aktivitas antirayap yang lebih kuat baik sebagai
termitisida ataupun sebagai senyawa penolak makan (agen
repelensia/antifeedant). Kami telah mensintesis di
laboratorium 23 senyawa turunan dari 6-hidroksi kumarin
(Gambar 9), dan 23 senyawa turunan dari 7-hidroksi kumarin.
16
Sebanyak 20 senyawa turunan 6-hidroksi kumarin yang
telah disintesis adalah senyawa kumarin jenis baru. Total 46
senyawa kumarin yang disintesis merupakan turunan 6-
hidroksi kumarin dan 7-hidroksi kumarin merupakan
senyawa alkoksi kumarin, dimana substituen pada posisi 6
dan posisi 7 diganti dengan alkoksi dan ariloksi yang
mempunyai rantai pendek sampai rantai panjang. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa senyawa turunan kumarin
yang memiliki substituen alkoksi rantai pendek baik yang
mengandung ikatan jenuh dan tak jenuh akan meningkatkan
aktivitas membunuh rayap. Hampir semua senyawa hasil
sintesis memperlihatkan aktivitas menghambat makan, akan
tetapi semakin panjang rantai substituennya maka aktivitas
antimakan cenderung menurun pula (Adfa et al., 2011; Adfa
et al., 2012).
17
Gambar 8. Struktur senyawa scopoletin dan senyawa kerabatnya
18
Gambar 9. Senyawa turunan dari 6-hidroksi kumarin
2.2. AKTIVITAS ANTIRAYAP RIMPANG JERANGAU (Acorus
calamus Linn.)
Nama daerah tumbuhan ini pada berbagai daerah di
pulau Sumatera adalah: Jeurunger (Aceh), Jerango (Gayo),
Jerango (Batak), dan Jariangau (Minangkabau). Dalam bahasa
19
Sunda dikenal dengan nama Daringo. Masyarakat Cina
menggunakan rimpang jerangau untuk mengusir kepinding
dengan cara meletakkannya dibawah bantal. Di Perak
(Malaysia) rimpang jerangau kering ditumbuk menjadi
tepung dan digunakan untuk memusnahkan anai-anai
(rayap) dengan cara menaburkan tepung jerangau disekitar
kayu yang terserang rayap. Rimpang dan daun A. calamus
mengandung minyak atsiri, santon glikosida, steroid, lignan,
saponin dan flavonoid (Raja et al., 2009).
Minyak atsiri rimpang jerangau telah dilaporkan
mempunyai berbagai aktivitas terhadap serangga,
diantaranya: dapat membunuh larva instar tiga Plutella
xylostella pada dosis 0,4% (Jiyavorranant, 2003),
menghambat pertumbuhan dan mempunyai aktivitas
antifeedant terhadap Pegidroma sancia Hubner (Koul, 1990),
dapat mengendalikan kecoa dan menyebabkan kemandulan
pada kupu-kupu (Onasis, 2001). Tariq et al. (2010)
melaporkan bahwa minyak atsiri rimpang jerangau
mempunyai aktivitas larvasida terhadap larva instar III Aedest
aegypti dengan LC50 1250 ppm.
Analisis dan identifikasi kandungan kimia fraksi n-
heksan dan fraksi metanol rimpang jerangau dilakukan
dengan GC-MS. Data yang diperoleh dibandingkan dengan
20
standar referensi spektra Massa NIST, Willey 229 Library dan
Pesticd Library. Hasil analisis kromatogram GC-MS terdeteksi
14 puncak/komponen kimia fraksi n-heksana dan 8
komponen kimia fraksi metanol. Dari 14 puncak yang
dikandung fraksi n-heksana rimpang jerangau (Gambar 10),
terdeteksi 7 puncak yang memiliki indeks kesamaan yang
tinggi dengan data pembanding yaitu β-asarone (70,13%), α-
asarone (6,11%), γ-asarone (1,0%), isoeugenol methyl ether
(0,26%), isocalamendiol (0,50%), metil linolelaidat (0,73%),
dan methyl palmitate (0,39). Komponen kimia fraksi metanol
yang terdeteksi adalah β-asaron (18,42%) dan alfa asarone
(0,46%) (Adfa et al., 2015). Penelitian ini didukung oleh
penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa rimpang
jerangau yang tumbuh di Amerika Selatan tidak mempunyai
kandunga β-asaron, tumbuh di Eropah mempunyai kadungan
β-asaron 5-20%, sedangkan jerangau yang tumbuh di daerah
Asia termasuk Indonesia, India dan Jepang adalah yang paling
tinggi kandungan β-asaron mencapai 70% atau lebih
(Balakumbahan et al., 2010).
21
Gambar 10. TIC Kromatogram GC-MS fraksi n-heksan rimpang
jerangau
Uji aktivitas antirayap fraksi n-heksan dan metanol
rimpang jerangan menunjukkan bahwa aktivitas kedua fraksi
sangat kuat, dimana pada fraksi n-heksan rayap mengalami
kematian 100% pada semua konsentrasi (1, 5, 10, 15, 20, dan
25%) setelah 48 jam, sedangkan fraksi metanol
menyebabkan kematian rayap 80,68% setelah 48 jam pada
konsentrasi tertinggi (25%) (Gambar 11). Data menunjukkan
bahwa fraksi n-heksan rimpang jerangau mempunyai
aktivitas membunuh rayap yang lebih kuat dibandingkan
dengan fraksi metanolnya, sehingga kami ingin menentukan
komponen kimia dari fraksi n-heksan yang bertanggung
jawab terhadap aktivitas ini. Isolasi komponen utama fraksi
n-heksan didapat senyawa tunggal berupa minyak berwarna
kuning seberat 6,49 g. Karakterisasi dan elusidasi struktur
22
molekulnya menggunakan data-data NMR diketahui bahwa
senyawa hasil isolasi adalah β-asaron.
a
b
Gambar 11. Mortalitas rayap setelah pemberian umpan kertas saring yang mengandung fraksi n-heksan (a) dan fraksi metanol
(b) rimpang jerangau
Untuk melihat apakah betul β-asaron secara tunggal
mempunyai aktivitas antirayap serta membandingkan
0102030405060708090
100
0 12 24 36 48
Time (hour)
Mor
talit
y (%
)
Control (n-Hexane)1%5%10%15%20%25%
0102030405060708090
100
0 12 24 36 48
Time (hour)
Mor
talit
y (%
)
Control (MeOH)
1%
5%
10%
15%
20%
25%
23
aktivitasnya dengan senyawa α-asarone (senyawa isomer)
(Gambar 12), penelitian ini dilanjutkan lagi untuk melihat
aktivitas antirayap 2 senyawa isomer ini secara tunggal.
β-Asaron α-Asarone
Gambar 12. Struktur senyawa β-asaron dan α-asarone
Dari hasil uji dapat dilihat bahwa pada konsentrasi 5
dan 10% β-asaron memperlihatkan angka kematian 100%
setelah 24 jam, sedangkan konsentrasi 0,5; 1; 2,5%
menyebabkan kematian 100% setelah 36 jam (Tabel 1).
Senyawa α-asarone pada konsentrasi 10 dan 5%
memperlihatkan kematian rayap 100% pada hari ke-3 dan ke-
4, sedangkan konsentrasi 0,5; 1 dan 2,5% memperlihatkan
aktivitas antirayap yang lemah. Dari data ini dapat dilihat
walaupun struktur molekul senyawa sama, namun berbeda
secara stereokimia juga memberikan tingkat aktivitas yang
berbeda-beda (Adfa et al., 2015). Koul et al. (1990)
melaporkan, senyawa β-asaron dapat menghambat
24
pertumbuhan dan mempunyai aktivitas antifeedant
terhadap Pegidroma sancia Hubner. Onasis (2001) juga
melaporkan bahwa senyawa β-asaron dapat mengendalikan
kecoa dan menyebabkan kemandulan pada kupu-kupu.
Senyawa ini merupakan jenis racun kontak yang mampu
merusak sistem saraf dipermukaan tubuh serangga. Dari hasil
penelitian diduga senyawa β-asaron didalam ekstrak n-
heksan rimpang jerangau dapat membunuh rayap
Coptotermes curvignathus Holmgren dengan cara merusak
sistem syarafnya, terindikasi dari rayap mati secara
menghitam (Gambar 13).
Tabel 1. Aktivitas termitisida -asarone dan α-asarone secara tunggal
Catatan: angka yang diikuti dengan huruf yang berbeda (a–h) menunjukkan mortalitas rayap berbeda nyata
pada taraf P < 0,05 menurut uji perbandingan berganda Duncan.
Sampel Uji Mortalitas (%) rayap uji setelah jam ke- 12 j 24 j 36 j 48 j Kontrol (n-heksan) 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a -asarone 0.5% 0,0 a 68,2 e 100 h – -asarone 1% 0,0 a 76,1 f 100 h – -asarone 2.5% 0,0 a 90,9 g 100 h – -asarone 5% 84,1 g 100 h – – -asarone 10% 85,2 g 100 h – – Kontrol (kloroform) 0,0 a 0,0 a 0,0 a 0,0 a -asarone 0.5% 0,0 a 6,8 a 17,1 b 20,4 b -asarone 1% 0,0 a 5,7 a 17,1 b 28,4 c -asarone 2.5% 0,0 a 19,3 b 19,3 b 37,5 d -asarone 5% 2,3 a 39,8 d 88,6 g 100 h -asarone 10% 2,3 a 39,8 d 100 h –
25
Gambar 13. Rayap yang mati setelah pemberian fraksi n-heksana
rimpang Jerangau
2.3. AKTIVITAS ANTIRAYAP, ANTI LEUKEMIA, HEPATOPROTECTIVE, DAN ANTIOKSIDAN TUMBUHAN KAYU GADIS (Cinnamomum parthenoxylon (Jack) Meissn.)
Kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon (Jack)
Meissn.) merupakan salah satu tumbuhan berupa pohon
dengan aroma yang khas, banyak ditemukan di daerah
Bengkulu. Secara tradisional tanaman ini digunakan sebagai
aroma terapi dan pengusir serangga. Dalam tingkatan
taksonomi kayu gadis merupakan bagian dari genus
Cinnamomum. Genus Cinnamomum terdiri dari 250 spesies
yang tersebar di daerah Asia, Australia dan kepulauan Pasifik.
Genus Cinnamomum sangat terkenal karena kandungan
minyak atsirinya. Minyak atsiri dari genus Cinnamomum telah
dipergunakan untuk mengobati penyakit dispepsia, gastritis,
ganggunan sirkulasi darah, antiinflamasi, dan antibakteri
(Thantsin et al., 2008).
26
Minyak atsiri batang kayu gadis C. parthenoxylon
mempunyai aktivitas larvasida terhadap larva instar III Aedes
aegypti dengan LC50 32,31 ppm setelah 6 jam perlakuan. Dari
data GC-MS diketahui minyak atsiri batang kayu gadis
mengandung safrol, metil eguenol dan elamisin (Oktaviani,
2007; Yaacob and Ramli, 2011). Dari penelitian tumbuhan
yang segenus diketahui minyak atsiri daun C. osmophleum
mempunyai aktivitas anti rayap terhadap C. farmosanus pada
dosis 10 mg/g. Kandungan utama minyak atsiri C.
osmophleum adalah cinamaldehid, eugenol, geraniol, cineol,
dan borneol (Chang and Cheng, 2002).
Fraksi n-heksan dan metanol batang kayu gadis
mempunyai aktivitas termitisida tertinggi pada konsentrasi
20% dengan persentase kematian rayap 96,6 % dan 97,3%
berturut-turut setelah 4 hari (Adfa et al., 2014). Dari uji
fitokimia diketahui metabolit sekunder yang terdapat
didalam batang kayu gadis adalah senyawa flavonoid, fenol,
steroid, triterpenoid, dan saponin.
Dari penelitian lain, bersama kolaborator dari Gifu
University kami berhasil mengisolasi 5 senyawa kimia murni
dari batang kayu gadis. Ke-5 senyawa hasil isolasi tersebut
adalah dehydroxycubebin, hinokinin, cubebin, 3-(3,4-
27
methyenedioxyphenyl, 1,2-propanediol, dan safrole (Gambar
14).
Gambar 14. Senyawa hasil isolasi dari batang kayu gadis
(Cinnamomum parthenoxylon) Ke-5 senyawa hasil isolasi dari batang kayu gadis diuji
juga aktivitasnya untuk menghambat pertumbuhan sel
kanker darah HL-60 dan U937 secara invitro, hasilnya sangat
menggembirakan dimana semua senyawa hasil isolasi yang
merupakan senyawa lignan dan fenil propanoid ini dapat
menghambat perkembangan sel kanker darah (Tabel 2),
senyawa cubebin dan hinokinin memberikan daya hambat
yang sangat kuat terutama terhadap Sel U937 (Gambar 15).
28
Hasil temuan ini memberikan informasi bahwa keberadaan
gugus fungsi hidroksi dan keton pada posisi C-9 pada
kerangka dibenzylfuran meningkatkan aktivitasnya dalam
menghambat pertumbuhan sel leukemia (Adfa et al., 2016b).
Gambar 15. Perubahan morfologi sel HL-60 dan U937 yang diinduksi oleh senyawa terisolasi pada konsentrasi akhir 50 µM. Sel diperlakukan dengan senyawa selama 48 jam, dan diwarnai dengan Hoechst 33342. (A) 1 dalam HL-60; (B) 2 dalam HL-60; (C) 3 dalam HL-60; (D) 1 dalam U937; (E) 2 dalam U937; (F) 3 dalam U937.
29
Tabel 2. IC50 senyawa hasil isolasi dari batang kayu gadis terhadap sel leukemia (HL-60 dan U937)
Senyawa hasil isolasi IC50 (µM)
HL-60 U937 Dehidroxycubebin (1) 51,1 ± 0,9 40,2 ± 2,4 Hinokinin (2) 31,3 ± 0,3 10,4 ± 0,3 Cubebin (3) 38,2 ± 0,7 15,7 ± 1,1 3-(3,4-Methylenedioxyphenyl)-1,2-propanediol (4)
60,0 ± 0,4 50,8 ± 1,6
Safrole (5) 53,2 ± 0,7 52,3 ± 1,6
Aktivitas antirayap baik aktivitas membunuh rayap
(termitisida) ataupun aktivitas menghambat makan
(antifeedant) ekstrak kasar metanol daun kayu gadis
(Cinnamomum parthenoxylon) dan fraksinya terhadap
Coptotermes curvignathus juga telah kami laporkan. No
choice test (metode umpan paksa) digunakan untuk
menentukan aktivitas antirayap terhadap 20 ekor rayap
pekerja dan 2 ekor rayap prajurit untuk masing masing cawan
uji. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol
kasar (MeOH), fraksi n-heksan, fraksi etil asetat (EtOAc), dan
fraksi metanol-air (MeOH-H2O) pada konsentrasi yang diuji
(5%, 10%, 15%) dapat menurunkan kelangsungan hidup
rayap Coptotermes curvignathus dan juga menunjukkan
aktivitas feeding deterrent dibandingkan dengan kontrol
yang sesuai (Tabel 3).
30
Hasil skrining fitokimia, dan mengacu pada data yang
dilaporkan sebelumnya, metabolit sekunder yang dikandung
ekstrak mentah MeOH dan fraksi EtOAc adalah terpenoid,
steroid, flavonoid, kumarin, fenolat, benzenoid, chromene,
dan metil ester asam lemak. Berdasarkan data GC-MS,
komponen kimia fraksi n-heksana menunjukkan 13
komponen yang terbagi menjadi lima kelompok, yaitu metil
ester asam lemak (53,66%), asam 1,2-benzenedikarboksilat,
bis (2-etilheksil) ester (31,17). %), fitol (6,49%), seskuiterpen
(6,47%), dan fenil propanoid (2,22%) (Gambar 16 dan Tabel
4). Perlu penyelidikan lebih lanjut untuk meneliti senyawa
mana yang bertanggung jawab atas aktivitas termitisida dan
antifeedant, baik secara tunggal maupun bersama-sama
(Adfa et al., 2017c).
31
Tabel 3. Aktivitas antirayap (termitisida dan antifeedant) dari ekstrak kasar metanol daun kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon) dan fraksinya terhadap Coptotermes curvignathus
Ekstrak Metanol dan Fraksi
Mortalitas rayap (%) dihitung setiap hari dan diakumulasi pada hari ke-
Kehilangan berat kertas saring umpan (%) hari ke-
7 14 14
Kontrol (pelarut MeOH) 3,03 6,06 19,07 Kontrol (pelarut n-Heksan)
1,52 4,55 18,53
Ekstrak kasar MeOH 5% 37,88 87,88 14,4 Ekstrak kasar MeOH 10% 42,42 89,39 12,4 Ekstrak kasar MeOH 15% 65,15 100 8,3 Fraksi n-Heksan 5% 42,42 78,79 12,0 Fraksi n-Heksan 5%10% 63,64 95,45 10,3 Fraksi n-Heksan 5%15% 81,82 100 8,5 Fraksi EtOAc 5% 53,03 72,73 12,4 Fraksi EtOAc 10% 68,18 90,91 11 Fraksi EtOAc 15% 83,33 100 8,7 Fraksi MeOH-H2O 5% 15,15 53,03 14,1 Fraksi MeOH-H2O 10% 31,82 71,21 12,5 Fraksi MeOH-H2O 15% 48,48 87,88 10,5
32
Gambar 16. TIC kromatogram GC-MS fraksi n-heksan daun kayu
gadis (Cinnamomum parthenoxylon)
Tabel 4. Komponen kimia fraksi n-heksan daun kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon) yang teridentifikasi dengan GC-MS
Waktu Retensi (Menit)
Komponen Kimia yang Teridentifikasi Luas puncak (%)
22,619 β-Caryophyllene 0,95 24,826 δ-Guaiene 0,98 26,622 Caryophyllene oxide 1,53 26,861 β-Asarone 2,22 28,537 Patchouli alcohol 3,01 34,279 Hexadecanoic acid, methyl ester 16,55 37,542 9,12-Octadecadienoic acid, methyl
ester (E,E) 6,21
37,622 9,12,15-Octadecatrienoic acid, methyl ester (Z,Z,Z)
9,38
37,717 10-Octadecenoic acid, methyl ester 14,67 38,255 Octadecanoic acid, methyl ester 2,49 39,116 Phytol/ 3,7,11,15-Tetramethyl-2-
hexadecen-1-ol 6,49
41,709 9-Octadecenoic acid,12-hydroxy, methyl ester (9Z,12R)
4,36
45,500 1,2-Benzenedicarboxylic acid, bis (2-ethylhexyl) ester
31,17
33
Kami juga telah melaporkan aktivitas hepatoprotective
dan antioksidan ekstrak metanol daun kayu gadis dan
fraksinya (Pardede et al., 2017). Fraksi etil asetat
memperlihatkan aktivitas antioksidan dan aktivitas
hepatoprotective yang lebih tinggi dari fraksi n-heksan,
sehingga dilanjutkan untuk mengisolasi komponen kimia
aktifnya.
Sebanyak 9 senyawa kimia yang terdiri dari senyawa
kumarin, flavonoid glikosida, alkohol, fenolik, dan asam
lemak sudah berhasil diisolasi dari fraksi etil asetat daun kayu
gadis yaitu scopoletin, isorhoifolin, epicatechin, blumenol A,
4- hidroxybenzoic acid, rutin, hexadecanoic acid, 12-
hexadecenoic acid methyl ester, dan nicotiflorin. Penelitian
dilanjutkan untuk melihat aktivitas hepatoprotective dan
aktivitas antioksidan 3 senyawa flavonoid glikosida hasil
isolasi. Aktivitas hepatoprotective diuji pada konsentrasi
50 μM and 100 μM, sedangkan aktivitas antioksidan pada
konsentrasi uji 10 dan 20 μM. Rutin memperlihatkan aktivitas
yang lebih tinggi dari pada isorhoifolin, dan nicotiflorin pada
kedua uji (Pardede et al., 2017).
Hadirin yang saya muliakan,
Kita beranjak kepada penelitian kami baru-baru ini.
34
2.4. AKTIVITAS ANTIRAYAP DAN ANTI JAMUR PELAPUK KAYU TUMBUHAN SURIAN (Toona sinensis)
Toona adalah salah satu genus penghasil kayu tropis
dan sub-tropis penting yang termasuk dalam keluarga
Meliaceae. Ekstrak Toona banyak mengandung zat-zat aktif
dan minyak atsiri yang telah dipergunakan sebagai obat dan
insektisida terhadap berbagai jenis serangga. Efek toksik dari
ekstrak Toona sureni pada kumbang (Tribolium castaneum)
telah dilaporkan (Parvin et al. 2012). Senyawa Toonacilin dan
6-acetoxytoonacilin yang diisolasi dari Toona ciliata
menunjukkan efek antifeedant yang kuat pada kumbang
kacang Meksiko (Kraus and Kypke, 1979).
Toona sinensis A. Juss Roem. dikenal secara lokal
sebagai surian di daerah Sumatera. T. sinensis dilaporkan
memiliki berbagai efek pada sel kanker, termasuk aktivitas
anti-proliferasi dalam sel kanker (Chia et al., 2010; Kakumu et
al., 2014). Ekstrak T. sinensis ditemukan memiliki efek kontrol
terbaik pada oviposisi Plutella xylostella dan aktivitas
repellent terhadap Sitophilus zeamais (Lin, 2010; Li et al.,
2011). Kayu T. sinensis umumnya digunakan sebagai bahan
dasar furnitur dan bangunan karena daya tahannya yang baik
terhadap serangan rayap dan jamur.
35
Aktivitas antirayap ektrak bagian tumbuhan surian,
dan asap cairnya telah diselidiki, begitu juga dengan aktivitas
anti jamur pelapuk kayu. Ekstrak metanol kayu batang dan
kulit batang T. sinensis menunjukkan aktivitas termitisida
yang hampir sama dengan aktivitas yang tergolong sedang.
Karena alasan ekonomis untuk isolasi kandungan kimia aktif
dilanjutkan pada ektrak metanol kulit batang surian.
Dari kulit batang surian berhasil diisolasi 3 senyawa
tunggal yaitu dua senyawa flavonoid (+)-catechin (1),
procyanidin B3 (2) dan satu senyawa steroid β-sitosterol-D-
glucoside (3) (Gambar 17). Pada dosis uji 0,8% b/b senyawa
(+)-catechin memperlihatkan aktivitas antifeedant dan
termitida tertinggi diantara senyawa hasil isolasi lainnya
terhadap rayap Coptotermes curvignathus. Senyawa (+)-
catechin menyebabkan mortalitas rayap 59,6% setelah 21
hari dan kehilangan berat kertas saring umpan terkecil
(7,24%) (Adfa et al., 2017a). Sejalan dengan penelitian
Ohmura et al. (2000) bahwa catechin dapat menghambat
makan rayap Coptotermes formosanus dan mempunyai sifat
toksik pada pemberian umpan 1%.
36
Gambar 17. Senyawa hasil isolasi dari kulit batang Surian (Toona sinensis)
Karena aktivitas antirayap ekstrak dan senyawa hasil
isolasi kulit batang surian yang masih tergolong sedang, maka
penelitian terus dilanjutkan untuk mencari bagian yang
mempunyai aktivitas antirayap yang lebih tinggi. Asap cair
yang diproduksi secara pirolisis (250-300°C) dari serbuk
gergaji kayu Surian ditentukan aktivitas termitisida terhadap
C. curvignathus (Gambar 18) dan aktivitas menghambat
pertumbuhan jamur pelapuk kayu (Fomitopsis palustris,
37
Trametes versicolor, Schizopyllum commune, dan Rhizopus
oryzae). Pada konsentrasi terendah (2%), rayap mati 100%
pada hari ke-7, sedangkan pada konsentrasi yang lebih tinggi
(8%) dapat menyebabkan kematian rayap 100% pada hari ke-
3 (Adfa et al., 2017b).
Berdasarkan data GC-MS asap cair serbuk gergaji
batang surian mengandung empat puluh konstituen kimia, 33
komponen kimia dapat diidentifikasi. Senyawa organik pada
asap cair batang kayu surian diklasifikasikan menjadi asam
karboksilat, fenol, keton, amida, aldehida, furan, ester,
alkohol, turunan gula, dan eter. Asam asetat merupakan
komponen utama penyusunnya (57,43%). Asam asetat
mungkin bertanggung jawab atas aktivitas termitisida dari
asap cair batang kayu suren (Adfa et al., 2017b).
Jamur pelapuk kayu sama hal nya seperti rayap, adalah
penyebab utama dalam biodegradasi kayu. Kemampuan
jamur pelapuk untuk mendegradasi kayu bervariasi
tergantung spesies jamur dan sifat kimia kayu. Pembusukan
kayu dimulai oleh enzim yang dihasilkan jamur, yang bekerja
pada dinding sel kayu. Meskipun sebagian besar jamur
pelapuk kayu mampu mendegradasi selulosa dan lignin,
namun mereka menunjukkan tingkat degradasi yang berbeda
untuk kedua zat ini (Silva et al., 2007).
38
Gambar 18. Aktivitas termitisida asap cair dari serbuk gergaji
batang surian (Toona sinensis)
Efektivitas antijamur metabolik sekunder tergantung
pada jenis molekul aktifnya, interaksi dengan enzim jamur,
gangguan dinding sel dan struktur membran sel, aktivitas
antioksidan, atau menyebabkan perubahan morfologi hifa
(Broda, 2020). Minyak atsiri daun T. sinensis dapat
menghambat pertumbuhan jamur pelapuk kayu Fomitopsis
palustris, Trametes versicolor, Schizopyllum commune, dan
Rhizopus oryzae pada dosis 0,785 mg/cm2 (Adfa et al., 2016).
Manuscript untuk hasil penelitian ini sudah di submit pada
Scientific journal. Beberapa penelitian menguji aktivitas anti
39
jamur ekstrak, fraksi, mintak atsiri, asap cair dan senyawa
tunggal hasil isolasi tumbuhan sumatera sedang dikerjakan
pada grup riset kami.
40
III. PENUTUP
Beberapa penelitian diawali dengan pencarian
insektisida baru dari ekstrak tumbuhan, kemudian
mensintesis turunannya dari senyawa hasil isolasi yang paling
aktif dengan tujuan untuk mendapatkan senyawa yang lebih
aktif. Seperti insektisida golongan neonicotinoid, imidaplorid
lebih aktif untuk membunuh rayap dibandingkan senyawa
asalnya nicotin yang diisolasi dari daun tembakau (Ujváry,
1999).
Pencarian senyawa insektisida baru dari bahan alam,
kemudian memodifikasi struktur aktifnya dengan membuat
turunannya, melakukan penambahan rantai, merubah gugus
fungsi, sehingga dihasilkan insektisida baru yang lebih
ampuh/aktif menjadi trend penelitian saat ini dalam
pencarian insektisida baru (Kagabu, 2008; Sekine et al.,
2009), sehingga penelitian-penelitian dasar yang kami
lakukan ini akan menjadi embrio untuk menuju kearah itu.
Senyawa-senyawa aktif yang berpotensi sebagai antirayap
dan jamur pelapuk kayu telah berhasil ditemukan dan
diisolasi dari beberapa tumbuhan lokal seperti kayu bawang,
jerangau, kayu gadis, dan kayu surian. Penelitian ini terus
dikembangkan untuk mendapatkan formula yang terbaik
sebagai agen antirayap baru yang lebih ramah berbahan
41
dasar bahan alam atau senyawa murni hasil isolasi/senyawa
turunannya. Uji lapangan, dan uji toksisitas sambil mencari
sumber sumber yang mempunyai aktivitas yang lebih kuat
atau lebih ampuh membunuh rayap dan menghambat
pertumbuhan jamur pelapuk kayu juga sangat diperlukan.
42
IV. UCAPAN TERIMA KASIH
Ketua senat, sekretaris senat, anggota senat Universitas
Bengkulu, dan para hadirin tamu undangan yang saya
muliakan.
Sebelum mengakhiri pidato orasi ilmiah, pada
kesempatan yang sangat berbahagia ini perkenankan saya
mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui
Bapak Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
beserta jajarannya, atas pemberian penghargaan tertinggi
yang diberikan kepada saya, sebagai Guru Besar tetap Ilmu
Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Bengkulu terhitung sejak tanggal 1 Agustus
2018.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Bapak
Rektor Universitas Bengkulu Bapak Dr. Ridwan Nurazi, SE,
M.Sc beserta Bapak Wakil Rektor I, II, III, dan IV, serta Bapak
Dekan FMIPA, Bapak Dr. Zulbahrum Caniago, M.S., Bapak-
bapak Wadek I, II, III FMIPA atas segala bantuan, fasilitas dan
kemudahan yang diberikan untuk melaksanakan Tridharma
43
perguruan tinggi dan selama proses pengusulan Guru Besar
saya. Bapak Ketua Senat Universitas Bengkulu Bapak Ir.
Nusril, M.M, Ibu sekretaris senat, dan anggota senat yang
memberikan rekomendasi untuk usulan guru besar saya
beserta semua bantuan untuk mempersiapkan kegiatan
pengukuhan Guru Besar pada hari ini. Bapak ketua LPPM
beserta staf yang telah banyak membatu dalam urusan
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terima kasih
atas layanan dan bantuannya.
Selanjutnya ucapan terima kasih saya sampaikan juga
kepada TIM PAK Universitas Bengkulu yang diketuai oleh
Prof. Dr. Mudin Simanihuruk yang telah banyak memberikan
masukan dan saran untuk mempersiapkan dokumen usulan
saya. Bapak-Ibu di bagian kepegawaian UNIB yang sangat
super sekali dalam membantu mempersiapkan segala
dokumen yang dibutuhkan untuk usulan guru besar. Ibu Eli
yang sangat membantu dan enerjik, mbak Hani yang sangat
membantu dan bekerja cepat, Bu Nur dan Mas Agus yang ikut
direpotkan untuk mempersiapkan surat menyurat proses
usulan. Sehingga tidak memakan waktu yang lama usulan kita
membuahkan hasil, Alhamdulillah. Terima kasih juga kepada
Reviewer KUM penelitian saya, Bapak Prof. Dr. Adlis Santoni,
44
M.S (Unand), Bapak Prof. Dr. Syukri Arif, M.Eng (Unand),
Bapak Prof. Aldes Lesbani, S.Si., M.Si., Ph. D (Unsri), dan
Bapak Prof. Sutopo Hadi, S.Si., M.Si., Ph.D (Unila). Semoga
kebaikan bapak ibuk semua mendapatkan pahala dari Allah
dan semoga semakin banyak ke depannya UNIB melahirkan
Guru Besar.
Dengan penuh rasa syukur saya ucapkan
Alhamdulillahhirabbil ’alamin atas karunia ILLAHI untuk
pencapaian jabatan fungsional tertinggi dosen. Semua ini
tentu nya tak lepas dari dukungan orang-orang hebat nan
tangguh disekeliling saya.
Perkenankan saya menyampaikan rasa sayang, rasa
hormat, dan terima kasih yang mendalam kepada ayahanda
Irfan Rj. Kaciak (Alm) dan mamanda Adriani. Semua doa-doa
terbaik dan segala pengorbanan ayah dan mama berikan
untuk saya dan adik-adik telah membuahkan hasil pada hari
ini. Untuk ayahku yang dalam kenangan, semoga Allah SWT
melapangkan, menerangkan kubur dan mengampuni segala
dosa-dosa beliau semasa hidupnya. Semoga beliau
dikumpulkan dengan ahli ahli surga, aaminn aaminn YRA.
45
Untuk mama saya semoga beliau diberi umur yang panjang
dan kesehatan yang prima.
Keberadaan saya disini pada hari ini, tentunya berkat
dukungan terbesar, dan pengorbanan lelaki tangguh yang
selalu menemani dalam suka dan duka, suami saya tercinta
Novi Subra, SE. terima kasih dan rasa cinta yang dalam
teruntuk suami saya, terima kasih atas perhatian, cinta, kasih
sayang, pengorbanan, dan kepercayaan yang diberikan demi
menunjang karir saya sehingga dapat berkarya dan
memberikan yang terbaik. Anak gadis kami Hanifah Najwa
Subra yang menjadi penyemangat saya, tumbuhlah menjadi
insan yang berbudi, muslimah yang cerdas dan berilmu nak.
Terima kasih anakku sayang karena sering kali umi
mengambil waktumu untuk berselancar di depan komputer.
Terima kasih dan rasa hormat teruntuk mertua saya,
papah Agustiar Yusuf dan mamah (Almh) Darmayanti. Terima
kasih atas perhatian, kasih sayang, dan doa-doa terbaik untuk
kami. Untuk mamah semoga dilapangkan kuburnya,
diampuni dosa-dosanya dan dikumpulkan dengan ahli surga.
Untuk papah semoga panjang umur dan tetap sehat.
46
Terima kasih yang tak terhingga saya ucapkan kepada
keluarga besar saya, kepada Etek saya (Ama Ermeti) dan Apa
Zulkifl, mamak-mamak saya, adik adik saya (Aliman Irfan dan
Istri, Rini Karmina dan suami, Raymond, A.Md Kom. dan istri,
Dina Panca Putri, A.Md dan suami, dan Diak coga sibungsu
yang dapat hadir pada hari ini Arief Famber, S.Ikom. Terima
kasih atas kasih sayang, perhatian, dan doa-doa terbaiknya
semoga kita tetap rukun, saling membantu dan menyayangi
sampai akhir hayat. Anak-anak dan keponakan yang menjadi
penyejuk mata, Mutiara Kasih Sabrina, Nada Khamara, Brilian
Nisa, Intan, Abil Jiro, Adelweis, dan Khalisa Umairoh, jadilah
anak-anak yang sholeh dan sholeha.
Terima kasih juga atas kasih sayang dan perhatian dari
kakak dan adik-adik ipar saya, Uni Dyah Syawaliana dan uan
Dr. M.D.H. Gamal (Unsri), Amalia Faturrahmi dan suami, Eko
Dharma Suryanto dan istri, Yessita Muslimah, A.Md dan
suami, serta Ucu Rosahrina Aviecena, A.Md dan suami.
Keponakan-keponakan tercinta terima kasih atas perhatian
dan kasih sayangnya.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga saya
sampaikan kepada guru-guru yang telah mendidik saya mulai
47
dari Taman kanak-kanak (TK) hingga Sekolah Menengah Atas
(SMA). Bapak dan Ibu guru SDN No. 3 Talang, SDN No. 1
Talang, SD Inp. 76/78, dan SD Inp. 75/77. Semasa SD saya
sering berpindah-pindah sekolah karena mengikuti ayah yang
juga sering pindah tugas ketika itu. Ibuk Murni yang
mengajari saya membaca ketika TK, Ibuk Daswita, ibu (Almh)
Basma Arora, dan Ibuk Ida yang sangat dekat dengan saya
dan telah banyak mendidik dan menanamkan disiplin semasa
SD.
Bapak Ibu guru SMP Negeri Talang, Pak Bur yang
banyak mengasah keterampilan saya ketika mengikuti ekskul
Pramuka dan PMR, Ibu Zil dan Pak Yas yang membuat saya
begitu menyukai pelajaran IPA, dan semua guru guru SMP N.
Talang yang telah mendidik saya. Bapak dan Ibu guru SMA N.
No. 1 Padang. Terima kasih kepada ibuk Yushanida, ibuk Ida
Yenis, dan ibuk Isdawati (Almh) yang membuat saya begitu
menyukai mata pelajaran Kimia dan Fisika. Ibuk Mislaini
sebagai pengasuh sanggar teater SMA N. No.1 Padang,
kekeluargaan dan kebersamaan selama tiga tahun dibawah
asuhan beliau merupakan kebahagiaan tersendiri.
48
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya
sampaikan kepada dosen-dosen Jurusan Kimia, Fakultas
MIPA, Universitas Andalas tempat dimana saya menamatkan
pendidikan S1 dan S2. Terima kasih kepada Bapak Prof. Dr.
Sanusi Ibrahim (Alm) yang telah menerima saya sebagai
mahasiswa bimbingan beliau sewaktu S1 dan S2, dari beliau
banyak ilmu yang saya dapatkan, dari beliau saya banyak
belajar bagaimana seharusnya menjadi pendidik yang baik
dan bagaimana cara membimbing mahasiswa, banyak gaya
beliau yang saya contoh dalam 2 hal ini. Beliau sangat ingin
sekali menghadiri acara pengukuhan saya, tetapi takdir Allah
lebih dulu sampai kepada beliau.
Bapak Drs. Amri Napis (Alm) yang sudah
menggembleng saya dengan keras semasa beliau menjadi
pembimbing pembantu untuk skripsi saya, berkat
gemblengan beliau kecintaan saya kepada kimia organik
semakin tinggi. Semoga bapak-bapak saya Prof. Dr. Sanusi
Ibrahim (Alm) dan Drs. Amri Napis, M.S (Alm) ditempatkan di
tempat terbaik disisinya, aaminn aaminn YRA. Bapak Prof. Dr.
Yunazar Manjang dan Bapak Prof. Dr. Hazli Nurdin
merupakan Pembimbing ke 2 dan ke 3 saya ketika studi S2,
juga sangat banyak memberikan ilmu dan motivasi yang kuat,
49
walaupun disela sela kesibukan beliau sebagai pejabat dikala
itu, tetapi tetap serius dan teliti membimbing penelitian S2
saya, semoga beliau berdua tetap dikaruniai kesehatan yang
prima, aaminn.
Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Dachriyanus
yang membantu mengambilkan data-data NMR senyawa
hasil isolasi untuk thesis S2 saya, Bapak Drs. Rusjdi Tamin
(Alm) yang selalu membantu mengidentifikasi awal
tumbuhan-tumbuhan sampel penelitian saya dari beliau saya
banyak belajar nama latin tanaman obat, Bapak Drs. Rizal
Fahmi, M.S. (Alm) dan Prof. Dayar Arbain, Ph.D yang banyak
mengajarkan ilmu untuk elusidasi struktur molekul senyawa
organik. Terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Eng Edison
Munaf (Alm) yang membuat saya bermimpi untuk sekolah ke
Negeri Sakura, yang akhirnya Allah wujudkan mimpi-mimpi
itu. Doa tulus semoga guru guru saya mendapat kebahagiaan
yang hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Ilmu yang bapak
ibu ajarkan semoga menjadi pemberat timbangan kebaikan
di yaumul akhir kelak, aminn aaminn ya rabbal ‘alaminn.
Ucapan terima kasih juga tak lupa saya sampaikan
kepada para sensei di Dept. of Chemistry, Faculty of
50
Engineering, Gifu University-Jepang tempat saya menempuh
pendidikan Doktor. Etos kerja dan disiplin yang tinggi
masyarakat Jepang membuat saya menjadi pribadi yang lebih
baik. Terima kasih tak terhingga kepada Promotor S3 saya
Prof. Mamoru Koketsu, Ph.D yang telah mengarahkan saya
dalam penelitian selama berada di laboratorium Beliau.
Koketsu sensei juga banyak membantu dalam permasalahan
yang dihadapi keluarga saya selaku orang asing di Gifu. Beliau
juga ikut berbahagia ketika manuscript-manuscript saya
diaccepted pada Jurnal Internasional peringkat baik. Dari
beliau saya belajar, bagaimana telitinya beliau membaca
manuscript yang disampaikan oleh mahasiswa-
mahasiswanya. Sampai sekarang kolaborasi riset dan
publikasi masih terjalin baik dengan beliau. Ketika saya
mengabarkan bahwa sudah mendapatkan SK Guru Besar dari
Ristekdikti, beliau langsung menyampaikan bahwa akan
datang untuk menghadiri acara pengukuhan ini, namun Allah
lah pengatur segala galanya, malangnya 2 minggu sebelum
dapat kabar dari saya bahwa pengukuhan akan digelar
tanggal 26 September, Koketsu sensei telah menerima
permintaan dari India sebagai keynote speaker pada seminar
international. Dengan berat hati dan kecewa beliau
menyampaikan tidak bisa hadir ditengah kita pada hari ini.
51
Terima kasih juga saya sampaikan kepada Prof.
Tsuyoshi Yoshimura dari Kyoto University yang melatih saya
dalam uji aktivitas antirayap dan anti jamur pelapuk kayu.
Beliau sensei yang sangat baik yang selalu mensupport saya
dengan rayap Coptotermes formosanus setiap kali saya
membutuhkan untuk menguji senyawa-senyawa hasil isolasi
dan hasil synthesis saya. Kabar duka dengan kepergian beliau
(19-5-2021) membuat kami yang pernah mengenalnya
merasa sangat kehilangan sosok Sensei baik dan bersahaja,
Rest in Peace untukmu sensei. Terima kasih juga kepada Prof.
Masahiro Ebihara, Ph.D dan Prof. Yasuhiro Funahashi, Ph.D
membantu dalam pengambilan data X-ray crystallography
sehingga kita dapat joint publication. Terima kasih juga saya
sampaikan kepada yasashi no sensei Prof. Masaki Matsui,
Ph.D dan Prof. Toyohide Takeuchi, Ph.D yang telah
memberikan saran dalam perbaikan disertasi saya. Semoga
sensei-sensei saya diberi kesehatan dan umur yang panjang,
aaminn. Terima kasih juga kepada Masayuki Ninomiya yang
selalu membantu untuk memecahkan struktur molekul
senyawa-senyawa hasil isolasi dan mengambilan data ESI-
MS/LC-MS. Terima kasih saya sampaikan juga kepada kawan-
kawan Lab selama studi di Gifu, terutama kepada Yoshinori
Takeda, dan Yosuke Hattori yang banyak membantu
52
membacakan dan menuliskan karakter Japanese Kanji untuk
saya. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Bapak Prof.
Dr. Bohari M. Yamin, dari UKM-Malaysia atas sharing ilmu
nya, dari beliau saya belajar semangat publikasi dan meneliti.
Yang terngiang ditelinga saya adalah dosen harus “gila”
meneliti dan publikasi.
Terima kasih yang tak terhingga kepada sahabat saya
sejak dari SMA Negeri No. 1 Padang, hingga program doktor.
Bapak Dr. Mai Efdi yang saat ini selaku Ketua Jurusan Kimia,
FMIPA-UNAND yang telah memperkenalkan saya dan
merekomendasikan saya kepada Koketsu Sensei sehingga
dapat diterima di Laboratorium beliau. Bapak Mai Efdi juga
ikut membantu memecahkan persoalan persoalan penelitian
ketika S1 dan S2. Semoga Allah membalas semua kebaikan
sahabat saya ini dengan pahala berlimpah, aaminn.
Bapak ibu para undangan yang berbahagia, terima
kasih juga saya sampaikan kepada civitas akademika FMIPA,
khusus nya dosen-dosen dan karyawan di Jurusan Kimia
FMIPA. Terima kasih kepada Bapak Kajur Kimia Dr. Eng.
Asdim, S.Si., M.Si yang sekaligus rekan seperjuangan waktu
menempuh S3 di Gifu University. Terima kasih telah
53
membantu menandatangani surat-surat yang dibutuhkan
untuk usulan. Bapak Dr. Sal Prima Yudha, S.Si., M.Si dan Prof.
Dr. Irfan Gustian, S.Si., M.Si terima kasih atas diskusi dan
obrolan santai yang mendatangkan ide-ide baru, terima kasih
juga atas kolaborasi penelitian, pengabdian pada masyarakat
dan publikasi bersama. Bapak Dr. Agus M.H.P, DEA, Bapak Dr.
rer nat. Totok Eka Soeharto, M.S, Bapak Dr. Teja Dwi Sutanto,
M.S., Bapak Drs. Bambang Triadi, M.S., Bapak Drs. Nesbah,
M.S, dan Ibu Dr. Eni Widiyati, M.S terima kasih telah menjadi
senior yang mengayomi generasi Giga Byte. Bapak Dr. Charles
Banon, S.Pd., M.Si, Bapak Deni Agustriawan, S.Si., M.Si, Bapak
calon doktor Eka Angasa, S.Si., M.Si terima kasih untuk
kolaborasi penelitian dan pengabdian kepada masyarakat
dan Ibu Dwita Oktiarni, S.Si., M.Si, Ibu Ghufira, S.Si., M.Si., Ibu
Devi Ratnawati, S.Pd., M.Si, Ibu Evi Maryati, S.Si., M.Si., dan
Ibu Dyah Fitriani, S.Si., M.Si terima kasih atas kerjasamanya
pada setiap kegiatan akademik di Jurusan Kimia. Terima kasih
juga kepada Bapak Drs. Syalfinaf Manaf, M.S. (Alm), Bapak
Drs. Welly Darwis, M.S., Ibu Dra. Helmiyetti, M.S., Teteh Dra.
Rochmah Supriati, M.S., Ibu Dra. Sri Astuti, M.S., Ibu Dra.
Novia Duya, M.S atas dukungan, dan semangat sejak
menginjakkan kaki di UNIB.
54
Terima kasih atas kekeluargaan yang sangat kuat
kepada teman-teman semasa S1 (Group Forsika) yang tetap
berlanjut sampai sekarang, teman-teman seperjuangan
sewaktu S2 yang masih terus berkomunikasi sampai
sekarang, dan teman-teman PPI-Gifu semasa menempuh S3
di Negeri Sakura, khusus nya terima kasih yang tidak
terhingga kepada Ibu Prof. Dr. Irmanida Batubara, S.Si., M.Si.
(IPB), Ibu Prof. Dr. Reni Desmiarti (UBH), Ibu Dr. Harlinda
Kuspradini, M.Si (UnMul) dan Pak Yusuf, Ibu Dr. Rozalinda,
S.Si., M.Si (Unsri), Bapak Dr. Mohamad Rafi, S.Si., M.Si (IPB),
Bapak Dr. Alwis Nazir (UINSUSKA), Ibu Novita, M.Sc (UGM),
Bapak Dr. Nanung Agus Fitriyanto, Ph.D (UGM), Dr. Eng.
Siswoyo, Dr. Eng. Budhi Oktavia (UNP), dan Bu Nunuy atas
kebersamaan, bantuan dan saling menyemangati selama
masa studi di Gifu University-Japan. Terutama buat mbak Ime
yang telah membuat saya dapat melewati hari-hari di Gifu
sebelum kedatangan keluarga tercinta, mengajari cara
mengoperasikan NMR pertama kali, dan urusan lainnya yang
selalu siap membantu. Pak Rafi yang selalu siap membantu
sampai sekarang dan obrolan yang mendatangkan ide baru.
Ibu Dr. Harlinda Kuspradini, M.Si terima kasih atas pemberian
mobilnya yang dapat menjadi akomodasi setia kami selama
di Gifu. Terima kasih juga kepada sahabat saya Dr. Grace
55
Saldajedo (Philipina) untuk bantuannya dalam analisis
statistik data-data penelitian dan persahabatannya sampai
sekarang. Terima kasih juga kepada Prof. Lee Wah Lim Sensei
yang telah banyak membantu selama studi di Gifu sampai
sekarang. Terima juga kepada teman teman pelajar Malaysia
yang ada di Gifu Daigaku waktu itu, saudara Dahiyah, M.Sc
dan Thariq, B.Sc yang sering membantu kami dalam urusan
keseharian jika bermasalah dengan bahasa Jepang dan huruf
kanji dimana ketika itu belum ada google translate hehe. Pak
Dr. Anas, Bu Mira dan dan anak-anak juga sering membantu
kami selama di Gifu, Hani betah di Gifu karena ada kawan
bahasa serumpun Kak Najiha dan Wawa. Semoga Allah
membalas kebaikan sahabat-sahabat setiaku.
Hadirin yang saya muliakan, terima kasih juga saya
sampaikan kepada keluarga besar IKTASS (Ikatan keluarga
talang sungai Janiah dan sekitarnya) yang telah membuat
saya terasa dekat dengan kampung halaman. Kekeluargaan
yang sangat erat membuat kami betah untuk tinggal di
Bengkulu. Terutama kepada Uda yang sangat kami hormati
Bapak Drs. Irdam Idrus, M.S. beliau yang pertama kali
membantu saya, menjemput dari Pool Putra Raflesia dan
mengantarkan saya ke Gedung B untuk mengikuti tes dosen
56
di Unib tahun 1998. Berkat bantuan beliau pada waktu itu
saya dapat mengikuti tes tanpa terlambat. Mamak Drs.
Damrismon yang juga banyak membantu diawal kedatangan
kami di Bengkulu. Teman semasa SMP saya saudara
Masfirsyah, yang saat ini sebagai ketua IKTASS, terima kasih
sudah menyempatkan untuk datang. Adik saya Khalid
wahyudi dan keluarga, yang juga sangat banyak membantu
sejaki pertama kami tinggal di Bengkulu sampai sekarang.
Kakak dan saudara kami di Bengkulu, Waknang Bapak
Rahadi, Wakno Ayuk Nung (Nurhayati), yang banyak
membantu selama tinggal di Merpati 7 sampai sekarang.
Beliau adalah keluarga kedua kami.
Mahasiswa-mahasiswi yang sudah berkerja keras
selama melaksanakan penelitian dan bimbingan dengan
saya. Terima kasih atas kerja kerasnya sehingga kita
mendapatkan data-data yang baik dan berkualitas. Semoga
alumni Morina Group sukses dimanapun berada. Berkat
hubungan yang baik, saya dan keluarga mempunyai tempat
singgah di berbagai tempat. Elyani, Litra, Meika, Wita, Ice,
Jerry, Yurma, Afrija, Nofri, Rekoan, Arif Rusman, Anwar,
Neva, Sesti, Della, Nia, Otma, Yus, Maya, Fio, Rizki, Mevi,
57
Budi, Berry, Lady, Denti, Arif, Ari Marindra, Angga, Oki, Eka,
Muni, Winxi, Rara, Ari, Wendra, Rahmaga, Andre, Khafit,
Ricky, Nentin, Dani, Santa, Cici, Anggun, Devi, Made, Dina,
Helen, Okta, Liza, Ilyas, Febra, Deden, Ayung, Avid, Putjha,
Nisa, Elvi, Neneng, Sri, dan Welly Julita (Dodo) serta Azazi
Yanto dan istri yang menyempatkan hadir pada hari ini.
Semoga semuanya dikarunia kebaikan dunia dan akhirat,
aaminn YRA.
Hadirin yang berbahagia, sebelum menutup pidato
orasi ilmiah ini, masih banyak orang-orang yang berjasa
dalam kehidupan saya yang belum tersebutkan dalam tulisan
ini. Saya juga sadar bahwa terima kasih saja belum cukup
untuk membalas segala kebaikan yang telah saya terima.
Untuk itu, perkenankan saya memohon maaf, diiringi dengan
doa semoga segala budi dan kebaikan yang diberikan akan
dibalas oleh Allah, SWT.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
58
DAFTAR PUSTAKA
1. Achmad, S.A., Hakim, E.H., Juliawaty, L.D., Kasuma, S.,
Makmur, L., and Syah, Y.M. 1995. Needs for technology
development of tropical bioresources
utilization. Proceeding The Second International Forum
on Conservation and Sutainable Use of Tropical
Bioresources. Jakarta, January 17-19 1995, 83–92.
2. Adfa, M., Yoshimura, T., Komura, K., and Koketsu, M.
2010. Antitermite activities of coumarin derivatives and
scopoletin from Protium javanicum Burm. f. J. Chem.
Ecol., 36, 720–726.
3. Adfa, M., Hattori, Y., Yoshimura, T., Komura, K. and
Koketsu, M. 2011. Antifeedant and termiticidal activities
of 6-alkoxycoumarins and related analogs against
Coptotermes formosanus Shiraki. J. Chem. Ecol., 37, 598–
606.
4. Adfa, M., Hattori, Y., Yoshimura, T., and Koketsu, M.
2012. Antitermite activity of 7-alkoxycoumarins and
related analogs against Coptotermes formosanus Shiraki.
Inter. Biodet. Biodeg., 74, 129–135.
5. Adfa, M., Hattori, Y., Ninomiya, M., Funahashi, Y.,
Yoshimura, T., and Koketsu, M. 2013. Chemical
constituents of Indonesian plant Protium javanicum
59
Burm. f. and their antifeedaant activities against
Coptotermes formosanus Shiraki. Nat. Prod. Res., 20,
270–273.
6. Adfa, M., Putranto, A.M.H, and Supriati, R. 2014.
Eksplorasi sumberdaya lokal tumbuhan kayu gadis
(Cinnamomum parthenoxylon Jack. Meissn) sebagai
pengendali hayati hama rayap, Laporan Penelitian, LPPM
Universitas Bengkulu (Un publish).
7. Adfa, M., Livandri, F., Meita, N.P., Manaf, S., Ninomiya,
M., Gustian, I., Putranto, A.M.H., Supriati, R. and
Koketsu, M., 2015. Termiticidal activity of Acorus
calamus Linn. rhizomes and its main constituents against
Coptotermes curvignathus Holmgren. J. Asia-Pac.
Entomol. 18(1), 47–50.
8. Adfa, M., Efdi, M., Darwis, W., and Koketsu, M. 2016.
Potential of two Indonesian mahogany Toona sureni BL.
Merr and Toona sinensis A. Juss Roem to prevent
degradation of wood against termite and fungal attack,
Laporan Penelitian-LPPM Universitas Bengkulu, Un
publish.
9. Adfa, M., Rahmad, R., Ninomiya, M., Tanaka, K. and
Koketsu, M., 2016b. Antileukemic activity of lignans and
60
phenylpropanoids of Cinnamomum parthenoxylon.
Bioorg. Med. Chem. Lett., 26(3), 761–764.
10. Adfa, M., Kusnanda, A.J., Livandri, F., Rahmad, R., Darwis,
W., Efdi, M., Ninomiya, M., and Koketsu, M. 2017a.
Insecticidal Activity of Toona sinensis. Rasayan J. Chem.,
10, 153–159.
11. Adfa, M., Kusnanda, A.J., Saputra, W.D., Banon, C., Efdi,
M. and Koketsu, M. 2017b. Termiticidal activity of Toona
sinensis wood vinegar against Coptotermes curvignathus
Holmgren. Rasayan J. Chem., 10(4), 1088–1093.
12. Adfa, M., Sanusi, A., Manaf, S., Gustian, I. and Banon, C.
2017c. Antitermitic activity of Cinnamomum
parthenoxylon leaves against Coptotermes
curvignathus. Oriental J. Chem., 33(6), 3063–3068.
13. Balakumbahan, R., Rajamani, K. and Kumanan, K., 2010.
Acorus calamus: An overview. J. Med. Plants Res., 4(25),
2740-2745.
14. Borror, D.J., Triplehorn, C.A., and Johnson, N.F. 1992.
Pengenalan pelajaran serangga Ed. VI (Diterjemahkan
oleh drh. Soetiyono Partosoedjono MSc). Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 295–303.
15. Broda, M. 2020. Natural compounds for wood protection
against fungi-A review. Molecules 25(15), 3538.
61
16. Chang, S. –T. and Cheng, S. -S. 2002. Antitermitic activity
of leaf essential oils and components from Cinnamomum
osmopholeum. J. Agric. Food Chem., 50, 1389–1392.
17. Cheng, S.-S., Chang, H.-T., Wu, C.-L., and Chang, S.-T.
2007. Anti-termitic activities of essential oils from
coniferous trees against Coptotermes formosanus.
Bioresour. Technol., 98, 456–459.
18. Chia, Y.C., Rajbanshi, R., Calhoun, C., and Chiu, R.H. 2010.
Anti-neoplastic effects of gallic acid, a major component
of Toona sinensis leaf extract, on oral squamous
carcinoma cells. Molecules, 15(11), 8377–8389.
19. Jiyavorranant, T., Chanbang, Y., Supyen, D., Sonthichai,
S., and Jatisatienr, A. 2003. The effects of Acorus calamus
Linn. and Stemona tuberosa Lour. extracts on the insect
pest, Plutella xylostella (Linnaeus), Proc. Int. Conf. on
MAP, Eds. J. Bernáth et al., Acta Hort. 597, 223–229.
20. Kagabu, S. 2008. Pharmacophore of neonicotinoid
insecticides. J. Pestic. Sci., 33, 9–13.
21. Kakumu, A., Ninomiya, M., Efdi, M., Adfa, M., Hayashi,
M., Tanaka, K., and Koketsu, M. 2014. Phytochemical
analysis and antileukemic activity of polyphenolic
constituents of Toona sinensis. Bioorg. Med. Chem.
Lett., 24(17), 4286–4290.
62
22. Kishi, M., Hirschhorn, N., Djajadisastra, M., Satterlee, L.
N., Strowman, S., and Dilt, R. 1995. Relationship of
pesticide spraying to signs and symptoms in Indonesia
farmers. Scand. J. Work Environ. Health, 21, 124–133.
23. Koul, O., Smirle, M.J., and Isman, M.B. 1990. Asarones
from Acorus calamus L. oil: their effect on feeding
behavior and dietary utilization Peridroma saucia. J.
Chem. Ecol., 16 (6), 1911–1920.
24. Kraus, W., and Kypke, K. 1979. Surenone and surenin,
two novel tetranortriterpenoids from Toona sureni
[Blume] Merrill. Tetrahedron letters, 20(29), 2715–2716.
25. Kusmana, C., and Hikmat, A. 2015. Keanekaragaman
hayati flora di Indonesia, Jurnal Pengelolaan
Sumberdaya Alam dan Lingkungan, 5 (2), 187-198.
26. Li, LF, Zeng, T., Wei, D.W., and Chen, H.S. 2011. Effect of
different plant extracts on prevention of oviposition in
Plutella xylostella (L.) adults. J. South. Agric., 2, 013.
27. Lin, Chen. 2010. Bioactivities of extracts from Toona
sinensis against Sitophilus zeamais. Plant Dis. Pests, 1(5),
47–49.
28. Manitto, P. 1992. Biosintesis produk alami.
Cetakan I. Penterjemah Koensoemardiyah. Semarang:
IKIP Semarang Press.
63
29. Meyer, J.R. 2020. Isoptera. Department of Entomology,
NC State University, Online at.
https://projects.ncsu.edu/cals/course/ent425/library/c
ompendium/isoptera.html (access 20 Juli 2021)
30. Nandika, D. 1982. Keragaman jenis rayap subteran yang
merusak tegakan serta frekuensi serangannya di hutan
alam dan hutan tanaman di Yanlappa. [Tesis]. Program
Pasca Sarjana IPB, Bogor.
31. Nandika, D., Rismayadi, Y., and Diba, F. 2003. Rayap:
biologi dan pengendaliannya. Muhammadiyah
University Press, Surakarta.
32. Ohmura, W., Doi, S., Aoyama, M., and Ohara, S. 2000.
Antifeedant activity of flavonoids and related
compounds against the subterranean termite
Coptotermes formosanus Shiraki. J. Wood Sci., 46(2),
149–153.
33. Oktaviani, B. 2007. Uji larvasida dan repelensia minyak
atsiri batang madang sangik (Cinnamomum
partenoxylon (Jack) Meissn.) Skripsi. Jurusan Farmasi
FMIPA. Universitas ANDALAS. Padang.
34. Onasis, A. 2001. Pemanfaatan minyak Jerangau (Acorus
calamus L.) untuk membunuh kecoa (Periplaneta
64
Americana). Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat
USU, Medan.
35. Pardede, A., Adfa, M., Kusnanda, A.J., Ninomiya, M. and
Koketsu, M., 2017. Flavonoid rutinosides from
Cinnamomum parthenoxylon leaves and their
hepatoprotective and antioxidant activity. Med. Chem.
Res., 26(9), 2074–2079.
36. Parvin, S., Zeng, X.N., and Islam, T. 2012. Bioactivity of
Indonesian mahogany, Toona sureni (Blume)
(Meliaceae), against the red flour beetle, Tribolium
castaneum (Coleoptera, Tenebrionidae). Rev. Bras. de
Entomol., 56(3), 354–358.
37. Raja, A.E., Vijayalakshmi, M., and Devalarao, G. 2009.
Acorus calamus Linn.: chemistry and biology, Research J.
Pharm. and Tech., 2 (2), 256–261.
38. Sekine, N., Ashitani, T., Murayama, T., Shibutani, S.,
Hattori, S., and Takahashi, K. 2009. Bioactivity of latifolin
and its derivatives against termites and fungi. J. Agric.
Food Chem., 57, 5707–5712.
39. Silva, C.A.D., Beatriz Bacellar Monteiro, M., Brazolin, S.,
Antonio Carballeira Lopez, G., Richter, A., Braga, M.R.
2007. Biodeterioration of Brazil wood Caesalpinia
65
echinata Lam. (Leguminosae—Caesalpinioideae) by rot
fungi and termites. Inter.Biodet. Biodeg., 60(4), 285–292.
40. Tariq, R.M., Naqvi, S.N.H., Choudhary, M.I. and Abbas. A.
2010. Importance and implementation of essential oil of
Pakistanian Acorus calamus Linn., as a biopesticide. Pak.
J. Bot., 42 (3), 2043–2050.
41. Tarumingkeng, R.C. 2001. Biologi dan perilaku rayap
(biology and ethnology of termites). Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
42. Thantsin, K., Zhang, Q., Yang, J., and Wang, Q. 2008.
Composition of semivolatile compounds of 10
Cinnamomum from China and Myanmar. Nat. Prod. Res.,
22 (7), 576–583
43. Ujváry, I. 1999. Nicotine and other insecticidal alkaloids,
In Yamamoto, I; Casida, J. Nicotinoid insecticides and the
nicotinic acetylcholine receptor. Springer-Verlag, Tokyo,
29–69.
44. UNEP/FAO/Global IPM facility expert group on termite
biology and management, United Nations
environmental programme. 2000. Chemicals finding
alternatives to persistent organic pollutants (POPs) for
termite management,
66
https://nature.berkeley.edu/upmc/documents/UN_ter
mite (access 20 Juli, 2021).
45. Verma, M., Sharma, S., and Prasad, R. 2009. Biological
alternatives for termite control: A review. Int. Biodeter.
Biodegr, 63, 959–972.
46. Yaacob, Z. and Ramli. 2011. Major constituent of
Cinnamomum parthenoxylon wood oil. J. Ess. Oil Res.,
2(1): 51
Sinopsis Judul Buku: POTENSI METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN
LOKAL SEBAGAI BIOPESTISIDA
Penulis: Morina Adfa Desain Sampul: Khafit Wiradimafan Penerbit: UNIB PRESS
Buku teks yang berjudul “Potensi Metabolit Sekunder Tumbuhan Lokal Sebagai Biopestisida” berisi kajian metabolit sekunder dari 4 tumbuhan terpilih yang tumbuh di Bengkulu dan Sumatera Barat. Tumbuhan yang menjadi objek penelitian tersebut adalah kayu bawang (Protium javanicum), surian (Toona sinensis), jerangau (Acorus calamus), dan kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon).
Aktivitas antirayap dan antijamur pelapuk kayu dari ekstrak, fraksi, senyawa hasil isolasi, senyawa sintesis, minyak atsiri dan asap cair dibahas dengan jelas pada buku ini. Dari ke-4 tumbuhan ini telah berhasil diisolasi senyawa-senyawa metabolit sekunder dan juga disintesis beberapa senyawa turunannya. Ekstrak kasar, fraksi, senyawa hasil isolasi, senyawa sintesis, minyak atsiri dan asap cair yang diaplikasikan pada kertas saring umpan memperlihatkan aktivitas yang sedang sampai kuat terhadap rayap Coptotermes curvignathus (membunuh dan menghambat makan) dan jamur pelapuk kayu, sehingga dapat menjadi alternatif biopestisida dimasa depan yang diperkaya dengan kajian-kajian lanjutan di laboratorium dan lapangan. Sebagai informasi tambahan pemanfaatan surian (Toona sinensis) dan kayu gadis (Cinnamomum parthenoxylon) untuk antileukemia, antioksidan dan hepatoprotective juga disinggung sedikit pada buku ini (MA-2021).