potret pendidikan indonesia
DESCRIPTION
sosial pendidikanTRANSCRIPT
POTRET PENDIDIKAN INDONESIA
Saat ini paradigma pendidikan di Indonesia harus dicermati, khususnya mengenai
kesempatan belajar, kesetaraan pendidikan, layanan komprehensif, memaksimalkan fungsi
sekolah, serta orientasi layanan sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar pemerataan pendidikan
bisa menyeluruh. Salah satu paradigma yang harus digeser adalah wajib belajar sembilan tahun
agar menjadi hak belajar sembilan tahun. Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran."Masyarakat punya hak untuk menuntaskan sembilan tahun pendidikan. Kalau itu
menjadi hak. Maka negara, harus menyiapkan seluruh sarana dan prasarana. Semua bisa
menuntaskan pendidikan sembilan tahun."1
Setiap warga negara berhak mendapatkan pendididikan dan wajib mengikuti pendidikan
dasar serta pemerintah wajib membiayainya, pernyataan ini dikuatkan melalui undang-undang
sistem pendidikan nasional atau biasa disebut dengan SISDIKNAS, yang menyebutkan “bahwa
setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan bermutu”. Setiap
warga negara yang berusia tujuh tahun sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar, dan Pemerintah wajib memberikan layanan dan kemudahan serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi “. Oleh
karena itu, pendidikan memerlukan penanganan yang sangat serius, khususnya pemerintah yang
memiliki otoritas anggaran. Melalui tujuan pendidikan nasional yang terdapat dalam Undang-
Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional, pemerintah harus berupaya untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Penyebab rendahnya mutu pendidikan di Indonesia antara lain adalah masalah efektifitas,
efisiensi dan standardisasi pengajaran. Hal tersebut masih menjadi masalah pendidikan di
Indonesia pada umumnya. Adapun permasalahan khusus dalam dunia pendidikan yaitu:
1) Kesenjangan antara sarana pendidikan kota dan pinggiran,
2) Rendahnya loyalitas dan dedikasi guru,
3) Rendahnya prestasi siswa,
4) Tidak meratanya even-even yang melibatkan siswa,
5) Rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan,
6) Mahalnya biaya pendidikan.
1 Menteri Pendidikan Nasiohal, Muhammad Nuh (2010)
Pendidikan yang sampai saat ini masih problema yang sangat rumit dan pelik. Sebetulnya
pemerintah di dalam menangani masalah pendidikan tersebut sudah sudah berusaha sekuat
tenaga dan sudah menggunakan berbagai cara serta strategi untuk mengatasi masalah pendidikan
ini. Pada kenyataannya, alokasi APBN pada bidang pendidikan masih saja pada bilangan yang
sangat jauh dari ketentuan. Ironisnya biaya pendidikan semakin melambung tinggi tanpa mampu
dikendalikan bahkan oleh pemerintah sekalipun. Tentu saja hal ini semakin memupuskan
harapan rakyat miskin untuk mampu menjamah pendidikan yang layak dan berkualitas. Padahal
pendidikan adalah hak mendasar dari setiap warganegara dalam rangka memperbaiki masa depan
hidup generasi bangsa.
Dengan seiring berjalannya waktu, mengingat bahwa pendidikan itu sangat penting
karena merupakan faktor yang menunjang kemajuan suatu negara, maka dewasa ini pemerintah
telah melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan tingkat pendidikan masyarakatnya, hal itu
dapat dilihat sejak tahun 1984, Indonesia telah berupaya untuk memeratakan pendidikan formal
Sekolah Dasar, kemudian dilanjutkan dengan Wajib Belajar Sembilan Tahun pada tahun 1994.
Selain itu, pemerintah semakin intensif untuk memberikan bantuan berupa beasiswa, seperti
Gerakan Orang Tua Asuh, Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pengalihan alokasi subsidi
bahan bakar minyak (BBM) oleh pemerintah yang sebagian diperuntukkan bagi sektor
pendidikan dan kesehatan mungkin bisa menjadi penghibur meski pada dasarnya, pendanaan
sektor pendidikan seharusnya tidak mempersyaratkan naiknya harga BBM.
Akses tempat tinggal pun dapat menjadi faktor rendahnya pendidikan masyarakat miskin.
Masyarakat miskin yang biasanya bertempat tinggal di desa-desa memiliki akses jalan yang sulit
dijangkau. Sehingga pendidikan yang masuk ke dalam masyarakt miskinpun menjadi minim,
padahal desa dapat membantuperekonomian menjadi lebih baik. Disini terlihat dari Sumber Daya
Alam (SDA) yang melimpah namun Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang memiliki
pendidikan, sehingga SDA yang melimpah kurang dimanfaatkan sebaik mungkin. Tidak hanya
ditekankan pendidikan formal saja untuk dapat mengelola SDA, bisa saja pelatihan-pelatihan
yang diselenggarakan pemerintah untuk warga miskin agar dapat memanfaatkan SDA sebaik
mungkin sehingga dapat memajukan dan membangun perekonomian.
PEMANFAATAN APBN UNTUK PENDIDIKAN
Dalam UU Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional disebutkan bahwa setiap warga
negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Bahkan warga negara
yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh
pendidikan khusus. Demikian pula warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat
adat yang terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus. Untuk memenuhi hak warga negara,
pemerintah pusat dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin
terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi. Pemerintah pusat
dan pemerintah daerah wajib menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap
warga negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun.
Untuk mengejar ketertinggalan dunia pendidikan baik dari segi mutu dan alokasi anggaran
pendidikan dibandingkan dengan negara lain, UUD 1945 mengamanatkan bahwa dana pendidikan selain
gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
Dengan kenaikan jumlah alokasi anggaran pendidikan diharapkan terjadi pembaharuan sistem
pendidikan nasional yaitu dengan memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan
nasional. Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia
yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah.