preasent agama

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Manusia atau orang dapat diartikan berbeda- beda menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta pertolongan. Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Ini di sebabkan karena di dalam proses penciptaan, manusia diciptakan serupa dan gambaran dari Tuhan Allah. Manusia mengenal dan mengakui sebagai ciptaan Tuhan Allah, merasa 1

Upload: penca-akuna

Post on 12-Aug-2015

18 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Preasent Agama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda menurut biologis,

rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara biologis,

manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk

manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi

otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan

menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama,

dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk

hidup; dalam mitos, mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain.

Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan berdasarkan

penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat majemuk

serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan

kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk

dukungan satu sama lain serta pertolongan.

Manusia adalah makluk ciptaan Tuhan yang paling mulia. Ini di

sebabkan karena di dalam proses penciptaan, manusia diciptakan serupa

dan gambaran dari Tuhan Allah. Manusia mengenal dan mengakui

sebagai ciptaan Tuhan Allah, merasa perlunya kedekatan dengan Tuhan

Allah. Manusia juga merasa adanya hubungan antara sesama sebagai

makluk social yang saling berinteraksi. Pengakuan akan eksistensinya

sendiri diantara kelompok. Dalam hubungannya dengan alam, sebagai

makhluk yang mempunyai akal dan budi diberikan tugas dari Allah untuk

memelihara dan melestarikan alam dan sekitarnya.

1.2 Tujuan Penulisan

Untuk mempelajari konsep dasar manusia dari sudut pandang iman

Kristen, sebagai makluk religius yang bermartabat, sebagai makluk

religius yang menjalani kehidupannya secara utuh dalam semua dimensi

kehidupannya.

1

Page 2: Preasent Agama

1.3 Manfaat Penulisan

Mempelajari konsep dasar manusia dari sudut pandang iman

Kristen, sebagai makluk religius yang bermartabat, sebagai makluk

religius yang menjalani kehidupannya secara utuh dalam semua dimensi

kehidupannya.

2

Page 3: Preasent Agama

BAB II

PEMBAHASAN

1. Manusia dalam kaitannya dengan Tuhan Allah

a. Pandangan umum

Kitab Perjanjian Lama pada Kejadian pasal 1, memuat bagaimana

Tuhan Allah dalam proses penciptaan bumi beserta isinya – bermula

pada kuasaNya (firmanNya), sesuai kehendak dan rencanaNya. Proses

penciptaan terdiri atas beberapa tahap dimulai dari benda mati (misalnya

batu-batuan), benda hidup (tumbuhan), benda hidup dan berperasaan

(Binatang), dan terakhir adalah benda hidup yang berperasaan dan sadar

akan dirinya (manusia). Dengan jelas disini manusia mempunyai

kedudukan yang tinggi derajat dan martabatnya dari pada makluk

ciptaan yang lainnya, karena mempunyai perasaan dibandingkan

makhluk ciptaan lainnya.

Terdapat 3 hal perbedaan antara manusia dan makluk ciptaan yang

lainnya, yaitu :

1. Kejasmanian

Kejasmanian merupakan letak perbedaan antara manusia dan hewan.

Terkadang manusia dianggap lemah dari binatang yang dikarenakan

tidak dilengkapi dengan peralatan seperti cakar, rahang yang kuat dan

sebagainya. Tetapi manusia mempunyai akal budi yang membuat

manusia mempertahankan keadaan dirinya sendiri. Hewan lebih banyak

menggunakan naluri dan insting dalam segala hal, baik dalam mencari

makan, maupun dalam bertahan hidup. Sedangkan manusia merupakan

makhluk yang berbudaya dalam alam sekitarnya.

i. Peran manusia sebagai subyek

Menurut John W.M Verhaar (1991) manusia dipandang sebagai

substansi dan manusia dipandang sebagai makluk yang

mempunyai indentitas sendiri yang terdiri dari identitas, kelakuan

3

Page 4: Preasent Agama

dan kedirian. Maksud dari subjek disini adalah manusia dalam

segala apa yang dimilikinya dalam tindakan, keumuman,

keuniversalan membuktikan sebagai subjek yang bebas. Namun

kebebasan itu mempunyai batas yang jika tidak dipatuhi akan

menjadikan dosa, tetapi tidak pada binatang. Binatang dan

tumbuhan termasuk didalam objek.

ii. Keinsafan dan Kesadaran

Manusia Insaf dan sadar bahkan tahu bahwa ia (manusia) ada atau

memiliki eksistensi. Manusia dilengkapi dengan daya cipta, rasa,

karsa (kehendak) dan insaf akan waktu sejarah. Hal inilah yang

membuat manusia lebih tinggi derajat dan martabatnya

dibandingkan dengan binatang dan makluk lainnya.

b. Pandangan Alkitab

Dalam kitab kejadian, manusia diciptakan Tuhan Allah dari debu tanah

(adana dalam bahasa ibrani) dan daging pada istilah yang lain.

Sedangkan pada perjanjian baru adalah sarx (bahasa yunani). Istilah itu

dipakai bahwa manusia adalah makluk kedagingan, makluk yang fana

yang penampakannya adalah secara lahiriah. Manusia juga dilengkapi

dengan napas (bahasa ibrani nefesh) dan jiwa (bahasa yunani psyche).

Alkitab menggambarkan bahwa manusia adalah citra Allah dimana

manusia diciptakan menurut rupa dan gambar Allah. Karena manusia

adalah citra Allah, manusia menjadi makluk yang berakal budi dan

manusia juga berkuasa atas dunia ini dan itulah mengapa manusia

menjadi subjek.

c. Manusia Laki-laki dan perempuan

Kejadia pasal 2:4b-25 menjelaskan tentang bagaimana proses penciptaan

manusia laki-laki dan perempuan. Kisah yang paling penting dari

penciptaan manusia (laki-laki dan perempuan) yang diciptakan Allah itu

baik adanya. Tuhan Allah ingin adanya kebersamaan antara laki-laki dan

perempuan secara asasi. Laki-laki terpanggil menjadi penanggung

jawab, pelindung dan pemimpin. Sedangkan perempuan terpanggil

4

Page 5: Preasent Agama

sebagai ibu. Namun diingat bahwa tuhan menciptakan laki-laki dan

perempuan itu sejajar dan tanpa ada diskriminatif, sehingga untuk

menjadi manusia sejati dibutuhkan adanya saling melengkapi, menolong

dan kerjasama. Manusia (laki-laki dan perempuan) diciptakan

berpasangan untuk menghindari kesunyian dan kesepian dalam menjalin

kerjasama.

d. Manusia Sebagai Pesona

i. Keberadaan Manusia

Kadang kadang manusia ingin mengerti siapa dirinya sendiri, tetapi

tidak terjawab karena penuh dengan rahasia. Ini diartikan bahwa

manusia tidak sempurna. Oleh sebab itu penyelidikan terus menerus

dilakukan sejak jaman dulu. Para filsafat mengemukakan manusia

adalah hewan berakal budi, barang yang ada di dunia, roh yang

menjelma menjadi daging. Pandangan yang mengatakan bahwa

manusia adalah binatang yang cerdas itu tidak memanusiakan sebab

pandangan tersebut hanyalah sepihak. Manusia tidak dapat disebut

sebagai seekor, segelintir, sebatang atau sebutir, initidak

menghormati harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang

tertinggi.

ii. Manusia dan Badannya

Sifat manusia dari alkitab dalam beberapa segi yaitu: Roh, Jiwa dan

Badan. Badan dan jiwa adalah satu kesatuan, tetapi tidak melebur,

terdapat perbedaan yang mendasar. Juga badan dan ego tidak

terpisahkan. Aku dan badan juga identik, tapi juga tidak. Ini

menyimpulkan kesatuan kodrati jasmani dan rohani yang

menampakan disebut dengan rohani yang menjasmani dan jasmani

yang merohani.

iii. Manusia sebagai Pesona

Menurut Max scheler (filsuf jerman) pesona tidak pernah menjadi

objek dan tidak pernah diberlakukan sebagai “allah”

5

Page 6: Preasent Agama

Jean Paul Sarte (filsufus Prancis) mengatakan bahwa “kami” selalu

berada didalam konflik, saling bermusuhan, egoisme selalu

mendasari hubungan antara sesama.

Lunwig Binswager, Rumando, Guardini berpendapat pesona terbina

dalam hidupnya dengan orang lain.

Manusia berinteraksi dengan sesama, antara subjek, objek, secara

terbuka semakin luluh dan intim. Namun manusia telah merusak

keintiman itu dan kesempurnaan menjadi terganggu. Kemudian

timbullah ketegangan dan egoisme.

e. Manusia dihadapan Tuhan Allah

Menjadi manusia berarti hidup dilingkungan kuasa kasih Tuhan Allah,

hidup dalam perjumpaan dengan Tuhan Allah. Dalam menjalin

hubungan dengan Tuhan, manusia menyerahkan diri secara total dan

konstan berdasarkan niat dan melakukannya secara terus-menerus.

Hubungan manusia dalam perjumpaannya dengan Tuhan Allah menjadi

dasar hubungan dan komunikasi manusia dan sesamanya sedangkan

sesama harus dipandang sebagai anak-anak Tuhan.

Hubungan antara manusia dan religi atau agama dan sifat-sifat

pengalaman manusia dalam melakukan kehidupan religi atau agama,

adalah sebagai berikut:

i. Manusia dan Religi

Reformator gereja, John Calvin mengatakan bahwa manusia

mempunyai kecakapan atau kesanggupan untuk berkomunikasi

dengan Tuhan,. Ini membuat manusia merasa rindu untuk

berkomunikasi dengan Tuhan. Kecakapan ini disebut semen

religionis.

Manusia dalam hubungannnya dalam religi memang sangat

membutuhkan keselamatan secara mutlak. Oleh sebab itu religi bagi

manusia bersifat bukan sementara melainkan selama manusia berada

di dunia ini. Religi juga membuat manusia memungkinkan dapat

memilih, mempertimbangkan dan bertindak sesuai dengan norma-

norma religi. Manusia diberikan kebebasan untuk menerima atau

6

Page 7: Preasent Agama

menolak religi dan keselamatan, sehingga ada yang menjadi

pemberontak dan juga yang taat. Namun manusia sadar akan

keberadaannya di dunia ini.

ii. Sifat-sifat pengalaman religi.

Pengalaman religi adalah rangkaian perbuatan ketika manusia itu

berkomunikasi dengan Tuhan. Pengalaman religi merupakan

perbuatan atau rangkaian perbuatan ketika manusia itu

berkomunikasi dengan Tuhan. Kegiatan ini disadari dan dijadikan

pengalaman empirisnya (mereligi atau mengintegrasi secara bulat,

teratur, dan harmoni tekait dalam cipta, rasa dan karsa atau

kehendak serta dalam nafsu.Kegiatan ini disadari dan dilakukan

secara teratur dan harmoni serata mengarahkan tindakan

perbuatannya untuk memahami Tuhan dan bagaimana menghadapi

Tuhan dengan ketaatan dan kebebasan.

2. Manusia dalam kaitannya dengan sesama

a. Orang lain sebagai sesama manusia

Setiap individu manusia mempunyai derajat dan martabat yang sama

dan tidak boleh berbeda atau dibedakan, itulah sebabnya manusia dalam

kehidupan ada diantara manusia lainnyaatau manusia ada dalam

kebersamaan dengan sesamanya. Manusia tidak dapat memungkiri fakta

bahwa disamping diri sendiri, ada orang lain. Kesadaran tentang orang

lain ini berdasarkan cinta kasih yang di praktekan dalam kehidupan

sehari-hari yang berakar dari eksistensi manusia dari makluk yang

monodualis (manusia makluk pribadi sekaligus makluk social).

Hubungan antara manusia dan manusia adalah hubungan yang sederajat.

Dalam kebersamaan, manusia terjalin hubungan yang memungkinkan

manusia untuk bersatu dalam alam yang ada ataupun kejasmanian,

Bahkan dalam hidup bersama dalam cinta dan kasih. Tanpa orang lain

manusia akan merasa kesepian dan hidup dalam kekalutan. Itulah

sebabnya secara eksistensial, manusia benar-benar bersifat sosial yang

7

Page 8: Preasent Agama

membutuhkan persekutuan dan kebersamaan dalam sesamanya atau

dalam masyarakat.

b. Hubungan Etis dengan Sesama

Dalam mengakui eksistensinya sendiri, manusia juga mengakui

eksistensi orang lain. Perjumpaan dan pertemuan dengan orang lain

antara beberapa orang ataupun kelompok memunculkan hubungan etis

dan wajib berdasarkan cinta kasih, berada bersama dalam suasana saling

menghormati.

Terdapat empat ciri kesalingan dalam perjumpaan antara sesama dalam

konteks etis:

1. Saling melihat dan memperhatikan dan akhirnya bersekutu dalam

komunitas yang bersifat merdeka dan bertanggung jawab.

2. Saling berbicara dan mendengarkan dengan terus terang, sehingga

timbul persekutuan ynag sejati dimana setiap individu merdeka dan

bertanggung jawab.

3. Saling memberi pertolongan dengan perbuatan nyata (gotongroyong,

saling membantu) sebagai orang yang merdeka dan bertanggung

jawab.

4. Dengan sepenuh hati melakukan ketiga hal diatas.

3. Manusia dalam kaitannya dengan alam sekitar

Alam merupakan lingkungan atau realitas yang diberikan Tuhan Allah

kepada manusia untuk dikuasai, diushakan dan dipelihara. Manusia diberi

tugas untuk menguasai alam, bertanggung jawab dalam hal penguasaan dan

pemeliharaan serta pengembangannya, dalam hal ini manusia melanjutkan

karya ciptaan Tuhan.

a. Manusia dan Dunia

Manusia yang berada dalam dunia bukan menunjukan tempat,

melainkan menunjukan struktur cara hidup, yaitu terlibat dalam dunia

dan membangun dunia. Manusia hidup didalam didunia yang disebut

8

Page 9: Preasent Agama

mendunia. Dunia adalah realitas yang merupakan panggung kehidupan

manusia. Dalam kaitannya dengan manusia dunia terbagi dua lapisan,

yakni dunia dekat dan dunia jauh (lapisan yang jauh tidak dibicarkan

dalam penjelasan ini). Lapisan yang dekat dengan manusia adalah

kebudayaan dalam artiluas yakni sebagai realitas yang diangkat dan

disatukan dengan diri manusia untuk hidupnya. Itulah sebabnya dunia

ini manusia menemukan arti hidup demikian pula sebaliknya. Dunia

sejak semula ditujukan pada manusia dan diarahkan pada manusia.

b. Manusia berada bersama berdasarkan keadilan, perdamaian dan

keutuhan ciptaan.

Manusia berada didunia ini mempunyai tugas untuk menggarap dunia,

mempercantik, menciptakan sarana-sarana dan cara baru untuk

melaksanakan realita hidupnya. Di dalam dunia ini manusia tidaklah

hidup sendiri, tetapi hidup dengan orang lain dalam bereligi, berbudaya,

bermasyarakat dan bernegara. Dengan demikian dunia ini adalah dunia

bersama dan tugas dari manusia untuk bertagung jawab terhadap dirinya

dan sesamanya serta lingkungan hidupnya di dalam Tuhan Allah.

Dengan memahami dan melaksanakan tugas manusia maka alam

semesta akan terhindar dari kehancuran dan kebinasaaan dari

eksploitasi manusia yang hanya bertujuan memenuhi kepuasan dan

kerakusan.

Gereja bersama kelompok masyarakat (LSM) dan kelompok agama lain

terpanggil untuk mendangulanggi masalah lingkungan hidup,

ketidakadilan, kemiskinan, kekerasan, kerusuhan, terror, penyakit,

kebodohan. Oleh sebab itu di butuhkan kerja sama khususnya generasi

muda untuk memiliki kesadaran bersama untuk memperhatikan dan

melaksanakan keadilan, perdamaian dan keutuhan ciptaan. Jika hal

tersebut dapat diwujudkan kita akan memiliki masa dengan dan

kesejahteraan yang melimpah dimasa yang akan datang.

c. Tanggung jawab orang beriman terhadap pembangunan dan lingkungan.

i. Ekologi

9

Page 10: Preasent Agama

Ekologi berasal dari bahasa yunani oikos yang berarti rumah dan

logos berarti ilmu, sehingga secara harfiah berarti ilmu yang

membicarakan rumah tangga makhluk hidup. Ekologi saling

berelasi antara organisme dan dunia sekitar berdasarkan

bionomis (dari bahasa yunani bios = hidup, nomos = norma,

aturan, hokum) yakini norma-norma kehidupan.

Ernst Haeckel (1868), ahli biologi jerman mengatakan bahwa

alam memiliki system operasi yang teratur dengan istilah

economy of nature. Oleh sebab itu Haeckel mendefinisikan

sebagai system yang mengatur fungsi atau mekanisme kerja

makhluk hidup dengan mempertimbangkan makhluk hidup

lainnya yaitu floura (tumbuhan) dan fauna (binatang).

Earnest W Burgess dan Ezra Park, mengatakan bahwa ekologi

manusia merupakan masalah tentang proses bagaimana

keseimbang biotik (proses yang dapat diperbaharui, proses daur

ulang) dan keselarasan social dapat dipertahankan melalui tiga

factor yaitu kependudukan (population) budaya teknologi

(technological culture) atau keterampilan (artifact) dan budaya

non material (non material culture), antara lain adat kebisaan

dan kepercayaan dengan sumber daya alam dan habitat

(pemukiman)

Otis Dudley Duncan pernah merumuskan masalah bahwa

terdapat hubungan timbal balik antara population

(kependudukan), organisasi, lingkungan hidup dan teknologi.

Sehingga persoalan muncul antara lain macet, tingkat

kriminalitas yang tinggi, perumahan kumuh, ketidak keselarasan

dan keruntuhan rumah tangga.

Dalam kenyataan tersebut menimbulkan pertannyaan mendasar,

yaitu bagaimana amanat Tuhan Allah yang diberikan kepada

manusia untuk memelihara ciptaan? Dalam alkitab tertulis

taklukanlah dalam kejadian pasasl 1 : 28 dan bukan berarti

10

Page 11: Preasent Agama

bahwa kita boleh mengeksploitsikan makluk lain secara

sewenang-wenang, tetapi harus melalui aspek penatalayanan

ekatologis ( mengenai pengharapan kehidupan yang akan

datang).

ii. Manusia sebagai tamu sekaligus sebagai tuan dibumi.

Manusia menjadi tuan sekaligus tamu sebagai pemimpin dunia

ciptaan Tuhan Allah. Tuan rumah yang sebenarnya adalah Tuhan

Allah, sedangkan manusia diberikan tempat dibumi hanya

sebagai tamu dunia. Segala macam prasarana yang disediakan

Tuhan Allah kepada manusia hanya berstatus pinjaman, yang

berarti segala sesuatu adalah milik Tuhan. Semua harus dihornati

dan dipelihara dengan semangat pelestarian.

iii. Pelestarian Lingkungan Hidup

Laju pertambahan penduduk di dunia ini sangatlah signifikan.

Akibatnya kebutuhan sumber daya alam terus meningkat,

sementara kemampuan sumber daya alam sudah terbatas dan

tidak cukup. Bahakan dibeberapa tempat diadakan pembukaan

lahan baik pertanian, hunian dan lain sebagainya. Efeknya

perusakan dan pencemaran pun tak dapat terelakan, baik di darat,

di udara dan di laut dan yang beraitang ekosistem hidup.

Dampak tersebut mengakibatkan krisis global antara lain krisis

lingkungan, krisis pembangunan ekonomi ekologi dan krisis

energy.

Oleh karena itu sasaran pembangunan yang berkelanjutan dalam

pelestarian lingkungan hidup harus memperhatikan beberapa hal

yaitu:

a. Menghidupkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan

mengubah kualitas pertumbuhan

b. Pemenuhan kebutuhan manusia yang esensial yang meliputi

lapangan kerja, pangan, energy, krisis air dan sanitasi.

11

Page 12: Preasent Agama

c. Tingkat pertambahan penduduk yang memadai dengan

kemampuan ekosistem untuk menopong kehidupan.

d. Konversi dan peningkatan kualitas sumber daya

e. Pembangunan ekonomi yang didukung sumberdaya alam

yang dapat diperbaharui

f. Sumber daya itu dimanfaatkan secara rasional dan efesien.

Sedangkan pemanfaatan sumber daya alam yang bersifat

merusak harus dicegah untuk persedian sumber daya alam yang

akan dating.

12

Page 13: Preasent Agama

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

manusia mempunyai kedudukan yang tinggi derajat dan martabatnya

dari pada makluk ciptaan yang lainnya, ini dikarenakan Allah

menciptakan manusia sesuai bentuk dan gambar Tuhan Allah. Manusia

diciptakan tidak sendiri tetapi Tuhan Allah menciptakan manusia (laki-

laki dan perempuan) agar terjalin persekutuan dan kebersamaan untuk

menghindari kesunyian dan kesepian. Manusia memiliki daya, rasa dan

karsa dalam membedakan dengan makhluk ciptaan lainnya.

Manusia diciptakan hidup bukan sebagai individual, tetapi lebih

menjadi manusia yang monodualis (manusia sebagai makluk pribadi

dan makluk social) di dalam kehidupan bermasyarakat.

Kata ekologi berasal dari bahasa yunani oikos yang berarti rumah dan

logos berarti ilmu, sehingga secara harfiah berarti ilmu yang

membicarakan rumah tangga makhluk hidup. Ekologi saling berelasi

antara organisme dan dunia sekitar berdasarkan bionomis (dari bahasa

yunani bios = hidup, nomos = norma, aturan, hokum) yakini norma-

norma kehidupan.

sasaran pembangunan yang berkelanjutan dalam pelestarian

lingkungan hidup harus memperhatikan beberapa hal yaitu:

- Menghidupkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan mengubah

kualitas pertumbuhan

- Pemenuhan kebutuhan manusia yang esensial yang meliputi lapangan

kerja, pangan, energy, krisis air dan sanitasi.

- Tingkat pertambahan penduduk yang memadai dengan kemampuan

ekosistem untuk menopong kehidupan.

- Konversi dan peningkatan kualitas sumber daya

- Pembangunan ekonomi yang didukung sumberdaya alam yang dapat

diperbaharui

13

Page 14: Preasent Agama

- Sumberdaya itu dimanfaatkan secara rasional dan efesien.

Sedangkan pemanfaatan sumber daya alam yang bersifat merusak harus

dicegah untuk persedian sumber .daya alam yang akan dating.

3.2 Saran

Dalam penulisan makalah ini Tim penulis menyadari masih adanya

kekurangan pilihan materi yang ditulis, sehingga informasi yang lebih ditail

masih sulit ditulis di dalam makalah ini. Sehingga, kritik dan saran yang

akan disampaikan akan menjadi penambahan untuk kelengkapan makalah

ini.

14

Page 15: Preasent Agama

DAFTAR PUSTAKA

BROTOSUDARMO S., 2008 Pendidikan Agama Kristen Untuk Perguruan

Tinggi, Yogyakarta : ANDI.

15