preplan isos fix

14
“ PRE PLANNING TERAPI PRILAKU KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL KLIEN ISOLASI SOSIAL ” I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri, dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan sosial dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yan adaptif sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan budaya.

Upload: sandy-eka-saputra

Post on 04-Dec-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apa aja

TRANSCRIPT

Page 1: Preplan Isos Fix

“ PRE PLANNING TERAPI PRILAKU KOGNITIF TERHADAP KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL KLIEN ISOLASI SOSIAL ”

I. PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Isolasi Sosial atau Menarik diri adalah suatu keadaan pasien yang mengalami

ketidak mampuan untuk mengadakan hubungan dengan orang lain atau dengan

lingkungan di sekitarnya secara wajar. Pada pasien dengan perilaku menarik diri

sering melakukan kegiatan yang ditujukan untuk mencapai pemuasan diri,

dimana pasien melakukan usaha untuk melindungi diri sehingga ia jadi pasif dan

berkepribadian kaku, pasien menarik diri juga melakukan pembatasan (isolasi

diri), termasuk juga kehidupan emosionalnya, semakin sering pasien menarik

diri, semakin banyak kesulitan yang dialami dalam mengembangkan hubungan

sosial dan emosional dengan orang lain (Stuart dan Sundeen, 1998). Dalam

membina hubungan sosial, individu berada dalam rentang respon yan adaptif

sampai dengan maladaptif. Respon adaptif merupakan respon yang dapat

diterima oleh norma-norma sosial dan kebudayaan yang berlaku, sedangkan

respon maladaptif merupakan respon yang dilakukan individu dalam

menyelesaikan masalah yang kurang dapat diterima oleh norma-norma sosial dan

budaya.

B. Respon sosial dan emosional yang maladaptif sering sekali terjadi dalam

kehidupan sehari hari, khususnya sering dialami pada pasien menarik diri

sehingga melalui pendekatan proses keperawatan yang komprehensif penulis

berusaha memberikan asuhan keperawatan yang semaksimal mungkin kepada

pasien dengan masalah keperawatan utama kerusakan interaksi sosial : menarik

diri.

C. Setelah dilakukan pengkajian pada Ny.T tentang status emosinya didapatkan data

bahwa Ny.T mengalami isolasi social. Praktikan memilih memberikan terapi

kognitif pada Ny.T untuk menangani masalah isolasi social berdasarkan

penelitian yang telah ditemukan

Page 2: Preplan Isos Fix

D. DATA YANG PERLU DIKAJI LEBIH LANJUT

a. Hasil pengkajian status kognitif dengan SPMSQ :

Betul : 3

Salah : 7

Kesimpulan : Ny. T mengalami kerusakan intelektual sedang

b. Hasil pengkajian status mental :

Pengkajian depresi menggunakan GDS Pendek mendapatkan nilai

4 poin, kesimpulan : klien tidak mengalami depresi

Pengkajian kesepian menggunakan UCLA Loneliness Scale

mendapatkan hasil skor 35, kesimpulan klien mengalami kesepian

rendah

c. Ny. T mengatakan melakukan aktivitas berupa tidur, duduk, makan,

mandi, dan jarang berinteraksi dengan orang-orang panti

E. MASALAH KEPERAWATAN

Isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani hubungan yang

memuaskan

II. RENCANA KEPERAWATAN

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Isolasi social berhubungan dengan ketidakmampuan menjalani hubungan yang

memuaskan

B. TUJUAN UMUM :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien isolasi social

teratasi dengan kriteria hasil :

1. Tingkat persepsi positif tentang kondisi di lingkungan sekitar

2. Penyesuaian yang tepat terhadap tekanan emosi sebagai respon terhadap

keadaan tertentu

Page 3: Preplan Isos Fix

C. TUJUAN KHUSUS :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 2x24 jam klien mampu

berinteraksi dengan orang disekitarnya dengan kriteria hasil :

1. Mampu menyesuaikan terhadap emosi sebagai respon terhadap keadaan

tertentu

2. Menggunakan aktifitas yang menarik, menyenangkan dan menenangkan

untuk meningkatkan kesejahteraan

3. Meningkatkan hubungan yang efektif dalam perilaku pribadi interaksi sosial

dengan orang, kelompok, atau organisasi.

4. Dapat berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya

5. Dapat berkenalan dengan orang – orang disekitarnya dan orang- orang yang

berkunjung

III. RANCANGAN KEGIATAN

A. TOPIK

Topik yang diambil adalah “cara mengendalikan pikiran negatif dan latihan

berinteraksi ”

B. METODE PELAKSANAAN

Sebelum dilakukan terapi kognitif praktikan mengkaji pikiran, dan prilaku

negative klien kemudian membantu klien merubah pikiran negatifnya menjadi

pikiran dan prilaku positif. Setelah klien dapat mengubah pikiran negatifnya,

kemudian klien dibimbing oleh paraktikan untuk berinteraksi dengan orang-

orang disekitarnya .

C. SASARAN DAN TARGET

Sasaran kegiatan ditujukan kepada Ny. T yang memiliki masalah isolasi social

agar dapat mnegatur pikiran dan prilaku negatifnya sehingga dapat berinteraksi

dengan orang-orang disekitarnya

D. STRATEGI PELAKSANAAN

1. Hari Kedua

Page 4: Preplan Isos Fix

Waktu : Rabu, 23 September 2015.

Tempat : Ruang Anggrek, Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang

2. Hari Ketiga

Waktu : Jumat, 25 September 2015.

Tempat : Ruang Anggrek, Panti Wreda Harapan Ibu, Semarang

E. MEDIA DAN ALAT BANTU

-

F. SETTING TEMPAT

Ket :

: Klien

: Praktikan

G. SUSUNAN ACARA

Hari 1

Kegiatan

Fase Penyuluh Sasaran Media Metode

Orientasi :

- Salam

- Perkenalan

- Menjelaskan

tujuan

- Kontrak

waktu

- Mengucapkan

salam

- Memperkenalkan

diri

- Menjelaskan

tujuan kegiatan

- Menawarkan

kontark waktu

- Menjawab

salam

- Memperhatikan

- Memperhatikan

- Menyepakati

kontrak waktu

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

1

2

3

Page 5: Preplan Isos Fix

yang dibuat

Fase kerja :

- Melakukan

apersepsi

tentang

isolasi social

- Menjelaskan

materi

dengan cara :

a. Cerama

b. Diskusi

- Mengkaji

pikiran,persa

an dan

prilaku

negative

- Latihan

mengatasi

pikiran

negative

- Latihan

untuk

mengubah

prilaku

negative

menjadi

positif

- Mengajukan

pertanyaan

- Menyampaikan

materi isolasi

sosial

- Menyampaikan

pentingnya

beriteraksi sosial

- Memberikan

kesempatan

bertanya

- Menagajukan

pertanyaan

kepada klien

- Mengajak klien

untuk mengatasi

pikiran

negatifnya

- Mengajak klien

agar bersedia

berkenalan

dengan orang

dilingkungan

sekitar

- Menjawab

pertanyaan

- Memperhatikan

- Memperhatikan

- Klian

menjelaskan

pikiran,

perasaan

negatifnya

- Klien dapat

mengatasi

pikiran

negatifnya

- Klien bersedia

berkenalan

dengan orang

lain

Ceramah

Ceramah

Ceramah

dan

diskusi

Tanya

jawab

Diskusi

Praktik

Page 6: Preplan Isos Fix

Fase terminasi :

- Kontrak

waktu

pertemuan

selanjutnya

- Salam

- Menawarkan

waktu untuk

pertemuan

selanjutnya

- Mengucapkan

salam

- Bersedia

dengan waktu

yang

ditawarkan

- Menjawab

salam

Hari 2

Kegiatan

Fase Penyuluh Sasaran Media Metode

Orientasi :

- Salam

- Perkenalan

- Menjelaskan

tujuan

- Kontrak waktu

- Mengucapkan

salam

- Memperkenalka

n diri

- Menjelaskan

tujuan kegiatan

- Menawarkan

kontark waktu

- Menjawab

salam

- Memperhatikan

- Memperhatikan

- Menyepakati

kontrak waktu

yang dibuat

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Ceramah

Fase kerja :

- Mereview

latihan pikiran

positif

- Melatih terapi

prilaku yaitu

berkenalan dan

- Mengajukan

pertanyaan ke

klien

- Memberikan

kesempatan

klien untuk

bertanya

- Menghadirkan

- Mendengarkan

dan menjawab

pertanyaan

- Berkenalan dan

Diskusi

praktik

Page 7: Preplan Isos Fix

berbincang

dengan

penghuni panti

lainnya

- Mengevaluasi

perkembangan

terapi

penghuni panti

lainnya dan

membimbing

klien untuk

berkenalan dan

berbincang

- Menanyakan

perasaan klien

setelah

melakukan

terapi

- Menanyakan

kembali tentang

perubahan

pikiran

negatifnya

berbincang

dengan

penghuni panti

lainnya

- Menjawab

pertanyaan

Fase terminasi :

- Kesimpulan

- Salam

- Menyampaikan

kesimpulan dan

hasil dari terapi

- Mengucapkan

salam

- Mendengarkan,

memperhatikan

dan menyimak

- Menjawab

salam

Ceramah

H. PENGORGANISASIAN

Setiap anggota ikut berpartisipasi memberikan terapi, mulai dari pengkajian,

terapi kognitif, hingga terapi prilaku berupa interaksi langsung Ny.T terhadap

orang – orang di sekitarnya

I. KRITERIA EVALUASI

- STRUKTUR

Page 8: Preplan Isos Fix

a. Klien bersedia menerima terapi kognitif dan terapi prilaku

b. Terapi sudah tepat diberikan kepada Ny.T dengan masalah isolasi sosial

c. Kontrak waktu dilakukan kepada klien sesuai dengan kesepakatan

d. Metode yang digunakan sudah tepat untuk klien

- PROSES

a. Klien mendengarkan materi tentang isolasi sosial

b. Klien mendengarkan 100 % mendengarkan materi yang disampaikan

oleh penyaji

c. Terkadang klien tampak tidak peduli

d. Klien tidak meninggalkan tempat sebelum kegiatan selesai

e. Klien kurang aktif dalam proses tanya jawab selama kegiatan

penyuluhan

f. Di akhir kegiatan akan dilaksanakan evaluasi jalannya kegiatan

- HASIL

a. Terapi yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan

b. Setelah dilakukan terapi klien diharapkan dapat berinteraksi dengan

lingkungan sekitarnya

J. MATERI

Isolasi sosial adalah individu atau kelompok mengalami atau

merasakan kebutuhan atau keinginan untuk meningkatkan keterlibatan dengan

orang lain tetapi tidak mampu membuat kontak ( Carpenito, 2006). Isolasi

sosial adalah suatu gangguan hubungan interpersonal yang terjadi akibat adanya

kepribadian yang maladaptif dan menganggu fungsi seseorang

dalam berhubungan ( Videbeck, 2008)

a. Sesi 1 : Pengkajian

Mengungkapkan pikiran otomatis negatif tentang diri sendiri, perasaan

dan perilaku negatif yang dialami klien yang berkaitan dengan stressor

yaitu pengalaman traumatis yang dialami, mengidentifikasi hal positif

yang dimiliki, serta latihan satu pikiran otomatis negatif.

b. Sesi 2 : Terapi Kognitif

Page 9: Preplan Isos Fix

Latihan pikiran yang negatif yang pertama

c. Sesi 3 : Terapi Perilaku

Mengevaluasi pikiran otomatis negatif yang masih ada, mengidentifikasi

perilaku positif yang dimiliki, mengidentifikasi perilaku positif yang

baru, menyusun rencana perilaku yang ditampilkan untuk mengubah

perilaku negatif yang timbul akibat stressor kejadian traumatis dengan

memberikan konsekwensi positif atau konsekuensi negatif jika perilaku

dilakukan atau tidak dilakukan.

d. Sesi 4 : Evaluasi Terapi kognitif dan perilaku

Mengevaluasi kemajuan danperkembangan terapi, merivieu pikiran

otomatis negatif dan perilaku negatif, memfokuskan terapi, dan

mengevaluasi perilaku yangdipelajari berdasarkan konsekwensi yang

disepakati

.

K. DAFTAR PUSTAKA

Videbeck, S.L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC

carpenito-Moyet,Linda Juall. (2006). Nursing diagnosis : application to clinical practice.

Philladelpia

Nyumirah, S. (2012) Pengaruh Terapi Prilaku Kognitif Terhadap Kemampuan Interaksi

Sosial Klien Isolasi Sosial Di RSJ Dr Aminogondohutomo Semarang. Depok :

Universitas Indonesia