prescil dhf
TRANSCRIPT
-
7/25/2019 Prescil Dhf
1/16
A. Etiologi
Penyakit demam dengue disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue
merupakan virus RNA rantai tunggal, yang memiliki 4 jenis serotipe, yaitu DEN,
DEN!, DEN", dan DEN4. Virus ini masuk ke dalam genus #lavivirus, $amily
#laviviridae. Partikel virus dengue matur berbentuk s$eris %bola& dengan ukuran
diameter '(nm yang mengandung banyak )etakan dari " protein struktural. *enom
RNA virus ini terbagi atas " protein struktural %)apsid, pr+, protein, prekursor
membran& dan protein nonstru)tural %N-& %eitmeyer, ///&.
Vektor utama penyakit ini adalah nyamukAedes aegyptidi daerah perkotaan,
dan nyamuk Aedes albopicus di daerah pedesaan. Nyamuk yang menjadi vektor
penyakit demam dengue adalah nyamuk yang menjadi terin$eksi saat menggigit
manusia yang sedang sakit dan terdapat virus dalam tubuhnya. Virus berkembang di
dalam tubuh nyamuk selama 01( hari terutama dalam kelenjar air liurnya dan jika
nyamuk ini menggigit orang lain yang belum terin$eksi, maka virus dengue akan
pindah bersama air liur nyamuk. Dalam tubuh manusia, virus ini akan berkembang
selama 412 hari dan akan mengalami sakit demam dengue %eitmeyer, /// 3 +esser,
!(("&.
B. Patogenesis
eori patogenesis terjadinya DD yang paling banyak digunakan saat ini adalah
hipotesis in$eksi sekun$er %secondary heterologous infection theory&, yang
menyatakan bah5a seseorang yang terin$eksi kedua kalinya dengan virus dengue
yang berbeda makan akan terjadi reaksi anamnestik dari antibodi heterolog yang telah
ada sebelumnya. 6katan virus atibodi ini akan mengaktivasi makro$ag dan bereplikasi
di dalamnya. eoriAntibody Dependent Enhancement %ADE& juga menyatakan bah5a
antibodi yang timbul justru memper)epat replikasi virus pada monosit atau makro$ag
%Rena dkk., !((/3 7hitehorn 8 -immons, !(&.6n$eksi sekunder oleh tipe virus dengue yang berbeda akan mengakibatkan
respon antibodi terpi)u, menyebabkan proli$erasi dan trans$ormasi lim$osit dan
menghasilkan titer tinggi 6g* antidengue. Proli$erasi lim$osit juga menyebabkan
tingginya angka replikasi virus dengue dan mengakibatkan terbentuknya kompleks
virus1antibodi yang selanjutnya mengaktivasi sistem komplemen. %9hen dkk., !((/3
Ri:al, !(&.
;ipotesis immune enhan)ement menjelaskan menyatakan se)ara tidak
langsung bah5a mereka yang terkena in$eksi kedua oleh virus heterolog mempunyai
-
7/25/2019 Prescil Dhf
2/16
risiko berat yang lebih besar untuk menderita D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
3/16
-elain terjadi peningkatan permiabilitas vaskuler karena dis$ungsi endotel,
kompleks virus antibodi yang terbentuk juga mengakti$kan sistem koagulasi, sistem
$ibrinolisis, kinin dan gangguan terhadap proses agregasi trombosit, yang se)ara
keseluruhan akan mengakibatkan mani$estasi perdarahan yang timbul pada
Duga mengakti$kan sel < yang akan melepas antibodi %7hitehorn 8
-immons, !(&.
erlepasnya mediator kemudian merangsang terjadinya gejala sistemik seperti
demam, nyeri sendi, otot, malaise dan gejala lainnya. Dapat terjadi mani$etasi
perdarahan karena terjadi aggregasi trombosit yang menyebabkan trombositopenia,
tetapi trombositopenia ini bersi$at ringan. Pato$isiologi primer D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
4/16
dan 6g+, pada in$eksi dengue primer antibodi mulai terbentuk, dan pada in$eksi
sekunder kadar antibodi yang telah ada meningkat %booster e$$e)t&
*ambar !. Respon 6mun 6n$eksi Virus Dengue %-oegijanto, !((/&
Antibodi terhadap virus dengue dapat ditemukan di dalam darah sekitar
demam hari ke1', meningkat pada minggu pertama sampai dengan ketiga, dan
menghilang setelah 2(1/( hari. inetik kadar 6g* berbeda dengan kinetik kadar
antibodi 6g+, oleh karena itu kinetik antibodi 6g* harus dibedakan antara in$eksi
primer dan sekunder. Pada in$eksi primer antibodi 6g* meningkat sekitar demam hari
ke14 sedang pada in$eksi sekunder antibodi 6g* meningkat pada hari kedua.
Pada in$eksi pertama terjadi antibodi yang memiliki akti$itas netralisasi yang
mengenali protein E dan mono)lonal antibodi terhadap N-, Pre + dan N-" dari
virus penyebab in$eksi akibatnya terjadi lisis sel yang telah terin$eksi virus tersebut
melalui akti$itas netralisasi atau akti$asi komplemen. Akhirnya banyak virus
dilenyapkan dan penderita mengalami penyembuhan, selanjutnya terjadilah kekebalan
seumur hidup terhadap serotip virus yang sama tersebut. Namun apabila epitop virus
pada in$eksi kedua yang masuk tidak sesuai dengan antibodi yang tersedia di hospes,
maka terbentuk antibodi nonnetralisasi yang memiliki si$at mema)u replikasi virus
dan memperparah keadaan penderita.
Virus dengue tersebut berperan sebagai super antigen setelah di$agosit oleh
monosit atau makro$ag. +akro$ag ini bertindak sebagai Antigen Presenting Cell
%AP9&. Antigen ini memba5a muatan polipeptida spesi$ik yang berasal dari +ayor
;isto)ompatibility 9ompleB %+;9 66&.Antigen yang bermuatan peptida +;9 66 akan
berikatan dengan 9D4C %;1 dan ;1!&. dengan perantaraan 9R % 9ell Re)eptor
& sebagai usaha tubuh untuk bereaksi terhadap in$eksi tersebut maka lim$osit akan
mengeluarkan substansi dari ;1 yang ber$ungsi sebagai imuno modulator yaitu 6#Ngama, 6l1! dan 9-# %Colony Stimulating Factor&. Dimana 6#N1= akan merangsang
-
7/25/2019 Prescil Dhf
5/16
makro$ag untuk mengeluarkan 61 dan N# alpha. 61 sebagai mayor
imunomodulator yang juga mempunyai e$ek pada endothelial sel termasuk
didalamnya pembentukan prostaglandin dan merangsang ekspresi inter)ellular
adhesion mole)ule %69A+ &.
Colony Stimulating Factor%9-#& akan merangsang neutrophil, oleh pengaruh
69A+ , Neutro$il yang telah terangsang oleh 9-# akan mudah mengadakan adhesi
Neutrophil dengan endothel dan mengeluarkan lisosim yang akan menyebabkan
dinding endothel lisis dan terbuka. Neutrophil juga memba5a superoksid yang
termasuk dalam radikal bebas yang akan mempengaruhi oksigenasi pada
mito)hondria dan siklus *+Ps. Akibatnya endothel menjadi nekrosis yang
mengakibatkan gangguan vaskuler sehingga terjadi syok.
Antigen yang bermuatan +;9 6 akan diekspresikan dipermukaan virussehingga dikenali oleh lim$osit 9D0C, lim$osit akan teraktivasi yang bersi$at
sitolitik, sehingga semua sel mengandung virus dihan)urkan dan juga mensekresi
6#N1= dan N#1. Peningkatan N#1 berkorelasi dengan mani$estasi hemoragik,
sedangkan kenaikan 61( berhubungan dengan platelet de)ay.
Penyebab perdarahan pada pasien D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
6/16
Demam tiba1tiba tinggi dengan tipe bi$asik disertai ke)enderungan
perdarahan %perdarahan kulit, perdarahan gusi, epistaksis, hematemesis,
melena, hematuria&, sakit kepala, nyeri otot, sendi, ruam, nyeri di belakang
mata, mual1muntah, pemanjangan siklus menstruasi %pada 5anita&. Ri5ayat
penderita D;# di sekitar tempat tinggal, sekolah, atau tempat bekerja di 5aktu
yang sama. Pasien dapat juga datang dnegan keluhan sesak, lemah, hingga
penurunan kesadaran %-uhendro et al., !((2&.
2. Pemeriksaan #isik
Dapat ditemukan @
a. Demam
b. *ejala in$eksi viral seperti @ injeksi konjungtiva, mialgia, atralgia
c. anda perdarahan @ ptekie, purpura, ekimosis
d. ;epatomegali
e. anda1tanda kebo)oran plasma @ e$usi pleura, as)ites3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksan yang dapat dilakukan pada pasien dengan ke)urigaan
demam dengue adalah sebagai berikut %
-
7/25/2019 Prescil Dhf
7/16
Pada D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
8/16
protein %N-&. Antigen N- diekspresikan di permukaan sel yang
terin$eksi virus Dengue. +asih terdapat perbedaan dalam berbagai literatur
mengenai berapa lama antigen N- dapat terdeteksi dalam darah. -ebuah
kepustakaan men)atat dengan metode E6-A, antigen N- dapat terdeteksi
dalam kadar tinggi sejak hari pertama sampai hari ke ! demam pada
in$eksi primer Dengue atau sampai hari ke ' pada in$eksi sekunder Dengue.
Pemeriksaan antigen N- dengan metode E6-A juga dikatakan memiliki
sensitivitas dan spesi$isitas yang tinggi %00,? dan ((?&. Fleh karena
berbagai keunggulan tersebut, 7;F menyebutkan pemeriksaan deteksi
antigen N- sebagai uji dini terbaik untuk pelayanan primer.
i. Pemeriksaan radiologis %$oto toraks PA tegak dan lateral dekubitus kanan&
Dilakukan untuk melihat ada tidaknya e$usi pleura, terutama pada
hemitoraks kanan namun pada keadaan perembesan plasma hebat e$usi
dapat ditemukan pada kedua hemitoraks. Asites dan e$usi pleura dapat pula
dideteksi dengan H-* %9hen et al., !((/&.
4. riteria Diagnosis 7;F //
De$inisi kasus untuk demam dengue
a. Probable J demam akut disertai dua atau lebih gejala berikut @
& -akit kepala
!& Nyeri retro orbita"& +yalgia
4& Artralgia
'& Ruam
2& +ani$estasi perdarahan
& eukopenia
0& ;asil pemeriksaan serologi %C& atau adanya demam dengue di
lokasi dan 5aktu yang sama
b. 9on$irmed J kasus dikon$irmasi dengan kriteria laboratorium
& 6solasi virus dengue dari serum atau sampel otopsi
!& enaikan 4 kali titer antibody 6g* atau 6g+ oada sampelplasma
"& erdapatnya antigen virus dengue pada sampel otopsi jaringan,
plasma, atau 9- dengan teknik imunohistokimia,
imuno$luoros)ense, atau E6-A
4& Deteksi sekuens genom virus dengue di sampel jaringan atau
9- dengan )ara P9R
). Reportable J setiap kejadian kasus probable atau )on$irmed harus
dilaporkan
riteria diagnosis klinis demam berdarah dengue %D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
9/16
a. Demam atau ri5ayat demam akut, antara !1 hari biasanya bi$asik
b. erdapat minimal satu dari mani$estasi klinis perdarahan berikut @
1) Hji bendung positi$
2) Ptekiae, ekimosis, purpura
3) Perdarahan mukosa %tersering epistaksis atau perdarahan gusi&
atau perdarahan dari tempat lain
4) ;ematemesis atau melena
c. rombositopenia %jumlah trombosit K((.(((Gml&
d. erdapat minimal satu tanda1tanda plasma leakage %kebo)oran plasma&
sebagai berikut @
1) Peningkatan hematokrit L!(? dibandingkan standar sesuai
dengan umur dan jenis kelamin
2) Penurunan hematokrit L!(? setelah mendapatkan terapi )airan,
dibandingkan dengan nilai hematokrit sebelumnya
3) anda kebo)oran plasma seperti @ e$usi pleura, as)ites,
hipopreoteinemia, atau hiponatremia
Derajat keparahan demam berdarah dengue@
a. Derajat 6@ demam disertai gejala1gejala konstitusional yang tidak
spesi$ik, satu1satunya mani$estasi perdarahan adalah hasil uji
tourniMuet yang positi$
b. Derajat 66@ sebagai tambahan dari mani$estasi pasien derajat ,
terdapat perdarahan spontan, biasanya dalam bentuk perdarahan kulit
dan atau perdarahan lainnya
). Derajat 666@ kegagalan sirkulasi dengan mani$estasi nadi yang lemah
dan )epat, menyempitnya tekanan nadi %' mm;g atau kurang& atau
hipertensi, serta gelisah dan kulit teraba dingin
-
7/25/2019 Prescil Dhf
10/16
d. Derajat 6V@ renjatanGsyok berat dengan nadi dan tekanan darah yang
tidak terdeteksi
E. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan D;# se)ara umum %Depkes, !((4&@
. Non #armakologis
a. 6stirahat
b. Diet lunak
). ingkatkan asupan oral dan )airan oral
d. +onitoring tanda1tanda syok, terutama pada transisi $ase $ebris %hari 412&
linis @ tingkat kesadaran, nadi, tekanan darahaboratorium @ ;b, ;t, trombosit
!. #armakologis
a. -imptomatis @ antipiretik bila demam
b. 9airan intravena @ Ringer laktat %R& atau ringer asetat 412 jamGkol$. Evaluasi
jumlah )airan, kondisi klinis, perbaikanGperburukan hemokonsentrasi. oloid
atau plasma ekspander pada D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
11/16
pengeluaran )airan&, dan gejala warning sign. Apabila pasien memiliki kadar
hematokrit yang stabil, maka pasien dapat tetap dira5at jalan sambil dievaluasi
tiap harinya.
2 *rup ika tidak ada 5arning sign, pasien diusahakan dapat mengkonsumsi )airan
peroral.
-
7/25/2019 Prescil Dhf
13/16
ambar ". Protokol ! @ Pemberian )airan pada tersangka D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
14/16
ambar $.Protokol 4 @ Penatalaksanaan perdarahan spontan pada D
-
7/25/2019 Prescil Dhf
15/16
ambar %.Protokol ' @ Penatalaksanaan sindroma syok dengue pada de5asa
-
7/25/2019 Prescil Dhf
16/16
DA#AR PH-AA
Ashley, Eli:abeth. !(. Dengue $ever. Trends in Anaesthesia and Critical Care.%&@ "/J4.
amie 8 9ameron P. -.. !(. he Pathogenesis o$ Dengue. 0accine. "2($")'
+""!*+""4.
7orld ;ealth Frgani:ation. //. Dengue 7emorrhagic Fever ' Diagnosis1 Treatment1
Prevention1 and Control. "nded. *eneva @ 7orld ;ealth Frgani:ation Publi)ation.
7orld ;ealth Frgani:ation. !((/. uideline For Diagnosis1 Treatment1 Prevention1 and
Control 8ew Edition "552. *eneva @ 7orld ;ealth Frgani:ation
http://www.sciencedirect.com/science/journal/22108440http://www.sciencedirect.com/science/journal/22108440http://www.sciencedirect.com/science/journal/22108440