presentasi bab 12
DESCRIPTION
penganggaranTRANSCRIPT
![Page 1: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/1.jpg)
PERUBAHAN ANGGARAN
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penganggaran dan Evaluasi
Kinerja Sektor Publik
Disusun oleh:
Dewi Damayanti 1350203011110
Ria Ristyana 135020301111024
Madinah Munnawaroh 1350203011110
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015
![Page 2: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/2.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena atas segala limpahan
rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Perubahan Anggaran” pada waktu yang telah ditentukan.
Dengan segenap kerendahan hati, penulis sadar bahwa makalah ini tidak
mungkin terselesaikan tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang kepada seluruh pihak
yang turut memberikan bantuan dalam makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini tentunya masih jauh dari
kesempurnaan dan masih membutuhkan perbaikan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, guna
penyempurnaan makalah ini ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
kita semua.
Malang, 2 Desember 2015
Penulis
![Page 3: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/3.jpg)
A. Perubahan Anggaran
Secara sederhana, perubahan APBD dapat diartikan sebagai upaya pemerintah
daerah untuk menyesuaikan rencana keuangannya dengan perkembangan yang
terjadi. Perkembangan yang dimaksud adalah bisa berimplikasi pada
meningkatnya anggaran penerimaan maupun pengeluaran, atau sebaliknya.
Penyesuaian APBD dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan
tersebut dibahas bersama antara DPRD dengan pemerintah daerah dalam
rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBD tahun anggaran yang
bersangkutan. Perubahan anggaran diatur dalam Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 . Dalam Pasal 154 disebutkan bahwa seandainya selama tahun
berjalan perlu diadakan perbaikan atau penyesuaian terhadap alokasi
anggaran, maka perubahan APBD masih dimungkinkan terutama apabila :
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran Iebih tahun sebelumnya harus
digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat; dan
e. keadaan luar biasa.
Perubahan APBD diajukan setelah laporan realisasi anggaran semester
pertama dan hanya dapat dilakukan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) tahun
anggaran, kecuali dalam keadaan luar biasa. Dalam Permendagri nomor 13
tahun 2006 pasal 163 ayat 1 disebutkan bahwa keadaan luar biasa adalah
keadaan yang menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam
APBD mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50% (lima puluh
persen).
![Page 4: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/4.jpg)
Persentase 50% (lima puluh persen) sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan selisih (gap) kenaikan atau penurunan antara pendapatan dan
belanja dalam APBD.
Adapun proses Perubahan APBD adalah sebagai berikut :
1. Pemerintah daerah mengajukan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD tahun anggaran yang bersangkutan untuk mendapatkan
persetujuan DPRD sebelum tahun anggaran yang bersangkutan berakhir.
2. Persetujuan DPRD terhadap rancangan peraturan daerah, selambat-
lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya tahun anggaran.
3. Proses evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD dan rancangan peraturan kepala daerah tentang
penjabaran perubahan APBD menjadi peraturan daerah dan peraturan
kepala daerah.
B. Kebijakan Umum Anggaran serta Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara Perubahan Anggaran
Perubahan APBD yang disebabkan karena perkembangan yang tidak sesuai
dengan Kebijakan umum anggaran (KUA) dapat berupa terjadinya
pelampauan atau tidak tercapainya proyeksi pendapatan daerah, alokasi
belanja daerah, sumber dan penggunaan biaya yang semula ditetapkan dalam
KUA. Apabila demikian, kepala daerah memformulasikan hal-hal yang
mengakibatkan terjadinya perubahan APBD tersebut dalam suatu Rancangan
Kebijakan Umum Perubahan APBD serta Prioritas dan Plafon Sementara atas
perubahan APBD tersebut.
Dalam rancangan kebijakan umum perubahan APBD dan PPAS perubahan
APBD disajikan secara lengkap penjelasan mengenai hal-hal sebagai berikut :
a. perbedaan asumsi dengan KUA yang ditetapkan sebelumnya;
![Page 5: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/5.jpg)
b. program dan kegiatan yang dapat diusulkan untuk ditampung dalam
perubahan APBD dengan mempertimbangkan sisa waktu pelaksanaan
APBD tahun anggaran berjalan;
c. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus dikurangi dalam
perubahan APBD apabila asumsi KUA tidak tercapai; dan
d. capaian target kinerja program dan kegiatan yang harus ditingkatkan
dalam perubahan APBD apabila melampaui asumsi KUA.
Setelah Kepala Daerah sudah merumuskannya, rancangan kebijakan umum
perubahan APBD dan PPAS kemudian disampaikan kepada DPRD paling
lambat minggu pertama bulan Agustus dalam tahun anggaran berjalan. Setelah
dibahas selanjutnya disepakati menjadi kebijakan umum perubahan APBD
serta PPA Perubahan APBD paling lambat minggu kedua bulan Agustus tahun
anggaran berjalan.
Kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD yang sudah
disepakati dituangkan dalam Nota Kesepakatan yang ditandatangani bersama
antara Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD.
Berdasarkan nota kesepakatan di atas Tim Anggaran Pemerintah Daerah
(TAPD) menyiapkan rancangan surat edaran kepala daerah tentang “Pedoman
Penyusunan RKA-SKPD” yang memuat program dan kegiatan baru untuk
dianggarkan dalam perubahan APBD sebagai acuan bagi kepala SKPD.
Perubahan DPA-SKPD dapat berupa peningkatan atau pengurangan capaian
target kinerja program dan kegiatan dari yang telah ditetapkan semula.
Peningkatan atau pengurangan capaian target ini diformulasikan dalam
Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran SKPD (DPPA-SKPD).
Format-format yang digunakan untuk menyusun Rancangan Kebijakan Umum
Anggaran, PPAS, Nota Kesepakatan dan format DPPA-SKPD dapat dilihat
pada Lampiran C dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006.
![Page 6: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/6.jpg)
C. Pergeseran Anggaran
Dalam pelaksanaan APBD, kadang kala juga terjadi pergeseran anggaran antar
unit organisasi, antar kegiatan dan antar jenis belanja seperti telah disebutkan
di atas. Pergeseran anggaran juga dapat disebabkan adanya pergeseran antar
obyek belanja dan antar rincian obyek belanja yang semuanya harus
diformulasikan dalam dokumen pelaksanaan perubahan anggaran SKPD
(DPPA-SKPD) dengan persetujuan dari PPKD. Sedangkan pergeseran antar
obyek belanja dalam jenis belanja dilakukan atas persetujuan sekretaris
daerah.
Pergeseran anggaran tersebut dilakukan dengan cara mengubah peraturan
kepala daerah tentang penjabaran APBD sebagai dasar pelaksanaan, untuk
selanjutnya dianggarkan dalam Rancangan Peraturan Kepala Daerah tentang
Perubahan APBD. Sedangkan pergeseran anggaran antar unit organisasi,
antar kegiatan, dan antar jenis belanja dapat dilakukan dengan cara merubah
peraturan daerah tentang APBD.
Anggaran yang mengalami perubahan, baik berupa penambahan dan/atau
pengurangan akibat pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan,
dan antar jenis belanja dijelaskan dalam kolom keterangan tentang penjabaran
perubahan APBD. Sedangkan tata cara pergeseran anggaran antar rincian
obyek belanja dalam obyek belanja serta pergeseran antar obyek belanja
dalam jenis belanja harus diatur dan ditetapkan dengan peraturan kepala
daerah.
D. Penggunaan Saldo Anggaran Lebih Tahun Lalu
Saldo anggaran lebih tahun sebelumnya merupakan sisa lebih perhitungan
anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya yang berasal dari selisih lebih antara
realisasi penerimaan dan realisasi pengeluaran anggaran selama satu periode
anggaran. SiLPA mencakup pelampauan penerimaan PAD, pelampauan
penerimaan dana perimbangan, pelampauan penerimaan lainlain pendapatan
daerah yang sah, pelampauan penerimaan pembiayaan, penghematan belanja,
![Page 7: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/7.jpg)
kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum
terselesaikan, dan sisa dana kegiatan lanjutan.
Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya tersebut
harus digunakan dalam tahun anggaran berjalan untuk hal-hal berikut ini :
1. Pembayaran bunga dan pokok utang dan/atau obligasi daerah yang
melampaui anggaran yang tersedia yang mendahului perubahan APBD;
2. Pelunasan seluruh kewajiban bunga dan pokok hutang;
3. Pendanaan kenaikan gaji tunjangan PNS akibat adanya kebijakan
pemerintah;
4. Pendanaan kegiatan lanjutan (DPAL) yang telah ditetapkan dalam DPA-
SKPD tahun sebelumnya, untuk selanjutnya ditampung dalam peraturan
daerah tentang perubahan APBD tahun anggaran berikutnya
5. Pendanaan program dan kegiatan baru dengan kriteria harus diselesaikan
sampai dengan batas akhir penyelesaian pembayaran dalam tahun
anggaran berjalan; dan
6. Pendanaan kegiatan-kegiatan yang capaian target kinerjanya ditingkatkan
dari yang telah ditetapkan semula dalam DPA-SKPD tahun anggaran
berjalan yang dapat diselesaikan sampai dengan batas akhir penyelesaian
pembayaran dalam tahun anggaran berjalan.
Penggunaan saldo lebih anggaran tahun sebelumnya untuk pendanaan
kegiatan seperti pada butir (1), (2), (3), dan (6) tersebut di atas harus
diformulasikan terlebih dahulu dalam DPPA-SKPD, sedangkan kegiatan pada
butir (4) harus diformulasikan terlebih dahulu dalam Dokumen Pelaksanaan
Anggaran Lanjutan SKPD (DPAL-SKPD) dan kegiatan pada butir (5) harus
diformulasikan dalam Rencana Kerja dan Anggaran SKPD (RKA-SKPD).
![Page 8: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/8.jpg)
E. Keadaan Darurat
Perubahan APBD sebagai akibat dari keadaan darurat dan keadaan luar biasa
juga harus memperhatikan ketentuan yang berikut ini.
1. Pendanaan Keadaan Darurat
Keadaan darurat sebagaimana disebutkan dalam uraian terdahulu
sekurang-kurangnya harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Keadaan darurat bukan merupakan keadaan normal dari kegiatan
pemerintah daerah sehari-hari dan tidak dapat diperkirakan
sebelumnya;
b. Keadaan darurat tidak diharapkan sebagai kejadian yang berulang-
ulang;
c. Keadaan darurat berada di luar kendali dan pengaruh pemerintah
daerah;
d. Keadaan darurat dapat berakibat signifikan terhadap anggaran dalam
rangka pemulihan yang disebabkan oleh keadaan darurat tersebut.
Dalam keadaan darurat pemerintah daerah dapat melakukan pengeluaran
yang belum tersedia anggarannya yang selanjutnya akan/harus diusulkan
dalam rancangan perubahan APBD dan ditetapkan dalam peraturan daerah
tentang APBD.
Pendanaan keadaan darurat yang belum tersedia anggarannya tersebut
dapat menggunakan pos belanja tak terduga. Apabila pos belanja tak
terduga tidak mencukupi kebutuhan, maka pendanaan keadaan darurat
dapat dilakukan dengan cara:
1. menggunakan dana dari hasil penjadwalan ulang capaian target
kinerja program dan kegiatan lainnya dalam tahun anggaran
berjalan; dan/atau
2. memanfaatkan uang kas yang tersedia.
![Page 9: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/9.jpg)
2. Pendanaan Keadaan Luar Biasa
Keadaan luar biasa yang dimaksud merupakan keadaan yang
menyebabkan estimasi penerimaan dan/atau pengeluaran dalam APBD
mengalami kenaikan atau penurunan lebih besar dari 50% (lima puluh
persen). Persentase ini merupakan selisih kenaikan atau penurunan antara
pendapatan dan belanja dalam APBD.
Apabila estimasi penerimaan dalam APBD diperkirakan mengalami
peningkatan lebih dari 50%, maka pemerintah daerah dapat menambah
kegiatan baru yang harus diformulasikan terlebih dahulu dalam RKA-
SKPD, dan/atau penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan
kegiatan dalam tahun anggaran berjalan yang formulasinya dicantumkan
dalam DPPA-SKPD.
Akan tetapi apabila estimasi penerimaan dalam APBD diperkirakan
mengalami penurunan lebih dari 50%, maka pemerintah daerah harus
melakukan penjadwalan ulang capaian target kinerja program dan kegiatan
dalam tahun anggaran berjalan yang formulasinya dicantumkan dalam
DPPA-SKPD.
Dokumen RKA-SKPD dan DPPA-SKPD tersebut di atas selanjutnya
digunakan sebagai dasar Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah tentang
Perubahan APBD.
F. Penetapan Perubahan Anggaran
Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan peraturan kepala
daerah tentang penjabaran perubahan APBD yang disusun oleh PPKD
memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang mengalami perubahan dan
yang tidak mengalami perubahan.
Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD terdiri dari rancangan
peraturan daerah tentang perubahan APBD beserta lampirannya. Lampiran
rancangan peraturan daerah terdiri atas :
![Page 10: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/10.jpg)
a. ringkasan perubahan APBD;
b. ringkasan perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah dan
organisasi;
c. rincian perubahan APBD menurut urusan pemerintahan daerah, organisasi,
pendapatan, belanja dan pembahyaan;
d. rekapitulasi perubahan belanja menurut urusan pemerintahan daerah,
organisasi, program dan kegiatan;
e. rekapitulasi perubahan belanja daerah untuk keselarasan dan keterpaduan
urusan pemerintahan daerah dan fungsi dalam kerangka pengelolaan
keuangan negara;
f. daftar perubahan jumlah pegawai per golongan dan per jabatan;
g. Laporan keuangan pemerintah daerah yang telah ditetapkan dengan
peraturan daerah;
h. daftar kegiatan-kegiatan tahun anggaran sebelumnya yang belum
diselesaikan dan dianggarkan kembali dalam tahun anggaran ini; dan
i. daftar pinjaman daerah.
Rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD yang telah disusun oleh
PPKD disampaikan kepada kepala daerah. Rancangan peraturan daerah
tentang perubahan APBD sebelum disampaikan kepada kepala daerah oleh
DPRD disosialisasikan kepada masyarakat. Sosialisasi rancangan peraturan
daerah tentang perubahan APBD bersifat memberikan informasi mengenai
hak dan kewajiban pemerintah daerah serta masyarakat dalam pelaksanaan
perubahan APBD tahun anggaran yang direncanakan. Penyebarluasan
rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dilaksanakan oleh
sekretariat daerah.
Kepala daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD, beserta Iampirannya kepada DPRD paling lambat minggu kedua bulan
![Page 11: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/11.jpg)
September tahun anggaran berjalan untuk mendapatkan persetujuan bersama.
Penyampaian rancangan peraturan daerah harus disertai dengan nota keuangan
perubahan APBD. Pembahasan rancangan peraturan daerah berpedoman pada
kebijakan umum perubahan APBD serta PPA perubahan APBD yang telah
disepakati antara kepala daerah dan pimpinan DPRD. Pengambilan keputusan
DPRD untuk menyetujui rancangan peraturan daerah tentang perubahan
APBD paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum tahun anggaran yang
bersangkutan berakhir.
Tata cara evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD provinsi dan rancangan peraturan gubernur tentang
penjabaran perubahan APBD provinsi menjadi peraturan daerah dan peraturan
gubernur. Dalam hal Menteri Dalam Negeri menyatakan bahwa hasil evaluasi
rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan rancangan
peraturan gubernur tentang penjabaran perubahan APBD bertentangan dengan
kepentingan umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi,
gubernur bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh)
hari kerja terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi
tidak ditindaklanjuti oleh gubernur dan DPRD, dan gubernur tetap
menetapkan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan
rancangan peraturan gubernur tentang penjabaran perubahan APBD menjadi
peraturan daerah dan peraturan gubernur, maka Menteri Dalam Negeri
membatalkan peraturan daerah dan peraturan gubernur dimaksud sekaligus
menyatakan tidak diperkenankan melakukan perubahan APBD dan tetap
berlaku APBD tahun anggaran berjalan. Pembatalan peraturan daerah dan
peraturan gubernur serta pernyataan berlakunya APBD tahun berjalan
ditetapkan dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri.
Tata cara evaluasi dan penetapan rancangan peraturan daerah tentang
perubahan APBD kabupaten/kota dan rancangan peraturan bupati/walikota
tentang penjabaran perubahan APBD kabupaten/kota menjadi peraturan
daerah dan peraturan bupati/walikota. Dalam hal Gubernur menyatakan hasil
evaluasi rancangan peraturan daerah tentang APBD dan rancangan peraturan
![Page 12: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/12.jpg)
bupati/walikota tentang penjabaran APBD tidak sesuai dengan kepentingan
umum dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi, bupati/walikota
bersama DPRD melakukan penyempurnaan paling lama 7 (tujuh) hari kerja
terhitung sejak diterimanya hasil evaluasi. Apabila hasil evaluasi tidak
ditindaklanjuti oleh bupati/walikota dan DPRD, dan bupati/walikota tetap
menetapkan rancangan peraturan daerah tentang perubahan APBD dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran perubahan APBD
menjadi peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota, gubernur
membatalkan peraturan daerah dan peraturan bupati/walikota dimaksud,
sekaligus menyatakan tidak diperkenankan melakukan perubahan APBD dan
tetap berlaku APBD tahun anggaran berjalan. Pembatalan peraturan daerah
dan peraturan bupati/walikota serta pernyataan berlakunya APBD tahun
berjalan ditetapkan dengan keputusan gubernur.
Paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah pembatalan, kepala daerah harus
memberhentikan pelaksanaan peraturan daerah dan selanjutnya DPRD
bersama kepala daerah mencabut peraturan daerah dimaksud. Pencabutan
peraturan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
peraturan daerah tentang pencabutan peraturan daerah tentang perubahan
APBD. Gubernur menyampaikan hasil evaluasi yang dilakukan atas
rancangan peraturan daerah kabupaten/kota tentang perubahan APBD dan
rancangan peraturan bupati/walikota tentang penjabaran perubahan APBD
kepada Menteri Dalam Negeri.
G. Penyusunan Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja
1. PPKD paling lama 3 (tiga) hari kerja setelah peraturan daerah tentang
perubahan APBD ditetapkan, memberitahukan kepada semua kepala
SKPD agar menyusun rancangan DPA-SKPD terhadap program dan
kegiatan yang dianggarkan dalam perubahan APBD.
2. DPA-SKPD yang mengalami perubahan dalam tahun berjalan seluruhnya
harus disalin kembali ke dalam Dokumen Pelaksanaan Perubahan
Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPPA-SKPD).
![Page 13: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Dalam DPPA-SKPD sebagaimana dimaksud diatas terhadap rincian obyek
pendapatan, belanja atau pembiayaan yang mengalami penambahan atau
pengurangan atau pergeseran harus disertai dengan penjelasan latar
belakang perbedaan jumlah anggaran baik sebelum dilakukan perubahan
maupun setelah dilakukan perubahan.
4. DPPA-SKPD dapat dilaksanakan setelah dibahas oleh TAPD, dan
disahkan oleh PPKD berdasarkan persetujuan sekretaris daerah.
![Page 14: Presentasi Bab 12](https://reader036.vdocuments.pub/reader036/viewer/2022083018/577c7db41a28abe0549f9e48/html5/thumbnails/14.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Permendagri nomor 13 tahun 2006
Permendagri nomor 21 tahun 2011