presentasi obgyn
TRANSCRIPT
KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU
Benediktus Dhewa S
PENDAHULUAN• Kehamilan ektopik ialah suatu kehamilan yang berbahaya bagi wanita
yang bersangkutan berhubung dengan besarnya kemungkinan terjadi keadaan yang gawat.
• Keadaan gawat dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.Kehamilan ektopik merupakan keadaan emergensi yang menjadi penyebab kematian maternal selama kehamilan trimester pertama, karena janin pada kehamilan ektopik secara nyata bertanggung jawab terhadap kematian ibu, maka para dokter menyarankan untuk mengakhiri kehamilan. 2 Hal yang perlu diingat ialah bahwa pada setiap wanita dalam masa reproduksi dengan gangguan atau keterlambatan haid yang disertai dengan nyeri perut bagian bawah, perlu difikirkan dugaan adanya kehamilan ektopik terganggu.
• Definisi Kehamilan Ektopik
• Kehamilan ektopik didefinisikan sebagai setiap kehamilan yang terjadidi luar kavum uteri,2 yaitu bila sel telur yang dibuahi berimplantasi dan tumbuh di luar endometrium kavum uteri.Kehamilan ekstrauterin tidak sama dengan kehamilan ektopik karena kehamilan pada pars interstitialis tuba dan kanalis servikalis masih termasuk dalam uterus tetapi jelas bersifat ektopik.
FAKTOR RISIKO
1. Riwayat kehamilan ektopik sebelumnya2. Penggunaan kontrasepsi spiral dan pil progesteron
3. Kerusakan dari saluran tuba
JENIS KEHAMILAN EKTOPIK
1. Kehamilan Pars Interstisialis Tuba2. Kehamilan ektopik ganda3. Kehamilan Ovarial4. Kehamilan servikal5. Kehamilan ektopik lanjut
GAMBARAN KLINIK1. Kehamilan ektopik belum terganggu
Kehamilan ektopik yang belum terganggu atau belum mengalamiruptur sulit untuk diketahui, karena penderita tidak menyampaikankeluhan yang khas. Amenorea atau gangguan haid dilaporkan oleh 75-95% penderita. Lamanya amenore tergantung pada kehidupan janin,sehingga dapat bervariasi. Sebagian penderita tidak mengalamiamenore karena kematian janin terjadi sebelum haid berikutnya.Tanda-tanda kehamilan muda seperti nausea dilaporkan oleh 10-25%kasus.
2. Kehamilan ektopik tergangguDiagnosis kehamilan ektopik terganggu pada jenis yang mendadakatau akut biasanya tidak sulit. Nyeri merupakan keluhan utama padakehamilan ektopik terganggu (KET). Pada ruptur tuba, nyeri perutbagian bawah terjadi secara tiba-tiba dan intensitasnya disertai denganperdarahan yang menyebabkan penderita pingsan, tekanan darah dapatmenurun dan nadi meningkat serta perdarahan yang lebih banyak dapatmenimbulkan syok, ujung ekstremitas pucat, basah dan dingin. Rasanyeri mula-mula terdapat dalam satu sisi, tetapi setelah darah masuk kedalam rongga perut, rasa nyeri menjalar ke bagian tengah ataukeseluruh perut bawah dan bila membentuk hematokel retrouterinamenyebabkan defekasi nyeri.
• Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Hal ini menunjukkan kematian janin dan berasal dari cavum uteri karena peleasan desidua. Perdarahan dari uterus tidak banyak dan berwarna coklat tua
• Yang menonjol ialah penderita tampak kesakitan, pucat dan pada pemeriksaan ditemukan tanda-tanda syok serta perdarahan rongga perut. Pada Pemeriksaan ginekologi ditemukan serviks yang nyeri bila digerakkan dan kavum Douglas yang menonjol
DIAGNOSIS
• Anamnesis : haid biasanya terlambat untuk beberapa waktu, nyeri abdominal terutama bagian bawah dan perdarahan pervaginam pada trimester pertama kehamilan
• Pemeriksaan umum : penderita tampak kesakitan dan pucat. Pada perdarahan pada rongga perut tanda-tanda syok dapat ditemukan. Pada jenis tidak mendadak perut bagian bawah hanya sedikit menggembung dan nyeri tekan.
– Pemeriksaan ginekologi : tanda-tanda kehamilan muda mungkin ditemukan. Pergerakan serviks menyebabkan rasa nyeri. Bila uterus dapat diraba, maka akan teraba sedikit membesar dan kadang-kadang teraba tumor disamping uterus dengan batas yang sukar ditentukan
• Pemeriksaan laboratorium : pemeriksaan hemoglobin terutama bila ada tanda-tanda perdarahan dalam rongga perut. Perhitungan leukosit secara berturut menunjukkan adanya perdarahan bila leukosit meningkat (leukositosis). Untuk membedakan kehamilan ektopik dari infeksi pelvik dapat diperhaikan jumlah leukosit. Jumlah leukosit yang lebih dari 20.000 biasanya menunjukkan infeksi pelvik.
• Pemeriksaan konsentrasi hormon β human chorionic gonadotropin (βhCG) dalam urin atau serum. Hormon ini dapat dideteksi paling awal pada satu minggu sebelum menstruasi berikutnya. Konsentrasi serum yang sudah dapat dideteksi ialah 5 IU/L, sedangkan pada urin ialah 20–50 IU/L.
• Tes kehamilan negatif tidak menyingkirkan kemungkinan kehamilan ektopik terganggu karena kematian hasil konsepsi dan degenerasi trofoblas menyebabkan human gonadotropin menurun dan menyebabkan tes negatif.
• Kuldosentesis : ialah suatu cara pemeriksaan untuk mengetahui apakah terdapat darah dalam kavum Douglas
• Ultrasonografi : Cara yang paling efisien untuk mengeluarkan adanya kehamilan ektopik adalah mendiagnosis suatu kehamilan intrauteri.
Penatalaksanaan
a. Salpingotomi linier
Tindakan ini merupakan suatu prosedur pembedahan yang ideal dilakukan pada kehamilan tuba yang belum mengalami ruptur. Karena lebih dari 75% kehamilan ektopik terjadi pada 2/3 bagian luar dari tuba.
b. Reseksi segmental
Reseksi segmental dan reanastomosis end to end telah diajukan sebagai satu alternatif dari salpingotomi. Prosedur ini dilakukan dengan mengangkat bagian implantasi. Tujuan lainnya adalah dengan merestorasi arsitektur normal tuba. Hanya pasien dengan perdarahan yang sedikit dapat menjalani prosedur ini.
c. Salpingektomi
Salpingektomi total diperlukan apabila satu kehamilan tuba mengalami ruptur, karena perdarahan intraabdominal akan terjadi dan harus segera diatasi.
Prognosis
Kematian karena kehamilan ektopik terganggu cenderung turun dengan diagnosis dini dan persediaan darah yang cukup.
DAFTAR PUSTAKA1. Prawirohardjo, S., 2005, Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Kebidanan,
Jakarta Pusat : Yayasan Bina Pustaka.2. http://digilib.unsri.ac.id/download/Kehamilan%20Ektopik.pdf.3. http://adulgopar.files.wordpress.com/2009/12/kehamilan-ektopik.pdf.4. http://www.lusa.web.id/nidasi-atau-implantasi/.5. Prawirohardjo, S., 2007, Kehamilan Ektopik dalam Ilmu Bedah
Kebidanan, Jakarta Pusat : Yayasan Bina Pustaka.6. Murray, H., Baakdah, H., Bardell, T., Tulandi, T., Diagnosis and
Treatment of Ectopic Pregnancy, CMA Media Inc.(CMAJ),2005;173(8), diunduh dari http://www.cmaj.ca.full.pdf+html.
7. http://www.surgeryencyclopedia.com/images/gesu_03_img0187.jpg