press release sekolah advokasi bem fk uns 2014.docx

14
SELAYANG PANDANG ADVOKASI – RIZAL NUR ROHMAN (Menteri Advokasi BEM FK UNS 2014) “Saya ragu maka saya berpikir, saya berpikir maka saya ada”. (Rene Descartes). Kata-kata beliau ini lah yang merupakan salah satu dasar mengapa kita perlu dan harus beradvokasi. Ketika ada kebijakan yang diselewengkan atau tak sesuai tempatnya, maka disitulah kita ada untuk membela dan memperjuangkan kepentingan agar kembali menjadi normal. Penjelasan ini merupakan awal dari Sekolah Advokasi 2014 hari Pertama yang disampaikan oleh Pak Guru Pak Rizal Nur Rohman yang saat ini menjabat Menteri Advokasi BEM FK UNS. Advokasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pembelaan. Dalam hal ini maksud dari pembelaan adalah membela suatu kepentingan atau urusan yang tak sesuai dengan semestinya. Dalam materi yang disampaikan Pak Rizal, beliau menyampaikan bahwa Advokasi adalah upaya untuk memperbaiki atau mengubah suatu kebijakan publik sesuai kehendak atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut. Selain itu advokasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mendesakkan terjadinya perubahan sosial (Social movement) secara bertahap maju melalui serangkaian kebijakan publik Lalu apa saja yang diperlukan dalam advokasi. Berikut ini langkah- langkahnya: 1. Perhatikan prinsip ini : “Dalam membela hak umum, cukup dengan komunikasi efektif yang baik” 2. Akan tetapi dalam memperbaiki kebijakan publik, harus memperhatikan: a. Content of Law Isi dari kebijakan publik, dapat berupa Undang-Undang, SK, atau peraturan tata tertibnya. Contoh: SK Dekan tentang Kampus FK UNS bebas rokok b. Structure of Law Apakah struktur organisasi atau pengeluar kebijakan ini menjalankan kebijakan publik nya dengan baik? Contoh: Para Pegawai FK UNS apakah menjalankan peraturan Kampus FK UNS Bebas Rokok c. Culture of Law Apakah peraturannya sudah membudaya dan tertanam dalam setiap orang yang berada dalam wilayah yang diterapkan

Upload: adhe-marlin-sanyoto

Post on 24-Nov-2015

194 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

SELAYANG PANDANG ADVOKASI RIZAL NUR ROHMAN (Menteri Advokasi BEM FK UNS 2014)Saya ragu maka saya berpikir, saya berpikir maka saya ada. (Rene Descartes). Kata-kata beliau ini lah yang merupakan salah satu dasar mengapa kita perlu dan harus beradvokasi. Ketika ada kebijakan yang diselewengkan atau tak sesuai tempatnya, maka disitulah kita ada untuk membela dan memperjuangkan kepentingan agar kembali menjadi normal.

Penjelasan ini merupakan awal dari Sekolah Advokasi 2014 hari Pertama yang disampaikan oleh Pak Guru Pak Rizal Nur Rohman yang saat ini menjabat Menteri Advokasi BEM FK UNS.Advokasi dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti pembelaan. Dalam hal ini maksud dari pembelaan adalah membela suatu kepentingan atau urusan yang tak sesuai dengan semestinya. Dalam materi yang disampaikan Pak Rizal, beliau menyampaikan bahwa Advokasi adalah upaya untuk memperbaiki atau mengubah suatu kebijakan publik sesuai kehendak atau kepentingan mereka yang mendesakkan terjadinya perbaikan atau perubahan tersebut. Selain itu advokasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan mendesakkan terjadinya perubahan sosial (Social movement) secara bertahap maju melalui serangkaian kebijakan publikLalu apa saja yang diperlukan dalam advokasi. Berikut ini langkah-langkahnya:1. Perhatikan prinsip ini : Dalam membela hak umum, cukup dengan komunikasi efektif yang baik2. Akan tetapi dalam memperbaiki kebijakan publik, harus memperhatikan:a. Content of LawIsi dari kebijakan publik, dapat berupa Undang-Undang, SK, atau peraturan tata tertibnya. Contoh: SK Dekan tentang Kampus FK UNS bebas rokokb. Structure of LawApakah struktur organisasi atau pengeluar kebijakan ini menjalankan kebijakan publik nya dengan baik? Contoh: Para Pegawai FK UNS apakah menjalankan peraturan Kampus FK UNS Bebas Rokokc. Culture of Law Apakah peraturannya sudah membudaya dan tertanam dalam setiap orang yang berada dalam wilayah yang diterapkan peraturan tersebut. Contoh: apakah mahasiswa atau orang non FK UNS sudah menjalani peraturan bebas rokok sebagai budaya. Apakah jika ada orang yang merokok dikenai hukuman?3. Langkah-langkah dalam beradvokasi ada beberapa skema, namun saya menyantumkan skema sederhana ini saja:

4. Komunikasi efektif sangatlah penting, lalu bagaimana caranya? Untuk berkomunikasi efektif yang terpenting adalah bagaimana cara mempengaruhi penerima info dari kita untuk menerimanya dengan baik dan mempengaruhi pemikirannya. Buatlah suatu jalinan agar info atau kabar yang ingin kamu sampaikan dapat diterima dengan mudah dan baik oleh penerima5. Apabila komunikasi efektif tak dapat dilakukan, ada cara lain, tenang.. yaitu dengan cara mempengaruhi penerima info. Sampaikanlah info kepada lingkungan sekitar dari penerima, bisa teman-teman dekat, sahabat, tetangganya, dsb. Sehingga pada akhirnya penerima merasa tertekan dan terpengaruh dengan info tersebut6. Yang paling penting dalam advokasi, tawarkanlah solusi. Jangan hanya menuntut tapi tanpa adanya suatu data yang mendukung dan hanya berspekulasi semata ibarat pepesan kosong. Maka dari itu pentinglah diadakan kajian strategis sebelum beradvokasi7. Cara beradvokasi yang baik adalah dengana. Membacab. Menulis c. Berdiskusi8. Hindari hal-hal berikut:a. Memprovokasi publik dengan emosi dan amarahb. Menumpahkan amarah melalui media sosial. Ingat mahasiswa merupakan kaum intelektual. Think again!c. Menulis surat kalengd. Membuat data yang tak benar untuk mendukung idee. Berdebat dengan dosen menggunakan kata-kata kasarf. Mengedepankan ego profesi hingga menimbulkan perpecahang. Memukul dosen, nyantet dekan, bakar gedung rektorat

Oya dalam penyampaian materi pertama ini, juga disampaikan bagaimana kerja Advokasi FK UNS khususnya oleh BEM FK UNS saat ini. Yaitu ada Dana Kasih bagi mahasiswa yang sakit, kecelakaan, atau juga meninggal, Asuransi Kesehatan yang preminya dibayar tiap semester tiap kita bayar SPP, Penundaan SPP/UKT atau keringanan pembayaran, dan juga temu Birokrat.

KAJIAN STRATEGIS RIZAL NUR ROHMAN (Menteri Advokasi BEM FK UNS 2014)Seharusnya materi ini disampaikan oleh Bu Guru Bu Ni Nyoman Indirawati sebagai Menteri Advokasi BEM FK UNS tahun 2012. Akan tetapi karena ada sesuatu, beliau berhalangan hadir. Setelah kita diberikan materi tentang selayang pandang advokasi, Pak Rizal menyampaikan materi Kajian Strategis yang merupakan salah satu elemen penting dalam beradvokasi. Tanpa adanya kajian strategis, upaya advokasi yang akan dilakukan dipastikan menghasilkan hasil yang buruk.Oke, jadi apakah itu Isu? Isu adalah kabar atau masalah yang berkembang di publik yang perlu ditindaklanjuti tergantung sudut pandangnyaLalu, Bagaimana cara menyikapi sebuah isu? : dilihat dari 3 segi yaitu objektif, realistis, strategisa. Objektif? Apakah isu itu sebuah fakta atau asumsi?b. Realistis? Apakah isu itu bisa dikerjakan?c. Mendesak / STRATEGIS ? Apakah sudah sesuai dengan skala prioritas yang ada?Berikut ini adalah syarat-syarat Kajian :a. Bersifat ilmiah : (bersumber buku, jurnal, UU, media cetak (walaupun ada beberapa pihak yang berkepentingan dalam media)b. Jumlah orang: (> 2 orang) minimal 3 orang, tujuannya untuk meminimalkan subjektivitas. Semakin banyak yang menyampaikan suatu pikiran maka semakin bagusc. Banyak membaca, menulis, dan berdiskusi (nonsense kalau tidak baca buku). Intinya banyak-banyaklah mencari pengalaman

Berikut ini adalah bagan secara simpel tentang bagaimana menyikapi suatu isu. Dari bagian superfisial, kita bisa memikirkan apa, mengapa, dan bagaimana. Apa isu tersebut? Mengapa isu tersebut terjadi? Dan bagaimana caranya sehingga isu tersebut terjadi?

2. Pada akhirnya dari kajian, dihasilkan beberapa hal biasanya : Berupa Pernyataan sikap kami dari BEM FK UNS mengucapkan .... dengan dasar hukum ... (bersifat struktural dan sistematis ada latar belakang, dasar, dsb) Hasil ini dikemas sesuai pangsa pasar yang diharapkan. Dalam hal ini ketika ingin disampaikan dalam masyarakat awam perlu disampaikan dengan bahasa yang tak terlalu rumit Disampaikan dengan bahasa pangsa pasar

3. Penting dalam suatu kajian strategis dan aksi setelahnya, yaitu membangun jejaring dengan kepentingan yang sama

4. Setelah diadakan kajian strategis, perlu diadakn aksi mahasiswa, yang dapat berupa :a. Indoor : negosiasi, lobbying, audiensi, kuliah umum, ceramah pakar, advokasib. Outdoor : demonstrasi (hati-hati demo buruk yang asumtif, karena kalau yang dibela kepentingannya, malah mencela, asumtif dong), mimbar, Press release

Berikut ini adalah pemikiran dr. TOnang (2013) terkait pergerakan mahasiswa saat ini. Bahwa pergerakan mahasiswa tak perlu adanya kekerasan. Ingat! KATA adalah SENJATA KITA!

5. Yang pasti dalam kajian strategis perlu ada data, yang dapat dibedakan menjadi: a. Data primer dari sumber asalnya dari pakar yang kompeten, pelaku langsung, jurnal terakreditasib. Data sekunder dari media massa dan media bebas

MANAJEMEN AKSI - Ignatius Ivan, S. Ked (Anggota Majelis Pertimbangan ISMKI 2013)Setelah diadakan kajian strategis perlu diadakan suatu aksi. Karena nonsense bila telah dilakukan kajian namun tanpa aksi.Materi manajemen aksi ini disampaikan oleh Pak Guru Pak Ivan, sebagai Sekjen ISMKI ??Dalam melakukan suatu aksi, ada beberapa tahapan-tahapannya, yang dibagi menjadi tiga, yaitu: PreAKsi , Aksi, dan PostAksi Pre Aksi : Manajemen isu Isu yang telah dikaji, dikelola dan dikemas agar mudah tersampaikan Konsep Aksi Bangun suatu konsep aksi apa yang akan dilakukan, apakah berupa negosiasi, propaganda, aksi teatrikal di jalan, demo, dsb. Membangun aliansi Ketika ada suatu pihak yang memiliki kepentingan yang sama, maka kita dapat membangun aliansi. Namun perlu diingat, ketika akan menjalankan aksi, pembagian tugas yang rata sangatlah penting. Jangan sampai berat sebelah. Membuat skenario dan pembagian peran Skenario dalam aksi yang akan dijalankan apa saja, dan pembagian peran bagi orang orang yang akan terlibat dalam aksi juga sangatlah penting Membangun Wacana publik Menghubungi media Agar dampak dari suatu aksi dapat dirasakan oleh masyarakat luas, menghubungi media yang dapat diajak kerja sama untuk meliput kegiatan kita sangatlah penting Surat perijinan Dan tak lupa, surat perijinan merupakan hal urgen yang harus segera diurus. Dalam hal ini adalah menyampaikan surat ijin kepada kepolisian. Aksi: Membagikan pesan yang telah dibuat agar masyarakat juga tahu Yel-yel Ear catching, Easy listening Baca Press release. Press release adalah pembacaan sikap dari kita dengan mengundang berbagai media yang ada. Pasca Aksi : Absensi Cek penambahan massa. Apakah ada penambahan? Bila ada, dapat dikatakan kita berhasil dalam melakukan aksi, karena ada orang-orang yang tertarik dan ikut bergabung dalam aksi yang kita lakukan Rekomendasi

NEGOSIASI DAN LOBBYING DALAM ADVOKASI HANA AMATILLAH, S.Ked (MENTERI ADVOKASI BEM FK UNS 2012)I. NEGOSIASISalah satu proses terpenting yang harus dipahami oleh pelaku advokasi adalah prinsip negosiasi/lobby yang esensinya adalah proses mengenali perbedaan kepentingan, mencari titik temu kepentingan (untuk menghindari konflik) dan mempertukarkan konsesi sehingga masing-masing pihak merasa menang (WIN-WIN SOLUTION). Materi ini disampaikan oleh Bu Hana Amatillah yang dulunya menjabat sebagai Menteri Advokasi BEM FK UNS 2012. Pengertian negosiasi dan lobbying dapat dilihat dari sifatnya. Jika negosiasi bersifat formal, sedangkan lobbying bersifat informal dan lebih santai. Negosiasi diperlukan apabila terdapat situasi:1. Perebutan sumber daya: jika satu pihak menginginkan sesuatu yang dikuasai pihak lain dan/atau sebaliknya2. Perbedaan persepsi: salah satu pihak ingin menyelaraskan pandangan yang tadinya berbeda terhadap suatu hal, yang mungkin berpotensi menimbulkan konflik atau menghalangi pencapaian tujuan.Kapan terjadi negosiasi/lobby:Dua atau lebih kelompok bersedia melakukan negosiasi jika merek berhitung bahwa:1. Mereka masih punya peluang untuk mendapat lebih banyak manfaat2. Jika tidak dilakukan negosiasi akan muncul situasi lebih buruk, semisal konflik terbuka, sama-sama rugi, dan sebagainya. Intinya meminimalkan konflik yang terjadiSyarat negosiasi yang efektif:1. Willingness, pihak yang bersedia bernegosiasi secara sukarela berdasarkan kesadaran yang penuh2. Preparedness, semua pihak memiliki kesiapan3. Authoritative: pihak memiliki kewenangan untuk mengambil keputusan4. Relative equal bargaining Power: para pihak memiliki kekuatan yang relatif seimbang5. Sense of problem solver: para pihak memiliki kemauan menyelesaikan masalahDan berikut ini strategi dalam bernegosiasi:1. Win-win. Dikenal juga sebagai integratif negotiation. Intinya menguntungkan kedua belah pihak2. Win-lose. Kedua pihak saling berkompetisi untuk medapat hasil yang mereka inginkan3. Lose-lose. Sebagai dari dampak kegagalan dari pemilihan strategi yang tepat dalam bernegosiasi4. Lose-win. Dipilih bila salah satu pihak sengaja mengalah untuk mendapat manfaat dengan kekalahan mereka.Berikut ini tahapan dalam bernegosiasi:1. Persiapan: a. menentukan sasaran dari proses negosiasi. Merupakan apa hasil yang diharapkan dalam bernegosiasi. Ada dua jenis sasaran, yaitu sasaran ideal dan sasaran minimal.b. Menilai lawan dan mengumpulkan info untuk mengetahui sebanyak-banyaknya tentang pihak lawanc. Menentukan strategi dan teknik negosiasi, secara umum ada 3 teknik yaitu: negosiasi soft bargaining, hard bargaining, dan integratif bargaining.2. Pelaksanaana. Pilih waktu yang tepatb. Tempat yang tepatc. Suasana yang positifd. Merumuskan tawarane. Menghindari konflikf. Komunikasi efektif3. Penutupana. Mencapai kesepakatanb. Perhatikan apakah semua pihak telah memahami kesepakatannya apa belum

Yang terpenting dalam GOLDEN RULE Negosiasi adalah SELALU menegosiasikan kepentinagan bukan pendirian (position),; jangan mengambil suatu pendirian kecuali jika hal itu bermanfaat bagi kepentingan-kepentingan tersebutIn a negotiation, we must find a Solutions that pleases everyone, because no One accepts that The must Close and that The other must bin. Both must bin! Nabil N. JamalII. LOBBYING:Seperti yang saya tulis di atas, lobbying bersifat informal ketimbang negosiasi. Lobbying bisa dilakukan tanpa terikat waktu dan tempat. Selain itu bisa dilakukan terus menerus dalam waktu panjang. Lobbying membutuhkan kemampuan komunikasi interpersonal yang lebih tinggi dibandingkan negosiasi. Lobbying sering kali berperan sebagai langkah awal dalam negosiasi atau bisa terjadi antara proses negosiasi yang mengalami masa reses.

Dalam penyampaian materi negosiasi dan lobbying ini, kami diberikan skenario yaitu tentang Suku Jawa yang ingin menjual kambing susu spesial yang hanya ada satu-satunya di suatu negeri kepada suku Batak, Bugis, dan Sulawesi. Disinilah ada berbagai syarat dan menurut saya pribadi, ini merupakan salah satu materi yang sangat menarik untuk dipelajari lebih lanjut

Manipulasi Opini Publik (Muhammad Haydar, S. Ked Ketua FULDFK Indonesia 2014)Salah satu hal yang mendukung terjadinya advokasi yang baik adalah bagaimana mempengaruhi opini publik terhadap suatu isu yang akan kita angkat. Materi kali ini disampaikan oleh Pak Muhammad Haydar aka Pak Edo yang sekarang menjabat sebagai Ketua FULDFK(Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran ) Indonesia 2014. Dalam menyampaikan materinya, beliau menggambarkan opini publik dengan tangan-tangan yang mempengaruhi orang-orang yang sedang membaca koran.

Opini publik ada berbagai macam sifatnya, diantaranya adalah: Netral Kontra Dukung Kontra terhadap isu yang kalian gemborkan, tapi mendukung pihak yang kalian dukung

Bagaimana prinsip kita memanipulasi opini publik? buatlah publik memahami: Dengan cara, membuat suatu tradisi publik dan menjaga inersia (pola pikir yang tetap) mereka dengan cara membuat suatu kebijakan publikDalam menghadapi suatu media (dalam arti ini dapat mempengaruhi opini kita), maka kita bersikap: Jangan langsung percaya berikan opini dari pengetahuan kita yang lalu (prior knowledge)Opini publik ada berbagai sifat, yaitu Opini publik (sempit) pikiran suatu masyarakat dalam waktu tertentu terhadap objek tertentu Opini publik (luas) Power of The Group / opini publik dalam suatu masalah dalam lingkup luas

FYI: Opini publik bisa dimanipulasi Persiapan: membuat/mengubah opini publik1. Ketahui motif mengapa perlu memanipulasi opini publik2. Ketahui idola nya dalam artian representasi dari kumpulan orang atau orang-orang yang berpengaruh dalam suatu masyarakat. Karena ketika orang berpengaruh tersebut dapat dipengaruhi pikirannya, maka masyarakat di dalamnya akan mudah dimanipulasi opini publiknya3. Fungsi dan keterbatasan medianya : Kenali media apa yang dapat menyampaikan informasi dengan cepat dan mudah dipahami oleh target masyarakat (misal, radio, koran, dll)4. Dalam hal ini, pendekatannya harus benar karena kalau tidak, maka bisa timbul konflik batin5. Spesifikkan pandangan kita terhadap suatu isu dan tentukan apakah isu itu reliabel (bisa digunakan orang luas)6. Terus tanamkan wacana/isu continously, agar tak bosan, kemaslah dengan dramatisasi7. Susah dapat respons? Jangan tanamkan kebencian kepada apa yang dilawan, namun tanamkan kebanggaan karena menolak apa yang dilawan

Teknik Kepengawasan (Mas Luthfi Presiden BEM FK UNSOED 2 tahun berturut-turut, dari 2013 hingga saat ini) Yaitu adalah suatu metode mengawasi kebijakan, dalam hal ini kebijakan kampus bagi mahasiswa Mengawasi, yaitu membandingkan kebijakan dengan jalannya kebijakan yang ada, apakah terjadi penyimpangan apa tidak. Unsur-unsur dalam teknik kepengawasan: Kebijakan yang akan diawasi Tim pengawas (tak harus dari BEM saja agar tak terkesan kaku) Stakeholder / lembaga pengeluar kebijakan (dekanat/rektorat) Tentukan apa yang kalian awasi Tentukan batasan dan cakupan objek pengawasan atau pengawalan. Cari intisarinya agar lebih fokus Bentuk tim pengawas Publikasi dan propaganda hasil pengawasan merupakan salah satu penerapan manipulasi opini publik Yang penting menghimpun opini, bukan mengajak demoDalam materi ini, kami juga diberikan pemaparan tentang Gerakan #SaveSoedirman yaitu gerakan menurunkan biaya UKT di UNSOED yang penghitungannya tak wajar. Dan ternyata tindak lanjut dari gerakan ini adalah Rektor dan beberapa Pembantu Rektor dipenjara karena terkena kasus korupsi terkait UKT di UNSOED ini.