presus dr ngatwanto sp p

20
PRESENTASI KASUS “TUMOR PARU DENGAN EFUSI PLEURA” Disusun oleh: Adityo Nugroho G1A211069 Nova Agusta Isdiarto G1A211071 Gendis Ayu Ardias G1A211072 Diajukan kepada Yth : dr. Ngatwanto, Sp.P UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

Upload: august-gurniwa

Post on 12-Aug-2015

112 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Presus Dr Ngatwanto Sp P

PRESENTASI KASUS

“TUMOR PARU DENGAN EFUSI PLEURA”

Disusun oleh:

Adityo Nugroho G1A211069

Nova Agusta Isdiarto G1A211071

Gendis Ayu Ardias G1A211072

Diajukan kepada Yth :

dr. Ngatwanto, Sp.P

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMANFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

JURUSAN KEDOKTERANSMF ILMU PENYAKIT DALAM

RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJOPURWOKERTO

2012

Page 2: Presus Dr Ngatwanto Sp P

LEMBAR PENGESAHAN

PRESENTASI KASUS

“TUMOR PARU DENGAN EFUSI PLEURA”

Diajukan untuk memenuhi syarat

Mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior

di bagian Ilmu Penyakit Dalam

RSUD Prof. DR. Margono Soekarjo Purwokerto

telah disetujui dan dipresentasikan

pada tanggal: September 2012

Disusun oleh :

Adityo Nugroho G1A211069

Nova Agusta Isdiarto G1A211071

Gendis Ayu Ardias G1A211072

Purwokerto, September 2012

Pembimbing,

dr. Ngatwanto, Sp.P

Page 3: Presus Dr Ngatwanto Sp P

BAB I

PRESENTASI KASUS

A. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. O

Usia : 41 tahun

Alamat : Prigi

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Buruh

Pendidikan : SMP

Tanggal masuk : 04 September 2012

Tanggal periksa : 05 September 2012

Ruang Rawat : Cendana kelas III

Nomer RM : 793708

B. ANAMNESIS

1. Keluhan utama

Sesak nafas.

2. Keluhan Tambahan

Batuk, suara serak.

3. Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang ke IGD RSMS pada hari Selasa tanggal 04 September

2012 dengan keluhan sesak nafas disertai batuk dan suara serak. Esak

nafas dirasakan seja ±3 bulan sebelum masuk rumah sakit. Suara serak

mulai di keluhkan sekitar 1 bulan lalu. Sesak nafas dan batuk dirasakan

setiap hari dan terus menerus.

Sebelum ke rumah sakit pasien pernah memeriksakan diri dan

berobat ke karang jengkol, dan pasien telah diberitahu bahwa pasien

menderita tumor paru.

Page 4: Presus Dr Ngatwanto Sp P

4. Riwayat penyakit dahulu

a.Riwayat penyakit yang sama : pernah mengalami keluhan yang sama

seperti sesak nafas sekitar 3 bulan lalu disertai batuk, dan sudah

memeriksakan diri serta berobat ke karang jengkol.

b.Riwayat hipertensi : disangkal

c.Riwayat DM : disangkal

d.Riwayat penyakit jantung : disangkal

e.Riwayat keganasan : disangkal

5. Riwayat penyakit keluarga

a.Riwayat hipertensi disangkal

b.Riwayat DM dari disangkal

c.Riwayat asma disangkal

d.Riwayat TBC disangkal.

e.Riwayat penyakit perdarahan disangkal

6. Riwayat sosial dan exposure

a. Community

Pasien tinggal bersama istri dan dua orang anaknya. Rumah tersebut

berada di pedesaan namun padat penduduk. Menurut pengakuan pasien

kondisi rumahnya cukup baik namun masih kurang layak untuk di

kategoriian rumah sehat. Tidak terdapat pabrik maupun Tempat

Pembuangan sampah Akhir (TPA) di dekat rumah.

b. Home

Pasien tinggal di sebuah rumah bersama istri dan kedua anaknya.

Rumah ini terdiri dari 2 kamar tidur, ruang tamu, dapur dan jamban.

Rumah terbuat dari dinding tembok. Atap rumah pasien terbuat dari

genteng. Ruang tamu memiliki jendela dengan pencahayaan dan

sirkulasi yang cukup.. Kamar tidur rumah pasien berukuran 2 x 3 m2.

Ventilasi udara terdapat di ruang tamu. Cahaya yang masuk ke rumah

cukup.

Page 5: Presus Dr Ngatwanto Sp P

c. Occupational

Pasien merupakan buruh yang sehari-hari hanya bekerja di sawah,

kadang serabutan, karena pasien yang tidak punya pekerjaan tetap.

d. Personal habit

Pasien mengaku memiliki kebiasaan merokok. Pekerjaannya sebagai

buruh dan pengaruh lingkungan menyebabkan pasien menjadi seorang

perokok. Pasien biasa merokok sehari sampai 1 bungkus.

e. Diet

Pasien tidak memiliki alergi khusus terhadap makanan. Pasien

mengaku menyukai berbagai jenis makanan, seperti sayur, lauk-pauk,

ikan dan daging.

C. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Sedang, kooperatif

2. Kesadaran : Compos mentis

3. Vital sign tanggal 4 September 2012 (saat pasien datang ke IGD)

TD : 130/90 mmHg

N : 128 x / menit

RR : 36 x / menit

S : 36,5oC

Vital sign tanggal 5 September 2012 (Pro WSD)

TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/menit

RR : 28 x/menit

S : 360C

Vital sign tanggal 6 September 2012 (Post WSD)

TD : 120/80 mmHg

N : 120 x/menit

RR : 32 x/menit (apneu)

S : 360C

4. Berat badan : 48 kg

5. Tinggi badan : 167 cm

Page 6: Presus Dr Ngatwanto Sp P

IMT = 28,7 (gizi baik)

Status Generalis

1. Pemeriksaan Kepala

Bentuk kepala : Mesocephal, simetris, tanda radang (-)

Rambut : Warna rambut hitam, tidak mudah dicabut, distribusi merata

Mata : Simetris, edema palpebra (-/-), konjungtiva anemis (-/-),

sklera ikterik (-/-), refleks pupil (+/+) normal isokor 3 mm,

Telinga : Discharge (-), deformitas (-)

Hidung : Dicharge (-/-), deformitas (-), nafas cuping hidung (-)

Mulut : Bibir kering (-), bibir pucat (-),sianosis (-), lidah kotor (-)

atrofi papil lidah (-)

2. Pemeriksaaan Leher

Inspeksi : deviasi trakea (-), pembesaran kelenjar tiroid (-)

Palpasi : JVP 5+2 cm H2O

3. Pemeriksaan Toraks

Pulmo

Inspeksi : Dinding dada tidak simetris, retraksi interkostal (-),

ketinggalan gerak (+), jejas (-)

Palpasi : Vokal fremitus paru kanan lebih teraba dari paru kiri, dan

vokal fremitus sedikit menurun.

Perkusi : sonor di lapang paru kanan, redup di lapang paru kiri.

Auskultasi : Suara Dasar Vesikuler (+/-) normal, RBH (-/-), RBK (-/-),

Wh (-/-), ekspirasi memanjang (+)

Cor

Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V 1 jari lateral LMCS, kuat angkat

(-)

Perkusi : batas jantung

1. Kanan atas SIC II LPSD

2. Kanan bawah SIC IV LPSD

3. Kiri atas SIC II LPSS

Page 7: Presus Dr Ngatwanto Sp P

4. Kiri bawah SIC V 1 jari lateral LMCS

Auskultasi : S1 > S2, regular, murmur (-), gallop (-)

4. Pemeriksaan Abdomen

Inspeksi : datar, spider nevi (-)

Auskultasi : Bising usus (+) Normal

Perkusi : Tympani, tes pekak alih (-), pekak sisi (-)

Palpasi : Supel, nyeri tekan (+)

Hepar : Teraba 3 jari BACD

Lien : tidak teraba

5. Pemeriksaan Ekstremitas

Superior : oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-)

Inferior : oedem (-/-), jari tabuh (-/-), sianosis (-/-), pucat (-/-), refleks

fisiologis (+/+), refleks patologis (-/-)

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG

A. Pemeriksaan Laboratorium tanggal 4 September 2012

1. Darah lengkap

No Jenis

Pemeriksaan

Hasil Interpretasi

a. Hb 12,6 g/dl Menurun

b. Leukosit 17.000 /uL Meningkat

c. Ht 41 % Menurun

d. Eritrosit 5,5x 106 /ul Normal

e. Trombosit 348.000/ul Normal

f. MCV 73,9 fl Menurun

g. MCH 23,0 pg Menurun

h. MCHC 31,1 % Menurun

i. RDW 21,8% Meningkat

j. MPV 9,2 fL Normal

Page 8: Presus Dr Ngatwanto Sp P

2. Hitung jenis

No Pemeriksaan Hasil Interpretasi

a. Basofil 0,1 % Normal

b. Eosinofil 0,1 % Menurun

c. Neutrofil batang 0,00 % Menurun

d. Neutrofil

Segmen

81,6 % Meningkat

e. Limfosit 9,4 % Menurun

f. Monosit 8,8 % Meningkat

3. Kimia klinik

E. PEMERIKSAAN RONTGEN

Pemeriksaan rontgen tanggal 4 September 2012

COR : Jantung tampak terdesak ke kanan.

PULMO : Corakan bronkovaskuler normal pada paru kanan, tampak

pergeseran trachea dan jantung.

Corakan hiperdens memenuhi lapang paru kiri.

Kesan:

- Efusi Pleura Sinistra

Pemeriksaan rontgen tanggal 4 September 2012

- Tampak terdapat massa di paru kiri

- Kesan : tumor paru sinistra

No. Jenis Pemeriksaan Hasil Interpretasi

1. SGOT 210 U/L Meningkat

2. SGPT 123 U/L Meningkat

3. Ureum darah 32,0 mg/dl Normal

4. Kreatinin darah 0,57 mg/dl Menurun

5. Glukosa sewaktu 54 Normal

Page 9: Presus Dr Ngatwanto Sp P

F. RESUME

1. Anamnesis

a. Sesak nafas dan batuk sejak sekitar 3 bulan.

b. Suara serak dan hilang sejak sekitar 1 bulan..

2. Pemeriksaan Fisik

a. Keadaan umum : Sedang, kooperatif

b. Kesadaran : Compos mentis

c. Vital sign tanggal 4 September 2012 (saat pasien datang ke IGD)

TD : 130/90 mmHg

N : 128 x / menit

RR : 36 x / menit

S : 36,5oC

Vital sign tanggal 5 September 2012 (Pro WSD)

TD : 120/80 mmHg

N : 100 x/menit

RR : 28 x/menit

S : 360C

Vital sign tanggal 6 September 2012 (Post WSD)

TD : 120/80 mmHg

N : 120 x/menit

RR : 32 x/menit (apneu)

S : 360C

d. Berat badan : 48 kg

e. Tinggi badan : 167 cm

IMT = 28,7 (gizi baik)

3. Pemeriksaan Toraks

Pulmo

Palpasi : Vokal fremitus paru kanan lebih teraba dari paru kiri, dan

vokal fremitus sedikit menurun.

Perkusi : sonor di lapang paru kanan, redup di lapang paru kiri.

Auskultasi :Suara Dasar Vesikuler (+/-) normal, RBH (-/-), RBK (-/-),

Wh (-/-), ekspirasi memanjang (+)

Page 10: Presus Dr Ngatwanto Sp P

Cor

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi : ictus cordis teraba pada SIC V 1 jari lateral LMCS, kuat angkat

(-)

4. Pemeriksaan penunjang

Laboratorium

a. Leukosit meningkat.

b. Basofil normal

c. Eosinofil menurun

d. Neutrofil batang menurun

e. Neutrofil Segmen meningkat

f. Limfosit menurun

g. Monosit meningkat

h. MCV menurun

i. MCH menurun

j. MCHC menurun

k. RDW meningkat

l. MPV normal

m. SGOT meningkat

n. SGPT meningkat

Pemeriksaan Foto Thoraks

Kesan : Efusi Pleura Sinistra

(foto thoraks sebelumnya : kesan tumor paru sinistra)

Diagnosis Kerja

Tumor paru sinistra

Efusi pleura sinistra

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan sitologi sputum

Pemeriksaan sitologi cairan pleura (hematoserologi)

Page 11: Presus Dr Ngatwanto Sp P

H. PENATALAKSANAAN

Farmakologi :

- IVFD Ringer Laktat 10 tetes per menit.

- Inj. Ketorolac 2x1 ampul Intra Vena

- Inj. Methil Prednisolon 2x125 mg Intra Vena

- Inj. Ranitidin 3x1 Ampul Intra Vena

Non farmakologi :

- Pro WSD

Edukasi

- Memberikan penjelasan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit

yang diderita pasien.

- Memberikan motivasi kepada keluarga pasien mengenai prognosis

penyakit yang diderita pasien.

I. PROGNOSIS

Ad fungsional : dubia ad malam

Ad vitam : dubia ad malam

Ad sanationam : dubia ad malam

Page 12: Presus Dr Ngatwanto Sp P

BAB II

PEMBAHASAN

Pada pasien ini diagnosis kerjanya adalah Tumor Paru dengan Efusi Pleura.

Diagnosis ini ditegakkan dari anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang. Dari anamnesis didapatkan bahwa keluhan utama yang dirasakan

pasien adalah sesak nafas disertai batuk serta suara serak sampai hilang. Dari

pemeriksaan fisik juga di temukan kelainan pada dinding dada yang tidak

simetris. Dari pemeriksaan abdomen juga didapatkan pembesaran hepar dan

teraba keras. Didukung dari pemeriksaan penunjang seperti foto thoraks dan hasil

pemeriksaan laboratorium darah lengkap.

Gejala klinis pada penderita Tumor Paru antara lain batuk-batuk

dengan/tanpa dahak (dahak putih, dapat juga purulen), batuk darah, sesak napas,

suara serak, sakit dada, sulit / sakit menelan, benjolan di pangkal leher, sembab

muka dan leher, kadang-kadang disertai sembab lengan dengan rasa nyeri yang

hebat.

Selain itu biasanya terdapat pula gejala yang tidak khas seperti berat badan

berkurang, nafsu makan hilang, demam hilang timbul, sindrom paraneoplastik,

seperti hypertrophic pulmonary osteoartheopathy, trombosis vena perifer dan

neuropati.

Hasil foto rontgent yang mendukung yaitu foto thoraks PA/lateral: kelainan

dapat dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm. Mendukung

keganasan: tepi iregular, identasi pleura, tumor satelit, invasi ke dinding dada,

efusi pleura, efusi perikard dan metastasis intrapulmoner.

Pada pasien ini juga didapatkan gambaran efusi pleura pada hasil foto

thoraks. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh tumor paru tersebut karena tumor

paru dapat mempengaruhi fungsi limfatik yang menyebabkan absorbsi menurun

sehingga terjadi akumulasi cairan di rongga pleura.

Menurut Hudak dan Gallo penyebab efusi pleura adalah

1. Peningkatan tekanan negatif intra pleura

2. Penurunan tekanan osmotik koloid darah

3. Peningkatan tekanan kapiler subpleural

Page 13: Presus Dr Ngatwanto Sp P

4. Ada inflamasi atau neoplastik

Dari teori tersebut dapa di simpulkan bahwa tumor paru dapat menyebabkan

terjadinya efusi pleura.

Pada pasien Tn. O didapatkan pembesaran hepar pada pemeriksaan abdomen,

selain itu dari pemeriksaan laboratorium darah lengkap juga didapatkan SGOT

dan SGPT yang meningkat. Hal tersebut menunjukan adanya gangguan pada

fungsi hepar. Pada kasus Tn. O perlu dipikirkan kemungkinan adanya metastasis

tumor ke organ tersebut mengingat cara metastasis tumor yang dapat secara

limfogen yaitu melalui kelenjar limfe dan hematogen yaitu melalui aliran darah.

Hepar merupakan salah satu organ yang dilalui pembuluh darah besar yaitu

vena porta hepatica sehingga kemungkinan metastasis secara hematogen ke hepar

dapat dijadikan pertimbangan mengenai gangguan fungsi hepar.

Page 14: Presus Dr Ngatwanto Sp P

BAB III

KESIMPULAN

Tn. O usia 41 tahun dengan diagnosis Tumor Paru dengan Efusi Pleura. Hasil

foto thorax ditemukan kelainan pada paru kiri tampak seperti cairan yang

memenuhi paru kiri, dan pada foto thorax sebelumnya tampak massa di paru kiri.

Dari hasil WSD juga di dapatkan cairan merah kental seperti darah dan cairan

merah encer di bagian yang lebih superfisial di dinding thoraks. Dari pemeriksaan

abdomen juga didapatkan pembesaran hepar yang mengindikasikan metastasis

tumor pada hepar didukung oleh hasil laboratorium yaitu peningkatan SGOT dan

SGPT.

Page 15: Presus Dr Ngatwanto Sp P

DAFTAR PUSTAKA

1. Alsagaff, Hood; Abdul, Mukty. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya:Airlangga University Press

2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2004. Kanker Paru. Pedoman Diagnosois dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta.