profil pendidikan tahun 2019 kota...
TRANSCRIPT
i
;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;
PROFIL PENDIDIKAN TAHUN 2019
KOTA MOJOKERTO
DINAS PENDIDIKAN KOTA MOJOKERTO PROVINSI JAWA TIMUR
TAHUN 2019
ii
TIM PENYUSUN
PENGARAH : AMIN WACHID, S.Sos, M.Si
PENULIS : 1. Drs. SUNARDI, M.Pd
(Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Mojokerto)
2. MD LELY KENYO TS, SH, MH
(Kasubag Perencanaan dan Keuangan)
PENGOLAH DATA : 1. SRI WAHYUNINGSIH, SH
(Pengelola Perencanaan Program)
2. M.AMIN HAMDANI
(Pengelola Perencanaan Program)
2. ANDI KALIMANTORO, A.Md
(Pengelola Perencanaan Program)
iii
KATA PENGANTAR
Buku Profil Pendidikan Tahun 2019 ini merupakan salah satu cara melaksanakan analisis
terhadap data pendidikan data pendidikan dasar dengan mengintegrasikan data
nonpendidikan.
Profil pendidikan menyajikan 5 Bab, yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Konsep
Dasar Profil Pendidikan, Bab III Keadaan Umum yang terdiri dari Peta Kota Mojokerto,
Nonpendidikan, dan Pendidikan, Bab IV Kinerja Pendidikan, dan Bab V Penutup kesimpulan
dan Saran/Kebijakan.
Profil pendidikan bersumber pada data pendidikan jenjang SD yang terdiri dari SD dan MI
dan jenjang SMP yang terdiri dari SMP dan MTs. Profil pendidikan disusun berdasarkan misi
pendidikan. Adapun misi pendidikan 5 M yaitu 1) Mewujudkan pelaku pendidikan dan
kebudayaan yang kuat, 2) Mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan, 3)
Mewujudkan pembelajaran yang bermutu, 4) Mewujudkan pelestarian dan pemajuan
kebudayaan, serta pengembangan bahasa, 5) Mewujudkan penguatan tata kelola serta
peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.
Profil Pendidikan disusun dengan mendasarkan pada misi 2 Mewujudkan akses yang
meluas, merata, dan berkeadilan dan misi 3 Mewujudkan pembelajaran yang bermutu,
dengan 20 jenis indikator. Masing-masing misi pendidikan memiliki nilai tersendiri, sehingga
dari kedua misi tersebut dihasilkan keberhasilan program pendidikan. Misi 2 terdiri dari 3
kelompok akses pendidikan, yaitu akses yang meluas, yang merata, dan yang berkeadilan.
Akses yang meluas menggunakan empat indikator, yaitu 1) rasio siswa/kelas (R-S/K); 2) rasio
kelas/ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase
laboratorium (%Lab). Akses yang merata menggunakan empat indikator, yaitu 1) angka
partisipasi murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS)
dan 4) angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka melanjutkan
(AM) (SMP). Akses yang berkeadilan menggunakan tiga indikator, yaitu 1) perbedaan gender
(PG) APK, 2) indeks paritas gender (IPG) APK, dan 3) persentase siswa swasta (%S-Swt). Misi 3
terdiri dari tiga kelompok mutu, yaitu mutu guru, mutu siswa, dan mutu prasarana. Mutu guru
terdapat tiga indikator, yaitu 1) persentase guru layak (%GL), 2) rasio siswa/guru (R-S/G).
Mutu siswa terdapat enam indikator, yaitu 1) angka lulusan (AL), 2) angka mengulang (AU), 3)
angka putus sekolah (APS), 4) AB5 /AB, 5) Rata-rata Lama Belajar (RLB), 6) % Siswa baru
TK(%SB TK). Mutu Prasarana terdapat satu indikator yaitu 1) % Ruang kelas baik (%RKb),
Buku Profil Pendidikan ini menghasilkan kinerja pendidikan berdasarkan misi pendidikan
menurut jenjang pendidikan dan program pendidikan. Kinerja pendidikan dasar akan
diuraikan secara terperinci dalam kaitannya pada ketercapaian masing-masing indikatornya.
Sedangkan masing-masing indikator tersebut merangkum seluruh kondisi yang ada pada
masing-masing sekolah dengan harapan ketercapaian kinerja pendidikan dapat terukur.
iv
Berdasarkan analisis indikator yang menghasilkan kinerja pendidikan maka kinerja dikdas
ini dapat dijadikan bahan informasi yang berguna bagi pimpinan untuk memperbaiki kondisi
prasarana dan sumber daya manusia pendidikan serta secara tidak langsung dapat digunakan
secara makro sebagai bahan dalam menyusun rencana dan program pembangunan
pendidikan serta penyusunan kebijakan bagi stakeholder.
Akhirnya, mudah-mudahan buku ini dapat digunakan untuk menyajikan profil pendidikan
dan secara maksimal dalam perencanaan pendidikan di masa mendatang.
Mojokerto, Desember 2019
KEPALA DINAS PENDIDIKAN
KOTA MOJOKERTO
AMIN WACHID, S.Sos, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP. 19620405 198303 1 026
v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR iii DAFTAR ISI v DAFTAR TABEL vi
BAB I : PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Permasalahan 1 C. Tujuan 2 D. Ruang Lingkup 2 E. Manfaat 3
BAB II : KONSEP DASAR PROFIL PENDIDIKAN 4
BAB III : KEADAAN UMUM 8
A. Peta Kota Mojokerto 8 B. Nonpendidikan 9 C. Pendidikan
1. Jenjang SD (SD dan MI) 19 2. Jenjang SMP (SMP dan MTs) 28
BAB IV : KINERJA PENDIDIKAN 39
A. DIKDAS 39 B. Kinerja DIKDAS 51
BAB V : PENUTUP 55
A. Simpulan 55 B. Saran/Rekomendasi 58
DAFTAR PUSTAKA 60 LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL Halaman
BAB II Tabel 2.1 : Standar untuk Melakukan Konversi Masing-masing 6 Indikator Dikdas Tabel 2.2 : Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori 7 BAB III Tabel 3.1 : Administrasi Pemerintahan Kota Mojokerto 9 Tabel 3.2 : Keadaan Penduduk menurut Kelompok Usia 10 Tabel 3.3 : Tingkat Pendidikan Penduduk 11 Tabel 3.4 : Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis dan Angkatan Kerja dan 13 Bukan Angkatan Kerja Tabel 3.5 : Keadaan Geografi 14 Tabel 3.6 : Keadaan Ekonomi 15 Tabel 3.7 : Biaya Langsung Program Pendidikan dari SKPD 16 Tabel 3.8 : Mata Pencaharian Penduduk 17 Tabel 3.9 : Keadaan Keagamaan dan Kesehatan 19 Tabel 3.10 : Data Prasarana SD dan MI 21 Tabel 3.11 : Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SD dan MI 22 Tabel 3.12 : Data Sumber Daya Manusia SD dan MI 25 Tabel 3.13 : Data Prasarana SMP dan MTs 30 Tabel 3.14 : Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SMP dan MTs 31 Tabel 3.15 : Data Sumber Daya Manusia SMP dan MTs 34 BAB IV Tabel 4.1 : Indikator Akses Meluas Misi M2 40 Tabel 4.2 : Kinerja Meluas Misi M2 41 Tabel 4.3 : Indikator Akses Merata Misi M2 42 Tabel 4.4 : Kinerja Akses Merata Misi M2 43 Tabel 4.5 : Indikator Akses Berkeadilan M2 44 Tabel 4.6 : Kinerja Akses Berkeadilan M2 45 Tabel 4.7 : Indikator Mutu Siswa M3 46 Tabel 4.8 : Kinerja Mutu Siswa M3 48 Tabel 4.9 : Indikator Mutu Guru M3 49 Tabel 4.10 : Kinerja Mutu Guru M3 50 Tabel 4.11 : Indikator Mutu Prasarana M3 50 Tabel 4.11 : Kinerja Mutu Prasarana M3 51 Tabel 4.11 : Kinerja Dikdas berdasarkan Misi M2 dan M3 51
vii
DAFTAR PETA/GRAFIK
Halaman
BAB III Peta 3.1 : Peta Wilayah Kota Mojokerto 8 Grafik 3.1 : Tingkat Pendidikan Penduduk 12 Grafik 3.2 : Keadaan Ekonomi 15 Grafik 3.3 : Biaya Langsung Berdasarkan SKPD 16 Grafik 3.4 : Mata Pencaharian Penduduk 18 Grafik 3.5 : Prasarana Sekolah SD dan MI 20 Grafik 3.6 : Akreditasi SD dan MI 23 Grafik 3.7 : Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SD dan MI 23 Grafik 3.8 : Sumber Daya Manusia SD dan MI 26 Grafik 3.9 : Siswa Usia Sekolah SD dan MI 26 Grafik 3.10 : Mengulang dan Putus Sekolah SD dan MI 27 Grafik 3.11 : Kepala sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SD dan MI 28 Grafik 3.12 : Prasarana Sekolah SMP dan MTs 32 Grafik 3.13 : Akreditasi SMP dan MTs 32 Grafik 3.14 : Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SMP dan MTs 33 Grafik 3.15 : Sumber Daya Manusia SMP dan MTs 36 Grafik 3.16 : Siswa Usia Sekolah SMP dan MTs 36 Grafik 3.17 : Mengulang dan Putus Sekolah SMP dan MTs 37 Grafik 3.18 : Kepala sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SMP dan MTs 38 BAB IV Grafik 4.1 : Rasio Pendidikan Dikdasmen 41 Grafik 4.2 : PAM, APK, TPS, AMM/AM 43 Grafik 4.3 : PG APK, IPG APK, % S-Swt 45 Grafik 4.4 : %SB TK, AU, AB5, AL, APS, RLB 47 Grafik 4.5 : % GL, R-S/G 49 Grafik 4.6 : Kinerja Dikdasmen Menurut Misi dan Jenjang Pendidikan 53 Grafik 4.7 : Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi Pendidikan 53 Grafik 4.8 : Kinerja Dikdasmen Menurut Jenjang Pendidikan 54
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam perencanaan pembangunan bidang pendidikan di Kota Mojokerto
diperlukan data dan informasi yang lengkap dan akurat. Data dan informasi tersebut
tidak hanya menyangkut data di lingkungan Dinas Pendidikan melainkan juga di luar
Dinas Pendidikan. Agar diperoleh data yang terintegrasi, lengkap, dan mutakhir
mengenai keadaan pendidikan maka perlu dikaitkan dengan data dan informasi di luar
Dinas Pendidikan atau data nonpendidikan seperti administrasi pemerintah daerah,
demografi, geografi, ekonomi, sosial budaya dan agama, transportasi dan komunikasi,
serta data lainnya yang relevan. Selain itu, untuk mengatasi masalah-masalah
pendidikan tidak hanya dapat dilakukan melalui faktor internal pendidikan melainkan
juga harus dilihat faktor eksternal lainnya atau di luar pendidikan.
Untuk mengatasi masalah tersebut, profil pendidikan yang cukup komprehensif di
Kota Mojokerto dapat dipandang sebagai bahan masukan yang cukup handal untuk
penyusunan perencanaan pembangunan pendidikan yang realistis. Oleh karena itu,
dengan menggunakan profil pendidikan tersebut dapat diketahui dan diperhitungkan
berbagai faktor yang ada dalam suatu wilayah, termasuk faktor pendukung dan
penghambat yang mempengaruhi perkembangan suatu wilayah dan khususnya
perkembangan pendidikan.
Berdasarkan data dan informasi yang komprehensif yang termuat di dalam profil
pendidikan dapat dilakukan analisis secara deskriptif untuk mengetahui kinerja
pendidikan dasar. Kemudian, dengan menggunakan kinerja yang ada diharapkan
dapat dilakukan identifikasi masalah terhadap misi pendidikan yaitu mewujudkan
akses yang meluas, merata dan berkeadilan ; mewujudkan pembelajaran yang
bermutu. Berdasarkan masalah yang ada maka perlu dilakukan analisis data dan
informasi untuk perencanaan dengan pendekatan berdasarkan data dan informasi
yang ada.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang maka permasalahannya adalah :
1. Bagaimana menyajikan data dan informasi pendidikan yang terintegrasi?
2. Bagaimana indikator pendidikan berdasarkan misi pendidikan ?
3. Bagaimana kinerja pendidikan berdasarkan misi pendidikan ?
2
C. Tujuan
Berdasarkan pada permasalahan maka terdapat dua tujuan dalam penulisan profil
pendidikan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum disusunnya profil
pendidikan adalah untuk menghasilkan data dan informasi yang terintegrasi antara
data pendidikan dengan data nonpendidikan yang dapat digunakan untuk semua
pihak yang berkepentingan dengan pembangunan pendidikan.
Tujuan khususnya ada dua, yaitu 1) menghitung indikator pendidikan untuk
jenjang pendidikan dasar berdasarkan misi pendidikan dan 2) kinerja pendidikan
dasar berdasarkan misi pendidikan di suatu daerah. Dengan disusunnya kinerja
pendidikan maka dapat diketahui masalah yang dihadapi dan sebagai bahan
perencanaan yang menyangkut misi pendidikan.
Setelah diketahui masalah tersebut, diharapkan dapat direkomendasikan cara
mengatasi masalah tersebut. Di samping itu, kinerja pendidikan yang telah dikaitkan
dengan faktor eksternal tersebut dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
pengambilan keputusan seperti penyusunan perencanaan pembangunan wilayah,
perencanaan pembangunan pendidikan, penyusunan kebijakan operasional
pendidikan, dan informasi bagi pihak yang memerlukan, khususnya informasi
pendidikan di Kota Mojokerto.
D. Ruang Lingkup
Profil ini menyajikan keadaan umum nonpendidikan dan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar di Kota Mojokerto. Keadaan umum nonpendidikan yang disajikan
meliputi informasi tentang administrasi pemerintahan daerah, demografi, geografi,
ekonomi, dan sosial budaya dan agama. Informasi itu sangat diperlukan dan
mempunyai saling keterkaitan yang mendukung perkembangan pendidikan di daerah.
Keadaan umum pendidikan mencerminkan variabel-variabel pendidikan menurut
jenjang pendidikan serta kemajuan yang dicapai melalui indikator-indikator
pendidikan di setiap jenjang pendidikan.
Sesuai dengan bahan yang tersedia disajikan kinerja dan analisis profil pendidikan
yang mencerminkan kaitan antara indikator-indikator internal dan eksternal dengan
permasalahannya sehingga diharapkan dapat memberikan informasi untuk keperluan
perencanaan pendidikan maupun dalam mengambil keputusan dan menentukan
kebijakan. Data yang tersedia disajikan dalam bentuk tabel dan grafik yang memuat
data dasar (baik yang bersumber dari Pemerintah Daerah, Badan Pusat Statistik (BPS),
Dinas Pendidikan maupun dari instansi lain) mengenai pendidikan dan data olahan
pendidikan yang menghasilkan indikator seperti persentase, rasio, dan perbandingan
pendidikan menurut satuan dan jenjang pendidikan atau program pendidikan.
3
E. Manfaat
Dengan disusunnya buku ini diharapkan dapat digunakan oleh Dinas Pendidikan
Kota Mojokerto, Bappeko, stakeholder, dan pemerhati pendidikan yang ingin
mengetahui tentang data pendidikan serta analisisnya yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan dan penentuan kebijakan di bidang pendidikan, khususnya
pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar.
Untuk Dinas Pendidikan Kota Mojokerto dan Bappeda dengan tersedianya data
pendidikan di Kota Mojokerto maupun kecamatan maka dapat digunakan dalam
rangka perencanaan pendidikan, pengambilan keputusan, dan penentuan kebijakan
tentang pendidikan di Kota Mojokerto.
Stakeholder dapat memanfaatkan data pendidikan untuk kebutuhan
pengembangan pendidikan khususnya pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar
dipandang dari sudut lainnya.
Pemerhati pendidikan dapat memanfaatkan data pendidikan dasar untuk
kebutuhan penelitian dan pengembangan pendidikan atau penelitian lainnya yang
terkait dengan pendidikan sehingga memajukan pendidikan anak usia dini dan
pendidikan dasar.
4
BAB II
KONSEP DASAR PROFIL PENDIDIKAN
Profil Pendidikan disusun bersumber pada isian instrumen Profil Pendidikan Kota
Mojokerto per kecamatan Tahun 2018 yang menyajikan data pada Tahun 2018/2019.
Profil Pendidikan terdiri atas dua variabel, yaitu data dan indikator, terdiri atas dua
jenis data, yaitu nonpendidikan dan pendidikan, data pendidikan adalah jenjang
dikdasmen dan terdiri atas dua jenis indikator, yaitu nonpendidikan dan pendidikan.
Data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf atau
simbol yang menggambarkan nilai suatu variabel tertentu sesuai dengan kondisi
empiris di lapangan. Angka, huruf atau simbol tersebut sering disebut sebagai data
mentah atau besaran yang belum memiliki arti jika belum dilakukan pengolahan atau
analisis lebih lanjut. Data yang dimaksudkan adalah data pendidikan yang terdiri dari
sekolah, rombongan belajar/kelas, ruang kelas, siswa baru, siswa, lulusan, guru,
mengulang, dan putus sekolah.
Indikator merupakan suatu konsep dan sekaligus ukuran. Sebagai konsep,
indikator merupakan besaran kuantitatif yang dapat digunakan untuk mengetahui
masukan, proses dan hasil atau dampak dari instrumen kebijakan. Sebagai ukuran,
indikator merupakan besaran kuantitatif sebagai hasil pengolahan dari dua atau lebih
data dalam waktu yang bersamaan. Secara sederhana, indikator juga didefinisikan
sebagai perbandingan antara dua atau lebih variabel data sehingga dapat
diinterpretasikan.
Data nonpendidikan membahas tentang lima hal, yaitu 1) administrasi
pemerintahan dan demografi, 2) tingkat pendidikan penduduk termasuk tingkat
kepandaian membaca/menulis, 3) angkatan kerja dan bukan angkatan kerja,
penduduk miskin, serta geografi dan iklim, 4) ekonomi termasuk mata pencaharian
penduduk, dan 5) sosial budaya dan agama.
Data dirinci menjadi dua variabel, yaitu 1) data prasarana pendidikan dan 2) data
sumber daya manusia pendidikan. Data prasarana pendidikan terdiri dari 14 variabel
dan data sumber daya manusia sebanyak 5 variabel. Data Prasarana pendidikan
dimaksud adalah sekolah, kelompok belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang
usaha kesehatan sekolah (UKS), ruang komputer, tempat olahraga, laboratorium,
ruang bimbingan dan penyuluhan atau bimbingan karier (BP/BK), ruang serba guna,
toilet, air bersih, dan listrik. Sumber daya manusia pendidikan adalah siswa baru, siswa
mengulang, putus sekolah, lulusan, dan guru.
Hasil analisis berdasarkan pada indikator pendidikan menggunakan misi
pendidikan mewujudkan akses yang meluas, merata dan berkeadilan serta
5
mewujudkan pembelajaran yang bermutu untuk menghasilkan kinerja pendidikan
dasar.
Indikator pendidikan yang termasuk misi 2 Mewujudkan Akses Yang Meluas,
Merata Dan Berkeadilan terdiri atas 11 belas jenis, yaitu Akses yang meluas
menggunakan empat indikator, yaitu 1) rasio siswa/kelas (R-S/K); 2) rasio kelas/ruang
kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase laboratorium
(%Lab). Akses yang merata menggunakan empat indikator, yaitu 1) angka partisipasi
murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS) dan
4) angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka melanjutkan
(AM) (SMP). Akses yang berkeadilan menggunakan tiga indikator, yaitu 1) perbedaan
gender (PG) APK, 2) indeks paritas gender (IPG) APK, dan 3) persentase siswa swasta
(%S-Swt).
Indikator pendidikan yang termasuk misi 3 Mewujudkan Pembelajaran Yang
Bermutu terdiri atas tiga kelompok mutu, yaitu mutu guru, mutu siswa, mutu
prasarana dan sembilan indikator. Mutu guru terdapat dua indikator, yaitu 1)
persentase guru layak (%GL), 2) rasio siswa/guru (R-S/G). Mutu siswa terdapat enam
indikator, yaitu 1) angka lulusan (AL), 2) angka mengulang (AU), 3) angka putus sekolah
(APS), 4) AB5 /AB, 5) Rata-rata Lama Belajar (RLB), 6) % Siswa baru TK(%SB TK). Mutu
Prasarana terdapat satu indikator yaitu 1) % Ruang kelas baik (%RKb).
Berdasarkan pada dua puluh jenis indikator menggunakan misi 2 pendidikan
Mewujudkan Akses Yang Meluas Merata Dan Berkeadilan dan misi 3 pendidikan
Mewujudkan Pembelajaran Yang Bermutu maka dihasilkan kinerja berdasarkan
komposit indikator misi pendidikan tersebut. Misi 2 Mewujudkan akses yang meluas,
merata dan berkeadilan tercapai menggunakan komposit sebelas indikator. Misi 3
Mewujudkan pembelajaran yang bermutu tercapai menggunakan komposit sembilan
indikator.
6
Tabel 2..1
Standar untuk Melakukan Konversi Masing-masing Indikator
Berdasarkan indikator misi 2 dan misi 3 pendidikan maka dihitung
keberhasilan program pembangunan pendidikan berdasarkan rata-rata dari kedua
misi pendidikan tersebut. Indikator pendidikan yang digunakan dalam misi 2 dan misi
3 pendidikan memiliki satuan yang berbeda, sehingga perlu dilakukan konversi
menggunankan standar tertentu sebagai komposit indikator. Dengan menggunakan
standar tersebut maka dihasilkan nilai maksimal 100. Masing-masing misi M2 dan M3
memiliki nilai antara 1-100. Angka 1 yang terburuk dan 100 yang terbaik. Rata-rata
dari hasil ke 20 jenis indikator tersebut dijadikan ukuran untuk menentukan
keberhasilan program pembangunan pendidikan dan itu merupakan pencapaian
kinerja pendidikan dasar. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa keberhasilan
program pembangunan pendidikan dipengaruhi oleh komposit indikator misi 2 dan
misi 3 pendidikan.
No. Singkatan Satuan SD SMP Keterangan
A.
1 Rasio Sisw a per Kelas R-S/K Sisw a 32 36 Permendikbud
2 Rasio Kelas per Ruang Kelas R-K/RK Kelas 1 1 Ideal
3 Persentase Perpustakaan %Perpus Persentase 100 100 Ideal
4 Persentase Laboratorium %Lab Persentase 100 100 Ideal
1 Angka Partisipasi Murni APM Persentase 100 80 Nasional
2 Angka Partisipasi Kasar APK Persentase 100 80 Nasional
3 Angka Masukan Kasar/ AMK Persentase 50 - Ideal
Angka Melanjutkan AM Persentase - 100 Ideal
4 Tingkat Pelayanan Sekolah TPS Sisw a 52 81 Nasional
1 Perbedaan Gender APK PG APK Persentase 0 0 Ideal
2 Indeks Paritas Gender APK IPG APK Indeks 1 1 Ideal
3 Persentase Sisw a Sw asta % S-Sw t Persentase 10.00 25.00 Nasional
B.
1 Persentase Guru Layak %GL Persentase 100 100 Ideal
2 Rasio Sisw a per Guru R-S/G Sisw a 16 14 Nasional
1 Persentase Sisw a baru TK %SB TK Persentase 100 100 Ideal
2 Angka Mengulang AU Persentase 100 100 Ideal
3 Angka bertahan Tk.5/Angka bertahan AB5 / AB Tahun 6 3 Ideal
4 Angka Lulusan AL Persentase 0 0 Ideal
5 Angka Putus Sekolah APS Persentase 0 0 Ideal
6 Rata-rata Lama Belajar RLB Persentase 0 0 Ideal
1 Persentase Ruang Kelas baik % RKb Persentase 100 100 Ideal
20 20
Misi 3.1 Mutu dari Guru
Misi 3.2 Mutu dari sisw a
Mutu dari Prasarana
Jumlah Indikator
Jenis Indikator
Misi 2 Akses yg meluas, merata, dan berkeadilan
Misi 2.1 Akses yang meluas
Misi 2.2 Akses yang merata
Misi 2.3 Akses yang berkeadilan
Misi 3 Pembelajaran Bermutu
7
Sumber data yang digunakan dalam menyusun indikator pendidikan ini adalah
statistik SD, SMP yang diterbitkan oleh PDSP, data nonpendidikan terutama penduduk
usia sekolah dan usia sekolah dari BPS dan Permendikbud atau UU terkait pendidikan.
Tabel 2.2
Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun
No. Jenis Kinerja Nilai
1 Paripurna 95.00--100.00
2 Utama 90.00-94.99
3 Madya 85.00-89.99
4 Pratama 80.00-84.99
5 Kurang kurang 80.00
8
BAB III KEADAAN UMUM
Pada Bab III keadaan umum dimulai dengan peta Kota Mojokerto yang
menggambarkan letak Kota Mojokerto dalam kaitannya dengan lingkungan
sekelilingnya. Kemudian, dilanjutkan dengan keadaan non-pendidikan yang meliputi
enam faktor, yaitu 1) administrasi pemerintahan daerah, 2) demografi, 3) geografi, 4)
ekonomi, dan 5) sosial budaya dan 6) agama. Terakhir dijelaskan tentang keadaan
pendidikan yang dimulai dari tingkat SD sampai tingkat SMP.
A. Peta Kota Mojokerto
Berdasarkan Peta 3.1 dapat dikemukakan bahwa batas wilayah Kota Mojokerto ini
adalah sebelah utara berbatasan dengan Sungai Brantas yang membentang
memisahkan wilayah Kota dengan Kabupaten, sebelah timur berbatasan dengan
Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan Jabon (Kabupaten Mojokerto), sebelah selatan
berbatasan dengan Kec. Puri dan Kec. Sooko (Kabupaten Mojokerto) dan sebelah
barat berbatasan dengan Kabupaten Mojokerto. Hal ini bukan merupakan hal yang
aneh mengingat Kota Mojokerto berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten
Mojokerto.
Peta 3.1
Peta Wilayah Kota Mojokerto
Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018
9
B. Nonpendidikan
Keadaan nonpendidikan sangat berpengaruh dalam perencanaan, pemerataan dan
keberhasilan program pendidikan karena pendidikan merupakan faktor penunjang
pembangunan nasional. Keadaan non pendidikan dimasukkan dalam profil pendidikan
karena selama ini keadaan non pendidikan kurang diperhitungkan dalam perencanaan
pendidikan sehingga timbul berbagai masalah diantaranya : 1) input pendidikan kurang
dikelola secara optimal dan 2) output pendidikan dianggap kurang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat atau kebutuhan lingkungan sehingga belum mampu menunjang
pembangunan nasional. Untuk itu, masalah nonpendidikan perlu dikaitkan dengan
pendidikan yang ada.
1. Administrasi Pemerintahan Daerah
Sesuai dengan UU Nomor 24 Tahun 2014, pemerintah daerah merupakan
koordinator semua instansi sektoral dan kepala daerah yang bertanggung jawab
sepenuhnya terhadap pembinaan dan pengembangan wilayahnya. Pembinaan
dan pengembangan tersebut mencakup segala bidang kehidupan dan bidang
pembangunan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kota Mojokerto sebagai satu kesatuan wilayah pemerintahan,
melaksanakan pembangunan yang memiliki arah dan tujuan tertentu yang harus
dicapai melalui pembangunan di semua bidang, termasuk di bidang pendidikan
dan kebudayaan. Hal itu berarti, bahwa rencana pembangunan pendidikan di
Kota Mojokerto tidaklah berdiri sendiri melainkan juga merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari rencana pembangunan Provinsi Jawa Timur secara
keseluruhan. Oleh karena itu, segala usaha dan kegiatan pembinaan dan
pengembangan di bidang pendidikan di Kota Mojokerto harus berada dibawah
koordinasi atau sepengetahuan dari Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur
untuk menjaga keserasian dan keterkaitannya dengan sektor lain dalam rangka
mencapai sasaran dan tujuan pembangunan daerah yang telah ditetapkan.
Berdasarkan Tabel 3.1, Kota Mojokerto terdiri atas 3 kecamatan dan
terbagi ke dalam 18 kelurahan dengan luas wilayah seluruhnya 16,47 km2. Dari
keseluruhan jumlah kelurahan tersebut, tidak termasuk kedalam wilayah desa
terpencil melainkan daerah perkotaan.
Tabel 3.1 Administrasi Pemerintahan Kota Mojokerto
Tahun 2015 No Variabel Jumlah
1 Kecamatan 3
2 Kelurahan 18
3 Desa Terpencil 0
4 Luas (km2) 16,47
Sumber : Kota Mojokerto Dalam Angka 2018
10
2. Demografi
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 2, Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (UU 2/2003), pendidikan diperuntukkan bagi seluruh
masyarakat Indonesia dan salah satu tujuannya adalah meningkatkan
kecerdasan dan kesejahteraan penduduk secara maksimal. Dengan demikian,
penduduk baik sebagai perorangan maupun sebagai kelompok masyarakat
merupakan sasaran kegiatan pembangunan pendidikan. Oleh karena itu, aspek-
aspek kependudukan, dinamika penduduk dan masalah yang ditemui dalam
masyarakat akan sangat mempengaruhi pendidikan. Dengan demikian, aspek
kependudukan perlu dipertimbangkan dalam pengembangan pendidikan.
Berdasarkan Tabel 3.2 jumlah penduduk seluruhnya di Kota Mojokerto
Tahun 2018 sebesar 142.625 orang yang terdiri dari laki-laki sebesar 70.729
orang atau 49,59% dan perempuan sebesar 71.896 orang atau 50,41%.
Penduduk usia 0-6 tahun atau bisa dikatakan sebagai penduduk usia PAUD
sebesar 17.728 anak. Penduduk usia 4-5 tahun adalah penduduk usia masuk TK
sebesar 4.447. Penduduk usia 4-6 tahun adalah penduduk usia TK sebesar 7.722.
Penduduk usia 6-7 tahun adalah penduduk usia masuk SD sebesar 4.676.
Penduduk usia 7-12 tahun adalah penduduk usia SD sebesar 14.046 anak yang
terdiri dari laki-laki sebesar 7.072 atau 50,35% dan perempuan sebesar 6.974
atau 49,65%. Penduduk usia 13-15 tahun adalah penduduk usia SMP sebesar
6.887 anak yang terdiri laki-laki sebesar 3.599 atau 52,26% dan perempuan
sebesar 3.288 atau 47,74%. Penduduk usia 16-18 tahun adalah penduduk usia
SMA sebesar 6.896 yang terdiri laki-laki sebesar 3.586 atau 52,01% dan
perempuan sebesar 3.310 atau 47,99%. Penduduk usia 15-24 tahun adalah
penduduk usia buta aksara muda sebesar 21.761, sedangkan usia 15-59 tahun
adalah penduduk usia buta aksara dewasa sebesar 110.141.
Tabel 3.2 Keadaan Penduduk menurut Kelompok Usia
Kota Mojokerto Tahun 2018
No. Kelompok Usia Laki-laki % Perempuan % Jumlah
1 Penduduk seluruh 70.729 49,59 71.896 50,41 142.625
2 Penduduk 0-6 tahun 8.580 48,40 9.148 51,60 17.728
3 Penduduk 4-5 tahun 2.235 50,25 2.212 49,75 4.447
4 Penduduk 4-6 tahun 3.418 44,27 4.304 55,73 7.722
5 Penduduk 6-7 tahun 2.362 50,52 2.314 49,48 4.676
6 Penduduk 7-12 tahun 7.072 50,35 6.974 49,65 14.046
7 Penduduk 13-15 tahun 3.599 52,26 3.288 47,74 6.887
8 Penduduk 16-18 tahun 3.586 52,01 3.310 47,99 6.896
9 Penduduk 15-24 tahun 11.070 50,87 21.761 49,13 21.761
10 Penduduk 15-59 tahun 54.330 49,33 55.811 50,67 110.141
Sumber:Sheet TabGrafNP
11
Menurut catatan terakhir, pada tahun 2018 kepadatan penduduk adalah
8.660 per km2 dengan kecamatan Kranggan sebagai kecamatan terpadat
sebesar 11.104 per km2 dan kecamatan Prajuritkulon sebagai kecamatan
terjarang sebesar 6.742 per km2.
Tabel 3.3 Tingkat Pendidikan Penduduk
Kota Mojokerto Tahun 2018
No. Variabel Jumlah %
1 Tidak/Belum pernah sekolah 166 0,25
2 Tidak/Belum tamat SD 5.292 7,87
3 Tamat SD 8.847 13,16
4 Tamat SMP 9.013 13,41
5 Tamat SMA 15.021 22,34
6 Tamat SMK 14.786 21,99
7 Tamat Diploma 1/2 1.331 1,98
8 Tamat Diploma 3/Sarmud 1.318 1,96
9 Tamat Sarjana 11.461 17,05
10 Tak Terjawab 0 0,00
Jumlah 67.235 100,00
Sumber:Sheet TabGrafNP
Berdasarkan Tabel 3.3, tingkat pendidikan penduduk yang dirinci
menjadi 9 kategori dapat digambarkan sebagai berikut 1) tidak/belum pernah
sekolah sebanyak 166 orang atau 0,25%, 2) tidak/belum tamat SD sebanyak
5.292 orang atau 7,87%, 3) tamat SD sebanyak 8.847 orang atau 13,16%, 4)
tamat SMP sebanyak 9.013 orang atau 13,41%, 5) tamat SMA sebanyak 15.021
orang atau 22,34%, 6) tamat SMK sebanyak 14.786 orang atau 21,99%, 7) tamat
Diploma I dan II sebanyak 1.331 orang atau 1,98%, 8) tamat Diploma III/Sarmud
sebanyak 1.318 orang atau 1,96%, 9) tamat Sarjana 11.461 orang atau 17,05%,
sedangkan yang tak terjawab 0 orang atau 0 persen. Dengan demikian,
pendidikan terbesar penduduk adalah SMA dan terkecil adalah Tidak/belum
pernah sekolah.
12
Grafik 3.1 Tingkat Pendidikan Penduduk Kota Mojokerto
Tahun 2018
Sumber:Sheet TabGrafNP
Berdasarkan Tabel 3.4, penduduk yang dapat membaca menulis sebesar
105.958 orang atau 98,25%, sedangkan yang buta huruf sebesar 1.888 orang
atau 1,75%. Jumlah angkatan kerja dan bukan angkatan kerja pada tahun 2018
dengan rincian jumlah angkatan kerja sebesar 67.235 atau 68,65% yang masih
dapat dirinci menjadi 1) jumlah penduduk yang bekerja sebesar 64.805 orang
atau 66,17% dan 2) jumlah penduduk yang mencari pekerjaan sebesar 2.430
orang atau 2,48%. Jumlah bukan angkatan kerja sebesar 30.708 orang atau
31,35% terdiri atas 1) jumlah penduduk bersekolah sebesar 9.781 orang atau
9,99 2) jumlah penduduk mengurus rumah tangga sebesar 18.241 orang atau
18,62% dan 3) lain-lain sebesar 2.686 orang atau 2,74%. Jumlah penduduk
miskin di daerah kota sebesar 3.399 orang
Tidak/Belum pernah sekolah;
0,246895218
Tidak/Belum tamat SD;
7,870900573
Tamat SD; 13,15832528
Tamat SMP; 13,4052205
Tamat SMA; 22,34104261
Tamat SMK; 21,99152227
Tamat Diploma 1/2; 1,979623708
Tamat Diploma 3/Sarmud;
1,96028854
Tamat Sarjana; 17,0461813
Tak Terjawab; 0
Tidak/Belum pernah sekolah Tidak/Belum tamat SD
Tamat SD Tamat SMP
Tamat SMA Tamat SMK
Tamat Diploma 1/2 Tamat Diploma 3/Sarmud
Tamat Sarjana Tak Terjawab
13
Tabel 3.4 Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis dan Angkatan Kerja
dan Bukan Angkatan Kerja Kota Mojokerto Tahun 2018
Sumber:Sheet TabGrafNP
3. Geografi
Faktor geografi dimaksud mencakup aspek keadaan alam dan sumber daya
alam (SDA) sehingga dapat berpengaruh besar terhadap pembangunan
pendidikan. Pengaruh ini dapat bersifat menunjang dan dapat pula bersifat
menghambat. Tersedianya SDA merupakan faktor yang menunjang pendidikan
baik langsung maupun tidak langsung. Keadaan geografi yang tidak
menguntungkan karena keadaan pemukiman penduduk yang berpencar-pencar
dan terpencil serta pemukiman yang padat merupakan kendala dalam upaya
peningkatan perluasan dan pemerataan kesempatan belajar.
Keadaan topografi di wilayah Kota Mojokerto perlu diperhatikan dalam
kaitannya dengan enam faktor, yaitu 1) rencana penentuan lokasi sekolah; 2)
rencana rayonisasi penerimaan siswa baru; 3) rencana supervisi sekolah dan
pengendalian; 4) rencana penempatan guru; 5) rencana pengadaan dan
pendistribusian buku-buku; dan 6) peralatan pendidikan lainnya.
SDA baik yang terkandung di daratan, di sungai, maupun di laut (jika ada)
merupakan potensi ekonomi yang besar. Hal itu berarti bahwa pendidikan SDA
secara efisien akan meningkatkan pendapatan pemerintah Kota Mojokertodan
secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Peningkatan pendapatan daerah dan kesejahteraan masyarakat jelas akan
memberikan dampak positif terhadap penyediaan dana dan fasilitas pendidikan
sehingga pengembangan pendidikan dapat terlaksana sesuai dengan harapan.
No. Variabel Jumlah %
Tingkat Kepandaian Membaca/Menulis 107.846 100,00
1 Dapat membaca/menulis 105.958 98,25
2 Buta Huruf 1.888 1,75
Angkatan Kerja & Bukan Angkatan Kerja 97.943 100,00
Angkatan Kerja 67.235 68,65
1 Bekerja 64.805 66,17
2 Mencari Pekerjaan 2.430 2,48
Bukan Angkatan Kerja 30.708 31,35
1 Bersekolah 9.781 9,99
2 Mengurus Rumah Tangga 18.241 18,62
3 Lainnya 2.686 2,74
Penduduk Miskin 3.399 100,00
1 Daerah Kota 3.399 100,00
2 Daerah Desa 0 0,00
14
Berdasarkan Tabel 3.5, di Kota Mojokerto tidak terdapat SDA yang bisa
dijadikan andalan, mengingat luas Kota Mojokerto yang relatif kecil dan
minimnya lahan pertanian karena sebagian besar wilayah Kota Mojokerto
merupakan daerah padat penduduk. Faktor iklim yang mencakup antara lain
aspek lamanya musim kemarau dan musim penghujan serta banyaknya curah
hujan juga akan berpengaruh terhadap lingkungan seperti terhadap tingkat
kesuburan lahan, kekeringan, banjir dan sebagainya, yang pada gilirannya
berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Secara tidak
langsung, faktor iklim juga akan mempengaruhi pendidikan. Keadaan alam di
Kota Mojokerto dengan curah hujan rata-rata adalah 155 mm dan rata-rata hari
hujan sebanyak 9 hari.
Tabel 3.5
Keadaan Geografi Kota Mojokerto Tahun 2018
No. Variabel Jumlah
1 Sumber daya alam yang menonjol 0
2 Keadaan Alam
a. Curah Hujan (mm) 155
b. Hari hujan (hari) 9
Sumber:Sheet TabGrafNP
4. Ekonomi
Bidang ekonomi merupakan penggerak utama pembangunan seiring
dengan pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu,
pembangunan di bidang pendidikan yang merupakan bagian dari upaya
peningkatan SDM memegang peranan yang sangat penting. Melalui pendidikan
diharapkan dapat terbentuk manusia yang berkualitas sebagaimana yang dicita-
citakan, yaitu manusia yang memiliki kemampuan memanfaatkan,
mengembangkan, dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang
diperlukan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial budaya dan
berbagai bidang lainnya secara serasi dan seimbang.
15
Tabel 3.6 Keadaan Ekonomi Kota Mojokerto
Tahun 2018 (000 000)
No. Variabel Jumlah
1 PAD 178.295,06
2 PBB 7.932,81
3 APBD 738.524,20
4 PDRB 4.460.444,90
5 UMR 1,70
6 Pendapatan per Kapita 31,27
Sumber: Kota Mojokerto Dalam Angka 2018
Berdasarkan Tabel 3.6, tingkat pendapatan suatu daerah dapat diukur
antara lain dari Pendapatan Asli Daerah (PAD), penerimaan Pajak Bumi Dan
Bangunan (PBB), Anggaran Belanja Dan Pendapatan Daerah (APBD), Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB), Upah Minimum Regional (UMR), dan
pendapatan per kapita. PAD tahun 2018 Kota Mojokerto adalah sebesar Rp.
178.295,06 juta, penerimaan dari PBB sebesar Rp. 7.932,81 juta, APBD sebesar
Rp. 738.524,20 juta, PDRB sebesar Rp. 4.460.444,90 juta , UMR yang berlaku
sebesar Rp. 1,70 juta dan rata-rata pendapatan per kapita sebesar Rp. 31,27
juta
Grafik 3.2 Keadaan Ekonomi Kota Mojokerto
Tahun 2018 (000 000)
Sumber:Sheet TabGrafNP
- 500.000,00
1.000.000,00 1.500.000,00 2.000.000,00 2.500.000,00 3.000.000,00 3.500.000,00 4.000.000,00 4.500.000,00
178.295,06 7.932,81
738.524,20
4.460.444,90
1,70 31,27
16
Tabel 3.7 Biaya Langsung Program Pendidikan dari SKPD Kota Mojokerto
Tahun 2018
No. Variabel Jumlah %
1 Program Nonsatdik 19.184.904.600 28,59
2 Program PAUD 3.569.446.050 5,32
3 Program Wajar Dikdas 38.559.073.825 57,45
4 Program PNF 2.463.803.800 3,67
5 Program Peningkatan Mutu PTK 1.582.222.550 2,36
6 Program Lainnya 1.752.660.050 2,61
Jumlah 67.112.110.875 100,00
Sumber:Sheet TabGrafNP
Berdasarkan Tabel 3.7 dan grafik 3.3, biaya langsung untuk program
pendidikan yang berasal dari DPA SKPD terdiri dari program nonsatuan
pendidikan (administrasi), PAUD, wajar dikdas yang terdiri dari SD dan SMP,
PNF, peningkatan mutu PTK, program lainnya. Program lainnya adalah
Pelayanan Manajemen Pendidikan. Biaya langsung untuk semua jenjang
untuk Kota Mojokerto sebesar Rp. 67.112.110.875,00. Dari anggaran
tersebut, anggaran terbesar adalah pada jenjang Dikdas sebesar
Rp. 38.559.073.825 atau 57,45% dan terkecil adalah Program Peningkatan
Mutu PTK sebesar Rp. 1.582.222.550 atau 2,36%. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa untuk bidang pendidikan oleh pemerintah Kota Mojokerto
memberikan prioritas pada jenjang Dikdas dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Grafik 3.3 Biaya Langsung Pendidikan Berdasarkan SKPD Kota Mojokerto
Tahun 2018
Sumber:Sheet TabGrafNP
Nonsatdik29%
PAUD5%
DIKDAS57%
PNF4%
PTK2%
Lainnya3%
Nonsatdik
PAUD
DIKDAS
PNF
PTK
Lainnya
17
Tabel 3.8 Mata Pencaharian Penduduk Kota Mojokerto
Tahun 2018
No. Variabel Jumlah %
1 Pertanian, Kehutanan, & Perikanan 656 1,01
2 Pertambangan & Penggalian 112 0,17
3 Industri Pengolahan 16.417 25,33
4 Listrik, Gas, dan Air 111 0,17
5 Bangunan 2.641 4,08
6 Perdagangan Besar, Eceran, Rumah Makan, dan Hotel 20.623 31,82
7 Angkutan, Pergudangan & Komunikasi 3.437 5,30
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Bangunan. Dan Tanah 2.309 3,56
9 Jasa Kemasyarakatan 18.499 28,55
Jumlah 64.805 100,00
Sumber:Sheet TabGrafNP
Berdasarkan Tabel 3.8, dan grafik 3.4 mata pencaharian penduduk yang
berdomisili di Kota Mojokerto pada sektor pertanian, perburuan, kehutanan,
dan perikanan sebesar 656 orang atau 1,01%. Di sektor pertambangan dan
penggalian sebesar 112 orang atau 0,17%. Industri pengolahan menjadi
sumber mata pencaharian penduduk Kota Mojokerto dengan jumlah sebanyak
16.417 orang atau 25.33%. Di sektor listrik, gas dan air sebesar 111 orang atau
0,17%. Di sektor bangunan sebesar 2.641 orang atau 4.08%, di sektor
perdagangan besar, eceran, rumah makan, dan hotel merupakan sektor yang
terbanyak sebesar 20.623 orang atau 31,82%. Di sektor angkutan,
pergudangan, dan komunikasi 3.437 orang atau 5,30%. Di sektor keuangan,
asuransi, usaha bangunan, dan tanah 2.309 orang atau 3,56% dan di sektor jasa
kemasyarakatan, yang merupakan sektor terbanyak kedua sebesar 18.499
orang atau 28,55%. Dengan demikian, mayoritas masyarakat Kota Mojokerto
berada pada sektor Industri Perdagangan Besar, eceran, rumah makan dan
hotel dan terkecil pada sektor pertambangan dan penggalian, listrik, gas dan
air.
18
Grafik 3.4 Mata Pencaharian Penduduk Kota Mojokerto
Tahun 2018
Sumber:Sheet TabGrafNP
4. Sosial Budaya dan Agama
Adat istiadat yang sampai sekarang hidup di kalangan masyarakat Kota
Mojokerto masih cukup kental dengan budaya Jawa yang sudah banyak ber-
akulturasi dengan budaya lainnya, mengingat penduduk Kota Mojokerto tidak
hanya berasal dari suku Jawa, namun ada juga Tionghoa dan keturunan Arab
sehingga akulturasi budaya dengan mudah terjadi. Sekalipun penduduk Kota
Mojokerto dapat dikatakan multi suku, agama dan ras akan tetapi kehidupan
bermasyarakat penduduk terjalin dengan baik dan harmonis.
Berdasarkan Tabel 3.9 gambaran keadaan keagamaan dapat diuraikan
bahwa jumlah penduduk beragama Islam sebesar 131.234 orang atau 92,01%,
Protestan sebesar 7.604 orang atau 5,79%, Katolik sebesar 2.180 orang atau
1,66%, Hindu sebesar 268 orang atau 0,20%, Budha sebesar 1.269 orang atau
0,97%, dan Khonghucu sebesar 74 orang atau 0,06%. Dengan demikian,
mayoritas masyarakat Kota Mojokerto beragama Islam dan terkecil pada
agama Konghucu.
Masih pada Tabel 3.9, keadaan kesehatan masyarakat dapat
digambarkan bahwa gizi masyarakat pada umumnya bervariasi, yaitu ada yang
baik, kurang atau buruk, yang didukung oleh rumah sakit sebanyak 6 buah,
puskesmas sebanyak 6 buah, dan puskesmas pembantu 11 buah. Bila setiap
desa harus memiliki puskesmas pembantu maka rata-rata puskesmas
pembantu terhadap desa adalah 77,78%. Selanjutnya, bila setiap kecamatan
harus memiliki puskesmas maka di Kota Mojokerto jumlah puskesmas di setiap
kecamaatan sudah cukup merata dengan rata-rata puskesmas terhadap
kecamatan adalah 100%. Demikian juga halnya dengan jumlah rumah sakit di
Kota Mojokerto juga sudah sangat memadai, dengan adanya RSUD Dr. Wahidin
Sudiro Husodo yang merupakan Rumah Sakit bertipe B.
Pertanian1%
Pertambangan
0%
Industri25% Listrik
0%
Bangunan4%Perdagangan
32%Angkutan5%
Keuangan4%
Jasa29%
19
Tabel 3.9 Keadaan Keagamaan dan Kesehatan Kota Mojokerto
Tahun 2018
No. Jenis Agama Jumlah %
Keagamaan
1 Islam 131.234 92,01
2 Protestan 7.604 5,79
3 Katholik 2.180 1,66
4 Hindu 268 0,20
5 Budha 1.269 0,97
6 Khonghucu 74 0,06
Jumlah 142.629
Kesehatan
1 Rumah Sakit 6
2 Puskesmas 6
3 Puskesmas Pembantu 11
C. Pendidikan
Kemajuan pendidikan di Kota Mojokerto cukup signifikan. Pelaksanaan
program pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan di daerah ini
menyebabkan makin berkembangnya suasana belajar mengajar di berbagai jenis
dan jenjang pendidikan. Dengan dilaksanakannya program pembangunan,
pelayanan pendidikan telah dapat menjangkau daerah terpencil, daerah dengan
penduduk miskin, dan daerah jarang dengan dibangunnya sekolah di daerah-
daerah tersebut. Secara rinci, pembangunan di setiap jenjang pendidikan tidak
sama, oleh karena itu, akan dijelaskan tentang keadaan tingkat SD dan tingkat
SMP.
1. Jenjang SD (SD dan MI)
Berdasarkan Tabel 3.10 dan grafik 3.5 pada tahun 2018/2019 di Kota
Mojokerto terdapat 10 jenis data prasarana SD dan MI. Jumlah SD dan MI
sebanyak 71 lembaga, dengan rincian negeri sebanyak 52 lembaga dan
swasta sebanyak 19 lembaga sehingga terlihat sekolah negeri lebih banyak.
Besarnya sekolah negeri karena banyaknya SD Negeri yang dibangun melalui
program Inpres SD sejak tahun 1973/1974 sampai 1983/1984. Jumlah SD dan
MI dengan akreditasi A sebanyak 46 sekolah, akreditasi B sebanyak 24
sekolah, akreditasi C sebanyak 0 lembaga, dan yang belum terakreditasi
sebanyak 1 lembaga. Akreditasi dengan jumlah terbesar pada jenjang SD dan
MI adalah akreditasi A dan akreditasi dengan jumlah terkecil adalah C yaitu
0 lembaga.
Sumber:Sheet TabGrafNP
20
Jumlah kelas atau rombongan belajar yang ada pada jenjang SD dan
MI sebanyak 574 rombongan belajar, sedangkan ruang kelas yang tersedia
pada jenjang SD dan MI sebanyak 572 kelas, dengan rincian 437 ruang kelas
dengan kondisi baik, 102 ruang kelas dengan kondisi rusak ringan, dan 33
ruang kelas dengan kondisi rusak berat,dan 11 ruang kelas dengan status
bukan milik. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SD dan MI
terdapat fasilitas perpustakaan sejumlah 64 unit dengan rincian kondisi baik
47 unit dan kondisi rusak 17 unit. Ruang Usaha Kesehatan Sekolah yang
tersedia sebanyak 65 unit dengan rincian kondisi baik 48 unit dan kondisi
rusak 17 unit. Ruang komputer yang tersedia sebanyak 57 unit dengan
rincian 48 unit kondisi baik dan 9 unit kondisi rusak. Tempat olahraga
sejumlah 56 dengan rincian kondisi baik 43 unit dan 13 unit kondisi rusak
.Toilet yang tersedia sejumlah 430 unit.Untuk ketersediaan air bersih dan
listrik, seluruh sekolah jenjang SD dan MI di Kota Mojokerto sudah
mendapatkan akses air bersih dan listrik yang cukup memadai sehingga
dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Grafik 3.5
Prasarana Sekolah SD dan MI Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
0 100 200 300 400 500 600
Sekolah
Kelas
Ruang Kelas
Perpustakaan
Ruang UKS
Ruang Komputer
Tempat Olahraga
Toilet
Air Bersih
Listrik
62
434
432
58
53
50
49
359
62
62
9
140
140
6
12
7
7
71
9
9
71
574
572
64
65
57
56
430
71
71
SD+MI MI SD
21
Tabel 3.10 Data Prasarana SD dan MI Kota Mojokerto
Tahun 2018 / 2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
No. Variabel SD MI SD+MI
1 Sekolah Menurut Status 62 9 71
a. Negeri 52 0 52
b. Swasta 10 9 19
Sekolah Menurut Akreditasi 62 9 71
a. Akreditasi A 42 4 46
b. Akreditasi B 19 5 24
c. Akreditasi C 0 0 0
d. Belum Akreditasi 1 0 1
2 Kelas/rombongan belajar 434 140 574
3 Ruang Kelas menurut Kondisi 432 140 572
a. Baik 317 120 437
b. Rusak Ringan 89 13 102
c. Rusak Berat 26 7 33
RK Bukan Milik 5 6 11
4 Perpustakaan 58 6 64
a. Baik 45 2 47
b. Rusak 13 4 17
5 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah 53 12 65
a. Baik 41 7 48
b. Rusak 12 5 17
6 Ruang Komputer 50 7 57
a. Baik 42 6 48
b. Rusak 8 1 9
7 Tempat Olahraga 49 7 56
a. Baik 40 3 43
b. Rusak 9 4 13
8 Toilet 359 71 430
9 Air Bersih 62 9 71
10 Listrik 62 9 71
22
Bila setiap ruang kelas pada jenjang SD digunakan untuk kegiatan
belajar mengajar hanya sekali maka tidak terdapat kekurangan ruang kelas
pada jenjang SD dan MI. Demikian juga untuk perpustakaan, ruang UKS,
ruang komputer, tempat olahraga, toilet, air bersih, dan listrik bila setiap
sekolah pada jenjang SD harus memiliki prasarana tersebut maka terdapat
kekurangan atau kelebihan prasarana sekolah jenjang SD.
Berdasarkan Tabel 3.11 disajikan kekurangan atau kelebihan
prasarana sekolah yang terdapat di Kota Mojokerto. Untuk ketersediaan
ruang kelas SD dan MI terdapat kekurangan atau kelebihan ruang kelas.
Namun apabila terjadi kekurangan jumlah ruang kelas hendaknya dapat
dipenuhi dalam rangka meningkatkan pembelajaran yang bermutu pada
jenjang SD dan MI. Sebaliknya, bagi ruang kelas jenjang SD yang kelebihan
hendaknya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan partisipasi anak usia
sekolah masuk ke SD dan MI sehingga pemerataan pembelajaran yang
bermutu pada jenjang SD dan MI dapat dimanfaatkan oleh semua anak di
Kota Mojokerto.
Tabel 3.11
Kekurangan atau KelebihanPrasarana SD dan MI Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
No. Jenis Prasarana SD MI SD+MI
1 Ruang Kelas -2 0 -2
2 Perpustakaan -4 -3 -7
3 Ruang UKS -9 3 -6
4 Ruang Komputer -12 -2 -14
5 Tempat Olahraga -13 -2 -15
6 Toilet 297 62 359
7 Air Bersih 0 0 0
8 Listrik 0 0 0
Sumber: Sheet TabGrafSD
Akreditasi sekolah menunjukkan mutu sekolah. Jumlah SD dan MI
yang telah terakreditasi terdapat pada Grafik 3.6 maka SD dan MI yang telah
terakreditasi dengan predikat A, B, dan C sebanyak 70 lembaga, sedangkan
yang belum terakreditasi sebanyak 1 lembaga, sehingga dapat disimpulkan
bahwa di Kota Mojokerto sebagian besar lembaga SD dan MI sudah
berakreditasi minimal B. Hal ini dapat menunjang peningkatan kualitas
pendidikan di Kota Mojokerto karena sekolah yang terakreditasi adalah
sekolah yang sudah memenuhi standar kelayakan untuk melaksanakan tugas
pelayanan pendidikan terhadap masyarakat.
23
Grafik 3.6 Akreditasi Sekolah SD dan MI
Kota Mojokerto Tahun 2018 / 2019
/
Sumber: Sheet TabGrafSD
Ruang kelas sebagai prasarana penting sekolah terbagi dalam tiga
kondisi yaitu baik, rusak ringan, dan rusak berat. Jumlah ruang kelas menurut
kondisi terdapat pada Tabel 3.10 dan Grafik 3.7. Berdasarkan ruang kelas
yang tersedia di Kota Mojokerto ternyata pada jenjang SD masih terdapat 26
ruang dengan kondisi rusak berat sedangkan pada jenjang MI terdapat 7
ruang kelas dengan kondisi yang sama. Jumlah ruang kelas dengan kondisi
baik pada lembaga SD sebanyak 317 ruang dan pada lembaga MI sebanyak
120 ruang. Untuk ruang kelas yang termasuk pada kategori rusak ringan,
pada lembaga SD terdapat 89 ruang kelas sedangkan pada lembaga MI
terdapat 13 ruang kelas dengan kondisi yang sama.
Grafik 3.7
Ruang Kelas Milik menurut Kondisi SD dan MI Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
Akreditasi A65%
Akreditasi B34%
Akreditasi C0%
Belum Akreditasi1%
0
100
200
300
400
500
600
Baik Rusak Ringan Rusak Berat Jumlah
317
89
26
432
120
13 7
140
437
102
33
572
SD MI SD+MI
24
Berdasarkan Tabel 3.12 dan grafik 3.8, terdapat 6 jenis data yang
memaparkan kondisi Sumber Daya Manusia (SDM) yang terdapat pada
jenjang SD dan MI. Jumlah siswa baru SD dan MI sebesar 2.881 siswa
dengan rincian yang berusia 6-7 tahun sebanyak 2.772 siswa dan jumlahnya
lebih banyak dibandingkan dengan siswa baru dengan kategori usia lainnya
yang hanya 109 siswa.Dari jumlah tersebut, siswa baru yang berasal dari
lulusan TK/RA/BA sebanyak 2.758 siswa dan yang berasal dari rumah tangga
(tidak/belum mengenyam pendidikan pra-sekolah) sebanyak 123 siswa.
Jumlah siswa SD dan MI secara keseluruhan sebanyak 17.374 siswa, dengan
rincian siswa yang bersekolah pada jenjang SD/MI berstatus Negeri
sebanyak 10.393 siswa sedangkan pada swasta sebanyak 6.981 siswa.
Apabila dirinci menurut usia maka dapat dijabarkan bahwa terdapat anak
usia <7 tahun sebanyak 1.167 siswa, anak berusia 7-12 tahun sebanyak
16.045 siswa dan anak yang berusia >12 tahun sebanyak 162 siswa. Apabila
dilakukan analisa data siswa keseluruhan pada jenjang SD/MI berdasarkan
jenis kelamin maka jumlah siswa berjenis kelamin laki-laki sebanyak 8.759
siswa dan siswa perempuan sebanyak 8.615. Siswa tingkat VI SD dan MI
tahun lalu sebanyak 2.644 siswa sedangkan siswa SD dan MI seluruhnya
tahun lalu sebanyak 16.519 siswa. Jumlah siswa mengulang pada jenjang SD
dan MI sebanyak 27 siswa, sedangkan jumlah siswa putus sekolah pada
jenjang SD dan MI sebanyak 1 siswa dan lulusan SD dan MI sebanyak 3.321
siswa.
Kepala sekolah dan guru yang mengajar di SD dan MI sebanyak 1.286
orang di antaranya yaitu 299 orang adalah yang berijazah di bawah S1 dan
yang berijazah S1/D4 sebanyak 987 orang. Kepala sekolah SD dan MI yang
sudah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 69 orang dan yang belum
bersertifikat sebanyak 5 orang. Demikian juga dengan guru SD dan MI yang
sudah memiliki sertifikat pendidik sebanyak 434 orang dan yang belum
memiliki sertifikat pendidik sebanyak 562 orang.
25
Tabel 3.12 Data Sumber Daya Manusia SD dan MI Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
No. Variabel SD MI SD+MI
1 Siswa Baru menurut Usia 1.997 884 2.881
a. Usia 6-7 th 1.932 840 2.772
b. Usia lainnya 65 44 109
Siswa Baru menurut Asal 1.997 884 2.881
a. TK/RA/BA 1.974 784 2.758
b. Rumah Tangga 23 100 123
2 Siswa Menurut Status 13.322 4.052 17.374
a. Negeri 10.393 0 10.393
b. Swasta 2.929 4.052 6.981
Siswa Menurut Usia Sekolah 13.322 4.052 17.374
a. <7 th 896 271 1.167
b. 7-12 th 12.295 3.750 16.045
c. >12 th 131 31 162
Siswa Laki2 menurut Usia 6.691 2.068 8.759
a. <7 th 440 132 572
b. 7-12 th 6.160 1.914 8.074
c. >12 th 91 22 113
Siswa Perempuan menurut Usia 6.631 1.984 8.615
a. <7 th 456 139 595
b. 7-12 th 6.135 1.836 7.971
c. >12 th 40 9 49
Siswa tk VI tahun lalu 2.215 429 2.644
Siswa seluruh tahun lalu 13.232 3.287 16.519
3 Mengulang 27 0 27
4 Putus Sekolah 1 0 1
5 Lulusan 2.818 503 3.321
6 KS dan Guru menurut Ijazah 808 478 1.286
a. < S1/D4 41 258 299
b. S1/D4 & lebih tinggi 767 220 987
KS dan Guru menurut Status Kepeg 808 262 1.070
a. PNS 398 20 418
b. Non-PNS 410 242 652
Kepala Sekolah 64 10 74
a. Bersertifikat 60 9 69
b. Belum bersertifikat 4 1 5
Guru 744 252 996
a. Bersertifikat 350 84 434
b. Belum bersertifikat 394 168 562
26
Grafik 3.8 Sumber Daya Manusia SD dan MI
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
Grafik 3.9 Siswa Usia Sekolah SD dan MI
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSD
Siswa usia sekolah jenjang SD sangat penting diketahui dalam
menghitung angka partisipasi murni (APM). Berdasarkan Tabel 3.12 dan
Grafik 3.9 diketahui bahwa jumlah siswa SD dan MI menurut kelompok usia
terbesar adalah pada usia 7-12 tahun sebanyak 16.045 karena memang
merupakan usia resmi bersekolah di jenjang SD. Namun, yang masuk di SD
dan MI pada usia kurang 7 tahun sebanyak 1.167 anak dan lebih besar
0 5.000 10.000 15.000 20.000
Siswa Baru
Siswa
Mengulang
Putus Sekolah
Lulusan
KS dan Guru
1.997
13.322
27
1
2.818
808
884
4.052
0
0
503
478
2.881
17.374
27
1
3.321
1.286
SD+MI MI SD
0
5.000
10.000
15.000
20.000
<7 tahun 7-12 tahun >12 tahun Jumlah
896
12.295
131
13.322
271
3.750
31
4.052
1.167
16.045
162
17.374
SD MI SD+MI
27
daripada siswa yang masuk dalam kategori usia lebih besar 12 tahun yang
hanya sebanyak 162 siswa. Hal ini disebabkan karena pernah mengulang
atau ketika masuk usianya sudah lebih dari 7 tahun.
Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah yang
terdapat pada Tabel 3.12 dan Grafik 3.10 ternyata di Kota Mojokerto
jumlah siswa yang mengulang pada SD sebanyak 27 siswa yang mana
jumlah tersebut jauh lebih besar daripada MI sebanyak 0 siswa atau tidak
ada yang mengulang pada jenjang MI. Sehingga jumlah siswa yang
mengulang kelas di SD dan MI sebanyak 27 siswa. Angka Putus Sekolah
pada SD sebanyak 1 siswa, yang mana jumlah tersebut lebih besar
daripada MI yang hanya terdapat 0 siswa saja. Sehingga jumlah Angka
Putus Sekolah di SD dan MI sebanyak 1 siswa. Dalam rangka meningkatkan
mutu pendidikan, Angka mengulang yang besar dan angka putus sekolah
pada jenjang SD/MI harus segera ditanggulangi oleh pemerintah melalui
program dan kegiatan yang menunjang peningkatan proses belajar
mengajar disekolah dan bersinergi dengan orangtua siswa agar
memotivasi anak dalam belajar sehingga dapat meningkatkan prestasi
anak.
Grafik 3.10 Mengulang dan Putus Sekolah SD dan MI
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
/
Sumber: Sheet TabGraf
Kelayakan mengajar bagi seorang guru ditentukan oleh Undang-
Undang yaitu melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 14,
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Permendiknas No.14/2005). Guru
yang dianggap layak untuk mengajar di jenjang SD Sederajat adalah yang
berijazah Sarjana atau Diploma IV atau yang lebih tinggi. Jumlah guru
menurut kelayakan mengajar disajikan pada Tabel 3.12 dan Grafik 3.11.
Jumlah guru layak mengajar yang terbesar di Kota Mojokerto terdapat
0
10
20
30
SD MI SD+MI
27
0
27
1 0 1
Mengulang Putus Sekolah
28
pada SD sebanyak 767 orang, sedangkan yang terkecil terdapat di MI
sebanyak 220 orang. Kecilnya guru layak di jenjang MI dikarenakan selain
jumlah MI di Kota Mojokerto hanya sedikit, hal ini juga disebabkan
karena kebanyakan guru yang mengajar pada jenjang SD/MI masih
melakukan proses perkuliahan S1/D-IV sehingga masih menggunakan
ijazah SMA untuk mengajar. Sehingga dapat kita perhatikan bahwa guru
yang tidak layak mengajar di SD sebanyak 41 orang, dimana jumlah
tersebut lebih kecil daripada MI yang sebanyak 258 orang. Dengan
demikian, untuk SD dan MI terdapat guru layak mengajar sebanyak 987
orang dan tidak layak sebanyak 299 orang. Kondisi ini cukup
memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka
penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang
dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.
Grafik 3.11 Kepala Sekolah dan Guru menurut Ijazah Tertinggi SD dan MI
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
/
Sumber: Sheet TabGrafSD
1. Jenjang SMP (SMP dan MTs)
Berdasarkan Tabel 3.13 terdapat 11 jenis data prasarana SMP dan
MTs pada tahun 2018/2019. Jumlah SMP dan MTs sebanyak 21 lembaga.
Dengan rincian lembaga berstatus negeri sebanyak 9 lembaga dan yang
berstatus swasta sebanyak 12 lembaga. Sehingga terlihat sekolah swasta
lebih banyak dibandingkan dengan sekolah negeri. Apabila dianalisa melalui
data akreditasi sekolah, maka jumlah sekolah yang telah terakreditasi A
sebanyak 15 lembaga, sebanyak 6 lembaga telah terakreditasi B dan tidak
ada lembaga sekolah di Kota Mojokerto yang terakreditasi C. Jumlah
rombongan belajar (kelas) yang terdapat pada jenjang SMP dan MTs
0
200
400
600
800
1.000
1.200
1.400
SD MI SD+MI
41
258 299
767
220
987
808
478
1.286
<S1/D4 S1/D4+ Jumlah
29
sebanyak 296. Sedangkan jumlah ruang kelas pada jenjang SMP dan MTs
yang tersedia sebanyak 309 ruang kelas dengan rincian 303 ruang dalam
kondisi baik, 3 ruang dalam kondisi rusak ringan, dan 3 ruang kelas yang
termasuk dalam kondisi rusak berat, sedangkan ruang kelas yang berstatus
bukan milik pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 18 ruang kelas. Untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar pada jenjang SMP dan MTS terdapat
fasilitas perpustakaan sebanyak 16 unit dengan rincian 15 unit dalam kondisi
baik dan 1 unit dalam kondisi rusak. Ketersediaan ruang UKS pada jenjang
SMP dan MTS yaitu sebanyak 23 unit dengan rincian 22 dalam kondisi baik
dan 1 unit kondisi rusak ringan. Untuk ketersediaan ruang komputer pada
jenjang SMP dan MTs sebanyak 27 dan semuanya dalam kondisi baik. Untuk
ketersediaan tempat olah raga di SMP dan MTs di Kota Mojokerto
seluruhnya sebanyak 3 unit dan semuanya dalam kondisi baik. Sedangkan
ketersediaan Laboratorium IPA pada SMP dan MTS sebanyak 21 dengan
rincian 19 unit dalam kondisi baik dan 2 unit dalam kondisi rusak.
Laboratorium multimedia yang tersedia sebanyak 14 unit dan semuanya
dalam kondisi baik. Sehingga jumlah laboratorium secara keseluruhan pada
jenjang SMP dan MTs sebanyak 35 unit dengan rincian 33 unit laboratorium
dalam kondisi baik dan 2 unit laboratorium dalam kondisi rusak. Jumlah toilet
yang tersedia sebanyak 277 unit. Dan seluruh lembaga SMP dan MTs di Kota
Mojokerto sudah mendapat akses air bersih dan listrik secara memadai
masing-masing sejumlah 21.
30
Tabel 3.13 Data Prasarana SMP dan MTs
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Sumber: Sheet TabGrafSMP
No. Variabel SMP MTs SMP+MTs
1 Sekolah Menurut Status 19 2 21
a. Negeri 9 0 9
b. Swasta 10 2 12
Sekolah Menurut Akreditasi 19 2 21
a. Akreditasi A 15 0 15
b. Akreditasi B 4 2 6
c. Akreditasi C 0 0 0
d. Belum Akreditasi 0 0 0
2 Kelas/rombongan belajar 286 10 296
3 Ruang Kelas menurut Kondisi 296 13 309
a. Baik 292 11 303
b. Rusak Ringan 1 2 3
c. Rusak Berat 3 0 3
RK Bukan Milik 18 0 18
4 Perpustakaan 13 3 16
a. Baik 13 2 15
b. Rusak 0 1 1
5 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah 21 2 23
a. Baik 21 1 22
b. Rusak 0 1 1
6 Ruang Komputer 25 2 27
a. Baik 25 2 27
b. Rusak 0 0 0
7 Tempat Olahraga 3 0 3
a. Baik 3 0 3
b. Rusak 0 0 0
8 Laboratorium IPA 19 2 21
a. Baik 18 1 19
b. Rusak 1 1 2
Laboratorium Multimedia 14 0 14
a. Baik 14 0 14
b. Rusak 0 0 0
Laboratorium seluruh 33 2 35
a. Baik 32 1 33
b. Rusak 1 1 2
9 Toilet 264 13 277
10 Air Bersih 19 2 21
11 Listrik 19 2 21
31
Bila satu ruang kelas jenjang SMP diharapkan digunakan untuk
kegiatan belajar mengajar hanya sekali maka akan terdapat kekurangan
atau kelebihan ruang kelas jenjang SMP. Demikian juga untuk
perpustakaan, ruang UKS, ruang komputer, tempat olahraga, toilet, air
bersih, dan listrik bila setiap sekolah jenjang SMP harus memiliki prasarana
tersebut maka terdapat kekurangan atau kelebihan prasarana sekolah di
jenjang SMP. Oleh sebab itu perlu untuk dilakukan analisa lebih jauh
terhadap data yang ada untuk melihat berapa jumlah kekurangan atau
kelebihan terhadap kebutuhan sarana dan prasarana di sekolah yang ada di
Kota Mojokerto.
Berdasarkan Tabel 3.14 disajikan kekurangan atau kelebihan
prasarana sekolah pada jenjang SMP dan MTs di Kota Mojokerto. Jumlah
ruang kelas pada SMP terdapat kelebihan sebanyak 10 ruang kelas dan
kondisi ketercukupan ruang kelas pada MTs terdapat kelebihan sebanyak 3
ruang kelas, sehingga secara keseluruhan pada jenjang SMP dan MTs
terdapat kelebihan ruang kelas sebanyak 13 ruang kelas. Ruang kelas yang
kelebihan hendaknya dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan anak usia
sekolah untuk masuk ke SMP dan MTs sehingga pembelajaran yang
bermutu didapatkan secara meluas dan merata oleh semua siswa di Kota
Mojokerto.
Tabel 3.14 Kekurangan atau Kelebihan Prasarana SMP dan MTs Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
No. Jenis Prasarana SMP MTs SMP+MTs
1 Ruang Kelas 10 3 13
2 Perpustakaan -6 1 -5
3 Ruang UKS 2 0 2
4 Ruang Komputer 6 0 6
5 Tempat Olahraga -16 -2 -18
6 Laboratorium 14 0 14
7 Toilet 245 11 256
8 Air Bersih 0 0 0
9 Listrik 0 0 0
Sumber: Sheet TabGrafSMP
32
Grafik 3.12 Prasarana Sekolah SMP dan MTs Kota Mojokerto
Tahun 2018/2019
/
Sumber: Sheet TabGrafSMP
Jenis akreditasi yang didapat oleh lembaga pendidikan dapat
menunjukkan mutu sekolah. Analisa terhadap data lembaga pada jenjang
SMP dan MTs yang telah terakreditasi terdapat pada Tabel 3.13 dan Grafik
3.13.Persentase lembaga sekolah pada jenjang SMP dan MTs yang telah
terakreditasi A sebesar 71%, terakreditasi B sebesar 29%, terakreditasi C
sebesar 0%, sedangkan yang belum terakreditasi sebesar 0%.Sehingga
dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar sekolah pada jenjang SMP
dan MTs di Kota Mojokerto telah terakreditasi minimal B. Hal ini
menunjukkan bahwa pembelajaran yang bermutu telah dilakukan secara
optimal oleh pemerintah Kota Mojokerto umunya dan khususnya oleh
Dinas Pendidikan Kota Mojokerto.
Grafik 3.13
Akreditasi SMP dan MTs Kota Mojokerto Tahun 2018
/ Sumber: Sheet TabGrafSMP
0 50 100 150 200 250 300
Sekolah
Kelas
Ruang Kelas
Perpustakaan
Ruang UKS
Ruang Komputer
Tempat Olahraga
Laboratorium
Toilet
Air Bersih
Listrik
18
273
275
12
16
15
19
21
227
19
19
2
9
11
2
2
1
2
0
10
2
2
20
282
286
14
17
16
21
21
237
21
21
SMP+MTs MTs SMP
Akreditasi A
71%
Akreditasi B
29%
Akreditasi C
0%
Belum Akreditasi
0%
33
Grafik 3.14 Ruang Kelas Milik SMP dan MTs menurut Kondisi
Kota Mojokerto Tahun 2018
/ Sumber: Sheet TabGrafSMP
Ruang kelas sebagai prasarana sangat penting artinya bagi sekolah
karena di ruang kelas proses kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana.
Namun perlu dilakukan analisa terhadap kondisi ruang kelas yang ada
sebagai evaluasi terhadap kinerja pelayanan pendidikan. Data kondisi ruang
kelas yang tersedia terbagi kedalam tiga kategori, yaitu baik, rusak ringan,
dan rusak berat. Jumlah ruang kelas menurut kondisi terdapat pada Tabel
3.13 dan Grafik 3.14. Berdasarkan ruang kelas yang tersedia pada jenjang
SMP dan MTs di Kota Mojokerto, ternyata terdapat 10 ruang kelas yang
termasuk dalam kategori rusak ringan. Sedangkan jumlah ruang kelas yang
termasuk dalam kategori baik di SMP sebanyak 275 ruang kelas, lebih besar
apabila dibandingkan dengan jumlah ruang kelas baik pada MTs yang hanya
6 ruang kelas. Sedangkan untuk ruang kelas yang termasuk dalam kategori
rusak berat pada jenjang SMP dan MTs di Kota Mojokerto berjumlah 0 ruang
kelas atau tidak ada.
0
50
100
150
200
250
300
Baik RusakRingan
Rusak Berat Jumlah
275
5 0
281
6 5 0 10
281
10 0
291
SMP MTs SMP+MTs
34
Tabel 3.15 Data Sumber Daya Manusia SMP dan MTs
Kota Mojokerto Tahun 2018
Sumber: Sheet TabGrafSMP
No. Variabel SMP MTs SMP+MTs
1 Siswa Baru menurut Jenis Kelamin 2.859 62 2.921
a. Laki-laki 1.468 36 1.504
b. Perempuan 1.391 26 1.417
Siswa Baru menurut Asal 2.859 62 2.921
a. SD 2.503 21 2.524
b. MI 356 41 397
c. Paket A 0 0 0
2 Siswa Menurut Status 8.692 216 8.908
a. Negeri 6.188 0 6.188
b. Swasta 2.504 216 2.720
Siswa Menurut Usia Sekolah 8.692 216 8.908
a. <13 th 1.477 45 1.522
b. 13-15 th 6.931 164 7.095
c. >15 th 284 7 291
Siswa Laki2 menurut Usia 4.368 112 4.480
a. <13 th 706 25 731
b. 13-15 th 3.493 81 3.574
c. >15 th 169 6 175
Siswa Perempuan menurut Usia 4.324 104 4.428
a. <13 th 771 20 791
b. 13-15 th 3.438 83 3.521
c. >15 th 115 1 116
Siswa tk IX tahun lalu 2.912 0 2.912
Siswa seluruh tahun lalu 9.078 223 9.301
3 Mengulang 2 1 3
4 Putus Sekolah 6 0 6
5 Lulusan 2.637 87 2.724
6 KS dan Guru menurut Ijazah 600 31 631
a. < S1/D4 62 0 62
b. S1/D4 & lebih tinggi 538 31 569
KS dan Guru menurut Status Kepeg 600 31 631
a. PNS 303 2 305
b. Non-PNS 297 29 326
Kepala Sekolah 19 2 21
a. Bersertifikat 14 2 16
b. Belum bersertifikat 5 0 5
Guru 581 29 610
a. Bersertifikat 340 12 352
b. Belum bersertifikat 241 17 258
35
Berdasarkan Tabel 3.15 terdapat 6 jenis data yang menjabarkan
Sumber Daya Manusia (SDM) pada jenjang SMP dan MTs. Jumlah siswa baru
pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 2.921 siswa dengan rincian laki-laki
sebanyak 1.468 dan siswa perempuan sebanyak 1.391 siswa. Apabila data
tersebut dirinci menurut asal sekolah maka siswa yang berasal dari SD
sebanyak 2.503 siswa,yang berasal dari MI sebanyak 356 siswa, dan siswa
baru yang berasal dari paket A sebanyak 0 siswa. Jumlah siswa pada jenjang
SMP dan MTS seluruhnya sebesar 8.908 siswa dengan rincian siswa pada
lembaga SMP dan MTs berstatus negeri sebanyak 6.188 siswa dan swasta
sebanyak 2.720 siswa. Apabila lebih dirinci lagi menurut usia sekolah maka
siswa jenjang SMP dan MTs yang berusia <13 tahun sebanyak 1.522 (17
persen), siswa yang berusia 13-15 tahun sebanyak 7.095 (80 persen), dan
siswa yang berusia>15 tahun sebanyak 291 (3 persen). Apabila dirinci lebih
lanjut berdasarkan jenis kelamin maka terdapat siswa laki-laki sebanyak
4.368 dan siswa perempuan sebanyak 4.324. Data siswa mengulang kelas
pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 3 siswa, sedangkan siswa yang putus
sekolah SMP dan MTS sebanyak 6 siswa, dan lulusan SMP dan MTs sebanyak
2.724 siswa. Kepala sekolah dan guru yang mengajar di SMP dan MTS
sebanyak 631 orang dengan jumlah guru yang memiliki kualifikasi S1 dan
lebih rendah sebanyak 62 orang (3,43 persen), sedangkan yang memiliki
kualifikasi S1/D4 dan lebih tinggi sebanyak 538 orang (96,57 persen). Kepala
sekolah dan guru yang berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada
jenjang SMP dan MTs sebanyak 305 orang (52,41 persen) dan sisanya adalah
yang berstatus bukan PNS sebanyak 326 (47,58 persen). Kepala sekolah
pada jenjang SMP dan MTs yang telah memiliki sertifikat pendidik sebanyak
16 orang dan yang belum memiliki sertifikat sebanyak 5 orang. Sedangkan
guru pada jenjang SMP dan MTS yang telah memiliki sertifikat sebanyak 352
orang dan belum memiliki sertifikat sebanyak 258 orang.
36
Grafik 3.15 Sumber Daya Manusia SMP dan MTsKota Mojokerto
Tahun 2018
/ Sumber: Sheet TabGrafSMP
Siswa usia sekolah jenjang SMP sangat penting diketahui dalam
kaitannya untuk melakukan perhitungan terhadap indikator Angka Partisipasi
Murni (APM). Berdasarkan Tabel 3.15 dan Grafik 3.16 dapat diketahui bahwa
siswa SMP dan MTs berdasarkan usia dengan jumlah terbesar terdapat pada
usia 13-15 tahun yaitu sebanyak 7.095 siswa karena memang merupakan usia
resmi bersekolah di jenjang SMP. Namun, yang masuk di SMP dan MTs pada
usia kurang 13 tahun sebanyak 1.522 anak dan lebih kecil daripada siswa yang
berusia lebih besar dari 15 tahun yaitu sebanyak 284 siswa karena pernah
mengulang atau ketika masuk SMP dan MTs usianya sudah lebih dari 13 tahun.
Grafik 3.16 Siswa Usia Sekolah SMP dan MTs Kota Mojokerto
Tahun 2018
/
Sumber: Sheet TabGrafSMP
0
2.000
4.000
6.000
8.000
10.000
Siswa Baru Siswa Mengulang PutusSekolah
Lulusan KS dan Guru
2.859
8.692
2 6
2.637
60062 216
1 0 8731
2.921
8.908
3 6
2.724
631
SMP MTs SMP+MTs
<13 tahun17%
13-15 tahun80%
>15 tahun3%
<13 tahun
13-15 tahun
>15 tahun
37
Grafik 3.17 Mengulang dan Putus Sekolah SMP dan MTs
Kota Mojokerto Tahun 2018
/ Sumber: Sheet TabGrafSMP
Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah pada
jenjang SMP dan MTS yang terdapat pada Tabel 3.15 dan Grafik 3.17
ternyata di Kota Mojokerto jumlah siswa yang mengulang pada SMP
sebanyak 25 siswa, sedangkan pada MTs tidak ada siswa yang mengulang
kelas. Sehingga jumlah siswa mengulang pada jenjang SMP dan MTs
sebanyak 25 siswa. Angka Siswa Putus sekolah pada jenjang SMP sebanyak
20 siswa, sedangkan pada MTs tidak ada siswa yang putus sekolah. Sehingga
jumlah siswa putus sekolah pada jenjang SMP dan MTs sebanyak 20 siswa.
Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka angka mengulang
siswa yang cukup besar pada jenjang SMP harus segera ditanggulangi
melalui program remedial. Hal yang sama untuk jumlah siswa putus sekolah
yang cukup banyak pada SMP hendaknya ditanggulangi melalui program
retrieval sehingga anak yang putus sekolah bisa kembali ke sekolah atau
dapat masuk di program Paket B dalam rangka peningkatan mutu layanan
pendidikan di SMP dan MTs.
Standar kelayakan untuk mengajar bagi seorang guru diatur
menggunakan Undang-Undang yaitu Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Permendiknas
No.14/2005). Guru layak mengajar di tingkat Sekolah Menengah (SM)
adalah guru yang berijazah Sarjana atau Diploma IV dan yang lebih tinggi.
Jumlah guru menurut kelayakan mengajar disajikan melalui pada Tabel 3.15
dan Grafik 3.18. Jumlah guru layak mengajar dengan jumlah tertinggi di Kota
Mojokerto terdapat di SMP sebanyak 538 orang, sedangkan yang terkecil
terdapat di MTs sebanyak 31 orang. Kecilnya jumlah guru layak di jenjang
MTs karena selain karena jumlah lembaga MTs yang jauh lebih sedikit
daripada SMP tetapi juga karena jumlah guru yang mengajar di MTs jauh
0
10
20
30
40
50
SMP MTs SMP+MTs
25
0
25
20
0
20
Mengulang Putus Sekolah
38
lebih sedikit daripada di SMP. Sebaliknya, guru yang tidak layak mengajar di
SMP sebanyak 62 orang, lebih besar dari pada MTs yang hanya terdapat 0
orang. Dengan demikian, untuk SMP dan MTs terdapat guru layak mengajar
sebanyak 569 orang dan tidak layak mengajar sebanyak 62 orang. Kondisi
ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam
rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang telah
dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.
Grafik 3.18
Kepala Sekolah dan Guru SMP dan MTs Kota Mojokerto
Tahun 2018
Sumber: Sheet TabGrafSMP
0
100
200
300
400
500
600
700
SMP MTs SMP+MTs
62
0
62
538
31
569600
31
631
<S1/D4 S1/D4+ Jumlah
39
BAB IV
KINERJA PENDIDIKAN
A. Pendidikan Dasar
Kinerja pelayanan pendidikan pada jenjang Pendidikan Dasar (Dikdas) di dasarkan
pada ketercapaian pelayanan pendidikan melalui indikator pendidikan berdasarkan
misi pendidikan 5M. Adapun indikator pendidikan dibatasi pada indikator yang benar-
benar menggambarkan situasi pendidikan di Indonesia. Indikator tersebut
dikembangkan berdasarkan Visi Kementrian Pendidikan Tahun 2019 dan ditetapkan
dalam 5 Misi khususnya pada Misi 2 dan Misi 3.
1. Misi 2 : Mewujudkan akses yang meluas, merata da berkeadilan.
Misi 2 Mewujudkan Akses yang meluas, merata dan berkeadilan adalah
mengoptimalkan capaian wajib belajar 12 tahun, meningkatkan ketersediaan
serta keterjangkauan layanan pendidikan khususnya bagi masyarakat yang
berkebutuhan khusus dan masyarakat terpinggirkan serta bagi wilayah terdepan,
terluar dan tertinggal (3T).
Untuk mengukur capaian ketersediaan layanan pendidikan maka digunakan
indikator yang terdapat pada misi 2. Indikator pendidikan untuk misi 2 terdiri dari
tiga jenis, yaitu : akses meluas, akses merata, dan akses berkeadilan.
- Indikator Akses meluas yang terdiri dari 4 indikator yaitu 1) rasio siswa per
kelas (R-S/K), 2) rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase
perpustakaan (%Perpus), dan 4) persentase laboratorium (%Lab)
- Akses merata terdiri dari 4 indikator, yaitu 1) angka partisipasi murni (APM),
2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS) dan 4)
angka masukan murni (AMM) (SD), angka masukan kasar, atau angka
melanjutkan (AM) (SMP dan SM)
- Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG
APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan 3) % siswa swasta (%S-Swt)
40
Tabel 4.1
Indikator Akses Meluas Misi M2 Dikdasmen
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 30,27 30,09
2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/K) 1,00 0,96
3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 90,14 76,19
4 Persentase Laboratorium (%Lab) - 123,81
Berdasarkan Tabel 4.1 dann grafik 4.1 terdapat 4 jenis indikator yang
menunjukkan ketersediaan serta keterjangkauan layanan pendidikan. Dalam
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2013 (Permendikbud 23/2013), ditentukan bahwa R-S/K SD sebesar 32
sedangkan SMP sebesar 36. Sedangkan apabila dilihat kondisi di lapangan, R-
S/K Kota Mojokerto terbesar pada jenjang SD sebesar 30,27 artinya kelas pada
jenjang SD tingkat kepadatan sedikit lebih tinggi daripada jenjang SMP
sebesar 30,09. Dengan demikian, efisiensi penggunaan kelas untuk jenjang SD
sebesar 94,6 atau dapat dikatakan hampir mendekati angka maksimal dan
efisiensi penggunaan kelas untuk jenjang SMP sebesar 83,6. Hal ini
menunjukkan jenjang SD yang paling efisien jika dibandingkan dengan jenjang
SMP.
Rasio Kelas/Ruang Kelas (R-K/RK) yang ideal adalah 1. Rasio R-K/RK di
Kota Mojokerto terdapat pada jenjang SD yaitu sebesar 1 yang artinya ideal,
terdapat setiap kelas hanya digunakan sekali oleh satu rombongan belajar
dan rasio yang terdapat pada jenjang SMP sebesar 0,96 yang artinya masih
kekurangan ruang kelas agar segera dipenuhi sehingga dapat menampung
siswa jenjang SMP agar partisipasi siswa meningkat dari tahun pelajaran
sebelumnya. Atau dilakukan penataan terhadap rombongan belajar yang ada
terutama pada jenjang SMP, mengingat kegiatan belajar mengajar pada SMP
tidak hanya di ruang kelas namun juga di ruang praktek sehingga kekurangan
ruang kelas tidak terlalu memberikan dampak buruk pada kegiatan belajar
mengajar siswa.
Masih pada Tabel 4.1, Persentase Perpustakaan (%Perpus) yang ideal
adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpus di Kota Mojokerto dengan jumlah
terbesar terjadi pada jenjang SD yaitu sebesar 90,14% dan yang terkecil
terdapat pada jenjang SMP sebesar 76,19%.
Persentase Laboratorium (%Lab) hanya dilakukan pengukuran pada
jenjang SMP saja karena untuk jenjang SD dapat dipastikan sebagian besar
belum memiliki laboratorium. %Lab di Kota Mojokerto jenjang SMP sebesar
123,81%.
41
Grafik 4.1 Rasio Pendidikan Jenjang SD, SMP
Tabel 4.2 Kinerja Indikator Akses Meluas
Misi M2 Dikdasmen Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel 2.1 maka
indikator Akses Meluas telah dikonversi menjadi nilai yang terdapat pada
Tabel 4.2. Nilai paling ideal adalah 100 dan paling buruk adalah 0, kemudian
dengan mengambil rata-rata nilai ke-4 indikator tersebut dihasilkan kinerja
layanan SD dan layanan SMP. Untuk Rasio Siswa/Kelas (R-S/K) setelah
dilakukan konversi untuk jenjang SD memperoleh nilai 100 dan untuk jenjang
SMP memperoleh nilai 100,00. Sedangkan untuk Rasio Kelas/Ruang Kelas (R-
K/RK) setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD mendapatkan nilai 99,65
dan untuk jenjang SMP mendapatkan nilai 95,79. Untuk Persentase
Perpustakaan (%Perpus) pada jenjang SD memperoleh nilai 90,14, sedangkan
jenjang SMP memperoleh nilai 76,19. Untuk persentase ketersediaan
Laboratorium (%Lab) untuk jenjang SMP mendapatkan skor 123,81.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk kinerja ketersediaan
jenjang SD memperoleh skor 96,60 dan untuk jenjang SMP memperoleh skor
98,95. Pada indikator Akses Meluas Misi 2 ternyata jenjang SMP menjadi yang
terbaik.
0,00
50,00
100,00
150,00
SD SMP
30,27 30,09
1,00 0,96
90,1476,19
0,00
123,81
R-S/K R-K/RK %Perpus %Lab
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 100,00 100,00
2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) 99,65 95,79
3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 90,14 76,19
4 Persentase Laboratorium (%Lab) - 123,81
Kinerja 96,60 98,95
42
Tabel 4.3
Indikator Akses Merata Misi M2 Dikdasmen
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Untuk dapat mengukur capaian pada Indikator Akses Merata dalam
memperoleh layanan pendidikan maka digunakan empat indikator, yaitu
seberapa banyak siswa mendapat layanan pendidikan melalui Angka
Partisipasi Murni (APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK), sejauh mana
keterjangkauan layanan pendidikan yang diukur melalui Tingkat Pelayanan
Sekolah (TPS) dan sejauh mana akses masuk sekolah melalui Angka Masukan
Murni (AMM) dan siswa yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi
melalui Angka Melanjutkan (AM).
Berdasarkan Tabel 4.3 dan grafik 4.2 digunakan dua jenis
perhitungan terhadap angka partisipasi, yaitu Angka Partisipasi Murni
(APM) dan Angka Partisipasi Kasar (APK). Angka APM idealnya adalah yang
mencapai 100%, namun adakalanya melebihi 100% apabila jumlah
pembanding lebih besar. Seperti halnya di Kota Mojokerto yang memiliki
APK dan APM tiap tahunnya melebihi 100% yang diakibatkan karena siswa
yang bersekolah di Kota Mojokerto tidak hanya siswa yang berdomisili di
Kota Mojokerto melainkan juga siswa yang berdomisili diluar Kota
Mojokerto sedangkan angka pembandingnya adalah penduduk usia
sekolah yang ada di Kota Mojokerto. Angka Partisipasi Murni (APM) di Kota
Mojokerto dengan pada jenjang SD sebesar 114,23% dan pada jenjang SMP
sebesar 103,02 %. Hal ini dapat diartikan bahwa siswa yang bersekolah
sesuai dengan usia resmi dan berada di jenjang yang sesuai sudah
terpenuhi. Angka Partisipasi Kasar (APK) juga bisa mencapai lebih dari
100% karena siswa semua usia sekolah yang berada di jenjang tertentu
berbeda dengan usia siswa yang berada di sekolah. Berdasarkan
perhitungan APK, perhitungan APK pada jenjang SD sebesar 123,69% dan
pada jenjang SMP 129,35%.
Layanan pendidikan Kota Mojokerto yang diukur melalui Tingkat
Pelayanan Sekolah (TPS) dengan nilai terbesar terdapat pada jenjang SMP
sebesar 67,32 dan pada jenjang SD sebesar 48,88 yang berarti layanan
sekolah yang terbaik karena melayani lebih sedikit siswa.
Besarnya Angka Masukan Murni (AMM) menunjukkan bahwa
orang tua telah memprioritaskan anaknya untuk bersekolah di jenjang SD
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Angka Partisipasi Murni (APM) 114,23 103,02
2 Angka Partisipasi Kasar (APK) 123,69 129,35
3 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 48,88 67,32
4 Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) 61,61 87,96
43
dan dalam usia yang sesuai. AMM jenjang SD sebesar 61,61% dan jumlah
tersebut sudah cukup tinggi karena lebih dari 50% dan sudah melebihi
angka nasional yang ditetapkan hanya sebesar 55%. Lulusan SD yang
melanjutkan ke SMP idealnya adalah 100%,dan kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa lulusan SD yang melanjutkan ke SMP mencapai
87,96%. Persentase AM ke jenjang SMP yang kurang dari 100% disebabkan
karena diberlakukannya sistem zonasi yang mengakibatkan siswa dari
daerah lain tidak dapat bersekolah di Kota Mojokerto.
Grafik 4.2
Indikator Akses Merata Misi M2 Dikdasmen
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Tabel 4.4 Kinerja Indikator Akses Merata
Misi M2 Dikdasmen Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Angka Partisipasi Murni (APM) 100,00 100,00
2 Angka Partisipasi Kasar (APK) 100,00 100,00
3 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 92,07 100,00
4 Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) 100,00 100,00
Kinerja Keterjangkauan 98,02 100,00
Berdasarkan standar untuk melakukan konversi yang terdapat pada
Tabel 2.1 maka indikator Akses merata yang telah dikonversi menjadi nilai
disajikan melalui Tabel 4.4. Nilai paling ideal adalah 100 dan paling buruk
adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai ke-4 indikator
tersebut dihasilkan kinerja dari indikator akses merata layanan SD, layanan
SMP, dan layanan SM.
Capaian Angka Partisipasi Murni (APM) Kota Mojokerto setelah
dilakukan konversi, maka untuk jenjang SD memperoleh nilai 100,00 dan
0,00
50,00
100,00
150,00
SD SMP
114,23103,02
123,69 129,35
48,8867,3261,61
87,96
APM APK TPS AMM/AM
44
jenjang SMP juga memperoleh nilai 100,00. Angka Partisipasi Kasar (APK)
Kota Mojokerto setelah dilakukan konversi, maka untuk jenjang SD
memperoleh nilai 100,00 begitu juga dengan jenjang SMP juga
memperoleh nilai 100,00. Untuk indikator Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS)
Kota Mojokerto setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD mendapatkan
skor 92,07 sedangkan jenjang SMP mendapatkan skor 100,00. Dalam aspek
tingkat pelayanan sekolah ternyata jenjang SMP menjadi yang terbaik.
Sedangkan indikator capaian Angka Masukan Murni (AMM) untuk jenjang
SD setelah dilakukan konversi mendapat nilai 100,00. Angka Melanjutkan
(AM) jenjang SMP dan SM masing-masing mendapat nilai 100,00.
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk kinerja
layanan pendidikan pada Indikator akses merata jenjang SD memperoleh
skor 98,02 dan untuk jenjang SMP memperoleh skor 100,00. Pada
indikator Akses Merata Misi 2 ternyata jenjang SMP menjadi yang terbaik.
Tabel 4.5
Indikator Akses Berkeadilan Misi M2 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Perbedaan Gender APK (PG APK) 0,32 -10,19
2 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 1,00 1,08
3 Persentase Siswa Swasta (%S-Swt) 40,18 30,53
Untuk dapat melihat kesetaraan dalam aspek untuk memperoleh
layanan pendidikan maka digunakan ukuran dari segi jenis kelamin seperti
Perbedaan Gender APK (PG APK) dan Indeks Paritas Gender APK (IPG APK)
serta dari segi status sekolah yaitu Persentase Siswa Swasta (%S-Swt).
Paritas Gender APK (PG APK) yang ideal adalah 0,00%. Berdasarkan
Tabel 4.5 dan grafik 4.3 PG APK yang ada di Kota Mojokerto cukup
beragam, hal ini bisa kita lihat dari nilai yang muncul pada tiap jenjang juga
beragam. Untuk jenjang SD memperoleh nilai 0,32 sedangkan untuk SMP -
10,19. Sedangkan pengertian PG APK adalah bahwa makin tinggi dari angka
0 maka indeks terhadap perempuan lebih buruk dari pada laki-laki.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada jenjang SD jumlah siswa
perempuan lebih banyak dari pada laki-laki, sedangkan pada jenjang SMP
jumlah laki-laki lebih dominan daripada perempuan. Sedangkan Indeks
Paritas Gender (IPG) yang ideal adalah 1. Hampir sebanding dengan PG
maka IPG APK jenjang SD adalah ideal yaitu 1 dan pada jenjang SMP
sebesar 1,08 yang dapat diartikan jumlah perempuan lebih baik daripada
laki-laki. Sedangkan pada aspek kesetaraan dalam hal sekolah swasta dan
negeri maka kesetaraan terbesar terdapat pada jenjang SD untuk
memperoleh siswa sebesar 40,18% sedangkan yang terendah terdapat
pada jenjang SMP yang hanya sebesar 30,53%.
45
Grafik 4.3
Indikator Akses Berkeadilan Misi M2 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Tabel 4.6
Kinerja Akses Berkeadilan Misi M2 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel 2.1
maka indikator Akses berkeadilan yang telah dikonversi menjadi nilai
disajikan pada Tabel 4.6. Nilai yang paling ideal adalah 100 dan paling buruk
adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai ke-3 indikator
tersebut dihasilkan kinerja Indikator Akses berkeadilan antara layanan SD
dan layanan SMP.
Paritas Gender APK (PG APK) di Kota Mojokerto setelah dilakukan
konversi untuk jenjang SD diperoleh nilai 99,68 sedangkan jenjang SMP
memperoleh 89,81. Untuk indikator capaian Indeks Paritas Gender APK
(IPG APK) untuk jenjang SD memperoleh nilai 99,74 sedangkan jenjang SMP
92,73. Capaian kinerja pada indikator Persentase Siswa Swasta (%S-Swt)
setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD memperoleh nilai 100,00
begitu pula pada jenjang SMP memperoleh 100,00.
Dengan demikian, secara keseluruhan untuk capaian kinerja pada
Indikator Kinerja Akses Berkeadilan pada jenjang SD memperoleh 99,80
dan jenjang SMP memperoleh 94,18. Sehingga dapat diambil kesimpulan
bahwa dalam capaian kinerja Akses Berkeadilan untuk memperoleh
layanan ternyata jenjang SD dengan hasil terbaik.
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
SD SMP
92,24 90,17
16,24 14,12
40,1830,53
PG APK IPG APK %S-Swt
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Perbedaan Gender APK (PG APK) 99,68 89,81
2 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 99,74 92,73
3 Persentase Siswa Swasta (%S-Swt) 100,00 100,00
Kinerja Indikator Akes Berkeadilan 99,80 94,18
46
2. Misi 3 : Mewujudkan Pembelajaran Yang Bermutu
Misi 3 Mewujudkan Pembelajaran Yang Bermutu adalah
meningkatkan mutu pendidikan sesuai lingkup standar nasional
pendidikan ; serta memfokuskan kebijakan berdasarkan pecepatan
peningkatan mutu untuk menghadapi persaingan global denga
pemahaman akan keberagaman, dan penguatan praktik baik inovasi
Untuk mengukur capaian layanan pendidikan maka digunakan
indikator yang terdapat pada misi 3. Indikator pendidikan untuk misi 3
terdiri dari tiga jenis, yaitu : mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana.
Mutu siswa yang terdiri dari 6 indikator, mutu guru yang terdiri dari 2
indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 1 indikator sehingga
terdapat 9 indikator.
- Mutu siswa terdiri dari 6 indikator, yaitu 1) persentase siswa baru SD
asal TK (%SB TK) (khusus SD), 2) angka mengulang (AU), 3) angka
bertahan tingkat 5 (SD) atau angka bertahan (SMP dan SM), 4) angka
lulusan (AL), 5) angka putus sekolah (APS), dan 6) rata-rata lama
belajar (RLB).
- Mutu guru terdiri dari 2 indikator, yaitu (1) persentase guru layak
(%GL), dan 2) rasio siswa per guru (R-S/G).
- Mutu prasarana terdiri dari 1 indikator, yaitu persentase ruang kelas
baik (%RKb).
- Satu indikator lainnya, indikator penunjang, juga didiskusikan untuk
mempermudah penerapan indikator pendidikan pada hal-hal yang
lebih umum.
Tabel 4.7
Indikator Mutu Siswa Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Siswa Baru TK (%SB TK) 95,73 -
2 Angka Mengulang (AU) 0,16 0,03
3 Angka Bertahan Tk 5/Angka Bertahan 99,89 100
4 Angka Lulusan (AL) 125,61 90,83
5 Angka Putus Sekolah (APS) 0,01 0,06
6 Rata-rata Lama Belajar 6,03 3,01
47
Berdasarkan Tabel 4.7 dan grafik 4.4 Persentase Siswa Baru (%SB TK)
di Kota Mojokerto sebesar 95,73% sangat bagus mengingat sudah mendekati
angka 100%. Angka Mengulang (AU) yang ideal adalah 0% karena dapat
diartikan bahwa tidak ada satupun siswa yang mengulang kelas pada setiap
tahun pelajaran. Angka Mengulang (AU) untuk jenjang SD 0,16% dan untuk
jenjang 0,03%. Angka Lulusan (AL) yang ideal adalah yang mencapai 100%.
Angka Lulusan (AL) dengan persentasi terbesar terdapat pada jenjang SD
sebesar 125,61% dan pada jenjang SMP sebesar 90,83%. Untuk indikator
Angka Putus Sekolah (APS) yang paling ideal adalah 0% sehingga dapat
diartikan bahwa tidak ada siswa yang mengalami putus sekolah. Angka Putus
Sekolah (APS) pada jenjang SD sebesar 0,01 dan pada jenjang SMP sebesar
0,06. Angka Putus Sekolah (APS) yang ada dikarenakan siswa yang ada pada
jenjang tersebut mutasi ke sekolah lain diluar kota tanpa adanya
pemberitahuan resmi ke pihak sekolah sehingga dianggap tidak melanjutkan
sekolah lagi atau putus sekolah. Untuk indikator rata-rata lama belajar
jenjang SD mendapatkan nilai 6,03 dan jenjang SMP 3,01. Rata-rata Lama
Belajar (RLB) untuk jenjang SD yang ideal adalah sebesar 6 karena jenjang SD
ditempuh selama 6 tahun, sedangkan jenjang SMP yang ideal adalah sebesar
3 tahun. RLB setiap jenjang di Kota Mojokerto melebihi angka ideal
disebabkan oleh adanya siswa yang lulus tidak tepat waktu karena mengulang
kelas sehingga terdapat beberapa siswa yang lulus lebih lama 1 tahun, atau
lebih lama 2 tahun.
Grafik 4.4
Indikator Mutu Siswa Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
140,00
SD SMP
95,73
0,000,16 0,03
99,89 100,00
125,61
90,83
0,01 0,066,03 3,01
%SB TK AU AB5 AL APS RLB
48
Tabel 4.8
Kinerja Indikator Mutu Siswa Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Siswa Baru TK (%SB TK) 95,73 -
2 Angka Mengulang (AU) 0,16 0,03
3 Angka Bertahan Tk.5/Angka Bertahan 99,89 100,00
4 Angka Lulusan (AL) 125,61 90,83
5 Angka Putus Sekolah (APS) 0,01 0,06
6 Rata-rata Lama belajar 99,44 99,54
Kinerja 70,14 58,09
Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel 2.1
maka indikator Mutu Siswa telah dikonversi menjadi nilai kualitas yang
terdapat pada Tabel 4.8. Nilai kualitas paling ideal adalah 100 dan paling
buruk adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai ke-6 indikator
tersebut maka dihasilkan kinerja Indikator Layanan Mutu Siswa SD dan Siswa
SMP. Hasil yang ada dilapangan menunjukkan bahwa, Persentase Siswa Baru
TK (%SB TK) di Kota Mojokerto setelah dilakukan konversi untuk jenjang SD
maka mendapatkan nilai 95,73. Untuk kinerja indikator Angka Mengulang
(AU) untuk jenjang SD memperoleh nilai 0,16 dan jenjang SMP 0,03. Angka
Bertahan (AB) yang ideal adalah mencapai 100%. Pada kenyataannya, AB5
jenjang SD sebesar 99,89%, yang berarti belum ideal. Hal ini disebabkan
karena masih ada siswa mutasi (pindah) sekolah pada saat sudah menginjak
tingkat 5 sehingga cukup mempengaruhi kinerja AB5. Sedangkan AB jenjang
SMP dan SM masing-masing sebesar 100,00%. Indikator Angka Lulusan (AL)
untuk jenjang SD mendapatkan nilai 125,61 sedangkan jenjang SMP 90,83.
Sedangkan indikator Angka Putus Sekolah (APS) untuk jenjang SD
mendapatkan skor 0,01 jenjang SMP 0,06. Untuk indikator Rata-rata lama
belajar (RLB) untuk jenjang SD sebesar 99,44% dan untuk jenjang SMP
sebesar 99,54%.
Dengan demikian, secara keseluruhan untuk capaian kinerja pada
Indikator Kinerja Mutu Siswa pada jenjang SD memperoleh 70,14 dan jenjang
SMP memperoleh 58,09. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam
capaian kinerja indikator Mutu Siswa untuk memperoleh layanan ternyata
jenjang SD dengan hasil terbaik.
49
Tabel 4.9
Indikator Mutu Guru Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Guru Layak (%GL) 92,24 90,17
2 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) 16,24 14,12
Berdasarkan Tabel 4.9 dan grafik 4.5 dan Permendiknas Nomor 14,
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Permendiknas 14/2005) menyebutkan
bahwa guru pada jenjang SD sampai SMP yang layak mengajar adalah yang
berijazah S1 atau D4 dan yang lebih tinggi. Persentase Guru Layak (%GL) di
Kota Mojokerto untuk jenjang SD sebesar 92,24 dan untuk jenjang SMP
sebesar 90,17. Dengan demikian, masih diperlukan penyetaraan guru pada
jenjang SD sebesar 7,76%, jenjang SMP sebesar 9,83%. Dalam rangka
meningkatkan kualitas pendidikan maka guru pada semua jenjang yang belum
layak mengajar harus disetarakan dan merupakan kebijakan yang
diprioritaskan oleh pemerintah sehingga kelayakan mengajar guru akan
meningkat dan pada akhirnya meningkatkan mutu pendidikan menjadi lebih
baik.
Rasio Siswa/Guru (R-S/G) pada jenjang SD sebesar 16,24 dan pada
jenjang SMP sebesar 14,12. Apabila digunakan standar untuk SD sebesar 16
dan SMP sebesar 14, maka untuk SD sebesar 16,24 atau 101,5% telah didaya
gunakan secara maksimal atau sudah berada di atas standar sehingga masih
dapat dikatakan terjadi kelebihan guru. Untuk SMP sebesar 14,12 atau
100,08% telah didayagunakan secara maksimal atau di atas standar sehingga
dapat dikatakan terjadi kelebihan guru.
Grafik 4.5
Indikator Mutu Guru Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
0,00
50,00
100,00
SD SMP
92,24 90,17
16,24 14,12
%GL R-S/G
50
Tabel 4.10
Kinerja Indikator Mutu Guru Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel
2.1 maka indikator mutu Guru telah dikonversi menjadi nilai kualitas
yang terdapat pada Tabel 5.0. Nilai kualitas paling ideal adalah 100 dan
paling buruk adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai
kedua indikator tersebut maka dihasilkan kinerja indikator Mutu Guru
jenjang SD dan jenjang SMP. Hasil yang ada dilapangan menunjukkan
bahwa Persentase guru layak (%GL) untuk jenjang SD mendapatkan
nilai 92,24 sedangkan untuk jenjang SMP 90,17. Untuk indikator Rasio
Siswa/Guru (R-S/G) setelah dilakukan konversi maka untuk jenjang SD
memperoleh skor 93,88 dan untuk jenjang SMP 92,14
Dengan demikian, secara keseluruhan untuk capaian kinerja
pada Indikator Kinerja Mutu Guru pada jenjang SD memperoleh 93,88
dan jenjang SMP memperoleh 92,14. Sehingga dapat diambil
kesimpulan bahwa dalam capaian kinerja indikator Mutu Guru ternyata
jenjang SD dengan hasil terbaik.
Tabel 4.11
Indikator Mutu Prasarana Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 76,40 98,06
Berdasarkan Tabel 5.1 Persentase Ruang Kelas Baik (%RKb) di
Kota Mojokerto untuk jenjang SD 76,40 dan untuk jenjang SMP 98,06.
Hal ni disebabkan karena banyak lembaga sekolah jenjang SD yang
ruang kelasnya mengalami kerusakan baik itu kerusakan yang ringan
maupun yang berat. Untuk meningkatkan kualitas prasarana
pendidikan maka prasarana yang baik harusnya memiliki persentase
100% baik dalam hal jumlah maupun kondisinya. Untuk itu, prioritas
rehabilitasi hendaknya dilakukan pada jenjang SD yang memiliki
persentase paling kecil. Dalam hal ini, diperlukan kepedulian
pemerintah terhadap kondisi ruang kelas yang ada di masing-masing
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Guru Layak (%GL) 92,24 90,17
2 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) 95,51 94,12
Kinerja 93,88 92,14
51
sekolah dengan kondisi rusak agar segera dilakukan rehabilitasi untuk
mendukung proses belajar mengajar menjadi lebih baik dan mutu
prasarana pendidikan di Kota Mojokerto juga menjadi lebih baik.
Tabel 4.12
Kinerja Indikator Mutu Prasarana Misi M3 Pendidikan Dasar Menengah
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Indikator SD SMP
1 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 76,40 98,06
Berdasarkan standar untuk konversi yang terdapat pada Tabel 2.1
maka indikator Mutu Prasarana telah dikonversi menjadi nilai kualitas yang
terdapat pada Tabel 5.0. Nilai kualitas paling ideal adalah 100 dan paling buruk
adalah 0, kemudian dengan mengambil rata-rata nilai indikator tersebut
maka dihasilkan kinerja indikator Mutu Guru jenjang SD dan jenjang SMP.
Kinerja indikator Mutu Prasarana pada jenjang SD sebesar 76,40 dan jenjang
SMP 98,06. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa dalam capaian kinerja
indikator mutu Prasarana ternyata jenjang SMP dengan hasil terbaik.
B. Kinerja Dikdas
Gabungan dari kedua misi pendidikan yang telah dijabarkan satu
persatu diatas dan telah diuraikan ketercapaian masing-masing indikator
kinerja capaiannya maka dihasilkan kinerja Dikdasmen menurut misi
pendidikan M2 dan M3 dan jenjang pendidikan. Selain itu, dengan
mendasarkan pada Tabel 2.2 maka kinerja dikdasmen diberikan kategori
kinerja Madya.
Tabel 4.13
Kinerja berdasarkan Misi Pendidikan M2 dan M3, Dikdas
Kota Mojokerto Tahun 2018/2019
No. Jenis Kinerja SD SMP Rata- rata Jenis
1 Kinerja Indikator Akses Meluas 96,60 98,95 97,77 PARIPURNA
2 Kinerja Indikator Akses Merata 98,02 100,00 99,01 PARIPURNA
3 Kinerja Indikator Akses Berkeadilan 99,80 94,18 96,99 PARIPURNA
4 Kinerja Indikator Mutu Guru 93,88 92,14 93,01 UTAMA
5 Kinerja Indikator Mutu Siswa 70,14 58,09 64,12 KURANG
6 Kinerja Indikator Mutu Prasarana 76,40 98,06 87,23 MADYA
89,14 90,24 89,69
Jenis Kinerja MADYA UTAMA MADYA
Sumber: Sheet TabGrafKinerjaDikdas
52
Berdasarkan Tabel 5.3 diketahui bahwa Kota Mojokerto untuk
ketercapaian pada misi M2 untuk indikator Akses Meluas yaitu layanan
pendidikan jenjang SMP menjadi yang terbaik dengan nilai sebesar 98,95
dan jenjang SD dengan nilai sebesar 96,60 sehingga untuk layanan
dikdasmen tercapai sebesar 97,77 termasuk dalam kategori Paripurna.
Sedangkan M2 untuk indikator Akses Merata pada jenjang SMP menjadi
yang terbaik dengan nilai sebesar 100 dan jenjang SD dengan nilai sebesar
98,02 sehingga untuk dikdasmen tercapai sebesar 99,01 dan termasuk
dalam kategori Paripurna. Untuk misi M2 indikator Akses Berkeadilan
jenjang SD yang terbaik dengan nilai sebesar 99,80 dan jenjang SMP
dengan nilai sebesar 94,18 sehingga untuk layanan dikdasmen tercapai
sebesar 96,99 yang termasuk dalam kategori Paripurna. Untuk misi M3
indikator Mutu Guru pada jenjang SD yang terbaik dengan nilai sebesar
93,88 dan jenjang SD dengan nilai sebesar 92,14 sehingga layanan
dikdasmen tercapai sebesar 93,01 termasuk dalam kategori Utama. Untuk
misi M3 indikator Mutu Siswa maka pada jenjang SMP dengan nilai sebesar
58,09 dan pada jenjang SD dengan nilai sebesar 70,14 sehingga layanan
untuk dikdasmen tercapai sebesar 64,12 dan termasuk dalam kategori
kurang sehingga perlu ditingkatkan lagi. Sedangkan untuk M3 indikator
prasarana jenjang SD sebesar 76,40 dan jenjang SMP sebesar 98,06
sehingga layanan dikdasmen tercapai sebesar 87,23 dan masuk kategori
Madya. Dengan mengambil rata-rata pada nilai masing-masing misi
pendidikan maka dapat dilihat kinerja dikdasmen secara keseluruhan
adalah sebesar 89,69 dan termasuk dalam kategori Madya.
Apabila dilihat capaian kinerja menurut grafik 4.6 maka jenjang
SMP mempunyai nilai terbaik untuk misi 2 Indikator Akses Merata dan nilai
terburuk untuk misi 3 Indikator Mutu Siswa, sehingga secara keseluruhan
kinerja jenjang SMP memperoleh nilai 90,24 yang termasuk pada kategori
Utama. Untuk jenjang SD mempunyai nilai terbaik untuk misi M2 indikator
Kinerja Berkeadilan dan nilai terburuk untuk misi M3 Indikator Mutu Siswa,
sehingga secara keseluruhan kinerja jenjang SD memperoleh nilai 89,14
dan termasuk dalam kategori Madya. Dengan demikian, dikdasmen
mempunyai nilai terbaik pada misi M2 Indikator Akses Merata dan nilai
terburuk untuk misi M3 Indikator Mutu Siswa sehingga kinerja dikdasmen
secara keseluruhan memperoleh nilai 89,69 dan termasuk dalam kinerja
berkategori Madya.
53
Grafik 4.6 Kinerja Dikdasmen Indikator dan jenjang pada Misi M2 dan M3
Kota Mojokerto Tahun 2018
Sumber: Sheet TabGrafKinerjaDikdasmen
Grafik 4.7
Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi M2 dan M3 Kota Mojokerto
Tahun 2018
Sumber: Sheet TabGrafKinerjaDikdasmen
Hal yang sama dengan jenjang pendidikan maka kinerja dikdasmen
berdasarkan misi pendidikan M2 dan M3 dapat lebih jelas terlihat
menggunakan grafik sarang laba-laba pada Grafik 4.7, menunjukkan bahwa
untuk Kota Mojokerto, misi 3 Mutu Siswa yang terburuk sebesar 64,12
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
SD SMP
96,60 98,9598,02100,0099,80
94,1893,88 92,14
70,14
58,09
76,40
98,06
Kinerja Indikator Akses Meluas Kinerja Indikator Akses Merata
Kinerja Indikator Akses Berkeadilan Kinerja Indikator Mutu Guru
Kinerja Indikator Mutu Siswa kinerja Indikator Mutu Prasarana
97,77
99,01
96,99
93,01
64,12
87,23
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00Akses Meluas
Akses Merata
Akses Berkeadilan
Mutu Guru
Mutu Siswa
Mutu Prasarana
54
termasuk dalam kategori Kurang dan misi 2 Akses Merata yang terbaik
sebesar 99,01 yang termasuk dalam kategori Paripurna.
Grafik 4.8
Kinerja Dikdasmen Menurut Jenjang Pendidikan Kota Mojokerto
Tahun 2015
Sumber: Sheet TabGrafKinerjaDikdasmen
Dengan demikian, kinerja misi pendidikan M2 san M3 menurut
jenjang pendidikan dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang grafik
laba-laba pada Grafik 4.8, menunjukkan bahwa di Kota Mojokerto jenjang
SMP yang terbaik sebesar 90,24 dan jenjang SD yang sebesar 89,14.
89,14
90,24
88,50
89,00
89,50
90,00
90,50SD
SMP
55
BAB V PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan data yang telah dijabarkan dan dianalisa pada Bab III dan kajian
terhadap hasil capaian indikator pendidikan terhadap layanan pendidikan serta
kinerja pendidikan yang terdapat pada Bab IV maka dapat disimpulkan sebagaimana
berikut ini.
1. Misi 2 : Indikator Akses Meluas
Berdasarkan hasil capaian indikator Akses Meluas terhadap layanan
pendidikan di Kota Mojokerto maka untuk indikator Rasio Siswa/Kelas (R-
S/K) dengan capaian terbaik terdapat pada jenjang SD. Untuk Rasio
Kelas/Ruang Kelas (R-K/RK) dengan capaian terbaik pada jenjang SD. Dalam
kaitannya dengan ketersediaan prasarana sekolah maka capaian untuk
persentase perpustakaan baik (%perpus) dengan capaian terbaik ada pada
jenjang SD. Untuk persentase laboratorium (%lab) terbaik terdapat pada
jenjang SMP.
Nilai Indikator Akses Meluas untuk memperoleh layanan
pendidikan pada jenjang SD yang terbaik pada indikator persentase
perpustakaan (%Perpus) dan yang terendah terdapat pada indikator
persentase Laboratorium (%Lab). Sehingga secara keseluruhan, capaian
kinerja Indikator Misi 2 Akses Meluas pada jenjang SD memperoleh nilai
96,60 dan termasuk dalam kategori kinerja Paripurna. Nilai Indikator Akses
Meluas untuk memperoleh layanan pendidikan pada jenjang SMP yang
terbaik (%RLab) dan yang terendah terdapat pada indikator persentase
perpustakaan (%Perpus). Sehingga secara keseluruhan, capaian kinerja
ketersediaan atau Misi K1 pada jenjang SMP memperoleh nilai 98,95 yang
termasuk kategori kinerja Paripurna.
2. Misi 2 : Indikator Akses Merata
Berdasarkan capaian pada indikator Angka Partispasi Murni (APM)
layanan pendidikan di Kota Mojokerto maka indikator Angka Partispasi
Murni (APM) terbaik pada jenjang SD. Sedangkan ketercapaian pada
indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) terbaik ada pada jenjang SMP.
Untuk indikator Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) yang terbaik ada pada
jenjang SMP. Nilai capaian Indikator Angka Masukan Murni (AMM)/Angka
Melanjutkan (AM) yang terbaik ada pada jenjang SMP.
Nilai layanan pendidikan pada jenjang SD dengan capaian terbaik
adalah indikator Angka Partisipasi Murni (APM), Angka Partisipasi Kasar
(APK), Angka Masukan Murni (AMM) dan yang terendah ada pada indikator
56
Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS). Sehingga secara keseluruhan capaian
kinerja Misi 2 Indikator Akses Merata pada jenjang SD memperoleh nilai
98,02 yang termasuk dalam kinerja kategori Paripurna.
Nilai layanan pendidikan pada jenjang SMP dengan capaian yang
terbaik ada semua indikator yaitu Angka Partisipasi Murni (APM), Angka
Partisipasi Kasar (APK), Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) dan Angka
Melanjutkan (AM) sehingga secara keseluruhan capaian kinerja pada
jenjang SMP memperoleh nilai 100,00. Sehingga secara keseluruhan
capaian kinerja Misi 2 Indikator Akses Merata pada jenjang SMP
memperoleh nilai 100 yang termasuk dalam kinerja kategori Paripurna.
3. Misi 2 : Indikator Akses Berkeadilan
Berdasarkan hasil capaian layanan pendidikan di Kota Mojokerto
maka capaian indikator Paritas Gender APK (PG APK) dengan capaian
terbaik ada pada jenjang SD. Untuk ketercapaian pada indikator Indeks
Paritas Gender (IPG APK) dengan capaian terbaik ada pada jenjang SD.
Sedangkan untuk ketercapaian persentase Siswa Swasta (%S-Swt) dengan
capaian terbaik ada pada jenjang SD dan SMP.
Penilaian terhadap capaian indikator Akses Berkeadilan dalam
memperoleh layanan pendidikan pada jenjang SD dengan capaian yang
terbaik ada pada indikator %S-Swt dan yang terendah ada pada indicator
perbedaan gender APK ( PG APK ) sehingga secara keseluruhan capaian
kinerja indikator Akses berkeadilan pada jenjang SD mendapatkan nilai
99,80 yang termasuk dalam kategori kinerja Paripurna. Untuk penilaian
terhadap capaian indicator Akses Berkeadilan dalam memperoleh layanan
pendidikan pada jenjang SMP dengan capaian yang terbaik ada pada
indikator persentase Siswa Swasta (%S-Swt) dan yang terendah ada pada
indikator perbedaan gender APK (PG APK) sehingga kinerja pada jenjang
SMP memperoleh nilai 94,18 yang termasuk dalam kategori kinerja Utama.
4. Misi 3 : Indikator Mutu Siswa
Berdasarkan hasil capaian layanan pendidikan di Kota Mojokerto
maka capaian pada indikator Mutu Siswa maka capaian indikator
Persentase Siswa Baru TK (%SB TK) pada jenjang SD sebesar 95,73.
Ketercapaian indikator Angka Mengulang (AU) yang terbaik ada pada
jenjang SD. Sedangkan untuk ketercapaian indikator Angka bertahan
tingkat 5 (AB5 SD) tercapai sebesar 99,89. Dan indikator Angka Bertahan
(AB) pada jenjang SMP sebesar 100. Sedangkan untuk indikator Angka
Lulusan (AL) dengan capaian terbaik ada pada jenjang SD. Pada indikator
Angka Putus Sekolah capaian terbaik pada jenjang SD. Untuk indikator
Rata-rata lama belajar dengan capaian ideal ada pada jenjang SD dan SMP.
Penilaian terhadap capaian kualitas layanan pendidikan pada
57
indikator Mutu Siswa jenjang SD yang terbaik terdapat pada Angka Lulusan
(AL) dan terburuk pada indikator Angka Putus Sekolah (APS) sehingga
secara keseluruhan capaian kinerja kualitas pada jenjang SD mendapatkan
nilai 70,14 yang termasuk dalam kategori kinerja Kurang. Nilai kualitas
layanan pendidikan pada jenjang SMP dengan capaian terbaik ada pada
indicator Angka Bertahan (AB) dan yang paling rendah ada pada indicator
Angka Mengulang (AU) sehingga secara keseluruhan capaian kinerja
kualitas pada jenjang SMP memperoleh nilai 58,09 termasuk dalam
kategori kinerja Kurang.
5. Misi 3 : Indikator Mutu Guru
Berdasarkan hasil capaian layanan di Kota Mojokerto maka capaian
indikator Persentase Guru Layak (%GL) terbaik terdapat pada jenjang SD.
Untuk ketercapaian pada indikator Rasio Siswa/Guru (R-S/G) dengan
capaian terbaik ada pada jenjang SD.
Penilaian terhadap capaian kualitas layanan pendidikan pada
jenjang SD yang terbaik terdapat pada Rasio siswa perguru (R-S/G)
sehingga secara keseluruhan capaian kinerja kualitas pada jenjang SD
mendapatkan nilai 93,88 yang termasuk dalam kategori kinerja Utama.
Nilai kualitas layanan pendidikan pada jenjang SMP dengan capaian terbaik
ada pada indikator Rasio siswa perguru (R-S/G) sehingga secara
keseluruhan capaian kinerja kualitas pada jenjang SD mendapatkan nilai
92,14. Termasuk dalam kategori kinerja Utama.
6. MIsi 3 : Indikator Mutu Prasarana
Berdasarkan hasil capaian terhadap layanan pendidikan di Kota
Mojokerto maka indikator Mutu Prasarana untuk jenjang SMP telah
mencapai penilaian terbaik.
Penilaian secara keseluruhan terhadap capaian Misi 3 indikator
Persentase Ruang Kelas Baik (%RKb) layanan pendidikan pada jenjang SD
memperoleh nilai 76,40 dan termasuk dalam kategori kinerja kurang. Nilai
kualitas layanan pada jenjang SMP memperoleh nilai 98,06 dan termasuk
dalam kategori kinerja Paripurna.
7. Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi Pendidikan
Berdasarkan hasil ketercapaian masing-masing indikator dari
kedua misi pendidikan pada masing-masing jenjang pendidikan di Kota
Mojokerto maka capaian kinerja pada jenjang SD yang berpredikat terbaik
terdapat pada Misi 2 Indikator Akses Berkeadilan dan yang paling rendah
58
ada pada misi 3 Indikator Mutu Siswa sehingga hasil kinerja pada jenjang SD
memperoleh nilai 89,14 yang termasuk dalam kategori Madya. Capaian
kinerja pada jenjang SMP yang terbaik ada pada misi 2 indikator Akses
Merata dan yang terendah ada pada misi 3 Indikator Mutu Siswa sehingga
secara keseluruhan capaian kinerja jenjang SMP memperoleh nilai 90,24
yang termasuk dalam kategori Utama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa capaian kinerja pada
jenjang SMP sebesar 90,24 merupakan yang terbaik diantara kelompok
jenjang Dikdasmen di Kota Mojokerto.
B. Saran/Rekomendasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijabarkan secara detail di atas maka
saran/rekomendasi yang perlu dilakukan di masa mendatang dalam rangka
peningkatan kualitas pelayanan pendidikan yang ada di Kota Mojokerto.
a. Capaian Kinerja jenjang SD pada misi 3 yaitu Indikator Indikator Mutu Prasarana
termasuk kinerja kategori kurang, maka sangat perlu untuk dilakukan
peningkatan pada indikator Persentase ruang kelas baik (%RKb). Peningkatan
tersebut dapat dilaksanakan dengan cara peningkatan kualitas layanan
pendidikan di sekolah yaitu rehabilitasi kelas-kelas yang mengalami kerusakan
baik kerusakan ringan atau kerusakan berat sehingga tercipta ruang belajar yang
nyaman, kondusif dan proses belajar mengajar menjadi bermutu.
b. Capaian Kinerja pada jenjang SMP yang terburuk pada misi 3 indikator Mutu Siswa
karena termasuk pada kinerja berkategori kurang, maka sangat perlu untuk
dilakukan peningkatan pada indikator Angka Mengulang (AU) dan Angka Putus
Sekolah (APS). Identifikasi akar persoalan dan sebab akibat banyak terjadinya
siswa tinggal kelas/mengulang dan putus sekolah di jenjang pendidikan dasar,
akan sangat membantu pihak sekolah, khususnya para guru untuk mengolah dan
menyusun mindset pemecahan dan penanggulangannya. Hasil identifikasi penulis
terkait penyebab siswa tinggal kelas dan putus sekolah diantaranya: Lemahnya
motivasi orangtua siswa, Tingkat kemiskinan dan rendahnya tingkat pendidikan
orang tua siswa, Lemahnya hubungan komunikasi guru dengan orang tua siswa,
Metode pembelajaran yang menjenuhkan dan Lingkungan sekolah dan kelas yang
tidak menyenangkan. Peningkatan untuk mengatasi anak putus sekolah a
dilaksanakan dengan langkah-langkah menggalakkkan gerakan penuntasan wajib
belajar 12 tahun sebagai wujud pemenuhan hak dasar masyarakat, Pemberian
bantuan dana, Pemberian beasiswa pendidikan bagi masyarakat miskin, Program
BSM (Bantuan Siswa Miskin), Program PIP (Program Indonesia Pintar),
menanamkan pentingnya pendidikan kepada orangtua dan anak didik. Pihak
sekolah terutama kepala sekolah dan guru-guru menyediakan ruang silaturahmi
dengan para orang tua siswa untuk sharing tentang pentingnya pendidikan dan
pembahasan mengenai hambatan-hambatan maju mundurnya pendidikan dan
59
pengajaran di sekolah. Sugesti-sugeti positif juga perlu sekali disampaikan kepada
orang tua siswa, sehingga para orang tua siswa bisa berimajinasi dan memiliki
harapan kuat tentang keberhasilan anak-anaknya dan memberikan motivasi
kepada anak-anaknya. Penerapan Variasi Model pembelajaran. da berbagai model
pembelajaran untuk terciptanya iklim belajar yang efektif dan menyenangkan
serta terapan ilmunya bisa lebih mudah tercapai oleh peserta didik
Sehingga dapat diambil kesimpulan apabila nilai-nilai yang kurang dapat
dipenuhi dengan cara tertentu maka diharapkan capaian kinerja pada jenjang SD
dan SMP dapat meningkat. Namun tentunya kita tidak boleh berhenti hanya pada
angka dan data saja, perlu ada kerja nyata secara kontinyu pada berbagai macam
aspek dalam upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Kota
Mojokerto. Sehingga dampak perbaikan yang dilakukan bisa dirasakan secara
nyata oleh masyarakat Kota Mojokerto pada umumnya sebagai pengguna layanan
pendidikan.
60
DAFTAR PUSTAKA
Badan Perencanaan Pembangunan Kota Mojokerto. (2018). Kota Mojokerto Dalam
Angka. (tidak diterbitkan) Mojokerto: Badan Perencanaan Pembangunan Kota
Mojokerto
DPA SKPD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota MojokertoTahun 2019. (tidak
diterbitkan)
Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Undang-Undang Nomor 14, Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Permendiknas 24, Tahun 2007 tentang
Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Permendiknas 40, Tahun 2008 tentang
tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah
Aliyah Kejuruan. Jakarta.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Rencana Strategis Kementerian Pendidikan
Nasional 2015-2019. Jakarta.
Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Peraturan Mendiknas Nomor 15, Tahun
2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota.
Jakarta
Pusat Statistik Pendidikan. (2012). Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan,
Tahun 2010/2011. Jakarta
Pusat Data dan Statistik Pendidikan. (2012a).APK/APM TK, SD, SMP, SM, dan PT
2011/2012. Jakarta.
Pusat Data dan Statistik Pendidikan. (2012b). Isian Instrumen Profil Dikdasmen Tahun
2011/2012. Hasil Survai di 30 Kabupaten/Kota. Jakarta (tidak diterbitkan)
Pusat Data dan Statistik Pendidikan. (2012c). Profil Dikdasmen Tahun 2011/2012 Buku
Rangkuman. Jakarta