program studi pendidikan agama islam fakultas ilmu...

75
PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS. AL-ISRA AYAT 23-25 Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Disusun Oleh : Anna Nurviana (11150110000050) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 09-Nov-2020

0 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS. AL-ISRA AYAT 23-25

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Disusun Oleh :

Anna Nurviana

(11150110000050)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 3: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 4: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 5: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

i

ABSTRAK

ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN AKHLAK DALAM QS

AL-ISRA AYAT 23-25. Program Studi Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 1440

H/2019 M.

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Pendidikan Akhlak pada

Remaja dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25. Dari jenisnya penelitian ini adalah penelitian

kualitatif. Metode yang digunakan oleh peneliti adalah metode kepustakaan

(Library Research), penelitian menggunakan pendekatan ilmu tafsir dengan

menggunakan metode tahlili, yaitu metode penafsiran ayat-ayat al-Quran. Yang

ditafsirkan dan mendeskripsikan uraian-uraian makna yang terkandung di

dalamnya.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan akhlak yang terkandung

dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25 yaitu: 1. Mengetahui akhlak kepada Allah. 2. Bersikap

lemah lembut kepada orangtua. 3. Bersikap kasih sayang terhadap orangtua. 3.

Mendoakan orangtua. 4. Bertaubat. Beberapa pendidikan akhlak pada remaja ini

dapat diimplementasikan di sekolah, lingkungan keluarga, dan dalam kehidupan

sehari-hari.

Kata Kunci : Pendidikan Akhlak, Remaja.

Pembimbing : Dr. Dimyati, M.Ag.,

Daftar Pustaka :1979 sampai 2017

Page 6: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

ii

ABSTRACT

ANNA NURVIANA 11150110000050 AKHLAK EDUCATION IN QS AL-

ISRA VERSES 23-25. Islamic Religious Education Study Program, Faculty of

Tarbiyah and Teacher Training, Syarif Hidayatullah State Islamic University

Jakarta 1440 H / 2019 M.

This study aims to describe the moral education in adolescents in the QS. Al-Isra

verses 23-25. From this type of research is qualitative research. The method used

by researchers is the method of library (Library Research), research using the

interpretation of science approaches using the tahlili method, namely the method of

interpreting the verses of the Koran which is interpreted and describes the

description of the meaning contained therein.

The results showed that the moral education contained in the QS. Al-Isra verses 23-

25, namely: 1. Knowing the morals to Allah. 2. Be gentle to parents. 3. Be

affectionate towards parents. 3. Pray for parents. 4. Repent. Some moral education

in adolescents can be implemented in schools, family environments, and in

everyday life.

Keywords: Moral Education, Youth.

Supervisor: Dr. Dimyati, M.Ag.,

Bibliography: 1979 to 2017

Page 7: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

iii

Kata Pengantar

Alhamdulillah, Maha Suci Allah SWT dengan segala keagungan dan

kebesaran-Nya, segala puji syukur hanya tercurahkan pada-Nya yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah, serta inayah-Nya, sehingga atas ridho-

Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini meskipun belum mencapai sebuah

kesempurnaan. Namun dengan harapan hati kecil semoga dapat bermanfaat.

Shalawat serta salam penulis limpahkan kepada junjungan alam, Nabi besar

Muhammad SAW yang syafaatnya selalu didambakan kelak di hari akhir. yang

menjadi cahaya di atas cahaya bagi seluruh alam, beserta keluarga, sahabat dan

pengikutnya yang setia.

Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak Dr. Dimyati,

M.Ag., sebagai dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan banyak ilmu

dan pengarahan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, kepada

kedua orang tua yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan baik berupa

materil maupun nonmateril, serta kepada teman-teman yang senantiasa

memberikan semangat agar skripsi ini yang berjudul “Pendidikan Akhlak pad

Remaja dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25” dapat selesai tepat waktu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

penyusun mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak

yang berperan, antara lain:

1. Prof. Dr. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A., sebagai Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Sururin, M.Ag., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Drs. Abdul Haris, M.Ag., sebagai ketua jurusan Pendidikan Agama Islam

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Drs. Rusdi Jamil, M.Ag., sebagai Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama

Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Page 8: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

iv

5. Dr. Dimyati, M.Ag., sebagai Dosen Penasihat Akademik sekaligus Dosen

Pembimbing skripsi yang telah bersedia meluangkan banyak waktu untuk

membimbing, berbagi ilmu, dan memberi nasihat serta arahan, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam, yang

telah memberikan banyak ilmu dan berbagi pengalaman kepada penyusun

selama masa perkuliahan.

7. Staf Fakultas Ilmu tarbiyah dan Keguruan dan Staf Jurusan Pendidikan

Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kemudahan dalam pembuatan

surat-surat serta sertifikat.

8. Kedua orangtua penulis, yang senantiasa mendoakan tanpa putus,

mengasihi tanpa jenuh, memberi semangat tanpa ragu, dan menjadi tempat

ternyaman untuk berkeluh kesah dalam setiap proses kehidupan penulis.

Untuk yang tercinta dan terkasih Ayahanda Wahid Hasyim dan Ibunda

Sumiati terimakasih telah menjadi salah satu alasan untuk segera

menyelesaikan skripsi ini.

9. Adik- Adik penulis, Annisa Shofarina Azizah dan Gina Azizah yang selalu

mendoakan penulis dan memberikan semangat dan memotivasi.

10. Keluarga besar “Baba Yahya” yang selalu memberikan semangat serta

bantuan dalam setiap proses penulisan.

11. Kakanda M. Yusuf Kurniawan, terimakasih untuk doa yang melangit, untuk

keikhlasan membimbing dan menasehati, untuk segala hal baik yang selalu

diberikan serta dukungan yang luar biasa.

12. Ini Grup yang selalu membantu penulis dari awal perkuliahan hingga akhir

perkuliahan tanpa pernah pamrih. Yang tercinta Naila Syamila, Nadya

Safira, Mariani Eka Safitri, Laely Yuniar, Euis Maylati Azizah dan yang

terkhusus Novi Fatonah yang kasih sayangnya kepada penulis tak terhingga

sehingga selalu membantu penulis mengerjakan apapun. Terima kasih untuk

segala baik yang kalian berikan.

Page 9: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

v

13. TEAM atas dedikasinya membentuk mendewasakan dan menemani penulis

untuk terus berproses di UIN Jakarta khususnya di HMI.

14. Teman-teman seperjuangan khususnya Jurusan Pendidikan Agama Islam

15. Serta kepada pihak-pihak lain yang tidak dapat penyusun sebutkan satu

persatu yang turut membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini penulis mengucapkan terimakasih dan semoga

Allah SWT membalas semua kebaikan dan keikhlasan yang telah kalian

berikan. Sehingga penulis dengan mudahnya atas izin Allah menyelesaikan

penulisan skripsi ini.

والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته

Jakarta, 23 Desember 2019

Penulis

Page 10: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

vi

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN MUNAQOSAH

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ........................................................................ 6

C. Batasan Masalah .............................................................................. 6

D. Perumusan Masalah ......................................................................... 6

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 6

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan ..................................................................... 8

1. Pengertian Pendidikan ............................................................... 8

2. Tujuan Pendidikan ..................................................................... 9

3. Makna Pendidikan ..................................................................... 11

B. Pengertian Akhlak ........................................................................... 15

1. Pengertian Akhlak ..................................................................... 15

2. Ruang Lingkup Akhlak ............................................................. 11

3. Urgensi Akhlak dalam Islam ..................................................... 19

C. Pengertian Keluarga ........................................................................ 21

1. Pengertian Keluarga ................................................................... 21

5. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam ............................. 24

D. Hasil Penelitian Relevan .................................................................. 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian ............................................................ 27

B. Metode Penelitian ............................................................................ 27

Page 11: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

vii

C. Fokus Penelitian .............................................................................. 28

D. Tehnik Pengumpulan Data .............................................................. 28

E. Tehnik Analisis Data ....................................................................... 29

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Surat Al-Isra ayat 23-25 .................................................................. 30

B. Munasabah ...................................................................................... 31

C. Kosa Kata ........................................................................................ 33

D. Akhlak Kepada Allah ...................................................................... 33

E. Akhlak Kepada Orang Tua .............................................................. 40

1. Berkata Lemah Lembut .............................................................. 41

2. Bersikap Kasih Sayang ............................................................... 45

3. Mendoakan Orang Tua ............................................................... 51

F. Bertaubat .......................................................................................... 53

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 55

B. Saran ................................................................................................ 55

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 57

Page 12: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam menghadapi anak, orangtua memang harus pintar

menyikapinya. Jangan terlalu menjadi orangtua yang otoriter sehingga anak

merasa terlalu didominsi oleh orangtuanya, tidak memberi kebebasan,

Mengontrol penuh dengan cara yang ketat terhadap apa yang dilakukan oleh

anak, dan Sering memberi hukuman terhadap anak. Ataupun menjadi sosok

orangtua yang permisif yang terlalu memberi kebebasan dan dominasi

terhadap anak, kurangnya bimbingan dan kontrol orangtua terhadap anak

sedangkan anak masih sangat perlu bimbingan orang tunya untuk dapat

memilah mana yang baik dan buruk bagi dirinya. Kedua jenis pola didik ini

sangat memungkinkan perubahan prilaku anak sehingga kemudin hari dapat

memicu penyimpangan anak tersebut.1

Pendidikan dalam islam itu sendiri berdasarkan pada al-Qur’an dan al-

Hadist. Al-Qur’an adalah sumber utama dalam dunia pendidikan Islam karena

didalamnya mengandung konsep yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha

pendidikan. Secara garis besar ajaran dalam al-Qur’an terdiri dari dua prinsip,

yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan sesorang atau yang

disebut aqidah, dan yang berhubungan dengan amal yang disebut dengan

syariah.2

Berbicara tentang akhlak sumber ajaran akhlak ialah Alquran dan hadis.

Telah jelas bahwa Alquran dan hadis Rasul adalah pedoman hidup yang

menjadi asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan

sumber akhlaqul karimah3 dalam ajaran Islam. Alquran dan Sunnah Rasul

adalah ajaran yang paling mulia dari segala ajaran manapun hasil renungan

dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan bahwa akal dan

1 Syamsul Kurniwan, Pendidikan Karakter konsepsi & Implementsinya Secara Terpadu Di

Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, & Masyarkat,(Yogykarta: Ar-Ruzz

Media,2016) ,cet.III, h.82-83

2 Zakiah darajat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi aksara 1996), h. 16. 3 Diambil dari bahasa arab artinya perilaku baik, lihat di kamus online al-maaniy

Page 13: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

2

naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan pengarahan Alquran dan

As-Sunnah. Dari pedoman itulah diketahui kriteria mana perbuatan yang baik

dan mana yang buruk.4

Berbicara mengenai karakter sama juga berbicara mengenai akhlak.

Disamping akidah dan syariah pilar utama agama Islam adalah akhlak.

Demikian pentingnya akhlak sehingga misi utama Rasulullah saw adalah

menyempurnakan akhlak manusia. Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya

aku diutus untuk menyempurnakan kemuliaan akhlak”. Beliau sendiri adalah

teladan sempurna bagi seluruh manusia (uswatun hasanah) dan di-masyhud-

kan memiliki “akhlak Alquran serta mendapat predikat rahmatan lil ‘alamin

(memancarkan rahmat bagi seluruh alam). Dan, Allah swt. memberikan

pujian tinggi kepada beliau yang tertuang dalam surah di bawah ini5:

وإنك لعلى خلق عظيم

“Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti luhur.” (Q.S al-

Qalam: 4)

Akhlak merupakan kekayaan batin manusia yang membedakannya dari

makhluk yang lain terutama binatang. Melalui akhlak manusia dapat dinilai

baik atau buruk, dan hanya manusia pula yang dituntut berakhlak baik dan

mencegah diri dari akhlak buruk. Akhlak menunjukan apa yang sebaiknya

kita lakukan dan apa yang tidak dilakukan. Di dalam ajaran Islam, akhlak

sangat luas cakupannya dan meliputi seluruh kegiatan hidup manusia, yaitu

akhlak terhadapAllah dan Rasulullah, akhlak terhadap sesama manusia,

akhlak terhadap diri sendiri, dan akhlak terhadap sesama makhluk.6

Akhlak yang mulia dalam agama Islam adalah melaksanakan

kewajiban-kewajiban, menjauhi segala larangan-larangan, memberikan hak

kepada Allah, makhluk, sesama manusia dan alam sekitar dengan sebaik-

baiknya. Nabi memiliki akhlak yang agung, disebut sebagai suri teladan yang

4 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Alquran, (Jakarta: Amzah 2007) h.5 5 Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak Menuju Akhlak Alquran, (Jakarta: Penerbit

Salemba diniyah) h. 2

6 Ibid.

Page 14: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

3

baik. Berakhlak Islamiah berarti melaksanakan ajaran Islam dengan jalan

yang lurus terdiri dari iman, Islam dan ihsan.7

Pada lazim dan fitrahnya setiap orang ingin menjadi orang baik,

mempunyai kepribadian kuat, sikap mental kuat, dan akhlak terpuji. Semua

itu dapat diusahakan melalui pendidikan. Untuk itu perlu dicari jalan yang

dapat membawa pada terjaminnya perilaku ihsan sehingga seseorang mampu

dan mau berakhlak sesuai dengan nilai-nilai moral. Nilai-nilai moral akan

dapat dipatuhi oleh seseorang dengan kesadaran dalam dirinya. Dengan

demikian, pendidikan agama harus diberikan secara kontinu baik dari

keluarga, kepribadian, pendidikan normal, pendidikan non formal, maupun

lingkungan masyarakat.8

Membincangkan akhlak tidak dapat terlepas dari kehendak dan adat

(kebiasaan), yang merupakan faktor penentu dari akhlak. Dari kedua faktor

tersebut, kehendak menjadi faktor utama yang jadi motor penggerak,

sehingga timbul sifat-sifat dan perbuatan manusia. Kehendak mempunyai dua

macam perbuatan, pada saat tertentu ia menjadi pendorong, namun pada saat

yang lain ia menjadi penolak. Misalnya, terkadang kehendak mendorong

kekuatan manusia untuk membaca, menulis, atau berpidato. Namun pada saat

yang lain mencegah kekuatan manusia, misalnya melarang berkata atau

berbuat sesuatu.9

Akhlak dalam pengertian umum adalah sebuah sistem lengkap yang

terdiri atas karakteristik-karakteristik akal atau tingkah laku yang membuat

orang menjadi istimewa. Karakteristik tersebut membentuk karakteristik

tersebut membentuk kerangka psikologi seseorang dan membuatnya

berperilaku sesuai dengan dirinya dan nilai yang cocok dengan dirinya dalam

kondisi yang berbeda-beda. Ada empat hal ygang harus ada jika seseorang

ingin dikatakan berakhlak, yaitu:

7 M. Yatimin Abdullah, Studi Akhlak dalam Prespektif Alquran, (Jakarta: Amzah 2007) h.

2 8 Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak Menuju Akhlak Alquran, (Jakarta: Penerbit

Salemba Diniyah) h. 15

9 Samsul Munir Amir, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah 2016) h. 7

Page 15: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

4

1. Perbuatan yang baik atau buruk.

2. Kemampuan melakukan perbuatan.

3. Kesadaran akan sesuatu perbuatan.

4. Kondisi jiwa yang membuat kecenderungan melakukan suatu

perbuatan.10

Pendidikan secara istilah sering didefinisikan berbeda, sesuai dengan

falsafah, tujuan, dan sosiokultural di mana pendidikan mau digunakan. Rahib

al-Isfahani, mengartikan pendidikan adalah mengembangkan sesuaru setahap

demi setahap sampai tercapai kesempurnaan.11

Pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan (seperti

sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk menyempurnakan

perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan

sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal

disamping secara formal seperti disekolah, madrasah, dan institusi-institusi

lainnya. Bahkan, menurut definisi diatas, pendidikan juga dapat berlangsung

dengan cara mengajar diri sendiri (self-instruction).12

Dalam pengertian yang sederhana dan umum, makna pendidikan

sebagai usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-

potensi pembawaan, baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai

yang ada dalam masyarakat dan kebudaan. Usaha-usaha yang dilakukan

untuk menanamkan nilai-nilai dan norma-norma tersebut, serta mewariskan

kepada generasi berikutnya untuk dikembangkan dalam hidup dan kehidupan

yang terjadi dalam suatu proses pendidikan.13

Kegiatan pendidikan adalah sebuah sistem. Sebagai sebuah sitem

pendidikan memuat beberapa komponen-komponen tertentu yang saling

memengaruhi dan menentukan. Pendidikan terdiri dari beberapa komponen

10 Veithzal Rivai Zainal, manajemen akhlak menuju akhlak alquran, (Jakarta: Penerbit

salemba diniyah) h. 11 11 Suparlan, Mendidik Hati Membentuk Karekter,(Yogyakarta: Pustaka belajar 2015)

h. 90 12 Muhibbin, Syah Psikologi Pendidikan (Bandung : Remaja Rosdakarya 2009) h. 11 13 Muhammad Anwar, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: Kencana,2015), h. 21

Page 16: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

5

yaitu, tujuan, peserta didik, alat dan lingkungan. Jika salah satu komponen

tidak ada maka pendidikan tidak dapat berfungsi dengan baik.14

Kehidupan merupakan hubungan antara diri kita dengan sesama

makhluk yang ada di muka bumi ini. Hubungan dengan sesama manusia,

lingkungan, dan seluruh makhluk hidup yang ada di muka bumi. Orang tua

merupakan pengaruh pembentukan akhlak setiap anak yang terlahir. Apabila

keluarga hidup dengan keadaan yang dibentuk harmonis maka akan

membentuk kepribadian baik seseorang. Memberikan hak-hak dan kebutuhan

anak dengan baik, membimbing serta mengarahkan ke perilaku yang baik dan

sesuai dengan norma yang berlaku.

Etika dalam Islam menjelaskan bahwasanya berbuat baik terhadap

orangtua adalah salah satu dari akhlak yang mulia. Perilaku tersebut yang

seharusnya tertanam dalam diri manusia, karena kebaikan yang paling besar

terhadap seorang anak hanyalah kebaikan kedua orangtua. Berbicara

mengenai berbakti kepada kedua orangtua banyak dituliskan di dalam al-

Qur’an itu adalah suatu kewajiban setiap manusia untuk terus berbuat baik

kepada kedua orangtua.

Di Indonesia tempat kita menjajaki setiap langkah kehidupan banyak

sekali kejahatan-kejahatan yang terjadi karena rusaknya akhlak manusia saat

ini yang mengakibatkan tindak kriminal terjadi atas kehendak manusia itu

sendiri. Peristiwa yang terjadi di negeri tercinta kita ini sudah jauh dari nilai

Islam yang tertuliskan di al-Qur’an dan Hadist. Seperti yang kita tahu

mayoritas agama di Indonesia adalah Islam namun nilai keIslaman pada diri

setiap manusia sudah banyak yang luntur.

Dalam kehidupan ini kasus remaja dengan orangtua menjadi salah satu

kasus yang paling mudah kita temukan di Indonesia ini, perilaku remaja yang

sangat menghebohkan masyarakat indonesia beberapa waktu lalu adalah

seorang remaja tega mebunuh ibu kandungnya sendiri.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tak Punya Uang Beli

14 Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana 2012) h. 75

Page 17: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

6

Bensin, Seorang Remaja Bunuh Ibu Kandungnya".15 Saya sebagai penulis

tertarik untuk melakukan penelian mengenai tujuan pendidikan yang ditinjau

dari firman Allah tersebut, yang pada akhirnya penulis berikan judul

“PENDIDIKAN AKHLAK DALAM (Kajian QS. Al-ISRA AYAT 23-

25)”

B. Identifikasi Masalah

1. Kurangnya akhlak terhadap orangtua.

2. Perilaku anak dalam kehidupan sehari-hari.

C. Batasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat serta menghindari

meluasnya pembahasan dalam penelitian ini. Maka penulis akan membatasi

masalah kedalam beberapa hal yang berkaitan dengan masalah bagaimana

memberikan “Pendidikan Akhlak dalam Q.S al-Isra ayat 23-25”.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep pendidikan akhlak yang terdapat dalam Qs. Al-Isra

ayat 23-25?

2. Bagaimana cara mengimplementasikan konsep pendidikan akhlak yang

terkandung dalam QS. Al-Isra ayat 23-25 dalam kehidupan sehari-hari?

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji nilai-nilai

pendidikan akhlak yang terkandung dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25:

1. Untuk mendeskripsikan pandangan pendidikan akhlak yang

terkandung dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25

2. Untuk menganalisis konsep pendidikan akhlah terhadap remaja

3. Sebagai syarat mendapat gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

15hhttps://regional.kompas.com/read/2019/01/31/00171121/tak-punya-uang-beli-bensin-

seorang-remaja-bunuh-ibu-kandungnya.

Page 18: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

7

4. Menambah khazanah keilmuan dan wawasan keislaman bagi

penulis.

5. Sedikit banyak dapat memberikan kontribusi bagi ilmu

pengetahuan, tertama mengenai nilai pendidikan akhlak pada

remaja

Page 19: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Pendidikan

1. Pengertian Pendidikan

Menurut John Dewey pendidikan merupakan proses

pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik menyangkut

daya pikir atau daya intelektual maupun daya emosional atau perasaan

yang diarahkan pada tabiat manusia dan sesamanya. Pendidikan adalah

proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan yang berupa serangkaian

kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan individu yang belajar

tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.16

Hampir semua orang pernah menalami pendidikan, tetapi tidak

setiap orang mengerti makna kata pendidikan, pendidik dan mendidik.

Untuk memahami pendidikan, ada dua istilah yang dapat mengarahkan

pada pemahaman hakikat pendidikan, yakni kata paedagogie dan

paedagogiek. Paedagogie bermakna pendidikan, sedangkan

paedagogiek berarti ilmu pendidikan. Oleh karena itu, tidaklah

mengherankan apabila pedagogik atau ilmu mendidik adalah ilmu atau

teori yang sistematis tentang pendidikan yang sebenarnya bagi anak

atau untuk anak sampai ia mencapai dewasa.17

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pendidikan berarti proses

pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.18

Dalam setiap proses pembelajaran baik secara formal dan nonformal

setiap hal yang terjadi dan dihasilkan dari proses tersebut adalah bentuk

dari pendidikan itu sendiri.

16 Anas Salahudin, dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter, (Bandung: Pustaka

setia) h. 80 17 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasinya,

(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cetakan Ke-4, 2012), h. 7 18 Prima Pena, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Gitamedia Press), h. 226.

Page 20: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

9

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai

macam situasi yang bertujuan memberdayakan diri. Jadi, banyak hal

yang dibicarakan ketika kita membicarakan pendidikan. Berbagai teori

dan konsep pendidikan memberikan arti yang berbeda tentang konsep

tersebut. Mereka mendiskusikan apa dan bagaimana tindakan yang

paling efektif mengubah manusia agar terberdayakan, tercerahkan,

tersadarkan, dan menjadi manusia sebagaimana mestinya manusia.

Karenanya, pendidikan berkaitan dengan bagaimana manusia

dipandang.19

2. Tujuan Pendidikan

Tujuan pendidikan adalah untuk memuat gambaran tentang nilai-

nilai yang baik, luhur, pantas, benar, dan indah untuk kehidupan. Oleh

karena itu pendidikan memiliki dua fungsi: memberikan arahan kepada

segenap kegiatan pendidikan dan sebagai sesuatu yang ingin dicapai

oleh segenap kegiatan pendidikan.20

Tujuan pendidikan nasional kita yang berasal dari berbagai akar

dan budaya bangsa Indonesia terdapat dalam UU Sistem Pendidikan

Nasional, yaitu UU No. 20 tahun 2003. Dalam UU Sisdiknas No. 20

Tahun 2003 tersebut, dikatakan: “Pendidikan nasional bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bert akwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.”21

19 Nurani Soyomukti, Teori-teori Pendidikan dari Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern, (Yogyakarta: Ar-ruzz media 2015) h. 21 20 Amin kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Penerbit Erlangga

2016), h. 16 21 M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan

Aplikasinya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cetakan Ke-4, 2012), h. 14

Page 21: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

10

Pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam UU Sidiknas

No.2 tahun 1989 Pasal 1 ayat 2 adalah pendidikan yang berakar pada

kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada Pancasila dan

UUd 1945. Adapun dalam UU Sidiknas No. 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat

2 dirumuskan bahwa pendidikan nasional adalah pendidikan yang

berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 yang berakar pada nilai-nilai

agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan

perubahan jaman.22

Ahmad D. Marimba menyatakan pendidikan Islam adalah

bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam

menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam

atau memiliki kepribadian muslim. Selanjutnya, Mushtafa al-Ghulayani

berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah menanamkan akhlak yang

mulia ke dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan

menyiraminya dengan petunjuk dan nasihat. Sehingga akhlak mereka

menjadi salah satu kemampuan yang meresap dalam jiwanya dan

mewujudkan keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja bagi kemanfaatan

tanah air.23

Di dalam bukunya Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat

Pendidikan, Rulam Ahmadi menyatakan bahwa:

Pendidikan merupakan satu proses interaksi manusia dengan

lingkungannya yang berlangsung secara sadar dan terencana dalam

rangka mengembangkan segala potensinya, baik jasmani maupun

rohani yang menimbulkan perubahan positif dan kemajuan, baik

kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang berlangsung secara terus-

menerus guna mencapai tujuan hidupnya.24

22 Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana 2012), h. 198 23 Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Bandung: Angkasa Bandung, 2003),

h. 59 24 Rulam Ahmadi, Pengantar Pendidikan Asas dan Filsafat Pendidikan,

(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014), Cet. I, h. 38.

Page 22: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

11

3. Makna pendidikan

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan manusia

yang tak pernah bisa ditinggalkan. Sebagai sebuah proses, ada dua

asumsi yang berbeda mengenai pendidikan dalam kehidupan manusia.

Petama, ia bisa dianggap sebagai sebuah proses yang diorganisasi

secara teratur, terencana, dan menggunakan metode-metode yang

dipelajari serta berdasarkan aturan-aturan yang telah disepakati

mekanisme penyelenggaraannya oleh suatu komunitas masyarakat

(negara), melainkan lebih merupakan bagian dari kehidupan yang

memang telah berjalan sejak manusia itu ada. Kedua, pendidikan bisa

dianggap sebagai proses yang terjadi secara sengaja, direncanakan,

didesain, dan diorganisasi berdasarkan aturan yang berlaku terutama

perundang-undangan yang dibuat atas dasar kesepakatan masyarakat.25

B. Pengertian Akhlak

1. Pengertian Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari bahasa Arab yang

merupakan jamak dari kata khuluq, yang berarti adat kebiasaan,

perangai, tabiat, dan muru’ah. Dengan demikian, secara etimologi,

akhlak dapat diartikan sebagai budi pekerti, watak, tabiat. Dalam

Alquran kata khuluq yang merujuk pada pengertian perangai, disebut

sebanyak dua kali, yaitu: (QS. Asyuara 26: 137 dan al Qalam, 68:4)26

Karenanya akhlak secara kebahasaan bisa baik atau buruk

tergantung kepada tata nilai yang dipakai sebagai landasannya,

meskipun secara sosiologis di Indonesia kata akhlak sudah

mengandung konotasi baik, jadi orang yang berakhlak berarti irang

yang berakhlak baik.27

25 Fatchul Mu’in, Pendidikan Karakter, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 287

26 Samsul Munir Amir, Ilmu Akhlak, (jakarta: Amzah 2016) h. 1

27 Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), h. 198

Page 23: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

12

Akhlak atau sistem perilaku ini terjadi melalui satu konsep atau

seperangkay pengertian tentang apa dan bagaimana sebaiknya akhlak

itu harus terwujud. Konsep atau seperangkat pengertian tentang apa dan

bagaimana sebaiknya akhlak itu, disusun oleh manusia di dalam sistem

idenya. Sistem ide adalah hasil proses (penjabaran) daripada kaidah-

kaidah yang dihayati dan dirumuskan sebelumnya.28

Akhlak atau sistem perilaku dapat dididikan atau diteruskan

melalui sekurang-kurangnya dua pendekatan, yaitu:

a. Rangsangan-jawaban (stimulus-response) atau yang

disebut proses mengkondisi sehingga terjadi automatisasi

dan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1) Melalui latihan

2) Melalui tanya jawab

3) Melalui mencontoh

b. Kognitif yaitu penyampaian informasi secara teoritis yang

dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1) Melalui dakwah

2) Melalui ceramah

3) Melalui diskusi dan lain-lain.

Setelah pola perilaku terbentuk maka sebagai kelanjutannya akan

lahir hasil-hasil dari pola perilaku tersebut yang berbentuk material

(artifacts) maupun non-material (konsep,ide). Jadi akhlak yang baik itu

(akhlakul karimah) ialah pola perilaku yang dilandaskan pada dan

memanifestasikan nilai-nilai iman, islam, dan ihsan.29

Definisi akhlak adalah suatu keadaan yang melekat pada jiwa

seseorang, yang darinya akan lahir perbuatan-perbuatan secara spontan,

tanpa melalui proses pemikiran, pertimbangan, atau penelitian. Jika

keadaan tersebut melahirkan perbuatan terpuji menurut pandangan akal

28 Ibid.,

29 Abu Ahmadi & Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2004), h. 199

Page 24: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

13

dan syariat Islam, ia adalah akhlak yang baik. Namun jika keadaan

tersebut melahirkan perbuatan yang buruk dantercela, ia adalah akhlak

yang buruk. Akhlak sesungguhnya berasal dari kondisi mental yang

telah tertanam kuat dalam jiwa seseorang. Ia telah menjadi kebiasaan,

sehingga ketika akan melakukan perbuatan tersebut seseorang tidak

perlu lagi memikirkannya.30

Istilah akhlak sebenarnya merupakan istilah yang netral, yaitu

mencakup pengertian perilaku baik dan buruk seseorang. Jika

perbuatan yang dilakukan oleh seseorang tersebut baik, disebut dengan

istilah al-akhlaq al-karimah (akhlak yang mulia). Namun, jika

perbuatan yang muncul dari seseorang itu buruk, disebut dengan al-

akhlaq al-madzmumah (akhlak tercela).31

Dorongan jiwa yang melahirkan suatu perbuatan, pada dasarnya

bersumber dari kekuatan batin yang dimiliki oleh setiap manusia.

Diantara kekuatan batin tersebut sebagai berikut:

a. Tabiat (pembawaan), yaitu dorongan jiwa yang tidak

dipengaruhi oleh lingkungan manusia, tetapi disebabkan

oleh naluri dan faktor warisan sifat-sifat dari orangtua atau

nenek moyangnya. Dorongan itu disebut al-khuluq al-

fithriyah.

b. Akal pikiran, yaitu dorongan jiwa yang dipengaruhi oleh

lingkungan manusia. Misalnya, setelah melihat,

mendengar, atau merasakan sesuatu. Faktor kejiwaan ini

hanya dapat menilai sesuatu yang lahir atau tampak, dan

biasa disebut denga al-aqlu.

c. Hati nurani, yaitu dorongan jiwa yang hanya dipengaruhi

oleh faktor intuitif (widjan). Oleh karena itu, ia hanya dapat

melihat hal-hal yang sifatnya abstrak (batin). Dorongan

30 Samsul Munir Amir, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah 2016) h. 6

31 Ibid,.

Page 25: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

14

yang mendapatkan keterangan atau ilham dari Allah SWT

ini, disebut juga bashirah.

Ketiga kekuatan kejiwaan dalam diri manusia inilah yang, yang

menggambarkan hakikat manusia itu sendiri. Oleh kerena itu, konsepsi

pendidikan dalam Islam selalu memerhatikan ketiga kekuatan tersebut.

Hal ini dilakukan agar potensi tersebut dapat berkembang dengan baik

dan seimbang, sehingga terwujud manusia yang ideal (insan kamil)

menurut konsepsi Islam.32

Faktor-faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang terdapat

pada tiga pengaruh dibawah ini:

a. Keluarga

Dalam pembinaan akhlak anak, peran orang tua

sangat menentukan karena pendidikan akan masuk ke

dalam pribadi anak bersamaan dengan unsur-unsur pribadi

yang didapat semasa kecil. Satu hal yang perlu diperhatikan

oleh orang tua Muslim ialah kesalehan anak. Ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan oleh orang tua, yaitu aspek

pendidikan akhlak karimah. Keluarga merupakan wadah

pertama dan utama, peletak dasar perkembangan anak. Dari

keluarga pertama kali anak mengenal agama dari kedua

orang tua, bahkan pendidikan anak sesungguhnya telah

dimulai sejak persiapan pembentukan keluarga. Peran

orang tua dan anggota keluarga sangat penting bagi

pendidikan akhlak dan selektivitas bergaul.

b. Kepribadian (dari dalam diri)

Kaidah fikih mengemukakan bahwa diri sendiri

termasuk orang yang dibebani tanggung jawab pendidikan

menurut Islam. Apabila manusia telah mencapai mukalaf

maka menjadi bertanggung jawab terhadap mempelajari

32 Samsul Munir Amir, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah 2016), h. 7

Page 26: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

15

dan mengamalkan ajaran agama Islam. Jika ditarik dalam

istilah pendidikan Islam, orang mukalaf adalah orang yang

sudah dewasa sehingga sudah semestinya bertanggung

jawab terhadap apa yang harus dikerjakan dan ditinggalkan.

Hal ini sangat erat kaitannya dengan keluarga atau seua

anggota keluarga yang mendidik pertama kali.

c. Lingkungan (Masyarakat)

Lingkungan masyarakat adalah lingkungan yang

selalu mengadakan hubungan dengan orang lain.

Lingkungan masyarakat dapat membentuk akhlak

seseorang. Di dalam masyarakat seseorang akan menemui

banyak permasalahan yang dapat memengaruhi

perkembangan dirinya baik dalam hal yang positif maupun

negatif dalam pembentukan akhlak. Oleh karena itu

lingkungan yang berdampak negatif harus diatur agar

interaksi edukatif dapat berlangsung dengan baik. Bentuk-

bentuk organisasi lain di dalam masyarakat merupakan

persekutuan hidup yang memanifestasikanajaran agama

Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Ada tiga macam pengaruh lingkungan pendidikan terhadap

keberagamaan seseorang:

a. Lingkungan yang tak acuh terhadap agama. Lingkungan ini

ada kalanya berkeberatan terhadap pendidikan agama, dan

kadang pula sedikit tahu mengenai hal itu.

b. Lingkungan yang berpegang pada tradisi agama tapi tanpa

keinsafan batin. Lingkungan ini akan menghasilkan

seseorang yang beragama secara tradisional tanpa kritik

atau beragama secara kebetulan.

c. Lingkungan yang memiliki tradisi agama dengan sadar dan

hidup dalam kehidupan beragama. Lingkungan ini

memberikan motivasi atau dorongan yang kuat kepada

Page 27: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

16

seseorang untuk memeluk dan mengikuti pendidikan agama

yang ada.33

2. Ruang Lingkup Akhlak

Perkataan akhlak dalam bahasa Indonesia berasal dari bahasa

Arab “Akhlaq”. Bentuk jamak kata “Khuluq”, yang secara etimologis

antara lain berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at.

Dalam kepustakaan akhlak diartikan juga sikap melahirkan perbuatan

(perilaku, tingkah laku) mungkin baik, mungkin buruk.34

Budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabi’at, kita ketahui

maknanya dalam percakapan sehari-hari. Namun agar lebih jelas, tidak

ada salahnya kalau dituliskan diantaranya dalam uraian ini. Budi pekerti

adalah kata majemuk perkataan budi dan pekerti. Budi pekerti

mengandung makna perilaku yang baik, bijaksana dan manusiawi. Di

dalam perkataan itu tercermin sifat, watak seseorang dalam perbuatan

sehari-hari. Budi pekerti sendiri mengandung pengertian positif.

Namun, penggunaan atau pelaksanaannya yang mungkin negatif.

Penerapannya itu tergantung pada manusianya.35

Budi pekerti maupun akhlak mengandung makna yang ideal.

Tergantung pada pelaksanaan atau penerapannya melalui tingkah laku

yang mungkin positif, mungkin negatif, mungkin baik, mungkin buruk.

Yang menentukan suatu perbuatan atau tingkah laku itu baik atau buruk

adalah nilai dan norma agama, juga kebiasaan atau adat istiadat.

Akhlak Islami adalah keadaan yang melekat pada jiwa manusia.

Karena itu suatu perbuatan baru dapat disebut pencerminan akhlak, jika

memenuhi beberapa syarat. Syarat itu antara lain:

33 Prof. Dr. Veithzal Rivai Zainal, Manajemen Akhlak Menuju Akhlak Alquran, (Jakarta:

Penerbit salemba diniyah) h. 17 34 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998) h. 346 35 Ibid, h. 347

Page 28: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

17

a. Dilakukan berulang-ulang.

Jika dilakukan sekali saja, atau jarang-jarang tidak

dapat dikatakan akhlak. Jika seorang tiba-tiba, memberikan

uang kepada orang lain karena alasan tertentu, orang itu

tidak dapat dikatan orang dermawan.

b. Timbul dengan sendirinya.

Tanpa dipikir-pikir atau ditimbang berulang-ulang

karena perbuatan itu telah menjadi kebiasaan baginya. Jika

suatu perbuatan dilakukan setelah dipikir-pikir dan

ditimbang-timbang, apalagi karena terpaksa, perbuatan itu

bukanlah pencerminan akhlak.

Akhlak adalah sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku

manusia. Akhlak dibagi menjadi dua. Pertama adalah akhlak terhadap

Allah atau Khalik (Pencipta), dan kedua adalah akhlak terhadap

makhluk (semua ciptaan Allah). Akhlak tehadap Allah dijelaskan dan

dikembangkan oleh ilmu tasawuf dan tarikat-tarikat, sedang akhlak

terhadap makhluk dijelaskan oleh ilmu akhlak. Ilmu akhlak, dilihat dari

sudut etimologi ialah untuk mengenal budi pekerti, perangai, tingkah

laku seseorang sesuai dengan esensinya. Dipandang dari terminologi,

ilmu akhlak adlah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk,

antara yang terpuji dengan yang tercela tentang perkataan atau

perbuatan manusia lahir dan batin.36

Ada beberapa macam akhlak yang perlu kita ketahui:

a. Akhlak terhadap Allah (Khalik) antara lain adalah

bagaimana kita bisa mencintai Allah melebihi cinta kepada

apa dan siapa pun juga dengan mempergunakan firmanNya

dalam Al-Quran sebagai pedoman hidup dan kehidupan.

36 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada, 1998) h. 352

Page 29: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

18

Melaksanakan segala perintag dan menjauhi segala

larangan-Nya, mengharapkan ridho-Nya.37

b. Akhlak terhadap makhluk terbagi menjadi dua yaitu akhlak

terhadap Rasulullah dan akhlak terhadap orang tua. Akhlak

terhadap Rasulullah bagaimana kita bisa mencintai

Rasulullah secara tulus, meneladani suri tauladan dalam

hidup dan kehidupan. Akhlak terhadap orang tua diantara

lain adalah mencintai mereka melebihi cinta kepada kerabat

lainnya, berkomunikasi dengan orang tua dengan khidmat

menggunakan kata-kata lemah lembut, berbuat baik kepada

orang dengan sebaik-baiknya dan mendoakan keselamatan

kepada mereka.

c. Akhlak terhadap diri sendiri antara lain: memelihara

kesucian diri, sabar, ikhlas, tawakal, rendah hati.38

3. Urgensi Akhlak dalam Islam

Islam adalah agama universal, yang menjamin pemeluknya dapat

hidup bahagia di dunia maupun di akhirat. Jaminan hidup bagi kaum

muslimin sebagai pemeluk agama Islam yang Rahmatan lil ‘alamin ini,

menurut K.H Abdurahman Wahid sebagai berikut:

Salah satu ajaran yang dengan sempurna menampilkan

universalisme Islam, adalah lima jaminan dasar yang diberikan agama

samawi terakhir ini kepada warga masyarakat, baik secara perorangan

maupun sebagai kelompok. Kelima jaminan dasar itu tersebar dalam

literatur hukum agama Al-Kutub Al-Fiqhiyyah kuno, yaitu jaminan

dasar:

a. Keselamatan fisik warga masyarakat dari tindakan badani

diluar ketentuan hukum (hifdzul an-nafs).

37 Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 1998) h. 356 38 Ibid, h 357

Page 30: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

19

b. Keselamatan keyakinan agama masing-masing, tanpa ada

paksaan untuk berpindah agama (hifdzu ad-din).

c. Keselamatan keluarga dan keturunan (hifdzu an-nasl).

d. Keselamatan harta benda dan milik pribadi dari gangguan

atau penggusuran diluar prosedur hukum (hifdzul al-mal).

e. Keselamatan hak milik dan profesi (hifdzu al-aqli).39

Keberadaan akhlak sangatlah urgen dalam kehidupan suatu

masyarakat. Kedudukannya menjadi barometer moralitas suatu

masyarakat yang mencerminkan asas kebahagiaan mereka. Akhlak juga

merupakan cermin dari keadaan jiwa dan perilaku manusia, karena

memang tidak ada seorang pun manusia yang dapat terlepas dari akhlak.

Manusia akan dinilai berakhlak mulia apabila jiwa dan tindakannya

menunjukan kepada hal-hal yang baik. Demikian pula sebaliknya,

manusia akan dinilai berakhlak buruk apabila jiwa dan tindakannya

menunjukan perbuatan-perbuatan yang dipandang tercela.40

Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang mulia, karena

karunia yang diberikan Allah kepadanya dengan makhluk-makhluk

yang lain. Islam memandang manusia hamba yang memiliki dua pola

hubungan.

Pertama, hablun min Allah, yaitu jalur hubungan vertikal antara

manusia sebagai makhluk dengan sang khalik. Hubungan dengan Allah

ini merupakan kewajiban bagi manusia sebagai hamba yang harus

mengabdi kepada tuhannya. Kedua, hablun min an-nas, yaitu hubungan

horizontal antara manusia dengan sesama manusia. Hubungan ini

merupakan kodrat manusia sebagai mahluk sosial, makhluk

bermasyarakat yang suka bergaul. Di samping perintah terdapat

perintah Allah agar manusia saling mengenal, saling berkasih sayang,

dan saling menolong.41

39 Samsul Munir Amir, Ilmu Akhlak, (Jakarta: Amzah 2016) h. 58 40 Ibid, h. 59

41 Samsul munir amir, Ilmu akhlak, (jakarta: Amzah 2016) h. 59

Page 31: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

20

4. Pendidikan Akhlak

Segala sesuatu baik tindakan, perkataan maupun ilmu sekalipun,

pasti memiliki dasar atau landasan. Menurut Abuddin Nata, dasar

adalah pondasi atau penopang segala sesuatu agar dapat berdiri

kukuh.42 Pendidikan akhlak merupakan cabang dari pendidikan Islam.

Oleh karena itu, pendidikan akhlak memiliki dasar yang sama yakni Al-

Quran dan Hadis.43

Selanjutnya menurut Anwar, definisi Ilmu atau pendidikan

akhlak yang dikemukakan oleh beberapa pakar antara lain:

a. Al-Ghazali: ilmu menuju jalan ke akhirat yang dapat

disebut ilmu sifat hati dan ilmu rahasia.

b. Ahmad Amin: suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan

buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh

manusia kepada sesamanya, menjelaskan tujuan manusia

melakukan sesuatu, dan menjelaskan apa yang harus

diperbuat.

c. R. Jolivet: ilmu yang membahas hal-hal yang wajib dan

patut bagi manusia hingga persoalan-persoalan yang

dilarang

d. G. Gusdorof: jalan untuk menentukan suatu kebaikan

sehingga menerangkan keadaan manusia dalam kehidupan

sehari-hari.44

42 Abuddin Nata dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadist,

(jakarta: UIN Jakarta Press, 2005), h. 58 43 Ibid, h 59 44 Rosihon Anwar, Akhlak Tasawuf, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), h.

15.

Page 32: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

21

C. Pengertian Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan sebuah institusi terkecil di dalam

masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk mewujudkan

kehidupan yang tentram, aman, damai dan sejahteradalam suasana cinta

dan kasih sayang diantara anggotanya. Keluarga merupakan lembaga

sosial yang paling dasar untuk mencetak kualitas manusia. Bahkan baik

buruknya generasi suatu bangsa, ditentukan pula oleh pembentukan

pribadi dalam keluarga. Disinilah keluarga memiliki peranan yang

strategis untuk memenuhi harapan tersebut.45

Keluarga sebagai Institusi Pendidikan Keluarga merupakan

sebuah institusi yang terbentuk dengan adanya pernikahan yang sah.

Keinginan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan sejahtera lahir

batin adalah tujuan dari pada keluarga. Keluarga dapat ditinjau dari

dimensi hubungan darah dan hubungan sosial. Keluarga dalam dimensi

hubungan darah merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh hubungan

darah antara satu dengan lainnya. Sedangkan dalam dimensi hubungan

sosial, keluarga merupakan suatu kesatuan yang diikat oleh adanya

saling berhubungan atau interaksi dan saling mempengaruhi antara satu

dengan lainnya, meskipun tidak terdapat hubungan darah.46

Begitu pentingnya peranan yang dimainkan oleh keluarga dalam

mendidik anak-anaknya. Maka dalam berbagai sumber bacaan

mengenai kependidikan, keluarga selalu disinggung dan diberi peran

yang penting. Karena pada hakekatnya, pembentukan kepribadian anak

terjadi di lingkungan keluarga.47

45 Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008) h.

39 46 Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam

Keluarga, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004), h. 16 47 Husain Mazhahiri, Surga Rumah Tangga, (Jakarta : Titian Cahya, 2001), h.

52

Page 33: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

22

a. Fungsi-fungsi Keluarga

1) Fungsi edukatif

Keluarga merupakan tempat pendidikan bagi semua

anggotanya dimana orangtua memiliki peran yang cukup

penting untuk membawa anak menuju kedewasaan jasmani

dan rohani dalam dimensi kognisi, afektif maupun skill,

dengan tujuan untuk mengembangkan aspek mental

spiritual, moral, intelektual, dan profesional. Pendidikan

keluarga Islam didasarkan pada Qs. Al-Tahrim ayat 6:

يا أيها الذين آمنوا قوا أنفسكم وأهليكم نارا وقودها الناس والحجارة

ما أمرهم يفعلون ما و عليها ملئكة غلظ شداد ل يعصون الل

يؤمرون

“ Hai orang-orang yang beriman, peliharalah

dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan

bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-

malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah

terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan

selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”

Fungsi edukatif ini merupakan bentuk penjagaan hak

dasar manusia dalam memelihara dan mengembangkan

potensi akalnya. Peningkatan pendidikan generasi penerus

berdampak pada pergeseran relasi dan peran-peran anggota

keluarga.

2) Fungsi religius

Keluarga merupakan tempat penanaman nilai moral

agama melalui pemahaman, penyadaran dan praktek dalam

kehidupan sehari-hari sehingga tercipta iklim keagamaan

didalamnya. Keluarga merupakan awal mula seseorang

mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya.

3) Fungsi protektif

Page 34: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

23

Dimana keluarga menjadi tempat yang aman dari

gangguan internal maupun eksternal keluarga dan untuk

menangkal segala pengaruh negatif yang masuk di

dalamnya. Gangguan internal dapat terjadi dalam kaitannya

dengan keragaman kepribadian anggota keluarga,

perbedaan pendapat dan kepentingan, dapat menjadi

pemicu lahirnya konflik juga kekerasan.

4) Fungsi sosialisasi

Berkaitan dengan mempersiapkan anak menjadi

anggota masyarakat yang baik, mampu memegang norma-

norma kehidupan secara universal baik inter relasi

dalamkeluarga itu sendiri maupun dalam mensikapi

masyarakat yang pluralistik lintas suku, bangsa, ras,

golongan, agama, budaya, bahasa maupun jenis

kelaminnya.48

48 Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN-Malang Press, 2008) h.

47

Page 35: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

24

2. Pendidikan Keluarga dalam Perspektif Islam

Sebagian waktu anak akan dihabiskanlan dalam lingkungn

keluarga. Oleh karena itu, segala yang dilakukan oleh orang tua akan

mudah ditiru oleh anak dan menjadi sebuah kebiasaan yang akan

tertanam pada diri anak. Orang tua wajib memelihara anak-anak mereka

dengan memberikan bekal pengetahuan keislaman sehingga apa yang

dilakuakan jauh dari perbuatan dosa. Membiasakan perbuatan baik,

menghindari perbuatan buruk, memberi contoh kepada anak akhlak

yang baik sesuai ajaran agama, agar kelak tidak terjerumus dalam

perbuatan maksiat. Allah juga memerintahkan orang tua untuk

mendidik anak dengan menanamkan nilai-nilai islami adalah Qs. Al-

Luqman ayat 17:

لة وأمر بالمعروف وانه عن ا ص ص يا بني أقم ال صابك إن لمنكر وا بر على ما أ

لك من عزم المور ذ

Terjemah Arti: Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah

(manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari

perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa

kamu.Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang

diwajibkan (oleh Allah).49

Dari penggalan dua ayat Al-Qur,an tresebut dapat kita pahami

bahwa islam dengan tegas menyuruh para orang tua untuk menanamkan

nilai keislaman pada anak-anak mereka. Orang tua juga wajib menjaga

anak-anak mereka dari api neraka dengan cara mengarahkan anak

menjadi pribadi berakhlak mulia.

49 https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html diakses pada 11

maret 2019 pukul 09.08 PM

Page 36: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

25

D. Penelitian yang Relevan

Dalam suatu penelitian, diperlukan hasil-hasil penelitian yang relevan

untuk mendukung serta memperkuaut pentingnya penelitian ini dilakukan.

Penulis telah menelaah beberapa kajian atau hasil penelitian yang terkait

dengan judul “PENDIDIKAN AKHLAK PADA REMAJA DALAM

(Kajian QS. Al-ISRA AYAT 23-25)”, yaitu sebagai berikut:

1. Payiz Zawahir Muntaha (UIN Sunan Gunung Djati Bandung,

2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Pendidikan Akhlak

Remaja Bagi Keluarga Kelas Menengah Perkotaan”. Hasil dari

penelitian tersebut menyimpulkan bahwa dalam pelaksanaan

pendidikan akhlak remaja dalam keluarga yang tinggal di

perkotaan terdapat dua tujuan, yaitu tujuan jangka pendek dan

tujuan jangka panjang. Maksud dari tujuan jangka pendek adalah

suatu keberhasilan yang diinginkan oleh orang tua terhadap

anaknya dengan batas atau jenjang waktu yang telah ditetapkan

atau menjadi target orangtua. Adapun tujuan jangka pendek dari

pendidikan akhlak remaja dalam keluarga karier adalah agar anak

mereka menjadi anak yang mandiri, anak yang senang

memperdalam ilmu agama, dan anak yang senang membaca al-

Quran. Sementara yang dimaksud dengan tujuan pendidikan

akhlak remaja dalam keluarga karier jangka panjang adalah suatu

tujuan pendidikan akhlak yang inginkan oleh orangtua karier

terhadap anaknya dengan tidak terbatas waktu atau dalam tempo

yang sangat panjang, bahkan tujuan tersebut dapat mencapai

kepada kebahagiaan untuk selamanya.

2. Lidiawati MA (Dosen Kesos Stisipol Candradimuka Palembang,)

dalam penelitiannya yang berjudul Perilaku “Remaja Terhadap

Nilai-Nilai Keagamaan Studi Di Desa Betung Kec. Semendawai

Barat-Kab. OKU Timur-Sumatera Selatan” Pendapat remaja

mengenai Nilai Akhlak hanya sebatas perilaku sopan dan santun

dengan sesama, namun tidak banyak memahami bagaimana

Page 37: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

26

akhlak terhadap Allah, dimana maksud akhlak terhadap Allah

disini adalah, mencintai Allah melebihi cinta kepada apa dan

siapapun juga dengan mempergunakan firman-firman-Nya dalam

Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan kehidupan, yang wajib

untuk dipatuhi dengan penuh keikhlasan.

3. Suparto Iribaram (Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Al-Fattah

Jayapura, 2018) dalam penelitiannya yang berjudul “Nilai-Nilai

Pendidikan dalam al-Qur’an dan Aktualisasinya: Surat al-Isra’

Ayat 23-25” Dalam Q.S. al-Isra’ ([17]: 23-25) berisi tentang

pendidikan tauhid dan pendidikan birrul walidaini yang mana

keduanya saling keterkaitan. Keyakinan akan keesaan Allah serta

kewajiban mengikhlaskan diri kepada-Nya adalah dasar yang

padanya bertitik tolak segala kegiatan. Setelah itu kewajiban

pertama dan utama setelah kewajiban mengesakan Allah dan

beribadah kepada-Nya adalah berbakti kepada kedua orangtua.

Motivasi atau dorongan dan kehendak berbuat baik kepada orang

tua (birrul walidaini) telah menjadi salah satu akhlak yang mulia

(mahmudah). Dorongan dan kehendak tersebut harus tertanam

sedemikian rupa, sebab pada hakikatnya hanya bapak dan ibulah

yang paling besar dan banyak berjasa kepada setiap anak-

anaknya. Ayah adalah penanggung jawab dan pelindung anak

dalam segala hal, baik segi ekonomi, keamanan, kesehatan, dan

juga pendidikannya. Pada prinsipnya ayah menjadi sumber

kehidupan dan yang telah menghidupkan masa depan anak.

Sedangkan ibu tidak kalah besar pengorbanannya dari pada ayah.

Page 38: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

27

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Objek dan Waktu Penelitian

Objek yang dibahas dalam penelitian ini adalah pendidikan akhlak pada

remaja dalam Q.S al-Isra ayat 23-25. Lebih dalam lagi, dalam penelitian ini

dibahas mengenai urgensi pendidikan akhlak pada remaja, implementasi

pendidikan akhlak pada remaja, dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung

dalam Q.S al-Isra ayat 23-25. Adapun waktu penelitian ini dilaksanakan pada

bulan September sampai dengan selesai.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian menjelaskan suatu yang lebih sempit yakni tentang

cara yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan bukti-bukti empiris,

dimana metode pengumpulan data dapat berupa wawancara terstruktur,

kuisioner berskala, wawancara mendalam, diskusi, pengumpulan dokumen

ataupun cara lain.50 Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara

ilmiah untuk mendapatkan data dengan data dan tujuan tertentu.51

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif

dengan metode deskriptif analisis melalui teknik studi kepustakaan (Library

Research). Yaitu dengan menggunakan referensi-referensi dari buku-buku

yang relevan terkait dengan tema penulisan ataupun jurnal-jurnal relevan

yang juga memiliki keterkaitan dengan tema penulisan. Menurut Suharsimi,

“dokumentasi adalah menelusuri data terkait suatu hal berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan

sebagainya”.52

50 Tim Penulis Pusat studi Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Netty

Hartati, op. cit., h. 132. 51 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &

D,, (Bandung: ALFABETA, 2016), h. 3 52 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2013), h. 274

Page 39: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

28

Adapun metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah

metode tafsir tahlili. Tafsir tahlili yaitu metode tafsir yang menjelaskan

kandungan-kandungan Al-Quran dari seluruh aspek. Penafsir mengikuti

runtutan ayat sebagaimana yang telah tersusun didalam Al-Quran dan

memulai uraiannya dengan mengemukakan kosa kata diikuti dengan

penjelasan mengenai global ayat. Dan mengemukakan kolerasi ayat-ayat

serta menjelaskan hubungan ayat tersebut satu sama lain.53 Menurut Abuddin

Nata metode tahlili adalah ,etode tafsir yang mufassirnya berusaha

menjelaskan kandungan ayat-ayat Al-Quran dari berbagai seginya dengan

memperhatikan runtutan ayat-ayat Al-quran sesuai dengan mushhaf.54

C. Fokus Penelitian

Dengan melihat apa yang ada dalam batasan masalah, maka penulis

memfokuskan kajian dalam penelitian ini pada pendidikan akhlak pada

remaja dalam Q.S al-Isra ayat 23-25. Lebih dalam lagi penulis memfokuskan

pada urgensi pendidikan akhlak pada remaja, implementasi pendidikan

akhlak pada remaja, dan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam Q.S

al-Isra ayat 23-25.

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Penelitian ini tergolong penelitian pustaka yang bersifat

literatur. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan teknik pengumpulan data berupa buku-buku, artikel, kitab-

kitab tafsir yang terkait dengan pembahsan penulis. Untuk menganalisis data

yang telah terkumpul penulis menggunakan metode komparatif dan metode

deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut:

53 Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis, (Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009), h. 4 54 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: PT Raja GrafindoPersada, 2014)

cet. 21, h. 219.

Page 40: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

29

1. Data Premier

Data premier adalah literatur yang membahas secara

langsung objek permasalahan ini. Data premier dalam penelitian

ini adalah tafsir Al-Maroghi, tafsir Al-Lubab, tafsir Nurul Quran.

2. Data Sekunder

Sumber data pendukung merupakan data-data yang

memiliki relevansi dengan masalah yang dibahas. Kegunaan dari

data sekunder ini adalah untuk menginterpretasi data premier.

E. Teknik Analisis Data

Analisi data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang ka dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

mudah dipahami.55

Dalam menganalisis data pada penelitian ini, penulis menggunakan

metode tahlili. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan diantaranya:

1. Penulis memulai dengan menguraikan Qs. Al-Isra ayat 23-25

beserta terjemahannya.

2. Setelah menguraikan Qs. Al-Isra ayat 23-25 beserta

terjemahannya, penulis menjelaskan kosa kata yang terdapat

dalam Qs. Al-Isra ayat 23-25 yang mengacu pada kitab-kitab

tafsir yang penulis gunakan.

3. Menjelaskan makna yang terkandung dalam Qs. Al-Isra ayat 23-

25 dengan ilmu yang berkaitan dengan ayat tersebut. Pada tahap

ini penulis menjelaskan makna yang terkandung dalam Qs Al-Isra

ayat 23-25 dengan menggunakan literatur dari beberapa kitab

55 Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &

D, (Bandung: ALFABETA, 2016), h. 335

Page 41: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

30

tafsir, serta buku-buku penunjang untuk menganalisis ayat

tersebut.

4. Setelah menjelaskan makna dan menganalisisnya, selanjutnya

penulis mencari kesimpulan dari analisis tentang Nilai-nilai

pendidikan akhlak pada remaja dalam Qs. Al-Isra dan bagaimana

implementasi nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam

ayat tersebut.

Page 42: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Surat Al-Isra ayat 23-25 dan Terjemah

ا يبلغن وقضى ربك أل تعبدوا إل إياه وبالوا عندك الكبر لدين إحسانا إم

ول تنه خفض ( وا23 كريما )رهما وقل لهما قول أحدهما أو كلهما فل تقل لهما أف

ارحمهما حمة وقل رب لم ( ربكم أع 24كما ربياني صغيرا ) لهما جناح الذل من الر

ابين غفورا )بما في نفوسكم إن تكونوا صالحين فإنه كان ل (25لو

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya

atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka

sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah"

dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka

perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua

dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah

mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil". Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu

orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi

orang-orang yang bertaubat.”

B. Munasabah

Munasabah secara etimologi berarti kedekatan dan kemiripan atau

keserupaan. Ia juga bisa berarti hubungan atau persesuaian. Secara

terminologi munasabah adalah ilmu Al-quran yang digunakan untuk

mengetahui hubungan antar ayat atau surat dalam Al-Quran secara

keseluruhan dan latar belakang penempatan tertib ayat dan suratnya. Menurut

Quraish Shihab munasabah yaitu kemiripan yang terdapat pada hal-hal

Page 43: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

32

tertentu dalam Al-Quran baik surat maupun ayat-ayat yang menghubungkan

satu dengan ayat yang lainnya.56

Munasabah merupakan usaha pemikiran manusia dalam menggali

rahasia hubungan antara ayat dan surat yang dapat dipahami oleh akal. Ada

beberapa aspek keterkaitan antara surat Al-Isra dengan surat An-Nahl yang

menjadi sebab mengapa surat Al-Isra ditempatkan setelah surat An-Nahl. Dan

diantara munasabah antar surat tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pada akhir surat An-Nahl diceritakan tentang perselisihan umat

Yahudi mengenai hari Sabtu, sedang pada surat Al-Isra Allah

menunjukkan syariat Ahlus-Sabt yang telah Allah syariatkan

dalam Taurat. Menurut riwayat yang dikeluarkan dari Ibnu Jarir

dari Ibnu Abbas R.A, bahwa dia pernah mengatakan:

Sesungguhnya isi Taurat seluruhnya tercakup dalam lima belas

ayat yang terdapat dalam surat Al-Isra.57

2. Pada surat yang lalu, Allah memaparkan nikmat-nikmatNya

kepada manusia, sehingga karena itu surat An-Nahl juga disebut

dengan surat An-Ni‟am (yang berarti: nikmat). Maka pada surat

Al-Isra pun Allah menyebut beberapa nikmat. Seperti pada ayat

9 sampai 12 dan ayat 70.58

3. Dijelaskan bahwa Alquran bukanlah buatan manusia, melainkan

dari sisi-Nya. Dan di dalam surat Al-Isra Allah menerangkan

tentang tujuan diturunkannya Alquran tersebut.

4. Dalam surat An-Nahl Allah menyebutkan kaidah-kaidah supaya

manusia mengambil memanfaat dari makhluk-makhluk yang ada

di muka bumi. Lalu di dalam surat Al-Isra Allah menyebutkan

tentang kaidah-kaidah kehidupan sosial.59

56 M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-

Quran Vol-7 Cet-VI, (Jakarta: Lentera Hati, 2006), h. 393. 57 Wahbah. Terjemah Tafsir Al-munir, (Jakarta: Gema Insani, 2016), jilid VIII,

h. 31 58 Ibid, h. 32

59 Wahbah. Terjemah Tafsir Al-munir, (Jakarta: Gema Insani, 2016), jilid VIII, h. 32

Page 44: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

33

5. Pada surat yang lalu, Allah SWT memerintakanh supaya

menyantuni kepada kerabat. Hal yang sama juga diperintahkan

oleh Allah di samping diperintahkan pula agar memberi sesuatu

kepada orang miskin dan ibnu sabil.60

C. Kosa-Kata

Qada Memberi keputusan dan perintah -قضى

Uff Nama suara untuk menyatakan اف

kejengkelan dan sakit

.An Nahr Mencegah dengan kasar الن هر

.Karim Bersikap baik tanpa kekerasan كريم

Khafdul Janah (Merendahkan Sayap) Yang dimaksud خفضالجناح

adalah Tawadhu’ dan merendahkan

diri.

حمة Minar rahmah Karena sangat sayangnya kamu منالر

terhadap orang tua.

اب Awwab Orang yang mempunyai tabiat او

kembali kepada Allah dan berlindung

KepadaNya ketika mengalami

kesusahan. 61

D. Akhlak kepada Allah

Surat Al-Isra ayat 23-25 merupakan surat yang mengatur manusia untuk

dapat menata hidupnya untuk senantiasa mengikuti ketetapan Allah dan

senantiasa menyembah hanya kepada-Nya. Dalam surat A-Isra ayat 23-25

tertanamkan perintah untuk selalu berbakti kepada orangtua dan berakhlak

baik kepadanya. Berikut penulis akan menguraikan kandungan makna surat

60 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Terjemah Tafsir Al-Maragi, (Semarang: PT. Karya

Toha Putra, 1993), h. 2. 61 Ibid., h. 56.

Page 45: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

34

Al-Isra ayat 23-25 berdasarkan pendapat para muafassir. Adapun uraian

kandungan makna tersebut adalah sebagai berikut:

1. Tauhid (Keesaan Allah)

Kalimat tauhid berasal dari bahas Arab yang artinya

“mengesakan” atau “menunggalkan”. Maksud dari kalimat

Tauhiiddan yaitu mengesakan Allah dengan seyakin-yakinnya.

Tauhid ilmu yang membahas tentang wujud Allah, sifat-sifat

yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-

Nya, dan tentang sifat-sifat yang ama sekali wajib dilenyapkan

pada-Nya. Juga membahas tentang rasul-rasul Allah, meyakinkan

kerasulan mereka, apa yang boleh dihubungkan (dinisbatkan)

kepada mereka, dan apa yang terlarang menghubungkan kepada

diri sendiri.62

Secara bahasa tauhid berasal dari kata wahhada-

yuwahhidu-tauhiidan, yang berarti menjadikan sesuatu satu.

Secara syara’ tauhid berarti mengesakan Allah dalam penciptaan

dan pengaturan, mengikhlaskan ibadah hanya kepada-Nya dan

meninggalkan ibadah kepada yang lain, menetapkan Asmaul

Husna dan Sifat yang Mulia bagi-Nya, dan membersihkan-Nya

dari sifat kurang dan tercela.63

Ilmu tauhid adalah ilmu pengetahuan yang paling tinggi

derajatnya dalam agama Islam, karena pokok atau induk dari

semua ilmu pengetahuan dalam agama Islam adalah ilmu tauhid.

Ilmu ini membahas tentang ke-Esaan Dzat Allah, hukum

mempelajari ilmu ini adalah fardhu ‘ain secara ijmali bagi setiap

orang mukallaf, yakni orang yang sudah sampai pada umur baigh,

62 Muhammad Yusron Asmuni, op.cit., h. 2 63 Sugeng Ristianto, Tauhid Kunci Surga Yang Diremahkan, (Semarang:

Rasail, 2010), h. 1.

Page 46: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

35

berakal, selama pancaindranya dan telah sampai padanya ajaran

agama Islam.64

Pada ayat 23 surat Al-Isra dijelaskan bahwasanya kita

diperintahkan agar menyembah segala sesuatu hal selain Dia.

Allah menguraikan secara rinci hakekat iman dan amal-amal

yang bila dilakukan oleh seorang mu’min maka berarti dia

berusaha untuk mencari kebahagiaan akhirat, dan tergolonglah ia

ke dalam orang-orang yang bernasib bahagia dan beruntung.

Kemudian, dilanjutkan pula dengan menyebutkan hal-hal yang

termasuk syiar-syiar dan syarat-syarat iman. Yaitu, beribadah

kepada Allah semata tanpa mempersekutukan-Nya. Sesudah itu,

dilanjutkan dengan perintah supaya berlaku baik kepada kedua

orangtua karena keduanyalah yang merupakan sebab nyata dari

keberadaan seorang anak manusia. Dan setelah Allah

menyebutkan rukun terbesar dalam iman, maka dilanjutkan

dengan menyebutkan syiar-syiar iman, hal-hal sebagai berikut,

dengan firman-Nya:

إياه()وقضى ربك أل تعبدوا إل

“Dan Tuhanmu memerintahkan agar kamu jangan

menyembah selain Dia,” karena ibadah adalah puncak

pengagungan yang tidak patut dilakukan kecuali terhadap Tuhan

yang daripada-Nyalah keluar kenikmatan dan anugrah atas

hamba-hambaNya, dan tidak ada yang dapat memberi nikmat

kecuali Dia.65

Ini adalah suatu perintah yang tidak bisa ditawar lagi.

Karena keimanan seseorang itu sangat mempengaruhi segala

sesuatu hal terhadap dirinya. Pengesaan Allah itu adalah inti dari

akhlak keislaman seseorang. Ketika kita sudah mulai

64 Abdullah Zakiy Al-Kaaf dan Maman Abdul Djaliel, Mutiara Ilmu Tauhid,

(Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), h. 11. 65 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

59.

Page 47: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

36

mempercayai suatu hal yang menjadi sumber kekuatan selain

Allah itu adalah bentuk kemusyikan yang sangat tidak boleh

dilakukan.

Macam-macam Tauhid (Keesaan Allah) antara lain:

a. Tauhid Rububiyah

Makna tauhid rububiyah ialah mengesakan

Allah dalam hal penciptaan, kepemilikan dan

kepengurusan, pengesaan Allah dalam hal penciptaan

adalah meyakini bahwa tiada pencipta selain Allah

SWT. Firman-Nya:

لمين رب ٱلع ٥٤أل له ٱلخلق وٱلمر تبارك ٱلل

“...Ingatlah, menciptakan dan memerintah

hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta

alam.” (Q.S. al-A’raf: 54)

Pengesaan Allah dalam hal kepemilikan,

artinya kita yakin bahwa tidak ada yang memiliki

makhluk kecuali yang menciptakan mereka.

b. Tauhid Uluhiyah

Tauhid ini juga biasa disebut tauhid ibadah

karena dua pertimbangan: Pertama, karena

penisbatannya kepada Allah, yang disebut tauhid

uluhiyah. Kedua, karena penisbatannya kepada

makhluk, yang disebut tauhid ibadah. Adapun

maksud pengesaan Allah dalam hal ibadah ialah

meyakini yang berhak diibadahi hanya Allah SWT.

c. Asma wa sifat

Artinya pengesaan Allah Azza wa Jalla

dengan asma dan sifat yang menjadi milik-Nya. Hal

ini mencakup dua hal:

1) Penetapan. Artinya kita harus menetapkan

seluruh asma’ dan sifat bagi Allah,

Page 48: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

37

sebagaimana yang Dia tetapkan bagi diri-Nya

dalam kitab-Nya atau sunnah Nabi-Nya.

2) Penafsiran permisalan, bahwa kita tidak

menjadikan sesuatu yang semisal dengan Allah

dalam asma’ dan sifat-Nya.66

Allah memang tidak bisa terlihat oleh manusia.

Namun Allah juga sangat melarang manusia

untuk menyembah sesuatu selain Diri-Nya.

Banyak sekali ayat Al-Quran yang melarang

manusia untuk menyembah segala sesuatu

selain-Nya. Ini adalah salah satu bentuk

keimanan yang paling nyata mempercayai

Allah tanpa menyekutukannya. Kewajiban

untuk menyembah hanya kepada Allah SWT

dikarenakan penyembahan adalah bentuk dari

penghormatan paling tinggi dari manusia. Dan

sesungguhnya penghormatan tertinggi hanya

layak dilakukan untuk Allah yang Maha Tinggi

sebagai bentuk rasa syukur atas segala

kenikmatan yang telah diberikan dalam

kehidupan ini.

Menyusul prinsip Tauhid, Al-Quran mengisyaratkan pada

salah satu perintah para nabi yang mendengar mengenai manusia,

dengan mengatakan: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar

kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu

berbuat baik kepada ibu bapakmu”. Menempatkan keesaan Tuhan

(Tauhid), yang merupakan prinsip Islam paling mendasar,

berdampingan dengan perintah berbuat baik kepada keuda

66 Muhammad Yusron Asmuni, Ilmu Tauhid, (Jakarta: PT Raka

Grafindo Persada: 1996), Cet. 3, h. 7.

Page 49: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

38

orangtua, menunjukan adanya penekanan terhadap perintah Islam

ini.67

Selanjutnya dalam kitab Tafsir Al-Azhar bahwasanya Allah

itu sendiri yang menentukan, yang memerintahkan, dan

memutuskan bahwasanya Dialah yang mesti disembah, dipuji dan

dipuja. Dan tidak boleh dilarang keras menyembah yang selain

Dia. Oleh sebab itu maka beribadat kepada Allah, Allah itu

sendiri yang menentukan. Maka tidak pulalah sah ibadat kepada

Allah yang hanya dikarang-karangkan sendiri. Untuk

menunjukan peribadatan kepada Allah Yang Maha Esa itulah,

Dia mengutus RasulNya.68

Menyembah dan memuji kepada Allah itulah yang

dinamakan Tauhid Uluhiyah. Itulah bentuk keimanan seorang

muslim. Setiap muslim wajib mengimani bahwasanya Allah

adalah Tuhan yang Maha Esa. Tidak hanya pengakuan dari

perkataan saja tapi juga dari segi perbuatan. Beribadah adalah

salah satu bentuk pembuktian penghambaan diri paling nyata.

Maka dari itu Allah memerintahkan kita untuk senantiasa

beribadah hanya kepada-Nya. Tidak menyembah selain-Nya.

Tidak pula mempercayakan segala sesuatu selain meminta

kepada-Nya.

Kewajiban pertama bagi seorang muslim adalah

menyembah Allah Yang Maha Esa dengan tulus, disusul dengan

berbakti kepada kedua orangtua, kendati keduanya npn-Muslim.

Kebaktian tersebut tercermin, antara lain dalam kedekatan lahir

dan batin dengan keduanya secara pribadi disertai dengan

penghormatan dalam sikap, ucapan dan perbuatan.69

67 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Quran, (Jakarta: Al-huda,

2015) h. 793 68 Hamka, Tafsir Al-Azhar, (Jakarta: PT.Pustaka Panjimas), h. 38. 69 M. Qurais Shihab, Al-Lubab, (Ciputat: Lentera Hati 2012) h, 227

Page 50: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

39

Berkaitan dengan ini, Imam Ruwaim bin Ahmad pernah

ditanya tentang permulaan kewajiban yang diwajibkan Allah

pada hamba-Nya yang oleh beliau dijawab, “Ma’rifat.” Hal itu

didasarkan pad firman Allah: (Adz-Dzariyat ayat 56)

Ibnu Abbas mengartikan “illa liya’buduun” (kecuali untuk

menyembah-Ku). Menjadi “Illaa Liya’rifuun” (kecuali untuk

berma’rifat yaitu mengetahui, sadar, dan yakin akan keberadaan

Allah). Imam A-Junaid juga berkarta, bahwa “Sesungguhnya

awal yang dibutuhkan seorang hamba dari sesuatu yang bersifat

hikmah adalah mengetahui Sang Pencipta atas keterciptaan

dirinya. 70 Bisa dikatakan bahwasanya Tauhid adalah sumber

pengetahuan agar kita memahami bahwa Allah adalah Dzat yang

tidak ada yang bisa menyerupai-Nya.

Banyak remaja saat ini yang masih mempercayai zodiak

shio dan ramalan yang pada hakikatnya hal tersebut tidak boleh

dilakukan. Penanaman agama sejak kecil dan pengawasan

keluarga sangat mempengaruhi hal ini. Keluarga merupakan

tempat penanaman nilai moral agama melalui pemahaman,

penyadaran dan praktek dalam kehidupan sehari-hari sehingga

tercipta iklim keagamaan didalamnya. Keluarga merupakan awal

mula seseorang mengenal siapa dirinya dan siapa Tuhannya.71

Dalam proses keimanan seorang remaja, keluarga dirasa

sangat perlu untuk tahu bagaimana lingkungan sekolah, teman

bermain remaja itu sendiri agar dapat lebih mudah untuk

mengawasinya. tafsiran diatas telah dijelaskan bahwasanya Allah

SWT melarang hambanya untuk menyembah segala sesuatu

selain Dia. Remaja yang masih mempercayai ramalan untuk

mengetahui bagaimana kehidupan di masa yang akan datang

70 Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An Naisaburi,

Risalah Quryairiyah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2007), h. 40. 71 Mufidah, Psikologi Keluarga Islam, (Malang: UIN-Malang Press,

2008) h. 47

Page 51: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

40

adalah suatu hal yang sangat tercela dan tidak boleh dilakukan

tanpa terkecuali. Allah melarang kita untuk meyakini segala

sesuatu hal selain diri-Nya agar kita tidak tergolong sebagai

manusia yang musyrik. Dengan menegaskan ketetapan Allah

yang merupakan perintah Allah untuk senantiasa mengesakan-

Nya dalam beribadah, mengikhlaskan diri dan tidak

mempersekutukan-Nya. Beribadah hanya kepada-Nya dengan

rasa ikhlas tanpa ragu dan khawatir.

E. Akhlak terhadap Orang Tua

Dalam surat Al-Isra ayat 23-25 juga menjelaskan kepada kita

bahwasanya betapa wajibnya berbuat baik dan berbakti kepada orang tua.

Seperti yang terdapat dalam firmanNya:

)وبالوالدين إحسانا(

Juga, agar kamu berbuat baik dan kebajikan terhadap orangtua, supaya

Allah tetap menyertai kamu:

مع الذين اتقوا والذين هم محسنون إن الل

"Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang

yang berbuat kebaikan." (An-Nahl, 16:128).72

1. Berkata Lemah Lembut

Pada ayat diatas Allah memerintahkan kepada Umatnya untuk

selalu berbuat baik terhadap orangtua, maka hal itu adalah karena

sebab-sebab sebagai berikut:

a. Karena orangtua itulah yang belas kasih kepada anaknya,

dan telah bersusah payah dalam memberikan kebaikan

kepada-Nya, dan menghindarkan dari bahaya. Oleh karena

itu, wajiblah hal itu diberi imbalan dengan berbuat baik dan

syukur pada keduanya.

72 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h. 59.

Page 52: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

41

b. Bahwa anak adalah belahan jiwa dari orangtua,

sebagaimana diberitakan dalam sebuah kabar bahwa Nabi

saw pernah bersabda: “fatimah adalah belahan jiwaku"73

Lemah lembut dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti baik

hati (tidak pemarah dsb), peramah.74 Ketika berbicara dengan orang

tua, bentuk dari berbakti adalah dengan bertutur atau berbicara dengan

sopan, lemah lembut, dan tidak menyinggung perasaan orang tua.

Lemah lembut harus mencakup tiga hal yaitu pilihan kata, intonasi dan

ekspresi. Kata yang disampaikan berupa perkataan yang mulia, intonasi

penyampaiannya tidak menyentak, dan disampaikan dengan ekspresi

yang baik.75

Belakangan, Al-quran merujuk pada salah satu contoh kebaikan

terhadap orang tua, dengan mengatakan bahwa jika salah satu dari

mereka atau kedua-duanya mencapai usia lanjut dan hidup bersama

kita, yakni jika mereka memerlukan perawatan terus-menerus,

janganlah kita sampai mengabaikan kebaikan budi mereka (selama itu)

dan menujukan sikap tidak suka, mencela, apalagi menghina mereka.

Artinya, janganlah kita sampai mengeluarkan kata-kata yang

menunjukan perasaan tidak suka kepada mereka. Janganlah sampai kita

berteriak kepada mereka: melainkan berbicaralah kepada mereka

dengan santun dan sikap hormat.76

Lemah lembut terhadap mereka merupakan bentuk keimanan

terhadap Allah dan sebagai ucapan rasa syukur terhadap mereka. Tutur

kata yang lembut dapat menjadi jembatan kebahagiaan mereka ketika

berada didekat kita. Kebahagiaan mereka memiliki anak yang selalu

73 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

60. 74 Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus

Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 579 75 Mahmud Asy-Syafrowi, Orang Tuaku Pintu Surgaku, (Bandung: Mizania,

2015), h. 112 76 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Quran, (Jakarta: Al-huda, 2015)

h. 793

Page 53: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

42

lemah lembut tidak pernah marah atau bahkan membantah mereka

ketika diperintah adalah suatu hal yang membahagiakan.

Kewajiban berbakti itu dirinci dengan menegaskan bahwa jika

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya beumur lanjut atau

dalam keadaan lemah sehingga mereka terpaksa berada di dlam

pemeliharaanmu, lebih-lebih jika bukan dalam pemeliharaan atau

tanggunganmu, maka jangan sekali-kali mengatakan kepada keduanya

perkataan “ah” atau suara dan kata yang mengandung makna

kemarahan atau pelecehan atau kejenuhan. Walaupun sudah sebanyak

dan sebesar apa pun pengabdian dan pemeliharaanmu kepadanya.

Jangan juga membentak keduanya menyangkut apapun yang mereka

lakukan, apalagi melakukan yang lebih buruk daripada membentak.

Hendaklah setiap anak mengucapkan kepada orangtuanya ucapan yang

mulia, yakni baik dalam kandungannya, lembut dalam

penyampaiannya, serta sesuai, bukan saja dengan adat masyarakat,

tetapi juga sesuai dengan kepribadian ibu bapaknya.77

Pada potongan ayat ini kembali mengingatkan untuk senantiasa

berbuat baik kepada orangtua yang telah melahirkan dan membesarkan

kamu supaya Allah senantiasa melindungi dan memberkahi

kehidupanmu. Mengingat para remaja saat ini, banyak yang merasa

lebih hebat dari orangtua mereka sehingga menyebabkan sikap yang

kurang menghargai orangtua. Turunnya ayat ini menjadi pengingat

untuk seluruh anak manusia agar dapat berbakti dan berbuat baik

terhadap orangtua mereka. Mengatakan “Ah” saja tidak boleh apalagi

sampai membentak dan memarahi mereka. Karena kata “Ah” itu dapat

menyakiti hati mereka walaupun masih dalam hal yang ringan. Dalam

hal ini hal yang dapat kita pelajari adalah sesuatu yang menyakitkan

walaupun masih dalam tahap yang ringan saja tidak boleh dilakukan

apalagi memarahi mereka dengan kata-kata kasar. Bagaimana ketika

77 M. Qurais Shihab, Al-Lubab, (Ciputat: Lentera Hati 2012) h, 226

Page 54: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

43

kita melakukan hal tersebut berbicara dengan kasar dan turut memaki

mereka lalu mereka mendapatkan kekecewaan terdalam dan Allah

murka atas perlakuan kita terhadap mereka. Ini adalah contoh kecil agar

kita tidak melakukan hal yang besar untuk melukai hati dan perasaan

mereka.

Janganlah sesekali kamu menyusahkan keduanya dengan suatu

perkataan yang membuat mereka berdua merasa tersinggung. Hal ini

merupakan larangan menampakan rasa tak senang terhadap mereka

berdua dengan perkataan yang disampaikan bernada menolak atau

mendustakan mereka berdua, di samping ada larangan untuk

menampakan kejemuan, baik sedikit maupun banyak. Ucapkanlah

dengan ucapan yang baik kepada kedua orangtua dan perkataan yang

manis, dibarengi dengan rasa hormat dan mengagungkan, sesuai

dengan kesopanan yang baik, dan sesuai dengan tuntutan kepribadian

yang luhur. Seperti ucapan: “Wahai ayahanda, wahai ibunda. Dan

jangan pula kamu meninggikan suaramu di hadapan orangtua, apalagi

kamu memelototkan/ membelalakkan matau terhadap mereka berdua.78

Berbuat baik kepada orangtua dengan sebaik-baiknya adalah

perilaku yang sangat mulia. Allah memerintahkan kepada kita untuk

terus berbuat baik kepada kedua orangtua. Mengasihinya dengan lemah

lembut, bertutur kata yang sopan serta membuat orangtua merasa

nyaman ketika sedang bersamamu. Karena sesungguhnya sumber

kekuatan dan pertolongan hanya dari Allah SWT. Perintah untuk

berbuat baik kepada orangtua, dalam ayat ini disebutkan secara

langsung setelah perintah untuk tidak menyembah selain Allah.

Perintah berbuat baik kepada kedua orangtua adalah sebagai salah satu

bakti kita untuk membalas segala kebaikan yang telah orangtua berikan.

Dimana mereka telah menjaga, memelihara, memenuhi segala

kebutuhan yang dibutuhkan. Dan ketika kedua orangtua kita sudah

78 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

60.

Page 55: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

44

dalam usia lanjut dan berada dalam pemeliharaan kita, jangan sesekali

menyakiti mereka meskipun hanya dengan kata “ah” karena itu dapat

melukai hati mereka. Kepedulian yang kita berikan kepada mereka

harus dengan hati yang tulus, karena sesungguhnya ridha Allah terdapat

pada ridha orangtua.

Allah benar-benar mewasiatkan mengenai kedua orangtua secara

serius, sehingga siapapun yang durhaka terhadap kedua orangtua akan

bangun bulu romanya dan ngeri mendengarnya. Karena, wasiat itu

Allah mulai dengan perintah supaya bertauhid dan beribadah kepada-

Nya. Kemudian, kewajiban tersebut digenapkan dengan kewajiban

berbuat baik kepada kedua orangua. Setelah itu, perintah untuk

memelihara kedua orangtua itu diketatkan sehingga tidak memberi

keringanan dalam bentuk kata-kata sekalipun.79

Berkenaan dengan hubungan seorang anak dengan kedua

orangtuanya yang terkait dengan masalah penghormatan dan sikap

lemah lembut serta ketaatannya kepada mereka, adakalanya terjadi

penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan dengan sengaja ataupun

tidak. Dalam hal ini, Al-Quran mengatakan bahwa Tuhan lebih

mengetahui apa yang ada dalam hati seseorang ketimbang dirinya

sendiri. Sebab pengetahuan-Nya dalam segala hal bersifat langsung,

tetap, asli, kekal, dan tidak memiliki ciri-ciri seperti itu.80

Oleh karenanya, jika kita tanpa niat membangkang kepada Allah

terlibat dalam perilaku keliru berkenaan dengan penghormatan dan

kebaikan budi terhadap orangtua, lalu bergegas menyesali dan

membenahinya, niscaya akan diampuni-Nya. Ayat di atas mengatakan:

Jika kamu orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha

Pengampun kepada orang-orang yang bertaubat.81

79 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

66. 80 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir nurul quran, (jakarta: Al-huda, 2015) h.

797 81 Ibid.,

Page 56: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

45

2. Bersikap Kasih Sayang

Kemudian, Allah menerangkan lebih jelas perbuatan baik, apa

yang wajib dilakukan terhadap kedua orangtua, dengan firman-Nya:

ا يبلغن عندك الكبر أحدهما أو كلهم ول تنهرهما وقل ل ا ف )إم تقل لهما أف

ارحمهما كم لهما قول كريما واخفض لهما جناح الذل من حمة وقل رب ا الر

ربياني صغيرا(

Apabila kedua orangtua atau salah seorang di antara mereka

berada disisimu hingga mencapai keadaan lemah, tidak berdaya dan

tetap berada disisimu pada akhir umurnya, sebagaimana kamu berada

di sisi mereka berdua pada umurmu, maka kamu wajib belas kasih dan

sayang terhadap keduanya. Kamu harus memperlakukan kepada

keduanya sebagaimana orang yang bersyukur terhadap orang yang telah

memberi karunia kepadanya. Janganlah kamu jengkel terhadap sesuatu

yang kamu lihat dilakukan oleh salah satu dari orangtua atau kedua-

duanya yang mungkin dapat menyakitkan hati orang lain, tetapi

bersabarlah menghadapi semua itu, sebagaimana kedua orangtua

pernah bersikap sabar terhadapmu ketika kamu kecil.82

Dengan demikian, Allah Maha Kuasa memerintahkan kita agar

menaungi kedua orang tua kita dengan penuh kelembutan, cinta, dan

kemurahan hati, seraya memberi mereka naungan dan perawatan

sebagaimana mereka telah memberikan naungan dan perawatan kepada

kita ketika kita masih kecil. Ayat di atas mengatakan:“Dan dengan

penuh kasih sayang rendahkanlah sayap dalam kerendahan hati

kepada mereka.”

Ayat-ayat diatas tidak membedakan antara ibu dan ayah. Memang

pada dasarnya ibu hendaknya didahulukan daripada ayah, tetapi tak

melulu begitu. Thahir Ibn Asyur menulis bahwa Imam Syafi’i pada

82 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

63

Page 57: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

46

dasarnya mempersamakan keduanya sehingga, bila ada salah satu yang

hendak didahulukan, kita sebagai anak mencari faktor-faktor penguat

guna mendahulukan salah satu diantara mereka.83

Jika dalam pemeliharaan kalian masih memiliki kedua orangtua

yang utuh maka kewajiban berbakti kepada orangtua tidak hanya

dilimpahkan kepada Ibu namun juga terhadap Ayah kalian. Selama

mereka masih hidup berlakukan mereka dengan sebaik mungkin. Untuk

menghindari kemurkaan Allah Swt. hal ini menegaskan bahwa apapun

keadaan mereka berdua maupun sendiri, maka masing-masing dari

mereka harus mendapatkan perhatian yang cukup dan tepat.

Ada beberapa bentuk kasih sayang kepada kedua orangtua.

Diantaranya adalah:

a. Menaati Perintah Orang Tua

Menaati berarti mematuhi dan menurut (perintah,

aturan, dsb). 84 Seorang anak wajib menaati orang tua,

apapun agama mereka, selama tidak melanggar perintah

dan larangan Allah swt. Perintah menaati orang tua terdapat

dalam al-Qur’an surat Luqman ayat 15:

هداك على أن تشرك بي ما ليس ل تطعهما ف بهۦ علم لك وإن ج

رجعكم من أناب إلي ثم إلي م وصاحبهما في ٱلدني معروفا وٱتبع سبيل

١٥فأنب ئكم بما كنتم تعملون

“Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan

dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu

tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan

pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah

83 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Ciputat: Lentera hati), h. 67.

84 Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999), h. 986

Page 58: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

47

jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya

kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu

apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. Luqman: 15).85

Wujud kasih sayang seorang anak kepada orangtua

dapat dilihat dengan ketaatan anak kepada orangtua,

memberikan apa yang diminta orangtua dan menjauhi yang

dilarang orang tua.86

Adanya kita hidup didunia ini agar dapat

meringankan beban orangtua. Membantu setiap

pekerjaannya, menaati perintahnya. Dalam lubuk hati

terdalam tidak ada orangtua yang ingin memperlakukan

anaknya dengan suatu hal yang tidak baik. Oleh karena itu

untuk membalas segala perlakuan baik yang telah kita

dapatkan dari kedua orangtua dengan segala menaati segala

perintahnya kecuali perintah untuk menyekutukan-Nya.

Semua perlakuan baik yang kita lakukan kepada

mereka tidak dapat membalas semua perlakuan mereka

kepada kita. Menjadi anak yang berbakti memang sudah

Allah perintahkan untuk selalu menaati mereka dengan hati

yang lapang dan ikhlas. Tidak ada alasan untuk melawan

perintah mereka dengan segaja maupun tidak.

b. Bersikap Santun Kepada Orang Tua

Santun adalah sifat yang halus dan baik dari sudut

pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua

orang. 87 Santun dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

85 Departemen Agama RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, (Jakarta:

Maghfirah Pustaka), h. 412 86 Al-Habsyi, 7 Keajaiban Orangtua, Cara Cepat Sukses Dunia Dan

Akhirat, (Jakarta, Haqiena Media, 2015), h. 179 87 Mohammad Mustari, Nilai Karakter Refleksi untuk

Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Press, 2014), h. 129

Page 59: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

48

berarti sopan. 88 Esensi dari perilaku santun adalah hati,

karena perilaku adalah cerminan dari hati. 89 Bersikap

santun kepada orang tua adalah dengan menunjukan sikap

hormat dan menunjukan rasa sayang kepada orang tua.

Bersantun kepada orang tua tidak dapat dianggap

ringan, sebab hal kecil yang diperlakukan kepada orang tua

akan menjadi besar karena kedudukan mereka. Kesopanan

seorang anak kepada orang tuanya dapat membuat orang

tuanya murka.90 Hal ini sangat penting karena ridha Allah

tergantung pada ridha orang tua.

Seperti halnya di Indonesia memanggil mereka

dengan sebutan nama saja sungguh terasa asing. Kita

diperintahkan untuk memanggil mereka dengan sebutan

yang baik, sopan dan bernada lemah lembut. Ini adalah

bentuk penghormatan terhadap mereka. Hendaknya kita

berperilaku untuk menghindarkan murka mereka.

c. Bersikap Tawadu

Ibnu Jarir dan Ibnu Munzir telah mengeluarkan

sebuah riwayat dari Abul Haddaj yangkatan ya: pernah saya

berkata kepada Sa’id bin Muayyab, segala apa yang

disebutkan oleh Allah dalam Al-Qur’an menganai birrul-

walidain, saya telah tahu, kecuali firmannya:

لهما قول كريماوقل

Apa yang dimaksud perkataan yang mulia pada ayat ini?

Maka, berkatalah Ibnul-Musayyab: Yaitu seperti

perkataan orang budak yang berdosa di hadapan tuannya.

88 Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan

Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1999),

h. 878 89 Mustari, op.cit., h.130

90 Asy-Syafrowi, op.cit., h. 111

Page 60: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

49

1) Bersikaplah kepada kedua orangtua dengan

sikap tawadu’ dan merendahkan diri. Taatlah

kamu kepada mereka berdua dalam segala yang

diperintahkan terhadapmu, selama tidak berupa

kemaksiatan kepada Allah. Yakni, sikap yang

ditimbulkan oleh belas kasih dan sayang dari

mereka berdua, karena mereka benar-benar

memerlukan orang yang bersifat patuh pada

mereka berdua. Dan sikap seperti itulah puncak

ketawadu’an yang harus dilakukan. Hendaklah

kamu berdoa kepada Allah agar Dia merahmati

kedua orangtuamu dengan rahmat-Nya yang

abadi, sebagai imbalan kasih sayang mereka

berdua terhadap dirimu ketika kamu kecil, dan

belas kasih mereka yang baik terhadap

dirimu.91

2) Melanjutkan perintah kepada anak agar

rendahkan diri terhadap mereka berdua yang

didorong karena rahmat kasih sayang kepada

keduanya, dan berdoa secara tulus menyatakan:

“Wahai Tuhanku, yang memelihara dan

mendidik aku, antara lain dengan menanamkan

rahmat kasih sayang kepada ibu bapakku,

rahmati dan kasihilah keduanya disebabkan

karena mereka berdua telah melimpahkan kasih

kepadaku, antara lain dengan mendidik aku

sewaktu kecil.”92

91 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha

Putra), h. 64. 92 M. Qurais Shihab, Al-Lubab, (Ciputat: Lentera Hati 2012) h, 226

Page 61: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

50

3) Dalam kata-kata dan perbuatan, usahakanlah

sebaik-baiknya untuk bersikap rendah hati

terhadap orang tua kita. Yang dimaksud Al-

Quran dengan kata dzull bukanlah kehinaan,

melainkan kelemah-lembutan dan kerendah

hati. Frase rendahkanlah sayap kerendahan

hati’ yang disebut secara harfiah dalam ayat di

atas merupakan metafor yang merujuk pada

upaya menjadikan diri bersikap lemah-lembut

dan taat setinggi-tingginya kepada kedua orang

tua. Metafor ini mengingatkan kita padda

seekor burung yang membentangkan sayapnya

untuk menaungi anak-anaknya.93

Allah memerintahkan hambanya untuk

senantiasa bersikap tawadhu kepada kedua orangtua.

Sebagai seorang anak, sudah menjadi kewajiban kita

untuk berbakti kepada mereka dengan sebaik-

baiknya. Taatilah segala perintah mereka

terhadapmu, selama perintah mereka tidak

membawamu dalam kemaksiatan. Taatilah perintah

mereka dengan sikap lemah lembut, santun dan

tawadhu.

Hendaklah kerendah hatian yang dimiliki

dilakukan atas dasar rasa sayang dan hormat terhadap

mereka. Sebagaimana mereka menyayangi kita tanpa

pamrih. Membuat mereka merasa nyaman akan

perlakuan yang kita berikan terhadapnya adalah suatu

hal yang sangat Allah cintai. Menyanyangi mereka

dengan setulus hati adalah keharusan setiap anak

93 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir nurul quran, (jakarta: Al-huda, 2015) h. 794

Page 62: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

51

terhadap orangtua yang telah membesarkannya.

Berbicara dengan sopan penuh tata krama dan

beradab kepada mereka sangat membuat mereka

merasa dicintai dan dihormati.

3. Mendoakan Orang Tua

Dalam hal ini, Imam Shadiq as mengatakan, “Maksudnya,

janganlah memandang mereka (kedua orangtua) kecuali dengan rasa

kasih sayang dan kebaikan budi, janganlah mengeraskan suara melebihi

suara mereka saat berbicara dengan mereka, jangan pula mengangkat

tangan diatas tangan mereka, dan jangan berjalan di depan mereka

mankala berjalan bersama.”94

Oleh karena itu, berdoalah untuk mereka dan mohonlah kepada

Allah agar melimpahkan rahmat dan ampunan-Nya kepada mereka

sebelum dan sesudah mereka wafat. Ini mengingat mereka telah

merawat dan membesarkan kita diwaktu kecil. Namun begitu, doa ini

hanya layak dipanjatkan jika keduanya memang termasuk orang-orang

yang beriman. Ayat di atas mengatakan: dan katakanlah, “Wahai

Tuhanku, kasihilah mereka berdua, sebagaimana mereka telah

merawatku di waktu kecil.” Dari ayat ini, kita dapat menyimpulkan

bahwa doa anak-anak untuk kedua orangtua yang telah meninggal dunia

akan diterima Allah Swt. Jika tidak, tentu tak akan dikatakan: Dan

katakanlah (berdoalah).

Seorang anak yang baik dan berbakti kepada orangtua hendaknya

mendoakan kebaikan kepada kedua orangtua mereka. Allah berfirman:

ارحمهما كما ربياني صغيرا وقل رب

“Dan ucapkanlah: “wahai Tuhanku, kasihinilah mereka keduanya,

sebagaimana mereka telah mendidiku diwaktu kecil”

94 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir Nurul Quran, (Jakarta: Al-huda, 2015)

h. 795

Page 63: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

52

Berbuat baik kepada orangtua, tidak hanya dilakukan ketika

mereka masih hidup saja, bahkan wajib dilakukan setelah mereka

meninggal dunia. Mendoakan mereka berdua, memohonkan ampun

untuk mereka.

Dan agar orang merendahkan diri tunduk kepada orangua,

kemudian ditutuplah ayat mengenai birrul-walidain dengan doa untuk

mereka berdua. Dan oleh karena belas kasih Allah terhadap kedua

orangtua, maka kelima hal tersebut Allah gandengkan dengan ke-

Esaan-Nya dan Larangan syirik terhadap-Nya.95

F. Bertaubat

Menurut bahasa taubat berarti kembali.namun, menurut istilah tobat

berarti kembali dari segala yang dicela syariat menuju apa yang dipujinya,

serta mengetahui bahwa berbagai dosa dan kemaksiatan adalah oembinasa

dan dapat menjauhkan diri dari Allah dan surga-Nya. Juga mengetahui bahwa

meninggalkan dosa dan kemaksiatan akan mendekatkan kepada Allah dan

surga-Nya.96

Dalam surat Al-Isra ayat 25 Allah berfirman:

ابين غفورا )ربكم أعلم بما في نفوسكم إن تكونوا صالحي 25ن فإنه كان للو

“Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu

orang-orang yang baik, maka sesungguhnya Dia Maha Pengampun bagi

orang-orang yang bertaubat.”

Tuntunan ayat 25 menegaskan bahwa Tuhan lebih mengetahui segala

apa yang di dalam hati, termasuk sikap dan upaya menghormati orangtua.

Allah akan memperhitungkannya sehingga jika kamu selalu berusaha patuh

dan hormat kepada mereka, dan hati kamu memang benar-benar hormat dan

tulus, maka bila seekali kamu terlanjur berbuat salah atau menyinggung

perasaan mereka, maka mohonlah maaf kepada mereka dan kepada Allah,

95 Ahmad Mustafa Al-Maragi, Tafsir Al-Maragi, (Semarang: Toha Putra), h.

66. 96 Syaikh Abdul Qadir Jailani, Fiqih Tasawuf, (Bandung: Pustaka Hidayah), h. 247.

Page 64: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

53

niscaya Allah memaafklan kamu karena Dia Maha Pengampun bagi orang-

orang yang bertaubat.97

Dalam ayat ini Allah memberi tahu kepada kita bahwasanya segala

bentuk rasa yang dirasakan pada diri seseorang Allah pasti mengetahuinya.

Jika dalam proses berbakti terhadap kedua orangtua perasaan didalam hati

merasa tidak ikhlas atau bahkan menyimpan dendam sungguh Allah

mengetahui hal tersebut. Dan jika perbuatan kita menyakiti, menyinggung

perasaan mereka maka diwajibkan untuk kita bertaubat meminta ampun

kepada-Nya.

Kata awwabin diambil dari kata aba-yaubu yaitu kembali. Al-awwabin

adalah orang-orang yang kembali melakukan kebaikan serta memperbaiki diri

setelah sebelumnya dia pergi menjauh dari tuntunan Allah dengan

kedurhakaannya.98 Kedurhakaan yang dimaksudkan pada ayat ini seperti,

menyekutukan Allah dengan yang lainnya, memaki, melawan, membentak,

berperilaku kasar kepada orangtua. Jika ingin Allah ridhai kembali dan Allah

maafkan segala salah yang telah diperbuat maka hendaknya anak itu bertaubat

kepada-Nya.

Di antara kekuasaan dan sifat Tuhan yang Maha Kuasa adalah sifat

Mahatahu-Nya, di mana setiap pengabdian yang ditunjukan kepada kedua

orangtua berlangsung dalam pengawasan-Nya. Dalam hal ini, ayat di atas

mengatakan: Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu. Jika

seseorang, dikarenakan kebodohannya, mempunyai hubungan yang tidak

harmonis dengan kedua orangtuanya, maka seyogyanya ia memohon rahmat

Allah untuk memperbaiki situasi tersebut dengan cara bertaubat dari dosa-

dosanya.99

97 M. Qurais Shihab, Al-Lubab, (Ciputat: Lentera Hati 2012) h, 226 98 M Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Ciputat: Lentera hati), h. 71 99 Allamah Kamal Faqih Imani, Tafsir nurul quran, (jakarta: Al-huda, 2015) h. 796

Page 65: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

54

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada penelitian ini peneliti mencari pendidikan akhlak yang terdapat

dalam kisah surat Al-Isra ayat 23-25. Sebagaimana telah dipaparkan dalam

pembahasan dan analisis pada bab-bab sebelumnya. Peniliti menyimpulkan

bahwa pendidikan akhlak dalam Qs. Al-Isra Ayat 23-25 Adalah Sebagai

Berikut:

1. Mengetahui Akhlak Terhadap Allah

2. Bersikap Lemah Lembut

3. Bersikap Kasih Sayang

4. Mendoakan Orang Tua

5. Bertaubat

Pendidikan akhlak yang telah disebutkan diatas, dapat

diimplementasikan melalui pembelajaran sehari-hari dengan penanaman

agama yang baik untuk menjadi bekal mereka. Peranan orangtua keluarga

sekolah sangat mempengaruhi perkembangan akhlak setiap anak.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang didapatkan oleh

peneliti dalam penelitian ini, terdapat beberapa saran yang peneliti ingin

sampaikan, diantaranya:

1. Al-quran adalah pedoman hidup bagi seluruh umat muslim di seluruh

dunia. Hendaknya kita sebagai umat muslim senantiasa mempelajari

dan mendalami kandungan-kandungan Al-quran berusaha memahami

sehingga dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari agar dapat

membentuk pribadi yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT.

2. Bagi lembaga pendidik, untuk terus menanamkan pendidikan akhlak

dan mengoptimalkannya, dimana krisis kepercayaan sudah melanda

negeri ini, membimbing dan mengarahkan generasi muda zaman

Page 66: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

55

sekarang harus terus dilakukan demi terciptanya remaja yang

berakhlakul karimah.

3. Bagi pembaca, agar dapat menjadikan tulisan ini untuk memperbaiki

akhlak serta menanamkannya di kehidupan sehari-hari.

4. Bagi peneliti, diharapkan untuk dapat mengkaji lebih banyak lagi

sumber maupun referensi yang terkait dengan pendidikan akhlak dala

Al-Quran.

Page 67: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qadir Jailani, Syaikh. Fiqih Tasawuf. Bandung: Pustaka Hidayah.

Abdullah, M. Yatimin. Studi Akhlak dalam Prespektif Alquran, Jakarta: Amzah

2007.

Ahmadi, Abu & Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi

Aksara, 2004.

Al-Habsyi. 7 Keajaiban Orangtua, Cara Cepat Sukses Dunia Dan Akhirat. Jakarta,

Haqiena Media, 2015.

Anwar, Muhammad. Filsafat Pendidikan, Jakarta: Kencana, 2015.

Anwar, Rosihon. Akhlak Tasawuf. Bandung: Pustaka Setia, 2010.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta, 2013.

Asy-Syafrowi, Mahmud. Orang Tuaku Pintu Surgaku. Bandung: Mizania, 2015

Bachri Thalib, Syamsul. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group

2010.

Bahri Djamarah, Syaiful. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga.

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2004.

Daradjat, Zakia. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Daud Ali, Mohammad. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 1998.

Departemen Agama RI. Al-Qur’an Dan Terjemahnya. Jakarta: Maghfirah Pustaka,

2015.

Hamka Hasan, Metodologi Penelitian Tafsir Hadis. Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009.

Hamka, Tafsir Al-Azhar. Jakarta: PT. Pustaka Panjimas.

Hosnan, M. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bogor: Ghalia Indonesia,

2016, Cet 1.

https://regional.kompas.com/read/2019/01/31/00171121/tak-punya-uang-beli-

bensin-seorang-remaja-bunuh-ibu-kandungnya.

Page 68: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

57

https://tafsirweb.com/7501-surat-luqman-ayat-17.html diakses pada 11 maret

2019 pukul 09.08 PM.

Kadir, Abdul. Dasar-dasar Pendidikan, Jakarta: Kencana 2012.

Kamal Faqih Imani, Allamah. Tafsir Nurul Quran. Jakarta: Al-huda, 2015.

Kuneifi Elfachmi, Amin. Pengantar Pendidikan, Jakarta: Penerbit Erlangga 2016.

Kurniwan, Syamsul. Pendidikan Karakter konsepsi & Implementsinya Secara

Terpadu Di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, & Masyarkat,

Yogykarta: Ar-Ruzz Media, 2016.

ldi, Abdullah dan Safarina. Etika Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

2016. Cet ke-2.

Lely Camelia,dkk., Penerapan Pendidikan Seks Anak Usia Dini Menurut Perspektif

Islam (Upaya Pencegahan Kekerasan Dan Pelecehan Seksual Terhadap

Anak Usia Dini Melalui Penerapan Pendidikan Seks Dalam Perspektif

Sunnah Rasul),Vol 1, No 1 Mei 2017 . DOI 10.24853/yby.1.1.27-32.

Licona, Thomas. Pendidikan Karakter Panduan Lengkap Mendidik Siswa Menjadi

Pintar Dan Baik. Bandung: Nusa Media, 2013. Cet.I.

Lumongga Lubis, Namora. Psikologi Kespro, Jakarta: Kencana, 2013.

M. Sukardjo dan Ukim Komarudin, Landasan Pendidikan Konsep dan Aplikasiny.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cetakan Ke-4, 2012.

Mazhahiri, Husain. Surga Rumah Tangga. Jakarta : Titian Cahya, 2001.

Mu’in, Fatchul. Pendidikan Karakter. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.

Mufidah, Psikologi Keluarga Islam. Malang: UIN-Malang Press, 2008.

Munir Amir, Samsul. lmu Akhlak, Jakarta: Amzah 2016.

Mustafa Al-Maragi, Ahmad. Tafsir Al-Maragi. Semarang: Toha Putra.

Mustafa Al-Maragi, Ahmad. Terjemah Tafsir Al-Maragi. Semarang: PT. Karya

Toha Putra, 1993.

Mustari, Mohammad. Nilai Karakter Refleksi untuk Pendidikan. Jakarta: Rajawali

Press, 2014.

Nata, Abuddin dan Fauzan, Pendidikan dalam Perspektif Hadist. Jakarta: UIN

Jakarta Press, 2005.

Page 69: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

58

Nata, Abuddin. Kapita Selekta Pendidikan Islam. Bandung: Angkasa Bandung,

2003.

Nata, Abuddin. Metodologi Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014.

Qasim Abdul Karim Hawazin Al-Qusyairi An Naisaburi, Abdul. Risalah

Quryairiyah. Jakarta: Pustaka Amani, 2007.

Ristianto, Sugeng. Tauhid Kunci Surga Yang Diremahkan. Semarang: Rasail, 2010.

Rivai Zainal, Veithzal. Manajemen Akhlak Menuju Akhlak Alquran, Jakarta:

Penerbit Salemba diniyah.

Salahudin, Anas dan Irwanto Alkrienciehie. Pendidikan Karakter. Bandung:

Pustaka Setia.

Semium, Yustinus. Kesehatan Mental 1, Yogyakarta: Kanisius 2006.

Shihab, M. Qurais. Al-Lubab. Ciputat: Lentera Hati 2012.

Shihab, M. Quraish. Tafsir Al-Misbah Pesan, Kesan dan keserasian Al-Quran.

Jakarta: Lentera Hati, 2006. Vol-7 Cet-VI,

Soyomukti, Nurani. Teori-teori Pendidikan dari Tradisional, (Neo) Liberal,

Marxis-Sosialis, Hingga Postmodern. Yogyakarta: Ar-ruzz media, 2015.

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &

D. Bandung: ALFABETA, 2016.

Sugiono. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, R &

D. Bandung: ALFABETA, 2016.

Suparlan, Mendidik Hati Membentuk Karekter, Yogyakarta: Pustaka belajar 2015.

Syah, Muhibbin,. Psikologi Pendidikan. Bandung : Remaja Rosdakarya 2009.

Tim Penulis Pusat studi Wanita (PSW) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Netty

Hartati.

Tim Penyusun Kamus Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1999.

W. Santrock, John. Remaja, Jakarta: Erlangga, 2007.

Wahbah. Terjemah Tafsir Al-munir. Jakarta: Gema Insani, 2016.

Yusron Asmuni, Muhammad. Ilmu Tauhid. Jakarta: PT Raka Grafindo Persada:

1996.

Page 70: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN

59

Zakiy Al-Kaaf, Abdullah dan Maman Abdul Djaliel. Mutiara Ilmu Tauhid.

Bandung: CV Pustaka Setia, 1999.

Page 71: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 72: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 73: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 74: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN
Page 75: PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49846... · 2020. 4. 12. · i ABSTRAK ANNA NURVIANA 11150110000050 PENDIDIKAN