project based learning baru
TRANSCRIPT
PROJECT BASED LEARNING
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Strategi Belajar Mengajar
yang Dibina oleh Ibu Dr. Hj. Sri Endah Indriwati, M. Pd
Disusun oleh
Kelompok 2 Offering A
Ardiani Samti NA 100341400678
The Learning University
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA
JURUSAN BIOLOGI
Oktober 2012
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Tuhan YME karena atas
ridho-Nya makalah berjudul Project Based Learning dapat diselesaikan.
Ucapan terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Hj. Sri Endah Indriwati,
M.Pd, teman-teman Offering A dan semua pihak yang telah mendukung
tersusunnya makalah ini. Makalah ini menjelaskan tentang Project Based
Learning
Makalah ini masih banyak ketidaksempurnaan, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
perbaikan makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Malang, Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................
1.2 Rumusan Masalah.............................................................
1.3 Tujuan................................................................................
BAB II ISI
2.1 Pengertian Project Based Learning (PJBL)…………………………
2.2 Tujuan Project Based Learning (PJBL)……………………………..
2.3 Karakteristik Project Based Learning
2.4 Proses Utama dalam Project Based Learning (PJBL)……………….
2.5 Langkah-langkah pelaksanaan Project Based Learning
2.6 Keunggulan dan Kelemahan dari PJBL…………………………….
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………
3.2 Saran …………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Belajar merupakan proses perubahan perilaku manusia. Proses belajar
adalah aktivitas untuk mengambil hikmah dari suatu pengalaman. Pengalaman
merupakan hasil interaktif seseorang dengan lingkungan. Dengan demikian,
proses belajar dapat berlangsung seumur hidup.
Perubahan perilaku seseorang dipengaruhi oleh pengetahuan, keterampilan
dan sikap seseorang yang meningkat dan cenderung permanen. Oleh karenanya,
jika ingin merubah perilaku maka harus ada perubahan baik pengetahuan,
keterampilan maupun yang menyangkut nilai dan sikap. Dalam proses belajar
terjadi perubahan dan peningkatan mutu kemampuan, pengetahuan, dan
keterampilan siswa, baik dari segi kognitif, psikomotor maupun afektif.
Proses pembelajaran atau metode belajar sangat menentukan sekali dalam
merubah prilaku siswa dengan konstruksi sosial yang terdapat dalam kehidupan
masyarakat. Hal ini sesuai dengan konsep pembelajaran yang dikemukakan oleh
Hamalik (1999), mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan
prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran.
Definisi lain, Gagne & Briggs (1979) menyatakan bahwa pembelajaran
merupakan rangkaian kejadian yang dapat menfasilitasi siswa atau pelajar untuk
belajar.
Pada pembelajaran terpusat kepada guru, siswa sangat tergantung kepada
guru dan tidak terbiasa mencari alternatif penyelesaian masalah lain yang tidak
disampaikan oleh guru. Materi pembelajaran cukup dihapalkan saja tanpa
mempelajari lebih lanjut makna dan bentuk pengaplikasiannya dalam kehidupan
sehari-hari. Hal tersebut kurang sesuai dengan pembelajaran yang kontekstual.
Kontekstual adalah pembelajaran yang menghubungkan materi pelajaran dengan
dunia nyata dan memotivasi siswa agar menghubungkan pengetahuan dan
terapannya dengan kehidupan sehari-hari sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Pembelajaran di dalam kelas, meskipun dilengkapi dengan media dan alat
peraga yang memadai, dipandang belum memenuhi syarat sebagai pembelajaran
CTL (Contextual Teaching Learning). Prinsip belajar melalui pengalaman
(learning by doing) perlu diupayakan untuk memberikan bekal ilmu pengetahuan
yang utuh bagi siswa.
Project Based Learning (Pembelajaran berbasis proyek) adalah kegiatan
lapangan yang memenuhi CTL, karena siswa belajar langsung di lapangan dengan
memadukan konsep ilmu dan pengetahuan yang diterima di kelas dengan
penerapannya dalam kehidupan. Kegiatan PBL dapat memadukan berbagai
disiplin ilmu baik dalam kelompok MIPA, IPS, maupun BAHASA secara terpadu
bahkan dengan kelompok seni.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah
1. Apa pengertian Project Based Learning (PJBL)?
2. Apa tujuan dari Project Based Learning (PJBL)?
3. Bgaimana karakteristik dari PJBL?
4. Bagaimana Proses Utama dalam Project Based Learning (PJBL)?
5. Bagimana langkah-langkah dari PJBL?
6. Apa Keunggulan dan Kelemahan dari PJBL?
1.3 Tujuan
Tujuan dalam makalah ini adalah mengetahui
1. pengertian Project Based Learning (PJBL)
2. tujuan dari Project Based Learning (PJBL)
3. Untuk mengetahui karakteristik dari PJBL
4. Proses Utama dalam Project Based Learning (PJBL)
5. Untuk mengetahui langkah-langkah dari PJBL
6. Keunggulan dan Kelemahan dari PJBL
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Project Based Learning (PJBL
Pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL) adalah
suatu pembelajaran yang didesain untuk persoalan yang kompleks yang mana
siswa melakukan investigasi untuk memahaminya, menekankan pembelajaran
dengan aktivitas yang lama, tugas yang diberikan pada siswa bersifat
multidisiplin, berorientasi pada produk (artifak). Menurut Mahanal (2009)
pembelajaran PBL secara umum memiliki pedoman langkah: Planning
(perencanaan), Creating (mencipta atau implementasi), dan Processing
(pengolahan). Selanjutnya dikemukakan bahwa PBL mendukung pelaksanaan
KTSP untuk mencapai tujuan pembelajaran biologi, mengingat PBL merupakan
pembelajaran yang komprehensif mengikutsertakan siswa melakukan investigasi
secara kolaboratif. PBL membantu siswa dalam belajar pengetahuan dan
ketrampilan yang kokoh yang dibangun(Mahanal,2009)
Model pembelajaran based learning (PJBL) adalah salah satu tipe
pembelajaran kontruktivis yang dapat diterapkan melibatkan aktivitas seluruh
siswa dengan critical thinking, collaborative, and communication. Project Based
Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran dimana peserta didik
dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan,
mengijinkan para peerta didik untuk aktif membangun dan mengatur
pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistis
(Punawan,2007). Dengan pembelajaran model PjBL dapat menuntun siswa untuk
lebih mandiri, mengaktalissasikan ketrampilan yang dimilikinya, mengembangkan
pengetahuan dan penguasaan konsep berdasarkan pengalaman belajar yang
dimilikinya, juga bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya (Anonim1,2010)
Project based learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menekankan pada peningkatan kemampuan analytical and critical thinking siswa.
Explorative, team work and communication skills merupakan landasan untuk
berkembangnya kedua skills tersebut. Skills tersebut juga merupakan landasan
siswa sebagai long live learners. Dalam model pembelajaran ini, sekelompok
siswa diminta untuk mengerjakan suatu project dengan oucome jelas adalah skills
tersebut. Guru bertindak sebagai supervisor/facilitator, memberikan feed back
secara bertahap, menilai proses dengan kisi-kisi penilaian terkait dengan
penumbuhan skills tersebut.
2. Tujuan Project Based Learning (PJBL)
Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran dimana
peserta didik dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang
ditugaskan, mengijinkan para peerta didik untuk aktif membangun dan mengatur
pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistis
(Punawan,2007). Dengan pembelajaran model PjBL dapat menuntun siswa untuk
lebih mandiri, mengaktalissasikan ketrampilan yang dimilikinya, mengembangkan
pengetahuan dan penguasaan konsep berdasarkan pengalaman belajar yang
dimilikinya, juga bersosialisasi dengan teman dan lingkungannya
3. Karakteristik Project Based Learning
Global SchoolNet (2000) melaporkan hasil penelitian the AutoDesk
Foundation tentang karakteristik Project Based Learning. Hasil penelitian
tersebut menyebutkan bahwa Project Based Learning adalah pendekatan
pembelajaran yang memiliki karakteristik sebagai berikut:
a. peserta didik membuat keputusan tentang sebuah kerangka kerja,
b. adanya permasalahan atau tantangan yang diajukan kepada peserta didik,
c. peserta didik mendesain proses untuk menentukan solusi atas permasalahan
atau tantangan yang diajukan,
d. peserta didik secara kolaboratif bertanggungjawab untuk mengakses dan
mengelola informasi untuk memecahkan permasalahan,
e. proses evaluasi dijalankan secara kontinyu,
f. peserta didik secara berkala melakukan refleksi atas aktivitas yang sudah
dijalankan, produk akhir aktivitas belajar akan dievaluasi secara kualitatif,
h. situasi pembelajaran sangat toleran terhadap kesalahan dan perubahan (Global
SchoolNet, 2000).
4. Proses Utama Project Based Learning (PJBL)
Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan
bekal pengetahuan yang mereka miliki.
Mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik
permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya.
Mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, laporan,
informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya.
Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya
hidup tiap individu.
Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk memahami dan
menyelesaikannya.
Di akhir proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi
kritik bagi teman-temannya.
5. Langkah-Langkah Pelaksanaan PJBL
Langkah-langkah pembelajaran dalam Project Based Leraning
sebagaimana yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational
Foundation (2005) terdiri dari
a. Start With the Essential Question
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang
dapat memberi penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia nyata dan dimulai dengan
sebuah investigasi mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang diangkat relefan
untuk para peserta didik (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
b. Design a Plan for the Project
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta
didik. Dengan demikian peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki” atas
proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang aturan main, pemilihan aktivitas yang
dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan
yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian proyek (The George Lucas
Educational Foundation : 2005).
c. Create a Schedule
Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas
dalam menyelesaikan proyek. Aktivitas pada tahap ini antara lain: membuat
timeline untuk menyelesaikan proyek, (2) membuat deadline penyelesaian proyak,
(3) membawa peserta didik agar merencanakan cara yang baru, (4) membimbing
peserta didik ketika mereka membuat cara yang tidak berhubungan dengan
proyek, dan (5) meminta peserta didik untuk membuat penjelasan (alasan) tentang
pemilihan suatu cara (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
d. Monitor the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas
peserta didik selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan dengan cara
menfasilitasi peserta didik pada setiap proses. Dengan kata lain pengajar berperan
menjadi mentor bagi aktivitas peserta didik. Agar mempermudah proses
monitoring, dibuat sebuah rubrik yang dapat merekam keseluruhan aktivitas yang
penting (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
e. Assess the Outcome
Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur
ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan masingmasing
peserta didik, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu pengajar dalam menyusun strategi pembelajaran
berikutnya (The George Lucas Educational Foundation : 2005).
f. Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan. Proses refleksi
dilakukan baik secara individu maupun kelompok. Pada tahap ini peserta didik
diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya selama
menyelesaikan proyek. Pengajar dan peserta didik mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran, sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran (The George Lucas Educational
Foundation : 2005, dalam Nurohman,2010).
Tahap pertama sintak pembelajaran Project Based Learning adalah
“Starts With the Essential Question”. Pembelajaran diawali dengan suatu
pertanyaan esensial. Pertanyaan ini bisa muncul dari guru ataupun dari siswa atau
kolaborasi antara keduanya. Pertanyaan esensial inilah yang akan menjadi sentral
dalam Project Based Learning. Essential question pada Project Based Learning
dapat disetarakan dengan scientific question pada Scientific Method. Proses
Scientific Method juga diawali dengan munculnya suatu pertanyaan ilmiah.
Dengan demikian, tahap pertama sintak pembelajaran Project Based Learning
dapat menfasilitasi tahap pertama proses Scientific Method, yaitu “membuat
pertanyaan ilmiah”.
Tahap kedua sintak pembelajaran Project Based Learning adalah
“Design a Plan for the Project”. Pada tahap ini, siswa bersama-sama guru secara
kolaboratif merencanakan sebuah proyek untuk menyelesaikan pertanyaan yang
telah dirumuskan pada tahap pertama. Agar tepat dalam mendesain proyek, maka
dilakukan penggalian informasi yang terkait dengan pertanyaan. Proses ini
dilakukan melalui bertanya kepada narasumber, diskusi dengan guru atau siswa
lain, kajian literatur berupa buku maupun searching di internet. Apabila informasi
sudah cukup, maka dengan mudah siswa secara kolaboratif dapat merancang suatu
proyek. Aktivitas “Design a Plan for the Project” pada Project Based Learning,
dengan demikian dapat disetarakan dengan aktivitas ”melakukan kajian teoritis
(research)”, dan ”mengkonstruksi hipotesis” yang merupakan langkah kedua dan
ketiga dalam Scientific Method. Hal ini dikarenakan pada tahap “Design a Plan
for the Project”, siswa mengumpulkan berbagai informasi dari berbagai sumber.
Aktivitas ini setara dengan aktivitas ”melakukan kajian teoritis (research)” pada
Scientific Method. Setelah informasi terkumpul, siswa membuat dugaan-dugaan
sebagai jawaban sementara atas pertanyaan pada tahap sebelumnya, sehingga
mampu mendesain suatu proyek dengan lebih akurat. Aktivitas tersebut
merupakan bagian dari aktivitas ”mengkonstruksi hipotesis” pada Scientific
Method.
Tahap ketiga dan keempat sintak pembelajaran Project Based Learning
adalah “Creates a Schedule” dan “Monitor the Students and the Progress of the
Project”. Pada tahap ini, siswa membuat jadwal pelaksanaan proyek dan sekaligus
menjalankan proyek di bawah monitor guru. Inti pelaksanaan proyek dilakukan
pada tahap ini. Siswa melakukan observasi dan atau eksperimen dengan cara yang
telah didesain pada tahap sebelumnya. Dengan demikian, tahap ketiga dan
keempat Project Based Learning merupakan pelaksanaan tahap keempat Scientific
Method, yaitu “menjalankan observasi dan atau eksperimen”.
Tahap kelima sintak pembelajaran Project Based Learning adalah Assess
the Outcome. Outcome dapat dimaknai sebagai keseluruhan hasil (produk) selama
aktivitas menjalankan proyek. Dengan demikian, tahap ini dilakukan setelah
proyek selesai dijalankan. Outcome dinilai untuk membantu guru dalam
mengukur ketercapaian standar kompetensi, mengetahui kemajuan masing-masing
siswa, memberi umpan balik tentang tingkat pemahaman yang sudah dicapai
siswa, dan membantu guru dalam menyusun strategi pembelajaran berikutnya.
Penilaian terhadap outcome dengan demikian merupakan aktivitas menganalisis
produk dari proyek yang sudah dijalankan siswa. Apakah hasil observasi dan atau
eksperimen sudah dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan yang
dimunculkan pada bagian awal pembelajaran? Jika sudah, maka siswa telah
mampu menyimpulkan inti persoalan adanya proyek. Assess the Outcome, dengan
demikian dapat disetarakan dengan aktivitas “menganalisis data dan membuat
kesimpulan” yang merupakan tahap kelima dari Scientific Method.
Tahap keenam sintak pembelajaran Project Based Learning adalah
Evaluate the Experiences. Pada akhir proses pembelajaran, guru dan siswa
melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.
Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengungkapkan perasaan dan pengalamanya
selama menyelesaikan proyek. Guru dan siswa mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja selama proses pembelajaran sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru (new inquiry) untuk menjawab permasalahan yang
diajukan pada tahap pertama pembelajaran. Dengan kata lain, pada tahap ini
terjadi proses presentasi hasil proyek dihadapan guru dan seluruh siswa. Proses
semacam ini dalam Scientific Method, disebut sebagai proses “melaporkan hasil
(publikasi)”.
6. Keunggulan dan kelamahan Project Based Learning (PJBL
Kelebihan pembelajaran berbasis proyekm
a. menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara
kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dengan dunia nyata
b. mendorong para peserta didik untuk memecahkan permasalahansecara
kompleks
c. dapat meningkatkan motivasi peserta didik untuk belajar,mendorong
kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan penting,dan mereka perlu
untuk dihargai.
d. memerlukan pengetahuan, kemampuan dan keterampilan pesertadidik untuk
menggunakan informasi dengan beberapa disiplin ilmuyang dimiliki.
e. melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasidan
menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudiandiimplementasikan dengan
dunia nyata.
f. mengadakan kerjasama/kolaborasi antara peserta didik-pesertadidik yang lain,
peserta didik dengan instruktur, untuk memperluaskomunitas, sehingga terjadi
saling memberi dan menerima.
g. Fun, membuat suasana kelas menyenangkan, sehingga peserta didikmaupun
instruktur menikmatinya.
Kelemahan dari PJBLantara lain adalah dalam hal penggunaan waktu yang
relatif panjang, biaya yang cukup besar (biasanya ditanggung oleh siswa),
diperlukan pengetahuan siswa yang lebih advance,
a. Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untukmenyelesaikan
masalah
b. Membutuhkan biaya yang cukup banyak
c. Banyak instruktur yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, dimana
instruktur memegang peran utama di kelas
d. Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Project Based Learning (PjBL) adalah sebuah model pembelajaran dimana
peserta didik dilibatkan langsung dalam memecahkan permasalahan yang
ditugaskan, mengijinkan para peerta didik untuk aktif membangun dan
mengatur pembelajarannya, dan dapat menjadikan peserta didik yang realistis
2. tujuan dari Project Based Learning (PJBL) peserta didik dilibatkan langsung
dalam memecahkan permasalahan yang ditugaskan, mengijinkan para peerta
didik untuk aktif membangun dan mengatur pembelajarannya, dan dapat
menjadikan peserta didik yang realistis (Punawan,2007). Dengan pembelajaran
model PjBL dapat menuntun siswa untuk lebih mandiri, mengaktalissasikan
ketrampilan yang dimilikinya, mengembangkan pengetahuan dan penguasaan
konsep berdasarkan pengalaman belajar yang dimilikinya, juga bersosialisasi
dengan teman dan lingkungannya
3. Proses Utama dalam Project Based Learning (PJBL)
Siswa dihadapkan pada masalah dan mencoba untuk menyelesaikan dengan
bekal pengetauan yang mereka miliki.
Mengidentifikasi apa yang harus dipelajari untuk memahami lebih baik
permasalahan dan bagaimana cara memecahkannya.
Mencari informasi dari berbagai sumber seperti buku, jurnal, laporan,
informasi online atau bertanya pada pakar yang sesuai dengan bidangnya.
Melalui cara ini, belajar dipersonalisasi sesuai dengan kebutuhan dan gaya
hidup tiap individu.
Setelah mendapatkan informasi, mereka kembali pada masalah dan
mengaplikasikan apa yang telah mereka pelajari untuk memahami dan
menyelesaikannya.
Di akhir proses, siswa melakukan penilaian terhadap dirinya dan memberi
kritik bagi teman-temannya.
4. Keunggulan dan Kelemahan dari PJBL
Keunggulan dari PJBL : menyediakan pengalaman belajar ,mendorong para
peserta didik untuk memecahkan permasalahansecara kompleks dll
Kelemahan dari PJBL : waktu yang relatif panjang, biaya yang cukup besar
(biasanya ditanggung oleh siswa), diperlukan pengetahuan siswa yang lebih
advance,
B. Saran
Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek diatas
seorang pendidik harus dapat mengatasi dengan cara memfasilitasipeserta didik
dalam menghadapi masalah, membatasi waktu peserta didik dalam menyelesaikan
proyek, meminimalis dan menyediakan peralatanyang sederhana yang terdapat di
lingkungan sekitar, memilih lokasipenelitian yang mudah dijangkau sehingga
tidak membutuhkan banyakwaktu dan biaya mencip takan suasana pembelajaran
yang menyenangkansehingga instruktur dan peserta didik merasa nyaman dalam
prosespembelajaran.
Pembelajaran berbasis proyek dapat dijadikan alternatif pelaksanaan
pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa. Pembelajaran ini juga dapat
membantu siswa untuk berpikir kreatif sehingga baik untuk diterapkan dalam
proses pembelajaran. Namun, dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek
juga harus memperhatikan kemampuan siswa dalam melaksanakan proyek, karena
membutuhkan waktu dan biaya yang lebih banyak jika dibandingkan dengan
pembelajaran tradisional.
DAFTAR PUSTAKA
Setiawan,Dwi Candra.2010. Pemberian Model Pembelajaran Project Based
Learning (PBL) pada Mata Pelajaran Biologi untuk Memberdayakan
Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Siswa SMA Kelas X di Malang
terhadap Lingkungan Hidup(Online)(http://karya-ilmiah.um.ac.id
/index.php/biologi/article/view/8301), diakses pada 3 November
2012-11-05
Mahanal, Susriyati. Ericka Darmawan, Duran Corebima, Siti Zubaidah. 2009.
Pengaruh Pembelajaran Project Based Learning (PJBL) pada Materi
Ekosistem terhadap Sikap dan Hasil Belajar Siswa SMAN 2 Malang.
(Onlinw)(http://www.ummetro.ac.id/file_jurnal/1%20Susriyati
%20Univ.Negeri%20Malang.pdf), diakses pada 2 November 2012
Anonim1.2010.PJBL.(online)(http:// repository.upi.edu/ operator/upload/s_bio_
0602382_bab_i.pdf), dikases pada 2 November 2012
Nurohman, Sabar.2010. Pendekatan Project Based Learning Sebagai Upaya
Internalisasi Scientific Method Bagi Siswa Calon Guru Fisika. (online)
(http://staff. uny.ac.id/sites /default/files/132309687/project-based-
learning.pdf), diakses pada 6 November 2012
PENJABARAN SINTAK PEMBELAJARAN DENGAN PROJECT BASED
LEARNING
TAHAP PERAN GURU PERAN SISWA WAKTU
1. Start With the Essential Question
Guru memberikan pertanyaan
esensial (pertanyaan yang dapat
memberi penugasan peserta didik
dalam melakukan suatu aktivitas).
Pertanyaan ini bisa muncul dari
guru ataupun dari siswa atau
kolaborasi antara keduanya
GuruMengambil topik yang
sesuai dengan realitas dunia nyata
dan dimulai dengan sebuah
investigasi mendalam.
Pengajar berusaha agar topik
yang diangkat relefan untuk para
peserta didik
Menyimak pertanyaan
yang disampaikan oleh
esensial guru
Menyampaikan
pertanyaan esensial yang
menjadi idenya.
Pertanyaan esensial
inilah yang akan menjadi
sentral dalam Project
Based Learnin
2. Design a Plan for the Project
Agar tepat dalam mendesain
proyek, maka dilakukan
penggalian informasi yang terkait
dengan pertanyaan. Proses ini
dilakukan melalui bertanya
kepada narasumber, diskusi
dengan guru atau siswa lain,
kajian literatur berupa buku
maupun searching di internet.
Apabila informasi sudah cukup,
maka dengan mudah siswa secara
kolaboratif dapat merancang
suatu proyek.
Guru membuat perencanaan
(berisi tentang aturan main,
Siswa melakukan studi
literature atau bertaya
pada orang yang ahli.
Selanjutnya siswa mulai
merancang proyek
Dengan demikian peserta
didik diharapkan akan
merasa “memiliki” atas
proyek tersebut.
pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab
pertanyaan esensial, dengan cara
mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui
alat dan bahan yang dapat diakses
untuk membantu penyelesaian
proyek)
Perencanaan dilakukan secara
kolaboratif antara pengajar dan
peserta didik. Perencanaan
3. Create a Schedule Guru dapat membimbing siswa
untuk membuat jadwal
Atau jika proyek dilakukan
bersama antara guru dan siswa
maka, pengajar dan peserta didik
secara kolaboratif menyusun
jadwal aktivitas dalam
menyelesaikan proyek.
Aktivitas pada tahap ini antara
lain: membuat timeline untuk
menyelesaikan proyek, (2)
membuat deadline penyelesaian
proyak, (3) membawa peserta
didik agar merencanakan cara
yang baru, (4) membimbing
peserta didik ketika mereka
membuat cara yang tidak
berhubungan dengan proyek, dan
(5) meminta peserta didik untuk
membuat penjelasan (alasan)
tentang pemilihan suatu cara
Pada tahap ini, siswa
membuat jadwal
pelaksanaan proyek
4. Monitor the Students and the Progress of the Project
Pengajar bertanggungjawab untuk
melakukan monitor terhadap
aktivitas peserta didik selama
menyelesaikan proyek.
Monitoring dilakukan dengan
cara menfasilitasi peserta didik
pada setiap proses.
Guru berperan menjadi mentor
bagi aktivitas peserta didik. Agar
mempermudahproses monitoring,
dibuat sebuah rubric yang dapat
merekam keseluruhan aktivitas
yang penting
menjalankan proyek di
bawah monitor guru
5. Assess the Outcome Guru memberikan penilaian.
Penilaian dilaukan pengajar
dalam mengukur ketercapaian
standar, berperan dalam
mengevaluasi kemajuan
masingmasing peserta didik,
memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah
dicapai peserta didik, membantu
pengajar dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya
Selain itu penilaian dilakukan
untuk membantu dalam
mengukur ketercapaian standar
kompetensi, mengetahui
kemajuan masing-masing siswa,
memberi umpan balik tentang
tingkat pemahaman yang sudah
dicapai siswa, dan membantu
Memperhatikan dan
mencatat masukan dari
guru atau dari siswa lain.
guru dalam menyusun strategi
pembelajaran berikutnya.
6. Evaluate the Experience
Pada akhir proses pembelajaran,
guru dan siswa melakukan
refleksi terhadap aktivitas dan
hasil proyek yang sudah
dijalankan.
. Guru dan siswa
mengembangkan diskusi dalam
rangka memperbaiki kinerja
selama proses pembelajaran
sehingga pada akhirnya
ditemukan suatu temuan baru
(new inquiry) untuk menjawab
permasalahan yang diajukan pada
tahap pertama pembelajaran.
Pada tahap ini, siswa
diminta untuk
mengungkapkan
perasaan dan
pengalamanya selama
menyelesaikan proyek
Pada tahap ini terjadi
proses presentasi hasil
proyek dihadapan guru
dan seluruh siswa. Proses
semacam ini dalam
Scientific Method,
disebut sebagai proses
“melaporkan hasil
(publikasi)”.
KRITERIA PENILAIAN MAKALAH MATAKULIAH STRATEGI BELAJAR MENGAJAR
SEMESTER GASAL 2012-2013
No. Elemen SkorMaks
Penilaian
I. Identitas Makalah1 Judul makalah 42 Keperluan ditulisnya makalah 23 Nama penulis makalah 24 Tempat dan waktu penulisan makalah 2
II. Sistematika Makalah5 Makalah terorganisasi dengan baik dan lengkap:
Ada Kata Pengantar dan Daftar Isi/Tabel/Gambar 5 Pendahuluan berisi: latar belakang penulisan makalah, masalah 5 beserta batasannya, dan tujuan penulisan makalah Bagian inti berisi paparan topik-topik bahasan 5 Bagian penutup berisi kesimpulan dan saran 5 Memuat daftar rujukan/pustaka dan lampiran (jika ada) 5
III. Bagian Teks Utama Makalah6 Latar Belakang memaparkan::
Hal-hal yang melandasi perlunya ditulis makalah (secara teoritis maupun praktis), 10
Masalah yang memerlukan pemecahan/penjelasan/pendeskrip- sian /penegasan, 5 Tujuan penulisan makalah 5
7 Topik-topik Bahasan pada bagian inti: Relevan dengan masalah yang dipaparkan pada bagian penda- huluan (isi dan kuantitas) 10 Beragam konsep dieksplor dari banyak sumber (> 5 sumber bu- ku atau artikel) 10 Gambar/diagram/foto yang disertakan sesuai dengan pembahasan 5
8 Penutup memaparkan: Kesimpulan atau penegasan atau ringkasan pembahasan 10 Saran/rekomendasi sehubungan dengan masalah yang dibahas 5
IV. Lain-Lain9 Ketepatan waktu mengumpulkan makalah 5
J u m l a h S k o r M a k s i m a l 100