propen praktikum bioklin revisi
DESCRIPTION
pengaruh glukosa darah terhadap lingkar pinggangTRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN PRAKTIKUM BIOKIMIA KLINIK
1.1 Latar Belakang
Hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi adalah suatu keadaan atau
kondisi yang menunjukkan kadar glukosa dalam plasma darah lebih dari
110mg/dl. Jika kondisi ini dibiarkan terus menerus dapat menyebabkan penyakit
diabetes mellitus (Price and Willson , 2005; Pais et al., 2007)
Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh
gangguan metabolisme karbohidrat akibat defesiensi absolute atau relative insulin,
dengan karateristik hiperglikemik (Ganong,2002).
Menurut laporan WHO, Indonesia menempati urutan ke empat terbesar
dari jumlah penderita diabetes mellitus dengan pravelensi 8,6% dari total
penduduk .Urutan diatasnya yang pertama India,China dan Amerika Serikat dan
WHO memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari 8,4 juta
tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030 (PERKENI, 2011)
Judul : PENGARUH UKURAN LINGKAR PINGGANG TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH MAHASISWA FARMASI UNPAD
Nama/NPM :Septiyani Mustikawati 260110120059
Fifi Fitriawati 260110120060
Atmedi Surendra 260110120061
Putri Arumingtias A 260110120062
Helda P. Purba 260110120063
Meta Zahro Kurnia 260110120064
International Obesity Task Force (IOTF) menyatakan lebih dari 1,7 juta
penduduk dunia yang mengalami peningkatan berat badan berisiko terhadap
diabetes dan kardiovaskular. Orang dengan IMT berlebih memiliki risiko DM
lebih besar dibandingkan risiko penyakit lain . Obesitas yang diukur dari IMT dan
lingkar pinggang (Lp) dikatan sebagai faktor risiko utama berkembangnya
resistensi insulin pada DM tipe 2 . Sekitar 70% penderita diabetes adalah
overweight dan lebih dari 50% pasien dengan obesitas mengalami penurunan
toleransi glukosa (Gill,T,2002)
Ukuran antropometri yang dapat digunakan untuk menentukan obesitas
sentral adalah lingkar pinggang. Lingkar pinggang dikatakan sebagai indeks yang
berguna untuk menentukan obesitas sentral dan komplikasi metabolik yang terkait
(Ford, 2002)
Dengan bertambahnya penderita jumlah penderita sindroma metabolik
maka jumlah penderita obesitas juga bertambah . Obesitas adalah keadaan
ditemukannya lemak dalam tubuh, Obesitas terbagi menjadi 2 yaitu obesitas
general dan obesitas sentral . Penimbunan lemak dalam perut yang dikenal dengan
obesitas sebtral dan obesitas visceral lebih berkaitan dengan kejadian sindroma
metabolik dan penyakit jantung koroner (Lin et.al., 2002)
Seseorang dengan sejarah orangtua diabetes, khususnya pria, lingkar
pinggang dapat mengidentifikasi hiperglikemia lebih baik dari Indeks massa
tubuh.Pada seseorang tanpa riwayat orang tua diabetes, lingkar pinggang dan
indeks massa tubuh sama-sama terkait dengan glukosa puasa plasma. Lingkar
pinggang berkolerasi dengan lemak inta abdominal (Rob, et. al.2001)
Sudah terbukti bahwa Lingkar pinggang dapat mendeteksi obesitas sentral
dan sindroma metabolik dengan ketepatan yang cukup tinggi dibandingkan indeks
massa tubuh (IMT) dan lingkar panggul. Untuk mendeteksi sindroma metabolic
dapat dilakukan pengukuran lingkar pinggang dan kadar trigliserida yang ada di
dalam tubuh. Jika lingkar pingang ≥90 cm dan dikombinasikan dengan kadar
trigliserida plasma puasa>150 mg/dl dapat mendeteksi penderita sindroma
metabolic sebanyak 80% dari 185 pria subjek penelitian. Hal ini imembuktikan
bahwa pemeriksaan lingkar pinggang dapat digunakan sebagai pemeriksaan uji
saring yang mudah, murah dan berguna untuk mendeteksi sindroma metabolic
(Lemieux, et.al. 2000; Lean,1995)
Berdasarkan hal tersebut maka penting untuk mengetahui apakah sindroma
metabolik yang terjadi pada saat sekarang dan bagaimana hubungan antropometri
lingkar pinggang sebagai indikator adanya obesitas sentral dengan komponen
sindroma metabolik lainnya seperti kenaikan glukosa dalam darah.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
permasalahannya adalah apakah kadar glukosa darah mempengaruhi lingkar
pinggang
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kadar glukosa darah
dengan lingkar pinggang
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini dapat diharapkan menjadi sumbangan informasi
dan penambahan keilmuan di bidang Biokimia Klinik mengenai hubungan antara
kadar glukosa darah dengan lingkar pinggang .
1.5 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan desain observasional di laboratorium dengan
pendekatan cross sectional.
1.5.1 Lokasi Penelitian
Laboratorium praktikum Biokimia Klinik pada hari Senin pukul 13.00-
10.00 WIB.
1.5.2 Subjek Penelitian
a. Populasi
Seluruh 32 mahasiswa semester 6 yang mengikuti praktikum
Biokimia Klinik pada hari Senin pukul 13.00-10.00 WIB.
b. Kriteria Inklusi
mahasiswa semester 6 yang mengikuti praktikum Biokimia Klinik
pada hari Senin pukul 13.00-10.00 WIB.
c. Kriteria Ekslusi
Mahasiswa yang menolak untuk pengambilan darah dan mahasiswa
yang sedang
1.5.3 Identitfikasi Variabel Penelitian
Variabel bebas : Lingkar pinggang
Variabel terikat : Kadar glukosa dalam darah
1.5.4 Cara Kerja
apabila peserta uji memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi yang telah
ditentukan dilakukan :
1.5.4.1 Pengambilan Sampel Darah
Sampel darah diambil dari 32 mahasiswa semester 6 yang
mengikuti praktikum Biokimia Klinik pada hari Senin pukul 13.00-10.00
WIB. Pengambilan sampel darah sebanyak 6 mL dilakukan secara Cross
Sectional dari 32 mahasiswa. Mahasiswa dibagi menjadi dua kelompok
yaitu, kelompok 1 adalah mahasiswa yang diambil darahnya setelah
puasa selama 8 jam, dan kelompok 2 adalah mahasiswa yang diambil
sampel darahnya 2 jam setelah makan. Sampel darah diambil oleh
parktisi laboratium Biokimia Klinik dengan jarum suntik, kemudian
darah di masukkan ke dalam tabung dan disimpan dalam lemari
pendingin.
1.5.4.2 Pengukuran Lingkar Pinggang
Semua mahasiswa semester 6 yang mengikuti praktikum
Biokimia Klinik pada hari Senin pukul 13.00-10.00 WIB diukur lingkar
pinggangnya dimana pengukurannya menggunakan pita sentimeter.
Pengukuran lingkar pinggang dilakukan dalam posisi berdiri tegak dan
tenang. Pakaian atau penghalang yang dapat menggangu hasil
pengukuran disingkirkan terlebih dahulu. Letakkan pita pengukur di tepi
atas crista illiaca dextra. Kemudian pita pengukur dilingkarkan ke
sekeliling dinding perut setinggi crista illiaca. Pengukuran lingkar
pinggang tidak boleh terlalu ketat sampai menekan kulit. Lingkar
pinggang dilakukan sebanyak tiga kali. Lingkar pinggang dinyatakan
dalam cm (Ovianti, 2010).
1.5.5 Penentuan Kadar Glukosa
Sampel diperiksa kadar gulanya baik secara fisik maupun secara kimia.
Kadar glukosa darah diukur dengan metode enzimatik dengan pereaksi GOD PAP
(Glucose Oxidase Phenol 4-Aminoantipirin) yang menghasilkan larutan merah
dan absorbansi dibaca dengan spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang
500 nm.
1.5.5.1 Pembuatan Larutan Standar dan Reagen
Larutan standar dibuat dari glukosa 2 mg dalam 100 ml dan
reagen yang digunakan adalah Glucose liquiqolor (GOD PAp) (Baroroh
dkk 2011).
1.5.5.2 Pengambilan Serum Darah
Sampel darah yang sudah diambil, disentrifugasi dan diambil
serum darahnya. Serum darah disentrifugasi selama 15 menit pada
3000rpm. Diambil bagian supernatannya, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung eppendorf. Dapat disimpan selama 7 hari pada suhu 20C-80C pada
lemari pendingin (Baroroh dkk 2011).
1.5.5.3 Pengujian dengan Spektrofotometri
Larutan blanko, larutan standar dan larutan sampel serum
diinkubasi selama 20 menit pada suhu 250C. Disiapkan cuvet untuk larutan
blanko, standar dan sampel, kemudian dihitung absorbansinya pada 500
nm. Pengukuran dilakukan terhadap larutan blanko. Kadar glukosa dari
serum darah dapat ditentukan dengan rumus :
C (mg/dL) = 100
C : kadar glukosa darah dalam mg/dl atau mmol/L
Kadar Normal : <100 mg/dL
(Baroroh dkk 2011).
1.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian akan dimulai pada Bulan maret 2015 sampai Juni 2015. Tempat
pelaksanaan penelitian berada di Laboratorium Biokimia Klinik Gedung D6
Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran
DAFTAR PUSTAKA
Baroroh, Faridah., Aznam, Nurfina., Susanti, Hari. 2011. Uji Efek
Antihiperglikemik Ekstrak Etanol Daun Kacapiring (Gardenia Augusta,
Merr) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar. Universitas Ahmad Dahlan.
Ford, E.S., Giles, W.H., Dietz, W.H. 2002. Prevalance of the Metabolic Syndrome
among US adult. Finding from the Third National Health and Nutrition
Examination Survey. JAMA. 287: 356-359
Ganong, W. F. 2002. Fisiologi Kedokteran. Edisi I. Penerjemah: B.Santoso.
Yogyakarta: Yayasan Essentia Medica. 571-575
Gill,T. (2002). Importance of Preventing Weight gain in Adulthood. Asia Pasific
Journal Clinical Nutrition 11 , pp. 632-636
Gupta R, Gupta VP, Sarna M, Bhatnagar S, Thanvi J, Sharma V, et al. Body-Mass
Index, Waist-Size, Waist-Hip Ratio and Cardiovascular Risk Factors in
Urban Subejcts. J Assoc Physicians Ind 2007;55:621-627.
Lin. W.Y., Lee, W.T., Chen, C.Y., et al.2002. Optimal Cut-off Values for Obesity
; Using simple Anthro[pmetric indees to predict Cardiovascular Risk Factor in
Taiwan. Int J Obes Relat Metab Disord. 26 : 1232-1238
Lean, M.E.J., Han, T.S., Morrison, C.E.1995. Waist Circumference as a Measure
for indicating Need for weight Management. BMJ. 311: 158-161
Lemieux I., Pascot A., Couillard, et al. 2000. Hypertriglycerylceridemic Waist : a
Marker of the Antherogenic Metabolic Triad Men Circulation. 102: 179-184
Oviyanti, P.N. 2010. Hubungan Antara Lingkar Pinggang Dan Rasio Lingkar
Pinggang Panggul Dengan Tekanan Darah Pada Subjek Usia Dewasa.
SKRIPSI. Dapat diakses di : eprints.uns.ac.id/10863/2/Unlock-a_(2).pdf
(diakses pada 15 maret 2015).
PERKENI., 2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Tipe 2 di
Indonesia. Semarang : PB PERKENI
Pais,I.,M.Hallschmid, K. Jauch-Chara, et.al.2007. Mood and cognitive functions
during acute euglycaemia and mild hyperglycaemia in type 2 diabetic patients
Exp.clin. Endicrinol Diabetes 115(1): 42-6
Price, S. A. and Willson, L. M. 2005. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses- proses
Penyakit. Penerjemah : Brahmn U. Edisi VI. Jakarta: EGC. 1259-1271
Rob M.Van ., Jolanda M.A., Edith J.M ,et.al. 2007. Parental History of Diabetes
Modifies the Association Between Abdominal Adiposity and Hyperglycemia.
Diabetes Care 24:1454-1459
Vazquez1, Gabriela., Duval, Sue., R. J, Davidm and Silventoinen, Karri.
Comparison of Body Mass Index, Waist Circumference, and Waist/Hip Ratio
in Predicting Incident Diabetes: A Meta-Analysis. Epidemiol Rev
2007;29:115–128
Yuriska, Anindhita. 2009. Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus
Wistar. Semarang : Universitas Diponegoro