properti aspek kebergunaan pada sistem informasi …
TRANSCRIPT
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
128
PROPERTI ASPEK KEBERGUNAAN PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK DARI PERSPEKTIF TECHNOLOGY ACCEPTANCE
MODEL (TAM)
Adi Kurniawan1, Siti Rochimah
2, Umi Laili Yuhana
3
Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Informasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Email: [email protected], [email protected]
3
ABSTRAK Teknologi yang memiliki fitur yang lengkap akan tidak ada artinya jika tidak ada yang menggunakan. Seringkali Sistem Informasi Akademis dilihat sebagai alat dan diukur berdasarkan kendala teknis, padahal ada faktor-faktor non teknis seperti penyiapan orang, budaya, mekanisme organisasi, dan lain sebagainya. Standardisasi pada aspek kebergunaan suatu perangkat lunak sudah ada seperti ISO 25010 namun untuk aspek kebergunaan pada Sistem Informasi Akademis (SIA) belum ada standardisasi yang bisa dijadikan acuan untuk mengukur. Penelitian ini mencoba melihat properti aspek kebergunaan berdasarkan sudut pandang Technology Acceptance Model (TAM) dengan mengumpulkan data dari 398 responden (mahasiswa) pada perguruan tinggi ITS dan Unair. Properti ini adalah variabel manifest yang mengukur variabel laten yang dalam hal ini adalah aspek kebergunaan. Kelemahan dalam penggunaan TAM yaitu dalam hal akurasi model sehingga diperlukan analisis data Structural Equation Model (SEM). SEM digunakan karena dapat melakukan analisis faktor, regresi dan jalur sekaligus sehingga SEM menawarkan teknik statistika yang memperhitungkan variabel manifest dan variabel laten. Variabel laten yang digunakan adalah perceived of usefulness, perceived of ease of use dan use. Properti aspek kebergunaan yang tidak memenuhi untuk SIA Kata Kunci: Sistem Informasi Akademik, TAM, SEM, Aspek Kebergunaan
ABSTRACT
Properties Aspects Of Use On Academic Information System From Technology Acceptence Model (Tam) Perspective. The technology that has a complete feature will nothing if no one is using. Academic Information System is often seen as a tool and measured by technical problems, but there are factors such as the preparation of the non-technical, cultural, organizational mechanisms, and so forth. Standardization on the usability aspects of an existing software such as ISO 25010, but to aspects of usability on Academic Information Systems (AIS) has been no standardization that could be used as a reference to measure. This study tried to look at the property aspects of usability based on the viewpoint of the Technology Acceptance Model (TAM) by collect data from 398 respondents (students) at colleges ITS and Unair. This property is manifest variables that measure latent variables which in this case is the aspect of usefulness. Weakness in the use of TAM namely in terms of the accuracy of the model so that the necessary data analysis Structural Equation Model (SEM). SEM is used because it can perform factor analysis, regression and path at once so that SEM offers a statistical technique that takes into account variables manifest and latent variables. Latent variables used are perceived of usefulness, perceived of ease of use and use. Properties that do not meet the usability aspect for protection SIA is user error.. Keywords: Academic Information System, TAM, SEM, Usability
1. Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Teknologi yang memiliki fitur
yang lengkap akan tidak ada artinya jika
tidak ada yang menggunakan.
Standardisasi pada aspek kebergunaan
suatu perangkat lunak sudah ada seperti
ISO 25010 namun untuk aspek
kebergunaan pada Sistem Informasi
Akademis (SIA) belum ada standardisasi
yang bisa dijadikan acuan untuk
mengukur.
128
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
129
Pendidikan adalah hal yang penting
bagi masa depan suatu bangsa. Karena
pendidikan dan pelatihan merupakan
syarat penting penciptaan sumber daya
manusia yang kompeten. UUD 1945 pasal
28 dan 31, melindungi warga negara
mendapatkan pendidikan yang bermutu,
kemudian dituangkan dalam UU No
20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Saking pentingnya hingga aturan
MK No 13/PUU-VI I 2008 mewajibkan
Pemerintah Pusat mengalokasikan minimal
20% Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dan Pemerintah Daerah
mengalokasikan minimal 20% Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi (TIK) bagi institusi pendidikan
merupakan peluang yang signifikan untuk
menyediakan layanan pendidikan yang
barmutu dan baik. Layanan yang
disediakan TIK bisa mengurangi biaya dan
meningkatkan keluaran dan hasil. Sistem
informasi akademis merupakan
seperangkat sistem dan aktivitas yang
digunakan guna menata, menggunakan dan
memproses informasi sebagai sumber
dalam organisasi (Murdich, 1982). Sistem
akademis menunjang segala kegiatan yang
berhubungan dengan akademis seperti
pelaporan kegiatan akademis, personal,
distribusi mahasiswa, keuangan,
pendaftaran mata kuliah, yudisium dan
lain-sebagainya.
Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS) Surabaya adalah salah
satu kampus terbaik di Indonesia. Kampus
ITS juga merupakan barometer kampus
teknik di Indonesia Timur. ITS meraih
peringkat ke-5 terbaik dari 22 Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) dalam bidang
pelayanan umum yang dinilai oleh
Direktorat Pembinaan Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (BLU)
Kementerian Keuangan dengan
memperoleh nilai A-Baik. Prestasi ini
didapat sejak menjadi PTN BLU tahun
2008. SIAKAD ITS adalah Sistem
Informasi Akademik ITS. Sistem ini
mengelola kegiatan akademik yang
dimiliki Institut Teknologi Sepuluh
Nopember Surabaya. Sistem ini dibangun
oleh pengembang pihak ketiga pada tahun
2004. Secara rutin, proses operasional dan
pemeliharaan dikelola oleh Lembaga
Pengembangan Teknologi dan Sistem
Informasi (LPTSI ITS).
Universitas Airlangga adalah salah
satu universitas terbaik di Indonesia sering
digunakan sebagai acuan barometer
universitas terutama di Indonesia Timur.
Universitas Airlangga memiliki 13 fakultas
dan 1 program pasca sarjana dan memiliki
127 program studi (prodi) dari berbagai
jenjang, meliputi program akademik,
vokasi dan spesialis.
Pada penelitian sebelumnya sudah
ada yang mencoba melakukan rekayasa
ulang terhadap SIAKAD ITS berdasarkan
kerangka ISO/IEC 9126 (Nurseha, et al.,
2013) (Raharjo, et al., 2013). Pengujian
mereka berfokus pada skala teknis
fungsional di sistem dan masih berupa
purwarupa sehingga belum bisa diketahui
tingkat penerimaan dari pengguna terhadap
sistem baru. ISO/IEC 9126 sekarang sudah
direvisi menjadi ISO/IEC 25010 tahun
2011. Kendala pada sistem informasi
akademis sering kali bukan karena faktor
teknis namun juga faktor non teknis seperti
penyiapan orang, budaya, mekanisme
organisasi, teknis pemeliharaan dan
sebagainya (Indrayani, 2011).
Salah satu model yang dapat
diadopsi untuk mengukuran
kebergunaan/usabilitas dari suatu sistem
adalah Technology Acceptence Model
(TAM) (Davis, 1989). Untuk dapat
mengetahui keputusan pengguna terdapat
faktor yang mempengaruhi antara lain
faktor yang dirasakan
manfaatnya/Perceived Usefulness (PU)
dan faktor yang dirasakan
kemudahannya/Perceive of Ease of Use
(PEOU). Ada kelemahan dalam
penggunaan TAM yaitu dalam hal akurasi
model (Chuttur, 2009). Maka diperlukan
pengukuran data menggunakan Structural
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
130
Equation Model (SEM). Ada beberapa
penelitian (Persico, et al., 2014)
(Hrtonˇová, et al., 2014) yang
menggunakan TAM untuk menilai
kebergunaan namun spesifik pada e-
learning dan belum mencakup sistem
informasi akademik. Sistem informasi
akademik mencakup pendaftaran
mahasiswa baru, pendaftaran perkuliahan,
keuangan, kegiatan belajar mengajar,
wisuda, informasi perkembangan kampus,
informasi alumni dan lain sebagainya.
(Tarhini, et al., 2014) meneliti tentang
sistem informasi akademik mengukur
properti yang mendeskripsikan berupa
jenis kelamin, usia, pengalaman dan
tingkat pendidikan. Penelitian berfokus
pada kegiatan belajar mengajar pada
individu terutama pada peserta didik.
Pada penelitian ini mencoba
mencari properti aspek kebergunaan
berdasarkan sudut pandang Technology
Acceptance Model (TAM), properti ini
adalah variabel manifest yang mengukur
variabel laten yang dalam hal ini adalah
aspek kebergunaan. Kelemahan dalam
penggunaan TAM yaitu dalam hal akurasi
model sehingga diperlukan analisis data
Structural Equation Model (SEM). SEM
digunakan karena dapat melakukan
analisis faktor, regresi dan jalur sekaligus
sehingga SEM menawarkan teknik
statistika yang memperhitungkan variabel
manifest dan variabel laten.
Dengan diketahui properti dari
kemanfaatan pada sistem informasi
akademis, diharapkan dapat mengetahui
tingkat penerimaan pengguna pada sistem
informasi sehingga bisa menjadi bahan
evaluasi untuk mengoptimalkan
produktivitas kegiatan akademis dengan
sistem informasi yang sudah ada. Tujuan
lainnya, memungkinkan terdefinisikan
kebutuhan yang belum terakomodasi untuk
rekomendasi pengembangan selanjutnya
2. Tinjauan Pustaka
2.1 Struktural Equation Model (SEM)
Model persamaan struktural
(Structural Equation Modelling) adalah
salah satu metode multivariat yang
memung-kinkan peneliti untuk menguji
hubungan antara variabel yang kompleks.
SEM merupakan pendekatan terintegrasi
antara analisis faktor, model struktural dan
analisis path (jalur). SEM disebut juga
Model Struktur Kovarian dalam (Hair et
al., 2006). Disisi lain SEM juga
merupakan pendekatan terintegrasi antara
analisis data dengan konstruksi konsep.
Dalam model struktural dikenal dua
variabel, yaitu variabel eksogen dan
variabel endogen. Variabel eksogen adalah
variabel yang nilainya ditentukan diluar
model, seperti variabel bebas dan variabel
instrument. Sedangkan variabel endogen
adalah variabel yang nilainya ditentukan
berdasarkan model, seperti variabel tak
bebas.
2.2 Technology Acceptance Model
Adalah teori dalam Sistem Informasi
dimana user dapat menerima dan
menggunakan suatu teknologi. Model
menunjukkan bahwa ketika pengguna
disajikan teknologi baru, sejumlah faktor
memperngaruhi keputusan mereka tentang
bagaimana dan kapan mereka akan
menggunakannya:
1. Dirasakan manfaatnya/Perceived
Usefulness (PU) – didefinisikan oleh Fred
Davis sebagai “sejauh mana orang percaya
bahwa menggunakan sistem tertentu akan
meningkatkan kinerja atau pekerjaan”
2. Dirasakan kemudahan/Perceive of
Ease of use (PEOU) – Davis
mendefiniskan ini sebagai “sejauh mana
seseorang percaya bahwa menggunakan
sistem tertentu akan bebas dari upaya”
(Davis, 1989).
Awalnya Davis menggunakan sebanyak 14
ukuran (initial scale items) sebagai
indikator yang ada dalam Perceived
Usefulness dan Perceived Ease of Use.
Selanjutnya memulai dengan kajian ke-1
yang merupakan ujicoba awal /studi pra
test yang dilakukan untuk mengetahui
reliabilitas maupun validitas dan
memperoleh hasil berupa 10 macam
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
131
indikator. Mengenai apa saja indikatornya
seperti pada Gambar 1 berikut:
Gambar 1. Pertanyaan Analisis Faktor
(Davis, 1989)
Selanjutnya pada kajian ke-2,
Davis melakukan uji coba prototip atau
model dengan memperkecil indikator
sehingga menjadi lebih baik dan lebih
praktis. Analisis yang dilakukan waktu itu
dengan menghitung Korelasi (antara
Perceived Usefulness, Perceived Ease of
Use, dan Self Reported System Usage)
maupun Analisis Regresi (Effect of
Perceived Usefulness dan Perceived Ease
of Use on Self-Reported Usage). Mengenai
indikator dari persepsi kemudahan
penggunaan dan persepsi kebermanfaatan
seperti pada Gambar 2 berikut:
Gambar 2. Item TAM Analisis Faktor
(Davis, 1989)
Secara umum jika ternyata setelah
dilakukan kajian ternyata faktor
kemudahan terhadap sistem informasi
diketahui tidak ada kemudahan, maka
faktor kebermanfaatan menjadi tidak
nampak pula. Logikanya bagaimana bisa
bermanfaat untuk pengguna kalau sistem
informasinya saja sulit digunakan atau
tidak mudah penggunaannya.
2.3 Kebergunaan (Usabilitas)
Kebergunaan menurut (Nielsen,
1993) sering merujuk pada seberapa baik
pengguna dapat menggunakan
fungsionalitas dari sistem. Berdasarkan
ISO 9126 adalah kemampuan atau
kapabilitas produk perangkat lunak untuk
dipahami, dipelajari, digunakan dan
menarik bagi pengguna, bila digunakan
dalam kondisi tertentu. ISO 25010 tahun
2011, kebergunaan/usabilitas adalah salah
satu dari delapan kategori utama.
Kebergunaan definisi menurut ISO adalah
sejauh mana produk atau sistem dapat
digunakan secara efektif dan efisien
memenuhi kebutuhan untuk mencapai
target yang ditetapkan dalam konteks
tertentu. Aspek kebergunaan berdasarkan
McCall’s Model memiliki dua sub faktor
yaitu Operability dan Training.
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
132
Aspek kebergunaan berdasarkan
ISO/IEC 25010 antara lain
a. Appropriateness recognisability, Sejauh
mana pengguna dapat mengenali
apakah suatu produk atau sistem yang
sesuai untuk kebutuhan mereka;
b. Learnability, sejauh mana suatu produk
atau sistem dapat digunakan oleh
pengguna tertentu untuk mencapai
tujuan tertentu belajar untuk
menggunakan produk atau sistem
dengan efektivitas, efisiensi, kebebasan
dari risiko dan kepuasan dalam konteks
tertentu digunakan;
c. Operability, Sejauh mana suatu produk
atau sistem memiliki atribut yang
membuatnya mudah dioperasikan dan
kontrol;
d. User Error Protection, Sejauh mana
sistem melindungi pengguna terhadap
membuat kesalahan;
e. User Interface Aesthetics, Sejauh mana
user interface memungkinkan interaksi
menyenangkan dan memuaskan bagi
pengguna.
f. Accessibility, Sejauh mana suatu
produk atau sistem dapat digunakan
oleh orang-orang dengan cakupan
terluas baik karakteristik maupun
kemampuan untuk mencapai suatu
tujuan tertentu dalam konteks tertentu
yang digunakan.
3. Metode Penelitian
Bahan dan Peralatan yang
digunakan dalam penelitian :
Bahan : Model TAM
Peralatan : Kuesioner, SPSS, Excel
dan Amos
Skema langkah-langah rancangan
penelitian di gambarkan pada Gambar 3,
Langkah-langkah yang dilakukan antara
lain:
1. Pengembangan Model Teoritis
Penelaahan topik penelitian secara
mendalam dan hubungan antara variabel-
variabel yang akan dihipotesiskan harus
didukung oleh justifikasi teori yang kuat.
Properti penelitian ini merupakan variabel
manifest yang didapat dari TAM pada
Gambar 3. Variabel laten terdiri dari PU,
PEOU dan Use. Pernyataan dalam
hubungan antar variabel dalam model
harus memenuhi syarat kausalitas. Tiga
syarat kausalitas adalah:
a. Antara dua variabel sama-sama
berubah nilainya. Dengan kata lain,
ada kovarian ataupun korelasi antara
satu dengan lainnya. Namun demikian
variabel ini tidak cukup bilamana
ternyata ada variabel ketiga yang
menjadi penyebab keduanya.
Misalnya tingkat penggunaan pada
fitur tertentu berkurang karena ada
perubahan kebijakan atau kurikulum;
b. Penyebab terjadinya dahulu (dari
aspek waktu) dibandingkan dengan
disebabkan. Syarat ini tampak jelas
dipengaruhi oleh pandangan-
pandangan positif. Misalnya pengguna
SIA khawatir jika data yang disimpan
hilang. Karena sebelumnya ada kasus
kehilangan data atau karena listrik
yang sering padam;
c. Harus menghilangkan kemungkinan
faktor-faktor lain sebagai penyebab
perubahan variabel dependen
(misalnya Y). Syarat ini cukup sulit
untuk dipenuhi, karena kenyataannya
di dunia ada banyak sekali variabel
yang saling mempengaruhi.
Gambar 3 Model TAM yang dijadikan Acuan
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
133
2. Pengembangan Diagram Alur
Setelah memastikan hubungan sebab
akibat pada tahap pertama, langkah
selanjutnya adalah menyusun diagram jalur
untuk hubungan-hubungan tersebut. Ada dua
hal yang perlu dilakukan yaitu menyusun
model struktural yaitu menghubungkan antar
variabel laten baik endogen maupun eksogen
dan menyusun measurement model yaitu
menghubungkan variabel laten endogen atau
eksogen dengan variabel manifest.
3. Uji Reliabilitas Kuisioner
Pada tahap ini, instrumen kuisioner
akan di uji reliabilitasnya menggunakan
Keiser-mayer-olkin (KMO) dan Cronbach’s
alpha dengan jumlah responden sebanyak 30
orang di dua kampus ITS dan Unair secara
acak.
4. Distribusi Kuisioner
Pada tahap ini, kuisioner akan di
distribusikan ke dua kampus ITS dan Unair
dengan jumlah partisipan sebanyak 398 orang.
5. Memilih Matriks Input dan Jenis
Estimasi
Model persamaan struktural
diformulasikan dengan menggunakan input
matriks varian/kovarian. Estimasi modelnya
menggunakan estimasi Maximum Likelihood
(MLE).
6. Model Teridentifikasi
Dalam satu model bisa jadi memiliki
banyak solusi, sehingga pada tahapan ini
dipilih solusi yang sesuai. Karena model dapat
dikatakan baik jika memiliki satu solusi untuk
satu estimasi parameter. Cara melihat model
estimasi meliputi :
a. Adanya nilai standar error yang besar untuk
satu atau lebih koefisien
b. Nilai estimasi tidak mungkin, misalnya
varian error yang bernilai negatif
c. Adanya nilai korelasi yang tinggi (>0.90)
antar koefisien estimasi.
b. Sehingga nantinya muncul identifikasi
model unidentified (parameter tidak dapat
di estimasi), model just identified, dan
model over identified (solusi lebih dari
satu). Hasil yang diharapkan adalah model
just identified.
7. Model Memenuhi Kriteria GOF
Good of Fitness (GOF) adalah menilai
apakah data yang akan diolah memenuhi
asumsi persamaan struktural. Ada tiga asumsi
dasar yang harus dipenuhi untuk dapat
menggunakan SEM yaitu:
a. Observasi data independen
b. Responden diambil secara acak
c. Memiliki hubungan linier.
Pada bagian ini juga terjadi pengujian
apakah hipotesis tersebut diterima atau tidak.
Ukuran goodness-of-Fit antara lain, Goodness
of Fit Indeks (GFI), root mean square error of
approximation (RMSEA), Adjusted goodness
of fit (AGFI) dan Tucker-Lewis Indeks (TLI).
8. Intepretasi dan Modifikasi Model
Saat model sudah dinyatakan diterima,
maka peneliti dapat mempertimbangkan
dilakukannya modifikasi model untuk
memperbaiki penjelasan teoritis atau goodness
of fit. Modifikasi dari model awal harus
dilakukan setelah dikaji banyak
pertimbangaan. Jika model dimodifikasi, maka
model tersebut harus diestimasi dengan data
terpisah sebelum model modifikasi diterima.
4. Analisis dan Pembahasan
4.1 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini ada instrumen
penelitian kuesioner. Kuesioner dibuat
menggunakan skala likert 5. Dalam kuisioner
terdapat 3 variabel laten yaitu perceived ease
of use, perceived usefulness dan actual use.
Ketiga variabel tersebut memiliki indikator
masing-masing dan masing-masing indikator
tersebut sebagaimana terdapat pada Tabel 1.
Tiap instrumen atau indikator dari
perceived ease of use dan perceived usefulness
merepresentasikan sub karakteristik dari aspek
kebergunaan / usability. Aspek kebergunaan
kualitas sistem informasi akademik (Academic
Information System Quality Instruments /
AISQI) merujuk pada ISO 25010 (Yuhana, et
al., 2014). Matrik dari sub karakteristik aspek
kebergunaan dengan indikator TAM di
tampilkan pada Tabel 2.
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
134
Tabel 1 Instrumen Penelitian No Indikator Pernyataan Keterangan/Dimensi
Indikator
Referensi
Variabel Konstruk Perceived ease of use
1 PEOU1 Saya merasa mudah belajar
mengoperasionalkan Sistem Informasi
Akademis
Ease to learning (Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
2 PEOU2 Saya merasa mudah untuk melakukan apa
yang saya ingin lakukan terkait administrasi
perkuliahan
Controllable (Davis,
1989)
3 PEOU3 Saya mudah mengerti dan jelas dalam
berinteraksi dengan sistem.
Clear and
Understandable
(Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
4 PEOU4 Saya merasa sistem informasi akademik
membuat saya fleksibel dari sisi waktu untuk
mengurus administrasi perkuliahan
Flexible in Time (Davis,
1989)
5 PEOU5 Saya merasa sistem informasi akademik
membuat saya fleksibel dari sisi tempat
untuk mengurus administrasi perkuliahan.
Flexible in Place (Davis,
1989)
6 PEOU6 Saya merasa sistem informasi akademik
memberi saya fleksibilitas dalam memilih
menu yang saya butuhkan
Flexible to Choose (Davis,
1989)
7 PEOU7 Saya merasa sistem informasi akademik
memiliki struktur layout yang
mempermudah untuk dioperasikan.
Easy to use (Davis,
1989)
8 PEOU8 Saya merasa terampil dalam menggunakan
sistem informasi akademik.
Easy to become
skillfull
(Davis,
1989)
9 PEOU9 Saya mendapatkan notifikasi jika melakukan
kesalahan dalam mengisi format pengisian
Clear and
Understandable
(Delone, et
al., 2003)
Variabel Konstruk Perceived Usefulness
10 PU1 Saya dapat mengurangi waktu dalam
mengurus administrasi pendaftaran
matakuliah
Work more quickly (Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
11 PU2 Saya terbantukan memilih matakuliah dari
jadwal matakuliah yang disediakan
Useful (Davis,
1989)
12 PU3 Saya dapat mengurangi waktu dalam
mengurus administrasi penggantian
matakuliah
Work more quickly (Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
13 PU4 Saya dapat mengurangi waktu dalam
mengurus adminstrasi jikalau menge”drop”
matakuliah
Work more quickly (Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
14 PU5 Saya terbantukan perkuliahan dari adanya
jadwal kuliah
Useful (Davis,
1989)
15 PU6 Saya dapat melihat nilai perkuliahan termasuk
IPK dan IPS dengan lebih cepat
Work more quickly (Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
16 PU7 Saya dapat melakukan banyak hal terkait
administrasi perkuliahan di dalam satu
website
Enhance effectiveness (Davis,
1989)
(Delone, et
al., 2003)
17 PU8 Dengan menggunakan sistem informasi Improve job (Davis,
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
135
No Indikator Pernyataan Keterangan/Dimensi
Indikator
Referensi
akademik, proses administrasi perkuliahan
saya akan menjadi lebih mudah
performance 1989),
(Delone, et
al., 2003)
18 PU9 Saya merasa dengan menggunakan sistem
informasi akademik, saya dapat membantu
keberhasilan proses administrasi perkuliahan
saya
Improve job
performance
(Davis,
1989),
(Delone, et
al., 2003)
Variabel Konstruk Actual Use / Use
19 AU1 Menggunakan Sistem Informasi Akademik
adalah ide yang bagus
Attitude Toward
Using
(Davis,
1989),
(Morris, et
al., 1997)
20 AU2 Menggunakan Sistem Informasi Akademis
adalah ide yang bijak
Attitude Toward
Using
(Davis,
1989),
(Morris, et
al., 1997)
21 AU3 Saya suka ide untuk menggunakan Sistem
Informasi Akademis
Attitude Toward
Using
(Davis,
1989),
(Morris, et
al., 1997)
22 AU4 Menggunakan Sistem Informasi Akademis
menyenangkan
Attitude Toward
Using
(Davis,
1989),
(Morris, et
al., 1997)
23 AU5 Jika dalam kondisi sukarela (atau tidak ada
paksaan), Saya berniat menggunakan Sistem
Informasi Akademis di sisa semester sekarang
Behavioral Intention (Davis,
1989),
(Morris, et
al., 1997),
(Lin, 2007)
24 AU6 Saya sering menggunakan Sistem Informasi
Akademis per semester
Visit often (Delone, et
al., 2003)
Tabel 2 Matrik Aspek Kebergunaan dan Indikator TAM Indikator ISO 25010 Penjelasan
PEOU2, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan untuk melakukan terkait sistem
informasi akademik
PU1, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam mengurus
administrasi matakuliah.
PU2, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk memilih
matakuliah
PU3, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mengganti
matakuliah
PU4, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan dalam mengurus
administrasi ketika men”drop” matakuliah
PU5, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan dalam mengelola jadwal kuliah
PU6, Appropriateness Recognisability Jumlah waktu yang dibutuhkan untuk mendapatkan
akses IPK dan IPS
PU7, Appropriateness Recognisability Tingkat efektivitas dlm pengelolaan satu halaman
web
PU8, Appropriateness Recognisability Tingkat kemudahan dalam proses administrasi
perkuliahan.
PU9 Appropriateness Recognisability Tingkat efektivitas dalam membantu keberhasilan
proses administrasi perkuliahan.
PEOU1, Learnability Tingkat kemudahan dalam belajar mengoperasikan
sistem informasi akademik
PEOU3 Learnability Tingkat kemudahan untuk memahami dengan
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
136
Indikator ISO 25010 Penjelasan
berinterksi dengan sistem
PEOU8 Operability Tingkat kemudahaan untuk menjadi terampil
dalam mengoperasikan.
PEOU9 User error protection Tingkat perlindungan terhadap error yang
dilakukan oleh user
PEOU7 User Interface Aesthetics Tingkat ergonomis struktur layout
PEOU4, Accessibility Tingkat fleksibilitas dalam waktu
PEOU5 Accessibility Tingkat fleksibilitas dalam tempat
PEOU6, User Interface Aesthetics Tingkat fleksibilitas dalam memilih menu
Sub faktor karakteristik dari aspek kebergunaan ini
nanti dilihat seberapa pengaruhnya dalam sistem
informasi akademik.
4.2 Kerangka Konspetual dengan Hipotesis dan
Indikator
Hasil dari kerangka konseptual beserta hipotesis dan
indikatornya seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Kerangka Konseptual Model
Lengkap
4.3 Indentifikasi Model
Hasil output dari SPSS Amos dari
model SEM. Berdasarkan output analisis
diperoleh bahwa model kebergunaan adalah
overidentified, dapat dijelaskan bahwa nilai
derajat kebebasan/degree of freedom adalah
272, berarti nilainya positif. Derajat kebebasan
yang lebih besar dari nol maka model tersebut
overidentified, sehingga model dapat
diidentifikasi estimasinya.
Hasil goodness of fit seperti terlihat
pada Chi-Square adalah 658.109, dengan derajat
kebebasan 49 dan nilai probabilitasntya sangat
kecil mendekati 0.000 yang menunjukkan nilai
chi-square tabel sebesar 311.4672. Hal ini
berarti model yang dihipotesis telah cocok
dengan data observasi.
Hasil ringkasan nilai validasi
pengukuran model aspek kebergunaan sistem
informasi akademik di lihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Nilai Validasi Model Fit
Pengukuran Batasan
Model Fit
Keluaran Keterangan
GFI
(Goodness
of Fit Index)
≥ 0.9
mendekati
1
0.848 cukup
AGFI
(Adjusted
Goodness of
Fit Index)
≥ 0.9
mendekati
1
0.815 cukup
RMSEA
(Root Mean
Square
Error of
Approximati
on)
0.05 ≤ x
≤0.08
0.076 Baik
Hoelter ≤ 200 144 Baik
Berdasarkan Tabel 4. maka bisa
dikatakan bahwa model sudah bisa dibilang fit
karena RMSEA memiliki nilai 0.75 yang berada
di rentang ideal, Hoelter bernilai 144 dibawah
rentang 200, meski nilai AGFI dan GFI masih
belum diatas 0.9, namun sudah cukup untuk
mendekati angka 1 yang diharapkan
4.4 Intepretasi Hasil
Pada tahap ini, akan dinyatakan
hipotesis diterima atau tidak. Indikator mana
yang signifikan dan ada tidak korelasinya.
Analisis regression weight mengukur dua entitas
memiliki hubungan signifikan atau tidak.
Analisis ini juga dapat menguji hipotesis
diterima atau tidak. Kemudian jika signifikan
bisa dilihat ke keluar an standardized regression
weight. Analisis ini mengukur ada tidaknya
korelasi antar entitas.
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
137
Tabel 4. Regression Weight / Hasil Pengujian
Kausalitas
Estimate S.E. C.R. P Keterangan
PU <--- PEOU 1.213 .166 7.287 *** Signifikan H1 diterima
USE <--- PU .541 .077 7.023 *** Signifikan H2 diterima
USE <--- PEOU .496 .130 3.829 *** Signifikan H3 diterima
Dari nilai P pada seluruh entitas
bernilai ***, nilai ini berarti sangat kecil sekali
mendekati angka nol. Nilai signifikan jika P
kurang dari 0.05. Pada variabel konstruk
PEOU terhadap variabel konstruk PU memiliki
nilai P kurang dari 0.05 maka hubungan antar
entitas signifikan. Hipotesis 1 diterima
sehingga Perceived ease of use berpengaruh
positif dan signifikan terhadap perceived
usefulness. Pengaruh positif ini memberikan
makna bahwa semakin baik persepsi pengguna
tentang kemudahan (perceived ease of use)
yang terbentuk maka semakin baik pula
persepsi pengguna tentang kemanfaatannya.
(perceived usefullness). Pada variabel konstruk
PU terhadap variabel konstruk USE memiliki
nilai P kurang dari 0.05 maka hubungan antar
entitas signifikan. Hipotesis 2 diterima,
sehingga Perceived usefulness berpengaruh
positif dan signifikan terhadap use. Pengaruh
positif ini memberikan makna bahwa semakin
baik persepsi pengguna persepsi pengguna
tentang kemanfaatan (perceived usefulness)
maka semakin baik pula penggunaannya (use).
Pada variabel konstruk PEOU terhadap
variabel konstruk USE memiliki nilai P kurang
dari 0.05 maka hubungan antar entitas
signifikan. Hipotesis 3 diterima, sehingga
Perceived ease of use berpengaruh positif dan
signifikan terhadap use. Pengaruh positif ini
memberikan makna bawah semakin baik
persepsi pengguna tentang kemudahan
(perceived ease of use) maka semakin baik
pula penggunaannya (use).
Pada tabel selanjutnya adalah
mengecek seberapa dekat hubungan antar
entitas satu dengan entitas satunya dalan
konteks ini adalah hubungan indikator/variabel
manifest pada PEOU dan PU terhadap variabel
laten.
Pada beberapa literatur ada yang
memberi batasan factor loading nilai cut off
nya adalah 0.5 dan ada literatur yang
menyebutkan nilai cut off dari factor loading
adalah 0.7 (Santoso, 2014). Pada kasus ini
batasan dari factor loading adalah minimal 0.5
dan disebut baik jika nilainya diatas 0.7.
Berdasarkan Tabel 5. nilai factor
loading indikator yang tidak memenuhi adalah
PEOU9 dengan nilai 0.39 dibawah 0.5. Nilai
yang korelasi paling tinggi adalah PU8 dengan
nilai factor loading sebesar 0.769.
Nilai faktor kebergunaan jika lihat
berdasarkan Tabel 2 nilai PEOU9
merepresentasikan user error protection, yang
berarti sejauh mana sistem melindungi
pengguna terhadap kesalahan. Faktor ini tidak
merepresentasikan sebagai kualitas Sistem
Informasi Akademik atau ada tidaknya tidak
memepengaruhi aspek kebergunaan pada
pengguna.
Sub karakteristik dari aspek kebergunaan yang
dapat mewakili dan merepresentasikan adalah :
1. Approriateness recognisability (ketepatan
mengenali) dengan nilai rata-rata 0.6618,
nilai tertinggi ada pada PU8 dengan nilai
0.769, PU8 yang berarti user merasa lebih
mudah dengan adanya sistem informasi
akademik untuk proses administrasi
perkuliahan dan nilai terendah pada PU5
dengan nilai 0.548. yaitu pengguna
terbantukan perkuliahan dengan adanya
jadwal kuliah.
2. Learnability (kemudahan untuk belajar),
dengan nilai rata rata sebesar 0.6425, nilai
tertinggi pada PEOU 1 sebesar 0.6425,
pengguna merasa mudah belajar
mengoperasionalkan Siakad. Nilai
terendah pada PEOU 3 sebesar 0.635
yang berarti pengguna merasa mudah
melakukan apa yang ingin lakukan terkait
administrasi perkuliahan.
3. Operability (kemampuan untuk
mengoperasikan), bernilai 0.609 yang
berarti pengguna merasa terampil dalam
menggunakan sistem informasi akademik.
4. User interface aesthetics (interaksi
tampilan antarmuka) bernilai 0.6625,
dengan nilai tertinggi PEOU6 sebesar
0.699 yaitu pengguna merasa fleksibel
dalam memilih menu yang dibutuhkan.
Jurnal Inspiraton, Volume 6, Nomor 2, Desember 2016: 128 - 139
138
Dan memiliki struktur layout yang mudah
untuk dioperasikan.
5. Accessibility (sejauh mana mengakses
untuk tujuan dalam konteks tertentu).
Bernilai 0.692 dengan nilai PEOU4
sebesar 0.717 berarti pengguna merasa
sistem infomrasi akademik membuat
mereka fleksibel dari sisi waktu.
Kemudian PEOU5 sebesar 0.667 berarti
pengguna merasa fleksibel dari sisi
tempat.
Sub karakteristik user error protection
(melindungi pengguna dari kesalahan) dari
aspek kebergunaan kurang dapat mewakili
Sistem Informasi Akademik.
5. Kesimpulan dan Saran
Berdasarkan hasil analisis data, kesimpulan
penelitian ini dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Mapping variabel yang bisa di mapping
cuman dua variabel yaitu Perceived of
Usefulness (PU) dan Perceived Ease of
Use (PEOU).
2. Variabel PEOU dalam sub karakteristik
aspek kebergunaan antara lain
appropriateness recognisability,
learnability, operability, user error
protection, accessibility dan user interface
aesthetics.
3. Variabel PU masuk ke sub karaktersitik
aspek kebergunaan antara lain
appropriateness recognisability.
4. Dari hasil outer analisis ternyata dari
variabel sub karakteristik ISO 25010 ada
satu variabel PEOU 9 yaitu user error
protection yang tidak dapat digunakan
sebagai indikator aspek kebergunaan
dalam TAM SIA.
5. Hipotesis H1, H2 dan H3 diterima semua
sehingga SIA relevan menggunakan
TAM.
6. Secara deskriptif nilai kriterium dari nilai
dari variabel laten PU, PEOU dan Use,
pengguna merasa setuju bahwa Sistem
Informasi Akademik mempunyai nilai
positif bagi mereka dilihat dari nilainya
semua diatas 75%, yang paling utama
adalah pengguna merasa manfaatnya
dilihat dari nilai rata-rata Use paling
tinggi yaitu 78.76%., dikarenakan SIA
adalah satu-satunya sistem informasi yang
dipakai dalam perguruan tinggi tersebut
dan tidak ada pilihan lain.
Saran
Beberapa usulan atau saran untuk penelitian
selanjutnya antara lain :
1. Melihat sistem informasi akademik dari
sudut pandang berbeda, tidak hanya
mahasiswa tetapi juga seperti pengembang
(developer), tenaga pengajar dan operator.
Aktor yang berbeda akan muncul indikator
atau variabel manifest yang berbeda dengan
aktor lainnya.
2. Perlu pengkajian lebih dalam mengapa user
error protection dari aspek kebergunaan
tidak mewakili Sistem Informasi
Daftar Pustaka
Bevan N International standards for HCI and
usability. International Journal of
Human-Computer Studies, [Jurnal]. -
2001.
Boomsma A The Robustness of Maximum
likelihood estimation in structural
equation models [Buku]. - New York :
Cambridge University Press, 1987.
Chuttur Mohammad Overview of the
Technology Acceptence Model: Origins,
Developments and Future Directions. -
Indiana University, USA : Sprouts ;
Sprouts, 2009.
Davis F. D. Perceived usefulness, perceived
ease of use, and user acceptance of
information technology [Jurnal] // MIS
Quarterly. - 1989. - 13 : Vol. 3. - hal.
319-340.
Dhillon B. S. System Reliability Safety and
Usability [Buku]. - US : CRC Press,
2013.
Etin Indrayani Management of Academic
Information System (AIS) at Higher
Education in The City Of Bandung
[Konferensi] // Procedia - Social and
Behavioral Sciences, proceeding in 13th
International Educational Technology
Conference. - [s.l.] : Elsevier, 2013. -
Vol. 103.
Gahtani S.A. The Applicability of TAM
Outside North America: an Empirical
Test in United Kingdom [Jurnal]. - UK :
Information Resource Management
Journal, 2001.
Ghozali Imam dan Fuad Structural Equation
Model - Teori, Konsep dan Aplikasi
dengan Program LISREL 8.8.0 [Buku].
- Semarang : Badan Penerbit Universitas
Diponegoro, 2012. - Vol. III.
Kurniawan, Properti Aspek Kebergunaan Pada Sistem Informasi Akademik Dari Perspektif Technology Acceptance Model (TAM)
139
H.-d. Yang Y. Yoo It’s all about attitude:
revisiting the technology acceptance
model, Decision Support Systems
[Buku]. - 2004.
Hair J.F., Bond M.H. dan Luk C.L.
Multivariate Data Analysis [Buku]. -
UK : Prentice Hall International, 1998. -
Vol. V.
Hrtonˇová Nina [et al.] Factors influencing
acceptance of e-learning by teachers in
the Czech [Jurnal] // Computers in
Human Behavior. - 2014.
Indrayani Etin Pengelolaan Sistem Informasi
Akademik Perguruan Tinggi Berbasis
Teknologi Informasi Dan Komunikasi
(TIK) [Jurnal] // Jurnal Penelitian
Pendidikan . - 2011. - 1 : Vol. 12. - hal.
51-67.
Jogiyanto Sistem Informasi Keperilakuan
[Buku]. - Yogyakarta : Andi
Yogyakarta, 2007.
Murdich R.G., and Joel, R Information System
for Modern Management 2nd Edition
[Buku]. - New Delhi : Prentice Hall,
1982.
Nielsen J Usability Engineering [Buku]. - San
Franscisco : Morgan Kaufmann, 1993.
Nurseha Yenita Dewi, Yuhana Umi Laili dan
Akbar Rizky Januar Rekayasa Ulang
Modul Penilaian Sistem Informasi
Akademik ITS Berdasarkan
Karakteristik Fungsionalitas Model
Kualitas ISO/IEC 9126 [Buku]. -
Surabaya : ITS, 2013.
Persico Donatella, Manca Stefania dan Pozzi
Francesca Adapting the Technology
Acceptance Model to evaluate the
innovative potential of e-learning
systems [Jurnal] // Computers in Human
Behavior. - 2014. - Vol. 30. - hal. 614-
622.
Ping R.A. A parsimonious estimation
technique for interaction and quadratic
latent variable [Jurnal]. - [s.l.] :
American Marketing Association, 1995.
- 3 : Vol. 32.
Raharjo Agus Budi, Yuhana Umi Laili dan
Rochimah Siti Rekayasa Ulang Sim
Akademik ITS Berdasarkan
Karakteristik Pemeliharaan
Menggunakan Model Kualitas ISO/IEC
9126 [Buku]. - Surabaya : ITS, 2013.
Riduwan Belajar Mudah Penelitian Untuk
Guru, Karyawan dan Peneliti Pemula
[Buku]. - Bandung : Alfabeta, 2005.
Roy Sharmistha, Pattnaik Prasant Kumar dan
Mall Rajib A quantitative approach to
evaluate usability of academic websites
based on human perception [Jurnal]. -
Cairo : Elsevier, 2014. - Vol. 15.
Santoso Singgih Konsep Dasar dan Aplikasi
SEM dengan AMOS 22 [Buku]. -
Jakarta : Elex Media Kompetindo, 2014.
Sekaran Uma Metode Penelitian Bisnis
[Buku]. - Jakarta : Salemba Empat,
2006.
Shackel B The concept of usability [Buku]. -
Englewood Cliffs : Prentice-Hall, 1984.
Sugiyono Metode Penelitian Kualitatif [Buku].
- Bandung : Alfabeta, 2005.
Suharsimi Arikunto Prosedur Penelitian :
Suatu Pendekatan Praktis [Buku]. -
Jakarta : Rineka Cipta, 2010.
Tarhini Ali, Hone Kate dan Liu Xiaohui The
effects of individual differences on e-
learning users’ behaviour in developing
countries: A structural equation model
[Jurnal]. - [s.l.] : elsevier, 2014. - Vol.
41.
Venkatesh V dan Davis Fred D. A Model of
Antecendents of Perceived Ease of Use:
Development and Test. [Jurnal]. - USA :
Decision Sciences, 1996. - 3 : Vol. 27.
Wallace Linda G dan Sheetz Steven d The
adoption of software measures: A
technology acceptance model (TAM)
perspective [Jurnal]. - [s.l.] : Elsevier
B.V, 2014. - 51 : Vol. Information &
Management.
Whitten J.L., Bentley, L.D. & Dittman, K.C
Systems Analysis and Design Methods
[Buku]. - New York : McGraw Hill Inc,
2004.
Yuhana Umi Laili, Raharjo Agus Budi dan
Rochimah Siti Academic Information
System Quality Measurement Using
Quality Instrument : A Proposed Model
[Konferensi] // International Conference
on Data and Software Engineering. -
[s.l.] : IEEE, 2014.