proposal dosen pemula
DESCRIPTION
Halte,perintis kemerdekaan,TDM,makassarTRANSCRIPT
KODE/NAMA RUMPUN ILMU : 421/TEKNIK SIPIL
HALAMAN JUDUL
USULANPENELITIAN DOSEN PEMULA
PEMETAAN HALTE BUS DI JALAN PERINTIS
KEMERDEKAAN KOTA MAKASSAR DENGAN
QUANTUM GIS
PENGUSUL
VITA FAJRIANI RIDWAN, ST. MT
PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNGJURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANGJANUARI 2015
HALAMAN PENGESAHANPENELITIAN DOSEN PEMULA
Judul Penelitian : Pemetaan Halte Bus di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar dengan Quantum GIS
Kode/Nama Rumpun Ilmu : 421/TEKNIK SIPIL
Ketua Peneliti: a. Nama Lengkap : Vita Fajriani Ridwan, ST., MT.b. NIDN : c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli d. Program Studi : Konstruksi Gedunge. Nomor HP : f. Alamat surel (e-mail) : g. Lama Penelitian : 8 bulan h. Biaya Penelitian : Rp.2.500.000
Makassar, 27 Januari 2015
Mengetahui, Ketua Jurusan Peneliti,
(Ir. Andi Erdiansa, MT) (Vita Fajriani Ridwan, ST., MT.) 196209261990031001 198203232008122002
Menyetujui, Deriktur/Pembantu Direktur I PNUP Ka. UPPM PNUP,
Tanda tangan ( Nama Lengkap ) (Ir. Syaharuddin Rasyid, M.T) NIP/NIK NIP 196801051994031001
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................ii
DAFTAR ISI ...........................................................................iii
RINGKASAN ...........................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
E. Batasan Masalah ......................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TDM ................................................................ 4
B. Quantum GIS ............................................................... 7
BAB III METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian ....................................................... 9
B. Data dan Alat ............................... 9
C. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................10
D. Prosedur Penelitian .................................................................. 10
BAB IV JADWAL PENELITIAN ................................................................ 12
iii
A. Anggaran Biaya ....................................................... 12
B. Jadwal Penelitian ............................... 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
iv
RINGKASAN
Jalan Perintis Kemerdekaan sebagai salah satu jalan arteri berperan penting sebagai jalur akses kawasan sub urban Makassar dengan kawasan CBD Makassar, begitupun dalam lingkup wilayah Maminasata. Dalam perencanaan bus way Jalan Perintis Kemerdekaan adalah jalur yang akan dilalui jaringan bus way. Bus way sebagai angkutan massal berbasis BRT adalah salah satu strategi dari konsep TDM, yang keberhasilan perencanannya tergantung dari integrasi infrastruktur bus way itu sendiri, termasuk posisi dari transit stop itu. Dalam perencanaan di DED BRT Kota Makassar terletak posisi transit stop dari BRT, termasuk di Jalan Perintis Kemerdekaan dimana posisi transit stop itu berbeda dengan posisi halte eksisting yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan. Perencanaan halte dan transit stop pada dasarnya mempertimbangkan hal yang sama, karena karakter keduanya sama, sehingga jika terjadi perbedaan posisi akan memunculkan sebuah pertanyaan apakah posisi halte-halte yang ada sebelumnya tidak sesuai kriteria sebuah transit stop? Untuk menjawab pertanyaan itu, hal pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pemetaan posisi dan kondisi eksisting halte-halte di Jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga dari mengetahui posisi dan kondisi halte eksisting yang ada, dapat dilakukan penelitian selanjutnya berupa analisis posisi halte itu sendiri dari beberapa parameter yang ada.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makassar Menuju Kota Dunia adalah jargon yang berusaha dilekatkan
pada Kota Makassar beberpa tahun belakangan ini. Dan bayangan akan kota dunia
kebanyakan adalah kota yang maju, modern, nyaman, asri, dan dikelilingi gedung-
gedung pencakar langit yang tinggi menjulang ke angkasa. Jargon ini disambut
beragam oleh mayaraakat hingga kaum intelektual, tak banyak yang mendukung,
namun tak kurang juga yang pesimis, dengan alasan faktual Makassar terkini yang
jauh dari kesan kota yang nyaman untuk warganya, apalagi jika ingin menjadi
Kota Dunia. Sementara yang mendukung, lebig kepada menarik romantisme
sejarah Kota Makassar yang berjuluk Anging Mamiri pada abad XVI, di masa
pemerintahan Raja Gowa ke 9, Makassar sebenarnya sudah menjadi kota yang
nyaman dan dihuni banyak orang dari berbagai negara di dunia. Saat itu Makassar
terletak di sisi bandar pelabuhan yang ramai, bahkan beberapa negara membuka
kantor dagang mereka di kota ini.
Perkembangan suatu kota sangat dipengaruhi oleh perkembangan system
transportasi di kota tersebut. Suatu sistem haruslah berjalan baik sepanjang waktu.
Makin meningkatnya kegiatan penduduk suatu daerah, maka makin meningkat
pula pergerakan manusia, barang dan jasa sehingga kebutuhan akan jasa
transportasi akan meningkat pula. Karena itu pemenuhan kebutuhan transportasi
perlu terus ditingkatkan untuk menunjang pergerakan manusia, barang maupun
jasa.
Kota yang baik dapat ditandai antara lain dengan melihat kondisi
transportasinya. Sektor transportasi harus mampu memberikan kemudahan bagi
seluruh masyarakat dalam segala kegiatannya di semua lokasi yang berbeda dan
tersebar dengan karakteristik fisik yang berbeda pula. Dengan kata lain, setiap
wilayah kota harus dapat dijangkau oleh system pelayanan angkutan umum yang
ada, untuk itu kebutuhan transportasi harus seimbang dengan penyediaan
2
prasarana dan didukung oleh sistem jaringan jalan dengan tingkat pelayanan yang
memadai.
Kota Makassar sebagai ibu kota propinsi Sulawesi Selatan dan kota inti
Kawasan Metropolitan Mamminasata juga berfungsi sebagai Pusat Kegiatan
Nasional di Kawasan Timur Indonesia yang berpenduduk lebih kurang 1.2 juta
jiwa mengalami laju pertumbuhan 2.72% per tahun sudah mulai melirik konsep
transportasi massal (bus way) sebagai solusi masalah transportasi. Penerapan
transportasi massal (BRT/MRT) pada dasarnya adalah bagian dari konsep strategi
dari Transportasi Demand Management (TDM), yang bertujuan mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi, mengurangi tingkat kecelakaan lalu lintas,
penghematan biaya transportasi dan parkir, efisiensi dalam pemanfaatan ruang
dan waktu perjalanan, meningkatkan mobilitas masyarakat, membantu masalah
lingkungan dalam hal konservasi energy dan pengurangan emisi carbon. Dalam
aplikasinya penerapan BRT/MRT selalu terkoneksi dengan transit stop
(halte/stasiun) sebagai node.
Jalan Perintis Kemerdekaan sebagai salah satu jalan arteri berperan
penting karena satu-satunya jalan umum (selain jalan tol Ir.Sutami) yang menjadi
jalur akses kawasan sub urban Makassar dengan kawasan CBD Makassar,
sehingga dalam penerapan jalur bus way, jalan ini juga mendapatkan prioritas
tersendiri. Dalam DED BRT Kota Makassar (Dinas Perhubungan Kota Makassar,
2007), selain jalur bus way juga terletak posisi transit stop dari BRT, termasuk di
Jalan Perintis Kemerdekaan dimana posisi transit stop itu berbeda dengan posisi
halte-halte yang berada di Jalan Perintis Kemerdekaan, sehingga memunculkan
sebuah pertanyaan apakah posisi halte-halte yang ada sebelumnya tidak sesuai
kriteria transit stop BRT? Untuk menjawab pertanyaan itu, hal pertama yang harus
dilakukan adalah melakukan pemetaan posisi dan kondisi eksisting halte-halte di
Jalan Perintis Kemerdekaan, untuk itu penulis mengangkat judul penelitian
tentang
“Pemetaan Halte Bus di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Makassar
Dengan Quantum GIS”
3
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah yang akan di kemukakan
adalah sebagai berikut:
1. Dimana posisi halte di Jalan Printis Kemerdekaan dengan menggunakan
Quantum GIS?
2. Bagaimana kondisi halte di Jalan Perintis Kemerdekaan ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan pengangkatan masalah ini, yakni:
1. Untuk mengetahui posisi dan kondisi halte bus di sepanjang Jalan
Perintis Kemerdekaan Kota Makassar
2. Untuk membuat peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan
Kota Makassar yang nantinya dapat dikembangkan dalam penelitian
selanjutnya dengan menggunakan beberapa analisa untuk mengetahui
hubungan posisi dengan populasi masayarakat disekitarnya dan
kedekatan dengan fassilitas umum dan sosial di sekitarnya.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan penelitian ini yaitu:
1. Sebagai bahan dasar untuk pengembangan penelitian berikutnya tentang
transit stop BRT di Jalan Perintis Kemerdekaan.
E. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat berjalan efektif dan mencapai tujuan yang telah
ditentukan maka perlu diberi beberapa batasan masalah terhadap penelitian ini.
Adapun batasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Objek penelitian adalah halte di Jalan Perintis Kemerdekaan kota
Makassar
2. Penelitian hanya membahas posisi dan kondisi halte di Jalan Perintis
Kemerdekaan kota Makassar
3. Software yang digunakan adalah Quantum GIS
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Transportasi Demand Management
Berdasarkan FCM (2008), Transportasi Demand Management (TDM)
adalah penggunaan kebijakan, program, servis dan produk untuk
mempengaruhi apa, mengapa, kapan, dimana dan bagaimana orang
bepergian. Ukuran-ukuran TDM dapat memotivasi orang untuk bertukar
moda, berjalan, bersepeda, memilih transit daripada mengunakan kendaraan
pribadi, membuat perjalanan semakin sedikit, berkendara dengan selamat.
Menurut Wunas (2011), Salah satu strategi dari TDM adalah penerapan
angkutan massal sebagai moda angkutan umum. Penerapan angkutan massal
ini akan berimplikasi pada penambahan infrastruktur dalam sistem
transportasi itu sendiri, selain BRT/MRT, dibutuhkan jalur khusus, transit
stop hingga tempat parkir sebagai kantong-kantong pemindahan moda.
Konsep TDM pada dasarnya bukanlah hal baru bagi kota-kota dunia.
Kota-kota megapolitan hingga metropolitan banyak yang mengadopsi konsep
ini sebagai solusi penataan wilayah mereka.
Gambar 1. Salah satu kawasan dengan sistem TDM di Osaka Jepang
Angkutan umum pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang
dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya. Angkutan umum massal
adalah layanan jasa angkutan yang memilki trayek dan jadwal yang tetap.
5
Peranan angkutan umum itu sendiri adalah melayani kepentingan mobilitas
masyarakat dalam melakukan kegiatannya. Aspek lain pelayanan angkutan
umum adalah peranannya dalam pengendalian lalu lintas, penghematan energi
dan pengembangan wilayah. Karena melibatkan banyak orang maka
pengguna harus memilki kesamaan dalam berbagai hal antara lain: asal,
tujuan, lintasan dan waktu. Berbagai kesamaan ini pada akhirnya akan
menimbulkan berbagai masalah keseimbangan antara ketersediaan dan
permintaan. Pelayanan angkutan umum akan berjalan dengan baik apabila
dapat tercipta keseimbangan antara sediaan dan permintaan
Transportasi dalam konteks urban adalah sistem pengangkutan
penumpang. Transportasi massal atau transit adalah sistem pengangkutan
sejumlah besar manusia dengan karakteristik seperti kecepatan operasional
yang tinggi, kapasitas besar, tingkat keselamatan tinggi, beroperasi dalam rute
khusus/tertentu, memiliki titik pemberhentian berupa stasiun
Berdasar Public Transportation: Planning, Operations and Management,
transportasi dibagi menjadi tiga golongan yaitu private (contoh : taxi), street
transit (contoh : bus) dan semirapid transit (contoh : light rail-train) dan
rapid transit (contoh : monorail dan heavy rail) (Indriyana, 2005).
Halte atau shelter atau bus stop atau tempat perhentian bus adalah tempat
untuk menaikkan dan menurunkan penumpang, biasa ditempatkan pada
jaringan pelayanan angkutan bus. Di pusat kota ditempatkan pada jarak 300
sampai 500 m dan di pinggiran jalan kota (pedestrian/jalur hijau) antara 500
sampai 1000 meter.
Berdasarkan Vucich (1981), lokasi halte angkutan umum di jalan raya
diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) kategori yaitu :
1. Near Side (NS), pada persimpangan jalan sebelum memotong jalan
simpang (cross street)
2. Far Side (FS), pada persimpangan jalan setelah melewati jalan
simpang (cross street)
3. Midblock street (MB), pada tempat yang cukup jauh dari
persimpangan atau pada ruas jalan tertentu
6
Halte biasanya ditempatkan di lokasi yang tingkat permintaan akan
penggunaan angkutan umumnya tinggi serta dengan pertimbangan kondisi
lalu lintas kendaraan lainnya (Ogden dan Bennet, 1984). Untuk itu,
pertimbangan khusus harus diberikan dalam menentukan lokasi halte.
Sementara pemilihan lokasi halte berdasarkan Draft Pedoman Teknis
Angkutan Bus Kota dengan Sistem Jalur Khusus Bus(JKB/Busway) yang
dikeluarkan oleh Direktorat Bina Sistem Trasnportasi Perkotaan DITJEN
Perhubungan Darat tahun 2006 mempertimbangkan
1. besar permintaan penumpang (density of demand),
2. lokasi bangkitan perjalanan terbesar (kantor, sekolah, dsb),
3. geometrik jalan,
4. kinerja yang diinginkan.
Sedangkan menurut Vuchic (1981) aspek – aspek yang mempengaruhi
penentuan lokasi halte adalah lampu lalu lintas dan akses penumpang.
Jalan Perintis Kemerdekaan adalah satu-satunya jalan arteri dan jalur
akses utama yang membelah dua kecamatan besar di Makassar, yaitu
Kecamatan Biringkanaya dan Kecamatan Tamalanrea. Dalam konsep wilayah
Maminasata, jalan ini adalah penghubung utama kawasan sub urban (Maros
hingga Tamalanrea), ke pusat kota Makasssar. Berdasarkan penelitian
Toding (2012) yang memperlihatkan pola pergerakan yang tinggi pada
seputar jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan, bvegitupun menurut Akhmad
(2010), arus lalu lintas pada jam puncak di jalan-jalan utama pinggiran timur
(Jalan Perintis Kemerdekaan) adalah 4703 smp / jam, terendah 2.661 smp /
jam (tingkat ideal layanan kelas C = 1400 smp / jam) dengan rata-rata
kecepatan 35, 37km/jam (60km/jam ideal) yang artinya sudah dalam taraf
jenuh.
Masalah di Jalan Perintis Kemerdekaan secara umum adalah komplikasi
dari tata ruang dan sistem transportasi yang semrawut. Penerapan angkutan
massal merupakan salah satu strategi dalam pemecahan masalah ini. Untuk
itu, sebagai sebuah solusi, konsep ini harus berifat menyeluruh, dan
7
keseluruhan konsep ini terintegrasi dengan infrstruktur lainnya, termasuk
dalam hal ini adalah halte.
B. Quantum GIS
Sistem Informasi Geografi atau GIS adalah sistem berbasis komputer
yang didesain untuk mengumpulkan, mengelola, memanipulasi, menganalisis
dan menampilkan informasi spasial. Dengan menggunakan data spasial
tersebut SIG dapat digunakan untuk menentukan daerah yang sesuai untuk
perumahan/industri, menentukan jalan terpendek dan tercepat untuk sampai
pada suatu tempat, memantau perkembangan wilayah perkotaan, hutan,
lingkungan dan banyak lainnya.
Salah satu bidang Geographic Information System (GIS) yang banyak
digunakan adalah pemodelan jaringan dari dunia nyata ke dalam basis peta.
Beberapa persoalan yang telah banyak dimodelkan termasuk dalam design
dan perencanaan infrstruktur seperti jaringan lalu lintas jalan raya, jaringan
irigasi dan jaringan listrik.
Dalam aplikasinya software yang berbasis SIG banyak digunakan mulai
dari ArGIS, GRASS, hingga Quantum GIS menyediakan banyak tool yang
digunakan untuk melakukan analisis seperti ini. Dalam penelitian ini
menggunakan softawrae Quantum GIS (QGIS) yang berbasis freeware.
Quantum GIS (QGIS) adalah aplikasi SIG gratis yang mencakup
pemetaan, analisis spasial, dan beberapa fitur DesktopGIS lainnya. Aplikasi
ini sama dengan paket aplikasi GIS komersial namun aplikasi ini
didistribusikan secara gratis dibawah lisensi GNU dan multi-platform yang
dapat dijalankan pada sistem operasi yang berbeda-beda termasuk MacOS X,
Linux, Unix dan Windows. QGIS juga memiliki kemampuan untuk
bekerjasama dengan paket aplikasi komersil terkait. QGIS menyediakan
semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada
umumnya. Menggunakan plugins dan fitur inti (core features) dimungkinkan
untuk menvisualisasi (meragakan) pemetaan (maps) untuk kemudian diedit
dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap. Pengguna dapat
8
menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan dikelola sesuai
dengan apa yang diinginkan. QuantumGIS juga mendukung format data
vektor, raster, dan database (PostGIS dan Oracle). QuantumGIS juga dapat
diprogram ulang untuk mengerjakan tugas yang berbeda atau lebih spesifik.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama delapan bulan mulai dari bulan Februari
sampai bulan September 2015 dengan lokasi penelitian di Jalan Perintis
Kemerdekaan , Kota Makassar Propinsi Sulawesi Selatan.
Gambar 2. Lokasi Penelitian
B. Data dan Alat
1. Data
a. Data Citra satelit Quickbird (0,61 m) Makassar tahun 2014
d. Data halte bus di sepanjang Perintis Kemerdekaan tahun 2015
e. Peta digital jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan tahun 2015
2. Alat
a. Software Quantum GIS
b. GPS Garmin 76 CSX
10
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik survey menggunakan alat bantu
GPS Garmin 76 CSX dalam mengambil point lokasi halte yang nantinya akan
diolah dengan QGIS
D. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah sistematika atau urutan kegiatan pada penelitian
ini. Adapun prosedur penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Melakukan survey lokasi
2. Pengumpulan data berupa pengambilan koordinat lokasi halte dengan GPS
(data spasial) dan survey kondisi halte (data non spasial)
3. Pengambilan peta citra digital Jalan Perintis Kemerdekaan
4. Ploting posisi halte pada QGIS
5. Overlay data
6. Pembuatan peta persebaran halte dengan QGIS
Untuk lebih jelasnya , prosedur penelitian ini dapat dilihat pada bagan alir
(flow chart) di bawah ini :
11
Gambar 3. Diagram alir penelitian
12
MULAI
Pengumpulan data
1. Data spasial (koordinat halte)2. Data non spasial (kondisi halte)
Ploting posisi halte
SELESAI
Pengambilan peta citra digital jaringan Jalan Perintis Kemerdekaan
Overlay data
Pembuatan peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan
BAB IV
BIAYA DAN JADWAL PELAKSANAAN
A. Anggaran Biaya
Tabel 1. Ringkasan Anggaran Biaya Penelitian Dosen Muda yang Diajukan
No Jenis Pengeluaran Biaya yang diusulkan1. Gaji dan Upah (Maks.20%) Rp.500.000,-2. Bahan habis pakai dan peralatan (40 –
60%)Rp.1.200.000,-
3. Perjalanan (Maks 15%) Rp.300.000,4. Lain-lain (monev, seminar, Laporan,
publikasi, lainnya sebutkan (20-30%) Rp.500.000,
B. Jadwal Penelitian
Jadwal pelaksanaan direncanakan selama 8 bulan dengan rincian kegiatan sebagai
berikut :
No Jenis KegiatanBulan ke
1 2 3 4 5 6 7 8
1. Persiapan
2. Survey lokasi
3. Pengambilan peta citra Jalan Perintis
Kemerdekaan
4. Ploting posisi halte
5. Overlay data
6. Pembuatan peta persebaran halte di Jalan Perintis Kemerdekaan
13
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, 2010. Kinerja Ruas Jalan Arteri di Kota Makassar. Program
Pascasarjana. Universitas Hasanuddin. Makassar
Dinas Perhubungan Kota Makassar, 2007. Laporan Akhir: DED (Detail
Engineering Design) Bus Rapid Transit (BRT)/Angkutan Umum Massal di
Kota Makassar. Citra Kasturi
Federation of Canadian Municipalities. 2008. Improving Travel Option with
Transportaion Demand Management. Ottawa
Indriyana, Meilanie. 2005. Permasalahan Transportasi Kota Jakarta dalam
Tinjauan Perkotaan. Skripsi Sarjana. Fakultas Teknik Universitas Indonesia
Ogden, K.W. and Bennet D.W. 1984. Traffic Engineering Practice (Third
Edition). New Jersey : Prentice-Hall.
Toding, K., Jinca, M. Y. dan Wunas, S. 2012. Sistem Transit Oriented
Development (TOD) Perkeretapian dalam Rencana Jaringan Kereta Api
Komuter Mamminasata. Teknik Transportasi. Pascasarjana Universitas
Hasanuddin. Makassar(Online),
http://pasca.unhas.ac.id/jurnal/files/3f20a02cf76d9541663d72999a0c6b29.pdf
, diakses 11 Pebruari 2014)
Vuchic VR. 1981. Urban Public Transportation: System and Technology. New
Jersey : Prentice-Hall.
Wunas, S. 2011. Kota Humanis, Integrasi Guna Lahan dan Transportasi di
Wilayah Suburban. Brilian Internasional. Surabaya
14
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1. Honor Honor Honor/Jam
(Rp)Waktu
(jam/minggu)Minggu Jumlah
Honor (Rp)Peneliti 15 32 500.000
SUB TOTAL (Rp) 500.000
2. Peralatan penunjang
PeralatanJustifikasi Pemakaian Kuantitas
Harga Satuan
(Rp)
Harga Peralatan Penunjang
(Rp)Sewa GPS Garmin 76 CSX
Pengambilan koordinat
1 350.000 350.000
Kamera Pengambilan gambar untuk mengetahui kondisi halte
1250.000 250.000
Seperangkat modem Pengambilan peta citra Jalan Perintis Kemerdekaan
1 100.000 100.000
SUB TOTAL (Rp) 700.000
3. Bahan Habis Pakai
Bahan Justifikasi Pemakaian
Kuantitas Harga Satuan (Rp)
Harga Bahan(Rp)
Pulsa modem Pengambilan peta citra Jalan Perintis Kemerdekaan
1 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 500.000
15
4. Perjalanan
Perjalanan Justifikasi Pemakaian KuantitasHarga Satuan
(Rp)
Biaya Perjalanan
(Rp)Survey Survey dan
pengambilan data1 300.000 300.000
SUB TOTAL (Rp) 300.000
5. Lain-lain
KegiatanJustifikasi
Pemakaian KuantitasHarga Satuan
(Rp)
Harga Bahan(Rp)
Laporan Untuk pembuatan laporan
1 1 250.000
Publikasi Untuk publikasi 1 1 250.000SUB TOTAL (Rp) 500.000
TOTAL ANGGARAN YANG DIPERLUKAN 2.500.000
16